ILMU BUDAYA DASAR Rini Anisyahrini, S.Sos, M.Ikom. Fisip Unpas Latar Belakang Ilmu Budaya Dasar • Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, tercermin dari berbagai kebudayaanya. • Proses pembangunan menimbulkan dampak positif dan negatif berupa perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dgn sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. • Kemajuan IPTEK menimbulkaan perubahaan kondisi kehidupan manusia, sehingga manusia bingung sendiri dg kemajuan yg diciptakannya. Teknlogi di samping memiliki segi positif, juga ada segi negatifnya, yaitu manusia kini menjadi resah dan gelisah. Tujuan Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar • Diharapkan mahasiswa memiliki kepekaan sehingga mudah menyesuaikan diri dg lingkungan baru. • Memberi kesempatan kpd mahasiswa untuk memperluas pandangan ttg masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis. • Mengusahakan agar mahasiswa tdk jatuh ke dalam sifat2 kedaerahan dan pengotakan disiplin yg ketat. • Menjembatani para akademisi agar mampu lebih mampu berdialog satu sama lainnya, dengan demikian akan lebih lancar dalam berkomunikasi. Pokok Bahasan Ilmu Budaya Dasar 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Manusia dan Cinta Kasih Manusia dan Keindahan Manusia dan Penderitaan Manusia dan Keadilan Manusia dan Pandangan hidup Manusia dan Tanggung Jawab Manusia dan Pengabdian Manusia dan Kegelisaan Manusia dan Harapan. Pengertian Kebudayaan • Budaya atau kebudayaan, bahasa Sansekerta, “buddhayah” hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. • Inggris, culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. • Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski • Kebudayaan erat hubungannya dengan masyarakat, segala sesuatu yang ada dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaannya atau istilahnya Cultural-Determinism. • Herskovits (1985-1963): kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia. Ia memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain. Istilahnya superorganic. Menurut Edward B. Taylor (1832-1917) • Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain, serta kebiasaan yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut R. Linton (1893-1953) • Kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya. Koentjaraningrat (1923-1999) • Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar. Selo Soemardjan (1915-2003) dan Soelaeman Soemardi • Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia. • Kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik materil maupun nonmateril. Sebagian ahli mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks. Unsur-unsur Kebudayaan Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok: • Alat-alat teknologi • Sistem ekonomi • Keluarga • Kekuasaan politik Unsur-unsur Kebudayaan Bronislaw Malinowski menyebutkan 4 unsur pokok yang meliputi: • Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya. • Organisasi ekonomi • Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugaspetugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama) • Organisasi kekuatan (politik) Unsur-unsur Kebudayaan C. Kluckhohn mengungkapkan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu: • Bahasa • Sistem pengetahuan • Sistem teknologi dan peralatan • Sistem kesenian • Sistem mata pencarian hidup • Sistem religi • Sistem kekerabatan dan organisasi masyarakat Fungsi Kebudayaan • Fungsi Kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berhubungan dengan orang lain di dalam menjalankan hidupnya. Kebudayaan berfungsi sebagai: • Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok. • Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan keidupan lainnya. • Pembimbing kehidupan manusia. • Pembeda antara manusia dan binatang. • Kebudayaan berguna bagi manusia untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan antar manusia, dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia. Kebudayaan akan mendasari, mendukung dan mengisi masyarakat dengan nilai-nilai hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan serta membawa masyarakat kepada taraf hidup tertentu yang lebih baik, manusiawi dan berkeperimanusiaan. Holististas Budaya • Prof. Koentjaraningrat Pendekatan holistic sosial-budaya selalu mencoba meneliti sesuatu masalah sosial-budaya dalam rangka kehidupan masyarakat sebagai kesatuan yang menyeluruh. Metodologi holistic dikembangkan oleh ilmu antropologi ketika ilmu itu masih berada dalam fasenya terutama meneliti masyarakat pedesaan kecil, yang cangkupan penelitian lapangannya dalam waktu yang relative lama, yaitu rata-rata memerlukan satu tahun. Holistisitas budaya: • Kebudayaan dipandang secara utuh atau holisitik. Pendekatan ini digunakan oleh para pakar antropologi jika mereka sedang mempelajari kebudayaan suatu masyarakat. Kebudayaan dipandang sebagai suatu keutuhan, setiap unsur di dalamnya mungkin dipahami dalam keadaan terpisah dari keutuhan tesebut. Para pakar antropologi mengumpulkan semua aspek termasuk sejarah, geografi, ekonomi, teknologi, dan bahasa. Untuk memperoleh generalisasi atau simpulan tentang suatu kompleks kebudayaan seperti perkawinan dalam suatu masyarakat, para pakar antropologi merasa bahwa mereka harus memahami dengan baik semua lembaga (institutsi) lain dalam masyarakat yang bersangkutan. Relativisme Budaya • Secara etimologis, relativisme yang dalam bahasa Inggrisnya relativism, relative berasal dari bahasa latin relativus (berhubungan dengan). Dalam penerapan epistemologisnya, ajaran ini menyatakan bahwa semua kebenaran adalah relatif. Penggagas utama paham ini adalah Protagoras, Pyrrho. Relativisme Budaya • Sedangkan secara terminologis, makna relativisme seperti yang tertera dalam Ensiklopedi Britannica adalah doktrin bahwa ilmu pengetahuan, kebenaran dan moralitas wujud dalam kaitannya dengan budaya, masyarakat maupun konteks sejarah, dan semua hal tersebut tidak bersifat mutlak. Dalam paham relativisme apa yang dikatakan benar atau salah; baik atau buruk tidak bersifat mutlak, tapi senantiasa berubah-ubah dan bersifat relatif tergantung pada individu, lingkungan maupun kondisi sosial. Heterogenitas Budaya Keberagaman kebudayaan manusia itu beragam. Keragaman kebudayaan manusia tersebut didasarkan kepada dua hal/faktor penyebab yaitu: • Manusia lahir pada lingkungan yang tidak sama/berbeda-beda. • Manusia lahir dengan kondisi fisik/ragawi yang tidak sempurna untuk beradaptasi dengan lingkungan. Ethnosentrisme • Relativitas kebudayaan akan melahirkan Ethnosentrisme. Suatu sikap yang mengagung-agungkan kebudayaan sendiri dan meremehkan, merendahkan kebudayaan orang lain. • Ethnosentrisme adalah suatu sikap yang potensial untuk melahirkan konflik-konfllik sosial yang berlatar belakang kebudayaan. Universalitas Budaya Universalitas kebudayaan itu dapat diartikan bahwa : Kebudayaan tersebut ada dimana-mana, dalam arti setiap masyarakat yang ada didunia ini memiliki dan mengembangkan kebudayaan. • Setiap kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat, mempunyai unsurunsur yang sama, atau dengan kata lain terdapat unsur-unsur yang sama dalam setiap kebudayaan unsur-unsur yang sama itu disebut sebagai unsure yang Universal (cultural universals). • Keragaman kebudayaan, akan memunculkan juga Etos kebudayaan. Etos kebudayaan ini adalah, watak khas yang terpancar dari kebudayaan etnis tertentu yang tertangkap oleh orang diluar kelompok etnis tersebut dapat berupa gaya tingkah laku, kegemaran-kegemaran ataupun benda-benda budaya. Unsur-unsur Kebudayaan C. Kluckhohn mengungkapkan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu: • Bahasa • Sistem pengetahuan • Sistem teknologi dan peralatan • Sistem kesenian • Sistem mata pencarian hidup • Sistem religi • Sistem kekerabatan dan organisasi masyarakat Holististas Budaya • Prof. Koentjaraningrat Pendekatan holistic sosialbudaya selalu mencoba meneliti sesuatu masalah sosial-budaya dalam rangka kehidupan masyarakat sebagai kesatuan yang menyeluruh. Metodologi holistic dikembangkan oleh ilmu antropologi ketika ilmu itu masih berada dalam fasenya terutama meneliti masyarakat pedesaan kecil, yang cangkupan penelitian lapangannya dalam waktu yang relative lama, yaitu rata-rata memerlukan satu tahun. Holistisitas budaya: • Kebudayaan dipandang secara utuh atau holisitik. Pendekatan ini digunakan oleh para pakar antropologi jika mereka sedang mempelajari kebudayaan suatu masyarakat. Kebudayaan dipandang sebagai suatu keutuhan, setiap unsur di dalamnya mungkin dipahami dalam keadaan terpisah dari keutuhan tesebut. • Para pakar antropologi mengumpulkan semua aspek termasuk sejarah, geografi, ekonomi, teknologi, dan bahasa. Untuk memperoleh generalisasi atau simpulan tentang suatu kompleks kebudayaan seperti perkawinan dalam suatu masyarakat, para pakar antropologi merasa bahwa mereka harus memahami dengan baik semua lembaga (institutsi) lain dalam masyarakat yang bersangkutan. Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan • Manusia sebagai mahluk individu Individu berasal dari bahasa Latin kata individuum artinya yang tak terbagi. Dalam bahasa Inggris individu berasal dari kata in dan divided. Kata in salah satu artinya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi, individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. • Manusia sebagai mahluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur jiwa dan raga. • Manusia sebagai mahluk individu mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam diri individu tidak terbagi, merupakan satu kesautan yang tidak terpisahkan. • Setiap manusia itu unik atau memiliki kekhasan tersendiri, baik fisik maupun non fisik. • Seorang individu adalah perpaduan antara faktor genotif dan fenotif. • Karakteristik yang khas dari seseorang dinamakan kepribadian. Nursyid Sumaatmadja (1996): kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi biopsifisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasilingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. • Manusia lahir, hidup dan berkembang dan meninggal dunia di dalam masyarakat. • Menurut Aristoteles (Yunani, 384-322 SM), bahwa manusia itu adalah ZOON POLITICON artinya bahwa manusia itu sbg makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk yg suka bermasyarakat. • Dalam disiplin ilmu Antropologi Budaya, budaya dan kebudayaan mempunyai arti sama, tidak diadakan perbedaan. • Menurut Munandar Sulaiman (1992: 11) kebudayaan dalam kaitanya dengan IBD adalah penciptaan, penertiban dan pengolahan nilai-nilai insani, tercakup di dalamnya usaha memanusiakan diri di dalam lam lingkungan, baik fisik maupun sosial. Nilai-nilai ditetapkan atau dikembangkan hingga sempurna. Tidak memisah-misahkan dalam membudayakan alam, memanusiakan hidup da menyempurnakan hubungan insani. Manusia memanusiakan dirinya dan memanusiakan lingkungan dirinya. • Manusia adalah makhluk yang derajatnya paling atas bila dibandingkan dengan yang lain, karena manusia mempunyai akal dan pikiran. Perilaku manusia sebagai makhluk budaya merupakan gabungan dari adanya unsur fisik/ raga, mental/ kepribadian. • Manusia sebagai makhluk budaya hendaknya dapat memanfaatkan/ mendayagunakan sumber daya alam dengan sebaik mungkin, dengan sebijaksana mungkin sehingga tercipta masyarakat atau peradaban yang damai dan ideal. Kebudayaan sebagai Ciptaan Manusia • Suatu Kebudayaan terwujud sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam raya. Manusia memiliki kemampuan daya akal, inteligensia; dan intuisi: perasaan dan emosi; kemauan; fantasi dan perilaku. • Dengan daya manusia itu menciptakan kebudayaan. • Hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Kebudayaan ada karena ada menusia penciptanya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan dan Masyarakat • Masyarakat adalah kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu dalam waktu yang telah cukup lama dan mempunyai aturan-aturan yang mengatur mereka untuk menuju kepada satu tujuan yang sama. • Manusia adalah sumber kebudayaan dan masyarakat adalah ibarat danau besar dimana air dari sumber-sumber itu mengalir dan tertampung didalamnya. Manusia mengambil air dari danau tersebut, jadi erat sekali hubungan antara masyarakat dengan kebudayaan. • Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan dengan kebudayaan. • Masyarakat menciptakan dan melestarikan kebudayaan dan Kebudayaan tak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat, dapat dari nenek moyang mereka ataupun kebudayaan baru yang tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Demikian pula eksistensi suatu masyarakat hanya dapat dijaga kelangsungannya dengan adanya kebudayaan. • Mc Iver pakar sosiologi politik pernah mengatakan:”Manusia adalah makhluk yang dijerat oleh jaring – jaring yang dirajutnya sendiri”. Jaring – jaring itu adalah kebudayaan. • Menurut Mc Iver kebudayaan adalah sesuatu yang diciptakan oleh masyarakat tetapi pada gilirannya merupakan suatu kekuatan yang mengatur bahkan memaksa manusia untuk melakukan tindakan dengan “pola tertentu”. • Kebudayaan bukan hanya merupakan kekuatan dari luar diri manusia tetapi bisa tertanam dalam kepribadian individu. • Kebudayaan merupakan kekuatan pembentuk pola sikap dan perilaku manusia dari luar dan dari dalam. • Unsur paling sentral dalam suatu kebudayaan adalah nilai – nilai yang merupakan suatu konsepsi tentang apa yang benar atau salah (nilai moral), baik atau buruk (nilai etika) serta indah atau jelek (nilai estetika). • Dari sistem nilai inilah kemudian tumbuh norma yang merupakan patokan atau rambu – rambu yang mengatur perilaku manusia di dalam masyarakat. Sistem Nilai Budaya • Konsepsi Nilai Budaya • Theodorson dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif sangat kuat dan bahkan bersifat emosional. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri. Sistem Nilai Budaya Nilai budaya • Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri dari konsepsi – konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebahagian b esar warga masyarakat mengenai hal – hal yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara – cara, alat – alat, dan tujuan – tujuan pembuatan yang tersedia. Sistem Nilai Budaya • Nilai Budaya • Clyde Kluckhohn dalam Pelly (1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal – hal yang diingini dan tidak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia. Sistem Nilai Budaya • Nilai Budaya • Sementara itu Sumaatmadja dalam Marpaung (2000) mengatakan bahwa pada perkembangan, pengembangan, penerapan budaya dalam kehidupan, berkembang pula nilai – nilai yang melekat di masyarakat yang mengatur keserasian, keselarasan, serta keseimbangan. Nilai tersebut dikonsepsikan sebagai nilai budaya. • Nilai Budaya ini dapat dikatakan bahwa setiap individu dalam melaksanakan aktifitas sosialnya selalu berdasarkan serta berpedoman kepada nilai – nilai atau system nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat itu sendiri. Artinya nilai – nilai itu sangat banyak mempengaruhi tindakan dan perilaku manusia, baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut Sistem Nilai Budaya • Sistem nilai budaya ini merupakan rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang hidup dalam masyarakat, mengenai apa yang dianggap penting dan berharga, tetapi juga menjadi pedoman dan pendorong perilaku manusia dalam hidup yang memanifestasi kongkritnya terlihat dalam tata kelakuan. • Dari sistem nilai budaya termasuk norma dan sikap yang dalam bentuk abstrak tercermin dalam cara berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat dalam bentuk pola perilaku anggotaanggota suatu masyarakat. Sistem Nilai Budaya • Secara fungsional sistem nilai ini mendorong individu untuk berperilaku seperti apa yang ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). • Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. • Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai-nilai tersebut merupakan wujud ideal dari lingkungan sosial nya. • Dapat pula dikatakan bahwa sistem nilai budaya suatu masyarakat meru pakan wujud konsepsional dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu. Sistem Nilai Budaya • Orientasi Nilai Budaya • Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya. • Hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan nirwana, dan mengenyampingkan sega la tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali (samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti ini sangat mempengaruhi wawasan dan makna kehidupan itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka. • Hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status. • Mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya. • Berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya. • Menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Orientasi Nilai Budaya Masalah Dasar Dalam Hidup Konservatif Transisi Progresif Hidup itu sukar tetapi harus diperjuangkan Hakekat Hidup Hidup itu buruk Hidup itu baik Hakekat Kerja/karya Kelangsungan hidup Kedudukan dan Mempertinggi kehormatan / prestise prestise Hubungan Manusia Dengan Waktu Orientasi ke masa lalu Orientasi ke masa kini Orientasi ke masa depan Hubungan Manusia Dengan Alam Tunduk kepada alam Selaras dengan alam Menguasai alam Hubungan Manusia Dengan Sesamanya Vertikal Horizontal/ kolekial Individual/mandiri • Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya. Perubahan kebudayaan • Masyarakat dan kebudayaan dimana pun akan selalu berubah. Bahkan pada masyarakat dan kebudayan primitif yang terisolasi jauh dari berbagai perhubungan dengan masyarakat yang lainnya. Perubahan kebudayaan • Kebudayaan mengalami perkembangan secara dinamis seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri, dan tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian kebudayaan akan mengalami perubahan. • Suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Bentuk-bentuk & tahap-tahap perubahan kebudayaan • Akulturasi Akulturasi adalah proses bertemunya dua budaya atau lebih di mana unsur-unsur budaya lama atau asli masih terlihat dan tidak hilang. Misalnya, proses percampuran budaya Jawa dengan budaya Islam yang saling memengaruhi. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa akulturasi adalah proses masuknya pengaruh budaya asing ke dalam suatu masyarakat di mana sebagian masyarakat menyerap secara selektif dan sebagian lain berusaha menolaknya. Bentuk-bentuk & tahap-tahap perubahan kebudayaan • Asimiliasi • Proses bertemunya dua budaya atau lebih yang bercampur menjadi satu dalam bentuk budaya baru, sementara budaya aslinya tidak tampak disebut asimilasi. • Proses asimilasi berlangsung secara intensif dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga unsur-unsur dan wujud tiap budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya yang lebih dinamis. • Asimilasi berbeda dengan akulturasi. Dalam akulturasi, setiap budaya masih memiliki identitas konkret, sedangkan dalam asimilasi, identitas budaya dari setiap budaya asli yang mengalami kontak budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya baru yang jauh berbeda dengan budaya aslinya. Bentuk-bentuk & perubahan kebudayaan tahap-tahap • Difusi • Difusi adalah proses penyebaran atau perembesan suatu unsur budaya dari seseorang kepada orang lain, atau dari suatu kelompok masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya. Prinsip yang pertama dari difusi adalah unsurunsur kebudayaan itu pertama-tama akan diambil alih masyarakat yang paling dekat hubungannya atau letaknya paling dekat dari sumbernya. Baru kemudian, kebudayaan baru tersebut diambil oleh masyarakat yang jauh hubungan atau letaknya jauh dari sumber unsur budaya baru. Bentuk-bentuk & tahap-tahap perubahan kebudayaan • Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber daya alam, energi, modal, pengaturan tenaga kerja dan penggunaan teknologi yang menyebabkan adanya sistem produksi dan produk-produk baru. • Inovasi berkaitan dengan pembaruan kebudayaan khususnya unsur teknologi dan ekonomi. Adanya inovasi pada berbagai bidang termasuk sosial dan budaya akan memberi pengaruh yang luas pada berbagai kehidupan di masyarakat. • Pengaruh tersebut tampak pada adanya perubahan perilaku sosial, adat istiadat, dan pergeseran niali-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. • Contohnya penemuan handphone telah mengubah pola dan cara berkomunikasi masyarakat. Dengan adanya HP komunikasi tidak harus dilakukan dengan tatap muka tapi dapat dilaksanakan dengan secara tidak langsung. Penemuan HP telah mengubah cara orang dalam berkomunikasi. Tahap perubahan kebudayaan • Proses perubahan biasa terdiri dari tiga tahapan, yaitu: • 1. Invensi yaitu proses dimana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan. • 2. Difusi, yaitu proses dimana ide-ide baru itu dikomunikasikan • 3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat pengadopsian atau penolakan. • Kurt Lewin sebagai Bapak manajemen perubahan, karena ia diangkap sebagai orang pertama dalam ilmu sosial yang secara khusus melakukan studi tentang perubahan sera ilmiah. Konsepnya dikenal dengan model force-field yang diklasifikasi sebagai model power-based karena menekankan kekuatan-kekuatan penekanan. • Menurutnya perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu atau organisasi. Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving force) akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk berubah. Perubahan dapat terjadi dengan memperkat driving force dan melemahkan resistences to change. • Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola perubahan yaitu: • 1. Unfreezing, merupakan suatu proses penyadaran tentang perlunya atau adanya kebutuhan untuk berubah. • 2. Changing, merupakan langkah tindakan, baik memperkuat driving force maupun mempelemah resistences. • 3. Refreesing, membawa kembali kelompok kepada keseimbangan yang baru ( a dynamic equilibrium) • Culture Shock • Culture shock terjadi ketika budaya kita berhadapan dengan cara berpikir yang berbeda atau cara melakukan sesuatu yang berbeda. Ini merupakan bagian dari proses adaptasi budaya. Culture shock sangat wajar terjadi pada siswa pertukaran pelajar yang meninggalkan lingkungan asal mereka yang akrab untuk pergi hidup di negara baru. • Sulaeman (1995:32) menyatakan bahwa selain culture shock terdapat pula peristiwa perubahan kebudayaan yang lain seperti cultural lag, cultural survival, dan cultural conflict. • Cultural lag (ketinggalam kebudayaan) adalah perbedaan antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan suatu masyarakat. Selang waktu antara saat benda itu diperkenalkan pertamakali dan saat benda itu diterima secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan diri dengannya. Suatu lag terjadi apabila irama perubahan dari dua unsur perubahan memiliki korelasi yang tak sebanding sehingga salah satu unsur tertinggal. Cultural lag terjadi karena adanya hasil ciptaan baru yang membutuhkan aturan-aturan serta pengertian yang baru dan berlawanan dengan hukum lama. • Cultural survival adalah suatu konsep yang dipakai untuk menggambarkan praktik yang telah kehilangan fungsi pentinganya, yang tetap hidup dan berlaku semata-mata hanya ada dalam landasan adat-istiadat. • Cultural conflict atau pertentangan kebudayaan yang muncul akibat dari relatifnya kebudayaan atau konflik kebudayaan. Faktor yang menimbulkan konflik kebudayaan adalah keyakinan yang berbeda sehubungan dengan berbagai masalah aktivitas berbudaya. Faktor-faktor penyebab perubahan kebudayaan • Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam suatu bangsa tidak luput dari faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. • Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang menyebabkan perubahan kebudayaan, yang diantaranya: • Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi. Faktor-faktor penyebab perubahan kebudayaan • Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan Proses pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation). Faktor-faktor penyebab perubahan kebudayaan • Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak mau bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih baik. • Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur pemerintahan pada suatu negara. Faktor-faktor penyebab perubahan kebudayaan • Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi sosial yang mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya: • Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu negara baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan). Biasanya akibat ini lebih berpengaruh kepada negara yang kalah. • Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang sampah sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan pertanian, dan masih banyak lagi. Hal ini dapat merugikan manusia sendiri seperti kehilangan keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum lainnya. • Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan Pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat budaya yang lama sama sekali (Asimilasi). Dampak perubahan kebudayaan • Dampak perubahan budaya terhadap kehidupan masyarakat dapat bersifat positif ataupun negatif. • Dampak positif perubahan budaya, antara lain sebagai berikut. • Masyarakat yang pendidikannya maju makin kritis pola berpikirnya. • Masyarakat yang berpikir rasional akan menjauhi hal-hal yang bersifat irasional. • Bentuk-bentuk peralatan-peralatan hidup manusia yang semakin membantu memudahkan kehidupan manusia. • Meningkatnya taraf hidup masyarakat. Dampak perubahan kebudayaan • Lebih banyak barang dan jasa yang tersedia. • Memungkinkan seseorang untuk memikirkan hal yang bersifat perikemanusiaan. • Perubahan budaya pertanian subsisten menjadi sistem intensifikasi pertanian yang menghasilkan swasembada pangan. Dampak perubahan kebudayaan • Dalam bidang industri terjadi proses perkembangan yang pesat baik yang menyangkut mutu maupun jumlah. • Di bidang teknologi terjadi proses perkembangan berupa terjadinya alih teknologi. • Masyarakat merasa terdorong berusaha meningkatkan kemampuannya sehingga dapat berperan serta dalam pembangunan. Dampak perubahan kebudayaan • Dampak negatif perubahan budaya adalah sebagai berikut. • Bentuk kesenian tradisional semakin terdesak oleh kesenian modern. • Bentuk peralatan tradisional semakin terdesak oleh peralatan modern. • Kerja fisik manusia semakin berkurang karena diganti dengan mesin. • Lahirnya sikap individualistis, materialisme, dan sikap hidup mewah dalam kehidupan sosial, terutama bagi masyarakat yang sukses dalam bidang ekonomi. Dampak perubahan kebudayaan • Semakin pudarnya prinsip-prinsip kekeluargaan dalam kehidupan bermasyarakat. • Hilangnya nilai-nilai hidup rohaniah. • Timbulnya keresahan sosial karena adanya pencemaran lingkungan hidup. • Hasil pembangunan yang belum dapat dinikmati secara menyeluruh dan merata oleh rakyat berakibat terjadi kesenjangan sosial antara orang yang berhasil dan orang yang tidak atau belum berhasil.