2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Keberhasilan

advertisement
2.1 Manajemen
2.1.1 Pengertian Manajemen
Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari adanya
proses manajemen. Aktivitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi
yang pada umumnya berkaitan dengan usaha mengembangkan suatu tim kerja
atau kelompok orang dalam satu kesatuan dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Menurut Alam. S (2006:127) manajemen dapat ditinjau dari berbagai segi,
yaitu:
• Manajemen ditinjau dari segi seni (art), manajemen adalah seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
• Manajemen dari segi ilmu pengetahuan, manajemen adalah bidang
pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa
dan bagaimana manusia bekerjasama untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi kemanusiaan.
• Manajemen dari segi proses, manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian kegiatan anggota
organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi lain untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dari beberapa pengertian di atas, maka penulis mengambil kesimpilan bahwa
manajemen adalah proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penempatan (stafing),
pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling)
dalam kegiatan bisnis dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.2 Manajemen Keuangan
2.2.1 Pengertian Manajemen Keuangan
37
Seorang manajer keuangan dalam suatu perusahaan harus mengetahui
bagaimana mengelola segala unsur dan segi keuangan, hal ini wajib dilakukan
karena keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam mencapai tujuan
perusahaan. Sebab itu, seorang manajer keuangan harus mampu mengetahui
segala aktivitas manajemen keuangan, khususnya penganalisisan sumber dana dan
penggunaannya untuk merealisasikan keuntungan maksimum bagi perusahaan
tersebut.
Menurut Irma Nilasari dan Sri Wilujeng (2006:145)
“Manajemen keuangan adalah salah satu fungsi operasional perusahaan
yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat
dilakukan baik oleh individu, perusahaan maupun pemerintah”.
Sedangkan menurut Keown, Martin, petty, dan Scott (2005:4) menjelaskan,
“Financial management is concerned with the maintenance and creation of
economic value or wealth”.
Artinya manajemen keuangan menitikberatkan pada pengelolaan dan
penciptaan nilai ekonomi atau untuk menciptakan kemakmuran. Karena
menurutnya tujuan didirikan perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai
perusahaan (value of firm). Untuk mencapai tujuannya, perusahaan harus
melakukan segala aktivitasnya dengan efektif dan efisien agar dapat menghasilkan
laba
maksimal
yang
tentunya
diharapkan
dapat
pula
memaksimulkan
kemakmuran para investornya.
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen keuangan
merupakan seluruh aktivitas atau kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan
upaya untuk mendapatkan dana perusahaan dengan meminimalkan biaya serta
upaya penggunaan dan pengalokasian dana tersebut secara efisien dalam
memaksimalkan nilai perusahaan.
2.2.2 Fungsi Manajemen keuangan
38
Untuk mengetahui tujuan perusahaan yang dikehendaki, perusahaan harus
menjalankan fungsi-fungsi keuangan dengan baik.
Ruang lingkup manajemen
manajemen keuangan menurut Mardianto
(2008:2-3) mencangkup tiga hal utama, yaitu:
1. Keputusan Keuangan (Financial Decisions)
Semua keputusan manajerial yang dilakukan untuk mencari dana. Keputusan
itu tercermin pada sisi kanan neraca, yang mengungkapkan seberapa besar
proporsi utang dan ekuitas suatu perusahaan.
2. Keputusan Investasi (Investment Decisions)
Segala keputusan manajerial yang dilakukan untuk mengalokasikan dana pada
berbagai macam aktiva. Boleh juga dikatakan bahwa keputusan investasi
adalah keputusan bisnis, di luar keputusan keuangan. Keputusan itu tercermin
pada sisi kiri neraca, yang mengungkapkan seberapa besar aktiva lancar, aktiva
tetap, dan aktiva lainnya yang dimiliki perusahaan.
3. Keputusan Dividen (Dividend Decisions)
Seluruh kebijakan manajerial yang dilakukan untuk menetapkan berapa laba
bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham dan berapa laba bersih
yang tetap ditahan (retained earning) untuk cadangan investasi tahun depan.
Kebijakan itu akan tercermin pada besarnya perbandingan laba yang
dibayarkan terhadap dividen bersih (dividen payout).
2.2.3 Tujuan Manajem Keuangan
Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan tujuan dan sasaran yang
digunakan sebagai standar dalam memberikan penilaian keefisienan keputusan
keuangan. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu dalam
mencapi tujuan tersebut.
Tujuan manajemen keuangan menurut Irawati (2006:4)
“Tujuan manajemen keuangan adalah untuk memaksimalkan profit atau
keuntungan dan meminimalkan biaya (expense atau cost) guna mendapatkan
suatu pengambilan keputusan yang maksimum, dalam menjalankan
39
perusahaan kearah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau
survive dan expantion”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan adalah untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan
dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajer juga
harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang
tidak diinginkan.
2.3 Pasar Modal
2.3.1 Pengertian Pasar Modal
Pasar modal pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang mempertemukan
penjual dan pembeli dana. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah
wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang
menyediakan dana sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan efek.
Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun
1995:
”Pasar Modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.”
Menurut Eduardus Tandelilin (2010:26) mendefinisikan pasar modal sebagai
berikut:
“Pasar modal adalah petemuan antara pihak yang memiliki kelebihan
dana
dengan
pihak
yang
membutuhkan
dana
dengan
cara
memperjualbelikan sekuritas.”
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah
suatu tempat yang mempertemukan penjual dan pembeli didalam kegiatan jual
beli dana jangka panjang baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, dan
berfungsi sebagai sumber pembiayaan dunia usaha dan alternatif untuk melakukan
investasi bagi investor maupun masyarakat.
40
2.3.4
Jenis-jenis Pasar Modal
Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan
jenis ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan.
Jenis-jenis pasar modal menurut Eduardus Tandelilin (2010:28) ada beberapa
macam, yaitu:
1. Pasar perdana, yaitu tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama
kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Pasar perdana
terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya kepada investor
umum untuk pertama kalinya. Harga pasar di pasar ini ditentukan oleh
penjamin emisi dan perusahaan yang go-public
2. Pasar sekunder, yaitu tempat perdagangan atau jual beli sekuritas oleh dan
antar investor setelah sekuritas emiten dijual di pasar perdana. Harga pasar di
pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang dipengaruhi faktor
dari emiten.
3. Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual beli efek antara market maker serta
investor dan harga dibentuk oleh market maker.
4. Pasar keempat adalah sarana transaksi jual beli antara investor jual dan investor
beli tanpa melalui perantara efek. Transaksi dilakukan secara tatap muka antara
investor beli dan investor jual untuk atas pembawa.
2.3.5
Instrumen Di Pasar Modal
Menurut “Panduan Bursa Efek Indonesia” mengenai instrumen pasar modal
yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia, antara lain:
1. Saham Biasa (common stock)
Merupakan bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Keuntungan
yang dimilki oleh pemilik saham berasal dari deviden dan kenaikan harga
saham (capital gain). Pemilik saham biasa memiliki hak memilih dalam RUPS
(Rapat
Umum
Pemegang
Saham)
untuk
keputusan-keputusan
yang
memerlukan pemungutan suara, seperti pembagian deviden, pengangkatan
direksi, komisaris,dsb.
41
2. Saham Preferen (preferred stock)
Saham preferen adalah saham istimewa, yaitu pemilik akan menerima sejumlah
deviden dengan jumlah yang tetap. Biasanya pemiliknya tidak mempunyai hak
pilih dalam RUPS.
3. Obligasi (bond)
Obligasi yaitu surat berharga yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman
(pemodal atau investor) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Obligasi dapat
diartikan juga sebagai surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh
pemerintah. Obligasi tersebut membayarkan bunga yang ditunjukkan oleh
coupon rate yang tercantum pada obligasi tersebut.
4. Obligasi Konversi
Obligasi konversi hampir sama dengan obligasi biasa, yaitu mempunyai
coupon rate, memiliki waktu jatuh tempo, dan punya nilai pari. Hanya saja
obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu dapat dikonversi (tukar) menjadi
saham biasa sesuai persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Right Issue
Merupakan produk turunan (derifative) dari saham. Right Issue merupakan hak
bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh emiten.
Biasanya hak ini diberikan kepada pemegang harga saham lama ketika
dilakukan penawaran umum terbatas.
6. Reksadana (mutual fund)
Adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada
pengelola reksadana (disebut juga manajer investasi), untuk digunakan sebagai
modal berinvestasi di pasar uang atau pasar modal.
7. Waran
Merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
membeli saham dari perusahaan yang menerbitkan waran tersebut, dengan
harga tertentu, dan pada waktu tertentu. Biasanya waran dijual bersamaan
dengan surat berharga lain, misalnya obligasi atau saham. Penerbit waran harus
memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Namun,
42
setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki pasar, baik obligasi,
saham, maupun waran dapat diperdagangkan terpisah.
2.4 Laporan keuangan
2.4.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana dalam
proses tersebut semua transaksi yang penting akan dicatat, diklasifikasikan,
diikhtisarkan untuk kemudian disusun menjadi suatu laporan keuangan. Laporan
keuangan menunjukan data kuantitatif dari harta, modal, hutang, pendapatan, dan
biaya-biaya dari perusahaan yang bersangkutan.
Seperti yang dijelaskan oleh Arif Sugiyono dan Eddy Untung (2008:3)
bahwa,
“Laporan keuangan pada perusahaan merupakan hasil akhir dari
kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan
dan hasil operasi perusahaan”.
Menurut Sutrisno (2009:9)
“Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang
meliputi dua laporan utama yakni (1) Neraca dan (2) laporan laba-rugi”.
Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi
keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Dari kutipan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah
bagian dari proses pelaporan keuangan yang menjadi salah satu informasi penting
yang digunakan oleh para pengelola organisasi dalam pengembalian keputusan
ekonomi di masa yang akan datang.
2.4.2 Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Setiap pemakai mempunyai kebutuhan yang berbeda terhadap informasi
keuangan. Berdasarkan kebutuhan tersebut, pemakai akan mecari informasi mana
yang paling dibutuhkan untuk dianalisis lebih lanjut, sehingga laporan keuangan
perlu diklasifikasikan ke dalam berbagai jenis laporan keuangan.
43
Sugiyarso dan Winarni (2005:1) juga menjelaskan jenis-jenis laporan
keuangan sebagai berikut:
1. Neraca
Salah satu tujuan laporan keuangan adalah untuk membantu investor, kreditur
dan pihak-pihak lain menaksir besar, waktu, serta ketidakpastian aliran kas
suatu perusahaan. Tujuan yang lebih spesifik adalah untuk memberikan
informasi mengenai sumber daya ekonomi, dan modal sendiri suatu
perusahaan. Informasi tersebut diringkas dalam bentuk neraca. Neraca
meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi meringkas hasil kegiatan perusahaan selama periode
akuntansi tertentu. Laporan ini sering dipandang sebagai laporan akuntansi
yang paling penting dalam laporan tahunan. Kegiatan perusahaan selama
periode tertentu mencangkup aktivitas rutin atau operasional di samping
aktivitas-aktivitas yang sifatnya tidak rutin dan jarang muncul.
3. Laporan Aliran Kas
Tujuan laporan aliran kas adalah untuk memberikan informasi mengenai
penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu selain itu
laporan aliran kas juga memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan
investasi, pendanaan dan operasional perusahaan selama periode tertentu.
4. Laporan Perubahan Modal atau Laba Ditahan
Yang memuat tentang saldo awal dan akhir laba ditahan dalam neraca untuk
menunjukan suatu analisa perubahan besarnya laba dalam jangka waktu
tertentu.
2.4.3 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
Bahwa pada dasarnya laporan keuangan merupakan hasil proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut. Sehingga laporan keuangan memegang peranan
44
yang luas dan mempunyai suatu posisi yang mempengaruhi dalam pengambilan
keuptusan.
Menurut Ross, Westerfield, Jordan (2008:101-102) menyatakan bahwa
tujuan laporan keuangan adalah:
1. Internal : Informasi keuangan memliki beragam kegunaan dalam perusahaan
dan yang terpenting diantaranya adalah evaluasi kinerja serta perencanaan
untuk masa depan. Laporan keuangan bersifat historis, berguna dalam
membuat proyeksi tentang masa depan dan memeriksa kewajaran asumsiasumsi yang dibuat dalam proyeksi tersebut.
2. Eksternal : Laporan keuangan bermanfaat bagi pihak-pihak di luar perusahaan,
termaksud kreditur jangka panjang, jangka pendek, serta investor. Bagi
pemasok, mereka akan meninjau laporan keuangan untuk memutuskan
memberi fasilitas kredit. Pelanggan-pelanggan besar menggunakan informasi
laporan keuangan untuk mengetahui kinerja perusahaan di masa depan. Badanbadan pemberi kredit mengandalkan laporan keuangan dalam menilai
kelayakan kredit sebuah perusahaan secara keseluruhan. Informasi laporan
keuangan ini juga dapat digunakan dalam mengevaluasi pesaing, serta
mengidentifikasi kekuatan perusahaan-perusahaan lain sebelum memutuskan
untuk berkerjasama.
2.5 Analisis Laporan Keuangan
2.5.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Dalam pengambilan keputusan keuangan, manajer keuangan terlebih dahulu
harus mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan maka perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan.
Menurut Ross, Westerfield, Jordan (2008:101), analisis laporan keuangan
adalah:
“Analisis laporan keuangan merupakan suatu aplikasi dari manajemen
berdasarkan pengecualian (management by exception)”.
45
Dari pengertian tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa analisis
laporan keuangan merupakan faktor yang sangat penting bagi investor untuk
pengambilan keputusan dalam melakukan investasi sehingga investor dapat
memilih investasi yang menguntungkan di masa yang akan datang.
2.5.2 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Teknik analisis laporan keuangan menurut Husnan Suad (2006:57) dijelakan
sebagai berikut:
1. Trend Analysis
Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan
beberapa tahun dan dari sini digambarkan trendnya. Trend analisis ini biasanya
disebut dengan grafik.
2. Common Size Financial Statement
Metode ini adalah metode yang menyajikan analisis laporan keuangan dalam
bentuk persentasi. Persentasi ini biasanya dikaitkan dengan suatu jumlah yang
dinilai penting, misanya asset untuk neraca atau penjualan untuk laba rugi.
3. Metode Indeks Time Series
Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengkoversikan
angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi
indeks 100. Beranjak dari tahun dasar ini maka dibuat indeks tahun-tahun
lainnya sehingga dapat dibaca dengan mudah perkembangan angka-angka
laporan keuangan tersebut pada periode lain.
4. Rasio Laporan Keuangan
Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan
pos lainnya yang memiliki nilai signifikan (berarti). Adapun jenis-jenis laporan
keuangan sebagai berikut:
• Rasio Likuiditas, menggambarkan kemampuan perusahaan menyelesaikan
kebutuhan jangka pendeknya
• Rasio Solvabilitas, kemampuan perusahaan memenuhi atau menyelesaikan
kebutuhan jangka panjang.
46
• Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas, kemampuan perusahaan mendapatkan
laba melalui resorsis yang ada, penjualan, kas, assets, dan modal.
• Rasio Leverage, mengetahui posisi utang perusahaan terhadap modal
maupun aset.
• Rasio Aktiviti, Mengetahui aktivitas perusahaan dalam menjalankan
operasinya baik dalam penjualan dan kegiatan lainnya.
• Rasio Produktivitas, mengetahui produktivitas unit yang dinilai.
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas dan Dana
Analisis sumber dan penggunaan kas dan dana dilakukan dengan menggunakan
laporan keuangan dua periode. Laporan ini dibandingkan dan dilihat
mutasinya.
Teknis analisis apapun yang dilakukan ini semua adalah permulaan dari proses
analisis yang diperlukan untuk mengalisis laporan keuangan, dan setiap teknik
analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat data agar lebih
dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi
pihak-pihak yang membutuhkannya.
2.5.3 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Tujuan analaisis laporan keuangan dengan menggunakan data historis
akuntansi untuk membantu memprediksi bagaimana kinerja perusahaan di masa
mendatang merupakan hal terpenting dari analisis laporan keuangan. Investor
akan dapat menjamin tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Sedangkan dari
sudut manajemen analisis laporan keuangan berguna sebagai cara untuk
mengantisipasi keadaan di masa mendatang.
Arif Sugiyono dan Eddy Untung (2008:11) menjelaskan mengenai tujuan dari
suatu analisis laporan keuangan, yaitu:
1. Screening (sarana informasi), analisa dilakukan hanya berdasarkan laporan
keuangan saja. Dengan demikian seorang analis tidak perlu turun langsung ke
lapangan untuk mengetahui situasi serta kondisi perusahaan yang dianalisa.
47
2. Understanding (pemahaman), analisa dilakukan dengan cara memahami
perusahaan, kondisi keuangannya dan bidang usahanya serta hasil dari
usahanya.
3. Forecasting (peramalan), analisa juga dapat digunakan untuk meramalkan
perusahaan di masa yang akan datang.
4. Diagnosis (diagnosa), analisa memungkinkan untuk melihat kemungkinan
terdapatnya masalah baik dalam manajmen maupun masalah lain dalam
perusahaan.
5. Evaluation (evaluasi), analisa digunakan untuk menilai serta mengevaluasi
kinerja perusahaan serta manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan
maupun efisiensi.
2.6 Analisis Laporan Keuangan dengan Menggunakan Rasio Keuangan
2.6.1 Pengertian Rasio Keuangan
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu
perusahaan, seorang analis memerlukan adanya yardstick atau ukuran tertentu.
Ukuran yang sering digunakan dalam analisis adalah rasio. Rasio dapat dipahami
sebagai hasil yang diperoleh antara satu jumlah dengan jumlah yang lainnya.
Menurut Kuswadi (2008:2)
“Analisis
rasio
adalah
perhitungan-perhitungan
cara
menganalisis
perbandingan
atas
dengan
data
menggunakan
kuantitatif
yang
ditunjukan dalam Neraca atau laporan Laba-rugi perusahaan”.
Artinya, analisis rasio melibatkan metode menghitung dan mengintepretasikan
rasio keuangan untuk menganalisis dan memantau kinerja perusahaan.
Menurut Gitman (2006:48)
“Ratio analysis is involved method of calculating and interpreting financial
ratio to analyze and minitor the firm’s performance”.
Artinya, analisis rasio merupakan metode yang menggunakan perhitungan dan
penafsiran dari rasio keuangan untuk menganalisa dan mengawasi pertumbuhan
perusahaan.
48
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa rasio keuangan
merupakan salah satu cara atau metode yang digunakan untuk menghitung dan
menganalisis data keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui kinerja
perusahaan tersebut.
2.6.3
Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Terdapat banyak jenis rasio keuangan. Karena rasio dibuat berdasarkan
kebutuhan analisis dalam memahami kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Irawati (2006:25) ada dua jenis rasio keuangan, yaitu :
1. Ditinjau dari Sumber Data
a. Financial Analysis Ratio
Merupakan rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari elemenelemen neraca. Misalnya current assets ratio, acid test ratio, current assets
to total assets ratio, current liabilities to total assets ratio.
b. Operating Analysis Ratio
Merupakan rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan
rugi-laba, misalnya gross profit margin dan sebagainya.
c. Operating Financial Analysis Ratio
Merupakan rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan
data lainnya yang berasal dari laporan rugi-laba, misalnya assets turnover,
inventory turnover, dan lain-lain.
2. Ditinjau dari tujuan atau Informasi Kondisi Keuangan
a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan perusahaan
dalam membayar pinjaman jangka pendeknya pada saat jatuh tempo atau
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
b. Rasio Leverage (Leverage Ratio)
Merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur sampai seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau seberapa jauh perusahaan
menggunakan hutangnuya jangka panjang.
49
c. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.
d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
e. Rasio Penilaian (Valuation Ratio)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh
kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar sampi melebihi
biaya modalnya.
2.7 Penilaian Kinerja
2.7.1 Pengertian Penialaian Kinerja
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan
kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi
dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta
mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Kinerja
dapat digunakan menejemen untuk melakukan penilaian secara periodik mengenai
efektifitas suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran,
standar dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan kinerja keuangan itu sendiri adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan
laba. Dalam mengukur kinerja keuangan perlu dikaitkan antara organisasi
perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban.
Menurut Haruman, Ariyanti, dan Sari (2004:96)
“Kinerja dinyatakan dengan rentabilitas yang dipengaruhi oleh jumlah
laba dan aktiva serta modal yang dimilki”.
Menurut Sugiyarso (2005:111)
“Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil atau tujuan perusahaan,
tingkat
pencapaian
misi
perusahaan,
maupun
tingkat
pencapaian
pelaksanaan tugas secara aktual”.
50
Sehingga penilaian kinerja perusahaan tersebut dapat digunakan sebagai
pedoman bagi usaha perbaikan maupun peningkatan kinerja perusahaan
selanjutnya.
Jadi penilaian kinerja merupakan suatu usaha formal yang dilaksanakan
manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil yang telah dilaksanakan, lalu
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.7.2
Pengukuran Penilaian Kinerja
Penialaian kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan dan
pengendalian atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan
lain. Selain itu, melalaui pengukuran kinerja perusahaan juga dapat memilih
strategi yang akan dilaksanakan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Terdapat tiga ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara
kuantitatif, yaitu:
1. Kriteria Tunggal (Single Criteria)
Mengukur kinerja karyawan, dimana orang akan memusatkan usahanya kepada
kriteria tersebut, dengan akibat akan diabaikanya kriteria lain yang mungkin
sama pentingnya dalam menentukan sukses atau tidaknya suatu perusahaan.
2. Kriteria Beragam (Multiple Criteria)
Aspek kinerja manajer dicari ukurannya, sehingga seorang manajer diukur
kinerjanya dengan beragam kriteria. Tujuannya agar manajer yang diukur
kinerjannya mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja.
3. Kriteria Gabungan (Composite Criteria)
Pembobotan
angka
tertentu
kepada
beragam
kriteria
kinerja
untuk
mendapatkan ukuran tunggal kinerja manajer setelah memperhitungkan bobot
beragam kinerja masing-masing.
2.8 Rasio Profitabilitas
2.8.1 Pengertian Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Dengan
51
demikian, investor akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini,
misalnya bagi para pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar-benar
akan diterima dalam bentuk dividen.
Menurut Gitman (2006:59) rasio profitabilitas adalah:
“These measure anable the analyst to evaluate the firm’s profit with respect
to a given level of sales, a certain level of assets, or the owners investment”.
Artinya rasio yang memungkinkan analis untuk menilai tingkat keuntungan
perusahaan dari penjualan, tingkat aktiva tertentu, atau investasi pemilik
perusahaan.
Menurut Riyanto (2008:35)
“Profitabilitas
merupakan
rentabilitas
suatu
perusahaan
yang
menunjukan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut”.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa rasio profitabiltas
merupakan rasio yang yang menggambarkan tentang kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba (keuntungan). Sehingga kesuksesan suatu perusahaan
dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut dalam menggunakan aktivanya.
2.8.3 Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas
Menurut Irham (2011:68-69), rasio profitabilitas secara umum ada empat,
yaitu :
1. Gross Profit Margin
Merupakan rasio yang mengukur seberapa besar laba yang tersisa dari setiap
pejualan setelah dikurangi harga pokok penjualan terhadap penjualan. Rumus
dari rasio ini adalah:
52
2. Net Profit Margin
Rasio ini mengukur seberapa banyak laba yang tersisa setelah dikurangi semua
biaya. Biaya ini adalah semua biaya operasional, biaya bunga, biaya pajak, dan
dividen. Rumus dari rasio ini adalah:
3. Return On Investment
Merupakan rasio yang mengukur seberapa besar pendapatan yang dihasilkan
dari setiap aktiva yang digunakan. Rasio ini menggambarkan sebarapa
efektifkan perusahaan menggunakan asetnya. Semakin tinggi nilai rasio ini
berarti menunjukan manajemen menggunakan asetnya dengan efektif untuk
menghasilkan keuntungan.Rumus dari rasio ini adalah:
4. Return On Equity
Merupakan rasio yang mengukur kontribusi pendapatan perusahaan terhadap
para pemilik saham biasa. Semakin tinggi nilai rasio ini berarti menunjukan
efektifitas manajemen dalam menghasilkan pendapatan atau keuntungan bagi
para pemilik modal perusahaan. Rumus dari rasio ini adalah:
2.9 Return On Equity (ROE)
2.9.1 Pengertian Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk
mengetahui tingkat pengembalian atas investasi yang ditanamkan oleh pemegang
53
saham atau investor yang dapat dihitung dengan membagi laba setelah pajak atau
net income after tax terhadap modal sendiri yang berasal dari setoran modal
pemilik. ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian perusahgaan atau
efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Menurut Sutrisno (2009:223)
“Return On Equity (ROE) atau sering disebut dengan rate of return on net
worth
merupakan
kemampuan
perusahaan
dalam
mengahasilkan
keuntungan dengan modal sendiri yang dimilikinya, sehingga ROE ini ada
yang menyebutkan sebagai rentabilitas modal sendiri”.
2.9.2 Pengukuran Return On Equity (ROE)
Menurut Sutrisno (2009:223), Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Hal ini akan berdampak pada peningkatan harga saham. Laba yang digunakan
dalam menganalisis kinerja tersebut adalah laba bersih dipotong pajak dan bunga
atau EAT. Rasio ini sangat umum digunakan oleh investor karena rasio ini
merefleksikan kemungkinan tingkat laba yang diperoleh pemegang saham, karena
pemegang saham berarti pemilik dari perusahaan.
Dengan demikian Return On Equity yang tinggi berarti perusahaan tersebut
memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi para pemegang
saham. Kondisi perusahaan yang baik akan menghasilkan laba yang tinggi,
sehingga kemungkinan menghasilkan tingkat pengembalian yang besar.
2.10 Return On Investment (ROI)
2.10.1 Pengertian Return On Investment (ROI)
Analisis ROI dalam analisis keuangan merupakan salah satu teknik yang
bersifat menyeluruh (comprehensive). ROI mengukur efektifitas dan efisiensi
54
perusahaan dengan keseluruhan dana atau sumber dana yang ditanamkan dalam
aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam proses memperoleh laba.
Menurut Irawati (2006:63)
“ROI yaitu suatu cara untuk mengukur seberapa banyak laba bersih yang
bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan”.
2.10.2 Pengukuran Return On Investment (ROI)
Menurut Sutrisno (2009:223), Return On Investment (ROI) dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
Dengan demikian rasio ini menghubungkan laba bersih setelah pajak yang
diperoleh dari kegiatan perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan laba. Selain itu, ROI merupakan ukuran
penggunaan seluruh dana yang ada pada perusahaan dalam menghasilkan laba.
2.11 Net Profit Margin (NPM)
2.11.1 Pengertian Net Profit Margin (NPM)
Net profit marngin merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur laba bersih dibandingkan dengan penjualan. NPM atau sales margin
digunakan untuk melihat berapa perbandingan laba yang dihasilkan dengan
penjualan yang dimiliki perusahaan. Apabila NPM perusahaan besar maka
menunjukan
bahwa
perusahaan
berkinerja
dengan
baik,
karena
dapat
mengahasilkan laba bersih yang besar melalui aktivitas penjualannya, sehingga
digunakan investor dalam mengambil saham apakah membeli saham emiten
tersebut.
55
Menurut Gitman (2006:61) Net Profit Margin adalah:
“Measure the percentage of each sales dollar remaining after all costs and
expenses, including interest, taxes, and preferend stock dividends, have been
deducted. The higher the firm’s net profit margin, the better”.
Artinya, Net profit margin mengukur persentase dari setiap dolar penjualan
yang tersisa setelah semua biaya dan pengeluaran, termaksud bunga, pajak, dan
dividen saham preferen yang telah dikuasai. Semakin tinggi rasio laba bersih
penjualan perusahaan akan semakin baik.
Berdasarkan pengertian di atas, maka rasio ini dapat digunakan untuk
mengukur seberapa besar laba bersih setelah pajak yang diperoleh dari setiap
rupiah penjualan perusahaan. Disamping itu juga rasio ini bermanfaat untuk
pengukur tingkat efisiensi total pengeluaran biaya-biaya dalam perusahaan.
2.11.2 Pengukuran Net Profit Margin (NPM)
Salah satu indikator keberhasilan perusahaan adalah kemampuan mencetak
laba secara efisien, yaitu bahwa manajer perusahaan tersebut mampu
membukukan pendapatan dan sales yang signifikan, dan dalam waktu yang sama
manajer mampu meminimalisir biaya-biaya. Mengingat laba selisih antara
pendapatan
dan
biaya,
maka
ukuran
efisisensi
dapat
dilihat
dengan
membandingkan (rasio) antara laba terhadap pendapatan. Tingginya NPM
menyiratkan keahlian manajer menyetak laba dengan menimimalisir biaya-biaya.
Semakin efisien suatu perusahaan dalam mengeluarkan biaya-biayanya,
semakin besar pula keuntungan yang didapat oleh perusahaan tersebut, sehingga
akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut.
56
2.12 Saham
2.12.1 Pengertian Saham
Saham merupakan salah satu dari instrumen pasar modal yang paling banyak
diperjualbelikan. Selain itu juga dikemukakan bahwa wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.
Tatang Ary Gumanti (2011:26) mendefinisikan saham sebagai berikut:
“Ekuitas perusahaan mewakili kepemilikan dalam suatu badan usaha,
dimana jika ekuitas tersebut merupakan kepemilikan gabungan dalam suatu
perusahaan atas sejumlah investor.”
Menurut Hin (2008:15)
“Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan
seorang atau badan terhadap suatu perusahaan”.
Menurut Andy Porman (2008:1)
“Saham adalah bukti pernyertaan modal pada sebuah perusahaan”.
Dengan demikian saham merupakan surat berharga yang menujukan
kepemilikan perusahaan sehingga pemilik perusahaan memiliki klaim atas dividen
atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham lainnya,
termaksud hak laim atas aset perusahaan, dengan perioritas hak klaim pemegang
surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Bagi emiten, dana yang
diterima dari hasil penjualan sahamnya bersifat permanen. Sedangkan bagi
investor, saham bukan merupakan penanaman modal yang tetap karena sewaktuwaktu dapat menjual kembali sahamnya kepada investor lain.
Keuntungan yang diperoleh dari berinvestasi saham, yaitu:
1. Dividen
Dengan memiliki saham suatu perusahaan, baik perusahaan yang tercatat di
BEI (emiten) maupun tidak tercatat di BEI (non-emiten), investor biasanya
akan mendapatkan dividen. Dividen diartikan sebagai sejumlah pengembalian
(return) bagi pemegang saham yang didasarkan pada proporsi kepemilikan atas
seluruh saham perusahaan yang
diterbitkan, tentunya dividen diberikan
perusahaan apabila perusahaan bersangutan membukukan keuntungan.
57
2. Capital Gain
Capital Gain adalah keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara
nilai saham yang lebih tinggi dari nilai beli saham. Biasanya, untuk
merealisasikan keuntungan tersebut, para investor berusaha membeli saham
ketika harga sedang turun (rendah) dan menjual ketika harga sedang naik
(tinggi).
3. Bisa Dijaminkan
Saham juga bisa dijaminkan ke bank sebagai agunan untuk memperoleh kredit.
Namun, biasanya saham hanya dianggap sebagai agunan tambahan oleh bank,
atau tidak bisa berdiri sendiri dengan alasan tingkat fluktuasi saham yang tidak
bias diprediksi.
2.12.7 Jenis-Jenis Saham
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham
(stock). Untuk lebih menjelaskan mengenai jenis-jenis saham, Anoraga dan
Parkati (2006:54) membagi saham dari berbagai saham di BEI dikenal dua jenis
saham, yaitu :
1. Saham Biasa (Common Stock)
Saham yang tidak mendapat hak istimewa. Hak dari pemegang saham biasa
adalah mendapat dividen hanya jika perusahaan tersebut mengeluarkan
pengumuman tentang pembagian dividen. Jika tidak ada pengumuman, maka
pemilik saham biasa tidak bisa memiliki klain atas perusahaan meskipun
perusahaan pada periode tersebut mendapat keuntungan. Selanjutnya, pemilik
saham biasa memiliki hak suara pada rapat umum pemegang saham. Apabila
terjadi likuidasi atas perusahaan, pemegang saham memiliki hak atas
pembagian kekayaan setelah kewajiban terhadap kreditor dan pemegang saham
preferen dipenuhi.
2. Saham Preferen (Preferent Stock)
Saham yang didalamnya disertai dengan hak-hak istimewa. Hak tersebut
adalah hak untuk mendapatkan dividen atau pembagian kekayaan pada saat
perusahaan mengalami likuidasi lebih dahulu dari pada pemegang saham biasa.
58
Samping itu, Pemegang saham preferen memiliki preferen untuk pengajuan
usul pencalonan direksi atau komisaris perusahaan.
2.12.8 Nilai Saham
Nilai saham ditentukan oleh perkembangan perusahaan penerbitnya. Jika
perusahaan penerbit mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi, perusahaan
tersebut akan dapat menyisihkan bagian keuntungan sebagai deviden dalam
jumlah yang tinggi pula. Pemberian deviden yang tinggi akan menarik minat
investor untuk membeli saham tersebut. Hal ini mengakibatkan permintaan atas
saham yang bersangkutan akan meningkat yang pada akhirnya akan mendorong
naiknya nilai saham. Beberapa konsep dasar nilai saham yaitu:
1. Nilai Buku (book value)
Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten.
Untuk menghitung nilai buku suatu saham, beberapa nilai yang berhubungan
dengannya perlu diketahui. Nilai-nilai ini adalah nilai nominal, agio saham,
nilai modal yang disetor dan laba yang ditahan. Nilai buku perlembar saham
diperoleh dengan membagi nilai buku ekuitas dengan jumlah lembar saham
yang ada.
2. Nilai Pasar (market value)
Nilai pasar merupakan harga dari saam di pasar bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham bersangkutan di pasar bursa. Sehingga nilaipasar ini berbeda
dengan nilai buku.
3. Nilai Intrinsik (intrinsic value)
Nilai intrinsik merupakan nilai seharusnya dari suatu saham. Ada dua macam
analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham
adalah dengan analisis sekuritas fundamental (fundamental security analysis)
atau analisis perusahaan (company analysis) dan analisi teknis (technical
analysis).
59
2.12.9 Harga Saham
Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu
yang ditentukan oleh perilaku pasar. Harga saham merupakan nilai pasar dari
selembar saham sebuah perusahaan atau emiten pada watu tertentu. Nilai pasar
(market value) dari suatu saham ditentukan oleh permintaan dan penawaran
saham di pasar bursa. Nilai pasar adalah nilai penyertaan atau kepemilikan
seseorang dalam suatu perusahaan.
Fannani (2006:21)
“Harga saham memberikan ukuran yang objektif mengenai nilai investasi
pada sebuah perusahaan. Oleh karena itu, harga saham merupakan harapan
investor”.
Jadi dapat disimpulkan harga saham merupakan harga yang terbentuk karena
kekuatan jual-beli yang terjadi di pasar sekunder dan merupakan perkiraan atau
estimasi seberapa besar harga saham yang diperjualbelikan dapat menjadi harga
saham yang sesungguhnya.
Menurut Joko Salim (2010:31-32) ada dua macam harga dalam transaksi
saham, yaitu:
1. Harga Bid, merupakan harga permintaan pasar, artinya pasar siap membeli
saham yang kita miliki pada harga tersebut. Jika kita memiliki saham dan ingin
menjual pada saat itu juga, transaksi yang diberlakukan adalah harga bid.
2. Harga Offer, harga penawaran pasar, artinya pasar siap menjual saham yang
kita inginkan pada harga tersebut. Jika kita menjual dana tunai dan ingin
membeli saham tersebut saat itu juga, transaksi yang diberlakukan kepada kita
menggunakan harga offer.
Arus permintaan ditentukan oleh harga, jika permintaan lebih besar dari
penawaran, harga akan naik tetapi jika penawaran lebih besar dari permintaan
harga akan turun.
Perubahan harga saham dipengaruhi oleh persepsi investor tentang nilai wajar
(intrinstic value) dari suatu perusahaan terhadap nilai pasarnya (market value).
Jika hasil perhitungan nilai wajar berbeda dengan nilai pasar berarti ada peluang
investasi, yaitu :
60
1. Apabila nilai wajar > nilai pasar (undervalue), maka investor yang telah
memiliki saham sebaiknya mempertahankan saham tersebut, sedangkan bagi
investor yang belum memiliki saham tersebut dapat melakukan transaksi beli.
2.
Apabila nilai wajar < nilai pasar (overvalue), makan investor yang telah
memiliki saham sebaiknya menjual saham tersebut untuk mendapatkan capital
gain.
2.12.10
Indeks Harga Saham
Tatang Ary Gumanti (2011:72) mendefinisikan indeks harga saham
merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga-harga saham.
Indeks Harga Saham (IHS) juga merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan
kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang
kejadian–kejadian ekonomi, bahkan kejadian non-ekonomi seperti misalnya
sosial, politik, dan keamanan. Dengan demikian HIS juga dapat dijadikan sebagai
barometer kesehatan ekonomi suatu negara.
Saat ini Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki lima macam indeks harga saham,
yaitu :
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua saham tercatat
sebagai komponen perhitungan indeks.
2. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang terasuk dalam masingmasing sektor.
3. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham yang terpilih setelah melalui beberapa
macam seleksi.
4. Jakarta Islamic Indeks (JII), menggunakan 30 saham yang masuk dalam
kriteria Syariah dan termasuk saham yang likuid.
5.
Indeks Individual, yaitu indeks haga masing-masing saham terhadap harga
dasarnya.
2.12.7 Analisa Terhadap Harga Saham
Analisis saham adalah analisis yang dilakukan untuk melihat apakah harga
saham di pasar bursa telah mencerminkan nilai perusahaan sebernarnya. Analisis
61
saham bertujuan untuk menaksir nilai sebenarnya dari suatu sahan dan kemudian
membandingkannya dengan harga pasar pada saat ini, dan juga untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan yang
bersangkutan untuk tumbuh dan berkembang di masa mendatang. Untuk
melakukan analisis dan memilih saham terdapat dua pendekatan, yaitu:
1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa datang
dengan mengestimasi faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga
saham di masa yang akan datang (penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya,
kebijakan dividen, dan sebagainya), dan penerapan hubungan variabel-variabel
tersebut sehingga diperlukan taksiran harga saham. Analisa fundamental
digunakan untuk mengevaluasi prospek masa mendatang, pertumbuhan, dan
kemampuanlabaan perusahaan dengan kaitannya dengan perekonomian secara
makro, ekonomi nasional, perkembangan industri perusahaan dan kondisi
perusahaan itu sendiri. Analisis yang menggunakan analisis fundamental
mengemukakan bahwa harga saham menggambarkan nilai intrinsik (intrinsic
value) dari saham itu sendiri. Nilai intrinsik adalah cara penentuan nilai saham
berdasarkan kemampuan masa depan suatu perusahaan.
2. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan upaya memperkirakan harga saham dengan
mengamati perubahan harganya diwaktu yang lalu. Analisis teknikal
menyatakan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan, bahwa
informasi tersebut ditujukan oleh perubahan harga di waktu yang lalu dan
karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola
tersebut akan terulang. Merupakan suatu teknik analisis sekuritas dengan
menggunakan data historis perkembangan harga dan volumen perdagangan
sebagai elemen utama. Karena analisis ini mendasarkan pada perubahan harga
saham di masa lalu sehingga alat analisisnya adalah grafik atau chart yang akan
membantu dalam mengetahui trend harga saham.
62
2.13 Pengaruh Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), dan
Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham
2.13.1 Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham
Tingkat ROE yang tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan akan memberikan
tingkat pengembalian atau pendapatan yang cukup besar bagi para investor.
Tingkat pengembalian yang tinggi memiliki kemungkinan pendapatan yang
diharapkan oleh investor akan naik pula dan hal ini akan berdampak pada harga
saham.
Menurut Van Horne (2005:226) menyatakan:
“Rasio ini menunjukan daya untuk menghasilkan laba atas investasi
berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan sering kali digunakan
dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam sebuah industri
yang sama”.
Pada kenyataanya hukum permintaan berlaku di pasar bursa. Jika permintaan
terhadap suatu saham meningkat maka harga saham tersebut akan meningkat,
demikian pula sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika suatu
perusahaan memiliki nilai ROE yang tinggi maka para investor tersebut akan
tertarik untuk menanamkan modalnya pada saham perusahaan tersebut, semakin
banyak investor yang berminat terhadap saham tersebut maka permintaan
terhadap saham tersebut akan meningkat dan berdampak terhadap kenaikan harga
saham bersangkutan.
2.13.2 Pengaruh Return On Investment (ROI) terhadap Harga Saham
Analisis ROI ini merupakan teknik analisis yang sudah lazim digunakan oleh
manajemen perusahaan untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi
perusahaan. ROI itu sendiri adalah salah satu bentuk rasio profitabilitas yang
dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan
dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan.
Menurut Jhon J. Wild K.R Subramanyam dan Robert F. Hasley (2005:62)
63
“Hubungan antara return dengan pengembalian atas investasi (ROI),
merupakan ukuran kinerja perusahaanyang diakui secara luas”.
Dengan ROI kita dapat membandingkan keberhasilan perusahaan atas
pengelolaan investasi. Ukuran ini juga memungkinkan kita untuk menilai
pengembalian perusahaan. Semakin tinggi nilai ROI, semakin baik keadaan
perusahaan, karena ROI yang tinggi, selain menunjukan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba yang tinggi dari keseluruhan laba yang ditanamkan
dalam bentuk aktiva, juga bisa berarti terjaminnya kebutuhan dana bagi
perusahaan dalam beroperasi di masa yang akan datang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ROI berpengaruh terhadap return para investor.
2.13.3 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham
Net
Profit
Margin
mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
keuntungan pada tingkat penjualan tertentu. Keberhasilan suatu perusahaan dalam
menjalankan semua aktivitasnya dapat dilihat dari keuntungan yang diperolehnya.
Margin adalah hasil dari penghasilan bersih perusahaan per satu rupiah penjualan.
Semakin tinggi nilai NPM maka semakin baik perusahaan menhasilkan laba yang
tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
Bagi investor, NPM dapat menjadi pertimbangan dalam menilai kondisi
perusahaan, karena semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba, maka secara teoritis harga saham di pasar modal juga akan meningkat.
Semakin tinggi perusahaan yang menghasilkan Net Profit Margin, maka akan
semakin banyak investor ingin menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut,
karena dengan laba yang tinggi tersebut secara teoritis akan mampu membagikan
dividen yang besar pula. Semakin banyak investor yang meningkat pula. Dengan
adanya permintaan yang sangat tinggi, maka semakin tinggi permintaan tersebut
akan diikuti dengan kenaikan harga saham perusahaan tersebut.
64
Download