MANIFESTASI ORAL BEBERAPA PENYAKIT KULIT DI RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO BERDASARKAN DATA REKAM MEDIK TAHUN 2012-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi OLEH RIKAH VACHRIAH ANIS J111 11 135 BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 i MANIFESTASI ORAL BEBERAPA PENYAKIT KULIT DI RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO BERDASARKAN DATA REKAM MEDIK TAHUN 2012-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Gigi OLEH RIKAH VACHRIAH ANIS J111 11 135 BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 ii LEMBAR PENGESAHAN Judul : Manifestasi Oral Beberapa Penyakit Kulit di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Berdasarkan Data Rekam Medik Tahun 2012-2014 Oleh : Rikah Vachriah Anis / J111 11 135 Telah Diperiksa dan Disahkan Pada Tanggal 4 September 2014 Oleh : Pembimbing drg. Erni Marlina, Sp. PM NIP. 19750601 200912 2 002 Mengetahui, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Prof. drg. H. Mansjur Nasir, Ph.D NIP. 19540625 198403 1 001 iii PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Rikah Vachriah Anis Nim : J111 11 135 Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar yang telah melakukan penelitian dengan judul MANIFESTASI ORAL BEBERAPA PENYAKIT KULIT DI RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO BERDASARKAN DATA REKAM MEDIK TAHUN 2012-2014 dalam rangka menyelesaikan studi Program Pendidikan Strata 1. Dengan ini menyatakan bahwa didalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka . Makassar, 4 September 2014 RIKAH VACHRIAH ANIS iv ABSTRAK RIKAH VACHRIAH ANIS. Manifestasi Oral Beberapa Penyakit Kulit Di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Berdasarkan Data Rekam Medik Tahun 2012-2014. Dibimbing oleh drg. Erni Marlina, Sp. PM Dalam oral medicine, penyakit kulit telah mendapat perhatian khusus sebagai penyakit sistemik dengan lesi mukosa mulut yang mungkin menjadi gambaran klinis utama atau satu-satunya tanda berbagai penyakit mukokutan. Hal ini penting karena sejumlah lesi kulit yang sangat terkait dengan lesi oral sering kali diabaikan oleh dokter gigi karena kurangnya informasi atau diagnosis yang tidak tepat. Tujuan: Untuk mengetahui jumlah manifestasi oral beberapa penyakit kulit di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo berdasarkan data rekam medik tahun 2012-2014. Bahan dan metode: penelitian ini termasuk penelitian observasional deskriptif, rancangan retrospektif. Waktu penelitian dimulai pada Juli - Agustus 2014. Subjek yang diteliti adalah seluruh data rekam medik penderita penyakit kulit di poliklinik dan rawat inap bagian kulit dan kelamin RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo mulai pada tanggal 1 Januari 2012 - tanggal 30 Juni 2014. Hasil: dari 108 jumlah penderita penyakit kulit, diperoleh 50 (46,3%) subjek yang memiliki manifestasi oral. Jumlah manifestasi oral paling banyak di temukan pada penderita sistemik lupus eritematosus yaitu 31 (28,7%), diikuti oleh sindrom steven johnsons sebanyak 11 (10,2%), varisela 5 (4,6%), pemfigus 2 (1,9%), herpes simpleks 1 (0,93%) dan untuk penderita Liken planus, eritema multiformis dan pemfigoid tidak menunjukkan adanya manifestasi oral. Jenis manifestasi oral yang paling banyak adalah ulser sebanyak 31 (47,8%). Kesimpulan: Jumlah manifestasi oral beberapa penyakit kulit di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo berdasarkan data rekam medik tahun 20122014 sebesar 46,3% (50 subjek), dengan sistemik lupus eritematosus sebagai penyakit dengan jumlah manifestasi oral paling banyak yaitu 31 (28,7%) subjek. Jenis manifestasi oral yang paling banyak adalah ulser sebanyak 31 (47,8%) Kata Kunci : penyakit kulit, lesi rongga mulut, manifestasi oral v KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Manifestasi Oral Beberapa Penyakit Kulit Di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Berdasarkan Data Rekam Medik Tahun 2012-2014”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Kedokteran Gigi. Selain itu skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya untuk menambah pengetahuan dalam bidang ilmu bahan dan teknologi kedoteran gigi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari tantangan dan hambatan, namun berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak serta bimbingan dari para dosen sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu , dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yaitu antara lain : 1. Prof. drg. Mansjur Natsir, Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. 2. drg. Erni Marlina, Sp. PM selaku Dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan serta kesabaran mulai dari awal hingga penyelesaian skripsi ini. 3. drg. Elizabeth Mailoa, Sp. Prost. selaku Penasehat Akademik atas bimbingan, perhatian, nasehat dan dukungan bagi penulis selama perkuliahan. vi 4. Teristimewa kepada Ayahanda Muh. Anis Malik dan Ibunda Andi Nursuhar, yang senantiasa mendoakan, memberikan semangat dan spirit yang luar biasa kepada penulis. 5. Saudari kandung penulis Rihlah Vachiranti Anis dan Rizka Varhana Anis yang selalu mendukung dan memberikan ide-ide dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Segenap staf dan karyawan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. 7. Kepada seluruh staf Wahidin pengurus Instalasi Sudirohusodo yang telah Rekam Medik RSUP. Dr. berperan sangat besar dalam pelaksanaan penelitian ini. 8. Segenap keluarga besar Oklusal 11, terima kasih atas kekompakan, kebersamaan, dan rasa persaudaraan yang telah ditunjukkan selama kurang lebih 3 tahun kita menimba ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi. 9. Sahabat tercinta Ilkhana Windah, Muthmainnah, Isma Maksun, St. Nurfaidah Alfhira, Mesyia Sari, A. Ulya Novianti, Astrini Desintha Iraniza, dan A. Rizqa Arifin terima kasih atas semua kasih sayang, dukungan, ide, dan semangat yang telah diberikan kepada penulis. 10. Untuk teman seperjuangan bagian Ilmu Penyakit Mulut Windi, Novitha Sari, Melda Andi Rasdiana. 11. Kepada teman-teman posko KKN PK Unhas Angkatan 47 Kecematan Simbang Desa Sambueja Yuyu, Erik, Fadly, Aimie, Novi, Ivana, Utri, Piqa, Evi, Dian. vii Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan ketidaksempurnaan mengingat keterbatasan kemampuan penulis. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Kedokteran Gigi ke depannya. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Makassar, 4 September 2014 Rikah Vachriah Anis viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii LEMBARAN PENGESAHAN ....................................................................... iii PERNYATAAN .............................................................................................. iv ABSTRAK ...................................................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4 2.1 Definisi Lesi Mukosa Mulut ......................................................... 4 2.2 Klasifikasi Bentuk Lesi Rongga Mulut .......................................... 4 2.1 Macam-Macam Penyakit Kulit Dengan Manfestasi Oral ............. 12 BAB III KERANGKA KONSEP .................................................................... 30 ix BAB IV METODE PENELITIAN ..................................................... 31 4.1 Desain Penelitian ........................................................................... 31 4.2 Rancangan Penelitian .................................................................... 31 4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 31 4.3.1 Tempat ................................................................................. 31 4.3.2 Waktu .................................................................................. 31 4.4 Variabel Penelitian ........................................................................ 31 4.5 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 32 4.6 Subjek Penelitian ........................................................................... 33 4.7 Prosedur Penelitian ........................................................................ 33 4.8 Data Penelitian .............................................................................. 34 4.8.1 Jenis Data ............................................................................ 34 4.8.2 Pengolahan Data .................................................................. 34 4.8.2 Penyajian Data .................................................................... 35 BAB V HASIL PENELITIAN ........................................................................ 36 BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 44 BAB VII PENUTUP ...................................................................................... 49 7.1 Simpulan ....................................................................................... 49 7.2 Saran ............................................................................................. 49 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 50 LAMPIRAN 52 ................................................................................................ x DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Ulser............................................................................................... 4 Gambar 2 Erosi .............................................................................................. 5 Gambar 3 Fisura ............................................................................................ 5 Gambar 4 Papula ........................................................................................... 6 Gambar 5 Plak ............................................................................................... 6 Gambar 6 Vesikel .......................................................................................... 6 Gambar 7 Bula ............................................................................................... 7 Gambar 8 Pustula .......................................................................................... 8 Gambar 9 Nodula .......................................................................................... 8 Gambar 10 Tumor ......................................................................................... 9 Gambar 11 Makula ......................................................................................... 9 Gambar 12 Bercak ......................................................................................... 10 Gambar 13 Wheal .......................................................................................... 10 Gambar 14 Sinus ........................................................................................... 11 Gambar 15 Kista ............................................................................................ 11 Gambar 16 Jaringan Parut ............................................................................. 12 Gambar 17 liken planus di kulit bagian fleksor ............................................. 13 Gambar 18 Tipe retikuler dari oral liken planus............................................. 14 Gambar 19 Herpes simpleks .......................................................................... 15 Gambar 20 Herpes labialis ............................................................................ 16 xi Gambar 21 Lesi eritema multiformis pada kaki ............................................ 17 Gambar 22 Lesi intra oral dari eritema multiformis ..................................... 17 Gambar 23 Pola khas dari sindrom steven johnson........................................ 18 Gambar 24 Lesi oral penderita sindrom steven johnson ............................... 19 Gambar 25 Lesi awal penderita pemfigus vulgaris ........................................ 20 Gambar 26 Ulserasi tidak teratur daerah bukal penderita pemfigus ............. 21 Gambar 27 Sistemik lupus eritematosus, butterfly rash ................................ 22 Gambar 28 Sistemik lupus eritematous : ulserasi oral .................................. 23 Gambar 29 Pemfigoid bullosa pada kulit kepala ............................................ 24 Gambar 30 Lesi kulit dari behcet’s disease ................................................... 25 Gambar 31 Lesi oral ulserasi behcet’s disease .............................................. 26 Gambar 32 Penderita varicella zoster ............................................................ 27 Gambar 33 Oral manifestasi varicella zoster .................................................. 27 Gambar 34 Tampilan klinis dari hand, foot and mouth disease .................... 28 Gambar 35 Gambaran oral dari hand, foot and mouth diseas ....................... 29 xii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1 Distribusi karakteristik subjek penelitian ........................................ 37 Tabel 5.2 Distribusi jumlah manifestasi oral pada penderita penyakit kulit ... 39 Tabel 5.3 Distribusi jumlah jenis manifestasi oral penderita herpes simpleks 40 Tabel 5.4 Distribusi jumlah jenis manifestasi oral pada penderita sindrom steven johnson ........................................................................................... 41 Tabel 5.5 Distribusi jumlah jenis manifestasi oral pada penderita pemfigus .. 41 Tabel 5.6 Distribusi jumlah jenis manifestasi oral pada penderita sistemik lupus eritematosus ..................................................................................... 42 Tabel 5.7 Distribusi jumlah jenis manifestasi oral pada penderita varisela .... 43 xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rongga mulut berperan penting dalam proses fisiologis seperti pencernaan, pernapasan dan pengucapan. Kesehatan rongga mulut tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Rongga mulut bisa menjadi cermin yang baik untuk merefleksikan keadaan sistemik seseorang atau sebaliknya karena aksesibilitasnya mudah untuk mendeteksi secara visual dan pemeriksaan dengan palpasi. Keadaan sistemik yang memiliki manifestasi di dalam mulut diantaranya yaitu penyakit gastrointestinal, gangguan kejiwaan, gangguan pada jantung, gangguan pada ginjal dan gangguan dermatologi (penyakit kulit).1 Dalam oral medicine, penyakit kulit telah mendapat perhatian khusus sebagai penyakit sistemik dengan lesi mukosa mulut yang mungkin menjadi gambaran klinis utama atau satu-satunya tanda berbagai penyakit mukokutan. Berdasarkan studi di Sudan tahun 2011, 544 pasien yang didiagnosis menderita penyakit kulit, telah menunjukkan prevalensi dengan pola spongiosis merupakan paling sering didiagnosis pada kelompok penyakit dermatologis (23,2%), diikuti oleh penyakit kulit menular (21,1%, yaitu infeksi jamur 9,6%, 6,8% infeksi virus, infeksi bakteri 2,9%, dan infeksi protozoa 1,8%), reaksi pola vesikobulosa (9,9%), dan gangguan cutaneous appendages (8,8%), kelompok tumor (2,2%), gangguan pigmentasi (7,5%), pola reaksi likenoid (7,0%), pola reaksi vasculopathic (4,6%), pola reaksi 1 psoriasiform (5,5%) dan penyakit kulit lainnya (10,1%).2 Sebuah penelitian studi epidemiologi pertama di Teheran mengenai lesi mukosa mulut pada remaja menunjukkan bahwa, lebih dari 28% remaja ditemukan memiliki setidaknya satu lesi mukosa mulut. Linea alba, angular cheilitis, dan hiperpigmentasi fisiologis adalah lesi yang paling biasa ditemui pada remaja.3 Penelitian lain yang dilakukan di Brazil diperiksa pada 88 kasus (n=88) penderita penyakit kulit menunjukkan, 35% dari kasus yang diteliti didiagnosis sebagai liken planus, 33% adalah lupus eritematosus, 24 % adalah eritema multiformis, 7% adalah pemfigus vulgaris dan 1% berasal dari kelompok pemfigoid. Semua pasien menunjukkan satu atau lebih perubahan kulit khas pada masing-masing penyakit yang diteliti. Adapun jumlah total lesi oral ditemukan (n = 35), lesi oral paling sering ditemukan di antara pasien yang menderita liken planus (51%), diikuti oleh lupus eritematosus (20%), eritema multiformis (20%) dan pemfigus vulgaris (9%). Presentasi klinis yang paling umum temukan dalah liken planus retikular, terletak paling dominan pada mukosa bukal. 4 Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai negara, data-data di atas telah menunjukkan bahwa lesi kulit juga dapat termanifestasi di dalam rongga mulut. Di Makassar, penelitian yang terkait dengan jumlah manifestasi oral penderita penyakit kulit belum pernah dilakukan. Hal ini penting karena sejumlah lesi kulit yang sangat terkait dengan lesi oral sering kali diabaikan oleh dokter gigi karena kurangnya informasi atau diagnosis yang tidak tepat. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui jumlah manifestasi oral beberapa penyakit kulit di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo berdasarkan data rekam medik tahun 2012-2014. 2 Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan secara jelas, detail, sistematik dan deskriptif mengenai manifestasi oral pada penderia penyaki kulit yang kemudian akan meningkatkan pengetahuan tentang frekuensi dan keragaman lesi rongga mulut di bagian kulit dan kelamin. Dengan demikian, penelitian ini akan memperkuat dan meningkatkan pendekatan antar disiplin ilmu dalam menangani pasien tersebut. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah berapakah jumlah manifestasi oral beberapa penyakit kulit di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo berdasarkan data rekam medik tahun 2012-2014? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui jumlah manifestasi oral beberapa penyakit kulit di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo berdasarkan data rekam medik tahun 2012-2014. 1.4 MANFAAT PENELITIAN 1. Memberikan gambaran tentang jumlah manifestasi oral beberapa penyakit kulit di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo berdasarkan data rekam medik tahun 20122014. 2. Menambah pengetahuan mengenai lesi rongga mulut. 3. Memberikan informasi untuk penelitian selanjutnya. 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Lesi Rongga Mulut Menurut kamus kedokteran dorland, lesi diartikan sebagai diskontinuitas jaringan patologik atau traumatik atau hilangnya fungsi suatu bagian. Lesi rongga mulut didefinisikan sebagai setiap perubahan yang tidak normal atau pembengkakan pada permukaan mukosa mulut.2 2.2 Klasifikasi Bentuk Lesi Rongga Mulut Klasifikasi bentuk lesi rongga mulut, yaitu :5,6 1. Ulser Ulser adalah suatu luka terbuka dari kulit atau jaringan mukosa yang memperlihatkan disintegrasi dan nekrosis jaringan yang sedikit demi sedikit. Ulser merupakan kehilangan epitel yang meluas di bawah lapisan basal. Gambar 1. Ulser (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.3) 4 2. Erosi Erosi adalah istilah klinis yang menjelaskan suatu lesi jaringan lunak di mana epitel di atas lapisan sel basal hilang. Lesi merah ini sering disebabkan oleh pecahnya vesikel atau bula. Gambar 2. Erosi (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.3) 3. Fisura Fisura adalah suatu celah garis normal atau abnormal dalam epidermis yang secara khas terjadi pada bibir dan jaringan-jaringan perioral. Gambar 3. Fisura (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.3) 5 4. Papula Lesi ini adalah lesi padat di atas permukaan kulit atau permukaan mukosa yang diameternya lebih kecil dari 1 cm. Gambar 4. Papula (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.5) 5. Plak Lesi ini padat menonjol dengan permukaan atasnya yang rata, dengan diameter lebih dari 1 cm. Gambar 5. Plak (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.5) 6. Vesikel Lesi ini merupakan suatu benjolan kulit berisi cairan, berbatas jelas, bening yang diameternya kurang dari 1 cm. 6 Gambar 6. Vesikel (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.5) 7. Bula Bula adalah adalah suatu benjolan kulit berisi cairan, berbatas jelas, bening yang diameternya lebih besar dari 1 cm. Gambar 7. Bula (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.5) 8. Pustula Pustula adalah lesi vesikel yang mengandung purulen material. 7 Gambar 8. Pustula (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.5) 9. Nodula Nodula adalah suatu massa jaringan padat yang tebal. Lesi ini meluas lebih dalam dermis atau mukosa dengan diameter kurang dari 1 cm. Gambar 9. Nodula (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.5) 10. Tumor Tumor adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan massa padat dari jaringan yang diameternya lebih besar dari 1 cm 8 Gambar 10. Tumor (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.5) 11. Makula Lesi ini berbatas tegas, lesi datar yang terlihat karena perubahan normal kulit atau warna mukosa. Lesi ini mungkin merah karena peningkatan vaskularisasi atau peradangan, atau berpigmen karena kehadiran melanin, hemosiderin, dan bahan asing atau konsumsi obat. Gambar 11. Makula (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.3) 12. Bercak Bercak adalah suatu daerah berbatas jelas yang lebih dari makula dan dibedakan dari epidermis disekitarnya dengan warna/corak atau keduanya 9 Gambar 12. Bercak (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.3) 13. Wheal Wheal adalah suatu papula atau plak edematosa yang berasal dari ekstravasasi akut dari serum ke dalam dermis yang lebih atas. Umumnya, wheal berwarna merah pucat, gatal dan tidak lama. Gambar 11. Wheal (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.3) 14. Sinus Sinus adalah suatu saluran atau fistula yang memanjang dari rongga supuratif, kista, atau abses ke permukaan epidermis. 10 Gambar 14. Sinus (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.3) 15. Kista Kista adalah suatu massa yang berdinding epitel, sering berisi cairan, dalam jaringan dermis atau subkutan. Gambar 15. Kista (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.5) 16. Jaringan parut Jaringan parut adalah suatu tanda permanen yang tersisa setelah luka sembuh. 11 Gambar 16. Jaringan parut (sumber : Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, p.3) 1.3 Macam-Macam Penyakit Kulit Dengan Manifestasi Oral Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit kulit yang memiliki manifestasi lesi mukosa mulut : 1. Liken planus Liken planus adalah penyakit peradangan mukokutan yang tidak diketahui penyebabnya. Kulit dan mukosa mulut yang paling sering terlibat. Selaput lendir lainnya (termasuk alat kelamin, kerongkongan, dan konjungtiva) dan kulit kepala rambut serta kuku juga dapat terpengaruh. Presentasi klinis liken planus bervariasi tergantung pada daerah yang terlibat. Daerah kulit yang terlibat pada penderita liken planus ditandai dengan permukaan atasnya yang datar, eritematosa pruritus dan papula yang sering terjadi pada permukaan fleksor dari lengan dan kaki. Papula mungkin diskrit atau bergabung membentuk plak.Menurut data berbasis populasi dari Swedi, prevalensi liken planus pada kulit antara laki-laki adalah 0,3% dan prevalensi oral liken planus adalah 1,5%, prevalensi masing-masing di kalangan perempuan adalah 0,1% dan 2,3%. Liken planus memiliki beberapa tipe, yaitu 12 tipe papular, retikular, plak, atrofik, erosi, ulser dan bula. Lesi kulit mungkin ditemui pada sekitar 15 % pasien dengan oral liken planus.1,5,13 Gambar 17. Liken planus di kulit bagian fleksor (sumber : Martin S. Greenberg, Michael Glick, Jonathan A. Ship. Burket’s Oral Medicine 11th ed. India : BC Decker Inc; 2008, p.92) Manifestasi oral Manifestasi oral liken planus dapat terjadi beberapa minggu atau bulan sebelum munculnya lesi kulit. Tipe yang paling sering adalah tipe retikular. Bentuk retikuler liken planus ditandai dengan garis putih halus atau striae Wickham yang membentuk susunan anular. Striae sering menampilkan zona eritematosa perifer, yang mencerminkan peradangan subepitel. Meskipun liken planus retikuler mungkin ditemui di seluruh wilayah mukosa mulut, paling sering lesi ini diamati secara bilateral pada mukosa bukal dan jarang di sisi mukosa bibir.1,8 13 Gambar 18. Tipe retikular dari oral liken planus (sumber : Martin S. Greenberg, Michael Glick, Jonathan A. Ship. Burket’s Oral Medicine 11th ed. India : BC Decker Inc; 2008, p.91) 2. Herpes simpleks HSV-1 dan HSV-2 hampir identik dalam struktur. Kedua virus ini dapat menyebabkan lesi yang identik. Antibodi terhadap HSV-1 pada populasi umum meningkat dengan usia dan berkorelasi dengan status sosial ekonomi. Dengan 50% dari orang dewasa di strata sosial tertinggi terinfeksi dan 85% dari orang-orang di strata sosial yang lebih rendah. Dari mereka yang terinfeksi, lebih dari 25% memiliki periode berulang, yang biasanya bermanifestasi sebagai herpes labialis mukokutan. Masa inkubasi infeksi HSV-1 selama tiga sampai enam hari, yang kemudian akan menghasilkan lesi mukokutan yang menyakitkan dan berkembang menjadi vesikel yang meletus selama satu sampai dua minggu sehingga menyebabkan ulkus yang dangkal. Ulkus ini akan sembuh dalam lima sampai tujuh hari. Gejala sistemik berupa demam, malaise, mialgia, anoreksia, dan disfagia.14 14 Gambar 19. Herpes simpleks. Tampak vesikel-vesikel di permukaan pipi (sumber : American Academy of Dermatologi [internet]. Avaliable from: URL: http://www.aad.org/dermatology-a-to-z/diseases-and-treatments/e--h/herpes-simplex. Accessed : February 18, 2014) Manifestasi oral Dalam beberapa hari dari prodrome, eritema dan kelompok vesikel muncul pada mukosa keratin dari langit-langit keras, attached gingival, dorsum lidah, dan mukosa dari nonkeratinized bukal dan labial mukosa, lidah ventral, serta langit-langit lunak. Vesikel memecah untuk membentuk ulser yang biasanya 1 sampai 5 mm dan menyatu untuk membentuk ulser yang lebih besar dengan ditandai eritema sekitarnya. Gingiva sering merah menyala, dan mulut terasa menyakitkan, menyebabkan kesulitan saat makan.14 15 Gambar 20. Herpes labialis. (sumber: Martin S. Greenberg, Michael Glick, Jonathan A. Ship. Burket’s Oral Medicine 11th ed. India : BC Decker Inc; 2008, p.44) 3. Eritema multiformis Eritema multiformis adalah lesi inflamasi akut yang bermanifestasi pada kulit dan mukosa mulut, meskipun permukaan mukosa lainnya, seperti alat kelamin mungkin juga timbul. Eritema multiformis umumnya mempengaruhi orang-orang antara usia 20 dan 40 tahun, dengan 20% terjadi pada anak-anak. Gejala awal yang sering berupa demam, malaise, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan batuk. Lesi kulit muncul cepat selama beberapa hari dan mulai sebagai makula merah yang menjadi papula, terutama di tangan dan bergerak sentripetal menuju badan dalam distribusi simetris. Daerah yang paling umum terlibat adalah ekstremitas atas, wajah, dan leher. Lesi kulit dapat terjadi dalam beberapa bentuk - maka digunakan istilah multiforme.1,5 16 Gambar 21. Lesi eritema multiformis pada kaki (sumber : Martin S. Greenberg, Michael Glick, Jonathan A. Ship. Burket’s Oral Medicine 11th ed. India : BC Decker Inc; 2008, p.54) Manifestasi oral Manifestasi oral termasuk makula hiperemik, papula atau vesikel, yang mungkin menjadi terkikis atau ulserasi dan berdarah. Daerah yang paling sering terkena adalah bibir (36 %), mukosa bukal (31 %), lidah (22 %), dan mukosa labial (19 %). 1,5,12 Gambar 22. Lesi intra oral dari eritema multiformis (sumber: Martin S. Greenberg, Michael Glick, Jonathan A. Ship. Burket’s Oral Medicine 11th ed. India : BC Decker Inc; 2008, p.54) 17 4. Sindrom Steven Johnson Sindrom Stevens Johnson (SJS) adalah penyakit kulit langkah, parah, reaksi kulit dimediasi imun, biasanya reaksi idiosinkrasi terhadap obatobatan. SJS adalah erupsi mukokutan progresif, biasanya didahului oleh penyakit pernapasan, yang ditandai dengan erosi parah setidaknya dua permukaan mukosa dengan keterlibatan kulit bervariasi mulai dari makula eritematosa ke bula dan nekrosis kulit, dan disertai dengan demam, limfadenopati, dan toksisitas. Kejadian SJS diperkirakan adalah 0,8 kasus per juta penduduk dengan puncak insiden infeksi pada dekade kedua kehidupan dan sebagian besar pasien adalah anak-anak. Lesi kulit biasanya mulai sebagai makula merah dan mungkin terbatas pada lesi targetoid atau mungkin berkembang dengan cepat menjadi makula kehitaman - merah luas, yang dapat menjadi konfluen. 14 Gambar 23. Pola khas dari Sindrome steven Johnson. (sumber : Jean-Claude, Judith P. Kelly, Luigi Naldi, Berthold Rzany, Robert S. Stern, Theresa Anderson, dkk. Medication Use and the Risk of Stevens–Johnson Syndrome or Toxic Epidermal Necrolysis. N Eng J Med,1995) 18 Manifestasi oral Lesi oral mungkin sangat parah dan begitu menyakitkan sehingga proses pengunyahan akan sangat terganggu. Oral mukosa selalu terlibat dengan nekrosis superfisial luas di bibir dan mulut, menyebabkan kerak hemoragik dan stomatitis yang parah. Vesikel atau bula pada mukosa yang pecah dan akan meninggalkan permukaan ditutupi dengan eksudat putih atau kuning tebal. Bibir mungkin menunjukkan ulserasi.1,10 Gambar 24. Lesi oral penderita syndrome steven Johnson. (sumber : Stevens Johnson Syndrome & Toxic Epidermal Necrolysis, 2014. [internet]. Available from : URL : http://www.dermnetnz.org/reactions/sjs-ten.html. Accessed : February 21, 2014) 5. Pemfigus Pemfigus terdiri dari empat tipe: pemfigus vulgaris, pemfigus vegetans, pemfigus foliaseus dan pemfigus eritematosus. Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia, biasanya antara usia 30 dan 60. Patogenesis berasal dari mekanisme autoimun di mana beredar antibodi menargetkan permukaan sel keratinosit. Penyebab pembentukan antibodi autoimun ini tidak diketahui, 19 tetapi mungkin berhubungan dengan faktor genetik atau gangguan autoimun lainnya. Secara klinis , vesikel atau bula intermiten yang ditimbulkan akann meletus, menciptakan ulser lesi diikuti oleh resolusi lengkap dan remisi satu sama lain. 14 Gambar 25. Lesi awal penderita pemfigus vulgaris. (sumber: Martin S. Greenberg, Michael Glick, Jonathan A. Ship. Burket’s Oral Medicine 11th ed. India : BC Decker Inc; 2008, p.63) Manifestasi oral 80% - 90% pasien dengan pemfigus vulgaris menimbulkan lesi oral selama perjalanan penyakit, dan 60 % dari kasus menunjukkan lesi oral adalah tanda pertama. Lesi oral dapat mulai sebagai bula, lebih sering dokter melihat ulkus tidak teratur dangkal karena bula yang cepat pecah. Paling umum, lesi dimulai pada mukosa bukal. Langit-langit dan gusi adalah daerah umum lainnya yang terlibat. Lesi oral umumnya muncul selama berbulan-bulan sebelum lesi kulit muncul. Jika pengobatan segra dilakukan, maka penyakit ini lebih mudah untuk dikontrol, dan kesempatan untuk remisi awal gangguan ditingkatkan sehingga ada subkelompok kecil pasien pemfigus yang tetap 20 terbatas pada mukosa mulut.5 Dalam lingkungan oral yang selalu lembab dan trauma, bula pada mukosa oral akan pecah tak lama sesudah terbentuk, meninggalkan ulserasi yang nonspesifik.8 Gambar 26. Ulserasi tidak teratur daerah bukal pada penderita pemfigus vulgaris. (sumber: Martin S. Greenberg, Michael Glick, Jonathan A. Ship. Burket’s Oral Medicine 11th ed. India : BC Decker Inc; 2008, p.64) 6. Sistemik Lupus Eritematosus Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehat. Hal ini dapat mempengaruhi kulit, sendi, ginjal, otak, dan organ lainnya. Sistemik lupus eritematouus adalah penyakit yang mengarah ke jangka panjang peradangan (kronis). Penyebab yang mendasari penyakit autoimun tidak sepenuhnya diketahui. SLE jauh lebih umum pada wanita dibandingkan pria. Ini dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering muncul pada orang antara usia 10 dan 50. Afrika, Amerika dan Asia lebih sering terkena daripada orang-orang dari ras lain. SLE juga dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu. Gambaran 21 dermatologi paling karakteristik dari lupus adalah butterfly rash. Butterfly rash ini paling sering terlihat di atas pipi dan jembatan hidung, tetapi bisa meluas. Butterfly rash terjadi pada 30 % sampai 60 % dari pasien . Gambar 27. Sistemik Lupus eritematous, butterfly rash. (sumber: Jeffrey P. Harris, Michael H. Weisman. Head and Neck Manifestations of Systemic Disease. New York : Informa Healthcare USA; 2007.p.6) Manifestasi oral Lesi oral mulai sebagai eritematosa dan biasanya dengan bintik-bintik putih. Kadang-kadang, dangkal, menyakitkan, ulserasi dapat terjadi dengan pengerasan kulit atau perdarahan. Lesi ini paling umum pada mukosa bukal, palatum dan lidah. Amerika Rematik Komite Asosiasi pada Diagnostik Kriteria dan Terapi telah mengatakan ulserasi nasofaring sebagai diagnostik utama manifestasi lupus eritematosus. Ulserasi ini umumnya tanpa rasa sakit dan sering melibatkan palatum.1,5 22 Gambar 28. Sistemik Lupus Eritematous : ulserasi oral (sumber: Jeffrey P. Harris, Michael H. Weisman. Head and Neck Manifestations of Systemic Disease. New York : Informa Healthcare; 2007.p.7) 7. Pemfigoid Pemfigoid dibagi menjadi bula dan pemfigoid membran mukosa, keduanya ditandai oleh pembentukan bula subepitelial dan lesi oral yang sama. Lesi kulit Pemfigoid melibatkan kulit kepala, lengan, kaki, ketiak, dan selangkangan. Pruritis adalah fitur umum dari lesi kulit, yang awalnya mungkin hadir sebagai makula dan papula. Penyakit ini membatasi diri tetapi dapat berlangsung selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun tanpa terapi.5,14 23 Gambar 29. Pemfigoid bullosa pada kulit kepala. (Martin S. Greenberg, Michael Glick, Jonathan A. Ship. Burket’s Oral Medicine 11th ed. India : BC Decker Inc; 2008, p.67) Manifestasi oral Keterlibatan oral umum di pemfigoid bullosa, terjadi pada 30% sampai 50% pasien. Perubahan oral awal terdiri dari bula hemoragik. Karena lingkungan yang lembab, pemecahan bula meninggalkan ulserasi yang tertutup fibrin.5,8 8. Bechet’s Disease Behçet’s disease (BD) atau Behçet syndrome tergolong penyakit vaskuliti sistemik, karena terjadi keterlibatan pembuluh arteri dan vena di berbagai organ tubuh. Manifestasi behçet’s disease dapat terjadi pula pada berbagai sistem organ di antaranya trombosis, gangguan nurologis (keterlibatan sistem saraf pusat parenkim dan hipertensi intrakranial), gangguan kardiovaskular (aneurisma arteri dan vaskulitis pembuluh darah kecil), ulserasi intestinal sertpolikondritis.11 24 Umumnya behçet’s disease terjadi di negara-negara yang berbatasan dengan rute jalur sutera seperti Jepang, Korea, Cina, Irak, Iran dan Turki. Prevalensi behçet’s disease tertinggi di dunia adalah di kota Anatolia, Turki dengan jumlah 370 pasien di antara 100.000 jiwa. Sedangkan prevalensi terendah adalah di Eropa utara dan Amerika Serikat dengan jumlah 0,1 hingga 7,5 pasien diantara 100.000 jiwa.14 Gambar 30. Lesi kulit dari Behcet’s disease;(A) lesi ulserasi; (B) lesi pustular; (C) lesi pustular (D) eritema nodosum. (sumber : Jeffrey P. Harris, Michael H. Weisman. Head and Neck Manifestations of Systemic Disease. New York: Informa Healthcare; 2007) Manifestasi oral Ulserasi oral merupakan temuan yang paling umum dari penyakit ini dan terlihat dalam lebih dari 95% pasien. Mereka diperlukan untuk diagnosis meskipun beberapa berpendapat bahwa dalam kasus yang jarang terjadi, ulkus oral tidak dibutuhkan untuk melakukan diagnosis. Ulserasi oral penderita behçet’s disease dapat muncul pada lidah, bibir, permukaan gingiva, mukosa bukal, palatum mole, atau faring posterior, proses 25 penyembuhan terjadi dalam satu sampai tiga minggu, biasanya penyembuhan tanpa bekas luka. Ulkus oral berulang muncul dalam lebih dari 90% pasien; lesi ini tidak dapat dibedakan secara klinis atau histologis dari RAS.14 Gambar 31 . Lesi oral ulserasi dari behçet’s disease. (sumber : Jeffrey P. Harris, Michael H. Weisman. Head and Neck Manifestations of Systemic Disease. New York : Informa Healthcare; 2007. P.31) 9. Varisela Varisela adalah penyakit yang menyeluruh dan sangat menular, terutama mengenai anak-anak. Mengikuti masa inkubasi selama 10 hingga 20 hari, sebuah vesikel mulai timbul pada kulit, sebagian besar di daerah toraks, anggota tubuh proksimal dan kulit kepala. Rash merah muncul secara tibatiba, mengandung lesi eritematous diskret, lesi makulopapular yang dengan cepat terbentuk vesikel-vesikel. Lesi sembuh dalam waktu 2 sampai 4 minggu, sering dengan jaringan parut dan hipopigmentasi.8 26 Gambar 32. Penderita varicella zoster [internet]. Avaiable from : URL : http://www.immunizebc.ca/sites/default/files/diseasephotos/varicella_girl2.jg. Accessed : February 21, 2014. Manifestasi oral Lesi pada mukosa seringkali mendahului lesi di daerah kulit. Semua daerah mulut dapat terkena, sebagian besar dalam bentuk vesikel yang dengan cepat mengalami ulserasi.5,8 Gambar 33. Oral manifestasi varicella zoster [internet]. Avaiable from : http://www.skinsight.com/images/dx/webChild/varicellaChickenpox_1810_l g.jpg. Accessed : February 21, 2014 27 10. Hand, foot and mouth Penyakit Hand, foot and mouth (HFM) biasanya menimpa anak-anak lebih muda dari 10 tahun di musim panas. Pasien demam dan mulut sakit, 75 sampai 100 % dari pasien memiliki ruam kulit, terutama pada tangan dan kaki (dorsa, telapak tangan dan kaki ). Pertama ruam merah akan muncul dan makula dan kemudian menjadi vesicular. Gambar 34. Tampakan klinis dari hand, foot and mouth deases [internet]. Avaliable from : URL : http://hand-foot-and-mouth.com/hand-foot-andmouth-disease/hand-foot-and-mouth-2/ . Accessed : February 21, 2014. Manifestasi Oral Pasien demam dan mengeluh nyeri pada mulut dan tenggorokan. Lesi dimulai sebagai eritematosa makula yang menjadi vesikel dan cepat memecah ke ulser. Lesi biasanya terletak di lidah, keras dan langit-langit lunak, dan mukosa bukal tetapi dapat hadir pada setiap lisan permukaan mukosa. 28 Gambar 35. Gambaran oral dari hand, foot and mouth deasesImage. (sumber: Color Atlas of Pediatric Dermatology. Samuel Weinberg, Neil S. Prose, Leonard Kristal[internet]) Avaliable from : URL : http://www.medicinenet.com/hand-foot-and-mouth_syndrome/article.htm. Accessed: February 21, 2014. 29 BAB III KERANGKA KONSEP PENYAKIT KULIT YANG ERAT KAITANNYA DENGAN KELUHAN RONGGA MULUT a. b. c. d. e. Liken Planus Herpes Simpleks Eritema Multiformis Sindrom Steven Johnson Pemfigus f. Sistemik Lupus Eritematosus g. Pemfigoid h. Behcet’s Disease i. Varisela j. Hand,Foot and Mouth OH buruk Faktor lokal Manifestasi Oral Trauma lokal Lesi Rongga Mulut a. b. c. d. e. Ulser Erosi Fisura Papula Plak g. h. i. j. k. Bula Nodul Makula Bercak Vesikel Oral disease a. b. c. d. e. Kandidiasis Pain Gusi berdarah Deskuamasi krusta KETERANGAN : = variabel yang diteliti = variabel yang tidak diteliti 30 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif. 4.2 RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode pendekatan retrospektif. 4.3 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 4.3.1 Tempat Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medik RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo. 4.3.2 Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2014 4.4 VARIABEL PENELITIAN Variabel pada penelitian ini adalah manifestasi oral penderita penyakit kulit. 31 4.5 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL 1. Manifestasi oral adalah semua keluhan rongga mulut pada penderita penyakit kulit meliputi lesi rongga mulut dan oral disease. 2. Penderita penyakit kulit adalah penderita yang mengalami kerusakan terhadap struktur kulitnya dengan keluhan atau tanpa keluhan yang terdaftar dalam kartu status sebagai pasien di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan diagnosa yaitu: a. Liken Planus b. Herpes Simpleks c. Sindrom Steven Johnson d. Pemfigus e. Eritema Multiformis f. Sistemik Lupus Eritematosus g. Pemfigoid h. Behcet’s Disease i. Varisela j. Hand,Foot and Mouth 3. Lesi rongga mulut adalah perubahan warna dan struktur yang tidak normal dan nampak secara klinis pada permukaan mukosa mulut dengan parameter klinis dicatat berdasarkan terminologi deskriptif yang terdapat pada buku Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim karangan Robert PL dan Craig SM. 32 4.6 SUBJEK PENELITIAN Seluruh data rekam medik penderita penyakit kulit di poliklinik dan rawat inap bagian kulit dan kelamin RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo mulai pada tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan tanggal 30 Juni 2014 dengan diagnosa yaitu : a. Liken Planus b. Herpes Simpleks c. Sindrom Steven Johnson d. Pemfigus e. Eritema Multiformis f. Sistemik Lupus Eritematosus g. Pemfigoid h. Behcet’s Disease i. Varisela j. Hand,Foot and Mouth 4.7 PROSEDUR PENELITIAN 1. Pengambilan data rekam medik mengenai identitas pasien di instalasi rekam medik RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo yang terdaftar menjadi pasien penderita penyakit kulit di poliklinik dan rawat inap bagian kulit dan kelamin mulai pada tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan tanggal 30 Juni 2014 dengan diagnosa yaitu : 33 a. Liken Planus b. Herpes Simpleks c. Sindrom Steven Johnson d. Pemfigus e. Eritema Multiformis f. Sistemik Lupus Eritematosus g. Pemfigoid h. Behcet’s Disease i. Varisela j. Hand,Foot and Mouth 2. Mecatat seluruh keluhan umum dan manifestasi oral yang terdapat dalam data rekam medik tersebut. 3. Semua data yang terkumpul kemudian diolah. 4. Data yang diolah tersebut dikelompokkan pada suatu tabel. 5. Kemudian, data dianalisa sehingga ditemukan prevalensi manifestasi oral dari penderita penyakit kulit di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo. 4.8 DATA PENELITIAN 4.8.1 Jenis data Jenis data pada penilitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari data rekam medik. 4.8.2 Pengolahan data Pengolahan data dilakukan menggunakan program SPSS. 34 4.8.3 Penyajian data Deskriptif, di mana membuat uraian secara sistematik mengenai keadaan dari hasil penelitian skemudian di distribusi dalam bentuk tabel. 35 BAB V HASIL PENELITIAN Telah dilakukan penelitian mengenai jumlah manifestasi oral pada penderita penyakit kulit di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo. Penelitian ini di lakukan pada bulan Juli – Agustus 2014. Subjek penelitian mencakup seluruh data rekam medik penderita penyakit kulit di poliklinik dan rawat inap bagian kulit dan kelamin RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo mulai pada tanggal 1 Januari 2012 sampai dengan tanggal 30 Juni 2014 dengan diagnosa yaitu : a. Liken Planus b. Herpes Simpleks c. Eritema Multiformis d. Sindrom Steven Johnson e. Pemfigus f. Sistemik Lupus Eritematosus g. Pemfigoid h. Varisela i. Behcet’s Disease j. Hand,Foot and Mouth didapatkan jumlah data rekam medik sebanyak 108 buah. 36 Pengambilan data sekunder dilakukan dengan mencatat seluruh manifestasi oral dari 108 data yang telah di dapatkan. Data hasil penelian disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 5.1 Distribusi karakteristik subjek penelitian Variabel Jenis Kelamin Umur Jenis Penyakit Laki-laki Perempuan total 1 - 20 tahun 21-40 tahun 41-60 tahun 61-80 tahun total Liken Planus Herpes Simpleks Sindrom Steven Johnson Pemfigus Eritema Multiformis Sistemik Lupus Eritematosus Pemfigoid Varisela Behcet’s Disease Hand,Foot and Mouth Total n 35 73 108 34 54 17 3 108 2 2 15 3 3 48 3 32 108 % 32,4 67,6 100 31,5 50 15,7 2,8 100 1,8 1,8 14 2,8 2,8 44,4 2,8 29,6 100 Sumber : Data Sekunder Tabel 5.1 menunjukkan distribusi karakteristik dari subjek penelitian, dimana jumlah subjek penelitian berjenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki yaitu 73 (67,7%) subjek untuk perempuan dan 35 (32,4%) subjek untuk laki-laki. Jumlah subjek penelitian paling banyak dijumpai pada kelompok umur 21-40 tahun, yaitu 54 (50%), diikuti kelompok umur 1-20 tahun sebanyak 34 (31,5%), umur 4160 tahun sebanyak 17 (15,7%), dan kelompok umur yang paling sedikit terdapat pada kelompok umur 61-80 tahun yaitu 3 (2,8%) subjek. Jumlah total subjek penelitian yang diperoleh sebanyak 108 subjek, dimana dari sepuluh jenis penyakit 37 menunjukkan bahwa tidak diperoleh data rekam medik untuk jenis penyakit Behcet’s disease dan Hand, foot and mouth. Untuk jenis penyakit Liken planus di peroleh sebanyak 2 (1,8%) subjek, herpes simpleks 2 (1,8%), pemfigus 3 (2,8%), eritema multiformis 3 (2,8%), pemfigoid 3 (2,8%), dan jenis penyakit yang paling banyak dijumpai yaitu pada penderita sistemik lupus eritematosus sebanyak 48 (44,4%) subjek, diikuti varisela 32 (29,6%) dan Sindrom steven Johnson 15 (14%). 38 Tabel V.2 Distribusi prevalensi manifestasi oral pada penderita penyakit kulit (tabel di file terpisah) 39 Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 108 jumlah penderita penyakit kulit, diperoleh 50 (46,3%) subjek yang memiliki manifestasi oral. Jumlah manifestasi oral paling banyak di temukan pada penderita sistemik lupus eritematosus yaitu 31 (28,7%), diikuti oleh sindrom steven johnsons sebanyak 11 (10,2%), varisela 5 (4,6%), pemfigus 2 (1,9%), herpes simpleks 1 (0,93%) dan untuk penderita Liken planus, eritema multiformis dan pemfigoid tidak menunjukkan adanya manifestasi oral. Dari 50 (46,3%) subjek yang memiliki manifestasi oral, ditemukan jumlah jenis manifestasi oral sebanyak 65. Hal ini terjadi karena beberapa dari subjek penelitian ini memiliki lebih dari satu jenis manifestasi oral yang ditemukan. Jenis manifestasi oral yang paling banyak adalah ulser sebanyak 31 (47,8%), erosi 4 (6,2%), vesikel 2 (3%), fisura 1 (1,5%), kandidiasis 3 (4,6%), pain 4 (6,1%), gusi berdarah 5 (7,7%), deskuamasi 8 (12,3%), dan krusta sebanyak 7 (10,8%). Tabel 5.3 Distribusi jumlah jenis manifestasi oral pada penderita Herpes Simpleks Jumlah Jumlah Jenis Penyakit Manifestasi Jenis Manifestasi oral n penderita Oral Herpes 2 1 Lesi Ulser Simpleks (50%) rongga Erosi mulut Vesikel 1 Fisura Oral Kandidiasis disease Pain Gusi berdarah Deskuamasi Krusta 1 Total % 100 100 Sumber : Data Sekunder Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 2 penderita herpes simpelks 1 (50%) diantaranya memiiki manifestasi oral, dengan jenis lesi adalah vesikel. 40 Tabel 5.4 Distribusi jumlah jenis manifestasi oral pada penderita sindrom steven johnson Jumlah Jumlah Jenis Penyakit Manifestasi Jenis Manifestasi oral n penderita Oral Sindrom Steven 15 11 Lesi Ulser 2 Johnson (73,3%) rongga Erosi 4 mulut Vesikel Fisura 1 Oral Kandidiasis 1 disease Pain 2 Gusi berdarah Deskuamasi 3 Krusta 6 19 Total % 10,5 21 5,3 5,3 10,5 15,8 31,6 100 Sumber : Data Sekunder Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 15 penderita sindrom steven johnson yang memiliki manifestasi oral adalah sebanyak 11(73,3%) subjek, dengan jumlah jenis manifestasi oral sebanyak 19. Jenis manifestasi oral yang ditemukan adalah ulser sebanyak 2 (10,5%), erosi 4 (21%), fisura 1 (5,3%), kandidiasis 1 (5,3%), pain 2 (10,5%), deskuamasi 3 (15,8%), dan krusta sebanyak 6 (31,6%). Tabel 5.5 Distribusi jumlah jenis manifestasi oral pada penderita pemfigus Jumlah Jumlah Jenis Penyakit Manifestasi Jenis Manifestasi oral penderita Oral Pemfigus 3 2 Lesi Ulser (66,7%) rongga Erosi mulut Vesikel Fisura Oral Kandidiasis disease Pain Gusi berdarah Deskuamasi Krusta Total n % 1 1 2 50 50 100 Sumber : Data Sekunder 41 Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 3 penderita pemfigus yang memiliki manifestasi oral adalah sebanyak 2 (66,7%). Jenis manifestasi oral yang ditemukan adalah 1 (50%) ulser dan 1 (50%) pain. Tabel 5.6 Distribusi jumlah jenis manifestasi oral pada penderita sistemik lupus eritematosus Jumlah Jumlah Jenis Penyakit Manifestasi Jenis Manifestasi oral N penderita Oral Sistemik Lupus 48 31 Lesi Ulser 25 Eritematosus (64,6%) rongga Erosi mulut Vesikel Fisura Oral Kandidiasis 2 disease Pain Gusi berdarah 5 Deskuamasi 5 Krusta 37 Total % 67,6 5,4 13,5 13,5 100 Sumber : Data Sekunder Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 48 penderita sistemik lupus eritematosus yang memiliki manifestasi oral adalah sebanyak 31 (64,6%) subjek, dengan jumlah jenis manifestasi oral sebanyak 37. Jenis manifestasi oral yang ditemukan adalah ulser sebanyak 25 (67,6%), kandidiasis 2 (5,4%), gusi berdarah 5 (13,5%), dan deskuamasi sebanyak 5 (13,5%). 42 Tabel 5.7 Distribusi jumlah jenis manifestasi oral pada penderita varisela Jumlah Jumlah Jenis Penyakit Manifestasi Jenis Manifestasi oral penderita Oral Varisela 32 5 Lesi Ulser (15,6%) rongga Erosi mulut Vesikel Fisura Oral Kandidiasis disease Pain Gusi berdarah Deskuamasi Krusta Total n % 3 1 1 5 60 20 20 100 Sumber : Data Sekunder Tabel 5.7 menunjkkan bahwa dari 32 penderita varisela yang memiliki manifestasi oral sebanyak 5 (15,6%). Jenis manifestasi oral yang ditemukan adalah ulser sebanyak 3 (60%), vesikel 1 (20%) dan deskuamasi 1 (20%). 43 BAB VI PEMBAHASAN Penyakit kulit telah mendapat perhatian khusus sebagai penyakit sistemik dengan lesi rongga mulut yang mungkin menjadi gambaran klinis utama atau satusatunya tanda berbagai penyakit mukokutan. Pada penelitian ini, peneliti membatasi rekam medik yang menjadi subjek penelitian kedalam 10 kelompok penyakit kulit, yaitu: a. Liken Planus b. Herpes Simpleks c. Eritema Multiformis d. Sindrom Steven Johnson e. Pemfigus f. Sistemik Lupus Eritematosus g. Pemfigoid h. Varisela i. Behcet’s Disease j. Hand,Foot and Mouth Penyakit herpes simpleks, eritema multiformis, sindrome steven johnson, pemfigus, sistemik lupus eritematosus, pemfigoid dan varisela dipilih karena penyakit-penyakit tersebut termasuk dalam penyakit kulit yang umum di Indonesia.15 44 Data lain yang menjadi acuan dipilihnya penyakit tersebut adalah penelitian yang dilakukan di Brazil pada Oktober 2007 - Oktober 2008, diperiksa pada 88 kasus (n=88) penderita penyakit kulit menunjukkan bahwa 35% dari kasus yang diteliti didiagnosis sebagai liken planus, 33% adalah lupus eritematosus, 24% adalah eritema multiformis, 7% adalah pemfigus vulgaris dan 1% berasal dari kelompok pemfigoid.4 Untuk penyakit Behcet’s disease dan Hand, foot, and mouth dipilih menjadi subjek dalam penelitian ini karena penyakit tersebut memiliki manifestasi oral sebanyak 95% sampai 100%.14 Pada penelitian ini didapatkan bahwa dari 108 jumlah penderita penyakit kulit, diperoleh 50 (46,3%) subjek memiliki manifestasi oral. Jumlah manifestasi oral paling banyak ditemukan pada penderita sistemik lupus eritematosus yaitu 31 (28,7%) subjek, diikuti oleh sindrom steven johnson sebanyak 11 (10,2%), varisela 5 (4,6%), pemfigus 2 (1,9%), herpes simpleks 1 (0,93%) dan untuk penderita Liken planus, eritema multiformis dan pemfigoid tidak menunjukkan adanya manifestasi oral. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan di Brazil pada Oktober 2007 - Oktober 2008, diperiksa pada 88 kasus (n=88) dengan jumlah total lesi oral ditemukan (n = 35), lesi oral paling sering ditemukan di antara pasien yang menderita liken planus (51%), diikuti oleh lupus eritematosus (20%), eritema multiformis (20%) dan pemfigus vulgaris (9%).4 Perbedaan tersebut dikarenakan jumlah subjek yang diperoleh pada penelitian ini untuk penyakit liken planus, eritema multiformis, pemfigoid dan pemfigus lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah subjek untuk penyakit tersebut pada penelitian yang di lakukan di Brazil. 45 Dari 50 (46,3%) subjek yang memiliki manifestasi oral, ditemukan jumlah jenis manifestasi oral sebanyak 65. Hal tersebut terjadi karena beberapa dari subjek penelitian ini memiliki lebih dari satu jenis manifestasi oral. Jenis manifestasi oral yang paling banyak adalah ulser yaitu 31 (47,8%), erosi 4 (6,2%), vesikel 2 (3%), fisura 1 (1,5%), kandidiasis 3 (4,6%), pain 4 (6,1%), gusi berdarah 5 (7,7%), deskuamasi 8 (12,3%), dan krusta sebanyak 7 (10,8%). Lesi rongga mulut dan oral disease ini akan dijabarkan lebih lanjut untuk masing-masing jenis penyakit dalam paragraf berikutnya. Pada tabel 5.6 manifestasi oral dari sistemik lupus eritematosus sebanyak 31 dari 48 subjek atau sekitar 64,6%. Dengan jumlah lesi sebanyak 37. Hal ini sejalan dengan referensi sebelumnya dalam sebuah jurnal yang menyatakan bahwa sistemik lupus eritematosus memiliki manifestasi oral hingga 40%.16 Dalam beberapa literatur menyebutkan bahwa manifestasi oral dari sistemik lupus eritematosus dapat berupa garis-garis putih yang diidentifikasi sebagai kandida, gingivitis deskuamatif, gingivitis marginal dan ulser.1,5,16 Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini yaitu ditemukannya ulser sebanyak 25 (67,6%), kandidiasis 2 (5,4%), gusi berdarah 5 (13,5%), dan deskuamasi sebanyak 5 (13,5%). Persentasi lesi rongga mulut yang paling banyak ditemukan pada penyakit ini adalah ulser, yaitu sebanyak 25 (67,6%) atau 1 : 2. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dalam sebuah teori yang menyatakan bahwa satu dari lima pasien lupus eritematosus mengalami ulser.17 Pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 15 penderita sindrom steven johnson terdapat 11 (73,3%) subjek yang memiliki manifestasi oral, dengan jumlah jenis manifestasi oral sebanyak 19. Pada penderita ini, kelainan selaput lendir di orifisium 46 yang tersering ialah pada mukosa mulut/bibir (100%). Kelainan yang terjadi berupa stomatis dengan vesikel pada bibir, lidah, mukosa mulut bagian bukal. Stomatis merupakan gejala yang dini dan mencolok. Stomatis ini kemudian menjadi lebih berat dengan pecahnya vesikel dan bula sehinga terjadi erosi, ekskoriasi, pendarahan, ulser dan terbentuk krusta kehitaman.19 Hal tersebut sejalan dengan penelitian ini, dimana ditemukannya krusta sebanyak 7 (36,8%), erosi 4 (21,1%), ulser sebanyak 2 (10,5%), fisura 1 (5,3%), kandidiasis 1 (5,3%), pain 2 (10,5%), dan deskuamasi 2 (10,5%). Tabel 5.3 dan Tabel 5.5 menunjukkan manifestasi oral dari penderita herpes simpelks dan penderita pemfigus. Dimana dari 2 penderita herpes simpelks, 1 (50%) diantaranya memiiki manifestasi oral, dengan jenis lesi adalah vesikel. Sedangkan dari 3 penderita pemfigus, yang memiliki manifestasi oral adalah sebanyak 2 (66,7%) yaitu 1 (50%) ulser dan 1 (50%) pain. Hal ini sejalan dengan sebuah literatur yang mengatakan vesikel akan muncul sebagai gejala awal dari herpes simpleks14 dan untuk penderita pemfigus rongga mulutnya sering terdapat ulser tidak teratur karena bula yang cepat pecah.5 Tetapi dalam penelitian ini, hasil manifestasi oral dari kedua penyakit tersebut tingkat akurasinya rendah karena subjeknya yang sangat sedikit. Namun, dari 108 jumlah subjek pada penelitian ini tidak diperoleh data rekam medik untuk jenis penyakit Behet’s disease dan Hand, foot and mouth di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo. Hal ini dikarenakan Behet’s disease dan Hand, foot and mouth tidak termasuk dalam penyakit kulit yang umum di Indonesia.15 Penyebaran dari Behcet’s disease umumnya terjadi di negara-negara yang berbatasan dengan rute 47 jalur sutera seperti Jepang, Korea, Cina, Irak, Iran dan Turki.14 Sedangkan, Hand, foot and mouth adalah penyakit yang dilaporkan oleh WHO banyak terjadi di negara Australia, Brunei Darussalam, Cina, Jepang, Malaysia, Mongolia, Republik Korea, Singapura, dan Vietnam.18 48 BAB VII PENUTUP 7.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo pada bulan juli – agustus 2014, maka dapat disimpulkan bahwa 1. Jumlah manifestasi oral beberapa penyakit kulit di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo berdasarkan data rekam medik tahun 2012-2014 sebesar 46,3% (50 subjek) dari total subjek adalah 108, dengan sistemik lupus eritematosus sebagai penyakit dengan jumlah manifestasi oral paling banyak yaitu 31 (28,7%) subjek. 2. Jenis manifestasi oral yang ditemukan berupa ulser, erosi, vesikel, fisura, krusta, kandidiasis, pain, gusi berdarah, dan deskuamasi, dengan ulser sebagai manifestasi oral yang paling banyak ditemukan yaitu sebanyak 31 (47,8%). 7.2 SARAN 1. Setiap subjek penelitian perlu dikaji lebih mendalam dengan dilakukan pemeriksaan objektif untuk karakterisasi lesi dalam rongga mulut. 2. Perlu diadakan penelitian lanjut mengenai manifestasi oral pada penderita penyakit kulit di rumah sakit lain yang ada di Makassar dengan sampel penelitian yang lebih besar dan periode waktu yang lebih lama. 49 DAFTAR PUSTAKA 1. Vishal Mehrotra, Parvathi Devi, Thimmarasa Venkappa Bhovi, Bhuvan Jyoti. Mouth As A Mirror of Systemic Diseases. Gomal J Med Sci; July-December 2010: 8(2): 235, 238-9 2. Nada M Suliman, Anne N Astrom, Raouf W Ali, Hussein Salman, Anne C Johannessen. Oral Mucosal Lesions In Skin Diseased Patients Attending A Dermatologic Clinic: A Cross-Sectional Study In Sudan. BMC J Oral Health; 2011: 4-5 3. Jahanfar Jahanbani, Douglas E Morse, Halimeh Alinejad. Prevalence Of Oral Lesions And Normal Variants Of The Oral Mucosa In 12 To 15-Year-Old Students In Tehran, Iran. Archives of Iranian Medicine; March 2012: 15(3): 143 4. Leticia MG, Jose Ribamar SBJ, Maria Carmen FN. Clinical evaluation of oral lesions associated with dermatologic diseases. An Bras Dermatol; 2010: 85(2): 151-2 5. Martin S. Greenberg, Michael Glick, Jonathan A. Ship. Burket’s Oral Medicine 11th ed. India : BC Decker Inc; 2008, pp.42, 53-6, 66 6. Robert PL, Craig SM. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta: Hipokrates; 2012, pp.2-5 7. Michael W. Finkelstein. A Guide to Clinical Differential Diagnosis of Oral Mucosal Lesions. Continuing Education Course; Jully 2013:.3, 41 8. J.J Pindorg. Atlas Penyakit Mukosa Mulut. Tangerang : Binarupa Aksara Publisher; 2009, pp.238, 248, 246 9. Azmi MG, Mustafa M, Ahmad A. Prevalence of oral mucosal lesions in psoriatic patients: A controlled study; J Clin Exp Dent. 2012; 4(5): pp.e287-9 10. M. Cicciu, F. Chiera, R. Gallizzi, A. Cicciu, C. D. Salpietro. Immunoglobulin injection for the treatment of multiple oral ulcers in Stevens–Johnson syndrome. Eur Arch Paediatr Dent; 2013: 14 : 355 11. Liza Meutia Sari, Titiek Setyawati. Manifestasi Behçet Disease Yang Parah Dan Komplikasi Perawatannya Dalam Rongga Mulut (Laporan Kasus). Indonesian Journal of Dentistry; 2008: 15 (2): 111 12. Joseph A. Regezi, James J. Sciubba, Richard C.K. Jordan. Oral Pathology: Clinical Pathologic Correlations, 5th ed. St. Louis : Elsevier Inc; 2008, pp.195-7 50 13. Laurence Le Cleach, Olivier Chosidow. Lichen Planus. N Engl J Med 2012. 14. Jeffrey P. Harris, Michael H. Weisman. Head and Neck Manifestations Systemic Disease. New York : Informa Healthcare USA; 2007 of 15. Emmy S. Sjamsoe Daili, Sri Linuwih Menaldi, I Made Wisnu. Pnyakit Kulit Yang Umum Di Indonesi. Jakarta Pusat : Pt Medical Multimedia Indonesia. 2005. 16. Jonathan B. Albilia, David K. Lam, Cameron M.L. Clokie, George K.B. Sándor.Systemic Lupus Erythematosus: A Review for Dentists. JCDA ; 2007 : 73 (9) 17. John Hamburger. Systemic Lupus Erythematosus and the Mouth [internet]. Available from : URL: http://www.lupusuk.org.uk/want-to-know-more/from-thenational-magazine/14-latest-news-archive/112-sle-and-the-mouth. Accessed: Agustus 18, 2014. 18. World Health Organization. A Guide to Clinical Management and Public Health Response for Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) [internet]. 2011. Available from: URL: http://www.wpro.who.int/publications/docs/Guidancefortheclinicalmanagemento fHFMD.pdf. Accessed: Agustus 18, 2014. 19. Monica. Sindrom stevenss–johnson. Jurnal [internet] vol1.no2. juli 2008. Available from: URL: http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/jurnal/vol1.no2.juli2008/sindrom%20stev enss.pdf. Accessed: agustus 19, 2014. 51