evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien preeklampsia

advertisement
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 192-202
Ulfah Nurul Qoyimah
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA
PASIEN PREEKLAMPSIA BERAT RAWAT INAP DI RS PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL
PERIODE JANUARI-DESEMBER 2015
Ulfah Nurul Qoyimah, Adnan
Universitas Ahmad Dahlan
Email: [email protected]
ABSTRAK
Preeklampsia merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh ibu
hamil dengan kehamilan lebih dari 20 minggu disertai proteinuria dan merupakan
salah satu penyebab utama kematian ibu dalam bidang obstetrik. Penelitian ini
bertujuan mengetahui gambaran antihipertensi yang digunakan pada pasien
preeklampsia berat dan untuk mengetahui ketepatan antihipertensi preeklampsia
berat rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul Periode Januari–Desember
2015 ditinjau dari aspek tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis
dengan standar acuan JNC VII.
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian
non eksperimental. Penelitian ini menggunakan desain observasional deskriptif
dengan pengumpulan data secara retrospektif. Subjek penelitian yang digunakan
adalah pasien preeklampsia berat rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul
Periode Januari–Desember 2015 dan menggunakan terapi antihipertensi serta
memenuhi kriteria.
Pada penelitian ini pasien preeklampsia berat pada ibu hamil di RS PKU
Muhammadiyah Bantul mendapatkan terapi antihipertensi nifedipin sebanyak 17
pasien (100%). Hasil analisis penggunaan obat antihipertensi dari 17 pasien
preeklampsia berat di Instalasi Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Bantul
periode Januari–Desember 2015 dianalisis dengan standar acuan JNC VII,
didapatkan 100% tepat indikasi, 100% tepat obat, 100% tepat pasien,dan 100%
tepat dosis.
Kesimpulan evaluasi penggunaan obat antihipertensi pada pasien
preeklampsia berat rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul periode
Januari-Desember 2015 yang paling banyak diberikan yaitu nifedipin, dengan
tepat indikasi 100%, tepat obat 100%, tepat pasien 100%, dan tepat dosis 100%.
Kata kunci : preeklampsia berat, antihipertensi, RS PKU Muhammadiyah Bantul
ABSTRACT
Preeclampsia was is the desseases which have by pregnant moms with the
pregnants more than 20 weeks included proteinuria and one of the death of
influences bottom on obstetric. This study aims to know the description of
Artikel diterima: 8 September 2016
Diterima untuk diterbitkan: 26 September 2016
Diterbitkan: 5 Oktober 2016
192
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 192-202
Ulfah Nurul Qoyimah
antihypertensive use in patients with severe preeclampsia and to determine the
accuaracy of antihypertensive severe preeclampsia in hospitalized PKU
Muhammadiyah Bantul hospital January–December 2015 period review of
aspects of the right indication, the righ drug, right patient and the right dose of
reference standard JNC VII.
The type of research included in this type of non experimental research.
This study uses observational design with retrospective data collection. Subyek
experimental used were patient severe preeclampsia in hospitalized PKU
Muhammadiyah Bantul hospital January-december 2015 period and the use of
antihypertensive therapy and met the inclusion criteria specified.
The result, the severe preeclampsia patients of pregnant moms in PKU
Muhammadiyah Bantul hospital get the teraphy of antihypertensive nifedipine for
17 patients (100%). Analysis result that using of drugs antihypertensive there are
17 patients severe preeclampsia hospitalized in PKU Muhammadiyah Bantul
hospital January-December 2015 period that analyzed with race standart of JNC
VII, obtained 100% the right indication, 100% the right drug, 100% right
patients and 100% the right dose.
Conclusion the evaluation of the use of antihypertensive drugs in patients
with severe preeclampsia in hospitalized PKU Muhammadiyah Bantul hospital
from January-December 2015 period at most given that nifedipine , with precise
indication of 100 % , the right drug 100 % , right patients 100%, and the right
dose 100 % .
Keywords: severe preeclampsia,
Muhammadiyah Bantul
antihypertensive,
hospital
of
PKU
efek yang diinginkan. Terapi dengan
PENDAHULUAN
Preeklampsia dan eklampsia
obat
pada
masa
kehamilan
menempati urutan kedua penyebab
memerlukan perhatian khusus karena
kematian
ancaman efek teratogenik obat dan
ibu
sedangkan
yang
pertama adalah pendarahan. Oleh
perubahan
karena
sebagai respon terhadap kehamilan.
itu,
preeklampsia
diagnosis
yang
dini
merupakan
Obat
fisiologis
dapat
pada
menembus
ibu
sawar
tingkat pendahuluan eklampsia, serta
plasenta dan masuk ke dalama
penangannya
sirkulasi darah janin. Pemilihan obat-
dilaksanakan
perlu
untuk
segera
menurunkan
obatan
selama
kehamilan
harus
angka kematian ibu dan anak. Obat
mempertimbangkan rasio manfaat
harus aman, efektif, dan digunakan
dan risiko bagi ibu maupun janin
secara rasional untuk menghasilkan
untuk
menghasilkan terapi
yang
193
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 192-202
Ulfah Nurul Qoyimah
aman dan rasional (Schellack dan
sudah parah pada saat terdiagnosis
Schellack, 2011).
(Yessy, 2012).
Berdasarkan data dari BPJS,
Berdasarkan latar belakang di
angka kematian ibu dalam tahun
atas, penelitian mengenai evaluasi
terakhir menunjukan penurunan yang
penggunaan obat antihipertensi pada
cukup baik. Angka terakhir yang
pasien
dikeluarkan oleh BPJS adalah tahun
dilakukan, untuk melihat apakah obat
2008, di mana angka kematian ibu di
yang digunakan sudah memenuhi
DIY berada pada angka 104/100rb
kriteria tepat indikasi, tepat obat,
kelahiran
tepat pasien dan tepat dosis.
114/100rb
hidup,menurun
kelahiran
dari
hidup
ibu
menurun
dari
kabupaten/kota,
Dinas
sehingga
kesehatan
apabila
dihitung menjadi Angka Kematian
Ibu dilaporkan sebesar 87,3 per
100.000 kelahiran hidup dengan
penyebab utama adalah perdarahan,
eklampsia atau preeklampsia dan
sepsis (Dinkes, 2013).
hipertensi,
Jenis
penelitian
adalah
observasional
deskriptif
dengan
pengumpulan
data
secara
retrospektif. Sumber data dalam
penelitian ini adalah rekam medik
pasien ibu hamil dengan diagnosa
preeklampsia berat yang menjalani
rawat
inap
Muhammadiyah
di
RS
Bantul
PKU
periode
Januari – Desember 2015 yang
Sindroma preeklampsia ringan
dengan
perlu
METODE PENELITIAN
menjadi
sebanyak 40 kasus sesuai dengan
pelaporan
berat
pada
tahun 2004. Tahun 2012 jumlah
kematian
preeklampsia
edema
dan
proteinuria sering tidak diketahui
atau tidak diperhatikan oleh wanita
yang bersangkutan. Tanpa disadari
dalam waktu singkat dapat timbul
preeklampsia bahkan eklampsia, hal
ini menyebabkan kondisi penyakit
memenuhi kriteria inklusi.
Kriteria Inklusi :
a. Pasien preeklampsia berat yang
menjalani rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Bantul Periode
Januari – Desember 2015
b. Pasien preeklampsia berat yang
menerima
pengobatan
antihipertensi
194
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 192-202
c. Pasien
preeklampsia
menjalani
rawat
yang
inap
tanpa
penyakit penyerta di RS PKU
Muhammadiyah Bantul
d. Data
rekam
medik
lengkap
sekurang-kurangnya meliputi :
tekanan darah, proteinuria dan
atau edema dan obat yang
Ulfah Nurul Qoyimah
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑜𝑏𝑎𝑡
𝑥 100 %
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛
iv. Persentase tepat pasien diperoleh
dari :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
𝑥 100%
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛
v. Persentase tepat dosis diperoleh
dari :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠
𝑥 100%
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛
Adapun standar yang digunakan
diberikan (jenis dan dosis).
Data diperoleh dari bagian
rekam
medik
Muhammadiyah
melihat
RS
PKU
Bantul
dengan
catatan
perawatan.
medik
Pada
dan
evaluasi
adalah The Sevent Report of the Joint
National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure 45th (JNC 7) oleh
National Institutes of Health National
Heart, Lung, and Blood Institute.
penggunaan obat dilakukan dengan
metode analisis deskriptif kemudian
HASIL DAN PEMBAHASAN
dibandingkan dengan standar untuk
A. Karakteristik Pasien
mendapatkan ketetapan penggunaan
1. Usia ibu hamil
Berdasarkan
obat pada masing-masing kasus.
i. Hasil
penelitian
dinyatakan
digolongkan
usia
menjadi
ibu
pasien
hamil,
yang
dengan persentase tepat indikasi,
berumur 17-25 tahun, 26-35 tahun
persentase tepat obat, persentase
dan 36-45 tahun (Depkes RI, 2009).
Salah
tepat pasien, persentase tepat
faktor
yang
dosis dan rata-rata penggunaan
mempengaruhi preeklampsia adalah
obat perhari.
usia ibu >35 tahun atau <20 tahun.
ii. Persentase
tepat
indikasi
diperoleh dari :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖
𝑥 100%
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛
iii. Persentase tepat obat diperoleh
dari :
Ibu muda pada saat hamil sering
mengalami ketidakteraturan tekanan
darah
dan
tidak
memperhatikan
kehamilannya didukung psikisnya
yang
belum
kehamilan
siap
maka
menghadapi
mengakibatkan
195
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 192-202
Ulfah Nurul Qoyimah
terjadinya hipertensi. Sedangkan ibu
seperti
hamil
peningkatan tekanan darah yang
usia
>35
tahun
terjadi
penurunan
fungsi
perubahan akibat penuaan organ-
mengakibatkan
organ dan penurunan kondisi fisik
eklampsia (Puspita, 2012).
No
1
2
3
hati,
preeklampsia
dan
Tabel I. Distribusi usia pasien preeklampsia berat
Usia (Tahun)
Jumlah pasien
Presentase (%)
17-25
1
5,88%
26-35
12
70,59%
36-45
4
23,53%
Menurut tabel I dapat dilihat
preeklampsia justru paling banyak
bahwa pasien yang berumur 17-25
terjadi pada usia ibu hamil antara 26-
tahun sebanyak 1 pasien (5,88%)
35
sedangkan
(70,59%).
yang
paling
banyak
pasiennya terjadi pada usia ibu hamil
tahun
sebanyak
Status
12
gravida
(angka
antara 26-35 tahun sebanyak 12
kehamilan)
pasien (70,59%) dan pada kelompok
kelahiran) merupakan faktor risiko
usia 36-45 tahun sebanyak 4 pasien
yang harus diperhatikan berkaitan
(23,53%).
sesuai
dengan
karena
preeklampsia berat.
dengan
Hal
teori
ini
tidak
diatas
dan
pasien
paritas
kemungkinan
(angka
terjadinya
Tabel II Distribusi Kasus Preeklampsia Berat Berdasarkan status Gravida dan Paritas
Kategori
Sub kategori
Jumlah pasien
Presentase (%)
1
9
52,94%
2
4
23,53 %
Gravida
3
2
11,76%
4
1
5,88%
5
1
5,88%
0
9
52,94%
1
5
29,41%
Paritas
2
3
17,65%
3
4
5
-
Dari tabel II menunjukan
Preeklampsia lebih sering terjadi
bahwa preeklampsia berat paling
pada usia muda dan pada kehamilan
banyak terjadi pada kehamilan yang
pertama
pertama sebanyak 9 pasien (52,94%).
pembentukan antiblocking antibodi
karena
kondisi
tersebut
196
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 192-202
terhadap
plasentanya
belum
Ulfah Nurul Qoyimah
mengatakan
bahwa
salah
satu
sempurna dan akan sempurna pada
predisposisi terjadinya preeklampsia
kehamilan
berat
berikutnya
(Rozikhan,
2007).
2007).
Ada
faktor
yang
adalah
paritas
Predisposisi
(Rozikhan,
preeklampsia
adalah mulipara (wanita yang belum
mempengaruhi preeklampsia berat
pernah
salah satunya adalah primigravida,
terlalu banyak anak yang dilahirkan
terutama pada usia muda (<20 tahun)
juga dapat menurunkan kesehatan
(Wiknjosastro,
reproduksi
2005)
dan
pada
melahirkan
bayi
dengan
risiko
hidup),
salah
penelitian ini terdapat 9 pasien
satunya preeklampsia (Utama, 2008).
(52,94%) preeklampsia berat pada
Hasil penelitian ini sesuai dengan
primigravida. Hal ini sesuai dengan
teori diatas bahwa preeklampsia
teori Wiknjosastro (2005) bahwa
banyak terjadi pada wanita yang
frekuensi preeklampsia berat pada
belum
primigravida
lebih
tinggi
sebanyak 9 pasien (52,94%), tetapi
dibandingkan
multigravida
yakni
juga terjadi pada wanita yang pernah
sebanyak 8 pasien (47,06%).
risiko
untuk
melahirkan
yakni
melahirkan lebih dari satu kali
Faktor paritas (anak pertama)
mempunyai
pernah
terjadi
preeklampsia berat sebesar 4,751 kali
(multipara)
sebanyak
8
pasien
(47,06%).
2. Usia kehamilan
dibandingkan wanita hamil yang
Preeklampsia berat umumnya
kedua atau ketiga (multigravida), hal
terjadi pada trimester III kehamilan
ini tidak berbeda dengan teori yang
(Amri, 2015).
No
1
2
3
Tabel III. Usia Kehamilan Penderita Preeklampsia Berat
Usia Kehamilan
Jumlah Pasien
Persentase (%)
< 12 minggu (trimester ke-1)
13-27 minggu (trimester ke-2)
28-41 minggu (trimester ke-3)
17
100%
Hasil penelitian menunjukan
atau pada trimester ke-3 sebanyak 17
bahwa pasien preeklampsia berat
pasien.
Hal
ini
dikarenakan
diderita oleh ibu hamil paling banyak
hipertensi pada kehamilan lazimnya
pada usia kehamilan 28-41 minggu
akan muncul pada >20 minggu usia
197
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 192-202
Ulfah Nurul Qoyimah
kehamilan. Pada usia kehamilan
diagnosis dapat digunakan untuk
trimester ke-3 merupakan fase fetal
menentukan
dimana maturasi dan pertumbuhan
pengobatan rasional
janin terjadi, efek dari senyawa asing
mengetahui ketepatan indikasi.
pada trimester ketiga tidak berupa
malformasi
tetapi
gangguan
salah
satu
Menurut
menunjukkan
aspek
yaitu untuk
tabel
bahwa
IV
pasien
pertumbuhan (Rozikhan, 2007).
preeklampsia berat pada ibu hamil di
3. Diagnosis
RS PKU Muhammadiyah Bantul
Hasil
dari
pengamatan
periode Januari-Desember 2015 yang
terhadap kasus preeklampsia berat di
paling
RS PKU Muhammadiyah Bantul
terdiagnosa preeklampsia berat saja
periode
2015
tanpa diagnosis tambahan yang lain,
lewat rekam medik dapat dilihat
yaitu sebanyak 9 pasien (52,94%).
diagnosisnya, yaitu sebagai diagnosis
Diagnosis yang lainnya bervariasi,
utama adalah preeklampsia berat dan
ada
dilihat
diagnosis tambahan ataupun lebih
Januari-Desember
juga
tambahan/penyertanya.
No
1
2
3
4
5
diagnosis
Dari
data
yang
pada
pasien
dengan
satu
dengan jumlah 8 pasien (47,06%).
Presentase (%)
52,94%
11,77%
5.88%
23,53%
5,88%
4. Pemeriksaan Tekanan Darah
hipertensi
Pada penelitian ini dilakukan
dibedakan menjadi 2 yaitu tekanan
pemeriksaan tekanan darah masuk
darah
dan
dan tekanan darah keluar pada pasien
tekanan darah saat keluar rumah
preeklampsia berat rawat inap di RS
sakit.
PKU Muhammadiyah Bantul Periode
masuk
pasien
adalah
disertai
Tabel IV. Distribusi Diagnosis Pasien Preeklampsia Berat
Diagnosis
Jumlah Pasien
Preeklampsia Berat (PEB)
9
PEB dengan Hemolytic anemia, Elevated Liver
2
Function and Low Platelets (HELLP)
PEB dengan Ketuban Pecah Dini (KPD)
1
PEB dengan Intra Uterine Growth Restriction
4
(IUGR)
PEB dengan Gamelli
1
Pada penelitian ini tekanan
darah
banyak
rumah
sakit
Januari-Desember 2015. Hasil dapat
di lihat pada tabel V dibawah ini.
198
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 192-202
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Ulfah Nurul Qoyimah
Tabel V. Distribusi Pemeriksaan Tekanan Darah
Tekanan Darah
Tekanan Darah
Goal Tekanan Darah
Tingakat Keberhasilan
Masuk Rumah
Keluar Rumah
(Magee et al, 2014)
pengobatan
Sakit
Sakit
170/90
150/80
Belum Berhasil
170/110
140/90
Belum Berhasil
150/90
120/80
Berhasil
160/100
130/90
Berhasil
188/110
130/90
Berhasil
201/104
120/80
Berhasil
160/110
140/90
< 135/85 mmHg
Belum Berhasil
160/90
150/90
Belum Berhasil
160/100
150/90
Belum Berhasil
160/100
117/83
Belum Berhasil
160/100
120/80
Berhasil
160/100
140/100
Belum Berhasil
160/100
130/80
Berhasil
160/100
130/80
Berhasil
170/120
140/100
Belum Berhasil
150/90
120/90
Berhasil
170/110
130/80
Berhasil
Dilihat
pada
tabel
V,
Muhammadiyah
Bantul
periode
didapatkan hasil sebanyak 9 pasien
Januari-Desember
(52,94%)
menunjukan
didapatkan hasil bahwa sebanyak 17
perbaikan tekanan darah selama di
pasien diberikan obat antihipertensi
rawat dan sebanyak 8 pasien (47,
nifedipin (Calcium Chanel Blocker-
06%) yang masih belum mengalami
Dihydripyridine). Mekanisme aksi
perbaikan selama di rawat inap.
dari
Maka
Dihydripyridine
yang
secara
umum
pemeriksaan
Chanel
yaitu
ini
Blockermencegah
darah
masuknya kalsium ke dalam sel,
perbaikan
sehingga akan terjadi vasodilatasi.
tekanan darah pasien saat masuk
Aksi ini dapat menurunkan tekanan
rumah sakit hingga keluar rumah
darah karena pada pasien yang
sakit, berdasarkan acuan
menderita
hipertensi
terjadi
tekanan darah < 135/85 mmHg
peningkatan
peripheral
vascular
(Magee et al, 2014).
resistance
B. Penggunaan Obat pada Pasien
tingginya calcium intracellular yang
menunjukan
tekanan
hasil
Calcium
2015
terdapat
yaitu
dilakukan
penelitian
di
RS
dikarenakan
menyebabkan peningkatan tekanan
Preeklampsia Berat
Pada
(PVR)
yang
otot polos arterial (Dipiro, 2008).
PKU
199
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 192-202
Nifedipin
yang
ideal
merupakan
untuk
preeklampsia
obat
penanganan
karena
nifedipin
Ulfah Nurul Qoyimah
indikasi dinyatakan bahwa 43 pasien
(100%) tepat indikasi.
2. Tepat obat
mempunyai onset yang cepat, dapat
diberikan
per
oral
dan
efektif
Hasil
penelitian
pemilihan
obat
ketepatan
pada
menurunkan tekanan darah tanpa
preeklampsia
menyebabkan efek samping yang
bahwa terapi preeklampsia berat
berbahaya.
juga
yang tepat obat berjumlah 17 pasien
memberikan aksi tanpa menurunkan
(100%) yang diberikan antihipertensi
aliran darah uteroplasenta dan tidak
yaitu nifedipin (Calcium Chanel
menyebabkan
Bolcker) Penggunaan obat pada saat
Nifedipin
abnormalitas
pada
berat
pasien
jantung janin (Anonim, 1991).
kehamilan
C. Evaluasi
rasio manfaat dan resiko. Obat dapat
Ketepatan
harus
menunjukan
memperhatikan
digunakan jika manfaat diperoleh
Penggunaan Antihipertensi
1. Tepat indikasi
dengan penggunaan obat tersebut
Tepat indikasi dinilai dari
jauh lebih besar dari resiko yang
tepatnya keputusan pemberian obat
ditimbulkan (JNC VII, 2003).
berdasarkan
3. Tepat pasien
dilihat
dari
kondisi pasien yang
pemeriksaan
Pada penelitian didapatkan
tekanan darah dibandingkan dengan
obat hipertensi yang diberikan pada
standar yang digunakan. Standar
pasien preeklampsia berat pada ibu
yang digunakan adalah JNC 7.
hamil di RS PKU Muhammadiyah
Dari
hasil
hasil
analisis
data
Bantul
periode
Januari-Desember
diketahui sebanyak 100% pasien
2015 menunjukan 17 pasien (100%)
yang didiagnosa preeklampsia berat
tepat pasien. Karena 17 pasien
dan mendapatkan obat antihipertensi.
tersebut mendapat obat yang tidak
Data yang diperoleh menunjukan
menyebabkan
bahwa
terhadap pasien, yang mana pasien
sebanyak
17
pasien
kontraindikasi
mendapatkan terapi antihipertensi,
diberikan
maka
golongan CCB (nifedipin) termasuk
dalam
evaluasi
ketepatan
antihipertensi
dari
kategori C (boleh diberikan jika
200
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 192-202
Ulfah Nurul Qoyimah
besarnya manfaat terapeutik melebihi
hamil
besarnya resiko yang terjadi pada
Muhammadiyah
janin) (JNC VII, 2003). Sehingga
mendapatkan
antihipertensi tidak kontraindikasi
antihipertensi nifedipin sebanyak
dan aman bagi ibu hamil.
17 pasien ( 100%).
4. Tepat dosis
di
RS
PKU
Bantul
terapi
2. Dari penggunaan antihipertensi
Untuk evaluasi tepat dosis
ada 17 pasien ibu hamil yang
digunakan JNC 7 yang menyebutkan
menderita preeklampsia berat di
bahwa
yang
RS PKU Muhammadiyah Bantul
digunakan 10 mg secara peroral
tahun 2015 yang di analisis
dengan dosis maksimal 30 mg.
dengan standar acuan JNC VII,
nifedipin short acting tidak disetujui
didapatkan 100% tepat indikasi,
oleh FDA sebagai antihipertensi.
100% tepat obat, 100% tepat
Hindari penggunaan short acting
pasien, dan 100% tepat dosis.
dosis
nifedipin
nifedipin dalam bentuk cair yang
B. Saran
dimasukkan ke dalam kapsul karena
1. Perlu dilakukan penelitian lebih
dapat memyebabkan syok hipotensi
lanjut yang bersifat prospektif
(JNC VII, 2003).
untuk
Pada penelitian ini yang tepat
dosis sebanyak 17 pasien (100%),
Karena
dosis
pemberian
mengetahui
ketepatan
penggunaan
2. Perlu dilakukan tinjauan ulang
mengenai
sesuai dengan dosis, cara pemberian
antihipertensi
dan frekuensi berdasarkan JNC VII
preeklampsia berat.
standar
acuan
pemberian
pada
pasien
yang
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pada
obat
dengan kesembuhan pasien.
antihipertensi yaitu nifedipin sudah
sebagai
hubungan
penelitian
preeklampsia
berat
ini
pasien
pada
ibu
Amri, Muhammad Ulil, 2015. Studi
Penggunaan
obat
antihipertensi pada pasien
preeclampsia
berat
di
Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Daerah Dr.Moewardi
Surakarta tahun 2014.
201
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 192-202
Ulfah Nurul Qoyimah
Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta
Women’s Cardiovascular
Health, Canada.
Dawod, F., Dowswell, T., Quenby,
S., Intervenous Fluids for
Reducing the Duration of
Labour in Low Risk
Nulliparous Women, The
Cochcrane Collaboration
Queensland
Health,
2013.
Hypertensive Disosrders of
Pregnancy,
Queensland,
Queensland Government
Depkes RI,2009, Profil Kesehatan
Indinesia 2008, Jakarta,
Departemen Kesehatan RI :
Jakarta
Dipiro Joseph T., Robert L. Talbert,
Gary R. Matzke, Barbara G.
Wells, and L. Michael
Posey,
2008,
Pharmacotherapy
A
Pathophysiologic Approach,
Seventh Edition, The Mc
Graw-hill
Companies,
United States of America.
Dinkes DIY, 2012. Profil Kesehatan
Derah
Istimewa
Yogyakarta. Yogayakarta
Dinkes DIY, 2013. Profil Kesehatan
Derah
Istimewa
Yogyakarta. Yogayakarta
JNC VII, 2003. The seventh report of
the
joint
National
Committee on prevention,
detection, evaluation, and
treatment of high blood
pressure.
Hypertension,
42:1206-52
Magee, L. A., Pels, A., Helewa, M.,
Rey, E., Dadelszen, P. V.,
2014,
Diagnosis,
Evaluation,and
Management
of
The
Hypertensive Disorders of
Pregnancy, Pregnancy
Hypertension: An Journal of
Rozikhan, 2007. Faktor-faktor Risiko
Terjadinya
Preeklampsia
Berat di Rumah Sakit. H.
Soewondo Kendal, Cermin
Dunia Kedokteran edisi
158, hal 18.
Schellack, G. dan Schellack, N.,
2011,
Pharmacotherapy
During
Pregnancy,
Childbirth, and Lactation :
Principles to Consider,
South
African
Pharmaceutical
Journal
Utama, Sri Yun, 2008. Faktor Risiko
yang Berhubungan dengan
Kejadian
Preeklamspia
Berat Pada Ibu Hamil di
RSD Raden Mattaher Jambi
Tahun 2007, Jurnal Ilmiah
Universitas
Batanghari
Jambi.
Wiknjosastro, Hanifa, 2005. Ilmu
Kebidanan, YBPSP, Jakarta
Yessy,
2012.
Evaluasi
Pola
Penggunaan
Obat
Antihipertensi pada Pasien
Preeklampsia Berat Rawat
Inap
di
RS
PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta.
202
Download