MATAKULIAH FARMAKOLOGI

advertisement
MATAKULIAH FARMAKOLOGI
100 Menit
TINJAUAN MATA KULIAH
A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata Kuliah kewirausahaan ini memberikan kemampuan mahasiswa untuk membahas
Pemahaman dan ketrampilan dalam menggunakan konsep kewirausahaan dalam
bidang pelayanan kesehatan. Dengan pokok bahasan konsep; konsep farmakologi
yang meliputi farmako – dinamika, farmako kinetik dan kefarmasian, obat-obatan
yang lazim digunakan dalam pelayanan kebidanan, yang meliputi jenis, kasiat, efek
samping obat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi obat dan tata cara pemberian dan
pengelolaan obat.
B. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah
Dengan adanya mata kuliah farmakologi diharapkan mahasiswa mampu memberikan
obat yang berhubungan dengan praktek kebidanan sesuai dengan standar dan
wewenangnya.
C. Standar Kompetensi Mata Kuliah
Standar kompetensi mata kuliah kfarmakologi mahasiswa mampu memberikan obat
yang berhubungan dengan praktek kebidanan sesuai dengan standar dan
wewenangnya.
D. Susunan Urutan Bahan Ajar
1. Konsep Farmakologi Farmako dinamika
Konsep Farmakologi, Farmako dinamika, Farmako kinetik Pengelolaan usaha dan
strategi kewirausahaan
2. Obat-obat yang lazim digunakan dalam pelayanan kebidanan;
Uterotonika, Obat anti perdarahan, Obat analgetik, Obat anti jamur, Obat
Diuretika, Obat antibiotika, Obat anemia, Obat anastesi, Obat pre dan eklamsia,
Obat anti piretik, Vitamin dan mineral, Anti konvulsi, Obat anti hipertensi
Obat Imunologi
3. Macam-macamHormon
Hormon pertumbuhan, Hormon prolaktin, Hormon tiroid dan anti tiroid, Hormon
estrogen , progesteron dan androgen
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi khasiat obat
Pengaruh umum, Pengaruh factor genetik, Reaksi idiosinkrosi, Interaksi obat
E. Petunjuk Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mempelajari bahan ajar ini dan menbaca referensi yang
direkomendasikan sebagai buku acuan, membuka e-learning yang sudah ada.
BAB I
KONSEP FARMAKOLOGI FARMAKODINAMIKA
PENDAHULUAN
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
NO
1.
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
Konsep
FarmakologiFarmakodinamika
a. Konsep Farmakologi
b. Farmakodinamika
c. Farmakokinetik
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH
Mata Kuliah farmakologi ini
memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memberikan obat yang berhubungan dengan praktek kebidanan sesuai dengan standar
dan wewenangnya, dengan pokok bahasankonsep farmakologi yang meliputi farmako
– dinamika, farmakokinetik.
URAIAN MATERI
A. Konsep FarmakologiFarmakodinamika
1. Pengertian farmakologi
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan obat dengan seluruh
aspeknya, baik sifat kimiawi mai pun fisiknya, kegiatan fisiologi, resorpsi dan
nasibnya dalam organisme hidup. Ada pula interaksi antara obat dan tubuh
manusia serta penggunaan pada pengobatan penyakit, hal ini disebut dengan
farmakologi klinis.
2. Ruang Lingkup Farmakologi
Farmakologi
meliputi
beberapa
bagian
yaitu
farmakognosi,
biofarmasi,
farmakokinetika dan farmakodinamika, toksikologi dan farmakoterapi.
1) Farmakognosi, mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal
dari tanaman dan zat-zat aktifnya.
Modul Pembelajaran Farmakologi
1
2) Biofarmasi, meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya.
Faktor formulasi yang dapat mengubah efek obat dalam tubuh adalah bentuk
fisik zat aktif, keadaan kimiawi, zat pembantu dan proses teknik. Selain faktor
formulasi, cara pemberian obat juga mempengaruhi kecepatan absorpsi obat.
Cara pemberian obat dapat berupa obat yang memiliki efek sistemik (oral,
sublingual, injek (subkutan, intrakutan, intramuskuler, intravena, intra arteri
dan intra lumbal), implantasi subkutan dan rektal), obat dengan efek lokal
(intranasal,
intarokuler
dan
intra
aurikuler,
intrapulmonal
(inhalasi),
intravaginal, topikal)
3) Farmakokinetika, meneliti perjalananan obat mulai dari saat pemberiannya,
absorpsi dalam usus, transportasi dalam sirkulasi darah dan distribusinya
dalam jaringan tubuh.
4) Farmakodinamika, mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup,
terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi serta efek terapeutik
yang ditimbulkannya. Singkatnya, semua efek yang ditimbulkan dari suatu
obat.
5) Toksikologi, pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh.
6) Farmakoterapi, mempelajari tentang penggunaan obat untuk mengobati
penyakit atau gejalanya.
3. Istilah-istilah Penting Dalam Farmakologi
1) Farmakologi : adalah ilmu mengenai obat ( farmakon = obat; logos = ilmu)
2) Farmakognosi : adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan dan bahan
alami lain yang merupakan sumber obat
3) Farmakologi klinik : adalah cabang ilmu farmakologi yang mempelajari efek
obat pada manusia
4) Farmakoterapi : adalah ilmu yang berhubungan dengan penggunaan obat
untuk pencegahan dan pengobatan penyakit. Di dalam farmakoterapi dipelajari
dua aspek, yaitu Farmakokinetik dan Farmakodinamik
5) Farmakokinetik : yaitu suatu imu yang mempelajari proses Absorrpsi,
Distribusi, Metabolisme dan Ekskresi ( ADME ) obat dalam tubuh
6) Farmakodinamik : adalah ilmu yang mempelajari efek biokimia dan fisiologi
obat serta mekanisme kerjanya.
Modul Pembelajaran Farmakologi
2
7) Toksikologi : adalah ilmu yang mempelajari cara pencegahan , pengenalan
dan penanggulangan keracunan zat kimia ( termasuk obat ) yang digunakan
dalam rumah tangga, industri, maupun lingkungan hidup yang lain
4. Perundang-undangan obat
Maksud dan tujuan undang-undang ini adalah menetapkan ketentuanketentuan dasar di bidang farmasi dalam rangka pelaksanaan undang-undang
tentang Pokok-Pokok Kesehatan
( undang-undang no. 9 tahun 1960)
Yang dimaksud dalam undang-undang ini adalah :
Perbekalan kesehatan di bidang farmasi, yang meliputi obat, bahan obat, obat asli
Indonesia, bahan obat asli Indonesia, alat kesehatan, kosmetik dan sebagainya.
1) Obat
Yang dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari binatang, tumbuh-tumbuhan
, mineral dan obat syntetis. Yaitu suatu bahan atau paduan bahanbahan
yang
digunakan
untuk
menetapakan
diagnosa,
mencegah,mengurangkan,menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau
gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia
atau hewan,memperelok badan atau badan manusia.
2) Obat jadi
Obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, cairan
,salep, tablet, pil , suppositoria atau bentuk lain yang mempunyai nama
teknis sesuai dengan F. Indonesia atau buku-buku lain yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
3) Obat Patent
Obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama sipembuat atau yang
dikuasakannya
dan
dijual
dalam
bungkus
asli
dari
pabrik
yang
memproduksinya
4) Obat baru
Obat yang terdiri atau berisi suatu zat baikm sebagai bagian yang berkhasiat
maupun yang tidak berkhasiat misalnya ; lapisan , pengisi, pelarut, bahan
pembantu,aatau komponen lain yang belum dikenal, sehingga tidak diketahui
khasiat dan keamanannya.
5) Obat asli Indonesia
Modul Pembelajaran Farmakologi
3
Adalah obat yang didapat langsung dari bahan- bahan alamiah di
Indonesia, terolah secara
sederhana
atas
dasar pengalaman
dan
digunakan dalam pengobatan tradisional.
6) Alat kesehatan
Adalah
alat
yang
dipergunakan
bagi
pemeriksaan,
perawatan,
pengobatan danpembuatan obat. Penggolongan obat berdasarkan pada
ketepatan penggunaan dan pengamanan obat
Dibagi 5 golongan yaitu
a. Narkotik
b. Psikotropik
c. Obat keras
d. Obat bebas terbatas
e. Obat bebas
5. Macam-macam obat
Bentuk-bentuk obat serta tujuan penggunaannya antara lain adalah sebagai
berikut:
1) Pulvis (Serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
2) Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama,
dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
3) Tablet (Compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung
satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
a. Tablet Kempa : paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk
serta penandaannya tergantung design cetakan.
b. Tablet Cetak : dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa
lembab dalam lubang cetakan.
c. Tablet Trikurat : tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris.
Sudah jarang ditemukan
Modul Pembelajaran Farmakologi
4
d. Tablet Hipodermik : dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut
sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik,
sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan
dengan meletakkan tablet di bawah lidah.
f. Tablet Bukal : digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.
g. Tablet Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah
tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk
langsung ditelan”.
h. Tablet Kunyah : cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa
enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau
tidak enak.
4) Pilulae (PIL)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat
dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan
karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan
jamu.
5) Kapsulae (Kapsul)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul yaitu:
a. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis),
dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil
kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih
besar.
e. Mudah ditelan.
6) Solutiones (Larutan)
Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara
peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk
lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau
lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut
Modul Pembelajaran Farmakologi
5
yang
sesuai
atau
campuran
pelarut
yang
saling
bercampur.
Cara
penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
7) Suspensi
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi
dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk
susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga
(telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
8) Emulsi
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem
dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase
cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
9) Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau
tumbuhan yang disari.
10) Extractum
Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang
ditetapkan.
11) Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati
dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit.
12) Immunosera (Imunoserum)
Merupakan sediaan yang mengandung Imunoglobin khas yang diperoleh dari
serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa
ular) dan mengikat kuman/virus/antigen.
13) Unguenta (Salep)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada
kulit atau selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang
mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau
terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok
14) Suppositoria
Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
Modul Pembelajaran Farmakologi
6
melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut
pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu:
a. Penggunaan lokal >> memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi,
dan inflamasi karena hemoroid.
b. Penggunaan sistemik >> aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin
untuk anti muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk
analgenik antipiretik.
15) Guttae (Obat Tetes)
Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan
untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan
menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang
dihasilkan penetes beku yang disebutkan Farmacope Indonesia. Sediaan obat
tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tets mulut),
Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae
Ophtalmicae (tetes mata).
16) Injectiones (Injeksi)
Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan,
yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui
kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan
pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
Modul Pembelajaran Farmakologi
7
BAB II
OBAT-OBAT YANG LAZIM DIGUNAKAN DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
PENDAHULUAN
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
NO
1.
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
Obat-obat yang lazim
digunakan dalam pelayanan
kebidanan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
Uterotonika
Obat anti perdarahan
Obat analgetik
Obat anti jamur
Obat Diuretika
Obat antibiotika
Obat anemia
Obat anastesi
Obat pre dan eklamsia
Obat anti piretik
Vitamin dan mineral
Anti konvulsi
Obat anti hipertensi
Obat Imunologi
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH
Mata Kuliah farmakologi ini
memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memberikan obat yang berhubungan dengan praktek kebidanan sesuai dengan standar
dan wewenangnya, dengan pokok bahasan Obat-obat yang lazim digunakan dalam
pelayanan kebidanan
URAIAN MATERI
A. Farmakokinetik dan Uterotorika
1. Pengertian
Uterotonik adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uterotonik banyak
digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan
perdarahan post partum, pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus
dan penanganan aktif pada Kala persalinan.Pemberian obat uterotonik adalah
Modul Pembelajaran Farmakologi
8
salah satu upaya
untuk mengatasi pendarahan pasca persalinan atau setelah
lahirnya plasenta. Namun, pemberian obat ini sama sekali tidak dibolehkan
sebelum bayi lahir. Keuntungan pemberian uterotonika ini adalah untuk
mengurangi perdarahan kala III dan mempercepat lahirnya plasenta. Karena itu,
pemberian pencegahan dapat diberikan pada setiap persalinan atau bila ada
indikasi tertentu. Indikasi yang dimaksud, adalah hal-hal yang dicurigai akan
menimbulkan perdarahan pasca persalinan.Riwayat persalinan yang kurang baik,
misalnya:
1.
Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.
2.
Grande multipara (lebih dari empat anak).
3.
Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
4.
Bekas operasi Caesar.
5.
Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik, ibu sebaiknya melahirkan dirumah
sakit, dan jangan di rumah sendiri. Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:
1. Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi vakum,
forsep.
2. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, anak
besar.
3. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
4. Uterus yang lembek akibat narkosa.
5. Inersia uteri primer dan sekunder
Obat-obatan
yang
dipakai
untuk
pencegahan
adalah
Oksitosin
dan
Ergometrin.Caranya, disuntikkan intra muskuler atau intravena (bila diinginkan
kerja cepat), setelah anak lahir.
2. Macam – macam obat uterotonika
1. Alkaloid ergot
Sumber : jamur gandum clavikus purpurea
Berdasarkan efek dan struktur kimia alkaloid ergot dibagi menjadi 3 :
o. Alkaloid asam amino (ergotamin)
Merupakan obat yang paling kuat dari kelompok alkaloid asam amino
b. Derivat dihidro alkaloid asam amino (dihiro ergotamin)
c. Alkaloid amin
2. Oksitosin
Modul Pembelajaran Farmakologi
9
Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah pituitary posterior
yang menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin
diduga berperan pada awal kelahiran.
3. Misoprostol / Prostagladin
Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat
sekresi asam lambung dan nmenaikkan proteksi mukosa lambung.
C. Cara kerja obat uterotonika
1. Alkaloid ergot
Mempengaruhi
otot
uterus
berkontraksi
terus-menerus
sehingga
memperpendek kala III (kala uri).Menstimulsi otot-otot polos terutama dari
pembuluih darah perifer dan rahim.Pembuluh darah mengalami vasokonstriksi
sehingga tekanan darah naik dan terjadi efek oksitosik pada kandungan
mature.
2. Oksitosin
Bersama dengan faktor-faktor lainnya oksitosin memainkan peranan yang
sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada
reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
a. Kontraksi
uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung padaotot
polos maupun lewat peningkatan produkdsi prostaglandin
b. Konstriksi
pembuluh darah umbilicus
c. Kontraksi
sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI ) .Oksitosin bekerja pada reseptor
hormone antidiuretik ( ADH )* untuk menyebabkan :
1. Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9
diastolik ) karena terjadinya vasodilatasi
2. Retensin air
Kerja oksitosin yang lain meliputi :
a.
Kontraksi tuba falopi untuk membantu pengangkutan sperma,; luteolitis
(involusi korpus luteum );
b.
Peranan neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat.
c.
Oksitosin disintesis dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan
uterus. Muylai dari usia kehamilan 32 minggu danselanjutnya, konsentrasi
Modul Pembelajaran Farmakologi
10
oksitosin dan demikian pula aktifitas uterus akan lebih tinggi pada malam
harinya ( Hirst et al, 1993 ).
Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh:
1. Persalinan
2. Stimulasi serviks vagina atau parudara
3. Estrogen yang beredar dalam darah
4. Peningkatan osmolalitas / konsentrasi plasma
5. Volume carian yang rendah dalam sirkulasi darah
3. Misoprostol / Prostagladin
Setelah penggunaan oral misprostol diabsobrsi secara ekstensif dan cepat dideesterifikasi menjadi obat aktif : asam misoprostol.Kadar puncak serum asam
misoprostol direduksi jika misoprostol diminum bersama makanan.
a. Indikasi dan kontra indikasi
Indikasi
Oksitosik : Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau
paska abortus, yaitu :
1. Induksi partus aterm
2. Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan.
3. Merangsang konstraksi setelah operasi Caesar/operasi uterus lainnya
4. Induksi abortus terapeutik
5. Uji oksitoksin
Kontra Indikasi
Persalinan kala I dan II
1. Hipersensitif
2. Penyakit vascular
3. Penyakit jantung parah
4. Fungsi paru menurun
5. Fungsi hati dan ginjal menurun
6. Hipertensi yang parah
7. Eklampsi
b.
Oksitosin
Indikasi
1. Indikasi oksitosik.
2. Induksi partus aterm
Modul Pembelajaran Farmakologi
11
3. Mengontrol perdarahan dan atuni uteri pasca persalinan
4. Merangsang konstraksi uterus setelah operasi Caesar
5. Uji oksitoksik
6. Menghilangkan pembengkakan payudara.
Kontra Indikasi
1. Distress janin
2. Prematurisasi
3. Letak bayi tidak normal
4. Disporposi sepalo pelvis
5. Predisposisi lain untuk pecahnya rahim
6. Obstruksi mekanik pada jalan lahir
7. Preeklamsi atau penyakit kardiovaskuler dan terjadi pada ibu hamil
yang berusia 35 tahun
8. Resistensi dan mersia uterus
9. Uterus yang starvasi
10. Gawat janin
c. Misopropil / Prostagladin
Indikasi
1. Induksi partus aterm
2. Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan
3. Merangsang kontraksi uterus post sc atau operasi uterus lainya
4. Induksi abortus terapeutik
5. Uji oksitosin
6. Menghilangkan pembengkakan mamae
Kontra indikasi
Untuk proteksi GI, misoprostol dikontraindikasikan pada kehamilan karena
resiko aborsi. Pasien-pasien harus diberi tahu untuk tidak memberikan
misoprostol kepada orang lain. Pasien pasien yang menerima terapiu
jangka lama AINSS untuk reumotoid arthritis, misoprostol 200µg qid lebih
baik daripada antagonis reseptor H2 atau sukralfat dalam mencegah gastric
ulcer yang induksinya oleh AINS. Walaupun demikian misoprostol tidak
menghilangkan nyeri G1 atau rasa tidak enak yang dihubungkan dengan
pengunaan AINS.
4. Dosis yang digunakan
Modul Pembelajaran Farmakologi
12
a.
Alkaloid ergot
1. Oral: mulai kerja setelah sepuluh menit
2. Injeksi: intravena mulai kerja 40 detik
3. IM : mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek
samping lebih sedikit. Dosis :Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2
hariIV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2–4 jam bila perdarahan hebat.
Contoh obat
Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat
Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat, myomergin.
b.
Oksitosin
Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi
5-20 m U / menit sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis. Untuk
perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 %
dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia
uterus. Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara
intramuskuler setelah lahirnya plasenta. Untuk menginduksi pengaliran
susu, 1satu tiupan ( puff ) disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu
dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.
Contoh obat : Tablet oksitosina Pitosin tablet (PD)
c.
Marsopropil / Prostagladin
Peroral untuk proteksi GI selama terapi AINS : 200 µgqid. Diberiksan
bersama makanan, jika dosis ini tidak ditolerir : 100µg qid dapat
digunakan. Bentuk sediaan : tablet 100,200µg. Misoprostol juga tersedia
dalam kombinasi dengan diklofenak.Contoh obatMisoprostol Tablet :
Gastrul isi : misoprostol 200 mcg / tablet.
5. Efek samping dan cara mengatasinya
a.
Alkaloid ergot\
Efek samping
Farmakokinetik :
1. Ergotamin diabsorbsi lambat dan tidak sempurna di saluran cerna
2. Kadar puncak plasma dicapai setelah 2 jam
3. Pemberian kofein akan meningkatkan kadar puncak plasma → 2 kali
lipat
Modul Pembelajaran Farmakologi
13
4. Dosis ergotamin IM → 1/10 dosis oral → absorbsi di tempat suntikan
lambat →reaksi perlu waktu 20 menit
5. Dosis ergotamin IV → ½ dosis IM → efek perangsangan uterus setelah
5 menit
6. Ekskresi ergotamin melalui: empedu → sedikit yang melalui urine
7. Pada pemberian oral → bromokriptin diabsorbsi lebih baik drpd
ergotamin, dan dieliminasi lebih lambat
8. Ekskresi 90% melalui empedu
Farmakodinamik :
1. Efeknya sebanding dengan dosis yang diberikan.
2. Kepekaan uterus terhadap alkaloid ergot bervariasi tergantung
3. Ergotamin dan alkaloid sejenis menimbulkan vasokonstriksi dan
merusak endotel kapiler.
4. Ergotamine efektif mengurangi gejala migren melalui pengurangan
amplitude pulsasi arteri karotis eksterna terjadi penguranan aliran darah
arteri basiler.
Efek pada uterus :
1. Dosis kecil menyebabkan kontraksi, dosis besar menyebabkan tetani
2. Kepekaan uterus tergantung maturitas dan kehamilan
3. Semua alkaloid ergot → meningkatkan kontraksi uterus secara nyata
Efek pada kardiovaskuler :
1. Menyebabkan vasokontriksi perifer
2. Pembendungan dan trombosis pada gangren dapat terjadi akibat
vasokontriksi
Efek samping :
1. Ergotamine merupakan ergotamin merupakan alkaloid yang paling
toksik.2.
2. Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah, diare, gatal, kulit
dingin, nadi lemah dan cepat, bingung dan tidak sadar
3. Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau dosis
tunggal 0,5-1,5 mg parenteral
4. Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai bawah,
paha, lengan dan tangan jadi pucat), nyeri otot, denyut nadi melemah,
Modul Pembelajaran Farmakologi
14
gangren, angina pectoris, bradikardi, penurunan atau kenaikan tekanan
darah
5. Keracunan biasanya disebabkan: takar lajak dan peningkatan
sensitivitas
b. Oksitosin
Efek samping
Efek pada Uterus:
1. Merangsang frekuensi dan kontraksi uterus
2. Efek pada uterus menurun jika estrogen menurun
3. Uterus imatur kurang peka thd oksitosin
4. Infus oksitoksin perlu diamati → menghindari tetani → respon uterus
meningkat 8 x lipat pada usia kehamilan 39 minggu
Efek pada mamae:
1. Menyebabkan kontraksi otot polos mioepitel → susu mengalir (ejeksi
susu)
2. Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar ejeksi susu, serta
mengurangi pembengkakan payudara pasca persalinan
Efek Kardiovaskuler:
1. Relaksasi otot polos pembuluh darah (dosis besar)
2. Penurunan tekanan sistolik, warna kulit merah, aliran darah ke
ekstremitas menurun, takikardi dan curah jantung menurun
Farmakokinetik
1. Hasil baik pada pemakaian parenteral
2. Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut → Efektif untuk pemberian tablet
isap
3. Selama hamil ada peningkatkan enzim Oksitosinase atau sistil
aminopeptidase → berfungsi mengaktifkan oksitoksin → enzim
tersebut berkurang setelah melahirkan, diduga dibuat oleh plasenta
4. Absorpsi: baik lewat mukosa hidung
5. Distribusi: PP rendah
6. Metabolisme: t ½ 1 – 9 menit
7. Eliminasi: ginjal
Farmakodinamik:
1. IM: mula 3 – 5 menit, P: TD, L: 2 – 3 jam
Modul Pembelajaran Farmakologi
15
2. IV: M: segera, P: TD, L: 1 jam
3. Inhal: M: menit, P: TD, L: 20 menit
Efek :
Efek terapeutik: induksi persalianan, mengeluarkan ASI
Efek
samping:
hipo/hipertensi,
mual,
muntah,
konstipasi,
berkurangnyaaliran darah uterus, ruam kulit, anoreksia
Reaksi merugikan: kejang, intoksikasi air, perdarahan intrakranial,
disritmia, asfiksia, janin: ikterus, hipoksia
c.
Misopropil / Prostagladin
Efek samping
1. Dapat menyebabkan kontraksi uterin
2. Diare dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi dalam 1440 % pasien dengan AINS yang menerima 800µg / hari. Diare
biasanya akan membaik dalam kurang lebih satu minggu terapi.
Wanita-wanita yang menggunaklan misoprostol kadang-kadang
mengalami gangguan ginekologi termasuk kram atau perdarahan
vaginal.
Cara Menghindari Efek Samping Obat
Sebagai konsumen kesehatan, Anda sendirilah yang harus waspada
terhadap potensi efek samping obat. Beberapa tips berikut dapat menjadi
panduan Anda :
1. Baca dosis dan aturan pakainya.
Setiap obat berbeda kekuatannya. Bacalah dosis obat dengan cermat
ketika Anda akan mengkonsumsinya. Bila dokter menyarankan
setengah tablet, jangan mengubahnya sendiri karena Anda merasa
kekuatannya kurang. Berkonsultasilah dengan dokter sebelum
melakukannya. Tanyakan juga ke dokter atau apoteker bila Anda akan
menggerus atau memecah tablet. Beberapa jenis obat harus ditelan
secara utuh.
2. Lihat tanda peringatan.
Beberapa obat berpengaruh terhadap kemampuan Anda berkendara
atau mengoperasikan mesin. Bila Anda meminumnya, Anda harus
berhenti berkendara atau menjalankan mesin agar tidak mengalami
Modul Pembelajaran Farmakologi
16
kecelakaan. Obat-obatan ini memiliki tanda peringatan segitiga merah
di labelnya.
3. Ketahui efek samping obat.
Sejumlah obat memiliki potensi efek samping. Beberapa obat
penenang, obat anti hipertensi dan obat anti epilepsi, misalnya, dapat
menimbulkan impotensi. Anda juga harus waspada terhadap potensi
efek samping obat berikut:
a. Obat antikoagulan warfarin -> perdarahan
b. Obat penurun kolesterol simvastatin dan atorvastatin -> masalah
otot
c. Obat anti peradangan ibuprofen -> perdarahan
d. Obat penenang diazepam-> menekan kerja sistem saraf pusat
e. Obat diuretik furosemide -> ketidakseimbangan garam dalam
tubuh
f. Obat penenang citalopram -> sindrom serotonin seperti sakit
kepala, kejang otot, kecemasan, bingung dan berkeringat.
4.
Jangan sembarangan memberikan obat bebas kepada anak.
Jangan memberikan obat bebas kepada anak kecuali labelnya secara
spesifik menyebutkan boleh dikonsumsi anak-anak. Anak-anak
bukanlah orang dewasa berukuran kecil. Mereka memiliki sensitivitas
dan daya respon yang berbeda terhadap obat sehingga tidak semua
obat untuk dewasa dapat diberikan kepada anak.
5.
Bacalah kandungan isi dan tanggal daluwarsa obat.
Banyak obat bebas yang memiliki nama atau merek berbeda-beda
namun kandungannya sama. Pastikan Anda tidak mengkonsumsi obat
yang sama dalam kemasan merek yang berbeda untuk menghindari
overdosis.
6. Beritahu dokter bila Anda:
a. sedang hamil atau menyusui
b. alergi terhadap obat tertentu
c. memiliki diabetes, penyakit ginjal atau liver
d. sedang meminum obat lain atau suplemen/herbal
e. sedang menjalani diet khusus
7. Mintalah dokter mengevaluasi pengobatan jangka panjang Anda.
Modul Pembelajaran Farmakologi
17
Bila Anda memiliki penyakit kronis seperti penyakit jantung atau
hipertensi, Anda perlu mengkonsumsi obat tertentu secara terusmenerus dalam jangka panjang. Obat yang Anda minum seringkali
perlu diselangi obat lain agar tidak memberikan efek negatif yang
merugikan kesehatan.
B. Obat anti perdarahan, Obat analgetik
A. Dosis Yang Digunakan Pada Obat Anti Perdarahan
Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis merupakan proses
penghentian perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi, Obat
haemostatik(Koagulansia ) adalah obat yang digunakan untuk menghentikan
pendarahan.
1. Dosis Ergotamin :
a. Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari
b. IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2
c. 4 jam bila perdarahan hebat.
2. Dosis Oksitosin :
Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 520 m U / menit sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis. Untuk
perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 %
dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia
uterus. Kemungkinan lain adalah, 10 unit dapat diberikan secara intramuskuler
setelah lahirnya plasenta. Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan (
puff ) disemprotkan ke dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3
menit sebelum menyusui.
3. Dosis prostaglandin :
a. Karbopros trometamin : Injeksi 250 ug/ml
b. Dinoproston (PGE) : Supositoria vaginal 20 mg
c. Gemeprost : Pesari 1mg ( melunakan uterus)
d. Sulpreston: Injeksi 25, 50, 100 ug/ml IM atau IV
B. Efek Samping Dari Obat Anti Perdarahan
1. Efek samping prostaglandin :
Hiperstimulasai uterus, pireksia, infalamasi, Infalamasi, Sensitisasi terhaap
rasa nyeri, Diuresis+kehilangan elektrolit, Efek pada sistem syaraf pusat(
Modul Pembelajaran Farmakologi
18
tremor merupakan efek samping yang jarang terjadi , Pelepasan hormon
hipofise renin steroid adrenal, Sakit persisten pada punggung bwah dan perut .
2. Efek samping oksitosin :
Spasme uterus ( pada dosis rendah , Hiper stimulasi uterus 9 membahayan
janin : kerusakan jaringan lunak /uterus ), Keracunan cairan dan hiporatremia (
pada dosis besar, Mual muntah, aritmia, anafilaksis, ruam kulit, aplasia
plasenta, emboli amnion, Kontraksi pembuluh darah tali pusat, Kerja
antidiuretik, Reaksi hipersensitifitas, Reaksi anafilaktik, Aritmia jantung,
Hematoma panggul. Efek samping lain yang dapat timbul pada penggunaan
kedua
jenis
sediaan
ini
adalah
hepatitis
virus,
anemi
hemolitik,
hiperfibrinogenemia,menggigil dan demam. Pemberian filokuinon secara
intravena yang terlalu cepat dapt menyebabkan kemerahan pada muka,
berkeringat,
bronkospasme,
sianosis,
sakit
pada
dada
dan
kadang
menyababkan kematian.
C. Cara Mengatasi Efek Samping Dari Obat Anti Perdarahan
1. Baca Dosis dan Aturan Pakainya
2. Lihat Tanda Peringatan
e. Ketahui Efek Samping Obat
f. Bacalah kandungan isi dan tanggal daluwarsa obat
g. Mintalah dokter mengevaluasi pengobatan jangka panjang
D. Analgetik
Analgetik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran dan
akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita.
Nyeri sebenarnya berfungsi sebagai tanda adanya penyakit atau kelainan dalam
tubuh dan merupakan bagian dari proses penyembuhan (inflamasi). Nyeri perlu
dihilangkan jika telah mengganggu aktifitas tubuh.Analgetik merupakan obat
yang digunakan untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita
sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu
komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgetik atau pereda
nyeri. Pada umumnya (sekitar 90%) analgetik mempunyai efek antipiretik.
E. Macam-Macam Obat Analgetik
Modul Pembelajaran Farmakologi
19
Ada dua jenis analgetik, analgetik narkotik dan analgetik non narkotik. Selain
berdasarkan struktur kimianya, pembagian diatas juga didasarkan pada nyeri yang
dapat dihilangkan.
1. Analgetik Opioid atau Analgetik Narkotika
Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang berasal dari tumbuhan
Papever somniferum atau dari senyawa sintetik. Analgetik ini digunakan untuk
meredakan nyeri sedang sampai hebat dan nyeri yang bersumber dari organ
viseral. Penggunaan berulang dan tidak sesuai aturan dapat menimbulkan
toleransi dan ketergantungan.
Semua anlagetik narkotik dapat mengurangi nyeri yang hebat tetapi potensi,
onzzet, dan efek sampingnya berbeda-beda secara kualitatif maupun kuantitatif.
Efek samping yang paling sering adalah mual, muntah, konstipasi, dan ngantuk.
Dosis yang besar dapat menyebabkan hipotensi serta depresi pernapasan.
Morfin dan petidinn merupakan analgetik narkotik yang paling banyak
dipakai untuk nyeri hebat walaupun menimbulkan mual dan muntah. Obat ini di
indonesia tersedia dalam bentuk injeksi dan masih merupaan standar yang
digunakan sebagai pembanding bagi analgetik narkotik lainnya. Selain
menghilangkan nyeri, morfin dapat menimbulkan euforia dan gangguan mental.
Berikut adalah contoh analgetik narkotik yang sampai sekarang masih
digunakan di Indonesia :
a. Morfin HCl
b. Kodein (tunggal atau kombinasi dengan parasetamol)
c. Fentanil HCl
d. Petidin
e. Tramadol
2. Obat Analgetik Non-narkotik
Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal
dengan istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (nonnarkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak
bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik
Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa
berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek
menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik
Modul Pembelajaran Farmakologi
20
Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda
halnya dengan penggunaan Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).
Macam-macam obat Analgesik Non-Narkotik :
a. Ibupropen
Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak
negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak
terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibu hamil dan
menyusui tidak di anjurkan meminim obat ini.
b. Paracetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol
sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat.
Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama
karena dapat menimbulkan nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak
memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam
sediaannya
sering
dikombinasikan
dengan
cofein
yang
berfungsi
meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.
c. Asam Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat
kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat
antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna
sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa
lambung.
F. Cara Kerja Obat Analgetik
1. Mekanisme kerja Analgetik Opioid
Mekanisme
kerja
utamanya
ialah
dalam
menghambat
enzim
sikloogsigenase dalam pembentukan prostaglandin yang dikaitkan dengan
kerja analgetiknya dan efek sampingnya.
Efek depresi SSP beberapa opioid dapat diperhebat dan diperpanjang oleh
fenotiazin, penghambat monoamine oksidase dan antidepresi trisiklik.
Mekanisme supreaditif ini tidak diketahui dengan tepat mungkin menyangkut
perubahan dalam kecepatan biotransformasi opioid yang berperan dalam kerja
opioid. Beberapa fenotiazin mengurangi jumlah opioid yang diperlukan untuk
menimbulkan tingkat analgesia tertentu. Tetapi efek sedasi dan depresi napas
Modul Pembelajaran Farmakologi
21
akibat morfin akan diperberat oleh fenotiazin tertentu dan selain itu ada efek
hipotensi fenotiazin.
2. Mekanisme Kerja Obat Analgesik Non-Nakotik
Hipotalamus merupakan bagian dari otak yang berperan dalam mengatur nyeri
dan temperature. AINS secara selektif dapat mempengaruhi hipotalamus
menyebabkan penurunan suhu tubuh ketika demam. Mekanismenya
kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin (PG) yang menstimulasi
SSP. PG dapat meningkatkan aliran darah ke perifer (vasodilatasi) dan
berkeringat sehingga panas banyak keluar dari tubuh.
Efek analgetik timbul karena mempengaruhi baik di hipotalamus atau di
tempat cedera.Respon terhadap cedera umumnya berupa inflamasi, udem, serta
pelepasan zat aktif seperti brandikinin, PG dan histamin.PG dan brandikinin
menstimulasi ujung saraf perifer dengan membawa impuls nyeri ke SSP. AINS
dapat menghambat sintesis PG dan brandikinin sehingga menghambat terjadinya
perangsangan reseptor nyeri.Obat-obat yang banyak digunakan sebagai analgetik
dan antipiretik adalah golongan salisilat dan asetominafin (parasetamol).
G. Indikasi Dan Kontraindikasi Obat Analgetik
1. Analgetik Opioid atau Analgetik Narkotika
2. Morfin dan Alkaloid Opium
a. Indikasi
1) Meredakan atau menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati
dengan dengan analgesic non-opioid
2) Mengurangi atau menghilangkan sesak napas akibat edema pulmonal
yang menyertai gagal jantung kiri.
3) Mengehentikan diare
b. Kontraindikasi
Orang lanjut usia dan pasien penyakit berat, emfisem, kifoskoliosis,
korpulmonarale kronik dan obesitas yang ekstrim.
3. Meperidin dan Derivat Fenilpiperidin Lain
a. Indikasi
Meperidin hanya digunakan untuk menimbulkan analgesia. Meperidin
digunakan juga untuk menimbulkan analgesia obstetric dan sebagai obat
praanestetik.
b. Kontraindikasi
Modul Pembelajaran Farmakologi
22
Pada pasien penyakit hati dan orang tua dosis obat harus dikurangi karena
terjadinya perubahan pada disposisi obat. Selain itu dosis meperidin perlu
dikurangi bila diberikan bersama antisipkosis, hipnotif sedative dan obatobat lain penekanSSP. Pada pasien yang sedang mendapat MAO inhibitor
pemberian meperidin dapat menimbulkan kegelisahan, gejala eksitasi dan
demam.
4. Obat Analgetik Non-narkotik
Salisilat
a. Indikasi
Mengobati nyeri tidak spesifik misalnya sakit kepala, nyeri sendi, nyeri
haid, neuralgia dan myalgia.Demam reumatik akut
b. Kontraindikasi
Pada anak dibawah 12 tahun
5. Parasetamol
a. Indikasi
Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesic dan antipiretik,
telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesic lainnya,
parasetamol sebaiknya tidka diberikan terlalu lama karena kemungkinan
menimbulkan nefropati analgesic.
b. Kontraindikasi
Penggunaan semua jenis analgesic dosis besar secara menahun terutama
dalam kombinasi berpotensi menyebabkan nefropati analgesic.
6. asam mefenamat
a. Indikasi
Sebagai analgesic, sebagai anti-inflamasi,
b. Kontraindikasi
Tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak dibawah 14 tahun dan
wanita hamil dan pemberian tidak melebihi 7 hari. Penelitian klinis
menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan
darah secara bermakna.
7. Ibuprofen
a. Indikasi
Bersifat analgesic dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat.
b. Kontraindikasi
Modul Pembelajaran Farmakologi
23
Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui
karena ibuprofen relative lebih lama dikenal dan tidak menimbulkan efek
samping serius pada dosis analgesic.
H. Pengertian Anti Konvulsi
1. Pengertian
Anti Konvulsi merupakan golongan obat yang identik dan sering hanya digunakan
pada kasus- kasus kejang karena Epileptik. Golongan obat ini lebih tepat
dinamakan ANTI EPILEPSI, sebab obat ini jarang digunakan untuk gejala
konvulsi penyakit lain.
Epilepsi adalah nama umum untuk sekelompok gangguan atau penyakit susunan
saraf pusat yang timbul spontan dengan episode singkat (disebut Bangkitan atau
Seizure), dengan gejala utama kesadaran menurun sampai hilang. Bangkitan ini
biasanya disertai kejang (Konvulsi), hiperaktifitas otonomik, gangguan sensorik
atau psikis dan selalu disertai gambaran letupan EEG obsormal dan
eksesif. Berdasarkan gambaran EEG, apilepsi dapat dinamakan disritmia serebral
yang bersifat paroksimal.
2. MEKANISME KERJA
Terdapat dua mekanisme antikonvulsi yang penting, yaitu :
1.
Dengan mencegah timbulnya letupan depolarisasi eksesi pada neuron
epileptik dalam fokus epilepsi.
2.
Dengan mencegah terjadinya letupan depolarisasi pada neuron normal akibat
pengaruh dari fokus epilepsi.
Mekanisme kerja antiepilepsi hanya sedikit yang dimengerti secara baik.Berbagai
obat antiepilepsi diketahui mempengaruhi berbagai fungsi neurofisiologik otak,
terutama yang mempengaruhi system inhibisi yang melibatkan GABA dalam
mekanisme kerja berbagai antiepilepsi.
3. EFEK SAMPING DAN CARA MENGATASINYA
Efek samping obat anti konvulsi:
1. Jumlah sel darah putih & sel darah merah berkurang
2. Tenang
3. Ruam kulit
4. Pembengkakan gusi
5. Penambahan berat badan, rambut rontok
Modul Pembelajaran Farmakologi
24
4. Cara Mengatasi efek samping obat Anti konvulsi:
1. Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lain dari benda keras, tajam atau
panas.
2. Longgarakan pakaian, bila mungkin miringkan kepala kesamping untuk
mencegah sumbatan jalan nafas.
3. Biarkan kejang berlangsung, jangan memasukkan benda keras diantara gigi
karena dapat mengakibatkan gigi patah.
4. Biarkan istirahat setelah kejang, karena penderita akan bingung atau
mengantuk setelah kejang.
5. laporkan adanya serangan pada kerabat dekat penderita epilepsy ( penting
untuk pemberian pengobatan dari dokter ).
6. Bila serangan berulang dalam waktu singkat atau mengalami luka berat,
segera larikan ke rumah sakit.
5. CONTOH OBAT
Beberapa Obat Golongan Antikonvulsi/ Antiepilepsi
1. Golongan Hidantoin
Pada golongan ini terdapat 3 senyawa yaitu Fenitoin, mefentoin dan etotoin,
dari ketiga jenis itu yang tersering digunakan adalan Fenitoin dan digunakan
untuk semua jenis bangkitan, kecuali bangkitan Lena.Fenitoin merupakan
antikonvulsi
tanpa
efek
depresi
umum
SSP,
sifat
antikonvulsinya
penghambatan penjalaran rangsang dari focus ke bagian lain di otak.
2. Golongan Barbiturat
Golongan obat ini sebagai hipnotik- sedative dan efektif sebagai antikonvulsi,
yang sering digunakan adalah barbiturate kerja lama ( Long Acting
Barbiturates ).Jenis obat golongan ini antara lain fenobarbital dan primidon,
kedua obat ini dapat menekan letupan di focus epilepsy.
3. Golongan Oksazolidindion
Salah satu jenis obatnya adalah trimetadion yang mempunyai efek
memperkuat depresi pascatransmisi, sehingga transmisi impuls berurutan
dihambat , trimetadion juga dalam sediaan oral mudah diabsorpsi dari saluran
cerna dan didistribusikan ke berbagai cairan tubuh.
4. Golongan Suksinimid
Modul Pembelajaran Farmakologi
25
Yang sering digunakan di klinik adalah jenis etosuksimid dan fensuksimid
yang mempunyai efek sama dengan trimetadion. Etosuksimid diabsorpsi
lengkap melalui saluran cerna, distribusi lengkap keseluruh jaringan dan kadar
cairan liquor sama dengan kadar plasma. Etosuksimid merupakan obat pilihan
untuk bangkitan lena.
5. Golongan Karbamazepin
Obat ini efektif terhadap bangkitan parsial kompleks dan bangkitan tonik
klonik dan merupakan obat pilihan pertama di Amerika Serikat untuk
mengatasi semua bangkitan kecuali lena.Karbamazepin merupakan efek
analgesic selektif terutama pada kasus neuropati dan tabes dorsalis, namun
mempunyai efek samping bila digunakan dalam jangka lama, yaitu pusing,
vertigo, ataksia, dan diplopia.
6. Golongan Benzodiazepin
Salah satu jenisnya adalah diazepam, disamping senagai anti konvulsi juga
mempunyai efek antiensietas dan merupakan obat pilihan untuk status
epileptikus.
6. Jenis-jenis obat anti hipertensi (tekanan darah tinggi)
1. Diuretics obat-bat jenis ini membantu tubuh untuk meniadakan tubuh dari
cairan
dan sodium yang berlebihan sehingga pembuluh darah tidak terlalu
berat bekerja karena terlalu banyaknya cairan dalam tubuh.
2.
Beta-blocker obat jenis ini akan membantu mengehentikan efek dari
adreanalin
Alpha-blockers; alpha blocker akan membantu pembuluh darah agar tidak
mengalami halangan atau membuat pembuluh darah terbuka.
3. ACE inhibitors berguna untuk mencegah pembuluh darah mengalami
kostriksi atau penyempitan dengan cara mencegah dan menghentikan
pembentukan angiotension II. Angiotensin II adalah suatu senyawa kimia yang
menyebabkan
konstriksi
pembuluh
darah.
Calcium Channel Blockers; berfungsi mencegah pembuluh darah dari
terjadinya konstriksi dengan mencegah masuknya calcium ke dalam sel tubuh.
4. Obat kombinasi obat gabungan, ACE inhibitor dengan calcium channel
blockers.
7. Efek samping obat
Modul Pembelajaran Farmakologi
26
Masing-masing obat yang berbeda mempunyai efek samping yang berbeda
pada orang yang berbeda. Efek samping obat anti hipertensi meliputi pusing saat
berdiri dari posisi tidur atau duduk, kadar potasium dalam darah rendah, gangguan
tidur, mengantuk, mulut kering, sakit kepala, bengkak atau oedem, konstipasi dan
depresi. Pada pria, beberapa obat anti hipertensi dapat menyebabkan masalah
dengan gangguan ereksi.
Konsultasikan dengan dokter anda tentang apapun perubahan dari kondisi
anda termasuk efek samping obat. Jika satu jenis obat yang anda konsumsi tidak
memberikan hasil atau ada efek samping pemakaian obat, anda punya pilihan
untuk menggunakan obat jenis atau tipe lain. Biarkan dokter anda membantu anda
dalam memilih dan menentukan obat yang tepat untuk anda.
8. Efek samping dan cara mengatasi obat anti konvulsi
Efek samping obat anti konvulsi:
1. Jumlah sel darah putih & sel darah merah berkurang
2. Tenang
3. Ruam kulit
4. Pembengkakan gusi
5. Penambahan berat badan, rambut rontok
9. Cara Mengatasi efek samping obat Anti konvulsi:
1. Hindarkan benturan kepala atau bagian tubuh lain dari benda keras, tajam
atau panaS.
2. Longgarakan pakaian, bila mungkin miringkan kepala kesamping untuk
mencegah sumbatan jalan nafas.
3. Biarkan kejang berlangsung, jangan memasukkan benda keras diantara
gigi
karena dapat mengakibatkan gigi patah
4. Biarkan istirahat setelah kejang, karena penderita akan bingung ataU
mengantuk setelah kejang
5. laporkan adanya serangan pada kerabat dekat penderita epilepsy ( pentinG
untuk pemberian pengobatan dari dokter ).
6. Bila serangan berulang dalam waktu singkat atau mengalami luka berat
segera larikan ke rumah sakit.
Modul Pembelajaran Farmakologi
27
BAB III
MACAM- MACAM HORMON
PENDAHULUAN
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
NO
1.
KOMPETENSI DASAR
Macam-macam Hormon
INDIKATOR
a.
b.
c.
d.
Hormon pertumbuhan
Hormon prolaktin
Hormon tiroid dan anti tiroid
Hormon estrogen , progesteron dan androgen
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH
Mata Kuliah farmakologi ini
memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memberikan obat yang berhubungan dengan praktek kebidanan sesuai dengan standar
dan wewenangnya, dengan pokok bahasan Macam-macam Hormon
URAIAN MATERI
A. Macam-macam hormon
Macam macam hormon beserta fungsi utamanya , nama nama hormin
dalam badan manusia -Tubuh manusia terdiri dari berbagai macam hormon yang
memiliki fungsi masing-masing. Semua hormon harus dalam porsi seimbang agar
tidak menimbulkan efek buruk bagi tubuh.Seperti dilansir dari Ehow, NLM,
medicinenet, dan netdoctor, Senin (19/4/2010), dari ratusan hormon yang ada
berikut 10 macam hormon terpenting dalam tubuh manusia, yaitu:
1. Melatonin
Hormon ini diproduksi di kelenjar pineal dan berfungsi sebagai
antioksidan dan mengontrol tidur. Meskipun hormon ini diproduksi secara
alami oleh tubuh, tapi kelebihan maupun kekurangan hormon dapat berakibat
buruk bagi tubuh.Kelebihan hormon melatonin dapat menyebabkan lesu,
gangguan hati, gangguan mata, kelelahan, disorientasi, pikiran dan perilaku
Modul Pembelajaran Farmakologi
28
psikotik, kebingungan, mengantuk, gangguan berbicara, gemetar, sakit kepala
dan pusing.
Sedangkan defisiensi atau kekurangan hormon melatonin akan
menyebabkan kesulitan tidur atau insomnia, tidur tidak nyenyak, pembesaran
prostat, depresi, kelelahan, siklus haid tidak teratur, gelisah, sindrom
premenstruasi (PMS), katarak, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi,
gangguan irama jantung (aritmia).
2. Serotonin
Hormon serotonin diproduksi di saluran pencernaan. Hormon ini
berfungsi
mengontrol
tidur.Kelebihan
mood
hormon
atau
serotonin
suasana
bisa
hati,
nafsu
menyebabkan
makan
dan
kegelisahan,
kebingungan, peningkatan denyut jantung, pupil melebar, kehilangan
koordinasi otot, berkeringat, diare, sakit kepala, menggigil, mual, muntah,
kejang, demam tinggi, detak jantung tak teratur, gerakan tidak terkendali dan
hilangnya kesadaran.Kekurangan hormon serotonin dapat menyebabkan
kecemasan, tertekan, fobia, pesimistis, gelisah, tidak percaya diri, mudah
marah, gangguan tidur, PMS, sakit kepala dan sakit punggung.
3. Tiroid
Hormon tiroid diproduksi di kelenjar tiroid. Hormon ini berfungsi
untuk peningkatan tingkat metabolisme basal dan mempengaruhi sintesis
protein.Kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan diare, denyut jantung
tidak teratur, sakit kepala, menggigil, gugup, kejang perut, demam, sakit dada,
atau kesulitan tidur.
Sedangkan kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan lelah, lesu,
sembelit, nyeri sendi dan otot, ramput atau kuku tipis dan rapuh, kurang
dorongan seksual, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, detak jantung
lambat, gangguan konsentrasi dan memori. Bahkan beberapa dapat
menyebabkan depresi dan gangguan jiwa lainnya.
4. Adrenalin
Hormon adrenalin diproduksi di medula adrenal. Hormon ini berfungsi
untuk meningkatkan pasokan oksigen dan glukosa ke otak dan otot (dengan
meningkatkan denyut jantung), meningkatkan katalisis dari glikogen dalam
hati,
kerusakan
lipid
dalam
sel
lemak,
serta
menekan
sistem
kekebalan.Kekurangan hormon adrenalin dapat menyebabkan pening, pusing,
Modul Pembelajaran Farmakologi
29
kelelahan, penurunan berat badan. Beberapa mengalami gangguan usus,
peningkatan pigmentasi kulit, depresi, nyeri otot dan sakit pinggang akut.
5. Dopamin
Hormon ini diproduksi di ginjal dan hipotalamus. Hormon ini
berfungsi
untuk
meningkatkan
denyut
jantung
dan
tekanan
darah,
menghambat pelepasan prolaktin dan TRH dari hipofisis anterior.Kelebihan
dopamin dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, detak jantung tidak
teratur, sakit dada, kesulitan bernapas, perubahan jumlah urin, perubahan
warna kulit, sakit di kaki dan lengan.Kekurangan hormon dopamin dapat
menyebabkan tertekan, motivasi rendah, kesulitan memberikan perhatian dan
berkonsentrasi, berpikir lambat, rendah libido dan impotensi, mudah lelah,
berat badan cepat naik, dan mengalami gangguan tidur.
6. Gastrin
Hormon ini diproduksi di duodenum (usus 12 jari), yang befungsi
untuk sekresi asam lambung oleh sel parietal.Kelebihan gastrin dapat
menyebabkan penyakit gastrinoma yaitu tumor jinak.
7. Hormon pertumbuhan (HGH)
Hormon ini diproduksi di pituitari anterior, dan berfungsi merangsang
pertumbuhan dan reproduksi sel, melepaskan faktor pertumbuhan 1 mirip
insulin dari hati.Kelebihan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan tumor
hipofisis yang jinak dan tumbuh secara perlahan. Juga dapat menyebabkan
sakit kepala, gangguan penglihatan, tekanan saraf optik, kelebihan tulang
rahang, jari tangan dan kaki, kelemahan otot, resistensi insulin.
Bahkan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dan berkurangnya fungsi
seksual.Kekurangan hormon ini pada anak-anak dapat menyebabkan
kegagalan pertumbuhan dan tubuh pendek dan tertundanya kematangan
seksual. Sedangkan pada orang dewasa kekurangan hormon pertumbuhan
jarang terjadi, tapi dalam beberapa kasus dapat menyebabkan obesitas,
penurunan massa otot dan pengurangan energi dan kualitas hidup.
8. Insulin
Hormon ini diproduksi di pankreas dan berfungsi untuk pengambilan
glukosa, glikogenesis dan glikolisis di hati dan otot dari darah.Kelebihan
insulin dapat menyebabkan kadar gula darah sangat rendah, detak jantung
tidak teratur, berkeringat, gemetaran, mual, kelaparan berat dan kecemasan.
Modul Pembelajaran Farmakologi
30
Kadang-kadang
juga
menyebabkan
hipoglikemia
(gula
darah
rendah).kekurangan insulin dapat menyebabkan hiperglisemia (peningkatan
kadar gula darah) yang dapat mengakibatkan penyakit diabetes mellitus.
9. Testosteron
Hormon ini diproduksi di testis dan berfungsi sebagai hormon seks
pria. Hormon ini merangsang pematangan organ-organ seks pria, skrotum,
pertumbuhan jenggot, pertumbuhan massa otot dan kekuatan, dan peningkatan
kepadatan tulang.Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan peningkatan
libido berlebihan dan mudah marah.
Kekurangan testosteron dapat menyebabkan penyakit atau kerusakan
pada hipotalamus (kelenjar di bawah otak) atau testis yang menghambat
sekresi hormon dan produksi testosteron (hipogonadisme).
Kekurangan testoreton juga dapat membuat kerutan di wajah,
kehilangan otot tubuh, pinggang menggendut, kelelahan yang kronis,
penurunan libido, disfungsi ereksi dan kesulitan mencapai orgasme ini bisa
terjadi pada pria juga wanita.
10. Progesteron
Hormon ini diproduksi di ovarium, kelenjar adrenal dan plasenta (saat
hamil). Hormon progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan
epidermal, meningkatkan temperatur inti selama ovulasi, mengurangi kejang
dan rileks otot polos (memperluas saluran pernapasan dan mengatur lendir),
anti-inflamasi, mengurangi kandung empedu kegiatan, normalisasi darah dan
pembekuan pembuluh darah.
Hormon progesteron juga membantu fungsi tiroid dan pertumbuhan
tulang dengan osteoblast Relsilience di tulang, gigi, gusi, sendi, tendon,
ligamen dan kulit. Penyembuhan dengan mengatur fungsi kolagen saraf dan
penyembuhan dengan mengatur mielin, serta mencegah kanker endometrium
dengan mengatur efek estrogen.Kekurangan progesteron bisa membuat
kecemasan, susah tidur, susah beristirahat, panik, gelisah, kekurangan cairan
dan payudara membengkak.
Modul Pembelajaran Farmakologi
31
BAB IV
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KHASIAT OBAT
PENDAHULUAN
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
NO
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
Faktor – faktor yang
a. Pengaruh umum
mempengaruhi khasiat obat b. Pengaruh factor genetik
c. Reaksi idiosinkrosi
d. Interaksi obat
1.
B. DESKRIPSI SINGKAT MATAKULIAH
Mata Kuliah farmakologi ini
memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memberikan obat yang berhubungan dengan praktek kebidanan sesuai dengan standar
dan wewenangnya, dengan pokok bahasanFaktor – faktor yang mempengaruhi khasiat
obat
URAIAN MATERI
A.
Interaksi obat
Interaksi obat berarti saling pengaruh antarobat sehingga terjadi perubahan
efek. Di dalam tubuh obat mengalami berbagai macam proses hingga akhirnya
obat di keluarkan lagi dari tubuh. Proses-proses tersebut meliputi, absorpsi,
distribusi, metabolisme (biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut,
bila berbagai macam obat diberikan secara bersamaan dapat menimbulkan suatu
interaksi. Selain itu, obat juga dapat berinteraksi dengan zat makanan yang
dikonsumsi bersamaan dengan obat.
Interaksi yang terjadi di dalam tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
interaksi farmakodinamik dan interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakodinamik
adalah interaksi antar obat (yang diberikan berasamaan) yang bekerja pada
reseptor yang sama sehingga menimbulkan efek sinergis atau antagonis. Interaksi
farmakokinetik adalah interaksi antar 2 atau lebih obat yang diberikan bersamaan
Modul Pembelajaran Farmakologi
32
dan saling mempengaruhi dalam proses ADME (absorpsi, distribusi, metabolisme,
dan eliminasi) sehingga dapat meningkatkan atau menurunkan salah satu kadar
obat dalam darah.
B. Antagonis obat
Analog hormon adalah zat sintetis yang berkaitan dengan reseptor
hormon. Analog hormon sangat mirip dengan hormon alami dan sering kali fungsi
klinisnya lebih baik dari pada hormon alaminya sebab mempunyai beberapa sifat
yang lebih menguntungkan.
Misalnya estradiol adalah hormon alami yang masa kerjanya sangat
pendek, sedangkan etinilestradiol adalah analog hormon yang masa kerjanya lebih
panjang.Juga ada beberapa obat atau zat kimia yang menghambat sintesis, sekresi
maupun kerja hormon pada reseptornya disebut antagonis hormon. Indikasi utama
hormon
adalah
untuk
terapi
pengganti
kekurangan
hormon
misalnya
padahipotiroid..
Walaupun hormon merupakan zat yang disintesis oleh badan dalam
keadaan normal, tidak berarti hormon bebas dari efek toksis/racun.Pemberian
hormon eksogen/ dari luar yang tidak tepat dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan hormonal dengan segala akibatnya.Terapi dengan hormon yang
tepat hanya mungkin dilakukan bila dipahami segala kemungkinan kaitan aksi
hormon dalam tubuh penderita.
Contoh antagonis hormon pada penggunaan terapi
1) Tiourasil digunakan pada hipertiroidisme
2) Metirapon digunakan untuk membedakan hipofungsi korteks adrenal primer
atau sekunder
3) Dopamin : menekan sekresi hormon pertumbuhan yg berlebihan
4) Bromokriptin : menekan sekresi prolaktin yang berlebihan
5) Klomifen  meniadakan mekanisme umpan balik oleh estrogen sehingga
sekresi gonadotropin dari hipofisis tetap tinggi.
C. KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)
A. PENGERTIAN KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi:
assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
Modul Pembelajaran Farmakologi
33
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan
yang seharusnya dilakukan (DepKesRI, 2006).
Keselamatan pasien (patient safety) mempunyai tujuan yaitu terciptanya
budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatnya akutanbilitas rumah
sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan
(KTD) di rumah sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan sehingga
tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan (DepKesRI,2006).
Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu
ditangani segera di rumah sakitdi Indonesia maka diperlukan standar keselamatan
pasien rumah sakit yang merupakan acuan bagi rumah sakit di Indonesia untuk
melaksanakan kegiatannya. Standar keselamatan pasien rumah sakit yang disusun
ini mengacu pada ”Hospital Patient Safety Standards”yang dikeluarkan oleh
Joint Commision on Accreditation of Health Organizations, Illinois, USA, tahun
2002, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi rumah sakit di Indonesia.
Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
(DepKesRI, 2006).
B. MENURUT INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOALS (IPSG) ATAU
SASARANINTERNASIONAL KESELAMATAN PASIEN (SIKP)
International Patient Safety Goal (IPSG) merupakan syarat untuk
implementasi di semua rumah sakit yang terakreditasi oleh Joint Commission
International (JCI) di bawah Standar Internasional IPSG digunakan untuk Rumah
Sakit untuk menggiatkan perbaikan-perbaikan tertentu dalam soal keselamatan
pasien (Soegiri, 2014).
Modul Pembelajaran Farmakologi
34
Tujuan IPSG adalah untuk menggiatkan perbaikan-perbaikan tertentu
dalam soal keselamatan pasien. Sasaran dalam SIKP menyoroti bidang-bidang
yang bermasalah dalam perawatan kesehatan, memberikan bukti dan solusi hasil
konsensus yang berdasarkan nasihat para pakar. Dengan mempertimbangkan
bahwa untuk menyediakan perawatan kesehatan yang aman dan berkualitas tinggi
diperlukan desain sistem yang baik, sasaran biasanya sedapat mungkin berfokus
pada solusi yang berlaku untuk keseluruhan system (Soegiri, 2014).
Penyusunan sasaran sama saja seperti standar-standar lainnya, ada standar
(pernyataan sasaran), maksud dan tujuan, dan elemen penilaian. Penilaiannya juga
sama dengan penilaian terhadap standar lain yaitu menggunakan kriteria
“memenuhi,” “sebagian memenuhi,” atau “tidak memenuhi”. Dalam Kaidah
Keputusan Akreditasi tercakup juga syarat memenuhi ketentuan SIKP sebagai
kaidah keputusan yang terpisah. Daftar Sasaran, Persyaratan, Tujuan, dan Elemen
Penilaian :
1.
SIKP.1 Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar
2.
SIKP.2 Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif
3.
SIKP.3 Meningkatkan Keamanan Obat-obatan Yang Harus Diwaspadai
4.
SIKP.4 Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang Benar,
Pembedahan Pada PasienYang Benar.
5.
SIKP.5 Mengurangi Resiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan
6.
SIKP.6 Mengurangi Resiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh
C. PERAN PERAWAT DALAM MEWUJUDKAN KESELAMATAN PASIEN
TERUTAMA PADA PEMBERIAN OBAT
Berdasarkan hasil penelitian Selleya tahun 2013 tentanghubungan
pengetahuan dan sikap perawat dengan pelaksanaan keselamatan pasien (patient
safety) di ruang rawat inap RSUD Liun Kendage Tahuna dapat disimpulkan
sebagai berikut: Ada hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan
keselamatan pasien (patient safety) di Ruang Rawat Inap RSUD Liun Kendage
Tahuna, dimana 95% perawat pelaksana mempunyai pengetahuan baik tentang
pelaksanaan keselamatan pasien, dan ada hubungan sikap perawat dengan
pelaksanaan keselamatan pasien (patient safety) di Ruang Rawat Inap RSUD Liun
Kendage Tahuna, dimana 95% perawatpelaksana mempunyai sikap yang baik
dalam melaksanakan keselamatan pasien.
Modul Pembelajaran Farmakologi
35
Mempunyai kemampuan untuk mengelola, mengontrol dan
memberikan
obat secara aman (safety).Sebelum memberikan obat ke pasien, perawat harus
mengetahui secara pasti tentang:
1. Nama obat
2. Golongan obat / kelas farmakoterapi
3. Efek yang diinginkan & mekanisme aksi
4. Efek samping
5. Efek yang merugikan
6. Efek toksik
7. Interaksi
8. Kontraindikasi & tindakan pencegahannya
9. Regimen dosis & rute pemberian\
10. Data farmakokinetika
Bagaimana jika perawat salah memberikan obat ?
1. Segera mengakui kesalahan
2. Hubungi dokter / laporkan kepada institusi terkait
3. Evaluasi (pribadi maupun institusi) untuk mencari kesalahan &tindakan
pencegahan guna mencegah terulangnya kesalahanyg sama / kesalahan
lainnya.
4. Dokumentasikan
dg
benar
pd
MR
/
form
khusus
kekeliruan
:penjelasan kesalahan & langkah yg sudah diambil untuk mengatasinya
D. KESALAHAN PEMBERIAN OBAT
1. DEFINISI OBAT
Obat adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi(PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993). Menurut Kep.
MenKes RI No. 193/Kab/B.VII/71, obat adalah suatu bahan atau paduan bahan –
bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis,
mencegah, mengurangkan, menghilangkan, penyakit atau gejala penyakit, luka
atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia.
2. KESALAHAN PEMBERIAN OBAT
Modul Pembelajaran Farmakologi
36
Kesalahan pemberian obat adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan
yang masih berada dalam pengawasan dan tanggung jawab profesi kesehatan,
pasien atau konsumen, dan seharusnya dapat dicegah (Cohen, 1991).
Kesalahan pemberian obat, selain memberi obat yang salah, mencakup faktor
lain yang sekaligus sebagai kompensasi, memberi obat yang benar pada waktu
yang salah atau memberi obat yang benar pada rute yang salah, jika terjadi
kesalahan pemberian obat, perawat yang bersangkutan harus segera menghubungi
dokternya atau kepala perawat atau perawat senior setelah kesalahan itu
diketahuinya.
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman.Perawat
harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan
mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis
yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan.Secara hukum perawat
bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya
tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan
klien.Sekali obat telah diberikan, perawat bertanggung jawab pada efek obat yang
diduga bakal terjadi.
Buku-buku referensi obat seperti , Daftar Obat Indonesia (DOI), Physicians‘
Desk Reference (PDR), dan sumber daya manusia, seperti ahli farmasi, harus
dimanfaatkan perawat jika merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang
diharapkan, kontraindikasi, dosis, efek samping yang mungkin terjadi, atau reaksi
yang merugikan dari pengobatan (Kee and Hayes, 1996).
3. FAKTOR PENYEBAB KESALAHAN PEMBERIAN OBAT
a.
Kurang menginterpretasikan dengan tepat resep obat yang dibutuhkan.
Perawat juga sering tidak bertanggung jawab untuk melakukan interpretasi
yang tepat terhadap orde obat yang diberikan. Saat orde obat yang dituliskan
tidak dapat dibaca,maka dapat terjadi kesalahan interpretasi terhadap order
obat yang akan diberikan.
b. Kurang tepat dalam menghitung dosis obat yang akan diberikan.
Dosis merupakan faktor penting, baik kekurangan atau kelebihan obat dapat
menyebabkan dan bisa membehayakan,sehingga perhitungan dosis yang
kurang tepat dapat membayakan klien.
c. Kurang tepat mengetahui dan memahami prinsip enam benar.
Modul Pembelajaran Farmakologi
37
Dalam memberikan pengobatan,kita sebagai perawat sering melakukan
kesalahan yang fatal,hal tersebut bisa terjadi apabila kita kurang mengetahui
dan memahami prinsip enam benar yang tepat.
1. Tepat Obat : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
menanyakan ada tidaknya alergi obat, menanyakan keluhan pasien
sebelum dan setelah memberikan obat, mengecek label obat, mengetahui
reaksi obat, mengetahui efek samping obat,hanya memberikan obat yang
di siapkan diri sendiri.
2. Tepat dosis : mengecek program terapi pengobatan dari dokter, mengecek
hasil hitungan dosis dengan dengan perawat lain, mencampur/mengoplos
obat.
3. Tepat waktu : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
mengecek tanggal kadaluarsa obat, memberikan obat dalam rentang 30
menit.
4. Tepat pasien : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
memanggil nama pasien yang akan diberikan obat, mengecek identitas
pasien pada papan/kardeks ditempat tidur pasien
5. Tepat cara pemberian : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
mengecek cara pemberian pada label/kemasan obat.
6. Tepat dokumentasi : mengecek program terapi pengobatan dari dokter,
mencatat nama pasien, nama obat, dosis, cara, dan waktu pemberian obat
(Kozier,2000).
4. CARA MENCEGAH KESALAHAN PEMBERIAN OBAT
a. Baca label obat dengan teliti. Banyak produk tersedia dalam kotak,warna dan
bentuk yang sama.
b. Pertanyakan pemberian banyak tablet atau vial untuk dosis tunggal. Kebanyakan
dosis terdiri dari satu atau dua tablet atau kapsul atau satu vial dosis tunggal.
Interprestasi yang salah terhadap program obat dapat mengakibatkan pemberian
dosis tinggi yang berlebihan.
c. Waspada obat-obatan bernama sama. Banyak nama obat yang terdengar
sama(misalnya digoxin dan digitoxin).
d. Cermati angka belakang koma. Beberapa obat tersedia dalam jumlah yang
merupakan perkalian satu sama lain(contoh:tablet cumadin dalam tablet 2,5 dan
25mg).
Modul Pembelajaran Farmakologi
38
e. Pertanyakan peningkatan dosis yang tiba-tiba dan berlebihan. Kebanyakan dosis
di programkan secara bertahap supaya dokter dapat memantau efek teraupetik
dan responnya.
f. Ketika suatu obat baru atau obat yang tidak lazim di programkan,konsultasikan
kepada sumbernya. Jika dokter tidak lazim dengan obat tersebut maka resiko
pemberian dosis yang tidak akurat menjadi lebih besar.
g. Jangan beri obat yang di programkan dengan nama pendek atau singkatan yang
tidak resmi.Banyak dokter menggunakan nama pendek atau singkatan tidak
resmi untuk obat yang sering di programkan.Apabila perawat atau ahli farmasi
tidak mengenal singkatan tersebut obat yang diberikan atau dikeluarkan bisa
salah.
h. Jangan berupaya menguraikan dan mengartikan tulisan yang tidak dapat di
baca.Apabila ragu tanya ke dokter kesempatan terjadinya interprestasi
kecuali,perawat mempertanyakan program obat yang sulit di baca.
i. Kenali klien yang memiliki nama sama juga minta klien,menyebutkan nama
lengkapnya,cermati nama yang tertera pada tanda pengenalan.
j. Sering kali satu atau dua klien memiliki nama akhir yang sama atau mirip label
khusus pada buku,obat dapat memberi peringatan tentang peringatan masalah
yang potensial.
k. Cermati
ekuivalen.Saat
tergesa-gesa
salah
baca
ekuivalen
mudah
terjadi.Contoh:di baca milligram padahal mililiter.
5.
PENATALAKSANAAN OBAT
Dalam membahas tentang penatalaksaan obat dibagi menjadi 2 yaitu pemberian
obatlangsung ke pasien dan pengelolaan atau penyimpanan obat di ruangan.
a.
Pemberian obat ke pasien
1. Prinsip-prinsip peberian obat
Dalam membahas tentang prinsip peberian obat hal ini dibagi menjadi 3
yaitu persiaan peberian dan evaluasi.
a. Persiapan
Pertama perawat harus melihat obat apa yang akan di berikan. Kemudian
mengkaji obat (tujuan pemberian, cara kerja, efek samping, dosis dan
lainnya). Setelah itu melakukan persiapan yang berkaitan dengan pasien
yaitu mengkaji riwayat pengobatan pasien, pengetahuan pasien dan
kondisi sebelum pengobatan.
Modul Pembelajaran Farmakologi
39
b. Pemberiaan
Ada 6 benaryang harus diperhatikan perawat dalam pemberian obat.
c. Evaluasi
Perawat bertanggung jawab untuk memonitor respon pasien terhadap
pengobatan. Untuk obat-obatan yang sering digunakan di rumah sakit
jiwa efek samping biasanya terlihat sampai 1 jam setelah pemberian.
2. Metode pendekatan khusus dalam pemberian obat
Pemberian obat untuk pasien gangguan jiwa memerlukan pendekatan
khusus sesuai dengan kasusnya seperti pada kasus pasien curiga pasien
bunuh diri dan pasien yang ketergantungan obat.
a. Pendekatan khusus kepada pasien curiga
Pada pasien curiga tidak mudah percaya terhadap suatu tindakan atau
pemberian yang diberikan padanya.Perawat harus meyakinkan bahwa
tindakan treatment yang dilakukan ke pasien tidaklah berbahaya dan
bermanfaat bagi pasien. Secara verbal dan non verbal, perawat harus
dapat mengontrol perilakunya agar tidak menimbulkan keraguan pada
diri pasien karena tindakan ragu-ragu dari perawat akan menimbulkan
kecurigaan pasien.Berikan obat dala bentuk dan kemasan yang sama
setiap emberi obat agar pasien tidak bingung, cemas dan curiga. Jika
ada perubahan dosis diskusikan terlebih dahulu keadaan pasien
sebelum meminta pasien untuk meminumnya. Yakinkan obat benarbenar diminum dan ditelan dengan cara meminta pasien membuka
mulut dan gunakan spatel untuk melihat apakah obat disebunyikan. Hal
ini terutama pada pasien yang mempunyai riwayat menyembunyikan
obat di bawah lidah dan membuangnya.Untuk pasien yang benar-benar
menolak minum obat walaupun sudah dilakukan pendekatan pemberian
obat dilakukan melalui injeksi sesuai dengan instruktur dokter dengan
memperhatikan aspek legal dan hak pasien untuk menolak pengobatan
dalam keadaan darurat.
b. Pendekatan khusus kepada pasien yang potensial bunuh diri.
Pada pasien bunuh diri masalah yang sering timbul adalah penolakan
pasien untuk minum obat dengan maksud pasien untuk merusak
dirinya.Perawat harus bersikap tegas dalam pengawasan pasien untuk
minum obat karena pasien pada tahap ini berada dalam fase ambivalen
Modul Pembelajaran Farmakologi
40
antara keinginan hidup dan mati.Perawat menggunakan kesempatan
treatment pada saat pasien memunyai keinginan hidup, agar keraguan
pasien untuk mengakhiri hidupnya berkurang karena pasien merasa
diperhatikan. Perhatian Perawat merupakan stimulus penting bagi
pasien untuk meningkatkan motivasi hidup.Dalam hal ini peran
perawat dalam memberikan obat diintegrasikan dengan pendekatan
keperawatan diantaranya untuk meningkatkan harga diri pasien.
c.
Pendekatan khusus pada pasien ketergantungan obat
Pada
pasien
yang
mengalami
ketergantungan
obat
biasanya
menganggap bahwa obat adalah segala-galanya dalam menyelesaikan
masalah. Sehingga perawat perlu memberikan penjelasan kepada
pasien tentang manfaat obat dan obat bukanlah satu-satunya cara untuk
menyelesaikan masalah. Terapi obat harus disesuaikan dengan terapi
modalitas lainnya seperti penjelasan cara-cara melewati proses
kehilangan.
Modul Pembelajaran Farmakologi
41
Download