STRATEGI PENINGKATAN PEMBELAJARAN QUR`AN HADITS DI

advertisement
STRATEGI PENINGKATAN
PEMBELAJARAN QUR’AN HADITS
DI MTs DARUL ULUM KECAMATAN CIPARI
Diajukan kepada IAIIG Cilacapuntuk melengkapi salah satu syarat
Guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata I
dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh
Nama
: ABIDIN
NIM
: 072322026
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)
CILACAP
2011
SURAT PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: ABIDIN
NIM
: 072 322 026
Fak/ Prodi
: Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam
Tahun
: 2011
Judul Skripsi : ”STRATEGI PENINGKATAN PEMBELAJARAN QUR’AN HADITS DI MTs DARUL ‘ULUM KECAMATAN
CIPARI”.
Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar orisinil atau asli buatan saya sendiri, tidak
ada unsur menjiplak atau dibuatkan. Jika dikemudian hari ditemukan adanya indikasi
salah satu dari unsur di atas, maka saya bersedia untuk dicabut gelar kesarjanaannya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan kesadaran penuh dan tanpa unsur
paksaaan.
Cilacap, Juli 2011
Penulis Skripsi
ABIDIN
072322026
1
YAYASAN BADAN AMAL KESEJAHTERAAN ITTIHADUL ISLAMIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)
STATUS TERAKREDITASI SK. BAN-PT.
BAN
NOMOR : 012/BAN-PT/Ak
PT/Ak-X/S1/VIII/2006
Alamat : Jl. Raya kemerdekaan Barat No.
No 17 Kesugihan No. 17 Kesugihan – Cilacap 53274 Jawa Tengah Telp/fak (0280) 695415
PERSETUJUAN
SKRIPSI BERJUDUL : “STRATEGI PENINGKATAN PEMBELAJARAN QUR’AN
HADITS DI MTs DARUL ‘ULUM KECAMATAN CIPARI”.
Oleh
: ABIDIN
NIM
: 072 322 026
Telah disetujui untuk mengikuti munaqosah sekripsi
Kesugihan,………………………..
………………………..
Dosen Pembimbing akademik
ROHMAT, M. Ag, M. Pd.
Pembimbing
MUNIRIYANTO, S. Ag, MM.
asisten Pembimbing
ROHMAT, M.Ag, M.Pd
Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Imam Ghozali
(IAIIG) Cilacap
NOTA PEMBIMBING
Hal
: Skripsi Saudara ABIDIN
Lamp : 4 Eksemplar
Cilacap, Juli 2011
Kepada :
Yth Bapak Dekan
Fakultas Tarbiyah
INSTITUT AGAMA ISLAM
IMAM GHOZALI (IAIIG)
diCilacap
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Setelah saya memeriksa dan mengadakan koreksi seperlunya atas
skripsi saudara :
Nama : ABIDIN
NIM
: 072 322 026
Judul
: "Strategi Pningkatan Pembelajaran Qur'an Hadits di MTs Darul
'Ulum Kecamatan Cipari.
Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan ke
sidang munaqosah.
Berdasarkan ini kami kirimkan skripsi tersebut, semoga dapat
segera dimunaqosahkan. Atas perhatianya kami ucapkan terimaksih
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Pembimbing
Assinten Pembimbing
ROHMAT, M.Ag, M.Pd
MUNIRIYANTO, S.Ag, MM.
iii
MOTTO
QS. An-Nhl : 43
ִ֠ ִ % !"#$ ִ֠ 12345֠' -./0 &'()*+,
6<=/) +79:;4 6
Artinya : “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan [828] jika kamu tidak mengetahui”.
[828] Yakni : Orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang Nabi dan kitabkitab.
iv
‫‪PERSEMBAHAN‬‬
‫) ضرع (‬
‫اء و ا
ك ا ا ا‪ ! .‬ه ا‪#$‬و"‬
‫إ‪ %‬أ ‪ +‬وأ‪ +,‬وزو)(' ا" ‪ ،‬ا‪$‬خ ا‪ ، 2‬و)‪ 0‬أ‪ +.!/‬ا‬
‫)‪45‬ا روح ام أ‪#‬و" ‪ %57‬ا(‪6‬ء‪ .‬آمسقنا ا
ت‬
‫وا=? وا>اء وا=اء ‪ .‬آ ‪4A‬ز @‪ "6 +‬ه ا(="‬
‫رج اس ا ه دا‪ .‬هك @‪ +‬اضر ا ‪'F‬‬
‫‪v‬‬
‫و‪.%‬‬
KATA PENGANTAR
Segala puji milik Allah dzat yang melimpahkan rahmat dan
hidayah kepada manusia serta Dialah Yang Maha Tunggal Rabb seru
sekalian alam. Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada
Rasululloh SAW, yang telah menguak tabir kegelapan dunia dengan
pelita Islam yang dibawanya.
Meskipun berbagai macam batu sandungan menerjang sebagai
ujian dalam pembuatan skripsi ini, alhamdulillah penulis dapat melaluinya hingga sampai tujuan yang diniatkan.
Penulis menyadari, bahwa penulisan ini tidak akan terselesaikan
tanpa bantuan dan kontribusi dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati penulis
haturkan banyak terima kasih kepada :
1.
Drs. KH. Nasrullah sebagai Rektor IAIIG.
2.
Lumaur Ridlo, S. Psi. sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah IAIIG.
3.
Rohmat, M. Ag., M. Pd. dan Muniriyanto, S. Ag., MM. Yang telah
dengan sabar meluangkan waktu kepada penulis dan dengan ketulusan memberi bimbingan selama penulisan skripsi. Terima kasih
atas ilmu yang sangat berharga.
4.
Drs. H. Suratman, M. Ag. yang telah memberikan masukan banyak
pada detik-detik penyempurnaan sekripsi ini.
5.
Drs. H. M. Muchdir Ma’sum, Psi. yang telah mengarahkan penulis.
6.
Holidin sebagai Kepala MTs Darul‘Ulum Cipari yang telah memberi izin riset.
Dan segenap
vi
guru MTs Darul ‘Ulum
Kecamatan Cipari beserta
siswa- siswinya yang turut andil
dalamriset penulis.
7.
Teman-teman seperjuangan yang selalu memberi semangat dalam
penulisan ini.
Kita dipertemukan karena Allah dan kita semoga terpisahkan juga karena Allah. Amin.
Mudah-mudahan Allah SWT menerima amal baik kita semua,
Amin ya Rabbal ‘alamin, ya Mujibassailin. Birahmatika ya Arhamarrahimin.
Cipari, Juli 2011
Penulis
vii
ABSTRAKSI
ABIDIN, NIM : 072322026, Strategi Peningkatan Pembelajaran Qur’an Hadits
di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari. Skripsi, Fakultas Tarbiyah Studi Program
Pendidikan Agama Islam Strata Satu (S1) Institut Agama Islam Imam Ghozali
(IAIIG) Tahun 2011 M.
Al Qur’an dan al Hadits seperti sisi mata uang, keduanya berisikan
petunjuk bagi manusia menuju jalan yang benar, yang dalam hal ini adalah Islam.
Maka dari itu al Qur’an dan al Hadits perlu dikaji oleh semuanya, terkhusus umat
Islam di mana saja bahkan di lingkungan pendidikan (madrasah/sekolah). Dalam
rangka menanamkan pemahaman akan pentingnya bidang studi Qur’an Hadits
terutama bagi peserta didik, maka proses pelaksanaan pembelajarannya antara
guru dan siswa sangatlah perlu dicermati, agar apa yang telah diajarkan oleh guru
betul-betul dapat diterima dengan baik oleh peserta didik dan dapat dipahaminya
pula dengan baik. Sehingga dari proses belajar mengajar ini nantinya diharapkan
para siswa memiliki pengetahuan dan kepribadian seperti yang tertuang dalam
tujuan “Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional”.
Dari rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan : Untuk mengetahui proses pembelajaran Qur’an Hadits kelas IX di MTs Darul Ulum Kecamatan Cipari. Dan untuk mengetahui strategi guru dalam meningkatkan belajar
Qur’an Hadits kelas IX di MTs Darul Ulum Kecamatan Cipari.
Penelitian ini termasuk metode penelitian kualitatif deskriptif. Agar hasil
penelitian berjalan dengan baik, maka proses analisa data yang dilakukan adalah
menganalisa data yang sudah diperoleh dengan cara deskriptif (non statistik),
yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan data yang diperoleh
dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan untuk katagori dapat memperoleh
kesimpulan, sehingga memberikan gambaran nyata kepada pembaca. Sedangkan
data yang diperlukan digali melalui teknik observasi, wawancara, interview, dan
dokumentasi.
Dalam rangka proses pelaksanaan pembelajaran Qur’an Hadits,
diharapkan dapat dipergunakan oleh guru untuk lebih meningkatkan celah strategi
pembelajaran dalam menentukan suatu sikap guru untuk menghadapi siswa dan
sejauh mana siswa dapat menerima atas Strategi pembelajaran exposition dan
Strategi pembelajaran discovery yang digunakan guru.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………….......................i
LEMBAR PERNYATAAN…………………………………................................ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………...............................iii
MOTTO……………………………………………………….............................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….........v
KATA PENGANTAR…………………………………………….......................vi
LEMBAR ABSTRAKSI…………………………………….............................viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………..................ix
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………....................1
A. Latar Belakang masalah…………………………………………..............1
B. Definisi Operasional……………………………………………................5
C. Rumusan Masalah…………………………………………………...........6
D. Tujuan Penelitian .......................................................................................6
E. Kegunaan Penelitian…………………………………………………........7
F. Telaah Pustaka.............................................................................................7
G. Sistematika Penulisan…………………………………………..................9
BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………….......10
A. Strategi Pembelajaran Quran Hadits ………………………………........10
1. Pengertian Strategi Pembelajaran……………………………….........10
2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran…………………………………......13
3. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Mengajar...............................15
ix
4. Ciri-ciri Umum Strategi Yang Baik…………………………..............24
5. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Dalam Proses
Pendidikan…………………………………………………….............25
B. Pembelajaran Quran Hadits………………………………………...........29
1. Definisi Pembelajaran Qur'an Hadits………………………………....29
2. Dasar Pembelajaran Qur'an Hadits……………………………...........32
3. Landasan Religius…………………………………………….............32
4. Perundang-undangan Yang Berlaku Di Indonesia…………………....35
C. Tujuan Pembelajaran Quran Hadits………………………………..........35
D. Fungsi pembelajaran Quran Hadits………………………………...........37
E. Tinjauan Bidang Studi Quran Hadits…………………………………... 38
1. Pengertian Al Qur'an……………………………………….................38
2. Pengertian Hadits……………………………………………..............41
3. Bidang Studi Qur'an Hadits………………………………..................43
4. Tujuan Bidang Studi Qur'an Hadits…………………………..............44
5. Fungsi Bidang Studi Qur'an Hadits……………………………...........45
F. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Qur’an Hadits………………..........51
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………...............52
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian…………………………………………52
B. Subyek dan Obyek Penelitian...................................................................52
C. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………...............53
D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….........54
E. Teknik Analisis Data…………………………………………..................56
x
F. Triangulasi……………………………………………………..................57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………......58
A. Gambaran Umum MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari………………..58
1. Letak geografis……………………………………………..................58
2. Sejarah singkat Berdirinya MTs Darul Ulum Kecamatan Cipari.........58
3. Visi dan Misi…………………………………………………..............60
4. Tujuan Madrasah…………………………………………...................64
5. Struktur Organisasi MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari………........66
6. Keadaan Guru dan Karyawan di MTs Darul 'Ulum Kecamatan
Cipari......................................................................................................70
7. Keadaan Peserta Didik……………………………………...................71
8. Sarana dan Prasarana……………………………………….................72
B. Pelaksanaan Pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX di MTsDarul
Ulum Keamatan Cipari……....................................................................74
C. Strategi Peningkatan Pembelajaran Qur’an Hadits Kelas
IX di MTs Darul Ulum Kecamatan Cipari……………….......................75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................79
A. Kesimpulan
B. Saran……………………………………………....……..........................80
DAFTAR PUSTAKA……………………...........................................................81
LAMPIRAN………………………………………………………......................83
xi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al Qur’an dan Al Hadits merupakan dua sumber ajaran Islam dan
pedoman hidup bagi umat Islam. Keduanya mengajarkan prinsip-prinsip dan
tata aturan kehidupan yang harus dijalankan oleh umatnya, tidak hanya terkait
dengan tata hubungan manusia dengan Rabbnya (Hablun minallah) tetapi
juga tata aturan dalam kehidupan dengan sesama manusia (Hablun
minannas). Al Qur’an merupakan wahyu, kalam atau firman Allah yang
mengandung ajaran untuk dijadikan pedoman dan tuntunan dalam tata nilai
kehidupan umat manusia dan seluruh alam, karena pada dasarnya al Qur’an
diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta. Ajarannya berlaku sepanjang
masa, sejak diturunkan hingga hari kiamat. Kebenaran yang terkandung di
dalamnya tidak dapat diragukan lagi, karena Allah sendiri yang akan
menjaganya. Allah berfirman di dalam al Qur’an surat al Hijr ayat 9 :
֠ %&' !"#$ “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz Dzikr (al Qur’an) dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
Hadits merupakan sumber penting kedua setelah al Qur’an. Fungsi dari
Hadits sebagai penjelas dari apa-apa yang terdapat di dalam al Qur’an. Hadits
merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi Wa Sallam, baik perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan) ataupun
1
sifat darinya. Hadits shohih (benar/asli) yang berasal dari Rosulullah sendiri
juga tidak diragukan kebenarannya, karena segala perkataan, perbuatan, taqrir
(persetujuan) ataupun sifatnya bukan berasal dari hawa nafsu dirinya,
melainkan semuanya berasal dari wahyu Allah. Hal ini telah dijelaskan di
dalam al Qur’an surat an Najm ayat 3-4, Allah berfirman:
%1'
-./0 %, )*+ (
%' 97ִ,+ 78 5
34 2
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan( kepadanya)”.
Al Qur’an dan Al Hadits seperti sisi mata uang yang tak terpisahkan,
karena keduanya berisikan petunjuk bagi manusia menuju jalan yang benar,
yang dalam hal ini adalah Islam. Menurut AD. Marimba dalam bukunya
“Pengantar Filsafat Islam” hal 42 menyatakan bahwa “Al Qur’an dan Al
Hadits merupakan dasar pendidikan dan filsafat Islam.”1 Sedangkan Oemar M.
Al-Toumy Al Asyaibani dalam bukunya falsafah pendidikan Islam hal 41,
menyatakan bahwa “Al Qur’an adalah falsafah yang penting dan utama. Hal
ini disebabkan al Qur’an merupakan kitab pendidikan sosial, moral, spiritual
secara khusus".
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka al Qur’an dan al Hadits perlu
dikaji oleh semua saja, terkhusus umat Islam di mana saja bahkan di
lingkungan pendidikan (sekolah). Namun, di Indonesia tidak semua lembaga
pendidikan memberikan pelajaran secara khusus. Pelajaran Qur’an dan Hadits
ini di SLTP dan SMA sudah dipadukan dengan pelajaran agama Islam,
1
Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Al Ma’arif, Cet. I.
2
sedangkan Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri
maupun Swasta, pelajaran ini terdapat dalam bidang studi tersendiri dan
termasuk pelajaran inti seperti PKN, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia
dan pelajaran lainnya. Prestasi yang dicapai pun harus memenuhi Kriteria
Kelulusan Minimal (KKM) yang masing-masing sudah ditetapkan sesuai
dengan standar kompetensinya. Sehingga dari proses belajar mengajar ini
nantinya diharapkan para siswa memiliki pengetahuan dan kepribadian seperti
yang tertuang dalam tujuan “Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional”.
Dalam rangka menanamkan pemahaman akan pentingnya al Qur’an
dalam proses belajar mengajar terutama bagi peserta didik, maka pengetahuan
tentang keutamaan al Qur’an sangatlah penting. Dalam kitab Minhajul Muslim
karya Syaikh Abu Bakar Jabir al Jazaair hal 85, Dari Utsman bin Affan r.a.
berkata : Rosulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam telah bersabda :
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar al Qur’an dan mengamalkan
nya”. (HR. Bukhori).
Ibnu Mas’ud radhiallahu‘anhu turut menegaskan akan pentingnya pengajaran
al Qur’an dengan mengatakan, “Jika kamu sekalian menginginkan ilmu
pengetahuan, maka pahami dan renungkanlah al Qur’an, karena dalam alQur’an itu terdapat ilmu orang terdahulu dan orang-orang kemudian”.
Tilawah al Qur’an memiliki peran untuk memudahkan belajar siswa
terutama pada bidang studi Qur’an dan Hadits, karena disamping materi
pelajaran bidang studi tersebut diambil dari potongan ayat al Qur’an dan
tajwid (hukum/ aturan membaca al Qur’an), juga dapat meningkatkan daya
3
ingat dan memberikan ketenangan. Ibrahim bin Ismail dalam karyanya
Ta’limul Muta’allim menyatakan bahwa, “Terdapat beberapa hal yang bisa
menyebabkan seseorang kuat ingatan atau hafalannya. Di antaranya,
menyedikitkan makan, membiasakan shalat malam, dan membaca al Qur-an
sambil melihat mushaf.” Selanjutnya, ia berkata, “Tak ada lagi bacaan yang
dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada
seseorang kecuali membaca al Qur’an” (Egha Zainur Ramadhani, 2007: 154) .
Oleh karena itu, sangatlah mungkin kegiatan tilawah al Qur’an ini dapat
berpengaruh pada prestasi belajar siswa, baik dari segi memudahkan dalam
menghafal materi, pemahaman materi, penerapan materi dan pada akhirnya
nilai evaluasi belajar.
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari,
merupakan madrasah yang mengalami peningkatan dari segi kuantitas dan
kualitas siswa baik spiritual maupun intelektual. Peningkatan kuantitas siswa
terlihat dari meningkatnya jumlah siswa yang masuk setiap tahun. Adapun
kualitas spiritual siswa terlihat dari kefasihan dalam membaca al Qur’an siswa
pada kegiatan rutin tilawah al Qur’an dan kekhusyu’an dalam kegiatan sholat
dhuhur berjama’ah. Sedangkan peningkatan kualitas intelektual terlihat dari
meningkatnya prestasi nilai ujian akhir nasional (UAN) siswa, sehingga
jumlah alumni MTs Darul ‘Ulum yang diterima di sekolah lanjutan favorit
semakin banyak. Proses belajar mengajar belajar khususnya siswa kelas IX
MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari pada bidang studi Qur’an dan Hadits
pada tahun ajaran 2010/2011mengalami peningkatan. Berdasarkan kondisi-
4
kondisi tersebut, maka peneliti tertarik untuk menyalin penelitian tentang
strategi yang dilakukan oleh guru Qur’an Hadits MTs Darul ‘Ulum
Kecamatan Cipari layak untuk diteliti.
B. Definisi Operasional
Untuk mengantisipasi adanya kesalahan persepsi dalam memahami
judul skripsi ini, penulis jelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul
ini, antara lain:
1. Peningkatan Pembelajaran Qur’an Hadits di MTs Darul ‘Ulum Cipari.
Pelajaran Quran Hadits adalah merupakan salah satu pelajaran Agama
Islam yang diajarkan oleh guru disetiap madrasah, hal ini sesuai dengan
adanya sebuah aturan di dalam kurikulum 2004 pedoman khusus di
madrash yang mewajibkan siswanya untuk belajar mata pelajaran Qur’an
Hadits. Dengan demikian harus ada upaya dari guru untuk meningkatan
pembelajaran Qur’an Hadits di madrasah, dengan harapan siswa dapat
berprestasi dan dapat mampu memberikan ilmu dilingkungan masyarakat
yang awam akan al Qur’an.
2. Strategi Pembelajaran Quran Hadits di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari.
Menurut Wina Sanjaya, dalam konteks strategi pendidikan dapat dikatakan
sebagai pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan yang dapat
dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai
5
tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal.2 Pembelejaran PAI adalah
pendidikan atau pembelajaran Agama Islam yaitu Agama yang dibawa
oleh Nabi Muhamad SAW. Yang bersumber dari al Qur an dan al Hadits.
3. Siswa
Siswa adalah murid atau peserta didik terutama pada tingkatan
Tsanawiyah / Menengah.
4. MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari
Adalah sebuah madrasah tsanawiyah / sekolah menengah swasta di bawah
naungan Kementerian Agama yang terletek di Dusun Banjareja, Desa
Cisuru, Kecamatan Cipari.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Qur’an Hadits kelas IX di MTs
Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari ?
2. Bagaimana srtategi pembelajaran Qur’an Hadits kelas IX di MTs Darul
‘Ulum Kecamatan Cipari ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui proses pembelajaran Qur’an Hadits kelas IX di MTs
Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari.
2. Untuk mengetahui strategi guru dalam meningkatkan belajar Qur’an Hadits kelas IX di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari.
2
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2006). Cet. 2, hal. 99.
6
E. Kegunaan Penelitian
1. Memberikan masukan kepada MTs Darul ‘Ulum dalam upaya meningkatkan prestasi belajar Qur’an Hadits.
2.
Memberikan kontribusi kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar Qu'ran Hadits.
3.
Memberikan masukan kepada praktisi pendidikan dalam merekontruksi
konsep meningkatkan prestasi belajar Qur’an Hadits.
F. Telaah Pustaka
Buku-buku yang relevan yang berkaitan dengan masalah yang sedang
peneliti teliti diantaranya :
1. Buku :“Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum” Karya Prof. Drs. H.
Dakir. Yang membahas berbagai komponen kurikulum dan perkembangannya.
2. Buku : “Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi”, (Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004) yang membahas sebuah proses untuk
meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam di Sekolah/ Madrasah
sebagai langkah awal untuk menuju kearah yang lebih baik.
3. Buku : Hamzah B. Uno “Model Pembelajaran Menciptakan Proses
Belajar Me ngajar yang Kreatif dan Efektif ” B. Uno Hamzah, yakni :
a. Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih , yaitu yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada pesrta didik menuju
tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
7
b. Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode
pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu
4. Buku : “Pembinaan dan Pengembangan kurikulum di sekolah”. Karya
DR. H. Nana Sudjana, yang mebahas pembinaan kurikul disekolah
ditujukan untuk menjaga, mempertahankan dan mengupayakan agar
kurikulum yang telah disusun dan diperlakukan berjalan sebagaimana
mestinya, sehingga tujuan-tujuan pendidikan ssesuai dengan tingkat dan
jenisnya dapat dicapai.
5. Buku : “Strategi Belajar Mengajar”
Karya Dra. Roestiyah N. K.
Buku ini banyak membahas tentang berbagai macam teknik penyajian
dalam proses pembelajaran yang mana salah satunya memberikan
pembahasan mengenai persiapan dan prosedur pembelajaran yang
menggunakan model eksperimen.
6. Skripsi Raisa Nursaida yang berjudul : "Strategi Guru Mata Pelajaran
Qur’an Hadits dalam Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII/B
Madrasah Tsanawiyah Negeri Nganjuk". Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang tahun 2010.
7. Skripsi El Wafie Dienal Muhtadie yang berjudul : "Penerapan Pendekatan
Active
Learning".
Pendidikan
Agama
Universitas Islam Negeri Malang tahun 2007.
8
Islam,
Fakultas
Tarbiyah,
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami isi skripsi ini, maka peneliti
sajikan sitematika penulisan skripsi sebagai berikut :
Bagian awal terdiri dari Halaman judul, Lembar Pernyataan, Lembar
Pengesahan, Motto, Halaman Persembahan, Kata Pengantar, Lembar
Abstraksi dan Daftar Isi.
BAB 1 adalah Pendahuluan yang meliputi : Latar Belakang Masalah,
Definisi Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan
Penelitian, Telaah Pustaka dan Sistematika Penulisan.
BAB II adalah Kajian Pustaka yang meliputi : Strategi Pembelajaran
Quran Hadits , Pembelajaran Quran Hadits, Tujuan Pembelajaran Qu'ran
Hadits, Fungsi Pembelajaran Quran Hadits, Tinjauan Bidang Studi Qur'an
Hadits dan Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Qur’an Hadits.
BAB III adalah Metode Penelitian yang meliputi : Jenis dan
Pendekatan Penelitian, Subyek dan Obyek Penelitian, Waktu dan Tempat
Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data dan Triangulasi.
BAB IV adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meliputi :
Gambaran Umum MTs Darul Ulum Kecamatan Cipari, Pelaksanaan
Pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX MTs Darul Ulum Kecamatan Cipari
dan Strategi Peningkatan Pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX MTs Darul
Ulum Kecamatan Cipari.
BAB V adalah Kesimpulan dan Saran.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Pembelajaran Quran Hadits
1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang
diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan peperangan. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan
J.R. David, dalam bukunya Wina Sanjaya diartikan sebagai a plan,
method, or series, of activities designed to achieves a particular
educational goal.3
Dalam hal ini peneliti dapat menguraikan pengertian pembelajaran
yakni proses pemerolehan pengetahuan, penguasaan dan kemahiran dalam
kegiatan belajar mengajar. Dalam konteks pendidikan, guru biasanya berusaha sedaya upaya mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran bagi mencapai suatu objektif yang ditentukan.
Pembelajaran akan membawa kepada perubahan pada seseorang.
Berikut definisi tentang pembelajaran yang dikemukakan oleh para
ahli:
a.
Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar.
Kegiatan ini mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara
yang lebih efektif dan efisien.3
3
M.A Muhaimin, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya : Citra Media, 1996), hal. 99.
10
b.
Pembelajaran adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan sehingga
dapat menciptakan kondisi belajar bagi siswa.4
Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.5 Beberapa ahli berpendapat tentang
Strategi Pembelajaran dalam bukunya Hamzah B. Uno “ Model
Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan
Efektif ” yakni:
-
Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih , yaitu yang
dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada pesrta didik menuju
tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
-
Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajara
merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan metode
pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.6
-
Dick dan Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajara
terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur
atau tahapan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.7
-
Gropper (1990) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan
pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan
4
Oemar Hamalik , Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001).
Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 126
6
Ibid..
7
Ibid..
5
11
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.8
Dari beberapa pengertian strategi pembelajaran di atas maka dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran di atas, merupakan cara-cara
yang akan, dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta
didik menerima dan memahami materi pembelajaran yang pada akhirnya
tujuan pembelajaran dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar.
Dalam Bukunya Wina Sanjaya, “Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan” bahwa straregi pembelajaran merupakan suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Pengertian ini
senada dengan pendapat Dick and Carey yang juga menyebutkan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran
yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar
pada siswa.9
Untuk melaksanakan tugas secara baik, guru memerlukan wawasan
yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi belajar mengajar
yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan. Dan dalam
mengimplementasikan rencana pengajaran yang telah disusun agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal maka seorang guru diharapkan
mampu untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif.
8
9
Ibid..
Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 126.
12
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajarmengajar, seperti merumuskan tujuan, memilih bahan, memilih metode,
menetapkan evaluasi, dan menentukan strategi yang cocok.
2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Ada beberapa jenis strategi pembelajaran yang dapat digunakan
antara lain :
a. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Menurut pendapat Rowntree (1974) menjelaskan dalam bukunya Wina
Sanjaya, bahwa "Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan" adalah mengelompokkan kedalam strategi penyampaian
penemuan atau exposition discovery learning, strategi pembelajaran
kelompok dan strategi pembelajaran individu atau groups-individual
learning.10 Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada
siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan
tersebut. Roy Killen menyebutnya dengan strategi pembelajaran
langsung (direct instruction), dikatakan strategi pembelajaran langsung
karena dalam strategi ini materi pelajaran disajikan begitu saja kepada
siswa; siswa tidak dituntut mengolahnya kewajiban siswa adalalah
menguasainya secara penuh.
Dengan demikian, dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai
penyampai informasi. Berbeda dengan strategi discovery, dalam
10
Ibid, hal. 128
13
strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa
melalui berbagai aktivitas sehingga tugas guru lebih banyak sebagai
fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang
demikian strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran
tidak langsung. Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara
mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa
sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan.
Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk
belajar sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar
melalui modul, atau belajar bahasa melalui kaset audio.
b. Strategi Pembelajaran Individual
Dengan strategi pembelajaran individual, mengedepankan belajar
kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar aleh
seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok bisa
dalam pembelajaran kelompok besar, atau bisa juga siswa belajar
dalam
kelompok-kelompok
kecil.
Strategi
kelompok
tidak
memperhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap
sama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok siswa yang memiliki
kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang mempunyai kemampuan
biasa-biasa
saja;
sebaliknya
siswa
yang
memiliki
kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh siswa yang mempunyai
kemampuan tinggi.
14
c. Strategi Pembelajaran Deduktif dan Strategi Pembelajaran Induktif.
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannnya, strategi
pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pembelajaran
deduktif dan strategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran
deduktif adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengaan
mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari
kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi ; atau bahan pelajaran yang dipelajari
dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-perlahan
menuju hal yang konkret. Strategi ini disebut juga strategi
pembelajaran dari umum ke khusus. Sebaliknya dengan strategi
induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal
yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa
dihadapkan pada materi yang kompleks. Strategi ini sering dinamakan
strategi pembelajaran dari khusus ke umum.
3. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Mengajar
Ada beberapa faktor yang harus dijadikan dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar. Dasar pertimbangan itu bertolak dari faktor-faktor :
a. Berpedoman pada Tujuan
Tujuan adalah keinginan
yang hendak dicapai dalam setiap
kegiatan interaksi edukatif. Tujuan dapat memberikan pedoman yang
jelas
bagi
guru dalam mempersiapkan segala sesuatunya
rangka pengajaran, termasuk pemilihan strategi mengajar.
15
dalam
b. Perbedaan Individual Anak Didik
Perbedaan individual anak didik perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan strategi mengajar.
c. Kemampuan Guru
Kemampuan guru bermacam-macam, disebabkan latar belakang
pendidikan dan pengalaman belajar. Seorang guru dengan latar
belakang pendidikan keguruan akan lain kemampuannya bila
dibandingkan dengan seseorang bukan keguruan.
d. Sifat Bahan Pelajaran
Setiap mata pelajaran mempunyai sifat masing-masing, ada yang mudah, sedang, dan sukar. Ketiga sifat ini tidak bisa diabaikan begitu saja
dalam mempertimbangkan pemilihan metode mengajar. Untuk metode
tertentu barangkali cocok untuk mata pelajaran tertentu, tetapi belum
tentu pas untuk mata pelajaran lain.
e. Situasi Kelas
Situasi
kelas
adalah
sisi
lain
yang
patut
diperhatikan
dan
dipertimbangkan guru ketika akan melakukan pilihan terhadap metode
mengajar.
f.
Kelengkapan Fasilitas
Penggunaan metode perlu dukungan fasilitas. Fasilitas yang dipilih
harussesuai dengan karakteristik metode mengajar yang akan
dipergunakan.
16
g. Kelebihan dan Kelemahan Strategi
Setiap strategi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dua sisi ini
perlu diperhatikan guru. Jumlah anak didik di kelas dan kelengkapan
fasilitas mempunyai andil tepat tidaknya suatu metode dipergunakan
untuk membantu proses pengajaran. Metode yang tepat untuk
pengajaran tergantung dari kecermatan guru dalam memilihnya. Dan
hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah
& Winarno Surakhmad (1991) yang tertuang dalam bukunya Pupuh
Fathurrohman mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar, yakni :11
1. Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya;
2. Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya;
3. Situasi berlainan keadaannya;
4. Fasilitas bervariasi secara kualitas dan kuantitasnya;
5. Kepribadian dan kompetensi guru yang berbeda-beda.
Untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar, maka dalam setiap pengajaran guru diharuskan untuk memilih
strategi, sebab strategi merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar,
strategi sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang bervariasi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Seorang guru tidak akan dapat
mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai strategi secara tepat.
11
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama,2009), hlm. 1.
17
Berikut beberapa strategi dalam pembelajaran dengan menggunakan
metode-metode pembelajaran, yakni :
a. Metode Ceramah
Metode eramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran
melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada
sekelompok siswa. Strategi ceramah merupakan strategi yang sampai
saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain
disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor
kebiasaan baik dari guru maupun siswa. Guru biasanya belum merasa
puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak
melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan
belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui
ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar. Strategi ceramah merupakan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan
straregi
pembelajaran
ekspositori.
Ada
beberapa alasan mengapa ceramah sering digunakan, yakni:
1. Ceramah merupakan strategi yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak
memerlukan peralatanperalatan yang lengkap, sedangkan mudah,
memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan
demikian tidak memerlukan persiapan yang rumit.
18
2. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokokpokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
3. Ceramah dapat memeberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang
mana perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhandan tujuan yang
ingin dicapai.
5. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena
sepenuhnya
kelas
merupakan
tanggung
jawab
guru
yang
memberikan ceramah.
6. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Disamping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya:
- Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
- Ceramah yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan terjadi nya verbalisme. Verbalisme adalah “penyakit” yang sangat
mungkin disebabkan oleh proses ceramah. Oleh karena itu,
dalam proses penyajiannya guru hanya mengandalkan bahasa
verbal dan siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya.
Sedangkan disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan
yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menengkap meteri
pembelajaran melalui pendengarannya.
19
- Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik,
ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan.
- Melalui ceramah sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh
siswa sudah mengerti yang dijelaskan atau belum.
b. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Diskusi pada dasarnya adalah tukar
menukar informasi, pendapat, dan unsure-unsur pengalaman secara
teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama tang lebih
jelas dan teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan
merampungkan keputusan bersama.12 Tujuan utama metode ini adalah
untuk memecahkan sustu permasalahan, menjawab pertanyaan,
menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat
suatu keputusan. Kelebihan dan kelemahan strategi diskusi sudah
barang tentu ada. Beberapa kelebihan strategi diskusi, manakala
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, antara lain :
1. Strategi diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
2. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam
mengatasi setiap permasalahan.
3. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau
12
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo,
2000), hlm. 79
20
gagasan secara verbal. Di samping itu diskusi, juga bisa melatih
siswa untuk menghargai pendapat orang lain. Selain beberapa
kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:
- Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh duaatau tiga orang siswa yang memiliki ketrampilan berbicara.
- Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga
kesimpulan menjadi kabur.
- Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang
tidak sesuai dengan yang direncanakan.
- Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat
emosional yang tidak terkontrol.
c. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah strategi mengajar yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab
pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Beberapa hal
yang penting diperhatikan dalam metode tanya jawab ini sebagai
berikut:
- Untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran telah dikuasai
oleh siswa.
- Untuk merangsang siswa berfikir.
- Memberi kesempatan pada siswa mengajukan masalah yang belum dipahami.
21
- Jenis pertanyaan, pada dasarnya ada dua pertanyaan yang
Perlu diajukan, yakni :
1. Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sampai
sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa.
2. Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sampai
sejauh mana cara berfikir anak dalam menanggapi suatu persoalan. Metode tanya jawab biasanya dipergunakan apabila:
- Bermaksud mengulang bahan pelajaran.
-
Ingin membangkitkan siswa belajar.
- Sebagai selingan strategi ceramah.
d. Metode Hafalan
Metode hafalan merupakan strategi yang sering dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Kendatipun cara belajar demikian kurang
memberikan hasil, namun tetap dianggap perlu, karena dengan
menghafal kita akan dapat mengingat banyak hal. Menghafal
berlangsung sejalan dengan proses mengingat. Hal-hal yang dapat
dilakukan dalam metode hafalan antara lain:
1. Apa saja yang akan dihafal maka terlebih dalu hendaklah itu
dipahami dengan baik.
2. Supaya dapat mengingat dengan mudah, maka curahkanlah perhatian sepenuhnya terhadap bahan hafalan itu. Dengan ada kemauan dan keinginan yang kuat maka perhatian dapat dikonsentrasikan
sepenuhnya.
22
e. Metode Tugas Belajar dan Resitasi
Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih
luas dari itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di
perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang
anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara
kelompok.
f. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu
kesatuan (kelompok) tersendiri atau dibagi atas kelompok-kelompok
kecil (subsub kelompok, mengutamakan belajar aktif. Dalam strategi
ini membutuhkan persiapan yang lebih lama dan rumit dan
penerapannya agak sulit dibandingkan dengan menggunakan strategi
ceramah.
g. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Demonstrasi dan eksperimen merupakan strategi mengajar yang sa ngat
efektif, sebab membantu para siswa untuk mencari jawaban dengan
usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Demonstrasi
merupakan suatus strategi mengajar yang memperlihatkan bagaimana
proses terjadinya sesuatu. Dalam pelaksanaannya demonstrasi dan
eksperimen dapat digabungkan, artinya demonstrasi dulu lalu diikuti
dengan eksperimen. Kedua metode ini digabungkan bila siswa
bermaksud mengetahui tentang bagaimana proses mengaturnya,
23
bagaimana proses membuatnya, bagaimana proses bekerjanya, bagaimana proses menggunakannya, bagaimana proses mengetahui
kebenarannya, terdiri dari apa, dan cara mana yang paling baik.
h. Metode Simulasi.
Metode simulasi merupakan strategi tiruan atau perbuatan yang hanya
pura-pura, dalam hal ini bertujuan untuk melatih ketrampilan tertentu
baik yang bersifat professional atau untuk kehidupan sehari-hari,
kemudian untuk mempereh pemahaman suatu konsep atau prinsip dan
yang terakhir untuk pemecahan masalah.
4. Ciri-ciri Umum Strategi yang Baik
Setiap guru yang akan mengajar senantiasa dihadapkan pada pilihan
metode. Banyak strategi yang bisa dipilih guru dalam kegiatan mengajar,
namun tidak semua metode bisa dikatagorikan sebagai metode yang baik,
dan tidak msemua strategi dikatakan jelek. Kebaikan suatu metode terletak
pada ketepatan memilih sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Omar
Muhammad al-Thaomi dalam bukunya Pupuh Fathurrahman mengatakan,
terdapat bebera rapa ciri dari sebuah strategi yang baik untuk pembelajaran
sebuah strategi yang baik untuk pembelajaran terdapat beberapa cirri dari
sebuah strategi yang baik untuk pembelajaran yakni:13
a. Berpadunya strategi dari segi tujuan dan alat dengan jiwa;
b. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya sesuai dengan watak
siswa dan materi;
13
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Op. Cit., hlm. 56.
24
c. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktek dalam mengantarkan siswa pada kemampuan praktis.
d. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya justru mengembangkan
materi.
e. Memberikan keluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapatnya.
f.
Mampu menempatkan guru dalm posisi yang tepat, terhormat, dalam
keseluruhan proses pembelajaran.
5. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Proses Pendidikan
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal
tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi mempunyai kekhasan sendirihal yang harus diperhatikan dalam menggunakan pembelajaran. Prinsip
umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua
strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua sendiri.
Oleh sebab itu, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan
strategi pembelajaran sebagai berikut:
a. Berorientasi pada tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama.
Segala aktivitas guru dan mencapai mencapai siswa, diupayakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting, sebab
mengajar adalah proses bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu
strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa
mencapai tujuan pembelajaran
25
b. Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar
adalah berbuat; menghafal pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan
yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat
mendorong aktivitas fisik siswa.. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas
pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas psikis seperti
aktivitas mental.
c. Individualitas
Belajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa.
Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada
hakikatnya yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap siswa.
d. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh
pribadi siswa. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan
kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif
dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus
dapat mengembangkan seluruh aspek kepriibadian siswa secara
terintegrasi. Di samping itu, BAB IV Pasal 19 Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta
26
psikologis pes rta didik. Sesuai dengan isi peraturan pemerintah di atas
maka, ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran,
sebagi berikut:
1. Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya
sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa, akan
tetapi mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkunganyang
dapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan demikian, proses
pembelajaran merupakan poses interaksi baik antara guru dan
siswa, antara siswa dan siswa, maupun antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi, memungkinkan kemampuan
siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.
2. Inspiratif
Proses pembelajaran adalah proses yang inspiratif yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Berbagai
informasi dan proses pemecahan masalah dalam pembelajaran
bukan harga mati, yang bersifat mutlak, akan tetapi hipotesis yang
merangsang siswa untuk mau mencoba dan mengujinya. Oleh
karena itu, guru mesti membuka berbagai kemungkinan yang dapat
dikerjakan siswa. Biarkan siswa berbuat dan berfikir sesuai dengan
inspirasinya sendiri.
27
3. Menyenangkan
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan
seluruh potensi siswa. Dalam proses pembelajaran guru harus
mengupayakan proses pembelajaran yang menyenangkan (enjoying
learning).
Proses
pembelajaran
yang
menyenangkan
bisa
dilakukan, dengan menata ruangan yang apik dan menarik, yaitu
yang memenuhi unsure kesehatan, misalnya dengan pengaturan
cahaya, ventilasi, dan sebagainya; serta memenuhi unsurkeindahan,
melalui pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni
dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media, dan
sumber belajaryang releven serta gerakangerakan guru yang mampu membengkitkan motivasi belajar siswa.
4. Menantang
Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk
mengembangkan kemampuan berfikir, yakni merangsang kerja
otak secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan
dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui
kegiatan mencoba-coba. Apapun yang diberikandan dilakukan
guru harus dapat merangsang siswa untuk berfikir (learning how to
learn), dan melakukan (learning how to do)
5. Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan
siswa. Tanpa adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki
28
kemauan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi
merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap pembelajaran.
B. Pembelajaran Qur’an Hadits
1. Definisi pembelajaran Qur’an Hadits
Belajar adalah proses penambahan pengetahuan. Definisi lain yang
dikemukakan oleh Gegne bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan
kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai, dan perubahan kemampuannya, yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai
jenis performance (kinerja).14 Perubahan tingkah laku tersebut harus dapat
bertahan dalam jangka waktu tertentu.
Dengan demikian, belajar pada dasrnya dapat dipandang sebagai
suatu proses perubahan positif-kualitatif yang terjadi pada tingkah laku
siswa sebagai subjek didik akibat adanya peningkatan pengetahuan,
ketrampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, kemampuan berpikir logis dan
kritis, kemampuan interaktif, dan kreatifitas yang telah dicapainya.
Konsep belajar demikian menempatkan manusia yang belajar tidak hanya
pada proses teknis, tetapi juga sekaliguspada proses normative. Hal ini
amat penting agar perkembangan kepribadian dan kemampuan pembelajar
(siswa) terjadi secara harmonis dan optimal. Sedangkan pembelajaran
adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik atau
pembelajar yang direncanakan atau
14
didesain, dilak- sanakan, dan
Nurhadi, dkk. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK (Malang: UNM
Press. 2004) hlm. 5.
29
dievaluasi secara sistematis agar subjek atau pembelajaran dapat
atau
pembelajaran dapat mencapai tujuan-tujuan secara efektif dan efisien.15
Dengan demikian, jika pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem,
berarti pembelajaran terdiri atas sejumlah komponen yang terorganisir
antara tujuan pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media
pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak
lanjut pembelajaran. Sebaliknya, jika pembelajaran dipandang sebagai
suatu proses maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau
kegiatana guru dalam rangka membuat siswa belajar.
Berikut beberapa definisi tentang pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli:Menurut Degeng seperti yang dikutip Muhaimin pembelajaran (atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya "pengajaran")
adalah upaya untuk membelajarkan siswa.16 Pembelajaran adalah upaya
untuk membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan ini mengakibatkan
siswa mempelajari sesuatu dengan cara lebih efektif dan efisien.17
Pembelajaran adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan sehingga
menciptakan kondisi belajar bagi siswa.18
Al Qur’an berasal dari kata qara’a yang berarti membaca dan bentuk
masdar (kata dasar)-nya adalah Qur’an yang berarti bacaan.19 Sedangkan
menurut istilah al Qur’an adalah kitab suci yang isinya mengandung
15
16
17
18
19
Nurhadi, dkk. Op. Cit. hlm. 7
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002,) hlm. 183.
Muhaimin, dkk , Strategi Belajar Mengajar, ( Surabaya: CV Citra Media, 1996), hlm. 99.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003) hlm. 48.
Hafizh Dasuki, Insiklopedi Islam, Jil IV, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), hlm.122.
30
firman Allah, turunnya secara bertahap melalui malaikat jibril, pembawanya Nabi Muhammad SAW, susunannya dimulai dari surat al Fatihah
dan diakhiri dengan surat al Nas, bagi yang membacanya bernilai ibadah,
fungsinya antara lain menjadi hujjah atau bukti yang kuat atas kerasulan
Nabi Muhammad SAW, keberadaannya hingga kini masih tetap terpelihara dengan baik, dan pemasyarakatannya dilakukan secara berantai dari
satu generasi ke generasi lain dengan tulisan maupun lisan.20
Hadits menurut bahasa adalah ucapan, pembicaraan, cerita. Menurut
ahli Hadits adalah segala ucapan perbuatan, dan ketetapan Nabi
Muhammad SAW berupa ucapan, perbuatan, akrir (peneguhan kebenaran
dengan alasan), maupun deskripsi sifat-sifat Nab SAW.21 Al Qur’an dan
Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti merupakan
sumber Aqidah (keimanan). Adapun dalam penulisan skripsi yang penulis
maksud dengan
Pembelajaran Qur’an Hadits ini adalah salah satu dari
ruang lingkup pembelajaran PAI di MTs, diantaranya adalah : Al Qur’an
Hadits, Aqidah, Fiqih, SKI, dan Bahas Arab. Pembelajaran Al Qur’an
Hadits adalah suatu perencanaan dan pelaksanaan program pengajaran
baik dengan cara membaca, menulis, menterjemahkan, menafsirkan ayatayat Al Qur’an dan Hadits tertentu yang sesuai dengan kebutuhan siswa
setelah melanjutkan studi kelak.22
20
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2002), hlm. 66.
Hafizh Dasuki, Op. Cit., hlm. 41.
22
Depag. Kurikulum Hasil Belajar Al Qur’an dan Hadits, (Jakarta : Dep Dik Nas, 2004), hlm.l.
21
31
Adanya pembelajaran Qur’an Hadits siswa diharapkan mempunyai
modal sebagai bekal mempelajari, mengembangkan, meresapi, dan
menghayati, apa yang telah disampaikan dalam Al Qur’an.
2. Dasar Pembelajaran Quran Hadits
Dasar atau landasan merupakan tempat berpijak bagi suatu usaha
atau kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai tujuan maksimal. Oleh karena itu pelajaran Qur’an Hadits merupakan salah satu
ruang lingkup PAI, maka harus mempunyai dasar atau landasan yang
sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri.
3. Landasan Religius
a. Al Quran
Al Qur’an merupakan kalam (perkataan) Allah SWT yang diwahyukan
kepada nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dalam maknanya.23 Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Allah dan merupakan perwujudan ibadah kepadaNya. Ayat yang
menunjukkan perintah tersebut, salah satunya QS. Nahl: 125, Allah
berfirman :
ִ ִ ִ☺
) &'( "#ִ☺$%
45 0123$ *,$-.ִ/%
#=5 ִ< :; 6'(78%9
6
:'@
6ִ☺
>*?7%9
>*?7%9 #=5% ) A9ִ
BC-D7,☺$
23
Hafizh Dasuki, Op. Cit., hlm.132.
32
Artinya: ”Serulah (manusia) k epada jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetatahui orang-orang yang mendapat petunjuk".
Dalam Q.S Al Imran: 104 Allah juga berfirman:
Artinya: “Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang
menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.”
Karena pendidikan termasuk kedalam usaha atau tindakan untuk
membentuk manusia, termasuk ke dalam ruang lingkup muamalah.
Pendidikan sangat penting karena ikut menentukan corak dan bentuk
amal kehidupan
manusia, baik pribadi maupun masyarakat. Allah
berfirman dalam QS Al Mujadi lah:11:
BC֠3K
JK
EFG"HI
BC֠3K% "N&M )#&M
Q*G?=$
)#=O%P9
RS.ִ/ִ
Artinnya: "Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
b. Assunnah
Assunnah ialah perkataan, perbuaatan ataupun pengakuan Rasul Allah
SWT.Yang dimaksud pengakuan disini adalah kejadian atau perbuaatan
orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan
kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunah merupakan sumber ajaran
kedua setelah al Qur’an. Allah berfirman dalam QS. An Nisa : 80:
7-G U#VH$ :EFTI6M%
Kִ☺G X
#O 6M% ) 3K %9
"N,?[ ִ.YZG?ִ"%9
& \ִ8
33
Artinya: “Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah
mentaati Allah dan Barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu),
Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi
mereka”.
Adapun dasar ideal pendidikan agama yang digunakan di Indonesia
adalah firman Allah dan sunnah rasulullah SAW, kalau pendidikan
diibaratkan bangunan maka isi al Qur’an dan al Hadits yang menjadi
fundamentalnya. Sebagaimana Abdurrahman Al Nahllai megemukakan
dua faedah Sunnah dalam lapangan pendidikan yaitu: Menjelaskan
sistem pendidikan Islam sebagaimana terdapat di dalam al Qur’an dan
menerangkan hal-hal rinci yang terdapat di dalam al Qur’an dan
menerangkan hal-hal rinci yang tidak terdapat di dalamnya.
Menerangkan metode-metode pendidikan yang di praktekkan, salah
satu Hadits Nabi menunjukkan tentang perintah memberikan pendidikan Islam kepada manusia, yaitu antara lain :
Artinya: “Dari Abu Hurairah berkata : Rasulullah SAW bersabda
Setiap anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah beragama
(perasaan percaya pada Allah), maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (Al
Baihaqi)
c. Ijtihad
Ijtihad adalah berusaha dengan sungguh-sungguh sedangkan dalam
bidang fiqih ijtihad berarti mengerahkan segala tenaga dan pikiran
untuk menyelidiki dan mengeluarkan (mengistinbatkan) hukum-hukum
yang terkandung di dalam al Qur’an dengan syarat-syarat tertentu.24
Ijtihad dalam hal ini dapat meliputi seluruh aspek kehidupan termasuk
24
Hafizh Dasuki, Op. Cit., jil. II.hlm.183.
34
aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada al Qur’an dan al
Hadits. Dengan seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi
semakin berkembang mengikuti arah zaman yang bermuara pada
kehudupan sosial, oleh karena itu perlu adanya pemikiran serta solusi
yang sesuai dengan falsafah Pancasila. Pancasila adalah hasil rumusan
manusia dan hal ijtihad. Para pemimpin bangsa dalam menciptakan
prinsip ideal kesatuan seluruh rakyat Indonesia dan sekaligus menjadi
cita-cita masyarakat beragama di Indonesia. Agama Islam sebagai
agama mayoritas warga Indonesia maka pembelajaran agama harus
dapat diamalkan dalam kehidupan bernagara dan bermasyarakat dengan
cara yang tidak bertentangan dengan falsafah negara. Disinilah adanya
Ijtihad sehingga antara ajaran agama Islam sejalan dan tidak
menyimpang dari dasar negara. Sehinga pendidikan agama Islam dapat
tumbuh dengan subur di negara yang berlandaskan Pancasila ini.
4. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
Undang-undang dasar 1945, pasal 2 Ayat 1 berbunyi: “Negara berdasarkan atas ketuhanan Yang Maha Esa Ayat 2 berbunyi: “Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaanya
itu”. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab VI bagian ke 3 pasal 17 ayat 2 disebutkan: Pendidikan dasar
berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasahibtidaiyah (MI) atau bentuk
lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah
35
Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat Bab VI bagian
kesembilan pasal 30 ayat 2, disebutkan: Pendidikan keagamaan berfungsi
mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama. Pasal
37 ayat 1 disebutkan: Bahwa pendidikan agama dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlaq mulia.
C. Tujuan Pembelajaran Qur’an dan Hadits
Tujuan pembelajaran Al Qur'an adalah batas akhir yang dicita-citakan
seseorang dandijadikan pusat perhatiannya untuk dicapai melalui usaha.
Dalam tujuan terkandung cita-cita, kehendak, dan kesengajaan serta
berkonsekwensi upaya untuk mencapainya. Karena itu tujuan pembelajaran
Qur’an Hadits adalah peserta didik bergairah untuk membaca al Qur’an dan
al Hadits dengan baik dan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini
kebenarannya, dan mengamalkan jaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek
kehidupannya.25
Adapun tujuan pendidikan Islam menurut Imam Ghazali yaitu: mendekatkan diri pada Allah, bukan pangkat dan bermegah-megah dengan kawan.26 Sedangkan tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Muhammad Al
Munir yaitu: Tercapainya manusia seutuhnya, karena Islam itu adalah agama
yang sempurna. Tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat, merupakan tu25
26
Departemen Agama RI, Standar Komepetensi Madrasah Tsanawiyah (Jakarta : 1994), hlm. 4.
Muhamad Atiyah Al Barasyi, Dasar-DasarPokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1993). hlm.2.
36
juan yang seimbang. Menumbuhkan kesadaran manusia mengabdi, dan takut
kepada Allah.27
D. Fungsi pembelajaran Qur’an Hadits
Mata pelajaran Qur’an Hadits pada Madrasah memiliki fungsi
sebagai berikut:
1.
Pengembangan
Yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik dalam
meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah dimulai dilaksanakan dalam
lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya.
2.
Perbaikan
Yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman
dan pengalaman ajaran Islam peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
3.
Pencegahan
Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya lain
yang dapat membahayakan diri peserat didik dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT.
4.
Pembiasaan,
Yaitu menjadian nilai-nilai al Qur’an dan al Hadits sebagi petunjuk dan
pedoman bagi peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari.28 Nilai-nilai
tersebut diharapkan mampu diterapkan di dalam keluarga, lingkungan
masyarakat dan masyarakat luas pada umumnya. Bahkan kelak peserta
27
Abdul Majid dkk, Pendidikan Agama Islam berbasis Kompetensi,(Bandung: PT Remaja Rosda
Karya,2005), hlm.75.
28
Departemen Agama RI, Standar Komepetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: 1994), hlm. 5.
37
didik diharapkan menjadi generasi yang didamba-dambakan orang tua,
yakni menjadikan nilai tersebut sebagai jembatan hubungan antara
manisia dan hubungan dengan Allah.
E. Tinjauan Bidang Studi Qur’an Hadits
1. Pengertian Al Qur’an
Ditinjau dari segi kebahasaan (etimologi), al Qur’an berasal dari
bahasa Arab yang berarti “ bacaan” atau sesuatu yang diulang-ulang. Kata
al Qur’an berasal dari kata kerja Qara’a yang berarti membaca, bentuk
masdarnya adalah al Qur’an yang berarti bacaan. Secara khusus, al Qur’an
menjadi nama bagi sebuah kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Maka jadilah ia sebagai identitas diri. Sebutan al Qur’an tidak
terbatas pada sebuah kitab dengan seluruh kandungannya, tapi juga bagian
daripada ayat-ayatnya juga dinisbatkan kepadanya, dalam Qs. Al A’raf :
204:
;"H $ H^_H=֠ ]%
a8$
)#=☺D`G
"NJ?ִ=$
)#cdef%9%
ij1 ;#g#"H=O
Artinya: “Dan apabila d ibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”.
Menurut sebagian ulama, penamaan kitab ini dengan nama al Qur’an
di antara kitab-kitab Allah itu, karena kitab al Qur’an juga mencakup
esensi dari kitab-kitabNya, bahkan mencakup esensi dari semua ilmu.Hal
itu diisyaratkan dalam firman-Nya, Qs. An-Nahl:89:
:MP9 no B mִ="f l"#I%
76qM
*,?[
p-,3
38
uv
&td/%
)
"Nrds \f%9
wx X.ִ5
O
p-rִ<
'Z&."R
uv? &$:yf%
yZ-=5% 9 `0{ nz$ ?.Dd$O
y|7}~%
&ִ☺78%
i B☺?`(☺G?$
Artinya : “(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiaptiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datang kan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh uma tmanusia.
Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orangorang yang berserah diri".
Para ulama menyebutkan definisi khusus bahwa al Qur’an adalah
firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang membacanya menjadi suatu ibadah.29Adapun
Muhammad Salim Muhsin
yang dinukil oleh Muhaimin mendefinisikan al Qur’an adalah firman
Allah yang diturun- kan kepada Nabi Muhammad SAW yang tertulis
dalam mushaf mushaf dan di nukil / diriwayatkan kepada kita dengan
jalan mutawatir dan membacanya di pandang ibadah serta sebagai penentang
(bagi
yang
tidak
percaya)
walaupun
surat
terpendek.
Menurut Abdul Wahab Khalaf mendefinisikan al Qur’an adalah
kalam Allah Yang diturunkan dengan perantaraan malaikat Jibril as.
Kepada Nabi Muhammad SAW dengan bahasa Arab, isinya dijamin
kebenarannya, dan sebagai hujjah kerasulannya, undang-undang bagi
seluruh manusia dan petunjuk dalam beribadah serta di pandang ibadah
dalam membacanya, yang terhimpun dalam mushaf-mushaf yang
kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca, yang
29
Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi IlmuAl-Qur’an , (Jakarta: Pustaka Al- Kautsar,
2007), hal.17-18.
39
dimulai dengan surat al Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas, yang
diriwayatkan kepada kita secara mutawatir. Sedangkan Muhammad Abduh
mendefinisikan al Qur’an adalah kalam mulia yang diturunkan oleh Allah
kepada Nabi yang paling sempurna Muhammad SAW ajarannya mencakup
keseluruhan ilmu pengetahuan. Ia merupakan sumber yang mulia yang
esensinya tidak dimengerti kecuali bagi orang yang berjiwa suci dan
berakal cerdas.30
‚*I_Ho ‚U# U"#$ a8Xf
y] ִ-& ƒYV#=֠ y]
i@
9BdM ij1
…"Hִ=$
M%
ij@ 9BM%9 VN%* †T‡M
ijj
‚;#&7‰ִ☺
8'ˆ
Š=G‹Œ  7-$%
#=5 M%
ij_ BfG
ij 9BZŽ 1?`$ O
Artinya:“Sesungguhnya al Qur'aan itu benar-benar firman (Allah yang
dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril). Yang mempunyai kekuatan, yang
mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy. Yang
ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya. Dan temanmu
(Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila. Dan
Sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang. Dan
Dia (Muhammad) bukanlah orang yang bakhil untuk menerangkan yang
ghaib.” (Qs. At-Takwir:19-24).
Berbeda dengan kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya, alQur’an mempunyai keistimewaan, antara lain:
a. Al Qur’an itu ialah Kalamullah (wahyu Allah) yang dibukukan,kemurnian eksistensinya dijamin pemeliharaannya oleh Allah sendiri.
b. Al Qur’an itu diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secar bertahap
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pikiran, diterima oleh Nabi
30
Muhaimin, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, ( Jakarta: Kencana, 2005), hal.82-83.
40
dengan perasaan yang khusus.
c. Al Qur’an mengandung ajaran yang bersifat universal, berlaku pada
segala tempat dan situasi, menjadi pedoman sepanjang zaman.
d. Al Qur’an merupakan mu’jizat Nabi Muhammad SAW yang tidak dapat
diatandingi, baik dari s egi isi, susuna kalimat (bahasa) dan keabadian
berlakunya.
e. Kemurnian dan keaslian al Qur’an terjamin dengan pemeliharaan Allah
sendiri.
f. Ajaran yang dikandung oleh al Qur’an, secara umum dan prinsip, meliputi aspek kehidupan.
g. Membaca al Qur’an (walaupun belum mengerti terjemahannya), dinilai
sebagai suatu ibadah.
h. Kebenaran yang dibawa oleh al Qur’an bersifat mutlak, tidak diragukan
dan tidak meragukan.31
2. Pengertian Hadits
Kata Hadits berasala dari bahasa Arab. Menurut Ibn Manzhur, kata
ini bersala dari kata al Hadits, jamaknya: al-Ahadits al-Haditsan dan al
Hudtsan. Secara etimologis kata ini memiliki banyak arti, diantaranya: alJadid (yang baru), lawan dari al Qadim (yang lama), dan al Khabar, yang
berarti kabar atau berita. Hadits secara bahasa bermakna ”dhiddul qadim”
yakni lawan dari lama atau baru.32 Hadits juga sering disebut dengan alkabar yang berarti berita, yaitu sesuatu yang sering dipercakakapkan dan
31
32
Zakiah Darajat, dkk., op. cit., hal. 90.
Endang Soetari, Ilmu Hadits Kajian Riwayah dan Dirayah, (Yogyakarta: Mimbar Pustaka,
2005), hal. 1.
41
dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, sama maknanya dengan
Hadits. Hadits dengan pengertian khabar sebagaimana pengertian tersebut,
dapat dilihat pada beberapa ayat al Qur’an, seperti Qs. Al-Thur: 34, Qs.
Al-Kahfi: 6, dan Qs. Ad Dhuha: 11.33 Adapun secara terminologis, Hadits
dirumuskan dalam pengertian yang berbeda-beda diantara para ulama.
Ulama Hadits mendefinisikan Hadits adalah segala sesuatu yang
diberitakan dari Nabi SAW baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat
maupun hal ihwal Nabi.
Menurut istilah ahli Ushul Fiqh, Hadits adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi SAW selain al Qur’anul Karim, baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun taqrir Nabi yang bersangkut paut dengan
hukum syara’. Sedangkan menurut istilah para Fuqaha, Hadits adalah
segala sesuatu yang ditetapkan Nabi SAW yang tidak bersangkut paut
dengan masalah-masalah fadhu atau wajib Sementara kalangan ulama ada
yang menyatakan, bahwa apa yang dikatakan Hadits bukan hanya yang
berasal dari Nabi SAW, namun yang bersal dari shahabat dan tabi’in
disebut juga Hadits. Sebagai buktinya, telah kita kenal adanya istilah
Hadits Marfu’ yaitu Hadits yang dinisbahkan kepada Nabi SAW, Hadits
Mauquf yaitu Hadits yang dinisbahkan pada shahabat, dan Hadits Maqtu’
yaitu Hadits yang dinisbahkan pada tabi’in.
Sebagian ulama berpendapat bahwa apabila kata Hadits itu berdiri
sendiri, dalam arti tidak dikaitkan dengan kata atau istilah lain, maka
33
Munzier Suparta, Ilmu Hadits, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal.1. Ulama Hadits
mendefinisikan Hadits.
42
biasanya yang dimaksudkan adalah apa yang bersal Nabi SAW hanya
kadang-kadang kata Hadits yang berdiri sendiri itu memiliki pengertian
tentang apa yang dinisbahkan kepada shahabat atau tabi’in.34 Hadits adalah
apa saja yang disandarkan kepada Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan,
taqrir (persetujuan Nabi terhadap suatu perbuatan atau ucapan yang datang
dari sahabatnya). Yang berupa perkataan (alqaul), seperti sabda Nabi saw :
Artinya:”sesungguhnya sahnya amal itu, apabila disertai dengan niat.,
Dan setiap (perbuatan) seseorang itu tergantung pada apa yang
diniatkanya”
Yang berupa perbuatan (al fi’il), ialah seperti yang beliau ajarkan kepada
para sahabat tentang tata cara shalat, ”Shalatlah kalian seperti kalian
melihat aku mengerjakan shalat”. Sedangkan yang berupa persetujuan
(taqrir) ialah seperti beliau menyetujui suatu perkara yang dilakukan salah
seorang sahabat baik perkataan ataupun perbuatan yang dilakukan
dihadapannya ataupun, baik idak. Misalnya, mengenai makan biawak
yang dihidangkan kepada
dihidangkan kepadanya.35
3. Bidang Studi Qur’an Hadits
Dalam mata pelajaran Qur’an Hadits termasuk dalam rumpun mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mana tujuan dan fungsi mata
pelajaran Qur’an Hadits tidak jauh berbeda dari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Bidang Studi Qu’an Hadits merupakan unsur mata pelajaran
pendidikan agama Islam (PAI) pada Madrasah Tsanawiyah yang diberikan
34
35
Endang Soetari, Op. Cit., hal. 1-3.
Syaikh Manna’ Al-Qaththan,Op. Cit., hal. 23-24.
43
kepada peserta didik untuk memahami Qur’an Hadits sebagai sumber
ajaran agama Islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk
serta landasan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Tujuan Bidang Studi Qur’an Hadits
Dalam mengajar al Qur’anul Karim, baik ayat-ayat bacaan, maupun
ayat-ayat tafsir dan hafalan, bertujuan memberikan pengetahuan al Qur’an
kepada anak didik yang mampu mengarah kepada:
a. Kemantapan membaca sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dan menghafal ayat-ayat atau surat-surat yang mudah bagi mereka.
b. Kemampuan memahami kitab Allah secara sempurna, memuaskan akal
dan mampu menenangkan jiwanya.
c. Kesanggupan menerapkan ajaran Islam dalam menyelesaikan problema
hidup sehari-hari.
d. Kemampuan memperbaiki tingkah laku murid melalui metode pengajaran yang tepat.
e. Kemampuan memanifestasikan keindahan retorika dan uslub al Qur’an.
f. Penumbuhan rasa cinta dan keagungan al Qur’an dalam jiwanya.
g. Pembinaan pendidikan Islam berdasarkan sumber-sumbernya yang utama dari al Qur’anul Karim.36
Tujuan mengajar Hadits, berarti sesuatu yang dituju atau yang akan
dicapai dengan kegiatan atau usaha mengajar Hadits. Kegiatan mengajar
Hadits mesti mempunyai tujuan, karena kegiatan yang tidak mempunyai
36
Chabib Thoha, dkk., Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
44
tujuan akan berjalan meraba-raba, berputar-putar tak tentu arah. Adapun
tujuan yang hendak dicapai dengan pengajaran hadits ialah: agar peserta
didik mengerti ajaran Islam yang berhubungan dengan masalah
yangdibicarakan. Yang jelas, memberi pengertahuan Hadits kepada peserta
didik yang mengarah kepada:
a. Kemantapan membaca tanpa salah, sesuai dengan ketentuan membaca
huruf arab dan nash, dan kemampuan menghafalnya dengan mudah.
dan kemampuan memenagkan jiwa.
b. Kemampuam memahami isi bacaan dengan sempurna, memuaskan
akal dan dan kemampuan menenangkan jiwa.
c. Kemampuan menerapkan ajaran Islam dalam menyelesaikan problema
kehidupan sehari-hari.
d. Kemampuan memperbaiki tingkah laku peserta didik melalui metode
pengajaran yang tepat.37 Bidang studi Qur’an Hadits bertujuan agar
peserta didik bergairah untuk membaca Qur’an dan Hadits dengan baik
dan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya,
dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek
kehidupannya.
5. Fungsi Bidang Studi Qur’an Hadits
Sebelum membahas tentang fungsi dari bidang studi Qur’an Hadits,
maka perlu diketahui terlebih dahulu fungsi dari pada al Qur’an dan fungsi
37
Chabib Toha dkk. Op. Cit., hal. 63-64.
45
Hadits. Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk
disampaikan kepada umat manusia, sudah barang tentu memiliki sekian
banyak fungsi, diantaranya :
1. Sebagai bukti kerasulan Muhammad dan kebenaran ajarannya. QS. Al
Ahzab: 4 :
Artinya:“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki
laki di antara kamu tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabinabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al
Ahzab:4)
2. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia, yang
tersimpul dalam keimanan akan ke Esaan Allah dan kepercayaan akan
kepastian adanya hari pembalasan.
( 8G ( '?I Žx T?.Dd$ ִִ$]
ij Q61<c☺G?z$ y‹-=5
Artinya : “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. (Qs. Al Baqarah : 2).
3. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia
dalam kehidupannya secara individual dan kolektif.
yZ-=5% ::Z?z$
; .ִ5
i@_ u‘1<D☺G?z$  "#M%
Artinya: “(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan
petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa”. (Qs. Ali
‘Imran : 138).
4. Petunjuk syari’at dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesama manusia. Atau dengan kata lain al Qur’an adalah petu-
46
njuk bagi seluruh manusia kejalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.38 Allah telah berfirman di dalam al
Qur’an surat al Maidah ayat : 15, sebagai berikut :
Artinya:“Wahai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul
Kami, (Muhammad) menjelaskan kepadamu banyak dari (keteranganketerangan dan hukum-hukum) yang telah kamu sembunyikan dari
Kitab Suci, dan ia memafkanmu (dengan tidak mengungkapkan) banyak
perkara (yang kamu sembunyikan). Sesungguhnya telah datang
kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan”. (Qs. AlMa’idah: 15)
Al Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup, sumber hukum dan
ajaran dalam Islam, keduanya merupakan satu kesatuan. al Qur’an sebagai
sumber pertama dan utama banyak memuat ajaran-ajaran yang bersifat
umum dan global. Oleh karena itulah kehadiran Hadits, sebagai ajaran
kedua tampil untuk menjelaskan (bayan) keumuman isi al Qur,an tersebut.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT Qs. An-Nahl: 44
Artinya:“Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami
turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
berfikir‘’.
Allah SWT menurunkan al Qur’an bagi umat manusia, agar al
Qur’an ini dapat difahami oleh manusia, maka Rasul SAW diperintahkan
untuk menjelaskan kandungan dan cara-cara melaksanakan ajarannya
kepada mereka melalui Hadits-haditsnya. Oleh karena itu, fungsi Hadits
Rasul sebagai penjelasan al Qur’an itu bermacam-macam. Imam Syafi’I
menyebutkan lima fungsi Hadits, yaitu; bayan al-tafshil, bayan attakhshih, bayan al-ta’yin, bayan al-tasyri’, dan bayan al-nasakh. Imam
38
Muhaimin, dkk. Op. Cit. hal. 85-86.
47
Malik bin Anas menyebutkan lima macam fungsi Hadits, yaitu; bayan altaqrir, bayan al-tafsir, bayan al-tafshil, bayan al-ba’ts, dan bayan altasyri’.
1. Bayan At Taqrir
Yang dimaksud dengan bayan ini, ialah menetapkan dan memperkuat
apa yang telah diterangkan di dalam al Qur’an. Fungsi Hadits dalam
hal ini hanya memperkokoh kandungan al Qur’an. Contoh Hadits
riwayat Bukhari dari Abu Hurairah Artinya:
“Rasul SAW telah bersabda: Tidak diterima shalat seseorang yang
berhadas sebelum ia berwudhu” (HR Bukhari).
Hadits ini mentaqrir Qs. Al-Maidah:6, mengenai keharusan berwudhu
ketika seseorang akan mendirikan shalat.
“Artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan
jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang
air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh
air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih);
sapulahmukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”.
2. Bayan Al Tafsir
Yang dimaksud dengan bayan al-tafsir adalah bahwa kehadiran Hadits
berfungsi untuk memberikan rincian dan tafsiran terhadap ayat-ayat
Al-Qur’an yang masih bersifat global (mujmal), memberikan
persyaratan/batasan (taqyid) ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat mutlak.
48
Diantara contoh tentang ayat-ayat Al-Qur’an yang masih mujmal
adalah perintah mengerjakan shalat.
Artinya: “Shalatlah sebagaimana engkau melihat aku shalat” (HR
Bukhari)
3. Bayan Al Tasyri’
Yang dimaksud dengan bayan al-tasyri’ adalah mewujudkan suatu hukum atau ajaran-ajaran yang tidak didapati dalam al Qur’an, atau
dalam Al-Qur’an hanya terdapat pokok-pokoknya (ashl) saja.
4. Bayan Al Nasakh
Menurut pendapat yang dipegang dari ulama mutaqaddimin, bahwa
terjadi nasakh ini karena adanya dalil syara’ yang mengubah suatu
hukum meskipun jelas, karena telah berakhir masa keberlakuannya
serta tidak bisa diamalkan lagi, dan pembuat syari’at menurunkan ayat
tersebut tidak diberlakukan untuk diamalkan lagi, dan pembuat syareat
menurunkan untuk selama-lamanya (temporal).39
Adapun bidang Qur’an Hadits pada madrasah berfungsi sebagai
berikut:
a. Pengajaran
Yaitu penyampaian i lmu pengetahuan yang merupakan Infomasi
dan pesan-pesan Qur’an Hadits tentang berbagai disiplinilmu pengetahuan.
39
Al Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, Surabaya: Penerbit AlHidayah.
49
b. Sumber Nilai
Yaitu pengajaran Qur’an Hadits dapat melandasi nilai sikap, nilai
keyakinan dan akhlak untuk terbentuknya insan yang utuh dalam
rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak.
c. Sumber Motivasi
Yaitu memberikan dorongan
dan semangat yang kuat dalam
beramal dan lebih meyakini akan makna perbuatan yang dilakukannya.
Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pesrta
didik dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah dilaksanakan
mulai dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan
sebelumnya.
d. Perbaikan
Yaitu perbaikan kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman
dan
pengalaman ajaran Islam peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari.
e. Pencegahan
Yaitu untuk menagkal hal-hal negatif dari lingkungan atau budaya
lain yang dapat membahayakan diri peserta didik dan menghambat
perkembangan menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT;
f. Pembiasaan
Yaitu pemahaman ilmu pengetahuan, penanaman dan pengembangan
nilai-nilai al Qur’an dalam konteks lingkungan fisik dan cepat belajar
50
anak didik.
F. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Qur’an Hadits
Ada beberapa cara yang sering digunakan guru untuk merangsang
dalam belajar yang bersifat ekstrinsik. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Menggairahkan Anak Didik
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari guru harus berusaha menghindari
hal-hal yang monoton dan membosankan. Guru harus memelihara
konsekwensi peserta didik dalam belajar, yaitu dengan memberikan
kebebasan berpindah dari satu aspek ke lain aspek pelajaran dalam situasi
belajar.
b. Memberikan Harapan Realitis.
Guru harus memelihara harapan-harapan peserta didik yang realitis dan
memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis.
c. Memberikan Insentif
Bila anak didik mengalami keberhasilan, guru diharapkan memberikan
hadiah kepada peserta didik (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan
sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga anak terdorong untuk
melakukan usaha lebuh lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
d. Mengarahkan Perilaku Anak Didik
Mengarahkan perilaku anak didik adalah tugas guru. Guru dituntut untuk
memberikan respon terhadap anak didik yang tidak terlibat langsung
dalam kegiatan belajar di kelas.
51
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian
kualitatif atau dengan kata lain pendekatan yang digumakan oleh peneliti ini
adalah penelitian yang bersifat non statistik. Jenis penelitian kualitatif ini
mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang dapat diamati.40 Penelitian ini
merupakan penelitian lapangan tentang “Strategi Peningkatan pembelajaran
Qu’ran Hadits di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari”. Peneliti akan
mengkaji proses pembelajaran Quran Hadits yang dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
B. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian dapat diartikan sebagai usaha penentuan sumber
data, artinya dari mana data penelitian itu diperoleh.41 Apa yang menjadi
populasi dalam penelitian itu. Populasi adalah keseluruhan subyek dalam
penelitian. Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek adalah :
1. Guru Pendidikan Agama Islam
Guru Pendidikan Agama I slam
40
MTs Darul ‘ Ulum yang mengajar
Lexi J. Moloeng, Metodologi penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya, 2002),
hlm. 3
41
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hal
114
52
materi Quran Hadits. Subjek pertama yang akan dipilih adalah informasi
kunci, yaitu informasi yang dipandang sangat mengetahui aspek-aspek yang
akan diteliti, dengan pertimbangan tersebut, yang dipilih sebagai informan
kunci adalah Guru Pendidikan Agama Islam, dia dianggap subyek yang paling
mengetahui dalam strategi peningkatkan pembelajaran Qur’an Hadits .
2. Peserta Didik
Untuk mencari data dari peserta didik, peneliti mengambil peserta didik
kelas IX A dan IX B MTs Darul ‘Ulum sejumlah 68 dengan pertimbangan
sudah lama telah diberikan materi pelajaran Qur’an Hadits, sehingga akan
lebih memudahkan untuk dievaluasi.
Obyek penelitian ini adlah MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari, yang
melibatkan kegiatan proses pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX di MTs
tersebut. Penelitian ini didasarkan pada pendapat yang menyatakan bahwa
“untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik
diambil semua, selanjutn jika subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15 %
atau 20-25 % atau lebih . Dari pendapat tersebut, selanjutnya peneliti
mengambil 25% lebih yaitu 50% dari jumlah populasi sehingga menjadi kurang
dari 100 siswa.42
C. Waktu dan Tempat penelitian
Waktu yang digunakan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah mutlak
yang harus dilakukan, oleh karena itu peneliti bertindak sebagai instrumen
sekaligus pengumpul data. Sebagaimana salah satu ciri penelitian kualitatif dalam
pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti. Adapun kehadiran peneliti
42
Ibid.....hal. 104
53
dilapangan diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subyek atau informan.43
Dalam hal ini, peneliti mengambil waktu ketika jam efektif pada proses belajar
mengajar yakni pukul 07.00 s/d 13.15 WIB.
Tempat dalam penelitian ini dilakukan di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan
Cipari. yang berlokasi di Jl. Raya Cipari Km 04 Cisuru Cipari Cilacap Kode
Pos 53262. Tepatnya Desa Cisuru, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap,
Propinsi Jawa Tengah dan Ibukota Propinsi Semarang
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis menggunakan
beberapa metode yang sekiranya sesuai dengan masalah yang diteliti dalam
hal ini penulis menggunakan :
1. Metode observasi
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.44 Tentang observasi yang
menggunakan kerangka untuk memuat faktor-faktor yang telah diatur
kategorinya terlebih dahulu. Metode ini dimaksudkan untuk mengamati
secara langsung data yang terkait dengan penelitian ini, yakni pelaksanaan
pembelajaran Qur’an Hadits dan hasil yang dicapai dari pembelajaran
Qur’an Hadits.
2. Metode Wawancara (interview)
Interview adalah sebagai proses tanya jawab lisan antara dua atau lebih
43
44
Lexy j. Moleong, Op.cit, hlm. 121.
Hadi Sutrisno, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1998), hal. 136.
54
yang sama-sama mendengarkan secara langsung.45 Dengan menggunakan
jenis interview ini diharapkan dapat digali tentang sikap pendapat dan
keyakinan responden. Metode ini berguna untuk menguji data yang
diperoleh lewat observasi tentang keadaan proses pembelajaran Qur’an
Hadits pada siswa dan strategi guru Qur’an Hadits dalam meningkatkan
pembelajaran Qur’an Hadits pada siswa.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa
catatan, buku, rapat, agenda dan sebagainya.46 Metode dokumentasi ini
digunakan untuk memperoleh data-data tentang letak geografis, sejarah
berdirinya MTs Darul ‘Ulum, visi dan misi, tujuan madarasah, struktur
organisasi, keadaan guru dan karyawan, keadaan peserta didik, sarana dan
prasarana, serta program dan hasil yang dicapai dari pembelajaran Qur’an
Hadits di MTs Darul ‘Ulum.
E. Teknik Analisis Data
Adapaun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis “deskriptif kualitatif”, yaitu dengan menuturkan dan
menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami oleh siswa
sehubungan dengan strategi yang digunakan guru dalam proses pembelajarannya.47 Dari pengertian tersebut diatas akhirnya ditentukan langkahlangkah analisis data sebaga berikut :
1. Menelaah data yang berhasil dikumpulkan, yaitu data dari pengamatan,
45
Ibid, hal. 192.
Arikunto Suharsimi , Procedure Penelitian, hal. 236.
47
Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Rosda karya, 2000), hal. 103.
46
55
wawancara, dan dokumentasi.
2. Mengadakan reduksi data yaitu mengambil data yang sekiranya dapat diolah lebih lanjut.
3. Menyusun data-data dalam satuan-satuan.
4. Melakukan kategorisasi sambil melakukan koding.
5. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
6. Menafsirkan data dan kemudian mengambil kesimpulan.
Di samping teknis analisis data tersebut, peneliti dalam mengolah data
juga menggunakan pola berfikir Induktif dan Dedukatif. Menurut Sutrisno
Hadi dalam bukunya Metodologi Research I, bahwa metode Induktif dan
Deduktif diartikan sebagai berikut :
a. Metode berfikir Induktif.
Adalah berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa yang konkrit,
generalisasi yang mempunyai sifat umum.
b. Metode berfikir kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang
konkrit itu ditari generalisasi Deduktif.
Adalah berfikir yang bersifat umum dan bertitik tolak pada pengetahuan
untuk menarik kejadian atau peristiwa yang bersifat khusus.48
F. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
48
Hadi Sutrisno, Metodologi Research I (Yogyakarta: Psikologi UGM, 1982), hal 42.
56
perbandingan data itu.49 Menurut Patton yakni membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif dicapai dengan cara sebagai berikut:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dari perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dana pandangan orang lain.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan suatu dokumen yang berlaku.
Pada penelitian ini hanya digunakan dua modus saja yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, dan
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kedua modus
tersebut cukup simpel dan mudah dilaksanakan. Selain triangulasi dengan
sumber, peneliti juga menggunakan triangulsi dengan metode. Menurut
Patton terdapat dua strategi, yaitu :
1. Pengecekan beberapa derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
beberapa teknik pengumpulan data.
2. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode
yang sama.
49
Lexy J , Moleong ,Metodologi Penelitian, hal. 178.
57
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari
1. Letak Georafis MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari
MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari terletak di pedesaan tepatnya
Desa Cisuru, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa
Tengah dan Ibukota Propinsi Semarang, yang beralamatkan Jl. Raya
Cipari Km 04 Cisuru Cipari Cilacap Kode Pos 53262.50
2. Sejarah Berdirinya MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari
MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari merupakan salah satu Pendidikan
Islam yang berada di Kecamatan Cipari. MTs Darul 'Ulum Kecamatan
Cipari didirikan pada tahun 1994 KH. Hafidz Taftazani didukung oleh
ayahnya almaghfurlah almukarrom Romo KH. Syamsuddin, didukung
oleh para 'Ulama Kecamatan Cipari. Pendirian MTs Darul 'Ulum
Kecamatan Cipari dilatarbelakangi oleh keprihatinan Beliau pada saat itu
melihat anak-anak yang tidak sekolah karena faktor ekonomi. Maka salah
satu tanggung MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari tidak lepas dari misi
sosial tersebut.
Dengan melihat keberadaan 60% siswanya merupakan anak dari
keluarga tidak mampu dan anak yatim piatu yang berada di sekitar wilayah
Kecamatan Cipari kususnya Desa Cisuru, Desa Mekarsari, Desa
50
Hasil wawancara bersama Kepala Madrasah : Bapak Holidin, (Rabu , 23 Maret 2011).
58
Pegadingan, Desa Mulyadadi, Desa Serang dan Desa Cilongkrang. Darul
'Ulum
Kecamatan
Cipari
merupakan
lembaga
pendidikan
milik
masyarakat yang berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Islam
Darul 'Ulum Desa Cisuru, Kecamatan Cipari, Dusun Banjareja, atau
grumbul Bakung. Yayasan Darul 'Ulum ini menaungi beberapa lembaga
pendidikan baik formal maupun informal, diantaranya yaitu: TK. Darul
'Ulum, MTs Darul 'Ulum SMA Darul 'Ulum dan Pondok Pesantren Darul
'Ulum.
Kemudian alasan peneliti memilih obyek atau klien dalam penelitian
ini adalah karena adanya perbedaan ciri khas guru Qur’an Hadits dengan
guru lainnya, selain itu MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari ini merupakan
salah satu lembaga pendidikan tingkat menengah yang berbasis Islam di
wilayah Kecamatan Cipari yang mayoritas peserta didiknya dari golongan
menengah kebawah dan dari golongan anak-anak yatim piatu yang berada
di daerah sekitar wilayah tersebut.51
MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari sejak berdiri sampai saat ini telah
mengalami empat kali pergantian kepemimpinam / Kepala Madrasah
yakni:52
a. Wasiludin, BA.
b. Umi Kulsum, S.Pd
c. Khanifudin, SH.
d . Holidin.
51
52
Sumber, Dokumentasi MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari. (Selasa 22 Maret 2011).
Hasil wawancara bersama Kepala Madrasah : Bapak Holidin, (Rabu,, 23 Maret 2011).
59
Pada saat ini Kepala MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari dipegang oleh
Bapak Holidin.
3. Visi dan Misi
a. Visi
"Terwujudnya peserta didik yang berakhlakul karimah dan unggul
dalam berprestasi".
Adapun indikator visi tersebut sebagai berikut :53
1.
Terwujudnya generasi yang mampu membaca al Qur'an dengan
baik dan benar (tartil).
2.
Terwujudnya generasi yang yang tekun melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah.
3.
Terwujudnya generasi yang santun dalam bertutur sapa dan berperilaku.
4.
Terwujudnya generasi yang unggul dalam prestasi akademik dan
non akademik sebagai bekal melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
b. Misi
1.
Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapain
yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat dan prestasi akademik dan non akademik.
2.
Mewujudkan pembelajaran, pembiasaan dalam mempelajari alQur'an dan menjalankan agama Islam.
53
Sumber, Dokumentasi MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari.(Jumat, 25 maret 2011).
60
3.
Mewujudkan pembentukan karakter Islam.
4.
Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga pendidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.
5.
Menyelenggarkan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntable.
Misi tersebut diharapkan dapat menerapkan :
a.
Kedisiplinan pribadi, dalam kehadiran, proses belajar dan
berkaitan sesuai dengan Tata Tertib Madrasah
b.
Pelatihan dan pendalaman baca tulis huruf al Qur’an, bacaan
surat Yasiin, sholat berjama’ah, wirid dan do’a.
c.
Intensifikasi dalam pembelajaran dan pendalaman semua mata pelajaran umum yang di ajarkan di SLTP.
d.
Motivasi terhadap siswa agar selalu menjunjung tinggi akhlaqul karimah, berpegang pada uswatun hasanah, setia kawan
dan siap menuju prestasi yang lebih tinggi.
Dalam rangka mencapai visi, misi, dan tujuan di atas, maka sekolah
telah mengagendakan atau melaksanakan reformasi sekolah dian taranya sebagai berikut:
1.
Modernisasi pengelolaan sekolah
Hal ini dilakukan dengan cara menerapkan manajemen ini menjalani hubungan kerja sama dengan masyarakat. Komite ini
berfungsi untuk memberi masukan kepada pihak sekolah sesuai
peningkatan mutu barbasis sekolah dengan cara membentuk
61
komite sekolah, dimana sekolah dengan aspirasi masyarakat untuk
meningkatkan mutu sekolah, khususnya yang berkaitan dengan
pendanaan.
2.
Modernisasi guru
Guru merupakan faktor utama dalam pendidikan di sekolah. Oleh
sebab itu, sekolah telah melakukan upaya-upaya yang dapat
disebut modernisasi guru dengan cara:
a. Menekankan pada guru untuk mengikuti program penyetaraan
ijazah S1, sebab banyak diantara guru yang pengangkatannya
program S1 menggunakan ijazah SLTA . Karena itu mereka
sangat ditekankan untuk mengambil kuliah lagi.
b. Mengikutkan
workshop
para guru pada latihan, sertifikasi, seminar,
dan
kegiatan-kegiatan
lainnya
yang
dapat
memperbaruhi pola pikir dan model pengajarannya di kelas.
c. Meningkatkan supervisi akademik dengan tujuan untuk
ketertiban administrasi kurikulum guru (perangkat mengajar),
sekaligus mengadakan evaluasi dan meningkatkan mutu
pengajaran guru. Hal ini dilakukan pada awal bulan dari
kalender akademik. Dari hasil supervisi ini, kemudian
dilakukan evaluasi untuk masing-masing guru, sekaligus
memberi masukan/saran dan pembinaan pada guru-guru
tersebut demi peningkatan mutu pengajaran di kelas dan
sekolah secara umum.
62
3.
Pembinaan kependidikan
a. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Senin setelah upacara bendera dengan durasi waktu 20 menit. Melalui kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi siswa dan memberi
masukan/pembinaan pada civitas akademik terutama guru
perlu diingatkan agar memberi pelayanan terbaik kepada
seluruh siswa dan juga mempersembahkan hal terbaik untuk
sekolah.
b. Tadarus Al Qura'an
Qur'an di Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari dilaksanakan
Tadarus Al pada waktu pagi selama 20 menit dari mulai hari
Selasa sampai dengan hari Sabtu yang dibimbing oleh guru
mata pelajaran jam pertama.
4.
Modernisasi proses belajar
Terkait dengan ini sekolah telah mengambil langkah-langkah:
a. Pengadaan media pengajaran, melengkapi sarana dan prasarana olah raga melengkapi buku perpustakaan baik yang terkait
dengan mata pelajaran secara langsung atau buku bacaan
umum.
b. Menyiapkan Masjid Darul 'Ulum sebagai tempat ibadah, media peningkatan IMTAQ sekaligus sebagai sarana menggali
khazanah Islam yang pada saat ini masih dalam pembangunan.
63
c. Menekankan guru agar belajar tentang " Strategi Pembelajaran" yang profesional.
Hal-hal yang terkait di atas adalah upaya sekolah untuk meningkatkan
kualitas yang terkait dengan kemampuan diri guru atau komponen
yang terlibat dalam manajemen interaksi belajar mengajar. Sementara
hal lain yang sudah dikondisikan adalah yang terkait langsung dengan
siswa, para guru telah melakukan:
1.
Identifikasi persoalan- persoalan siswa baik yang terkait dengan latar belakang keluarga, ekonomi, dan lingkungan masyarakatnya. Hal ini dilakukan melalui BP atau BK.
2.
.
Memetakan tingkat kem ampuan dan jenis potensi atau kompetensi siswa dengan langkah persiapan ini diharapkan akan memperlancar dan mempermudah mengelola siswa yang kaitannya
dalam pengelolaan kelas. 54
4. Tujuan Madrasah
Berdasarkan visi dan misi yang telah dirumuskan, serta sesuai dengan
tujuan pendidikan dasar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu
meletakkan dasar-dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlak
mulia dan ketrampilan untuk hidup mandiri serta sebagai bekal mengikuti
pendidikan lebih lanjut, maka Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari
mengembangkan tujuan-tujuan yang akan dicapai secara bertahap sesuai
dengan Program Kerja Sekolah, dalam jangka waktu satu tahun pelajaran
54
Dokumentasi MTs Darul 'Ulum Cipari, dari Ka.TU: Bapak Nur Rahmat Taufik (Sabtu, 26 Maret
2011).
64
yang akan datang ( 2011 / 2012 ) dan pada tahun-tahun pelajaran
selanjutnya, melalui Program Kerja Sekolah jangka menengah dua ( 2 )
tahunan. Adapun tujuan sekolah tersebut yaitu: 55
a.
Sekolah mampu memenuh i/ meningkatkan profesionalisme standar
pendidik dan tenaga kependidikan yang berdedikasi tinggi.
b.
Sekolah mampu memenuh /menghasilkan perangkat kurikulum Mts
Darul 'Ulum Kecamatan Cipari beserta kelengkapannya yaitu silabus,
dan RPP sistem penilaian untuk semua tingkatan.
c.
Sekolah mampu melaksanakan kegiatan monitoring, evaluasi dan supervisi yang berkelanjutan pada guru, siswa dan tenaga kependidikan
lainnya.
d. Sekolah mampu meningkatkan hasil belajar akademik dan non akademik melalui kegiatan lomba akademik dan non akademik.
e.
Sekolah mampu melaksanakan kegiatan keagamaan melalui pembiasaan dan atau peringatan hari-hari besar keagamaan.
f.
Sekolah mampu meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan melalui penyetaraan, penataran, workshop, sosialisasi, diklat,
seminar, pelatihan, dan melanjutkan studi yang lebih tinggi.
g.
Sekolah mampu menambah koleksi buku referensi, fiksi dan non fiksi
dalam perpustakaan untuk menambah minat baca warga sekolah.
h.
Sekolah mampu memfasilitasi bakat dan minat siswa dalam Seni dan
olah raga.
55
Sumber, Dokumentasi MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari. (Jumat, 25 Maret 2011).
65
i.
Sekolah mampu menciptakan lingkungan hidup sehat, tertib, disiplin
melalui kegiatan omba-lomba. Beberapa hal pokok yang dilakukan
Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari, antara lain sebagai berikut :
1.
Membentuk dan mengefektifkan kinerja Tim Pengembang Pendidikan, Staf Sekolah dan Komite Sekolah.
2.
Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidikan dan kependidikan yang memenuhi standar nasional.
3.
Memenuhi sarana dan prasarana serta fasilitas pendidikan yang
sesuai dengan standar nasional.
4.
Melaksanakan pengembangan kelembagaan dan manajemen sekolah denga melakukan MBS, s upervisi, monitoring dan evaluasi
serta akreditasi sekolah.
5.
Meningkatkan peran serta masyarakat dan kemitraan.
6.
Mengembangkan dan mengelola sumber dana pendidikan yang
transparan, relevansi efesiensi, dan akuntabel.
7.
Meningkatkan budaya tata karma dan lingkungan sekolah yang
bersih dan sehat. 56
5. Struktur Organisasi MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari
Stuktur organisasi merupakan suatu kerangka atau susunan yang
menunjukkan hubungan antar komponen yang satu dengan yang lain,
sehingga jelas tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing
56
Dokumentasi MTs Darul 'Ulum Cipari, dari Ka.TU : Bapak Nur Rahmat Taufik, (Jumat, 25
Maret 2011).
66
dalam suatu kebulatan yang teratur. Adapun stuktur organisasi MTs Darul
'Ulum Kecamatan Cipari adalah sebagai berikut: 57
1.
Kepala Madrasah
Berfungsi sebagai Edukator, Manager, Administrator dan Supervisor
(EMAS
Kepala Madrasah) mempunyai tugas pokok: merencanakan
mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi dan
mengevaluasi seluruh kegiatan pendidikan.
2.
Wakil Kepala Madrasah
Tugas wakil kepala sekolah adalah membantu dalam urusan-urusan
tugas kepala sekolah dan dalam hal tertentu mewakili kepala sekolah
ke dalam maupun keluar, bila kepala sekolah berhalangan.
3.
Kepala Bagian Tata Usaha dan Keuangan.
a.
Mengelola administrasi , tata usaha dan keuangan madrasah.
b.
Mengelola anggaran belanja dan pendapatan
madrasah, dan
lembaga-lembaga.
c.
Membina administrasi lembaga-lembaga.
d.
Memeriksa dan mengevaluasi laporan lembaga-lembaga tentang
keuangan dan administrasi.
57
e.
Memasukkan data murid ke buku induk.
f.
Memasukkan nilai murid dari wali kelas ke dalam buku induk.
g.
Mengelola administrasi madrasah.
h.
Menghadiri rapat dinas apabila ditugaskan.
Sumber, Dokumentasi MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari.(Jumat, 25 Maret 2011).
67
I.
Mengelola keuangan madrasah dan administrasi.
j.
Membuat laporan keuangan setiap akhir bulan.
k.
Memberikan THR kepada karyawan dan guru.
l.
Menyiapkan perlengkapan dan konsumsi sehari-hari.
Dalam
pelaksanaan
pembelajaran
untuk
mempermudah
akan
pengerjaannnya, maka di MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari
ada beberapa devinisi ataupun pembantu Kepala Madrasah dan wakilnya
dalam tugasnya yakni:
1. PKM Kurikulum
Ruang lingkupnya meliputi pengurusan kegiatan proses belajar
mengajar kurikuler, ekstrakurikuler, maupun proses pengembangan
kemampuan guru melalui MGMP atau latihan kerja serta pelaksanaan
kegiatan sekolah.
2. PKM Kesiswaaan
a.
Pembina OSIS
b.
Pengarahan dan pengendalian siswa dalam rangka menegakan
disiplin dan tata tertib sekolah.
3. Pembinaandan pelaksanaan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban, kei ndahan, kekeluargaan, kerindangan, dan kesehatan (7K).
4. PKM Sarana dan Prasarana
Ruang lingkupnya mencakup:
a.
Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana.
b.
Mengkoordinasikan pendayagunaan sarana dan prasarana.
68
c.
5.
Mengelola pembeayaan alat-alat pembelajaran.
PKM Hubungan Masyarakat
Ruang lingkupnya mencakup:
a.
Memberikan penjelasan tentang kebijaksanaan sekolah,situasi,dan
perkembangan sekolah sesuai dengan Pendelegasiaan kepala
sekolah.
b.
Menampung saran-saran dan pendapat masyarakat memajukan
sekolah.
c.
Membantu mewujudkan kerjasama.
e.
Wali Kelas.
Wali Kelas dijabat oleh seorang guru dan bertugas membantu
kepala sekolah dalam kegiatan.
f.
Guru bidang studi.
1.
Membuat RPP satuan pelajaran, lengkap dengan
AMP
(Analisis Materi Pelajaran), Prota, Promes.
2.
Datang di madrasah, mengajar dan berada di madrasah setiap
hari kerja
3.
Mengadakan evaluasi pembelajaran secara teratur.
4.
Ikut memelihara ketertiban kelas dan madrasah.
5.
Ikut membina hubungan baik antara madrasah, guru, orang
tua,masya rakat dan pemerintah daerah.
g.
Bimbingan dan Konseling (BK)
Bimbingan dan konseling ditangani oleh guru pembimbing atau
69
guru mata pelajaran yang dianggap mampu menangani tugas
tersebut. 58
6. Keadaan Guru dan Karyawan di Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari
Guru atau pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan belajar mengajar berhasil tidaknya kegiatan belajar megajar tidak
lepas dari peranan guru dan sarana sebagai penunjang, terlebih "Strategi
Pembelajaran" yang digunakannya, karena gurulah yang menentukan corak
dan warna anak didik dari lembaga pendidikan itu. Tenaga pengajar di
MTs Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari berpendidikan Sarjana Strata 1
(S1) yang berjumlah 8 guru dari 19 guru yang sudah dapat dikatakan
mempunyai pengajar atau pendidik yang berkualitas, baik itu pada
pendidikan umum atau pendidikan agama yang menjadi guru tetap, yang
masih dijenjang penempuhan Sarjana Strata 1 berjumlah 5 guru.
Adapun mekanisme dan sistem kerja penyelenggara aktivitas
pendidikan yang ada di Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari dapat
diklasifikasikan pada struktur organisasi dimana hal ini bertujuan untuk
mempermudah koordinasi dan penugasan pada seluruh aktifitas yang
dilaksanakan oleh MTs Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari sebagaimana
lazimnya suatu lembaga pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada data guru dan karyawan sebagai berikut : 59
58
59
Sumber, Dokumentasi Mts Darul 'Ulum Cipari, (Tahun Ajaran 2010 – 2011).
Sumber, Dokumentasi Mts Darul 'Ulum Cipari, (Tahun Ajaran 2010 – 2011).
70
Tabel I
Data Guru dan Karyawan
NO NAMA
L/P PENDIDIKAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
L
L
P
L
L
P
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
P
L
P
P
L
L
L
Abidin
Bagus, S.Hum
Daimatul M.,S.PdI
Drs.Sarno
Emil fauzi, S.Ag
Faiqotur Rohmah, SE
H.Masngudin
Hadi Purwanto
Hadiyil Mahfudz
Holidin
KH.Hakim Mahmiludin
KH.Hayatudin bahri
M. Rifa'I
M.Sobihun
Masrukhin
Mujahid
Nur Rahmat taufik
Nurkholik Ansori
Siti Juriah
Sumadyo, SE
Tuti Yuningsih, S.Ag
Uswatun Hasanah
Wahid Romadon
Zaenurrohman
Sodikun
MA
S.I
S.I
S.I
S.I
S.I
SMA
MA
MA
S.I
MA
MA
MA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
S.I
S.I
SMA
D.II
SMA
SLTP
JABATAN
Guru
Guru
Guru+Wakakur
Guru + BK
Guru
Guru+Perpus
Guru
Guru
Guru
Kamad
Guru
Guru
Wakasarpras
Wabidkes
Bendahara
Guru
Guru+Ka.TU
Guru
Sekretaris
Guru
Guru+Wakasis
Guru
Guru
Guru
Juru Taman
7. Keadan Peserta Didik
Anak didik (siswa) adalah faktor yang sangat penting dalam roses
belajar mengajar karena anak didik merupakan subyek yang mendukung
71
keberhasilan pendidikan. Berikut ini adalah keadaan siswa Mts Darul
'Ulum Kecamatan Cipari :60
Tabel II
Keadaan Siswa
Kelas
L
37
VII
P JML
29 66
L
43
VIII
P
JML L
29 72
35
IX
P
JML L
33 68
115
Total
P
JML
91 206
8. Sarana dan Prasarana
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara
langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan, khususnya
proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alatalat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana
pendidikan adalah fasilitas secara tidak langsung menunjang proses
pengajaran seperti halaman, kebun taman sekolah, jalan menuju sekolah
dan sebagainya, lapangan sekolah sekaligus sebagai tempat praktik
pengajaran penjaskes. Sarana dan prasarana sangat penting bagi sebuah
lembaga pendidikan karena keberadaannya akan menjadikan kegiatan
proses belajar mengajar lebih mudah dan lancar.Sarana dan prasarana yang
dimiliki MTs Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari sebagai berikut :
60
: luas 8 x 56 m2
a.
Ruang Kelas berjumlah 8
b.
Ruang Kepala Sekolah berjumlah 1 :
luas 1 x 30 m2
c.
Ruang Guru berjumlah 1
luas 1 x 56 m2
:
Sumber, Dokumentasi Mts Darul 'Ulum Cipari, (Tahun Ajaran 2010 – 2011).
72
d.
Ruang Tata Usaha berjumlah 1
: luas 1 x 56 m2
e.
Lab. Computer berjumlah 1
:
luas 1 x 56 m2
f.
Perpustakaan berjumlah 1
:
luas 1 x 56 m2
g.
Ruang BK berjumlah 1
:
luas 1 x 28 m2
h.
Ruang UKS berjumlah 1
: luas 1 x 28 m2
i.
Musolla berjumlah 1
: luas 1 x 56 m2
j.
Koperasi berjumlah 1
:
luas 1 x 48 m2
k.
WC Guru berjumlah 2
:
luas 2 x 9 m2
l.
WC Siswa berjumlah 3
: iuas 3 x 9 m2
: luas 1 x 28 m2
m. Ruang PMR berjumlah 1
n.
Sarana Olah Raga
- Lapangan Volly Ball berjumlah 1
- Lapangan Basket berjumlah 1
- Lapangan Badminton berjumlah 1
- Tenis Meja berjumlah 1
61
o.
Computer, Laptop 1 dan Computer Siswa 13
q.
Meja Guru di ruang guru berjumlah 17
r.
Meja Guru di kelas berjumlah 6
s.
Meja Siswa berjumlah 250
t.
Dll berjumlah berjumlah 19 macam.61
Dokumentasi dari Wakasarpras MTs Darul 'Ulum Cipari : Bapak M. Rifa'I, (Senin, 27 Maret
2011).
73
B. Pelaksanaan Pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX di MTs Darul ‘Ulum
Kecamatan Cipari
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Qur'an Hadits
yakni: "Saya kira untuk Pelaksanaan Pembelajaran Qur’an Hadits untuk kelas
IX cukup baik". Usaha saya membangkitkan semangat belajar siswa dengan
berbagai cara lumayan berhasil. Siswa banyak yang antusias dalam
belajarnya, aktif di kelas walaupun ada beberapa siswa yang cuek kalau
diberi hukuman atau tugas”.62 Selanjutnya peneliti melakukan cross chek
dengan mewancarai salah satu siswa kelas IX guna mengetahui keabsahan
informasi dan tingkat kepastian data yang diperoleh dari informan.
Berdasarkan hasil cross chek peneliti dengan salah satu siswa kelas IX,
mereka menyatakan: "Kami suka cara mengajar pak Emil, memberikan
materi santai tapi mudah dimengerti. Beliu bisa diajak bercanda, kami jadi
suka mata pelajaran Qur'an Hadits. Walaupun kita sering diberi hukuman
karena tidak hafal tapi kami tambah semangat menghafal ayat atau Hadits,
kami jadi bisa menghafal padahal kami dulu sulit untuk bisa hafal ayat-ayat
Al-Qur‟an maupun Hadits".63 Berdasarkan kedua pernyataan tersebut peneliti
dapat menyimpulkan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa cukup baik.
Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Qur’an Hadits di MTs Darul ‘Ulum
Kecamatan Cipari guru berperan dengan baik. Dan usaha-usaha guru dalam
62
Hasil wawancara bersama guru mata pelajaran Qur'an Hadits : Bapak Emil Fauzi,S.Ag.(Kamis,
24 Maret 2011).
63
Hasil wawancara bersama siswa Kelas IX MTs Darul 'Ulum Cipari : Rijal Fathurrahman, (Kamis, 24 Maret 2011).
74
pelaksanaan
proses belajar mengajar dengan siswa cukup berhasil. Ini
terbukti dengan keaktifan siswa di kelas dalam pembelajaran Qur'an Hadits.64
C. Strategi Peningkatan Pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX di MTs
Darul Ulum Kecamatan Cipari
Berdasarkan hasil interview dengan Kepala Madrasah Bapak Holidin,
pada tanggal 11 Juni 2011 beliau menyatakan bahwa: “Dalam proses
pembelajaran agar mencapai tujuan yang maksimal, tidak hanya guru saja
yang berperan tetapi Kepala Sekolah juga berperan, sehingga pembelajaran di
MTs Darul ‘Ulum
Kecamatan Cipari tidak monoton, khususnya mata
pelajaran Qur'an Hadits. Peran Kepala Sekolah dalam "Strategi Peningkatkan
Prestasi Qur'an Hadits Kelas IX MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari" harus
selalu dipantau sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan berhasil. Karena
bukan hanya guru saja yang memberikan strategi pembelajaran, tetapi
tentunya saya tidak bisa memberikan pembelajaran pada siswa, maka yang
perlu saya lakukan adalah : Meningkatkan sarana prasarana, mengoptimalkan
fungsi perpus untuk meningkatkan sadar baca terhadap siswa, meningkatkan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam mata pelajaran yang
serumpun dengan membentuk coodinator”.65
Jadi dari hasil wawancara dengan bapak Kepala Sekolah dapat
disimpulkan bahwa dalam pemberian motivasi Strategi peningkatkan
pembelajaran Qur'an Hadits sebanarnya tidak hanya guru bidang studi saja
yang yang berperan memberikan motivasi, tetapi secara tidak langsung Kepala
64
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,(Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2000) hal. 70-71
65
Hasil wawancara bersama Kepala Madrasah : Bapak Holidin , (Kamis, 24 Maret 2011)..
75
Sekolah juga berperan dalam pemberian motivasi karena tanpa adanya
dukungan yang baik dari kepala sekolah maka, kegiatan pembelajaran juga
tidak akan berjalan dengan lancar. Dan ini sangat berpengaruh terhadap guru
dalam melakukan tugasnya yakni sebagai pengajar di kelas. Apabila dalam
menjalankan tidak ditunjang oleh sarana yang memadai maka akan berakibat
pada siswanya. Siswa akan merasa jenuh dan tidak ada semangat dalam
melakukan kegiatan belajar-mengajar. Walaupun yang dominan berpanguruh
adalah faktor guru dalam kegiatan belajar mengajar terutama dalam pemberian
motivasi ekstrinsik, karena dengan memberikan motivasi semangat siawa akan
semakin bertambah dan prestasipun diharapkan unggul.
Peneliti juga melakukan interview dengan guru mata pelajaran Qur'an
Hadits Emil Fauzi, S.Ag yang menyatakan bahwa: "Memang dalam
pembelajaran mata pelajaran Qur'an Hadits pada awalnya sebagian besar
siswa acuh terhadap mata pelajaran ini. Sebenarnya tidak hanya mata
pelajaran Qur'an Hadits saja yang mendapat respon kurang baik, hampir
semua rekan guru agama yang lain juga bilang kepada saya sebagian siswa
tidak antusias dalam pelajaran agama. Apalagi mata pelajaran Qur'an Hadits
diberikan pada jam terakhir selama dua jam. Seandainya saya jadi siswa pasti
saya juga merasa jenuh, tetapi saya punya strategi agar siswa manjadi
termotivasi, saya menggunakan berbagai strategi dan penggunaannya sesuai
dengan kebutuhannya mengadakan evaluasi asalkan materi yang saya
sampaikan sudah selesai, saya memberikan hukuman pada siswa yang belum
76
bisa menghafal Qur'an maupun Hadits, dengan begitu mereka akan jera dan
berusaha untuk ayat maupun hadist sampai hafal".66
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru sangat berpengaruh
dalam memberikan semangat yang bersifat ekstrinsik. Dalam belajar siswa
memerlukan perhatian dan pengarahan yang khusus dari guru. Seringkali jika
mereka tidak menerima umpan balik yang baik berkenaan dengan hasil
pekerjaan mereka, maka kerja mereka akan menjadi lamban atau mereka
menjadi malas belajar. Siswa yang demikian sangat tergantung pada
keharusan-keharusan yang ditentukan oleh guru untuk mendorong mereka
dalam belajar. Namun tidak berarti bahwa semangat ekstrinsik itu jelek dan
dan perlu dihindari tetapi antara semangati ekstrinsik dan instrinsik saling
memperkuat, bahkan semangat ekstrinsik dapat membangkitkan semangat
instrinsik. Dalam upaya memberikan semangat guru harus menganalisis motifmotif yang melatar belakangi anak didik malas belajar di sekolah. Setiap saat
guru bertindak sebagai penyemangat, semangat dapat efektif apabila dilakukan
dengan memperhatikan anak didik, dengan memberikan penguatan dan
sebagainya.
Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa kelas IX Rizal
Fathurrahman yang mengatakan: "Saya jadi senang pada mata pelajaran
Qur'an Hadist, karena gurunya mudah dipahami dalam mengajar. Bapaknya
semangat sekali dalam mengajar, saya menyukai soalnya waktu kelas tujuh
saya sulit kalau disuruh hafalan tetapi di kelas IX ini saya lumayan cepat hafal
66
Hasil wawancara bersama guru Qur'an Hadits:Bapak Emil Fauzi, S.Ag.,(Kamis, 24 Maret 2011).
77
kalau disuruh hafalan, karena guru Qur'an Hadits menuntut saya harus bisa
hafalan dan wajib harus bisa hafal dengan ayat maupun Hadist yang ada dalam
materi pelajaran. Pak Emil Fauzi, S.Ag juga sabar dalam mengajar. Di kelas
juga beliu mengajarkan diskusi walaupun waktunya hanya sebentar, dalam
diskusi terus beliu juga sering melakukan tanya jawab. Beliu juga dekat
dengan siswa, kadang beliu seperti temen sendiri."67 Pernyataan tersebut juga
diperkuat oleh teman-temannya yakni: "Kami senang cara pak Emil Fauzi
menerangkan karena mudah dimengerti, kadang pak Emil memberikan
pertanyaan sebelum mengajar, jadi saya harus belajar sebelumnya. Strategi
yang sering digunakan hafalan, tetapi saya senang karena dengan hafalan saya
jadi bisa mengerjakan soal ulangan yang diberikan pak Emil. Beliu juga
memberikan bimbingan tentang tajwid karena tajwid sangat penting dalam
membaca Al Qur'an".68 Dengan menggunakan Strategi yang sesuai dalam
pembelajaran dan cara guru menyampaikan materi belajar di kelas dan
kehangatan guru terhadap anak didiknya akan meningkatkan dorongan dan
keantusiasan siswa dalam belajar. Peranan strategi akan menjadi nyata jika
guru memilih strategi yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang hendak
dicapai oleh tujuan pembela- jaran. Banyak faktor yang perlu diketahu di
dalam strategi yang akurat, seperti faktor guru sendiri, sifat bahan pelajaran,
fasilitas, jumlah akurat anak didik di kelas dan tujuan strategi pembelajaran.69
67
Hasil wawancara bersama siswa Kelas IX MTs Darul 'Ulum Cipari: Rijal Fathurrahman,(Kamis.
24 Maret 2011)..
68
Hasil wawancara bersama siswa-siswi Kelas IX MTs Darul 'Ulum Cipari.
69
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2000), hal. 70-71.
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX di MTs
Darul ‘Ulum sudah cukup baik, karena faktor keberhasilan guru dalam
menciptakan suasana belajar yang kondusif, tidak monoton dan sikap
yang sabar dalam menjalankan tugasnya.
2. Didalam pembelajarannya, guru bidang studi Qur’an Hadits menggunakan strategi, sebagai berikut :
a.
Strategi pembelajaran exposition
Bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut.
b.
Strategi pembelajaran discovery
Dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh
siswa melalui buku atau modul guna mendukung berbagai aktivitas
sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan
pembimbing bagi siswanya.
B.
Saran-saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, perlu kiranya penulis me
mberikan sumbangan pemikiaran berupa saran-saran bagi semua pihak
79
terhadap Strategi Guru dalam peningkatan pembelajaran Qur'an Hadits di
MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari sebagai berikut :
1. Kepada Kepala Madrasah
Perlunya pemantauan dalam kegiatan belajar mengajar dan memberikan
saran serta bimbingan kepada guru mata pelajaran Qur'an Hadits untuk
meningkatkan strategi pembelajaran Qur'an Hadits, sehingga strategi
pembelajaran pada mata pelajaran Qur'an Hadits semakin profesional.
2. Kepada Guru Qur'an Hadits
Harus ada upaya terus dalam peningkatan Pembelajaran Qur’an Hadits,
diantaranya :
a. Menggairahkan Anak Didik
b. Memberikan Harapan Realistis.
c. Memberikan Insentif
d. Mengarahkan Perilaku Anak Didik
80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Catatan Lapangan (Field Notes) hasil Observasi Tentang Pelaksanaan Pembelajaran Qu’ran Hadits Kelas IX MTs Darul ‘Ulum
Kecamatan Cipari.
Lampiran 2 : Catatan Lapangan (Field Notes) hasil Observasi Tentang “Dirasasatul Qur’an” atau “Tadarus Al Qur’an” sebagai salah satu aplikasi dari Pembelajaran Qur’an Hadits siswa-siswi IX MTs Darul
‘Ulum Kecamatan Cipari.
Lampiran 3 : Catatan Lapangan (Field Notes) hasil ObservasiTentang
Lampiran 4 : Pedoman Wawancara Key Informan I
Lampiran 5 : Pedoman Wawancara Key Informan 2
Lampiran 6 : Pedoman Wawancara Key Informan 3
Lampiran 4 : Pedoman Dokumentasi 1
Lampiran 7 : Pedoman Dokumentasi 2
Lampiran 8 : Pedoman Dokumentasi 3
Lampiran 9 : Pedoman Dokumentasi 4
Lampiran 10 : Pedoman Konsultasi Penulisan Skripsi
Lampiran 11 : Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 12 : Surat-surat Keterangan
83
Lampiran 1 : Catatan Lapangan (Field Notes) Hasil Observasi Tentan Pelaksanaan Pembelajaran Qu’ran Hadits Kelas IX MTs Darul ‘Ulum
Kecamatan Cipari.
Hari/Tanggal
: Kamis, 24 Maret 2011
Pukul
: 10.15 – 11.30 WIB
Obyek Pengamatan : Kegiatan proses belajar siswa-siswi Kelas IX MTs Darul
‘Ulum Kecamatan Cipari
Alat Pengamatan
: Catatan
Berdasarkan hasil peneliti dengan siswa-siswi kelas IX, mereka menyatakan: "Kami suka cara mengajar pak Emil, cara memberikan materi santai tapi
mudah dimengerti. Beliu bisa diajak bercanda, kami jadi suka mata pelajaran
Qur'an Hadits. Walaupun kita sering diberi hukuman karena tidak hafal tapi kami
tambah semangat menghafal ayat atau Hadits, kami jadi bisa menghafal padahal
kami dulu sulit untuk bisa hafal ayat-ayat
al Qur’an
maupun
Hadits".
Berdasarkan kedua pernyataan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa
peningkatan motivasi belajar siswa cukup baik.
Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Qur’an Hadits di MTs Darul ‘Ulum
Kecamatan Cipari guru berperan dengan baik. Dan usaha-usaha guru dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar dengan siswa cukup berhasil. Ini terbukti
dengan keaktifan siswa di kelas dalam pembelajaran Qur'an Hadits.
84
Lampiran 2 : Catatan Lapangan (Field Notes) Hasil Observasi Tentang “Dirasasatul Qur’an” atau “Tadarus Al Qur’an” sebagai salah satu aplikasi dari Pembelajaran Qur’an Hadits siswa-siswi IX MTs Darul
‘Ulum Kecamatan Cipari
Hari/Tanggal
: Selasa, 29 Maret 2011
Pukul
: 07.00 - 07.30 WIB
Obyek Pengamatan : Kegiatan proses belajar siswa-siswi Kelas IX MTs Darul
‘Ulum Kecamatan Cipari
Alat Pengamatan
: Catatan
“Dirasatul Qur’an” di Mts Darul 'Ulum Kecamatan Cipari dilaksanakan
pada waktu pagi selama 20 menit dari mulai hari Selasa sampai dengan hari Sabtu
yang dibimbing oleh guru mata pelajaran jam pertama, dimulai dari pukul 07.00 –
07.20 WIB. Pada hari Senin tidak digunakan tadarus, karena ada kegiatan rutin
upacara di halama madrasah.
Diawali dengan salam oleh guru jam pertama, doa bersama dan membaca sholawat munjiyat, barulah tadarus dimulai. Ketika tadarus sudah selesai,
peneliti meminta waktu 10 menit untuk menanyakan hal tentang “Dirasatul
Quran” atau tadarus al Qur’an.
Berdasarkan hasil peneliti dari proses tadarus tersebut, bahwa tadarus alQur’an sangat membantu pembelajaran bidang studi Qur’an Hadits, karena bidang studi Qur’an Hadits merupakan salah satu bidang studi yang konteks
bacaannya tidak akan pernah luput dari allughatul ‘arabiyah. Sehingga peserta
didik merasa tidak kaget lagi jika pada suatu saat disuruh menghafal salah satu
ayat al Qur’an atau al Hadits, dimana dalam pada ini strategi pembelajaran Qur’an
85
Hadits di Kelas IX MTs Darul ‘Ulum Cipari yang paling ditekankan dengam
menggunakan metode menghafal.
Jika ada dari salah satu murid yang terlambat tida mengikuti tadarus al
Qur’an, dikenakan sangsi untuk menghafal Hadits dari materi yang sudah
disampaikan oleh guru bidang studinya. Dari proses tadarus al Qur’an tersebut jelas-jelas akan mengatsar atau membekas pada diri peserta didik, baik itu kelancaran, kefashihan dan pengingatannya serta otomatis tidak hanya mendukung
pembelajaran Qur’an Hadits saja, tetapi juga pembelajaran PAI yang lainnya.
86
Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Key Informan I
A. Identitas
Nama
: Holidin
Alamat
: Desa Cisuru RT. 02, RW. 05 Kec. Cipari Kab. Cilacap
Pekerjaan/Jabatan : Kepala MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari
B. Pertanyaan
1. Bagaimana Letak Georafis MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari?
2. Bagaimana Sejarah Berdirinya MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari?
3. Bagaimanakah pandangan bapak tentang bidang studi Qur’an Hadits sebagai salah satu rumpun bidang studi PAI, dari segi fungsi dan tujuan?
4. Responds apakah yang bapak amati dari guru bidang studi Qur’an Hadits
mengenai strategi peningkatan pembelajaran Qur’an Hadits Kelas IX
MTs Darul 'Ulum Kecamatan Cipari?
5. Saran apakah yang pernah bapak sampaikan kepada guru bidang studi
Qur,an Hadits mengenai strategi peningkatan pembelajaran Qur’an Hadits?
87
Lampiran 4 : Pedoman Wawancara Key Informan 2
A. Identitas
Nama
: Emil Fauzi, S. Ag.
Alamat
: Desa Serang Rt. 02, RW. 06 Kec. Cipari Kab. Cilacap
Pekerjan/Jabatan : Guru bidang studi Qur’an Hadits MTs Darul ‘Ulum
Kecamatan Cipari
B. Pertanyaan
1. Strategi apakah yang bapak gunakan didalam pembelajaran Qur’an Hadits
di kelas IX?
2. Dari strategi yang bapak gunakan, manakah yang paling disenangi peserta
didik?
3. Apakah Strategi pembelajaran exposition dan Strategi pembelajaran disco
very efektif digunakan dalam materi pelajaran Qur’an dan Hadits di
Kelas IX?
4. Persiapan apa saja yang bapak lakukan, sebelum aplikasi strategi tersebut
di Kelas?
5. Sejauh manakah peningkatan dari strategi pembelajaran yang bapak gunakan?
88
Lampiran 5 : Pedoman Wawancara Key Informan 3
A. Identitas
Nama : Rizal Fathurrahman
Alamat : Desa Cipari RT. 06, RW. 01 Kec. Cipari Kab. Cilacap
Jabatan : Ketua Kelas IX MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari
B. Pertanyaan
1. Bagaimana pendapat anda dan , saat pelaksanaan pembelajaran bidang
studi Qur’an Hadits berlangsung di kelas?
2. Bagaimana
pendapat anda mengenai
aplikasi
strategi pembelajaran
Qur’an Hadits?
3. Apakah guru kreatif dalam
penyamapain
materi
dengan aplikasi
tersebut?
4. Apakah aplikasi strategi pembelajaran bidang studi Qur’an Hadits
disampaikan secara bervariasi?
5. Bagaiamana pendapat anda mengenai teman-teman, setelah dilaksanakannya pembelajaran Qur’an Hadits dengan strategi yang digunakan oleh
guru?
89
Lampiran 6 : Pedoman Dokumentasi 1
Pembagian Tugas Kepala MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari Tahun Pelajaran
2010-2011:
A. Kegiatan Harian.
1. Mengefektifkan jam pertama.
2. Mengefektifkan petugas piket.
3. Mengefektifkan kehadiran Guru.
4. Kelancaran KBM.
5. Infal dan daftar hadir guru.
6. Pelanggaran siswa.
7. Menyelesaikan administrasi Madrasah.
8. Memantau pelaksanaan KBM.
9. Mengajar ke kelas.
10. Menerima tamu.
11. Memberi nasehat pada guru dan siswa yang jarang masuk.
12. Mengecek pemasukan keuangan dan menandatangani buku setoran.
13. Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan.
14. Memantau kebersihan kelas dan lingkungan Madrasah.
B. Kegiatan Mingguan
1. Memeriksa laporan jurnal KBM.
2. Mengecek rekap absensi guru dan siswa termasuk laporan absensi siswa
kepondok dan Wali murid.
3. Memeriksa daftar infal dan daftar kehadiran guru selama seminggu.
90
4. Memberikan nasehat / surat teguran kepada guru / karyawan yang tidak
melaksanakan Tugas tanpa izin.
5. Lain – lain.
C. Kegiatan Bulanan
1. Memeriksa buku laporan wali kelas yang meliputi :
2. Jumlah murid awal dan akhir bulan.
3. Data mutasi siswa.
4. Data absensi siswa.
5. Bimbingan dan penyuluhan siswa bermasalah.
6. Memeriksa keuangan selama 1 ( satu ) bulan.
7. Membuat laporan ke yayasan tentang
8. Kehadiran guru dan siswa.
9. Keadaan sarana.
10. Keadaan keuangan.
11. Mengadakan Rapat rutin antar pimpinan Madrasah.
12. Mengadakan Rapat rutin guru dan karyawan.
13. Memeriksa kegiatan lab. Dan ekstra kurikuler.
D. Kegiatan Awal Tahun
1. Pembentukan panitia PMB
2. Pelaksanaan PMB.
3. Pelaksanaan kegiatan MOPD.
4. Pengelompokan kelas.
5. Pertemuan wali kelas.
91
6. Pembagian tugas guru dan karyawan.
E. Kegiatan Ulangan Umum Bersama semester genap dan ganjil
1. Mengadakan Rapat guru dan karyawan tentang persiapan ujian semester.
2. Pembentukan panitia semester ganjil / genap.
3. Pelaksanaan ujian.
4. Mengadakan rapat guru pengumpulan nilai / sidang kanaikan kelas.
5. Melaporkan prestasi hasil belajar berupa raport.
F.
Kegiatan Akhir Tahun
1. Mengadakan Rapat guru dan Karyawan tentang persiapan Ujian Nasional
(UNAS ).
2. Membentuk panitia Ujian Nasional.
3. Pelaksanaan Ujian Nasional.
4. Sidang kelulusan / tamat.
5. Pelaksanaan wisuda / pembagian Raport kenaikan kelas.
6. Lain – lain.
92
Lampiran 7 : Pedoman Dokumentasi 2
Pembagian Tugas Wakil Kepala MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari Tahun
Pelajaran 2010-2011 :
1. Membantu tugas – tugas Kepala Madrasah.
2. Membantu tugas – tugas Kaur Kurikulum.
3. Membantu tugas – tugas Kaur Kesiswaan.
4. Membantu tugas – tugas Kaur Tata Usaha.
5. Membantu tugas – tugas Kaur Sarana.
6. Membantu tugas – tugas Kaur Humas.
93
Lampiran 8 : Pedoman Dokumentasi 3
Tata Tertib MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari
A. PASAL I
Hal-hal masuk Madrasah :
1. Semua Siswa / I harus hadir di Madrasah 10 menit sebelum bel masuk.
2. Siswa-siswi yang terlambat dating, tidak diperkenankan masuk sebelum
mendapat ijin dari guru piket.
3. Sebelum masuk ruang kelas, semua Siswa harus berbaris dalam kelompok
kelas masing – masing.
4. Setiap pergantian Guru ketua kelas atau anak yang ditunjuk harus memberi
penghormatan dengan komando “QIYAMAN” dan duduk setelah menjawab
salam.
B. PASAL II
Kewajiban Siswa-siswi :
1. Menaati ketentuan- ketentuan Madrasah.
2. Menghormati Guru, Kapan dan di mana saja berada.
3. Saling menghargai sesama Siswa / i.
4. Menjaga nama baik Madrasah.
5. Ikut memelihara gedung, peralatan inventaris dan lingkungan Madrasah.
6. Memiliki buku, kitab alat tulis.
7. Membayar uang sumbangan lain yang ditentukan Madrasah.
8. Memakai seragam Madrasah.
9. Mengikuti Pelajaran dan kegiatan - kegiatan yang diadakan oleh Madrasah
94
dari awal hingga akhir.
C. PASAL III
Tata busana dan rias :
1. Pemakaian seragam harus teratur, r api sesuai dengan ketentuan Madrasah
yang berlaku dan tidak menyimpang dari Norma agama Islam.
2. Bagi Siswa pada waktu olahraga harus memakai seragam olah raga.
3. Bagi Siswi tidak diperkenankan memakai perhiasan dan makeup yang
berlebihan.
4. Ketentuan Seragam :
Putra/ Putri :
- Kopyah Hitam - Minang putih dan cokelat
- Baju lengan pendek - Baju kurung lengan panjang
- Celana panjang - Rok panjang sampai mata kaki
-
Ikat pinggang ( sabuk ) - Jarik
- Sepatu hitam - Sepatu hitam
- Kaos kaki coklat muda- Kaos kaki coklat muda
D. PASAL IV
Ha- hak Siswa-siswi :
1. Menerima pendidikan dan pelajaran.
2. Mendapat perlakuan yang wajar dan sama dengan siswa / I yang lain.
3. Memanfaatkan fasilitas yang disediakan dan diatur oleh Madrasah.
95
E. PASAL V
Larangan :
1. Meninggalkan pelajaran dan kegiatan Madrasah sebelum berakhir tanpa iJin Kepala Madrasah.
2. Berada dalam kelas pada waktu jam istrirahat dan keluar dari halaman tanpa ijin Kepala Madrasah atau Orang yang ditunjuk.
3. Membeli makanan dan minuman di lain kantin Madrasah.
4. Membeli buku-buku / kitab dan peralatan lain diluar selama masih tersedia
di koperasi Madrasah.
5. Mengambil atau memanfaatkan hak milik orang lain tanpa ijin pemiliknya.
6. Mengganggu ketentraman dan ketertiban orang lain.
F. PASAL VI
Sangsi – sangsi :
1. Peringatan secara lisan
2. Peringatan secara tertulis dan tembusan kepada Orang tua / Wali murid.
3. Pencabutan hak-hak.
4. Diserahkan kembali kepada Wali murid untuk sementara waktu.
5. Diserahkan kembali kepada Wali murid untuk selamanya.
96
Lampiran 9 : Pedoman Konsultasi Penulisan Skripsi
Nama
: ABIDIN
NIM
: 072322026
Dosen Pembimbing
: ROHMAT, M.Ag, M.Pd.
Dosen AsistenPembimbing : MUNIRIYANTO, S.Ag, MM.
Judul Sripsi
: “Strategi Peningkatan Pembelajaran Qur’an Hadits
di MTs Darul ‘Ulum Kecamatan Cipari”.
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Konsultasi danTanda Tangan Pembimbing dan Asisten Pembimbing :
a. 28 Desember 2010 : Pengajuan dan Revisi Judul Skripsi.
b. 04 Januari 2011
: Rekomendasi Judul Skripsi.
c. 10 Januari 2011
: Revisi Proposal Skripsi.
d. 12 Januari 2011
: Revisi Proposal Skripsi.
e.
07 Februari 2011 : ACC Proposal Skripsi untuk dilaksanakan Seminar.
f.
30 Mei 2011
g. 16 Juli 2011
: Revisi BAB I, II, III, IV dan BAB V.
: Revisi Kata Pengantar, Halaman Judul, Halaman persembahan, Abstrak, Kesimpulan
h. 23 Agustus 2011
: Munaqasah
97
dan Lampiran.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: ABIDIN
2. Tempat tgl lahir
: Cilacap, 10 Oktober 1972
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Status
: Kawin
5. Alamat
: Jl. H. Nursaleh No. 07 RT. 02 / RW. 05
Desa
Cisuru , Kecamatan Cipari
6. Nama Orang Tua : a. Ayah : Hasan Bisri
b. Ibu
: Karsiti
7. Pengalaman Kerja : - Guru Tilawah dan ajwid di Pon. Pes. Miftahul
Huda Cigaru I Majenang
- Guru SMP PGRI 27 Cisuru-Cipari
8. Pendidikan
: a. SD Negeri O1 Cisuru 1985
b. SMP Negeri 03 Sidareja 1988
c. MA Negeri Cigaru - Majenang 1991
9. Pekerjaan
: Guru Bahasa Jawa di MTs Darul 'Ulum Cipari
Demikian identitas ini kami buat dengan sebenarnya dan semoga
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Cpari, Juni 2011
Yang membuat
ABIDIN
NIM: 072322026
98
YAYASAN DARUL ULUM
MTS DARUL ULUM CIPARI
Terakreditasi Sangat Baik (A)
Alamat : Jl.Raya Cipari Km 04 Cisuru Cipari Cilacap 53262
SURAT KETERANGAN MELAKSANAKAN PENELITIAN
Nomor : 488/MTs DU/VII/ 2011
Yang bertandatangan dibawah ini, Kepala MTs Darul 'Ulum Kecamatan
Cipari Kab. Cilacap Prop. Jawa Tengah menerangkan bahwa :
Nama
: ABIDIN
NIM
: 072 322 026
Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
Alamat : Desa Cisuru RT. 02/RW. 05 Kecamatan Cipari Kab. Cilacap
Telah melaksanakan penelitian di madrasah kami pada tanggal 15 Februari
2011 s/d 08 Juli 2011, sesuai surat dari Dekan Fakultas Tarbiyah IAIIG Cilacap
Nomor : Ybk.1271/ 094/ IAIIG.F.T/ X. 19-2/II/2011, tanggal 08 Februari 2011
tentang perihal permohonan izin riset untuk penyusunan skripsi yang berjudul :
“Strategi Peningkatan Pembelajaran Qur'an Hadits di MTs Darul 'Ulum Cipari",
Tahun Pelajaran 2010/2011.
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan seba gaimana mestinya.
Cipari, 08 Juli 2011
Kepala MTs Darul Ulum Cipari
HOLIDIN, S. Pd.I.
Download