BAB V PENUTUP A. Kesimpulan. Setelah melakukan analisis dan meninjau secara konprehensif antara hak anak untuk memperoleh pendidikan dalam Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23/2002 dengan hak anak dalam Islam, penulis dapat mengambil kesimpulan tesis ini sebagai berikut: 1. Hak-hak anak untuk memperoleh pendidikan dalam Undang-Undang Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002. Anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. mengingat anak belum mampu melindungi dirinya dari berbagai penyelewengan maka anak perlu mendapatkan perlindungan dari berbagai perbuatan yang dapat merugikan anak. Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hakhak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera. Perlindungan terhadap anak tersebut meliputi agama, kesehatan, pendidikan, sosial, dan perlindungan khusus. Perlindungan anak untuk memperoleh pendidikan 148 149 tersebut bermakna anak berhak memperoleh pendidikan. Diantara hak-hak anak untuk memperoleh pendidikan dalam UU Perlindungan Anak No. 23/2002 antara lain: a. Hak anak atas hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi secara wajar. b. Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran. c. Hak memperoleh pendidikan luar biasa bagi anak cacat. d. Hak memperoleh pendidikan khusus bagi anak yang memiliki keunggulan. e. Hak untuk menyatakan dan didengar pendapatnya. f. Hak menerima, mencari, dan memberikan informasi. 2. Tinjauan Islam tentang hak anak untuk memperoleh pendidikan dalam UU PA No. 23/2002. Islam merupakan agama yang memuat didalamnya akhlak, system sosial, dan hukum. secara global tujuan hukum Islam/syara’ dalam penetapan hukum-hukum adalah untuk kemaslahatan manusia seluruhnya. Islam memberikan perlindungan bagi semua, termasuk terhadap anak. Perlindungan tersebut dijamin dalam Al Qur’an dan As-Sunnah, adapun tinjauan Islam atas hak-hak anak untuk memperoleh pendidikan dalam UU No. 23/2002 antara lain: a. Hak untuk tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar, Jaminan perlindungan untuk tumbuh dan berkembang tidak semata menjadikan anak bebas untuk tumbuh dan berkembang tanpa 150 pengawasan, Namun hak tersebut menjadi tangung jawab orang tua dan keluarga serta masyarakat dan Negara sebagai pengayom untuk membuat anak tumbuh dan berkembang berdasarkan fitrah anak yaitu ke arah tauhid, sebagaimana dalam Al Qur’an Surat Al Hijr:23, Surat Al Maidah ayat 32 dan hadis bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah dalam Shohih Bukhori Hadis no. 1852 b. Hak anak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran, Islam memandang pendidikan anak menjadi kewajiban orang tua, keluarga ,masyarakat, dan Negara sebagai pengayom, tanpa harus menuntut orang tua atas hak pendidikannya, Meskipun dalam kandungan perintah terhadap orang tua untuk mendidik anak terdapat makna anak memiliki hak untuk memperoleh pendidikan yang layak dari orang tuanya. hal tersebut sebagai konsekwensi atas perintah Allah dalam Surat At Tahrim ayat 6. c. Hak pendidikan khusus bagi penyandang cacat, Islam memiliki prinsip non diskriminasi, seperti tidak boleh melihat perbedaan ras dan golongan. Prinsip tersebut juga berlaku untuk tidak menghina kekurangan orang lain. Islam memandang kedudukan orang berilmu memiliki kemuliyaan dibandingkan orang yang tidak berilmu, sebagaimana dalam Al Qur’an Surat Al Hujurat:11. Pendidikan bagi orang cacat tidak dapat dianaktirikan, pelayanan pendidikan hendaknya memberikan sarana yang memadai untuk anak cacat sehingga dapat 151 mengembangkan potensinya secara optimal dan dapat mendapatkan pendidikan sebagaimana anak-anak pada umumnya. d. Hak pendidikan khusus bagi anak yang memiliki keunggulan, kedudukan orang yang berilmu memiliki kedudukan yang lebih tinggi maknanya Islam memacu setiap muslim untuk mengoptimalkan potensinya. Sehingga anak yang memiliki keungulan harus dikembangkan potensinya. Sebagaimana dalam Al Qur’an al Mujadilah ayat 11. Optimalisasi potensi pada setiap muslim juga menuntut untuk setiap muslim menjadi unggul. Untuk itu pendidik harus melihat individu secara yang berbeda dan membutuhkan penanganan yang berbeda. e. Hak untuk menyatakan dan didengar pendapatnya sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan. Kebebasan menyatakan pendapat merupakan bagian dari syiar Islam sebagaimana dalam Surat Ali Imran:104 namun kebebasan dalam Islam diarahkan pada kebebasan yang bertangung jawab, kebebasan yang terikat dengan norma-norma dalam Al Qur’an dan Sunnah. f. Hak menerima, mencari, dan memberikan informasi. Hak menerima, mencari, dan memberikan informasi untuk anak merupakan bagian dari kebebasan anak untuk berpartisipasi yang bertujuan untuk mengembangkan daya intelektual anak. dalam Islam kebebasan untuk menerima dan mencari informasi yang berguna 152 untuk pengembangan fitrah anak. Hal tersebut juga mengingat keutamaan ilmu dan mencari ilmu dalam Islam, sebagaimana dalam Surat Al ‘Alaq ayat 1-5. Kebebasan mencari dan memberikan informasi yang dituntut untuk mampu bertanggung jawab. Ketiga hal di atas memerlukan bimbingan orang tua dan keluarga yang bertangung jawab terhadap pendidikan anaknya sehingga anak tidak terbawa pada hal-hal yang negative. B. Saran-saran. 1. Kepada pemerintah dan pemangku kepentingan: a. Hendaknya pendidikan diberikan secara menyeluruh, tanpa diskriminasi demi terwujudnya generasi bangsa yang unggul. b. Hendaknya pemerintah memperhatikan pandangan umat Islam sebagai mayoritas penduduk Indonesia dalam mengambil kebijakan terutama dalam pendidikan, sehingga penyelengaraan pendidikan dapat lebih sinergis untuk tercapainya tujuan pendidikan yang dicanangkan. 2. Kepada masyarakat dan orang tua: a. Pendidikan anak merupakan hak dari orang tua dan kewajiban orang tua terhadap anak, sehingga orang tua harus lebih bijak dalam mementingkan kepentingan anak, pendidikan jangan dimaknai hanya sebagai pendidikan formal, namun pendidikan informal dan non formal juga harus diperhatikan guna mencapai tujuan pendidikan Islam. 153 3. Kepada peneliti dan aktifis pendidikan: Semua pihak dapat melanjutkan penelitian dalam bidang hak anak untuk memperoleh pendidikan guna menambah khazanah keilmuan dalam bidang Pendidikan Islam