UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 CEPER KLATEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam Oleh : ARIF RAHARJO 123111058 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA TAHUN 2017 i ii iii HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Kedua orangtuaku yang menjadi sumber semangatku dalam mengerjakan skripsi ini, yang senantiasa mendo’akan serta memberikan dukungan kepadaku 2. Kakak-kakakku tercinta yang selalu memberi dukungan penuh hingga terselesaikannya skripsi ini 3. Teman-teman PAI kelas C angkatan tahun 2012 4. Almamater IAIN Surakarta iv MOTTO ۡ ْ ُ َ َ ُّ َ ذ َ َ َ ُ ٓ ْ َ َ َ ُ ۡ َ َ ذ َۡ ْ ُ َ ۡ َ َ َ َ َٰ َٰٓ ِيأيها ٱَّلِين ءامنوا إِذا قِيل لكم تفسحوا ِِف ٱلمجل ِ ِس فٱفسحوا يفسح ْ َ َ ۡ ُ َ ُذ ُ ُ ٱنُشوا ْ يَ ۡرفَعِ ذ َ ِنك ۡم َو ذٱَّل َ ٱّلل ذٱَّل ُ ُ َٱنُشوا ْ ف ُ ُ ِيل ِين ِين َء َام ُنوا م ٱّلل لكمۖۡ ِإَوذا ق َ َ ُ َ ۡ َ َ ُ ُ ُ ْ ۡ ۡ َ َ َ َ َٰ َ ذ ٞ ١١ ت وٱّلل بِما تعملون خبِري ٖۚ أوتوا ٱلعِلم درج “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” v vi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Ceper Klaten Tahun Pelajaran 2016/2017. Sholawat dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan uswatuh hasanah kita, Rasulullah Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami menghanturkan terima kasih kepada: 1. Dr. Mudhofir, S.Ag., M.Pd selaku Rektor IAIN Surakarta 2. Dr. H. Giyoto, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 3. Dr. Fauzi Muharom, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Drs. Sukirman, M.Ag selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam yang secara tulus memberikan ilmu kepada penulis. 6. Ibu Sri Sudadi, MM.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 1 Ceper Klaten yang telah memberikan izin guna mengadakan penelitian. 7. Ibu Istiqomah, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran PAI di SD Negeri 1 Ceper Klaten yang telah bersedia memberikan bantuan kepada penulis dalam melakukan penelitian di SD Negeri 1 Ceper Klaten. 8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini vii Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Surakarta, Penulis, Arif Raharjo viii Desember 2016 ABSTRAK Arif Raharjo, Desember 2016, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Ceper Klaten Tahun Pelajaran 2016/2017, Skripsi: Progam Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Surakarta. Pembimbing: Drs. Sukirman, M.Ag Kata Kunci : Upaya Guru Pendidikan Agama Islam, Konsentrasi Belajar Siswa Konsentrasi belajar mutlak perlu dimiliki oleh setiap siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan konsentrasi belajar besar pengaruhnya terhadap hasil serta tujuan dari pembelajaran tersebut. Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih banyak siswa yang tidak berkonsentrasi saat pembelajaran PAI. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V di SD Negeri 1 Ceper Klaten tahun pelajaran 2016/2017. Metodologi dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Ceper Klaten, yang dilaksanakan pada bulan Mei 2016 – Oktober 2016. Subjek penelitian adalah Guru Pendidikan Agama Islam SD Negeri 1 Ceper Klaten. Informan penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru kelas, staff, serta siswa kelas V SD Negeri 1 Ceper Klaten. Data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengecek keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan teknik analisis yaitu reduksi data, model data (display data), dan verifikasi/penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Ceper Klaten adalah dengan memberikan kesiapan belajar yang bagus yakni dengan memberikan kesiapan mental dan rohani siswa sebelum memulai pembelajaran berupa membaca surat-surat pendek dalam AlQur’an ataupun do’a-do’a sehari-hari, menanamkan minat belajar kepada siswa yakni berupa penggunaan media-media pembelajaran yang menarik untuk membuat siswa tertarik pada pelajaran yang akan dipelajari, menggunakan metode mengajar yang menyenangkan yakni penggunaan metode mengajar yang bervariasi, memberikan permainan ice breaking untuk mengembalikan konsentrasi siswa yang mulai menurun yakni berupa tepuk dan menyanyi, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta melakukan pengkondisian kelas. ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.............................................................................................i HALAMAN NOTA PEMBIMBING……………………………………………ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. .iii HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………....iv HALAMAN MOTTO…………………………………………………………...v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………….vi KATA PENGANTAR…………………………………………………………..vii ABSTRAK………………………………………………………………………ix DAFTAR ISI…………………………………………………………………….x DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xiii BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….1 A. Latar Belakang Masalah……………………………………………...1 B. Identifikasi Masalah..............................................................................8 C. Pembatasan Masalah……………………………………………….....9 D. Rumusan Masalah………………………………………………….....9 E. Tujuan Penelitian……………………………………………………..9 F. Manfaat Penelitian …………………………………………………...9 BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………...11 A. Kajian Teori…………………………………………………………..11 1. Guru Pendidikan Agama Islam …………………………….........11 a. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam………………….11 b. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam………………………12 x 2. c. Tanggung Jawab GuruPendidikan Agama Islam……………15 d. Peran Guru Pendidikan Agama Islam……………………….16 e. Pengertian Upaya....................................................................19 Konsentrasi Belajar………………………………………………20 a. Pengertian Konsentrasi Belajar……………………………...20 b. Urgensi Konsentrasi dalam Belajar …………………………23 c. Prinsip-prinsip Konsentrasi……………………………….....25 d. Sebab-sebab Tidak Konsentrasi Belajar………………..........26 e. Faktor-faktor Pendukung Terjadinya Konsentrasi Belajar......29 f. Faktor-faktor Penghambat Terjadinya Konsentrasi Belajar....32 g. Ciri-ciri Konsentrasi Belajar………………………………....34 3. Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar…………………………..36 B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan………………………………...37 C. Kerangka Berfikir……………………………………………………..39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………...42 A. Jenis Penelitian………………………………………………………..42 B. Tempat dan Waktu Penelitian.………………………………………..42 C. Subjek dan Informan Penelitian………………………………………43 D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………....43 E. Teknik Keabsahan Data……………………………………………….46 F. Teknik Analisis Data……………………………………………….....47 BAB IV HASIL PENELITIAN……………………………………………….....49 A. Fakta dan Temuan Penelitian………..………………………………..49 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………..49 a. Sejarah Berdirinya SD Negeri 1 Ceper……………………...50 b. Visi dan Misi SD Negeri 1 Ceper……………………………51 c. Tujuan Sekolah SD Negeri 1 Ceper………………………....52 d. Struktur Organisasi SD Negeri 1 Ceper……………………..53 e. Keadaan Guru dan Siswa SD Negeri 1 Ceper……………….54 xi f. 2. Sarana dan Prasarana SD Negeri 1 Ceper…………………...56 Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Ceper……………………………………57 a. Kesiapan Belajar yang Bagus ……………………………….63 b. Menanamkan Minat Belajar Kepada Siswa………………....65 c. Penggunaan Metode Mengajar yang Menyenangkan……….68 d. Pemberian Ice Breaking Ketika Konsentrasi Belajar Mulai Menurun……………………………………………………..71 e. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif serta Pengkondisian Kelas………………………………………...74 B. Interpretasi Hasil Penelitian…………………………………………...77 BAB V PENUTUP…………………………………………………………….....82 A. Kesimpulan……………………………………………………………82 B. Saran…………………………………………………………………..83 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman observasi, wawancara dan dokumentasi Lampiran 2 Field note wawancara Lampiran 3 Field note observasi Lampiran 4 Foto-foto Lampiran 5 Struktur organisasi sekolah Lampiran 6 Daftar nama siswa kelas 5 non unggulan Lampiran 7 Nilai akademik siswa kelas 5 non unggulan Lampiran 8 Surat ijin penelitian Lampiran 9 Surat keterangan selesai penelitian Lampiran 10 Daftar riwayat hidup penulis xiii 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap manusia yang dipengaruhi oleh seluruh aspek dalam kehidupan dan kepribadian seseorang. Pendidikan sangat dibutuhkan manusia, ini terlihat dari kenyataan bahwa manusia itu dilengkapi dengan hasrat pendorong, naluri dan pengetahuan untuk mengembangkan isi alam dalam masyarakat sosialnya. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan bangsa dan negara sebab dari situlah akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya (Anwar Hafid, dkk, 2013:28-29). Menurut Oemar Hamalik (2001:79) pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan demikian akan menimbulkan 1 2 perubahan pada dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran yang bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan. Pendidikan harus ditujukan untuk menciptakan keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh, dengan cara melatih jiwa, akal pikiran, perasaan fisik manusia. Dengan demikian, pendidikan harus mengupayakan tumbuhnya seluruh potensi manusia, baik yang bersifat spiritual, intelektual, daya khayal, fisik, ilmu pengetahuan, maupun bahasa, baik secara perorangan maupun kelompok, dan mendorong tumbuhnya seluruh aspek tersebut agar mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan terletak pada terlaksananya pengabdian yang penuh kepada Allah, baik pada tingkat perseorang, kelompok maupun kemanusiaan dalam arti yang seluas-luasnya (Abuddin Nata, 2010:62). Sedangkan tujuan pendidikan Islam di sekolah adalah untuk membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, sebagai wujud keimanannya kepada Allah SWT dan wujud kepatuhannya terhadap syariat Islam (Novan Ardy Wiyani, 2013:122). Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang utamanya. Peristiwa belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik 3 yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Moh. Uzer Usman, 1996:4). Dalam proses pembelajaran di sekolah seorang guru bertanggung jawab untuk menyampaikan materi yang telah disiapkan sesuai kurikulumnya, dan anak didik mempunyai kewajiban untuk mendengarkan, mencermati dan memperhatikan apa yang telah guru sampaikan. Selain itu seorang guru juga bertugas untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan. Tetapi dalam proses pembelajaran di sekolah ternyata banyak ditemui kendala yang dihadapi oleh guru, diantaranya adalah berhubungan dengan konsentrasi belajar siswa. Konsentrasi belajar menjadi hal yang begitu penting dan perlu ditanamkan pada diri peserta didik. Siswa hendaknya mampu berkonsentrasi saat proses belajar mengajar berlangsung, seperti yang diungkapkan oleh Slameto (1995:87), menurutnya konsentrasi belajar besar pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi, jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya membuang tenaga, waktu, dan biaya saja. Seseorang yang dapat belajar dengan baik adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik, dengan kata lain ia harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran ini mutlak perlu dimiliki oleh setiap siswa yang belajar. Dalam kenyataan seseorang sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, hal ini disebabkan karena kurang berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari, terganggu oleh 4 keadaan lingkungan (bising, keadaan yang semrawut, cuaca buruk, dll), pikiran yang kacau dengan banyak urusan atau masalah-masalah kesehatan (jiwa dan raga) yang terganggu (badan lemah), bosan terhadap mata pelajaran/sekolah, dan lain-lain. Wood (2007:32) juga mengungkapkan bahwa kesulitan dalam memusatkan perhatian, baik yang disertai sikap hiperaktif ataupun tidak, tidak dianggap sebagai kesulitan belajar. Kendati demikian, kesulitan dalam memusatkan perhatian/konsentrasi dapat mempengaruhi performa akademis seseorang secara serius, dimana gangguan ini kerap menyertai kelemahan dalam kemampuan akademis. Mengembangkan konsentrasi sangatlah penting untuk mengoptimalkan kompetensi kita dalam menyelesaikan setiap kegiatan atau pekerjaan. Pengaruh konsentrasi yang kurang baik, sudah pasti akan berakibat tidak optimalnya hasil dari semua kegiatan atau pekerjaan tersebut. Apalagi dalam hal pembelajaran sebuah konsentrasi sangat diperlukan agar dapat terfokus dengan pembelajaran tersebut. Seorang siswa dituntut untuk berkonsentrasi penuh agar terfokus dengan materi apa yang disampaikan guru. Tanpa sebuah konsentrasi, proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar begitu juga dengan hasil pembelajarannya kurang memuaskan. Semakin banyak informasi yang harus diserap siswa maka konsentrasi semakin mutlak dimiliki oleh siswa saat proses pembelajaran. 5 Pembelajaran yang tidak menarik akan mengakibatkan konsentrasi siswa terhadap pembelajaran menjadi rendah. Misalnya konsentrasi yang dimiliki oleh siswa siswi tingkat Sekolah Dasar apabila dalam penyampaian materi hanya dengan ceramah saja maka anak akan merasa jenuh dan konsentrasi yang dimiliki hanya sekitar 5-10 menit saja. Dimasa sekarang ini masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Siswa dianggap memiliki pemahaman seperti guru bahkan guru tidak memiliki konsep pembelajaran yang jelas. Guru hanya mengajar dengan ceramah dan siswa hanya mendengarkan saja. Tidak peduli apakah siswa dapat mengerti atau tidak. Yang penting target pembelajaran dan deadline terpenuhi. Hal ini mengakibatkan terjadinya kejenuhan pada siswa. Pengajaran yang baik yaitu ketika siswa bukan hanya sebagai objek tetapi juga sebagai subjek, sehingga siswa akan menjadi aktif. Dengan begitu siswa akan merasa betah dan bisa berkonsentrasi dengan baik. Untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan kejelian dan kreatifitas guru dengan cara mendesain model pembelajaran dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan yang bisa mengena setiap gaya belajar peserta didik. Sehingga peserta didik merasa nyaman dan puas dengan sajian materi yang disampaikan oleh guru, tanpa merasa bosan dan terkekang. Sebaliknya jika guru tidak dapat menciptakan suasana pembelajaran dengan baik maka akan berpengaruh terhadap konsentrasi 6 belajar siswa. Konsentrasi belajar siswa seketika akan menjadi menurun dan tidak fokus dalam belajar. Rendahnya konsentrasi siswa terhadap suatu pelajaran, belum tentu sumber kesalahannya terletak pada diri siswa, karena banyak sekali faktor yang menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi saat pembelajaran yang terbagi dalam tiga faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor psikologis, yang apabila dibiarkan maka akan selalu mengganggu proses belajar siswa. Dari beberapa faktor tersebut maka seorang guru Pendidikan Agama Islam perlu memberikan upaya untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa saat pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan meminimalisir faktor penyebabnya. Dilihat dari faktor psikologis siswa, banyak sekali penyebab berkurangnya konsentrasi belajar. Observasi awal pada siswa kelas V di SD Negeri 1 Ceper menunjukkan bahwa adanya siswa dengan sikap yang mengindikatorkan kurang menghargai pembelajaran dengan berlaku seenaknya ketika proses pembelajaran. Diantaranya adalah anak yang tidak bisa diam sewaktu pembelajaran berlangsung. Anak yang biasanya tidak bisa diam biasanya sulit untuk berkonsentrasi. Siswa yang demikian mengganggu suasana pembelajaran, seperti jarang memperhatikan pembelajaran, sering keluar kelas, mengganggu teman-temannya, membuat gaduh di kelas, jarang mau mengikuti intruksi guru dan mudah beralih perhatian. 7 Keadaan siswa yang cenderung tidak bisa diam biasanya sulit untuk berkonsentrasi dalam belajar. Hal inilah yang mendorong guru untuk dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa dalam pembelajaran di kelas, khususnya PAI karena Pendidikan Agama Islam penting dalam kehidupan seseorang untuk dapat menanamkan perilaku dan budi pekerti yang baik di masyarakat. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya guru terhadap siswa yang tidak bisa diam yang membutuhkan perhatian lebih daripada siswa yang lain pada umumnya. Selain itu juga menuntut kesabaran untuk memahami dan membantu memulihkan konsentrasi belajar mereka. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 1 Ceper, keberlangsungannya kurang berjalan secara maksimal (observasi tanggal 4 Mei 2016). Ketika guru sedang menjelaskan materi yang diajarkan sebagian siswa tidak memperhatikan. Hal ini disebabkan adanya siswa yang kurang berkonsentrasi mengikuti pembelajaran, ada yang disebabkan ngantuk, belajar karena terpaksa dan pembelajaran yang kurang kondusif, sehingga hasil dari pembelajarannya pun kurang maksimal. Apalagi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi sebagian siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak begitu penting untuk dipelajari. Hal inilah yang lantas membuat siswa menjadi malas mengikuti pelajaran apalagi berkonsentrasi saat pembelajaran berlangsung. Untuk itu guru PAI dituntut untuk bisa mengembalikan semangat belajar siswa serta dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa mengingat pelajaran PAI 8 sebenarnya merupakan pelajaran yang penting dalam membentuk akhlak dan kepribadian siswa. Dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini mengambil judul “Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa kelas V di SD Negeri 1 Ceper, Klaten Tahun Pelajaran 2015/2016”. B. Identifikasi Masalah Yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V di SD Negeri 1 Ceper, Klaten. Pertanyaan ini dapat dijabarkan dalam beberapa pokok permasalahan yang lebih kecil, yaitu : 1. Konsentrasi belajar merupakan kebutuhan bagi setiap siswa untuk mencapai prestasi, namun mayoritas siswa menganggap bahwa pelajaran PAI tidak begitu penting untuk dipelajari sehingga mereka tidak berkonsentrasi saat pelajaran. 2. Dalam pembelajaran PAI masih banyak siswa yang kurang memahami dan memperhatikan pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. 3. Konsentrasi merupakan kunci utama yang dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan dalam segala hal. Namun keadaan kelas yang tidak kondusif serta kondisi psikologis siswa yang kurang baik menjadikan siswa sulit berkonsentrasi dalam belajar. 9 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah pada gambaran “Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Ceper, Klaten Tahun Pelajaran 2016/2017”. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimana Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Ceper, Klaten Tahun Pelajaran 2016/2017?” E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V di SD Negeri 1 Ceper, Klaten tahun pelajaran 2016/2017. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis. 1. Manfaat Teoritis 10 a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan sumbangan bagi lembaga pendidikan tentang upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa. b. Memberi gambaran kepada praktisi pendidikan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi siswa dalam proses belajar mengajar. c. Memberikan motivasi dan bimbingan kepada para orang tua dalam menangani siswa yang sulit berkonsentrasi dalam belajar di lingkungan sekolah maupun di rumah. d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pijakan untuk penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan oleh guru dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa. b. Bagi Sekolah Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswa. 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Guru Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam Dalam kamus umum Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Badudu-Zain (2001:478) Guru adalah orang yang mengajari orang lain baik disekolah maupun bukan, tentang suatu ilmu pengetahuan atau suatu keterampilan. Sedangkan guru menurut Zakiah Daradjat (2009:39) adalah pendidik profesional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak orang tua. Menurut Ahmad Tafsir (Salim & Kurniawan, 2012:136), guru/pendidik adalah siapa saja yang bertanggungjawab terhadap perkembangan anak didik, dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Sedangkan guru menurut Uzer Usman (1996:5) merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan khusus sebagai guru, sehingga profesi ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. 11 12 Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru adalah orang yang melaksanakan tugas pembelajaran, bertanggung jawab dan mempunyai wewenang untuk melaksanakan tugas-tugas pembinaan, serta pengajaran bagi peserta didik. Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut Muhaimin (2002:76) adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan menurut Abu Tauhied (1990:14) Pendidikan Agama Islam adalah upaya mempersiapkan anak atau individu dengan menumbuhkannya baik dari sisi jasmani, akal pikiran dan rohaninya dengan pertumbuhan yang terus menerus agar ia dapat hidup dan berpenghidupan sempurna dan ia dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi dirinya dan umatnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Guru Pendidikan Agama Islam adalah guru yang melaksanakan tugas pengajaran, tanggung jawab dan mempunyai wewenang melaksanakan tugas-tugas pembinaan bagi peserta didik dalam bidang Pendidikan Agama Islam. b. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam Menurut Peters (Nana Sudjana, 2002:15) tugas guru yakni sebagai pengajar, pembimbing, serta administrator kelas. Guru sebagai 13 pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Guru sebagai pembimbing yakni memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Guru sebagai administrator kelas merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya. Dalam perspektif Islam, mengemban amanat sebagai guru bukan terbatas pada pekerjaan atau jabatan seseorang, melainkan memiliki dimensi nilai yang lebih luas atau agung, yaitu tugas ketuhanan, kerasulan, dan kemanusiaan. Dikatakan tugas ketuhanan, karena pendidik merupakan sifat “fungsional” Allah (sifat rububiyah) sebagai “Rabb”, yaitu sebagai “guru” bagi semua makhluk. Allah mengajar semua makhluknya melaui tanda tanda alam (sign), dengan menurunkan wahyu, mengutus rasul-Nya dan lewat hamba-hambaNya. Allah memanggil hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mendidik.Guru juga mengemban tugas kerasulan, yaitu menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada umat manusia. (Marno& Idris, 2014:19). Secara lebih khusus, tugas Nabi dalam kaitannya dengan pendidikan sebagaimana tercantum dalam firman Allah SWT surat AlJumu’ah ayat 2 : س ا َ ُه َو ٱلَّذِي َب َع علَ أي ِه أم َءا َٰ َي ِت ِهۦ َويُزَ ِكي ِه أم ُ ث ِفي أٱۡل ُ ِم ِيۧنَ َر َ ْوٗل ِم أن ُه أم َي أتلُوا َٰ َ ب و أٱل ِح أكمةَ وإن َكانُواْ ِمن قَ أب ُل لَ ِفي ٢ ين َِ َ َ َ َ َويُ َع ِل ُم ُه ُم أٱل ِك َٰت ٖ ض َل ٖل ُّم ِب Artinya : 14 Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Q.S. Al-Jumu’ah : 2 ) Sebagaimana dalam tafsir M.Quraish Shihab (2006:219) kata alummiyyin adalah bentuk jamak dari kata ummiy/ibu dalam arti seseorang yang tidak pandai membaca dan menulis. Seakan-akan dari segi pengetahuan membaca dan menulis sama dengan keadaan ketika baru dilahirkan oleh seorang ibunya atau sama dengan ibunya yang tidak pandai membaca dan menulis. Ini karena masyarakat arab pada zaman jahiliah umumnya tidak pandai membaca dan menulis, lebihlebih kaum wanitanya. Ayat di atas menggambarkan bahwa tugas rasul adalah melakukan pencerahan, pemberdayaan, transformasi, dan mobilisasi potensi umat menuju kepada cahaya (nur) setelah sekian lama terbelenggu dalam kegelapan. Rasulullah sendiri dalam hadisnya yang populer mengatakan: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”, dan dalam hadis lainnya beliau bersabda : “Aku diutus sebagai pendidik, dan Tuhanku mendidikku dan karenanya menjadikan pendidikanku yang terbaik” (Marno & Idris, 2014:19). Dengan demikian jika melihat bahwa seorang guru juga mengemban tugas kerasulan maka guru Pendidikan Agama Islam juga mempunyai tugas yang sangat penting yakni menanamkan pendidikan akhlak, dan keagamaan serta menjadi teladan bagi peserta didik. 15 Bahkan guru Pendidikan Agama Islam memiliki peranan yang sangat strategis dalam membentuk watak dan kepribadian siswa sesuai dengan ajaran islam. Prinsip utama yang dimiliki guru dalam pendidikan agama bahwa proses mengajar tidak terikat oleh waktu hal ini berarti mengajar bisa terjadi dimanapun selama siswa memiliki minat yang tinggi dalam memahami dan mengembangkan materi pelajaran. c. Tanggung jawab Guru Pendidikan Agama Islam Menurut Amstrong (Nana Sudjana, 2002:15) tanggungjawab seorang guru terbagi dalam lima kategori, yakni ; a) tanggungjawab dalam pengajaran, b) tanggungjawab dalam memberikan bimbingan, c) tanggungjawab dalam mengembangkan kurikulum, d) tanggungjawab dalam mengembangkan profesi, e) tanggungjawab dalam membina hubungan dengan masyarakat. Adapun sifat guru yang bertanggungjawab seperti yang diungkapkan oleh Wens Tanlain dan kawan-kawan (Syaiful Bahri Djamarah, 2010:36) antara lain : 1) Menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai kemanusiaan. 2) Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira (tugas bukan menjadi beban baginya). 3) Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta akibat-akibat yang timbul (kata hati). 4) Menghargai orang lain termasuk anak didik. 16 5) Bijaksana dan hati-hati (tidak nekat, tidak sembrono, tidak singkat akal). 6) Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Karakter guru PAI seperti diatas sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugasnya, tentunya karakter yang baik sehingga akan mempengaruhi kepribadian anak didiknya. Dimana guru PAI harus memiliki kepribadian yang baik yaitu terbuka, teliti, cermat, serta memiliki akhlak yang terpuji dan yang tak kalah pentingnya dapat menguasai ilmu pengetahuan serta keterampilan dalam bidang akademiknya. Adapun karakteristik guru PAI sebagaimana yang diungkapkan oleh Ahmad Tafsir (2011:84) diantaranya : 1) kasih sayang kepada anak didik, 2) lemah lembut, 3) rendah hati, 4) menghormati ilmu yang bukan pegangannya, 5) adil, 6) menyenangi ijtihad, 7) konsekuen, perkataan sesuai dengan perbuatan, 8) sederhana. d. Peran Guru Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah proses transformasi ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai-nilai islam dalam rangka mengembangkan fitrah dan kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik guna mencapai keseimbangan dan kesetaraan dalam berbagai aspek kehidupan, maka dari itu peran Guru Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan. 17 Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam kehadiran Guru Pendidikan Agama Islam merupakan peranan yang penting. Dalam Nana Sudjana (2002:12) peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun oleh komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalubanyak unsurunsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai dengan alat-alat tersebut. Peranan guru menciptakan kemajuan, perubahan tingkah laku dan perkembangan tingkah laku siswa siswi menjadi lebih baik meliputi banyak hal, sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam dan Decey dalam “Basic Principles of Student Teaching” antara lain guru sebagai pengajar, partisipan ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor (Uzer Usman, 1996:9). Akan tetapi dari sekian peranan guru ada yang paling dominan untuk dilaksanakan seorang guru dalam menciptakan kemajuan, perubahan tingkah laku dan perkembangan tingkah laku siswa siswi, yaitu : 1) Guru sebagai pemimpin Guru senantiasa menjadi teladan atau contoh yang baik untuk siswa-siswinya bukan untuk seluruh masyarakat. Guru sebagai ukuran atau barometer bagi norma-norma tingkah laku. 2) Guru sebagai orang tua (The Second Parent’s) 18 Guru mewakili orang tua siswa-siswi di sekolah dalam pendidikannya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan sesudah keluarga yang berperan sebagai orang tuanya, sehingga siswa siswi lebih leluasa untuk berkomunikasi dan orang tua wajib mendidik siswa-siswinya dengan baik. Orang tua (guru) harus memuliakan anak didiknya untuk memberikan pendidikan, pengajaran dan bimbingan yang baik. Supaya mereka mendapat pengamalan ilmu-ilmu tersebut secara nyata dalam perilaku sehari-hari sesuai dengan ajaran islam untuk bekal hidup di dunia dan di akherat. Oleh karena itu guru harus memberikan teladan yang baik bagi siswa-siswinya. 3) Guru sebagai Fasilitator Berarti guru hendaknya memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya dengan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang sedemikian rupa. Serasi dengan perkembangan siswa sehingga interaksi belajar mengajar dapat berlangsung efektif. 4) Guru sebagai mediator Berarti guru diartikan sebagai penengah atau pemberi jalan untuk mengatasi kemacetan dalam kegiatan belajar mengajar siswa disamping penyedia penggunaan media. 5) Guru sebagai motivator media sekaligus mengorganisasikan 19 Guru harus selalu memberikan semangat pada siswasiswinya disaat menemui kejenuhan dalam belajar. Guru senantiasa menciptakan atau menimbulkan inovasi baru bagi siswa. Guru juga harus memberikan rasa aman bagi siswa-siswinya dan sebagai tempat berlindung. Berdasarkan peranannya sebagai pengajar guru harus menunjukkan kelakuan yang baik yang sesuai dengan harapan masyarakat. Guru sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi tauladan, di dalam dan di luar sekolah guru harus sadar kedudukannya, dimana dia akan selalu dipandang sebagai orang yang menjadi teladan bagi masyarakat, khususnya oleh anak didik. e. Pengertian Upaya Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002:1250) upaya adalah usaha atau ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar). Sedangkan Upaya yang dimaksud oleh peneliti disini adalah bentuk usaha dari guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu mencapai jalan keluar dalam setiap persoalan dan disertai dengan do’a. selain itu kata upaya sangat terkait dengan sikap seseorang untuk selalu mengarahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai maksud atau 20 memecahkan masalah persoalan serta mencari jalan keluar dari berbagai hal yang menjadi tujuannya. 2. Konsentrasi Belajar a. Pengertian Konsentrasi Belajar Menurut asal katanya, konsentrasi atau concentrate (kata kerja) berarti memusatkan, dan dalam bentuk kata bentuk kata benda, concentration artinya pemusatan.Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar maka konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap semua mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut (The Liang Gie, 1988:61). Dalam Slameto (1995:86) konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Senada dengan definisi tersebut, menurut Hendra Surya (2003:17), menjelaskan berdasarkan asal katanya konsentrasi itu diartikan sebagai pemusatan, pengumpulan, penghimpunan sesuatu pada suatu tempat atau suatu fokus. Jika kata konsentrasi itu kita hubungkan dengan situasi belajar atau situasi kerja dapat diartikan 21 sebagai pemusatan daya pikiran terhadap suatu objek yang dipelajari atau sesuatu yang dikerjakan dengan menghalau atau menyisihkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek yang dipelajari atau objek yang dikerjakan. Menurut Hakim (2002: 1), secara garis besar, sebagian besar orang memahami pengertian konsentrasi sebagai suatu proses pemusatan pikiran kepada suatu objek tertentu. Dengan adanya pengertian tersebut, timbullah suatu pengertian lain bahwa di dalam melakukan konsentrasi, orang harus berusaha keras agar segenap perhatian panca indera dan pikirannya hanya boleh fokus pada satu objek saja. Panca indera, khususnya mata dan telinga tidak boleh terfokus kepada hal-hal lain, pikiran tidak boleh memikirkan dan teringat masalah-masalah lain. Pengertian konsentrasi secara umum adalah sebagai suatu proses pemusatan pemikiran kepada suatu objek tertentu. Artinya tindakan atau pekerjaan yang kita lakukan dilakukan secara sungguh-sungguh dengan memusatkan seluruh panca indra kita, penciuman, pendengaran, pengelihatan dan fikiran kita. Bahkan yang sifatnya abstrak sekalipun yaitu perasaan. Konsentrasi ketika mendegar guru menyampaikan materi pastilah harus kita dengar oleh telinga dengan memastikan bahasa dan perintahnya jelas dan pesan itu untuk siapa dan apakah itu perlu di sampaikan lagi oleh orang lain apa tidak. Ketika memahami kata perkata tentu harus paham betul arti kata yang 22 di maksud, pendengaran kita harus mampu menyerap apa yang disampaikan guru. Sehingga maksud dan tujuannya sampai. Ketika kita memahami dengan pendengaran dan mampu mengerti apa yang dimaksud dengan bersungguh-sungguh mendengar serta memperhatikannya dengan sungguh-sungguh maka itu dinamakan konsentrasi. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:239), Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap suatu hal atau pelajaran itu pada dasarnyaada pada setiap orang, hanya besar kecilnya kemampuan itu berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan orang tersebut, lingkungan dan latihan/pengalaman. Pemusatan pikiran merupakan kebiasaan yang dapat dilatih, jadi bukan bakat/pembawaan. Pemusatan pikiran dapat dicapai dengan mengabaikan atau tidak memikirkan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya, jadi hanya memikirkan suatu hal yang dihadapi/dipelajari serta yang ada hubungannya saja. Selanjutnya agar dapat berkonsentrasi dengan baik (untuk mengembangkan kemampuan konsentrasi lebih baik) perlu dilakukan beberapa usaha misalnya, siswa hendaknya berminat atau punya motivasi yang tinggi, ada tempat belajar tertentu dengan meja belajar 23 yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya kejemuan/kebosanan, menjaga kesehatan dan memperhatikan kelelahan, menyelesaikan soal/masalah-masalah yang mengganggu dan bertekad untuk mencapai tujuan/hasil terbaik setiap kali belajar. Bagi siswa yang sudah bisa berkonsentrasi akan dapat belajar sebaik-baiknya kapan dan dimanapun juga. Bagi yang belum perlulah mengadakan latihanlatihan, karena kemampuan berkonsentrasi adalah kunci untuk berhasil dalam belajar. Jadi kemampuan untuk berkonsentrasi akan menentukan hasil belajarnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar merupakan salah satu kesulitan belajar siswa yang dikarenakan tidak fokusnya siswa terhadap materi yang ia terima karena faktor-faktor yang mempengaruhinya. Konsentrasi belajar juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dimana siswa itu belajar. b. Urgensi Konsentrasi dalam belajar Konsentrasi dalam belajar sangat penting dan dibutuhkan bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran agar kompetensi yang diharapkan dapat dikuasainya bisa tercapai dengan baik. Begitu pentingnya konsentrasi bagi siswasehingga konsentrasi merupakan prasyarat bagi siswa agar dapat belajar dan berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Berikut ini beberapa penjelasan tentang pentingnya konsentrasi dalam belajar : 24 1) Kecepatan. Kemampuan kita dalam berkonsentrasi akan mempengaruhi kecepatan dalam menangkap materi yang kita butuhkan. 2) Kekuatan. Konsentrasi adalah sumber kekuatan. Pikiran kita akan bekerja berdasarkan “ingat” dan “lupa”. Pikiran kita tidak bisa bekerja untuk lupa dan untuk ingat dalam satu waktu. Lupa dan ingat akan dilakukan secara bergantian dalam tingkat kecepatan yang sangat maha super. 3) Keseimbangan. Semakin bagus kemampuan kita dalam berkonsentrasi, maka semakin cepat kita bisa menangkap signal dari dalam diri tentang apa yang kurang, apa yang lebih, apa yang perlu dilakukan, atau apa yang perlu dihindari, apa yang baik dan apa yang tidak baik. Beberapa Manfaat jika siswa mampu berkonsentrasi dengan baik pada saat mengikuti proses pembelajaran dikelas adalah sebagai berikut : 1) Siswa akan lebih mudah dan cepat menguasai materi ajar yang disajikan. 2) Dapat dipastikan bahwa siswa yang konsentrasi dalam belajar sebenarnya ia juga sedang aktif. Jadi konsentrasi juga dapat dijadikan suatu tanda bahwa siswa sedang aktif belajar. 3) Menambah semangat/motivasi bagi siswa untuk lebih aktif beraktifitas dalam belajar. 25 4) Memudahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. 5) Suasana belajar menjadi semakin kondusif. 6) Memudahkan siswa mendapatkan pengalaman yang baru. 7) Munculnya hal-hal yang positif dalam diri siswa. c. Prinsip-Prinsip Konsentrasi Konsentrasi yang efektif adalah suatu proses terfokusnya perhatian seorang secara maksimal terhadap suatu objek kegiatan yang dilakukannya dan proses tersebut terjadi secara otomatis serta mudah karena orang yang bersangkutan mampu menikmati kegiatan yang sedang dilakukannya (Hakim, 2002: 4-5). Menurut Hakim (2002: 6) ada beberapa prinsip konsentrasi yang efektif: 1) Konsentrasi pada hakekatnya merupakan kemampuan seseorang dalam mengandalikan kemauan, pikiran, dan perasaannya. Dengan kemampuan tersebut, seseorang akan mampu memfokuskan sebagian besar perhatiannya pada objek yang dikehendaki. 2) Untuk mengendalikan kemauan, pikiran, dan perasaan agar tercapai konsentrasi yang efektif dan mudah, seseorang harus berusaha menikmati kegiatan yang saat itu sedang dilakukannya. 3) Konsentrasi akan terjadi secara otomatis dan mudah jika seseorang telah menikmati kegiatan yang dilakukannya. 26 4) Salah satu penunjang pertama dan utama untuk dapat melakukan konsentrasi efektif adalah adanya kemauan yang kuat dan konsisten. 5) Untuk dapat melakukan konsentrasi efektif diperlukan faktor pendukung dari dalam diri orang tersebut (faktor internal) yang meliputi konsisi mental dan fisik yang sehat. 6) Konsentrasi efektif juga baru akan terjadi maksimal jika didukung oleh faktor-faktor yang ada di luar orang tersebut (faktor eksternal), yaitu situasi dan konsisi lingkungan yang menimbulkan rasa aman, nyaman, dan menyenangkan. 7) Salah satu prinsip utama terjadinya konsentrasi efektif adalah jika seseorang dapat menikmati kegiatan yang sedang dilakukannya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi akan terjadi dengan mudah ketika siswa mampu menikmati pelajaran yang ia terima dan memperhatikan materi tersebut secara fokus, karena pada hakekatnya konsentrasi merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan kemampuan, pikiran dan perasaannya. d. Sebab-sebab tidak konsentrasi belajar Konsentrasi belajar tidak datang dengan sendirinya atau bukan dikarenakan pembawaan bakat seseorang yang dibawa sejak lahir. Konsentrasi belajar itu harus diciptakan dan direncanakan serta dijadikan kebiasaan belajar (Hendra Surya, 2003:17-18). 27 Setiap orang mempunyai potensi yang sama untuk melakukan konsentrasi belajarnya, namun terkadang ada penyebab yang menimbulkan seseorang tidak konsentrasi belajar. Menurut Hendra Surya (2003 : 18-19) penyebab timbulnya kesulitan belajar, antara lain: 1) Lemahnya minat pada pembelajaran. Jika seseorang kurang berminat untuk belajar, maka mudah terpengaruh pada hal-hal lain yang lebih mearik perhatian, sehingga tidak mengerti isi pelajaran yang seharusnya ia perhatikan. 2) Gelisah. Perasaan tidak enak yang ditimbulkan karena adanya konflik dengan pihak lain atau rasa khawatir karena suatu hal, sehingga menyita sebagian perhatian. 3) Suasana lingkungan yang berisik dan berantakan. suara hiruk pikuk kendaraan, suara orang yang sedang bertengkar, dan lain-lain dapat mempengaruhi perhatian dan kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi belajar. Begitu juga kondisi tempat belajar yang berantakan dapat mempengaruhi perhatian dan menimbulkan rasa tidak nyaman dalam belajar. 4) Kondisi kesehatan jasmani. Gangguan pada kesehatan jasmani, seperti sakit, kurang tidur, keletihan sehabis kerja, kurang gizi, dan juga orang yang sedang dalam keadaan lapar berpengaruh sekali pada kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi belajar. 5) Tidak memiliki kecakapan dalam cara-cara belajar yang baik. Untuk melakukan proses belajar tentunya membutuhkan prosedur- 28 prosedur pengaktifan pemikiran, agar tetap fokus pada pelajaran. Baik itu belajar dalam situasi mengikuti pelajaran dari guru maupun belajar sendiri. Tanpa memiliki cara belajar yang baik akan menimbulkan kejenuhan dalam berfikir terutama menghadapi bagian-bagian yang sulit dari pokok pelajaran. James Le Fanu (2010: 220-221) mengemukakan beberapa ciriciri siswa yang mengalami masalah konsentrasi belajar (tanda-tanda inatentif), antara lain: 1) Tidak bisa memberikan perhatian yang penuh atau melakukan kesalahan-kesalahan karena ceroboh dalam melakukan pekerjaan atau pelajaran sekolahnya. 2) Mengalami kesulitan untuk terus-menerus terfokus pada pekerjaan sekolah ketika sedang belajar atau tidak kerasan dengan kegiatan bermainnya ketika ia sedang bermain. 3) Tampak tidak memberikan perhatian dan tidak menghormati orang lain ketika sedang berbicara. 4) Tidak bisa megikuti petunjuk atau arahan yang diberikan kepadanya untuk melakukan sebuah pekerjaan dan tugas-tugas sekolahnya (tetapi hal ini bukan dikarenakan ketidakmampuannya untuk memahami atau karena kenakalannya, melainkan disebabkan oleh ia tidak bisa memperhatikan petunjuk tersebut, melainkan pada hal-hal lainnya). 29 5) Mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan/mengatur tugastugas dan kegiatan-kegiatannya. 6) Menghindari, tidak menyenangi, dan enggan mengerjakan tugastugas yang memerlukan usaha mental berlarut-larut seperti PR. 7) Menghilangkan berbagai macam barang-barang yang dimilikinya, seperti mainan, tugas-tugas sekolah, pensil, buku, peralatan, baju, dan seterusnya. 8) Mudah terusik oleh kegaduhan, objek yang bergerak atau rangsangan-rangsangan lainnya. 9) Pelupa. e. Faktor-Faktor Pendukung Terjadinya Konsentrasi Belajar Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan seorang siswa dalam belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor pendukung. Menurut Hakim (2002: 6) faktor pendukung tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal, berikut akan dijelaskan secara rinci. 1) Faktor Internal Pendukung Konsentrasi Belajar Faktor internal merupakan faktor pertama dan utama yang sangat menentukan apakah seseorang dapat melakukan konsentrasi secara efektif atau tidak.Secara garis besar, faktor-faktor ini meliputi faktor jasmaniah dan faktor rohaniah. a) Faktor jasmaniah 30 Hal ini dapat dilihat dari kondisi jasmani seseorang yang meliputi kesehatan badan secara menyeluruh, artinya (a) kondisi badan yang normal menurut standar kesehatan atau bebas dari penyakit yang serius, (b) kondisi badan di atas normal atau fit akan lebih menunjang konsentrasi, (c) cukup tidur dan istirahat, (d) cukup makan dan minum serta makanan yang dikonsumsi memenuhi standar gizi untuk hidup sehat, (e) seluruh panca indera berfungsi dengan baik, (f) tidak mengalami gangguan fungsi otak karena penyakit tertentu, seperti sering kejang, ayan, dan hiperaktif, (g) tidak mengalami gangguan saraf, (h) tidak dihinggapi rasa nyeri karena penyakit tertentu, seperti mag dan sakit kepala, (i) detak jantung normal. Detak jantung ini mempengaruhi ketenangan dan sangat mempengaruhi konsentrasi efektif, dan (j) irama nafas berjalan baik. Sama halnya dengan jantung, irama nafas juga sangat mempengaruhi ketenangan. b) Faktor Rohaniah Untuk dapat melakukan konsentrasi yang efektif, kondisi rohani seseorang setidak-tidaknya harus memenuhi hal-hal berikut (a) kondisi kehidupan sehari-hari cukup tenang, (b) memiliki sifat baik, terutama sifat sabar dan konsisten, (c) taat beribadah sebagai penunjang ketenangan dan daya pengendalian diri, (d) tidak dihinggapi berbagai jenis masalah 31 yang terlalu berat, (e) tidak emosional, (f) tidak sedang dihinggapi stres berat, (g) memiliki rasa percaya diri yang cukup, (h) tidak mudah putus asa, (i) memiliki kemauan keras yang tidak mudah padam, dan (j) bebas dari berbagai gangguan mental, seperti rasa takut, was-was, dan gelisah. Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa faktor jasmani dan rohani merupakan faktor internal yang sangat dibutuhkan dalam mendukung konsentrasi belajar efektif. Keduanya harus ada secara seimbang, apabila salah satu faktor tidak terpenuhi maka kemungkinan tidak akan terjadi konsentrasi belajar yang efektif. 2) Faktor Eksternal Pendukung Konsentrasi Belajar Faktor eksternal adalah segala hal-hal yang berada di luar diri seseorang atau lebih tepatnya segala hal yang berada di sekitar lingkungan.Hal-hal tersebut juga menjadi pendukung terjadinya konsentrasi yang efektif. Beberapa faktor eksternal yang mendukung konsentrasi efektif yaitu (a) lingkungan, (b) udara, (c) penerangan, (d) oran-orang sekitar lingkungan, (e) suhu, (f) fasilitas. Lingkungan sekitar harus cukup tenang, bebas dari suarasuara yang terlalu keras yang mengganggu pendengaran dan ketenangan. Sebagai contoh, suara bising dari pekerja bangunan, suara mesin kendaraan bermotor, suara keramaian orang banyak, suara pesawat radio, dan televisi yang terlalu keras. Selain itu 32 udara sekitar harus cukup nyaman, bebas dari polusi dan bau-bauan yang mengganggu rasa nyaman.Sebagai contoh, bau bangkai dan kotoran binatang, bau sampah, bau WC, atau keringat. Disamping itu penerangan di sekitar lingkungan juga harus cukup, tidak lebih dan tidak kurang sehingga tidak menimbulkan kesukaran bagi pandangan mata. Kemudian hal lain yang menunjang yaitu orang-orang yang ada di sekitar lingkungan juga harus terdiri dari orang-orang yang dapat menunjang suasana tenang, apalagi jika lingkungan tersebut merupakan lingkungan belajar. Lingkungan belajar akan lebih nyaman jika suhu di sekitar lingkungan tidak terlalu ekstrim karena suhu harus menunjang kenyamanan dalam melakukan kegiatan yang memerlukan konsentrasi. Untuk itu, perlu diperhatikan sirkulasi udara, pendingin ruangan, atau setidaknya kipas angin. Selain itu juga harus tersedia fasilitas yang cukup menunjang kegiatan belajar, seperti ruangan yang bersih, kursi, meja, dan perlatan untuk keperluan belajar. f. Faktor-Faktor Penghambat Terjadinya Konsentrasi Belajar Selain faktor pendukung, ada juga faktor penghambat terjadinya konsentrasi belajar. Faktor penghambat tersebut menjadi penyebab terjadinya gangguan konsentrasi belajar. Ada dua faktor-faktor penyebab gangguan konsentrasi menurut Hakim (2002: 14 – 18) yaitu 33 faktor internal dan eksternal, adapun penjelasan lebih lanjut sebagai berikut : 1) Faktor Internal Faktor-faktor internal merupakan faktor penyebab gangguan konsentrasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor internal terbagi ke dalam dua garis besar yaitu faktor jasmaniah, dan faktor rohaniah. a) Faktor jasmaniah Faktor yang bersumber dari kondisi jasmani seseorng yang tidak berada di dalam kondisi normal atau mengalami gangguan kesehatan, misalnya mengantuk, lapar, haus, gangguan panca indra, gangguan pencernaan, gangguan jantung, gangguan pernapasan, dan sejenisnya. c) faktor rohaniah, berasal dari mental seseorang yang dapat menimbulkan gangguan konsentrasi seseorang, misalnya tidak tenang, mudah gugup, emosional, tidak sabar, mudah cemas, stres, depresi, dan sejenisnya. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor penyebab gangguan yang berasal dari luar diri seseorang, yaitu lingkungan di sekitar orang tersebut berada. Gangguan yanag sering dialami adalah adanya rasa tidak nyaman dalam melakukan berbagai kegiatan yang memerlukan konsentrasi penuh, misalnya ruang belajar yang 34 sempit, kotor, udara yang berpolusi, dan suhu udara yang panas. Butuh usaha keras untuk meminimalkan gangguan-gangguan tersebut. Akan tetapi, yang lebih penting lagi adalah mengusahakan agar siswa tetap memiliki konsentrasi belajar yang kuat sehingga tetap mampu melakukan kegiatan dengan baik, walaupun faktor gangguan tersebut tetap ada. g. Ciri-ciri Konsentrasi Belajar Sulitnya berkonsentrasi belajar banyak dialami siswa dan merupakan hal tersebut merupakan faktor yang sangat menghambat timbulnya minat belajar yang tinggi. Hal tersebut terkadang dialami siswa ketika mereka melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar berkaitan dengan perilaku belajar yang meliputi perilaku kognitif, perilaku afektif, dan perilaku psikomotor. Karena belajar merupakan aktivitas yang berbeda-beda pada berbagai bahan pelajaran, maka perilaku konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku belajar tersebut. Rusyan (1992:10-11) menjelaskan klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar sebagai berikut : a. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat 35 ditengarai dengan kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan, komprehensif dalam penafsiran informasi, mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh, dan mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh. b. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu, respon yang berupa keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan, mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang. c. Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru, serta komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti. d. Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi merupakan hal yang mutlak dimiliki siswa ketika belajar agar tetap terfokus pada apa yang sedang dipelajari. 36 3. Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar Hendra Surya (2003:19-20) Upaya Guru untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar, antara lain : 1) Menanamkan minat belajar. Pentingnya menanamkan minat belajar pada diri siswa menjadi kebutuhan pokok yang utama dan harus dipenuhi. Untuk menanamkan minat suatu pelajaran, The Liang Gie (1988:62-63) mengemukakan dua jalan agar mencapai minat belajar pada suatu pelajaran, yaitu: a) Mencari keterangan-keterangan yang lengkap tentang hal-hal yang bernilai dan mempesonakan pada pelajaran tersebut. b) Melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran tersebut. 2) Kesiapan Belajar (ready learning). Sebelum melakukan aktifitas belajar, kondisi harus fresh atau segar untuk belajar. Untuk siap melakukan aktifitas belajar ada dua hal yang harus benar-benar bebas dari gangguan penyakit, gangguan kurang gizi, dan gangguan rasa lapar. Kondisi psikis harus steril dari gangguan konflik kejiwaan atau ketegangan-ketegangan kejiwaan, seperti kecemasan, kekecewaan, sakit hati, patah hati, iri, dan dendam. 3) Lingkungan belajar harus kondusif. Belajar membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk memperoleh hasil belajar secara optimal. Maka dari itu harus diupayakan tempat dan ruang yang bagus, teratur, dan bersih, serta suasana yang nyaman untuk belajar. 37 4) Menggunakan Cara belajar yang baik. Cara belajar yang baik tentunya harus memuat tujuan yang hendak dicapai dan cara-cara menghidupkannya, mengembangkan, dan menghubungkan rasa ingin tahu kita sehingga tuntas terhadap apa yang hendak dipelajari. 5) Waktu untuk menenangkan pikiran. Ketika siswa yang sedang belajar dihadapkan pada bagian-bagian yang sulit dari suatu mata pelajaran, sehingga kadangkala sampai menimbulkan kejenuhan dan kebosanan untuk berpikir, maka jangan paksakan diri untuk terus melanjutkan belajar karena akan menimbulkan antipati untuk belajar. Sediakan waktu 5-10 menit untuk menyegarkan pikiran peserta didik. Masalah konflik kejiwaan itu harus diselesaikan terlebih dahulu. Pikiran harus benar-benar jernih jika hendak melakukan kegiatan belajar. Dengan memperhatikan dan memenuhi kelima unsur di atas, dapat membantu meningkatkan konsentrasi belajar dan dapat membantu kesuksesan belajar. Kesuksesan belajar. B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Kajian hasil penelitian ini, peneliti mengambil skripsi sebelumnya yang mempunyai relevansi dengan judul penelitian yang peneliti angkat dalam skripsi ini, diantaranya adalah skripsi dengan judul “Upaya guru meningkatkan konsentrasi belajar pada siswa hiperaktif dalam pembelajaran PAI (studi kasus dikelas III SD N Bromantakan Surakarta tahun pelajaran 2009/2010)” oleh Alvi (2010). 38 Hasil penelitiannya menyatakan bahwa upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa hiperaktif adalah dengan memberikan perhatian yang penuh. Relevansi antara penelitian yang dilakukan oleh Alvi dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Perbedaannya adalah jika pada penelitian Alvi hanya fokus pada siswa hiperaktif saja sedangkan penelitian yang sedang dilakukan fokus pada upaya apa saja yang dilakukan guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar semua siswa kelas V SD N 1 Ceper. Lalu perbedaan lainnya adalah pada setting lokasi penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Murni Sri Wiji Prihatin tahun 2013 dengan judul “Upaya guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa menggunakan strategi index card match (studi kasus di kelas III SD N 2 Sribit Delanggu kabupaten Klaten tahun pelajaran 2012/2013)”. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa dengan menggunakan strategi index card match dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. . Relevansi antara penelitian yang dilakukan oleh Murni Sri Wiji Prihatin dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah sama-sama meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Perbedaannya adalah jika pada penelitian Murni Sri Wiji Prihatin hanya fokus pada penggunaan strategi index card match dalam meningkatkan konsentrasi belajar sedangkan penelitian yang sedang dilakukan fokus pada upaya apa saja yang dilakukan guru PAI 39 dalam meningkatkan konsentrasi belajar. Lalu perbedaan lainnya adalah pada setting lokasi penelitian yang dilakukan. C. Kerangka Berfikir Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, dengan guru sebagai pemegang pemeran utama. Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar. Dalam proses tersebut tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar, antara keduanya terjalin interaksi yang saling mempengaruhi. Dalam proses pembelajaran, iklim belajar begitu berperan dalam membentuk semangat belajar bagi siswa. Iklim belajar yang menarik, aman, nyaman, dan kondusif akan membuat siswa menjadi lebih semangat dalam belajar dan juga tentunya akan membuat siswa lebih berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran.Dalam proses pembelajaran seorang siswa dituntut untuk dapat berkonsentrasi, karena belajar tanpa berkonsentrasi akan menghambat jalannya pembelajaran dan mengakibatkan hasil belajar yang kurang maksimal. Penyebab rendahnya konsentrasi belajar siswa bukan hanya berasal dari diri siswa saja namun banyak faktor yaitu dari faktor intern, faktor ekstern dan psikologis. Jika faktor-faktor tersebut dibiarkan secara terus menerus akan mengakibatkan banyak hal yang terhambat, baik proses pembelajarannya maupun hasil belajarnya. 40 Guru menjadi sosok yang penting dalam menumbuhkan serta meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Banyak cara yang bisa digunakan oleh guru untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Pertama, Cara belajar yang baik. Cara belajar yang baik tentunya harus memuat tujuan yang hendak dicapai dan cara-cara menghidupkannya, mengembangkan, dan menghubungkan rasa ingin tahu kita sehingga tuntas terhadap apa yang hendak dipelajari. Kedua, Waktu untuk menenangkan pikiran. Ketika siswa yang sedang belajar dihadapkan pada bagian-bagian yang sulit dari suatu mata pelajaran, sehingga kadangkala sampai menimbulkan kejenuhan dan kebosanan untuk berpikir, maka jangan paksakan diri untuk terus melanjutkan belajar karena akan menimbulkan antipati untuk belajar. Sediakan waktu 5-10 menit untuk menyegarkan pikiran peserta didik. Ketiga, Lingkungan belajar harus kondusif. Belajar membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk memperoleh hasil belajar secara optimal. Maka dari itu harus diupayakan tempat dan ruang yang bagus, teratur, dan bersih, serta suasana yang nyaman untuk belajar. Keempat, Menanamkan minat belajar. Pentingnya menanamkan minat belajar pada diri siswa menjadi kebutuhan pokok yang utama dan harus dipenuhi. Kelima, Kesiapan Belajar (ready learning). Sebelum melakukan aktifitas belajar, kondisi harus fresh atau segar untuk belajar. Untuk siap melakukan aktifitas belajar ada dua hal yang harus benar-benar bebas dari gangguan penyakit, gangguan kurang gizi, dan gangguan rasa lapar. Kondisi psikis harus steril dari gangguan konflik kejiwaan atau ketegangan-ketegangan 41 kejiwaan, seperti kecemasan, kekecewaan, sakit hati, patah hati, iri, dan dendam. Dengan memperhatikan dan memenuhi kelima unsur di atas, maka dapat membantu meningkatkan konsentrasi belajar dan dapat membantu kesuksesan belajar. 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif. Menurut Sukmadinata (2009:60) penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, aktivitas social, sikap, kepercayaan, presepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok. Sedangkan Kirk dan Miller (Moleong, 2004:4) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif mendeskripsikan tentang gejala sosial, aktivitas sosial, dan pemikiran-pemikiran manusia. Dalam penelitian ini metode penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh guru PAI di SD Negeri 1 Ceper Klaten dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan mei 2016 – Oktober 2016. 2. Tempat Penelitian 42 43 Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Ceper, Klaten. Alasan dipilihnya SD Negeri 1 Ceper, Klaten sebagai tempat penelitian karena ketersediaan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini cukup lengkap sehingga dapat menunjang penelitian ini. Alasan lain dipilihnya SD Negeri 1 Ceper, Klaten ini karena sikap keterbukaan dari semua pihak SD Negeri 1 Ceper, Klaten yang telah bersedia dijadikan sebagai lokasi penelitian. C. Subjek dan Informan Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah sesuatu yang akan diteliti. Subjek dalam penelitian ini ialah Guru PAI SD Negeri 1 Ceper, Klaten. 2. Informan Penelitian Informan penelitian adalah orang yang dapat memberikan informasi atau data yang berkaitan dengan penelitian. Informan dalam penelitian yaitu Kepala Sekolah SD Negeri 1 Ceper, Klaten. guru kelas dan staff SD Negeri 1 Ceper, Klaten serta siswa kelas V SD Negeri 1 Ceper, Klaten. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Gordon E. Mills (Herdiansyah, 2013: 131) menyatakan bahwa observasi adalah sebuah kegiatan terencana dan terfokus untuk melihat dan 44 mencatat serangkaian perilaku ataupun jalannya sebuah sistem yang memiliki tujuan tertentu, serta mengungkap apa yang ada di balik munculnya perilaku dan landasan suatu system tersebut. Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung di lapangan dan mencatat apa yang ditemukan di lapangan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai lokasi penelitian, sarana dan prasarana yang ada, kondisi siswa kelas V, serta upaya apa saja yang dilakukan oleh Guru PAI di SD Negeri 1 Ceper Klaten dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V. 2. Wawancara Wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam setting alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam proses memahami (Herdiansyah, 2013: 31). Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk mewawancarai Kepala Sekolah, wali kelas serta Guru PAI SD N 1 Ceper Klaten. Wawancara dengan Kepala Sekolah dilakukan untuk menggali informasi seputar profil sekolah. Wawancara dengan wali kelas dilakukan untuk menggali informasi tentang kondisi kelas V. Wawancara dengan Guru PAI dilakukan untuk menggali informasi tentang konsentrasi belajar siswa 45 kelas V serta upaya-upaya yang dilakukan Guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V di SD Negeri 1 Ceper Klaten. 3. Dokumentasi. Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu yang sudah berlalu. Dokumen tentang seseorang atau kelompok orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi social yang sesuai dan terkait dengan focus penelitian adalah sumber informasi yang sangat berguna dalam penelitian kualitatif (Yusuf, 2014: 391). Menurut Sartono Kartodirjo (Bungin, 2007: 122) sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cendera mata, laporan, dan sebagainya. Sifat utama dari data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untung mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Kumpulan data bentuk tulisann ini disebut dokumen dalam arti luas termasuk monument, artefak, foto, tape, mikrofon, disc, harddisk, flashdisk, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dalam bentuk teks tertulis maupun non-tulis. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa profil SD Negeri 1 Ceper Klaten (Visi Misi dan tujuan sekolah, keadaan guru dan siswa, struktur organisasi sekolah) , nilai akademik siswa kelas V, daftar siswa kelas V, serta foto kegiatan upaya Guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V. 46 E. Teknik Keabsahan Data Untuk memperoleh keabsahan data atau kebenaran data sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data dengan triangulasi. Uji keabsahan dapat dilakukan dengan triangulasi pendekatan dengan kemungkinan melakukan terobosan metodologis terhadap masalah-masalah tertentu yang kemungkinan dapat dilakukan seperti apa yang dikemukakan oleh Bergess dengan “strategi penelitian ganda” atau seperti yang dikatakan oleh Denzin dengan “Triangulasi”(Bungin, 2007: 257). Moleong (2012: 330) menjelaskan bahwa triangulasi adalah teknik keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber. Menurut Patton (Moleong, 2012: 330-331) triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan: 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara 47 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatkannya sepanjang waktu 4. Membandingkan keasaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan dengan saling membandingkan antara hasil temuan di lapangan atau hasil observasi, hasil wawancara dengan informan, dan hasil dokumentasi yang ada di lapangan. F. Teknik Analisis Data Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2004:248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Menurut Miles dan Huberman (Emzir, 2010: 129-133) ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu: 48 1. Reduksi data Reduksi merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. 2. Model data (data display) Langkah kedua dari kegiatan analisis data adalah model data. “Model” sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Setelah informasi yang didapat dikumpulkan maka kemudian disusun agar mempermudah dalam penarikan kesimpulan. 3. Penarikan/verifikasi kesimpulan Setelah dilakukan pengumpulan data dan menyusun data yang diperoleh dari lapangan, maka langkah selanjutnya ialah menarik kesimpulan. Kesimpulan didapat melalui analisis yang dilakukan oleh penulis dari data atau informasi. 49 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Fakta dan Temuan Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Ceper, yang terletak di pertengahan kampung desa Karangmojo, Ceper, Klaten. Letaknya cukup strategis karena berdekatan dengan kantor kecamatan Ceper sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Letak SD Negeri 1 Ceper berbatasan dengan; sebelah utara : jalan perkampungan desa karangmojo dan rumah penduduk, sebelah timur : kantor kecamatan Ceper, sebelah selatan : rumah penduduk, sebelah barat : SD N 2 Ceper, SD N 3 Ceper, dan SMP N 1 Ceper, Klaten. Berdiri di atas tanah seluas 832 m2 , SD Negeri 1 Ceper memiliki bangunan yang cukup mumpuni sebagai sebuah lembaga pendidikan dengan ditunjang berbagai fasilitas gedung, ruang kelas, serta fasilitas sekolah yang lengkap sehingga menjadikan kegiatan belajar mengajar nyaman. Tidak mengherankan jika SD Negeri 1 Ceper sebagai satusatunya sekolah dasar di kecamatan Ceper yang mendapatkan predikat SD unggulan dengan berbagai sarana dan prasarana yang dimiliki serta kualitas pendidikan yang bermutu. Dilihat dari letaknya SD N 1 Ceper letaknya cukup strategis untuk sebuah lembaga pendidikan karena berada dikawasan pendidikan dimana 49 50 saling berdampingan dengan lembaga pendidikan/sekolah yang lainnya diantaranya SD Negeri 2 Ceper, SD Negeri 3 Ceper, serta SMP N 1 Ceper Klaten. Akan tetapi keberadaannya di area yang cukup ramai dengan lalu lalang kendaraan menimbulkan kondisi kebisingan di SD N 1 Ceper. Ditinjau dari segi keamanan, ketika jam istirahat banyak siswa yang keluar sekolahan untuk jajan karena penjual makanan dan minuman memang berada diluar lingkungan sekolahan serta diseberang jalan, sehingga perlu kewaspadaan guru dan petugas keamanan sekolahan dalam membantu siswa menyebrang jalan. a. Sejarah berdirinya SD Negeri 1 Ceper Sejarah awal mengenai berdirinya SD Negeri 1 Ceper tidak begitu banyak orang yang tahu. Ibu Sri Sudadi selaku kepala sekolah SD N 1 Ceper bahkan kurang begitu mengerti bagaimana awal mula pendirian SD N 1 Ceper ini. Ibu Sri Sudadi mulai bekerja di sekolah ini mulai tahun 1991. Padahal sekolah ini sendiri berdiri tahun 1953. Bahkan orang-orang yang mengetahui sejarah awal berdirinya baik guru maupun tokoh masyarakat sekitar sekarang sudah meninggal sehingga tidak ada lagi orang yang tahu persis bagaimana sejarah berdirinya SD ini. Yang ibu Sri Sudadi ketahui hanya bahwa sekolah ini dulunya adalah sekolah peninggalan zaman belanda. (wawancara dengan Ibu Sri Sudadi tanggal 10 Agustus 2016) 51 b. Visi dan Misi SD Negeri 1 Ceper Visi Sekolah Visi SD Negeri 1 Ceper adalah “UNGGUL DALAM PRESTASI, SANTUN DAN BERPRIBADI” Misi Sekolah Mengacu pada visi sekolah di atas, maka misi SD Negeri 1 Ceper yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. 2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. 3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal. 4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut, doa juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kreatifitas dalam bertindak. 5. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan komite sekolah. 52 c. Tujuan sekolah SD Negeri 1 Ceper Sejalan dengan tujuan Pendidikan Dasar dalam Peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 maka tujuan yang ingin dicapai SD Negeri 1 Ceper adalah : 1. Mencapai kriteria ketuntasan minimal 75 untuk semua mata pelajaran dalam empat tahun kedepan. 2. Mewujudkan peserta didik yang disiplin dan terampil dalam kegiatan pengembangan diri melalui pramuka, upacara bendera, senam, komputer dan kewiraan. 3. Mempersiapkan peserta didik agar dapat menjuarai lomba akademik dan non akademik tingkat kecamatan dan kabupaten. 4. Menumbuh kembangkan siswa agar memiliki kesadaran terhadap tugas dan kewajiban di rumah, sekolah dan masyarakat. 5. Mempersiapkan peserta didik agar dapat mencapai standar kelulusan belajar mnimal/kriteria krtuntasan minimal yang ditentukan sekolah. 6. Membentuk peserta didik agar dapat melaksanakan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing dalam kehidupan sehari-hari. 7. Menciptakan suasana yang ramah, aman, tertib dan disiplin. 8. Membiasakan peserta didik untuk hidup bersih dan berperilaku jujur. 53 9. Mempersiapkan peserta didik untuk menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun. 10. Tujuan Jangka panjang Siswa SD Negeri 1 Ceper, memiliki keunggulan : - Iman dan taqwa yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa. - Sumber daya manusia yang handal dan berkualitas dalam menghadapi era global d. Struktur Organisasi SD Negeri 1 Ceper Untuk mendukung proses pendidikan yang ada di SD Negeri 1 Ceper, maka lembaga ini membentuk susunan organisasi. Dengan adanya struktur organisasi ini, sumber daya manusia (SDM) di SD Negeri 1 Ceper memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dengan jelas. Sehingga proses pendidikan yang ada di SD Negeri 1 Ceper dapat terlaksana dengan baik. Berikut adalah susunan organisasi yang ada di SD N 1 Ceper, Klaten : a) Dewan/Komite Sekolah : Drs. Sadzali M,SH b) Kepala Sekolah : Sri Sudadi, MM.pd c) Guru dan Wali Kelas (1) Kelas I : Marsinah (2) Kelas II : Pardiyem S.Pd (3) Kelas III : Isnaryati, S.Pd.SD (4) Kelas IV A : Drs. Suwarno 54 (5) Kelas IV B : Wijanarko Bagus Wirawan, S.Pd.SD (6) Kelas V A : Anik Tri Ikyanti P, S.Pd.SD (7) Kelas V B :Muslikhatun Arifiyanti, S.Si (8) Kelas VI A : Pangesti Widyaningtyas, S.Pd.SD (9) Kelas VI B :Krisdiyarsih Suhartanti, S.Pd (10) Guru PAI : Isiqomah, S.Pd.I (11) Guru Penjaskes : Prapti Handayani, S.Pd (12) Penjaga : Sungatmin (Dokumentasi, 10 Agustus 2016) e. Keadaan guru dan siswa SD Negeri 1 Ceper a) Guru SD N 1 Ceper, Klaten Guru merupakan salah satu komponen dalam pendidikan yang berperan dalam proses pembelajaran. Guru bisa menjadi penentu keberhasilan ataupun kegagalan dalam pembelajaran. Maka dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang memiliki kompetensi yang bagus. Seorang guru harus memiliki kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi professional, dan kompetensi kepribadian. SD N 1 Ceper, Klaten juga memiliki guru yang berkualitas. Tenaga pendidik yang ada di SD N 1 Ceper, Klaten semuanya memiliki lulusan sarjana strata 1 (SI). Guru yang memiliki gelar sarjana strata 1 (S1) pendidikan berjumlah 12 guru. Jumlah guru di 55 SD N 1 Ceper yang aktif mengajar adalah berjumlah 12 orang. (Dokumentasi, 10 Agustus 2016). b) Siswa SD N 1 Ceper, Klaten Siswa merupakan komponen pembelajaran yang sangat penting, karena siswa menjadi obyek dalam pembelajaran di kelas. Tanpa adanya siswa maka kegiatan belajar dan mengajar tidak akan bisa terlaksana. SD Negeri 1 Ceper, Klaten dengan dukungan para guru yang memiliki kualitas yang baik dan program-program yang ditawarkan di SD Negeri 1 Ceper, Klaten dapat menarik perhatian masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SD Negeri 1 Ceper, Klaten. Jumlah siswa di SD N 1 Ceper, Klaten pada tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 182 siswa. Berikut adalah tabel jumlah siswa yang ada di SD Negeri 1 Ceper (Dokumentasi 10 Agustus 2016): Jumlah No Jumlah Siswa Kelas Keterangan Kelas L P 1. I 1 24 21 2. II 1 17 29 3. III 1 16 16 4. IV 2 8 / 14 15 / 18 unggulan & non 56 unggulan unggulan & non 5. V 2 7 / 10 16 / 13 unggulan Unggulan & non 6. VI 2 11/ 13 13 / 12 unggulan JUMLAH 9 120 143 Keterangan: L : Laki-Laki 263 P : Perempuan f. Sarana dan prasarana SD N 1 Ceper, Klaten Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang yang juga tidak kalah penting dalam pendidikan. Sarana dan prasarana yang memadai dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Begitu pula sebaliknya, sarana dan prasarana yang kurang memadai tentu dapat menghambat proses pembelajaran. Maka dari itu, untuk menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran SD Negeri 1 Ceper, Klaten memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Sarana penunjang yang utama untuk menunjang kegiatan belajar dan mengajar adalah ruang kelas. SD Negeri 1 Ceper, Klaten dengan jumlah siswa yang banyak memiliki ruang kelas sejumlah 9 ruang kelas dengan rincian 3 kelas untuk kelas I sampai kelas III dan 6 kelas untuk kelas IV sampai VI karena mulai kelas IV sudah diberlakukan kelas unggulan. Untuk melaksanakan sholat dan kegiatan keagamaan 57 lainnya, SD Negeri 1 Ceper juga memiliki sarana ibadah yaitu mushola. Sarana dan prasarana lainnya yaitu perpustakaan yang disediakan untuk siswa sehinga dapat mengembangkan pengetahuan siswa, laboratorium komputer juga disediakan untuk siswa agar siswa dapat mengetahui perkembangan teknologi yang semakin maju. Selain itu juga ada UKS, koperasi siswa yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan siswa dalam pembelajaran dan kamar mandi/toilet. SD Negeri 1 Ceper, Klaten juga memiliki halaman yang sangat luas yang digunakan untuk upacara bendera, tempat bermain siswa, dan di halaman itu pula juga disediakan tempat parkir bahkan juga dimanfaatkan untuk tempat berolahraga. Untuk kegiatan olah raga, SD Negeri 1 Ceper juga memiliki ruang olahraga sendiri. Untuk sarana dan sarana penunjang lainnya yaitu ruang kepala sekolah dan ruang guru yang sekaligus menjadi ruangan tata usaha. (Observasi 13 Juni 2016) 2. Upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V di SD Negeri 1 Ceper, Klaten. Setelah jumlah data diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi maka langkah selanjutnya menyaring dan mengaplikasikan data tersebut menurut masing-masing kelompok. Dengan demikian akan nampak jawaban dari perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya. 58 Untuk mengetahui bagaimana upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa sebagaimana telah dikemukakan pada bab 1, bahwa penelitian ini berusaha menjawab perumusan masalah yang ada. Dengan menjawab perumusan masalah itu diharapkan akan mampu memberikan gambaran yang jelas tentang upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa di SD Negeri 1 Ceper. Dari hasil wawancara peneliti dengan guru PAI ( ibu Istiqomah ) pada tanggal 24 Agustus 2016 tentang upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa di SD Negeri 1 Ceper Klaten dapat diperoleh data sebagai berikut : ibu Isti mengatakan bahwa proses belajar mengajar di sekolah tidak selalu berjalan lancar sesuai harapan. Banyak rintangan dan kendala yang dijumpai siswa untuk meraih prestasi belajar yang optimal. Salah satu hambatan yang sering terjadi adalah gangguan terhadap konsentrasi belajar siswa. Menurut ibu isti Gangguan terhadap konsentrasi belajar siswa lebih dominan disebabkan oleh faktor psikologis peserta didik. Seperti anak yang tidak bisa diam sewaktu pembelajaran berlangsung sehingga membuat gaduh dikelas, mengganggu teman-temannya yang sedang belajar, bermain handphone, penglihatan serta pikirannya tidak terfokus pada guru melainkan beralih perhatian kepada yang lain misalnya perhatiannya terfokus ke luar ruangan kelas. Apalagi jam pelajaran agama di kelas V setiap hari rabu berada di jam terakhir yang mana pada jam- 59 jam ini mayoritas siswa sudah mulai merasa lelah dan berkurang konsentrasinya. Perhatian dan konsentrasi siswa kelas V dalam mengikuti pelajaran PAI di nilai sangatlah kurang. Pelajaran PAI bagi sebagian siswa kelas V dianggap sebagai pelajaran yang tidak begitu penting karena menurut mereka pelajaran PAI tidak di tes kan pada ujian nasional. Karena itulah dalam mengikuti pelajaran PAI banyak yang terkesan mengabaikan mata pelajaran ini dan bersikap semaunya. Apalagi siswa kelas V bagi sebagian besar guru di SD N 1 Ceper dianggap sebagai kelas yang paling susah diatur karena banyak siswanya yang nyleneh dan terkadang berperilaku seenaknya sendiri.Oleh sebab itu tugas guru PAI menjadi semakin berat utamanya dalam membangkitkan semangat belajar dan meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Menurut keterangan dari ibu Isti selaku guru mata pelajaran PAI kelas V banyak sekali penyebab yang menjadikan siswa tidak berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran PAI. Selain lemahnya minat pada pembelajaran seperti yang disebutkan di atas, diantaranya kondisi jasmani siswa yang mungkin sedang tidak berada dalam kondisi yang fit, atau mungkin sedang banyak pikiran. ( wawancara dengan ibu Isti tanggal 24 Agustus 2016 ). Seperti halnya yang peneliti temukan dikelas V ( observasi 7 September 2016 ) terdapat siswa yang hanya duduk diam merunduk diatas meja. Ketika ditanya, siswa itu menjawab kalau sedang tidak enak badan. 60 Ada juga yang hanya melamun entah sedang memikirkan apa. Ditambah lagi suara hiruk pikuk di lingkungan luar ruangan kelas seperti kendaraan yang lalu lalang menjadikan konsentrasi siswa menjadi terpecah. Permasalahan siswa yang menggunakan handphone saat pembelajaran juga menjadi PR bagi sekolahan. Peraturan tentang menggunakan handphone saat pelajaran harus ditinjau ulang apakah siswa benar-benar menggunakan handphone untuk kepentingan pelajaran ataukah untuk kegiatan yang lain karena berdasarkan pengamatan peneliti siswa menggunakan handphone hanya untuk kegiatan nge-game dan sms an. Konsentrasi belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung serta faktor penghambat. Dilihat dari faktor pendukung, konsentrasi belajar di pengaruhi oleh faktor jasmaniah yang meliputi keseluruhan kondisi fisik siswa yang sehat dan tidak mengalami gangguan penyakit apapun. Juga pengaruh faktor rohaniah meliputi segala sifat/perilaku yang ditunjukkan siswa yang mengindikasikan bahwa kondisi rohaniah siswa dalam keadaan yang baik. ditambah faktor lingkungan yang mendukung terjadinya konsentrasi seperti situasi kelas yang tenang dan nyaman . Jika ketiga faktor tersebut berjalan seimbang maka konsentrasi belajar yang efektif akan diperoleh. Kemudian dilihat dari faktor penghambat meliputi kondisi jasmaniah siswa yang sedang berada dalam kondisi tidak bagus seperti misalnya mengantuk, lapar, dan gangguan panca indera. Kondisi rohaniah siswa yang kacau misal tidak tenang, stress, dan tidak sabar. Dan juga 61 kondisi lingkungan yang berisik dan situasi kelas yang tidak nyaman misalnya panas, sempit, kotor dll. Bu isti menambahkan jika dirinya cukup kesulitan dalam mengkondisikan kelas ketika ada siswa yang mengeluhkan suara bising dari luar kelas yang mengganggu konsentrasi dan pelajaran. (wawancara dengan bu Isti tanggal 24 Agustus 2016 ). Dalam proses belajar mengajar seorang siswa dituntut untuk selalu memiliki konsentrasi belajar yang baik. banyak cara yang bisa digunakan untuk mengetahui ciri-ciri peserta didik yang berkonsentrasi ataupun tidak. Secara sederhana bisa di lakukan dengan memberikan tes pertanyaan lisan. Misal ketika guru menerangkan lalu ditengah-tengah diselipkan beberapa pertanyaan untuk mengetes seberapa besar perhatian dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Seperti yang dilakukan ibu Isti ketika menerangkan materi tentang akhlak terpuji. Ditengah-tengah ceramah ibu Isti melontarkan beberapa pertanyaan kepada beberapa siswa seputar macam-macam akhlak terpuji beserta pengertiannya. Dan ini terbukti ampuh dalam mengetahui siswa apakah berkonsentrasi atau tidak ketika pembelajaran. ( observasi tanggal 31 Agustus 2016). Siswa dengan ciri-ciri berkonsentrasi penuh dapat dilihat dari kemampuannya melakukan analisis atas pengetahuan yang diperoleh, sikap yang menunjukkan perhatian yang penuh dan rasa keingintahuan pada suatu hal. Siswa yang berkonsentrasi juga dapat ditebak dari gerakan anggota tubuhnya serta ekspresi wajah yang diperlihatkan. Jadi meskipun 62 pandangannya menatap pada guru, belum tentu pikirannya juga sesuai dengan apa yang ia lihat. Gerakan tubuh yang menandakan siswa berkonsentrasi ialah jika siswa tepat atau sesuai dengan intruksi guru. Dan terakhir siswa yang berkonsentrasi biasanya bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi terkoordinasi dengan baik dan benar. Tidak hanya diam dan memperhatikan tetapi jika ditanya juga bisa menjawab, karena ada juga yang ketika pelajaran memperhatikan, tetapi ketika ditanya tidak bisa menjawab. Ini menunjukkan bahwa pikirannya masih tercabang kemana-mana. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 24 Agustus 2016). Konsentrasi belajar besar pengaruhnya terhadap hasil yang dicapai siswa. Oleh sebab itu konsentrasi belajar menjadi bagian penting dalam setiap pembelajaran. Seorang guru tidak hanya semata-mata memberikan materi pembelajaran, akan tetapi juga memperhatikan perilaku siswa apakah sudah berkonsentrasi belajar dengan baik ataukah belum karena tanpa adanya sebuah konsentrasi maka pembelajaran akan sia-sia. Dan hasil yang dicapai tidak maksimal. Konsentrasi belajar yang baik otomatis akan meningkatkan prestasi akademik siswa. Berkaitan dengan prestasi akademik mata pelajaran PAI kelas V ibu Isti mengungkapkan bahwa anak didiknya sebenarnya tidak terlalu jelek dalam hal nilai akademik yang diperoleh. Memang benar ketika pembelajaran PAI banyak yang tidak memperhatikan dan tidak berkonsentrasi akan tetapi ketika diberikan tes, rata-rata mereka mampu menjawab dengan benar setiap pertanyaan yang diberikan dan sudah 63 mencapai KKM.. Hal ini mungkin dikarenakan sebagian siswa juga mengikuti sekolah TPA dikampungnya masing-masing sehingga pengetahuan keagamaannya tidak hanya diterima disekolah formal akan tetapi juga di TPA nya masing-masing. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 24 Agustus 2016). Selanjutnya, berikut ini adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh Ibu Isti selaku guru mata pelajaran PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswanya : 1. Kesiapan belajar yang bagus. Kesiapan belajar menjadi dasar sebelum melakukan suatu aktifitas belajar mengajar. Bagi siswa, kondisi fisik maupun psikis yang bagus menjadi keutamaan sebelum mengikuti pembelajaran. Kondisi fisik yang fresh/segar, bebas dari gangguan penyakit, gangguan rasa lapar dll adalah modal utama yang diperukan siswa sebelum belajar. Ditambah Kondisi psikis yang bebas dari gangguan konflik kejiwaan seperti rasa cemas dan tegang. Bagi seorang guru persiapan sebelum mengajar perlu diperhatikan secara seksama. Kesiapan dalam mempersiapkan bahan materi pelajaran, metode mengajar, dan juga alat/media yang menunjang proses pembelajaran. Hal ini penting untuk disadari bagi setiap guru yang akan melakukan proses belajar mengajar agar setiap pembelajaran mempunyai arah dan tujuan yang jelas tidak hanya 64 semata-mata melakukan kegiatan mengajar tetapi tidak mendapatkan hasil akhir yang jelas. Kesiapan mental juga perlu dimiliki oleh setiap guru. Guru sebagai seseorang yang akan menjadi fokus/pusat perhatian siswa harus memiliki sikap percaya diri dihadapan murid-muridnya. Jangan sampai semua persiapan mengajar yang telah dipersiapkan secara matang menjadi tidak terealisasikan hanya karena sikap kurang percaya diri yang ditampilkan guru sehingga banyak siswa yang terkesan tidak memperhatikan guru. Maka dari itu sikap percaya diri, tegas, disiplin, harus ada dalam diri seorang guru agar dapat menjadi suri tauladan yang baik bagi murid-muridnya. Kesiapan belajar yang dilakukan oleh guru PAI pada siswa kelas V SD N 1 Ceper dilakukan dengan memberikan kesiapan mental dan rohani siswa berupa membaca surat-surat pendek dalam AlQur’an ataupun do’a-do’a sehari-hari. Diharapkan dengan membaca surat-surat pendek ini dapat memberikan ketenangan pada diri siswa dan melatih siswa untuk membiasakan dirinya dengan hafalan-hafalan ayat Al-Qur’an. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 31 Agustus 2016) Adapun kegiatan membaca surat-surat pendek ini dilakukan diawal pembelajaran. Guru dan siswa secara bersama-sama membaca beberapa surat pendek selama kurang lebih 5 sampai 10 menit. hafalan surat pendek yang dibaca mulai dari An-Naas sampai Al-a’la. (observasi tanggal 14 September 2016). Selain hafalan surat-surat 65 pendek, siswa juga diberikan hafalan do’a sehari-hari. Hafalan do’a ini dibaca setelah membaca surat-surat pendek. Adapun do’a-do’a yang diberikan berupa do’a kepada orang tua, do’a kesiapan belajar, do’a setelah sholat dhuha, do’a keselamatan dunia dan akhirat, dll. Ibu isti mengungkapkan kegiatan ini selain bertujuan untuk memberikan semangat dan penyegaran pikiran pada diri siswa juga sebagai penanaman sikap cinta kepada Al-Qur’an. Meskipun masih ada beberapa siswa yang belum lancar dalam membaca Al-Qur’an akan tetapi ini menunjukkan bahwa masih ada semangat siswa dalam membaca Al-Qur’an. Berkaitan dengan meningkatkan konsentrasi belajar siswanya ibu isti menjelaskan bahwa pembacaan surat-surat pendek dan hafalan do’a sehari hari ini cukup efektif untuk mengawali sebuah pembelajaran dan menciptakan semangat belajar siswa. (wawancara dengan ibu Istiqomah tanggal 31 Agustus 2016) 2. Menanamkan minat belajar kepada siswa. Minat belajar adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan siswa terhadap aktivitas belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan dalam belajar serta menyadari pentingnya kegiatan itu. Selanjutnya terjadi perubahan dalam diri siswa dalam bentuk keterampilan sikap, kebiasaan, pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman belajar. Minat siswa untuk belajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar, Bila materi pelajaran yang dipelajari 66 tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi siswa tidak berminat dalam belajar, khususnya dalam hal ini adalah mata pelajaran PAI, maka guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa merasa selalu butuh dan ingin terus belajar. Minat juga menjadi awal mula terciptanya sebuah konsentrasi belajar. Jika siswa sudah memiliki minat terhadap suatu mata pelajaran maka akan melahirkan suatu sikap perhatian pada pelajaran tersebut. Hal ini akan meminimalkan gangguan perhatian yang bersumber dari luar seperti suara-suara yang ditimbulkan dari luar. Dengan begitu guru akan lebih mudah mentransfer pengetahuan kepada siswa. Tetapi perlu diingat bahwa guru juga harus menciptakan ide kreatif dalam menciptakan minat belajar siswa. Penanaman minat yang dilakukan oleh ibu Isti pada siswa kelas V berupa penggunaan media-media pembelajaran yang menarik untuk membuat siswa tertarik pada pelajaran yang akan dipelajari. Media pembelajaran memang menjadi daya tarik bagi siswa untuk belajar. Minat belajar siswa seketika menjadi besar ketika guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Dalam hal ini media LCD menjadi daya tarik terbesar bagi siswa dalam belajar. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 31 Agustus 2016) 67 Seperti yang peneliti temui ketika observasi pada pembelajaran PAI tanggal 14 September 2016 bab kisah nabi-nabi Allah. Pada bab ini mempelajari tentang kisah nabi Ayyub, nabi Musa, dan Nabi isa. Pada pembelajaran itu ibu Isti menggunakan media LCD dalam pembelajaran untuk menayangkan video kisah tentang nabi Ayyub, nabi Musa, dan nabi Isa. Siswa begitu antusias dalam menyimak tayangan video kisah nabi tersebut. Setelah itu siswa di berikan kesempatan untuk menyampaikan keteladanan yang dapat diambil dari ketiga kisah nabi tersebut. Ibu Isti memanfaatkan 2 jam pelajaran mapel PAI dengan sebaik mungkin dimana 1 jam pelajaran tersebut digunakan untuk melihat video kisah nabi dan 1 jam pelajaran sisanya digunakan untuk kegiatan diskusi sesuai kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. sehingga selama 2 jam pelajaran penuh siswa begitu aktif dan menunjukkan minat belajar yang besar terhadap pelajaran berkat penggunaan media pembelajaran ini. Ibu isti menambahkan, penggunaan media LCD ini berperan besar dalam menciptakan minat belajar serta konsentrasi belajar siswa. Menurutnya menciptakan minat siswa memang harus mengetahui terlebih dahulu apa yang disukai siswa dalam belajar. Dalam hal ini siswa kelas V memang lebih bersemangat dalam belajar jika menggunakan media seperti LCD. Oleh karena itu perlu mempelajari apa yang dibutuhkan siswa untuk menciptakan minat belajarnya. Jika 68 minat belajar telah tercipta maka dengan sendirinya konsentrasi belajar juga akan tercipta. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 31 Agustus 2016) 3. Penggunaan metode mengajar yang menyenangkan. Belajar akan efektif bila proses pembelajaran dilaksanakan dengan suasana yang menyenangkan melalui berbagai variasi metode dan teknik mengajar yang dilakukan guru. Banyak sekali metode mengajar yang dapat digunakan guru untuk menimbulkan semangat belajar serta menciptakan konsentrasi belajar bagi siswanya. Guru harus mampu menerapkan metode yang cocok untuk situsi dan kondisi khusus dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Cukup banyak metode yang sudah dikembangkan dalam dunia pendidikan agar siswa memiliki daya serap atau meningkatkan konsentrasi belajarnya. Intisari dari sebuah metode mengajar pada prinsipnya adalah pembelajaran harus dapat menarik perhatian siswa. Kemampuan menarik perhatian siswa mengikuti pelajaran ini menuntut seorang guru tidak hanya cakap berceramah, melainkan mampu menggunakan media belajar yang ada sehingga siswa antusias mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung. Beberapa strategi komunikasi yang bisa digunakan, bisa berupa lontaran pertanyaan, game pembelajaran, mengomentari hal-hal yang berkaitan dengan materi pelajaran serta 69 mengajak siswa melihat manfaat dari ilmu yang dipelajarinya relevan dengan kegiatan sehari-harinya. Keunikan kegiatan pembelajaran juga perlu diperhatikan dalam memilih metode mengajar. Guru harus mampu menampilkan karakter unik yang dimilikinya saat berhadapan dengan siswa. Bukan saja penampilan fisik melainkan juga keunikan dalam kepribadian. metode penyampaian yang unik akan menjadikan siswa memusatkan perhatiannya terhadap guru. Pada pembelajaran PAI di kelas V SD Negeri 1 Ceper, guru PAI menggunakan berbagai macam metode mengajar (observasi tanggal 21 September 2016). sebenarnya bisa dikatakan tidak begitu monoton dalam mengajar karena menurut ibu isti setiap metode perlu menyesuaikan dengan materi apa yang sedang dipelajari. Tidak harus selalu memakai media seperti LCD, karena justru jika terlalu sering memakai media seperti itu akan menyebabkan komunikasi dalam pembelajaran antara guru dan siswa menjadi terbatasi karena siswa hanya fokus pada medianya saja. Sekali-kali kita bisa gunakan ceramah lalu dilanjutkan diskusi, atau diskusi dengan game, dsb. (wawancara dengan ibu isti tanggal 31 Agustus 2016). Pada dasarnya pembelajaran yang baik tergantung dari cara/metode mengajar guru yang baik juga, sehingga menimbulkan sugesti pada siswa bahwa belajar itu menyenangkan. Dengan penggunaan metode mengajar yang baik tentunya siswa juga akan 70 lebih bersemangat dan berkonsentrasi dalam belajar. sebaliknya jika metode mengajar terkesan monoton maka akan menimbulkan perasaan bosan dan malas mengikuti pelajaran. Maka dari itu penggunaan metode yang tepat dalam setiap materi pelajaran adalah hal wajib yang harus dilakukan guru karena banyak sekali variasi metode mengajar yang dapat dipilih. Hanya tinggal menyesuaikan dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Seperti pada pembelajaran PAI bab mengartikan surat AlKafirun dan Al-Lahab, Ibu Isti menggunakan metode mengajar ceramah lalu dilanjutkan dengan diskusi. Ibu Isti membagi kelas menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 membaca dan mengartikan surat AlKafirun, lalu kelompok 2 membaca dan mengartikan surat Al-Lahab. Lalu mendiskusikan isi kandungan kedua ayat tersebut. Setelah selesai Masing masing kelompok lalu memilih satu perwakilan untuk menyampaikan hasil diskusinya. (observasi tanggal 21 September 2016). Menurut pengamatan peneliti ketika guru menggunakan metode ceramah memang banyak siswa yang mengantuk dan tidak memperhatikan/tidak berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Tetapi ketika selesai ceramah dan berganti ke kegiatan diskusi keadaan kelas seketika berubah menjadi lebih aktif dan interaktif. Yang semula mereka hanya duduk diam dan mendengarkan lalu diberikan kesempatan untuk mengungkapkan ide dan gagasan mereka tentang 71 materi yang dipelajari. Ini memperlihatkan bahwa siswa memang senang jika diberi kesempatan untuk berdiskusi. (observasi tanggal 21 September 2016) Selain itu menurut keterangan ibu Isti penggunaan media juga berperan dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa karena mereka lebih senang jika belajar menggunakan media. Berkaitan dengan penyampaian materi ibu Isti juga menuturkan lebih mudah menjelaskan materi dengan menggunakan media dibandingkan hanya dengan komunikasi verbal biasa. Misalkan dengan menampilkan bagan-bagan yang memudahkan siswa untuk cepat memahami materi. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 31 Agustus 2016). 4. Pemberian ice breaking ketika konsentrasi belajar mulai menurun Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam diri maupun faktor dari luar individu. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa adalah kejenuhan belajar. Kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental seseorang saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat sehingga mengakibatkan timbulnya rasa enggan, lesu, tidak bersemangat atau tidak bergairah untuk melakukan aktifitas belajar. Kejenuhan belajar siswa dapat ditimbulkan oleh banyak penyebab, seperti misalnya mata pelajaran yang tidak menarik, proses belajar yang membosankan, kelelahan yang diakibatkan dari kegiatan siswa yang padat, jam pelajaran terakhir dll. Hal ini tentunya 72 membuat guru harus pandai-pandai dalam membaca situasi ketika pembelajaran berlangsung, apakah siswanya telah dalam kondisi konsentrasi yang mulai menurun akibat kejenuhan dan kebosanan dalam belajar ataukah masih berkonsentrasi. Oleh karena itu perlu waktu untuk merelaksasi pikiran siswa agar berkonsentrasi kembali dalam mengikuti pelajaran. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kejenuhan belajar atau menurunnya tingkat konsentrasi belajar siswa. Ketika ditengah-tengah pembelajaran siswa merasa lelah ataupun mengantuk seorang guru dapat menggunakan game misalnya dengan menyanyi ataupun dengan tepuk.. Cara ini terbukti ampuh untuk mecairkan suasana dan mengembalikan konsentrasi belajar siswa. Permainan seperti ini sebenarnya tidak sulit dilakukan oleh guru, hanya butuh daya kreatifitas dan kejelian untuk membuat siswa kembali fokus dalam pelajaran. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 31 Agustus 2016) Permainan tepuk/menyanyi juga dilakukan oleh ibu Isti jika melihat peserta didiknya mulai memperlihatkan tanda-tanda penurunan konsentrasi (observasi tanggal 28 September 2016). Ibu isti mengajak peserta didiknya tepuk dengan intruksi jumlah tepuk berdasarkan apa yang ibu Isti pegang anggota badannya. Sebagai contoh bila ibu Isti memegang mulut maka peserta didik harus tepuk sebanyak 1x. jika ibu Isti memegang hidung maka peserta didik harus 73 tepuk sebanyak 2x. jika ibu Isti memegang telinga maka peserta didik harus tepuk sebanyak 3x. dan jika ibu isti memegang kepala maka peserta didik harus tepuk sebanyak 4x. Ketika permainan tepuk ini dilaksanakan seketika situasi kelas berubah riuh karena keseruan yang terjadi. awalnya semua siswa mengikuti intruksi secara benar. ibu Isti mempraktekkan memegang mulut dan siswa tepuk 1x, lalu memegang hidung dan siswa tepuk 2x, lalu memegang telinga dan siswa tepuk 3x dan terakhir memegang kepala, siswa tepuk 4x. tetapi ketika intruksi dilakukan secara tidak berurutan dan dilakukan secara cepat siswa banyak yang keliru dalam hitungan tepuk dan seketika suasana kelas menjadi cair kembali. Lalu ada juga hukuman bagi siswa yang keliru dalam hitungan tepuk. Hukumannya berupa maju ke depan kelas untuk menyanyi. Siswa diberi kebebasan untuk menyanyi tetapi dengan syarat semua huruf vokal diganti dengan o semua, atau i semua. Tidak mengherankan jika semua siswa tertawa lepas ketika mendengar temannya menyanyikan lagu yang huruf vokalnya diganti dengan o semua atau i semua. Suasana kembali fokus dan pelajaran kembali dilanjutkan dengan kondisi siswa yang telah kembali konsentrasinya berkat permainan tadi. Meskipun hanya sekedar permainan sederhana, namun permainan tepuk ini bisa digunakan untuk hiburan dan pelepas rasa kantuk dan tegang siswa ketika mengikuti pembelajaran. Karena 74 begitu banyak porsi materi yang harus dikuasai dan dipahami siswa ditambah kegiatan-kegiatan yang menguras tenaga siswa membuat siswa menurun tingkat konsentrasinya dan merasakan kelelahan. Oleh sebab itu permaianan ini cukup efektif dalam mengembalikan dan meningkatkan konsentrasi belajar siswa kembali. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 31 Agustus 2016) 5. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta pengkondisian kelas Lingkungan belajar yang kondusif adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran. Sebuah lingkungan belajar dapat diciptakan sedemikian rupa, sehingga dapat memfasilitasi anak dalam melaksanakan kegiatan belajar. Lingkungan belajar merupakan situasi yang direkayasa oleh guru agar proses pembelajaran berlangsung efektif. Lingkungan pembelajaran terdiri atas dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik dalam hal ini adalah lingkungan yang ada disekitar siswa belajar, berupa sarana fisik dalam ruang kelasdisekolah. Lingkungan fisik bisa berupa sarana dan prasarana kelas, seperti pencahayaan, sirkulasi udara, media belajar, dan penataan ruang kelas. Sedangkan lingkungan sosial merupakan pola interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran baik itu interaksi 75 antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber belajar dan lain sebagainya. Dilihat dari lingkungan fisik, SD Negeri 1 Ceper sebenarnya termasuk lingkungan yang kurang kondusif yang mana banyak siswa yang terganggu karena suara-suara yang bersumber dari luar seperti lalu lalang kendaraan yang setiap hari melewati jalan depan sekolahan. Selain itu diperparah dengan keadaan udara yang tidak begitu bagus karena letak SD Negeri 1 Ceper sendiri bersebelahan dengan perkampungan warga yang memproduksi genteng sehingga bisa dibayangkan ketika warga sekitar sedang membakar genteng dapat menimbulkan asap pekat dan menyebabkan polusi udara. Kondisi ini sebenarnya telah lama dikeluhkan oleh guru-guru di SD Negeri 1 Ceper. Tetapi pihak sekolah hanya bisa mengantisipasi keluhan tersebut dengan membuat senyaman mungkin fasilitas sekolah agar siswa dan guru tetap bisa melakukan kegiatan pembelajaran dengan nyaman. Lingkungan kelas untuk belajar siswa dibuat senyaman mungkin seperti warna cat yang dibuat hijau agar tampak segar, adanya kipas angin untuk membuat sirkulasi udara tetap terjaga dan penataan ruang kelas yang dibuat serapi mungkin agar siswa tetap nyaman dan berkonsentrasi dalam belajar. Fasilitas kelas di SD Negeri 1 Ceper cukup memadai untuk menunjang proses pembelajaran. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 31 Agustus 2016). 76 Dilihat dari lingkungan sosial, SD Negeri 1 Ceper termasuk lingkungan yang cukup ramah bagi setiap warga sekolahnya. Pola interaksi antar warga sekolah terjalin dengan baik. Penerapan semboyan 3S (senyum,salam,sapa) tampaknya sudah berjalan dengan baik. Dalam pembelajaran agama islam di kelas V ibu Isti mencoba menjadi sosok guru yang bersahaja dan teladan bagi murid-muridnya baik dalam bertutur kata maupun perilaku/sikap dalam mengajar. Ini dimaksudkan agar murid-muridya juga merasa nyaman dalam belajar dan tentunya berkaitan dengan usaha meningkatkan konsentrasi belajar siswa. (observasi tanggal 5 Oktober 2016) Pengkondisian kelas juga merupakan cara untuk membuat siswa lebih berkonsentrasi dalam belajar. Seperti yang peneliti temui saat observasi tanggal 5 Oktober 2016 ketika pembelajaran PAI berlangsung siswa yang dirasa paling sering gaduh dikelas tempat duduknya dipindah ke meja depan guru dan yang awalnya teman sebangkunya adalah laki-laki diganti dengan perempuan karena jika teman sebangkunya perempuan maka akan lebih bisa terkendali dibandingkan dengan teman sebangkunya adalah laki-laki. Ini cukup efektif untuk membuat kondisi kelas lebih kondusif dari gangguangangguan yang ditimbulkan dari siswa yang gaduh. Dengan begitu siswa lebih bisa berkonsentrasi dalam belajar. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif perlu kerjasama antar warga sekolah, karena tanpa kerjasama yang baik, lingkungan 77 fisik maupun sosial yang telah dibuat sedemikian rupa untuk menciptakan konsentrasi belajar siswa hanya akan sia-sia. Pada intinya masing-masing warga sekolah harus mampu menempatkan posisinya masing-masing dan bisa diajak bekerjasama untuk menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 31 Agustus 2016) B. Interpretasi Hasil Penelitian Gangguan terhadap konsentrasi belajar siswa lebih dominan disebabkan oleh faktor psikologis peserta didik. Seperti anak yang tidak bisa diam sewaktu pembelajaran berlangsung sehingga membuat gaduh dikelas, mengganggu teman-temannya yang sedang belajar, bermain handphone, penglihatan serta pikirannya tidak terfokus pada guru melainkan beralih perhatian kepada yang lain misalnya perhatiannya terfokus ke luar ruangan kelas. Apalagi jam pelajaran agama di kelas V setiap hari rabu berada di jam terakhir yang mana pada jam-jam ini mayoritas siswa sudah mulai merasa lelah dan berkurang konsentrasinya. banyak sekali penyebab yang menjadikan siswa tidak berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran PAI. Selain lemahnya minat pada pembelajaran juga diantaranya kondisi jasmani siswa yang mungkin sedang tidak berada dalam kondisi yang fit, atau mungkin sedang banyak pikiran. 78 Konsentrasi belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung serta faktor penghambat. Dilihat dari faktor pendukung, konsentrasi belajar di pengaruhi oleh faktor jasmaniah yang meliputi keseluruhan kondisi fisik siswa yang sehat dan tidak mengalami gangguan penyakit apapun. Juga pengaruh faktor rohaniah meliputi segala sifat/perilaku yang ditunjukkan siswa yang mengindikasikan bahwa kondisi rohaniah siswa dalam keadaan yang baik. ditambah faktor lingkungan yang mendukung terjadinya konsentrasi seperti situasi kelas yang tenang dan nyaman . Jika ketiga faktor tersebut berjalan seimbang maka konsentrasi belajar yang efektif akan diperoleh. Selanjutnya, berikut ini adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh Ibu Isti selaku guru mata pelajaran PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswanya : 1. Kesiapan belajar yang bagus. Kesiapan belajar yang dilakukan oleh guru PAI pada siswa kelas V SD N 1 Ceper dilakukan dengan memberikan kesiapan mental dan rohani siswa berupa membaca surat-surat pendek dalam AlQur’an ataupun do’a-do’a sehari-hari. Diharapkan dengan membaca surat-surat pendek ini dapat memberikan ketenangan pada diri siswa dan melatih siswa untuk membiasakan dirinya dengan hafalan-hafalan ayat Al-Qur’an. Adapun kegiatan membaca surat-surat pendek ini dilakukan diawal pembelajaran. Guru dan siswa secara bersama-sama membaca 79 beberapa surat pendek selama kurang lebih 5 sampai 10 menit. Hafalan surat pendek yang dibaca mulai dari An-Naas sampai Al-a’la. Selain hafalan surat-surat pendek, siswa juga diberikan hafalan do’a sehari-hari. Hafalan do’a ini dibaca setelah membaca surat-surat pendek. Adapun do’a-do’a yang diberikan berupa do’a kepada orang tua, do’a kesiapan belajar, do’a setelah sholat dhuha, do’a keselamatan dunia dan akhirat, dll. 2. Menanamkan minat belajar kepada siswa. Penanaman minat pada siswa kelas V berupa penggunaan media-media pembelajaran yang menarik untuk membuat siswa tertarik pada pelajaran yang akan dipelajari. Media pembelajaran memang menjadi daya tarik bagi siswa untuk belajar. Minat belajar siswa seketika menjadi besar ketika guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Dalam hal ini media LCD menjadi daya tarik terbesar bagi siswa dalam belajar. 3. Menggunakan metode mengajar yang menyenangkan. Pada pembelajaran PAI di kelas V SD Negeri 1 Ceper, guru PAI menggunakan berbagai macam metode mengajar.Seperti pada pembelajaran PAI bab mengartikan surat Al-Kafirun dan Al-Lahab, menggunakan metode mengajar ceramah lalu dilanjutkan dengan diskusi. Ibu Isti membagi kelas menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 membaca dan mengartikan surat Al-Kafirun, lalu kelompok 2 80 membaca dan mengartikan surat Al-Lahab. Lalu mendiskusikan isi kandungan kedua ayat tersebut. Setelah selesai Masing masing kelompok lalu memilih satu perwakilan untuk menyampaikan hasil diskusinya. Selain itu penggunaan media juga berperan dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa karena mereka lebih senang jika belajar menggunakan media. Dalam menjelaskan materi, lebih mudah dengan menggunakan media dibandingkan hanya dengan komunikasi verbal biasa. Misalkan dengan menampilkan bagan-bagan yang memudahkan siswa untuk cepat memahami materi. 4. Pemberian ice breaking ketika konsentrasi belajar mulai menurun Mengembalikan konsentrasi belajar siswa kelas V dengan Permainan tepuk/menyanyi. Ini dilakukan jika melihat peserta didik mulai memperlihatkan tanda-tanda penurunan konsentrasi. Guru PAI mengajak peserta didiknya tepuk dengan intruksi jumlah tepuk berdasarkan apa yang ibu Isti pegang anggota badannya. Sebagai contoh bila guru memegang mulut maka peserta didik harus tepuk sebanyak 1x. jika guru memegang hidung maka peserta didik harus tepuk sebanyak 2x. jika guru memegang telinga maka peserta didik harus tepuk sebanyak 3x. dan jika guru memegang kepala maka peserta didik harus tepuk sebanyak 4x. Meskipun hanya sekedar permainan sederhana, namun permainan tepuk ini bisa digunakan untuk hiburan dan pelepas rasa 81 kantuk dan tegang siswa ketika mengikuti pembelajaran. Karena begitu banyak porsi materi yang harus dikuasai dan dipahami siswa ditambah kegiatan-kegiatan yang menguras tenaga siswa membuat siswa menurun tingkat konsentrasinya dan merasakan kelelahan. Oleh sebab itu permaianan ini cukup efektif dalam mengembalikan dan meningkatkan konsentrasi belajar siswa kembali. 5. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, serta pengkondisian kelas Lingkungan kelas untuk belajar siswa dibuat senyaman mungkin seperti warna cat yang dibuat hijau agar tampak segar, adanya kipas angin untuk membuat sirkulasi udara tetap terjaga dan penataan ruang kelas yang dibuat serapi mungkin agar siswa tetap nyaman dan berkonsentrasi dalam belajar. Fasilitas kelas di SD Negeri 1 Ceper cukup memadai untuk menunjang proses pembelajaran. SD Negeri 1 Ceper termasuk lingkungan yang cukup ramah bagi setiap warga sekolahnya. Pola interaksi antar warga sekolah terjalin dengan baik. Dalam pembelajaran agama islam di kelas V, guru PAI mencoba menjadi sosok guru yang bersahaja dan teladan bagi muridmuridnya baik dalam bertutur kata maupun perilaku/sikap dalam mengajar. Ini dimaksudkan agar murid-muridya juga merasa nyaman dalam belajar dan tentunya berkaitan dengan usaha meningkatkan konsentrasi belajar siswa. 82 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari bahasan yang telah diuraikan dari bab-bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V tahun pelajaran 2016/2017 dilakukan dengan : 1. Kesiapan belajar yang bagus. Yakni dengan memberikan kesiapan mental dan rohani siswa berupa membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an ataupun do’a-do’a sehari-hari untuk memberikan ketenangan lahir dan batin pada diri siswa dan melatih siswa untuk membiasakan dirinya dengan hafalan-hafalan ayat Al-Qur’an. 2. Menanamkan minat belajar kepada siswa. Yakni berupa penggunaan media-media pembelajaran yang menarik untuk membuat siswa tertarik pada pelajaran yang akan dipelajari. Media LCD adalah media yang paling disukai oleh siswa untuk meningkatkan semangat serta konsentrasi belajar siswa. 3. Menggunakan metode mengajar yang menyenangkan. Penggunaan metode mengajar yang divariasikan dengan media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa. 4. Memberikan permainan ice breaking untuk mengembalikan konsentrasi belajar siswa yang mulai menurun. Adapun kegiatannya 82 83 yakni tepuk dan menyanyi. Meskipun hanya sekedar permainan sederhana, namun permainan tepuk ini bisa digunakan untuk hiburan dan pelepas rasa kantuk dan tegang siswa ketika mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu permaianan ini cukup efektif dalam mengembalikan konsentrasisiswa dan meningkatkan konsentrasi belajar siswa. 5. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, serta pengkondisian kelas. Lingkungan kelas tempat belajar siswa dan lingkungan sosial siswa dibuat senyaman mungkin agar siswa merasa nyaman dalam belajar dan dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa. B. Saran Dengan hasil penelitian diatas, maka penulis ingin memberikan saran kepada orang-orang yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas oleh peneliti, yaitu : 1. Untuk sekolah a. Sekolah harus bisa menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan meminimalkan segala gangguan konsentrasi belajar yang berasal dari dalam maupun luar sekolah agar proses KBM tetap berjalan dengan baik. b. Sekolah dapat memenuhi kelengkapan sarana dan prasarana bagi peserta didik untuk menunjang proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas KBM. 84 2. Guru PAI a. Guru PAI harus lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengajar utamanya yang berkaitan dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa. b. Perlu penanganan yang tepat dalam mengatasi permasalahan siswa yang bermasalah dalam konsentrasi belajar, maka dari itu guru PAI harus pandai dalam menciptakan suasana belajar yang aktif serta penguasaan berbagai strategi/metode dalam mengajar. DAFTAR PUSTAKA Abu Tauhied. 1990. Beberapa Aspek Pendidikan Islam. Yogyakarta. Abuddin Nata. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Ahmad Tafsir. 2011. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Badudu Zain . 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. Burhan Bungin. 2007. PENELITIAN KUALITATIF Kominikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua. Cetakan ke-6. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Cetakan ke-3. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Fanu, James Le. 2010. Atasi dan Deteksi Ragam Masalah Kejiwaan Anak Sejak Dini ; Buku Panduan Lengkap untuk Orang Tua, Pengasuh, dan Guru. Yogyakarta : Think. Gie, The Liang. 1988. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta : Pusat kemajuan Study. Hafid, Anwar., Ahiri, Jafar. & Haq, Pendais. 2013. Konsep Dasar Ilmu Pendidikan; (Dilengkapi Dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 4 Tahun 1950, No. 12 Tahun 1954, No. 2 Tahun 1989, Dan No. 20 Tahun 2003). Bandung : Alfabeta. Haris Herdiansyah. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Group Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta : PT Grafindo Persada. Hendra Surya. 2003. Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar; Bagi Pelajar Dan Mahasiswa. Jakarta : Gramedia. Marno, M. Idris. 2014. Strategi, Metode, Dan Teknik Mengajar; Menciptakan Keterampilan Mengajar Secara Efektif dan Edukatif. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Moleong, Lexy J.. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Muhaimin & Sutiah. 2004. Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Novan Ardy Wiyani. 2013. Pendidikan Agama Islam Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung : Alfabeta. Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Rusyan, Tabrani & Kusdinar, Atang. 1992. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Salim, Moh. Haitami., & Kurniawan, Syamsul. 2012. Studi Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. Shihab, M. Quraish. 2006. Tafsir Al-Mishbah : Pesan, Kesan, dan Keserasian AlQur’an. Jakarta : Lentera Hati, Volume 14. Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Syaiful Bahri Djamarah. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif; Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta : Rineka Cipta. Thursan Hakim. 2002. Mengatasi Gangguan Konsentrasi; plus Teknik-Teknik Latihan Konsentrasi . Jakarta : Puspa Swara. Usman, Moh Uzer. 1996. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Wood, Derek dkk. 2007. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. Yogyakarta : ArRuzz Media. Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Zakiah Darajat dkk. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Kepala Sekolah 1. Bagaimana sejarah berdirinya SD N 1 Ceper Klaten ? 2. Apa tujuan pendirian SD N 1 Ceper, Klaten ? 3. Prestasi apa saja yang telah diperoleh SD N 1 Ceper baik dalam bidang akademis maupun non akademis ? 4. Bagaimana kualitas guru di SD N 1 Ceper, Klaten dalam mendidik dan mengajar siswa ? Wali Kelas V 1. Berapakah jumlah siswa kelas V SD N 1 Ceper Klaten ? 2. Bagaimanakah prestasi akademik siswa kelas V ? 3. Bagaimanakah minat siswa dalam mengikuti setiap mata pelajaran ? 4. Apa permasalahan/kendala/keluhan yang dihadapi oleh guru-guru dalam mengajar siswa kelas V ? Guru Pendidikan Agama Islam 1. Bagaimanakah perhatian dan konsentrasi belajar siswa kelas V dalam mengikuti pelajaran PAI ? 2. Apa yang menyebabkan siswa tidak berkonsentrasi dalam belajar PAI ? 3. Apa saja faktor faktor pendukung serta penghambat siswa dalam berkonsentrasi belajar ? 4. Apa saja ciri-ciri siswa yang berkonsentrasi dalam belajar ? 5. Bagaimanakah prestasi akademik pelajaran PAI kelas V ? 6. Bagaimana memberikan kesiapan belajar kepada siswa sebelum memulai pembelajaran ? 7. Bagaimana cara menanamkan minat belajar kepada siswa ? 8. Bagaimana cara belajar yang digunakan agar siswa bisa berkonsentrasi pada pelajaran ? 9. Apakah ketika konsentrasi belajar siswa mulai menurun, siswa diberi waktu sejenak untuk menenangkan pikiran ? 10. Bagaimana cara menciptakan lingkungan belajar yang kondusif ? PEDOMAN OBSERVASI 1. Mengamati sarana dan prasarana yang digunakan guru dan siswa di SD N 1 Ceper. 2. Mengamati kondisi siswa serta kondisi lingkungan disekitar SD N 1 Ceper. 3. Pengamatan terhadap guru PAI dalam memberikan kesiapan belajar kepada siswa sebelum memulai pembelajaran. 4. Mengamati cara guru PAI dalam menanamkankan minat belajar kepada siswa. 5. Mengamati cara belajar yang digunakan oleh guru PAI. 6. Pengamatan terhadap guru PAI dalam memberikan permainan/game untuk mengembalikan konsentrasi belajar siswa. 7. Mengamati cara guru PAI dalam menciptakan lingkungan belajar siswa yang kondusif. PEDOMAN DOKUMENTASI 1. Profil sekolah 2. Struktur organisasi SD N 1 Ceper, Klaten 3. Tujuan, visi, dan misi didirikannya SD N 1 Ceper, Klaten 4. Keadaan guru dan siswa SD N 1 Ceper, Klaten 5. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa Lampiran 2 FIELDNOTE WAWANCARA Kode : W.01 Topik wawancara : Permohonan izin melakukan penelitian di SD N 1 Ceper Hari dan tanggal : Senin, 8 Agustus 2016 Waktu : 09.00 WIB Tempat : Ruang Tamu Narasumber : Ibu Sri Sudadi, MM.Pd. (Kepala Sekolah SD N 1 Ceper) Pada hari senin, 8 Agustus 2016 peneliti berangkat menuju SD N 1 Ceper, Klaten dengan membawa surat ijin penelitian. Pada kesempatan itu peneliti ingin memohon ijin untuk melakukan penelitian di SD Negeri 1 Ceper. Setelah sampai sekolahan, peneliti langsung menemui Ibu Sri Sudadiselaku kepala sekolah SD Negeri 1 Ceper, Klaten untuk meminta ijin penelitian. Peneliti berkesempatan mewawancarai beliau di ruang tamu. Berikut hasil wawancara peneliti dengan Ibu Sri Sudadi : Peneliti : Assalamu’alaikum, mengganggu sebelumnya mohon maaf bu, saya waktu ibu sebentar. Ibu Sri Sudadi : Wa’alaikumsalam, iya mas. Ada apa? Ada yang bisa saya bantu? Peneliti :Perkenalkan saya Arif Raharjo bu, mahasiswa IAIN Surakarta. Maksud dan tujuan saya ke sini adalah untuk meminta ijin melakukan penelitian di SD Negeri 1 Ceper ini untuk kepentingan tugas akhir skripsi saya bu. Ibu Sri Sudadi : oh iyaa mas. Silahkan kalau mau melakukan penelitian di sekolahan kami. Kami malah senang jika ada mahasiswa yang melakukan penelitian disini. Penelitiannya tentang apa mas ? kualitatif atau kuantitatif ? Peneliti : iya bu terima kasih, penelitian saya penelitian kualitatif bu. tentang upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V di SD Negeri 1 Ceper ini bu. Ibu Sri Sudadi : baik mas. Berarti itu nanti kaitannya dengan guru PAI langsung ya mas. Peneliti : iya bu, penelitian saya nanti meneliti tentang upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V. Ibu Sri Sudadi : ya mas. Silahkan jika nanti kalau mau penelitian dengan guru PAI bisa langsung menghubungi guru PAI yaitu ibu Istiqomah. Pesan saya jika mas membutuhkan data-data tentang sekolahan atau data apa saja yang diperlukan bisa langsung minta bapak ibu guru yang bersangkutan. Atau misal ingin ketemu saya jika saya ada di sekolah inshaallah saya bantu mas. Tapi jika saya tidak ada misal baru ada rapat dinas atau kepentingan yang lain nanti mas bisa tanya-tanya guru yang lain. mohon maaf mas jika mungkin nanti saya jarang ada di sekolah karena kebetulan bulan-bulan ini saya ada banyak jadwal rapat ke dinas. Kalau butuh tanda tangan saya jika saya tidak ada nanti bisa dititipkan bapak ibu guru yang ada. untuk surat-surat yang berkaitan dengan ijin penelitian dsb nanti mas buat sendiri sedemikianrupa, untuk selanjutnya saya tindak lanjuti. Peneliti : nggih bu. Terimakasih atas bantuannya serta ijin untuk melakukan penelitian disini. dan mohon bimbingan dan bantuannya nanti dalam menyelesaikan penelitian saya bu. Ibu Sri Sudadi : iya mas. Sama-sama. Kode : W.02 Topik wawancara : profil sekolah Hari dan tanggal : Rabu, 10 Agustus 2016 Waktu : 09.00 WIB Tempat : Ruang Kepala Sekolah Narasumber : Ibu Sri Sudadi MM.Pd. (Kepala Sekolah SD N 1 Ceper) Pagi itu peneliti ke sekolahan untuk kembali menemui ibu Sri Sudadi. Maksud kedatangan peneliti kali ini adalah untuk menggali informasi dari kepala sekolah tentang sejarah berdirinya sekolah, prestasi-prestasi yang telah diukir oleh SD Negeri 1 Ceper, serta kualitas/SDM guru-guru yang ada di SD Negeri 1 Ceper. Berikut hasil wawancara peneliti dengan ibu Sri Sudadi : Peneliti : Assalamu’alaikum bu, maaf bu mengganggu, minta waktunya sebentar untuk wawancara sama jenengan bisa bu ? Ibu Sri Sudadi : Wa’alaikumsalam. Oh mas Arif yang kemarin mau penelitian di sini. Monggo mas, silahkan. ada yang bisa saya bantu mas ? Peneliti : Begini bu, ada beberapa pertanyaan yang nanti saya tanyakan kepada ibu untuk mengisi data penelitian saya bu. pertama-tama saya ingin menanyakan tentang sejarah berdirinya SD Negeri 1 Ceper ini bu, bagaimana sejarah berdirinya SD ini bu ? Ibu Sri Sudadi : oo iya mas. maaf sebelumnya kebetulan saya mulai bekerja di sekolah ini mulai tahun 1991. Nah sekolah ini sendiri berdiri tahun 1952. Untuk sejarah awal berdirinya saya kurang begitu tahu. Bahkan orang-orang yang mengetahui sejarah awal berdirinya baik guru maupun tokoh masyarakat sekitar sekarang sudah meninggal. Yang saya ketahui hanya bahwa sekolah ini dulunya adalah sekolah peninggalan zaman belanda. Peneliti : baik bu. Kemudian, Apa tujuan pendirian SD Negeri 1 Ceper ? Ibu Sri Sudadi : ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Diharapkan dari proses pendidikan di SD N 1 Ceper ini dapat melahirkan anak didik yang terampil, berakhlak mulia, serta unggul dalam segala bidang. Peneliti : Prestasi apa saja yang telah diukir oleh SD Negeri 1 Ceper baik dalam bidang akademis maupun non akademis ? Ibu Sri Sudadi : Alhamdulillah mas, SD N 1 Ceper telah banyak mengukir prestasi baik dalam bidang akademik dan non akademik. Yang terbaru dalam bidang akademik kami mempunyai siswa berprestasi atas nama Muh Rafli Fahrudin dan Arina Faila Suffa yang mana keduanya berhasil menjadi nomer 1 di tingkat kecamatan serta nomer 2 dan 3 di tingkat kabupaten. Lalu prestasi olimpiade sains, festifal dan lomba seni nasional yang masing masing mendapatkan juara 1 sehingga masuk ke tingkat kabupaten yang juga mendapatkan juara 1. Dan masih banyak lagi mas. Nanti minta datanya aja mas, semua ada datanya. Peneliti : iya bu, lalu semua prestasi yang telah dicapai tersebut tentunya tidak lepas dari peran serta guru-guru yang ada di SD N 1 Ceper ini ya bu. lalu menurut ibu, bagaimana kualitas guru SD N 1 Ceper dalam mendidik, dan mengajar siswa ? Ibu Sri Sudadi : kalau menurut saya sudah cukup bagus mas. Karena memang semua guru yang ada di SD N 1 Ceper inirata-rata memiliki lulusan minimal S1 (strata 1). Perihal kualitas dalam mengajar sebenarnya semua guru sudah memiliki standar profesional sebagai guru. Mereka sudah memiliki sertifikasi sebagai pendidik.Guru-guru disini juga sering mengikuti keiatan-kegiatan yang berkenaan dengan peningkatan kompetensi guru. Sehingga saya yakin bahwa guru-guru disini mampu mendidik siswa dengan baik. Peneliti : baik bu. Terimakasih atas informasinya. Ibu Sri Sudadi : iya mas. Sama-sama. Kode : W.03 Topik wawancara : kondisi kelas V Hari dan tanggal : Jum’at, 12 Agustus 2016. Waktu : 09.00 WIB Tempat : Ruang Guru Narasumber : Ibu Muslihatun Arifiyanti, S.Si (wali kelas V) Hari ini saya kembali ke sekolah untuk bertemu dengan ibu Muslihatun arifiyanti atau biasa dipanggil ibu Muslih selaku wali kelas dari kelas V non unggulan. tujuan wawancara saya hari ini adalah untuk menggali informasi seputar kelas V baik informasi mengenai jumlah siswa, prestasi akademik, maupun permasalahan permasalahan yang ada dikelas V menyangkut proses KBM. Setelah saya sampai sekolah saya langsung menuju ruang guru dan langsung menemui ibu Muslih. Sebelumnya memang peneliti sudah membuat janji dengan ibu Muslih yang saat itu sedang tidak ada jam mengajar. Berikut hasil wawancara peneliti dengan ibu Muslih : Peneliti : Assalamu’alaikum bu. Maaf mengganggu waktunya bu. Bu Muslih betul wali kelas V yang non unggulan ya bu. Ini saya mau bertanya seputar kelas V dengan ibu. Ibu Muslih : Wa’alaikumsalam, iya mas, monggo mau tanya apa ? Peneliti : Pertama-tama, Berapa jumlah siswa kelas V bu? Ibu Muslih : Jumlah siswa kelas V untuk yang non unggulan ada 23. 10 lakilaki dan 13 perempuan. Peneliti : Bagaimana prestasi akademik siswa kelas V ? Ibu Muslih : Prestasi akademik kelas V yang non unggulan ini sebenarnya cukup bagus. meskipun masih kalah dengan kelas V yang unggulan. Tetapi secara keseluruhan nilai semua siswa kelas V non unggulan sudah mencapai KKM. Peneliti : Bagaimana minat siswa dalam mengikuti setiap mata pelajaran ? Ibu Muslih : dalam hal minat, menurut saya siswa-siswi kelas V relatif mempunyai minat yang cukup besar terhadap mata pelajaran yang disukainya. Hanya mungkin ada beberapa mata pelajaran yang kurang diminati. Untuk mata pelajaran yang kurang diminati biasanya mereka dalam pembelajaran mereka menunjukkan tandatanda seperti ramai sendiri dan tidak memperhatikan guru. Lalu ada juga yang mengantuk/tidur saat pembelajaran dll. Peneliti : lalu yang terakhir, apa saja permasalahan/kendala/keluhan yang dihadapi oleh guru-guru yang mengajar kelas V ? Ibu Muslih : banyak sebenarnya keluhan yang disampaikan oleh guru-guru kepada saya mas ketika selesai mengajar kelas V. Guru-guru kebanyakan mengeluhkan siswa kelas V yang kadang susah diatur, saat pelajaran berlangsung sering ramai sendiri, dan sering keluar kelas dengan alasan ke kamar mandi, tetapi lama sekali kembalinya. Peneliti : baik bu, cukup itu dulu informasinya, besok kalo ada yang perlu saya tanyakan, saya kabari ibu lagi. Terimakasih bu atas waktunya. Ibu Muslih : Iya mas sama-sama. Kode : W.04 Topik wawancara : Konsentrasi belajar siswa kelas V Hari dan tanggal : Rabu, 24 Agustus 2016 Waktu : 10.00 WIB Tempat : Ruang Guru Narasumber : Ibu Istiqomah S.Pd.I (Guru PAI) Pagi ini saya datang ke SD N 1 Ceper, Klaten untuk melakukan wawancara dengan ibu Istiqomah atau biasa di panggil ibu Isti selaku guru mata pelajaran PAI.Banyak informasi yang ingin peneliti ketahui dari ibu Isti perihal konsentrasi belajar kelas V. setelah sampai sekolahan saya menemui ibu Isti di ruang guru. Berikut hasil wawancara dengan ibu Isti : Peneliti : Assalamu’alaikum, maaf bu mengganggu waktunya sebentar. Saya ingin wawancara dengan ibu mengenai konsentrasi belajar untuk melengkapi data/informasi yang saya butuhkan bisa bu ? Ibu Isti : Wa’alaikumsalam. Nggeh mas, monggo. Apa yang bisa saya bantu? Peneliti : Bagaimana perhatian dan konsentrasi belajar siswa kelas V dalam mengikuti pembelajaran PAI ? Ibu Isti :Perhatian dan konsentrasi belajar siswa kelas V kurang begitu bagus mas saat mengikuti pelajaran PAI. Contohnya ada anak yang tidak bisa diam sewaktu pembelajaran berlangsung sehingga membuat gaduh dikelas, mengganggu teman-temannya yang sedang belajar, ada yang asyik mainan handphone, fokus penglihatan dan pikirannya tidak ke pelajaran, tetapi malah ke luar ruangan kelas, dll. Intinya butuh perhatian ekstra ketika mengajar siswa kelas V. Peneliti : Apa yang menyebabkan siswa tidak berkonsentrasi dalam belajar ? Ibu Isti : Banyak mas penyebabnya. Seperti lemahnya minat pada pelajaran PAI ini sendiri. Lalu kondisi jasmani siswa yang mungkin sedang tidak berada dalam kondisi yang fit, atau mungkin sedang banyak pikiran. Niat sekolah hanya ingin ketemu dengan teman-temannya, dan masih banyak mas. Peneliti : Apa saja faktor faktor pendukung serta penghambat siswa dalam berkonsentrasi ? Ibu Isti : kalau faktor pendukung di pengaruhi oleh faktor jasmaniah seperti kondisi fisik siswa yang sehat dan tidak mengalami gangguan penyakit apapun. Juga pengaruh faktor rohaniah siswa harus dalam keadaan yang baik. ditambah faktor lingkungan yang mendukung terjadinya konsentrasi seperti situasi kelas yang tenang dan nyaman. Kalau faktor penghambat, kondisi jasmaniah siswa yang sedang berada dalam kondisi tidak bagus, misalnya mengantuk, lapar, dan gangguan panca indera. Kondisi rohaniah siswa yang kacau misal tidak tenang, stress, dan tidak sabar. Dan juga kondisi lingkungan yang berisik dan situasi kelas yang tidak nyaman misalnya panas, sempit, kotor dll. Peneliti : lalu ciri-ciri siswa yang berkonsentrasi saat pelajaran itu apa saja bu ? Ibu Isti : kalau ciri-ciri siswa yang berkonsentrasi dapat ditebak dari gerakan anggota tubuhnya serta ekspresi wajah yang diperlihatkan. Jadi meskipun pandangannya menatap pada guru, belum tentu pikirannya juga sesuai dengan apa yang ia lihat. Gerakan tubuh yang menandakan siswa berkonsentrasi ialah jika siswa tepat atau sesuai dengan intruksi guru. Tidak hanya diam dan memperhatikan tetapi jika ditanya juga bisa menjawab, karena ada juga yang ketika pelajaran memperhatikan, tetapi ketika ditanya tidak bisa menjawab. Ini menunjukkan bahwa pikirannya masih tercabang kemana-mana. Peneliti : Yang terakhir, bagaimana nilai mata pelajaran PAI siswa kelas V bu ? Ibu Isti : Kalau soal prestasi akademik mata pelajaran PAI,kelas V non unggulan sebenarnya tidak terlalu jelek mas. Memang benar ketika pelajaran banyak yang tidak memperhatikan dan tidak berkonsentrasi akan tetapi ketika diberikan tes, rata-rata mereka mampu menjawab dengan benar setiap pertanyaan yang diberikan dan sudah mencapai KKM. Hal ini mungkin dikarenakan sebagian siswa juga mengikuti sekolah TPA dikampungnya masing-masing sehingga pengetahuan keagamaannya tidak hanya diterima disekolah formal akan tetapi juga di TPA nya masing-masing. Peneliti : baik bu, terimakasih atas informasinya. Besuk kalau ada data yang masih saya perlukan, saya kabari lagi bu. Ibu Isti : iya mas. sama-sama. Kode : W.05 Topik wawancara : Upaya-upaya meningkatkan konsentrasi belajar siswa Hari dan tanggal : Rabu, 31 Agustus 2016. Waktu : 10.00 WIB Tempat : Ruang Guru Narasumber : Ibu Istiqomah S.Pd.I (Guru PAI) Pagi ini saya datang kembali ke SD N 1 Ceper, Klaten untuk melakukan wawancara dengan ibu Istiqomah lagi. Tujuan peneliti kali ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan bu Isti dalam meningkatkan konsentrasi belajar kelas V. setelah sampai sekolahan saya menemui ibu Isti di ruang guru. Berikut hasil wawancara dengan ibu Isti : Peneliti : Assalamu’alaikum, maaf bu ngrepoti jenengan lagi. Saya ingin wawancara dengan ibu mengenai upaya-upaya apa saja yang ibu lakukan dalam meningkatkan konsentrasi belajar khususnya. Ibu Isti : Wa’alaikumsalam. Iya mas, gakpapa mas. Jangan sungkan mas kalau mau minta data atau informasi.Selagi saya bisa bantu saya akan bantu mas. Peneliti : iya bu makasih sebelumnya. Soal upaya-upaya yang ibu lakukan dalam meningkatkan konsentrasi belajar, bagaimana memberikan kesiapan belajar siswa sebelum memulai pembelajaran agar nanti dalam belajar siswa dapat berkonsentrasi ? Ibu Isti : Kesiapan belajar yang saya lakukan pada siswa yaitu dengan memberikan kesiapan mental dan rohani siswa berupa membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an ataupun do’a-do’a sehari-hari. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan semangat dan penyegaran pikiran pada diri siswa. Selain itu dengan membaca surat-surat pendek ini dapat memberikan ketenangan pada diri siswa dan melatih siswa untuk membiasakan dirinya dengan hafalan-hafalan ayat Al-Qur’an. Menurut saya pembacaan surat-surat pendek dan hafalan do’a sehari hari ini cukup efektif untuk mengawali sebuah pembelajaran dan menciptakan semangat belajar siswa. Peneliti : Bagaimana cara menanamkan minat belajar pada siswa ? Ibu Isti : Menciptakan minat siswa memang harus mengetahui terlebih dahulu apa yang disukai siswa dalam belajar. Dalam hal ini siswa kelas V memang lebih bersemangat dalam belajar jika menggunakan media seperti LCD. Untuk menanamkan minat saya biasanya menggunakan media-media pembelajaran yang menarik untuk membuat siswa tertarik pada pelajaran. Media pembelajaran memang menjadi daya tarik bagi siswa untuk belajar, Seperti LCD. Minat belajar siswa seketika menjadi besar ketika saya menggunakan media pembelajaran LCD ini. media LCD menjadi daya tarik terbesar bagi siswa dalam belajar. Peneliti : Bagaimana cara belajar mengajar yang ibu lakukan agar siswa berkonsentrasi ? Ibu Isti : Cara belajar pada pelajaran PAI saya buat model pembelajaran aktif. Tujuannya memberi kesempatan siswa untuk melatih keaktifan siswa. Selain itu berbagai metode mengajar juga saya terapkan untuk membuat siswa lebih mudah memahami materi. Untuk metode saya menyesuaikan dengan materi apa yang sedang dipelajari. Peneliti : jika ditengah-tengah pembelajaran tingkat konsentrasi siswa mulai menurun, apa yang ibu lakukan untuk mengembalikan konsentrasi belajar mereka ? Ibu Isti : Iya mas. Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kejenuhan belajar atau menurunnya tingkat konsentrasi belajar siswa. Ketika ditengah-tengah pembelajaran siswa merasa lelah ataupun mengantuk seorang guru dapat menggunakan game misalnya dengan menyanyi ataupun dengan tepuk. Terkadang kan ditengah-tengah pelajaran siswa juga merasa kelelahan dan bosan. Apalagi pelajaran agama pada jam terakhir, jam dimana siswa mulai berkurang konsentrasinya. Maka dari itu saya berikan permainan yang dapat membangkitkan kembali semangat belajar siswa. Biasanya saya menggunakan permainan tepuk dan menyanyi. Memang terlihat simpel, namun permainan ini cukup efektif untuk mengembalikan konsentrasi belajar siswa. Peneliti : Yang terakhir, bagaimana cara menciptakan lingkungan belajar yang kondusif ? Ibu Isti : Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif perlu kerjasama antar warga sekolah. Lingkungan kelas untuk belajar siswa dibuat senyaman mungkin seperti warna cat yang dibuat hijau agar tampak segar, adanya kipas angin untuk membuat sirkulasi udara tetap terjaga dan penataan ruang kelas yang dibuat serapi mungkin agar siswa tetap nyaman dan berkonsentrasi dalam belajar. lalu juga menciptakan interaksi yang harmonis dalam kelas antara guru dan murid atau murid dengan murid. Kalau pengkondisian kelas biasanya siswa yang dirasa paling sering gaduh dikelas tempat duduknya dipindah ke meja depan guru dan yang awalnya teman sebangkunya adalah laki-laki diganti dengan perempuan karena jika teman sebangkunya perempuan maka akan lebih bisa terkendali dibandingkan dengan teman sebangkunya adalah laki-laki. Seperti itu mas Peneliti : Baik bu, saya rasa cukup. Terimakasih atas informasinya. Ibu Isti : Iya mas. Sama-sama. Lampiran 3 FIELDNOTE OBSERVASI Kode : O.1 Topik Observasi : Observasi peserta didik kelas V saat pembelajaran PAI Hari dan Tanggal : Rabu, 4 Mei 2016 Waktu : 11.00 WIB Tempat : SD N 1 Ceper, Klaten Pada hari ini peneliti melakukan oservasi awal ke SD N 1 Ceper, Klaten untuk mengetahui keadaan peserta didik kelas V saat mengikuti pelajaran PAI. Pagi itu ketika sampai sekolahan, peneliti bertemu dengan kepala sekolah SD N 1 Ceper yaitu ibu Sri Sudadi MM.Pd. Peneliti mengutakan maksudnya untuk melakukan penelitian di SD N 1 Ceper. Lalu ibu Sri Sudadi mempersilahkan peneliti untuk melakukan observasi awal. Penelitian ini berhubungan dengan upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa keas V, sehingga hari itu peneliti langsung masuk ke kelas V untuk melihat langsung proses belajar mengajar pada mata pelajaran PAI. Mata pelajaran PAI kelas V ada 2 jam pelajaran dan pada jam terakhir. Ba’da dhuhur saya masuk kelas V bersama ibu Isti selaku guru PAI untuk ikut melihat proses pembelajaran. Pembelajaran PAI di kelas V keberlangsungannya kurang berjalan secara maksimal, ketika guru sedang menjelaskan materi yang diajarkan sebagian siswa tidak memperhatikan. Hal ini disebabkan adanya siswa yang kurang berkonsentrasi mengikuti pembelajaran, ada yang disebabkan ngantuk, belajar karena terpaksa dan pembelajaran yang kurang kondusif, sehingga hasil dari pembelajarannya pun kurang maksimal. Apalagi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi sebagian siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak begitu penting untuk dipelajari. Hal inilah yang lantas membuat siswa menjadi malas mengikuti pelajaran apalagi berkonsentrasi saat pembelajaran berlangsung. Kode : O.2 Topik Observasi : Sarana dan prasarana yang ada di SD N 1 Ceper, Klaten Hari dan Tanggal : Senin, 13 Juni 2016 Waktu : 10.00 WIB Tempat : SD N 1 Ceper, Klaten Pagi ini peneliti berencana melakukan observasi mengenai sarana dan prasarana di SD N 1 Ceper, Klaten. Sekitar pukul 10.00 WIB peneliti sampai di sekolahan. Lalu menemui bapak Drs. Suwarno yakni guru sekaligus menjabat bagian humas dan sarana prasarana. Lalu saya meminta izin untuk berkeliling melihat sarana dan prasarana yang ada di SD N 1 Ceper. Setelah berkeliling mengelilingi komplek sekolahan, berdasarkan pengamatan peneliti SD Negeri 1 Ceper Klaten memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai. SD Negeri 1 Ceper, Klaten dengan jumlah siswa yang banyak memiliki ruang kelas sejumlah 9 ruang kelas dengan rincian 3 kelas untuk kelas I sampai kelas III dan 6 kelas untuk kelas IV sampai VI karena mulai kelas IV sudah diberlakukan kelas unggulan. SD Negeri 1 Ceper juga memiliki sarana ibadah yaitu mushola. Sarana dan prasarana lainnya yaitu perpustakaan yang disediakan untuk siswa sehinga dapat mengembangkan pengetahuan siswa, laboratorium komputer juga disediakan untuk siswa agar siswa dapat mengetahui perkembangan teknologi yang semakin maju. Selain itu juga ada UKS, koperasi siswa yang menyediakan kebutuhankebutuhan siswa dalam pembelajaran dan kamar mandi/toilet. SD Negeri 1 Ceper, Klaten juga memiliki halaman yang sangat luas yang digunakan untuk upacara bendera, tempat bermain siswa, dan di halaman itu pula juga disediakan tempat parkir bahkan juga dimanfaatkan untuk tempat berolahraga. Untuk kegiatan olah raga, SD Negeri 1 Ceper juga memiliki ruang olahraga sendiri. Untuk sarana dan sarana penunjang lainnya yaitu ruang kepala sekolah dan ruang guru yang sekaligus menjadi ruangan tata usaha. Kode : O.3 Topik Observasi : Tingkat konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran PAI Hari dan Tanggal : Rabu, 31 Agustus 2016 Waktu : 11.00 WIB Tempat : SD N 1 Ceper, Klaten Hari ini peneliti berangkat menuju SD N 1 Ceper untuk melakukan observasi langsung ke kelas V. Sebelumnya peneliti telah membuat janji dengan ibu Isti selaku guru PAI untuk bisa ikut masuk observasi ke kelas. Setelah sampai sekolahan peneliti bergegas menemui ibu Isti. Ketika bel tanda masuk setelah istirahat berbunyi itu tandanya pelajaran PAI akan segera dimulai. Saya dan ibu Isti segera masuk kelas.Pelajaran PAI dimulai. Ada pemandangan yang berbeda ketika pembelajaran berlangsung. Ketika bu Isti sedang menjelaskan materi terdapat siswa yang hanya duduk diam merunduk diatas meja. Ketika ditanya, siswa itu menjawab kalau sedang tidak enak badan. Ada juga yang hanya melamun entah sedang memikirkan apa. Ditambah lagi suara hiruk pikuk di lingkungan luar ruangan kelas seperti kendaraan yang lalu lalang menjadikan konsentrasi siswa menjadi terpecah. Lalu ada juga siswa yang menggunakan handphone saat pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti siswa menggunakan handphone hanya untuk kegiatan ngegame dan sms an. Untuk mengetahui siswa tersebut sudah berkonsentrasi atau belum ibu Isti mempunyai cara sendiri. Ketika sedang menerangkan materi akhlak terpuji lalu ditengah-tengah diselipkan beberapa pertanyaan untuk mengetes seberapa besar perhatian dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Ibu Isti melontarkan beberapa pertanyaan kepada beberapa siswa seputar macam-macam akhlak terpuji beserta pengertiannya. Ada siswa yang bisa menjawab dengan benar, tetapi ada juga siswa yang malah bingung karena sebelumnya mereka hanya ramai sendiri.Dari pengamatan peneliti, menurut peneliti masih banyak siswa yang bersikap kurang menghargai pelajaran PAI sehingga tingkat konsentrasi siswa masih jauh dari yang diharapkan. Kode : O.4 Topik Observasi : Upaya guru PAI dalam memberikan kesiapan belajar Hari dan Tanggal : Rabu, 7 September 2016 Waktu : 11.00 WIB Tempat : SD N 1 Ceper, Klaten Pada hari ini peneliti berkesempatan untuk melakukan observasi tentang upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa melalui pemberian kesiapan belajar. Bersama ibu Isti peneliti kembali observasi ke kelas V saat pelajaran PAI. Kesiapan belajar yang dilakukan oleh guru PAI pada siswa kelas V SD N 1 Ceper dilakukan dengan memberikan kesiapan mental dan rohani siswa berupa membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an ataupun do’a-do’a seharihari. Diharapkan dengan membaca surat-surat pendek ini dapat memberikan ketenangan pada diri siswa dan melatih siswa untuk membiasakan dirinya dengan hafalan-hafalan ayat Al-Qur’an. Adapun kegiatan membaca surat-surat pendek ini dilakukan diawal pembelajaran. Guru dan siswa secara bersama-sama membaca beberapa surat pendek selama kurang lebih 5 sampai 10 menit. hafalan surat pendek yang dibaca mulai dari An-Naas sampai Al-a’la. Selain hafalan surat-surat pendek, siswa juga diberikan hafalan do’a sehari-hari. Hafalan do’a ini dibaca setelah membaca suratsurat pendek. Adapun do’a-do’a yang diberikan berupa do’a kepada orang tua, do’a kesiapan belajar, do’a setelah sholat dhuha, do’a keselamatan dunia dan akhirat, dll. Kode : O.5 Topik Observasi : Upaya guru PAI dalam menanamkan minat belajar siswa Hari dan Tanggal : Rabu, 14 September 2016 Waktu : 11.00 WIB Tempat : SD N 1 Ceper, Klaten Penanaman minat yang dilakukan oleh ibu Isti pada siswa kelas V berupa penggunaan media-media pembelajaran yang menarik untuk membuat siswa tertarik pada pelajaran yang akan dipelajari. Pada hari ini mempelajari materi kisah nabi-nabi Allah. Pada bab ini mempelajari tentang kisah nabi Ayyub, nabi Musa, dan Nabi isa. Pada pembelajaran itu ibu Isti menggunakan media LCD dalam pembelajaran untuk menayangkan video kisah tentang nabi Ayyub, nabi Musa, dan nabi Isa. Siswa begitu antusias dalam menyimak tayangan video kisah nabi tersebut. Setelah itu siswa di berikan kesempatan untuk menyampaikan keteladanan yang dapat diambil dari ketiga kisah nabi tersebut. Ibu Isti memanfaatkan 2 jam pelajaran mapel PAI dengan sebaik mungkin dimana 1 jam pelajaran tersebut digunakan untuk melihat video kisah nabi dan 1 jam pelajaran sisanya digunakan untuk kegiatan diskusi sesuai kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. sehingga selama 2 jam pelajaran penuh siswa begitu aktif dan menunjukkan minat belajar yang besar terhadap pelajaran berkat penggunaan media pembelajaran ini. Kode : O.6 Topik Observasi : Penggunaan metode mengajar guru PAI Hari dan Tanggal : Rabu, 21 September 2016 Waktu : 11.00 WIB Tempat : SD N 1 Ceper, Klaten Pada pembelajaran PAI di kelas V SD Negeri 1 Ceper, guru PAI menggunakan berbagai macam metode mengajar. Menurut ibu isti setiap metode perlu menyesuaikan dengan materi apa yang sedang dipelajari. Pada hari ini pembelajaran PAI sampai pada bab mengartikan surat Al-Kafirun dan Al-Lahab, Ibu Isti menggunakan metode mengajar ceramah lalu dilanjutkan dengan diskusi. Ibu Isti membagi kelas menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 membaca dan mengartikan surat Al-Kafirun, lalu kelompok 2 membaca dan mengartikan surat Al-Lahab. Lalu mendiskusikan isi kandungan kedua ayat tersebut. Setelah selesai Masing masing kelompok lalu memilih satu perwakilan untuk menyampaikan hasil diskusinya. Menurut pengamatan peneliti ketika guru menggunakan metode ceramah memang banyak siswa yang mengantuk dan tidak memperhatikan/tidak berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Tetapi ketika selesai ceramah dan berganti ke kegiatan diskusi keadaan kelas seketika berubah menjadi lebih aktif dan interaktif. Yang semula mereka hanya duduk diam dan mendengarkan lalu diberikan kesempatan untuk mengungkapkan ide dan gagasan mereka tentang materi yang dipelajari. Ini memperlihatkan bahwa siswa memang senang jika diberi kesempatan untuk berdiskusi. Kode : O.7 Topik Observasi : Game untuk mengembalikan konsentrasi belajar siswa Hari dan Tanggal : Rabu, 28 September 2016 Waktu : 11.00 WIB Tempat : SD N 1 Ceper, Klaten Ibu isti mempunyai cara dalam mengembalikan konsentrasi dan semangat belajar siswa yakni dengan permainan tepuk dan menyanyi. Pada kesempatan kali ini ibu Isti menunjukkan cara mengembalikan konsentrasi dan semangat belajar siswa. Hari ini kebetulan cuacanya begitu panas yang membuat siswa merasa lelah dan tidak bersemangat dalam belajar. Melihat kondisi tersebut Ibu Isti berinisiatif untuk melakukan permainan tepuk dan menyanyi. Ibu isti mengajak peserta didiknya tepuk dengan intruksi jumlah tepuk berdasarkan apa yang ibu Isti pegang anggota badannya. Sebagai contoh bila ibu Isti memegang mulut maka peserta didik harus tepuk sebanyak 1x. jika ibu Isti memegang hidung maka peserta didik harus tepuk sebanyak 2x. jika ibu Isti memegang telinga maka peserta didik harus tepuk sebanyak 3x. dan jika ibu isti memegang kepala maka peserta didik harus tepuk sebanyak 4x. Ketika permainan tepuk ini dilaksanakan seketika situasi kelas berubah riuh karena keseruan yang terjadi. awalnya semua siswa mengikuti intruksi secara benar. ibu Isti mempraktekkan memegang mulut dan siswa tepuk 1x, lalu memegang hidung dan siswa tepuk 2x, lalu memegang telinga dan siswa tepuk 3x dan terakhir memegang kepala, siswa tepuk 4x. tetapi ketika intruksi dilakukan secara tidak berurutan dan dilakukan secara cepat siswa banyak yang keliru dalam hitungan tepuk dan seketika suasana kelas menjadi cair kembali. Lalu ada juga hukuman bagi siswa yang keliru dalam hitungan tepuk. Hukumannya berupa maju ke depan kelas untuk menyanyi. Siswa diberi kebebasan untuk menyanyi tetapi dengan syarat semua huruf vokal diganti dengan o semua, atau i semua. Semua siswa tertawa lepas ketika mendengar temannya menyanyikan lagu yang huruf vokalnya diganti dengan o semua atau i semua. Suasana kembali fokus dan pelajaran kembali dilanjutkan dengan kondisi siswa yang telah kembali konsentrasinya berkat permainan tadi. Kode : O.8 Topik Observasi : Lingkungan belajar SD Negeri 1 Ceper Klaten Hari dan Tanggal : Rabu, 5 Oktober 2016 Waktu : 11.00 WIB Tempat : SD N 1 Ceper, Klaten Lingkungan SD Negeri 1 Ceper sebenarnya termasuk lingkungan yang kurang kondusif yang mana banyak siswa yang terganggu karena suara-suara yang bersumber dari luar seperti lalu lalang kendaraan yang setiap hari melewati jalan depan sekolahan. Selain itu diperparah dengan keadaan udara yang tidak begitu bagus karena letak SD Negeri 1 Ceper sendiri bersebelahan dengan perkampungan warga yang memproduksi genteng sehingga ketika warga sekitar sedang membakar genteng dapat menimbulkan asap pekat dan menyebabkan polusi udara. Tetapi pihak sekolah berusaha mengantisipasi keluhan tersebut dengan membuat senyaman mungkin fasilitas sekolah agar siswa dan guru tetap bisa melakukan kegiatan pembelajaran dengan nyaman. Lingkungan kelas untuk belajar siswa dibuat senyaman mungkin seperti warna cat yang dibuat hijau agar tampak segar, adanya kipas angin untuk membuat sirkulasi udara tetap terjaga dan penataan ruang kelas yang dibuat serapi mungkin agar siswa tetap nyaman dan berkonsentrasi dalam belajar. Fasilitas kelas di SD Negeri 1 Ceper cukup memadai untuk menunjang proses pembelajaran. Dilihat dari lingkungan sosial, SD Negeri 1 Ceper termasuk lingkungan yang cukup ramah bagi setiap warga sekolahnya. Pola interaksi antar warga sekolah terjalin dengan baik. Penerapan semboyan 3S (senyum,salam,sapa) tampaknya sudah berjalan dengan baik. Dalam pembelajaran agama islam di kelas V ibu Isti mencoba menjadi sosok guru yang bersahaja dan teladan bagi muridmuridnya baik dalam bertutur kata maupun perilaku/sikap dalam mengajar. Ini dimaksudkan agar murid-muridya juga merasa nyaman dalam belajar dan tentunya berkaitan dengan usaha meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Lampiran 4 SD Negeri 1 Ceper Klaten Struktur Organisasi Sekolah Visi Misi dan Tujuan Sekolah Profil Sekolah Keadaan Murid SD N 1 Ceper Keadaan Guru SD N 1 Ceper Siswa membaca Al-Qur’an/surat-surat pendek sebelum memulai pembelajaran Guru menggunakan variasi metode mengajar yang menyenangkan yakni ceramah dilanjutkan diskusi untuk menciptakan semangat dan konsentrasi belajar siswa Guru memberikan permainan tepuk dan menyanyi untuk mengembalikan konsentrasi belajar siswa Guru menggunakan media LCD untuk menanamkan minat belajar serta meningkatkan konsentrasi belajar siswa Lingkungan kelas yang tertata rapi sehingga membuat nyaman dalam belajar Foto kegiatan wawancara PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CEPER SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CEPER Karangmojo Rt.03 Rw.VII Ceper Kode Pos 57465 SUSUNAN ORGANISASI SD NEGERI 1 CEPER TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017 PENANGGUNG JAWAB : Kepala UPTD Pendidikan Kec.Ceper NURYADI, S.Pd, M. PEMBINA : Pengawas SD Dabin IV Drs. DWIYONO KEPALA SEKOLAH : SRI SUDADI, MM.Pd WALI KELAS : KELAS 1 : MARSINAH, S.Pd KELAS 2 : PARDIYEM, S.Pd.K KELAS 3 : ISNARYATI, S.Pd.SD KELAS 4A : Drs. SUWARNO KELAS 4B : WIJARNARKO BAGUS WIRAWAN, S.Pd.SD KELAS 5A : ANIK TRI IKYANTI PRIHATININGSIH, S.Pd.SD KELAS 5B : MUSLIKHATUN ARIFIYANTI, S.Si KELAS 6A : PANGESTI WIDYANINGTYAS, S.Pd.SD KELAS 6B : KRISDIYARSIH SUHARTANTI, S.Pd GURU PAI : ISTIQOMAH, S.Pd.I GURU PENJASKES : PRAPTI HANDAYANI, S.Pd PENJAGA : SUNGATMIN PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CEPER SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CEPER Karangmojo Rt.03 Rw.VII Ceper Kode Pos 57465 STRUKTUR ORGANISASI SD NEGERI 1 CEPER Ka. UPTD Pend. Kec. Ceper NURYADI S.Pd, M.M PENGAWAS SD Drs. DWIYONO KEPALA SEKOLAH SRI SUDADI, MM.Pd KELAS 1 MARSINAH, S.Pd S.Pd GURU PAI ISTIQOMAH, S.Pd.I S.Pd.SD KELAS 2 PARDIYEM, S.Pd.K KELAS 3 ISNARYATI, S.Pd.SD GURU PENJASKES RAPTI H, S.Pd KELAS 4B WIJANARKO, S.Pd.SD KELAS 4U Drs. SUWARNO PENJAGA SUNGATMIN SISWA/SISWA KELAS 5B M. ARIFIYANTI, S.Si KELAS 5U ANIK TRI I, S.Pd.SD KELAS 6B KRISDIYARSIH S, KELAS 6U PANGESTI W, DAFTAR NAMA SISWA KELAS V B (Non Unggulan) NO NAMA SISWA TTL L/P KELAS ALAMAT RUMAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 ADINDA SEPTIA RENATA ALFIAN NUR HAKIM AMARANGGANA CHINANTYA, F.H ANANDA FAWAZ SUSANTO ANDREANSYAH AHMAD FAJAR ARINDA MARGANINGRUM YULIANTI AZIFAH AZKA APRILIANA EDGINA TYAS PUTRI SABRINA GADISA NURLITA OKTAVYARA KISKYA MAHARANI LADYVA AURELLIA CALISTA MUH. ILHAM GALIB KURNIAWAN MUH. IQBAL ASROFY MUH. IVANDHANI ARDIANSYAH MUH. RANDI NIZAR OLFAT MUSTHOFA LUTHFI NABILA YUSALIANTI REVALINA WIDIASTUTI RISA NUR SABRINA YUNIAN SYALMAWATI INDAH ELMASARI UBAIDILLA HAFIDZ GUNTUR A.S. YUGA DEWA BRATA DARMA ,P. EVAN IBNU WIDIA DANA JIMMY PUTRA PRAMUDITA MUHAMMAD IQBAL PUTRA Klaten, 05-09-2005 Klaten, 26-06-2005 Klaten, 11-02-2005 Klaten, 02-12-2005 Klaten, 12-12-2005 Klaten, 19-07-2005 Klaten, 28-04-2005 Magelang, 17-03-2005 Klaten, 11-10-2004 Klaten, 26-04-2005 Klaten, 24-07-2005 Klaten, 12-08-2005 Klaten, 23-02-2005 Klaten, 13-06-2005 Klaten, 05-05-2005 Klaten, 29-08-2004 Klaten, 25-03-2005 Klaten, 10-11-2004 Bandung, 28-06-2005 Klaten, 29-01-2005 Klaten, 21-12-2004 Klaten, 27-7-2005 Klaten, 27-06-2004 Jakarta, 6-11-2005 Purwodadi, 17-04-2005 P L P P L P P P p P P L L L L L P P P P L L L L L V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V Bakalan, Ceper, Klaten Kujon, ceper Ceper, Ceper , Klaten Kujon, Ceper , Klaten Bakalan, Ceper, Klaten Bendo, Ngawoggo, Ceper Batur, Tegalrejo, ceper Ngeseng, Jambukulon, Ceper Jebugan, Kujon, Ceper Tegalrejo, Ceper, Klaten Kongsi, Kujon, ceper Ceper, Ceper , Klaten Jebugan, Kujon, Ceper Tegalsari, Ngawonggo, Ceper Sentono, Ngawonggo, Ceper Gatak, Kujon, Ceper Kajen, Ceper, Klaten Daleman, Palar, Trucuk Ngeseng, Jambukulon, Ceper Troketon,Pedan Batur, Tegalrejo, Ceper Pason, Ceper, Klaten Putatan, Kurung, Ceper Gatak, Kedungan, Pedan Pason, Ceper, Klaten NAMA SEKOLAH SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri SD Negeri I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper I Ceper DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Lengkap : Arif Raharjo Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 11 Desember 1994 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Sentono RT 32 RW 12, Ngawonggo, Ceper, Klaten Nama orang tua : 1. Ayah : Masri 2. Ibu : Umi Sangadah Riwayat Pendidikan : 1. TK Bustanul Athfal Sentono. Lulus tahun 2000 2. MIM Sentono. Lulus tahun 2006 3. SMP N 1 Ceper Klaten. Lulus tahun 2009 4. SMA N 1 Wonosari Klaten. Lulus tahun 2012 5. IAIN Surakarta Klaten, 24 November 2016 Arif Raharjo