upaya guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan

advertisement
UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS V DI SD
NEGERI 1 CEPER KLATEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi
Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam
Oleh :
ARIF RAHARJO
123111058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
TAHUN 2017
i
ii
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orangtuaku yang menjadi sumber semangatku dalam mengerjakan
skripsi ini, yang senantiasa mendo’akan serta memberikan dukungan
kepadaku
2. Kakak-kakakku tercinta yang selalu memberi dukungan penuh hingga
terselesaikannya skripsi ini
3. Teman-teman PAI kelas C angkatan tahun 2012
4. Almamater IAIN Surakarta
iv
MOTTO
ۡ ْ ُ ‫َ َ ُّ َ ذ َ َ َ ُ ٓ ْ َ َ َ ُ ۡ َ َ ذ‬
َۡ ْ ُ َ ۡ َ
َ
َ
َ
َٰ
َٰٓ
ِ‫يأيها ٱَّلِين ءامنوا إِذا قِيل لكم تفسحوا ِِف ٱلمجل ِ ِس فٱفسحوا يفسح‬
ْ
َ َ ۡ ُ َ ُ‫ذ‬
ُ
ُ ‫ٱنُشوا ْ يَ ۡرفَعِ ذ‬
َ ‫ِنك ۡم َو ذٱَّل‬
َ ‫ٱّلل ذٱَّل‬
ُ ُ َ‫ٱنُشوا ْ ف‬
ُ ُ ‫ِيل‬
‫ِين‬
‫ِين َء َام ُنوا م‬
‫ٱّلل لكمۖۡ ِإَوذا ق‬
َ َ ُ َ ۡ َ َ ُ ‫ُ ُ ْ ۡ ۡ َ َ َ َ َٰ َ ذ‬
ٞ
١١ ‫ت وٱّلل بِما تعملون خبِري‬
ٖۚ ‫أوتوا ٱلعِلم درج‬
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan”
v
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah
SWT atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan
Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Ceper Klaten Tahun Pelajaran
2016/2017. Sholawat dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada
junjungan dan uswatuh hasanah kita, Rasulullah Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan,
motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami menghanturkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Mudhofir, S.Ag., M.Pd selaku Rektor IAIN Surakarta
2. Dr. H. Giyoto, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
3. Dr. Fauzi Muharom, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
4. Drs. Sukirman, M.Ag
selaku pembimbing yang dengan penuh kesabaran
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam yang secara
tulus memberikan ilmu kepada penulis.
6. Ibu Sri Sudadi, MM.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri 1 Ceper Klaten yang
telah memberikan izin guna mengadakan penelitian.
7. Ibu Istiqomah, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran PAI di SD Negeri 1 Ceper
Klaten yang telah bersedia memberikan bantuan kepada penulis dalam
melakukan penelitian di SD Negeri 1 Ceper Klaten.
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini
vii
Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Surakarta,
Penulis,
Arif Raharjo
viii
Desember 2016
ABSTRAK
Arif Raharjo, Desember 2016, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam
Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Ceper Klaten
Tahun Pelajaran 2016/2017, Skripsi: Progam Studi Pendidikan Agama Islam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Surakarta.
Pembimbing: Drs. Sukirman, M.Ag
Kata Kunci : Upaya Guru Pendidikan Agama Islam, Konsentrasi Belajar Siswa
Konsentrasi belajar mutlak perlu dimiliki oleh setiap siswa dalam proses
pembelajaran. Hal ini dikarenakan konsentrasi belajar besar pengaruhnya terhadap
hasil serta tujuan dari pembelajaran tersebut. Permasalahan dalam penelitian ini
adalah masih banyak siswa yang tidak berkonsentrasi saat pembelajaran PAI.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya apa saja yang
dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan konsentrasi
belajar siswa kelas V di SD Negeri 1 Ceper Klaten tahun pelajaran 2016/2017.
Metodologi dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri 1 Ceper Klaten, yang dilaksanakan pada bulan Mei
2016 – Oktober 2016. Subjek penelitian adalah Guru Pendidikan Agama Islam SD
Negeri 1 Ceper Klaten. Informan penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru kelas,
staff, serta siswa kelas V SD Negeri 1 Ceper Klaten. Data penelitian diperoleh
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk mengecek keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan teknik analisis
yaitu reduksi data, model data (display data), dan verifikasi/penarikan
kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan
oleh Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan konsentrasi belajar
siswa kelas V SD Negeri 1 Ceper Klaten adalah dengan memberikan kesiapan
belajar yang bagus yakni dengan memberikan kesiapan mental dan rohani siswa
sebelum memulai pembelajaran berupa membaca surat-surat pendek dalam AlQur’an ataupun do’a-do’a sehari-hari, menanamkan minat belajar kepada siswa
yakni berupa penggunaan media-media pembelajaran yang menarik untuk
membuat siswa tertarik pada pelajaran yang akan dipelajari, menggunakan metode
mengajar yang menyenangkan yakni penggunaan metode mengajar yang
bervariasi, memberikan permainan ice breaking untuk mengembalikan konsentrasi
siswa yang mulai menurun yakni berupa tepuk dan menyanyi, dan menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif serta melakukan pengkondisian kelas.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING……………………………………………ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. .iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………....iv
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………...v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………….vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..vii
ABSTRAK………………………………………………………………………ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xiii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………………...1
B. Identifikasi Masalah..............................................................................8
C. Pembatasan Masalah……………………………………………….....9
D. Rumusan Masalah………………………………………………….....9
E. Tujuan Penelitian……………………………………………………..9
F. Manfaat Penelitian …………………………………………………...9
BAB II LANDASAN TEORI…………………………………………………...11
A. Kajian Teori…………………………………………………………..11
1.
Guru Pendidikan Agama Islam …………………………….........11
a.
Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam………………….11
b.
Tugas Guru Pendidikan Agama Islam………………………12
x
2.
c.
Tanggung Jawab GuruPendidikan Agama Islam……………15
d.
Peran Guru Pendidikan Agama Islam……………………….16
e.
Pengertian Upaya....................................................................19
Konsentrasi Belajar………………………………………………20
a.
Pengertian Konsentrasi Belajar……………………………...20
b.
Urgensi Konsentrasi dalam Belajar …………………………23
c.
Prinsip-prinsip Konsentrasi……………………………….....25
d.
Sebab-sebab Tidak Konsentrasi Belajar………………..........26
e.
Faktor-faktor Pendukung Terjadinya Konsentrasi Belajar......29
f.
Faktor-faktor Penghambat Terjadinya Konsentrasi Belajar....32
g.
Ciri-ciri Konsentrasi Belajar………………………………....34
3. Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar…………………………..36
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan………………………………...37
C. Kerangka Berfikir……………………………………………………..39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………...42
A. Jenis Penelitian………………………………………………………..42
B. Tempat dan Waktu Penelitian.………………………………………..42
C. Subjek dan Informan Penelitian………………………………………43
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………....43
E. Teknik Keabsahan Data……………………………………………….46
F. Teknik Analisis Data……………………………………………….....47
BAB IV HASIL PENELITIAN……………………………………………….....49
A. Fakta dan Temuan Penelitian………..………………………………..49
1.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………..49
a.
Sejarah Berdirinya SD Negeri 1 Ceper……………………...50
b.
Visi dan Misi SD Negeri 1 Ceper……………………………51
c.
Tujuan Sekolah SD Negeri 1 Ceper………………………....52
d.
Struktur Organisasi SD Negeri 1 Ceper……………………..53
e.
Keadaan Guru dan Siswa SD Negeri 1 Ceper……………….54
xi
f.
2.
Sarana dan Prasarana SD Negeri 1 Ceper…………………...56
Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa
Kelas V di SD Negeri 1 Ceper……………………………………57
a.
Kesiapan Belajar yang Bagus ……………………………….63
b.
Menanamkan Minat Belajar Kepada Siswa………………....65
c.
Penggunaan Metode Mengajar yang Menyenangkan……….68
d.
Pemberian Ice Breaking Ketika Konsentrasi Belajar Mulai
Menurun……………………………………………………..71
e.
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif serta
Pengkondisian Kelas………………………………………...74
B. Interpretasi Hasil Penelitian…………………………………………...77
BAB V PENUTUP…………………………………………………………….....82
A. Kesimpulan……………………………………………………………82
B. Saran…………………………………………………………………..83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman observasi, wawancara dan dokumentasi
Lampiran 2
Field note wawancara
Lampiran 3
Field note observasi
Lampiran 4
Foto-foto
Lampiran 5
Struktur organisasi sekolah
Lampiran 6
Daftar nama siswa kelas 5 non unggulan
Lampiran 7
Nilai akademik siswa kelas 5 non unggulan
Lampiran 8
Surat ijin penelitian
Lampiran 9
Surat keterangan selesai penelitian
Lampiran 10 Daftar riwayat hidup penulis
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam
kehidupan setiap manusia yang dipengaruhi oleh seluruh aspek dalam
kehidupan dan kepribadian seseorang. Pendidikan sangat dibutuhkan
manusia, ini terlihat dari kenyataan bahwa manusia itu dilengkapi dengan
hasrat pendorong, naluri dan pengetahuan untuk mengembangkan isi alam
dalam masyarakat sosialnya. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat
menentukan bagi perkembangan bangsa dan negara sebab dari situlah akan
tercipta sumber daya manusia yang berkualitas.
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai
didalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara adalah daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti
(kekuatan batin, karakter), pikiran serta jasmani anak, agar dapat
memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak
yang selaras dengan alam dan masyarakatnya (Anwar Hafid, dkk,
2013:28-29).
Menurut Oemar Hamalik (2001:79) pendidikan adalah suatu proses
dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik
mungkin terhadap lingkungannya. Dengan demikian akan menimbulkan
1
2
perubahan pada dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat
dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran yang bertugas mengarahkan
proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang
diinginkan.
Pendidikan harus ditujukan untuk menciptakan keseimbangan
pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh, dengan cara
melatih jiwa, akal pikiran, perasaan fisik manusia. Dengan demikian,
pendidikan harus mengupayakan tumbuhnya seluruh potensi manusia, baik
yang bersifat spiritual, intelektual, daya khayal, fisik, ilmu pengetahuan,
maupun bahasa, baik secara perorangan maupun kelompok, dan
mendorong tumbuhnya seluruh aspek tersebut agar mencapai kebaikan dan
kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan terletak pada terlaksananya
pengabdian yang penuh kepada Allah, baik pada tingkat perseorang,
kelompok maupun kemanusiaan dalam arti yang seluas-luasnya (Abuddin
Nata, 2010:62). Sedangkan tujuan pendidikan Islam di sekolah adalah
untuk membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, sebagai wujud
keimanannya kepada Allah SWT dan wujud kepatuhannya terhadap
syariat Islam (Novan Ardy Wiyani, 2013:122).
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan
secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang utamanya. Peristiwa
belajar mengajar banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
3
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu
(Moh. Uzer Usman, 1996:4).
Dalam proses pembelajaran di sekolah seorang guru bertanggung
jawab untuk menyampaikan materi yang telah disiapkan sesuai
kurikulumnya,
dan
anak
didik
mempunyai
kewajiban
untuk
mendengarkan, mencermati dan memperhatikan apa yang telah guru
sampaikan. Selain itu seorang guru juga bertugas untuk menciptakan
suasana belajar mengajar yang menyenangkan. Tetapi dalam proses
pembelajaran di sekolah ternyata banyak ditemui kendala yang dihadapi
oleh guru, diantaranya adalah berhubungan dengan konsentrasi belajar
siswa.
Konsentrasi belajar menjadi hal yang begitu penting dan perlu
ditanamkan
pada
diri
peserta
didik.
Siswa
hendaknya
mampu
berkonsentrasi saat proses belajar mengajar berlangsung, seperti yang
diungkapkan oleh Slameto (1995:87), menurutnya konsentrasi belajar
besar pengaruhnya terhadap belajar. Jika seseorang mengalami kesulitan
berkonsentrasi, jelas belajarnya akan sia-sia, karena hanya membuang
tenaga, waktu, dan biaya saja. Seseorang yang dapat belajar dengan baik
adalah orang yang dapat berkonsentrasi dengan baik, dengan kata lain ia
harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran ini mutlak perlu
dimiliki oleh setiap siswa yang belajar. Dalam kenyataan seseorang sering
mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, hal ini disebabkan karena
kurang berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari, terganggu oleh
4
keadaan lingkungan (bising, keadaan yang semrawut, cuaca buruk, dll),
pikiran yang kacau dengan banyak urusan atau masalah-masalah kesehatan
(jiwa dan raga) yang terganggu (badan lemah), bosan terhadap mata
pelajaran/sekolah, dan lain-lain.
Wood (2007:32) juga mengungkapkan bahwa kesulitan dalam
memusatkan perhatian, baik yang disertai sikap hiperaktif ataupun tidak,
tidak dianggap sebagai kesulitan belajar. Kendati demikian, kesulitan
dalam memusatkan perhatian/konsentrasi dapat mempengaruhi performa
akademis seseorang secara serius, dimana gangguan ini kerap menyertai
kelemahan dalam kemampuan akademis.
Mengembangkan
konsentrasi
sangatlah
penting
untuk
mengoptimalkan kompetensi kita dalam menyelesaikan setiap kegiatan
atau pekerjaan. Pengaruh konsentrasi yang kurang baik, sudah pasti akan
berakibat tidak optimalnya hasil dari semua kegiatan atau pekerjaan
tersebut. Apalagi dalam hal pembelajaran sebuah konsentrasi sangat
diperlukan agar dapat terfokus dengan pembelajaran tersebut. Seorang
siswa dituntut untuk berkonsentrasi penuh agar terfokus dengan materi apa
yang disampaikan guru. Tanpa sebuah konsentrasi, proses belajar
mengajar tidak akan berjalan dengan lancar begitu juga dengan hasil
pembelajarannya kurang memuaskan. Semakin banyak informasi yang
harus diserap siswa maka konsentrasi semakin mutlak dimiliki oleh siswa
saat proses pembelajaran.
5
Pembelajaran yang tidak menarik akan mengakibatkan konsentrasi
siswa terhadap pembelajaran menjadi rendah. Misalnya konsentrasi yang
dimiliki oleh siswa siswi tingkat Sekolah Dasar apabila dalam
penyampaian materi hanya dengan ceramah saja maka anak akan merasa
jenuh dan konsentrasi yang dimiliki hanya sekitar 5-10 menit saja. Dimasa
sekarang ini masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah
dalam proses pembelajaran. Siswa dianggap memiliki pemahaman seperti
guru bahkan guru tidak memiliki konsep pembelajaran yang jelas. Guru
hanya mengajar dengan ceramah dan siswa hanya mendengarkan saja.
Tidak peduli apakah siswa dapat mengerti atau tidak. Yang penting target
pembelajaran dan deadline terpenuhi. Hal ini mengakibatkan terjadinya
kejenuhan pada siswa.
Pengajaran yang baik yaitu ketika siswa bukan hanya sebagai objek
tetapi juga sebagai subjek, sehingga siswa akan menjadi aktif. Dengan
begitu siswa akan merasa betah dan bisa berkonsentrasi dengan baik.
Untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan kejelian dan kreatifitas guru dengan
cara
mendesain
model
pembelajaran
dan
menciptakan
suasana
pembelajaran yang menyenangkan yang bisa mengena setiap gaya belajar
peserta didik. Sehingga peserta didik merasa nyaman dan puas dengan
sajian materi yang disampaikan oleh guru, tanpa merasa bosan dan
terkekang. Sebaliknya jika guru tidak dapat menciptakan suasana
pembelajaran dengan baik maka akan berpengaruh terhadap konsentrasi
6
belajar siswa. Konsentrasi belajar siswa seketika akan menjadi menurun
dan tidak fokus dalam belajar.
Rendahnya konsentrasi siswa terhadap suatu pelajaran, belum tentu
sumber kesalahannya terletak pada diri siswa, karena banyak sekali faktor
yang menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi saat pembelajaran yang
terbagi dalam tiga faktor yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor
psikologis, yang apabila dibiarkan maka akan selalu mengganggu proses
belajar siswa. Dari beberapa faktor tersebut maka seorang guru Pendidikan
Agama Islam perlu memberikan upaya untuk meningkatkan konsentrasi
belajar siswa saat pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
meminimalisir faktor penyebabnya.
Dilihat dari faktor psikologis siswa, banyak sekali penyebab
berkurangnya konsentrasi belajar. Observasi awal pada siswa kelas V di
SD Negeri 1 Ceper menunjukkan bahwa adanya siswa dengan sikap yang
mengindikatorkan kurang menghargai pembelajaran dengan berlaku
seenaknya ketika proses pembelajaran. Diantaranya adalah anak yang
tidak bisa diam sewaktu pembelajaran berlangsung. Anak yang biasanya
tidak bisa diam biasanya sulit untuk berkonsentrasi. Siswa yang demikian
mengganggu suasana pembelajaran, seperti jarang memperhatikan
pembelajaran,
sering
keluar
kelas,
mengganggu
teman-temannya,
membuat gaduh di kelas, jarang mau mengikuti intruksi guru dan mudah
beralih perhatian.
7
Keadaan siswa yang cenderung tidak bisa diam biasanya sulit
untuk berkonsentrasi dalam belajar. Hal inilah yang mendorong guru
untuk dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa dalam pembelajaran
di kelas, khususnya PAI karena Pendidikan Agama Islam penting dalam
kehidupan seseorang untuk dapat menanamkan perilaku dan budi pekerti
yang baik di masyarakat. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya guru
terhadap siswa yang tidak bisa diam yang membutuhkan perhatian lebih
daripada siswa yang lain pada umumnya. Selain itu juga menuntut
kesabaran untuk memahami dan membantu memulihkan konsentrasi
belajar mereka.
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 1
Ceper, keberlangsungannya kurang berjalan secara maksimal (observasi
tanggal 4 Mei 2016). Ketika guru sedang menjelaskan materi yang
diajarkan sebagian siswa tidak memperhatikan. Hal ini disebabkan adanya
siswa yang kurang berkonsentrasi mengikuti pembelajaran, ada yang
disebabkan ngantuk, belajar karena terpaksa dan pembelajaran yang
kurang kondusif, sehingga hasil dari pembelajarannya pun kurang
maksimal. Apalagi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi sebagian
siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak begitu penting untuk
dipelajari. Hal inilah yang lantas membuat siswa menjadi malas mengikuti
pelajaran apalagi berkonsentrasi saat pembelajaran berlangsung. Untuk itu
guru PAI dituntut untuk bisa mengembalikan semangat belajar siswa serta
dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa mengingat pelajaran PAI
8
sebenarnya merupakan pelajaran yang penting dalam membentuk akhlak
dan kepribadian siswa. Dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini
mengambil judul “Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan Konsentrasi
Belajar Siswa kelas V di SD Negeri 1 Ceper, Klaten Tahun Pelajaran
2015/2016”.
B. Identifikasi Masalah
Yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V di SD Negeri 1
Ceper, Klaten. Pertanyaan ini dapat dijabarkan dalam beberapa pokok
permasalahan yang lebih kecil, yaitu :
1. Konsentrasi belajar merupakan kebutuhan bagi setiap siswa untuk
mencapai prestasi, namun mayoritas siswa menganggap bahwa
pelajaran PAI tidak begitu penting untuk dipelajari sehingga mereka
tidak berkonsentrasi saat pelajaran.
2. Dalam pembelajaran PAI masih banyak siswa yang kurang memahami
dan memperhatikan pada saat proses kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
3. Konsentrasi merupakan kunci utama yang dibutuhkan siswa untuk
mencapai keberhasilan dalam segala hal. Namun keadaan kelas yang
tidak kondusif serta kondisi psikologis siswa yang kurang baik
menjadikan siswa sulit berkonsentrasi dalam belajar.
9
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi
masalah pada gambaran “Upaya Guru PAI Dalam Meningkatkan
Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Ceper, Klaten Tahun
Pelajaran 2016/2017”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut : “Bagaimana Upaya Guru PAI Dalam
Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas V di SD Negeri 1 Ceper,
Klaten Tahun Pelajaran 2016/2017?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru PAI dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V di SD Negeri 1 Ceper,
Klaten tahun pelajaran 2016/2017.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
10
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan dan sumbangan bagi lembaga pendidikan tentang
upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa.
b. Memberi gambaran kepada praktisi pendidikan bahwa ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi siswa dalam proses
belajar mengajar.
c. Memberikan motivasi dan bimbingan kepada para orang tua dalam
menangani siswa yang sulit berkonsentrasi dalam belajar di
lingkungan sekolah maupun di rumah.
d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
pijakan untuk penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan oleh guru dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa.
b. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan
yang baik pada sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
bagi siswa.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Guru Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia yang dikutip oleh
Badudu-Zain (2001:478) Guru adalah orang yang mengajari orang lain
baik disekolah maupun bukan, tentang suatu ilmu pengetahuan atau
suatu keterampilan. Sedangkan guru menurut Zakiah Daradjat
(2009:39) adalah pendidik profesional, karena secara implisit ia telah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab
pendidikan yang terpikul dipundak orang tua.
Menurut Ahmad Tafsir (Salim & Kurniawan, 2012:136),
guru/pendidik adalah siapa saja yang bertanggungjawab terhadap
perkembangan anak didik, dengan mengupayakan perkembangan
seluruh
potensi
anak
didik,
baik
afektif,
kognitif,
maupun
psikomotorik. Sedangkan guru menurut Uzer Usman (1996:5)
merupakan jabatan atau profesi yang
memerlukan khusus sebagai
guru, sehingga profesi ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak
memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai
guru.
11
12
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru adalah
orang yang melaksanakan tugas pembelajaran, bertanggung jawab dan
mempunyai wewenang untuk melaksanakan tugas-tugas pembinaan,
serta pengajaran bagi peserta didik.
Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut Muhaimin
(2002:76) adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan yang dilakukan secara berencana dan
sadar atas tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan menurut Abu
Tauhied
(1990:14)
Pendidikan
Agama
Islam
adalah
upaya
mempersiapkan anak atau individu dengan menumbuhkannya baik dari
sisi jasmani, akal pikiran dan rohaninya dengan pertumbuhan yang
terus menerus agar ia dapat hidup dan berpenghidupan sempurna dan
ia dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi dirinya dan
umatnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
Guru Pendidikan Agama Islam adalah guru yang melaksanakan tugas
pengajaran, tanggung jawab dan mempunyai wewenang melaksanakan
tugas-tugas pembinaan bagi peserta didik dalam bidang Pendidikan
Agama Islam.
b. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam
Menurut Peters (Nana Sudjana, 2002:15) tugas guru yakni
sebagai pengajar, pembimbing, serta administrator kelas. Guru sebagai
13
pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan
melaksanakan
pengajaran.
Guru
sebagai
pembimbing
yakni
memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang
dihadapinya. Guru sebagai administrator kelas merupakan jalinan
antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada
umumnya.
Dalam perspektif Islam, mengemban amanat sebagai guru bukan
terbatas pada pekerjaan atau jabatan seseorang, melainkan memiliki
dimensi nilai yang lebih luas atau agung, yaitu tugas ketuhanan,
kerasulan, dan kemanusiaan. Dikatakan tugas ketuhanan, karena
pendidik merupakan sifat “fungsional” Allah (sifat rububiyah) sebagai
“Rabb”, yaitu sebagai “guru” bagi semua makhluk. Allah mengajar
semua makhluknya melaui tanda tanda alam (sign), dengan
menurunkan wahyu, mengutus rasul-Nya dan lewat hamba-hambaNya. Allah memanggil hamba-hamba-Nya yang beriman untuk
mendidik.Guru juga mengemban tugas kerasulan, yaitu menyampaikan
pesan-pesan Tuhan kepada umat manusia. (Marno& Idris, 2014:19).
Secara lebih khusus, tugas Nabi dalam kaitannya dengan
pendidikan sebagaimana tercantum dalam firman Allah SWT surat AlJumu’ah ayat 2 :
‫س ا‬
َ ‫ُه َو ٱلَّذِي َب َع‬
‫علَ أي ِه أم َءا َٰ َي ِت ِهۦ َويُزَ ِكي ِه أم‬
ُ ‫ث ِفي أٱۡل ُ ِم ِيۧنَ َر‬
َ ْ‫وٗل ِم أن ُه أم َي أتلُوا‬
َٰ َ ‫ب و أٱل ِح أكمةَ وإن َكانُواْ ِمن قَ أب ُل لَ ِفي‬
٢ ‫ين‬
َِ َ
َ َ َ ‫َويُ َع ِل ُم ُه ُم أٱل ِك َٰت‬
ٖ ‫ض َل ٖل ُّم ِب‬
Artinya :
14
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul
di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As
Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata. (Q.S. Al-Jumu’ah : 2 )
Sebagaimana dalam tafsir M.Quraish Shihab (2006:219) kata alummiyyin adalah bentuk jamak dari kata ummiy/ibu dalam arti
seseorang yang tidak pandai membaca dan menulis. Seakan-akan dari
segi pengetahuan membaca dan menulis sama dengan keadaan ketika
baru dilahirkan oleh seorang ibunya atau sama dengan ibunya yang
tidak pandai membaca dan menulis. Ini karena masyarakat arab pada
zaman jahiliah umumnya tidak pandai membaca dan menulis, lebihlebih kaum wanitanya.
Ayat di atas menggambarkan bahwa tugas rasul adalah
melakukan pencerahan, pemberdayaan, transformasi, dan mobilisasi
potensi umat menuju kepada cahaya (nur) setelah sekian lama
terbelenggu dalam kegelapan. Rasulullah sendiri dalam hadisnya yang
populer mengatakan: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia”, dan dalam hadis lainnya beliau bersabda : “Aku diutus
sebagai
pendidik,
dan
Tuhanku
mendidikku
dan
karenanya
menjadikan pendidikanku yang terbaik” (Marno & Idris, 2014:19).
Dengan demikian jika melihat bahwa seorang guru juga
mengemban tugas kerasulan maka guru Pendidikan Agama Islam juga
mempunyai tugas yang sangat penting yakni menanamkan pendidikan
akhlak, dan keagamaan serta menjadi teladan bagi peserta didik.
15
Bahkan guru Pendidikan Agama Islam memiliki peranan yang sangat
strategis dalam membentuk watak dan kepribadian siswa sesuai
dengan ajaran islam. Prinsip utama yang dimiliki guru dalam
pendidikan agama bahwa proses mengajar tidak terikat oleh waktu hal
ini berarti mengajar bisa terjadi dimanapun selama siswa memiliki
minat yang tinggi dalam memahami dan mengembangkan materi
pelajaran.
c. Tanggung jawab Guru Pendidikan Agama Islam
Menurut Amstrong (Nana Sudjana, 2002:15) tanggungjawab
seorang guru terbagi dalam lima kategori, yakni ; a) tanggungjawab
dalam pengajaran, b) tanggungjawab dalam memberikan bimbingan,
c)
tanggungjawab
dalam
mengembangkan
kurikulum,
d)
tanggungjawab dalam mengembangkan profesi, e) tanggungjawab
dalam membina hubungan dengan masyarakat.
Adapun sifat guru yang bertanggungjawab seperti yang
diungkapkan oleh Wens Tanlain dan kawan-kawan (Syaiful Bahri
Djamarah, 2010:36) antara lain :
1) Menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai kemanusiaan.
2) Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira (tugas
bukan menjadi beban baginya).
3) Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta
akibat-akibat yang timbul (kata hati).
4) Menghargai orang lain termasuk anak didik.
16
5) Bijaksana dan hati-hati (tidak nekat, tidak sembrono, tidak singkat
akal).
6) Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Karakter guru PAI seperti diatas sangat dibutuhkan dalam
menjalankan tugasnya, tentunya karakter yang baik sehingga akan
mempengaruhi kepribadian anak didiknya. Dimana guru PAI harus
memiliki kepribadian yang baik yaitu terbuka, teliti, cermat, serta
memiliki akhlak yang terpuji dan yang tak kalah pentingnya dapat
menguasai ilmu pengetahuan serta keterampilan dalam bidang
akademiknya.
Adapun karakteristik guru PAI sebagaimana yang diungkapkan
oleh Ahmad Tafsir (2011:84) diantaranya : 1) kasih sayang kepada
anak didik, 2) lemah lembut, 3) rendah hati, 4) menghormati ilmu
yang bukan pegangannya, 5) adil, 6) menyenangi ijtihad, 7)
konsekuen, perkataan sesuai dengan perbuatan, 8) sederhana.
d. Peran Guru Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah proses transformasi ilmu
pengetahuan
dan
internalisasi
nilai-nilai
islam
dalam
rangka
mengembangkan fitrah dan kemampuan dasar yang dimiliki peserta
didik guna mencapai keseimbangan dan kesetaraan dalam berbagai
aspek kehidupan, maka dari itu peran Guru Pendidikan Agama Islam
sangat dibutuhkan.
17
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam kehadiran
Guru Pendidikan Agama Islam merupakan peranan yang penting.
Dalam Nana Sudjana (2002:12) peranan guru dalam proses pengajaran
belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun oleh
komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalubanyak unsurunsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi,
kebiasaan dan lain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses
pengajaran, tidak dapat dicapai dengan alat-alat tersebut.
Peranan guru menciptakan kemajuan, perubahan tingkah laku
dan perkembangan tingkah laku siswa siswi menjadi lebih baik
meliputi banyak hal, sebagaimana yang dikemukakan oleh Adam dan
Decey dalam “Basic Principles of Student Teaching” antara lain guru
sebagai pengajar, partisipan ekspeditor, perencana, supervisor,
motivator, dan konselor (Uzer Usman, 1996:9). Akan tetapi dari sekian
peranan guru ada yang paling dominan untuk dilaksanakan seorang
guru dalam menciptakan kemajuan, perubahan tingkah laku dan
perkembangan tingkah laku siswa siswi, yaitu :
1) Guru sebagai pemimpin
Guru senantiasa menjadi teladan atau contoh yang baik
untuk siswa-siswinya bukan untuk seluruh masyarakat. Guru
sebagai ukuran atau barometer bagi norma-norma tingkah laku.
2) Guru sebagai orang tua (The Second Parent’s)
18
Guru mewakili orang tua siswa-siswi di sekolah dalam
pendidikannya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan sesudah
keluarga yang berperan sebagai orang tuanya, sehingga siswa siswi
lebih leluasa untuk berkomunikasi dan orang tua wajib mendidik
siswa-siswinya dengan baik.
Orang tua (guru) harus memuliakan anak didiknya untuk
memberikan pendidikan, pengajaran dan bimbingan yang baik.
Supaya mereka mendapat pengamalan ilmu-ilmu tersebut secara
nyata dalam perilaku sehari-hari sesuai dengan ajaran islam untuk
bekal hidup di dunia dan di akherat. Oleh karena itu guru harus
memberikan teladan yang baik bagi siswa-siswinya.
3) Guru sebagai Fasilitator
Berarti
guru
hendaknya
memberikan
fasilitas
atau
kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya dengan
menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang sedemikian
rupa. Serasi dengan perkembangan siswa sehingga interaksi belajar
mengajar dapat berlangsung efektif.
4) Guru sebagai mediator
Berarti guru diartikan sebagai penengah atau pemberi jalan
untuk mengatasi kemacetan dalam kegiatan belajar mengajar siswa
disamping
penyedia
penggunaan media.
5) Guru sebagai motivator
media
sekaligus
mengorganisasikan
19
Guru harus selalu memberikan semangat pada siswasiswinya disaat menemui kejenuhan dalam belajar. Guru senantiasa
menciptakan atau menimbulkan inovasi baru bagi siswa. Guru juga
harus memberikan rasa aman bagi siswa-siswinya dan sebagai
tempat berlindung.
Berdasarkan
peranannya
sebagai
pengajar
guru
harus
menunjukkan kelakuan yang baik yang sesuai dengan harapan
masyarakat. Guru sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus
menjadi tauladan, di dalam dan di luar sekolah guru harus sadar
kedudukannya, dimana dia akan selalu dipandang sebagai orang yang
menjadi teladan bagi masyarakat, khususnya oleh anak didik.
e. Pengertian Upaya
Menurut
kamus besar bahasa Indonesia (2002:1250) upaya
adalah usaha atau ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan
persoalan, mencari jalan keluar). Sedangkan Upaya yang dimaksud
oleh peneliti disini adalah bentuk usaha dari guru PAI dalam
meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya merupakan
langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
mencapai jalan keluar dalam setiap persoalan dan disertai dengan do’a.
selain itu kata upaya sangat terkait dengan sikap seseorang untuk
selalu mengarahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai maksud atau
20
memecahkan masalah persoalan serta mencari jalan keluar dari
berbagai hal yang menjadi tujuannya.
2. Konsentrasi Belajar
a. Pengertian Konsentrasi Belajar
Menurut asal katanya, konsentrasi atau concentrate (kata kerja)
berarti memusatkan, dan dalam bentuk kata bentuk kata benda,
concentration artinya pemusatan.Konsentrasi adalah pemusatan pikiran
terhadap suatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang
tidak berhubungan. Dalam belajar maka konsentrasi berarti pemusatan
pikiran terhadap semua mata pelajaran dengan mengesampingkan
semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut
(The Liang Gie, 1988:61).
Dalam Slameto (1995:86) konsentrasi adalah pemusatan pikiran
terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang
tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan
pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua
hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran.
Senada dengan definisi tersebut, menurut Hendra Surya
(2003:17), menjelaskan berdasarkan asal katanya konsentrasi itu
diartikan sebagai pemusatan, pengumpulan, penghimpunan sesuatu
pada suatu tempat atau suatu fokus. Jika kata konsentrasi itu kita
hubungkan dengan situasi belajar atau situasi kerja dapat diartikan
21
sebagai pemusatan daya pikiran terhadap suatu objek yang dipelajari
atau sesuatu yang dikerjakan dengan menghalau atau menyisihkan
segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek yang dipelajari
atau objek yang dikerjakan.
Menurut Hakim (2002: 1), secara garis besar, sebagian besar
orang memahami pengertian konsentrasi sebagai suatu proses
pemusatan pikiran kepada suatu objek tertentu. Dengan adanya
pengertian tersebut, timbullah suatu pengertian lain bahwa di dalam
melakukan konsentrasi, orang harus berusaha keras agar segenap
perhatian panca indera dan pikirannya hanya boleh fokus pada satu
objek saja. Panca indera, khususnya mata dan telinga tidak boleh
terfokus kepada hal-hal lain, pikiran tidak boleh memikirkan dan
teringat masalah-masalah lain.
Pengertian konsentrasi secara umum adalah sebagai suatu proses
pemusatan pemikiran kepada suatu objek tertentu. Artinya tindakan
atau pekerjaan yang kita lakukan dilakukan secara sungguh-sungguh
dengan
memusatkan
seluruh
panca
indra
kita,
penciuman,
pendengaran, pengelihatan dan fikiran kita. Bahkan yang sifatnya
abstrak sekalipun yaitu perasaan. Konsentrasi ketika mendegar guru
menyampaikan materi pastilah harus kita dengar oleh telinga dengan
memastikan bahasa dan perintahnya jelas dan pesan itu untuk siapa
dan apakah itu perlu di sampaikan lagi oleh orang lain apa tidak.
Ketika memahami kata perkata tentu harus paham betul arti kata yang
22
di maksud, pendengaran kita harus mampu menyerap apa yang
disampaikan guru. Sehingga maksud dan tujuannya sampai. Ketika
kita memahami dengan pendengaran dan mampu mengerti apa yang
dimaksud
dengan
bersungguh-sungguh
mendengar
serta
memperhatikannya dengan sungguh-sungguh maka itu dinamakan
konsentrasi.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:239), Konsentrasi belajar
merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran.
Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun
proses memperolehnya.
Kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap suatu hal atau
pelajaran itu pada dasarnyaada pada setiap orang, hanya besar kecilnya
kemampuan itu berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan orang
tersebut, lingkungan dan latihan/pengalaman. Pemusatan pikiran
merupakan kebiasaan yang dapat dilatih, jadi bukan bakat/pembawaan.
Pemusatan pikiran dapat dicapai dengan mengabaikan atau tidak
memikirkan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya, jadi hanya
memikirkan suatu hal yang dihadapi/dipelajari serta yang ada
hubungannya saja.
Selanjutnya agar dapat berkonsentrasi dengan baik (untuk
mengembangkan kemampuan konsentrasi lebih baik) perlu dilakukan
beberapa usaha misalnya, siswa hendaknya berminat atau punya
motivasi yang tinggi, ada tempat belajar tertentu dengan meja belajar
23
yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya kejemuan/kebosanan,
menjaga kesehatan dan memperhatikan kelelahan, menyelesaikan
soal/masalah-masalah yang mengganggu dan bertekad untuk mencapai
tujuan/hasil terbaik setiap kali belajar. Bagi siswa yang sudah bisa
berkonsentrasi
akan
dapat
belajar
sebaik-baiknya
kapan
dan
dimanapun juga. Bagi yang belum perlulah mengadakan latihanlatihan, karena kemampuan berkonsentrasi adalah kunci untuk berhasil
dalam belajar. Jadi kemampuan untuk berkonsentrasi akan menentukan
hasil belajarnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar
merupakan salah satu kesulitan belajar siswa yang dikarenakan tidak
fokusnya siswa terhadap materi yang ia terima karena faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Konsentrasi belajar juga dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar dimana siswa itu belajar.
b. Urgensi Konsentrasi dalam belajar
Konsentrasi dalam belajar sangat penting dan dibutuhkan bagi
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran agar kompetensi yang
diharapkan dapat dikuasainya bisa tercapai dengan baik. Begitu
pentingnya konsentrasi bagi siswasehingga konsentrasi merupakan
prasyarat bagi siswa agar dapat belajar dan berhasil mencapai tujuan
pembelajaran. Berikut ini beberapa penjelasan tentang pentingnya
konsentrasi dalam belajar :
24
1) Kecepatan.
Kemampuan
kita
dalam
berkonsentrasi
akan
mempengaruhi kecepatan dalam menangkap materi yang kita
butuhkan.
2) Kekuatan. Konsentrasi adalah sumber kekuatan. Pikiran kita akan
bekerja berdasarkan “ingat” dan “lupa”. Pikiran kita tidak bisa
bekerja untuk lupa dan untuk ingat dalam satu waktu. Lupa dan
ingat akan dilakukan secara bergantian dalam tingkat kecepatan
yang sangat maha super.
3) Keseimbangan.
Semakin
bagus
kemampuan
kita
dalam
berkonsentrasi, maka semakin cepat kita bisa menangkap signal
dari dalam diri tentang apa yang kurang, apa yang lebih, apa yang
perlu dilakukan, atau apa yang perlu dihindari, apa yang baik dan
apa yang tidak baik.
Beberapa Manfaat jika siswa mampu berkonsentrasi dengan
baik pada saat mengikuti proses pembelajaran dikelas adalah sebagai
berikut :
1) Siswa akan lebih mudah dan cepat menguasai materi ajar yang
disajikan.
2) Dapat dipastikan bahwa siswa yang konsentrasi dalam belajar
sebenarnya ia juga sedang aktif. Jadi konsentrasi juga dapat
dijadikan suatu tanda bahwa siswa sedang aktif belajar.
3) Menambah semangat/motivasi bagi siswa untuk lebih aktif
beraktifitas dalam belajar.
25
4) Memudahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
5) Suasana belajar menjadi semakin kondusif.
6) Memudahkan siswa mendapatkan pengalaman yang baru.
7) Munculnya hal-hal yang positif dalam diri siswa.
c. Prinsip-Prinsip Konsentrasi
Konsentrasi yang efektif adalah suatu proses terfokusnya
perhatian seorang secara maksimal terhadap suatu objek kegiatan yang
dilakukannya dan proses tersebut terjadi secara otomatis serta mudah
karena orang yang bersangkutan mampu menikmati kegiatan yang
sedang dilakukannya (Hakim, 2002: 4-5).
Menurut Hakim (2002: 6) ada beberapa prinsip konsentrasi yang
efektif:
1) Konsentrasi pada hakekatnya merupakan kemampuan seseorang
dalam mengandalikan kemauan, pikiran, dan perasaannya. Dengan
kemampuan tersebut, seseorang akan mampu memfokuskan
sebagian besar perhatiannya pada objek yang dikehendaki.
2) Untuk mengendalikan kemauan, pikiran, dan perasaan agar
tercapai konsentrasi yang efektif dan mudah, seseorang harus
berusaha menikmati kegiatan yang saat itu sedang dilakukannya.
3) Konsentrasi akan terjadi secara otomatis dan mudah jika seseorang
telah menikmati kegiatan yang dilakukannya.
26
4) Salah satu penunjang pertama dan utama untuk dapat melakukan
konsentrasi efektif adalah adanya kemauan yang kuat dan
konsisten.
5) Untuk dapat melakukan konsentrasi efektif diperlukan faktor
pendukung dari dalam diri orang tersebut (faktor internal) yang
meliputi konsisi mental dan fisik yang sehat.
6) Konsentrasi efektif juga baru akan terjadi maksimal jika didukung
oleh faktor-faktor yang ada di luar orang tersebut (faktor
eksternal), yaitu situasi dan konsisi lingkungan yang menimbulkan
rasa aman, nyaman, dan menyenangkan.
7) Salah satu prinsip utama terjadinya konsentrasi efektif adalah jika
seseorang dapat menikmati kegiatan yang sedang dilakukannya.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi akan terjadi dengan mudah ketika siswa mampu menikmati
pelajaran yang ia terima dan memperhatikan materi tersebut secara
fokus, karena pada hakekatnya konsentrasi merupakan kemampuan
seseorang
dalam
mengendalikan
kemampuan,
pikiran
dan
perasaannya.
d. Sebab-sebab tidak konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar tidak datang dengan sendirinya atau bukan
dikarenakan pembawaan bakat seseorang yang dibawa sejak lahir.
Konsentrasi belajar itu harus diciptakan dan direncanakan serta
dijadikan kebiasaan belajar (Hendra Surya, 2003:17-18).
27
Setiap orang mempunyai potensi yang sama untuk melakukan
konsentrasi belajarnya, namun terkadang ada penyebab yang
menimbulkan seseorang tidak konsentrasi belajar. Menurut Hendra
Surya (2003 : 18-19) penyebab timbulnya kesulitan belajar, antara lain:
1) Lemahnya minat pada pembelajaran. Jika seseorang kurang
berminat untuk belajar, maka mudah terpengaruh pada hal-hal lain
yang lebih mearik perhatian, sehingga tidak mengerti isi pelajaran
yang seharusnya ia perhatikan.
2) Gelisah. Perasaan tidak enak yang ditimbulkan karena adanya
konflik dengan pihak lain atau rasa khawatir karena suatu hal,
sehingga menyita sebagian perhatian.
3) Suasana lingkungan yang berisik dan berantakan. suara hiruk pikuk
kendaraan, suara orang yang sedang bertengkar, dan lain-lain dapat
mempengaruhi perhatian dan kemampuan seseorang untuk
berkonsentrasi belajar. Begitu juga kondisi tempat belajar yang
berantakan dapat mempengaruhi perhatian dan menimbulkan rasa
tidak nyaman dalam belajar.
4) Kondisi kesehatan jasmani. Gangguan pada kesehatan jasmani,
seperti sakit, kurang tidur, keletihan sehabis kerja, kurang gizi, dan
juga orang yang sedang dalam keadaan lapar berpengaruh sekali
pada kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi belajar.
5) Tidak memiliki kecakapan dalam cara-cara belajar yang baik.
Untuk melakukan proses belajar tentunya membutuhkan prosedur-
28
prosedur pengaktifan pemikiran, agar tetap fokus pada pelajaran.
Baik itu belajar dalam situasi mengikuti pelajaran dari guru
maupun belajar sendiri. Tanpa memiliki cara belajar yang baik
akan menimbulkan kejenuhan dalam berfikir terutama menghadapi
bagian-bagian yang sulit dari pokok pelajaran.
James Le Fanu (2010: 220-221) mengemukakan beberapa ciriciri siswa yang mengalami masalah konsentrasi belajar (tanda-tanda
inatentif), antara lain:
1) Tidak bisa memberikan perhatian yang penuh atau melakukan
kesalahan-kesalahan karena ceroboh dalam melakukan pekerjaan
atau pelajaran sekolahnya.
2) Mengalami kesulitan untuk terus-menerus terfokus pada pekerjaan
sekolah ketika sedang belajar atau tidak kerasan dengan kegiatan
bermainnya ketika ia sedang bermain.
3) Tampak tidak memberikan perhatian dan tidak menghormati orang
lain ketika sedang berbicara.
4) Tidak bisa megikuti petunjuk atau arahan yang diberikan
kepadanya untuk melakukan sebuah pekerjaan dan tugas-tugas
sekolahnya (tetapi hal ini bukan dikarenakan ketidakmampuannya
untuk memahami atau karena kenakalannya, melainkan disebabkan
oleh ia tidak bisa memperhatikan petunjuk tersebut, melainkan
pada hal-hal lainnya).
29
5) Mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan/mengatur tugastugas dan kegiatan-kegiatannya.
6) Menghindari, tidak menyenangi, dan enggan mengerjakan tugastugas yang memerlukan usaha mental berlarut-larut seperti PR.
7) Menghilangkan berbagai macam barang-barang yang dimilikinya,
seperti mainan, tugas-tugas sekolah, pensil, buku, peralatan, baju,
dan seterusnya.
8) Mudah terusik oleh kegaduhan, objek yang bergerak atau
rangsangan-rangsangan lainnya.
9) Pelupa.
e. Faktor-Faktor Pendukung Terjadinya Konsentrasi Belajar
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan seorang siswa
dalam belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor pendukung.
Menurut Hakim (2002: 6) faktor pendukung tersebut meliputi faktor
internal dan faktor eksternal, berikut akan dijelaskan secara rinci.
1) Faktor Internal Pendukung Konsentrasi Belajar
Faktor internal merupakan faktor pertama dan utama yang sangat
menentukan apakah seseorang dapat melakukan konsentrasi secara
efektif atau tidak.Secara garis besar, faktor-faktor ini meliputi
faktor jasmaniah dan faktor rohaniah.
a) Faktor jasmaniah
30
Hal ini dapat dilihat dari kondisi jasmani seseorang yang
meliputi kesehatan badan secara menyeluruh, artinya (a)
kondisi badan yang normal menurut standar kesehatan atau
bebas dari penyakit yang serius, (b) kondisi badan di atas
normal atau fit akan lebih menunjang konsentrasi, (c) cukup
tidur dan istirahat, (d) cukup makan dan minum serta makanan
yang dikonsumsi memenuhi standar gizi untuk hidup sehat, (e)
seluruh panca indera berfungsi dengan baik, (f) tidak
mengalami gangguan fungsi otak karena penyakit tertentu,
seperti sering kejang, ayan, dan hiperaktif, (g) tidak mengalami
gangguan saraf, (h) tidak dihinggapi rasa nyeri karena penyakit
tertentu, seperti mag dan sakit kepala, (i) detak jantung normal.
Detak jantung ini mempengaruhi ketenangan dan sangat
mempengaruhi konsentrasi efektif, dan (j) irama nafas berjalan
baik. Sama halnya dengan jantung, irama nafas juga sangat
mempengaruhi ketenangan.
b) Faktor Rohaniah
Untuk dapat melakukan konsentrasi yang efektif, kondisi
rohani seseorang setidak-tidaknya harus memenuhi hal-hal
berikut (a) kondisi kehidupan sehari-hari cukup tenang, (b)
memiliki sifat baik, terutama sifat sabar dan konsisten, (c) taat
beribadah
sebagai
penunjang
ketenangan
dan
daya
pengendalian diri, (d) tidak dihinggapi berbagai jenis masalah
31
yang terlalu berat, (e) tidak emosional, (f) tidak sedang
dihinggapi stres berat, (g) memiliki rasa percaya diri yang
cukup, (h) tidak mudah putus asa, (i) memiliki kemauan keras
yang tidak mudah padam, dan (j) bebas dari berbagai gangguan
mental, seperti rasa takut, was-was, dan gelisah. Dari definisi di
atas dapat diketahui bahwa faktor jasmani dan rohani
merupakan faktor internal yang sangat dibutuhkan dalam
mendukung konsentrasi belajar efektif. Keduanya harus ada
secara seimbang, apabila salah satu faktor tidak terpenuhi maka
kemungkinan tidak akan terjadi konsentrasi belajar yang
efektif.
2) Faktor Eksternal Pendukung Konsentrasi Belajar
Faktor eksternal adalah segala hal-hal yang berada di luar
diri seseorang atau lebih tepatnya segala hal yang berada di sekitar
lingkungan.Hal-hal tersebut juga menjadi pendukung terjadinya
konsentrasi
yang efektif. Beberapa
faktor
eksternal
yang
mendukung konsentrasi efektif yaitu (a) lingkungan, (b) udara, (c)
penerangan, (d) oran-orang sekitar lingkungan, (e) suhu, (f)
fasilitas. Lingkungan sekitar harus cukup tenang, bebas dari suarasuara yang terlalu keras yang mengganggu pendengaran dan
ketenangan. Sebagai contoh, suara bising dari pekerja bangunan,
suara mesin kendaraan bermotor, suara keramaian orang banyak,
suara pesawat radio, dan televisi yang terlalu keras. Selain itu
32
udara sekitar harus cukup nyaman, bebas dari polusi dan bau-bauan
yang mengganggu rasa nyaman.Sebagai contoh, bau bangkai dan
kotoran binatang, bau sampah, bau WC, atau keringat.
Disamping itu penerangan di sekitar lingkungan juga harus
cukup, tidak lebih dan tidak kurang sehingga tidak menimbulkan
kesukaran bagi pandangan mata. Kemudian hal lain yang
menunjang yaitu orang-orang yang ada di sekitar lingkungan juga
harus terdiri dari orang-orang yang dapat menunjang suasana
tenang, apalagi jika lingkungan tersebut merupakan lingkungan
belajar. Lingkungan belajar akan lebih nyaman jika suhu di sekitar
lingkungan tidak terlalu ekstrim karena suhu harus menunjang
kenyamanan dalam melakukan kegiatan yang memerlukan
konsentrasi. Untuk itu, perlu diperhatikan sirkulasi udara,
pendingin ruangan, atau setidaknya kipas angin. Selain itu juga
harus tersedia fasilitas yang cukup menunjang kegiatan belajar,
seperti ruangan yang bersih, kursi, meja, dan perlatan untuk
keperluan belajar.
f. Faktor-Faktor Penghambat Terjadinya Konsentrasi Belajar
Selain faktor pendukung, ada juga faktor penghambat terjadinya
konsentrasi belajar. Faktor penghambat tersebut menjadi penyebab
terjadinya gangguan konsentrasi belajar. Ada dua faktor-faktor
penyebab gangguan konsentrasi menurut Hakim (2002: 14 – 18) yaitu
33
faktor internal dan eksternal, adapun penjelasan lebih lanjut sebagai
berikut :
1) Faktor Internal
Faktor-faktor internal merupakan faktor penyebab gangguan
konsentrasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor internal
terbagi ke dalam dua garis besar yaitu faktor jasmaniah, dan faktor
rohaniah.
a) Faktor jasmaniah
Faktor yang bersumber dari kondisi jasmani seseorng yang
tidak berada di dalam kondisi normal atau mengalami
gangguan kesehatan, misalnya mengantuk, lapar, haus,
gangguan panca indra, gangguan pencernaan, gangguan
jantung, gangguan pernapasan, dan sejenisnya.
c) faktor rohaniah, berasal dari mental seseorang yang dapat
menimbulkan gangguan konsentrasi seseorang, misalnya tidak
tenang, mudah gugup, emosional, tidak sabar, mudah cemas,
stres, depresi, dan sejenisnya.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor penyebab gangguan yang
berasal dari luar diri seseorang, yaitu lingkungan di sekitar orang
tersebut berada. Gangguan yanag sering dialami adalah adanya rasa
tidak
nyaman
dalam
melakukan
berbagai
kegiatan
yang
memerlukan konsentrasi penuh, misalnya ruang belajar yang
34
sempit, kotor, udara yang berpolusi, dan suhu udara yang panas.
Butuh usaha keras untuk meminimalkan gangguan-gangguan
tersebut. Akan tetapi, yang lebih penting lagi adalah mengusahakan
agar siswa tetap memiliki konsentrasi belajar yang kuat sehingga
tetap mampu melakukan kegiatan dengan baik, walaupun faktor
gangguan tersebut tetap ada.
g. Ciri-ciri Konsentrasi Belajar
Sulitnya berkonsentrasi belajar banyak dialami siswa dan
merupakan hal tersebut merupakan faktor yang sangat menghambat
timbulnya minat belajar yang tinggi. Hal tersebut terkadang dialami
siswa ketika mereka melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Ciri-ciri
siswa yang dapat berkonsentrasi belajar berkaitan dengan perilaku
belajar yang meliputi perilaku kognitif, perilaku afektif, dan perilaku
psikomotor. Karena belajar merupakan aktivitas yang berbeda-beda
pada berbagai bahan pelajaran, maka perilaku konsentrasi belajar tidak
sama pada perilaku belajar tersebut.
Rusyan (1992:10-11) menjelaskan klasifikasi perilaku belajar
yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat
berkonsentrasi belajar sebagai berikut :
a. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah
pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada
perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat
35
ditengarai dengan kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul
bila diperlukan, komprehensif dalam penafsiran informasi,
mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh, dan mampu
mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.
b. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi.
Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat
ditengarai dengan adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian
tertentu, respon yang berupa keinginan untuk mereaksi bahan yang
diajarkan, mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai
integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.
c. Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki
konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan adanya gerakan
anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru, serta
komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan
yang penuh arti.
d. Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki
konsentrasi belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa
yang terkoordinasi dengan baik dan benar.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi
merupakan hal yang mutlak dimiliki siswa ketika belajar agar tetap
terfokus pada apa yang sedang dipelajari.
36
3. Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar
Hendra Surya (2003:19-20) Upaya Guru untuk meningkatkan
kemampuan konsentrasi belajar, antara lain :
1) Menanamkan minat belajar. Pentingnya menanamkan minat belajar
pada diri siswa menjadi kebutuhan pokok yang utama dan harus
dipenuhi. Untuk menanamkan minat suatu pelajaran, The Liang Gie
(1988:62-63) mengemukakan dua jalan agar mencapai minat belajar
pada suatu pelajaran, yaitu:
a) Mencari keterangan-keterangan yang lengkap tentang hal-hal yang
bernilai dan mempesonakan pada pelajaran tersebut.
b) Melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pelajaran
tersebut.
2) Kesiapan Belajar (ready learning). Sebelum melakukan aktifitas
belajar, kondisi harus fresh atau segar untuk belajar. Untuk siap
melakukan aktifitas belajar ada dua hal yang harus benar-benar bebas
dari gangguan penyakit, gangguan kurang gizi, dan gangguan rasa
lapar. Kondisi psikis harus steril dari gangguan konflik kejiwaan atau
ketegangan-ketegangan kejiwaan, seperti kecemasan, kekecewaan,
sakit hati, patah hati, iri, dan dendam.
3) Lingkungan belajar harus kondusif. Belajar membutuhkan lingkungan
yang kondusif untuk memperoleh hasil belajar secara optimal. Maka
dari itu harus diupayakan tempat dan ruang yang bagus, teratur, dan
bersih, serta suasana yang nyaman untuk belajar.
37
4) Menggunakan Cara belajar yang baik. Cara belajar yang baik tentunya
harus
memuat
tujuan
yang
hendak
dicapai
dan
cara-cara
menghidupkannya, mengembangkan, dan menghubungkan rasa ingin
tahu kita sehingga tuntas terhadap apa yang hendak dipelajari.
5) Waktu untuk menenangkan pikiran. Ketika siswa yang sedang belajar
dihadapkan pada bagian-bagian yang sulit dari suatu mata pelajaran,
sehingga kadangkala sampai menimbulkan kejenuhan dan kebosanan
untuk berpikir, maka jangan paksakan diri untuk terus melanjutkan
belajar karena akan menimbulkan antipati untuk belajar. Sediakan
waktu 5-10 menit untuk menyegarkan pikiran peserta didik.
Masalah konflik kejiwaan itu harus diselesaikan terlebih dahulu.
Pikiran harus benar-benar jernih jika hendak melakukan kegiatan belajar.
Dengan memperhatikan dan memenuhi kelima unsur di atas, dapat membantu
meningkatkan konsentrasi belajar dan dapat membantu kesuksesan belajar.
Kesuksesan belajar.
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Kajian hasil penelitian ini, peneliti mengambil skripsi sebelumnya yang
mempunyai relevansi dengan judul penelitian yang peneliti angkat dalam
skripsi ini, diantaranya adalah skripsi dengan judul “Upaya guru
meningkatkan konsentrasi belajar pada siswa hiperaktif dalam pembelajaran
PAI (studi kasus dikelas III SD N Bromantakan Surakarta tahun pelajaran
2009/2010)” oleh Alvi (2010).
38
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa upaya yang dilakukan guru
dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa hiperaktif adalah dengan
memberikan perhatian yang penuh. Relevansi antara penelitian yang dilakukan
oleh Alvi dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah sama-sama meneliti
tentang upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa.
Perbedaannya adalah jika pada penelitian Alvi hanya fokus pada siswa
hiperaktif saja sedangkan penelitian yang sedang dilakukan fokus pada upaya
apa saja yang dilakukan guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar
semua siswa kelas V SD N 1 Ceper. Lalu perbedaan lainnya adalah pada
setting lokasi penelitian yang dilakukan.
Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Murni Sri Wiji Prihatin
tahun 2013 dengan judul “Upaya guru pendidikan agama islam dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa menggunakan strategi index card
match (studi kasus di kelas III SD N 2 Sribit Delanggu kabupaten Klaten
tahun pelajaran 2012/2013)”.
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa dengan menggunakan strategi
index card match dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa pada mata
pelajaran PAI. . Relevansi antara penelitian yang dilakukan oleh Murni Sri
Wiji Prihatin dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah sama-sama
meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Perbedaannya adalah jika pada
penelitian Murni Sri Wiji Prihatin hanya fokus pada penggunaan strategi index
card match dalam meningkatkan konsentrasi belajar sedangkan penelitian
yang sedang dilakukan fokus pada upaya apa saja yang dilakukan guru PAI
39
dalam meningkatkan konsentrasi belajar. Lalu perbedaan lainnya adalah pada
setting lokasi penelitian yang dilakukan.
C. Kerangka Berfikir
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan, dengan guru sebagai pemegang pemeran utama. Proses belajar
mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada
pengertian mengajar. Dalam proses tersebut tersirat adanya satu kesatuan
kegiatan yang tidak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan guru yang
mengajar, antara keduanya terjalin interaksi yang saling mempengaruhi.
Dalam proses pembelajaran, iklim belajar begitu berperan dalam
membentuk semangat belajar bagi siswa. Iklim belajar yang menarik, aman,
nyaman, dan kondusif akan membuat siswa menjadi lebih semangat dalam
belajar dan juga tentunya akan membuat siswa lebih berkonsentrasi dalam
mengikuti pelajaran.Dalam proses pembelajaran seorang siswa dituntut untuk
dapat berkonsentrasi, karena belajar tanpa berkonsentrasi akan menghambat
jalannya pembelajaran dan mengakibatkan hasil belajar yang kurang
maksimal. Penyebab rendahnya konsentrasi belajar siswa bukan hanya berasal
dari diri siswa saja namun banyak faktor yaitu dari faktor intern, faktor ekstern
dan psikologis. Jika faktor-faktor tersebut dibiarkan secara terus menerus akan
mengakibatkan banyak hal yang terhambat, baik proses pembelajarannya
maupun hasil belajarnya.
40
Guru menjadi sosok yang penting dalam menumbuhkan serta
meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Banyak cara yang bisa digunakan
oleh guru untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa. Pertama, Cara
belajar yang baik. Cara belajar yang baik tentunya harus memuat tujuan yang
hendak dicapai dan cara-cara menghidupkannya, mengembangkan, dan
menghubungkan rasa ingin tahu kita sehingga tuntas terhadap apa yang
hendak dipelajari. Kedua, Waktu untuk menenangkan pikiran. Ketika siswa
yang sedang belajar dihadapkan pada bagian-bagian yang sulit dari suatu mata
pelajaran, sehingga kadangkala sampai menimbulkan kejenuhan dan
kebosanan untuk berpikir, maka jangan paksakan diri untuk terus melanjutkan
belajar karena akan menimbulkan antipati untuk belajar. Sediakan waktu 5-10
menit untuk menyegarkan pikiran peserta didik. Ketiga, Lingkungan belajar
harus kondusif. Belajar membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk
memperoleh hasil belajar secara optimal. Maka dari itu harus diupayakan
tempat dan ruang yang bagus, teratur, dan bersih, serta suasana yang nyaman
untuk belajar. Keempat, Menanamkan minat belajar. Pentingnya menanamkan
minat belajar pada diri siswa menjadi kebutuhan pokok yang utama dan harus
dipenuhi. Kelima, Kesiapan Belajar (ready learning). Sebelum melakukan
aktifitas belajar, kondisi harus fresh atau segar untuk belajar. Untuk siap
melakukan aktifitas belajar ada dua hal yang harus benar-benar bebas dari
gangguan penyakit, gangguan kurang gizi, dan gangguan rasa lapar. Kondisi
psikis harus steril dari gangguan konflik kejiwaan atau ketegangan-ketegangan
41
kejiwaan, seperti kecemasan, kekecewaan, sakit hati, patah hati, iri, dan
dendam.
Dengan memperhatikan dan memenuhi kelima unsur di atas, maka
dapat membantu meningkatkan konsentrasi belajar dan dapat membantu
kesuksesan belajar.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Kualitatif
Metode
penelitian
yang
digunakan
ialah
kualitatif.
Menurut
Sukmadinata (2009:60) penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu
penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena,
aktivitas social, sikap, kepercayaan, presepsi, pemikiran orang secara individu
maupun kelompok. Sedangkan Kirk dan Miller (Moleong, 2004:4)
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan social yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada
manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode
penelitian kualitatif mendeskripsikan tentang gejala sosial, aktivitas sosial, dan
pemikiran-pemikiran manusia. Dalam penelitian ini metode penelitian
kualitatif digunakan untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan
oleh guru PAI di SD Negeri 1 Ceper Klaten dalam meningkatkan konsentrasi
belajar siswa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan mei 2016 – Oktober 2016.
2. Tempat Penelitian
42
43
Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Ceper, Klaten.
Alasan dipilihnya SD Negeri 1 Ceper, Klaten sebagai tempat penelitian
karena ketersediaan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini cukup
lengkap sehingga dapat menunjang penelitian ini. Alasan lain dipilihnya
SD Negeri 1 Ceper, Klaten ini karena sikap keterbukaan dari semua pihak
SD Negeri 1 Ceper, Klaten yang telah bersedia dijadikan sebagai lokasi
penelitian.
C. Subjek dan Informan Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sesuatu yang akan diteliti. Subjek dalam
penelitian ini ialah Guru PAI SD Negeri 1 Ceper, Klaten.
2. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah orang yang dapat memberikan
informasi atau data yang berkaitan dengan penelitian. Informan dalam
penelitian yaitu Kepala Sekolah SD Negeri 1 Ceper, Klaten. guru kelas dan
staff SD Negeri 1 Ceper, Klaten serta siswa kelas V SD Negeri 1 Ceper,
Klaten.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Gordon E. Mills (Herdiansyah, 2013: 131) menyatakan bahwa
observasi adalah sebuah kegiatan terencana dan terfokus untuk melihat dan
44
mencatat serangkaian perilaku ataupun jalannya sebuah sistem yang
memiliki tujuan tertentu, serta mengungkap apa yang ada di balik
munculnya perilaku dan landasan suatu system tersebut.
Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung di
lapangan dan mencatat apa yang ditemukan di lapangan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini
observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai
lokasi penelitian, sarana dan prasarana yang ada, kondisi siswa kelas V,
serta upaya apa saja yang dilakukan oleh Guru PAI di SD Negeri 1 Ceper
Klaten dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V.
2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang
dilakukan setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam setting
alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah
ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam
proses memahami (Herdiansyah, 2013: 31).
Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk mewawancarai
Kepala Sekolah, wali kelas serta Guru PAI SD N 1 Ceper Klaten.
Wawancara dengan Kepala Sekolah dilakukan untuk menggali informasi
seputar profil sekolah. Wawancara dengan wali kelas dilakukan untuk
menggali informasi tentang kondisi kelas V. Wawancara dengan Guru PAI
dilakukan untuk menggali informasi tentang konsentrasi belajar siswa
45
kelas V serta upaya-upaya yang dilakukan Guru PAI dalam meningkatkan
konsentrasi belajar siswa kelas V di SD Negeri 1 Ceper Klaten.
3. Dokumentasi.
Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu
yang sudah berlalu. Dokumen tentang seseorang atau kelompok orang,
peristiwa, atau kejadian dalam situasi social yang sesuai dan terkait dengan
focus penelitian adalah sumber informasi yang sangat berguna dalam
penelitian kualitatif (Yusuf, 2014: 391). Menurut Sartono Kartodirjo
(Bungin, 2007: 122) sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk
surat-surat, catatan harian, cendera mata, laporan, dan sebagainya. Sifat
utama dari data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi
peluang kepada peneliti untung mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di
waktu silam. Kumpulan data bentuk tulisann ini disebut dokumen dalam
arti luas termasuk monument, artefak, foto, tape, mikrofon, disc, harddisk,
flashdisk, dan sebagainya.
Dalam penelitian ini, dokumentasi digunakan untuk memperoleh
data dalam bentuk teks tertulis maupun non-tulis. Dokumentasi dalam
penelitian ini berupa profil SD Negeri 1 Ceper Klaten (Visi Misi dan
tujuan sekolah, keadaan guru dan siswa, struktur organisasi sekolah) , nilai
akademik siswa kelas V, daftar siswa kelas V, serta foto kegiatan upaya
Guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V.
46
E. Teknik Keabsahan Data
Untuk memperoleh keabsahan data atau kebenaran data sehingga hasil
penelitian
dapat
dipertanggungjawabkan,
maka
dalam
penelitian
ini
menggunakan teknik keabsahan data dengan triangulasi. Uji keabsahan dapat
dilakukan dengan triangulasi pendekatan dengan kemungkinan melakukan
terobosan metodologis terhadap masalah-masalah tertentu yang kemungkinan
dapat dilakukan seperti apa yang dikemukakan oleh Bergess dengan “strategi
penelitian ganda” atau seperti yang dikatakan oleh Denzin dengan
“Triangulasi”(Bungin, 2007: 257).
Moleong (2012: 330) menjelaskan bahwa triangulasi adalah teknik
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber
lainnya. Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan
teori.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber. Menurut
Patton (Moleong, 2012: 330-331) triangulasi sumber berarti membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat
dicapai dengan jalan:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
47
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatkannya sepanjang waktu
4. Membandingkan keasaan dan prespektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan
menengah
atau
tinggi,
orang
berada,
orang
pemerintahan
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan
Triangulasi
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
saling
membandingkan antara hasil temuan di lapangan atau hasil observasi, hasil
wawancara dengan informan, dan hasil dokumentasi yang ada di lapangan.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2004:248) analisis data
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasi data, memilah-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain.
Menurut Miles dan Huberman (Emzir, 2010: 129-133) ada tiga macam
kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu:
48
1. Reduksi data
Reduksi
merujuk
pada
proses
pemilihan,
pemokusan,
penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian “data mentah” yang
terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis.
2. Model data (data display)
Langkah kedua dari kegiatan analisis data adalah model data.
“Model” sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang
membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Setelah informasi yang didapat dikumpulkan maka kemudian disusun agar
mempermudah dalam penarikan kesimpulan.
3. Penarikan/verifikasi kesimpulan
Setelah dilakukan pengumpulan data dan menyusun data yang
diperoleh dari lapangan, maka langkah selanjutnya ialah menarik
kesimpulan. Kesimpulan didapat melalui analisis yang dilakukan oleh
penulis dari data atau informasi.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Fakta dan Temuan Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Ceper, yang terletak di
pertengahan kampung desa Karangmojo, Ceper, Klaten. Letaknya cukup
strategis karena berdekatan dengan kantor kecamatan Ceper sehingga
tidak sulit untuk menemukannya. Letak SD Negeri 1 Ceper berbatasan
dengan; sebelah utara : jalan perkampungan desa karangmojo dan rumah
penduduk, sebelah timur : kantor kecamatan Ceper, sebelah selatan :
rumah penduduk, sebelah barat : SD N 2 Ceper, SD N 3 Ceper, dan SMP
N 1 Ceper, Klaten.
Berdiri di atas tanah seluas 832 m2 , SD Negeri 1 Ceper memiliki
bangunan yang cukup mumpuni sebagai sebuah lembaga pendidikan
dengan ditunjang berbagai fasilitas gedung, ruang kelas, serta fasilitas
sekolah yang lengkap sehingga menjadikan kegiatan belajar mengajar
nyaman. Tidak mengherankan jika SD Negeri 1 Ceper sebagai satusatunya sekolah dasar di kecamatan Ceper yang mendapatkan predikat SD
unggulan dengan berbagai sarana dan prasarana yang dimiliki serta
kualitas pendidikan yang bermutu.
Dilihat dari letaknya SD N 1 Ceper letaknya cukup strategis untuk
sebuah lembaga pendidikan karena berada dikawasan pendidikan dimana
49
50
saling berdampingan dengan lembaga pendidikan/sekolah yang lainnya
diantaranya SD Negeri 2 Ceper, SD Negeri 3 Ceper, serta SMP N 1 Ceper
Klaten. Akan tetapi keberadaannya di area yang cukup ramai dengan lalu
lalang kendaraan menimbulkan kondisi kebisingan di SD N 1 Ceper.
Ditinjau dari segi keamanan, ketika jam istirahat banyak siswa yang
keluar sekolahan untuk jajan karena penjual makanan dan minuman
memang berada diluar lingkungan sekolahan serta
diseberang jalan,
sehingga perlu kewaspadaan guru dan petugas keamanan sekolahan dalam
membantu siswa menyebrang jalan.
a. Sejarah berdirinya SD Negeri 1 Ceper
Sejarah awal mengenai berdirinya SD Negeri 1 Ceper tidak
begitu banyak orang yang tahu. Ibu Sri Sudadi selaku kepala sekolah
SD N 1 Ceper bahkan kurang begitu mengerti bagaimana awal mula
pendirian SD N 1 Ceper ini. Ibu Sri Sudadi mulai bekerja di sekolah
ini mulai tahun 1991. Padahal sekolah ini sendiri berdiri tahun 1953.
Bahkan orang-orang yang mengetahui sejarah awal berdirinya baik
guru maupun tokoh masyarakat sekitar sekarang sudah meninggal
sehingga tidak ada lagi orang yang tahu persis bagaimana sejarah
berdirinya SD ini. Yang ibu Sri Sudadi ketahui hanya bahwa sekolah
ini dulunya adalah sekolah peninggalan zaman belanda. (wawancara
dengan Ibu Sri Sudadi tanggal 10 Agustus 2016)
51
b. Visi dan Misi SD Negeri 1 Ceper

Visi Sekolah
Visi SD Negeri 1 Ceper adalah “UNGGUL DALAM PRESTASI,
SANTUN DAN BERPRIBADI”

Misi Sekolah
Mengacu pada visi sekolah di atas, maka misi SD Negeri 1 Ceper
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai
dengan potensi yang dimiliki.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada
seluruh warga sekolah.
3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali
potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara lebih
optimal.
4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang
dianut, doa juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber
kreatifitas dalam bertindak.
5. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh
warga sekolah dan komite sekolah.
52
c. Tujuan sekolah SD Negeri 1 Ceper
Sejalan dengan tujuan Pendidikan Dasar dalam Peraturan
pemerintah No. 19 Tahun 2005 maka tujuan yang ingin dicapai SD
Negeri 1 Ceper adalah :
1. Mencapai kriteria ketuntasan minimal 75 untuk semua mata
pelajaran dalam empat tahun kedepan.
2. Mewujudkan peserta didik yang disiplin dan terampil dalam
kegiatan pengembangan diri melalui pramuka, upacara
bendera, senam, komputer dan kewiraan.
3. Mempersiapkan peserta didik agar dapat menjuarai lomba
akademik dan non akademik tingkat kecamatan dan kabupaten.
4. Menumbuh kembangkan siswa agar memiliki kesadaran
terhadap tugas dan kewajiban di rumah, sekolah dan
masyarakat.
5. Mempersiapkan peserta didik agar dapat mencapai standar
kelulusan belajar mnimal/kriteria krtuntasan minimal yang
ditentukan sekolah.
6. Membentuk peserta didik agar dapat melaksanakan ibadah
sesuai
agama
dan
kepercayaan
masing-masing
dalam
kehidupan sehari-hari.
7. Menciptakan suasana yang ramah, aman, tertib dan disiplin.
8. Membiasakan peserta didik untuk hidup bersih dan berperilaku
jujur.
53
9. Mempersiapkan peserta didik untuk menuntaskan wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun.
10. Tujuan Jangka panjang
Siswa SD Negeri 1 Ceper, memiliki keunggulan :
-
Iman dan taqwa yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
-
Sumber daya manusia yang handal dan berkualitas dalam
menghadapi era global
d. Struktur Organisasi SD Negeri 1 Ceper
Untuk mendukung proses pendidikan yang ada di SD Negeri 1
Ceper, maka lembaga ini membentuk susunan organisasi. Dengan
adanya struktur organisasi ini, sumber daya manusia (SDM) di SD
Negeri 1 Ceper memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing
dengan jelas. Sehingga proses pendidikan yang ada di SD Negeri 1
Ceper dapat terlaksana dengan baik. Berikut adalah susunan organisasi
yang ada di SD N 1 Ceper, Klaten :
a) Dewan/Komite Sekolah
: Drs. Sadzali M,SH
b) Kepala Sekolah
: Sri Sudadi, MM.pd
c) Guru dan Wali Kelas
(1) Kelas I
: Marsinah
(2) Kelas II
: Pardiyem S.Pd
(3) Kelas III
: Isnaryati, S.Pd.SD
(4) Kelas IV A
: Drs. Suwarno
54
(5) Kelas IV B
: Wijanarko Bagus Wirawan, S.Pd.SD
(6) Kelas V A
: Anik Tri Ikyanti P, S.Pd.SD
(7) Kelas V B
:Muslikhatun Arifiyanti, S.Si
(8) Kelas VI A
: Pangesti Widyaningtyas, S.Pd.SD
(9) Kelas VI B
:Krisdiyarsih Suhartanti, S.Pd
(10) Guru PAI
: Isiqomah, S.Pd.I
(11) Guru Penjaskes : Prapti Handayani, S.Pd
(12) Penjaga
: Sungatmin
(Dokumentasi, 10 Agustus 2016)
e. Keadaan guru dan siswa SD Negeri 1 Ceper
a) Guru SD N 1 Ceper, Klaten
Guru merupakan salah satu komponen dalam pendidikan
yang berperan dalam proses pembelajaran. Guru bisa menjadi
penentu keberhasilan ataupun kegagalan dalam pembelajaran.
Maka dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang memiliki
kompetensi yang bagus. Seorang guru harus memiliki kompetensi
pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi professional, dan
kompetensi kepribadian.
SD N 1 Ceper, Klaten juga memiliki guru yang berkualitas.
Tenaga pendidik yang ada di SD N 1 Ceper, Klaten semuanya
memiliki lulusan sarjana strata 1 (SI). Guru yang memiliki gelar
sarjana strata 1 (S1) pendidikan berjumlah 12 guru. Jumlah guru di
55
SD N 1 Ceper yang aktif mengajar adalah berjumlah 12 orang.
(Dokumentasi, 10 Agustus 2016).
b) Siswa SD N 1 Ceper, Klaten
Siswa merupakan komponen pembelajaran yang sangat
penting, karena siswa menjadi obyek dalam pembelajaran di kelas.
Tanpa adanya siswa maka kegiatan belajar dan mengajar tidak
akan bisa terlaksana. SD Negeri 1 Ceper, Klaten dengan dukungan
para guru yang memiliki kualitas yang baik dan program-program
yang ditawarkan di SD Negeri 1 Ceper, Klaten dapat menarik
perhatian masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SD Negeri
1 Ceper, Klaten. Jumlah siswa di SD N 1 Ceper, Klaten pada tahun
pelajaran 2015/2016 sebanyak 182 siswa. Berikut adalah tabel
jumlah siswa yang ada di SD Negeri 1 Ceper (Dokumentasi 10
Agustus 2016):
Jumlah
No
Jumlah Siswa
Kelas
Keterangan
Kelas
L
P
1.
I
1
24
21
2.
II
1
17
29
3.
III
1
16
16
4.
IV
2
8 / 14
15 / 18
unggulan & non
56
unggulan
unggulan & non
5.
V
2
7 / 10
16 / 13
unggulan
Unggulan & non
6.
VI
2
11/ 13
13 / 12
unggulan
JUMLAH
9
120
143
Keterangan: L : Laki-Laki
263
P : Perempuan
f. Sarana dan prasarana SD N 1 Ceper, Klaten
Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang yang juga
tidak kalah penting dalam pendidikan. Sarana dan prasarana yang
memadai dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Begitu pula sebaliknya, sarana dan prasarana yang kurang memadai
tentu dapat menghambat proses pembelajaran. Maka dari itu, untuk
menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran SD Negeri 1
Ceper, Klaten memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
Sarana penunjang yang utama untuk menunjang kegiatan belajar
dan mengajar adalah ruang kelas. SD Negeri 1 Ceper, Klaten dengan
jumlah siswa yang banyak memiliki ruang kelas sejumlah 9 ruang
kelas dengan rincian 3 kelas untuk kelas I sampai kelas III dan 6 kelas
untuk kelas IV sampai VI karena mulai kelas IV sudah diberlakukan
kelas unggulan. Untuk melaksanakan sholat dan kegiatan keagamaan
57
lainnya, SD Negeri 1 Ceper juga memiliki sarana ibadah yaitu
mushola. Sarana dan prasarana lainnya yaitu perpustakaan yang
disediakan untuk siswa sehinga dapat mengembangkan pengetahuan
siswa, laboratorium komputer juga disediakan untuk siswa agar siswa
dapat mengetahui perkembangan teknologi yang semakin maju.
Selain itu juga ada UKS, koperasi siswa yang menyediakan
kebutuhan-kebutuhan
siswa
dalam
pembelajaran
dan
kamar
mandi/toilet. SD Negeri 1 Ceper, Klaten juga memiliki halaman yang
sangat luas yang digunakan untuk upacara bendera, tempat bermain
siswa, dan di halaman itu pula juga disediakan tempat parkir bahkan
juga dimanfaatkan untuk tempat berolahraga. Untuk kegiatan olah
raga, SD Negeri 1 Ceper juga memiliki ruang olahraga sendiri. Untuk
sarana dan sarana penunjang lainnya yaitu ruang kepala sekolah dan
ruang guru yang sekaligus menjadi ruangan tata usaha. (Observasi 13
Juni 2016)
2. Upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V di
SD Negeri 1 Ceper, Klaten.
Setelah
jumlah
data
diperoleh
melalui
beberapa
teknik
pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi maka
langkah selanjutnya menyaring dan mengaplikasikan data tersebut
menurut masing-masing kelompok. Dengan demikian akan nampak
jawaban dari perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya.
58
Untuk
mengetahui
bagaimana
upaya
guru
PAI
dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa sebagaimana telah dikemukakan
pada bab 1, bahwa penelitian ini berusaha menjawab perumusan masalah
yang ada. Dengan menjawab perumusan masalah itu diharapkan akan
mampu memberikan gambaran yang jelas tentang upaya guru PAI dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa di SD Negeri 1 Ceper.
Dari hasil wawancara peneliti dengan guru PAI ( ibu Istiqomah )
pada tanggal 24 Agustus 2016 tentang upaya guru PAI dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa di SD Negeri 1 Ceper Klaten
dapat diperoleh data sebagai berikut : ibu Isti mengatakan bahwa proses
belajar mengajar di sekolah tidak selalu berjalan lancar sesuai harapan.
Banyak rintangan dan kendala yang dijumpai siswa untuk meraih prestasi
belajar yang optimal. Salah satu hambatan yang sering terjadi adalah
gangguan terhadap konsentrasi belajar siswa.
Menurut ibu isti Gangguan terhadap konsentrasi belajar siswa lebih
dominan disebabkan oleh faktor psikologis peserta didik. Seperti anak
yang tidak bisa diam sewaktu pembelajaran berlangsung sehingga
membuat gaduh dikelas, mengganggu teman-temannya yang sedang
belajar, bermain handphone, penglihatan serta pikirannya tidak terfokus
pada guru melainkan beralih perhatian kepada yang lain misalnya
perhatiannya terfokus ke luar ruangan kelas. Apalagi jam pelajaran agama
di kelas V setiap hari rabu berada di jam terakhir yang mana pada jam-
59
jam ini mayoritas siswa sudah mulai merasa lelah dan berkurang
konsentrasinya.
Perhatian dan konsentrasi siswa kelas V dalam mengikuti pelajaran
PAI di nilai sangatlah kurang. Pelajaran PAI bagi sebagian siswa kelas V
dianggap sebagai pelajaran yang tidak begitu penting karena menurut
mereka pelajaran PAI tidak di tes kan pada ujian nasional. Karena itulah
dalam mengikuti pelajaran PAI banyak yang terkesan mengabaikan mata
pelajaran ini dan bersikap semaunya. Apalagi siswa kelas V bagi sebagian
besar guru di SD N 1 Ceper dianggap sebagai kelas yang paling susah
diatur karena banyak siswanya yang nyleneh dan terkadang berperilaku
seenaknya sendiri.Oleh sebab itu tugas guru PAI menjadi semakin berat
utamanya dalam membangkitkan semangat belajar dan meningkatkan
konsentrasi belajar siswa.
Menurut keterangan dari ibu Isti selaku guru mata pelajaran PAI
kelas V banyak sekali penyebab yang menjadikan siswa tidak
berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran PAI. Selain lemahnya minat pada
pembelajaran seperti yang disebutkan di atas, diantaranya kondisi jasmani
siswa yang mungkin sedang tidak berada dalam kondisi yang fit, atau
mungkin sedang banyak pikiran. ( wawancara dengan ibu Isti tanggal 24
Agustus 2016 ).
Seperti halnya yang peneliti temukan dikelas V ( observasi 7
September 2016 ) terdapat siswa yang hanya duduk diam merunduk diatas
meja. Ketika ditanya, siswa itu menjawab kalau sedang tidak enak badan.
60
Ada juga yang hanya melamun entah sedang memikirkan apa. Ditambah
lagi suara hiruk pikuk di lingkungan luar ruangan kelas seperti kendaraan
yang lalu lalang menjadikan konsentrasi siswa menjadi terpecah.
Permasalahan siswa yang menggunakan handphone saat pembelajaran
juga menjadi PR bagi sekolahan. Peraturan tentang menggunakan
handphone saat pelajaran harus ditinjau ulang apakah siswa benar-benar
menggunakan handphone untuk kepentingan pelajaran ataukah untuk
kegiatan yang lain karena berdasarkan pengamatan peneliti siswa
menggunakan handphone hanya untuk kegiatan nge-game dan sms an.
Konsentrasi belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
pendukung serta faktor penghambat. Dilihat dari faktor pendukung,
konsentrasi belajar di pengaruhi oleh faktor jasmaniah yang meliputi
keseluruhan kondisi fisik siswa yang sehat dan tidak mengalami gangguan
penyakit apapun. Juga pengaruh faktor rohaniah meliputi segala
sifat/perilaku yang ditunjukkan siswa yang mengindikasikan bahwa
kondisi rohaniah siswa dalam keadaan yang baik. ditambah faktor
lingkungan yang mendukung terjadinya konsentrasi seperti situasi kelas
yang tenang dan nyaman . Jika ketiga faktor tersebut berjalan seimbang
maka konsentrasi belajar yang efektif akan diperoleh.
Kemudian dilihat dari faktor penghambat meliputi kondisi
jasmaniah siswa yang sedang berada dalam kondisi tidak bagus seperti
misalnya mengantuk, lapar, dan gangguan panca indera. Kondisi rohaniah
siswa yang kacau misal tidak tenang, stress, dan tidak sabar. Dan juga
61
kondisi lingkungan yang berisik dan situasi kelas yang tidak nyaman
misalnya panas, sempit, kotor dll. Bu isti menambahkan jika dirinya
cukup kesulitan dalam mengkondisikan kelas ketika ada siswa yang
mengeluhkan suara bising dari luar kelas yang mengganggu konsentrasi
dan pelajaran. (wawancara dengan bu Isti tanggal 24 Agustus 2016 ).
Dalam proses belajar mengajar seorang siswa dituntut untuk selalu
memiliki konsentrasi belajar yang baik. banyak cara yang bisa digunakan
untuk mengetahui ciri-ciri peserta didik yang berkonsentrasi ataupun
tidak. Secara sederhana bisa di lakukan dengan memberikan tes
pertanyaan lisan. Misal ketika guru menerangkan lalu ditengah-tengah
diselipkan beberapa pertanyaan untuk mengetes seberapa besar perhatian
dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Seperti yang
dilakukan ibu Isti ketika menerangkan materi tentang akhlak terpuji.
Ditengah-tengah ceramah ibu Isti melontarkan beberapa pertanyaan
kepada beberapa siswa seputar macam-macam akhlak terpuji beserta
pengertiannya. Dan ini terbukti ampuh dalam mengetahui siswa apakah
berkonsentrasi atau tidak ketika pembelajaran. ( observasi tanggal 31
Agustus 2016).
Siswa dengan ciri-ciri berkonsentrasi penuh dapat dilihat dari
kemampuannya melakukan analisis atas pengetahuan yang diperoleh,
sikap yang menunjukkan perhatian yang penuh dan rasa keingintahuan
pada suatu hal. Siswa yang berkonsentrasi juga dapat ditebak dari gerakan
anggota tubuhnya serta ekspresi wajah yang diperlihatkan. Jadi meskipun
62
pandangannya menatap pada guru, belum tentu pikirannya juga sesuai
dengan apa yang ia lihat. Gerakan tubuh yang menandakan siswa
berkonsentrasi ialah jika siswa tepat atau sesuai dengan intruksi guru. Dan
terakhir siswa yang berkonsentrasi biasanya bahasa yang digunakan
dalam berkomunikasi terkoordinasi dengan baik dan benar. Tidak hanya
diam dan memperhatikan tetapi jika ditanya juga bisa menjawab, karena
ada juga yang ketika pelajaran memperhatikan, tetapi ketika ditanya tidak
bisa menjawab. Ini menunjukkan bahwa pikirannya masih tercabang
kemana-mana. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 24 Agustus 2016).
Konsentrasi belajar besar pengaruhnya terhadap hasil yang dicapai
siswa. Oleh sebab itu konsentrasi belajar menjadi bagian penting dalam
setiap pembelajaran. Seorang guru tidak hanya semata-mata memberikan
materi pembelajaran, akan tetapi juga memperhatikan perilaku siswa
apakah sudah berkonsentrasi belajar dengan baik ataukah belum karena
tanpa adanya sebuah konsentrasi maka pembelajaran akan sia-sia. Dan
hasil yang dicapai tidak maksimal. Konsentrasi belajar yang baik otomatis
akan meningkatkan prestasi akademik siswa.
Berkaitan dengan prestasi akademik mata pelajaran PAI kelas V
ibu Isti mengungkapkan bahwa anak didiknya sebenarnya tidak terlalu
jelek dalam hal nilai akademik yang diperoleh. Memang benar ketika
pembelajaran PAI banyak yang tidak memperhatikan dan tidak
berkonsentrasi akan tetapi ketika diberikan tes, rata-rata mereka mampu
menjawab dengan benar setiap pertanyaan yang diberikan dan sudah
63
mencapai KKM.. Hal ini mungkin dikarenakan sebagian siswa juga
mengikuti
sekolah
TPA
dikampungnya
masing-masing
sehingga
pengetahuan keagamaannya tidak hanya diterima disekolah formal akan
tetapi juga di TPA nya masing-masing. (wawancara dengan ibu Isti
tanggal 24 Agustus 2016).
Selanjutnya, berikut ini adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh
Ibu Isti selaku guru mata pelajaran PAI dalam meningkatkan konsentrasi
belajar siswanya :
1. Kesiapan belajar yang bagus.
Kesiapan belajar menjadi dasar sebelum melakukan suatu
aktifitas belajar mengajar. Bagi siswa, kondisi fisik maupun psikis
yang bagus menjadi keutamaan sebelum mengikuti pembelajaran.
Kondisi fisik yang fresh/segar, bebas dari gangguan penyakit,
gangguan rasa lapar dll adalah modal utama yang diperukan siswa
sebelum belajar. Ditambah Kondisi psikis yang bebas dari gangguan
konflik kejiwaan seperti rasa cemas dan tegang.
Bagi seorang guru persiapan sebelum mengajar perlu
diperhatikan secara seksama. Kesiapan dalam mempersiapkan bahan
materi pelajaran, metode mengajar, dan juga alat/media yang
menunjang proses pembelajaran. Hal ini penting untuk disadari bagi
setiap guru yang akan melakukan proses belajar mengajar agar setiap
pembelajaran mempunyai arah dan tujuan yang jelas tidak hanya
64
semata-mata melakukan kegiatan mengajar tetapi tidak mendapatkan
hasil akhir yang jelas.
Kesiapan mental juga perlu dimiliki oleh setiap guru. Guru
sebagai seseorang yang akan menjadi fokus/pusat perhatian siswa
harus memiliki sikap percaya diri dihadapan murid-muridnya. Jangan
sampai semua persiapan mengajar yang telah dipersiapkan secara
matang menjadi tidak terealisasikan hanya karena sikap kurang
percaya diri yang ditampilkan guru sehingga banyak siswa yang
terkesan tidak memperhatikan guru. Maka dari itu sikap percaya diri,
tegas, disiplin, harus ada dalam diri seorang guru agar dapat menjadi
suri tauladan yang baik bagi murid-muridnya.
Kesiapan belajar yang dilakukan oleh guru PAI pada siswa
kelas V SD N 1 Ceper dilakukan dengan memberikan kesiapan mental
dan rohani siswa berupa membaca surat-surat pendek dalam AlQur’an ataupun do’a-do’a sehari-hari. Diharapkan dengan membaca
surat-surat pendek ini dapat memberikan ketenangan pada diri siswa
dan melatih siswa untuk membiasakan dirinya dengan hafalan-hafalan
ayat Al-Qur’an. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 31 Agustus 2016)
Adapun kegiatan membaca surat-surat pendek ini dilakukan
diawal pembelajaran. Guru dan siswa secara bersama-sama membaca
beberapa surat pendek selama kurang lebih 5 sampai 10 menit. hafalan
surat pendek yang dibaca mulai dari An-Naas sampai Al-a’la.
(observasi tanggal 14 September 2016). Selain hafalan surat-surat
65
pendek, siswa juga diberikan hafalan do’a sehari-hari. Hafalan do’a
ini dibaca setelah membaca surat-surat pendek. Adapun do’a-do’a
yang diberikan berupa do’a kepada orang tua, do’a kesiapan belajar,
do’a setelah sholat dhuha, do’a keselamatan dunia dan akhirat, dll.
Ibu isti mengungkapkan kegiatan ini selain bertujuan untuk
memberikan semangat dan penyegaran pikiran pada diri siswa juga
sebagai penanaman sikap cinta kepada Al-Qur’an. Meskipun masih
ada beberapa siswa yang belum lancar dalam membaca Al-Qur’an
akan tetapi ini menunjukkan bahwa masih ada semangat siswa dalam
membaca Al-Qur’an. Berkaitan dengan meningkatkan konsentrasi
belajar siswanya ibu isti menjelaskan bahwa pembacaan surat-surat
pendek dan hafalan do’a sehari hari ini cukup efektif untuk mengawali
sebuah pembelajaran dan menciptakan semangat belajar siswa.
(wawancara dengan ibu Istiqomah tanggal 31 Agustus 2016)
2. Menanamkan minat belajar kepada siswa.
Minat belajar adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan siswa
terhadap aktivitas belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan,
partisipasi, dan keaktifan dalam belajar serta menyadari pentingnya
kegiatan itu. Selanjutnya terjadi perubahan dalam diri siswa dalam
bentuk keterampilan sikap, kebiasaan, pengetahuan, kecakapan, dan
pengalaman belajar.
Minat siswa untuk belajar mempunyai pengaruh yang besar
terhadap keberhasilan belajar, Bila materi pelajaran yang dipelajari
66
tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh
karena itu, untuk mengantisipasi siswa tidak berminat dalam belajar,
khususnya dalam hal ini adalah mata pelajaran PAI, maka guru
hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar
siswa merasa selalu butuh dan ingin terus belajar.
Minat juga menjadi awal mula terciptanya sebuah konsentrasi
belajar. Jika siswa sudah memiliki minat terhadap suatu mata
pelajaran maka akan melahirkan suatu sikap perhatian pada pelajaran
tersebut. Hal ini akan meminimalkan gangguan perhatian yang
bersumber dari luar seperti suara-suara yang ditimbulkan dari luar.
Dengan begitu guru akan lebih mudah mentransfer pengetahuan
kepada siswa. Tetapi perlu diingat bahwa guru juga harus
menciptakan ide kreatif dalam menciptakan minat belajar siswa.
Penanaman minat yang dilakukan oleh ibu Isti pada siswa kelas
V berupa penggunaan media-media pembelajaran yang menarik untuk
membuat siswa tertarik pada pelajaran yang akan dipelajari. Media
pembelajaran memang menjadi daya tarik bagi siswa untuk belajar.
Minat belajar siswa seketika menjadi besar ketika guru menggunakan
media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang sedang
dipelajari. Dalam hal ini media LCD menjadi daya tarik terbesar bagi
siswa dalam belajar. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 31 Agustus
2016)
67
Seperti yang peneliti temui ketika observasi pada pembelajaran
PAI tanggal 14 September 2016 bab kisah nabi-nabi Allah. Pada bab
ini mempelajari tentang kisah nabi Ayyub, nabi Musa, dan Nabi isa.
Pada pembelajaran itu ibu Isti menggunakan media LCD dalam
pembelajaran untuk menayangkan video kisah tentang nabi Ayyub,
nabi Musa, dan nabi Isa. Siswa begitu antusias dalam menyimak
tayangan video kisah nabi tersebut. Setelah itu siswa di berikan
kesempatan untuk menyampaikan keteladanan yang dapat diambil
dari ketiga kisah nabi tersebut.
Ibu Isti memanfaatkan 2 jam pelajaran mapel PAI dengan
sebaik mungkin dimana 1 jam pelajaran tersebut digunakan untuk
melihat video kisah nabi dan 1 jam pelajaran sisanya digunakan untuk
kegiatan diskusi sesuai kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
sehingga selama 2 jam pelajaran penuh siswa begitu aktif dan
menunjukkan minat belajar yang besar terhadap pelajaran berkat
penggunaan media pembelajaran ini.
Ibu isti menambahkan, penggunaan media LCD ini berperan
besar dalam menciptakan minat belajar serta konsentrasi belajar siswa.
Menurutnya menciptakan minat siswa memang harus mengetahui
terlebih dahulu apa yang disukai siswa dalam belajar. Dalam hal ini
siswa kelas V memang lebih bersemangat dalam belajar jika
menggunakan media seperti LCD. Oleh karena itu perlu mempelajari
apa yang dibutuhkan siswa untuk menciptakan minat belajarnya. Jika
68
minat belajar telah tercipta maka dengan sendirinya konsentrasi
belajar juga akan tercipta. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 31
Agustus 2016)
3. Penggunaan metode mengajar yang menyenangkan.
Belajar akan efektif bila proses pembelajaran dilaksanakan
dengan suasana yang menyenangkan melalui berbagai variasi metode
dan teknik mengajar yang dilakukan guru. Banyak sekali metode
mengajar yang dapat digunakan guru untuk menimbulkan semangat
belajar serta menciptakan konsentrasi belajar bagi siswanya. Guru
harus mampu menerapkan metode yang cocok untuk situsi dan
kondisi khusus dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran. Cukup
banyak metode yang sudah dikembangkan dalam dunia pendidikan
agar siswa memiliki daya serap atau meningkatkan konsentrasi
belajarnya.
Intisari dari sebuah metode mengajar pada prinsipnya adalah
pembelajaran harus dapat menarik perhatian siswa. Kemampuan
menarik perhatian siswa mengikuti pelajaran ini menuntut seorang
guru tidak hanya cakap berceramah, melainkan mampu menggunakan
media belajar yang ada sehingga siswa antusias mengikuti pelajaran
yang sedang berlangsung. Beberapa strategi komunikasi yang bisa
digunakan, bisa berupa lontaran pertanyaan, game pembelajaran,
mengomentari hal-hal yang berkaitan dengan materi pelajaran serta
69
mengajak siswa melihat manfaat dari ilmu yang dipelajarinya relevan
dengan kegiatan sehari-harinya.
Keunikan kegiatan pembelajaran juga perlu diperhatikan dalam
memilih metode mengajar. Guru harus mampu menampilkan karakter
unik yang dimilikinya saat berhadapan dengan siswa. Bukan saja
penampilan fisik melainkan juga keunikan dalam kepribadian. metode
penyampaian yang unik akan menjadikan siswa memusatkan
perhatiannya terhadap guru.
Pada pembelajaran PAI di kelas V SD Negeri 1 Ceper, guru PAI
menggunakan berbagai macam metode mengajar (observasi tanggal 21
September 2016). sebenarnya bisa dikatakan tidak begitu monoton
dalam mengajar karena menurut ibu isti setiap metode perlu
menyesuaikan dengan materi apa yang sedang dipelajari. Tidak harus
selalu memakai media seperti LCD, karena justru jika terlalu sering
memakai media seperti itu akan menyebabkan komunikasi dalam
pembelajaran antara guru dan siswa menjadi terbatasi karena siswa
hanya fokus pada medianya saja. Sekali-kali kita bisa gunakan
ceramah lalu dilanjutkan diskusi, atau diskusi dengan game, dsb.
(wawancara dengan ibu isti tanggal 31 Agustus 2016).
Pada dasarnya pembelajaran yang baik tergantung dari
cara/metode mengajar guru yang baik juga, sehingga menimbulkan
sugesti pada siswa bahwa belajar itu menyenangkan. Dengan
penggunaan metode mengajar yang baik tentunya siswa juga akan
70
lebih bersemangat dan berkonsentrasi dalam belajar. sebaliknya jika
metode mengajar terkesan monoton maka akan menimbulkan perasaan
bosan dan malas mengikuti pelajaran. Maka dari itu penggunaan
metode yang tepat dalam setiap materi pelajaran adalah hal wajib yang
harus dilakukan guru karena banyak sekali variasi metode mengajar
yang dapat dipilih. Hanya tinggal menyesuaikan dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa.
Seperti pada pembelajaran PAI bab mengartikan surat AlKafirun dan Al-Lahab, Ibu Isti menggunakan metode mengajar
ceramah lalu dilanjutkan dengan diskusi. Ibu Isti membagi kelas
menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 membaca dan mengartikan surat AlKafirun, lalu kelompok 2 membaca dan mengartikan surat Al-Lahab.
Lalu mendiskusikan isi kandungan kedua ayat tersebut. Setelah selesai
Masing masing kelompok lalu memilih satu perwakilan untuk
menyampaikan hasil diskusinya. (observasi tanggal 21 September
2016).
Menurut pengamatan peneliti ketika guru menggunakan metode
ceramah memang banyak siswa yang mengantuk dan tidak
memperhatikan/tidak berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Tetapi
ketika selesai ceramah dan berganti ke kegiatan diskusi keadaan kelas
seketika berubah menjadi lebih aktif dan interaktif. Yang semula
mereka hanya duduk diam dan mendengarkan lalu diberikan
kesempatan untuk mengungkapkan ide dan gagasan mereka tentang
71
materi yang dipelajari. Ini memperlihatkan bahwa siswa memang
senang jika diberi kesempatan untuk berdiskusi. (observasi tanggal 21
September 2016)
Selain itu menurut keterangan ibu Isti penggunaan media juga
berperan dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa karena mereka
lebih senang jika belajar menggunakan media. Berkaitan dengan
penyampaian materi ibu
Isti juga menuturkan lebih mudah
menjelaskan materi dengan menggunakan media dibandingkan hanya
dengan komunikasi verbal biasa. Misalkan dengan menampilkan
bagan-bagan yang memudahkan siswa untuk cepat memahami materi.
(wawancara dengan ibu Isti tanggal 31 Agustus 2016).
4. Pemberian ice breaking ketika konsentrasi belajar mulai menurun
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi banyak faktor, baik
faktor dalam diri maupun faktor dari luar individu. Salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa adalah kejenuhan
belajar. Kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental seseorang saat
mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat sehingga
mengakibatkan timbulnya rasa enggan, lesu, tidak bersemangat atau
tidak bergairah untuk melakukan aktifitas belajar.
Kejenuhan belajar siswa dapat ditimbulkan oleh banyak
penyebab, seperti misalnya mata pelajaran yang tidak menarik, proses
belajar yang membosankan, kelelahan yang diakibatkan dari kegiatan
siswa yang padat, jam pelajaran terakhir dll. Hal ini tentunya
72
membuat guru harus pandai-pandai dalam membaca situasi ketika
pembelajaran berlangsung, apakah siswanya telah dalam kondisi
konsentrasi yang mulai menurun akibat kejenuhan dan kebosanan
dalam belajar ataukah masih berkonsentrasi. Oleh karena itu perlu
waktu untuk merelaksasi pikiran siswa agar berkonsentrasi kembali
dalam mengikuti pelajaran.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kejenuhan
belajar atau menurunnya tingkat konsentrasi belajar siswa. Ketika
ditengah-tengah pembelajaran siswa merasa lelah ataupun mengantuk
seorang guru dapat menggunakan game misalnya dengan menyanyi
ataupun dengan tepuk.. Cara ini terbukti ampuh untuk mecairkan
suasana dan mengembalikan konsentrasi belajar siswa. Permainan
seperti ini sebenarnya tidak sulit dilakukan oleh guru, hanya butuh
daya kreatifitas dan kejelian untuk membuat siswa kembali fokus
dalam pelajaran. (wawancara dengan ibu Isti tanggal 31 Agustus
2016)
Permainan tepuk/menyanyi juga dilakukan oleh ibu Isti jika
melihat
peserta
didiknya
mulai
memperlihatkan
tanda-tanda
penurunan konsentrasi (observasi tanggal 28 September 2016). Ibu isti
mengajak peserta didiknya tepuk dengan intruksi jumlah tepuk
berdasarkan apa yang ibu Isti pegang anggota badannya. Sebagai
contoh bila ibu Isti memegang mulut maka peserta didik harus tepuk
sebanyak 1x. jika ibu Isti memegang hidung maka peserta didik harus
73
tepuk sebanyak 2x. jika ibu Isti memegang telinga maka peserta didik
harus tepuk sebanyak 3x. dan jika ibu isti memegang kepala maka
peserta didik harus tepuk sebanyak 4x.
Ketika permainan tepuk ini dilaksanakan seketika situasi kelas
berubah riuh karena keseruan yang terjadi. awalnya semua siswa
mengikuti intruksi secara benar. ibu Isti mempraktekkan memegang
mulut dan siswa tepuk 1x, lalu memegang hidung dan siswa tepuk 2x,
lalu memegang telinga dan siswa tepuk 3x dan terakhir memegang
kepala, siswa tepuk 4x. tetapi ketika intruksi dilakukan secara tidak
berurutan dan dilakukan secara cepat siswa banyak yang keliru dalam
hitungan tepuk dan seketika suasana kelas menjadi cair kembali.
Lalu ada juga hukuman bagi siswa yang keliru dalam hitungan
tepuk. Hukumannya berupa maju ke depan kelas untuk menyanyi.
Siswa diberi kebebasan untuk menyanyi tetapi dengan syarat semua
huruf vokal diganti dengan o semua, atau i semua. Tidak
mengherankan jika semua siswa tertawa lepas ketika mendengar
temannya menyanyikan lagu yang huruf vokalnya diganti dengan o
semua atau i semua. Suasana kembali fokus dan pelajaran kembali
dilanjutkan dengan kondisi siswa yang telah kembali konsentrasinya
berkat permainan tadi.
Meskipun
hanya
sekedar
permainan
sederhana,
namun
permainan tepuk ini bisa digunakan untuk hiburan dan pelepas rasa
kantuk dan tegang siswa ketika mengikuti pembelajaran. Karena
74
begitu banyak porsi materi yang harus dikuasai dan dipahami siswa
ditambah kegiatan-kegiatan yang menguras tenaga siswa membuat
siswa menurun tingkat konsentrasinya dan merasakan kelelahan. Oleh
sebab itu permaianan ini cukup efektif dalam mengembalikan dan
meningkatkan konsentrasi belajar siswa kembali. (wawancara dengan
ibu Isti tanggal 31 Agustus 2016)
5. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta pengkondisian
kelas
Lingkungan belajar yang kondusif adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan yang
benar-benar
sesuai
dan
mendukung
keberlangsungan
proses
pembelajaran. Sebuah lingkungan belajar dapat diciptakan sedemikian
rupa, sehingga dapat memfasilitasi anak dalam melaksanakan kegiatan
belajar. Lingkungan belajar merupakan situasi yang direkayasa oleh
guru agar proses pembelajaran berlangsung efektif. Lingkungan
pembelajaran terdiri atas dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan
lingkungan sosial.
Lingkungan fisik dalam hal ini adalah lingkungan yang ada
disekitar
siswa
belajar,
berupa
sarana
fisik
dalam
ruang
kelasdisekolah. Lingkungan fisik bisa berupa sarana dan prasarana
kelas, seperti pencahayaan, sirkulasi udara, media belajar, dan
penataan ruang kelas. Sedangkan lingkungan sosial merupakan pola
interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran baik itu interaksi
75
antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber
belajar dan lain sebagainya.
Dilihat dari lingkungan fisik, SD Negeri 1 Ceper sebenarnya
termasuk lingkungan yang kurang kondusif yang mana banyak siswa
yang terganggu karena suara-suara yang bersumber dari luar seperti
lalu lalang kendaraan yang setiap hari melewati jalan depan
sekolahan. Selain itu diperparah dengan keadaan udara yang tidak
begitu bagus karena letak SD Negeri 1 Ceper sendiri bersebelahan
dengan perkampungan warga yang memproduksi genteng sehingga
bisa dibayangkan ketika warga sekitar sedang membakar genteng
dapat menimbulkan asap pekat dan menyebabkan polusi udara.
Kondisi ini sebenarnya telah lama dikeluhkan oleh guru-guru di SD
Negeri 1 Ceper. Tetapi pihak sekolah hanya bisa mengantisipasi
keluhan tersebut dengan membuat senyaman mungkin fasilitas
sekolah agar siswa dan guru tetap bisa melakukan kegiatan
pembelajaran dengan nyaman.
Lingkungan kelas untuk belajar siswa dibuat senyaman
mungkin seperti warna cat yang dibuat hijau agar tampak segar,
adanya kipas angin untuk membuat sirkulasi udara tetap terjaga dan
penataan ruang kelas yang dibuat serapi mungkin agar siswa tetap
nyaman dan berkonsentrasi dalam belajar. Fasilitas kelas di SD Negeri
1 Ceper cukup memadai untuk menunjang proses pembelajaran.
(wawancara dengan ibu Isti tanggal 31 Agustus 2016).
76
Dilihat dari lingkungan sosial, SD Negeri 1 Ceper termasuk
lingkungan yang cukup ramah bagi setiap warga sekolahnya. Pola
interaksi antar warga sekolah terjalin dengan baik. Penerapan
semboyan 3S (senyum,salam,sapa) tampaknya sudah berjalan dengan
baik. Dalam pembelajaran agama islam di kelas V ibu Isti mencoba
menjadi sosok guru yang bersahaja dan teladan bagi murid-muridnya
baik dalam bertutur kata maupun perilaku/sikap dalam mengajar. Ini
dimaksudkan agar murid-muridya juga merasa nyaman dalam belajar
dan tentunya berkaitan dengan usaha meningkatkan konsentrasi
belajar siswa. (observasi tanggal 5 Oktober 2016)
Pengkondisian kelas juga merupakan cara untuk membuat
siswa lebih berkonsentrasi dalam belajar. Seperti yang peneliti temui
saat observasi tanggal 5 Oktober 2016 ketika pembelajaran PAI
berlangsung siswa yang dirasa paling sering gaduh dikelas tempat
duduknya dipindah ke meja depan guru dan yang awalnya teman
sebangkunya adalah laki-laki diganti dengan perempuan karena jika
teman sebangkunya perempuan maka akan lebih bisa terkendali
dibandingkan dengan teman sebangkunya adalah laki-laki. Ini cukup
efektif untuk membuat kondisi kelas lebih kondusif dari gangguangangguan yang ditimbulkan dari siswa yang gaduh. Dengan begitu
siswa lebih bisa berkonsentrasi dalam belajar.
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif perlu kerjasama
antar warga sekolah, karena tanpa kerjasama yang baik, lingkungan
77
fisik maupun sosial yang telah dibuat sedemikian rupa untuk
menciptakan konsentrasi belajar siswa hanya akan sia-sia. Pada
intinya masing-masing warga sekolah harus mampu menempatkan
posisinya masing-masing dan bisa diajak bekerjasama untuk
menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif. (wawancara dengan
ibu Isti tanggal 31 Agustus 2016)
B. Interpretasi Hasil Penelitian
Gangguan terhadap konsentrasi belajar siswa lebih dominan
disebabkan oleh faktor psikologis peserta didik. Seperti anak yang tidak
bisa diam sewaktu pembelajaran berlangsung sehingga membuat gaduh
dikelas, mengganggu teman-temannya yang sedang belajar, bermain
handphone, penglihatan serta pikirannya tidak terfokus pada guru
melainkan beralih perhatian kepada yang lain misalnya perhatiannya
terfokus ke luar ruangan kelas. Apalagi jam pelajaran agama di kelas V
setiap hari rabu berada di jam terakhir yang mana pada jam-jam ini
mayoritas siswa sudah mulai merasa lelah dan berkurang konsentrasinya.
banyak
sekali
penyebab
yang
menjadikan
siswa
tidak
berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran PAI. Selain lemahnya minat pada
pembelajaran juga diantaranya kondisi jasmani siswa yang mungkin
sedang tidak berada dalam kondisi yang fit, atau mungkin sedang banyak
pikiran.
78
Konsentrasi belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
pendukung serta faktor penghambat. Dilihat dari faktor pendukung,
konsentrasi belajar di pengaruhi oleh faktor jasmaniah yang meliputi
keseluruhan kondisi fisik siswa yang sehat dan tidak mengalami gangguan
penyakit apapun. Juga pengaruh faktor rohaniah meliputi segala
sifat/perilaku yang ditunjukkan siswa yang mengindikasikan bahwa
kondisi rohaniah siswa dalam keadaan yang baik. ditambah faktor
lingkungan yang mendukung terjadinya konsentrasi seperti situasi kelas
yang tenang dan nyaman . Jika ketiga faktor tersebut berjalan seimbang
maka konsentrasi belajar yang efektif akan diperoleh.
Selanjutnya, berikut ini adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh
Ibu Isti selaku guru mata pelajaran PAI dalam meningkatkan konsentrasi
belajar siswanya :
1. Kesiapan belajar yang bagus.
Kesiapan belajar yang dilakukan oleh guru PAI pada siswa
kelas V SD N 1 Ceper dilakukan dengan memberikan kesiapan mental
dan rohani siswa berupa membaca surat-surat pendek dalam AlQur’an ataupun do’a-do’a sehari-hari. Diharapkan dengan membaca
surat-surat pendek ini dapat memberikan ketenangan pada diri siswa
dan melatih siswa untuk membiasakan dirinya dengan hafalan-hafalan
ayat Al-Qur’an.
Adapun kegiatan membaca surat-surat pendek ini dilakukan
diawal pembelajaran. Guru dan siswa secara bersama-sama membaca
79
beberapa surat pendek selama kurang lebih 5 sampai 10 menit.
Hafalan surat pendek yang dibaca mulai dari An-Naas sampai Al-a’la.
Selain hafalan surat-surat pendek, siswa juga diberikan hafalan do’a
sehari-hari. Hafalan do’a ini dibaca setelah membaca surat-surat
pendek. Adapun do’a-do’a yang diberikan berupa do’a kepada orang
tua, do’a kesiapan belajar, do’a setelah sholat dhuha, do’a
keselamatan dunia dan akhirat, dll.
2. Menanamkan minat belajar kepada siswa.
Penanaman minat pada siswa kelas V berupa penggunaan
media-media pembelajaran yang menarik untuk membuat siswa
tertarik pada pelajaran yang akan dipelajari. Media pembelajaran
memang menjadi daya tarik bagi siswa untuk belajar. Minat belajar
siswa seketika menjadi besar ketika guru menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang sedang
dipelajari. Dalam hal ini media LCD menjadi daya tarik terbesar bagi
siswa dalam belajar.
3. Menggunakan metode mengajar yang menyenangkan.
Pada pembelajaran PAI di kelas V SD Negeri 1 Ceper, guru PAI
menggunakan berbagai macam metode mengajar.Seperti pada
pembelajaran PAI bab mengartikan surat Al-Kafirun dan Al-Lahab,
menggunakan metode mengajar ceramah lalu dilanjutkan dengan
diskusi. Ibu Isti membagi kelas menjadi 2 kelompok. Kelompok 1
membaca dan mengartikan surat Al-Kafirun, lalu kelompok 2
80
membaca dan mengartikan surat Al-Lahab. Lalu mendiskusikan isi
kandungan kedua ayat tersebut. Setelah selesai Masing masing
kelompok lalu memilih satu perwakilan untuk menyampaikan hasil
diskusinya.
Selain itu penggunaan media juga berperan dalam meningkatkan
konsentrasi belajar siswa karena mereka lebih senang jika belajar
menggunakan media. Dalam menjelaskan materi, lebih mudah dengan
menggunakan media dibandingkan hanya dengan komunikasi verbal
biasa. Misalkan dengan menampilkan bagan-bagan yang memudahkan
siswa untuk cepat memahami materi.
4. Pemberian ice breaking ketika konsentrasi belajar mulai menurun
Mengembalikan konsentrasi belajar siswa kelas V dengan
Permainan tepuk/menyanyi. Ini dilakukan jika melihat peserta didik
mulai memperlihatkan tanda-tanda penurunan konsentrasi. Guru PAI
mengajak peserta didiknya tepuk dengan intruksi jumlah tepuk
berdasarkan apa yang ibu Isti pegang anggota badannya. Sebagai
contoh bila guru memegang mulut maka peserta didik harus tepuk
sebanyak 1x. jika guru memegang hidung maka peserta didik harus
tepuk sebanyak 2x. jika guru memegang telinga maka peserta didik
harus tepuk sebanyak 3x. dan jika guru memegang kepala maka
peserta didik harus tepuk sebanyak 4x.
Meskipun
hanya
sekedar
permainan
sederhana,
namun
permainan tepuk ini bisa digunakan untuk hiburan dan pelepas rasa
81
kantuk dan tegang siswa ketika mengikuti pembelajaran. Karena
begitu banyak porsi materi yang harus dikuasai dan dipahami siswa
ditambah kegiatan-kegiatan yang menguras tenaga siswa membuat
siswa menurun tingkat konsentrasinya dan merasakan kelelahan. Oleh
sebab itu permaianan ini cukup efektif dalam mengembalikan dan
meningkatkan konsentrasi belajar siswa kembali.
5. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, serta pengkondisian
kelas
Lingkungan kelas untuk belajar siswa dibuat senyaman mungkin
seperti warna cat yang dibuat hijau agar tampak segar, adanya kipas
angin untuk membuat sirkulasi udara tetap terjaga dan penataan ruang
kelas yang dibuat serapi mungkin agar siswa tetap nyaman dan
berkonsentrasi dalam belajar. Fasilitas kelas di SD Negeri 1 Ceper
cukup memadai untuk menunjang proses pembelajaran.
SD Negeri 1 Ceper termasuk lingkungan yang cukup ramah bagi
setiap warga sekolahnya. Pola interaksi antar warga sekolah terjalin
dengan baik. Dalam pembelajaran agama islam di kelas V, guru PAI
mencoba menjadi sosok guru yang bersahaja dan teladan bagi muridmuridnya baik dalam bertutur kata maupun perilaku/sikap dalam
mengajar. Ini dimaksudkan agar murid-muridya juga merasa nyaman
dalam belajar dan tentunya berkaitan dengan usaha meningkatkan
konsentrasi belajar siswa.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari bahasan yang telah diuraikan dari bab-bab sebelumnya, maka
penulis
mengambil
kesimpulan
bahwa
upaya
guru
PAI
dalam
meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas V tahun pelajaran
2016/2017 dilakukan dengan :
1. Kesiapan belajar yang bagus. Yakni dengan memberikan kesiapan
mental dan rohani siswa berupa membaca surat-surat pendek dalam
Al-Qur’an
ataupun
do’a-do’a
sehari-hari
untuk
memberikan
ketenangan lahir dan batin pada diri siswa dan melatih siswa untuk
membiasakan dirinya dengan hafalan-hafalan ayat Al-Qur’an.
2. Menanamkan minat belajar kepada siswa. Yakni berupa penggunaan
media-media pembelajaran yang menarik untuk membuat siswa
tertarik pada pelajaran yang akan dipelajari. Media LCD adalah media
yang paling disukai oleh siswa untuk meningkatkan semangat serta
konsentrasi belajar siswa.
3. Menggunakan metode mengajar yang menyenangkan. Penggunaan
metode mengajar yang divariasikan dengan media pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa.
4. Memberikan
permainan
ice
breaking
untuk
mengembalikan
konsentrasi belajar siswa yang mulai menurun. Adapun kegiatannya
82
83
yakni tepuk dan menyanyi. Meskipun hanya sekedar permainan
sederhana, namun permainan tepuk ini bisa digunakan untuk hiburan
dan pelepas rasa kantuk dan tegang siswa ketika mengikuti
pembelajaran. Oleh sebab itu permaianan ini cukup efektif dalam
mengembalikan konsentrasisiswa dan meningkatkan konsentrasi
belajar siswa.
5. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, serta pengkondisian
kelas. Lingkungan kelas tempat belajar siswa dan lingkungan sosial
siswa dibuat senyaman mungkin agar siswa merasa nyaman dalam
belajar dan dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa.
B. Saran
Dengan hasil penelitian diatas, maka penulis ingin memberikan saran
kepada orang-orang yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas
oleh peneliti, yaitu :
1. Untuk sekolah
a. Sekolah harus bisa menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
dan meminimalkan segala gangguan konsentrasi belajar yang
berasal dari dalam maupun luar sekolah agar proses KBM tetap
berjalan dengan baik.
b. Sekolah dapat memenuhi kelengkapan sarana dan prasarana bagi
peserta didik untuk menunjang proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kualitas KBM.
84
2. Guru PAI
a. Guru PAI harus lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengajar
utamanya yang berkaitan dalam meningkatkan konsentrasi belajar
siswa.
b. Perlu penanganan yang tepat dalam mengatasi permasalahan siswa
yang bermasalah dalam konsentrasi belajar, maka dari itu guru PAI
harus pandai dalam menciptakan suasana belajar yang aktif serta
penguasaan berbagai strategi/metode dalam mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Tauhied. 1990. Beberapa Aspek Pendidikan Islam. Yogyakarta.
Abuddin Nata. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
Ahmad Tafsir. 2011. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Badudu Zain . 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Burhan Bungin. 2007. PENELITIAN KUALITATIF Kominikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua. Cetakan ke-6.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Cetakan ke-3.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Fanu, James Le. 2010. Atasi dan Deteksi Ragam Masalah Kejiwaan Anak Sejak
Dini ; Buku Panduan Lengkap untuk Orang Tua, Pengasuh, dan Guru.
Yogyakarta : Think.
Gie, The Liang. 1988. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta : Pusat kemajuan
Study.
Hafid, Anwar., Ahiri, Jafar. & Haq, Pendais. 2013. Konsep Dasar Ilmu
Pendidikan; (Dilengkapi Dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 4 Tahun 1950, No. 12 Tahun 1954, No. 2 Tahun 1989, Dan
No. 20 Tahun 2003). Bandung : Alfabeta.
Haris Herdiansyah. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Group Sebagai
Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta : PT Grafindo Persada.
Hendra Surya. 2003. Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar; Bagi Pelajar Dan
Mahasiswa. Jakarta : Gramedia.
Marno, M. Idris. 2014. Strategi, Metode, Dan Teknik Mengajar; Menciptakan
Keterampilan Mengajar Secara Efektif dan Edukatif. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media.
Moleong, Lexy J.. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya.
Muhaimin & Sutiah. 2004. Paradigma Pendidikan Islam; Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algensindo.
Novan Ardy Wiyani. 2013. Pendidikan Agama Islam Berbasis Pendidikan
Karakter. Bandung : Alfabeta.
Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Rusyan, Tabrani & Kusdinar, Atang. 1992. Pendekatan Dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Salim, Moh. Haitami., & Kurniawan, Syamsul. 2012. Studi Ilmu Pendidikan
Islam. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Shihab, M. Quraish. 2006. Tafsir Al-Mishbah : Pesan, Kesan, dan Keserasian AlQur’an. Jakarta : Lentera Hati, Volume 14.
Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Syaiful Bahri Djamarah. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif;
Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta : Rineka Cipta.
Thursan Hakim. 2002. Mengatasi Gangguan Konsentrasi; plus Teknik-Teknik
Latihan Konsentrasi . Jakarta : Puspa Swara.
Usman, Moh Uzer. 1996. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Wood, Derek dkk. 2007. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. Yogyakarta : ArRuzz Media.
Yusuf, A. Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Zakiah Darajat dkk. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
Kepala Sekolah
1. Bagaimana sejarah berdirinya SD N 1 Ceper Klaten ?
2. Apa tujuan pendirian SD N 1 Ceper, Klaten ?
3. Prestasi apa saja yang telah diperoleh SD N 1 Ceper baik dalam bidang
akademis maupun non akademis ?
4. Bagaimana kualitas guru di SD N 1 Ceper, Klaten dalam mendidik dan
mengajar siswa ?
Wali Kelas V
1. Berapakah jumlah siswa kelas V SD N 1 Ceper Klaten ?
2. Bagaimanakah prestasi akademik siswa kelas V ?
3. Bagaimanakah minat siswa dalam mengikuti setiap mata pelajaran ?
4. Apa permasalahan/kendala/keluhan yang dihadapi oleh guru-guru dalam
mengajar siswa kelas V ?
Guru Pendidikan Agama Islam
1. Bagaimanakah perhatian dan konsentrasi belajar siswa kelas V dalam
mengikuti pelajaran PAI ?
2. Apa yang menyebabkan siswa tidak berkonsentrasi dalam belajar PAI ?
3. Apa saja faktor faktor pendukung serta penghambat siswa dalam
berkonsentrasi belajar ?
4. Apa saja ciri-ciri siswa yang berkonsentrasi dalam belajar ?
5. Bagaimanakah prestasi akademik pelajaran PAI kelas V ?
6. Bagaimana memberikan kesiapan belajar kepada siswa sebelum memulai
pembelajaran ?
7. Bagaimana cara menanamkan minat belajar kepada siswa ?
8. Bagaimana cara belajar yang digunakan agar siswa bisa berkonsentrasi pada
pelajaran ?
9. Apakah ketika konsentrasi belajar siswa mulai menurun, siswa diberi waktu
sejenak untuk menenangkan pikiran ?
10. Bagaimana cara menciptakan lingkungan belajar yang kondusif ?
PEDOMAN OBSERVASI
1. Mengamati sarana dan prasarana yang digunakan guru dan siswa di SD N 1
Ceper.
2. Mengamati kondisi siswa serta kondisi lingkungan disekitar SD N 1 Ceper.
3. Pengamatan terhadap guru PAI dalam memberikan kesiapan belajar kepada
siswa sebelum memulai pembelajaran.
4. Mengamati cara guru PAI dalam menanamkankan minat belajar kepada siswa.
5. Mengamati cara belajar yang digunakan oleh guru PAI.
6. Pengamatan terhadap guru PAI dalam memberikan permainan/game untuk
mengembalikan konsentrasi belajar siswa.
7. Mengamati cara guru PAI dalam menciptakan lingkungan belajar siswa yang
kondusif.
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Profil sekolah
2. Struktur organisasi SD N 1 Ceper, Klaten
3. Tujuan, visi, dan misi didirikannya SD N 1 Ceper, Klaten
4. Keadaan guru dan siswa SD N 1 Ceper, Klaten
5. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dalam meningkatkan konsentrasi belajar
siswa
Lampiran 2
FIELDNOTE WAWANCARA
Kode : W.01
Topik wawancara
: Permohonan izin melakukan penelitian di SD N 1 Ceper
Hari dan tanggal
: Senin, 8 Agustus 2016
Waktu
: 09.00 WIB
Tempat
: Ruang Tamu
Narasumber
: Ibu Sri Sudadi, MM.Pd. (Kepala Sekolah SD N 1 Ceper)
Pada hari senin, 8 Agustus 2016 peneliti berangkat menuju SD N 1 Ceper,
Klaten dengan membawa surat ijin penelitian. Pada kesempatan itu peneliti ingin
memohon ijin untuk melakukan penelitian di SD Negeri 1 Ceper. Setelah sampai
sekolahan, peneliti langsung menemui Ibu Sri Sudadiselaku kepala sekolah SD
Negeri 1 Ceper, Klaten untuk meminta ijin penelitian. Peneliti berkesempatan
mewawancarai beliau di ruang tamu. Berikut hasil wawancara peneliti dengan Ibu
Sri Sudadi :
Peneliti
:
Assalamu’alaikum,
mengganggu
sebelumnya
mohon
maaf
bu,
saya
waktu ibu sebentar.
Ibu Sri Sudadi : Wa’alaikumsalam, iya mas. Ada apa? Ada yang bisa saya bantu?
Peneliti
:Perkenalkan saya Arif Raharjo bu, mahasiswa IAIN Surakarta.
Maksud dan tujuan saya ke sini adalah untuk meminta ijin
melakukan penelitian di SD Negeri 1 Ceper ini untuk kepentingan
tugas akhir skripsi saya bu.
Ibu Sri Sudadi : oh iyaa mas. Silahkan kalau mau melakukan penelitian di
sekolahan kami. Kami malah senang jika ada mahasiswa yang
melakukan penelitian disini. Penelitiannya tentang apa mas ?
kualitatif atau kuantitatif ?
Peneliti
: iya bu terima kasih, penelitian saya penelitian kualitatif bu.
tentang upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar
siswa kelas V di SD Negeri 1 Ceper ini bu.
Ibu Sri Sudadi : baik mas. Berarti itu nanti kaitannya dengan guru PAI langsung
ya mas.
Peneliti
: iya bu, penelitian saya nanti meneliti tentang upaya-upaya apa
saja yang dilakukan oleh guru PAI dalam meningkatkan
konsentrasi belajar siswa kelas V.
Ibu Sri Sudadi : ya mas. Silahkan jika nanti kalau mau penelitian dengan guru PAI
bisa langsung menghubungi guru PAI yaitu ibu Istiqomah. Pesan
saya jika mas membutuhkan data-data tentang sekolahan atau data
apa saja yang diperlukan bisa langsung minta bapak ibu guru yang
bersangkutan. Atau misal ingin ketemu saya jika saya ada di
sekolah inshaallah saya bantu mas. Tapi jika saya tidak ada misal
baru ada rapat dinas atau kepentingan yang lain nanti mas bisa
tanya-tanya guru yang lain. mohon maaf mas jika mungkin nanti
saya jarang ada di sekolah karena kebetulan bulan-bulan ini saya
ada banyak jadwal rapat ke dinas. Kalau butuh tanda tangan saya
jika saya tidak ada nanti bisa dititipkan bapak ibu guru yang ada.
untuk surat-surat yang berkaitan dengan ijin penelitian dsb nanti
mas buat sendiri sedemikianrupa, untuk selanjutnya saya tindak
lanjuti.
Peneliti
: nggih bu. Terimakasih atas bantuannya serta ijin untuk melakukan
penelitian disini. dan mohon bimbingan dan bantuannya nanti
dalam menyelesaikan penelitian saya bu.
Ibu Sri Sudadi : iya mas. Sama-sama.
Kode : W.02
Topik wawancara
: profil sekolah
Hari dan tanggal
: Rabu, 10 Agustus 2016
Waktu
: 09.00 WIB
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Narasumber
: Ibu Sri Sudadi MM.Pd. (Kepala Sekolah SD N 1 Ceper)
Pagi itu peneliti ke sekolahan untuk kembali menemui ibu Sri Sudadi.
Maksud kedatangan peneliti kali ini adalah untuk menggali informasi dari kepala
sekolah tentang sejarah berdirinya sekolah, prestasi-prestasi yang telah diukir oleh
SD Negeri 1 Ceper, serta kualitas/SDM guru-guru yang ada di SD Negeri 1
Ceper. Berikut hasil wawancara peneliti dengan ibu Sri Sudadi :
Peneliti
: Assalamu’alaikum bu, maaf bu mengganggu, minta waktunya
sebentar untuk wawancara sama jenengan bisa bu ?
Ibu Sri Sudadi : Wa’alaikumsalam. Oh mas Arif yang kemarin mau penelitian di
sini. Monggo mas, silahkan. ada yang bisa saya bantu mas ?
Peneliti
: Begini bu, ada beberapa pertanyaan yang nanti saya tanyakan
kepada ibu untuk mengisi data penelitian saya bu. pertama-tama
saya ingin menanyakan tentang sejarah berdirinya SD Negeri 1
Ceper ini bu, bagaimana sejarah berdirinya SD ini bu ?
Ibu Sri Sudadi : oo iya mas. maaf sebelumnya kebetulan saya mulai bekerja di
sekolah ini mulai tahun 1991. Nah sekolah ini sendiri berdiri
tahun 1952. Untuk sejarah awal berdirinya saya kurang begitu
tahu. Bahkan orang-orang yang mengetahui sejarah awal
berdirinya baik guru maupun tokoh masyarakat sekitar sekarang
sudah meninggal. Yang saya ketahui hanya bahwa sekolah ini
dulunya adalah sekolah peninggalan zaman belanda.
Peneliti
: baik bu. Kemudian, Apa tujuan pendirian SD Negeri 1 Ceper ?
Ibu Sri Sudadi : ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Diharapkan dari
proses pendidikan di SD N 1 Ceper ini dapat melahirkan anak didik
yang terampil, berakhlak mulia, serta unggul dalam segala bidang.
Peneliti
: Prestasi apa saja yang telah diukir oleh SD Negeri 1 Ceper baik
dalam bidang akademis maupun non akademis ?
Ibu Sri Sudadi : Alhamdulillah mas, SD N 1 Ceper telah banyak mengukir prestasi
baik dalam bidang akademik dan non akademik. Yang terbaru
dalam bidang akademik kami mempunyai siswa berprestasi atas
nama Muh Rafli Fahrudin dan Arina Faila Suffa yang mana
keduanya berhasil menjadi nomer 1 di tingkat kecamatan serta
nomer 2 dan 3 di tingkat kabupaten. Lalu prestasi olimpiade sains,
festifal dan lomba seni nasional yang masing masing mendapatkan
juara 1 sehingga masuk ke tingkat kabupaten yang juga
mendapatkan juara 1. Dan masih banyak lagi mas. Nanti minta
datanya aja mas, semua ada datanya.
Peneliti
: iya bu, lalu semua prestasi yang telah dicapai tersebut tentunya
tidak lepas dari peran serta guru-guru yang ada di SD N 1 Ceper ini
ya bu. lalu menurut ibu, bagaimana kualitas guru SD N 1 Ceper
dalam mendidik, dan mengajar siswa ?
Ibu Sri Sudadi : kalau menurut saya sudah cukup bagus mas. Karena memang
semua guru yang ada di SD N 1 Ceper inirata-rata memiliki lulusan
minimal S1 (strata 1). Perihal kualitas dalam mengajar sebenarnya
semua guru sudah memiliki standar profesional sebagai guru.
Mereka sudah memiliki sertifikasi sebagai pendidik.Guru-guru
disini juga sering mengikuti keiatan-kegiatan yang berkenaan
dengan peningkatan kompetensi guru. Sehingga saya yakin bahwa
guru-guru disini mampu mendidik siswa dengan baik.
Peneliti
: baik bu. Terimakasih atas informasinya.
Ibu Sri Sudadi : iya mas. Sama-sama.
Kode : W.03
Topik wawancara
: kondisi kelas V
Hari dan tanggal
: Jum’at, 12 Agustus 2016.
Waktu
: 09.00 WIB
Tempat
: Ruang Guru
Narasumber
: Ibu Muslihatun Arifiyanti, S.Si (wali kelas V)
Hari ini saya kembali ke sekolah untuk bertemu dengan ibu Muslihatun
arifiyanti atau biasa dipanggil ibu Muslih selaku wali kelas dari kelas V non
unggulan. tujuan wawancara saya hari ini adalah untuk menggali informasi
seputar kelas V baik informasi mengenai jumlah siswa, prestasi akademik,
maupun permasalahan permasalahan yang ada dikelas V menyangkut proses
KBM. Setelah saya sampai sekolah saya langsung menuju ruang guru dan
langsung menemui ibu Muslih. Sebelumnya memang peneliti sudah membuat
janji dengan ibu Muslih yang saat itu sedang tidak ada jam mengajar. Berikut
hasil wawancara peneliti dengan ibu Muslih :
Peneliti
: Assalamu’alaikum bu. Maaf mengganggu waktunya bu. Bu
Muslih betul wali kelas V yang non unggulan ya bu. Ini saya mau
bertanya seputar kelas V dengan ibu.
Ibu Muslih
: Wa’alaikumsalam, iya mas, monggo mau tanya apa ?
Peneliti
: Pertama-tama, Berapa jumlah siswa kelas V bu?
Ibu Muslih
: Jumlah siswa kelas V untuk yang non unggulan ada 23. 10 lakilaki dan 13 perempuan.
Peneliti
: Bagaimana prestasi akademik siswa kelas V ?
Ibu Muslih
: Prestasi akademik kelas V yang non unggulan ini sebenarnya
cukup bagus. meskipun masih kalah dengan kelas V yang
unggulan. Tetapi secara keseluruhan nilai semua siswa kelas V non
unggulan sudah mencapai KKM.
Peneliti
: Bagaimana minat siswa dalam mengikuti setiap mata pelajaran ?
Ibu Muslih
: dalam hal minat, menurut saya siswa-siswi kelas V relatif
mempunyai minat yang cukup besar terhadap mata pelajaran yang
disukainya. Hanya mungkin ada beberapa mata pelajaran yang
kurang diminati. Untuk mata pelajaran yang kurang diminati
biasanya mereka dalam pembelajaran mereka menunjukkan tandatanda seperti ramai sendiri dan tidak memperhatikan guru. Lalu ada
juga yang mengantuk/tidur saat pembelajaran dll.
Peneliti
: lalu yang terakhir, apa saja permasalahan/kendala/keluhan yang
dihadapi oleh guru-guru yang mengajar kelas V ?
Ibu Muslih
: banyak sebenarnya keluhan yang disampaikan oleh guru-guru
kepada saya mas ketika selesai mengajar kelas V. Guru-guru
kebanyakan mengeluhkan siswa kelas V yang kadang susah diatur,
saat pelajaran berlangsung sering ramai sendiri, dan sering keluar
kelas dengan alasan ke kamar mandi, tetapi lama sekali
kembalinya.
Peneliti
: baik bu, cukup itu dulu informasinya, besok kalo ada yang perlu
saya tanyakan, saya kabari ibu lagi. Terimakasih bu atas waktunya.
Ibu Muslih
: Iya mas sama-sama.
Kode : W.04
Topik wawancara
: Konsentrasi belajar siswa kelas V
Hari dan tanggal
: Rabu, 24 Agustus 2016
Waktu
: 10.00 WIB
Tempat
: Ruang Guru
Narasumber
: Ibu Istiqomah S.Pd.I (Guru PAI)
Pagi ini saya datang ke SD N 1 Ceper, Klaten untuk melakukan
wawancara dengan ibu Istiqomah atau biasa di panggil ibu Isti selaku guru mata
pelajaran PAI.Banyak informasi yang ingin peneliti ketahui dari ibu Isti perihal
konsentrasi belajar kelas V. setelah sampai sekolahan saya menemui ibu Isti di
ruang guru. Berikut hasil wawancara dengan ibu Isti :
Peneliti
: Assalamu’alaikum, maaf bu mengganggu waktunya sebentar. Saya
ingin wawancara dengan ibu mengenai konsentrasi belajar untuk
melengkapi data/informasi yang saya butuhkan bisa bu ?
Ibu Isti
: Wa’alaikumsalam. Nggeh mas, monggo. Apa yang bisa saya
bantu?
Peneliti
: Bagaimana perhatian dan konsentrasi belajar siswa kelas V dalam
mengikuti pembelajaran PAI ?
Ibu Isti
:Perhatian dan konsentrasi belajar siswa kelas V kurang begitu bagus
mas saat mengikuti pelajaran PAI. Contohnya ada anak yang tidak
bisa diam sewaktu pembelajaran berlangsung sehingga membuat
gaduh dikelas, mengganggu teman-temannya yang sedang belajar,
ada yang asyik mainan handphone, fokus penglihatan dan pikirannya
tidak ke pelajaran, tetapi malah ke luar ruangan kelas, dll. Intinya
butuh perhatian ekstra ketika mengajar siswa kelas V.
Peneliti
: Apa yang menyebabkan siswa tidak berkonsentrasi dalam belajar ?
Ibu Isti
: Banyak mas penyebabnya. Seperti lemahnya minat pada pelajaran
PAI ini sendiri. Lalu kondisi jasmani siswa yang mungkin sedang
tidak berada dalam kondisi yang fit, atau mungkin sedang banyak
pikiran. Niat sekolah hanya ingin ketemu dengan teman-temannya,
dan masih banyak mas.
Peneliti
: Apa saja faktor faktor pendukung serta penghambat siswa dalam
berkonsentrasi ?
Ibu Isti
: kalau faktor pendukung di pengaruhi oleh faktor jasmaniah
seperti kondisi fisik siswa yang sehat dan tidak mengalami
gangguan penyakit apapun. Juga pengaruh faktor rohaniah siswa
harus dalam keadaan yang baik. ditambah faktor lingkungan yang
mendukung terjadinya konsentrasi seperti situasi kelas yang tenang
dan nyaman. Kalau faktor penghambat, kondisi jasmaniah siswa
yang sedang berada dalam kondisi tidak bagus, misalnya
mengantuk, lapar, dan gangguan panca indera. Kondisi rohaniah
siswa yang kacau misal tidak tenang, stress, dan tidak sabar. Dan
juga kondisi lingkungan yang berisik dan situasi kelas yang tidak
nyaman misalnya panas, sempit, kotor dll.
Peneliti
: lalu ciri-ciri siswa yang berkonsentrasi saat pelajaran itu apa saja
bu ?
Ibu Isti
: kalau ciri-ciri siswa yang berkonsentrasi dapat ditebak dari
gerakan anggota tubuhnya serta ekspresi wajah yang diperlihatkan.
Jadi meskipun pandangannya menatap pada guru, belum tentu
pikirannya juga sesuai dengan apa yang ia lihat. Gerakan tubuh
yang menandakan siswa berkonsentrasi ialah jika siswa tepat atau
sesuai dengan intruksi guru. Tidak hanya diam dan memperhatikan
tetapi jika ditanya juga bisa menjawab, karena ada juga yang ketika
pelajaran memperhatikan, tetapi ketika ditanya tidak bisa
menjawab. Ini menunjukkan bahwa pikirannya masih tercabang
kemana-mana.
Peneliti
: Yang terakhir, bagaimana nilai mata pelajaran PAI siswa kelas V
bu ?
Ibu Isti
: Kalau soal prestasi akademik mata pelajaran PAI,kelas V non
unggulan sebenarnya tidak terlalu jelek mas. Memang benar ketika
pelajaran
banyak
yang
tidak
memperhatikan
dan
tidak
berkonsentrasi akan tetapi ketika diberikan tes, rata-rata mereka
mampu menjawab dengan benar setiap pertanyaan yang diberikan
dan sudah mencapai KKM. Hal ini mungkin dikarenakan sebagian
siswa juga mengikuti sekolah TPA dikampungnya masing-masing
sehingga pengetahuan keagamaannya tidak hanya diterima
disekolah formal akan tetapi juga di TPA nya masing-masing.
Peneliti
: baik bu, terimakasih atas informasinya. Besuk kalau ada data
yang masih saya perlukan, saya kabari lagi bu.
Ibu Isti
: iya mas. sama-sama.
Kode : W.05
Topik wawancara
: Upaya-upaya meningkatkan konsentrasi belajar siswa
Hari dan tanggal
: Rabu, 31 Agustus 2016.
Waktu
: 10.00 WIB
Tempat
: Ruang Guru
Narasumber
: Ibu Istiqomah S.Pd.I (Guru PAI)
Pagi ini saya datang kembali ke SD N 1 Ceper, Klaten untuk melakukan
wawancara dengan ibu Istiqomah lagi. Tujuan peneliti kali ini adalah untuk
mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan bu Isti dalam meningkatkan
konsentrasi belajar kelas V. setelah sampai sekolahan saya menemui ibu Isti di
ruang guru. Berikut hasil wawancara dengan ibu Isti :
Peneliti
: Assalamu’alaikum, maaf bu ngrepoti jenengan lagi. Saya ingin
wawancara dengan ibu mengenai upaya-upaya apa saja yang ibu
lakukan dalam meningkatkan konsentrasi belajar khususnya.
Ibu Isti
: Wa’alaikumsalam. Iya mas, gakpapa mas. Jangan sungkan mas
kalau mau minta data atau informasi.Selagi saya bisa bantu saya
akan bantu mas.
Peneliti
: iya bu makasih sebelumnya. Soal upaya-upaya yang ibu lakukan
dalam meningkatkan konsentrasi belajar, bagaimana memberikan
kesiapan belajar siswa sebelum memulai pembelajaran agar nanti
dalam belajar siswa dapat berkonsentrasi ?
Ibu Isti
: Kesiapan belajar yang saya lakukan pada siswa yaitu dengan
memberikan kesiapan mental dan rohani siswa berupa membaca
surat-surat pendek dalam Al-Qur’an ataupun do’a-do’a sehari-hari.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan semangat dan penyegaran
pikiran pada diri siswa. Selain itu dengan membaca surat-surat
pendek ini dapat memberikan ketenangan pada diri siswa dan
melatih siswa untuk membiasakan dirinya dengan hafalan-hafalan
ayat Al-Qur’an. Menurut saya pembacaan surat-surat pendek dan
hafalan do’a sehari hari ini cukup efektif untuk mengawali sebuah
pembelajaran dan menciptakan semangat belajar siswa.
Peneliti
: Bagaimana cara menanamkan minat belajar pada siswa ?
Ibu Isti
: Menciptakan minat siswa memang harus mengetahui terlebih
dahulu apa yang disukai siswa dalam belajar. Dalam hal ini siswa
kelas V memang lebih bersemangat dalam belajar jika menggunakan
media seperti LCD. Untuk menanamkan minat saya biasanya
menggunakan media-media pembelajaran yang menarik untuk
membuat siswa tertarik pada pelajaran. Media pembelajaran
memang menjadi daya tarik bagi siswa untuk belajar, Seperti LCD.
Minat
belajar
siswa
seketika
menjadi
besar
ketika
saya
menggunakan media pembelajaran LCD ini. media LCD menjadi
daya tarik terbesar bagi siswa dalam belajar.
Peneliti
: Bagaimana cara belajar mengajar yang ibu lakukan agar siswa
berkonsentrasi ?
Ibu Isti
: Cara belajar pada pelajaran PAI saya buat model pembelajaran
aktif. Tujuannya memberi kesempatan siswa untuk melatih keaktifan
siswa. Selain itu berbagai metode mengajar juga saya terapkan untuk
membuat siswa lebih mudah memahami materi. Untuk metode saya
menyesuaikan dengan materi apa yang sedang dipelajari.
Peneliti
: jika ditengah-tengah pembelajaran tingkat konsentrasi siswa mulai
menurun, apa yang ibu lakukan untuk mengembalikan konsentrasi
belajar mereka ?
Ibu Isti
: Iya mas. Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan untuk
mengatasi kejenuhan belajar atau menurunnya tingkat konsentrasi
belajar siswa. Ketika ditengah-tengah pembelajaran siswa merasa
lelah ataupun mengantuk seorang guru dapat menggunakan game
misalnya dengan menyanyi ataupun dengan tepuk. Terkadang kan
ditengah-tengah pelajaran siswa juga merasa kelelahan dan bosan.
Apalagi pelajaran agama pada jam terakhir, jam dimana siswa mulai
berkurang konsentrasinya. Maka dari itu saya berikan permainan
yang dapat membangkitkan kembali semangat belajar siswa.
Biasanya saya menggunakan permainan tepuk dan menyanyi.
Memang terlihat simpel, namun permainan ini cukup efektif untuk
mengembalikan konsentrasi belajar siswa.
Peneliti
: Yang terakhir, bagaimana cara menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif ?
Ibu Isti
: Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif perlu kerjasama
antar warga sekolah. Lingkungan kelas untuk belajar siswa dibuat
senyaman mungkin seperti warna cat yang dibuat hijau agar tampak
segar, adanya kipas angin untuk membuat sirkulasi udara tetap
terjaga dan penataan ruang kelas yang dibuat serapi mungkin agar
siswa tetap nyaman dan berkonsentrasi dalam belajar. lalu juga
menciptakan interaksi yang harmonis dalam kelas antara guru dan
murid atau murid dengan murid. Kalau pengkondisian kelas biasanya
siswa yang dirasa paling sering gaduh dikelas tempat duduknya
dipindah ke meja depan guru dan yang awalnya teman sebangkunya
adalah laki-laki diganti dengan perempuan karena jika teman
sebangkunya
perempuan
maka
akan
lebih
bisa
terkendali
dibandingkan dengan teman sebangkunya adalah laki-laki. Seperti
itu mas
Peneliti
: Baik bu, saya rasa cukup. Terimakasih atas informasinya.
Ibu Isti
: Iya mas. Sama-sama.
Lampiran 3
FIELDNOTE OBSERVASI
Kode : O.1
Topik Observasi
: Observasi peserta didik kelas V saat pembelajaran PAI
Hari dan Tanggal
: Rabu, 4 Mei 2016
Waktu
: 11.00 WIB
Tempat
: SD N 1 Ceper, Klaten
Pada hari ini peneliti melakukan oservasi awal ke SD N 1 Ceper, Klaten
untuk mengetahui keadaan peserta didik kelas V saat mengikuti pelajaran PAI.
Pagi itu ketika sampai sekolahan, peneliti bertemu dengan kepala sekolah SD N 1
Ceper yaitu ibu Sri Sudadi MM.Pd. Peneliti mengutakan maksudnya untuk
melakukan penelitian di SD N 1 Ceper. Lalu ibu Sri Sudadi mempersilahkan
peneliti untuk melakukan observasi awal. Penelitian ini berhubungan dengan
upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa keas V, sehingga
hari itu peneliti langsung masuk ke kelas V untuk melihat langsung proses belajar
mengajar pada mata pelajaran PAI.
Mata pelajaran PAI kelas V ada 2 jam pelajaran dan pada jam terakhir.
Ba’da dhuhur saya masuk kelas V bersama ibu Isti selaku guru PAI untuk ikut
melihat proses pembelajaran. Pembelajaran PAI di kelas V keberlangsungannya
kurang berjalan secara maksimal, ketika guru sedang menjelaskan materi yang
diajarkan sebagian siswa tidak memperhatikan. Hal ini disebabkan adanya siswa
yang kurang berkonsentrasi mengikuti pembelajaran, ada yang disebabkan
ngantuk, belajar karena terpaksa dan pembelajaran yang kurang kondusif,
sehingga hasil dari pembelajarannya pun kurang maksimal. Apalagi mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi sebagian siswa dianggap sebagai mata
pelajaran yang tidak begitu penting untuk dipelajari. Hal inilah yang lantas
membuat siswa menjadi malas mengikuti pelajaran apalagi berkonsentrasi saat
pembelajaran berlangsung.
Kode : O.2
Topik Observasi
: Sarana dan prasarana yang ada di SD N 1 Ceper, Klaten
Hari dan Tanggal
: Senin, 13 Juni 2016
Waktu
: 10.00 WIB
Tempat
: SD N 1 Ceper, Klaten
Pagi ini peneliti berencana melakukan observasi mengenai sarana dan
prasarana di SD N 1 Ceper, Klaten. Sekitar pukul 10.00 WIB peneliti sampai di
sekolahan. Lalu menemui bapak Drs. Suwarno yakni guru sekaligus menjabat
bagian humas dan sarana prasarana. Lalu saya meminta izin untuk berkeliling
melihat sarana dan prasarana yang ada di SD N 1 Ceper. Setelah berkeliling
mengelilingi komplek sekolahan, berdasarkan pengamatan peneliti SD Negeri 1
Ceper Klaten memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai. SD Negeri 1
Ceper, Klaten dengan jumlah siswa yang banyak memiliki ruang kelas sejumlah 9
ruang kelas dengan rincian 3 kelas untuk kelas I sampai kelas III dan 6 kelas
untuk kelas IV sampai VI karena mulai kelas IV sudah diberlakukan kelas
unggulan. SD Negeri 1 Ceper juga memiliki sarana ibadah yaitu mushola. Sarana
dan prasarana lainnya yaitu perpustakaan yang disediakan untuk siswa sehinga
dapat mengembangkan pengetahuan siswa, laboratorium komputer juga
disediakan untuk siswa agar siswa dapat mengetahui perkembangan teknologi
yang semakin maju.
Selain itu juga ada UKS, koperasi siswa yang menyediakan kebutuhankebutuhan siswa dalam pembelajaran dan kamar mandi/toilet. SD Negeri 1 Ceper,
Klaten juga memiliki halaman yang sangat luas yang digunakan untuk upacara
bendera, tempat bermain siswa, dan di halaman itu pula juga disediakan tempat
parkir bahkan juga dimanfaatkan untuk tempat berolahraga. Untuk kegiatan olah
raga, SD Negeri 1 Ceper juga memiliki ruang olahraga sendiri. Untuk sarana dan
sarana penunjang lainnya yaitu ruang kepala sekolah dan ruang guru yang
sekaligus menjadi ruangan tata usaha.
Kode : O.3
Topik Observasi
: Tingkat konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran PAI
Hari dan Tanggal
: Rabu, 31 Agustus 2016
Waktu
: 11.00 WIB
Tempat
: SD N 1 Ceper, Klaten
Hari ini peneliti berangkat menuju SD N 1 Ceper untuk melakukan
observasi langsung ke kelas V. Sebelumnya peneliti telah membuat janji dengan
ibu Isti selaku guru PAI untuk bisa ikut masuk observasi ke kelas. Setelah sampai
sekolahan peneliti bergegas menemui ibu Isti. Ketika bel tanda masuk setelah
istirahat berbunyi itu tandanya pelajaran PAI akan segera dimulai. Saya dan ibu
Isti segera masuk kelas.Pelajaran PAI dimulai.
Ada pemandangan yang berbeda ketika pembelajaran berlangsung. Ketika
bu Isti sedang menjelaskan materi terdapat siswa yang hanya duduk diam
merunduk diatas meja. Ketika ditanya, siswa itu menjawab kalau sedang tidak
enak badan. Ada juga yang hanya melamun entah sedang memikirkan apa.
Ditambah lagi suara hiruk pikuk di lingkungan luar ruangan kelas seperti
kendaraan yang lalu lalang menjadikan konsentrasi siswa menjadi terpecah. Lalu
ada juga siswa yang menggunakan handphone saat pembelajaran. Berdasarkan
pengamatan peneliti siswa menggunakan handphone hanya untuk kegiatan ngegame dan sms an.
Untuk mengetahui siswa tersebut sudah berkonsentrasi atau belum ibu Isti
mempunyai cara sendiri. Ketika sedang menerangkan materi akhlak terpuji lalu
ditengah-tengah diselipkan beberapa pertanyaan untuk mengetes seberapa besar
perhatian dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Ibu Isti
melontarkan beberapa pertanyaan kepada beberapa siswa seputar macam-macam
akhlak terpuji beserta pengertiannya. Ada siswa yang bisa menjawab dengan
benar, tetapi ada juga siswa yang malah bingung karena sebelumnya mereka
hanya ramai sendiri.Dari pengamatan peneliti, menurut peneliti masih banyak
siswa yang bersikap kurang menghargai pelajaran PAI sehingga tingkat
konsentrasi siswa masih jauh dari yang diharapkan.
Kode : O.4
Topik Observasi
: Upaya guru PAI dalam memberikan kesiapan belajar
Hari dan Tanggal
: Rabu, 7 September 2016
Waktu
: 11.00 WIB
Tempat
: SD N 1 Ceper, Klaten
Pada hari ini peneliti berkesempatan untuk melakukan observasi tentang
upaya guru PAI dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa melalui pemberian
kesiapan belajar. Bersama ibu Isti peneliti kembali observasi ke kelas V saat
pelajaran PAI. Kesiapan belajar yang dilakukan oleh guru PAI pada siswa kelas V
SD N 1 Ceper dilakukan dengan memberikan kesiapan mental dan rohani siswa
berupa membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an ataupun do’a-do’a seharihari. Diharapkan dengan membaca surat-surat pendek ini dapat memberikan
ketenangan pada diri siswa dan melatih siswa untuk membiasakan dirinya dengan
hafalan-hafalan ayat Al-Qur’an.
Adapun kegiatan membaca surat-surat pendek ini dilakukan diawal
pembelajaran. Guru dan siswa secara bersama-sama membaca beberapa surat
pendek selama kurang lebih 5 sampai 10 menit. hafalan surat pendek yang dibaca
mulai dari An-Naas sampai Al-a’la. Selain hafalan surat-surat pendek, siswa juga
diberikan hafalan do’a sehari-hari. Hafalan do’a ini dibaca setelah membaca suratsurat pendek. Adapun do’a-do’a yang diberikan berupa do’a kepada orang tua,
do’a kesiapan belajar, do’a setelah sholat dhuha, do’a keselamatan dunia dan
akhirat, dll.
Kode : O.5
Topik Observasi
: Upaya guru PAI dalam menanamkan minat belajar siswa
Hari dan Tanggal
: Rabu, 14 September 2016
Waktu
: 11.00 WIB
Tempat
: SD N 1 Ceper, Klaten
Penanaman minat yang dilakukan oleh ibu Isti pada siswa kelas V berupa
penggunaan media-media pembelajaran yang menarik untuk membuat siswa
tertarik pada pelajaran yang akan dipelajari. Pada hari ini mempelajari materi
kisah nabi-nabi Allah. Pada bab ini mempelajari tentang kisah nabi Ayyub, nabi
Musa, dan Nabi isa. Pada pembelajaran itu ibu Isti menggunakan media LCD
dalam pembelajaran untuk menayangkan video kisah tentang nabi Ayyub, nabi
Musa, dan nabi Isa. Siswa begitu antusias dalam menyimak tayangan video kisah
nabi tersebut. Setelah itu siswa di berikan kesempatan untuk menyampaikan
keteladanan yang dapat diambil dari ketiga kisah nabi tersebut.
Ibu Isti memanfaatkan 2 jam pelajaran mapel PAI dengan sebaik mungkin
dimana 1 jam pelajaran tersebut digunakan untuk melihat video kisah nabi dan 1
jam pelajaran sisanya digunakan untuk kegiatan diskusi sesuai kelompok yang
telah dibentuk sebelumnya. sehingga selama 2 jam pelajaran penuh siswa begitu
aktif dan menunjukkan minat belajar yang besar terhadap pelajaran berkat
penggunaan media pembelajaran ini.
Kode : O.6
Topik Observasi
: Penggunaan metode mengajar guru PAI
Hari dan Tanggal
: Rabu, 21 September 2016
Waktu
: 11.00 WIB
Tempat
: SD N 1 Ceper, Klaten
Pada pembelajaran PAI di kelas V SD Negeri 1 Ceper, guru PAI
menggunakan berbagai macam metode mengajar. Menurut ibu isti setiap metode
perlu menyesuaikan dengan materi apa yang sedang dipelajari. Pada hari ini
pembelajaran PAI sampai pada bab mengartikan surat Al-Kafirun dan Al-Lahab,
Ibu Isti menggunakan metode mengajar ceramah lalu dilanjutkan dengan diskusi.
Ibu Isti membagi kelas menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 membaca dan
mengartikan surat Al-Kafirun, lalu kelompok 2 membaca dan mengartikan surat
Al-Lahab. Lalu mendiskusikan isi kandungan kedua ayat tersebut. Setelah selesai
Masing masing kelompok lalu memilih satu perwakilan untuk menyampaikan
hasil diskusinya.
Menurut pengamatan peneliti ketika guru menggunakan metode ceramah
memang banyak siswa yang mengantuk dan tidak memperhatikan/tidak
berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Tetapi ketika selesai ceramah dan
berganti ke kegiatan diskusi keadaan kelas seketika berubah menjadi lebih aktif
dan interaktif. Yang semula mereka hanya duduk diam dan mendengarkan lalu
diberikan kesempatan untuk mengungkapkan ide dan gagasan mereka tentang
materi yang dipelajari. Ini memperlihatkan bahwa siswa memang senang jika
diberi kesempatan untuk berdiskusi.
Kode : O.7
Topik Observasi
: Game untuk mengembalikan konsentrasi belajar siswa
Hari dan Tanggal
: Rabu, 28 September 2016
Waktu
: 11.00 WIB
Tempat
: SD N 1 Ceper, Klaten
Ibu isti mempunyai cara dalam mengembalikan konsentrasi dan semangat
belajar siswa yakni dengan permainan tepuk dan menyanyi. Pada kesempatan kali
ini ibu Isti menunjukkan cara mengembalikan konsentrasi dan semangat belajar
siswa. Hari ini kebetulan cuacanya begitu panas yang membuat siswa merasa
lelah dan tidak bersemangat dalam belajar. Melihat kondisi tersebut Ibu Isti
berinisiatif untuk melakukan permainan tepuk dan menyanyi.
Ibu isti mengajak peserta didiknya tepuk dengan intruksi jumlah tepuk
berdasarkan apa yang ibu Isti pegang anggota badannya. Sebagai contoh bila ibu
Isti memegang mulut maka peserta didik harus tepuk sebanyak 1x. jika ibu Isti
memegang hidung maka peserta didik harus tepuk sebanyak 2x. jika ibu Isti
memegang telinga maka peserta didik harus tepuk sebanyak 3x. dan jika ibu isti
memegang kepala maka peserta didik harus tepuk sebanyak 4x.
Ketika permainan tepuk ini dilaksanakan seketika situasi kelas berubah
riuh karena keseruan yang terjadi. awalnya semua siswa mengikuti intruksi secara
benar. ibu Isti mempraktekkan memegang mulut dan siswa tepuk 1x, lalu
memegang hidung dan siswa tepuk 2x, lalu memegang telinga dan siswa tepuk 3x
dan terakhir memegang kepala, siswa tepuk 4x. tetapi ketika intruksi dilakukan
secara tidak berurutan dan dilakukan secara cepat siswa banyak yang keliru dalam
hitungan tepuk dan seketika suasana kelas menjadi cair kembali.
Lalu ada juga hukuman bagi siswa yang keliru dalam hitungan tepuk.
Hukumannya berupa maju ke depan kelas untuk menyanyi. Siswa diberi
kebebasan untuk menyanyi tetapi dengan syarat semua huruf vokal diganti dengan
o semua, atau i semua. Semua siswa tertawa lepas ketika mendengar temannya
menyanyikan lagu yang huruf vokalnya diganti dengan o semua atau i semua.
Suasana kembali fokus dan pelajaran kembali dilanjutkan dengan kondisi siswa
yang telah kembali konsentrasinya berkat permainan tadi.
Kode : O.8
Topik Observasi
: Lingkungan belajar SD Negeri 1 Ceper Klaten
Hari dan Tanggal
: Rabu, 5 Oktober 2016
Waktu
: 11.00 WIB
Tempat
: SD N 1 Ceper, Klaten
Lingkungan SD Negeri 1 Ceper sebenarnya termasuk lingkungan yang
kurang kondusif yang mana banyak siswa yang terganggu karena suara-suara
yang bersumber dari luar seperti lalu lalang kendaraan yang setiap hari melewati
jalan depan sekolahan. Selain itu diperparah dengan keadaan udara yang tidak
begitu bagus karena letak SD Negeri 1 Ceper sendiri bersebelahan dengan
perkampungan warga yang memproduksi genteng sehingga ketika warga sekitar
sedang membakar genteng dapat menimbulkan asap pekat dan menyebabkan
polusi udara. Tetapi pihak sekolah berusaha mengantisipasi keluhan tersebut
dengan membuat senyaman mungkin fasilitas sekolah agar siswa dan guru tetap
bisa melakukan kegiatan pembelajaran dengan nyaman.
Lingkungan kelas untuk belajar siswa dibuat senyaman mungkin seperti
warna cat yang dibuat hijau agar tampak segar, adanya kipas angin untuk
membuat sirkulasi udara tetap terjaga dan penataan ruang kelas yang dibuat serapi
mungkin agar siswa tetap nyaman dan berkonsentrasi dalam belajar. Fasilitas
kelas di SD Negeri 1 Ceper cukup memadai untuk menunjang proses
pembelajaran.
Dilihat dari lingkungan sosial, SD Negeri 1 Ceper termasuk lingkungan
yang cukup ramah bagi setiap warga sekolahnya. Pola interaksi antar warga
sekolah terjalin dengan baik. Penerapan semboyan 3S (senyum,salam,sapa)
tampaknya sudah berjalan dengan baik. Dalam pembelajaran agama islam di kelas
V ibu Isti mencoba menjadi sosok guru yang bersahaja dan teladan bagi muridmuridnya baik dalam bertutur kata maupun perilaku/sikap dalam mengajar. Ini
dimaksudkan agar murid-muridya juga merasa nyaman dalam belajar dan
tentunya berkaitan dengan usaha meningkatkan konsentrasi belajar siswa.
Lampiran 4
SD Negeri 1 Ceper Klaten
Struktur Organisasi Sekolah
Visi Misi dan Tujuan Sekolah
Profil Sekolah
Keadaan Murid SD N 1 Ceper
Keadaan Guru SD N 1 Ceper
Siswa membaca Al-Qur’an/surat-surat pendek sebelum memulai pembelajaran
Guru menggunakan variasi metode mengajar yang menyenangkan yakni ceramah
dilanjutkan diskusi untuk menciptakan semangat dan konsentrasi belajar siswa
Guru memberikan permainan tepuk dan menyanyi untuk mengembalikan
konsentrasi belajar siswa
Guru menggunakan media LCD untuk menanamkan minat belajar serta
meningkatkan konsentrasi belajar siswa
Lingkungan kelas yang tertata rapi sehingga membuat nyaman dalam belajar
Foto kegiatan wawancara
PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CEPER
SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CEPER
Karangmojo Rt.03 Rw.VII Ceper Kode Pos 57465
SUSUNAN ORGANISASI SD NEGERI 1 CEPER
TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017
PENANGGUNG JAWAB : Kepala UPTD Pendidikan Kec.Ceper
NURYADI, S.Pd, M.
PEMBINA
: Pengawas SD Dabin IV
Drs. DWIYONO
KEPALA SEKOLAH
: SRI SUDADI, MM.Pd
WALI KELAS
:
KELAS 1
: MARSINAH, S.Pd
KELAS 2
: PARDIYEM, S.Pd.K
KELAS 3
: ISNARYATI, S.Pd.SD
KELAS 4A
: Drs. SUWARNO
KELAS 4B
: WIJARNARKO BAGUS WIRAWAN, S.Pd.SD
KELAS 5A
: ANIK TRI IKYANTI PRIHATININGSIH, S.Pd.SD
KELAS 5B
: MUSLIKHATUN ARIFIYANTI, S.Si
KELAS 6A
: PANGESTI WIDYANINGTYAS, S.Pd.SD
KELAS 6B
: KRISDIYARSIH SUHARTANTI, S.Pd
GURU PAI
: ISTIQOMAH, S.Pd.I
GURU PENJASKES
: PRAPTI HANDAYANI, S.Pd
PENJAGA
: SUNGATMIN
PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CEPER
SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CEPER
Karangmojo Rt.03 Rw.VII Ceper Kode Pos 57465
STRUKTUR ORGANISASI SD NEGERI 1 CEPER
Ka. UPTD Pend. Kec. Ceper
NURYADI S.Pd, M.M
PENGAWAS SD
Drs. DWIYONO
KEPALA SEKOLAH
SRI SUDADI, MM.Pd
KELAS 1
MARSINAH, S.Pd
S.Pd
GURU PAI
ISTIQOMAH, S.Pd.I
S.Pd.SD
KELAS 2
PARDIYEM, S.Pd.K
KELAS 3
ISNARYATI, S.Pd.SD
GURU PENJASKES
RAPTI H, S.Pd
KELAS 4B
WIJANARKO, S.Pd.SD
KELAS 4U
Drs. SUWARNO
PENJAGA
SUNGATMIN
SISWA/SISWA
KELAS 5B
M. ARIFIYANTI, S.Si
KELAS 5U
ANIK TRI I, S.Pd.SD
KELAS 6B
KRISDIYARSIH S,
KELAS 6U
PANGESTI W,
DAFTAR NAMA SISWA KELAS V B (Non Unggulan)
NO
NAMA SISWA
TTL
L/P
KELAS
ALAMAT RUMAH
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
ADINDA SEPTIA RENATA
ALFIAN NUR HAKIM
AMARANGGANA CHINANTYA, F.H
ANANDA FAWAZ SUSANTO
ANDREANSYAH AHMAD FAJAR
ARINDA MARGANINGRUM YULIANTI
AZIFAH AZKA APRILIANA
EDGINA TYAS PUTRI SABRINA
GADISA NURLITA OKTAVYARA
KISKYA MAHARANI
LADYVA AURELLIA CALISTA
MUH. ILHAM GALIB KURNIAWAN
MUH. IQBAL ASROFY
MUH. IVANDHANI ARDIANSYAH
MUH. RANDI NIZAR OLFAT
MUSTHOFA LUTHFI
NABILA YUSALIANTI
REVALINA WIDIASTUTI
RISA NUR SABRINA YUNIAN
SYALMAWATI INDAH ELMASARI
UBAIDILLA HAFIDZ GUNTUR A.S.
YUGA DEWA BRATA DARMA ,P.
EVAN IBNU WIDIA DANA
JIMMY PUTRA PRAMUDITA
MUHAMMAD IQBAL PUTRA
Klaten, 05-09-2005
Klaten, 26-06-2005
Klaten, 11-02-2005
Klaten, 02-12-2005
Klaten, 12-12-2005
Klaten, 19-07-2005
Klaten, 28-04-2005
Magelang, 17-03-2005
Klaten, 11-10-2004
Klaten, 26-04-2005
Klaten, 24-07-2005
Klaten, 12-08-2005
Klaten, 23-02-2005
Klaten, 13-06-2005
Klaten, 05-05-2005
Klaten, 29-08-2004
Klaten, 25-03-2005
Klaten, 10-11-2004
Bandung, 28-06-2005
Klaten, 29-01-2005
Klaten, 21-12-2004
Klaten, 27-7-2005
Klaten, 27-06-2004
Jakarta, 6-11-2005
Purwodadi, 17-04-2005
P
L
P
P
L
P
P
P
p
P
P
L
L
L
L
L
P
P
P
P
L
L
L
L
L
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Bakalan, Ceper, Klaten
Kujon, ceper
Ceper, Ceper , Klaten
Kujon, Ceper , Klaten
Bakalan, Ceper, Klaten
Bendo, Ngawoggo, Ceper
Batur, Tegalrejo, ceper
Ngeseng, Jambukulon, Ceper
Jebugan, Kujon, Ceper
Tegalrejo, Ceper, Klaten
Kongsi, Kujon, ceper
Ceper, Ceper , Klaten
Jebugan, Kujon, Ceper
Tegalsari, Ngawonggo, Ceper
Sentono, Ngawonggo, Ceper
Gatak, Kujon, Ceper
Kajen, Ceper, Klaten
Daleman, Palar, Trucuk
Ngeseng, Jambukulon, Ceper
Troketon,Pedan
Batur, Tegalrejo, Ceper
Pason, Ceper, Klaten
Putatan, Kurung, Ceper
Gatak, Kedungan, Pedan
Pason, Ceper, Klaten
NAMA SEKOLAH
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
SD Negeri
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
I Ceper
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
: Arif Raharjo
Tempat Tanggal Lahir
: Klaten, 11 Desember 1994
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Sentono RT 32 RW 12, Ngawonggo, Ceper, Klaten
Nama orang tua
: 1. Ayah : Masri
2. Ibu
: Umi Sangadah
Riwayat Pendidikan :
1. TK Bustanul Athfal Sentono. Lulus tahun 2000
2. MIM Sentono. Lulus tahun 2006
3. SMP N 1 Ceper Klaten. Lulus tahun 2009
4. SMA N 1 Wonosari Klaten. Lulus tahun 2012
5. IAIN Surakarta
Klaten, 24 November 2016
Arif Raharjo
Download