BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekarang ini semakin banyaknya penyakit yang bermunculan dan merajalela dalam kehidupan masyarakat. Akan tetapi, penyakit infeksi tetap menjadi primadona, sebab menjadi penyakit yang paling sering menyerang manusia. Penyakit infeksi yang timbul sering diakibatkan mikroorganisme yang bersifat patogen. Dalam pemeriksaan penyakit infeksi, biasanya dilakukan pemeriksaan fisik dan anamnese guna menemukan etiologi penyakit. Cara lain dalam menegakkan diagnosa guna menemukan mikroorganisme apa yang menjadi penyebab suatu penyakit adalah dengan cara pemeriksaan spesimen. Oleh karena itu, bagi orang-orang yang berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya perawat, harus mengetahui dan memahami betul cara pengelolaan spesimen klinik. Sebagai mahasiswa keperawatan, tentunya juga harus memahami betul cara pengelolaan atau penanganan spesimen itu sendiri. Adapun tujuan dari pemahaman cara pengelolaan spesimen tersebut adalah agar spesimen dapat memberikan hasil yang akurat dalam pemeriksaan secara makroskopis/mikroskopis dan spesimen tidak rusak dalam rentang waktu pengiriman ke laboratorium. Salah satu hal paling penting yang mendasari cara pengelolaan spesimen yaitu harus diperhatikan tujuan pengambilan spesimen. Spesimen diambil apakah untuk pemeriksaan mikrobiologi / patologi klinik / patologi anatomi / parasitologi. Hal ini harus diperhatikan sebab prosedur pengelolaan spesimen pada setiap bidang pastilah berbeda. Misalnya, antikoagulan EDTA yang tidak boleh dipakai dalam pengawetan dalam proses penyimpanan darah, laboratorium mikrobiologi sebab akan mematikan kuman yang akan diperiksa. Tetapi, antikoagulan EDTA digunakan dalam laboratorium patologi klinik. Pemeriksaan darah yang paling sering dilakukan adalah hitung jenis sel darah lengkap (cbc, complete blood cell count), yang merupakan penilaian dasar dari komponen sel darah. Selain untuk menentukan jumlah sel darah dan trombosit, persentase dari setiap jenis sel darah putih dan kandungan hemoglobin; hitung jenis sel darah biasanya menilai ukuran dan bentuk dari sel 1 darah merah. Dengan mengetahui bentuk atau ukuran yang abnormal dari sel darah merah, bisa membantu mendiagnosis suatu penyakit. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa yang dimaksud dengan darah? 2. Golongan darah apa saja yang ada di dunia ini? 3. Apa tujuan dari pemeriksaan darah? 4. Apa yang dimaksud dengan HDL? 5. Mengapa dalam pemeriksaan darah dapat terjadi kesalahan? Jelaskan! C. TUJUAN 1. Dapat memahami dan membedakan cara pengambilan, penyimpanan, dan pengiriman spesimen klinik sesuai tujuan pemeriksaan dalam setiap departemen, diantaranya mikrobiologi / patologi klinik / patologi anatomi / parasitologi. 2. Dapat memahami dan membedakan cara pengambilan, penyimpanan dan pengiriman spesimen darah dalam bidang mikrobiologi, patologi klinik dan parasitologi. 3. Memahami tujuan pemeriksaan spesimen dalam bidang mikrobiologi, patologi klinik, patologi anatomi dan parasitologi. D. MANFAAT Manfaat dari pembuatan makalah ini yakni dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang pemeriksaan spesimen darah serta untuk mengasah keterampilan dan kreativitas mahasiswa dalam melaksanakan, menyelesaikan, dan menemukan solusi dalam menghadapi berbagai kasus yang hadir dalam praktik kehidupan sehari-hari di dunia kesehatan tentunya. 2 BAB II TINJAUAN TEORI A. PEMERIKSAAN DARAH 1. Definisi Darah Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, pengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. 2. Komponen Darah Darah terdiri dari plasma darah (55%) dan sel-sel darah (45%). Plasma darah terdiri dari ± 90% air dan berbagai larutan, zat organik dan anorganik yang terlarut didalamnya. Plasma darah berwarna kekuning-kuningan. Zat-zat yang larut dalam plasma darah adalah sari-sari makanan, mineral, protein, gas, zat-zat hasil produksi sel, urea, dan asam urat hasil dari metabolisme. 3. Fungsi darah 1) Bekerja sebagai sistem transport dari tubuh, menghantarkan semua bahan kimia, oksigen, dan zat makanan yang diperlukan untuk tubuh supaya fungsi normalnya dapat dijalankan, serta menyingkirkan karbondioksida dan hasil buangan lain. 2) Plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan: menyegarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuh menerima makanannya. Dan merupakan “kendaraan” untuk mengangkut bahan buangan ke berbagai organ eksretorik untuk dibuang. 3) Hormon dan enzim dihantarkan dari organ ke organ dengan perantara darah. 3 4. Sel-sel darah Sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). a. Eritrosit/sel darah merah Berbentuk pipih dan tidak berinti, setiap 1 mm darah mengandung 5 juta sel darah merah. Butiran darah merah mengandung Hemoglobin (Hb). Hemoglobin yaitu suatu senyawa protein yang mengandung unsur besi (Fe), fungsi utama hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru. Mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Sel darah merah dibentuk oleh sumsum merah tulang pipih. Namun pada saat masih di dalam kandungan, eritrosit dibentuk di dalam hati dan limpa. Sel darah merah menjadi rusak dan tidak efektif lagi, melaksanakan fungsinya setelah berumur lebih kurang 120 hari. Sel darah merah yang tidak efektif tersebut akan dirombak kembali di dalam hati. b. Leukosit Sel darah putih, leukosit (bahasa Inggris: white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu: Basofil. Eosinofil. Neutrofil. dan dua jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma: Limfosit. Monosit. 4 % dalam Tipe Gambar Diagram tubuh Keterangan manusia Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil Neutrofil 65% lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya nanah. Eosinofil Eosinofil 4% terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit. Basofil terutama bertanggung jawab untuk Basofil <1% memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan. Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit: Limfosit 25% Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan 5 mempertahankan menghasilkan kemampuannya antibodi dalam sebagai layanan sistem 'memori'.) Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinasi tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) serta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus. Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker. Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan Monosit 6% potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga. Makrofag (lihat atas) di Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan. Fungsi Granulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. 6 c. Trombosit Keping darah, lempeng darah, trombosit adalah sel anuclear nulliploid (tidak mempunyai nukleus pada DNA-nya) dengan bentuk tak beraturan dengan ukuran diameter 2-3 µm yang merupakan fragmentasi dari megakariosit. Keping darah tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam mekanisme hemostasis tingkat sel dalam proses pembekuan darah dengan membentuk darah beku. Rasio plasma keping darah normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm³, nilai dibawah rentang tersebut dapat menyebabkan pendarahan, sedangkan nilai di atas rentang yang sama dapat meningkatkan risiko trombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah bila tersentuh benda kasar. Proses Pembekuan darah: Sel darah dan fungsinya Sel darah Eritrosit Leukosit; granulosit Fungsinya Transfor oksigen, tetap dalam peredaran darah Mempertahankan tubuh terhadap infeksi, dapat meninggalkan pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan-jaringan Leukosit; limfosit Imunitas, tidak bergerak Leukosit Fagosit, bergerak cepat Trombosit Pembekuan darah 7 5. Rata-rata jumlah sel darah per mm3 darah Sel darah merah Jumlah Eritrosit 4-5 juta Leukosit 6-10 ribu Trombosit 200-300 ribu 6. Pembuluh darah Alat-alat peredaran darah terdiri dari jantung dan pembuluh darah yang keluar masuk jantung akan melalui pembuluh darah yang terdiri atas pembuluh nadi (aorta/arteri) dan pembuluh balik (vena). a. Pembuluh vena adalah pembuluh yang berfungsi menghantarkan darah ke jantung dari kapiler darah masuk ke venula (pembuluh vena kecil) kemudian mengalir ke jantung melalui vena. b. Pembuluh arteri Pembuluh arteri utama tubuh adalah aorta, yang akan bercabang menjadi arteri, arteri akan bercabang menjadi arterior dan arterior akan bercabang halus menjadi kapiler. c. Kapiler merupakan tempat terjadinya perpindahan zat dari darah ke jaringan atau dari jaringan ke darah. 8 7. Siklus peredaran darah. JANTUNG VENA AORTA VENULA ARTERI SELURUH TUBUH KAPILER 8. Golongan darah Golongan darah adalah kompilasi darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan sel darah merah tersebut. Penentuan golongan darah dan tes tentang kecocokannya dilakukan sebelum pemberian transfuse meyakini keamanannya. Sistem ABO menurut Landsteiner didasarkan atas adanya aglutinin dalam darah. Selain itu terdapat pula pembagian lebih lanjut dari Landsteiner, yaitu faktor Rh atu Rhesus dalam darah, yang penting untuk diketahui pada bayi yang baru lahir kalau terjadi ketidakcocokan antara darah bayi dan ibunya Dipandang dari donor darah: - golongan darah AB dapat memberi darah pada golongan darah AB - golongan darah A kepada golongan darah A dan AB - golongan darah B kepada golongan darah B dan AB - golongan darah O adalah donor umum untuk semua golongan. 9 Resipien: - golongan darah AB adalah resipien umum - golongan darah A dapat menerima dari golongan darah A dan O - golongan darah B dapat menerima dari golongan darah B dan O - golongan darah O dari golongan darah O. Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya. Pembagian golongan darah didasarkan pada aglutinogen. Aglutinogen adalah sejenis protein yang terdapat dalam eritrosit. Aglutinogen terdiri dari dua jenis yaitu: 1. Aglutinogen A 2. Aglutinogen B Pembagian Golongan Darah Golongan Darah Aglutinogen A Aglutinogen B A Ya - B - Ya AB Ya Ya O - - 9. Transfusi darah Transfusi darah adalah proses pemberian darah dari donor kepada resipien yang mengalami kekurangan darah dari volume normal darah. Darah yang diberikan kepada resipien mengandung sel darah yang juga mengandung protein, jika senyawa tidak sesuai maka bersifat antigen, hal tersebut akan memacu tubuh mengeluarkan antibodi. 10 Kemungkinan Transfusi Darah RESIPIEN Donor A B AB O A - + - - B + - - - AB + + - + O - - - - Keterangan: + : terjadi penggumpalan darah - : tidak terjadi penggumpalan darah B. MACAM-MACAM PEMERIKSAAN DARAH 1. Pemeriksaan Darah Pemeriksaan darah adalah suatu tes darah yang diminta oleh dokter untuk mengetahui sel darah pasien. Pada abad 21 ini di mana kebutuhan darah meningkat pesat, keefisienan, kecepatan, dan ketepatan proses identifikasi golongan darah menjadi salah satu hal yang esensial untukdilakukan. Pada saat ini dirancang dan dibuat suatu alat identifikasi golongan darah pada manusia berbasis pola sidik jari menggunakan scanner optik. Secara garis besar, tujuan pembuatan alat ini adalah proses identifikasi golongan darah A, B, AB dan O yang praktis dan efisien serta memperkenalkan kepada masyarakat akan teknologi terbaru yang tepat guna pada bidang medika, khususnya pada bidang identifikasi golongan darah A, B, O, dan AB. 2. Tujuan dari Pemeriksaan darah Sebagai pemeriksa penyaring untuk menunjang diagnosa, untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit dan untuk melihat kemajuan atau respon terapi. 11 3. Fungsi dari Pemeriksaan Darah - Mematikan penyakit. - Menegakkan atau bahkan “menggugurkan” diagnosis awal. - Memonitor “perkembangan” penyakit yang sudah terdeteksi. - Memastikan sudah seberapa jauh suatu penyakit mengganggu organ-organ penting lainnya. - Mengetahui bagaimana kondisi ginjal dan hati pasien guna “menghitung” obat apa saja dan seberapa dosis yang bisa diberikan. - Bagi pasien yang hendak menjalani operasi, pemeriksaan darah merupakan persyaratan medis untuk mengetahui bagaimana fungsi pembekuan darah dalam tubuh pasien. Kadar hemoglobin (Hb), contohnya, tidak boleh kurang dari 10 g/dl. Bila kadar Hb jauh dari angka normal, dikhawatirkan pembiusan yang akan dijalankan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kekurangan oksigen yang bisa berakibat fatal. - Dari pemeriksaan darah, fungsi pembekuan darah pasien juga bisa diketahui apakah baik atau tidak. Fungsi pembekuan darah yang kurang baik tentu akan menyulitkan jalannya operasi. 4. Skema Pemeriksaan Darah Hitung Darah Lengkap(HDL) ERITROSIT Hitung Eritrosit/RBC Hemoglobin/Hb Vol eritrosit rata-rata/VER HER/MCH RDW KHER/MCHC LEUKOSIT Hematokrit/Hct TROMBOSIT Hitung leukosit /WBC 12 Keterangan: Hitung Darah Lengkap adalah jenis pemeriksaan yang memberikan informasi tentang sel-sel pasien. HDL menggunakan tes skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti anemia, infeksi, dan banyak penyakit lainnya. HDL memeriksa jenis sel dalam darah, termasuk sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit (platelet). Pemeriksaan darah lengkap yang sering dilakukan meliputi : 1. Jumlah sel darah putih 2. Jumlah sel darah merah 3. Hemoglobin 4. Hematokrit 5. Indeks eritrosit 6. Jumlah dan volume trombosit a) Hemoglobin Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah bertugas untuk mengangkut oksigen dari paru-paru kebagian tubuh lain. Kualitas darah ditentukan oleh kadar hemoglobin. Struktur Hb dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada. Terdapat 141 molekul asam amino pada rantai alfa, dan 146 molekul asam amino pada rantai beta, gama, dan delta. b) Hematokrit Hematokrit atau volume eritrosit yang dimanfaatkan (packed cell volume, PVC) adalah ukuran yang menyatakan persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah yang dimanfaatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah. Nilai Hematokrit atau PVC dapat ditetapkan secara automatic menggunakan hematologi analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada dua, yaitu metode makro hematokrit dan mikro hematokrit/kapiler. Nilai normal Hematokrit : - anak-anak : 33% - 38% - laki-laki dewasa : 40% - 50% - perempuan dewasa : 36% - 44% 13 Penurunan hematokrit terjadi dengan pasien yang mengalami kehilangan darah akut, anemia, leukimia, gagal ginjal kronis, sirosis hepatitis, malnutrisi, defisiensi vitamin B dan C. Peningkatan hematokrit terjadi pada hipovolemia, dehidrasi, diare berat, empisema paru, dan eklamsia. c) Hitung Eritrosit Jumlah eritrosit per mm3 atau mikroliter darah. Untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada 2 metode, yaitu manual dan elektronik (automatic). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar dari pada hitung leukosit. Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Penurunan eritrosit: kehilangan darah (pendarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, cairan perintrafena berlebihan, gagal ginjal kronis, kehamilan, dan dehidrasi berlebihan. Peningkatan eritrosit: dehidrasi, darah tinggi, dan penyakit kardiovaskuler. Indeks eritrosit mencakup parameter eritrosit, yaitu: a. Mean Cell/Corpuscular Volume (MCV) atau volume eritrosit rata-rata (VER) adalah mengukur besar rata-rata sel darah merah. MCV= Hematokrit ( 1/1) atau jumlah eritrosit (106/µL) Normal 80-96 fl b. Mean Cell Hemoglobin Content (MCH) atau hemoglobin eritrosit rata-rata (HER) adalah mengukur jumlah hemoglobin. MCH (pg) = Hemoglobin (g/1) atau jumlah eritrosit (106/µL) Normal 27-33 pg c. Mean Cellular Hemoglobin Concetration (MCHC) atau konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER) mengukur kepekatan hemoglobin. MCHC (g/dL) = konsentrasi hemoglobin (g/dL) atau hematokrit (1/1) Normal 33 -36 g/dL . d. Red Blood Cell Distribution Width (RDW) adalah perbedaan/variasi ukuran (luas) eritrosit. Nilai RDW berguna memperkirakan terjadinya anemia dini, sebelum nilai MCV berubah dan sebelum terjadi gejala. Peningkatan nilai RDW dapat dijumpai pada anemia defisiensi (zat besi, asam folat, vit B12), anemia hemolitik, anemia sel sabit. Ukuran eritrosit biasanya 6-8µm, semakin tinggi variasi ukuran sel mengindikasikan adanya 14 kelainan. RDW = standar devinisi MCV / rata-rata MCV X100 Nilai normal rujukan 11-15% d) Hitung Trombosit Trombosit adalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh jaringan hemopoetik, dan berfungsi utama dalam proses pembekuan darah. Penurunan sampai di bawah 100.000/ µL berpotensi untuk terjadinya peredaran dan hambatan pembekuan darah. e) Hitung Leukosit Hitung leukosit adalah menghitung jumlah leukosit per mm3 atau micrometer darah. Leukosit merupakan bagian penting dari sistem pertahanan tubuh terhadap benda asing, mikroorganisme atau jaringan asing, sehingga hitung jumlah leukosit merupakan indikator yang baik untuk mengetahui respon tubuh terhadap infeksi. Jumlah leukosit dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari keadaan basal dan lain-lain. Pada bayi baru lahir jumlah leukosit tinggi, sekitar 10.000-30.000/µl. Jumlah leukosit tertinggi pada bayi umur 12 jam yaitu antara 13.000-38.000/ µl. Setelah itu jumlah leukosit turun secara bertahap dan pada umur 21 tahun jumlah leukosit berkisar antara 4500-11.000/ µl. Pada keadaan basal jumlah leukosit pada orang dewasa berkisar 5000-10.000/ µl. Jumlah leukosit meningkat setelah melakukan aktivitas fisik yang sedang, tetapi jarang lebih dari 11.000/µl. Peningkatan jumlah leukosit di bawah normal disebut leukopenia. Terdapat dua metode yang digunakan dalam pemeriksaan hitung leukosit, yaitu cara automatic menggunakan mesin penghitung sel darah (hematology analyzer) dan cara manual dengan menggunakan pipet leukosit, kamar hitung, dan mikroskop. Cara automatic lebih unggul dari cara pertama karena tekniknya lebih mudah, waktu yang diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih kecil yaitu ± 2%, sedang pada cara manual kesalahannya sampai 10%. Keburukan cara automatic adalah harga alat mahal dan sulit untuk memperoleh reagen karena belum banyak laboratorium di Indonesia yang memakai alat ini. Nilai normal leukosit: dewasa : 4.000-10.000/µL bayi : 9.000-12.000/µL bayi baru lahir : 9.000-30.000/µL 15 Bila jumlah leukosit lebih dari nilai rujukan, maka keadaan tersebut disebut leukositosis. Leukositosis dapat terjadi secara fisiologik. Leukositosis yang fisiologik dijumpai pada kerja fisik yang berat, gangguan emosi, kejang, thikardi paroksismal, partus, dan haid. Peningkatan leukosit juga dapat menunjukan adanya peruses infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia, meningitis, apendistis, tuberkolosis, tonsillitis, dll. Dapat juga terjadi miokard infark, sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukemia, penyakit kolagen, anemia hemolotik, anemia sel sabit, penyakit parasit, dan stress karena pembedahan atau gangguan emosi. Peningkatan leukosit juga bisa disebabkan oleh obat-obatan, misalnya aspirin, prokaimid, alopurinol, kalium yodida, sulfonamide, heparin, digitalis, rpinefrin, litium, dan antibiotika terutama anpicillin, eritromisin, kanamisin, metisilin, tetracycline, vankomisin, dan netropenia. Leukopenia adalah keadaan di mana jumlah leukosit kurang dari 5.000/µL darah. Karena pada hitung jenis leukosit, netrofil adalah sel yang paling tinggi persentasinya, hampir selalu leucopenia disebabkan oleh netropenia. Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi pada penderita infeksi tertentu, terutama virus, malaria, alkoholik, SLE, reumoatid arthritis, dan penyakit hemipitik (anemia aplastik, anemia perisiosa). Leukopenia dapat juga disebabkan penggunaan obat terutama saetaminofen, sulfonamide, PTU, barbiturate, kemoterapi kanker, diazepam, diuretika, antidiabetika oral, indometasin, metildopa, rimpamfin, fenotiazin, dan antibiotika (penicillin, cephalosporin, dan kloramfenikol). f) Hitung jenis leukosit Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan pathogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolute dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/µl). Untuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan hapus darah yang diwarnai dengan pewarna giemsa, wright atau may grunwald. Amati di bawah mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel darah putih dinyatakan dalam 16 persen (%). Jumlah absolute dihitung dengan mengalikan persentase jumlah dengan hitung leukosit, hasilnya dinyatakan dalam sel/µl. C. MAKNA HASIL PEMERIKSAAN Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Makna eritrosit, hemoglobin, Rendah anemia, yaitu sel-sel tidak mendapat cukup dan hematokrit oksigen untuk berfungsi secara normal VER atau MCV rendah/kecil ukuran sel darah merah lebih kecil dari ukuran normal, biasanya disebabkan oleh kekurangan zat besi atau penyakit kronis tinggi/besar ukuran sel darah merah besar dan berwarna muda menunjukan adanya anemia megaloblastik, hal ini disebabkan karena kekurangan asam folat RDW dapat membantu mendiagnosa jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin D. PENGAMBILAN SPESIMEN Wadah yang digunakan adalah yang botol penampung yang tertutup, bersih, dan kering. Wadah harus diberi label yang berisi nama pasien, nomor pasien, dan tanggal pengambilan. Volume darah vena yang diperlukan untuk pemeriksaan ±2,5 ml - 5 ml. Darah tidak boleh diambil dari daerah yang terinfeksi (misal bisul, luka, radang, dll ) atau kulit yang dingin dan pucat. Bila kulit dingin atau pucat, hangatkan dengan cara dikompres dengan air hangat. E. LOKASI PENGAMBILAN DARAH 1. Darah kapiler Pada pasien dewasa biasanya pada telunjuk, ujung jari manis atau jari tengah bagian tepi, dan anak daun telinga. 17 Pada bayi dan anak kecil dapat dilakukan di bagian tumit atau ibu jari kaki bagian pinggir. 2. Darah arteri Pada daerah lipat paha atau daerah pergelangan tangan. 3. Darah vena Pembuluh darah pada lipat siku (pilih yang paling besar atau yang paling jelas). F. PERBEDAAN DARAH ARTERI DAN VENA DARAH ARTERI DARAH VENA Lokasi tusukan lebih dalam Lokasi tusukan tidak terlalu dalam Terasa denyutan Tidak terasa denyutan Warna darah lebih terang Warna darah lebih gelap Darah mengalir sendiri ke dalam spuit Darah dihisap spuit G. KESALAHAN YANG TERJADI KETIKA PENGAMBILAN DARAH 1. Kesalahan yang sering ditemukan pada pengambilan darah kapiler a. mengambil darah dari tempat yang mengalami gangguan peredaran darah b. tusukan kurang dalam sehingga darah harus diperas keluar c. kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol sehingga darah bukan saja diencerkan tetapi juga akan melebar diatas kulit sehingga sukar diisap d. tetesan darah pertama untuk pemeriksaan e. terjadi bekuan dalam tetesan darah karena terlalu lambat bekerja 2. Kesalahan yang sering ditemukan pada pengambilan darah vena a. menggunakan spuit dan jarum yang basah b. menggunakan ikatan pembendung terlalu lama atau terlalu keras sehingga darah lebih kental c. terjadi bekuan dalam spuit karena lambatnya bekerja d. terjadi bekuan dalam botol karena tidak tercampur baik dengan antikoagulan e. botol tidak bersih dan kering 18 BAB III TINJAUAN PRAKTEK PENGAMBILAN DARAH 1. Pengambilan darah vena a. Tujuan : - Untuk mendapatkan darah sebagai pemeriksaan di Laboratorium. - Membantu menegakkan diagnosa. b. Prinsip : Pengambilan darah dengan melakukan fungsi pembuluh darah vena c. Prosedur kerja 1) Persiapan alat: - Spet dan Jarum (No.20G untuk dewasa, No.23G untuk anak-anak) - Stuwing - Kapas alkohol - Tabung reaksi - Botol berisi antikoagulasi - Spidol atau label - Bengkok 2) Persiapan pasien: 1. Penyamaan data pasien. 2. Perkenalan diri. 3. Menjelaskan tujuan. 4. Menjelaskan langkah yang akan dilakukan. 3) Persiapan lingkungan: - Pasang sampiran. d. Cara kerja: 1) Lokasi Sebelum mengambil spesimen, harus ditetapkan dahulu lokasi pengambilan yang tepat sesuai dengan permintaan, misalnya spesimen darah vena pada umumnya diambil dari vena Mediana Cubity daerah siku. 19 2) Cara pengambilan 1. Beri tahu pasien dan jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. Bawa alat-alat ke dekat pasien. 3. Mencuci tangan. 4. Memakai sarung tangan bersih. 5. Meletakkan tangan pasien di atas meja atau di atas tempat tidur dengan telapak tangan menghadap ke atas. 6. Pasang tourniquet 3-4 cm di atas tempat yang akan ditusuk, tetapi tidak boleh terlalu kencang karena akan dapat merusak pembuluh darah. 7. Pasien diminta mengepal dan menutup telapak tangannya untuk mengisi pembuluh darah. 8. Dalam keadaan tangan pasien mengepal, ujung telunjuk kiri pemeriksa mencari lokasi pembuluh darah yang akan ditusuk. 9. Membersihkan lokasi tersebut dengan kapas alkohol dan bersihkan dengan kapas steril. 10. Memegang sempit dengan tangan kanan dan ujung telunjuk pada pangkal jarum. 11. Menegangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri di atas pembuluh darah supaya tidak bergerak kemudian menusuk jarum dengan posisi miring ke atas membentuk sudut lebih kurang 15 derajat. 12. Jarum ditusuk sepanjang lebih kurang 1-1,5 cm dan menyarankan pasien untuk membuka kepalan tangannya. 13. Dengan tangan kanan penghisap sempit ditarik perlahan-lahan sampai darah masuk ke dalam sempit sebanyak sesuai permintaan. 14. Melepaskan tourniquet pada lengan. 15. Melepaskan sempit dan meletakkan kapas kering pada tusukan kemudian diplester (saat mencabut jarum, berikan tekanan pada tempat tusukan dengan kapas alkohol sampai pendarahan berhenti dan fiksasi dengan plester). 16. Masukkan darah ke dalam botol spesimen. 17. Membuka sarung tangan dan mencuci tangan. 18. Pastikan spesimen tertutup dan botol dalam keadaan bersih. 19. Berikan label dan sesuaikan dengan daftar permintaan laboratorium. 20 20. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman. 21. Bereskan dan simpan kembali alat yang dipakai. 22. Cuci tangan. 23. Bawa hasil ke laboratorium. e. Evaluasi - Evaluasi perasaan pasien - Kontak waktu untuk kegiatan selanjutnya bila diperlukan - Dokumentasi prosedur dan hasil observasi 21 2. Pengambilan darah kapiler a.Tujuan : - Untuk mendapatkan darah sebagai pemeriksaan di laboratorium. - Membantu menegakkan diagnosa. b. Prosedur kerja 1) Persiapan alat: - Sarung tangan steril - Lanset - Baki + alat - Bengkok - Kapas alkohol 70% - Tabung reaksi 2) Persiapan pasien: - Penyamaan data pasien. - Perkenalan diri. - Beritahu pasien dan jelaskan tujuannya. 3) Persiapan lingkungan: - Pasang sampiran c. Cara kerja 1) Lokasi - Pada orang dewasa, biasanya ujung jari manis atau jari tengah di bagian tepi, sebab darah tersebut banyak pembuluh kapilernya dan kurang sensitif. - Pada bayi dan anak kecil dapat dilakukan pada bagian tumit atau ibu jari kaki di bagian pinggir. 2) Cara kerja 1. Bawa alat-alat ke dekat pasien. 2. Cuci tangan. 3. Memakai sarung tangan steril. 4. Membersihkan ujung jari pasien mengunakan kapas alkohol dan biarkan mengering. 22 5. Peganglah bagian yang akan disuntik supaya tidak bergerak dan tekan sedikit, tusuk dengan lanset steril sedalam lebih kurang 3mm (pada bayi tidak boleh lebih dari 2,5 cm). Darah harus keluar sendiri tanpa harus diperas. 6. Tetesan darah pertama dihapus dengan kapas kering dan tetesan darah selanjutnya dapat dipergunakan untuk pemeriksaan-pemeriksaan dan kemudian diteteskan pada kaca objek atau bottle sesuai dengan permintaan pemeriksaan. 7. Membuka sarung tangan dan mencuci tangan. 8. Memberikan label pada botol. 9. Mengembalikan posisi pasien seperti semula. 10. Merapikan alat-alat yang telah digunakan. 11. Mendokumentasikan prosedur dan hasil observasi. 12. Membawa spesimen ke laboratorium atau diperiksa sesuai pemeriksaan. 23 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dari uraian di atas kami dapat menarik kesimpulan bahwa darah sangat penting bagi tubuh kita, darah berfungsi sebagai sistem transport dari tubuh, menghantarkan semua bahan kimia, oksigen, dan zat makanan yang diperlukan untuk tubuh supaya fungsi normalnya dapat dijalankan, serta menyingkirkan karbondioksida dan hasil buangan lain. Darah mengandung selsel yang juga sangat penting diantaranya : 1. eritrosit berfungsi sebagai transport oksigen dalam peredaran darah 2. leukosit berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi, dapat meninggalkan pembuluh darah dan masuk ke jaringan-jaringan. 3. trombosit berfungsi sebagai pembekuan darah. Dan darah terdiri dari berbagai pembuluh darah yang berfungsi mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Untuk menghindari berbagai kelainan dan menegakkan diagnosa penyakit maka terdapat berbagai pemeriksaan darah yang dilakukan antara lain. 1. Hitung darah lengkap (HDL) yaitu tes lab yang memeriksa jenis sel dalam darah termasuk sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. 2. Hitung sel darah merah atau red blood cell count (RBC) yang menghitung jumlah sel darah merah. 3. Hitung sel darah putih (White Blood Cell Count/WBC) adalah jumlah total sel darah putih. 4. Hemoglobin (Hb atau HGB) adalah protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke bagian tubuh lainnya. 5. Hematokrit (Ht atau HCT) adalah ukuran yang menyatakan persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah. 6. Volume eritrosit rata-rata (VER) atau Mean Corpuscular Volume (MCV) adalah mengukur besaran rata-rata sel darah merah. 7. Red Blood Cell DistributionWidth (RDW) adalah mengukur lebar sel darah merah. 24 8. Hemoglobin Eritrosit rata-rata (HER) atau Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) mengukur jumlah Hemoglobin. MCH dihitung dengan membagi Hb total dengan jumlah eritrosit total. 9. Konsentrasi Hb eritrosit rata-rata (KHER) atau Mean Corpuscular Hemoglobin Consentration (MCHC) mengukur kepekatan hemoglobin. 10. Trombosit atau platelet (PT atau PLT) berfungsi membantu menghentikan peredaran darah dengan membentuk gumpalan. B. SARAN 1. Diharapkan kepada tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan agar melaksanakan pemeriksaan dengan hati-hati agar pemeriksaan tidak salah, tertukar, atau bahkan hilang. Selesai menggunakan alat sebaiknya semua peralatan dicuci bersih, dikeringkan, dan diletakkan pada tempatnya masing-masing. 2. Diharapkan kepada tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan agar mematuhi tata tertib serta aturan-aturan yang berlaku untuk menghindari terjadinya kesalahan pada saat melakukan pemeriksaan. 3. Yang perlu diingat pada saat pemeriksaan darah adalah pemeriksaan ini penunjang dari anamnesa dan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter. Jadi diagnosis tidak sematamata dari hasil laboratorium, tapi yang paling utama adalah dari keadaan klinis pasien. 4. Hindari pemakaian zat yang dapat merusak hasil pemeriksaan seperti merokok sebelum pasien diperiksa. 25