optimalisasi gudang steel coil

advertisement
OPTIMALISASI GUDANG STEEL COIL
Zhafarina Nur Islami
Binus University NIM. 1501244234
Dosen Pembimbing : Siti Nur Fadlillah A, ST. MT
ABSTRAK
Arus kapal dan barang di Pelabuhan Tanjung Priok dalam tiga tahun terakhir meningkat
signifikan, salah satu komoditi barang yang masuk adalah steel coil, namun gudang yang
tersedia untuk penumpukan steel coil terbatas. Tujuan Penelitian untuk menemukan solusi
mengoptimalkan gudang steel coil yang ada. Dengan metode ergonomi time study untuk
menghitung waktu kerja operator dan waktu kerja alat bongkar muat, mengitung peramalan
(forecasting) komoditi steel coil,
memperbaiki pola penumpukan dan mengusulkan
pengadaan alat baru dengan menghitung kelayakan investasi alatnya dengan metode
perhitungan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period
(PP). Didapatkan hasil berupa peningkatan profit sebesar Rp 3,717,790,650/ tahun dengan
memperbaiki pola penumpukan steel coil di gudang. Dan analisis kelayakan investasi alat
menunjukkan hasil yang positif. (Z)
Kata kunci : steel coil, time study, optimasi, profit
Flow of ships and goods at the Port of Tanjung Priok in the last three years increased
significantly, one of the commodities are goods that enter the stainless coil, but the
warehouse is available for a limited steel coil build up. The purpose of research to find a
solution to optimize the existing steel coil warehouse. With time study of ergonomics
methods to calculate the working time and working time operator loading and unloading
equipment, counting prediction (forecasting) commodity steel coil, fix stacking patterns and
proposing a new tool to calculate the investment feasibility of the method of calculation tool
with the Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return(IRR) and Payback Period(PP).
Results obtained in the form of an increase in profit of Rp3,717,790,650/year by improving
pattern steel coil build up in the warehouse. And investment feasibility analysist tool to show
positive results. (Z)
Keywords : steel coil, time study, optimization, profit
1
PENDAHULUAN
Sejak ditetapkan sebagai Operator Terminal sesuai dengan Undang-Undang Pelayaran
Nomor 17 tahun 2008, PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok sebagai pintu
gerbang utama ekonomi nasional, maka upaya mewujudkan jasa kepelabuhanan yang produktif,
efektif dan efisien terus dilakukan. Untuk itulah PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) merubah
image sebagai operator terminal yang lebih produktif dari tahun – tahun sebelumnya. Image yang
dimaksud adalah sejak tahun 2010 dicanangkanlah sebagai awal tahun produktivitas dengan
slogan baru “Productivity For Everyone”. Slogan ini ditujukan untuk memotivasi seluruh
karyawan agar dapat meningkatkan produktivitas kerja ke tahap yang lebih tinggi.
Pertumbuhan arus kapal dan barang di Pelabuhan Tanjung Priok dalam 3 (tiga) tahun terakhir
sangat signifikan, arus kunjungan kapal tahun 2009 tercatat 16.537 call. Tahun 2010 arus kapal
naik menjadi 17.457 call, dan tahun 2011 kembali naik menjadi 18.914 call.
Sedangkan arus barang di dermaga konvensional tahun 2009 tercatat 40.821.620 ton. Tahun
2010 arus barang naik menjadi 44.743.458 ton. Dan pada tahun 2011 arus barang terus naik
menjadi 52.768.673 ton. (Tanjung Priok Port Directory 2012, p. i)
Salah satu barang yang menjadi komoditi Pelabuhan Tanjung Priok adalah Steel Coil. Steel
Coil adalah gulungan dari lembaran baja dingin atau banyak dikenal dengan nama baja putih
(white steel) adalah salah satu bentuk produk baja yang dihasilkan dari proses pengerolan dingin.
Baja putih ini memiliki sifat tipikal yang berbeda secara signifikan dengan baja hitam atau baja
lembaran panas. Baja lembaran dingin memiliki kualitas permukaan yang lebih baik, lebih tipis
dan dengan ukuran yang lebih presisi, serta mempunyai sifat mekanis yang baik dan formability
yang sangat bagus.
Berdasarkan data realisasi 2012, throughput komoditi Steel Coil di Pelabuhan Tanjung Priok
mencapai 1,8 Juta Ton atau 191.645 Unit. Sedangkan gudang yang ada (Gudang Ambon UtaraSelatan dan Gudang Pombo) memiliki daya tampung terbatas.
Dengan terus meningkatnya arus kapal dan barang, Pelabuhan Tanjung Priok harus
mengoptimalkan dan mengatur pola operasi gudang untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa
kepelabuhanan khususnya untuk menampung komoditi Steel Coil ini. Bagaimanakah solusi
terbaik yang seharusnya dilakukan ?
Berdasarkan uraian diatas, maka topik yang diambil untuk penelitian ini adalah
“Optimalisasi Pengelolaan Gudang Khusus Penanganan Steel Coil di PT. Pelabuhan
Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok”.
METODE PENELITIAN
Diagram Alir Penelitian
2
Diagram alir metode penelitian tersebut diuraikan sebagai berikut :
3.2.1
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang menjadi sasaran dalam penelitian, yaitu pengelolaan gedung dan pola
operasi gedung yang belum optimal. Dimana jumlah arus barang terutama steel coil di Pelabuhan
Tanjung Priok terus meningkat setiap tahunnya, sehingga dibutuhkan sebuah inovasi / improvement
terhadap gudang yang ada.
3.2.2
Maksud dan Tujuan Penelitian
Tahap ini berguna untuk memberikan kerangka jelas tentang apa saja yang menjadi sasaran pada
penelitian ini, yaitu adanya sebuah solusi untuk mengoptimalkan pengelolaan gudang khusus steel coil
di Pelabuhan Tanjung Priok.
3.2.3
Penelusuran Kepustakaan
Pada bagian ini, penulis mencari membaca, mengumpulkan, mencatat, mempelajari buku-buku
pelengkap atau refrensi seperti jurnal, majalah, brosur-brosur dan media cetak lainnya di perpustakaan
atau di tempat lainnya tentang masalah yang diteliti, antara lain : dasar-dasar optimasi, pola operasi
dan manajemen gudang dan tata letak gudang, ergonomi time study dan peramalan (forecasting).
3.2.4
Pengumpulan Data
Sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu ditentukan jenis data yang dibutuhkan. Jenis
data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data
yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu organisasi langsung melalui objeknya untuk
peramalan yang dilakukan, sedangkan data sekunder merupakan data yang telah terkumpul dan
sebelumnya tidak dimaksudkan untuk peramalan yang sedang dilakukan. Dalam penelitian ini data
yang digunakan adalah data primer.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian lapangan (Field Research). Penelitian yang
dilakukan untuk memperoleh data primer yaitu dengan mendatangi perusahaan Gudang steel coil di
jalan Ambon, sehingga kebutuhan akan data pokok penyusunan skripsi dapat dipenuhi. Teknik
pengumpulan datanya adalah dengan cara :
1. Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab secara langsung pada pihak yang mengetahui tentang objek yang
diteliti mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah. Wawancara dilakukan secara
langsung dengan pihak terkait, seperti : koordinator gudang, pegawai gudang,pegawai perencanaan
kapal dan barang, manager operasional terminal operator II, pegawai dll.
2. Observasi
Penulis meninjau atau mengamati secara langsung di lokasi penelitian, mengamati pola operasi
gudang dan penanganan steel coil,
3. Dokumentasi
Penulis melihat dan mengumpulkan data (report) gudang khusus steel koil dan arus kapal di
Pelabuhan Tanjung Priok yang mengangkut steel coil dari bulan Mei 2012 sampai Mei 2013.
3.2.5
Analisa dan Pengolahan Data
Pengolahan data menggunakan metode statistika deskriptif. Statistika deskriptif mengacu pada
transformasi data mentah ke dalam suatu bentuk yang mudah dipahami dan ditafsirkan maksud dari
data tersebut atau angka yang ditampilkan. Yang meliputi :
a. Mendeskripsikan dengan detail kondisi eksisting Gudang Ambon baik dari letak atau lokasi
gudang, luas dan bentuk gudang, tata letak gudang, fasilitas dalam gudang seperti peralatan,
kapasitas gudang dan system penumpukan serta pola operasi gudang. Dari kondisi eksisting yang
ada didapatkan bahwa ada beberapa hal yang tidak sesuai dan tidak optimal, seperti pola
penumpukan steel coil yang menyebabkan broken stowage ( ruang kosong)
b. Menghitung Utilitas Gudang
Setelah diketahui bahwa permasalahan di gudang adalah pola penumpukan yang tidak optimal,
sehingga menyebabkan broken stowage. Selanjutnya dihitung berapa besarnya broken stowage
untuk mengetahui utilitas dan ketersediaan gudang untuk menumpuk.
c. Menghitung Waktu Kerja pada Gudang
Mendeskripsikan waktu kerja pada gudang, yaitu pada waktu kerja alat (Over Head Crane) dengan
Attachment C-Hook dan waktu kerja operator TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat). Dengan
menggunakan metode ergonomi time study. Pengamatan dilakukan secara langsung untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan. Pengamatan dilakukan sebanyak 20 (dua puluh) kali, untuk
mencukupi kebutuhan data dan keseragaman data. Sesuai dengan pengujian keseragaman data dan
kecukupan data yang dilakukan.
3
d. Menghitung dan Meramalkan Komoditi Steel Coil
Data komoditi steel coil yang digunakan adalah data mulai bulan Mei 2012 sampai dengan Mei 2013,
data tersebut cukup mewakili historis dan permintaan komoditi steel coil. Data tersebut disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik, sehingga didapatkan trend dari data tersebut.
Trend dari komoditi steel coil dapat digunakan untuk mengolah data peramalan permintaan steel coil
di masa mendatang. Pengolahan data menggunakan teknik peramalan sederhana, yaitu :
a. Metode Moving Average (Rata-rata bergerak)
b. Metode Eksponensial Smoothing
c. Metode Trend
d. Metode Regresi Linear
Dari keempat metode tersebut didapatkan hasil peramalan yang berbeda, maka dilakukan
perhitungan galat error peramalan (forecast error) untuk mendapatkan hasil yang paling akurat
dan efektif. Jika perhitungan galat error masih kurang representatif maka perhitungan galat error
peramalan dapat menggunakan tracking signal.
Dari hasil tracking signal dapat diketahui hasil peramalan yang paling efektif dan akurat,
kemudian dilakukan verifikasi hasil peramalan terpilih sehingga didapatkan peramalan komoditi
steel coil periode mendatang.
e. Usulan Perbaikan
Dari hasil analisa dan pembahasan didapatkan perhitungan-perhitungan bahwa komoditi
bertambah dan gudang tidak optimal dalam penumpukan. Maka usulan perbaikan yang dapat
dilakukan antara lain :
a. Perbaikan sistem penumpukan steel coil
Dilakukan perbaikan pada sistem penumpukan untuk mengurangi nilai broken stowage dan
meningkatkan profit/keuntungan perusahaan. Dengan menyajikan perhitungan keuntungan
yang hilang dikarenakan adanya broken stowage dan perhitungan keuntungan yang didapatkan
dengan melakukan perbaikan sistem penumpukan steel coil.
b. Perbaikan dan pengadaan alat baru
Dilakukan perbaikan alat dan penggadaan alat baru, seperti penggantian OHC (Over Head
Crane) dengan Attachment C-Hook dengan Telescope Coil Lifter atau Eye-Horizontal Lifting
Menjabarkan keuntungan dari penggantian alat-alat tersebut dan melakukan analisis biaya
penggantian alat dengan metode :
1.Net Present Value (NPV)
2.Internal Rate of Return (IRR)
3.Payback Period (PP)
Dengan menggunakan konsep arus kas (Cash Flow).
3.2.6 Kesimpulan dan Saran
Bagian ini berisi tentang kesimpulan yang didapat dari analisa yang telah dilakukan. Kesimpulan
yang diperoleh merupakan jawaban atas tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Saran yang
diberikan berupa usulan-usulan perbaikan yang bisa dilakukan perusahaan.
4
HASIL DAN BAHASAN
Kondisi Eksisting Gudang Ambon
Gudang Ambon termasuk jenis gudang distribusi (distribution warehouse), dimana barang dibongkar
dari kapal, disimpan / ditumpuk terlebih dahulu di dalam gudang kemudian dikirim kepada
perusahaan / konsumen.
Gudang Ambon merupakan gudang khusus sebagai TPS (Tempat Penimbunan Sementara) untuk
melayani penumpukan Steel Coil impor.
Yang terdiri dari Gudang Ambon Sisi Utara dan Gudang Ambon Sisi Selatan.
Dengan masing – masing luas gudang 4200 m2. Yang menghadap langsung ke arah timur dermaga
201 dan kantor kepanduan (pilotage division).
Gudang Ambon Sisi Utara
Panjang : 105 m
Lebar : 40 m
Gudang Ambon Sisi Selatan
Panjang : 105 m
Lebar : 40 m
Kapasitas gudang sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa kapasitas maksimal penumpukan gudang
ambon utara dan selatan adalah
= Kapasitas Gudang Ambon Utara + Kapasitas Gudang Ambon Selatan
= 7749 ton + 8010 ton
= 15750 ton
5
Menghitung Utilitas Gudang / Broken Stowage
Berdasarkan kondisi kondisi eksisting gudang Ambon seperti pada gambar diatas, maka kemudian
dilakukan perhitungan presentasi tingkat utilitas ruang yang tersedia.
Luas Area Gudang
Luas Area Terpakai
= 1050 Slot
= 540 Slot
= 51,43 %
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa hanya setengah dari total kapasitas
gudang yang digunakan sebagai area penumpukan. Sehingga gudang tidak optimal dalam penggunaan
ruang penumpukan dan perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan utilitas gudang.
Usulan Perbaikan
Dengan analisis yang telah dilakukan oleh penulis, terdapat beberapa usulan untuk mengoptimalkan
penanganan gudang Ambon. Perbaikan yang perlu dilakukan dalam beberapa aspek yaitu:
1.
Perbaikan Sistem Penumpukan Steel Coil.
Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa pola penumpukan gudang tidak efisien karena
menyebabkan tingginya nilai broken stowage yaitu sebesar 51.43 %, ini menunjukkan bahwa
hanya setengah dari total gudang yang terakai untuk menumpuk. Maka, perlu dilakukan
perbaikan pola penumpukkan sebagai berikut :
1)
Pola penyusunan barang pada Row Line diilustrasikan mulai dari coil
pertama sampai coil keenam, sebagaimana urutan nomor-nomor coil pada Gambar
13.dibawah ini.
Pola Penyusunan Coil
1M
6
3
1
Tier 3
5
2
Slot-1
4
Slot-5
Slot-2
Slot-4
Slot-3
Gambar 6.
Gambar 13. Pola Penyusunan Steel Coil
6
Dengan penumpukan seperti gambar diatas, utilitas gudang dapat dioptimalkan
sampai dengan 100%, sehingga dapat dihitung profit / keuntungan yang
didapatkan perusahaan sebagai berikut :
Kapasitas Gudang
= 15750 Ton
Biaya Penumpukan
= Rp 3375/Ton/Hari
Utilitas Gudang = 51.43 %
Broken Stowage = 100% - Utilitas Gudang
= 100% - 51.43%
= 48.57%
Keuntungan yang hilang
= Broken Stowage x Kapasitas Gudang x Harga Penumpukan
= 48.57% x 15750 Ton x Rp 3375 per Ton/Hari
= Rp 25,817,990.625 / hari
Maka keuntungan yang didapatkan jika mengoptimalkan gudang seperti layout
diatas akan bertambah sebesar Rp 25,817,990.625/hari, jika dihitung selama 1
bulan, keuntungan akan bertambah sebesar;
= Rp 25,817,990.625 / hari x 30 hari/bulan
= Rp 309,815,887.5/ bulan
Jika diasumsikan bahwa pendapatan bertambah secara tetap dalam sebulan adalah
Rp 309,815,887.5 ; Pendapatan dalam setahun bertambah sebesar ;
= Rp 309,815,887.5/ bulan x 12 bulan/tahun
= Rp 3,717,790,650/ tahun
2)
Penempatan barang pada Row Line berdasarkan klasifikasi ukuran berat
barang, dari ukuran ringan, sedang dan berat. Semakin berat semakin dekat dengan
Loading Line.
2.
Perbaikan Peralatan
Peralatan untuk menumpuk yang sekarang digunakan, yaitu Overhead Crane
(OHC) dengan Attachment C-Hook tidak efektif karena memerlukan tempat
lebih untuk bermanufer, membutuhkan bantuan operator sehingga memakan
waktu lebih lama dan biaya yang tinggi untuk menggaji pegawai, Attachment
C-Hook merusak steel coil bagian dalam karena tidak dilengkapi dengan
pembungkus atau karet sehingga bergesekan langsung dengan steel coil.
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menggantikan OHC
denganAttachment C-Hook antara lain Telescope Coil Lifter dan EyeHorizontal Lifting, seperti gambar dibawah ini :
7
Keuntungan dari penggunaan Alat – alat tersebut antara lain :
1. Mempercepat waktu bongkar/muat untuk penumpukan steel coil
2. Tidak ada kerusakan yang terjadi ketika penumpukan
3. Hanya dibutuhkan satu orang operator (Tidak perlu TKBM) mengurangi biaya
untuk menggaji pegawai
4. Mengurangi broken space dengan mengoptimalkan ruang penumpukan
5. Menggunakan electromagnetic
Analisis Biaya (Feasibility Study)
Analisis biaya yang dibahas akan melihat pembuatan keputusan investasi yang
memaksimalkan nilai perusahaan, dengan lebih terfokus pada alat keputusan investasi
yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period
(PP). Sedangkan konsep yang digunakan adalah konsep arus kas (Cash Flow).
Dalam pengkajian ini hanya membahasa konsep dasar dari pengujian usulan pengadaan
alat, sehingga dianggap bahwa risiko atau kualitas semua usulan investasi tidaklah
berbeda dengan risiko perusahaan saat ini.
Pada tabel berikut dapat dilihat total Initial Cashflows (Capital Outlays) yang
merupakan pengeluaran kas pertama kali untuk keperluan investasi pengadaan
Telescope Coil Lifter di PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebesar Rp 3,125,654,000
Tabel 9. Biaya Investasi Pengadaan Telescope Coil Lifter
URAIAN
VOLUME
Pengadaan
Telescope Coil
Lifter
2
SATUAN
HARGA (Rp)
JUMLAH (Rp)
unit
1,562,827,000
3,125,654,000
TOTAL INVESTASI
3,125,654,000
Selain aktivitas investasi, salah satu klasifikasi arus kas adalah aktivitas operasional,
meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan dalam penentuan laba bersih.
Aktivitas operasional (Operational Cashflow) ini berasal dari pendapatan yang diperoleh
dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Sedangkan perhitungunan total analisa biaya (terlampir) menunjukan rincian biaya sebesar
Rp782,886,826yang terdiri dari biaya operasi dengan asumsi sebesar 30% (sesuai dengan
RKAP perusahaan) dari pendapatan, asumsi biaya pemeliharaan 10% (sesuai dengan
RKAP perusahaan) dari nilai perolehan, biaya asuransi 5% per tahun, dan biaya penyusutan
yang dihitung berdasarkan metode garis lurus.
Dari data pendapatan dan biaya di atas, selanjutnya dibuat perhitungan laba rugi, yaitu
suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh
perusahaan selama asumsi umur ekonomisnya.
Aliran kas operasi (tabel terlampir) atau sering disebut cash inflow (aliran kas masuk) akan
dibandingkan dengan cash outflow untuk menutup investasi. Operational Cashflow (Cash
Inflow) ini diterima setiap tahun selama umur ekonomis investasi yang berupa aliran kas
masuk bersih (Proceeds). Besarnya proceeds terdiri dari 2 sumber yaitu berupa laba bersih
setelah pajak (EAT) dan depresiasi.
Selanjutnya, untuk menentukan apakah investasi pengembangan fasilitas di Pelabuhan
Indonesia II layak atau tidak, dilakukan metode penilaian investasi sebagai berikut
(tabel perhitungan terlampir) :
8
-
-
-
Mengimplementasikan pendekatan Net Present Value, dengan proses sebagai berikut :
(1) Mentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar,
yang didiskontokan pada biaya modal proyek. Asumsi Discount Rate yang digunakan
sebesar 14 % berdasarkan tingkat BI rate. (2) Menjumlahkan arus kas yang
didiskontokan , hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek, (3) Jika NPV adalah positif,
maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek itu harus
ditolak. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai NPV positif sebesar Rp 782.886.826
yang berarti bahwa proyek dapat diterima.
Metode Payback Period, menunjukkan berapa lama (dalam beberapa tahun) suatu
investasi akan bisa kembali. Periode “payback” menunjukkan perbandingan antara
“initial invesment” dengan aliran kas tahunan . Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai
Payback Period selama 3 tahun 6 bulan.
Metode Internal Rate of Return (IRR) merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu
investasi. Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini adalah dengan
membandingkan IRR dengan tingkat bunga yang disyaratkan (menggunakan asumsi
Discount Rate 14%). Dari perhitungan dapat nilai IRR sebesar 35,50%. Nilai tersebut
lebih besar dari pada tingkat bunga yang disyaratkan maka proyek tersebut diterima.
9
Download