6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produktivitas Istilah

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Produktivitas
Istilah produktivitas muncul pertama kali pada tahun 1966 dalam suatu
masalah yang disusun oleh sarjana ekonomi Perancis bernama “Quesnay” (pendiri
aliran phisiokrat), tetapi menurut Walter Aigner, dalam karyanya “Motivation and
Awareness”, filosofi, dan spirit tentang produktivitas, sudah ada sejak mulai
peradaban manusia karena makna dari produktivitas adalah keinginan (the will)
serta upaya (effort) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas kehidupan dan
penghidupan disegala bidang (Sumarsono, 2003).
Produktivitas adalah : “Perbandingan antara output (hasil) dengan input
(masukan). Jika produktivitas naik, ini hanya dimungkinkan oleh adanya
peningkatan efesiensi (waktu, bahan, tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi
dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya” (Hasibuan, 2003).
Menurut Swastha dan Sukotjo (1995) produktivitas adalah sebuah konsep yang
menggambarkan hubungan antara hasil ( jumlah barang dan jasa ) dengan sumber
( jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya ) yang dipakai untuk
menghasilkan hasil tersebut.
Ukuran output dapat dinyatakan dalam bentuk : jumlah satuan fisik
produk/jasa, nilai rupiah produk/jasa, nilai tambah, jumlah pekerjaan/kerja dan
jumlah laba kotor. Sedangkan ukuran input dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah
: waktu, tenaga kerja, jam-orang, biaya tenaga kerja, jam mesin, biaya penyusutan
6
Universitas Sumatera Utara
dan perawatan mesin, material, biaya material, seluruh biaya pengusahaan dan
luas tanah.
Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil
nyata maupun fisik (barang-barang dan jasa). Misalnya saja, “produktivitas adalah
ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan
atau output dan input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja,
sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas
juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau
jasa-jasa.
Produktivitas juga diartikan sebagai suatu sikap mental yang selalu
berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dengan kata lain bahwa kehidupan
hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan mutu kehidupan hari esok, harus
lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan
mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas dengan apa yang telah
dicapainya. Oleh sebab itu, manusia harus terus mengembangkan diri dan
meningkatkan kemampuan kerjanya Sumarsono (2003).
International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Hasibuan
(2003) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas
adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah
setiap sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung. Sumber tersebut
dapat berupa:
1) Tanah
2) Bahan baku dan bahan pembantu
7
Universitas Sumatera Utara
3) Pabrik, mesin-mesin dan alat-alat
4) Tenaga kerja
Produktivitas sebagai kekuatan atau menghasilkan sesuatu. Pengertian
produktivitas dapat dibedakan atas 2 hal, yaitu: pertama, produktivitas adalah
perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber
kerja yang dipergunakan (input). Kedua, produktivitas yang diukur dari daya guna
(efisiensi) penggunaan personel sebagai tenaga kerja (Nawawi, 2001).
Lain halnya menurut Zainun (2004) menyatakan bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya semangat kerja karyawan dalam
suatu organisasi yaitu : komunikasi, kepuasan kerja, lingkungan kerja, partisipasi,
motivasi dan kepemimpinan”.
Menurut Ilyas (1999) produktivitas dipengaruhi oleh :
1. Faktor lingkungan : ekonomi, sosial budaya, legalitas dan politik.
2. Faktor tenaga kerja: motivasi, tujuan, kemampuan, moral, persetujuan
organisasi.
3. Faktor organisasi : struktur organisasi, teknologi dan iklim kerja.
4. Aktivitas
manajerial
:
komunikasi,
kepemimpinan,
pengambilan
keputusan, motivasi yang di berikan, menyusun tujuan, penentuan dan
penggunaan sumber daya.
Dari definisi-definisi yang di kemukakan oleh para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa produktivitas merupakan upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan menghasilkan barang dan jasa dengan memanfaatkan
8
Universitas Sumatera Utara
sarana dan prasarana yang tersedia secara maksimal sehingga dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas pekerjaan.
2.2 Pengertian Produktivitas Tenaga Kerja
Setiap perusahaan selalu berusaha agar karyawan bisa berprestasi
dalam bentuk memberikan produktivitas kerja yang maksimal. Produktivitas kerja
karyawan bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat pengukur
keberhasilan dalam menjalankan usaha. Karena semakin tinggi produktivitas kerja
karyawan dalam perusahaan, berarti laba perusahaan dan produktivitas akan
meningkat.
Menurut Gaspersz (2000), produktivitas tenaga kerja merupakan
ukuran produktivitas faktor tunggal (single-factor productivity) yang diukur
berdasarkan tingkat efektivitas terhadap tingkat efisiensi. Menurut Simanjuntak
(2000) produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin.
Konsep produktivitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua dimensi,
yaitu dimensi individu dan dimensi organisasi. Pengkajian masalah produktivitas
dari dimensi individu tidak lain melihat produktivitas terutama dalam
hubungannya dengan karakteristik kepribadian individu. Dalam konteks ini esensi
pengertian produktivitas adalah sikap mental yang selalu mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok
harus lebih baik dari hari ini (Kusnendi, 2003).
9
Universitas Sumatera Utara
Sinungan (2003)
juga mengisyaratkan dua kelompok syarat bagi
produktivitas perorangan yang tinggi:
1) Kelompok pertama
a) Tingkat pendidikan dan keahlian
b) Jenis teknologi dan hasil produksi
c) Kondisi kerja
d) Kesehatan, kemampuan fisik dan mental
2) Kelompok kedua
a) Sikap mental (terhadap tugas), teman sejawat dan pengawas
b) Keaneka ragam tugas
c) Sistem insentif (sistem upah dan bonus)
d) Kepuasan kerja
Menurut Nasution (2001) pada dasarnya setiap individu yang produktif
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Secara konsisten selalu mencari gagasan-gagasan yang lebih baik dan cara
penyelesaian tugas yang lebih baik lagi.
b. Selalu memberikan saran-saran untuk perbaikan secara sukarela.
c. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien.
d. Selalu melakukan perencanaan dan menyertakan jadwal waktu.
e. Bersikap positif terhadap pekerjaan.
f. Dapat berlaku sebagai anggota kelompok yang baik, sebagaimana menjadi
seorang pemimpin yang baik.
g. Dapat memotivasi dirinya sendiri melalui dorongan dari dalam.
10
Universitas Sumatera Utara
h. Memahami pekerjaan orang lain yang lebih baik.
i. Hubungan antar pribadi pada semua tingkatan dalam organisasi berlangsung
dengan baik.
j. Sangat menyadari dan memperhatikan masalah pemborosan dan biaya-biaya.
k. Mempunyai tingkat kehadiran yang baik.
l. Seringkali melampaui standar yang telah ditetapkan.
m. Selalu mempelajari sesuatu yang baru dengan cepat.
n. Bukan merupakan tipe orang yang selalu mengeluh dalam bekerja.
Sementara
itu
ditinjau
dari
dimensi
keorganisasian,
konsep
produktivitas secara keseluruhan merupakan dimensi lain dari pada upaya
mencapai kualitas dan kuantitas suatu proses kegiatan berkenaan dengan bahasan
ilmu ekonomi. Oleh karena itu, selalu berorientasi kepada bagaimana berpikir dan
bertindak untuk mendayagunakan sumber masukan agar mendapat keluaran yang
optimum. Dengan demikian konsep produktivitas dalam pandangan ini selalu
ditempatkan pada kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran
(output) (Kusnendi, 2003).
Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
produktivitas tenaga kerja adalah kemampuan menghasilkan barang dan jasa dari
berbagai sumberdaya atau faktor produksi yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan dalam suatu perusahaan.
Sehingga jika produktivitas rendah dapat menimbulkan in-efisien dalam
penggunaan tenaga kerja yang sekaligus merupakan pemborosan bagi suatu
11
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Oleh sebab itu peranan karyawan dan pimpinan sangat menentukan
produktivitas suatu perusahaan
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja
Menurut Siagian (2003), faktor yang mempengaruhi produktivitas
tenaga kerja, yaitu:
1. Tingkat upah dan gaji yang diterima oleh para pekerja yang wajar dalam arti
memungkinkan
untuk
memenuhi
kebutuhannya
secara
manusiawi.
Kompensasi merupakan bentuk imbalan yang diterima seseorang sesuai
balasan atas kontribusinya terhadap organisasi. Kompensasi secara
organisasional terdiri dari: upah/gaji, insentif, dan bonus kerja. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kompesasi adalah: kondisi pasar tenaga kerja, peraturan
pemerintah, kesepakatan kerja, sikap manajemen, kemampuan membayar
dan biaya hidup.
2. Sifat tugas yang dilaksanakan. Pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan
harus disesuaikan dengan kemampuan kerja karyawan. Pekerjaan harus
dapat dilaksanakan karyawan dengan baik jika pimpinan menyesuaikan
dengan tingkat pendidikan, keahlian, dan pengalaman kerja karyawan.
3. Kemampuan organisasi dalam memberikan penghargaan yang wajar tanpa
membahayakan kelangsungan hidup organisasi. Karyawan harus diberikan
kesempatan berprestasi dengan cara mempromosikan karyawan atau
memberikan penghargaan yang sesuai dengan kemampuan perusahaan.
12
Universitas Sumatera Utara
4. Iklim kerja yang terdapat dalam organisasi. Iklim kerjayawaupakan
pengaruh yang perlu diperhatikan pimpinan yang menyangkut kelangsungan
hidup perusahaan dan pengaruh sosial politik terhadap perusahaan tersebut.
5. Syarat kerja lainnya, seperti: kondisi kerja, hubungan kerja, dan manajemen
organisasi. Kondisi kerja meliputi kebersihan, penerangan, sirkulasi udara,
dan tingkat kebisingan di ruang kerja. Hal ini harus dapat dikendalikan agar
proses kerja tidak terganggu. Sedangkan hubungan kerja adalah hubungan
kerja yang terjalin baik antara pimpinan dengan karyawan atau sesama
karyawan. Manajemen organisasi merupakan kemampuan pemimpin atau
manager dalam mengarahkan karyawan agar bekerja dengan baik.
6. Keselamatan kerja, seperti : Upaya untuk melindungi pekerja dari luka-luka
yang diakibatkan oleh kecelakaan yang berkaitan dengan pekerja. Penyebab
utama kecelakaan kerja yaitu: peralatan teknis tidak memadai, kondisi kerja
tidak baik dan kelalaian manusia.
7. Jaminan sosial tenaga kerja merupakan jaminan yang diberikan pemerintah
bagi karyawan meliputi: jaminan kematian, jaminan kecelakaan kerja,
jaminan kesehatan, dan jaminan hari tua. Perusahaan harus mendaftarkan
karyawannya menjadi peserta jamsostek.
Menurut Ravianto (1986), faktor-faktor lain yang mempengaruhi
produktivitas karyawan (individu) adalah:
1. Sikap mental yang berupa:
a. Motivasi kerja
13
Universitas Sumatera Utara
Adalah suatu dorongan/ kehendak yang mempengaruhi perilaku tenaga
kerja, untuk berusaha meningkatkan produktivitas kerja karena adanya
keyakinan bahwa peningkatan produktivitas mempunyai manfaat bagi
dirinya.
b. Disiplin Kerja
Sikap atau tingkah laku yang berupa kepatuhan dan ketaatan secara sadar
terhadap aturan yang berlaku dalam lingkungan kerja, karena adanya
keyakinan bahwa dengan aturan-aturan itu tujuannya dapat tercapai.
c. Etika Kerja
Seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang diterima sebagai pedoman,
pola tingkah laku tenaga kerja.
2. Pendidikan
Pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan formal atau informal
yang lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas terutama dalam
penghayatan arti pentingnya produktivitas. Tingginya kesadaran akan
pentingnya produktivitas, akan mendorong tenaga kerja yang bersangkutan
melakukan tindakan yang produktif.
3. Keterampilan
Tenaga kerja yang mempunyai kecakapan dan pengalaman akan lebih
terampil. Tenaga kerja yang terampil akan lebih mampu bekerja dan akan
menggunakan fasilitas dengan baik.
4. Kemampuan manajerial
14
Universitas Sumatera Utara
Pengertian manajemen berkaitan dengan sistem yang diterapkan oleh
pimpinan untuk mengelola, ataupun memimpin serta pengendalian tenaga
kerjanya. Apabila manajemennya tepat maka akan menimbulkan semangat
yang lebih tinggi dan tenga kerja terdorong untuk melakukan tindakan yang
produktif.
5. Hubungan industri Pancasila
Dengan penerapan hubungan industrial Pancasila akan:
a. Menciptakan ketenangan kerja dan membutuhkan motivasi kerja secara
produktif, sehingga produktivitas dapat meningkat.
b. Meningkatkan hubungan kerja yang serasi dan dinamis sehingga
menumbuhkan partisipasi aktif dalam usaha meningkatkan produktivitas.
c. Meningkatkan harkat dan martabat tenaga kerja sehingga mendorong
mewujudkan jiwa devosi dan dedikasi dalam upaya meningkatkan
produktivitas.
6. Tingkatan Penghasilan
Apabila tingkat penghasilan cukup, akan menimbulkan konsentrasi kerja dan
mengarahkan kemampuan yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas.
7. Gizi dan kesehatan
Apabila tenaga kerja terpenuhi gizi dan kesehatannya, maka akan lebih kuat
bekerja, mempunyai semangat yang tinggi sehingga dapat meningkatkan
produktivitas.
8. Jaminan sosial
15
Universitas Sumatera Utara
Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada tenaga kerjanya
dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja. Apabila
jaminan sosialnya mencukupi, maka akan menimbulkan kesenangan bekerja
sehingga mendorong pemanfaatan kemampuan yang dimiliki untuk
meningkatkan produktivitas.
9. Lingkungan dan iklim kerja
Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong tenaga kerja lebih
betah bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan
pekerjaan dengan baik ke arah peningkatan produktivitas
10. Sarana produksi
Kualitas
sarana
produksi
dangat
berpengaruh
pada
peningkatan
produktivitas. Apabila sarana produksi yang digunakan tidak baik, kadangkadang dapat menimbulkan pemborosan bahan. Sarana produksi yang baik
apalagi digunakan oleh tenaga yang terampil akan mendorong peningkatan
produktivitasnya.
11. Teknologi
Apabila teknologi yang digunakan adalah tepat dan sudah lebih maju
tingkatannya akan memungkinkan:
a. Tepat waktu dalam menyelesaikan proses produksi.
b. Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu.
c. Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa.
12. Kesempatan berprestasi
16
Universitas Sumatera Utara
Seorang tenaga kerja yang bekerja tentunya mengharapkan peningkatan
karir atau pengembangan potensi diri pribadinya yang nantinya akan
bermanfaat, baik bagi dirinya maupun bagi organisasinya. Apabila ternyata
terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan dorongan
psikologis untuk meningkatkan jiwa devosi, dedikasi serta pemanfaatan
potensi yang dimilikinya untuk meningkatkan produktivitas.
2.3.1 Hubungan antara Sikap Mental dengan Produktivitas Tenaga Kerja
Menurut Simanjuntak, (2000) , produktivitas pada dasarnya mencakup
sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus
lebih baik dari hari ini.
Menurut Haryani (2002), sikap seseorang akan tercermin dari prestasi
kerjanya, sikap yang positif terhadap pekerjaan ditunjukan dengan kesediaan yang
lebih besar untuk berusaha agar apa yang dikerjakan berhasil dan untuk
bertanggung jawab terhadap apa yang ditugaskan kepadanya. Sementara sikap
yang negatif ditunjukkan dengan adanya sikap yang pasif, dimana hanya
mengerjakan seperti apa yang diperintahkan, menyukai pengarahan, dan apabila
memungkinkan akan menghindar dari tanggung jawab.
2.3.2 Hubungan antara Pendidikan dengan Produktivitas Tenaga Kerja
Flippo (1980) manyatakan bahwa: “Pendidikan dan latihan dapat
meningkatkan produktivitas kerja dalam kuantitas maupun kualitas. Kecakapan
yang lebih tinggi dapat meningkatkan hasil dan dapat menghasilkan kualitas yang
baik”. Menurut
produktivitas
Hasibuan (2000) dengan pelatihan dan pengembangan, maka
karyawan,
yakni
pelaksanaan
program
pelatihan
dan
17
Universitas Sumatera Utara
pengembangan membentuk dan meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
karyawan, sehingga diharapkan dengan semakin sering program pelatihan dan
pengembangan dilaksanakan semakin tinggi pula tingkat produktivitasnya.
Seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan
dirinya untuk bekerja lebih produktif dibanding yang pendidikannya lebih rendah.
Karyawan yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang
lebih luas, kematangan dalam berfikir, dan bekerja dengan lebih baik. (Haryani,
2002)
2.3.3 Hubungan antara Ketrampilan dengan Produktivitas Tenaga Kerja
Menurut Ravianto ( 1986) produktivitas merupakan suatu aspek yang
penting bagi perusahaan karena apabila tenaga kerja dalam perusahaan
mempunyai kerja yang tinggi, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan
dan hidup perusahaan akan terjamin. Untuk meningkatkan produktivitas kerja
perlu adanya tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan keahlian bekerja,
karena apabila tenaga kerja tidak memiliki keahlian dan keterampilan akan
berakibat menurunnya produktivitas dan merugikan perusahaan.
Sedangkan
menurut
Kussriyanto
(1993)
pendidikan
untuk
menambah
pengetahuan dan keterampilan pekerja, sehingga mempunyai dampak paling
langsung terhadap produktvitas.
2.3.4 Hubungan antara Kemampuan Manajerial dengan Produktivitas
Tenaga Kerja
Kemampuan manajerial merupakan kemampuan dalam melaksanakan
pekerjaan dengan atau tanpa adanya bantuan orang lain sehingga memiliki
18
Universitas Sumatera Utara
kemampuan untuk mengatur waktu ketika menyelesaikan suatu pekerjaan.
Kemampuan manajerial dapat mempengaruhi kecepatan bekerja perorangan, baik
karyawan yang memiliki kemampuan manajerial, maupun karyawan yang tidak
memiliki kemampuan manajerial.
2.3.5 Hubungan antara Lingkungan dan Iklim Kerja dengan Produktivitas
Tenaga Kerja
Menurut Haryani (2002), lingkungan kerja dibedakan menjadi dua,
yaitu lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik terdiri dari pencahayaan,
sirkulasi udara, tersediannya fasilitas kamar dan WC, tersedianya fasilitas olah
raga, serta fasilitas ibadah. Sedangkan lingkungan non fisik misalnya rasa
perkawanan diantara karyawan, hubungan antara karyawan dengan manajer, dan
persaingan yang sehat. Lingkungan fisik yang baik akan mendukung peningkatan
produktivitas.
2.3.6 Hubungan antara Teknologi dengan Produktivitas Tenaga Kerja
Dalam setiap kegiatan bisnis, parameter produktivitas merupakan salah
satu hal yang utama untuk mengukur efektifitas dalam memanfaatkan seluruh
masukan atau input yang dikelola oleh perusahaan, dalam menghasilkan output.
Produktifitas dapat diukur dengan membandingkan jumlah output yang dihasilkan
dan jumlah input yang digunakan.
Teknologi bagi perusahaan akan banyak meningkatkan efisiensi dan
meminimalis biaya, sehingga kemajuan teknologi juga memiliki dampak yang
tidak baik, yaitu:
19
Universitas Sumatera Utara
1. Kemajuan teknologi, akan membuat perusahaan lebih mengutamakan
penggunaan
teknologi
daripada
sumber
daya
manusia,
sehingga
penggunaan sumber daya manusia akan berkurang.
2. Kemajuan teknologi, membuat perusahaan lebih mengutamakan pekerjaan
kepada
core
business,
sehingga
aktifitas
lain
lebih
cenderung
mempergunakan tenaga kerja sistem kontrak atau paruh waktu.
3. Hubungan kontak langsung antara pelanggan dengan manajemen di
perusahaan semakin sulit dibina, karena lokasi kegiatan tidak lagi terpusat
di satu tempat, tetapi menyebar ketempat lain. Karena dengan
menggunakan teknologi email, telepon dan lainnya, para manajemen bisa
berhubungan dengan pelanggan, tanpa harus bertemu secara langsung,
sehingga
hubungan
relasi
yang
dekat
semakin
berkurang.
(ekonomi.kompasiana.com,2011)
2.3.7 Hubungan antara Kesempatan Berprestasi dengan Produktivitas
Tenaga Kerja
Produktivitas kerja merupakan hasil yang dicapai seseorang dalam
melakukan aktivitas kerja dibandingkan waktu yang digunakan. Motivasi
ekstrinsik juga berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Dengan adanya
rangsangan dari pihak perusahaan seperti bonus dan tunjangan merupakan suatu
bentuk penghargaan bagi karyawan yang mempunyai prestasi kerja yang lebih
dari karyawan lainnnya. Rangsangan ini akan mempengaruhi minat kerja
karyawan, sehingga dapat menumbuhkan sikap positif pada karyawan.
20
Universitas Sumatera Utara
McClelland (dalam Handoko 2003), mengemukakan bahwa kebutuhan prestasi
dapat dikembangkan pada orang dewasa orang-orang yang berorientasi prestasi
mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan, yaitu:
1. Menyukai pengambilan risiko yang layak (moderat) sebagai fungsi
keterampilan, bukan kesempatan, menyukai suatu tantangan dan
menginginkan tanggung jawab pribadi bagi hasil-hasil yang dicapai
2. Mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan yang layak
dan menghadapi risiko yang sudah diperhitungkan. Salah satu alasan
mengapa banyak perusahaan berpinda keprogram management by
objectives (MBO) adalah karena adanya korelasi positif antara penetapan
tujuan dan tingkat prestasi
3. Menyukai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah
dikerjakannya
4. Mempunyai keterampilan dalam perencanaan jangka panjang dan
memiliki kemampuan-kemampuan organisasional.
Selanjutnya
McClelland
mengatakan
bahwa
untuk
berprestasi
merupakan kebutuhan motivasi dalam setiap kegiatan, sehingga merupakan
motivasi untuk bekerja dan berkreativitas dalam pekerjaannya.
2.4 Metode Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja
Salah satu cara potensial tertinggi dalam peningkatan produktivitas
adalah mengurangi jam kerja yang tidak effektif. Kesempatan utama dalam
meningkatkan produktivitas manusia terletak pada kemampuan individu, sikap
individu dalam bekerja serta manajemen maupun organisasi kerja. Setiap tindakan
21
Universitas Sumatera Utara
perencanaan peningkatan produktivitas individual paling sedikit mencakup tiga
tahap berikut :
1. Mengenai faktor makro utama bagi peningkatan produktivitas.
2. Mengukur pentingnya setiap faktor dan menentukan prioritasnya.
3. Merencanakan sistem tahap-tahap untuk meningkatkan kemampuan
pekerja dan memperbaiki sikap mereka sebagai sumber utama
produktivitas (Muchdarsyah, 2005).
Menurut Nasution (2001)
metode peningkatan produktivitas pada
dasarnya dibagi atas:
a. Pengurangan sedikit sumber daya untuk memperoleh jumlah produksi
yang sama.
b. Pengurangan sumber daya sekedarnya untuk memperoleh jumlah produksi
yang sama.
c. Penggunaan jumlah sumberdaya yang lebih besar untuk memperoleh
jumlah produksi yang lebih besar.
d. Penggunaan jumlah sumberdaya yang lebih besar untuk memperoleh
jumlah produksi yang jauh lebih besar lagi.
2.5 Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja
Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam
menghasilkan suatu hasil. Dalam usaha untuk dapat mengukur tingkat
kemampuan karyawan dalam mencapai sesuatu hasil yang lebih baik dan
22
Universitas Sumatera Utara
ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja). Tingkat produktivitas kerja karyawan
yang dapat diukur adalah :
a. Penggunaan waktu
Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan meliputi :
1. Kecepatan waktu kerja
2. Penghematan waktu kerja
3. Kedisiplinan waktu kerja
4. Tingkat absensi
b. Output
Output yaitu hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai produk
yang diinginkan perusahaan.
Menurut Syarif ( 1991) Pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana untuk
menganalisa dan mendorong dan efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk
menentukan target dan kegunaan praktisnya sebagai patokan dalam pembayaran
upah karyawan. Tujuan pengukuran produktivitas adalah membandingkan hasil
hal-hal berikut :
1. Pertambahan produksi dari waktu ke waktu.
2. Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu.
3. Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu.
4. Jumlah hasil sendiri dengan orang lain.
5.Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen prestasi utama orang
lain
23
Universitas Sumatera Utara
Alat pengukuran produktivitas karyawan perusahaan dibedakan
menjadi dua macam, yaitu :
a. Physical productivity
Physical productivity adalah produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran
(Size) panjang, berat, banyaknya unit, waktu dan banyaknya tenaga kerja.
b. Value productivity
Value productivity adalah ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai
uang yang dinyatakan dalam rupiah, yen, won, dollar (Ravianto, 1986).
Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan yang sangat penting
untuk mengetahui produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
Motivasi kerja merupakan satu faktor yang menentukan produktivitas karyawan
dalam bekerja.
Berdasarkan pendapat di atas maka pengukuran produktivitas dapat
dilihat dari dua komponen yaitu:
a. Efisiensi kerja
Efisiensi kerja karyawan dapat dilihat dari ketercapaian terget, ketepatan
waktu, ketepatan masuk kerja.
b. Produksi
Produksi kerja yang dihasilkan karyawan dapat dilihat dari kualitas,
peningkatan setiap bulan dan persentase kesesuaian dengan harapan
perusahaan.
Pengukuran tingkat produktivitas perusahaan dapat dilaksanakan
dengan lebih terarah dengan menetapkan tujuan pengukuran produktivitas, yaitu:
24
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan produktivitas perusahaan.
2. Menelaah tingkat produktivitas tenaga kerja, modal dan profitabilitas.
3. Mengkaji indikator-indikator produktivitas pada perusahaan yang diukur.
4. Sebagai informasi atau bank data produktivitas.
Manfaat diadakannya pengukuran produktivitas tingkat perusahaan
adalah dapat:
1. Memperlihatkan performance (kinerja) perusahaan.
2. Untuk mengetahui daya saing perusahaan yang sejenis.
3. Menunjukkan bagian-bagian mana pada perusahaan yang mempunyai
potensi besar untuk ditingkatkan produktivitasnya dan bagian mana yang
tidak produktif untuk diperbaiki.
4. Sebagai alat bagi manajemen dalam mengambil keputusan untuk
menanggulangi masalah dan peningkatan produktivitas.
5. Memperlihatkan tingkat kesejahteraan tenaga kerja dalam menciptakan
kekayaan perusahaan.
6. Sebagai indikator perencanaan pengembangan perusahaan.
Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang
penting disemua tingkat ekonomi. Dibebarapa negara maupun perusahaan pada
akhir-akhir ini telah terjadi kenaikan minat pada pengukuran produktivitas.
Karena itu sudah saatnya kita membicarakan alasan mengapa kita harus mengukur
produktivitas tersebut. Indeks produktivitas juga bermanfaat dalam menentukan
perbandingan antara negara temporal seperti tingkat pertumbuhan dan tingkat
produktivitas.
25
Universitas Sumatera Utara
Secara umum pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang
dapat dibedakan dalam 3 (tiga) jenis yang sangat berbeda, menurut Sinungan
(2003) yaitu:
1. Perbandingan-perbandingan
antara
pelaksanaan
sekarang
dengan
pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan
sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah
meningkatkan atau berkurang serta adanya tingkatannya.
2. Perbandingan perlawanan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses)
dengan lainnya. Pengukuran seperti ini menunjukkan pencapaian relatip.
3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang
terbaik sebagai memusatkan perhatian pada sasaran/tujuan pengukuran
dari produktivitas.
Faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja
meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu:
1) Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan
dalam jumlah tertentu dengan perbandingan standar ada atau ditetapkan
oleh perusahan.
2) Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan
dengan mutu dari suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal
ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaan secara teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh
perusahaan.
26
Universitas Sumatera Utara
3) Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikanpada awal
waktu yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasiengan hasil output
serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan
waktu diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang
disediakan diawal waktu sampai menjadi output. (Simamora, 2004)
Menurut Gomes (2003), indikator - indikator produktivitas kerja adalah
sebagai berikut :
1) Pengetahuan ( Knowledge), yaitu kemampuan seseorang yang dinilai dari
pengetahuannya mengenai sesuatu hal yang berhubungan dengan tugas,
penggunaan alat kerja maupun kemampuan teknis atas pekerjaannya.
2) Ketrampilan ( Skills), adalah kecakapan yang spesifik yang dimiliki
seseorang berkaitan atau berhubungan dengan penyelesaian tugas secara
cepat dan tepat.
3) Kemampuan ( Abilities), yaitu kapasitas atau sifat individu yang dibawa
sejak lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang untuk
melakukan atau menyelesaikan berbagai macam tugas dan pekerjaan.
4) Sikap( Attitudes), yaitu keteraturan perasaan dan pikiran seseorang dan
kecenderungan bertindak terhadap aspek lingkungannya.
5) Perilaku ( Behaviors), yaitu keteraturan perasaan dan pikiran seseorang
dan kecenderungan bertindak terhadap aspek lingkungannya.
2.6 Strategi
Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang.
Strategi
bisnis
bisa
berupa
perluasan
geografis,
diversifikasi,
akusisi,
27
Universitas Sumatera Utara
pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi,
likuidasi dan joint venture (David, 2004).
Perumusan strategi dideskripsikan sebagai masalah logis, tahap demi
tahap, hasil dalam bentuk pernyataan tertulis secara formal yang memberikan
panduan pasti bagi tujuan jangka panjang organisasi. Pendekatan sistematis dalam
merumuskan strategi (Sunarto, 2004) adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan visi dan misi perusahaan.
2. Menyusun sasaran.
3. Melakukan pengamatan terhadap lingkungan internal dan eksternal untuk
memperkirakan kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang.
4. Melakukan analisis strategi yang ada untuk menetapkan hubungannya
dengan penilaian internal dan eksternal.
5. Menentukan kapabilitas organisasi.
6. Menetapkan masalah strategi utama yang muncul dari analisis
sebelumnya.
7. Menetapkan strategi korporasi dan fungsional untuk mencapai sasaran
dan keunggulan kompetitif, mempertimbangkan masalah strategik utama.
8. Mempersiapkan rencana strategik yang terintegrasi.
9. Menerapkan strategi.
10. Memantau dan menyempurnakan strategi yang telah ada.
Untuk menjalankan strategi-strategi yang diputuskan perusahaan
dibutuhkan sumber daya manusia yang sesuai dan andal. Strategi Manajemen
Sumber Daya Manusia (MSDM) bertujuan untuk meningkatkan kinerja
28
Universitas Sumatera Utara
operasional melalui penggunaan sub-strategi misalnya strategi perencanaan
rekrutmen, penyeleksian, pemberian remunerasi, perencanaan jalur karir
karyawan, pendidikan dan pelatihan, peningkatan partisipasi, dll (Amir, 2011).
Pengelolaan manajemen sumber daya manusia yang baik mampu
membuat kinerja organisasi yang tinggi. Manzini (1996) dalam Masnawi.
menyatakan untuk merancang dan mengembangkan sumber daya manusia yang
efektif dibutuhkan tiga tipe perencanaan yaitu:
a. Strategic planning bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan organisasi.
b. Operational planning menunjukkan permintaan SDM.
c. Human resource planning memprediksi kualitas dan kuantitas kebutuhan
sumber daya manusia yang menggabungkan dengan program dan kebijakan SDM.
2.7 Tinjauan Hasil Peneliti yang Terdahulu
Putra (2006) menganalisis produktivitas tenaga kerja keperawatan pada
instalasi rawat inap badan pelayanan kesehatan rumah sakit umum dr.Zainoel
Abidin Banda Aceh. Variabel independen yang di teliti adalah motivasi, tujuan,
kemampuan, pendidikan, gizi dan kesehatan, dan tingkat penghasilan dan varibel
dependen yang di teliti adalah produktivitas. Dengan menggunakan metode
penelitian analisis deskriptif eksploratif. Hasil dari penelitian ini adalah faktor
motivitasi.
Kurniawan (2010) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja pada PT. Kalimantan Steel. Co (PT. Kalisco)
Pontianak. Variabel independen yang diteliti oleh peneliti yaitu Upah, Sifat
Tugas, Kondisi Kerja dan Lingkungan, Hubungan Kerja, Manajemen Organisasi,
29
Universitas Sumatera Utara
Keselamatan Kerja, Jaminan Sosial dan variabel dependen yang diteliti yaitu
Produktivitas Karyawan. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua
karyawan bagian produksi yang masih aktif bekerja di PT. Kalimantan Steel. Co
Pontianak yang tak lain adalah berjumlah 32 orang. Metode penelitian ini
menggunakan analisis kuantiotatif. Faktor yang paling dominan mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja pada pada PT. Kalimantan Steel (PT. Kalisco)
Pontianak adalah faktor gaji.
Nugroho (2012) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja pada Industri kerajinan topeng Bobung. Variabel
independen yang diteliti adalah Variabel motivasi kerja, disiplin kerja dan
pengalaman kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap produktivitas kerja karyawan industri kerajianan topeng Bobung.
Intan
(2013)
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
produktivitas pada PT. Mahkota Gajah Metal Industries. Variabel independen
yang diteliti oleh peneliti adalah tingkat upah, sifat tugas, kondisi dan lingkungan
kerja, manajemen organisasi, keselamatan kerja dan variable dependen yang di
teliti oleh peneliti adalah produktivitas tenaga kerja. Penelitian ini menggunakan
metode analisis kuantitatif. Hasil penelitian ini aladah semua variabel berpengaruh
signifikan terhadap produktivitas, tetapi variabel yang paling besar pengaruh
terhadap produktivitas pada PT. Mahkota Gajah Metal Industries adalah variabel
Tingkat Upah.
Secara ringkas, hasil penelitian tersebut dapat di lihat pada tabel 2.1
30
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Penulis
Judul Penelitian
Variabel
Metode
Hasil
Penelitian
1.
2.
Putra
Analisis
Variabel
Analisis
Faktor yang
(2006)
Produktivitas
independen:
Deskriptif
paling
Tenaga
motivasi, tujuan,
eksploratif berpengaruh
Keperawatan
kemampuan,
terhadap
pada istalasi
pendidikan, gizi
produktivita
rawat inap badan
dan kesehatan,
s tenaga
pelayanan
dan tingkat
kerja adalah
kesehatan rumah
penghasilan .
motivasi.
sakit umum
Varibel dependen
dr.Zainoel Abidin
: produktivitas
Banda Aceh
tenaga kerja.
Analisis faktor-
Variabel
faktor yang
independen: upah, Kuantitatif paling
mempengaruhi
sifat tugas,
berpengaruh
produktivitas
kondisi kerja dan
terhadap
tenaga kerja pada
lingkungan,
produktivita
PT. Kalimantan
hubungan kerja,
s tenaga
Steel (PT.
manajemen
kerja adalah
Kalisco)
organisasi,
gaji.
Pontianak
keselamatan
Kurniawan
(2010)
Analisis
Faktor yang
kerja, jaminan
sosial.
Variabel
dependen:
Produktivitas
Karyawan
31
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No
3.
Penulis
Nugroho
(2012)
Judul Penelitian
Variabel
Metode
Penelitian
Hasil
Pengaruh
Variabel
Semua
motivasi kerja,
independen:
variable
disiplin kerja
motivasi kerja,
berpengar
dan pengalaman disiplin kerja dan
uh positif
kerja terhadap
pengalaman kerja,
terhadap
produktivitas
Variabel
produktivit
kerja karyawan
dependen :
as tenaga
pada industry
produktivitas
kerja.
kerajinan
kerja karyawan
topeng di dusun
bobung putat
patuk kabupaten
gunung kidul
4.
Intan
(2013)
Analisis faktor-
Variabel
Analisis
Variabel
faktor yang
independen:
Korelasi
yang
mempengaruhi
tingkat upah, sifat
paling
produktivitas
tugas, kondisi dan
berpengar
pada PT.
lingkungan kerja,
uh
Mahkota Gajah
manajemen
terhadap
Metal
organisasi,
produktivit
Industries.
keselamatan kerja
as tenaga
Variable
kerja
dependen:
adalah
produktivitas
tingkat
tenaga kerja
upah.
32
Universitas Sumatera Utara
Download