PT KRAKATAU STEEL (Persero) Tbk

advertisement
Krakatau Steel






Our Company
o Production Facilities
o Brief Background
o Management
o Vision-Mission-Values-Philosophy
o Corporate Culture
Our Business
o Hot Rolled Coil/Plate
o Cold Rolled Coil/Sheet
o Wire Rod
o How To Order
o Sales Contact
o Patent
o Non Core & Side Product Services
Investor Relations
o Reports
o Events
o Stock Information
o Disclosure of information
Community & Media
o Release
o News
o Gallery
o Announcement
o Partnership Program
o Community Development
o Community Responsiblities
o BUMN Hadir untuk Negeri
Corporate Governance
o Corporate Governance
o Risk Management
o Business Ethics and Work Ethics
o Gratification
o GCG Assessment
o Whistleblowing System
Career
MediaRelation
 Release
 News
 Gallery




Announcement
Partnership Program
Community Development
Community Responsiblities

Report
 BUMN Hadir untuk Negeri




You Are IN :
Home
Media Relation
21 Mei 2008
Harusnya Kita Kuat di Energi
KEBANGKITAN nasional akan berubah menjadi kebangkrutan nasional jikapara elite politik,
terutama pemimpin, tidak peduli terhadap, berbagai potensi yang dimiliki bangsa. Indonesia
memiliki sumber daya alam luar biasa, namun tidak pernah dikelola dengan baik.
Kita negara agraris, tapi tidak punya produk,unggulan di bidang pertanian yang bisa
dibanggakan di dunia internasional," kata Ketua Masyarakat Profesional Madani Ismed
Putro, dalam acara Obrolan Sabtu Radio Ramako-Media Indonesia di Marios Place, Palaza
Menteng Huis, Jakarta, Sabtu (17/5).
Hal senada juga dilontarkan anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PAN Drajad Wibowo.
Menurutnya, dalam 100 tahun kebangkitan nasional, perekonomian Indonesia belum juga
mampu mandiri, tetapi justru mengarah kepada kebangkrutan.
Perekonomian Indonesia saat ini, lanjut Drajad, terus bangkrut dan tidak bisa bangkit.
Penyebab utamanya adalah ketidakmampuan melepas diri dari jerat utang luar negeri.
Semakin besarnya nilai utang luar negeri ini, menurut Drajat, justru semakin mengarahkan
Indonesia tidak bisa mengembangkan perekonomian yang mandiri.
"Siapa pun presidennya selalu ditakut-takuti pada kreditor baik lembaga maupun negara.
Kita selalu terlilit utang. Kalau selalu begitu, tidak bisa mandiri," tegas Dradjad.
Lebih tragis Ismed menambahkan, sejumlah aset negara vang berpotensi menjadikan
negara ini maju justru dijual ke pihak asing. Ia menyebut rencana penjualan PT Krakatau
Steel.
Ismed mengatakan jika tidak ingin bangkrut, sudah saatnya Indonesia berpikir untuk
mencari pemimpin alternatit yang tegas dan berani dalam mendayagunakan potensi
ekonomi yang dimiliki bangsa.
Memasuki pasca seabad kebangkitan nasional, menurutnya lagi, potensi ekonomi harus
segera digarap, antara lain dengan memperkuat agroindustri dan sumber daya energi, "Kita
unggul di bidang ini," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama. Ketua Umum DPP PKB Ali Masykur Musa mengatakan
ekonomi Indonesia dengan sendirinya akan bangkit dan tidak menjadi bangkrut jika kita
memperkokoh kebangkitan budaya.
Menurutnya, yang bangkrut itu bukan bangsa Indonesia, melainkan para pemimpin dan
elite politik yang tidak tahu tahu ke arah mana membawa bangsa ini.
Didikte asing
Lebih lanjut. Ali Masykur mengatakan kepemimpinan di Indonesia saat ini lebih
mementingkan transaksi internasional dan cenderung didikte asing.
"Kita sudah empat tahun dipimpin pimpinan yang tidak punya karakter kemandirian, tidak
mengedepankan kepentingan rakyat. Jadi pemimpin itu harus tegas, contoh Presiden Rusia
Vladimir Putin dan Presiden Iran Ahmadinejad yang berani menentang IMF dan kekuatan
kapitalisme Barat. Mereka bisa jadi prototipe pemimpin bangsa yang berani. Indonesia
jangan takut karena kita sangat banyak sumber dayanya," jelasnya.
Pendapat Ali Masykur diamini Drajad. Ia menambahkan, pemerintah saat ini bukannya
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, melainkan cenderung menyerahkan ke investor
asing. Akibatnya, sama sekali tidak ada kontrol atas aset serta perekonomian negara.
"Ini terjadi karena kita tidak bisa melepaskan diri dari utang luar negeri. Akhirnya, sumber
daya yang kita miliki di dalam negeri tidak bisa optimal dan selalu berpikir untuk mencari
dan menyerahkan pengelolaannya kepada investor," kata Dradjad.
Ia melanjutkan bahwa pemerintah saat ini sebenarnya masih ditekan pihak IMF. Ia
mencontohkan keluarnya UU Migas pada 2001 yang mengakibatkan negara hilang kendali
dalam memproduksi minyak serta tidak bisa mengaudit produksi minyak yang telah
dihasilkan.
"Akibatnya, kita kini kesulitan. Negara lain yang punya minyak, dengan kenaikan harga
minyak mentah justru berpesta pora, seperti Malaysia, Rusia dan sejumlah negara di
TimurTengah. Mereka kini justru membuat pusat kota-kota baru," ungkap dia.
Lebih jauh. Dradjad menilai pemerintahan saat ini bisa belajar dari kasus masa lalu untuk
melihat bagaimana utang hanya akan membangun ironi.
Namun bukannya menyiasati, pemerintah saat ini justru lebih buruk daripada era
pemerintahan Soeharto yang tidak pernah memiliki utang obligasi. Saat ini, menurut dia.
Indonesia memiliki utang obligasi sekitar puluhan miliar dolar AS. Masih ditambah surat
utang negara yang diterbitkan pemerintah yang hingga 2008 mencapai Rp158 triliun.
Era Pemerintahan Soekarno memang memiliki utang luar negeri sebesar US$2 miliar,
namun segera bisa dilunasi.
"Tapi utang luar negeri kita saat ini membengkak hampir 35 kali lipatnya, ini karena kita
tergantung kreditor, negara, dan lembaga kreditor seperti AS dan IMF serta investor. Kalau
investor meminta kita naikan harga BBM, kita nurut saja jadinya," tandasnya.
Sumber : Media Indonesia, Page : 18
Dilihat : 3540 kali
Related Story
16 Juni 2017
Krakatau Steel Salurkan Zakat Fitrah dan Bantuan Sosial Selama Ramadhan 1,8 Miliar
14 Juni 2017
KSG Peduli Masyarakat-Bagikan 900 Paket Sembako dan 21,5 Ton Beras Hingga Gelar Pasar
Murah untuk Masyarakat
12 Juni 2017
Krakatau Bandar Samudera Luncurkan Dry Port
12 Juni 2017
KS Harus Bisa Memberikan Manfaat Seoptimal Mungkin untuk Masyarakat
06 Juni 2017
PT KS Meriahkan Pekan Pancasila
© Copyright PT KRAKATAU STEEL (Persero) Tbk. | 2015
Download