Tema Strategis-Integrasi-Capaian Pengelolaan Alam.

advertisement
Tema Strategis-Integrasi-Capaian Pengelolaan Alam.
Dekan FMIPA Unisma
Manusia mempunyai peranan utama dalam pengelolaan alam dan ajaran
agama Islam telah memberikan predikat khalifah fil ardl,ia yang menjadi pemimpin
untuk segala urusan didunia dan dalam topik ini dapat diturunkan dari pernyataan
integral tersebut; sebagai pengelola bumi untuk kehidupan hingga hari akhir. Asumsi
terhadap manusia sebagai anggota komponen biotik seperti dalam teori biologi;
dipandang sama dengan makhluk yang lain khususnya tentang populasi. Mengapa hal
ini dikemukakan lebih dahulu? Sebab manusia merupakan ciptaan yang paling
sempurna dan dipandang dari segi kemanusiaannya jelas berbeda dengan binatang
yang lain. Tetapi nampaknya kita sepakat tentang teori ekologi bahwa setiap makhluk
mempunyai posisi yang berbeda atau sama dipandang dari sudut relung (niche) yaitu
posisi fungsinya (profesi) pada suatu habitat.
Bila manusia dipandang sama dengan makhluk hidup yang lain dalam
fungsinya terhadap lingkungan disekitarnya, seperti semua makhluk mempunyai
fungsi untuk berketurunan agar ia berperan dalam ekosistem tertentu antara lain
tentang keseimbangan alam, maka manusia mempunyai nilai lebih dari sekedar
sebagai anggota biotik dalam ekosistem. Kekhawatiran para ahli biologi setelah
mempertimbangkan perkembangan populasi manusia (tahun 2050 diprediksi hingga
mencapai 8,9 milyar) dan perilakunya terus menerus mempunyai efek kerusakan
ekosistem dimana sebagian manusia bertempat; memberikan ilmu pengetahuannya
dalam bentuk tema strategis dan saat sekarang masih dalam perdebatan yang intensif.
Sebelum tema strategis dikemukakan beberapa ilmuwan menyepakati bahwa
koridor perdebatan tentang lingkungan manusia (dipandang sebagai ilmu pengetahuan
alam; environmental scientific) melalui suatu metode yang disebut metode ilmiah
(scientific method). Bentuk bangunannya adalah Teori-data-hipotesis (shaping
Principles or worldview of scientist about uniformity of nature); komunitas ilmuwan
(scientific community; 'ulama) dalam wadah komunikasi seperti jurnal ilmiah,
textbook1.
1 Lihat perdebatan antara Bojrn Lomborg dalam fungsinya sebagai associate professor statistics dari
universitas Aarhus Denmark dan dan Richard T. Wright (Professor emeritus of Biology) dari
Gordon College Massachusetts Amerika Serikat. Richard T. Wright. Environmental Science
Syauqi (2007)2 memberikan paradigma biologi di Indonesia memandang
bahwa manusia yang telah diajarkan oleh Al-Qur'an memang berbeda dengan
makhluk hidup yang lain, terdapat nilai lebih dalam dirinya khususnya dalam hal
fungsinya dalam ekosistem. Ia memandang bahwa apa yang telah diajarkan oleh
Islam dalam kitab sucinya merupakan fakta yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Kuasa dan telah diungkap pula dalam pembukaan UUD 1945 bawa masyarakat
Indonesia telah menyepakati adanya Tuhan Yang Maha Kuasa untuk berkehidupan di
Indonesia. Pengungkapan hal demikian dalam ilmu lingkungan sebagaimana yang
dikemukakan oleh Wright dikategorikan sebagai shaping Principles or worldview.
Apa yang dikatakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa tentang manusia di planet
bumi adalah fact. Menurut Wright3 tentang fakta adalah sebagai berikut:
Dengan demikian dalam tulisan ini tentang apa yang akan dibicarakan, penulis
memberikan aspek etika dan moral dalam kesatuan tema strategis; shaping Principles
or worldview menurut ajaran Islam. William P. Cunningham, Mary Ann Cunningham
toward a Sustainable Future. International and ninth Edition. Pearson Prentice Hall-Pearson
Education Inc. New Jersey. 2005. Hal:14.
2 Associate prfessor of Microbiology and AMDAL di jurusan Biologi FMIPA Universitas Islam
Malang. Lihat Syauqi. Ilmu Biologi Lingkungan dalam Era Globalisasi Suatu Paradigma di
Indonesia. Revisi Makalah Tahun 2001 (Makalah ORDIK Maba 2007/2008). Tersedia dalam URL:
http://www.fmipa-uim.co.nr
3 Lihat Wright. Opcit. Hal 13.
dan Barbara Saigo4 mengutip pernyataan Dr. Abu Bakr Ahmed Bagader; everything
in the universe has value and purpose, “God's wisdom grants human beings
stewardship (khilafah) on the earth........ As such man only a manager of the earth
and not proprietor; a banaficiary and not disposer or ordainer......... He is thus
antrusted with its maintenance and care, and must use it as trusstee.”. Kesatuan tema
strategis adalah keberlanjutan, Etika dan Moral, Ilmu Pengetahuan. Sedangkan tema
integrasi adalah kapital dari ekosistem, politik dan kebijakan, Globalisasi. Adapun
capaian kaitan tema-tema tersebut adalah keberlanjutan kehidupan manusia di masa
yang akan datang.
4 Lihat William P. Cunningham, Mary Ann Cunningham dan Barbara Saigo. Environmental Science:
A Global Concern. Eighth Edition. McGraw-Hill (Higher Education) Companies Inc. New York.
2005. Hal. 38.
Download