Kuliah 1 dan 2: Pengantar Metodologi - Latar Belakang, Definisi dan Tujuan Kemunculan istilah Ekonomi Islam pada tahun 1976 (1st International Conference on Islamic Economics, Makkah) yang dihadiri cendekiawan muslim seperti Umer Chapra, M. Nejatullah Shidiqqi, Fahim Khan menggagas sebuah konsep baru tentang ekonomi yang didasarkan pada nilai-nilai Islam seperti yang pernah dilakukan pada masa-masa kejayaan Islam. Latar belakang kemunculan ide tersebut karena saat itu sedang terjadi ‘perang dingin’ antara US dan Uni Soviet. US mewakili blok ekonomi kapitalis dan Soviet mewakili blok ekonomi sosialis. Beberapa negara Islam dipaksa untuk memilih salah satu dari 2 blok ekonomi besar tersebut. Akibatnya ada perasaan tidak puas terhadap kedua blok ekonomi tersebut karena dianggap tidak ada yang mewakili nilai-nilai Islam secara penuh. Lalu diusulkan lah pembuatan istilah Ekonomi Islam sebagai solusi dari tidak adanya kecocokan terhadap 2 blok besar ekonomi. Dorongan utama kemunculan ilmu ekonomi Islam, antara lain: 1. Alasan praktis, untuk menyusun kembali kehidupan ekonomi yang sesuai syariah 2. Alasan intelektual, untuk mengembangkan ilmu ekonomi yang sesuai syariah Perkembangannya, sebelum tahun 1990 gambaran besar sebuah sistem ekonomi Islam dan membahas mengenai filosofi dan konsep dasar dari ekonomi Islam. Setelah tahun 1990 bidangnya menyempit kepada keuangan dan perbankan karena tujuan pragmatis lebih dikedepankan. Pengembangan ekonomi Islam bisa dilakukan dengan 2 cara: 1. Re-Invent: Pembangunan dari awal yang digali dari dalil-dalil. 2. Patchwork: Menggunakan teori yang sudah ada dari ekonomi konvensional. Contoh dari pengembangan dengan Re-Invent, mencari institusi pada masa kejayaan Islam yang bisa membuat Islam maju seperti pada saat Dinasti Utsmaniyah (Turki Ustmani) ada lembaga waqaf yang bisa membangun jalan, pertanian, universitas dari waqaf. Kelemahan utama ekonomi Islam karena tidak ada metodologi yang baik sebagai sebuah ilmu. Hal penting dalam diskusi metodologi adalah menguraikan dan menetapkan peraturanperaturan, prosedur, standar, dan yang paling penting, kriteria saintifik yang dengannya kita dapat membedakan benar dan salah dalam menilai dan mengevaluasi teori-teori ekonomi. Maka ada kebutuhan ekonomi Islam sebagai sebuah disiplin ilmu. Metodologi menguraikan dan menetapkan peraturan-peraturan, prosedur, standar, dan yang paling penting, kriteria saintifik yang dengannya kita dapat membedakan benar dan salah dalam menilai dan mengevaluasi teori-teori ekonomi. Tujuan membangun teori dalam sebuah disiplin ilmu dan mengevaluasi teori yang dihasilkan. Fokus kesesuaian metode, teknik penalaran, dan membebaskan pikiran dari subjektivitas - Epistemologi dan Metodologi Filosofi Ilmu Pengetahuan memiliki 3 cabang, antara lain: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi. -Ontologi: hakikat apa yang dikaji. -Epistemologi: bagaimana teori pengembangannya. -Aksiologi: manfaat apa dari suatu ilmu. Lalu manfaat dari ketiga cabang filsafat ilmu tersebut, -Ontologi: pemahaman Islam tentang realitas ekonomi dan fondasi konsep ekonomi Islam “Perspektif” baru Ilmu Ekonomi -Epistemologi: metode ekonomi Islam, konsep kunci ekonomi Islam, dan skema konseptual ekonomi Islam “Pendekatan” baru Ilmu Ekonomi -Aksiologi: meneliti nilai yang bias dalam ilmu ekonomi mainstream dan menanamkan etika Islam dalam ilmu ekonomi Pedoman “nilai” baru dalam Ilmu Ekonomi. Epitemologi Metodologi Ekonomi Islam masuk ke dalam cabang Epistemologi. Sehingga pembahasan Metodologi Ekonomi lebih banyak tentang filsafat ilmu Islam pengetahuan hanya menekankan kepada epistemologi. Epistemologi Teori dari ilmu pengetahuan. Tujuan mengklarifikasi asal-usul, sifat, varietas, batas-batas dari sebuah ilmu pengetahuan. Sehingga tujuan akhirnya adalah pencarian kebenaran Metodologi, memberikan pedoman dan kriteria bagaimana menilai dan membenarkan teori dari sumber-sumber pengetahuan. Epistemologi, memberikan gambaran yang lebih besar akan sumber pengetahuan dan pembenarannya pada ilmu (discipline). - Ruang Lingkup Metodologi Ekonomi Proses Ruang Lingkup Metodologi Objek -Apa yang dibahas? Kenapa perlu ekonomi? Kenapa ekonomi Islam? - Apa konsep, prinsip dasarnya? -Bagaimana perbandingannya dengan konsep lain yang identik? Metode - Terkait dengan langkah-langkah teknis apa saja yang dapat dilakukan untuk membentuk teori; termasuk didalamnya kerangka pikir yang dibangun. Verifikasi vs falsifikasi Induktif vs deduktif Islamisasi ekonomi vs ushul fiqh Islam: Objek, Sumber, Rujukan, Metode, dan Sumber Rujukan -Dalam hal ini terkait dengan bagaimana dan darimana manusia dapat memperoleh objek yang kemudian dijadikan ilmu pengetahuan Prosedur -Apa saja komponen (subject matter, sumber ilmu metode) yang seharusnya ada dalam membentuk teori -Langkah-langkah dan tahapan sistematis yang perlu dijalankan -Kriteria validitas dari teori yang telah dibentuk Tujuan pembentukan teori dalam ilmu ekonomi Islam: 1. Untuk menghasilkan teori ekonomi yang bisa menghubungkan kondisi ideal dan realitas. 2. Untuk menghasilkan teori ekonomi yang mampu menjelaskan realitas dan hubungannya secara menyeluruh. 3. Untuk menghasilkan teori ekonomi yang dapat merealisasikan tujuan. Kuliah 3: Islamic Worldview I - Worldview sebagai Landasan Paradigma Berpikir Worldview adalah persepsi atau paradigma tentang kehidupan di dunia. Worldview Nilai-nilai Perilaku Semua aspek kegiatan manusia dipengaruhi oleh pandangan atau visinya terhadap dunia. Sedangkan nilai-nilai pada pada diri manusia diturunkan dari pandangannya terhadap dunia (worldview). Dengan worldview seseorang akan mampu menjawab pertanyaan tentang hakikat kehidupan di dunia, yang kemudian menjadi basis/prinsip dalam menjalani kehidupan. Secara dasar sumber ilmu, Ekonomi Islam sudah berbeda dengan Ekonomi Konvensional. Ekonomi konvensional hanya bersumber kepada 2 hal: 1) Analisis Teori; dan 2) Observasi. Namun ekonomi Islam memiliki sumber ilmu lain yang berbeda dengan ekonomi konvensional yakni wahyu Allah (Al-Qur’an) dan perilaku nabi (Sunnah). Hal ini terjadi karena ada perbedaan worldview sebagai landasan berpikir. Seperti ada pandangan bahwa sumber daya digunakan untuk memenuhi hasrat (ekonomi konvensional) atau ada juga pandangan bahwa sumber daya digunakan untuk suatu kebutuhan (ekonomi Islam). - Implikasi Worldview terhadap Pembentukan Nilai Worldview bisa terbentuk dengan 2 cara: 1. Secara Natural, internalisasi worldview ke dalam diri sendiri/masyarakat secara alami melalui aktivitas-aktivitas yang dipengaruhi dengan budaya, teknologi, dan pengetahuan. 2. Secara Sistematik, worldview dapat dimaknai ke dalam manusia/masyarakat melalui proses pendidikan bidang-bidang ilmiah. Karena nilai mempengaruhi perilaku, hal ini membentuk paradigma seseorang dalam membangun ilmu. Misalnya seseorang yang berasal dari keluarga Atheis akan mencoba membangun teori evolusionism karena ingin menjawab permasalahan dalam kehidupan mereka yang dianggap pentng. Worldview membentuk kepentingan para ilmuwan. - Nilai dan Perilaku (Ekonomi) Manusia Nilai Perilaku Ekonomi Mencari keuntungan profit Menabung berdasrkan motif bunga Peduli masa depan/keluarga Menabung hanya untuk simpanan Ketaatan agama Menabung untuk ibadah haji Walaupun ketiga aktivitas diatas sama-sama menabung, namun motif dari masing-masing individu berbeda. Worldview akan menentukan nilai, dan nilai akan menentukan perilaku. Ilmu Ekonomi: Bebas Nilai? Bukti Ilmu Ekonomi tidak bebas nilai Tingkatan 1 Pilihan peneliti terhadap topik yang akan diteliti. Tingkatan 2 Pilihan peneliti terhadap variabel dan asumsi yang digunakan. Tingkatan 3 Pilihan metode penelitian, kualitatif atau kuantitatif. Tingkatan 4 Pilihan terhadap tujuan dan cara untuk mencapainya. Tingkatan 5 Pilihan terhadap kebijakan yang digunakan. Lima tingkatan tersebut menjadi bukti bahwa Ilmu Ekonomi bukanlah Value Free namun Value Loaded karena di dalamnya banyak dipengaruhi oleh nilai dan preferensi dari penelitinya. Pada dasarnya tidak ada ilmu yang bebas nilai, namun tren sekarang dalam ilmu ekonomi sebagai ilmu pengetahuan, ilmu ekonomi harus fokus hanya kepada observasi dan analisis faktual untuk menemukan ketidakseragaman dalam perilaku manuasia. Ilmu Ekonomi bisa menjadi sebuah ilmu yang disebut Value Free diawali dari adanya The Vienna Circle pada 1930an. Pertemuan tersebut bermaksud untuk menghapus proporsiproporsi yang tidak dapat dibuktikan menurut prinsip-prinsip ilmiah seperti seni, agama dan moral. Ilmu harus bisa dibuktikan melalui pengamatan empiris. Lionel Robbins dalam esainya “The Nature and Significance of Economic Science” menyatakan bahwa ilmu ekonomi netral, diantara tujuan-tujuannya dan memperjanjikan pembaruan bagi “posivitisme” secara besar-besaran. Lionel Robbins didukung oleh 2 ekonom ternama lain, Samuelson dan Milton Friedman. - Secular Worldview: Definisi dan Konsep Sekuler adalah aktivitas yang berhubungan dengan “here and now”, aktivitas hanya mementingkan keduniawi dalam hidup. Sekulerisme adalah proses pembebasan akal dari kontrol agama dan kontrol metafisik. Hasilnya adalah penurunan secara perlahan terhadap pemahaman agama dan pengaruhnya terhadap kehidupan; pemisahan antara kehidupan dan agama. Sekulerisasi dilakukan dengan 3 cara: 1. Perlakuan terhadap alam alam sebagai objek yang dapat dieksploitas manusia. 2. Bidang politik/negara otoritas tertinggi diberikan kepada manusia 3. Pemaknaan nilai semua norma, nilai, hukum dapat diubah menurut keinginan manusia. Sekulerisme + Materialisme = Menyatakan bahwa hanya dunia yang nyata sehingga yang mengacu kepada akhirat menjadi tidak relevan ekonomi harus didasarkan kepada cost benefit analysis. Karakteristik Secular Worldview 1. Pandangan barat lebih menitikberatkan pada aspek amterial dari kesejahteraan manusia. 2. Religion is privacy. 3. Not recognize for divine guidance. 4. Penalaran manusia merupakan sumber paling utama. 5. Self interest and market system no room for Govt 6. Authority taken away from religion. 7. Deconsetrating of Value. Kuliah 4: Islamic Worldview II - Islamic Worldview: Definisi dan Konsep Dalam tradisi klasik Islam, istilah worldview belum diketahui. Pada abad 20 pun, ulama berbeda pendapat dalam menyebut Istilah worldview. Maulana al-Mawdudi mengistilahkan Islami Nazariat (Islamic Vision) Sayyid Qutb mengunakan istikah al-Tasawwur al-Islamy (Islamic Vision) Mohammad Ashif al-Zayn menyebut al-Mabda’ al-I slamy (Islamic Principle) Prof. Syed Naquib al-Attas menamakan Ru’yatul Islam lil wujud (Islamic Worldview). Dalam terminologi Islam, padanan kata worldview disebut sebagai “tasawwur”, yang memiliki dasar “sawwara” QS Ali Imron (3): 6 dan QS Al Araf (7): 11 Sehingga Islamic Worldview didefinisikan, sebuah gambaran yang komprehensif atau absolut tentang Islam yang tujuannya adalah untuk menjelaskan secara holistik prinsip-prinsip Islam dasar jujur dan komprehensif sedemikian rupa sehingga menjadi dasar untuk pandangan hidup dan mengakar dalam diri seseorang. Islamic Worldview memiliki 7 karakteristik, 1) authencic; 2) final; 3) ultimate; 4) reality; 5) truth; 6) existence; 7) life. Implikasi Islamic Worldview terhadap Ilmu Ekonomi, Ilmu ekonomi Islam adalah ilmu ekonomi dari pandangan hidup Islami. -Aspek dunia dipandang sebagai persiapan untuk aspek akhirat -Aspek akhirat memiliki signifikansi yang utama dan final -Tidak kesemuanya menunjukkan perilaku pengabdian atau tidak menghiraukan aspek dunia. Elemen Utama Islamic Worldview: 1) God; 2) Man; 3) Nature; 5) Religion; 6) Aim in Life. - Falah sebagai Orientasi Islamic Worldview Pada dasarnya tujuan hidup setiap orang adalah untuk mencapai kesejahteraan, meskipun manusia memaknai kesejahteraan dengan perspektif yang berbeda-beda.Sebagian besar paham ekonomi konvensional memaknai kesejahteraan sebagai kesejahteraan material duniawi. Dalam Islam tujuan hidupnya adalah Falah. Falah dalam bahasa Arab berarti kesuksesan, kemuliaan, dan kemenangan. Al-Quran menyebut musflihun dalam QS 3:104, QS 7:8 dan 157, QS 9:88 dan 23, QS 23:102, QS 24:51, dan aflah dalam QS 23:1, QS 91:9. Falah dalam hal ini berarti kesejahteraan holistik dan seimbang antara dimensi: 1) materialspiritual, 2) individual-sosial, 3) kesejahteraan dunia-akhirat. Maqashid Syariah Maslahah Falah. Falah dapat terwujud apabila terpenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup secara seimbang sehingga tercipta maslahah. Maslahah adalah bentuk segala keadaan, baik material maupun non material, yang mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Maslahah dasar bagi kehidupan manusia adalah sesuai maqashid syariah yang terdiri dari agama (dien), jiwa (nafs), intelektual (aql), keturunan (nasl), dan material (maal). Contoh penerapan maqashid syariah: Dien kewajiban salat 5 waktu Nafs makan makanan yang halalan thoyiban ‘Aql kewajiban menuntut ilmu Nasl pelarangan zina Maal pelarangan riba - Komparasi Secular Worldview dan Islamic Worldview Secular Worldview Islamic Worldview Menitikberatkan pada aspek material Al-Qur’an dan As-sunah merupakan dari kesejahteraan manusia. sumber rujukan yang paling utama dalam suatu masyarakat dan peran rasionalits merupakan subordinat dari wahyu. Agama merupakan masalah private dan Menitikberatkan pada aspek material dan tidak memiliki peran dalam ruang publik spirituil dari manusia. Agama tidak dipahami sebagai petunjuk Ekonomi merupakan bagian dari Islam sebagai sebuah sistem yang menyeluruh Penalaran manusia merupakan sumber Islamic Man paling utama Self interest & market system Huquq, market system and government intervention Authority is taken away from religion Deconsecrating of religion Nilai dan Moral: Secular vs Islamic Secular Islamic 1. Pemilihan nilai adalah fungsi dari 1. Shura (Konsultasi) adalah dasar dari proses demokrasi dan bersifat pemilihan nilai. Fleksibilitasnya fleksibel secara tak terbatas, yang terbatas pada apa yang diperbolehkan bergantung pada pandangan umum. oleh syariah. 2. Penekanan pada duniawi menjadi 2. Pertimbangan terhadap akhirat faktor penentu. menjadi elemen utama yang mengatur perilaku ekonomi manusia. Kesimpulannya Islamic Worldview ≠ Secular Worldview Kuliah 5: Ilmu Pengetahuan dalam Islam Pengetahuan hasil pengamatan yang bersifat tetap karena tidak diperlukan pengujian secara kritis. Dengan demikian, pengetahuan tidak bersifat sistematik, tidak objektif, dan tidak universal. Ilmu pengetahuan menurut John Ziman rangkaian konsep dan kerangka konseptual yang saling berkaitan dan telah berkembang sebagai hasil percobaan dan pengamatan yang bermanfaat untuk percobaan lebih lanjut. Perbedaan pengetahuan dan ilmu pengetahuan Pengetahuan Ilmu Pengetahuan Informasi dan fakta Kebenaran Prosedur Informasi tentang suatu fakta jarang disertai penjelasan tentang mengapa dan bagaimana. Tidak ada penujian kritis hubungan sebab-akibat antara satu fakta dengan fakta lain. Kebenaran yang diakui oleh pengetahuan bersifat tetap. Prosedur pengetahuan indera. Diperlukan uraian yang sistematis,pengklasifikasian fakta berdasarkan prinsipprinsip yang berlaku. Kebenaran dalam ilmu pengetahuan harus selalu diuji oleh pengujian kritis baik melalui observasi maupun eksperimen mendapatkan Berdasarkan metode ilmiah: melalui panca pengamatan, eksperimen, generalisasi, verifikasi. Dalam Islam, menurut sumbernya ada dua macam pengetahuan: 1. Revealed knowledge (wahyu; ilmu ladunni), yaitu ilmu yang didapatkan langsung dari Allah 2. Acquired knowledge, yaitu ilmu yang didapat dari usaha manusia Dasar pentingnya menimba ilmu: 1. Kata pertama yang turun dalam Alquran adalah ‘iqra’ yang artinya ‘bacalah’ 2. Surat Al-Mujadillah ayat 1 dan Al-Faatir ayat 2 yang menunjukkan bahwa keimanan yang dimiliki seseorang akan mendorongnya untuk menuntut ilmu, dan sebaliknya, ilmu akan meningkatkan keimanannya. Klasifikasi ilmu menurut Al Ghazali: 1. Fardhu ‘ain: ilmu tentang cara mengamalkan perbuatan yang wajib. Contohnya ilmu agama (rukun Islam) 2. Fardu kifayah: ilmu yang tidak dapat dikesampingkan demi menegakkan urusan duniawi. Contohnya ilmu kedokteran dan matematika. Klasifikasi ilmu menurut Ibnu Khaldun: 1. Aqliyah, terdiri dari ilmu hikmah dan falsafah. Didapat manusia karena alam berpikirnya (melalui panca indera) sehingga dapat sampai kepada objek, persoalan, segi demonstrasi, dan aspek pengajaran. Penelitiannya dapat menghasilkan mana yang benar dan salah, sesuai dengan kedudukannya sebagai manusia berpikir. 2. Naqliyah atau ilmu tradisional yang bersumber dari Alquran dan sunnah. Klasifikasi ilmu menurut Shah Waliyullah: 1. Al manqulat, ilmu agama yang mengacu pada tafsir dan hadits. 2. Al ma’qulat, ilmu dimana akal pikiran memegang peranan penting. 3. Al maksyufat, ilmu yang diterima langsung dari Allah (sumber Ilahi) tanpa keterlibatan panca indera maupun akal pikiran. Sumber ilmu pengetahuan: 1. Menurut sekuler: a. Pengalaman (empiri) menyusun teori berdasarkan pengalaman dan berdasarkan induksi b. Akal (ratio) menyusun teori berdasarkan akal dan berdasarkan metode deduksi 2. Menurut Islam: a. Alquran dan hadits, sebagai sumber utama pengetahuan b. Rasionalitas, sumber pengetahuan karena manusia dapat berpikir dan mampu menyerap pengetahuan yang dibentuk oleh pikirannya c. Panca indera, media untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dengan pengalaman dan observasi d. Spiritualitas, diperoleh melalui tasawuf Kuliah 6: Ekonomi (Islam) sebagai Objek: Definisi, Konsep, dan Sejarah - Definisi dan Konsep Ekonomi Islam Perbedaan worldview membentuk perbedaan sudut pandang bagi Ekonomi Islam dan konvensional dalam melihat fenomena dan masalah-masalah ekonomi. Islamic Understanding of Economic Phenomena 1. Pembentukan fondasi, aksioma, dan premis 2. Sistemasi konsep 3. Subject-matter, body of knowledge (mikro-makro), cakupan dan batasan Untuk mendefinisikan Ilmu Ekonomi Islam secara jelas maka terdapat dua klasifikasi untuk membentuk definisi yaitu hadd dan fasl. Hadd membangun definisi berdasarkan subjek-matter atau masalah utama yang ingin dibahas dalam suatu disiplin ilmu. Fasl membangun definisi berdasarkan perbedaan ilmu tersebut terhadap disiplin ilmu lain. Hadd - untuk menjelaskan dan menerangkan dasar, cakupan dan batasan dari disiplin - appropriate terminology - tidak ada ambiguitas Fasl - untuk memperlihatkan dengan jelas perbedaan antara ekonomi Islam dan ekonomi mainstream - untuk membedakan dengan ekonomi konvensional Definisi berdasarkan Hadd 1. A study deriving and applying Islamic principles in economics. Fokus Studi: Menggaris bawahi dan menerapkan satu kumpulan prinsip, perintah dan aturan syariah yang menjadi dasar, pedoman dan paradigma dalam menganalisis realitas dan permasalahan ekonomi. 2. A study of how human can actualize and realize the Islamic economic objectives. Fokus Studi: Membantu mencapai kehidupan yang ideal bagi manusia sebagaimana dipahami dari tujuan-tujuan tersebut. 3. A study of the economic problems in Islamic perspective and tries to solve it in Islamic framework, values, approaches, and Institutions. Fokus Studi: Menganalisis dan menyelesaikan permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat. Perbedaannya dengan ekonomi konvensional adalah dari pendekatan dan tujuan-tujuannya dalam memecahkan permasalahan ekonomi. 4. A study of the behavior of man (the ‘Islamic Man’) related to his economic life Fokus Studi: Analisis bagaimana agen-agen ekonomi (individu, pemerintah, masyarakat, lembaga) membuat pilihan yang dibatasi oleh sumber daya yang langka dan keinginan mereka yang banyak. Definisi berdasarkan Fasl Untuk membentuk definisi ilmu ekonomi yang berbeda dengan mainstream economics, kita harus mampu membedakan dengan ekonomi mainstream dalam 3 hal: The aims of study, the approach of study, dan the scope of study. Perbedaan Ekonomi Konvensional Ekonomi Islam The aims of study • mempelajari perilaku • Ekonomi Islam manusia menghadapi merupakan “goal kelangkaan serta oriented disciplin” yang “memberikan kebebasan berarti ekonomi Islam kepada manusia untuk apa tidak hanya sumber daya yang terbatas mempelajari bagaimana tersebut digunakan”. cara (means) • Untuk itu ekonomi hanya pengalokasian sumber mempelajari bagaimana cara daya terbatas secara mengalokasikan sumber efisien tetapi juga daya yang terbatas tersebut mempelajari tujuan secara optimum (ends) dari penggunaan sumber daya tersebut The approach of study • The scope of study • • Dilakukan mengedepankan • rasionalitas dan empirical result. bagaimana aktifitas • ekonomi manusia dalam menghadapi keterbatasan serta memberikan kebebasan bagi individu • untuk menentukan tujuan (ends) dari digunakannya sumber daya yang terbatas. Oleh karena itu ekonomi berfungsi untuk “mengeksplorasi dan menjelaskan” dan bukan untuk memberikan “advocate” atau melarang “condemn”. Studi dilakukan berdasarkan pada “perspektif Islam” Mempelajari perilaku manusia ditengah keterbatasan dengan perspektif Islam. Studi tentang ‘Islamic Man’ dalam membuat keputusan. Kesimpulan dari dua klasifikasi tersebut, ekonomi konvensional adalah sebuah studi tentang cara untuk mengalokasikan sumber daya sedangkan ekonomi Islam adalah studi untuk mengalokasikan sumber daya dalam mencapai falah. - Aksioma dalam Ekonomi Islam Aksioma adalah sesuatu yang dapat dibuktikan dengan sendirinya atau dianggap berharga yang mencerminkan sebuah nilai. Asumsi-asumsi yang dibangun dalam ekonomi konvensional didasarkan kepada pemahaman sekuler dengan mendeligitimalisasi unsur etika dari analisa ekonomi dan value yang dibangun hanya lewat akal dan pengalaman. Hal ini jelas berbeda dengan ekonomi Islam dimana bangunan asumsinya berdasarkan wahyu dan akal. 1. Aksioma tauhid (kesatuan) merupakan bentuk dimensi vertikal yang memadukan segi politik, ekonomi sosial dan religius dalam kehidupan manusia menjadi satu integratif 2. Adil/keseimbangan 3. - Self Interest vs Huquq Self interest bersifat atomistic dimana manusia diasumsikan hanya mengedepankan kepentingan pribadi dengan selalu berorientasi pada bagaimana mendapatkan keuntungan untuk dirinya. Sedangkan Islam memiliki konsep ‘haqq’ atau dalam plural menjadi ‘huquq’ yang bermakna tugas atau tanggung jawab. Maksudnya manusia bukan hanya memiliki kepentingan pribadi untuk dilayani namun juga tanggung jawab sosial secara bersama. Konsep self interest berdasar dari filosofi individualism sedangkan huquq memiliki dimensi tidak hanya individu namun juga Tuhan, sosial, dan alam. Self interest memiliki kemungkinan terjadi konflik dengan social interest sedangkan huquq tidak karena kepentingan yang dibawa bukan hanya diri sendiri namun juga keberadaan Tuhan, sosial, dan alam. - Fungsi dan Peran Sejarah dalam Pengembangan Ekonomi Islam Kajian ekonomi dalam Islam telah mengalami evolusi yang panjang dengan bidang kajian ilmu interdisiplin seperti tafsir Al-Quran, hukum, sejarah, ilmu sosial, politik, filsafat moral. Pemikiran sejarah ekonomi Islam terdiri dari beberapa babak: Era Kenabian, Kulafaur Rasyidin, Translasi, Kemunduran, Revitalisasi. - Contoh Penerapan Pemikiran Teori Permintaan dan Penawaran Ibnu Khaldun (808 AH/1406 AD). Dahulu interaksi antara permintaan dan penawaran tidak begitu dipahami di dunia barat sampai akhir abad ke-19 dan ke-20. Sedangkan jauh sebelum itu, Ibnu Khaldun sudah mengatakan bahwa kenaikan penawaran atau penurunan permintaan menyebabkan kenaikan harga, demikian pula sebaliknya. Kuliah 7: Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional - Normativisme dan Positivisme dalam Ekonomi Ekonomi positif pada dasarnya tidak bergantung pada etika ataupun normatif. Tugas ekonomi positif adalah membentuk sebuah sistem generalisasi yang dapat digunakan untuk membuat prediksi yang tepat mengenai konsekuensi dari berbagai perubahan keadaan. (Keynes) Ilmu Ekonomi Positif bagaimana ekonomi bekerja membuat prediksi perilaku ekonomi Ilmu Ekonomi Normatif apa yang seharusnya terjadi integrasi dari moral Seni dari Ilmu Ekonomi hubungan positif dan normatif bagaimana mencapai tujuan Dominasi Positivisme dalam ekonomi konvensional dikarenakan sumbangan 3 tokoh: Adam Smith, Alfred Marshall, Lionel Robbins. Risalah pertama yang komprehensif dan sistematis tentang fondasi ilmu ekonomi sekuler adalah buku Adam Smith, The Wealth of Nation (1776). Pemikirannya, self interest merupakan penggerak utama aktivitas ekonomi dan invisible hand dapat memastikan pertumbuhan yang berkeadilan. Lalu pada tahun 1920, Alfred Marshall dalam buku From Wealth to Human Welfare memberikan pembaruan esensi dari Ilmu Ekonomi. Kesejahteraan manusia dan kemajuannya merupakan perhatian utama, namun kekayaan tetap dijadikan sebagai sarana dari kesejahteraan itu. Lalu Lionel Robbins menyerang pemikiran Marshall dengan esainya, The Nature and Significance of Economic Science. Menurut Robbins, perasaan sejahtera dalam diri seseorang tidak dapat diukur dan tidak dapat bergantung pada pencapaian ekonominya saja. Kemudian dia mendefiniskan ilmu ekonomi sebagai “the science that studies human behavior as a relationship between ends and scarce means that have alternative uses.” Sebagai sebuah ilmu, ekonomi dianggap memiliki sifat netral terhadap tujuannya, ekonomi tidak memperhatikan apakah tujuan agen ekonomi itu baik atau buruk. - Hubungan antara Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional Aturan dasar hubungan ilmu ekonomi Islam dengan ilmu ekonomi konvensional yaitu interpretasi apapun yang disampaikan oleh teori ekonomi konvensional yang didasarkan pada dalil-dalil dan aksioma yang berasal dari nilai atau moral sekuler dan bertentangan dengan syariat Islam tidak dapat diadopsi dalam ilmu ekonomi Islam. Contoh Teori Marxis Materialisme adalah dasar. Etika dan agama tidak dibantah namun keberadaan mereka digunakan seperlunya saja sesuai kebutuhan dalam rangka merealisasikan target-target material. Filosofi marxis ini bertentangan dengan kepercayaan Islam, maka teori ini ditolak dan tidak dapat dimanfaatkan secara langsung dalam membangun teori ekonomi Islam Contoh Teori Kapitalis Beberapa ekonom barat seperti Max Weber sudah melangkah agak jauh dengan memasukkan nilai moral dan agama dalam ekonomi seperti dalam karyanya “The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism”. Namun banyak juga ekonomi barat yang mengklaim netralitas ilmiah. Manusia dipandang sebagai makhluk ekonomi yang mengonsumsi, memproduksi berdasarkan materi murni. Secara metodologi, asumsi-asumsi tersebut tidak sah terhadap syariah dan nilai-nilai Islam. - Sudut Pandang Islam Ekonom Islam menemukan bahwa dominasi positivisme dari ilmu ekonomi tidak dapat diterima karena 2 alasan: 1. Tanpa disadari, Robbins berpikir bahwa kelangkaan dari sumber daya merupakan perwujudan dari kekikiran alam; alam tidak menyediakan dengan cukup untuk memenuhi semua keinginan kita. Sementara Islam mempercayai bahwa Allah telah menciptakan dunia dan seisinya dengan ukuran. Sehingga yang sebenarnya terjadi adalah adanya keterbatasan manusia dalam mengolah sumber daya alam yang tersedia. 2. Ilmu ekonomi sekuler hanya memperhatikan aspek duniawi dari keberadaan manusia dengan mengesampingkan aspek spiritual. Islam menuntut hubungan yang mendalam antara keduanya. - Konflik antara Worldview dan Tujuan Ekonomi Worldview sekuler yang hanya memikirkan duniawi dengan mengedepankan maksimalisasi self-interest dan berlandaskan positivisme memiliki perbedaan dengan tujuan ekonomi yang bersifat normatif seperti stabilitas ekonomi, distribusi pendapatan dan kekayaan yang merata, stabilitas ekonomi, keseimbangan ekologis, dll. Karena adanya perbedaan tersebut, tujuan ekonomi menjadi sulit dicapai secara sempurna. - Peran Ekonomi Konvensional dalam Pengembangan Ekonomi Islam Keuntungan bisa didapatkan oleh ekonomi Islam dengan cara meninjau kembali teori ekonomi konvensional yang sudah ada untuk mengetahui bagaimana teori tersebut dikembangkan dalam rangka merespon permasalahan ekonomi lalu memeriksa asumsi yang digunakan. Asumsi yang tidak selaras dengan prinsip Islam akan ditolak, asumsi yang tidak bertentangan dengan nilai Islam disesuaikan dengan pengembangan ekonomi Islam. Ekonomi Islam juga dapat belajar dari segi klasifikasinya, analisisnya, dan bagaimana mengukur variabel. - Kesimpulan - Evolusi ilmu ekonomi konvensional menunjukkan bagaimana dominasi positivisme dalam perkembangan keilmuan. - Di sisi lain, ilmu ekonomi Islam tetap mengakui eksistensi normativisme tanpa mengesampingkan peran penting positivisme dalam menggambarkan bagaimana dunia yang sebenarnya. - Walaupun terdapat perbedaan antara ilmu ekonomi konvensional dan ilmu ekonomi Islam, ilmu ekonomi Islam tetap bisa mendapatkan manfaat dari kemajuan dan perkembangan ilmu ekonomi konvensional yang sudah berevolusi dan berkembang selama berabad-abad.