PSIKOSIS FUNGSIONAL : 1. SKIZOFRENIA 2. PSIKOSIS AKUT DAN SEMENTARA 3. PSIKOSIS POST PARTUM Oleh : Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. ( K ) September 2014 18/07/2017 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 1 POHON DIAGNOSIS Pasien Datang Kasus Jiwa Psikosis Organik Akut Non Psikosis Ggg Neurosis Ggg Kepribadian Ggg Buatan Ggg Penyesuaian Ggg Pengendal.impuls Ggg Psikosomatik Ggg Penyalahgun. Zat Ggg Psikoseksual Ggg Stress Pasca Trauma Non Organik / Fungsional Kronis Delirium Ggg W Organik Ggg Afektif Organik Ggg Amnestik Organik Ggg Halusinasi Organik 18/07/2017 Kasus non Jiwa Dementia Ggg W Organik Ggg Afektif Organik Ggg Amnestik Organik Ggg Halusinasi Organik Skizofrenia Ggg Waham Ggg Afektif Ggg Psikosis lainnya Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 2 DD/ Psikosis Organik akut dan Psikosis Fungsional Psikosis Organik Akut 1. Tanda klinis fisik/Zat + 2. Kesad. menurun/kabut 3. Disorientasi ( + ) 4. Amnesia ( + ) 5. Hal. Visual ( utama ) 6. Gejala Klinis fluktuatif 7. Pola Tidur-Bangun terbalik 8. Lab.Ro.CT.Scan: kel. ( + ) 18/07/2017 Psikosis Fungsional 1. -2. kesad.berubah/ jernih 3. Disorientasi ( - ) 4. Amnesia ( - ) 5. Hal. Auditorik (utama) 6. Gej. Klinis konsisten 7. pola T-B tak berubah 8. Tak ada kelainan Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 3 Gangguan Jiwa Terbagi dalam 2 kelompok besar : Kelompok gangguan jiwa Psikosis ( ggg jiwa berat ) Kelompok ggg jiwa Non Psikosis Psikosis St. Ggg dgn hilangnya rasa kenyataan (sense of reality) dgn terganggunya pada Hidup Perasaan ( Afek dan Emosi ) Proses Berpikir Psikomotor, dan Kemauan sedemikian rupa sehingga tidak sesuai dgn kenyataan lagi atau Semua kondisi tentang terdapatnya hendaya (impairment) berat dalam kemampuan daya nilai realitas (PPDGJ II) 18/07/2017 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 4 Psikosis ( Prof. Dr. W.F. Maramis Sp.KJ ) Adalah : • St. Ggg jiwa yang serius/berat • Timbul krn penyebab organik ataupun emosional (fungsional) • Ditandai oleh : – Ggg kemampuan berpikir – Bereaksi secara emosional – Tergggnya daya ingat, berkomunikasi, menafsir kenyataan dan bertindak sesuai kenyataan / pembicaraan melantur – Kemampuan memenuhi tuntutan hidup terganggu – Perilaku regresif / kacau – Gaduh – gelisah – Hidup perasaan yang tidak sesuai kenyataan – Waham dan halusinasi 18/07/2017 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 5 Dengan perkataan lain, Psikosis ditandai oleh : • Distorsi pikiran ( Waham ) dan persepsi ( Halusinasi ) – Waham kejar; curiga; kebesaran; cemburu; dosa; nihilistik; bizaar – Halusinasi audit.; optik; olfaktorik; gustatorik; taktil; kinestetik; viseral. • Emosi yang tidak patut / tidak serasi; manik; depresi; dangkal • Pembicaraan yang irrelevan; asosiasi longgar; inkoherensi; lompat gagasan; sirkumstansial; ekolalia bahkan mutisme dll • Perilaku yang disorganisasi : gaduh gelisah; agresi; agitasi; wandering/keluyuran; kompulsi ; ekstasi; stupor; inaktivitas; overaktivitas dll 18/07/2017 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 6 Angka Kejadian ( Insidensi ) dan Kesakitan ( Morbiditas ) Gangguan Jiwa di Indonesia : Psikosis Fungsional 4% Skizofrenia 0,2% - 0,8 % Sindrom Otak Organik Akut 0,5% Sindrom Otak Organik Menahun 1% Retardasi Mental 2% Neurosis 5% Psikosomatis 5% Gangguan Kepribadian 1% Ketergantungan Obat 18/07/2017 ? Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 7 Penyebab Umum Gangguan Jiwa : • • • • • Somatogenik : di Badan Psikogenik : di Psike Sosiogenik : di Lingkungan Sosial Kultural : tekanan Kebudayaan Spiritual : tekanan Keagamaan • Jarang penybb tunggal, tp tumpang tindih antara somatogenik – psikogenik – sosiogenik – kultural - spiritual. • Contoh : seorang yg merasa dikucilkan di lingkungannya menjadi depresi, sehingga nafsu makan turun, sulit tidur, daya tahan tubuh menurun mengalami keradangan tenggorokan. 18/07/2017 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 8 Diagnosis ditegakkan mencakup aspek2 Biogenik – Psikogenik – Sosiogenik – Cultural- Spiritual Diagnosis di bid. Psikiatri menurut DSM III-IV/PPDGJ II-III menggunakan 5 aksis: • Aksis I : Klinis • Aksis II : Gangguan Kepribadian / Retardasi Mental • Aksis III : Kondisi medis umum • Aksis IV : Psikososial dan Lingkungan • Alsis V : Taraf Fungsi sosial dan pekerjaan 18/07/2017 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 9 Faktor Somatogenik : Gangguan bisa terjadi pada : Neuroanatomi Neurofisiologi Neurokimia Tingkat kematangan dan perkembangan organik Faktor2 pre dan peri-natal Yang disebabkan oleh : 1. Faktor Keturunan 2. Faktor Endokrin / Hormon 3. Virus 4. Ggg Zat Kimia di Otak 5. Ggg Gelombang Listrik di Otak 6. Perubahan Struktur Jaringan Otak 7. Faktor pre dan peri-natal 18/07/2017 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 10 Faktor Psikogenik : • • • • • • • • Interaksi ibu-anak Peran ayah Intelegensi Konsep diri Kehilangan yg berarti kecemasan, depresi, rasa malu/salah Pola adaptasi Tingkat perkembangan emosi dll 18/07/2017 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 11 Faktor Sosio-budaya : • • • • • • • Pola mengasuh anak Tingkat ekonomi Kelompok minoritas Pengaruh rasial dan keagamaan diskriminasi Perumahan perkotaan; pedesaan lingkungan Kestabilan harga Nilai - nilai 18/07/2017 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 12 Kelompok Gangguan Jiwa Non Psikosis 1. Gangguan Neurosis 2. Gangguan Kepribadian 3. Gangguan Psikoseksual 4. Gangguan Penyesuaian 5. Gangguan Stres Pasca Trauma 6. Gangguan Pengendalian impuls 7. Faktor Psikologik yang mempengaruhi kondisi fisik 8. Gangguan Buatan 9. Gangguan Penggunaan Zat 10. Fenomena dan Sindrom yg berkaitan dengan faktor Sosial budaya di Indonesia 18/07/2017 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 13 Kelompok gangguan jiwa Psikosis dibagi : 1. Psikosis Organik 2. Psikosis Non-Organik Psikosis Organik : Akut : Delirium Kronik : Dementia Psikosis Non-Organik : Skizofrenia Gangguan Afektif Gangguan Waham Gangguan Psikosis Fungsional Akut 18/07/2017 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 14 Psikosis Skizofrenia • Onset ( awitan ) dpt mendadak / per-lahan2 – Sering antara usia 15 – 25 tahun – Sering didahului dgn gej. Prodromal/fase pra-psikotik dgn meningkat nya gej. Negatif yg diikuti fase psikotik yg jelas dgn gej. Positif • Gej. Negatif : – – – – – – – – – Apatis Respons terhadap stimulus lamban Psikomotor melambat Senang menyendiri/kurang mau bergaul, isolasi sosial Emosi yg datar/ blunted afect Tidak ada motivasi dan energi Kehilangan minat dan kesenangan dlm aktivitas Miskin ide dan kurang bicara Pada fase prodromal dan kasus kronis / residual gej. Negatif menjd lbh menonjol 18/07/2017 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 15 Gej. Positif - Distorsi persepsi halusinasi: dengar; lihat; hidu; kecap; raba. - Distorsi pikiran waham : kebesaran; kejar; curiga; dosa; cemburu; tak berguna; pikiran siar/sedot; kendali; pengaruh; dirasani - Perilaku terdisorganisasi perilaku kacau; gaduh gelisah; stupor; katalepsi ; fleksibilitas cerea; manerisme, stereotipik; ekopraksi, kompulsi dll - Pembicaraan terdisorganisasi kesulitan mengontrol pembi caraan seperti asosiasi longgar; inkoherensi; sirkumstansial; clang asosiasi; flight of idea; perseverasi; verbigerasi; preokupasi dll 18/07/2017 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 16 Perjalanan Penyakit : • Sebag. Px perjalanan penyakitnya stabil; sebag. Mengal. perburukan yg progresif dgn disabilitas yg berat Detereorasi : • • • • • Kemunduran fungsi sosial dan fungsi pekerjaan Lalai dalam mengurus diri ; Mengabaikan tanggung jawab; Tanpa motivasi; Gej. Negatif yg berat 18/07/2017 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 17 18 SKIZOFRENIA Schizos : pecah belah, Phren : jiwa Batasan Skizofrenia : yaitu sekelompok gangguan psikosis fungsional yg ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yg mendasar dan khas, afek yg tidak wajar atau tumpul. Kesadaran yg jernih & kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif ttt dpt berkembang kemudian. Insiden : 0,2 % - 0,8 % / tahun Pria : wanita : 1 : 1 Onset : Pria : 15 – 25 tahun ; wanita : 25 – 35 tahun Patogenesis 1. Teori Somatogenik 2. Teori Psikogenik 3. Teori Sosiogenik Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia : A. Teori Somatogenik 1. Gangguan Endokrin, karena sering terjadi pada saat pubertas; waktu kehamilan; waktu klimakterium tak terbukti 2. Gangguan Metabolisme : karena penderita tampak pucat/ tidak sehat; ujung ekstremitas agak sianotik; nafsu makan kurtang dan berat badan turun tidak mendapat dukungan Pada Skizofrenia terjadi pengurangan volume : Kortek Frontalis Thalamus Hippokampus Korteks Temporalis Superior 19 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 A. Teori Somatogenik lanjutan...... Penambahan volume : Ventrikel III dan Ventrikel Lateralis Basal Ganglia ( pada Px yg diterapi Neuroleptika) Sistem Limbik : Pengurangan ukuran girus2 Amygdala ; Hippokampus ; Parahippokampus Transmisi abnormal dari Glutamat di Hippokampus Fungsi neuron2 di hippokampus mengalami disorganisasi Pengurangan densitas neuron di daerah : Korteks frontalis Thalamus Girus Cinguli 20 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Hipotesa Dopamin Gangguan Skizofrenia diakibatkan oleh hiperaktivitas DA (Dopaminergik). Hal ini diterangkan dari kerja obat antipsiko tika yang memblok reseptor DAnergik dan kokain serta amfe tamin (memp. Efek meningkatkan aktivitas DAergik) yg mem beri efek psikotomimetika Pada Px Skizofrenia densitas reseptor D2 meningkat pada Striatum dan Nukleus Akumbens Pada Px Skizofrenia terjadi penurunan jumlah neuron GABAer gik di Hippocampus (GABA terlibat dalam regulasi DA) Penurunan aktivitas GABA mengakibatkan hiperaktif neuron2 DAergik 21 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Hipotesa Glutamat : Terjadi peningkatan reseptor Glutamat di daerah Korteks Frontal dan Hippokampus Pemberian kombinasi Glysin ( bekerja pada reseptor Glutamat) dan antipsikotika memperbaiki gejala2 positif dan gejala2 negatif serta fungsi kognitif Px Skizofrenia. 22 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia : lanjutan B. Teori Psikogenik 1. Teori Adolf Meyer : suatu reaksi yg salah/maladaptasi, shg timbul st disorganisasi kepribadian, lama kelamaan org tsb menjauhkan diri dari kenyataan 2. Teori Sigmund Freud : kelemahan ego karena penyebb psikogenik atau somatogenik, superego dikesampingkan dan tak bertenaga, Id berkuasa dan terjd st regresi ke fase narsisisme, individu kehilangan kapasitas utk transferensi. 3. Teori Eugen Bleuler : Memberi istilah “ Skizofrenia” = Jiwa yang terpecah belah = adanya keretakan /disharmoni antara proses berpikir; perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi gejala2 Skizofrenia menjadi 2 kelompok 23 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Teori –teori tentang Etiologi dari Skizofrenia : Gejala 2 Skizofrenia menurut Bleuler : 1. Gejala2 Primer : 1. Ggg proses pikir ( Asosiasi) 2. Ggg emosi (Afek) 3. Ggg kemauan (Ambivalen)) 4. Autisme 2. Gejala2 Sekunder : 1. Waham 2. Halusinasi 3. Gejala Katatonik atau gangguan psikomotor lainnya. 24 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Bleuler menganggap gej. Primer merup. Manifestasi peny. Badaniah, sedang gej2 sekunder merup. Manifestasi dari usaha Px menyesuaikan diri thdp ggg primer. Sehingga Gej2 sekunder sec psikolgis dapat dimengerti Diagnosis Skizofrenia sudah boleh ditegakkan bila terdapat gangguan2 primer dan disharmoni pada unsur2 kepribadian 4. Kraeplin yang pertama kali melukiskan gejala2 gangguan ini yang dinamakan Demensia Prekox. Dikatakan terjadi kemunduran Intelegensi sebelum waktunya. Demensia = kemunduran Intelegensi dan Prekox = muda / sebelum waktunya 25 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 5. Kurt Schneider : 11 gejala ranking pertama ( First Rank Symptoms ). Diagnosis Skizofrenia sudah dapat ditegakkan bila didapatkan 1 gejala dari kelompok A dan 1 gejala dari kelompok B ( Kesadaran tidak menurun ) A. Halusinasi dengar : 1. Pikiran dapat didengar sendiri Suara2 yg sedang bertengkar 3. Suara2 yg mengomentari perilaku Px B. Gangguan batas Ego : 4. Tubuh dan gerakan2 Px dipengaruhi kekuatan dari luar 5. Pikirannya disedot keluar 6. Pikuirannya dipengaruhi oleh orang lain atau pikiran nya itu dimasukkan ke dalamnya oleh orang lain. 2. 26 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 7. Pikirannya diketahui oleh orang lain/ disiarkan keluar secara umum 8. Perasaannya dibuat oleh orang lain 9. kemauannya /tindakannya dipengaruhi oleh orang lain 10.Dorongannya dikuasai orang lain 11. Persepsi yang dipengaruhi oleh waham 27 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Gejala Skizofrenia Meliputi gejala-gejala : – Insight / Sense of Self / Kesadaran terganggu – Berbahasa dan komunikasi : Ass. Longgar, Inkoherensi, Sirkumstansial, Neologisme, miskin ide/isi bicara – Isi pikiran : tidak logis, distorsi pikiran, Waham – Persepsi : Halusinasi perintah/komentar/kritik/ diskusi, Ilusi dll – Mood/Afek : tidak serasi, labil, tumpul dll – Kemauan : ADL, tanggung jawab, hobi menurun – Hubungan dengan dunia luar : Menarik diri menjadi egosentrik, fantasi/ide tak logis, autistik – Perilaku motorik : Stupor katatonik, fleksibilitas serea, katalepsi, furor katatonik, gaduh gelisah, agresif(katatonia agitasi ) Gejala Positif ( CROW 1980) : disebabkan gangguan regulasi Dopamin, onset akut, potensial reversibel. Berupa Halusinasi, Waham, gangguan Proses Pikir, Perilaku aneh Gejala Negatif (Crow 1980 ): Disebabkan abnormalitas struktur otak, dengan gejala Mood/ Suasana perasaan tumpul, Anhedonia, Kemauan menurun, miskin Ide dan Proses Berpikir (alogia), senang Menyendiri, Apati, Isolasi sosial, Kemauan menurun. 29 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Pemeriksaan dan Diagnosis Meliputi: 1. Anamnesa 2. Pemeriksaan fisik & Psikiatrik 3. Kunjungan rumah /sekolah/ tempat kerja Ad.1. Terdiri dari Heteroanamnesis dan Autoanamnesis Ad.2. Meliputi pemeriksaan : - Somatik : Internistik, Nerologik, Laboratorium. - Psikiatrik : Termasuk Wawancara ( Auto/Heteroanam nesis), Observasi dan evaluasi Psikologik Ad. 3. Untuk memperoleh data tambahan guna membantu menegakkan diagnosis. 30 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Penegakan Diagnosis Menurut PPDGJ III : 3 1 Adanya 1 gejala gej. Skizofrenia : o Thought Insertion; Thought Echo; Thought Broadcasting; Thought Withdrawal o Delusion of Control; Delusion of Pasivity; Delutional Perception; Delusion of Influence o Halusinasi auditorik : mengomentari dirinya; mendiskusikan dirinya; suara dari salah satu bagian tubuhnya o Waham2 menetap yg tak sesuai budaya setempat Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Penegakan Diagnosis Menurut PPDGJ III : lanjutan...... Minimal 2 gejala gejala Skizofenia : Halusinasi jenis apapun yang menetap Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan berakibat Inkoheren; Neologisme Perilaku Katatonik stupor/ furor Gejala-gejala negatif : Apatis; gerak motorik yg lamban; Bicara jarang/Kemiskinan isi pikiran; blunted affect /afek yang tumpul; Menarik diri / Isolasi sosial Berlangsung paling sedikit 1 bulan atau lebih Adanya Deteriorasi Aspek perilaku pribadi sehingga mengganggu fungsi pekerjaan maupun fungsi sosialnya, karena hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, penarikan diri secara sosial. 3 2 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Sub tipe Skizofrenia: Hebefrenik 3 3 : Ggg di PB, gigling, silly, childish Paranoid : Waham kejar, curiga Katatonik : Ggg Psikomotor : stupor atau furor Simpleks : Ggg Kemauan Undifferentiated : Tidak terinci/khas, banyak gejala menonjol Residual : Gejala sisa / Negative symptom lainnya Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Diagnosis banding : 1. 2. 3. 4. 5. Gangguan Mental Organik Gangguan Mental & Perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif Gangguan Afektif Berat Gangguan Obsesif- Kompulsif Retardasi Mental Penyulit : 1. 2. 3. 34 Bunuh diri/melukai diri/mutilasi Membunuh/melukai orang lain Menelantarkan diri Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Prognosis Prognosis skizofrenia tgt pada: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 3 5 Usia pertama kali timbul. Makin muda onset, makin buruk prognosisnya. Onset akut/kronik. akut - Prognosis lebih baik Tipe skizofrenia : Katatonik paling baik kmd Paranoid, sedang Hebefrenik dan Simpleks prognosis paling buruk Cepat, tepat,& teraturnya terapi obat. Semakin dini semaikin baik Ada/tdknya faktor pencetus. Adanya faktor pencetus, prognosis lebih baik Ada/tdknya faktor keturunan. Prognosis lebih buruk, bila dalam keluarga terdapat juga yang menderita Skizofrenia Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Penatalaksanaan Prinsip : Holistik Somatoterapi; Psikoterapi/edukatif, 3 7 manipulasi lingkungan. Jelaskan perilaku aneh tsb adalah gej. ggg jiwa, bukan kemasukan roh / jin, perlu diobatkan ke sarana kesehatan Libatkan Pasien dlm pekerjaan dan kegiatan se-hari2 ( apabila sudah mampu ), jgn dikritik/disudutkan/dilecehkan/dikucilkan. Kurangi stres pd pasien, kita hrs mengerti bahwa perilaku pasien merup. Gej. ggg jiwa, jgn dikonfrontasi / argumentasi Bl sangat gelisah dan menggg lingkungan dan membahayakan diri sendiri, sebaiknya MRSJ. Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 1. Somatoterapi Perbaiki keadaan umum Pemberian antipsikotik dan monitoring efek samping Neuroleptik tipikal/ konvensional Dosis besar efektif rendah : Chlorpromazine, Promazine, Thioridazine. Dosis kecil efektif tinggi : Haloperidol, Trifluoperazine, Flufenazine Preparat depo : Flufenazine decanoat 25mg/4 minggu, Haloperidol decanoat 50 mg/3-4 minggu im 38 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Neuroleptik atipikal / novel SDAs: Serotonin-Dopamine antagonis: Risperidon; Paliperidon; Olanzapin; Quetiapin; Zotepin DPAs : Dopamin Partial Agonist : Aripiprazol; amisulpride SPAs : Serot.Partial Agonist : o SPA + SDA : Clozapin; Quetiapin; Ziprasidone o SDA+ DPA + SPA : Aripiprazol o DPA + SPA : Bifeprunox MARTA : Multi Acting Receptor Targeted Agent : Clozapine, Olanzapine, Quetiapine Terapi elektrokonvulsi/kejang listrik: utk Stupor/ Furor kat. 39 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Antipsychotic Therapies Prior to Antipsychotics ECT Conventional or Typical Antipsychotics (First Generation) 1952 1960s Chlorpromazine Haloperidol Fluphenazine Thioridazine Loxapine Perphenazine Trifluoperazine Thiothixene Atypical Antipsychotics (Second Generation) 1980s 1990s Clozapine 2010 Risperidone Olanzapine Quetiapine Ziprasidone Aripiprazole Paliperidone Asenapine Iloperidone Lurasidone Medikasi Antipsikotika dimulai dgn dosis rendah ditingkatkan berta hap/ start low go slow : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau Chlorpromazine 2-3 X 100 – 200 mg , Risperidon 2 X 1-2-3 mg/hari, Quetiapine, Olanzapine, Aripiprazol, Paliperidon, Clozapine dll Pasien tidak patuh minum obat injeksi Depo : Haldol Decanoat 50 mg atau Modecate 25 mg1ampul/bulan Hrs berobat rutin tiap bulan. Bebrp efek samping : EPS; BB >>; Neuroleptic Malignan Syndrome; tidur >>; tekanan darah turun ( sering pusing ); menstruasi terganggu ( bagi Px wanita usia produktif ). 4 1 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Obat Anti Psikotika Antipsikotik tipikal : Chlorpromazine : 25, 100mg, 200-800 mg/hari oral, 25 mg/x im Haloperidol : 0,5, 1,5, 5 mg,1,5-15 mg/hari oral, 50 mg/3minggu im Trifluoperazine : 1, 5 mg, 10 – 15 mg/hari oral Thioridazine : 50, 100 mg, 150 – 600 mg/hari oral Pimozide : 1, 4 mg, 1 – 4 mg/hari oral Antipsikotik atipikal Clozapine : 25, 100 mg, 25 – 900 mghari oral Olanzapine : 5, 10 mg, 5 – 20 mg/hari oral, Quetiapine : 50, 100, 200, 300 mg, 150 -600 mg/hari oral Risperidon : 1, 2, 3 mg, 1 – 6 mg/hari oral Aripiprazol : 5, 10, 15 mg, 5 – 30 mg/oral, 9,75 mg/x im 42 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Monitor efek samping obat antipsikotika : Extrapyramidal Syndrome ( EPS ) yang terdiri dari : Parkinsonisme : Tremor Bradykinesia Rigiditas Sikap tubuh khas Akatisia/restless leg syndrome Dystonia : Occulogyric Crisis; Torticolis; Epistotonus; Protusio Lidah Tardive dyskinesia : fly catching movement; choreo-athetosis; hemi-balismus Neuroleptic Malignant Syndrome ( NMS ) : Deman - Kekakuan Leukositosis - Takikardia, Tensi labil Keringat berlebih/Diaforesis - Psikosis akut Creatine Phospho Kinase ( CPK ) meningkat Biasanya bbrp hari dimulainya atau ditingkatkannya dosis anipsikotika 4 3 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Penanganan EPS : Extra Pyramida Syndrome : Parkinsonisme : Turunkan dosis anti psikotika Pertimbangkan ganti dengan antipsikotika lain, mis.: dari haloperidol ke klorpromazin Pertimbangkan pemberian antikholinergik : Triheksifenidil 2-3 X 2 mg oral. Bila akut, hebat dan mengakibatkan disabilitas diatasi dengan Benzodiazepin / Diazepam 10 mg im atau Difenhidramin 2ml im, Sulfas Atropin 1-2 ampul im. Perhatikan efek samping antikholinergik berupa : sedasi; konfusi; ggg memori t.u pada usia lanjut. Akatisia diatasi dengan pengurangan dosis Antipsikotika atau dengan Beta blocker 4 4 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Penanganan EPS : Extra Pyramida Syndrome : lanjutan .. Tardive dyskinesia diatasi dengan ganti antipsikotika dgn atipikal spt Clozapin, Quetiapin, Beta blocker, Klonazepam. Neuroleptic Malignant Syndrome diatasi dengan Bromokriptin 2,5-5 mg 3 x /hari oral, Dantrolen (mencegah kontraksi otot ) 1-5 mg/Kg BB IV Stop Antipsikotika Terapi symptomatik : Antipiretika, Bz Rujuk ke RS terdekat 4 5 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Penatalaksanaan lanjutan...... 2. Psikoterapi : Px : untuk memperkuat fungsi ego Agar Px dapat bersosialisasi 3. Manipulasi lingkungan / Psikoedukatif Keluarga/Lingkungan memahami dan menerima keadaan Px Membimbing Px dalam kehidupan sehari-hari, memberi kesibukan atau pekerjaan Komunikasi di antara keluarga dan Px lebih baik Mengawasi minum obat secara teratur dan membawa Px kontrol teratur pada waktunya. Kesembuhan Px Skizofrenia : 1. Kesembuhan total ( total recovery ) 2. Kesembuhan sosial ( social recovery ) 3. Keadaan kronis yang stabil ( stable chronicity ) 4. Terjadi deteriorasi 46 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Kepustakaan Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr. Soetomo Surabaya Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III; Depkes RI Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, ed 1996. Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams & Wilkins Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review; Cambridge University Press, 2009 47 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 SEKIAN TERIMA KASIH 48 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 PSIKOSIS AKUT DAN SEMENTARA Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) September 2014 Gangguan Psikotik Akut & Sementara Suatu perubahan dari keadaan tanpa gejala psikosis/normal ke keadaan psikosis dlm periode 2 minggu atau kurang. berlangsung < 1 bulan. Dapat terjadi remisi sempurna dan hanya sebagian kecil yang menetap dan kemudian menjadi gangguan lain Biasanya didahului oleh stressor yg bermakna bagi penderita (tapi tidak selalu). Sumber stres bukan berupa stressor yg berkepanjangan Tidak ada penyebab organik seperti trauma kapitis; delirium, demensia; intoksikasi obat atau alkohol. Gejala Klinis • Ada atau tidak adanya gejala2 : 1. Sindrome yang khas berupa gejala polimorfik yaitu gejala yang beraneka ragam dan berubah cepat seperti waham, halusinasi, gejala emosi yang bervariasi dan berubah-ubah dari hari ke hari atau dari jam ke jam. atau 2. Gejala Skizofrenia yang khas = Schizophrenic –like 3. Psikosis yang predominan Waham. 4. Secara klinis Px tampak Gelisah, marah2, ngamuk, merusak barang, mengancam,Was-was, Kebingungan 5. Sebagian / Semua gejala-gejala Psikosis dapat timbul seperti : Halusinasi; Waham ; Pembicaraan aneh/kacau ( Inkoheren, Assosiasi longgar, Neologisme ) ; Emosi labil dan ekstrim, Agitasi atau perilaku aneh ( bizarre ). 51 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Pemeriksaan dan Diagnosis • Melalui Autoanamnesis; Heteroanamnesis; Pemeriksaan fisik dan mental • Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ III : 1. Onset yang akut, dalam 2 minggu atau kurang gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu aspek2 kehidupan dan pekerja an; tidak termasuk periode prodromal yg gejalanya tidak jelas 2. Sindrom yang khas polimorfik atau mirip gejala skizofrenia yang khas 3. Tidak selalu ada stres akut yang berkaitan, sehingga dicirikan oleh penyerta stres akut dan tanpa penyerta stres akut 4. Tidak diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung. 5. Tidak memenuhi kriteria episode manik atau episode depresif 6. Tidak ada penyebab organik. 52 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Jenis-jenis Gangguan Psikotik Akut dan Sementara : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dgn Gejala Skizofrenia GangguanPsikotik lir-Skizofrenia Akut Gangguan Psikotik lainnya dengan Predominan Waham Gangguan Psikotik Akut dan Sementara lainnya Gangguan Psikotik Akut dan Sementara Yang Tak Ditentukan Diagnosis Banding 1. Gangguan Afektif episode Mania 2. Gangguan Afektif episode Depresi 3. Skizofrenia 4. Gangguan Waham 53 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Penyulit • Gangguan Psikotuk Akut dan Sementara akan mengalami Sembuh sempurna dalam beberapa hari/minggu/ 2-3 bulan 2. Menetap dan menjadi : 1. Skizofrenia 2. Gangguan Waham menetap 3. Gangguan Psikotik non Organik lainnya 1. 54 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Penatalaksanaan Penatalaksanaan Px Psikosis akut pada dasarnya sama seperti 55 pada Px Skizofrenia Jelaskan kpd keluarga perilaku aneh pasien adlh gej. ggg jiwa, bukan krn kemasukan roh / jin, diggg mahluk halus dll, tapi perlu diobatkan Sebaiknya di MRSJkan Beri ketenangan pasien dgn selalu mendampinginya; penuhi kebutuhan dasarnya; hati2 agar pasien tidak mengalami cedera akibat perilakunya Kurangi stres dan stimulasi Hindari berargumentasi dengan pikiran psikosis pasien Hindari berkonfrontasi atau mengkritik perilaku pasien kecuali itu membahayakan pasien sendiri Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Medikasi : Antipsikotika : Haloperidol 2-3 X 2-5 mg/hari atau Chlorpromazine 2-3 X 100-200 mg/hari, upayakan dimulai dari dosis kecil kmd ditingkatkan bila belum tampak efeknya Kadang dibutuhkan Antianxietas apabila disertai agitasi akut seperti Lorazepam 2-3 X 0,5-2 mg/hari ( sementara saja, pem berian tidak lebih dari 3 bulan, krn bahaya ketergantungan ) Pemberian Antipsikotika dilanjutkan sekurang-kurangnya 3-6 bulan setelah bebas gejala Psikoterapi : Membantu Px mengatasi krisis / konfliknya 5 6 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 Kepustakaan Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr. Soetomo Surabaya Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III; Depkes RI Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press Rusdi M. : Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, ed 1996. Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams & Wilkins Wang W.W.; Comprehensive Psychiatry Review; Cambridge University Press, 2009 57 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 SEKIAN TERIMA KASIH 5 8 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) 18/07/2017 PSIKOSIS POST PARTUM Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ ( K ) September 2014 Psikosis Post Partum(Pasca Persalinan) Psikosis Pasca Persalinan termasuk jarang dan dpt merup. 60 Ggg mood dan afek(tersering) atau Psikosis Fungsional lain maupun Ggg yg mirip mental organik pasca persalinan DSM-IV-TR : Gejala psikosis yg timbul dlm 4 minggu pasca persalinan tanpa gejala mood dan afek digolongkan Ggg Psikosis Akut dgn onset postpartum, bila ggg melebihi 1 bulan diagnosis dipertimbangkan sbg Skizofreniform Psikosis post partum yg timbul bersamaan dgn gejala mood diD/ sebagai ggg mood onset postpartum Epidemiologi 20 – 40% ibu dengan kehamilan normal mengalami ggg emosional atau disfungsi kognitif atau keduanya pd periode awal pasca persalinan yg disebut Postpartum blues Psikosis post partum terjadi sekitar 1-2 per 1000 persalinan Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) Faktor resiko Pernah mengalami psikosis post partum sebelumnya (70%) Premigravida; tanpa pernikahan; seksio cesarea; riwayat ggg psikosis dlm keluarga; fetal distress; kelainan anak( Ke lainan neurologik; sianosis; polisitemia neonatal; thrombo sitopenia ) Etiologi Belum diketahui dengan pasti Perubahan hormonal pasca persalinan mungkin memegang peranan, Seperti Penurunan estrogen/progresteron yg tiba2 dan cepat, demikian pula dengan perubahan kadar kortisol darah dan hormon thiroid karena terjadinya ggg pada HPA Aksis 61 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) Diagnosis dan gambaran klinik DSM IV TR mengenal diagnosis Psikosis Post Partum sbg diag nosis Ggg Mood (296.2x); Ggg Psikosis Akut (298.8); Ggg Psikosis Not Otherwise Specified ( NOS) bila onset gejalanya timbul dalam 4 minggu setelah persalinan Gej. prodromal berupa : insomnia; kelelahan; kesedihan; iritabel; emosi labil gej. psikosis dpt timbul sec. Dramatis dan tiba2. Px Post partum dgn gej. Ggg Mood, gej. psikosisnya bisa di sertai halusin.dengar, waham nihilistik/kebesaran/bersalah Wanita penderita Skizofrenia dalam Masa nifas dpt disertai hal.dengar; agitasi; waham kejar/dikendalikan; ggg proses berpikir; disorientasi dan kebingungan mirip delirium, kesu litan mempertahankan perhatian; recent memory buruk; ka dang terdpt waham bayinya dikendalikan “setan”; membawa “sial” dll 62 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) ICD X- PPDGJ III Tidak lagi menggunakan istilah Psikosis Post Partum, namun mengklasifikasi kedalam F53 Gangguan Mental dan Perilaku yang berhu bungan dengan Masa Nifas YTK Klasifikasi ini hanya digunakan utk Ggg Jiwa yg ber hubungan dgn masa nifas ( tidak lebih dari 6 minggu setelah persalinan) yg tidak memenuhi kriteria di tempat lain. 63 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) F53 Ggg Mental dan Perilaku yg berhubungan dgn Masa Nifas YTK lanjutan.. F53.0 Ggg Mental dan Perilaku Ringan yang berhubungan dgn Masa Nifas YTK Termasuk Post Partum Depression YTT F53.1 Ggg Mental dan Perilaku Berat yang berhubungan dgn Masa Nifas YTK Termasuk Psikosis masa nifas YTT F53.8 Ggg Mental dan Perilaku lainnya yg berhubungan dgn Masa Nifas YTK F53.9 Gangguan Jiwa Masa Nifas YTT 64 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) Prognosis Prognosis baik Namun terjadinya relaps cukup sering Psikosis Post Partum sering kali memberi pengaruh terhadap hubungan ibu dan anak, perkembangan anak; kekerasan / pene lantaran kepada anak; bahkan bisa terjadi infanticide Pengobatan Anti depresan untuk Px dengan Ggg Mood dan Afek, kalau perlu terapi kejang listrik Anti manik Lithium karbonat utk kasus Ggg manik Antipsikotika tipikal / atipikal untuk kasus Psikosis fungsional spt Skizofrenia; Psikosis akut untuk ibu menyusui obat2 diatas sebaiknya tidak diberikan 65 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K) Kepustakaan American Psychiatric Association; 2000; Diagnostic Criteria from DSM-IV-TR; Washington, DC Bag./SMF Ilmu Kedokteran Jiwa; 2004; Pedoman Penggolongan Diagnose dan Terapi; edisi III;RSUD Dr. Soetomo Surabaya Dirjen Kesehatan Jiwa Depkes RI; 1993; PPDGJ III; Depkes RI Maramis WF dan Maramis AA; Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa; Ed 2; Airlangga University Press Sadock BJ and Sadock VA, 2007 Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry; 10th ed; Lippincott Williams & Wilkins 66 Dr. Fattyawan Kintono Sp.KJ. (K)