Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 Lina Oktavia STIKES Al-Ma’arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Email: [email protected] Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kelainan Letak Janin dan Paritas dengan Kejadian Ketuban Pecah Sebelum Waktunya di Instalasi Kamar Bersalin RSUD dr. Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2015 Menggunakan survey analitik cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di Instalasi Kamar Bersalin RSUD Dr. Ibnu Sutowo Baturaja periode Januari-April tahun 2015 berjumlah 487 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode random sampling, dengan jumlah sampel 219 responden. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan check list. Dari 219 responden yang mengalami ketuban pecah sebelum waktunya yaitu sebanyak 94 responden (42,9%). Responden yang mengalami kelainan letak sungsang/lintang 51 responden (85,0%). Responden yang beresiko 46 (56,8%). Dari hasil uji statistik chi-square di peroleh p value 0,000 < 0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kelainan letak janin dengan kajedian ketuban pecah sebelum waktunya. Hasil uji statistik chi-square diperoleh p value 0,002 <0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya. Ada hubungan kelainan letak janin dan paritas dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya di kamar bersalin RSUD dr. Ibnu Sutowo Baturaja Tahun 2015. Kata kunci : Kejadian ketuban pecah sebelum waktunya, kelainan letak janin dan paritas 41 Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 pemerintah, sektor swasta, maupun PENDAHULUAN World Health masyarakat(2). Organization Indonesia merupakan negara di (WHO) melaporkan hampir 585.000 kawasan ibu hamil dan bersalin meninggal setiap perempuan menit yang ada penurunan satu meninggal. di jauh 1990 2007 hasil 2012, Survei per mencapai diperlukan keras dari target seluruh pihak, AKI lebih rendah 100.000 kelahiran hidup, hidup. Bahkan kini Indonesia sudah tertinggal dengan Timur Leste dalam pencapaian AKI, MDGs, dan peningkatan jauh kelahiran Untuk terobosan terjadi Bangladesh sebesar 200 per 100.000 2015, menurunkan AKI sampai 102 per dapat Demografi kelahiran hidup, Bhutan sebesar 250 Goals hidup. Survei data hidup, India sebesar 150 per 100.000 hidup pada tahun 2007. Sesuai target kelahiran Ironisnya sebesar 193 per 100.000 kelahiran menjadi 228 per 100.000 kelahiran 100.000 100.000 per 100.000 kelahiran hidup, Nepal kelahiran hidup pada tahun 1991 tahun per dibandingkan Myanmar sebesar 130 signifikan dari 390 per 100.000 sampai 390 hidup. dari hidup, sudah berhasil diturunkan secara (MDGs) dibandingkan sebesar 359 per 100.000 kelahiran (SDKI, 2007) AKI di Indonesia Development baik Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun Demografi dan Kesehatan Indonesia Millenium sekitar terakhir yakni 480.000/100.000 kelahiran hidup (1). Berdasarkan lebih kelahiran lebih tinggi dibandingkan negara tahun dari Asia. AKI Indonesia pada tahun rata-rata dapat mencapai 18 kali pada Padahal beberapa negara lain di kawasan negara berkembang termasuk Indonesia AKI maju AKI. 1990, AKI Indonesia sebenarnya (AKI) pertahunnya hanya 27/100.000 hidup mengalami baseline yang dimulai pada tahun Di negara maju Angka Kematian Ibu kelahiran yang kegagalan dalam pencapaian target setiap tahunnya di seluruh dunia. Artinya Asia dimana AKI Timor Leste mencapai upaya 300 per 100.000 kelahiran hidup(3). baik 42 Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 Mengandung dan melahirkan merupakan Keberhasilan utama (6) adalah proses alami dalam siklus kehidupan. penyebab kematian perinatal . melalui Faktor penyebab terjadinya tahapan tersebut dapat dilihat dari ketuban pecah dini masih belum semakin rendahnya angka kematian diketahui penyebabnya dan tidak ibu dan bayi baru lahir. Berdasarkan dapat ditentukan secara pasti. Namun data WHO (1999) sekitar 80% terdapat beberapa faktor predisposisi kematian yang maternal meningkatnya akibat komplikasi selama berhubungan letak melahirkan(4). multigravida, data dengan ketuban pecah dini yaitu : kelainan kehamilan, persalinan dan setelah Berdasarkan erat Dinas dan selalu multigravida. kanalis terbuka Pada servikalis oleh karena (8) Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan melahirkan lebih dari 1 kali pada tahun 2012 jumlah Angka Sedangkan Kematian posisi janin dengan sungsang dan Ibu secara nasional pada kelainan letak, mencapai 4.956 ibu dengan jumlah lintang kematian mencapai 149 per 100.000 ketegangan kelahiran sehingga membuat selaput ketuban kematian hidup. Dengan tertinggi angka terjadi di pecah dapat . memungkinkan rahim sebelum meningkat, waktunya. Kabupaten Muaraenim, sebanyak 19 Berdasarkan dari teori Wiknjosastro ibu(5). (2000), bahwa kelainan letak janin Menurut Human Development sungsang dapat menyebabkan Report (2010) angka kejadian KPD ketuban pecah dini sebesar 2 - 4%, di dunia mencapai 12,3% dari total sedangkan letak lintang sebesar (1) persalinan, sebagian besar tersebar di 0,3% . Negara berkembang di Asia seperti Berdasarkan data awal yang Indonesia, Malaysia, Thailand, Laos diperoleh dari Kamar Bersalin RSUD dan Myanmar. Diperkirakan kejadian Dr. Ibnu Sutowo Baturaja pada bulan ketuban pecah dini di Indonesia pada Maret 2015, bahwa kejadian ketuban tahun 2006 mencapai 17,3% dan pecah sebelum waktunya tahun 2013 tahun 2007 mencapai 19,1% yang dengan jumlah 415 (22,44%) kasus 43 Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 dari 1849 persalinan. Sedangkan Sutowo Baturaja periode Januari- pada tahun 2014 berjumlah 302 April tahun 2015. Sampel penelitian (17,5%) kasus dari 1725 persalinan. dalam penelitian ini menggunakan Dan berdasarkan survey awal yang metode random sampling berjumlah peneliti lakukan pada tanggal 7 April 219 orang. Penelitian dilakukan di 2015 jumlah kejadian ketuban pecah kamar bersalin RSUD Dr. Ibnu sebelum waktunya dari 1 Januari Sutowo Baturaja dan menggunakan sampai 31 Maret 2015 sebanyak 64 data sekunder. (23,1%) pasien dari 277 ibu yang melahirkan. HASIL Berdasarkan data diatas maka 1. Analisa Univariat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisa yang dilakukan tiap “Hubungan variabel dari hasil penelitian. Pada Kelainan Letak Janin dan Paritas umumnya dalam analisa ini hanya dengan Kejadian Ketuban Pecah menghasilkan Sebelum Kamar presentasi dari Variabel Dependen Bersalin RSUD Dr. Ibnu Sutowo (Kejadian ketuban pecah sebelum Baturaja Tahun 2015”. waktunya) dan Variabel Independen Waktunya di distribusi (Kelainan letak janin dan paritas). METODE Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Dimana data variabel Independen (kelainan letak janin dan paritas) dan data variabel dependen (kejadian ketuban pecah sebelum waktunya) dikumpulkan secara bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu yang melahirkan di kamar bersalin RSUD Dr. Ibnu 44 dan Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Frekuensi Persentase (%) Kejadian KPSW 94 42,9 - KPSW 125 57,1 - Tidak KPSW Kelainan Letak Janin 60 27,4 - Letak lintang/sungsang 159 73,6 - Letak Normal Paritas 81 37,0 - Beresiko 138 73,0 - Tidak beresiko dengan ɑ = 0,05 dan sistem komputerisasi. 2.Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan Jika kedua variabel untuk melihat hubungan antara berhubungan bila p value ≤ 0,05 variabel dan dikatakan tidak berhubungan dependen (kejadian ketuban pecah sebelum waktunya) bila p value > 0,05. dan variabel independen (kelainan letak janin dan paritas) dengan menggunakan uji chi-square dengan derajat kepercayaan 95% Tabel 2. Hubungan Umur, Pengetahuan dan Jenis Kelamin Responden dengan Kejadian Malaria Karakteristik Letak Janin - Letak lintang/sungsang - Letak Normal Paritas - Beresiko - Tidak Beresiko Kejadian KPSW KPSW Tidak KPSW n % N % % 51 85,0 9 15,0 60 100 43 27,0 116 73,0 159 100 46 48 56,8 34,8 35 90 43,2 65,2 81 138 100 100 *)Uji statistik bermakna pvalue <0,05 45 pvalue 0,000 0,002 Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 Berdasarkan tabel 2 diatas mengalami ketuban pecah sebelum didapatkan bahwa dari 60 responden waktunya sebanyak 90 responden letak janin sungsang/lintang yang (65,2%). Dari hasil uji statistik chi- mengalami kejadian ketuban pecah square diperoleh p value 0,002. sebelum waktunya sebanyak 51 (85,0%) responden, dan responden PEMBAHASAN letak sungsang/lintang yang tidak Pada penelitian ini didapatkan mengalami kejadian ketuban pecah bahwa dari 60 responden letak janin sebelum 9 sungsang/lintang yang mengalami (15,0%) responden, sedangkan dari kejadian ketuban pecah sebelum 159 responden letak janin normal waktunya sebanyak 51 responden yang (85,0%), waktunya mengalami sebelum sebanyak ketuban waktunya pecah sebanyak 43 dan responden letak yang tidak sungsang/lintang (27,0%) responden dan letak normal mengalami kejadian ketuban pecah yang tidak mengalami ketuban pecah sebelum sebelum waktunya sebanyak 116 responden (15,0%), sedangkan dari (73,0%) responden. Dari hasil uji 159 responden letak janin normal statistik chi-square diperoleh p value yang 0,000 <0,05. sebelum Dari 81 responden beresiko yang mengalami sebelum ketuban waktunya normal 46 yang waktunya pecah sebanyak 43 yang tidak mengalami sebanyak 116 responden (73,0%). mengalami Dari hasil uji statistik chi- ketuban pecah sebelum waktunya square diperoleh p value 0,000 <0,05 sebanyak 3 5responden (43,2%), hal ini menunjukkan bahwa ada sedangkan dari 138 responden yang hubungan yang bermakna antara tidak kelainan letak janin dengan kejadian beresiko tidak ketuban 9 ketuban pecah sebelum waktunya responden (56,8%) dan responden beresiko mengalami sebanyak responden (27,0%) dan letak janin pecah sebanyak waktunya yang mengalami ketuban pecah sebelum waktunya ketuban pecah sebelum waktunya. sebanyak 48 responden (34,8%) dan Menurut responden tidak beresiko yang tidak dilakukan 46 penelitian Ramlis (2013) yang yang Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 dilakukan di ruang Kebidanan RSUD dengan kedua tungkai yang terlipat Dr. M. Yunus Bengkulu pada kasus lebih besar dan pada kepala maka KPD, (72,1%) bokong di paksa untuk menepati letak ruang yang lebih luas di fundus uteri, sebagian responden besar dengan janin sungsang dan sebagian lagi 27,9% sedangkan responden dengan janin letak lintang. ruangan yang lebih kecil di segmen Sebagian besar (52,4%) responden bawah uterus. Letak sungsang dapat dengan Ketuban Pecah Sebelum membuat ketuban bagian terendah Waktunya (KPSW). Ada hubungan langsung yang signifikan antara kelainan letak intrauteri janin meningkat, dengan Pecah kejadian Sebelum Ketuban Waktunya selaput (1) (KPSW) . berada dalam menerima dan tekanan ketegangan sehingga ketuban rahim membuat pecah sebelum waktunya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala kejadian pecah bahwa dari 81 responden yang sebelum waktunya lebih banyak beresiko yang mengalami ketuban terjadi pecah sebelum waktunya sebanyak pada ketuban Pada penelitian ini didapatkan responden yang mengalami letak sungsang/lintang 46 (85,0%), dimana letak janin dalam responden uterus proses mengalami ketuban pecah sebelum ruangan waktunya sebanyak 35 responden bergantung adaptasi janin pada terhadap responden (56,8%), beresiko tidak dalam uterus. Pada kehamilan < 32 (43,2%), minggu, jumlah air ketuban relative responden yang tidak beresiko yang lebih sehingga mengalami ketuban pecah sebelum bergerak waktunya sebanyak 48 responden banyak memungkinkan janin sedangakan yang dan dari 138 dengan leluasan, dan demikian janin (34,8%) dan responden dapat menetapkan diri dalam letak beresiko yang tidak sungsang/letak Pada ketuban pecah sebelum waktunya janin sebanyak 90 responden (65,2%). kehamilan lintang. trimester akhir tidak mengalami tumbuh dengan cepat dan jumlah air Dari hasil uji statistik chi- ketuban berkurang, karena bokong square diperoleh p value 0,002 <0,05 47 Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 hal ini menunjukkan bahwa ada pecah sebelum waktunya berkaitan hubungan yang bermakna antara dengan paritas dengan kejadian ketuban mencakup sakit saat hamil, gangguan pecah sebelum waktunya. fisiologis Hasil penelitian kondisi seperti psikologis, emosi dan yang kecamasan akan kehamilan. Pada ibu dilakukan Lestari (2013), di RSUD yang mengalami kecemasan, emosi Dr. H.Soewondo Kabupaten Kendal saat hamil akan menggangu kondisi bulan 2012 ibu, karena kelenjar adrenal akan didapatkan 1764 ibu bersalin, dengan menghasilkan hormon kortisol, yang ibu yang apabila produksi kortisol berlebih mengalami ketuban pecah sebelum akan menekan sistem kekebalan waktunya sebanyak 110 (12,4%) dari tubuh yang menyebabkan ketuban 889 ibu. Sedangkan ibu bersalin tipis, lemah dan mudah pecah secara multipara yang mengalami ketuban spontan sehingga terjadi ketuban pecah sebelum waktunya sebanyak pecah sebelum waktunya. Pada ibu 158 (20,3%) dari 780 ibu. Dengan bersalin multipara memang tidak hasil analisis uji chi-square diperoleh terlalu nilai p value sebesar 0,000 yang ketuban pecah sebelum waktunya, berarti bahwa terdapat hubungan kemungkinan antara paritas ibu bersalin dengan keadaan kejadian ketuban pecah sebelum kompeten, karena apabila serviksnya waktunya(7). sudah Januari-Desember bersalin primipara Pada ibu bersalin primipara menjadi seharusnya tidak rentan terhadap rentan terhadap dipengaruhi serviks oleh yang inkompeten faktor kejadian masih maka akan predisposisi dari ketuban pecah sebelum waktunya. kejadian ketuban pecah sebelum waktunya, karena ibu belum pernah KESIMPULAN hamil atau mengalami peregangan Dari hasil penelitian yang telah uterus sebelumnya. Selain itu ibu dijelaskan pada bab sebelumnya, bersalin primipara jaringan ikat dan maka dapat disimpulkan bahwa : vaskularisasi 1. Didapat dari 219 responden, yang masih kuat. Ibu primipara yang mengalami ketuban mengalami 48 kejadian ketuban Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 pecah sebelum waktunya SARAN sebanyak 94 responden (42,9%) 1. Bagi RSUD dr. Ibnu Sutowo dan Baturaja responden mengalami pecah yang kejadian sebelum tidak ketuban Bagi rumah sakit diharapkan waktunya dapat sebanyak 125 responden (57,1%). meningkatkan kualitas kesehatan terutama pelayanan 2. Didapat dari 219 responden, yang kepada ibu-ibu hamil yang mengalami kelainan letak janin berkunjung ke rumah sakit untuk sungsang/lintang sebanyak memeriksakan 60 kehamilannya responden (27,4%), dan yang khususnya tidak mengalami kelainan letak mengalami kelainan letak janin dan janin sebanyak 159 responden paritas (72,6%). kejadian ketuban pecah sebelum 3. Didapat dari 219 responden, yang sebanyak beresiko yang sehingga 2. Bagi Petugas Kesehatan (37,0%), dan responden yang beresiko yang hamil waktunya dapat dicegah. beresiko sebanyak 81 responden tidak ibu Kepada 138 petugas kesehatan diharapkan senantiasa memberikan responden (73,0%). penyuluhan 4. Ada hubungan bermakna antara terutama tentang pada kesehatan ibu-ibu hamil Kelainan Letak Janin dengan khususnya bagaimana cara menjaga Kejadian Ketuban Pecah Sebelum kehamilannya dan mengenali tanda- waktunya dengan nilai p value = tanda 0,000 bahaya kelainan atau dalam tanda-tanda kehamilan saat 5. Ada hubungan bermakna antara kunjungan ANC serta menganjurkan Paritas dengan Kejadian Ketuban ibu untuk mengikuti program KB Pecah Sebelum Waktunya dengan yang nilai p value = 0,002. kesehatan digerakkan khusunya oleh para tenaga bidan, sehingga kejadian ketuban pecah sebelum waktunya dapat dicegah. 49 Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 http://www.depkes.go.id/ . Diaskes tanggal 24 Januari 2015 6. Nopianti, Murni. 2012. Hubungan Sungsang dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2012. KTI Akademi Kebidanan Dehasen Bengkulu 7. Lestari, Vera Apriliyanti. 2012. Hubungan Paritas Dan Kelainan Letak Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Pada Ibu Bersalin Di. RSUD. Dr. H. Soewondo Kendal Kabupaten Kendal tahun 2012. Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo 3. Bagi Peneliti Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan menggali faktor lain yang berhubungan dengan kejadian ketuban pecah sebelum waktunya pada ibu bersalin sehingga hasilnya dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya penurunan angka kejadian KPSW. DAFTAR PUSTAKA 1. Ramlis, Ravika. 2013. Hubungan Kelainan Letak Janin dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini di Ruang Kebidanan RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2013. STIKES Dehasen, DIII Keperawatan 2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. 3. Saputra, Wiko dan Rahmah Hida Nurizka. 2013. Arah dan Strategi Kebijakan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) di Indonesia. Jakarta Selatan: Prakarsa Policy Papers 4. Endah W, dkk. 2013. Hubungan Antara Riwayat Paparan Asap Rokok dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu Hamil di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 5. Profil Kesehatan Sumsel. 2012. Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan. Palembang. 50