Volume 1, Maret 2015 - KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI Umi Habibah*, Andrea Vanesa, Dedeh Kurniasih *Program Studi Ilmu Kebidanan, STIKes Binawan, Jakarta Jl. Kalibata Raya No. 25-30 Kalibata Jakarta Timur Email Korespodensi: [email protected] ABSTRAK Pendahuluan : Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehan Indonesia ( SDKI ) Angka Kematian ibu ( AKI ) pada tahun 2007 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi ( AKB ) Pada tahun 2008 sebanyak 26,7/100.000 kelahiran hidup. Penyebab tingginya AKI tersebut antara lain perdarahan, preeklampsi / Eklampsi dan infeksi. Infeksi ni antara lain salah satunya di sebabkan oleh Ketuban Pecah Dini di Puskesmas Kecamatan Makasar selama tahun 2012 terdapat 40 kasus Ketuban Pecah Dini. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik Ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Puskesmas Kecamatan Makasar, Jakarta Timur Tahun 2012. Metode : Penelitian ini menggunakan disain Cross Sectional, dengan populasi 68 orang dan sampel 40 orang responden. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan simple random sampling. Variabel penelitian terdiri dari usia, paritas,usia kehamilan,pendidikan pekerjaan. Hasil : Karakteristik ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini di puskesmas Kec. Makasar di dapatkan 40 kasus ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini menurut kelompok terbanyak adalah pada ibu yang berusia 20-35 (92,5%) , paritas primigravida (57,5%), pada pendidikan ibu berpendidikan SMP (47,5 %), usia kehamilan 37-40 minggu (90%), dan pada ibu yang tidak bekerja (77,5%). Diskusi : Ibu bersalin yang mengalami Ketuban Pecah Dini di Puskesmas Kec. Makasar Jakarta Timur tahun 2012 paling banyak pada kelompok usia 20-35 tahun, Pendidikan, SMP, Pekerjaan ibu pada kelompok yang tidak bekerja (IRT), Paritas pada kelompok primipara, umur kehamilan pada umur kehamilan 37-40 minggu. Kata Kunci: Ketuban Pecah Dini (KPD), Paritas Characteristic Birth Giving Mother with Premature Repture of Membrane ABSTRACK Introduction: Based on demographic and Kesehan Indonesian Survey (IDHS) maternal mortality rate (MMR) in 2007 was 228 / 100,000 live births and the infant mortality rate (IMR) in 2008 as much as 26.7 / 100,000 live births. The cause of high maternal mortality rate include bleeding, preeklampsi / eclampsia and infeksi.Infeksi among others, one of which is caused by premature rupture of membranes in Makasar Sub-district health center during the year 2012 there were 40 cases of premature rupture of membranes. Method: This study was conducted to determine the characteristics of the mother maternity with premature rupture of membranes in District Health Clinics Makasar, East Jakarta in 2012, with a cross sectional study, with a population of 68 people and a sample of 40 respondents to the variables used were age, parity, gestational age, education jobs, Characteristics of mothers who have premature rupture of membranes at district health centers. Result: Napier hotels get 40 cases of mothers who have premature rupture of membranes according to the largest group is in women aged 20-35 (92.5%), parity primigravidas (57.5%), the mother's education junior high school education (47.5%) , gestational age 37-40 weeks (90%), and among women who do not work (77.5%). Discuss: The researchers concluded that maternity mother experienced premature rupture of membranes at district health centers. Makasar, Jakarta in 2012 at the most in the age group 20-35 years, Education, Junior, Employment mothers in the group that did not work (IRT), Parity group primipara, gestational age 37-40 weeks gestation. Keywords: premature rupture of membranes (PROM), Maternal Mortality KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI Page 32 Volume 1, Maret 2015 PENDAHULUAN Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tandatanda persalinan. Menurut Eastman insiden dari KPD adalah 12% dari seluruh kehamilan. Penyebab dari KPD masih belum jelas, maka tindakan preventive tidak dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan terjadinya infeksi. Walaupun ketuban sering pecah spontan sebelum persalinan semakin lama selaput tersebut pecah sebelum kelahiran akan semakin besar resiko infeksi kepada janin maupun ibunya (Manuaba, 2010). Tingginya angka kematian ibu sangat bervariasi, dari beberapa sumber yang salah satunya menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2005 memperkirakan sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah kehamilan, persalinan dan nifas. Kejadian ini dapat berakibat 99% kematian ibu terjadi di Negara-Negara berkembang. (http://www.antaranews.com diakses 7 juni 2011 ) Angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2000 di negara berkembang masih menempati urutan tertinggi di banding di negara maju. Di Singapura AKI mencapai 6 per 100 ribu kelahiran hidup, Malaysia 41 per 100 ribu kelahiran hidup, Thailand 44 per 100 ribu kelahiran hidup, dan filiphina 170 per 100 ribu kelahiran hidup ( http://www.majalah-farmacia.com diakses 7 juni 2011). Menurut survey demografi dan kesehan indonesia ( SDKI ) Angka Kematian ibu ( AKI ) pada tahun 2007 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi ( AKB ) Pada tahun 2008 sebanyak 26,7/100.000 kelahiran hidup. Target MDG’s untuk angka penurunan kematian ibu sebesar 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015,sedangakan penurunan angka kematian bayi adalah 23/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 Penyebab Kematian Ibu sangat bervariasi di setiap negara di indonesia penyebab utama penyakit kehamilan dan ;persalinan hampir 90% yang di sebabkan oleh perdarahan (4060%),toksemenia gravidarum ( 20-30 %),dan Infeksi (10%) infeksi ini salah satunya di sebabkan karena ketuban pecah dini di puskesmas kecamatan Makasar pada tahun 2012, terdapat sekitar 208 persalinan normal KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI - dan 68 orang mengalami Ketuban Pecah Dini. Dari semua persalinan, infeksi merupakan penyakit yang sering menyerang ibu,baik pada masa kehamilan maupun pada saat persalinan.Infeksi ini dapat terjadi oleh karena faktor penanganan persalinan yang kurang adekuat, kejadian infeksi tersebut salah satunya bila persalinan terlalu panjang dan ketuban pecah dini (Mochtar, 2006).Ketuban Pecah Dini pada persalinan dan kelahiran dapat berakibat kelahiran prematur dan infeksi,masalah ketuban pecah dini terutama pada kehamilan preterem perlu mendapatkan perhatian khusus karena fungsi air ketuban sangat mempengaruhi jalannya kehamilan maupun persalinan, Faktor penyebab ketuban Pecah Dini adalah kehamilan kembar, kelainan letak janin, hidramnion, kemungkinan kesermpitan panggul dan selaput ketuban tipis.( Manuaba 2007 ). Data terakhir AKI di Jakarta Timur tahun 2007 yaitu 68/1000 kelahiran hidup dan AKB pada tahun 2007 byaitu 3,9/1000 kelahiran hidup. Jauh lebih rendah dibandingkan angka kematian ibu secara nasional yang masih di atas 288/100.000 kelahiranhidup.(www.depkominfo.go.id,200 7) .Di puskesmas Kecamatan Makasar Jakarta Timur angka kejadian Pecah Dini pada tahun 2012 sebanyak 70 orang dari total 287 perrsalinan.Tingginya angka kejadian Ketuban Pecah Dini tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui Karakteristik pasien dengan Ketuban Pecah Dini di Puskesmas Kecamatan Makasar Jakarta Timur tahun 2012. ( Data di Puskesmas Kecamatan Makasar). BAHAN DAN METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah deskriptif dengan pendekatan studi Cross Sectional menggunakan data sekunder dengan maksud untuk melihat karakteristik ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini. Populasi penelitian ini adalah ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Puskesmas Makasar, Jakarta Timur Tahun 2012. Page 33 Volume 1, Maret 2015 Sampel dalam penelitian ini diperoleh jumlah 40 dari 68 sampel. Kemudian peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret- April Tahun 2013. HASIL Distribusi Frekuensi Kejadian KPD Berdasarkan Usia, Paritas, Pendidikan Ibu Usia Kehamilan dan Pekerjaan Ibu Di Puskesmas Kecamatan Makasar Jakarta Timur Tahun 2012 Variabel Usia Paritas Pendidikan Ibu Usia Kehamilan Pekerjaan Ibu < 20 Tahun 20-35 Tahun > 35 tahun Total 1 2 4 >4 Total SD SMP SMA PT Total < 36 minggu 37-40 minggu > 40 minggu Total IRT PNS Karyawan Buruh Pedagang Total Frekuensi Persentase (N) (%) 1 2,5 34 85 5 40 23 16 1 40 7 19 10 4 40 12,5 100 57,5 40,0 2,5 100 17,5 47,5 25,0 10,0 100 1 2,5 36 90 3 40 31 0 2 2 5 40 7,5 100 77,5 0 5,0 5,0 12,5 100 KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI - PEMBAHASAN Dari Hasil penelitian karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini di puskesmas kecamatan Makasar 2012 terbanyak pada kelompok umur 20–35 tahun yaitu sebanyak 34 tahun (85,0 % ). Menurut Manuaba (2007) umur 20-35 tahun adalah periode yang aman untuk kehamilan dan persalinan, karena pada usia ini alat alat reproduksi sudah berfungsi dengan optimal. Selain itu ibu hamil dengan usia reproduksi sehat (20-35 tahun) jauh lebih baik dibandingkan dengan usia < 20 tahun dan > 35 tahun. Dari hasil penelitian karakteristik ibu bersalin dengan ketuban pecah dini di Puskesmas Kecamatan Makasar 2012 terbanyak pada kelompok primipara yaitu sebanyak 23 orang (57,5%). Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori Manuaba (2007) yang menjelaskan bahwa ketuban pecah dini sering terjadi pada grande multipara karena pada grande multipara otototot rahim sudah mengalami peregangan yang berlebihan, sehingga bila terjadi pembukaan servik maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah hal ini sama dengan teori Mocthar (2003) yang mengungkapkan bahwa ketuban pecah di)ni sering terjadi pada grand multipara dengan usia diatas 35 tahun, hal ini disebabkan karena grande multipara uterus sudah meregang sehingga bias menyebabkan terjadinya Ketuban Pecah Dini. Dari hasil penelitian karakteristik ibu beralin dengan ketuban pecah dini di Puskesmas Kec. Makasar tahun 2012 terbanyak pada kelompok berpendidikan SMP sebanyak 19 orang (47,5%). Hal ini sesuai dengan teori Notoatmojo, (2003) bahwa Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima pengetahuan dan teknologi, pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok dan masyarakat sehingga terjadi perubahan sikap dan tingkah laku karena dengan pendidikan yang tinggi seseorang dapat meningkatkan derajat kesehatan, dan mengerti pentingnya pemeriksaan kehamilan. Berdasarkan usia kehamilan ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini terbanyak dengan Usia kehamilan 37 – 40 minggu sebanyak 36 orang (90%). Hal ini sesuai dengan teori Syaifudin, (2006) yang Page 34 Volume 1, Maret 2015 menyebutkan ketuban pecah dini terjadi sebelum proses persalinan berlangsung, semakin tua usia gestasi menyebabkan tekanan intra uterin meningkat sehingga menekan pada selaput ketuban, dengan demikian cepat terjadi ketuban pecah dini. Berdasarkan pekerjaan ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini di Puskesmas Kec.Makasar Jakarta Timur tahun 2012 terbanyak pada IRT sebanyak 31 orang (77,5%) Hal ini di sebabkan karena rata rata ibu yang bersalin di puskesmas kecamatan Makasar rata rata berprofesi sebagai IRT.Namun lain halnya menurut Syaifudin (2004) yang mengatakan bahwa ibu yang bekerja mempunyai masalah psikososial pekerjaan lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja, diantaranya stres, beban kerja yang berat, dan waktu yang penuh sehingga ibu yang bekerja tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan kesehatan sendiri dan memanfaatkan pelayanan kesehatan. . KEPUSTAKAAN World Health Organization. (http://www.antaranews.com diakses 7 juni 2011 ) Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC Cunningham, Paul C, Mc.Donald, Norman F, Gary. 2005. Obstetric Williams. Jakarta : EGC Maimunah, Siti. 2005. Kamus Istilah Kebidanan. Jakarta Manuaba, Ida Bagus. 2007. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI - SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai karakteristik ibu bersalin dengan KPD di Puskesmas Kecamatan Makasar Tahun 2012, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Mayoritas ibu bersalin yang mengalami KPD berusia 20-35 tahun dengan paritas primigravida, pendidikan SMP, usia kehamilan 37-40 minggu dan mayoritas adalah ibu RT. Saran Meningkatkan mutu pelayanan serta memberikan asuhan sesuai dengan kewenangan dan standar asuhan pelayanan kebidanan secara professional sehingga mampu untuk mendeteksi secara dini tentang terjadinya Ketuban Pecah Dini sehingga dapat membantu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBPS-SP Syafuddin, AB. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. GNPPKR-POGI : Jakarta Varney, Helen. 2004. Varney Midwifery Third Edition Jones and Barlett Publishet. Bostom. http:///www.google.com Page 35