BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2 Boyolali. Sekolah terletak di jalan Tentara Pelajar Boyolali. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Mei 2015. Adapun tahap-tahap pelaksanaanya sebagai berikut: a. Bulan Desember 2014: Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul skripsi, permohonan pembimbing, pembuatan proposal penelitian, survey ke sekolah yang digunakan untuk penelitian, permohonan ijin penelitian, menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, angket metakognitif siswa, dan lembar observasi. b. Bulan Februari 2015: Observasi prasiklus yang dilakukan sebelum penelitian dimulai yaitu dengan pengisian angket metakognitif oleh siswa kelas yang akan dijadikan sebagai subyek penelitian. c. Bulan Maret 2015: Tahap pelaksanaan, meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan meliputi pelaksanaan penelitian dan pengambilan data. d. Bulan April 2015 - Maret 2016: Tahap penyelesaian, meliputi menganalisis data dan menyusun laporan penelitian. B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Boyolali. Pemilihan subjek dalam penelitian didasarkan atas permasalahan-permasalahan yang telah teridentifikasi pada saat observasi awal yaitu pada saat PPL. 55 56 2. Objek Penelitian Objek penelitian adalah kemampuan metakognitif dan hasil kognitif siswa kelas XI SMA Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2014/ 2015 dengan penerapan model Learning Cycle. C. Metode Penelitian Metode penelitian yang diterapkan pada penelitian adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Berdasarkan proses pelaksanaannya, PTK menggunakan model Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Pelaksanaan keempat komponen tersebut dalam penelitian dijelaskan dalam prosedur penelitian. Pada penelitian tindakan kelas ini hendaknya dilaksanakan lebih dari satu siklus dan minimal dua siklus tindakan (Daryanto, 2011:137). Berikut penjelasan pada tiap langkah penelitian: 1. Tahap Persiapan (Preparing) a. Permohonan ijin kepada kepala sekolah SMA Negeri 2 Boyolali dilaksanakan pada tanggal 12-24 Januari 2015. b. Permohonan kerjasama dengan guru mata pelajaran Fisika dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2015. c. Observasi kembali setelah pra PPL untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan belajar mengajar apakah sama dengan kondisi pada saat observasi awal pada waktu PPL. Observasi dilakukan di kelas yang sama yaitu kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Boyolali pada mata pelajaran Fisika yang dilaksanakan pada tanggal 16-22 Februari 2015. d. Mengidentifikasi dan melakukan diagnosis permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pada kelas XI IPA 4 yang dipilih sebagai tempat penelitian. Pemilihan kelas berdasarkan kesepakatan dengan guru yang mengampu mata pelajaran Fisika di kelas tersebut. 57 2. Perencanaan Tindakan (Planning) Hasil persiapan diharapkan membawa kesadaran pentingnya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep Termodinamika pada siswa. Langkah-langkah persiapan untuk mengadakan tindakan terdiri dari : a. Menetapkan tindakan yang menjadi fokus penelitian yang akan dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan yang telah ditetapkan pada tanggal 24 Januari 2015 bersama guru yang mengampu mata pelajaran Fisika di kelas XI IPA 4. b. Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa pelaksanaan tindakan bersama guru yang mengampu mata pelajaran Fisika di kelas XI IPA 4 pada tanggal 24 Januari 2015. c. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian meliputi lembar observasi, angket metakognitif dan soal tes kognitif. 3. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas antara lain: a. Melaksanakan PBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada tanggal 19 Maret - 30 April 2015. b. Menyebar angket metakognitif siswa untuk diisi dengan memberi tanda cek pada lembar angket siswa yang dilakukan sebelum siklus dimulai. c. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi langsung pada setiap pertemuan. d. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi siswa di akhir siklus pada tanggal 2 April 2015 dan tanggal 30 April 2015. e. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan. 4. Observasi (Observing) Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai berikut: 58 a. Pengamatan difokuskan pada keterlaksaan sintaks model learning cycle yang digunakan saat proses pembelajaran sedang berlangsung. b. Pengamat mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi. c. Mendiskusikan hasil pengamatan dengan guru, pengamat dan peneliti maupun dosen (sebagai critical friend) terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai. d. 5. Membuat kesimpulan hasil pengamatan. Refleksi (Reflecting) Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai berikut: a. Menganalisis hasil tes kognitif dan analisis hasil pekerjaan siswa untuk mengetahui penguasaan materi siswa. b. Menganalisis hasil observasi langsung dan angket siswa untuk mengetahui tingkat metakognitif siswa. Sedangkan bila ditinjau dari hubungan dengan pihak lain, PTK menggunakan model kolaboratif antara guru dan peneliti. Adapun tugas guru dan peneliti pada penelitian adalah sebagai berikut: 1. Guru bekerja sama dengan peneliti dalam penentuan permasalahan yang akan diatasi, penentuan rencana tindakan perbaikan dan pelaksanaan penelitian. Selain itu guru juga berperan sebagai inovator atau pembaharu. Pada penelitian, guru yang melaksanakan tindakan yang telah disepakati bersama dengan peneliti. 2. Peneliti bertugas sebagai inovator atau pembaharu. Peneliti dan guru duduk bersama secara harmonis untuk memikirkan dan menemukan permasalahan yang akan diteliti penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif. Pada pelaksanaan tindakan, peneliti bertugas sebagai observer atau pengamat. Guru dan peneliti juga dibantu oleh seorang pengamat atau observer. Pengamat berperan sebagai rekan dari peneliti. Adapun tugas pengamat adalah mengamati proses berlangsungnya pembelajaran sesuai dengan panduan yang telah disampaikan peneliti dan guru. Selain itu, pengamat dapat memberikan 59 catatan-catatan selama pelaksanaan pembelajaran untuk dijadikan bahan diskusi antara peneliti, guru dan pengamat di akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi awal, dirancang tindakan untuk meningkatkan kemampuan metakognisi siswa. Adapun tindakan yang dimaksud berupa penerapan model Learning Cycle. Supaya diperoleh hasil yang maksimal, penerapan model Learning Cycle dilaksanakan pada siklus satu dan siklus berikutnya. Akan tetapi, pelaksanaan penerapan model Learning Cycle pada siklus berikutnya disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus sebelumnya. D. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data yang dikumpulkan ditujukan untuk mengetahui apakah model pembelajaran yang dikembangkan mampu meningkatkan kemampuan metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi berupa kajian dokumen atau arsip yang berpedoman pada lembar observasi dan angket siswa. Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil tes kemampuan kognitif siswa pada tiap siklusnya. a. Data Kualitatif Data kualitatif penelitian diperoleh dari hasil observasi mengenai keterlaksaan model pembelajaran learning cycle pada pemebelajaran fisika, serta angket untuk mengukur tingkat metakognitif siswa yang diadopsi dari Mokhtari, K., & Reichard, C. (2002) yaitu angket Metacognitive Awareness of Reading Strategies Inventory (MARSI) dalam 5 skala jawaban. b. Data Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes kemampuan kognitif siswa berupa tes tertulis pada setiap siklusnya. Tes merupakan cara atau prosedur yang digunakan untuk mengukur dan menilai dengan memberikan pertanyaan (Sudjono, 2005). Teknik tes menggunakan instrumen yang diberikan kepada subyek penelitian yaitu kelas XI IPA 4. Instrumen tes dikembangkan sesuai 60 dengan kisi-kisi yang dilengkapi dengan komponen-komponen standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran pada mata pelajaran fisika. Hasil tes kognitif siswa dari penyelesaian soal yang telah dikerjakan siswa memuat nilai dalam skala 0-100. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian meliputi: a. Teknik Angket Siswa Agket disediakan oleh peneliti berupa pertanyaan mengenai kemampuan pribadi dalam menerima dan mengolah informasi, yang dibagi menjadi 5 alternatif jawaban. Angket diberika di setiap awal siklus dan akhir siklus. Angket diberikan kepada siswa bertujuan untuk memantau perkembangan kemampuan metakognitif siswa. Angket untuk mengukur tingkat metakognitif siswa diadopsi dari Mokhtari, K., & Reichard, C. (2002) yaitu angket Metacognitive Awareness of Reading Strategies Inventory (MARSI) yang terdiri dari 30 butir pertanyaan. b. Observasi Data mengenai keterlaksanaan sintaks model pembelajaran Learning Cycle dikumpulkan dengan teknik observasi. Menurut Paizaluddin dan Ermalinda (2013:113) bahwa observasi atau pengamatan adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian. Observasi difokuskan pada keterlaksanaan sintaks model learning cycle yang digunakan dalam pembelajaran Fisika. Teknik observasi yang digunakan adalah teknik observasi berstruktur dimana segala kegiatan observer telah ditetapkan berdasarkan kerangka kerja yang memuat faktor-faktor yang telah diatur kategorisasinya. Kerangka kerja yang dimaksud adalah berupa lembar observasi yang diamati pada proses pembelajaran. Teknik observasi dipilih karena dalam penelitian dilakukan pengamatan secara langsung bagaimana sintaks keterlaksanaan model pembelajaran learning cycle dalam proses pembelajaran Fisika. Observasi dilakukan oleh peneliti 61 dengan mengambil tempat duduk paling belakang. Dalam posisi itu peneliti dapat melaksanakan pengamatan terhadap keterlaksaan model learning cycle yang digunakan pada proses pembelajaran. Lembar observasi diisi oleh observer dan pengamatannya mengacu pada indikator dalam kisi-kisi lembar observasi keterlaksaan model pembelajaran learning cycle. c. Teknik Kajian Dokumen Kajian dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada seperti silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar kerja Siswa (LKS), dan nilai tes tertulis siswa kelas XI IPA 4 pada semester 1. d. Teknik Tes Tes tertulis dilaksanakan di akhir siklus dan bertujuan untuk mengetahui implikasi dari tindakan yang telah diberikan dalam proses pembelajaran terhadap penguasaan konsep materi untuk mengetahui hasil kognitif siswa. Dengan kata lain tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat kognitif siswa sesuai dengan siklus yang ada. E. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian meliputi instrumen pembelajaran (silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)), dan instrumen pengambilan data (instrumen penilaian kemampuan metakognitif berupa angket Metacognitive Awareness of Reading Strategies Inventory (MARSI) dan Lembar observasi keterlaksaan model pembelajaran Learning Cycle). a. Silabus Silabus yang digunakan dalam penelitian adalah silabus yang digunakan SMA Negeri 2 Boyolali yang berpedoman pada kurikulum 2006 (KTSP). b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP disusun oleh peneliti dengan tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran dapat terstruktur dengan baik. 62 c. Instrumen Angket (Penilaian Kemampuan Metakognitif Siswa) Instrumen penilaian kemampuan Metakognitif, menggunakan angket siswa yang disusun oleh Mokhtari & Reichard (2002) dalam jurnalnya yang berjudul Assessing students’ metacognitive awareness of reading strategies yaitu angket Metacognitive Awareness of Reading Strategies Inventory (MARSI). Dalam angket tersebut terdapat 3 komponen metakognitif yang diukur, yaitu : 1) Strategi umum 2) Strategi pemecahan masalah 3) Strategi pendukung Jumlah butir soal secara keseluruhan sebanyak 30 butir, dengan soal strategi umum sebanyak 13 butir, strategi pemecahan masalah sebanyak 8 butir dan strategi pendukung 9 butir. Komponen strategi umum berisi pernyataanpernyataan tentang strategi analisis global. Komponen strategi pemecahan masalah menunjukkan langkah strategi yang ditempuh jika menemui kesulitan. Sedang komponen ketiga tentang strategi pendukung yang berupa sumbersumber pembelajaran lain, membuat catatan dan strategi praktis. d. Instrumen Observasi Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran learning cycle diberikan dan diisi oleh pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi berisi indikator yang diamati dan pedoman penilaiannya. Langkah-langkah pembuatan lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran learning cycle adalah sebagai berikut: 1) Membuat kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran learning cycle 2) Untuk menentukan validitas lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran learning cycle dilakukan dengan validitas isi oleh pembimbing e. Instrumen Penilaian kemampuan Kognitif Untuk penilaian kemampuan kognitif, menggunakan bentuk tes uraian. Adapun langkah pembuatan tes terdiri dari: 1) Membuat kisi-kisi soal tes 63 2) Menyusun soal tes 3) Untuk menentukan validitas instrumen penilaian kognitif dilakukan validitas isi serta dengan uji reabilitas, secara lengkap disajikan sebagai berikut: a) Uji Validitas Menurut Sudjana (2009 : 12), “validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai, sehingga betulbetul menilai apa yang seharusny adinilai”. Validitas yang diuji dalam penelitian adalah validitas butir. Validitas butir suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal. Dalam penelitian , salah satu bentuk soal yang digunakan adalah uraian. Pada bentuk soal uraian, skor terhadap jawaban setiap soal yang digunakan berbeda-beda di setiap nomernya, tergantung tipe soal dan tingkat kesulitan butir soal tersebut. Perhitungan validitas instrumen kognitif dicari dengan rumus sebagai berikut. (3.1) dengan: = koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total = Jumlah kuadrat deviasi skor dari Xi (skor butir) = jumlah kuadrat deviasi skor dari Xt (skor total) Kriteria validitas item soal dikatakan valid apabila (Djaali, dkk, 2000: 117) ≥ B. Uji Reliabilitas Reliabilitas berarti kepercayaan. Suatu instrumen dikatakan memenuhi kriteria reliabilitas jika instrumen tersebut digunakan berulang-ulang pada subjek dengan kondisi yang sama akan memberikan hasil yang relatif tidak mengalami perubahan. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes, dalam penelitian digunakan rumus korelasi alpha, yaitu: [ ][ ∑ ] (3.2) 64 dengan: = Koefisien Reliabilitas tes = Cacah butir soal k = varians skor butir = varians skor total Kriteria dari uji reliabilitasnya, instrumen soal dikatakan reliabel apabila ≥ rtabel. (Djaali, dkk, 2000: 121) Sedangkan kriteria reliabilitasnya menurut Masidjo (1995: 233) adalah sebagai berikut: 0,91 ─ 1,00 0,71 ─ 0,90 0,41 ─ 0,70 0,21 ─ 0,40 : Sangat Tinggi (ST) : Tinggi (T) : Cukup (C) : Rendah (R) Negatif ─ 0,20 : Sangat Rendah (SR) F. Uji Validitas Data Penelitian menggunakan teknik validasi triangulasi yang berdasarkan Moleong (2007:330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau perbandingan data itu. Sarana di luar data tersebut dapat berupa observasi dan review. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang yakni sudut pandang guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang yang melakukan pengamatan atau observasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah didapatkan. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode. Teknik triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data tetap, menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda-beda. Dalam penelitian, data-data dapat diperoleh dari sumber data dengan menggunakan tiga cara yakni observasi, angket, dan tes. Adapun skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.1. 65 Observasi Angket Data Sumber Data Tes Gambar 3.1. Skema Pemeriksaan Validitas Data (Moleong, 2007: 330) G. Teknik Analisa Data 1. Teknik Analisa Data Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Analisis penting karena akan mempermudah peneliti dalam menganalisis setiap kejadian atau situasi yang berlangsung di dalam kelas yang diteliti. Penelitian menggunakan analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi peserta didik berkaitan dengan capaian kemampuan kognitif dan aktivita speserta didik dalam proses pembelajaran. Teknik analisis kualitatif yang digunakan adalah model interaktif Miles dan Huberman.Komponen dalam analisis data dengan model interaktif dapat dilihat pada Gambar 3.1. Menurut pendapat Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 337) analisis data kualitatif dilakukan melalui tiga kegiatan, yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verifying (penarikan kesimpulan dan verifikasi). Dalam proses reduksi data, data yang diperoleh selama tahap ujicoba dicacat dan dirangkum dengan memfokuskan pada hal-hal penting, sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah direduksi, data kemudian disajikan dalam bentuk uraian singkat atau teks yang bersifat naratif atau bagan, hubungan antar kategori atau flowchart dan sejenisnya yang kemudian diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Adapun model analisis data yang digunakan adalah interaktif model dapat dilihat dalam skema Gambar 3.2. 66 Data collection Data display Data reduction Conclusions: drawing/verifying Gambar 3.2. Bagan Komponen Analisis Data Model Interaktif (Sugiyono, 2009: 338) a. Reduksi Data Reduksi data dapat didefinisikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis. Proses reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. b. Penyajian Data Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Proses peyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasi data dari hasil reduksi data yang di mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara sistematik dan perlu adanya pemberian makna. Untuk mempermudah verifikasi dan analisis data yang diperlukan untuk 67 menjawab permasalahan yang ada, diidentifikasi secara khusus tiap-tiap siklus pembelajaran. Reduksi Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan Gambar 3.3 Teknik Analisis Data (Sumber : Sugiyono, 2010) Data kuantitatif diperoleh dengan cara menganalisis secara deskriptif data yang diperoleh pada kegiatan observasi dan tes dari tiap siklus dan dinyatakan dalam bentuk prosentase. Kegiatan analisis tersebut adalah hasil tes kemampuan kognitif siswa di akhir tiap siklus. H. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Suwandi, 2007 : 71). Indikator kinerja dikemukakan atau dirumuskan sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian yang dilakukan. Apabila hasil refleksi siklus telah mencapai target pada indikator kinerja maka siklus dapat dihentikan namun apabila hasil refleksi belum mencapai target yang ditetapkan maka dilanjutkan dengan siklus berikutnya dengan melakukan beberapa perbaikan. Penelitian dikatakan berhasil apabila target yang telah direncanakan pada penelitian tercapai. Target penelitian tersebut disusun oleh peneliti dan guru dengan memperhatikan kondisi awal kelas yang dijadikan subjek penelitian dan memperhatikan pembagian waktu dalam silabus pembelajaran yang telah ditetapkan sekolah. Aspek kognitif ditandai dengan siswa memperoleh nilai tes minimal 75 dan secara klasikal 70% siswa harus mencapai batas nilai minimum tersebut. Indikator keberhasilan kemampuan kognitif siswa disajikan dalam Tabel 3.1. 68 Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan Kemampuan Kognitif Siswa Indikator Cara Penilaian Tercapainya nilai batas tuntas (KKM) ∑ Keterca paian 70% ∑ Sedangkan aspek metakognitif ditandai dengan siswa memperoleh nilai tes dengan kategori sedang dengan nilai minimal 3,00 dan secara klasikal 70 % siswa harus mencapai batas minimum tersebut. Indikator keberhasilan kemampuan metakognitif siswa disajikan dalam Tabel 3.2. Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Kemampuan Metakognitif Siswa Indikator Cara Penilaian Jumlah nilai pada nomer 1, 3, 4, 7, 10, 14, 17, 19, 22, 23, 25, 26, 29 dibagi13 Strategi Pemecahan Jumlah nilai pada nomer 8, 11, 13, Masalah 16, 18, 21, 27, 30 dibagi 8 Strategi pendukung Jumlah nilai pada nomer 2, 5, 6, 9, 12, 15, 20, 24, 28 dibagi 9 Total Keterca paian Strategi Umum 70 % I. Prosedur Penelitian Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral. Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010: 21) Model Kemmis dan Mc Taggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu: rencana tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) danrefleksi (reflecting). Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan kearah perbaikan (peningkatanmutu), kegiatan riset dilanjutkan padasiklus kedua dan seterusnya. Berikut penjelasan pada tiap langkah tersebut: 69 1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan adalah: a. Permohonan izin kepada kepala sekolah dan guru SMA Negeri 2 Boyolali. b. Observasi untuk mendapatkan gambaran mengenai proses pembelajaran pada mata pelajaran Fisika SMA Negeri 2 Boyolali. c. Mengetahui kemampuan metakognitif awal melalui wawancara dengan guru dan hasil kognitif siswa berdasarkan hasil tes dari kajian dokumen. 2. Tahap Perencanaan (Planning) Kegiatan yang dilakukan meliputi : a. Menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh yang berupa perencanaan tindakan kelas, kegiatan pembelajaran direncanakan menggunakan model learning cycle. b. Menyusun instrumen penelitian, yang meliputi angket tes kemampuan metakognitif, lembar observasi ketercapaian model pembelajaran learning cycle dan soal tes kemampuan kognitif. 3. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan (Acting) a. Mengukur kemampuan metakognitif siswa menggunakan angket siswa yang diadopsi dari Mokhtari, K., & Reichard, C. (2002) yaitu angket Metacognitive Awareness of Reading Strategies Inventory (MARSI) yang terdiri dari 30 butir pertanyaan. b. Melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam RPP. c. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi langsung. d. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur kemampuan hasil kognitif siswa. e. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan. 4. Tahap Observasi dan Evaluasi a. Mencatat hasil pengamatan ke dalam lembar observasi. 70 b. Mendiskusikan dengan guru maupun dosen terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai. c. Membuat kesimpulan hasil pengamatan. 5. Tahap Refleksi (Reflecting) Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai berikut: a. Menganalisis hasil tes metakognitif dan hasil kogntif siswa. Apabila hasil tes menunjukkan peningkatan sesuai indikator ketercapaian, maka model pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan dapat meningkatkan kemampuan metakognitif dan hasil kognitif siswa. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Dari data hasil refleksi, baik keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan tindakan maka peneliti dengan guru mengadakan diskusi untuk mengambil kesepakatan menentukan tindakan perbaikan berikutnya (siklus selanjutnya). Dengan adanya penelitian diharapkan ada tindak lanjut dari guru yang bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Adapun prosedur penelitian secara skematis dapat dilihat pada gambar dibawah. 71 Perencanaan (Planning) Refleksi (Reflekting) Tindakan (Acting) Siklus 1 Pengamatan (Observing) Perencanaan (Planning) Siklus ke-n Siklus 2 Tindakan (Acting) Refleksi (Reflekting) Pengamatan (Observing) Gambar 3.4 Model PTK Dua Siklus Modifikasi Model Kurt Lewin (Paizaluddin dan Ermalinda, 2013: 84)