55 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu

advertisement
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Negeri 2
Boyolali. Sekolah terletak di jalan Tentara Pelajar Boyolali.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan
Mei 2015. Adapun tahap-tahap pelaksanaanya sebagai berikut:
a.
Bulan Desember 2014: Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul skripsi,
permohonan pembimbing, pembuatan proposal penelitian, survey ke
sekolah yang digunakan untuk penelitian, permohonan ijin penelitian,
menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, angket metakognitif siswa, dan
lembar observasi.
b.
Bulan Februari 2015: Observasi prasiklus yang dilakukan sebelum
penelitian dimulai yaitu dengan pengisian angket metakognitif oleh siswa
kelas yang akan dijadikan sebagai subyek penelitian.
c.
Bulan Maret 2015: Tahap pelaksanaan, meliputi semua kegiatan yang
berlangsung di lapangan meliputi pelaksanaan penelitian dan pengambilan
data.
d.
Bulan April 2015 - Maret 2016: Tahap penyelesaian, meliputi
menganalisis data dan menyusun laporan penelitian.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Boyolali.
Pemilihan subjek dalam penelitian didasarkan atas permasalahan-permasalahan
yang telah teridentifikasi pada saat observasi awal yaitu pada saat PPL.
55
56
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah kemampuan metakognitif dan hasil kognitif
siswa kelas XI SMA Negeri 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2014/ 2015 dengan
penerapan model Learning Cycle.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang diterapkan pada penelitian adalah metode
Penelitian
Tindakan
Kelas.
Berdasarkan
proses
pelaksanaannya,
PTK
menggunakan model Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen, yaitu:
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi
(reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.
Pelaksanaan keempat komponen tersebut dalam penelitian dijelaskan dalam
prosedur penelitian.
Pada penelitian tindakan kelas ini hendaknya dilaksanakan lebih dari satu
siklus dan minimal dua siklus tindakan (Daryanto, 2011:137). Berikut penjelasan
pada tiap langkah penelitian:
1.
Tahap Persiapan (Preparing)
a.
Permohonan ijin kepada kepala sekolah SMA Negeri 2 Boyolali
dilaksanakan pada tanggal 12-24 Januari 2015.
b.
Permohonan kerjasama dengan guru mata pelajaran Fisika dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada tanggal 12
Januari 2015.
c.
Observasi kembali setelah pra PPL untuk mendapatkan gambaran
mengenai keadaan belajar mengajar apakah sama dengan kondisi pada
saat observasi awal pada waktu PPL. Observasi dilakukan di kelas yang
sama yaitu kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Boyolali pada mata pelajaran
Fisika yang dilaksanakan pada tanggal 16-22 Februari 2015.
d.
Mengidentifikasi
dan
melakukan
diagnosis
permasalahan
dalam
pelaksanaan pembelajaran pada kelas XI IPA 4 yang dipilih sebagai
tempat penelitian. Pemilihan kelas berdasarkan kesepakatan dengan guru
yang mengampu mata pelajaran Fisika di kelas tersebut.
57
2.
Perencanaan Tindakan (Planning)
Hasil persiapan diharapkan membawa kesadaran pentingnya
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep Termodinamika pada siswa.
Langkah-langkah persiapan untuk mengadakan tindakan terdiri dari :
a.
Menetapkan tindakan yang menjadi fokus penelitian yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan yang telah ditetapkan pada
tanggal 24 Januari 2015 bersama guru yang mengampu mata pelajaran
Fisika di kelas XI IPA 4.
b.
Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa pelaksanaan tindakan
bersama guru yang mengampu mata pelajaran Fisika di kelas XI IPA 4
pada tanggal 24 Januari 2015.
c.
Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian meliputi lembar
observasi, angket metakognitif dan soal tes kognitif.
3.
Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas antara
lain:
a.
Melaksanakan PBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada tanggal 19 Maret - 30 April
2015.
b.
Menyebar angket metakognitif siswa untuk diisi dengan memberi tanda
cek pada lembar angket siswa yang dilakukan sebelum siklus dimulai.
c.
Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi
langsung pada setiap pertemuan.
d.
Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur prestasi siswa di akhir
siklus pada tanggal 2 April 2015 dan tanggal 30 April 2015.
e.
Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif
tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan.
4.
Observasi (Observing)
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam observasi adalah
sebagai berikut:
58
a.
Pengamatan difokuskan pada keterlaksaan sintaks model learning cycle
yang digunakan saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
b.
Pengamat mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.
c.
Mendiskusikan hasil pengamatan dengan guru, pengamat dan peneliti
maupun dosen (sebagai critical friend) terhadap hasil pengamatan setelah
proses pembelajaran selesai.
d.
5.
Membuat kesimpulan hasil pengamatan.
Refleksi (Reflecting)
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan
yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Langkah-langkah dalam
kegiatan analisis dapat dilakukan sebagai berikut:
a.
Menganalisis hasil tes kognitif dan analisis hasil pekerjaan siswa untuk
mengetahui penguasaan materi siswa.
b.
Menganalisis hasil observasi langsung dan angket siswa untuk
mengetahui tingkat metakognitif siswa.
Sedangkan bila ditinjau dari hubungan dengan pihak lain, PTK
menggunakan model kolaboratif antara guru dan peneliti. Adapun tugas guru dan
peneliti pada penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Guru bekerja sama dengan peneliti dalam penentuan permasalahan yang
akan diatasi, penentuan rencana tindakan perbaikan dan pelaksanaan
penelitian. Selain itu guru juga berperan sebagai inovator atau pembaharu.
Pada penelitian, guru yang melaksanakan tindakan yang telah disepakati
bersama dengan peneliti.
2.
Peneliti bertugas sebagai inovator atau pembaharu. Peneliti dan guru duduk
bersama secara harmonis untuk memikirkan dan menemukan permasalahan
yang akan diteliti penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif. Pada
pelaksanaan tindakan, peneliti bertugas sebagai observer atau pengamat.
Guru dan peneliti juga dibantu oleh seorang pengamat atau observer.
Pengamat berperan sebagai rekan dari peneliti. Adapun tugas pengamat adalah
mengamati proses berlangsungnya pembelajaran sesuai dengan panduan yang
telah disampaikan peneliti dan guru. Selain itu, pengamat dapat memberikan
59
catatan-catatan selama pelaksanaan pembelajaran untuk dijadikan bahan diskusi
antara peneliti, guru dan pengamat di akhir pembelajaran.
Berdasarkan
hasil
observasi
awal,
dirancang
tindakan
untuk
meningkatkan kemampuan metakognisi siswa. Adapun tindakan yang dimaksud
berupa penerapan model Learning Cycle. Supaya diperoleh hasil yang maksimal,
penerapan model Learning Cycle dilaksanakan pada siklus satu dan siklus
berikutnya. Akan tetapi, pelaksanaan penerapan model Learning Cycle pada siklus
berikutnya disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus sebelumnya.
D. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1.
Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas adalah data
kuantitatif dan kualitatif. Data yang dikumpulkan ditujukan untuk mengetahui
apakah model pembelajaran yang dikembangkan mampu meningkatkan
kemampuan metakognitif dan hasil belajar kognitif siswa. Data kualitatif
diperoleh dari hasil observasi berupa kajian dokumen atau arsip yang
berpedoman pada lembar observasi dan angket siswa. Sedangkan untuk data
kuantitatif diperoleh dari hasil tes kemampuan kognitif siswa pada tiap
siklusnya.
a.
Data Kualitatif
Data kualitatif penelitian diperoleh dari hasil observasi mengenai
keterlaksaan model pembelajaran learning cycle pada pemebelajaran
fisika, serta angket untuk mengukur tingkat metakognitif siswa yang
diadopsi dari Mokhtari, K., & Reichard, C. (2002) yaitu angket
Metacognitive Awareness of Reading Strategies Inventory (MARSI)
dalam 5 skala jawaban.
b.
Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes kemampuan kognitif siswa
berupa tes tertulis pada setiap siklusnya. Tes merupakan cara atau prosedur
yang digunakan untuk mengukur dan menilai dengan memberikan pertanyaan
(Sudjono, 2005). Teknik tes menggunakan instrumen yang diberikan kepada
subyek penelitian yaitu kelas XI IPA 4. Instrumen tes dikembangkan sesuai
60
dengan kisi-kisi yang dilengkapi dengan komponen-komponen standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran pada mata
pelajaran fisika. Hasil tes kognitif siswa dari penyelesaian soal yang telah
dikerjakan siswa memuat nilai dalam skala 0-100.
2.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian meliputi:
a.
Teknik Angket Siswa
Agket disediakan oleh peneliti berupa pertanyaan mengenai
kemampuan pribadi dalam menerima dan mengolah informasi, yang
dibagi menjadi 5 alternatif jawaban. Angket diberika di setiap awal siklus
dan akhir siklus. Angket diberikan kepada siswa bertujuan untuk
memantau perkembangan kemampuan metakognitif siswa. Angket untuk
mengukur tingkat metakognitif siswa diadopsi dari Mokhtari, K., &
Reichard, C. (2002) yaitu angket Metacognitive Awareness of Reading
Strategies Inventory (MARSI) yang terdiri dari 30 butir pertanyaan.
b. Observasi
Data mengenai keterlaksanaan sintaks model pembelajaran
Learning Cycle dikumpulkan dengan teknik observasi. Menurut
Paizaluddin dan Ermalinda (2013:113) bahwa observasi atau pengamatan
adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti atau
pengamat melihat situasi penelitian. Observasi difokuskan pada
keterlaksanaan sintaks model learning cycle yang digunakan dalam
pembelajaran Fisika.
Teknik observasi yang digunakan adalah teknik observasi
berstruktur dimana segala kegiatan observer telah ditetapkan berdasarkan
kerangka
kerja
yang
memuat
faktor-faktor
yang
telah
diatur
kategorisasinya. Kerangka kerja yang dimaksud adalah berupa lembar
observasi yang diamati pada proses pembelajaran. Teknik observasi
dipilih karena dalam penelitian dilakukan pengamatan secara langsung
bagaimana sintaks keterlaksanaan model pembelajaran learning cycle
dalam proses pembelajaran Fisika. Observasi dilakukan oleh peneliti
61
dengan mengambil tempat duduk paling belakang. Dalam posisi itu
peneliti dapat melaksanakan pengamatan terhadap keterlaksaan model
learning cycle yang digunakan pada proses pembelajaran. Lembar
observasi diisi oleh observer dan pengamatannya mengacu pada indikator
dalam kisi-kisi lembar observasi keterlaksaan model pembelajaran
learning cycle.
c.
Teknik Kajian Dokumen
Kajian dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang
ada seperti silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
kerja Siswa (LKS), dan nilai tes tertulis siswa kelas XI IPA 4 pada
semester 1.
d. Teknik Tes
Tes tertulis dilaksanakan di akhir siklus dan bertujuan untuk
mengetahui implikasi dari tindakan yang telah diberikan dalam proses
pembelajaran terhadap penguasaan konsep materi untuk mengetahui hasil
kognitif siswa. Dengan kata lain tes disusun dan dilakukan untuk
mengetahui tingkat kognitif siswa sesuai dengan siklus yang ada.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian meliputi instrumen pembelajaran (silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS)), dan
instrumen pengambilan data (instrumen penilaian kemampuan metakognitif
berupa angket Metacognitive Awareness of Reading Strategies Inventory
(MARSI)
dan Lembar observasi keterlaksaan model pembelajaran Learning
Cycle).
a.
Silabus
Silabus yang digunakan dalam penelitian adalah silabus yang
digunakan SMA Negeri 2 Boyolali yang berpedoman pada kurikulum 2006
(KTSP).
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP disusun oleh peneliti dengan tujuan dalam pelaksanaan
pembelajaran dapat terstruktur dengan baik.
62
c. Instrumen Angket (Penilaian Kemampuan Metakognitif Siswa)
Instrumen penilaian kemampuan Metakognitif, menggunakan angket
siswa yang disusun oleh Mokhtari & Reichard (2002) dalam jurnalnya yang
berjudul Assessing students’ metacognitive awareness of reading strategies
yaitu angket Metacognitive Awareness of Reading Strategies Inventory
(MARSI).
Dalam angket tersebut terdapat 3 komponen metakognitif yang
diukur, yaitu :
1) Strategi umum
2) Strategi pemecahan masalah
3) Strategi pendukung
Jumlah butir soal secara keseluruhan sebanyak 30 butir, dengan soal
strategi umum sebanyak 13 butir, strategi pemecahan masalah sebanyak 8 butir
dan strategi pendukung 9 butir. Komponen strategi umum berisi pernyataanpernyataan tentang strategi analisis global. Komponen strategi pemecahan
masalah menunjukkan langkah strategi yang ditempuh jika menemui kesulitan.
Sedang komponen ketiga tentang strategi pendukung yang berupa sumbersumber pembelajaran lain, membuat catatan dan strategi praktis.
d. Instrumen Observasi
Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran learning cycle
diberikan dan diisi oleh pengamat selama proses pembelajaran berlangsung.
Lembar observasi berisi indikator yang diamati dan pedoman penilaiannya.
Langkah-langkah
pembuatan
lembar
observasi
keterlaksanaan
model
pembelajaran learning cycle adalah sebagai berikut:
1) Membuat kisi-kisi lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran
learning cycle
2) Untuk menentukan validitas lembar observasi keterlaksanaan model
pembelajaran learning cycle dilakukan dengan validitas isi oleh pembimbing
e. Instrumen Penilaian kemampuan Kognitif
Untuk penilaian kemampuan kognitif, menggunakan bentuk tes
uraian. Adapun langkah pembuatan tes terdiri dari:
1) Membuat kisi-kisi soal tes
63
2) Menyusun soal tes
3) Untuk menentukan validitas instrumen penilaian kognitif dilakukan
validitas isi serta dengan uji reabilitas, secara lengkap disajikan sebagai
berikut:
a) Uji Validitas
Menurut Sudjana (2009 : 12), “validitas berkenaan dengan
ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai, sehingga betulbetul menilai apa yang seharusny adinilai”. Validitas yang diuji dalam
penelitian adalah validitas butir. Validitas butir suatu tes adalah
ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal. Dalam penelitian
, salah satu bentuk soal yang digunakan adalah uraian. Pada bentuk
soal uraian, skor terhadap jawaban setiap soal yang digunakan
berbeda-beda di setiap nomernya, tergantung tipe soal dan tingkat
kesulitan butir soal tersebut. Perhitungan validitas instrumen kognitif
dicari dengan rumus sebagai berikut.
(3.1)
dengan:
= koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total
= Jumlah kuadrat deviasi skor dari Xi (skor butir)
= jumlah kuadrat deviasi skor dari Xt (skor total)
Kriteria validitas item soal dikatakan valid apabila
(Djaali, dkk, 2000: 117)
≥
B. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berarti kepercayaan. Suatu instrumen dikatakan
memenuhi kriteria reliabilitas jika instrumen tersebut digunakan
berulang-ulang pada subjek dengan kondisi yang sama akan memberikan
hasil yang relatif tidak mengalami perubahan. Untuk menghitung
koefisien reliabilitas tes, dalam penelitian digunakan rumus korelasi
alpha, yaitu:
[
][
∑
]
(3.2)
64
dengan:
= Koefisien Reliabilitas tes
= Cacah butir soal
k
= varians skor butir
= varians skor total
Kriteria dari uji reliabilitasnya, instrumen soal dikatakan reliabel
apabila
≥ rtabel. (Djaali, dkk, 2000: 121)
Sedangkan kriteria reliabilitasnya menurut Masidjo (1995: 233)
adalah sebagai berikut:
0,91 ─ 1,00
0,71 ─ 0,90
0,41 ─ 0,70
0,21 ─ 0,40
: Sangat Tinggi (ST)
: Tinggi (T)
: Cukup (C)
: Rendah (R)
Negatif ─ 0,20
: Sangat Rendah (SR)
F. Uji Validitas Data
Penelitian menggunakan teknik validasi triangulasi yang berdasarkan
Moleong (2007:330), triangulasi adalah teknik pemeriksaan data dengan
memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
perbandingan data itu. Sarana di luar data tersebut dapat berupa observasi dan
review. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang yakni sudut
pandang guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang yang melakukan
pengamatan atau observasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah didapatkan.
Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode. Teknik
triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data tetap, menggunakan
metode pengumpulan data yang berbeda-beda. Dalam penelitian, data-data
dapat diperoleh dari sumber data dengan menggunakan tiga cara yakni
observasi, angket, dan tes.
Adapun skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
65
Observasi
Angket
Data
Sumber Data
Tes
Gambar 3.1. Skema Pemeriksaan Validitas Data
(Moleong, 2007: 330)
G. Teknik Analisa Data
1. Teknik Analisa Data
Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak
awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Analisis penting karena akan
mempermudah peneliti dalam menganalisis setiap kejadian atau situasi yang
berlangsung di dalam kelas yang diteliti. Penelitian menggunakan analisis data
secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang berupa
informasi yang berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi
peserta didik berkaitan dengan capaian kemampuan kognitif dan aktivita
speserta didik dalam proses pembelajaran. Teknik analisis kualitatif yang
digunakan adalah model interaktif Miles dan Huberman.Komponen dalam
analisis data dengan model interaktif dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Menurut pendapat Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 337)
analisis data kualitatif dilakukan melalui tiga kegiatan, yaitu data reduction
(reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verifying
(penarikan kesimpulan dan verifikasi). Dalam proses reduksi data, data yang
diperoleh selama tahap ujicoba dicacat dan dirangkum dengan memfokuskan
pada hal-hal penting, sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah direduksi, data
kemudian disajikan dalam bentuk uraian singkat atau teks yang bersifat naratif
atau bagan, hubungan antar kategori atau flowchart dan sejenisnya yang
kemudian diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Adapun model analisis data
yang digunakan adalah interaktif model dapat dilihat dalam skema Gambar 3.2.
66
Data
collection
Data display
Data reduction
Conclusions:
drawing/verifying
Gambar 3.2. Bagan Komponen Analisis Data Model Interaktif
(Sugiyono, 2009: 338)
a. Reduksi Data
Reduksi data dapat didefinisikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan
perhatian
pada
penyederhanaan,
pengabstrakan,
dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan. Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis.
Proses reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau
uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas.
b. Penyajian Data
Penyajian data diartikan sebagai sekumpulan informasi yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Proses peyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasi
data dari hasil reduksi data yang di mulai dari perencanaan, pelaksanaan
tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.
c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data,
mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul
disajikan secara sistematik dan perlu adanya pemberian makna. Untuk
mempermudah verifikasi dan analisis data yang diperlukan untuk
67
menjawab permasalahan yang ada, diidentifikasi secara khusus tiap-tiap
siklus pembelajaran.
Reduksi
Data
Penyajian
Data
Penarikan
Kesimpulan
Gambar 3.3 Teknik Analisis Data
(Sumber : Sugiyono, 2010)
Data kuantitatif diperoleh dengan cara menganalisis secara
deskriptif data yang diperoleh pada kegiatan observasi dan tes dari tiap
siklus dan dinyatakan dalam bentuk prosentase. Kegiatan analisis tersebut
adalah hasil tes kemampuan kognitif siswa di akhir tiap siklus.
H. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Suwandi, 2007 : 71).
Indikator kinerja dikemukakan atau dirumuskan sebagai tolak ukur keberhasilan
penelitian yang dilakukan. Apabila hasil refleksi siklus telah mencapai target pada
indikator kinerja maka siklus dapat dihentikan namun apabila hasil refleksi belum
mencapai target yang ditetapkan maka dilanjutkan dengan siklus berikutnya
dengan melakukan beberapa perbaikan.
Penelitian dikatakan berhasil apabila target yang telah direncanakan pada
penelitian tercapai. Target penelitian tersebut disusun oleh peneliti dan guru
dengan memperhatikan kondisi awal kelas yang dijadikan subjek penelitian dan
memperhatikan pembagian waktu dalam silabus pembelajaran yang telah
ditetapkan sekolah. Aspek kognitif ditandai dengan siswa memperoleh nilai tes
minimal 75 dan secara klasikal 70% siswa harus mencapai batas nilai minimum
tersebut. Indikator keberhasilan kemampuan kognitif siswa disajikan dalam Tabel
3.1.
68
Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan Kemampuan Kognitif Siswa
Indikator
Cara Penilaian
Tercapainya nilai batas tuntas
(KKM)
∑
Keterca
paian
70%
∑
Sedangkan aspek metakognitif ditandai dengan siswa memperoleh nilai tes
dengan kategori sedang dengan nilai minimal 3,00 dan secara klasikal 70 % siswa
harus mencapai batas minimum tersebut. Indikator keberhasilan kemampuan
metakognitif siswa disajikan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Kemampuan Metakognitif Siswa
Indikator
Cara Penilaian
Jumlah nilai pada nomer 1, 3, 4, 7,
10, 14, 17, 19, 22, 23, 25, 26, 29
dibagi13
Strategi
Pemecahan Jumlah nilai pada nomer 8, 11, 13,
Masalah
16, 18, 21, 27, 30 dibagi 8
Strategi pendukung
Jumlah nilai pada nomer 2, 5, 6, 9,
12, 15, 20, 24, 28 dibagi 9
Total
Keterca
paian
Strategi Umum
70 %
I. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian
mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu model
spiral. Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010: 21) Model Kemmis dan Mc
Taggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan
satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu: rencana tindakan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observing) danrefleksi (reflecting). Keempat
komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus. Apabila
satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan kearah perbaikan
(peningkatanmutu), kegiatan riset dilanjutkan padasiklus kedua dan seterusnya.
Berikut penjelasan pada tiap langkah tersebut:
69
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Permohonan izin kepada kepala sekolah dan guru SMA Negeri 2 Boyolali.
b. Observasi untuk mendapatkan gambaran mengenai proses pembelajaran
pada mata pelajaran Fisika SMA Negeri 2 Boyolali.
c. Mengetahui kemampuan metakognitif awal melalui wawancara dengan
guru dan hasil kognitif siswa berdasarkan hasil tes dari kajian dokumen.
2. Tahap Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
a. Menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh yang berupa
perencanaan
tindakan
kelas,
kegiatan
pembelajaran
direncanakan
menggunakan model learning cycle.
b. Menyusun instrumen penelitian, yang meliputi angket tes kemampuan
metakognitif, lembar observasi ketercapaian model pembelajaran learning
cycle dan soal tes kemampuan kognitif.
3. Tahap Pelaksanaan atau Tindakan (Acting)
a. Mengukur kemampuan metakognitif siswa menggunakan angket siswa
yang diadopsi dari Mokhtari, K., & Reichard, C. (2002) yaitu angket
Metacognitive Awareness of Reading Strategies Inventory (MARSI) yang
terdiri dari 30 butir pertanyaan.
b. Melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah yang telah disusun
dalam RPP.
c. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi
langsung.
d. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur kemampuan hasil kognitif
siswa.
e. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif
tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan.
4. Tahap Observasi dan Evaluasi
a. Mencatat hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.
70
b. Mendiskusikan dengan guru maupun dosen terhadap hasil pengamatan
setelah proses pembelajaran selesai.
c. Membuat kesimpulan hasil pengamatan.
5. Tahap Refleksi (Reflecting)
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang
terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Langkah-langkah dalam kegiatan
analisis dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Menganalisis hasil tes metakognitif dan hasil kogntif siswa. Apabila hasil
tes menunjukkan peningkatan sesuai indikator ketercapaian, maka model
pembelajaran
yang
dilaksanakan
dinyatakan
dapat
meningkatkan
kemampuan metakognitif dan hasil kognitif siswa.
Berdasarkan hasil refleksi, peneliti mencoba untuk mengatasi
kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan.
Dari data hasil refleksi, baik keberhasilan maupun kegagalan dalam
pelaksanaan tindakan maka peneliti dengan guru mengadakan diskusi untuk
mengambil kesepakatan menentukan tindakan perbaikan berikutnya (siklus
selanjutnya). Dengan adanya penelitian diharapkan ada tindak lanjut dari guru
yang bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta mengembangkan strategi
pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara
efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Adapun prosedur penelitian secara skematis dapat dilihat pada
gambar dibawah.
71
Perencanaan
(Planning)
Refleksi
(Reflekting)
Tindakan
(Acting)
Siklus 1
Pengamatan
(Observing)
Perencanaan
(Planning)
Siklus ke-n
Siklus 2
Tindakan
(Acting)
Refleksi
(Reflekting)
Pengamatan
(Observing)
Gambar 3.4 Model PTK Dua Siklus Modifikasi Model Kurt Lewin
(Paizaluddin dan Ermalinda, 2013: 84)
Download