peningkatan sikap nasionalisme dalam

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM
PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING BAGI KELAS V A DI SD NEGERI NANGGULAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
121134117
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN
PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI KELAS
V A DI SD NEGERI NANGGULAN
Oleh:
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
NIM : 121134117
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Drs. Paulus Wahana, M. Hum.
Tanggal : 7 Januari 2016
Pembimbing II
Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M. A.
ii
Tanggal: 7 Januari 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN
PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI KELAS
V A DI SD NEGERI NANGGULAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
121134117
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 25 Januari 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.
...................
Sekretaris
: Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
...................
Anggota I
: Drs. Paulus Wahana, M. Hum.
...................
Anggota II
: Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M. A.
...................
Anggota III
: Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc.
...................
Yogyakarta, 25 Januari 2016
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Rohandi, Ph.D
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Hidup merupakan perjalanan menuju kematian. Pahami, hayati, jalani!”
(Penulis)
Skripsi ini aku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus yang selalu memberkatiku

Orangtuaku:
Yacobus Basuki & Yustina Simpen

Adikku:
Yulius Brilian Abdikrisfani Sinaba
Yohanes Glorify Bryan Madya Paska Sinaba
Teofilus Vierza Mercyzano Sinaba

Penyemangatku:
Luciana Puput Indriati

Dosen Pembimbingku:
Drs. Paulus Wahana, M. Hum.
Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M. A.

Saudara-saudaraku yang membantu membiayai kuliah.

Teman-teman sepayung dan seperjuangan:
Johan, Purnomo, Nugroho, Oka, Sita, Hilda, Yosi, Astrid, dan Ika
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Januari 2016
Penulis,
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
nama
: Yoseph Bravian Aderika Sinaba
nomor mahasiswa
: 121134117
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berjudul:
PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN
PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI KELAS V
A DI SD NEGERI NANGGULAN
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,
dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu izin dari saya atau memberi royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 25 Januari 2016
Yang menyatakan,
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN
PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI KELAS V
A DI SD NEGERI NANGGULAN
Oleh:
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
12113417
Keterbatasan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai
dengan pendidikan nilai diduga menyebabkan rendahnya sikap nasionalisme.
Siswa yang memiliki kriteria sikap nasionalisme yakni sebesar 56,25% atau 18
dari 32 siswa. Peneliti menggunakan model Problem Based Learning sebagai
solusi permasalahan. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui pelaksanaan
model Problem Based Learning dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan
sikap nasionalisme bagi siswa kelas V SD Negeri Nanggulan tahun ajaran
2015/2016, 2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap nasionalisme
dalam pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi siswa kelas
V A di SD Negeri Nanggulan Tahun ajaran 2015/2016.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari
dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan.
Teknik pengumpulan data menggunakan cara penyebaran kuesioner, serta
observasi dan wawancara sebagai pendukung.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
Problem Based Learning dapat meningkatkan 43,75% sikap nasionalisme siswa
kelas V A SD Negeri Nanggulan. Peningkatan dapat dilihat dari persentase jumlah
siswa yang memiliki kriteria sikap, mulai dari kondisi awal sebesar 56,25%, siklus
I yakni 93,75%, dan siklus II yaitu 100%. Peningkatan juga dapat dilihat dari nilai
rata-rata siswa. Kondisi awal yaitu sebesar 74,87, siklus I 87,62, dan siklus II
87,66
Kata kunci: sikap nasionalisme, Problem Based Learning
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE INCREASING NATIONALISM BEHAVIOUR IN CIVICS SUBJECT
USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL FOR STUDENTS OF
GRADE V A NANGGULAN ELEMENTARY SCHOOL
By:
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
121134117
In applying the teaching model which is suitable with value education is
supposed to caused the low of nationalism behaviour. The students who have the
criteria nationalism behaviuor are 56,25% or 18 of 32 students. Observer used
Problem Based Learning model as solution for the problem. The goal of this
research are 1) to know the carrying out of Problem Based Learning model in
Civics subject to increase the nationalism behaviour for students of grade V A
Nanggulan Elementary School academic year 2015/2016, 2) to increase the
nationalism behaviour in Civics subject using Problem Based Learning model for
students of grade V A Nanggulan Elementary School academic year 2015/2016.
This research is a classroom action research which consist of two cycles.
The subject of this research is the students of grade V A Nanggulan Elementary
School academic year 2015/2016. The technique for the collecting of the data by
using distribut the quesioner and observation, and interview as a support.
Based on the result of the research, it can be concluded that the
implementation of Problem Based Learning model can increase nationalism
behaviour for students of grade V A Nanggulan Elementary School academic year
2015/2016. The increase can be seen from the percentage of the sum of students
who have criteria nationalism behaviour, from the first condition is 56,25%,
cycles I 93,75%, and cycles II 100%. The increasement can be seen too from the
students average score. The first condition is 74,87, cycles I is 87,62, and cycles II
87,66.
Keywords: nationalism behaviour, Problem Based Learning
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena limpahan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Sikap
Nasionalisme dalam Pembelajaran PKn dengan Model Problem Based Learning
bagi Kelas V A di SD Negeri Nanggulan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penelitian tidak lepas dari
kesalahan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini, antara lain:
1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, S. J., S.S., BST., M. A. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
3. Christiyanti Aprinastuti, S. Si., M. Pd. selaku wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memotivasi, membimbing dan memberi dukungan dalam menyelesaikan
skripsi.
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M. A. selaku Dosen Pembimbing II
yang telah memotivasi, membimbing dan memberi dukungan melalui
pengalaman yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Sri Rahayu, S. Pd. selaku Kepala SD Negeri Nanggulan yang telah
memberikan izin penelitian di kelas V A SD Negeri Nanggulan.
7. Kanthi Lestari, S. Pd. selaku guru kelas V A yang telah bersedia
berkolaborasi, membagikan pengalaman, memotivasi, meluangkan waktu
untuk berdiskusi dan memberikan izin penelitian.
8. Siswa kelas V A yang telah bersedia bekerjasama menjadi subjek
penelitian.
9. Kedua orangtuaku, Yacobus Basuki dan Yustina Simpen yang telah
memberikan doa, motivasi, dukungan, kasih sayangnya, demi keberhasilan
anaknya.
10. Adikku sebagai motivasiku.
11. Luciana Puput Indriati yang menyemangatiku.
12. Saudara-saudaraku.
13. Teman-teman sepayungku (Johan, Purnomo, Nugroho, Oka, Sita, Hilda,
Yosi, Astrid, dan Ika) yang telah bekerjasama dan membantu dalam
penyelesaian skripsi.
14. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa disebutkan satu per
satu sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian.
Yogyakarta, 25 Januari 2016
Penulis ,
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............... vi
ABSTRAK ................................................................................................ vii
ABSTRACT ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Batasan Masalah ..................................................................................... 6
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
1.6 Definisi Operasional ............................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 9
2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................ 9
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1 Sikap ...................................................................................... 9
2.1.1.1 Aspek Kognitif ....................................................... 10
2.1.1.2 Aspek Afektif ......................................................... 12
2.1.1.3 Aspek Konatif ......................................................... 13
2.1.2 Nasionalisme ......................................................................... 14
2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan ............................................... 15
2.1.4. Model Problem Based Learning .......................................... 17
2.1.4.1 Model Pembelajaran .......................................................... 17
2.1.4.2 Pengertian Problem Based Learning ................................. 18
2.1.4.3 Manfaat Problem Based Learning ........................... 20
2.1.4.4 Langkah-langkah PBL ............................................. 20
2.2. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 22
2.2.1 Penelitian tentang Pendidikan Kewarganegaraan ................... 22
2.2.2 Penelitian tentang metode Problem Based Learning .............. 23
2.2.3 Penelitian tentang sikap nasionalisme .................................... 25
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 27
2.4 Hipotesis Tindakan ................................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 30
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 30
3.2 Setting Tindakan .................................................................................... 32
3.2.1 Waktu dan Tempat penelitian ................................................. 32
3.2.2 Subjek Penelitian .................................................................... 32
3.2.3 Objek Penelitian ..................................................................... 33
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.3 Desain Penelitian .................................................................................. 33
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39
3.5 Instrumen Penelitian.............................................................................. 42
3.6 Teknik Pengujian Instrumen ................................................................ 50
3.7 Teknik Analisa Data ............................................................................. 58
3.8 Indikator Keberhasilan ......................................................................... 62
3.9 Jadwal Penelitian .................................................................................. 64
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 65
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 65
4.1.1 Kondisi awal .......................................................................... 65
4.1.2 Siklus I ................................................................................... 76
4.1.3 Siklus II ................................................................................. 92
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 107
4.2.1 Kondisi awal .......................................................................... 107
4.2.2 Siklus I ................................................................................... 108
4.2.3 Siklus II ................................................................................. 109
BAB 5 PENUTUP ..................................................................................... 120
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 120
5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 121
5.3 Saran ..................................................................................................... 121
DAFTAR REFERENSI ........................................................................... 116
LAMPIRAN .............................................................................................. 118
CURRICULUM VITAE ............................................................................ 238
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pertanyaan wawancara ................................................................. 42
Tabel 3.2 Format observasi pembelajaran di kelas ...................................... 43
Tabel 3.3 Penjabaran indikator ..................................................................... 44
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen skala sikap .................................................... 49
Tabel 3.5 Tabel kriteria instrumen skala sikap ............................................ 49
Tabel 3.6 Tabel skala Likert ........................................................................ 50
Tabel 3.7 Tabel hasil uji validasi ................................................................. 54
Tabel 3.8 Tabel uji validitas instrumen skala sikap ..................................... 56
Tabel 3.9 Koefisien Reliabilitas ................................................................... 57
Tabel 3.10 Hasil perhitungan reliabilitas ..................................................... 57
Tabel 3.11 Tabel Acuan PAP tipe 1 ............................................................. 58
Tabel 3.12 Tabel perhitungan batas nilai aspek kognitif ............................. 59
Tabel 3.13 Tabel perhitungan batas nilai aspek afektif ............................... 59
Tabel 3.14 Tabel perhitungan batas nilai aspek konatif .............................. 60
Tabel 3.15 Tabel perhitungan batas nilai rata-rata siswa ............................ 60
Tabel 3.16 Tabel indikator keberhasilan aspek sikap nasionalisme ............ 62
Tabel 3.17 Tabel indikator keberhasilan sikap nasionalisme ...................... 63
Tabel 4.1 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal
untuk aspek kognitif
(pemahaman terhadap sikap nasionalisme) ................................. 66
Tabel 4.2 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal
untuk aspek afektif
(penghayatan terhadap sikap nasionalisme) ............................... 68
Tabel 4.3 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk aspek konatif
(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) ............................... 70
Tabel 4.4 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme .................... 72
kondisi awal
Tabel 4.5 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek kondisi awal ....... 74
Tabel 4.6 Hasil observasi pertemuan 1 siklus I ........................................... 78
Tabel 4.7 Hasil observasi pertemuan 2 siklus I ........................................... 80
Tabel 4.8 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I ....................................... 82
untuk aspek kognitif
(pemahaman terhadap sikap nasionalisme)
Tabel 4.9 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I ....................................... 84
untuk aspek afektif
(penghayatan terhadap sikap nasionalisme)
Tabel 4.10 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I ..................................... 86
untuk aspek konatif
(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme)
Tabel 4.11 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme siklus I ..... 88
Tabel 4.12 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek siklus I .............. 90
Tabel 4.13 Hasil observasi pertemuan 1 siklus II ....................................... 93
Tabel 4.14 Hasil observasi pertemuan 2 siklus II ........................................ 94
Tabel 4.15 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II .................................... 97
untuk aspek kognitif
(pemahaman terhadap sikap nasionalisme)
Tabel 4.16 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II .................................... 99
untuk aspek afektif
(penghayatan terhadap sikap nasionalisme)
Tabel 4.17 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II ................................... 101
untuk aspek konatif
(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme)
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.18 Rangkuman perhitungan aspek ................................................. 103
sikap nasionalisme siklus II
Tabel 4.19 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek siklus II ............. 105
Tabel 4.20 Aspek pencapaian dan rata-rata kelas ....................................... 110
Tabel 4.21 Rangkuman hasil persentase aspek kognitif (pemahaman) ...... 112
Tabel 4.22 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek kognitif .................. 113
Tabel 4.23 Rangkuman hasil presentase aspek afektif (penghayatan) ....... 114
Tabel 4.24 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek afektif .................... 115
Tabel 4.25 Rangkuman hasil presentase aspek konatif (pelaksanaan) ...... 116
Tabel 4.26 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek konatif .................. 117
Tabel 4.27 Rangkuman sikap nasionalisme ............................................... 118
Tabel 4.28 Pencapaian indikator sikap nasionalisme ................................. 118
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Literatur map dari penelitian terdahulu ..................................... 26
Gambar 2 Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Tagart .............................. 30
Gambar 3 Rumus Product Moment ........................................................... 53
Gambar 4 Rumus persentase siswa yang
memiliki kriteria minimal cukup ................................................ 61
Gambar 5 Rumus perhitungan skor rata-rata kelas .................................... 61
Gambar 6 Rumus perhitungan nilai rata-rata sikap .................................... 61
Gambar 7 Diagram rangkuman hasil aspek kognitif ................................. 112
Gambar 8 Diagram rangkuman aspek afektif ............................................ 114
Gambar 9 Diagram rangkuman hasil aspek konatif ................................... 116
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Instrumen Pembelajaran ...................................................... 119
Lampiran 2
Instrumen skala sikap sebelum dan sesudah validasi .......... 161
Lampiran 3
Hasil skala sikap nasionalisme ............................................ 175
Lampiran 4
Hasil pekerjaan siswa .......................................................... 196
Lampiran 5
Hasil observasi ..................................................................... 210
Lampiran 6
Hasil penilaian instrumen pembelajaran .............................. 219
Lampiran 7
Hasil penilaian instrumen skala sikap ................................. 226
Lampiran 8
Surat izin penelitian ............................................................. 230
Lampiran 9
Surat keterangan telah melakukan penelitian ...................... 232
Lampiran 10 Foto-foto kegiatan ............................................................... 234
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan demi masa depan. Guru
sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan perlu memiliki keterampilan yang
kompeten dalam mengajar demi terlaksananya Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyiratkan bahwa guru perlu mengembangkan aspek spiritual,
pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik. Terlebih lagi, guru perlu
memahami kebutuhan siswa. Kebutuhan yang dimaksud adalah kesesuaian antara
materi pelajaran dengan tahap perkembangan siswa. Pembelajaran akan berjalan
efektif apabila materi pembelajaran maupun metode pembelajaran yang
digunakan sesuai dengan kemampuan siswa (Trianto, 2019). Faktor pendukung
pembelajaran lainnya adalah siswa. Perlu kesiapan siswa baik secara fisik,
psikologis, maupun dalam berpikir. Siswa akan lebih mudah mengikuti
pembelajaran apabila ada kesiapan dari siswa.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Trianto (2012: 62) mengatakan bahwa pembelajaran akan lebih baik jika
siswa terlibat aktif dalam belajar. Aktif di sini menekankan pada keaktifan siswa
dalam pembelajaran, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional
guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat,
minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus belajar
(Trianto, 2012: 63). Apalagi, anak usia sekolah dasar, menurut Piaget memasuki
tahap perkembangan Operasional Konkret. Pada tahap ini siswa akan lebih mudah
memahami dari hal-hal yang bersifat nyata karena akan memiliki pengalaman
belajar secara langsung.
Pemilihan metode pembelajaran pun seharusnya
disesuaikan dengan kondisi siswa. Metode pembelajaran yang baik adalah yang
mampu mengaktifkan siswa, sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada
guru. Pembelajaran yang sesungguhnya tidak hanya mengedepankan aspek
kognitif, akan tetapi diharapkan mengarah pada pendidikan nilai dan sikap.
Pembelajaran PKn sebagai pendidikan nilai merupakan salah satu wadah
yang diharapkan siswa menyadari akan nilai yang terkait dalam pembelajaran.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
penanaman nilai dan pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945
(Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004). Penanaman nilai dan pembentukan diri
menjadi penting manakala siswa dihadapkan pada permasalahan yang ada pada
pembelajaran maupun di lingkungan. Siswa perlu dibekali dengan apa yang
dinamakan sikap. Sikap di sini mencakup tiga aspek, yaitu: pemahaman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
penghayatan, dan pelaksanaan. Ketiga aspek ini mutlak dimiliki siswa terutama
dalam sikap nasionalisme.
Proses
pembelajaran
yang
dilaksanakan
tentu
tidak
hanya
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman siswa tetapi juga dengan
penghayatan maupun dalam pelaksanaan (Azwar, 2011: 4). Penghayatan dan
pelaksananaan yang dilakukan oleh manusia adalah pada nilai-nilai, terutama
dalam pembelajaran PKn. Ketiga aspek perlu diseimbangkan karena saling
berkaitan, agar proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sesuai dengan
apa yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Idealnya, pembelajaran
PKn menjadi landasan pembentukan sikap dan penanaman nilai-nilai agar tercipta
nasionalisme yang kuat, dengan menghadirkan permasalahan pada siswa.
Namun, permasalahannya kondisi yang diharapkan belum terlihat di SD
Negeri Nanggulan. Paduan suara SD Negeri Nanggulan salah syair ketika
menyanyikan lagu “Mengheningkan Cipta” saat upacara bendera. Terlebih lagi,
saat upacara berlangsung, 80% atau sekitar 292 siswa SD Negeri Nanggulan
terlihat tidak khidmat. Rosita (2013) mengatakan bahwa ciri-ciri nasionalisme
dibagi atas (1) memiliki rasa cinta tanah air; (2) bangga menjadi bagian dari
Indonesia; (3) menempatkan kepentingan kelompok daripada kepentingan
individu; dan (4) mengakui dan menghargai keanekaragaman. Dalam hal ini
Pancasila dan lagu diuraikan dalam ciri-ciri nasionalisme.
Berdasarkan hasil observasi proses kegiatan belajar mengajar di kelas V,
ada 25% atau 8 siswa yang tidak hafal Pancasila dan 12,5% dari 32 siswa tidak
hafal lagu Indonesia Raya. Dari hasil penyebaran kuesioner kondisi awal hanya 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
siswa atau 68,75% dari keseluruhan siswa mempunyai pemahaman akan sikap
nasionalisme, 18 siswa atau 56,32% siswa mempunyai penghayatan akan sikap
nasionalisme, 17 siswa atau 53,125% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan
sikap nasionalisme. Selain itu, siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran,
yang terlihat dari tidak adanya siswa yang bertanya maupun mengajukan
pendapat. Siswa cenderung pasif dalam menerima materi yang diberikan guru.
Bahkan, untuk memberikan pendapat ataupun bertanya saja masih terlihat malumalu. Karakter lain yang muncul adalah siswa masih sangat pilih-pilih dalam
pembentukan kelompok karena ketidakcocokan dalam berteman, sehingga guru
perlu membagi ke dalam kelompok yang lebih kecil. Permasalahan di atas tidak
lepas dari cara mengajar guru yang masih menggunakan metode ceramah pada
pelajaran PKn. Guru kurang menanamkan sikap yang terkandung dalam materi
pembelajaran.
Pembelajaran PKn di SD Negeri Nanggulan cenderung pada metode
ceramah yang mengarah pada aspek kognitif serta memberi informasi pada siswa
secara searah. Siswa pun menjadi tidak menyadari permasalahan dalam
pembelajaran dan nilai yang terkandung dalam pembelajaran. Hal ini berdampak
pada menurunnya sikap nasionalisme. Menurunnya hasil pembelajaran terbukti
dari hasil wawancara dengan guru pada tanggal 11 Agustus 2015. Peneliti
melakukan wawancara dengan guru PKn SD Negeri Nanggulan yang hasilnya
terbukti bahwa 55% siswa pada pembelajaran PKn masih di bawah KKM, yaitu
70. Hal ini terjadi karena menurut pendapat guru, materi yang diajarkan terlalu
banyak, sedangkan waktu yang disediakan tidak mencukupi materi. Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
itu, berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, siswa telah
menerima materi mengenai nasionalisme tetapi belum dapat menghayati dan
melaksanakan nilai nasionalisme.
Permasalahan di atas mengantarkan peneliti untuk menemukan model
pembelajaran untuk meningkatkan sikap nasionalisme pada siswa, yaitu dengan
menggunakan model Problem Based Learning. Problem Based Learning (PBL)
adalah pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan
suatu
permasalahan,
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan,
memfasilitasi
penyelidikan dan membuka dialog. Model ini mempunyai kelebihan untuk
merangsang kemampuan yang matang dalam intelektual (kognitif), menuntut
kehati-hatian dalam bertindak melalui analisis masalah (afektif dan konatif), dan
menciptakan pengalaman belajar. Siswa akan menjadi terlatih belajar tanpa
hafalan. Berdasarkan kelebihan di atas, PBL cocok digunakan untuk materi yang
berkaitan dengan nasionalisme, yang berhubungan langsung dengan kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, model Problem Based Learning diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan materi yang diterima.
Terlebih lagi, kegiatan diskusi membuat siswa lebih mudah memahami materi
bersama kelompoknya dalam menghayati dan melaksanakan sikap nasionalisme.
Melalui diskusi secara berkelompok dapat memupuk nilai persatuan dan kesatuan,
yang merupakan salah satu ciri nasionalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.2 Batasan Masalah
Penelitian ini akan dibatasi pada peningkatan sikap nasionalisme dalam
pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi siswa kelas V A
di SD Negeri Nanggulan Tahun ajaran 2015/2016. Standar Kompetensi yang
digunakan yaitu SK 4. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Kompetensi Dasar yang digunakan adalah seluruh
KD yang terdapat pada SK 4.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.3.1 Bagaimana
pelaksanaan
model
Problem
Based
Learning
dalam
pembelajaran PKn untuk meningkatkan sikap nasionalisme bagi siswa
kelas V A SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016?
1.3.2 Apakah pelaksanaan model Problem Based Learning dapat meningkatkan
sikap nasionalisme bagi siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan tahun
ajaran 2015/2016?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.4.1 Mengetahui pelaksanaan model Problem Based Learning dalam
pembelajaran PKn untuk meningkatkan sikap nasionalisme bagi siswa
kelas V A SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.4.2 Meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap nasionalisme dalam
pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi siswa
kelas V A di SD Negeri Nanggulan Tahun ajaran 2015/2016.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.5.1 Bagi siswa:
Mendapatkan pengalaman yang baru dalam belajar dengan menggunakan
model Problem Based Learning.
1.5.2 Bagi guru:
Memberikan pengetahuan yang lebih luas mengenai penerapan model
Problem Based Learning.
1.5.3 Bagi sekolah:
Menambah referensi pengetahuan baru tentang bagaimana meningkatkan
sikap nasionalisme siswa kelas V pada mata pelajaran Pkn dengan
menggunakan model Problem Based Learning.
1.5.4 Bagi peneliti:
Memberikan pengalaman dalam menerapkan model Problem Based
Learning pada mata pelajaran PKn menambah pengetahuan khususnya
dalam menyusun tugas akhir skripsi untuk menyelesaikan studi.
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Sikap adalah tindakan yang terlahir atas pendirian, baik secara positif
maupun negatif yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan konatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.6.2 Nasionalisme merupakan suatu paham yang menganggap bahwa kesetian
tertinggi atas setiap pribadi warga negara harus diserahkan kepada negara
kebangsaan atau nation state.
1.6.3 Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan
pada penanaman nilai dan pembentukan diri yang beragam dari segi
agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga
negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
1.6.4 Model Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang berpusat
pada siswa, dimana siswa dihadapkan pada suatu permasalahan kemudian
diikuti oleh pencarian informasi untuk menyelesaikannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini akan membahas tentang kajian pustaka, penelitian-penelitian yang
relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
Bagian ini akan membahas tentang teori-teori yang dapat mendukung
penelitian, yang diambil dari buku atau jurnal dan referensi yang lainnya. Teoriteori yang akan dijelaskan pada bagian ini yaitu tentang sikap (pemahaman,
penghayatan,
pelaksanaan),
nasionalisme,
mata
pelajaran
PKn,
metode
pembelajaran berbasis masalah, dan karakteristik siswa SD.
2.1.1 Sikap
Sikap menurut Mulyono (1990: 838) adalah perbuatan yang berdasar pada
pendirian atau pendapat/keyakinan sebegai kecenderungan untuk bertindak.
Definisi sikap menurut Syah (1995: 135) adalah gejala internal yang berdimensi
afektif yang berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara
yang relatif tetap terhadap orang atau barang baik secara positif maupun negatif.
Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan yang mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavorable) pada objek tersebut (Berkowitz dalam Azwar, 1988: 5). Sikap
sebagai gejala internal berperan dalam mengambil tindakan, terutama bila ada
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kemungkinan untuk bertindak. Seseorang yang memiliki sikap jelas, mampu
untuk memilih secara tegas dalam menghadapi kemungkinan.
Azwar (2011: 4) mengatakan bahwa dalam sikap terdapat aspek yang
saling berhubungan, yaitu: aspek kognitif, afektif, dan konatif. Aspek kognitif
berupa apa yang dipercayai atau kepercayaan seseorang mengenai objek sikap.
Kemudian aspek afektif merupakan komponen perasaan yang menyangkut
masalah emosi, sedangkan aspek konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau
kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan
objek sikap yang dihadapinya. Penelitian ini, aspek kognitif yang diukur adalah
pemahaman. Kemudian untuk aspek afektif yaitu penghayatan, sedangkan aspek
konatif yang diukur adalah pelaksanaan. Adapun penjelasan mengenai aspek yang
akan diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.1.1.1 Aspek Kognitif
Aspek kognitif
adalah
suatu proses yang memiliki sifat menambah
wawasan atau pengetahuan guna menambah hasil belajar (Harjanto, 2006: 91).
Sementara itu, (Kuswana & Sunaryo, 2012: 11) mengungkapkan pendapatnya
tentang ranah kognitif yaitu berhubungan dengan daya ingat mengenai
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan intelektual yang terpusat melalui
penilaian tes. Aspek kognitif yang diukur dalam penelitian ini yaitu pemahaman,
yang mana pemahaman juga terdapat dalam taksonomi Bloom.
Pemahaman pada proses belajar mengajar sangat diperlukan bahkan sangat
penting dilakukan. Pemahaman sangat penting ditekankan dalam pembelajaran
karena mampu membangun konsep awal siswa terhadap suatu materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pembelajaran yang disampaikan guru. Peserta didik dapat dikatakan memahami
suatu konsep materi pembelajaran apabila mereka mampu menjelaskan kembali
dan memberikan contoh tentang konsep tersebut menggunakan kata-kata mereka
sendiri. Purwanto (1997: 44) menambahkan bahwa dalam pemahaman tidak
hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta
yang
ditanyakan,
maka
operasionalnya
dapat
membedakan,
mengubah,
mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan,
mendemonstrasikan,
memberi
contoh,
memperkirakan,
menentukan,
dan
mengambil keputusan. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan
bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.
Pemahaman menurut Taksonomi Bloom (dalam Daryanto, 2008: 106)
adalah kemampuan yang mendapat tekanan dalam proses belajar mengajar.
Peserta didik dituntut untuk memahami atau mengerti materi yang diajarkan,
mengetahui materi yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya
serta menghubungkan dengan aspek-aspek kehidupan.
Sementara itu, Bloom (dalam Sudijono, 2009: 50) mengemukakan
pendapat bahwa pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk memahami
sesuatu setelah mengetahuinya lalu mengingatnya. Pemahaman merupakan
jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.
Pemahaman dibutuhkan dalam pembelajaran oleh peserta didik, agar peserta didik
mengerti atau memahami suatu konsep yang dipelajari dan memandangnya dari
berbagai segi kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pemahaman merupakan adalah kemampuan peserta didik untuk memahami dan
mengetahui suatu konsep materi
menghubungkannya
dengan
yang diajarkan melalui ingatan dan
berbagai
aspek
kehidupan
serta
dapat
mengungkapkan dengan kata-katanya sendiri.
2.1.1.2 Aspek Afektif
Ranah afektif merupakan sesuatu yang berkaitan dengan sikap dan nilai
(Sudijono, 2006: 54). Hasil belajar ranah afektif akan terlihat pada siswa dalam
berbagai tingkah laku seperti motivasi mengikuti pelajaran, perhatiannya terhadap
mata pelajaran, menghormati guru, disiplin dalam mengikuti pelajaran. Sementara
itu, aspek afektif menurut Haryati & Saiful (2007: 38) yaitu siswa memiliki
karakter atau sikap (terkait dengan emosi yang mendukung) terhadap mata
pelajaran yang membantu mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Aspek
afektif yang diukur dalam penelitian ini yaitu penghayatan, yang mana
penghayatan juga merupakan karakter atau sikap.
Penghayatan berasal dari kata dasar hayat yang artinya hidup atau
kehidupan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2012). Menghayati
adalah mengalami dan merasakan dalam batin (KBBI: 2012). Penghayatan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2012) adalah pengalaman batin.
Penulis menyimpulkan bahwa penghayatan adalah suatu proses batin yang
sebelum dihayati memerlukan pengenalan dan pengertian tentang sesuatu yang
akan dihayati di dalam kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.1.1.3 Aspek Konatif/Psikomotor
Ranah psikomotorik adalah proses pengetahuan yang lebih banyak
didasarkan pada pengembangan proses mental melalui aspek-aspek otot dan
membentuk keterampilan siswa. Pengembangannya dalam pendidikan mencakup
proses yang menggerakkan otot, juga berkembang dengan pengetahuan yang
berkaitan dengan keterampilan hidup (Sukardi, 2008: 76). Senada dengan
pengertian di atas, Hamzah (2006: 38) menjelaskan aspek psikomotorik
merupakan sesuatu hal yang berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual
atau motorik. Dari pengertian di atas, keterampilan juga merupakan suatu
pelaksanaan atau tindakan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga mengukur
pelaksanaan.
Pelaksanaan berasal dari kata dasar laksana yang artinya tanda yang baik,
sifat, laku atau perbuatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2012).
Sedangkan
melaksanakan
adalah
melakukan,
menjalankan,
mengerjakan
(rancangan, keputusan, dsb) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI:
2012). Lalu pelaksanaan artinya proses, cara perbuatan melaksanakan (rancangan,
keputusan, dsb).
Berdasarkan pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan
adalah proses seseorang untuk melaksanakan suatu perilaku atau perbuatan sesuai
dengan yang telah direncanakan ataupun diputuskan oleh perseorangan maupun
bersama dengan kelompok. Pelaksanaan dalam konteks pendidikan adalah proses
yang dilakukan oleh peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.1.2
Nasionalisme
Nasionalisme sebenarnya merupakan hasil dari Revolusi Prancis. Istilah
nasionalisme telah ada sejak lama dan merupakan suatu istilah kuno.
Nasionalisme berasal dari kata Latin nation yang berarti kelahiran, suku, dan
berubah menjadi nation (bahasa Inggris) yang berarti bangsa (Djaja, 2009: 13).
Namun, ada satu hal yang dilupakan saat membahas tentang bangsa. Sebuah
bangsa tidak hanya meliputi orang, tetapi faktor tempat juga sangat penting.
Tempat orang berkumpul dan mengaitkan diri sebagai sebuah bangsa itulah yang
disebut tanah air. Kesadaran mengaitkan diri untuk menjadi satu inilah yang
melatarbelakangi munculnya nasionalisme.
Banyak
para
ahli
yang
mendefinisikan
mengenai
nasionalisme.
Nasionalisme adalah suatu paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara
sendiri, atau kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial
atau aktual bersama-sama mencapai, memepertahankan dan mengabdikan
semangat kebangsaan (Depdikbud dalam Aryani, 2010: 102). Sementara itu, Otto
Bauer (dalam Djaja, 2009: 14) mengatakan bahwa nasionalisme adalah suatu
persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib. Kohn
(1955: 11) mengartikan nasionalisme sabagai suatu paham bahwa kesetiaan
tertinggi harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Ahli lain, L. Stoddard
(dalam Djaja, 2009: 14) menyatakan pendapatnya bahwa nasionalisme merupakan
suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu ketika mereka
menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama dalam
suatu bangsa. Nasionalisme juga didefinisikan sebagai suatu gagasan, pikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan
tujuan nasional, berdasarkan asas kebersamaan dan timbul semangat kebangsaan.
Rosita (2013: 54) menyebutkan bahwa nasionalisme memiliki beberapa aspek,
yaitu 1) persatuan bangsa; 2) cinta tanah air; 3) sikap yang mencerminkan
nasionalisme; dan 4) menghargai simbol-simbol nasionalisme.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
sikap nasionalisme adalah suatu bentuk perasaan terhadap objek tentang gagasangagasan, pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana terdapat perasaan cinta
terhadap tanah air yang disatukan oleh rasa senasib sepenanggungan, adanya
kesamaan sejarah di masa lampau yang bertujuan untuk menanamkan rasa cinta,
kesetiaan, dan keinginan untuk menjadikan negara lebih baik dalam mewujudkan
keinginan bersama.
2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan
Mata pelajaran yang menjadi fokus dalam penelitian adalah mata pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan
(PKn).
Mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan atau sering disingkat menjadi PKn adalah mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD
1945 (KTSP, 2006). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) akan terus dipelajari
mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Sumiati (2008)
mengatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menyiapkan siswa agar masa datang menjadi patriot pembela bangsa dan negara.
Patriot pembela bangsa ialah pemimpin yang mempunyai kecintaan, kesetiaan,
serta keberanian untuk membela bangsa dan negara melalui profesinya masingmasing. Hadirnya mata pelajaran PKn sebagai pelajaran pokok di sekolah pada
dasarnya ingin membentuk peserta didik (khususnya siswa SD) untuk menjadi
warga negara yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi.
Tujuan PKn dilihat dari materi pembelajaran PKn, menurut Aryani dan
Markum (2010: 18) materi-materi yang diajarkan bertujuan mengembangkan
kemampuan-kemampuan peserta didik dalam hal berikut: (1) berpikir secara
kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (2)
berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan (3) berkembang
secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasar pada karakterkarakter masyarakat Indonesia. Berdasarkan tujuan-tujuan yang diuraikan diatas,
mata pelajaran PKn mempunyai peran penting di dalam pendidikan untuk
membentuk pribadi peserta didik menjadi manusia yang bermatabat luhur.
Terlebih lagi, salah satu misi Pendidikan Kewarganegaraan saai ini yaitu PKn
sebagai pendidikan nasionalisme.
Selain itu, dalam PKn juga dibahas materi mengenai nilai yang menjadi
tolok ukur manusia dalam bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Mata
pelajaran PKn berkaitan dengan pendidikan nilai karena PKn dan nilai ada
korelasinya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan nilai menurut Aryani dan
Markum (2010: 37) adalah suatu proses dalam upaya membantu siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mengekspresikan nilai-nilai yang ada melalui pengujian kritis, sehingga peserta
didik dimungkinkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas berpikir serta
perasaannya. PKn sebagai pendidikan nilai dimaksudkan bahwa melalui
pembelajaran PKn diharapkan dapat menyadarkan siswa akan nilai, moral, dan
norma yang dianggap baik oleh bangsa dan negara pada siswa. Melalui
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pula diharapkan dapat menumbuhkan
dan meningkatkan nilai kebangsaan atau nasionalisme siswa, sehingga siswa lebih
mencintai dan rela berkorban untuk tanah airnya. Oleh karena itu, pendidikan nilai
memiliki tujuan yang hampir sama dengan PKn yaitu membentuk peserta didik
menjadi pribadi yang berkarakter.
2.1.4 Model Problem Based Learning
2.1.4.1 Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran.
Setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran
untuk membantu peserta didik sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran
tercapai, Joice (dalam Trianto, 2009: 22).
Sementara itu, Soekamto, dkk (dalam Trianto, 2009: 22) mengungkapkan
bahwa maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
bagi para perancang, pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar. Secara lebih
ringkas bahwa aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan
yang tertata secara sistematis.
Khabibah (dalam Trianto, 2009: 25) mengatakan bahwa untuk melihat
tingkat kelayakan suatu model pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan ahli
dan praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran yang dikembangkan. Untuk
melihat efektivitas model pembelajaran dibutuhkan suatu perangkat pembelajaran
yang sesuai dengan model pembelajaran yang dikembangkan. Selain itu, perlu
dikembangkan instrumen penelitian yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Dengan demikian model pembelajaran adalah suatu perencanaan terhadap proses
pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, sehingga siswa
mampu memahami apa yang mereka pelajari.
2.1.4.2 Pengertian Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran, yang
melibatkan siswa sejak awal pembelajaran dihadapkan pada suatu masalah
kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifat student centered.
PBL bertujuan agar siswa mampu memperoleh dan membentuk pengetahuannya
secara efisien, kontekstual, dan terintegrasi. Pengertian PBL menurut Arends
(dalam Suprihatiningrum, 2013: 215) bahwa pembelajaran berdasarkan masalah
merupakan suatu pendekatan pembelajaran, yang melibatkan siswa mengerjakan
permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka
sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kemudian Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis
masalah menurut Ridwan (2014: 127) adalah pembelajaran yang penyampaiannya
dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaanpertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Sementara itu,
Visser (dalam Rusmono, 2012: 75) mengatakan bahwa Problem Based Learning
adalah sebuah strategi pembelajaran yang berusaha membentuk suatu proses
pemahaman isi suatu pelajaran pada suatu kurikulum. Peneliti menyimpulkan dari
pendapat para ahli di atas mengenai Problem Based Learning, bahwa Problem
Based Learning adalah suatu pembelajaran dengan menghadirkan sebuah
permasalahan terkait topik pembelajaran yang diselesaikan secara kelompok
maupun individu untuk membantu siswa memahami dan menghayati isi pokok
materi pembelajaran.
Permasalahan yang dihadirkan dalam pembelajaran berbasis masalah
hendaknya permasalahan yang kontekstual, artinya ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari siswa. Masalah-masalah yang dihadirkan tidak boleh melenceng dari
standar kompetensi dan kompetensi inti, masalah harus tercakup dalam
kurikulum. Permasalahan yang nyata yang dikaji dengan menerapkan PBL
diharapkan
dapat
membantu
siswa
berpikir,
mengajukan
pertanyaan,
mengaktifkan pengetahuan awal, menguji pemahaman siswa, memperkuat
pemahaman siswa, memberikan motivasi untuk belajar dan melatih pendekatan
analitis terhadap situasi yang dikenal (Ridwan, 2014: 133). Pembelajaran dengan
PBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran dan keterampilan mengatasi masalah dengan terlibat di berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kondisi kehidupan nyata. Hal ini memberikan makna bahwa sebagian konsep
dapat diperkenalkan secara efektif melalui pemberian masalah.
2.1.4.3 Manfaat Problem Based Learning
Pembelajaran dengan model Problem Based Learning tidak dirancang
untuk memberikan sejumlah informasi yang banyak kepada siswa. Pemberian
informasi yang banyak cocok dengan metode ceramah. Sementara PBL dirancang
untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan
masalah, dan keterampilan intelektual.
Uden dan Beaumont (dalam Suprihatiningrum, 2013: 222) menyatakan
beberapa manfaat yang dapat diamati dari siswa yang belajar dengan
menggunakan Problem Based Learning, yaitu:
1) Mampu mengingat dengan lebih baik informasi dan pengetahuannya.
2) Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan
keterampilan komunikasi.
3) Mengembangkan basis pengetahuan secara integrasi.
4) Menikmati belajar.
5) Meningkatkan motivasi.
2.1.4.4 Langkah-Langkah PBL
Oon-Seng Tan (dalam Ridwan, 2014: 146) berpendapat bahwa tahapan
PBL terdiri dari beberapa langkah, yaitu: (1) guru merancang permasalahan yang
sesuai dengan kurikulum, (2) siswa dihadapkan pada masalah, (3) siswa
menganalisis permasalahan dan isu pembelajaran, (4) siswa menemukan solusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dan membuat pelaporan, (5) siswa melakukan presentasi dan refleksi, dan (6)
siswa melakukan kaji ulang dan evaluasi. Jordan (dalam Ridwan 2014: 146)
menyatakan tahapan PBL adalah (1) guru merancang permasalahan yang sesuai
dengan
kurikulum,
(2)
guru
melibatkan
siswa
dalam
permasalahan,
mendefinisikan hal yang harus dipelajari, (3) siswa mencari informasi untuk
memperoleh fakta yang relevan, dan (4) siswa mengajukan solusi. Ibrahim (dalam
Suprihatiningrum, 2013: 220) mengatakan bahwa di dalam kelas PBL, peran guru
berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru dalam kelas PBL antara lain: (1)
mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu
masalah kehidupan nyata sehari-hari, (2) memfasilitasi atau membimbing
penyelidikan, (3) memfasilitasi dialog siswa, (4) mendukung belajar siswa.
Sementara itu, David (dalam Ridwan 2014: 148) mengurutkan tahapan
PBL, seperti: (1) guru merancang permasalahan yang sesuai dengan kurikulum,
(2) siswa mengklarifikasi istilah, (3) siswa merumuskan pertanyaan, (4) curah
pendapat tentang hipotesis dan penjelasan, (5) siswa menata hipotesis, (6) siswa
menetapkan tujuan pembelajaran, (7) siswa mengumpulkan informasi dan belajar
mandiri, (8) siswa berbagi informasi dan diskusi hasil belajar.
Peneliti menyimpulkan bahwa PBL dilaksanakan dengan tahapan (1) guru
menyampaikan masalah kepada siswa yang relevan dengan topik yang sedang
dikaji, (2) siswa mendiskusikan masalah dalam kelompok kecil, (3) anggota
kelompok melakukan curah pendapat berdasarkan pengetahuan awal mereka, (4)
siswa dalam kelompok mengidentifikasi hal-hal yang belum mereka pahami, (5)
kelompok membuat perencanaan penyelesaian masalah, (6) masing-masing siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
melakukan penelusuran informasi, (7) siswa kembali melakukan diskusi
kelompok, (8) kelompok menyajikan solusi permasalahan kepada teman-teman
sekelas, (9) teman sekelas bertanya atau memberi masukan, (10) anggota
kelompok melakukan pengkajian ulang berdasarkan masukan dari teman sekelas
atau guru. Pada dasarnya, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator siswa
dalam pembelajaran.
2.2 Penelitian yang Relevan
Peneliti ini memiliki hubungan dengan beberapa penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya
diantaranya adalah:
2.2.1 Penelitian tentang Pendidikan Kewarganegaraan
Penelitian yang dilakukan oleh Septiningsih (2012) judulnya adalah peningkatan
prestasi belajar menggunakan model cooperative learning teknik jigsaw dalam
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV Pangudi Luhur
Yogyakarta. Hasil penelitian adalah pembelajaran dengan menggunakan model
cooperative learning dapat meningkatkan prestasi belajar, ditunjukan dengan
naiknya nilai rata-rata kelas. Nilai pada kondisi awal adalah 65 setelah
melaksanakan Siklus 1 menjadi 67.09 setelah Siklus 2 menjadi 77.17%. dengan
presentase ketuntasan Siklus 1 adalah 25.71% dan siklus 2 adalah 77.14%.
Masurkhi (2010) melakukan penelitian tentang “Revitalisasi pembelajaran
pendidikan kewarganeraan sebagai pembangun karakter melalui pemberdayaan
kultur sekolah”. Tujuan penelitian ini adalah membangun model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
character biulding yang fit di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan pada 89 di
Semarang, dengan responden sebanyak 200 orang guru pengampu mata pelajaran
PKn. Metode penelitian ini adalah expost facto, dengan pendekatan kuantitatif non
eksperimen. Hasil penelitian ini yaitu: (1) model konfigurasi terbangun oleh
variabel laten eksogen berupa apresiasi guru, kepemimpinan kepala sekolah dan
rancangan pembelajaran, (2) pembangunan karakter lebih banyak terbangun oleh
kultur sekolah dan kepaa sekolah. Simpulan penelitian ini adalah bahwa kultur
sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah memberi kontribusi yang signifikan
terhadap terbentuknya proses pembelajaran Pkn yang bermuatan pembangunan
karakter dan nilai.
2.2.2 Penelitian tentang metode Problem Based Learning
Ratnasari (2013) melakukan penelitian tentang “Model Problem Based
Learning
untuk
meningkatkan
kemampuan
berpikir
kritis
siswa
pada
pembelajaran masalah-masalah sosial kelas IV”. Tujuan peneletian ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui model Problem Based
Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan menggunakan desain Elliot. Sementara itu, teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi,
teknik wawancara dan pegamatan. Hasil peningkatan dari kemampuan berpikir
kritis pada siklus I: 56,76, Siklus II: 67,72, dan siklus III: 84,38. Adapun
peningkatan hasil belajar pada siklus I adalah 69,33, siklus II: 75,00 dan siklus III:
84,07. Dengan demikian peneliti merekomendasikan kepada guru untuk
menggunakan model problem based learning sebagai salah satu solusi untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Cendika (2013) Melakukan penelitian tentang “Penerapan pembelajaran
Problem Based learning untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas
VII MTs Al-Maarif 01 Singosari”. untuk mendeskripsikan langkah-langkah
pembelajaran dengan penerapan PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi pecahan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan
pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Dalam
penelitian terdapat dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Langkah-langkah pembelajaran dengan
metode PBL adalah (1) tahap kooperatif dimana siswa dibentuk menjadi beberapa
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa, (2) orientasi siswa kepada masalah, yaitu
pemberian
masalah
yang
berkaitan
dengan
kehidupan
sehari-hari,
(3)
pengorganisasian siswa untuk belajar mandiri dalam kelompok, (4) membimbing
penyelidikan secara kelompok dengan menggunakan LKS untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, dan (5) mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi
melalui kegiatan presentasi di depan kelas. Peningkatan hasil belajar matematika
siswa dari hasil nilai tes pra tindakan 63,73 dan meningkat pada siklus I menjadi
74,85, pada siklus II meningkat sebesar 86.51.
Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti di atas relevan
dengan penelitian yang akan dilakukan dengan peneliti. Perbedaan penelitian
akbar (2010) dan Masurkhi (2010) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
saat ini adalah metode pembelajaran yang digunakan, meskipun mata pelajaran
yang diteliti sama, yaitu PKn. Penelitian Ratnasari (2013) dan Cendika (2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
mengunkanan metode yang sama dengan peneliti, hanya saja mata pelajaran yang
diteliti berbeda.
2.2.3 Penelitian tentang sikap nasionalisme
Hafidh Maksum (2011) melakukan penelitian dengan judul “Model
Project Citizen untuk Meningkatkan Kecakapan Pendidikan Kewarganegaraan
dalam Mengembangkan Sikap Nasionalisme.” Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan hasil pretest dan postest antara siswa yang proses belajar
mengunakan project citizen dengan siswa yang belajar secara konvensional dalam
meningkatkan kecakapan pendidikan kewarganegaraan dalam pengembangan
sikap nasionalisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode
yang digunakan adalah eksprimen kuasi dengan desain ”nonequivalent control
group pre-test dan posttest design.” Dalam desain ini kedua kelompok tidak
dipilih secara radom. Pengumpulan data dilakukan dengan pre-test dan post-test
dengan mengunakan test angket. Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan
signifikan pada kecakapan intelektual, dan peningkatan kategori sedang pada
kecakapan kewarganegaraan dan kecakapan partisipatoris antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol. Analisis data dapat menunjukkan bahwa siswa merespon
positif pembelajaran PKn dengan menggunakan model project citizen.
Kesamaan dengan penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
mengenai sikap nasionalisme karena variabel yang ditingkatkan adalah sikap
nasionalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Metode
Problem Based
Learning
Nilai-nilai dalam PKn dan
Sikap
pembelajaran PKn
Nasionalisme
Ratnasari (2013)
Cendekia (2013)
Septiningsih (2012)
Masurkhi (2010)
Model Problem
Based Learning
untuk
meningkatkan
kemampuan
berpikir kritis
siswa.
Penerapan
Problem Based
Learning untuk
meningkatkan
hasil belajar
matematika
siswa kelas VII.
Peningkatan prestasi
belajar menggunakan
model cooperative
learning teknik
jigsaw dalam mata
pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
siswa kelas IV
Pangudi Luhur
Revitalisasi
pembelajaran
pendidikan
kewarganegaraan
sebagai
pembangun
karakter melalui
pemberdayaan
kultur sekolah.
Hafidh Maksum
(2011)
Model Project
Citizen untuk
meningkatkan
kecakapan
Pendidikan
Kewarganegaraan
dalam
mengembangkan
sikap
nasionalisme
Peningkatan Sikap Nasionalisme dalam Pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi Kelas V A di SD
Negeri Nanggulan
Bagan 1. Literatur map dari penelitian terdahulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Penelitian terdahulu dengan penelitian ini memiliki satu perbedaan jika
dilihat dari jenis penelitiannya. Penelitian yang dilakukan Masurkhi merupakan
penelitian bukan PTK. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari
dan Cendekia memiliki persamaan dengan penelitian ini dalam penggunaan model
Problem Based Learning. Penelitian yang dilakukan Septiningsih memiliki
persamaan dalam hal pembelajaran PKn. Kemudian, penelitian yang dilakukan
Hafidh Maksum memiliki persamaan dalam sikap nasionalisme.
2.3 Kerangka Berpikir
Pendidikan di sekolah dasar perlu diwujudkan melalui pembelajaran.
Semua pembelajaran di sekolah menitikberatkan pada tiga aspek, yaitu
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Aspek kognitif adalah suatu proses yang
memiliki sifat menambah wawasan atau pengetahuan guna menambah hasil
belajar. Selanjutnya, aspek afektif merupakan sesuatu yang berkaitan dengan
sikap dan nilai (Sudijono, 2006: 54). Hasil belajar ranah afektif akan terlihat pada
siswa dalam berbagai tingkah laku seperti motivasi mengikuti pelajaran,
perhatiannya terhadap mata pelajaran, menghormati guru, disiplin dalam
mengikuti pelajaran. Sementara itu, aspek psikomotorik merupakan sesuatu hal
yang berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual atau motorik. Ketiga
aspek tersebut adalah bekal siswa untuk mengatasi permasalahan. Pembelajaran
yang dapat mengasah ketiga aspek tersebut adalah pembelajaran yang mampu
melibatkan keaktifan siswa dalam berpikir. Keaktifan siswa bisa membangun
kembali pengetahuan awal siswa. Berbekal pengetahuan awal, siswa mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
menemukan masalah dalam pembelajaran sekaligus bisa menyelesaikan masalah
tersebut.
Salah satu model pembelajaran yang mampu membantu siswa mencari arti
masalahnya dalam pembelajaran adalah Problem Based Learning. Model Problem
Based Learning menggunakan masalah-masalah yang nyata dan dekat dengan
keseharian siswa. Permasalahan yang dihadirkan dalam pembelajaran tidak boleh
melenceng dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kurikuum. PBL
memiliki tahapan seperti; (1) guru merancang permasalahan yang sesuai dengan
kurikulum, (2) guru melibatkan siswa dalam permasalahan, mendefinisikan hal
yang harus dipelajari, (3) siswa mencari informasi untuk memperoleh fakta yang
relevan, dan (4) siswa mengajukan solusi.
Pembelajaran berbasis masalah sangat sesuai diterapkan pada mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganeraan.
Model
ini
melatih
siswa
dalam
menganalisis masalah yang dekat dengan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak model pembelajaran yang bisa digunakan guru untuk meningkatkan
pemahaman, penghayatan dan pelaksanaan nilai-nilai dalam pembelajaran PKn,
hanya saja guru dalam mengajar tidak menggunakan model-model pembelajaran
yang menarik. Model yang biasa digunakan guru dalam mengajar adalah model
ceramah, sehingga siswa cenderung tidak aktif, tampak bosan mudah mengantuk
dan lebih banyak diam. Hal ini menyebabakan nilai-nilai Pendidikan
Kewarganegaraan
yang diajarkan guru tidak bisa dipahami, dihayati dan
dilaksanakan siswa. Akibatnya, guru cenderung memfokuskan pembelajaran
hanya pada aspek kognitif semata, tanpa memperhatikan aspek afektif dan konatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti memandang perlu adanya
penggunaan metode belajar yang berbeda dari pembelajaran pada umumnya
(ceramah), yaitu metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning). Penggunaan metode ini bertujuan untuk meningkatkan sikap
nasionalisme siswa pada mata pelajaran PKn. Jika metode pembelajaran berbasis
masalah diterapkan pada pembelajaran, metode tersebut diharapkan dapat
meningkatkan aspek kognitif (pemahaman), afektif (penghayatan) dan konatif
(pelaksanaan) nilai-nilai nasionalisme siswa.
2.4 Hipotesis Tindakan
2.4.1 Penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran PKn
dilakukan melalui tahap pemberian masalah, diskusi, identifikasi, analisis,
pencarian informasi, dan presentasi.
2.4.2 Penerapan model problem based learning dalam mata pelajaran PKn
materi nasionalisme dapat meningkatkan sikap nasionalisme siswa kelas V
A semester ganjil SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Karakteristik khas dari penelitian tindakan kelas yakni adanya tindakan tertentu
untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Arikunto (2006 : 3)
memberikan definisi bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Langkah dalam PTK
disebut dengan siklus, setiap siklus terdapat empat tahapan yakni perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini terdapat dua siklus, untuk lebih
jelasnya lihat gambar di bawah ini.
Siklus
....
Rencana
Tindakan
Rencana
Tindakan
Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
Tindakan dan
Observasi
Pelaksanaan
Tindakan dan
Observasi
Siklus I
Siklus II
Gambar 1: Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Tagart (Arikunto: 2006)
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Dalam penelitian ini, Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam dua
siklus. Tahapan-tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut
(Wiratmaja, 2005):
1. Perencanaan
Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum
digunakan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek
yang terkait PTK antara lain identifikasi masalah, analisis penyebab
adanya masalah, dan bentuk tindakan yang akan dilakukan. Sementara
itu, perencanaan khusus ditujukan untuk menyusun rancangan dari setiap
siklus.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan mengacu
pada perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan dilakukan
untuk memecahkan masalah yang terjadi. Setelah ditetapkan bentuk
pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan, kemudian langkah berikutnya
yaitu menerapkan tindakan tersebut dalam proses pembelajaran yang
sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh
gambaran lengkap tentang proses pembelajaran tentang nasionalisme.
Pengamatan dapat dilakukan sendiri oleh peneliti. Pengamat harus
mencatat semua aktivitas yang ada di kelas penelitian pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pengamatan.
4. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk
memikirkan tentang proses pembelajaran yang dilakukan sebagai evaluasi
guru serta tim pengamat yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas.
Refleksi ini dilakukan dengan cara mendiskusikan berbagai masalah yang
timbul di dalam kelas dan untuk mengukur sejauh mana efektivitas
kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama. Berdasarkan refleksi
tersebut, peneliti tetap melanjutkan ke siklus berikutnya atau berhenti
karena masalah sudah terpecahkan.
3.2
Setting Tindakan
3.2.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 di SD Negeri
Nanggulan yang beralamat di Nanggulan, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Sekolah
tersebut berada di sebelah timur Ring Road. Alasan pemilihan SD Negeri
Nanggulan sebagai tempat penelitian adalah karena lokasinya tidak jauh dengan
kampus. Selain itu karena siswa-siswi SD Negeri Nanggulan memiliki
karakteristik sikap yang beragam dan cocok untuk dijadikan subjek penelitian.
3.2.2
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas V A SD Negeri Nanggulan.
Jumlah siswa kelas V A adalah 32, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
perempuan. Siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan memiliki sikap nasionalisme
yang rendah.
3.2.3
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan sikap nasionalisme dalam
pembelajaran PKn dengan model problem based learning bagi kelas V A SD
Negeri Nanggulan.
3.3
Desain Penelitian
3.3.1
Persiapan
Persiapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas bagi siswa kelas V SD
Negeri Nanggulan adalah sebagai berikut:
1. Meminta izin kepada Kepala SD Negeri Nanggulan untuk melakukan
kegiatan penelitian di SD tersebut.
2. Melakukan observasi kelas V untuk memperoleh gambaran mengenai
kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta karakteristik
siswanya.
3. Melakukan kegiatan wawancara dengan guru kelas dan sebagian siswa
kelas V SD Negeri Nanggulan.
4. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas.
5. Menganalisis masalah belajar siswa mengenai materi nasionalisme pada
mata pelajaran PKn.
6. Merumuskan masalah.
7. Merumuskan hipotesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
8. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus
9. Membuat
gambaran
awal
mengenai
pemahaman,
penghayatan,
pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Nanggulan.
10. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokoknya.
11. Menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa,
dan instrumen penelitian.
12. Menyiapkan metode Problem Based Learning beserta masalah yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
3.3.2
Rencana Setiap Siklus
3.3.2.1 SIKLUS I
1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan meliputi: penyusunan RPP, LKS dan
membuat masalah yang digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu
bagian dari metode PBL.
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan Awal
1) Doa dan salam pembuka
2) Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Guru memotivasi siswa agar belajar dengan baik
b. Kegiatan Inti
1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok
beranggotakan 4-6 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2) Siswa diberi penjelasan mengenai Keutuhan NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia) oleh guru.
3) Siswa diberi suatu permasalahan yang akan didiskusikan dalam
kelompok. (langkah 1)
4) Siswa mendiskusikan masalah dalam kelompok kecil. (langkah 2)
5) Siswa curah pendapat berdasar pengetahuan awal. (langkah 3)
6) Guru memonitor kegiatan setiap kelompok dalam mendiskusikan
setiap permasalahan.
7) Siswa mengidentifikasi masalah. (langkah 4)
8) Siswa membuat perencanaan solusi. (langkah 5)
9) Siswa mencari informasi terkait masalah. (langkah 6)
10) Siswa kembali diskusi kelompok. (langkah 7)
11) Perwakilan kelompok mengajukan solusi masalah. (langkah 8)
12) Siswa melakukan presentasi. (langkah 9)
13) Anggota kelompok melakukan evaluasi dari hasil yang diperoleh.
(langkah 10)
14) Siswa mengisi kuesioner tentang keutuhan NKRI, pentingnya
menjaga keutuhan NKRI, dan contoh-contoh perilaku dalam
menjaga keutuhan NKRI.
15) Guru memberikan penguatan terhadap pengetahuan yang telah
diperoleh siswa.
c. Penutup
Guru merangkum dan memberikan ringkasan atas materi yang baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
saja
dipelajari.
Guru
memberi
evaluasi
tentang
pelaksanaan
pembelajaran.
3. Observasi
Peneliti akan dibantu oleh seorang guru yang bertindak sebagai pengamat
pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama
pembelajaran berlangsung dan mencatat setiap kejadian-kejadian yang
berlangsung selama pembelajaran. Pengambilan data dilakukan dengan
membagikan kuesioner yang diisi oleh siswa setelah berdiskusi mengenai
keutuhan NKRI.
4. Refleksi
Peneliti bersama dengan guru kelas mengidentifikasi kesulitan atau
hambatan dan kejadian khusus yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung di kelas. Refleksi ini akan jadi acuan untuk perbaikan
pembelajaran pada siklus II agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan
baik dan memperoleh kompetensi yang diinginkannya nanti.
3.3.2.2 SIKLUS II
1. Perncanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti mempersiapkan :
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi mengenai
nasionalisme.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS).
c. Menyiapkan kuesioner
d. Masalah untuk pembelajaran di siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Pelaksanaan
a. Kegiatan Awal
1) Doa dan salam pembuka
2) Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa mengenai
materi Kutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu memahami,
menghayati dan melaksanakan sikap-sikap menjaga kutuhan
NKRI.
4) Guru memotivasi siswa agar belajar dengan baik.
b. Kegiatan Inti
1) Siswa masuk kembali dalam kelompok yang telah dibentuk pada
siklus I
2) Siswa diberi penjelalasan mengenai Keutuhan NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia) oleh guru.
3) Siswa diberi suatu permasalahan yang akan didiskusikan dalam
kelompok. (langkah 1)
4) Siswa mendiskusikan masalah dalam kelompok kecil. (langkah 2)
5) Siswa curah pendapat berdasar pengetahuan awal. (langkah 3)
6) Guru memonitor kegiatan setiap kelompok dalam mendiskusikan
setiap permasalahan.
7) Siswa mengidentifikasi masalah. (langkah 4)
8) Siswa membuat perencanaan solusi. (langkah 5)
9) Siswa mencari informasi terkait masalah. (langkah 6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
10) Siswa kembali diskusi kelompok. (langkah 7)
11) Perwakilan kelompok mengajukan solusi masalah. (langkah 8)
12) Siswa melakukan presentasi. (langkah 9)
13) Anggota kelompok melakukan evaluasi dari hasil yang diperoleh.
(langkah 10)
14) Siswa mengisi kuesioner tentang keutuhan NKRI, pentingnya
menjaga keutuhan NKRI, dan contoh-contoh perilaku dalam
menjaga keutuhan NKRI.
15) Guru memberikan penguatan terhadap pengetahuan yang telah
diperoleh siswa.
d. Penutup
Guru merangkum dan memberikan ringkasan atas materi yang baru
saja
dipelajari.
Guru
memberi
evaluasi
tentang
pelaksanaan
pembelajaran.
5. Observasi
Peneliti akan dibantu oleh seorang guru yang bertindak sebagai pengamat
pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama
pembelajaran berlangsung dan mencatat setiap kejadian-kejadian yang
berlangsung selama pembelajaran. Pengambilan data dilakukan dengan
membagikan kuesioner yang diisi oleh siswa setelah berdiskusi mengenai
keutuhan NKRI.
6. Refleksi
a. Peneliti bersama dengan guru kelas mengidentifikasi kesulitan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
kendala dan kejadian khusus yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung di kelas.
b. Membandingkan analisis siklus I dan II serta mengambil kesimpulan
tentang pemahaman, penghayatan dan pengamalan pada materi
“Ketuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia” menggunakan metode
Problem Based Learning.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan teknik non tes. Teknik non tes yang digunakan yaitu skala sikap untuk
mengetahui peningkatan sikap nasionalisme pada mata pelajaran PKn. Kuesioner
skala sikap terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Pernyataanpernyataan yang disusun memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: sangat setuju,
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kuesioner yang disusun oleh peneliti
sudah mencakup indikator sikap nasionalisme. Dari kuesioner tersebut peneliti
menganalisis seberapa besar dan banyaknya siswa yang mampu memahami,
menghayati, dan dan melaksanakan nilai nasionalisme dalam kehidupan seharihari. Sementara itu, untuk mengetahui kondisi awal kelas adalah dengan
wawancara, observasi dan dokumentasi.
3.4.1
Wawancara
Wawancara adalah salah satu bentuk teknik pengumpulan data dengan
cara berdialog yang dilakukan oleh pewawancara kepada narasumber. Sebelum
melaksanakan wawancara peneliti menyiapkan instrumen wawancara yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
disebut pedoman wawancara. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta,
data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi berkenaan dengan
fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian (Sukmadinata,
2011:216).
Persiapan wawancara yang dilakukan selain menyusun pedoman, hal yang
penting adalah membina hubungan baik dengan narasumber atau responden
(Sukmadinata, 2011:217). Hubungan yang baik antara pewawancara dengan
responden akan mempermudah untuk responden menjawab pertanyaanpertanyaan yang diberikan dan dalam pelaksanaan wawancara tidak terkesan
sangat formal. Pewawancara dapat mengembangkan pertanyaan sesuai dengan
situasi dan kondisi. Dalam penelitian ini peneliti bertanya langsung pada guru
mengenai permasalahan dalam kaitannya dengan sikap nasionalisme.
3.4.2
Observasi
Observasi
atau
pengamatan
merupakan
suatu
teknik
atau
cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011: 220). Kegiatan yang diamati bisa
tentang cara guru mengajar, siswa belajar, dsb. Kegiatan pengamatan yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan kondisi dan siswa saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Sama halnya dengan wawancara, sebelum
melakukan pengamatan sebaiknya peneliti menyiapkan pedoman observasi. Hal
ini bertujuan untuk mempermudah peneliti melakukan pengamatan kondisi
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Ada dua macam bentuk atau format
pedoman observasi menurut Sukmadinata (2011: 221) yaitu pertama, berisi butir-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
butir pokok kegiatan yang akan diamati, dalam pelaksanaan pengamat membuat
deskripsi singkat mengenai perilaku yang diamati. Kedua, berisi butir-butir
kegiatan yang diperlihatkan oleh individu-individu yang diamati. Setelah
menemukan masalah kemudian peneliti merefleksikan dan mencari solusi dari
permasalahan tersebut. Sehingga akhirnya peneliti dapat melakukan penelitian ini.
Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengobservasi
kegiatan belajar di kelas. Observasi juga dilakukan untuk data kondisi awal.
3.4.3
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar, dsb (Sukmadinata, 2011: 221). Dokumen-dokumen yang dikumpulkan
dalam penelitian ini yaitu berupa gambar proses pembelajaran. Selain gambar,
peneliti juga mengumpulkan file-file penilaian sikap siswa yang terdapat pada
raport atau format yang lainnya yang dimiliki oleh guru kelas. Dokumendokumen yang terkumpul menjadi bahan analisis untuk menemukan hasil yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Jadi, dokumen yang diperoleh akan
memperkuat analisis hasil penelitian pada setiap siklus.
3.4.4
Kuesioner atau Angket
Kuesioner atau angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung (Sukmadinata, 2011: 219). Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner, peneliti tidak perlu langsung bertanya kepada responden.
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data jenis angket adalah juga disebut
angket atau kuesioner. Kuesioner atau angket berisi pernyataan atau pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang dapat dijawab oleh responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner
tertutup atau terstruktur dimana pilihan jawaban mengunakan skala likert.
3.5
Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
kuesioner skala sikap, lembar observasi proses pembelajaran yang menekankan
pada aktivitas siswa, dan pedoman wawancara kepada guru kelas. Peneliti
menyusun instrumen yang digunakan dengan format sebagai berikut:
3.5.1
Intrumen Wawancara
Instrumen wawancara digunakan untuk mengambil data pelengkap terkait
dengan penelitian. Peneliti telah mempersiapkan format atau contoh pertanyaan
yang dapat digunakan pada saat penelitian berlangsung. Pertanyaan-pertanyaan
yang disusun berdasarkan aspek sikap nasionalisme yang diajukan pada saat
melakukan wawancara yaitu:
Tabel 3.1 Pertanyaan wawancara
Aspek
Kognitif
1.
(pemahaman)
2.
Afektif
1.
(penghayatan)
2.
Konatif
1.
(pelaksanaan)
2.
Pertanyaan
Bagaimanakah pemahaman siswa mengenai materi
nasionalisme?
Seberapa dalamkah pengetahuan siswa mengenai
Indonesia?
Bagaiamanakah hasil penilaian afektif siswa terkait
dengan kehidupan nasionalisme di sekolah?
Sejauh mana kemauan warga sekolah, terutama
siswa dalam mewujudkan nasionalisme?
Bagaimanakah keseharian antar siswa kelas V?
Apakah setiap siswa mau berteman dengan siapa
saja tanpa membeda-bedakannya?
Apakah semua siswa mampu menerapkan sikap
nasionalisme di sekolah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.5.2
Observasi
Peneliti juga telah menyusun format observasi kegiatan belajar yang
menekankan pada aktivitas siswa, yang akan digunakan oleh peneliti pada saat
pelaksanaan penelitian. Adapun format tersebut adalah:
Tabel 3.2 Format observasi pembelajaran di kelas
No
Aspek yang Diamati
1
Proses Pembelajaran
2
Membuka pelajaran
3
Penyajian materi
4
Metode pembelajaran
5
Penggunaan bahasa dan waktu
6
Aktivitas belajar siswa
7
Pengelolaan Kelas
8
Penggunaan Media
9
Cara menutup pelajaran
10 Evaluasi
Catatan pengamat:
3.5.3
Instrumen Kuesioner Skala Sikap
Penyusunan kuesioner yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan indikator
skala sikap nasionalisme. Skala sikap merupakan kecenderungan penolakan atau
penerimaan individu terhadap suatu objek atau stimulus tertentu (Ali, 2014: 267).
Berikut adalah kisi-kisi sikap nasionalisme yang akan digunakan untuk membuat
instrumen penelitian.
a. Indikator, Rosita (2013: 54)
1) Persatuan bangsa
2) Cinta tanah air
3) Sikap yang mencerminkan nasionalisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4) Menghargai simbol-simbol nasionalisme
b. Penjabaran Indikator
Tabel 3.3 Penjabaran indikator
No
Indikator
Aspek
Favorable
Indonesia mempunyai
banyak tantangan dari
berbagai negara.
Saya menyadari
bahwa berteman
dengan teman dari
daerah lain itu baik.
1
Persatuan
bangsa
Saya mengetahui
bahwa negara
Kognitif Indonesia adalah
negara yang memiliki
beraneka bahasa.
Saya memiliki
pandangan bahwa
Negara Kesatuan
Rebublik Indonesia
adalah Negara yang
memiliki wilayah
tertentu.
Saya mengetahui di
Indonesia mempunyai
33 Provinsi.
Saya meyakini bangsa
Indonesia tidak dapat
dipisahkan.
Afektif Sebagai anggota
keluarga kita harus
saling menghormati
dan menerima.
Saya menghargai
teman yang sedang
beribadah, meskipun
Unfavorable
Pemekaran wilayah
(dari beberapa
provinsi menjadi
banyak provinsi)
merupakan tanda
pecahnya NKRI.
Negara Kesatuan
Republik Indonesia
adalah negara yang
hanya memeiliki 1
wilayah karena
Indonesia adalah
negara kesatuan.
Indinesia hanya
memiliki 1 provinsi
karena Indonesia
hanya terdiri dari 1
wilayah.
Indonesia dapat
dipisahkan dengan
sangat mudah karena
Indonesia tidak
mempunyai rasa
persatuan.
Saya merasa
perbedaan budaya
menjadi penghambat
persatuan dan
kesatuan.
Saya hanya
menghargai dan
menerima budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Konatif
teman itu berbeda
agama dengan saya.
Saya bersedia
berteman dengan
siapa saja.
Saya menyadari
bahwa saya bagian
dari Indonesia/ NKRI.
Saya mengetahui
bahwa pada awal
Kognitif kemerdekaan, NKRI
hanya terdiri dari 8
provinsi.
Saya menyadari
Negara Kesatuan
Republik Indonesia
adalah negaraku.
2
Saya merasa perlu
menghargai jasa para
pahlawan.
Cinta Tanah
Air
Saya mengendalikan
diri sedapat mungkin
memakai produk
dalam negeri.
Saya tertarik
mempelajari sejarah
terbentuknya NKRI.
Afektif
Saya merasa memiliki
fasilitas umum.
yang berasal dari
daerah saya sendiri.
Membantu teman
kelas yang tawuran itu
baik.
Saya bersedia
membantu, apabila
teman saya berkelahi.
Saya perlu memilih
teman bergaul yang
menguntungkan di
sekolah.
Saya mengetahui
bahwa NKRI hanya
menyangkut wilayah
saja.
Menurut saya NKRI
terbentuk hanya
karena jasa pahlawan.
Negara Kesatuan
Republik Indonesia
adalah bukan negaraku
karena Negara
Indonesia mempunyai
banyak wilayah.
Saya tertarik dengan
produk luar negeri
yang kualitasnya lebih
bagus dari produk
lokal.
Saya hanya
menghargai dan
menerima budaya
dalam negeri.
Saya tidak mencintai
bangsa Indonesia
karena bangsa
Indonesia tidak patut
dibanggakan.
Saya tidak merasa
bangga ketika
menyanyikan lagu
nasional menginagt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Saya mencintai
bangsa Indonesia.
Saya merasa bangga
ketika menyanyikan
lagu nasional.
Saya tertarik untuk
belajar budaya
Indonesia.
Saya merasa bangga
melihat setiap daerah
melestarikan budaya
Indonesia.
Saya ikut belajar
tentang budaya daerah
lain di Indonesia.
Konatif
3
Sikap yang
mencerminkan
nasionalisme
Afektif
keadaan negara yang
tidak layak dilagukan.
Saya tidak suka
melihat setiap daerah
melestarikan budaya
Indonesia karena
budaya daerah bayak
budaya yang rendah.
Saya berusaha hanya
memakai produk
dalam negeri.
Sejarah mengarahkan
pikiran kita untuk
tidak melakukan
kerjasama dengan
negara yang pernah
menjajah.
Saya ingin agar negara
yang pernah menjajah
NKRI tidak diberi
peluang untuk
kerjasama.
Saya tidak peduli
dengan budaya daerah
lain di Indonesia
karena budaya
daerahku lebih bagus
daripada daerah lain.
Saya tidak tertarik
belajar budaya
Indonesia yang
beraneka ragam.
Saya mengharap
NKRI hanya terdiri
dari satu suku saja
agar tercipta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Konatif
4
Saya berkewajiban
menghargai pendapat
dengan baik agar tidak
terjadi perdebatan
yang membuat
kekacauan di kelas.
Saya ikut
mewujudkan keutuhan
NKRI dengan
bergotong-royong.
Saya rela memberikan
sumbangan untuk
PMI (Palang Merah
Indonesia)
persatuan.
Menurut saya apabila
ada teman yang
berkelahi maka saya
harus ikut membantu.
Saya lebih baik
membiasakan
menggunakan bahasa
daerah saya sendiri.
Saya tidak mau
menyubangkan darah
saya untuk PMI
karena kalau saya
menyumbangkan
darah saya, saya akan
mati.
Saya lebih suka
Saya tidak pernah
menggunakan produk- menggunakan produk
produk dalam negeri. Indonesia karena
produknya luar negeri
lebih bagus.
Saya menghargai
Saya tidak menghargai
agama lain.
agama lain karena
agama saya yang
paling benar.
Saya selalu
Saya selalu
mengingatkan teman
mengganggu teman
untuk beribadah.
saat beribadah
Saya tidak serius saat
menyanyikan lagu
daerah karena lagu
daerah tidak saya
sukai
Saya mengetahui
Bangsa Indonesia
bahwa yang menjahit hanya memiliki satu
bendera merah putih
suku bangsa karena
di awal kemerdekaan
Indonesia adalah
adalah Ibu Fatmawati. negara kesatuan.
Kognitif Saya meyakini bangsa Saya tidak pernah
Indonesia memiliki
menghargai Pancasila
beraneka suku bangsa sebagi dasar Negara
Indonesia karena
Pancasila
dilambangkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Menghargai
simbol-simbol
nasionalisme
Saya memahami
makna Bhineka
Tunggal Ika.
burung Garuda.
Saya tidak tahu makna
Bhineka Tunggal Ika
karena tidak perlu
diketahui
Saya mengetahui arti
warna pada bendera
Indonesia.
Saya memahami isi
lagu“Dari Sabang
Sampai Merauke”.
Afektif
Saya senang
menggunakan bahasa
Indonesia.
Saya memahami arti
semboyan “Bhineka
Tunggal Ika”.
Saya menghargai
Pancasila sebagai
dasar Negara
Indonesia.
Saya ingin belajar
lagu-lagu daerah di
Indonesia.
Saya melakukan
upacara bendera
dengan khidmad.
Saya senang
menggunakan bahasa
Indonesia.
Konatif
Saya membiasakan
diri menyanyikan
lagu-lagu daerah.
Saya melaksanakan
upacara bendera
sebagai kebiasaan
rutin yang
dilaksanakan setiap
senin.
Saya tidak perlu
menghormati bendera
merah putih, karena
itu hanya buatan
manusia.
Saya tidak suka
belajar lagu-lagu
daerah di Indonesia
karena sangat sulit dan
banyak.
Saya tidak suka
menggunakan bahasa
Indonesia, karena
bahasa Indonesia tidak
bagus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
c. Kisi-kisi instrumen skala sikap
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen skala sikap
Sikap Nasionalisme
Favorable
Unfavorable
Indikator
Kognitif Afektif Konatif Kognitif Afektif Konatif
Persatuan
1, 4, 18, 8, 34, 45 3
7, 17,
2, 5, 46
6, 9
bangsa
38, 40,
44, 50,
41
52
Cinta tanah air 10, 16,
24, 26,
49
21, 28,
15, 19,
25, 27,
53
31, 33,
42
43, 58
32, 39,
48, 51,
54
56
Sikap yang
12, 36,
11
13, 35,
mencerminkan
57, 59,
47, 55,
nasionalisme
61, 63
60, 62,
64
Menghargai
29, 37,
14, 22,
20, 69
66, 73,
23
30, 68,
simbol-simbol 65, 70
67, 71,
75
72
nasionalisme
74
d. Kriteria instrumen skala sikap
Tabel 3.5 Tabel kriteria instrumen skala sikap (Masidjo, 1995: 163)
Persentase
Rentang Skor
Kriteria
90% - 100%
4,2 - 5,0
Sangat Baik
80% - 89%
3,4 - 4,1
Baik
65% - 79%
2,6 - 3,3
Cukup Baik
55% - 64%
1,8 - 2,5
Tidak Baik
Dibawah 55%
1,0 - 1,7
Sangat Tidak Baik
Dalam penelitian ini bentuk skala sikap yang akan digunakan adalah
dengan check list. Tabel di atas menjadi acuan penilaian instrumen skala sikap.
Skala yang akan digunakan adalah skala Likert untuk mengetahui sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
nasionalisme. Skala Likert menggunakan lima alternatif jawaban, yaitu: sangat
setuju (SS), setuju (S), cukup setuju (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju
(STS). Sukardi (2003: 147) mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman di
masyarakat Indonesia, ada kecenderungan responden memberikan pilihan
jawaban kategori tengah. Jika semua responden memilih jawaban tengah, maka
peneliti kemungkinan besar memperoleh informasi yang tidak pasti. Untuk
mengatasi hal itu dianjurkan para peneliti untuk menggunakan kategori pilihan
genap. Berikut ini adalah tabel skala Likert yang sudah dimodifikasi dengan
kategori empat kategori pilihan.
Tabel 3.6 Tabel skala Likert
Alternatif jawaban
Skor
Favorable
Unfavorable
Sangat setuju
5
1
Setuju
4
2
Tidak setuju
2
4
Sangat tidak setuju
1
5
3.6 Teknik Pengujian Instrumen
3.6.1 Validitas
Pengujian validitas ini dilakukan untuk mengetahui instrumen yang
digunakan dalam penelitian sesuai dengan yang ingin diukur oleh peneliti.
Arikunto (dalam Taniredja, 2012: 42) mengemukakan validitas adalah suatu alat
ukur yang menunjukkan tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
validitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: validitas rupa (face validity),
validitas isi (content validity), dan validitas konstruk (construct validity).
a. Validitas Rupa (Face Validity)
Validitas rupa merupakan validitas yang menunjukkan suatu alat
ukur/instrumen penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin
diukur (Siregar, 2012: 46). Validitas ini biasanya mengacu pada bentuk dan
penampilan instrumen penelitian. Validitas rupa di dalam penelitian ini dibagi
menjadi 2, yaitu validitas rupa untuk siswa dan validitas rupa untuk guru.
1) Validitas Rupa (Face Validity) untuk Siswa
Validitas rupa untuk siswa ini diujikan kepada siswa kelas V A untuk
mengetahui seberapa paham mereka atas pernyataan-pernyataan yang disusun
oleh peneliti. Peneliti memilih siswa kelas atas dikarenakan instrumen yang
digunakan pada saat penilitian ditujukan kepada siswa kelas V A yang termasuk
dalam kelas atas.
2) Validitas Rupa (Face Validity) untuk Guru
Validitas rupa untuk guru diujikan kepada guru kelas atas, yaitu guru kelas
V A. Pemilihan validitas oleh guru karena dimungkinkan mereka lebih mengerti
bahasa anak dalam sehari-hari di sekolah pada saat mengajar atau kegiatan yang
lainnya.
b. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi sangat penting diketahui dalam penelitian, karena isi alat ukur
atau instrumen ini yang akan menjadi hasil penelitian. Validitas isi (content
validity) merupakan pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui tingkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
seberapa besar item-item instrumen mewakili konsep yang diukur (Jogiyanto,
2008: 56). Mengukur validitas isi tidak mudah karena perlu dilakukan dengan
expert judgement atau dilakukan oleh yang ahli dan mengetahui tentang konsep
yang akan diukur. Ahli yang dipilih oleh peneliti untuk mengukur instrumen
penelitian ini adalah 2 dosen dan 1 guru. Para ahli ini memberikan penilaian dan
komentar terhadap instrumen penelitian yang telah disusun oleh peneliti. Rentang
nilai yang diberikan oleh para ahli adalah 1-4 dengan keterangan 1= sangat tidak
baik, 2= tidak baik, 3= baik, 4= sangat baik.
Nilai-nilai yang diberikan oleh para ahli ini akan di hitung rata-ratanya
oleh peniliti dan menjadi tolok ukur peneliti untuk melakukan perbaikan atau
tidak. Peneliti menetapkan apabila nilai rata-rata < 2,5 maka peneliti melakukan
perbaikan, sedangkan apabila nilai rata-rata >2,5 maka peneliti tidak perlu
melakukan perbaikan karena instrumen yang disusun sudah baik. Alasan peneliti
mengambil nilai rata-rata yang ditentukan sebesar 2,5 karena termasuk nilai
tengah dari rentang nilai.
c. Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas Konstruk (Construct Validity) merupakan penilaian pada alat
ukur yang dipakai mengandung suatu definisi operasional dari suatu konsep
teoritis (Margono, 2003:187). Pengujian validitas konstruk dapat dilakukan
dengan uji empiris. Uji empiris langsung dilaksanakan kepada siswa dengan
pembagian kuesioner sikap nasionalisme. Validitas konstruk minimal dilakukan
pada 30 siswa (Sugiyono, 2011: 125).
Peneliti melakukan uji empiris kepada siswa kelas VI di SD Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Nanggulan. Alasan pemilihan SD tersebut karena memenuhi karakteristik sebagai
SD penelitian. Siswa kelas VI sudah pernah menerima materi kelas V semester
satu. Jumlah responden uji empiris di SD Negeri Nanggulan berjumlah 50 siswa.
Validitas diuji dengan menggunakan product moment. Rumus product moment
dapat dilihat pada gambar.
Gambar 3.1. Rumus Product Moment
rxy 
nXY  XY
nX 2  (X ) 2 nY 2  Y 2
Keterangan:
rxy= koefisien validitas
X= skor butir soal
Y = skor total
n= jumlah responden
Hasil dari uji validitas ini kemudian direkap menggunakan Ms. Excel dan
perhitungan datanya menggunakan SPSS versi 21. Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan SPSS versi 21, soal yang valid ditandai dengan adanya tanda
bintang satu (*) dan bintang dua (**) pada nomor soal. Tanda bintang satu berarti
adalah bahwa soal tersebut valid, sedangkan tanda bintang dua berarti soal
tersebut sangat valid. Selain itu, ada pula soal yang tidak terdapat tanda bintang,
artinya soal tersebut tidak valid. Namun, pada tabel di bawah ini peneliti juga
membandingkan r hitung dengan r tabel. Apabila r hitung > r tabel maka
pernyataan dinyatakan valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka pernyataan
tersebut dinyatakan tidak valid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 3.7 Tabel hasil uji validasi
No.
No
Soal
r tabel
r hitung Keterangan
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,260
0,343*
0,558**
0,040
0,346*
0,037
0,401**
0,252
0,418**
0,181
0,135
0,480**
0,563**
0,476**
0,014
0,370**
0,372**
0,130
0,506**
0,548**
0,123
0,478**
0,071
0,406**
0,240
0,177
0,076
0,210
0,153
0,332*
0,331*
0,024
0,036
0,277
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Aitem 1
Aitem 2
Aitem 3
Aitem 4
Aitem 5
Aitem 6
Aitem 7
Aitem 8
Aitem 9
Aitem 10
Aitem 11
Aitem 12
Aitem 13
Aitem 14
Aitem 15
Aitem 16
Aitem 17
Aitem 18
Aitem 19
Aitem 20
Aitem 21
Aitem 22
Aitem 23
Aitem 24
Aitem 25
Aitem 26
Aitem 27
Aitem 28
Aitem 29
Aitem 30
Aitem 31
Aitem 32
Aitem 33
Aitem 34
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
Aitem 35
Aitem 36
Aitem 37
Aitem 38
Aitem 39
Aitem 40
Aitem 41
Aitem 42
Aitem 43
Aitem 44
Aitem 45
Aitem 46
Aitem 47
Aitem 48
Aitem 49
Aitem 50
Aitem 51
Aitem 52
Aitem 53
Aitem 54
Aitem 55
Aitem 56
Aitem 57
Aitem 58
Aitem 59
Aitem 60
Aitem 61
Aitem 62
Aitem 63
Aitem 64
Aitem 65
Aitem 66
Aitem 67
Aitem 68
Aitem 69
Aitem 70
Aitem 71
Aitem 72
Aitem 73
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,2787
0,111
0,467**
0,463**
0,168
0,132
0,432**
0,335*
0,278
0,533**
0,092
0,293*
0,034
0,304*
0,565**
0,562**
0,103
0,218
0,460**
0,205
0,430**
0,168
0,323*
0,165
0,482**
0,144
0,578**
0,464**
0,387**
0,578**
0,467**
0,552**
0,343**
0,403**
0,529**
0,489**
0,636**
0,564**
0,363**
0,015
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
74
75
Aitem 74
Aitem 75
43
44
0,2787
0,2787
0,361**
0,512**
Valid
Valid
Tabel 3.8 Tabel uji validitas instrumen skala sikap
Sikap Nasionalisme
Favorable
Unfavorable
Kognitif Afektif Konatif Kognitif Afektif Konatif
19, 20
2
4, 26
1, 3
5, 10
9
14, 16,
25
11,
27
22, 24,
21,29
28
6, 17,
23
7, 30, 32,
31, 33
34
18, 35,
8, 13,
12, 37,
36, 44
15, 38, 42
40
41, 43
39
3.6.2 Reliabilitas
Peneliti tidak hanya melakukan uji validitas, tetapi juga uji reliabilitas agar
suatu alat ukur atau instrumen penelitian dapat predikat dikatakan baik. Sudjana
(dalam Taniredja, 2012: 43) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah ketetapan atau
keajegan alat dalam menilai apa yang dinilai. Senada dengan pernyataan di atas,
Arifin (2012: 258) juga berpendapat bahwa reliabilitas adalah tingkat atau derajat
konsistensi dari suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan mantap apabila dalam
mengukur berulang kali dengan kondisi pengukuran yang tidak berubah,
instrumen tersebut memberikan hasil yang sama (Margono, 2003: 181). Dalam hal
ini, reliabilitas dapat ditempuh dengan cara diujikan di lapangan.
Reliabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan pengujian internal
consistensy. Pengujian semacam ini dilakukan dengan cara mengujikan instrumen
hanya dengan sekali pelaksanaan saja (Sugiyono, 2011: 131). Peneliti kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
menganalisis data menggunakan program SPSS 21 dengan uji coba Cronbach’s
Alpha. Untuk menentukan tingkat reliabilitas dari Cronbach’s Alpha, peneliti
membandingkan dengan melihat koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam
bilangan dari negatif satu sampai 1,00. Koefisien reliabilitas menurut Masidjo
(1995) dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3. 9 Koefisien Reliabilitas
Interval koefisien
0,91 – 1,00
0,71 – 0,90
0,41 – 0,70
0,21 – 0,40
Negatif – 0,20
Kualifikasi
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
Setelah mengujicobakan 75 pernyataan, terdapat 44 pernyataan yang dinyatakan
valid. Peneliti menghitung koefisien reliabilitasnya menggunakan program SPSS
21. Hasil dari dari perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.10 Hasil perhitungan reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
,903
N of
Items
44
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perhitungan reliabilitas 44
skala sikap yang dinyatakan valid adalah 0,903. Hasil perhitungan tersebut berada
dalam kategori “tinggi” karena berada pada interval 0,71 -
0,91. Dari hasil
perhitungan tersebut, peneliti memutuskan untuk menggunakan pernyataan yang
valid dan reliabel sebagai alat ukur sikap nasionalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu nontes. Teknik
nontes ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif sikap nasionalisme
diperoleh dengan observasi, wawancara dan kuesioner. Data kuantitatif diperoleh
dengan kuesioner skala sikap favorable dan unfavorable.
Sikap
nasionalisme
yang
diukur
peneliti
meliputi
pemahaman,
penghayatan dan pelaksanaan nilai yang akan ditekankan. Panduan yang
digunakan oleh peneliti untuk menetapkan hasil penelitian yang diperoleh adalah
dengan model Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe 1 (Masidjo, 2010). Peneliti
menetapkan batas penguasaan bahan pelajaran yang dianggap dapat meluluskan
(passsing score) dari keseluruhan penguasaan bahan yakni 65% yang diberi nilai
cukup (C). Persentil 65% dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi
minimal yang sudah tinggi, berarti tuntutan syarat dan keadaan belajar siswa
termasuk pada tingkat tinggi (Masidjo, 2010).
Tabel 3.11 Tabel Acuan PAP tipe 1
Tingkat Penguasaan
Kompetensi
90% - 100%
Nilai Huruf
Rentang Skor
Keterangan
A
198 – 220
Sangat Baik
80% - 89%
B
176 – 197
Baik
65% - 79%
C
142 – 175
Cukup Baik
55% - 64%
D
121 – 141
Tidak Baik
Dibawah 55%
E
44 – 120
Sangat Tidak Baik
Berdasarkan tabel di atas apabila siswa mencapai persentil antara 65% 79% dengan rentang skor 142 – 175 maka siswa telah memiliki sikap
nasionalisme cukup baik, dst.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 3.12 Tabel perhitungan batas nilai aspek kognitif (pemahaman) menurut
PAP tipe 1
Tingkat penguasaan
Skor yang diperoleh
Kompetensi
siswa
Keterangan
90% - 100% x 50
45 – 50
Sangat Baik
80% - 89% x 50
40 – 44
Baik
65% - 79% x 50
33 – 39
Cukup Baik
55% - 64% x 50
27 – 32
Tidak Baik
Dibawah 55% x 50
10 – 26
Sangat Tidak Baik
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa dikatakan memiliki sikap
nasionalisme jika minimal pada rentang skor 65% - 79%. Dengan kata lain siswa
minimal mendapat skor 33 atau pada kriteria cukup baik.
Tabel 3.13 Tabel perhitungan batas nilai aspek afektif (penghayatan) menurut
PAP tipe 1
Tingkat penguasaan
Skor yang diperoleh
Keterangan
Kompetensi
siswa
90% - 100% x 70
63 – 70
Sangat Baik
80% - 89% x 70
56 – 62
Baik
65% - 79% x 70
46 – 55
Cukup Baik
55% - 64% x 70
38 – 45
Tidak Baik
Dibawah 55% x 70
14 – 37
Sangat Tidak Baik
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa dikatakan memiliki sikap
nasionalisme jika minimal pada rentang skor 65% - 79%. Dengan kata lain siswa
minimal mendapat skor 46 atau pada kriteria cukup baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 3.14 Tabel perhitungan batas nilai aspek konatif (pelaksanaan terhadap
sikap nasionalisme) menurut PAP tipe 1
Tingkat penguasaan
Skor yang diperoleh
Kompetensi
siswa
Keterangan
90% - 100% x 100
90 – 100
Sangat Baik
80% - 89% x 100
80 – 89
Baik
65% - 79% x 100
65 – 79
Cukup Baik
55% - 64% x 100
55 – 64
Tidak Baik
Dibawah 55% x 100
20 – 54
Sangat Tidak Baik
Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa dikatakan memiliki sikap
nasionalisme jika minimal pada rentang skor 65% - 79%. Dengan kata lain siswa
minimal mendapat skor 65 atau pada kriteria cukup baik.
Tabel 3.15 Tabel perhitungan batas nilai rata-rata siswa menurut PAP tipe 1
Tingkat penguasaan
Rentang nilai rata-rata
Keterangan
90% - 100%
90 – 100
Sangat Baik
80% - 89%
80 – 89
Baik
65% - 79%
65 – 79
Cukup Baik
55% - 64%
55 – 64
Tidak Baik
Dibawah 55%
44 – 54
Sangat Tidak Baik
Kompetensi
Tabel di atas digunakan untuk mengetahui kriteria nilai rata-rata siswa
seluruh kelas. Siswa dikatakan memiliki sikap nasionalisme jika minimal pada
rentang skor 65% - 79%. Dengan kata lain siswa minimal mendapat skor 65 atau
pada kriteria cukup baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Dalam menganalisis data, data yang dikumpulkan oleh peneliti lalu
dihitung jumlah skor masing-masing siswa untuk menentukan kriteria sikap
minimal cukup, kemudian dihitung persentase dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Gambar 3.2 Rumus persentase siswa yang memiliki kriteria minimal cukup
jumlah siswa yang memenuhi kriteria sikap
persentase =
x 100%
jumlah seluruh siswa
Gambar 3.3 Rumus skor rata-rata kelas
Jumlah skor seluruh siswa
Skor rata-rata =
Seluruh siswa
Sementara itu, untuk menentukan nilai rata-rata sikap nasionalisme secara
keseluruhan digunakan rumus sebagai berikut:
Gambar 3.4 Rumus perhitungan nilai rata-rata sikap
Rata-rata skor perolehan
Rata-rata =
x 100
Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3.8 Indikator Keberhasilan
Adapun indikator keberhasilan yang digunakan adalah mengenai ketiga
aspek sikap nasionalisme, yaitu pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan.
Tabel 3.16 Tabel indikator keberhasilan aspek sikap nasionalisme
No
1
2
3
Variabel
Terikat
(Kognitif)
pemahaman
nilai-nilai
nasionalisme
Kondisi Awal
50%
siswa
mempunyai
pemahaman
nilai-nilai
minimal
cukup.
(Afektif)
50%
siswa
Penghayatan menghayati
nilai-nilai
nilai-nilai
nasionalisme minimal
cukup.
(Konatif)
50%
siswa
Pelaksanaan melaksanakan
nilai-nilai
nilai-nilai
nasionlisme minimal
cukup.
Rata-rata
kelas
minimal
65
Rata-rata
kelas
minimal
65
Rata-rata
kelas
minimal
65
Target
85%
siswa
mempunyai
pemahaman
nilai-nilai
minimal
cukup.
85%
menghayati
nilai-nilai
minimal
cukup.
85%
siswa
melaksanakan
nilai-nilai
minimal
cukup.
Rata-rata
kelas yang
ditargetkan
adalah 65
Rata-rata
kelas yang
ditargetkan
adalah 65
Rata-rata
kelas yang
ditargetkan
adalah 80
Variabel yang akan diukur keberhasilannya dan akan dicapai pada
penelitian ini adalah pemahaman (kognitif), penghayatan (afektif), dan
pelaksanaan (konatif) nilai-nilai nasionalisme. Instrumen yang akan digunakan
untuk mengukur pemahaman meliputi kuesioner dan wawancara kepada guru
maupun siswa. Berdasarkan wawancara dengan guru, siswa sudah memiliki
pemahaman 50% tentang materi nasionalsme. Hal ini dilihat dari pencapaian
KKM, masih ada separuh siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Berdasarkan
kondisi tersebut peneliti menargetkan adanya peningkatan pemahaman siswa
terhadap nilai nasionalisme menjadi 85%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Kondisi awal untuk penghayatan nilai nasionalisme dilihat dari observasi
yang dilakukan saat upacara bendera dan pembelajaran PKn. Peneliti dan guru
kelas
memperkirakan
persentase penghayatan siswa terhadap nilai-nilai
nasionalisme sebesar 50%. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti menargetkan
adanya peningkatan penghayatan siswa pada nilai nasionalisme menjadi 85%.
Sementara pada variabel pelaksanaan, peneliti melakukan observasi dan
wawancara dengan siswa dan guru kelas. Berdasarkan wawancara dengan guru,
persentase siswa dalam hal pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme sebersar 50%.
Peneliti juga melaksanakan observasi untuk melihat kemampuan awal siswa
dalam hal pelaksanaan nilai nasionalisme, dan hasil yang didapat hampir sama
dengan apa yang telah didapatkan saat wawancara dengan guru kelas.
Berdasarkan kondisi awal, peneliti menargetkan pelaksanaan siswa terhadap nilai
nasionalisme menjadi 85%. Target-terget yang telah diperkirakan peneliti dirasa
dapat dicapai oleh siswa dengan menghadirkan permasalahan yang dapat
membuat siswa berdiskusi dan menuangkan pikirannya dalam kelompok dengan
metode belajar Problem Based Learning.
Tabel 3.17 Tabel indikator keberhasilan sikap nasionalisme
Variabel/
Peubah
Peningkatan
sikap
nasionalisme
Kondisi
Awal
50%
Target Capaian
Siklus
85%
Deskripsi
Instrumen
Lembar skala
sikap
Variabel yang akan diukur keberhasilannya dan akan dicapai pada
penelitian ini adalah sikap nasionalisme. Instrumen yang akan digunakan untuk
mengukur meliputi kuesioner dan wawancara kepada guru maupun siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan wawancara dengan guru, sikap nasionalisme pada siswa yang sudah
ada sebesar 50%. Hal ini dilihat dari pencapaian KKM, masih ada separuh siswa
yang nilainya masih di bawah KKM. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti
menargetkan adanya peningkatan menjadi 85%.
3.9 Jadwal Penelitian
Peneliti menyusun jadwal penelitian dari persiapan, perencanaan,
pelaksanaan penelitian, penyusunan laporan dan sampai pada ujian dengan
jabaran sebagai berikut.
No
Kegiatan
Bulan
April Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des
Meminta izin kepada
1 sekolah yang akan
diteliti
Observasi masalah di
2
Kelas
3 Penyusunan Proposal
4 Uji coba penelitian
5 Pengumpulan data
6 Pengolahan data
7 Penyusunan laporan
8 Perbaikan laporan
9 Ujian akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab IV ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang meliputi kondisi
awal, siklus 1, dan siklus 2, serta pembahasannya. Berikut ini merupakan hasil
dan pembahasan dalam penelitian:
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Kondisi awal
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada guru, siswa, dan proses
pembelajaran pada mata pelajaran PKn kelas V, dapat dilihat bahwa pembelajaran
PKn masih bersifat konvensional. Hal ini dapat dilihat dari cara mengajar guru.
Cara mengajar guru masih menggunakan metode konvensional, yang mana guru
menggunakan metode ceramah selama pembelajaran. Sesekali guru melakukan
tanya jawab dengan siswa sambil membawa buku pelajaran. Guru tidak
menggunakan media yang mendukung penyampaian materi pembelajaran.
Pembelajaran menjadi
monoton ketika siswa terlihat
bosan mengikuti
pembelajaran, bahkan 25% siswa tidak hafal lagu kebangsaan (Indonesia Raya)
dan 12,5% siswa tidak hafal Pancasila. Rosita (2013) mengatakan bahwa ciri-ciri
nasionalisme dibagi atas (1) memiliki rasa cinta tanah air; (2) bangga menjadi
bagian dari Indonesia; (3) menempatkan kepentingan kelompok daripada
kepentingan individu; dan (4) mengakui dan menghargai keanekaragaman. Dalam
hal ini Pancasila dan lagu diuraikan dalam ciri-ciri nasionalisme. Dari hasil
observasi tersebut maka peneliti membagikan kuesioner skala sikap sebagai
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
kondisi awal di kelas V A, untuk mengetahui sikap nasionalisme yang dimiliki
siswa. Di bawah ini merupakan hasil kondisi awal sikap nasionalisme yang
dimiliki siswa:
Tabel 4.1 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal untuk aspek kognitif
(pemahaman terhadap sikap nasionalisme)
Res
Pernyataan
pon
Total
4
9
18
19
20
26
35
36
40
44
A
1
2
2
5
5
5
5
4
2
4
B
2
4
4
2
4
5
4
2
4
4
C
2
2
4
2
5
4
4
2
2
4
D
1
4
4
2
4
5
5
2
2
4
E
2
1
4
2
4
4
4
1
2
5
F
1
4
4
4
4
4
4
2
2
5
G
2
2
4
4
4
4
4
2
1
5
4
1
1
4
2
4
1
4
1
5
27
4
4
4
4
5
5
5
4
5
5
45
2
2
5
5
5
5
5
5
5
4
43
5
1
5
5
5
5
5
5
5
5
46
4
1
1
1
2
2
2
5
5
4
27
5
1
5
1
5
5
5
5
5
5
42
5
1
5
5
5
5
5
5
5
5
46
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
47
4
4
5
2
2
5
5
5
5
4
41
2
2
2
5
2
2
2
2
2
4
25
2
2
4
2
2
4
5
1
2
4
28
4
2
2
2
2
2
4
5
2
5
30
den
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
35
35
31
33
29
34
32
Keterangan
Cukup baik
Cukup baik
Tidak baik
Cukup baik
Tidak baik
Cukup baik
Tidak baik
Tidak baik
Sangat baik
Baik
Sangat baik
Tidak baik
Baik
Sangat baik
Sangat baik
Baik
Sangat tidak baik
Tidak baik
Tidak baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
T
1
4
4
2
4
5
5
2
2
4
33
2
2
4
4
4
4
4
2
1
5
32
2
4
4
5
5
5
4
4
5
5
43
2
4
4
2
4
5
4
2
4
4
35
2
4
2
2
2
2
4
4
4
4
30
1
2
2
5
5
5
5
4
2
4
35
2
2
2
2
4
4
2
5
4
4
31
4
4
4
2
5
5
5
5
4
5
43
4
2
4
4
5
5
5
5
4
5
43
2
5
5
5
5
1
5
5
5
5
43
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
48
1
2
2
4
2
4
2
5
4
4
30
5 4
Skor total
5
2
5
4
5
5
5
4
44
1166
U
V
W
X
Y
Z
AA
AB
AC
AD
AE
AF
Cukup baik
Tidak baik
Baik
Cukup baik
Tidak baik
Cukup baik
Tidak baik
Baik
Baik
Baik
Sangat baik
Tidak baik
Baik
Rata-rata skor
36,4375
CB
Nilai rata-rata kelas
68,875
CB
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal CB
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal
CB
20
62,5%
Tabel di atas menunjukkan bahwa aspek kognitif sikap nasionalisme (pemahaman
terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk
kondisi awal adalah 20 siswa atau 62,5% dari keseluruhan siswa mempunyai
pemahaman akan sikap nasionalisme. Kemudian, rata-rata sikap nasionalisme
pada aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) adalah 36,4375
atau cukup baik. Sementara itu, nilai rata-rata siswa adalah 68,875
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 4.2 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal untuk aspek afektif
(penghayatan terhadap sikap nasionalisme)
Res
Pernyataan
To
pon
-tal
Keterangan
den
1 3 8 11
13
14
16
21
22
24
28
29
41
43
A
2 2 4 5
2
4
2
4
4
4
4
4
2
2
45
Tidak baik
B
1 1 4 5
5
4
2
2
4
5
5
4
2
2
46
Cukup baik
C
1 2 4 4
2
5
1
1
4
4
5
4
4
1
42
Tidak baik
D
2 1 5 4
2
4
2
1
5
4
5
2
4
2
43
Tidak baik
E
2 2 4 5
4
5
2
1
5
5
4
4
5
2
50
Baik
F
1 1 5 5
1
4
2
4
5
4
4
4
4
1
45
Tidak baik
G
1 2 4 4
2
4
2
2
5
5
2
2
4
4
43
Tidak baik
H
1 1 4 5
4
5
4
5
5
5
5
4
4
5
43
Tidak baik
I
2 5 4 4
2
4
2
4
2
2
2
4
1
5
68
Sangat baik
J
5 5 4 5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
68
Sangat baik
K
4 4 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
62
Baik
L
1 5 5 5
5
5
5
1
5
5
5
5
5
5
45
Tidak baik
M
1 4 4 2
2
2
2
2
4
5
4
5
4
4
67
Tidak baik
N
5 5 4 5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
70
Sangat baik
O
5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
70
Sangat baik
P
5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
65
Sangat baik
Q
5 4 5 5
5
5
5
5
5
5
2
5
4
5
38
Tidak baik
R
2 2 5 2
2
2
2
1
4
5
2
2
5
2
46
Cukup baik
S
2 4 4 2
4
2
1
2
4
4
4
4
4
5
46
Cukup baik
T
5 1 4 4
2
4
1
5
4
2
4
2
4
4
43
Tidak baik
U
2 1 5 4
2
4
2
1
5
4
5
2
4
2
47
Cukup baik
V
5 2 4 4
2
4
2
2
5
5
2
2
4
4
68
Sangat baik
W
5 4 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
46
Cukup baik
X
1 1 4 5
5
4
2
2
4
5
5
4
2
2
44
Tidak baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Y
4 4 2 2
2
2
1
4
5
4
2
4
4
4
49
Cukup baik
Z
5 2 4 5
2
4
2
4
4
4
5
4
2
2
47
Cukup baik
AA
2 4 2 4
2
4
4
4
5
2
2
4
4
4
57
Baik
AB
4 2 4 5
4
4
4
2
5
5
5
5
4
4
62
Baik
AC
5 5 4 4
4
5
4
1
5
5
5
5
5
5
65
Sangat baik
AD
5 4 5 4
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
68
Sangat baik
AE
5 4 5 4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
44
Tidak baik
AF
4 4 2 4
2
2
2
2
5
2
4
4
2
5
62
Sangat baik
Jumlah skor
1699
Rata-rata skor
53,0
94
Nilai rata-rata kelas
75,8
5
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
Cukup baik
Cukup baik
20
62,5%
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa aspek afektif sikap nasionalisme (penghayatan
terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk
kondisi awal adalah 20 siswa atau 62,5% dari keseluruhan siswa mempunyai
penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, rata-rata sikap nasionalisme
pada aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) adalah 54,84375
atau cukup baik. Sementara itu, nilai rata-rata siswa pada aspek afektif sebesar
75,85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 4.3 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal untuk aspek konatif
(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme)
Res
Pernyataan
pon
1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4
den
2 5 6 7 0 2 5 7 3 5 7 0 1 2 3 4 7 8 9 2
A
To
tal
Keterangan
2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 4 4 60
2 2 1 2 4 4 4 5 5 4 1 4 2 4 2 2 4 2 2 4 60
Tidak baik
2 2 2 1 4 5 5 5 2 4 2 2 1 5 4 1 4 2 5 4 62
2 1 2 2 2 5 4 5 4 5 2 5 2 4 4 2 4 4 4 1 64
Tidak baik
Tidak baik
F
2 1 4 2 2 5 5 5 4 2 2 4 4 4 2 2 4 1 4 4 63
2 2 1 2 2 5 4 5 4 2 2 4 1 4 2 4 4 2 5 4 61
G
1 1 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 1 4 4 66
Cukup baik
4 5 2 5 4 4 5 4 4 1 2 2 4 2 2 5 5 1 5 4 70
Cukup baik
5 2 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 92
Sangat baik
5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 95
Sangat baik
5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 94
Sangat baik
4 4 2 5 2 2 5 4 4 2 4 2 2 2 5 2 2 4 2 5 64
Tidak baik
5 5 4 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95
Sangat baik
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96
Sangat baik
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 5 91
Sangat baik
5 1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 93
Sangat baik
2 2 5 5 2 5 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 5 5 2 5 62
Tidak baik
2 1 2 1 1 4 4 2 5 4 2 5 2 2 5 5 5 2 4 4 62
Tidak baik
4 2 4 1 2 4 5 2 5 2 4 4 4 2 4 5 4 4 2 2 66
Cukup baik
2 1 2 2 2 5 4 5 4 5 2 5 2 4 4 2 4 4 4 1 64
Tidak baik
1 1 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4 2 2 2 1 4 4 62
Tidak baik
5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 94
Sangat baik
2 2 1 2 4 4 4 5 5 4 1 4 2 4 2 2 4 2 2 4 60
Tidak baik
4 1 2 1 2 5 2 5 2 4 4 5 2 4 5 4 5 4 4 2 67
Cukup baik
B
C
D
E
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Tidak baik
Tidak baik
Tidak baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Y
Z
AA
AB
AC
AD
AE
2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 2 4 58
Tidak baik
5 2 4 2 2 5 2 2 4 2 2 5 2 2 5 4 2 4 4 4 64
Tidak baik
4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 1 4 5 5 4 5 5 5 4 4 87
Baik
5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 92
Sangat baik
5 4 5 4 4 5 5 5 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 91
Sangat baik
5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 92
Sangat baik
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 5 2 2 2 2 5 68
Cukup baik
AF
4 5 5 5 2 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 86
Skor total
2401
Rata-rata skor
Nilai rata-rata kelas
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
75,
032
75,
032
Baik
Cukup baik
Cukup baik
18
56,25%
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa aspek konatif sikap nasionalisme (pelaksanaan
sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk kondisi awal
adalah 18 siswa atau 56,25% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap
nasionalisme. Sementara itu, rata-rata sikap nasionalisme pada aspek konatif
(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) adalah 75,03125 atau cukup baik dan
nilai rata-ratanya mencapai 75, 03125.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 4.4 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme kondisi awal
Kognitif
Total
Ket
35
CB
Afektif
Total
Ket
45
TB
Konatif
Total
Ket
60
TB
No
Responden
1
A
2
B
35
CB
46
CB
60
TB
3
C
31
TB
42
TB
62
TB
4
D
33
CB
43
TB
64
TB
5
E
29
TB
50
B
63
TB
6
F
34
CB
45
TB
61
TB
7
G
32
TB
43
TB
66
CB
8
H
27
TB
43
TB
70
CB
9
I
45
SB
68
SB
92
SB
10
J
43
B
68
SB
95
SB
11
K
46
SB
62
B
94
SB
12
L
27
TB
45
TB
64
TB
13
M
42
B
67
TB
95
SB
14
N
46
SB
70
SB
96
SB
15
O
47
SB
70
SB
91
SB
16
P
41
B
65
SB
93
SB
17
Q
25
STB
38
TB
62
TB
18
R
28
TB
46
CB
62
TB
19
S
30
TB
46
CB
66
CB
20
T
33
CB
43
TB
64
TB
21
U
32
TB
47
CB
62
TB
22
V
43
B
68
SB
94
SB
23
W
35
CB
46
CB
60
TB
24
X
30
TB
44
TB
67
CB
25
Y
35
CB
49
CB
58
TB
26
Z
31
TB
47
CB
64
TB
27
AA
43
B
57
B
87
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
28
AB
43
B
62
B
92
SB
29
AC
43
B
65
SB
91
SB
30
AD
48
SB
68
SB
92
SB
31
AE
30
TB
44
TB
68
CB
32
AF
44
B
62
SB
86
B
Skor total
1166
1699
2401
Rata-rata
36,4375
53,09375
75,03125
20
20
18
62,5%
62,5%
56,25%
Memiliki sikap ≥CB
Persentase sikap
Berdasarkan tabel 4.4 aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap
nasionalisme), 20 siswa atau 62,5% dari keseluruhan siswa mempunyai
pemahaman akan sikap nasionalisme. Tabel aspek afektif (penghayatan terhadap
sikap nasionalisme) menunjukkan bahwa 20 siswa atau 62,5% siswa mempunyai
penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, tabel aspek pelaksanaan ada
18 siswa atau 56,25% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme.
Rata-rata sikap nasionalisme kelas V A SD Negeri Nanggulan pada kondisi awal
adalah 164,75 atau cukup baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 4.5 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek kondisi awal
Res
No
Jml
pon
den
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Pernyataan
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
Ket
1
2
1
1
2
2
1
1
2
5
4
1
1
5
5
5
5
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
4
5
5
5
4
5
5
5
5
2
2
3
2
1
2
1
2
1
2
5
5
4
5
4
5
5
5
4
2
4
4
1
2
2
1
2
1
2
4
4
2
5
4
5
5
5
4
2
2
5
2
2
2
1
1
2
1
5
2
4
4
4
5
1
5
1
2
1
6
2
1
2
2
4
1
4
2
5
5
5
2
4
5
5
5
5
2
7
2
2
1
2
2
2
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
1
8
4
4
4
5
4
5
4
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
4
9
2
4
2
4
1
4
2
1
4
2
1
1
1
1
2
4
2
2
1
0
2
4
4
2
2
2
4
4
1
5
5
2
5
5
5
5
2
1
1
1
5
5
4
4
5
5
4
4
5
5
5
2
5
5
5
5
2
2
1
2
4
4
5
5
5
5
4
4
5
5
5
2
5
5
4
5
5
4
1
3
2
5
2
2
4
1
2
2
5
5
5
2
4
5
5
5
2
4
1
4
4
4
5
4
5
4
4
4
5
5
5
2
5
5
5
5
2
2
1
5
4
4
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
1
5
5
5
2
4
1
6
2
2
1
2
2
2
2
2
5
5
5
2
4
5
5
5
2
1
1
7
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
5
5
5
5
2
2
1
8
2
4
4
4
4
4
4
1
4
5
5
1
5
5
5
5
2
4
1
9
5
2
2
2
2
4
4
4
4
5
5
1
1
5
5
2
5
2
2
0
5
4
5
4
4
4
4
2
5
5
5
2
5
5
5
2
2
2
2
1
4
2
1
1
1
4
2
4
5
5
1
2
5
5
5
5
1
2
2
2
4
4
4
5
5
5
5
2
5
5
5
4
5
5
5
5
4
4
2
3
4
5
2
4
4
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
2
4
4
5
4
4
5
4
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
2
5
4
4
4
5
2
2
4
1
5
5
5
2
5
5
5
4
4
4
2
6
5
5
4
5
4
4
4
4
5
5
5
2
5
5
5
5
2
4
2
7
2
1
2
2
2
2
2
2
5
5
5
4
5
5
1
4
2
2
2
8
5
5
5
5
4
4
2
2
5
5
5
4
5
5
5
2
2
4
2
9
4
4
4
2
4
4
2
4
4
5
5
5
5
5
5
5
2
4
3
0
4
4
2
5
4
4
4
2
5
4
5
2
5
5
5
5
2
5
3
1
2
2
1
2
4
1
2
4
5
5
5
2
5
5
5
5
2
2
3
2
4
4
5
4
4
4
4
2
5
4
5
2
5
5
5
4
2
2
3
3
2
2
4
4
2
2
4
2
5
5
5
5
5
5
1
5
2
5
3
4
4
2
1
2
2
4
2
5
4
5
5
2
5
5
5
5
2
5
3
5
5
4
4
5
4
4
4
1
5
5
5
2
5
5
5
5
2
5
3
6
4
2
2
2
1
2
2
4
4
5
5
5
5
5
5
5
2
1
3
7
2
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
3
8
2
2
2
4
1
2
1
1
5
4
5
4
5
5
5
5
5
2
3
9
4
2
5
4
4
5
4
5
5
5
5
2
5
5
5
5
2
4
4
0
2
4
2
2
2
2
1
1
5
5
5
5
5
5
5
5
2
2
4
1
2
2
4
4
5
4
4
1
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
4
2
4
4
4
1
4
4
4
4
5
5
1
5
5
5
5
5
5
4
4
3
2
2
1
2
2
1
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
2
5
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
4
4
141
141
135
140
141
140
141
140
205
206
202
136
204
212
208
199
125
136
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
TB
SB
SB
SB
TB
SB
SB
SB
SB
TB
TB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
S
T
U
V
W
X
Y
Z
AA
AB
AC
AD
AE
AF
5
2
5
5
1
4
5
2
4
5
5
5
4
5
4
2
1
5
2
4
2
5
4
5
5
5
4
4
1
1
2
4
1
4
2
4
2
5
4
4
4
4
4
1
2
2
2
2
1
2
4
4
2
5
1
5
2
1
1
4
2
1
2
2
5
4
4
4
4
5
4
2
4
5
1
2
2
4
4
5
5
5
4
5
1
2
4
4
2
1
2
2
5
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
2
4
2
4
4
5
5
2
5
2
4
2
4
4
4
2
2
4
2
5
4
2
4
2
2
4
4
4
2
2
2
4
5
4
4
4
2
4
4
4
5
5
2
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
5
5
5
4
5
2
2
2
5
5
2
2
2
4
4
5
5
2
5
4
4
4
5
4
2
4
4
4
5
5
5
2
4
5
4
5
5
4
2
4
2
5
5
5
5
4
4
1
2
2
5
2
1
2
4
4
4
5
5
2
4
2
5
4
4
5
5
4
2
5
5
5
5
4
5
2
4
4
4
4
2
2
2
4
4
5
5
2
5
2
2
4
5
2
2
5
2
2
4
5
5
4
2
2
4
4
5
4
2
5
4
5
5
5
4
2
5
5
1
2
5
2
4
4
4
2
1
2
5
2
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
5
5
2
4
4
5
5
4
4
4
4
2
4
5
5
5
4
4
2
5
5
5
5
2
5
2
5
4
5
4
4
4
2
4
4
2
4
4
4
2
5
4
5
5
2
5
4
5
5
1
5
4
4
4
2
2
5
1
4
2
2
1
5
4
5
2
4
4
5
2
5
5
2
5
2
5
5
5
5
4
4
2
2
2
5
4
4
4
4
5
5
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
5
5
2
4
4
2
2
5
2
2
2
2
5
5
5
4
4
5
2
4
4
5
4
4
4
2
5
5
5
5
2
5
4
4
2
5
2
5
2
5
4
4
5
5
5
4
5
2
2
5
2
4
4
4
5
5
5
5
2
4
4
5
4
4
4
4
5
2
5
5
5
5
2
5
5
2
2
4
2
4
4
5
5
5
5
5
5
5
4
4
2
5
4
5
2
2
5
5
5
5
2
5
4
4
1
4
2
4
2
4
5
4
5
4
2
4
2
4
4
4
2
4
2
4
4
4
4
4
2
4
2
2
1
5
4
4
2
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
5
2
4
2
4
4
5
5
5
2
4
2
1
4
5
4
2
4
4
4
4
5
5
5
4
Nilai rata-rata kelas
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
5
4
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
141
140
141
205
141
141
142
141
187
197
199
208
141
192
5272
Jumlah
Rata-rata skor
4
2
4
4
2
4
2
4
4
5
5
5
5
5
164,72
CB
74,87
CB
18
56,25%
TB
TB
TB
SB
TB
TB
CB
TB
CB
B
B
SB
TB
CB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Dari tabel skala sikap nasionalisme seluruh aspek kondisi awal dapat
diketahui bahwa sikap nasionalisme siswa masih tergolong rendah. Hal ini dapat
dilihat dari tabel keterangan bahwa siswa yang memiliki kriteria sikap
nasionalisme berjumlah 18 orang atau 56,25% dari seluruh siswa. Rata-rata sikap
nasionalisme pada kondisi awal sebesar 164,72. Adapun nilai rata-rata siswa yaitu
74,87.
4.1.2 Siklus I
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 dan 11 Agustus 2015.
Pengumpulan data siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan waktu 6
jam pertemuan atau 6 JP. Data yang diperoleh dari siklus I terdiri dari empat
tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi.
1. Deskripsi kegiatan siklus I
Siklus I dilaksanakan melalui empat tahap berikut ini:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan dengan permohonan izin
penelitian kepada kepala SD Negeri Nanggulan. Permintaan izin
tersebut dilakukan peneliti pada 16 Juni 2015. Seteleh diizinkan oleh
kepala sekolah, peneliti menemui guru kelas V untuk mendiskusikan
kelas yang cocok untuk diberi perlakuan. Kemudian, guru dan peneliti
menentukan waktu yang digunakan untuk pengumpulan data awal
dengan wawancara dan observasi daftar nilai siswa di tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
sebelumnya. Pengumpulan data awal dilakukan pada minggu pertama
dan kedua bulan Juli 2015.
Berdasarkan pengumpulan data awal, ditemukan masalah pada
pelaksanaan proses pembelajaran PKn di kelas V A yang masih
menggunakan pembelajaran konvensional. Dari permasalahan tersebut
peneliti berdiskusi dengan guru kelas, dan akhirnya peneliti
memutuskan untuk mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada
pembelajaran PKn di kelas V A.
Tahap perencanaan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru
kelas untuk menentukan materi yang akan diajarkan, yaitu mengenai
nasionalisme atau seluruh BAB I pada semester ganjil. Setelah
memahami materi, peneliti menyusun instrumen pembelajaran, yang
meliputi: silabus, RPP, media, permasalahan yang akan diberikan ke
siswa, soal evaluasi, serta perlengkapan lainnya seperti laptop,
speaker, LCD proyektor, dan kesiapan ruang.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 3 jam pelajaran/3JP
(3 x 35 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 4
Agustus 2015 dengan materi sejarah terbentuknya NKRI dan
pengertian NKRI. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 11
Agustus 2015 dengan materi ciri-ciri NKRI. Selang dua hari setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
berakhirnya siklus I, siswa dibagikan kuesioner skala sikap untuk
dikerjakan.
c. Observasi
Berikut ini hasil observasi siklus I:
Tabel 4.6 Hasil observasi pertemuan 1 siklus I
No
1
Aspek yang
Diamati
Proses
Pembelajaran
2
Membuka
pelajaran
3
Penyajian
materi
4
Metode
Pembelajaran
Penggunaan
bahasa dan
waktu
Aktivitas
belajar siswa
5
6
Hasil Observasi
Proses pembelajaran berlangsung cukup
efektif. Siswa mengikuti pembelajaran dengan
serius tetapi juga tanpa penuh ketegangan.
Cara membuka pembelajaran menarik dan
menumbuhkan semangat belajar siswa.
Peneliti memberikan yel-yel untuk kelas V A
agar siswa semangat mengikuti pembelajaran.
Siswa begitu semangat ketika menyanyikan
lagu wajib nasional.
Materi sudah dijelaskan secara runtut. Materi
yang dijelaskan sesuai dengan RPP dan
silabus.
Metode pembelajaran yang digunakan peneliti
adalah Problem Based Learning.
Bahasa yang digunakan peneliti mudah
dipahami dan tidak berbelit-belit. Alokasi
waktu yang digunakan kurang.
Aktivitas belajar siswa belum begitu tumbuh.
Siswa masih pasif dalam pembelajaran. Lebih
dari separuh siswa yang tidak berani
mengajukan pendapat maupun menjawab
pertanyaan dari peneliti. Mungkin karena
masih materi awal semester dan dengan orang
baru. Siswa kurang semangat dalam
pembelajaran dan belum begitu mengerti
dengan model pembelajaran yang dilakukan.
Siswa masih terlihat tidak bisa menerima
anggota kelompok ketika dibagi ke dalam
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
7
8
Pengelolaan
Kelas
Penggunaan
Media
9
Cara menutup
pelajaran
10
Evaluasi
Pengelolaan kelas sudah baik.
Penggunaan media peta belum optimal.
Seharusnya peneliti dapat mengaktifkan siswa
melalui peta dengan menyuruh siswa untuk
menunjukkan letak-letak yang ada pada peta.
Cara menutup pelajaran sesuai dengan RPP.
Refleksi dilakukan dengan menanyakan aksi
yang akan dilakukan siswa setelah mengikuti
pembelajaran.
Evaluasi ada yang tidak sesuai dengan RPP.
Berdasarkan tabel hasil observasi pertemuan pertama, dapat
diketahui bahwa pembelajaran berlangsung cukup efektif. Peneliti
sangat baik dalam membuka pelajaran terutama saat memberikan yelyel untuk memberikan semangat bagi kelas. Proses membuka pelajaran
juga dilakukan dengan menyanyikan lagu ”Dari Sabang Sampai
Merauke” dan mengucapkan Pancasila. Hal tersebut tentu sangat
relevan dengan pembelajaran. Namun, peneliti kurang menjelaskan
metode maupun langkah kerja atau kegiatan yang akan dilakukan,
sehingga siswa terlihat kurang terbiasa dengan model pembelajaran
yang digunakan. Penggunaan media pun belum begitu optimal.
Terlebih lagi, aktivitas belajar siswa belum begitu tumbuh. Siswa
masih pasif dalam pembelajaran. Lebih dari separuh siswa yang tidak
berani mengajukan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari
peneliti. Selain itu, siswa juga tidak sepenuhnya bisa menerima
anggota kelompok yang telah peneliti bagi. Secara keseluruhan,
penelitian berjalan sesuai dengan RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tabel 4.7 Hasil observasi pertemuan 2 siklus I
Aspek yang
Hasil Observasi
Diamati
Proses
Proses pembelajaran berlangsung efektif.
Pembelajaran Siswa mengikuti pembelajaran dengan serius.
Membuka
Cara membuka pembelajaran menarik,
pelajaran
menumbuhkan semangat belajar siswa, dan
sesuai RPP.
Penyajian
Materi sudah dijelaskan secara runtut. Materi
materi
yang dijelaskan sesuai dengan RPP dan
silabus.
Peneliti kurang memperhatikan detail materi
mengenai pulau yang diklaim negara lain.
Seharusnya ditunjukkan letak pulaunya melalui
peta maupun tayangan gambar.
Metode
Metode pembelajaran yang digunakan yaitu
pembelajaran Problem Based Learning.
Penggunaan
Bahasa yang digunakan peneliti mudah
bahasa dan dipahami dan tidak berbelit-belit. Alokasi
waktu
waktu yang digunakan kurang.
Aktivitas
Aktivitas belajar siswa sudah mulai terlihat.
belajar siswa Ada penyesuaian antara peneliti dan siswa.
Siswa terlihat lebih kondusif ketika dibagi ke
dalam kelompok kecil. Siswa juga lebih aktif
mencari informasi terkait dengan permasalahan
yang diberikan.
Pengelolaan
Pengelolaan kelas sudah baik.
Kelas
Penggunaan
Penggunaan media sangat lengkap terutama
Media
dalam memfasilitasi siswa melakukan kegiatan
mewarnai. Penggunaan peta pun dapat
membantu pembelajaran.
Cara
Cara menutup pelajaran sesuai dengan RPP.
menutup
pelajaran
Evaluasi
Evaluasi ada yang tidak sesuai dengan RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Berdasarkan tabel 4.7 Hasil observasi pertemuan 2 siklus I
dapat dijelaskan bahwa aktivitas pembelajaran berjalan sesuai RPP,
pada evaluasi tidak sepenuhnya sesuai. Aktivitas belajar siswa sudah
mulai tumbuh yang ditandai dengan aktif mencari informasi di buku
pelajaran dan bertukar informasi dengan teman. Siswa terlihat lebih
kondusif ketika dibagi ke dalam kelompok yang lebih kecil. Namun,
ada kekurangan yaitu pada detail materi yang disampaikan mengenai
pulau yang diklaim negara lain.
d. Refleksi
Pelaksanaan siklus I sudah dilaksanakan sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setiap pembukaan di setiap
pertemuan, siswa begitu semangat menyanyikan lagu wajib nasional.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2015. Materi
yang disampaikan pada pertemuan pertama yaitu sejarah terbentuknya
NKRI dan pengertian NKRI. Proses pembelajaran berlangsung cukup
efektif. Namun, siswa masih belum terbiasa menggunakan model
Problem Based Learning. Lebih dari separuh siswa yang tidak berani
mengajukan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari peneliti.
Bahkan, siswa tidak menerima teman sekelompoknya ketika dibagi ke
dalam kelompok. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 11
Agustus 2015. Materi yang disampaikan yaitu mengenai ciri-ciri
NKRI. Proses pembelajaran berlangsung efektif. Siswa sudah mulai
terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan. Siswa secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
aktif mencari informasi di buku pelajaran terkait dengan permasalahan
yang diberikan. Namun, masih ada beberapa detail yang kurang
diperhatikan. Berikut ini merupakan hasil dari siklus I:
Tabel 4.8 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I untuk aspek kognitif
(pemahaman terhadap sikap nasionalisme)
Res
Pernyataan
pon
den
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
Total
Keterangan
5
42
Baik
5
5
48
Sangat baik
5
5
5
49
Sangat baik
5
1
5
4
32
Tidak baik
5
4
5
4
4
42
Baik
5
5
4
5
5
5
45
Sangat baik
4
4
4
5
2
4
4
39
Cukup baik
5
4
5
5
5
5
5
5
45
Sangat baik
4
4
4
5
5
5
5
4
4
45
Sangat baik
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
47
Sangat baik
1
4
5
5
5
5
5
5
5
5
45
Sangat baik
5
5
5
5
5
1
5
5
5
5
46
Sangat baik
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
49
Sangat baik
2
4
5
4
5
4
4
4
5
5
42
Baik
1
4
5
4
5
4
4
4
5
5
41
Baik
4
2
5
5
5
4
4
4
5
5
43
Baik
4
2
4
2
4
4
4
4
4
5
37
Cukup baik
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
49
Sangat baik
1
5
5
5
5
5
5
5
5
5
46
Sangat baik
5
2
5
4
4
4
5
4
5
5
43
Baik
4
9
18
19
20
26
35
36
40
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
2
2
5
2
4
2
2
4
4
5
5
1
5
5
5
4
4
4
5
1
5
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
U
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
45
Sangat baik
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
Sangat baik
4
2
5
5
5
5
4
5
5
5
45
Sangat baik
5
1
5
5
5
5
5
5
5
5
46
Sangat baik
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
48
Sangat baik
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
48
Sangat baik
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
48
Sangat baik
4
4
5
5
4
5
4
5
5
5
46
Sangat baik
2
4
5
4
5
4
4
4
5
5
42
Baik
4
2
5
4
5
5
5
5
4
5
44
Baik
5
2
5
4
5
5
5
5
4
5
45
Sangat baik
2 4
Skor total
4
2
4
4
2
4
2
2
30
1412
Tidak baik
V
W
X
Y
Z
AA
AB
AC
AD
AE
AF
Rata-rata skor
44,125
Baik
Nilai rata-rata kelas
88,25
Baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal CB
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal CB
30
93,75%
Tabel di atas menunjukkan bahwa aspek kognitif sikap nasionalisme (pemahaman
terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk
siklus I adalah 30 siswa atau 93,75% dari keseluruhan siswa mempunyai
pemahaman akan sikap nasionalisme. Kemudian, rata-rata sikap nasionalisme
pada aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) adalah 44,125 atau
dalam kategori baik. Sementara itu, nilai rata-rata siswa pada aspek kognitif siklus
I adalah 88,25 atau berada pada kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel 4.9 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I untuk aspek afektif
(penghayatan terhadap sikap nasionalisme)
Res
Pernyataan
To
pon
den
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
-tal
Keterangan
1 3 8 11
13
14
16
21
22
24
28
29
41
43
2 2 2 5
2
4
2
4
4
4
5
4
2
2
44
Tidak baik
4 5 5 5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
62
Baik
4 4 4 5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
66
Sangat baik
1 5 5 5
4
2
1
2
2
4
2
1
4
4
42
Tidak baik
5 5 5 4
5
4
5
4
1
5
5
4
4
5
61
Baik
4 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
68
Sangat baik
2 2 2 4
2
4
2
4
4
5
2
4
2
4
43
Tidak baik
5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
1
5
5
5
66
Sangat baik
5 2 4 4
4
5
4
5
5
4
4
5
5
5
61
Baik
5 5 4 5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
66
Sangat baik
4 5 5 5
5
5
4
5
5
4
4
5
4
5
65
Sangat baik
4 4 5 5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
67
Sangat baik
5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
70
Sangat baik
4 5 5 5
5
5
1
5
4
4
2
4
4
5
58
Baik
4 5 5 5
4
5
4
2
5
4
4
4
5
5
61
Baik
5 5 5 4
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
67
Sangat baik
5 4 4 4
4
4
5
5
5
4
5
5
4
5
63
Sangat baik
5 5 5 4
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
67
Sangat baik
1 1 4 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
61
Baik
4 5 5 4
5
5
5
4
5
5
4
4
5
5
65
Sangat baik
5 4 5 5
5
4
5
2
5
5
4
4
5
5
63
Sangat baik
4 5 5 1
5
5
4
5
5
5
1
5
5
5
60
Baik
5 5 5 4
5
4
4
5
5
4
4
5
4
5
64
Sangat baik
5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
70
Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Y
1 1 5 4
4
2
1
4
4
4
4
5
4
4
47
Cukup baik
5 5 4 4
5
4
4
5
5
4
5
5
4
5
64
Sangat baik
5 4 5 4
4
4
5
1
5
5
5
5
5
5
62
Baik
4 4 4 5
5
5
4
4
5
4
4
4
4
5
61
Baik
4 5 5 5
5
5
1
5
4
4
2
4
4
5
58
Baik
5 5 4 4
5
5
2
5
5
4
5
5
4
5
63
Sangat baik
5 5 4 4
5
4
2
5
4
4
5
5
4
5
61
Baik
4 4 2 5
Jumlah skor
4
2
4
4
5
4
2
4
4
4
52
Cukup baik
1948
Z
AA
AB
AC
AD
AE
AF
Rata-rata skor
60,8
75
Nilai rata-rata kelas
86,9
64
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
Baik
Baik
29
90,625%
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa aspek afektif sikap nasionalisme (penghayatan
terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk
siklus I adalah 29 siswa atau 90,625% dari keseluruhan siswa mempunyai
penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, rata-rata sikap nasionalisme
pada aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) adalah 60,875 atau
baik. Nilai rata-rata siswa untuk aspek afektif sebesar 86,964.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel 4.10 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I untuk aspek konatif
(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme)
Res
Pernyataan
pon
1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4
den
2 5 6 7 0 2 5 7 3 5 7 0 1 2 3 4 7 8 9 2
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
To
tal
Keterangan
4 2 4 1 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 79
Cukup baik
4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 80
Baik
5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 93
Sangat baik
2 4 2 4 2 5 4 5 2 5 2 2 2 2 2 2 5 4 4 4 64
Tidak baik
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 4 4 5 4 5 5 5 92
Sangat baik
5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 95
Sangat baik
4 2 4 2 2 5 4 2 4 2 2 4 2 2 4 4 5 4 2 2 62
Tidak baik
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96
Sangat baik
5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 90
Sangat baik
5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 97
Sangat baik
4 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 93
Sangat baik
5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96
Sangat baik
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
Sangat baik
5 1 1 2 4 4 4 4 1 5 5 5 2 4 5 4 4 5 5 4 74
Cukup baik
5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 90
Sangat baik
4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 86
Baik
5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86
Baik
5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 92
Sangat baik
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96
Sangat baik
5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 90
Sangat baik
5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 91
Sangat baik
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 1 5 4 4 5 91
Sangat baik
4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 92
Sangat baik
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Y
Z
AA
AB
AC
AD
AE
5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 92
Sangat baik
5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 92
Sangat baik
5 4 5 2 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 92
Sangat baik
5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 95
Sangat baik
5 1 1 2 4 4 4 4 1 5 5 5 2 4 5 4 4 5 5 4 74
Cukup baik
5 2 5 2 5 5 5 5 5 4 4 4 2 5 4 5 5 4 5 4 85
Baik
5 2 4 2 5 5 5 4 5 2 4 5 2 4 4 5 5 4 5 4 81
Baik
AF
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 84
Skor total
2820
Baik
Rata-rata
88,125
Baik
Nilai rata-rata siswa
88,125
Baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
30
93,75%
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa aspek konatif sikap nasionalisme (pelaksanaan
sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk siklus I
adalah 30 siswa atau 93,75% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap
nasionalisme. Sementara itu, rata-rata sikap nasionalisme pada aspek konatif
(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) adalah 88,125 atau dalam kategori baik
dan nilai rata-rata siswa yaitu 88,125.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tabel 4.11 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme siklus I
No
Responden
1
Kognitif
Afektif
Konatif
Total
Ket
Total
Ket
Total
Ket
A
42
B
44
TB
79
CB
2
B
48
SB
62
B
80
B
3
C
49
SB
66
SB
93
SB
4
D
32
TB
42
TB
64
TB
5
E
42
B
61
B
92
SB
6
F
45
SB
68
SB
95
SB
7
G
39
CB
43
TB
62
TB
8
H
45
SB
66
SB
96
SB
9
I
45
SB
61
B
90
SB
10
J
47
SB
66
SB
97
SB
11
K
45
SB
65
SB
93
SB
12
L
46
SB
67
SB
96
SB
13
M
49
SB
70
SB
100
SB
14
N
42
B
58
B
74
CB
15
O
41
B
61
B
90
SB
16
P
43
B
67
SB
86
B
17
Q
37
CB
63
SB
86
B
18
R
49
SB
67
SB
92
SB
19
S
46
SB
61
B
96
SB
20
T
43
B
65
SB
90
SB
21
U
45
SB
63
SB
91
SB
22
V
50
SB
60
B
91
SB
23
W
45
SB
64
SB
92
SB
24
X
46
SB
70
SB
100
SB
25
Y
48
SB
47
CB
92
SB
26
Z
48
SB
64
SB
92
SB
27
AA
48
SB
62
B
92
SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
28
AB
46
SB
61
B
95
SB
29
AC
42
B
58
B
74
CB
30
AD
44
B
63
SB
85
B
31
AE
45
SB
61
B
81
B
32
AF
30
TB
52
CB
84
B
Skor total
1412
1948
2820
Rata-rata
44,125
60,875
88,125
30
29
30
93,75
90,625%
93,75%
Memiliki sikap ≥CB
Persentase sikap
Berdasarkan tabel 4.11, aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap
nasionalisme), 30 siswa atau 93,75% dari keseluruhan siswa mempunyai
pemahaman akan sikap nasionalisme. Tabel aspek afektif (penghayatan terhadap
sikap nasionalisme) menunjukkan bahwa 29 siswa atau 93,75% siswa mempunyai
penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, tabel aspek pelaksanaan ada
30 siswa atau 93,75% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 4.12 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Res
pon
den
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Pernyataan
1
2
4
4
1
5
4
2
5
5
5
4
4
5
4
4
5
5
5
1
4
5
4
5
5
1
2
4
4
5
2
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
3
2
5
4
5
5
5
2
5
2
5
5
4
5
5
5
5
4
5
1
5
4
5
5
5
1
4
4
5
5
2
2
1
4
5
5
5
1
5
5
2
1
4
4
5
1
5
5
5
4
5
4
5
2
4
5
4
5
2
2
1
4
5
2
4
5
1
1
4
4
5
5
4
5
5
4
5
4
6
4
4
5
2
4
5
4
5
4
5
5
5
5
1
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
5
7
1
4
5
4
5
5
2
5
4
5
4
5
5
2
5
4
4
5
5
5
4
5
4
5
4
8
2
5
4
5
5
5
2
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
9
4
5
5
2
4
5
4
1
4
2
4
5
5
4
4
2
2
4
5
2
4
5
2
1
5
1
0
4
2
5
2
5
4
2
5
5
5
5
4
5
4
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
4
1
1
5
5
5
5
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
4
5
1
4
5
4
1
2
5
4
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
1
3
2
4
5
4
5
5
2
5
4
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
1
4
4
4
5
2
4
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
5
4
5
2
1
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
1
6
2
5
5
1
5
5
2
5
4
5
4
5
5
1
4
4
5
4
5
5
5
4
4
5
1
1
7
4
5
5
5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
1
8
4
4
5
5
2
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
4
1
9
4
5
5
2
4
5
4
4
4
5
5
5
5
4
4
5
2
5
5
4
4
5
5
5
5
2
0
4
5
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
2
1
4
5
5
2
4
5
2
5
5
5
5
4
5
5
2
5
5
4
5
4
2
5
5
5
4
2
2
4
4
5
2
1
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
2
3
4
4
5
2
5
5
4
5
4
4
5
5
5
1
5
5
4
4
5
4
5
5
5
5
5
2
4
4
4
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
5
4
4
5
4
5
5
5
5
5
4
5
4
2
5
4
4
4
5
5
5
2
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
2
6
4
5
5
2
2
5
4
5
5
5
5
1
5
4
4
4
4
5
5
4
5
5
5
5
5
2
7
4
4
4
2
5
5
2
5
4
5
5
4
5
5
4
4
5
4
1
4
4
5
4
5
4
2
8
5
4
4
2
5
5
2
1
4
5
4
5
5
2
4
5
5
5
5
4
4
1
4
5
4
2
9
4
4
5
1
4
5
4
5
5
4
5
5
5
4
4
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
3
0
4
5
4
2
1
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
4
5
5
4
5
5
3
1
4
5
5
2
5
5
2
5
5
5
5
5
5
2
4
5
4
5
5
4
5
4
5
5
1
3
2
4
2
4
2
4
5
2
5
4
5
4
5
5
4
5
4
4
5
5
5
4
4
5
5
5
3
3
5
4
5
2
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
3
4
4
4
4
2
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4
1
5
5
5
3
5
4
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
3
6
5
4
5
1
4
5
2
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
3
7
4
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
3
8
4
4
5
4
5
5
2
5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
3
9
4
4
5
4
5
4
2
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
4
0
4
5
5
5
2
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
4
1
2
4
5
4
4
4
2
5
5
4
4
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
4
5
4
4
2
5
4
4
4
5
5
2
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
4
3
2
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
4
2
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Jml
Ket
165
190
207
138
183
208
140
207
196
210
203
209
219
174
192
196
186
208
203
198
199
201
201
216
187
CB
B
SB
TB
B
SB
TB
SB
B
SB
SB
SB
SB
CB
B
B
B
SB
SB
SB
SB
SB
SB
SB
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
26
27
28
29
30
31
32
Z
AA
AB
AC
AD
AE
AF
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
5
5
4
2
4
5
2
5
4
4
1
2
2
4
4
5
4
1
5
4
4
5
2
4
2
2
2
4
4
5
4
5
4
4
2
4
4
4
4
2
2
4
5
4
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
5
5
5
4
4
5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
4
5
4
5
5
5
4
5
4
1
2
2
4
5
5
5
4
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
2
4
5
4
5
5
5
4
5
1
4
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
5
4
5
1
5
5
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
5
5
4
2
4
5
4
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
5
5
5
4
2
5
5
4
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
2
2
2
4
4
5
5
4
5
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
4
5
5
4
5
5
4
4
5
5
2
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
4
4
2
4
5
4
4
4
4
2
4
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
2
204
202
202
174
192
187
170
SB
SB
SB
CB
SB
B
CB
6168
Jumlah
Rata-rata skor
Nilai rata-rata kelas
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
192,75
87,62
30
93,75%
Dari lampiran tabel 4.12 hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek untuk siklus I dapat diketahui bahwa sikap nasionalisme
siswa ada peningkatan dari sebelumnya dan tergolong sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel keterangan bahwa siswa yang memiliki
kriteria sikap nasionalisme berjumlah 30 orang atau 93,75% dari seluruh siswa. Rata-rata sikap nasionalisme kelas V A SD Negeri
Nanggulan pada kondisi awal adalah 192,75 atau dalam kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.2 Siklus II
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 dan 25 Agustus 2015.
Pengumpulan data siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan waktu 6
jam pertemuan atau 6 JP. Data yang diperoleh dari siklus II terdiri dari empat
tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi.
2. Deskripsi kegiatan siklus II
Siklus I dilaksanakan melalui empat tahap berikut ini:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan dengan berkonsultasi dengan
guru kelas. Kemudian menganalisis hal-hal yang perlu diperbaiki
maupun yang perlu ditambahkan berdasarkan hasil refleksi siklus I.
Peneliti melakukan perbaikan-perbaikan dalam hal mengajar terutama
dalam penggunaan media yang lebih menarik dan mengaktifkan siswa.
Peneliti membuat media lingkaran perbuatan dan video-video yang
relevan dengan materi pembelajaran.
Tahap perencanaan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru
kelas untuk menentukan materi yang akan diajarkan, yaitu mengenai
kutuhan NKRI dan provinsi di Indonesia beserta budayanya. Dalam
penelitian ini, guru kelas bertindak sebagai observer agar lebih mudah
dalam menilai siswa. Setelah memahami materi, peneliti menyusun
instrumen pembelajaran, yang meliputi: silabus, RPP, media,
permasalahan yang akan diberikan ke siswa, soal evaluasi, serta
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
perlengkapan lainnya seperti laptop, speaker, LCD proyektor, dan
kesiapan ruang maupun siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 3 jam pelajaran/3JP
(3 x 35 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 18
Agustus 2015 dengan materi pengertian keutuhan NKRI dan provinsi
di Indonesia beserta budayanya. Pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Selasa, 25 Agustus 2015 dengan materi usaha menjaga keutuhan
NKRI. Selang dua hari setelah berakhirnya siklus II, siswa dibagikan
kuesioner skala sikap untuk dikerjakan.
c. Observasi
Berikut ini hasil observasi siklus II:
Tabel 4.13 Hasil observasi pertemuan 1 siklus II
No
1
Aspek yang
Diamati
Proses
Pembelajaran
Hasil Observasi
Proses pembelajaran berlangsung efektif.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan serius
dan ada peningkatan dari sebelumnya.
Cara membuka pembelajaran menarik,
menumbuhkan semangat belajar siswa, dan
sesuai RPP.
Materi sudah dijelaskan secara runtut. Materi
yang dijelaskan sesuai dengan RPP dan
silabus.
Problem Based Learning
2
Membuka
pelajaran
3
Penyajian
materi
4
Metode
pembelajaran
Penggunaan
Bahasa yang digunakan peneliti mudah
bahasa
dan dipahami dan tidak berbelit-belit. Alokasi
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
6
7
8
9
10
waktu
Aktivitas
belajar siswa
Pengelolaan
Kelas
Penggunaan
Media
waktu yang digunakan sudah sesuai aturan.
Aktivitas belajar siswa sudah mulai terlihat.
Ada penyesuaian antara peneliti dan siswa.
Siswa aktif dalam kelompoknya. Siswa juga
lebih aktif mencari informasi terkait dengan
permasalahan yang diberikan. Siswa sangat
terlibat dalam memainkan media lingkaran
perbuatan.
Pengelolaan kelas sudah baik.
Penggunaan media sangat lengkap terutama
dalam memfasilitasi siswa melakukan
kegiatan mewarnai. Peneliti menggunakan
media lingkaran perbuatan yang mana media
tersebut sangat cocok dengan pelajaran PKn.
Cara menutup Cara menutup pelajaran sesuai dengan RPP.
pelajaran
Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan memberikan lima
pertanyaan dari materi yang telah diajarkan.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran
berlangsung efektif. Aktivitas belajar siswa terlihat sangat aktif
dibanding dua pertemuan sebelumnya. Siswa sangat tertarik dengan
media pembelajaran “lingkaran perbuatan” yang dimainkan saat
pembelajaran. Siswa aktif bersama kelompoknya, mencari informasi
terkait dengan permasalahan dan mempresentasikan hasil pekerjaan di
depan kelas. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan memberikan
lima pertanyaan uraian dari materi yang telah diajarkan. Secara
keseluruhan, proses pembelajaran berjalan sesuai RPP.
No
1
Tabel 4.14 Hasil observasi pertemuan 2 siklus II
Aspek yang
Hasil Observasi
Diamati
Proses
Proses pembelajaran berlangsung
efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Pembelajaran
2
Membuka
pelajaran
3
Penyajian
materi
4
Metode
pembelajaran
Penggunaan
bahasa dan
waktu
Aktivitas
belajar siswa
5
6
7
8
9
10
Pengelolaan
Kelas
Penggunaan
Media
Cara
menutup
pelajaran
Evaluasi
Siswa mengikuti pembelajaran dengan serius
dan ada peningkatan dari sebelumnya.
Cara membuka pembelajaran menarik,
menumbuhkan semangat belajar siswa, dan
sesuai RPP.
Materi sudah dijelaskan secara runtut. Materi
yang dijelaskan sesuai dengan RPP dan
silabus.
Problem Based Learning
Bahasa yang digunakan peneliti mudah
dipahami dan tidak berbelit-belit. Alokasi
waktu yang digunakan sudah sesuai aturan.
Aktivitas belajar siswa sudah mulai terlihat.
Ada penyesuaian antara peneliti dan siswa.
Siswa aktif dalam kelompoknya. Siswa juga
lebih aktif mencari informasi terkait dengan
permasalahan yang diberikan. Siswa sangat
antusias menonton tayangan video mengenai
keanekaragaman budaya dan sumber daya
yang ada di
Indonesia serta cara
melestarikannya.
Pengelolaan kelas sangat baik.
Penggunaan media sangat lengkap terutama
dalam memfasilitasi siswa melakukan kegiatan
mewarnai. Peneliti menggunakan media
lingkaran perbuatan yang mana media tersebut
sangat cocok dengan pelajaran PKn dan
dipadukan pula dengan tayangan video
mengenai keragaman budaya, lima hal yang
menarik dan diklaim negara lain.
Cara menutup pelajaran sesuai dengan RPP.
Evaluasi dilakukan sesuai dengan RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran berjalan
sesuai RPP. Penguasaan kelas sangat baik. Antusiasme siswa sangat
tinggi pada saat pembelajaran. Siswa mengamati tayangan video
mengenai keragaman budaya, lima hal yang menarik dan diklaim
negara lain. Video tersebut digunakan sebagai permasalahan yang
diberikan kepada siswa, untuk didiskusikan.
d. Refleksi
Pelaksanaan siklus II sudah dilaksanakan sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pertemuan pertama dilaksanakan
pada tanggal 18 Agustus 2015 dengan materi pengertian keutuhan
NKRI dan provinsi di Indonesia beserta budayanya. Proses
pembelajaran berlangsung efektif. Siswa sangat antusias memainkan
media lingkaran perbuatan ketika diminta untuk memainkannya satu
per satu. Siswa pun lebih aktif mencari informasi terkait dengan materi
maupun permasalahan yang diberikan guru. Pertemuan kedua
dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2015 dengan materi usaha
menjaga keutuhan NKRI. Proses pembelajaran berlangsung efektif.
Siswa mengalami peningkatan dalam penguasaan lagu wajib nasional
maupun lagu kebangsaan. Siswa sangat antusias ketika melihat
tayangan video mengenai cara menjaga keutuhan NKRI. Berikut ini
merupakan hasil dari siklus II:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel 4.15 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II untuk aspek kognitif
(pemahaman terhadap sikap nasionalisme)
Res
Pernyataan
pon
den
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Total
Keterangan
1
37
Cukup baik
5
5
43
Baik
4
5
5
49
Sangat baik
2
4
5
4
38
Cukup baik
5
4
5
5
5
45
Sangat baik
5
5
5
5
5
5
49
Sangat baik
5
5
4
4
2
4
4
40
Baik
5
5
5
5
5
5
5
5
47
Sangat baik
4
5
4
4
5
4
5
5
5
46
Sangat baik
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
47
Sangat baik
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
49
Sangat baik
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
48
Sangat baik
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
Sangat baik
4
4
5
4
5
4
5
4
5
5
45
Sangat baik
5
2
5
4
5
5
5
4
5
5
45
Sangat baik
4
2
5
5
5
4
4
5
4
1
39
Cukup baik
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
38
Cukup Baik
1
4
5
5
5
5
5
5
5
5
45
Sangat baik
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
Sangat baik
4
4
5
5
4
4
5
4
5
5
45
Sangat baik
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
48
Sangat baik
4
4
5
5
4
5
4
4
5
5
45
Sangat baik
5
2
5
5
5
5
4
4
4
5
44
Baik
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
48
Sangat baik
4
9
18
19
20
26
35
36
40
5
4
5
5
5
2
2
4
4
2
5
2
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
2
5
5
5
2
2
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
2
5
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Y
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
48
Sangat baik
4
2
4
5
5
5
5
5
5
5
45
Sangat baik
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
48
Sangat baik
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
42
Baik
4
4
5
5
5
4
5
4
5
4
45
Sangat baik
4
2
5
4
5
5
5
5
5
4
44
Baik
4
4
5
4
5
5
5
5
4
4
45
Sangat baik
4 4
Skor total
5
4
4
4
4
4
5
4
42
1439
Z
AA
AB
AC
AD
AE
AF
Baik
Rata-rata skor
44,96875
Baik
Nilai rata-rata kelas
89,9375
Baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal CB
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal CB
32
100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa aspek kognitif sikap nasionalisme (pemahaman
terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk
siklus II adalah 32 siswa atau 100% dari keseluruhan siswa mempunyai
pemahaman akan sikap nasionalisme. Kemudian, rata-rata sikap nasionalisme
pada aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) adalah 44,96875
atau dalam kategori sangat baik. Sementara itu, nilai rata-rata siswa pada aspek
kognitif siklus II adalah 89,9375.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Tabel 4.16 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II untuk aspek afektif
(penghayatan terhadap sikap nasionalisme)
Res
Pernyataan
To
pon
den
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
-tal
Keterangan
1 3 8 11
13
14
16
21
22
24
28
29
41
43
4 4 4 4
4
4
4
5
4
4
5
2
4
5
57
Baik
4 4 4 5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
61
Baik
5 1 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
65
Sangat baik
5 4 5 4
5
5
2
4
5
5
2
4
5
5
60
Baik
5 4 4 5
4
4
5
4
5
4
4
5
4
5
62
Baik
4 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
69
Sangat baik
2 4 4 4
5
4
5
2
4
4
4
4
4
5
55
Cukup baik
5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
70
Sangat baik
4 2 5 4
5
5
4
4
5
5
5
4
5
4
61
Baik
5 5 5 5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
67
Sangat baik
4 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
69
Sangat baik
2 2 5 5
5
5
5
5
5
5
5
2
5
5
61
Baik
5 5 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
70
Sangat baik
2 4 5 5
5
4
2
5
5
4
4
4
4
5
58
Baik
5 4 5 4
5
5
5
2
4
5
2
5
5
5
61
Baik
4 4 5 5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
67
Sangat baik
4 4 4 4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
58
Baik
4 5 5 5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
68
Sangat baik
5 1 5 5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
66
Sangat baik
4 4 2 4
5
5
4
4
5
5
4
4
5
5
60
Baik
4 2 5 5
5
4
4
2
5
5
4
5
5
4
59
Baik
4 4 5 4
5
5
4
4
5
5
5
4
5
5
64
Sangat baik
5 4 5 5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
5
65
Sangat baik
2 4 5 5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
4
62
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Y
2 4 5 5
5
5
2
5
5
5
5
5
5
4
62
Baik
4 5 4 5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
4
64
Sangat baik
5 4 5 4
5
4
4
5
4
5
5
5
5
5
65
Sangat baik
4 4 4 5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
59
Baik
5 4 5 4
4
5
4
4
4
5
4
4
5
5
62
Baik
5 4 5 5
5
4
4
5
4
4
5
5
5
5
65
Sangat baik
5 5 4 5
4
4
4
5
4
4
5
5
5
5
64
Sangat baik
4 4 4 5
Jumlah skor
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
58
2014
Baik
Rata-rata skor
62,94
Baik
Nilai rata-rata kelas
89,91
Baik
Z
AA
AB
AC
AD
AE
AF
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
32
100%
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa aspek afektif sikap nasionalisme (penghayatan
terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk
siklus II adalah 32 siswa atau 100% dari keseluruhan siswa mempunyai
penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, rata-rata sikap nasionalisme
pada aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) adalah 62,9375 atau
sangat baik. Sementara itu, nilai rata-rata aspek afektif siklus II adalah 89,91.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 4.17 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II untuk aspek konatif
(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme)
Res
Pernyataan
pon
1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4
den
2 5 6 7 0 2 5 7 3 5 7 0 1 2 3 4 7 8 9 2
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
To
tal
Keterangan
4 2 1 2 4 4 4 2 4 2 4 1 4 4 2 2 4 4 4 4 62
Tidak baik
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 2 4 5 83
Baik
5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96
Sangat baik
5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 2 2 2 2 5 4 5 4 80
Baik
5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 95
Sangat baik
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 92
Sangat baik
4 5 4 5 4 5 4 5 4 2 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 81
Baik
5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96
Sangat baik
5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 91
Sangat baik
5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 97
Sangat baik
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 92
Sangat baik
5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 98
Sangat baik
5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 98
Sangat baik
2 4 5 2 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 87
Baik
5 1 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 88
Baik
4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 88
Baik
4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 83
Baik
5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 96
Sangat baik
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 5 92
Sangat baik
5 4 5 1 2 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 85
Baik
5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 93
Sangat baik
5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 92
Sangat baik
4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 92
Sangat baik
5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 1 5 5 5 5 4 5 5 90
Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Y
Z
AA
AB
AC
AD
AE
5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 1 5 5 5 5 4 5 5 90
Sangat baik
5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 91
Sangat baik
5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 94
Sangat baik
4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 90
Sangat baik
5 4 4 4 4 1 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 85
Baik
5 2 5 2 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 88
Baik
4 2 4 2 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 5 78
Cukup baik
AF
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 84
Skor total
2847
Baik
Rata-rata skor
88,97
Baik
Nilai rata-rata kelas
88,97
Baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
31
96,875%
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa aspek konatif sikap nasionalisme (pelaksanaan
sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk siklus II
adalah 31 siswa atau 96,875% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap
nasionalisme. Satu anak yang masih tertinggal tersebut berdasarkan wawancara
dengan guru memang memiliki kemampuan berpikir di bawah rata-rat kelas.
Sementara itu, rata-rata maupun nilai rata-rata siswa sikap nasionalisme pada
aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) adalah 88,96875 atau
dalam kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tabel 4.18 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme siklus II
No
Responden
1
A
2
B
3
C
4
D
5
E
6
F
7
G
8
H
9
I
10
J
11
K
12
L
13
M
14
N
15
O
16
P
17
Q
18
R
19
S
20
T
21
U
22
V
23
W
24
X
25
Y
26
Z
27
AA
Kognitif
Afektif
Konatif
Total
Ket
Total
Ket
Total
Ket
37
CB
57
B
62
TB
43
B
61
B
83
B
49
SB
65
SB
96
SB
38
CB
60
B
80
B
45
SB
62
B
95
SB
49
SB
69
SB
92
SB
40
B
55
CB
81
B
47
SB
70
SB
96
SB
46
SB
61
B
91
SB
47
SB
67
SB
97
SB
49
SB
69
SB
92
SB
48
SB
61
B
98
SB
50
SB
70
SB
98
SB
45
SB
58
B
87
B
45
SB
61
B
88
B
39
CB
67
SB
88
B
38
CB
58
B
83
B
45
SB
68
SB
96
SB
50
SB
66
SB
92
SB
45
SB
60
B
85
B
48
SB
59
B
93
SB
45
SB
64
SB
92
SB
44
B
65
SB
92
SB
48
SB
62
B
90
SB
48
SB
62
B
90
SB
45
SB
64
SB
91
SB
48
SB
65
SB
94
SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
28
AB
29
AC
30
AD
31
AE
32
AF
42
B
59
B
90
SB
45
SB
62
B
85
B
44
B
65
SB
88
B
45
SB
64
SB
78
CB
B
58
B
84
42
B
Skor total
1439
2014
2847
Rata-rata
44,96875
62,9375
88,96875
Memiliki sikap ≥CB
32
32
31
Persentase sikap
100
100%
96,875%
Dari tabel 4.18, aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme),
32 siswa atau 100% dari keseluruhan siswa mempunyai pemahaman akan sikap
nasionalisme. Tabel aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme)
menunjukkan bahwa 32 siswa atau 100% siswa mempunyai penghayatan akan
sikap nasionalisme. Selanjutnya, tabel aspek pelaksanaan ada 31 siswa atau
96,875% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.19 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek siklus II
Res
No
Jml
pon
den
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Pernyataan
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
Ket
1
4
4
5
5
5
4
2
5
4
5
4
2
5
1
5
4
4
4
5
4
4
4
2
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
2
5
4
4
5
5
5
5
5
3
4
4
1
4
4
5
4
5
2
5
5
2
5
4
4
4
4
5
1
4
2
4
4
5
2
5
4
2
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
4
4
1
5
4
4
4
5
2
4
5
4
5
1
5
5
4
5
2
4
4
4
1
4
4
5
5
4
4
4
6
1
4
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
7
2
4
5
4
5
5
5
1
4
4
5
4
4
2
4
4
4
5
5
1
5
4
8
4
4
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
2
5
5
9
4
5
5
2
5
5
4
2
4
2
5
4
5
4
2
2
2
4
5
4
4
4
1
0
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
5
5
5
5
5
4
4
4
5
2
5
4
1
1
4
5
5
4
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
1
2
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
1
3
4
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
1
4
4
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
4
5
1
5
4
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
1
6
4
5
5
2
5
5
5
5
4
5
5
5
5
2
5
4
4
5
5
4
4
4
1
7
2
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
5
1
8
5
2
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
1
9
5
5
5
5
4
4
5
5
4
5
4
5
5
4
4
5
4
5
5
5
5
5
2
0
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
4
2
1
5
4
5
4
4
5
2
5
4
4
5
5
5
5
2
5
4
4
5
4
2
4
2
2
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
105
2
3
4
4
5
5
4
5
4
5
4
5
5
5
5
4
4
5
4
5
5
4
4
4
2
4
4
4
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
2
5
2
4
1
5
5
5
2
5
4
4
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
4
4
2
6
2
5
5
2
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
5
5
4
5
5
2
7
4
5
5
4
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
5
1
4
4
5
2
8
5
5
5
2
4
5
4
5
5
5
5
5
5
4
2
5
4
5
5
4
4
5
2
9
2
5
5
4
5
5
4
5
4
5
5
2
5
4
5
5
4
5
5
4
5
4
3
0
1
5
5
4
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
5
5
3
1
4
5
5
2
5
5
2
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
4
3
2
4
4
5
2
5
1
4
5
5
5
1
5
5
5
5
4
4
4
5
4
5
4
3
3
2
4
5
2
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
3
4
2
4
5
2
4
5
4
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
1
4
4
5
3
5
2
5
5
2
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
4
3
6
4
4
4
4
5
5
2
5
5
5
5
5
5
4
4
5
4
5
5
4
5
4
3
7
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
3
8
4
2
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
4
3
9
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
4
0
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
4
1
4
5
4
5
4
5
4
5
5
4
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
4
2
4
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
5
5
4
5
5
4
3
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
1
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
1
4
5
5
5
5
5
152
183
205
173
197
206
174
208
194
206
207
205
213
188
189
190
175
205
203
186
196
197
CB
B
SB
CB
B
SB
CB
SB
B
SB
SB
SB
SB
B
B
B
CB
SB
SB
B
B
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
W
X
Y
Z
AA
AB
AC
AD
AE
AF
5
2
2
4
5
4
5
5
5
4
4
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
2
2
4
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
2
2
4
5
5
5
4
5
4
5
5
4
4
2
5
5
2
5
4
4
2
4
4
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
1
5
4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
5
5
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
5
1
1
5
5
4
5
5
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
2
4
4
4
4
5
5
4
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
196
198
198
196
202
187
187
192
182
181
B
B
B
B
SB
B
B
B
B
CB
6171
Jumlah
Rata-rata skor
Nilai rata-rata kelas
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
192,8438
Baik
87,66
Baik
32
100%
Dari lampiran tabel di atas dapat diketahui bahwa sikap nasionalisme siswa ada peningkatan dari sebelumnya dan tergolong sangat
baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel keterangan bahwa siswa yang memiliki kriteria sikap nasionalisme berjumlah 32 orang atau 100% dari
seluruh siswa. Nilai rata-rata sikap nasionalisme kelas V A SD Negeri Nanggulan pada siklus II adalah 87,66 atau dalam kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kondisi awal
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Problem Based Learning
(PBL) untuk meningkatkan sikap nasionalisme. Hasil penelitian yang
diperoleh adalah peningkatan sikap nasionalisme yang berupa aspek
kognitif (pemahaman), afektif (penghayatan), dan konatif (pelaksanaan).
Hasil dari penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada penelitian
ini adalah peningkatan sikap nasionalisme dalam pembelajaran PKn. Alat
ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar skala sikap
nasionalisme. Lembar skala sikap yang diisi oleh siswa terdiri dari 44
pernyataan yang mewakili tiga aspek sikap nasionalisme. Aspek yang
pertama adalah aspek kognitif atau bisa juga disebut dengan pemahaman.
Kedua, aspek afektif atau penghayatan. Aspek yang ketiga adalah konatif
atau juga bisa disebut dengan pelaksanaan. Penelitian menggunakan lembar
skala sikap yang diberikan di awal sebelum pembelajaran digunakan untuk
data sikap nasionalisme siswa kondisi awal. Perhitungan rangkuman aspek
kognitif, afektif, dan konatif menunjukkan bahwa jika dilihat menggunakan
acuan PAP tipe 1 maka sikap nasionalisme siswa kelas V A SD Negeri
Nanggulan pada kondisi awal adalah 56,25% atau 18 siswa memiliki
kecenderungan sikap nasionalisme, aspek kognitif (pemahaman terhadap
sikap nasionalisme) yaitu 62,5% atau 20 siswa mempunyai pemahaman
akan sikap nasionalisme, aspek afektif (penghayatan terhadap sikap
nasionalisme) yaitu 62,5% atau 20 siswa mempunyai penghayatan akan
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
sikap nasionalisme, aspek konatif (pelaksanaan sikap nasionalisme) yaitu
56,26% atau 18 siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme. Rata-rata sikap
nasionalisme kelas VA SD Negeri Nanggulan adalah 165,303 atau cukup
baik.
4.2.2 Pembahasan Penelitian Siklus I
Penelitian siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2015. Materi yang disampaikan pada
pertemuan pertama yaitu sejarah terbentuknya NKRI dan pengertian NKRI,
dengan Stendar Kompetensi 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, sedangkan Kompetensi Dasarnya 1.1
mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses pembelajaran
berlangsung cukup efektif. Siswa sangat bersemangat menyanyikan lagu
wajib nasional pada waktu pembukaan. Namun, siswa masih belum terbiasa
menggunakan model Problem Based Learning. Lebih dari separuh siswa
yang tidak berani mengajukan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari
peneliti. Bahkan, siswa tidak menerima teman sekelompoknya ketika dibagi
ke dalam kelompok. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 11
Agustus 2015. Materi yang disampaikan yaitu mengenai ciri-ciri NKRI.
Proses pembelajaran berlangsung efektif. Siswa sudah mulai terbiasa
dengan model pembelajaran yang digunakan. Siswa secara aktif mencari
informasi di buku pelajaran terkait dengan permasalahan yang diberikan.
Namun, masih ada beberapa detail yang kurang diperhatikan, seperti media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa. Perolehan siklus I aspek
kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) yaitu 93,75% atau 30
siswa memiliki pemahaman sikap nasionalisme, aspek afektif (penghayatan
terhadap sikap nasionalisme) yaitu 90,625% atau 29 siswa memiliki
penghayatan sikap nasionalisme, aspek konatif (pelaksanaan sikap
nasionalisme) yaitu 93,75% atau 30 siswa ada pelaksanaan sikap
nasionalisme. Secara keseluruhan, 93,75% atau 30 siswa memiliki sikap
nasionalisme dan rata-rata sikap mencapai 192,75 atau dalam kategori baik.
4.2.3 Pembahasan Penelitian Siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2015 dengan
materi pengertian keutuhan NKRI dan provinsi di Indonesia beserta
budayanya. Siklus II menggunakan Kompetensi Dasar 1.2 Menjelaskan
pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses
pembelajaran berlangsung efektif. Siswa sangat antusias memainkan
media lingkaran perbuatan ketika diminta untuk memainkannya satu per
satu. Siswa pun lebih aktif mencari informasi terkait dengan materi.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2015 dengan
materi usaha menjaga keutuhan NKRI. Proses pembelajaran berlangsung
efektif. Siswa sangat antusias ketika melihat tayangan video mengenai
cara menjaga keutuhan NKRI. Model PBL lebih efektif ketika
dikolaborasikan dengan media yang menarik. Penelitian siklus II untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) yaitu 100% atau
32 siswa memiliki pemahaman sikap nasionalisme, aspek afektif
(penghayatan terhadap sikap nasionalisme) yaitu 100% atau 32 siswa
memiliki penghayatan sikap nasionalisme, aspek konatif (pelaksanaan
sikap nasionalisme) yaitu 96,875% atau 31 siswa ada pelaksanaan sikap
nasionalisme. Dari keseluruhan aspek siklus II menunjukkan bahwa sikap
nasionalisme siswa kelas V A sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari ratarata yang mencapai 192,884 atau memiliki kriteria baik dan siswa yang
memiliki kriteria sikap nasionalisme berjumlah 32 siswa atau 100%.
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjalan sesuai
dengan RPP maupun apa yang sudah direncanakan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk meningkatkan sikap nasionalisme dalam pembelajaran
PKn bagi kelas V A SD Negeri Nanggulan. Adapun tabel aspek
pencapaian penelitian yang telah disusun dari kondisi awal, siklus I, dan
siklus II setelah pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut:
Tabel 4.20 Aspek pencapaian dan rata-rata kelas
Sikap
No
1
2
3
Kondisi
Siklus I
Siklus II
62,5%
93,75%
100%
mendapatkan skor
68,875
88,25
89,94
Afektif
sikap dibagi
62,5%
87,5%
100%
(penghayatan)
keseluruhan siswa x
75,85
86,964
89,91
Konatif
100%) dan (skor total
56,25%
93,75%
96,875%
(pelaksanaan)
dibagi seluruh siswa)
75,032
88,125
88,97
Nasionalisme
Deskriptor
awal
Kognitif
(Jumlah siswa yang
(pemahaman)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Berdasarkan tabel aspek pencapaian menunjukkan bahwa pelaksanaan
siklus I dan siklus II mencapai target. Hal ini berarti penelitian yang bertujuan
meningkatkan sikap nasionalisme dalam pembelajaran PKn dengan model
Problem Based Learning bagi kelas V A di SD Negeri Nanggulan telah sukses
dilaksanakan. Penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran
PKn di SD Negeri Nanggulan mampu meningkatkan sikap nasionalisme.
Peningkatan terbukti dari meningkatnya setiap aspek sikap nasionalisme dari
kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
Hasil tersebut semakin memperkuat bahwa langkah model Problem Based
Learning seperti yang dikemukakan Oon-Seng Tan (dalam Ridwan, 2014: 146)
yang meliputi: (1) guru merancang permasalahan yang sesuai dengan kurikulum,
(2) siswa dihadapkan pada masalah, (3) siswa menganalisis permasalahan dan isu
pembelajaran, (4) siswa menemukan solusi dan membuat pelaporan, (5) siswa
melakukan presentasi dan refleksi, dan (6) siswa melakukan kaji ulang dan
evaluasi, memang terbukti dapat meningkatkan setiap aspek kognitif, afektif, dan
konatif, serta sikap nasionalisme secara keseluruhan. Gambar dan tabel di bawah
ini akan memperjelas peningkatan setiap aspeknya dari kondisi awal, siklus I, dan
siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Hasil rekap aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme)
Tabel 4.21 Rangkuman hasil persentase aspek kognitif (pemahaman terhadap
sikap nasionalisme)
Aspek
Kognitif
Kondisi awal
Siklus I
Siklus II
62,5%
93,75%
100%
68,875
88,25
89,94
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada aspek kognitif (pemahaman
terhadap sikap nasionalisme) mengalami peningkatan jumlah siswa yang
memenuhi kriteria sikap. Dari kondisi awal sampai siklus II mengalami
peningkatan sebesar 37,5%. Sementara itu, nilai rata-rata siswa pada aspek
kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) pada kondisi awal 68,875
meningkat pada siklus I yaitu 88,25 dan pada siklus II 89,94. Gambar di bawah ini
akan memperjelas peningkatan persentase pada aspek kognitif.
Gambar 4.1 Diagram rangkuman hasil aspek kognitif
120
93,75
88,25
100
80
100
89,94
68,875
62,5
Aspek Kognitif
60
nilai rata-rata
40
20
0
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Tabel 4.22 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek kognitif (pemahaman
terhadap sikap nasionalisme)
Siswa yang mendapatkan nilai
Tindakan
SB
B
CB
TB
STB
Kondisi awal
5
8
7
11
1
Siklus I
20
8
2
2
0
Siklus II
22
6
4
0
0
Tabel Rangkuman jumlah siswa menurut aspek kognitif di atas
menjelaskan jumlah siswa yang mendapatkan nilai. Dari tabel di atas dapat dilihat
bahwa siswa yang mendapatkan nilai pada kondisi awal yaitu 5 siswa berada pada
kategori sangat baik, 8 siswa pada kategori baik, 7 siswa berada pada cukup baik,
11 siswa pada kategori tidak baik, dan 1 siswa berada pada kategori sangat tidak
baik. Siklus I, 20 siswa berada pada kategori sangat baik, 8 siswa pada kategori
baik, 2 siswa berada pada cukup baik, 2 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak
ada siswa pada kategori sangat tidak baik. Sementara itu, pada siklus II 22 siswa
berada pada kategori sangat baik, 6 siswa pada kategori baik, 4 siswa berada pada
cukup baik, dan tidak ada siswa yang mendapatkan kategori tidak baik dan sangat
tidak baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Hasil rekap aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme)
Tabel 4.23 Rangkuman hasil presentase aspek afektif (penghayatan terhadap sikap
nasionalisme)
Aspek
Afektif
Kondisi awal
Siklus I
Siklus II
62,5%
87,5%
100%
75,85
86,964
89,91
Dari tabel di 4.23 dapat dilihat bahwa pada aspek afektif (penghayatan
terhadap sikap nasionalisme) mengalami peningkatan jumlah siswa yang
memenuhi kriteria sikap. Dari kondisi awal sampai siklus II mengalami
peningkatan sebesar 37,5%. Sementara itu, rata-rata keseluruhan pada aspek
kognitif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) pada kondisi awal 75,85
meningkat pada siklus I yaitu menjadi 86,964 dan pada siklus II 89,91. Gambar
4.2 di bawah ini akan memperjelas peningkatan persentase pada aspek afektif.
Gambar 4.2 Diagram rangkuman aspek afektif
120
100
100
87,5 86,964
89,91
75,85
80
62,5
Aspek Afektif
60
Series 2
40
20
0
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tabel 4.24 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek afektif (penghayatan
terhadap sikap nasionalisme)
Siswa yang mendapatkan nilai
Tindakan
SB
B
CB
TB
STB
Kondisi awal
9
4
7
12
0
Siklus I
16
11
2
3
0
Siklus II
15
16
1
0
0
Tabel 4.24 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek afektif di atas
menjelaskan jumlah siswa yang mendapatkan nilai aspek afektif. Dari tabel di atas
dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai aspek afektif pada kondisi awal
yaitu ada 9 siswa berada pada kategori sangat baik, 4 siswa pada kategori baik, 7
siswa berada pada cukup baik, 12 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak ada
siswa yang berada pada kategori sangat tidak baik. Kemudian pada siklus I, 16
siswa berada pada kategori sangat baik, 11 siswa pada kategori baik, 2 siswa
berada pada cukup baik, 3 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak ada siswa
pada kategori sangat tidak baik. Sementara itu, pada siklus II ada 15 siswa berada
pada kategori sangat baik, 16 siswa pada kategori baik, 1 siswa berada pada cukup
baik, dan tidak ada siswa yang berada pada kategori tidak baik dan sangat tidak
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Hasil rekap aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme)
Tabel 4.25 Rangkuman hasil presentase aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap
nasionalisme)
Aspek
Konatif
Kondisi awal
Siklus I
Siklus II
56,25%
93,75%
96,875%
75,032
88,125
88,97
Dari tabel di 4.25 dapat dijelaskan bahwa pada aspek konatif (pelaksanaan
terhadap sikap nasionalisme) mengalami peningkatan jumlah siswa yang
memenuhi kriteria sikap. Dari kondisi awal sampai siklus II mengalami
peningkatan sebesar 40,625%. Sementara itu, rata-rata keseluruhan pada aspek
konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) pada kondisi awal 75,032
meningkat pada siklus I yaitu menjadi 88,125 dan pada siklus II 88,97. Gambar
4.3 di bawah ini akan memperjelas peningkatan persentase pada aspek konatif.
Gambar 4.3 Diagram rangkuman hasil aspek konatif
120
93,75
88,125
100
80
60
96,875
88,97
75,032
56,25
Aspek Konatif
nilai rata-rata
40
20
0
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Tabel 4.26 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek konatif (pelaksanaan
terhadap sikap nasionalisme)
Siswa yang mendapatkan nilai
Tindakan
SB
B
CB
TB
STB
Kondisi awal
11
2
4
15
0
Siklus I
21
6
3
2
0
Siklus II
18
11
2
1
0
Tabel 4.26 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek konatif di atas
menjelaskan jumlah siswa yang mendapatkan nilai aspek konatif. Dari tabel di
atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai aspek konatif pada kondisi
awal yaitu ada 11 siswa berada pada kategori sangat baik, 2 siswa pada kategori
baik, 4 siswa berada pada cukup baik, 15 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak
ada siswa yang berada pada kategori sangat tidak baik. Kemudian pada siklus I,
21 siswa berada pada kategori sangat baik, 6 siswa pada kategori baik, 3 siswa
berada pada cukup baik, 2 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak ada siswa
pada kategori sangat tidak baik. Sementara itu, pada siklus II ada 18 siswa berada
pada kategori sangat baik, 11 siswa pada kategori baik, 2 siswa berada pada cukup
baik, 1 siswa mendapatkan nilai tidak bagus dan tidak ada siswa yang berada pada
kategori sangat tidak baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tabel 4.27 Rangkuman sikap nasionalisme
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Persentase
Nilai
Persentase
Nilai
Persentase
Nilai
56,25%
74,87
93,75%
87,62
100%
87,66
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase sikap
nasionalisme siswa pada kondisi awal sebesar 56,25%, pada siklus I naik menjadi
93,75% dan pada siklus II sebesar 100%. Sementara itu, peningkatan juga dapat
dilihat dari nilai rata-rata siswa. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal yaitu
74,87, siklus I 87,82, dan pada siklus II naik menjadi 87,66.
Tabel 4.28 Pencapaian indikator sikap nasionalisme
Variabel/
Peubah
Peningkatan
sikap
nasionalisme
Kondisi
Awal
50%
Target Capaian
Siklus
85%
Deskripsi
Instrumen
Pencapaian
Lembar skala
sikap
siswa pada akhir
siklus yaitu
sebesar 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase siswa yang memiliki
sikap nasionalisme (minimal cukup baik) pada akhir siklus adalah sebesar 100%.
Pencapaian tersebut sudah melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebesar
85%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan menerapkan model Problem
Based Learning (PBL) yang telah dilakukan siswa pada siklus I adalah sebagai
berikut:
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai aktivitas pembelajaran
yang akan dilakukan.
2. Siswa menyanyikan salah satu lagu wajib nasional.
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai wilayah NKRI dengan
melihat peta wilayah Indonesia.
4. Siswa dibentuk ke dalam kelompok untuk berdiskusi mengenai
pembagian wilayah NKRI.
5. Siswa diberi permasalahan tentang pemekaran wilayah (pertemuan 1)
dan pulau yang diklaim oleh negara lain (pertemuan 2).
6. Siswa dalam kelompok berdiskusi tentang masalah yang diberikan
oleh guru.
7. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya.
8. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
9. Siswa merangkum mengenai materi yang sudah dipelajari.
10. Siswa melakukan refleksi.
Hal yang menduung peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah siswa
ketika ditanya “apakah senang dengan pelajaran saya?” dan siswa menjawab
“senang sekali” secara serentak. Siswa juga sangat antusias ketika pembelajaran
menggunakan media interaktif dengan lingkaran perbuatan dan menonton
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
tayangan video. Siswa selalu menagih dengan berkata “Besok lihat video lagi ya,
Pak.”
Kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan menerapkan model Problem
Based Learning (PBL) yang telah dilakukan siswa pada siklus II adalah sebagai
berikut:
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai aktivitas pembelajaran
yang akan dilakukan.
2. Siswa menyanyikan salah satu lagu wajib nasional.
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai wilayah NKRI dengan
melihat peta wilayah Indonesia.
4. Siswa dibentuk ke dalam kelompok untuk berdiskusi mengenai
pembagian wilayah NKRI.
5. Siswa diberi permasalahan tentang keragaman budaya, wilayah,
agama, dan produk Indonesia melalui tayangan video.
6. Siswa dalam kelompok berdiskusi tentang masalah yang diberikan
oleh guru.
7. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya.
8. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
9. Siswa merangkum mengenai materi yang sudah dipelajari.
10. Siswa melakukan refleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi tiga hal yang dipaparkan peneliti. Tiga hal yang dipaparkan peneliti
pada bagian penutup adalah kesimpulan, keterbatasan, dan saran.
5.1 Kesimpulan
1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus yang
bertujuan untuk meningkatkan sikap nasionalisme dalam pembelajaran
PKn dengan model Problem Based Learning bagi siswa kelas V A di SD
Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016. Model PBL lebih membuat
siswa berpikir menganalisis suatu permasalahan yang diberikan guru dan
mengaitkannya dengan informasi yang siswa peroleh. PBL dilaksanakan
dengan tahapan (1) guru menyampaikan masalah kepada siswa, (2) siswa
mendiskusikan masalah dalam kelompok kecil, (3) anggota kelompok
melakukan curah pendapat berdasarkan pengetahuan awal mereka, (4)
siswa dalam kelompok mengidentifikasi masalah, (5) kelompok membuat
perencanaan penyelesaian masalah, (6) siswa melakukan penelusuran
informasi, (7) siswa kembali melakukan diskusi kelompok, (8) kelompok
menyajikan solusi permasalahan kepada teman sekelas, (9) teman sekelas
bertanya atau memberi masukan, (10) anggota kelompok melakukan
pengkajian ulang.
2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan sikap
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
nasionalisme dalam pembelajaran PKn bagi siswa kelas V A di SD Negeri
Nanggulan tahun ajaran 2015/2016. Peningkatan sikap nasionalisme dapat
dilihat dari persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sikap
nasionalisme, mulai dari kondisi awal sebesar 56,25%, siklus I yakni
93,75%, dan siklus II yaitu 100%. Peningkatan juga dapat dilihat dari nilai
rata-rata siswa. Kondisi awal yaitu sebesar 74,87, siklus I 87,62, dan siklus
II 87,66
5.2 Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Kurangnya pengalaman dalam penelitian, baik guru maupun siswa.
Guru kurang memahami mengenai model Problem Based Learning
dan siswa pun kurang terbiasa dengan model pembelajaran seperti itu.
2. Keterbatasan waktu dalam penelitian. Penelitian mengalami intervensi
dari guru kelas untuk menambahkan materi tertentu, sehingga waktu
tidak mencukupi untuk penelitian yang berdampak pada hasil
penelitian.
5.3 Saran
Saran dari peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. Berikut ini
saran yang diberikan oleh peneliti:
1. Bagi guru dan siswa
Pembiasaan penggunaan model PBL dan pemanfaatan media
pembelajaran seperti video, lingkaran perbuatan, dan lain-lain sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
perlu digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Pembiasaan
juga perlu dilakukan kepada siswa dengan model-model pembelajaran
yang lebih mengaktifkan siswa. Selain itu, penelitian tidak seharusnya
diintervensi agar waktu yang digunakan tidak melebihi batas yang
telah ditetapkan.
2. Bagi sekolah
Penerapan model Problem Based Learning secara maksimal dapat
meningkatkan sikap siswa, terutama dalam pembelajaran PKn di kelas
atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Referensi
Ali, M & Mohammad Asrori. (2014). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Aryani, I. K. & Markum. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai.
Bogor: Ghalia Indah.
Azwar, S. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:Pustaka
Belajar.
Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:Pustaka
Belajar.
Depdiknas. (2008). Kamus
Jakarta:Gramedia.
Besar
Bahasa
Indonesia
Pusat
Bahasa.
Djaja, W. (2009). Pancasila di antara Ideologi Besar Dunia. Klaten: Cempaka
Putih.
Hamzah. (2006). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Harjanto. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Haryati & Saiful. (2007). Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi: Teori dan
Praktek. Jakarta: Gaung Persada Press.
Kohn,
H. (1995). Nasionalisme, Arti
Pembangunandan Penerbit Erlangga.
dan
Sejarahnya.
Jakarta:
PT.
Kuswana & Sunaryo. (2012). Taksonomi Kognitif: Perkembangan Ragam
berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Margono. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta:Bumi Aksara.
Masidjo, I. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Masidjo, I. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Mulyono, A. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto, N. (1997). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Ridwan. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara.
Rosita. (2013). Hubungan Pemahaman Bela Negara dengan Nasionalisme Siswa
di SMP Negeri 3 Tambun: FKIP UNJ. Diakses dari
http://digilib.unj.ac.id/pengguna
Rusmono. (2012). Pembelajaran dengan Model Problem Based Learning. Bogor:
Ghalia Indah.
Siregar, S. (2010). Statistik Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.
Sudjiono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sudjiono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung:
Alfabeta
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Penidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Sinar
Grafika Offset.
Sukmadianta, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sumiati, A., & Bestari. (2008). Menjadi Warga Negara yang Baik. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-rus Media.
Syah, M. (1995). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rusdakarya.
Taniredja, Tukuran dan Hidayati Mustafidah. (2012). Penelitian Kuantitatif.
Bandung : Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:
Konsep,Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wiratmaja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sumber online
Ratnasari. (2013). Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Masalah-Masalah
Sosial
Kelas
IV.
UNNES.
Diakses
dari
http://lib.unnes.ac.id/18313/1/3101409104.pdf
Maksum, H. (2011). Model Project Citizen untuk Meningkatkan Kecakapan
Pendidikan
Kewarganegaraan
dalam
Mengembangkan
Sikap
Nasionalisme.
UNEJ.
Diakses
dari
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/4348/Ida%20Nur
%20Rachmawati%20-%20090210102011_1.pdf?sequence=1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PEMBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
SILABUS
Satuan Pendidikan
: SD Negeri Nanggulan
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/semester
: V A/satu
Standar Kompetensi : Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indikator
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Mendeskripsikan
Nasionalisme
Negara Kesatuan
(mendeskripsikan
Republik
NKRI)
-
Indonesia
-
-
-
Model
Pembelajaran
Siswa dapat
Problem
ciri NKRI
menuliskan
Memahami
ciri-ciri NKRI
wilayah NKRI
dengan benar,
Memahami
Memahami ciri-
Penilaian
-
Alokasi
Sumber, alat
Waktu
dan media
Jenis:
6 x 35
Based
Tes
menit (2
Learning
Non tes
pertemuan)
-
-
Sumber:
Hakim,
Supartan.
Bentuk:
(2009).
melalui
Tertulis
Pendidikan
pembagian
bimbingan
Lisan
Kewarganegara
wilayah NKRI
guru.
Instrumen:
an 5: Untuk
Siswa dapat
Soal
SD kelas 5.
bentuk wilayah
menentukan
Rubrik
Jakarta: Pusat
NKRI
pembagian
penilaian
Perbukuan.
Memahami
-
wilayah NKRI
dengan teliti,
-
LKS
Cemara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
-
melalui
-
Alat &
kegiatan
media :
diskusi.
Pewarna,
Siswa dapat
LCD
menyebutkan
proyektor,
bentuk wilayah
peta, papan
NKRI dengan
tulis, alat
baik, melalui
tulis.
bimbingan
guru.
-
- Melalui
Menjelaskan
Nasionalisme
pentingnya
(keutuhan NKRI
pengertian
pengamatan
keutuhan Negara
dan budaya yang
keutuhan Negara
video
Kesatuan
dimiliki setiap
Kesatuan
penjelasan guru,
Republik
provinsi dan
Republik
siswa
Indonesia
sikap atau usaha
Indonesia
mengidentifikasi
menjaga
(NKRI)
minimal
Menyebutkan
keutuhan NKRI)
-
Mendefinisikan
Problem
-
Based
dan Learning
-
-
Jenis:
6 x 35
Tes
menit (2
Darmono,
Non tes
pertemuan)
Ikhwan Sapto
Sumber:
Bentuk:
dan Sudarsih.
Tertulis
2008.Pendidikan
Lisan
Kewarganegara
Instrumen:
an 5: untuk
kalimat
Soal
SD/MI kelas V.
provinsi-provinsi
pengertian
Rubrik
Jakarta: Pusat
NKRI dan
keutuhan Negara
penilaian
Perbukuan,
budaya yang
Kesatuan
mampu
1
-
Departemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
-
dimiliki.
Republik
Pendidikan
Menyebutkan
Indonesia
Nasional.
usaha menjaga
(NKRI).
-
keutuhan Negara
-
- Siswa
mampu
Media:
Video,
Kesatuan
menyebutkan 34
LCD
Republik
provinsi
Proyektor,
Indonesia
dan budaya yang
atlas,
(NKRI)
dimiliki
melalui
media
Sikap-sikap
pengamatan pada
cetak,
menjaga
peta dan media
keutuhan NKRI
cetak.
- Siswa
NKRI
mampu
meyebutkan
minimal 5 usaha
menjaga
keutuhan Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
(NKRI)
melalui
pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
video.
- Siswa
mampu
menyebutkan
sikap
keutuhan
dengan
5
menjaga
NKRI
mencari
informasi
pada
media cetak.
Sleman, 28 Juli 2015
Mengetahui,
Guru Kelas
Kanthi Lestari, S. Pd.
Peneliti
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan pendidikan : SD N Nanggulan
Kelas/ Semester
: V / ganjil
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Alokasi waktu
: 6 x 35 menit (2 X pertemuan)
Standar Kompetensi :
1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Kompetensi Dasar :
1.1 Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indikator :
Competence
1. Memahami ciri-ciri NKRI
2. Memahami wilayah NKRI
3. Memahami pembagian wilayah NKRI
4. Memahami bentuk wilayah NKRI
Conscience
1. Teliti dalam mengerjakan soal diskusi kelompok
2. Keaktifan berpendapat dalam berdiskusi
3. Rasa percaya diri siswa saat presentasi
Compassion
1. Menghargai pendapat teman saat berdiskusi
2. Menghargai saat teman presentasi
Tujuan pembelajaran:
1. Melalui bimbingan guru siswa dapat menuliskan ciri-ciri NKRI dengan benar.
2. Melalui diskusi siswa dapat menentukan pembagian wilayah NKRI dengan teliti.
3. Melalui bimbingan guru siswa dapat menyebutkan bentuk wilayah NKRI dengan
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Materi Pembelajaran:
Keutuhan Negara Kesatuan republik Indonesia
Pendekatan, Model, dan Metode:
1. Pendekatan
: Kontekstual
2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning
3. Metode Pembelajaran : Diskusi Terbimbing
A. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 Siklus 1 (3x35 menit)
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
a. Guru mengucapkan salam pembuka
Alokasi Waktu
b. Guru menanyakan kabar siswa
c. Salah satu siswa memimpin doa
d. Perkenalan dengan siswa
Pembuka
e. Guru melakukan presensi
20 menit
f. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
g. Siswa dan guru menyanyikan lagu
“Dari Sabang Samapai Merauke”
a. Siswa menyebutkan makna lagu
“Dari Sabang Samapai Merauke”
b. Siswa mengisi kuesioner yang
dibagikan oleh guru
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru
Kegiatan
Inti
mengenai wilayah NKRI dengan
melihat peta wilayah RI
d. Siswa berdiskusi dalam kelompok
mengenai pembagian wilayah NKRI.
e. Siswa diberi sebuah masalah tentang
pemekaran wilayah.
f. Guru membagi siswa dalam
45 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 5-6 siswa.
g. Siswa dalam kelompok berdiskusi
tentang masalah yang diberikan oleh
guru.
h. Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai bentuk negara Indonesia
i. Siswa dalam kelompok mewarnai
gambar peta Nusantara
a. Siswa dengan bantuan guru membuat
rangkuman materi mengenai
pembelajaran yang sudah
berlangsung.
b. Siswa mengumpulkan penugasan dari
guru
Penutup
c. Siswa mengerjakan soal evaluasi
30 Menit
d. Siswa menuliskan refleksi dan
merumuskan aksi yang dilakuan
setelah menulis refleksi
e. Doa penutup dipimpin salah satu
siswa
Pertemuan ke 2 Siklus 1 (3 x 35 menit)
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
a. Guru mengucapkan salam pembuka
Alokasi Waktu
b. Guru menanyakan kabar murid
c. Salah satu siswa memimpin doa
d. Guru melakukan presensi
Pembuka
e. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
f. Guru menanyakan tentang materi
yang sudah dipelajari pada pertemuan
15 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
pertama.
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai wilayah NKRI sebagai
tempat bagi kelangsungan hidup
bangsa Indonesia.
b. Guru memberikan sebuah masalah
dalam pembelajaran mengenai pulau
yang diklaim negara lain.
Kegiatan
Inti
c. Guru membagi siswa dalam
kelompok, masing-masing kelompok
60 menit
beranggotakan 5-6 siswa.
d. Siswa dalam kelompok berdiskusi
tentang masalah yang diberikan oleh
guru.
e. Masing-masing kelompok
membacakan hasil diskusinya di
depan kelas.
a. Siswa dengan bantuan guru membuat
rangkuman materi mengenai
pembelajaran yang sudah
berlangsung.
b. Siswa mengumpulkan penugasan dari
guru
Penutup
c. Siswa mengisi kuesioner yang
diberikan oleh guru.
d. Siswa menuliskan refleksi dan
merumuskan aksi yang dilakuan
setelah menulis refleksi
e. Doa penutup dipimpin salah satu
siswa
30 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
B. Refleksi
Siswa diajak berefleksi dengan panduan refleksi sebagai berikut:
1. Bagaimana perasaanmu hari ini?
2. Apa yang sudah kamu pelajari hari ini?
3. Apakah ada yang belum bisa kamu pahami?
C. Aksi
1. Belajar lebih giat lagi
2. Kerja sama saat diskusi lebih ditingkatkan lagi
D. Sumber dan Media pembelajaran
1. Sumber belajar
Hakim, Supartan. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan 5: Untuk SD
kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan.
2. Media
a. Peta Indonesia
b. Pewarna
c. Berita (sebagai masalah)
E. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
Rubrik Tugas Memecahkan Masalah 1 (Daerah/pulau yang diklaim negara lain)
Kompetensi yang dinilai:
 Sebagai siswa, memberikan solusi sederhana tentang daerah/pulau-pulau yang
diklaim oleh negara lain
 Menunjukkan dengan gambar daerah/pulau-pulau yang diklaim oleh negara lain
Aspek yang
diamati
Isi dan
pengetahuan
Baik Sekali
Baik
Cukup
Perlu Bimbingan
4
3
2
1
Hasil diskusi
ditulis lengkap
dan berisi
pemahaman
siswa mengenai
materi. Hasil
mudah dibaca
dan
menggunakan
Hasil diskusi
ditulis lengkap
dan berisi
pemahaman
siswa
mengenai
materi. Hasil
mudah dibaca
dan sebagian
Hasil diskusi
ditulis lengkap
dan berisi
pemahaman
siswa
mengenai
materi. Hasil
mudah dibaca
dan sebagian
Hasil diskusi
berisi
pemahaman
siswa tetapi tidak
lengkap dan
bahasa sulit
dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
bahasa yang
mudah
dipahami.
Penjelasan
disertai dengan
gambar.
besar mudah
dipahami.
kecil mudah
dipahami.
Rubrik Memecahkan Masalah 2 (pemekaran wilayah)
Kompetensi yang dinilai:
 Memecahkan masalah mengenai pemekaran wilayah yang ada di Indonesia
 Menunjukkan dengan gambar daerah yang terjadi pemekaran di Indonesia
Baik Sekali
Baik
Cukup
Perlu
Bimbingan
4
3
2
1
Hasil diskusi ditulis
lengkap dan berisi
pemahaman siswa
mengenai materi.
Hasil mudah dibaca
dan menggunakan
bahasa yang mudah
dipahami.Penjelasan
disertai dengan
gambar.
Hasil diskusi
ditulis
lengkap dan
berisi
pemahaman
siswa
mengenai
materi. Hasil
mudah dibaca
dan sebagian
besar mudah
dipahami.
Hasil diskusi
ditulis
lengkap dan
berisi
pemahaman
siswa
mengenai
materi. Hasil
mudah dibaca
dan sebagian
kecil mudah
dipahami.
Hasil diskusi
berisi
pemahaman
siswa tetapi
tidak lengkap
dan bahasa sulit
dipahami.
Aspek yang
diamati
Isi dan
pengetahuan
2. Penilaian Sikap
Rubrik penilaian
Aspek yang
diamati
Sikap: Teliti
Baik sekali
Baik
Cukup
Perlu
Bimbingan
4
3
2
1
Teliti dalam
menuliskan
analisis
permasalahan
yang diberikan
dan
menggambarkan
lokasi untuk
memperjelas
Teliti dalam
menuliskan
analisis
permasalahan
yang diberikan,
ada 1-2 gambar
yang salah.
Teliti dalam
menuliskan
analisis
permasalahan
yang diberikan,
ada 3-4 gambar
yang salah.
Kurang teliti
dalam
menuliskan
analisis
permasalahan
dan gambar
yang digunakan
untuk
memperjelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
analisis.
analisis.
Menghargai
Seluruh anggota
pendapat teman kelompok
mampu
menyimak dan
mendengarkan
teman yang
sedang
menyampaikan
pendapatnya.
Beberapa
anggota terlihat
tidak
menyimak dan
mendengarkan
ketika ada
teman yang
menyampaikan
pendapatnya.
Seluruh
anggota terlihat
tidak
menyimak dan
mendengarkan
ketika ada
teman yang
menyampaikan
pendapatnya.
Namun, masih
mampu terlihat
baik dibawah
pengawasan
guru
Seluruh anggota
terlihat tidak
menyinak dan
mendengarkan
ketika ada
teman yang
menyampaikan
pendapatnya.
Meskipun guru
mengawasi.
3. Penilaian Keterampilan
Rubrik Penilaian
Aspek yang
diamati
Mewarnai
gambar peta
Nusantara
Baik Sekali
Baik
Cukup
Perlu
Bimbingan
4
3
2
1
Pilihan warna
yang
digunakan
tepat dan
sesuai dengan
keterangan
pada peta
Pilihan warna
yang
digunakan
sebagian besar
tepat dan
sesuai dengan
keterangan
pada peta.
Pilihan warna
yang
digunakan
sebagian tepat
dan sesuai
dengan
keterangan
pada peta.
Pilihan warna
yang
digunakan
masih perlu
diperbaiki dan
ditingkatkan
agar sesuai
dengan
keterangan
pada peta.
Siswa mampu
menyampaikan
hasil analisis
secara
keseluruhan
dan gambar
yang
digunakan
untuk
memperjelas
hasil analisis.
Siswa mampu
menyampaikan
hasil analisis
secara
keseluruhan
dan gambar
yang
digunakan
untuk
memperjelas
hasil analisis.
Siswa
menyampaikan
hasil analisis
tidak lengkap
dan gambar
yang
digunakan
kurang tepat.
Bahasa yang
digunakan sulit
dipahami.
Menyampaikan Siswa mampu
hasil diskusi
menyampaikan
hasil analisis
secara
keseluruhan
berserta
gambar yang
digunakan
unuk
memperjelas
hasil analisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Bahasa yang
digunakan
mudah
dipahami dan
menggunakan
bahasa
Indonesia yang
baik.
Sebagian besar
penjelasan
mudah
dipahami dan
menggunakan
bahasa
Indonesia yang
baik.
Sebagian kecil
penjelasan
mudah
dipahami dan
bahasa yang
digunakan
campuran
(bahasa
Indonesia dan
bahasa Jawa).
Lampiran
1. Peta Buta Indonesia
2. Berita tentang pulau-pulau yang diklaim negara lain
3. Berita tentang pemekaran wilayah.
Sleman, 4 Agustus 2015
Guru Kelas
Mahasiswa
Kanthi Lestari, S. Pd.
Yoseph Bravian Aderika S.
NIP. 19700304 200701 2 016
NIM 121134117
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Sri Rahayu, S. Pd.
NIP. 19630425 198509 2 001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Sipadan, Ligitan, Indonesia dan Malaysia
Awal mula kasus itu dimulai pada tahun 1968, ketika Malaysia bereaksi terhadap
perjanjian kerjasama antara Indonesia dengan Japex (Japan Exploration Company Limited)
tahun 1966. Malaysia juga melakukan kerjasama dengan Sabah Teiseki Oil Company tahun
1968, sebagai tanggapan terhadap kegiatan eksplorasi laut di wilayah Sipadan. Tahun 69,
Malaysia mulai melakukan klaim bahwa Sipadan Ligitan merupakan wilayah Malaysia, yang
hal ini langsung di tolak oleh pemerintah Indonesia. Serangkaian perjanjian, lobi, diplomasi
berlangsung dengan cara “Asian Way”, yaitu sebuah cara yang mengedepankan dialog,
dengan menghindari konflik militer. Akhirnya masalah itu menjadi redam dalam tanda kutip,
artinya dialog tentang perselisihan itu dicoba dilakukan dengan cara “tidak serius”.
Indonesia sungguh terbuai dengan model seperti itu sehingga Indonesia tiba-tiba kaget ketika
pada bulan Oktober tahun 1991, Malaysia tiba-tiba mengeluarkan peta yang memasukkan
Sipadan dan Ligitan ke wilayah Malaysia, dan tragisnya Indonesia juga tidak tahu kalau di
Sipadan telah dibangun turisme dan arena diving yang sangat bagus (betapa “kasihannya”
Indonesia itu). Kemudian pada tahun 1997 Indonesia dan Malaysia bersepakat untuk
menyerahkan masalah tersebut ke International Court of Justice, the Hague di Belanda.
Pertanyaan
1. Menurut bacaan di atas bagaimana upaya diplomasi yang dilakukan IndonesiaMalaysia dalam penyelesaian kasus Sipadan-Ligitan?
2. Mengapa Indonesia dapat kalah dalam kasus tersebut padahal peluang IndonesiaMalaysia adalah fifty-fifty?
3. Bagaimanakah sikap yang seharusnya diambil Indonesia untuk kedepannya agar tidak
terjadi lagi hal serupa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Ribuan Tokoh Deklarasikan Kabupaten Pahunga Lodu
SUMBA TIMUR - Ribuan orang yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
perempuan, tokoh pemuda, dan tokoh adat yang berasal dari lima Kecamatan, di wilayah
timur Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berkumpul di Kompleks
Kantor Kecamatan Umalulu.
Mereka ingin ambil bagian dalam acara deklarasikan dan peresmian usulan nama
pembentukan kabupaten atau daerah otonom baru yang bernama Kabupaten Pahunga Lodu
yang rencananya akan dimekarkan dari Kabupaten Sumba Timur.
Acara deklarasi yang dihadiri oleh Bupati Sumba Timur Gidion Mbiliyora, Ketua DPRD
Sumba Timur Palulu P Ndima dan Dandim 1601 Waingapu Letkol (inf) Alex Ngurah, serta
sejumlah anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda).
Dalam keterangannya, mereka memberikan apresiasi positif atas upaya warga melalui para
tokoh dari lima kecamatan masing-masing di Kecamatan Umalulu, Rindi, Pahunga Lodu,
Kahaungu Eti, dan Wulla Waijelu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
”Kabupaten Sumba Timur merupakan yang terluas wilayahnya di NTT, jadi layak untuk
dimekarkan. Pemerintah Sumba Timur memberikan apresiasi positif, karena ini memang
sudah dirancang bersama masyarakat dan DPRD sejak awal tahun 2008," ujar Bupati Sumba
Timur Gidion Mbiliyora, kepada wartawan, Kamis (24/7/2014).
Ditambahkan dia, usulan itu telah dilakukan kajian bersama oleh Universitas Indonesia (UI)
yang menyatakan Kabupaten Sumba Timur layak untuk dimekarkan, seperti skenario empat
kabupaten yang diperkuat dengan rapat akbar di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi tahun
2013.
“Sinisme terhadap usaha dan penyuaraan aspirasi pemekaran saat ini adalah hal yang wajar
terjadi, namun seperti peribahasa anjing menggonggong kafilah berlalu, kami tetap berjalan
dengan kebulatan tekad. Karena ini aspirasi masyarakat sejak lama," sambungnya.
Menurutnya, dengan dilakukannya pemekaran Kabupaten Sumba Timur akan berdampak
pada pemerataan pembangunan, optimalisasi kader-kader muda yang ada, dan mendekatkan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Ketua Forum Komunikasi dan Tim Pengusulan Pemekaran Rambu Lika Atahumba
menambahkan, asiprasi itu sudah terangkum dalam usulan dari 42 desa melalui BPD, juga
satu kelurahan yang nantinya akan dimasukan ke DPRD Sumba Timur.
Acara deklarasi itu kian lengkap dengan penyerahan hak atas tanah seluas 87 Ha kepada
Pemerintah Sumba Timur, dari Kabihu (Marga) Watupelit oleh Umbu Manggana dan
Oemboe Nggikoe, selaku tokoh adat dan tokoh masyarakat Marga Watupelit guna dijadikan
lokasi pembangunan pusat pemerintahan Kabupaten Pahunga Lodu dimasa mendatang.
source: http://daerah.sindonews.com/read/886172/27/ribuan-tokoh-deklarasikan-kabupatenpahunga-lodu-1406209727
1. Apa yang kamu ketahui tentang pemekaran wilayah?
2. Bagaimana pendapatmu mengenai pemekaran wilayah? Baik atau burukkah? Berikan
pendapatmu!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
: SD Negeri Nanggulan
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: V/I
Pertemuan
:1
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit
I.
Standar Kompetensi
1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
II.
Kompetensi Dasar
1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
III.
Indikator
1. Mendefinisikan pengertian keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
2. Menyebutkan provinsi-provinsi NKRI dan budaya yang dimiliki.
IV.
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui
pengamatan
video
dan
penjelasan
guru,
siswa
mampu
mengidentifikasi minimal 1 kalimat pengertian keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
2. Siswa mampu menyebutkan 34 provinsi NKRI dan budaya yang dimiliki
melalui pengamatan pada peta dan media cetak.
V.
Materi Pembelajaran
1. Pengertian keutuhan NKRI
2. 34 Provinsi NKRI dan budaya yang dimiliki setiap provinsi
VI.
Model dan Metode Pembelajaran
Model pembelajaran
: Problem Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran
: Tanya jawab dan diskusi kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
VII.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan
Alokasi Waktu Metode
1
10 Menit
Pendahuluan
-
Tanya
Guru dan siswa saling mengucapkan
jawab dan
salam.
diskusi
Salah satu siswa memimpin doa di
depan kelas.
-
Guru melakukan presensi.
-
Siswa dikondisikan untuk belajar.
Apersepsi:
-
Guru melakukan apersepsi dengan
memberikan pertanyaan antara lain:

Apa yang dimaksud dengan
keutuhan negara?

Indonesia mempunyai berapa
provinsi?
Orientasi:
-
Guru menyampaikan tujuan yang akan
dicapai dalam pembelajaran
Motivasi:
-
Siswa menyanyikan lagu “Dari Sabang
Sampai Merauke”
2.
Kegiatan Inti
55 menit
Tanya
-
Siswa dibagi menjadi 6 kelompok.
jawab dan
-
Siswa masuk dalam kelompok masing
diskusi
masing
-
Siswa menentukan nama kelompok
dengan tema “Tarian Tradisional”
-
Guru menjelaskan kembali tujuan yang
akan dicapai dalam pembelajaran hari
ini dan menjelaskan pembelajaran hari
ini adalah mengamati video dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
mencari nformasi melalui media cetak
dan peta (tahap 1)
-
Siswa diberikan tugas pertama yaitu
mendefinisikan pengertian keutuhan
NKRI
-
Siswa dalam kelompok dibimbing
untuk mendefinisikan pengertian
keutuhan NKRI melalui video yang
ditampilkan (tahap 2)
-
Siswa diberi kesempatan kepada setiap
kelompok untuk berdiskusi tentang
pengertian keutuhan NKRI dari hasil
pengamatan video.
-
Siswa diberi tugas selanjutnya yaitu
mencari nama provinsi yang ada di
Indonesia dan mencari budaya yang
dimiliki setiap provinsi (rumah adat,
tarian tradisional, baju adat, dll)
-
Siswa dalam kelompok mencari
provinsi yang ada di Indonesia dan
budaya setiap provinsi melalui peta dan
media cetak (tahap 2)
-
Siswa diberi kesempatan kepada setiap
kelompok untuk berdiskusi tentang
provinsi di Indonesia dan budaya yang
dimiliki setiap provinsi.
-
Siswa didorong untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai dan
melaksanakan eksperimen (misalnya
untuk menjelaskan keutuhan NKRI
dengan masalah pecahnya kesatuan
bangsa dengan daerah yang berdiri
sendiri dan masalah lainnya) untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalahnya
-
Setiap kelompok membuat laporan
hasil pengamatan dan hasil diskusinya
yang sudah dilakukan (tahap 4)
-
Siswa mempresentasikan hasil laporan
yang sudah dibuat di depan kelas dan
guru akan membantu menganalisis dan
mengevaluasi hasil pemecahan masalah
yang sudah dilakukan di setiap
kelompok (tahap 5)
Penutup
Evaluasi
3.
-
Guru membagikan soal evaluasi
-
Siswa mengerjakan soal evaluasi
5 menit
Individu
dan
Diskusi
Kesimpulan
-
Guru
bersama
menyimpulkan
dengan
pembelajaran
sudah dilaksanakan
Refleksi
-
Refleksi
-
Guru menutup Pelajaran
-
Salah satu siswa memimpin doa
siswa
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
VIII. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber Belajar:
Darmono,
Ikhwan
Sapto
dan
Sudarsih.
2008.Pendidikan
Kewarganegaraan 5: untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
LKS
Media
LCD, Video, Media Cetak
IX.
Penilaian
Jenis Tes : lisan dan tertulis
Bentuk: Laporan hasil diskusi dan soal bentuk esay
Rubrik Penilaian terlampir
Sleman, 18 Agustus 2015
Guru Kelas
Mahasiswa
Kanthi Lestari, S. Pd.
NIP. 19700304 200701 2 016
Yoseph Bravian Aderika S.
NIM 121134117
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Sri Rahayu, S. Pd.
NIP. 19630425 198509 2 001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
LEMBAR PENILAIAN HASIL DISKUSI
Mata Pelajaran
Materi Pembelajaran
Guru
Tanggal
Nilai
Nilai rata-rata
No
:
:
:
:
: Antara 40-100
: Jumlah nilai/4
Nama Lengkap
Peran dalam
kelompok
Kemampuan
kelompok
menanggapi
pertanyaan
Nilai
Laporan
kelompok
Nilai
Presentasi
Kelompok
Nilai
ratarata
1
2
3
4
5
LEMBAR PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN
N
O
NAMA
SISWA
ASPEK
Keberanian Keaktifan Menghargai
mengemuka Atau peran
pendapat
kan
serta
teman
pendapat
Kerja
sama
Memecahkan
masalah
Keterangan:
Rentang Nilai yang diberikan adalah 1 – 10
Rata-rata nilai = Jumlah nilai/ 5
Pedoman penilaian tes pengamatan proses pembelajaran
RENTANG SKOR
8,5 – 10
7,0 – 8,4
5,5 – 6,9
4,0-5,4
< 4,0
PREDIKAT
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
JU RAT
M
ALA RAT
H
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
LEMBAR KERJA SIISWA
Sekolah
: SD ...............
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: V/I
Pertemuan
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi minimal 1 kalimat pengertian keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui pengamatan video.
2. Siswa mampu menyebutkan 34 provinsi NKRI dan budaya yang dimiliki melalui
pengamatan pada peta dan media cetak.
1. Petunjuk Umum
1. Tulis nama dan kelas di kolom yang sudah disediakan!
2. Kerjakan soal yang sudah tersedia!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Nama KELOMPOK
:
NAMA ANGGOTA
:1.
2.
3.
4.
5.
Kelas
:
Dari Sabang Sampai Merauke
Ciptaan: R. Suharjo
Dari sabang sampai merauke
Berjajar pulau-pulau
Sambung memnyambung menjadi satu
Itulah Indonesia
Indonesia tanah airku
Aku berjanji padamu
Menjunjung tanah airku
Tanah airku Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Perhatikan Video yang akan ditampilkan oleh guru dan catatlah informasi yang
penting di kolom bawah ini!
1. Berdasarkan video yang ditampilkan tadi diskusikan bersama kelompokmu pengertian
keutuhan NKRI! Tulislah hasil diskusi kalian di kolom bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Perhatikan peta dibawah ini!
Tuliskan 34 provinsi di Indonesia yang terdapat pada peta di atas!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
1. Berdasarkan hasil pengamatan peta di atas, Tulislah budaya (Baju adat, rumah adat,
rumah adat, tarian tradisional dan yang lainnya) yang dimiliki masing-masing
provinsi pada kolom di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
2. Buatlah laporan hasil pengamatan video dan hasil diskusi yang sudah kalian lakukan
mengenai pengertian keutuhan NKRI dan provinsi-provinsi yang ada di Indonesia
beserta budaya-budaya yang dimiliki! Tulislah semuanya dalam kolom di bawah ini
dengan rapi dan jelas!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
1. Sebutkan 4 hal yang kamu pelajari hari ini!
2. Hal apa yang menurutmu menarik dari kegiatan hari ini?
3. Apa manfaat yang kamu peroleh dari pelajaran hari ini?
4. Apalagi yang ingin kamu ketahui lebih lanjut dan apa langkah-langkah yang akan
kamu lakukan untuk mengetahuinya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah
: SD Negeri Nanggulan
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: V/I
Pertemuan
:2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit
I.
Standar Kompetensi
2. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
II.
Kompetensi Dasar
1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
III.
Indikator
1. Menyebutkan usaha menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
2. Sikap-sikap menjaga keutuhan NKRI
IV.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu meyebutkan minimal 5 usaha menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui pengamatan video.
2. Siswa mampu menyebutkan 5 sikap menjaga keutuhan NKRI dengan mencari
informasi pada media cetak.
V.
Materi Pembelajaran
3. Usaha menjaga keutuhan NKRI
4. Sikap menjaga keutuhan NKRI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
VI.
VII.
Model dan Metode Pembelajaran
Model pembelajaran
: Problem Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran
: Tanya jawab dan diskusi kelompok
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan
Alokasi Waktu Metode
1
10 Menit
Pendahuluan
Tanya
-
Guru dan siswa saling memberi salam.
jawab dan
-
Salah satu siswa memimpin doa.
diskusi
-
Guru melakukan presensi.
-
Siswa dikondisikan untuk belajar.
Apersepsi:
-
Guru melakukan apersepsi dengan
memberikan pertanyaan antara lain:

Materi apa yang telah dipelajari
minggu lalu?

Bagaimana
keutuhan
cara
menjaga
negara
kesatuan
republik Indonesia?

Bagaimana sikap kita menjaga
keutuhan
negara
kesatuan
republik Indonesia?
Orientasi:
-
Guru menyampaikan tujuan yang akan
dicapai dalam pembelajaran
Motivasi:
-
Siswa menyanyikan lagu “Indonesia
Pusaka”
2.
Kegiatan Inti
-
Siswa dibagi menjadi 6 kelompok.
85 menit
Tanya
(menyesuaikan dengan karakteristik
jawab dan
siswa)
diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
-
Siswa menentukan nama kelompok
dengan tema “nama provinsi di
Indonesia”.
-
Siswa mengamati tayangan video.
-
Siswa mengeksplorasi permasalahan
(tantangan dari luar dan dalam) yang
terjadi di Indonesia mengenai keutuhan
NKRI.
-
Siswa dibimbing mendefinisikan usaha
menjaga keutuhan NKRI melalui video
yang telah diamati.
-
Siswa diberikan penjelasan dengan
perumpamaan menyapu dengan sapu
lidi dengan banyak lidi dan menyapu
hanya dengan satu lidi yang dikaitkan
dengan keutuhan NKRI kemudian
siswa membuat penjelasan dan
pemecahan masalahnya.
-
Setiap kelompok kelompok
mendiskusikan usaha-usaha yang
dilakukan untuk menjaga keutuhan
NKRI
-
Siswa diarahkan untuk mencari sikap
menjaga keutuhan NKRI dengan
menggunakan media cetak.
-
Siswa di dalam kelompok
mendiskusikan sikap yang dilakukan
untuk menjaga keutuhan NKRI
berdasarkan informasi yang sudah
didapatkan.
-
Setiap kelompok membuat laporan
hasil pengamatan dan hasil diskusinya
yang sudah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
-
Siswa mempresentasikan hasil laporan
yang sudah dibuat di depan kelas dan
guru akan membantu menganalisis dan
mengevaluasi hasil pemecahan masalah
yang sudah dilakukan di setiap
kelompok (tahap 5)
Penutup
Evaluasi
-
Guru membagikan soal evaluasi
-
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Kesimpulan
-
Guru
bersama
menyimpulkan
dengan
pembelajaran
siswa
yang
sudah dilaksanakan
3.
Refleksi
5 menit
-
Refleksi
-
Guru menutup Pelajaran
-
Guru
meminta
memimpin doa
salah
Individu
dan
satu
siswa
Diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
VIII. Sumber dan Media Pembelajaran
- Buku BSE PKn kelas V SD
- Video
- Media cetak (koran, majalah, dan lainya)
Sumber Belajar:
- Darmono, Ikhwan Sapto dan Sudarsih. 2008.Pendidikan Kewarganegaraan 5:
untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
IX.
Penilaian
Jenis Tes : lisan dan tertulis
Bentuk: Laporan hasil diskusi dan soal bentuk esay
Rubrik Penilaian terlampir
Sleman, 25 Agustus 2015
Guru Kelas
Mahasiswa
Kanthi Lestari, S. Pd.
NIP. 19700304 200701 2 016
Yoseph Bravian Aderika S.
NIM 121134117
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Sri Rahayu, S. Pd.
NIP. 19630425 198509 2 001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
LEMBAR PENILAIAN HASIL DISKUSI
Mata Pelajaran
Materi Pembelajaran
Guru
Tanggal
Nilai
Nilai rata-rata
No
:
:
:
:
: Antara 40-100
: Jumlah nilai/4
Nama Lengkap
Peran dalam
kelompok
Kemampuan
kelompok
menanggapi
pertanyaan
Nilai
Laporan
kelompok
Nilai
Presentasi
Kelompok
Nilai
ratarata
1
2
3
4
5
LEMBAR PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN
N
O
NAMA
SISWA
ASPEK
Keberanian Keaktifan Menghargai
mengemuka Atau peran
pendapat
kan
serta
teman
pendapat
Kerja
sama
Memecahkan
masalah
Keterangan:
Rentang Nilai yang diberikan adalah 1 – 10
Rata-rata nilai = Jumlah nilai/ 5
Pedoman penilaian tes pengamatan proses pembelajaran
RENTANG SKOR
8,5 – 10
7,0 – 8,4
5,5 – 6,9
4,0-5,4
< 4,0
PREDIKAT
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
JU RAT
M
ALA RAT
H
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
LEMBAR KERJA SISWA
Sekolah
: SD ............
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
: V/I
Pertemuan
:2
Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu meyebutkan minimal 5 usaha menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) melalui pengamatan video.
2. Siswa mampu menyebutkan 5 sikap menjaga keutuhan NKRI dengan mencari
informasi pada media cetak.
2. Petunjuk Umum
3. Tulis nama dan kelas di kolom yang sudah disediakan!
4. Kerjakan soal yang sudah tersedia!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Nama KELOMPOK
:
NAMA ANGGOTA
:1.
2.
3.
4.
5.
Kelas
:
INDONESIA PUSAKA
Ciptaan: Ismail Marzuki
Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa
Reff :Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
3. Diskusikan dalam kelompomu permasalahan yang ada di Indonesia yang berkaitan
dengan keutuhan NKRI dan dikaitkan dengan pengertian keutuhan NKRI!
4. Dari permasalahan yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan keutuhan NKRI
usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
5. Diskusikan dalam kelompomu sikap apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga
keutuhan NKRI dengan budaya yang begitu banyak yang Indonesia miliki, kalian
dapat mencari dalam media cetak seperti buku pelajaran, majalah, koran dan lain
sebagainya, Tulislah jawaban kalian dalam kolom dibawah ini!
6. Buatlah laporan hasil pengamatan peta dan hasil diskusi yang sudah kalian lakukan
mengenai pentingnya menjaga keutuhan NKRI dan sikap-sikap yang dilakukan untuk
menjaga keutuhan NKRI! Tulislah semuanya dalam kolom di bawah ini dengan rapi
dan jelas!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
5. Sebutkan 4 hal yang kamu pelajari hari ini!
6. Hal apa yang menurutmu menarik dari kegiatan hari ini?
7. Apa manfaat yang kamu peroleh dari pelajaran hari ini?
8. Apalagi yang ingin kamu ketahui lebih lanjut dan apa langkah-langkah yang akan
kamu lakukan untuk mengetahuinya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN SKALA SIKAP
SEBELUM DAN SESUDAH
VALIDASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
KUESIONER PENELITIAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Yogyakarta,
Agustus 2015
Salam sejahtera,
Berkaitan dengan penelitian, perkenankanlah saya meminta bantuan adik-adik untuk
mengisi kuesioner.
Skala penelitian ini berisi pernyataan mengenai hal-hal yang terkait dengan pengetahuan
dan pengalaman adik-adik dalam kehidupan sehari-hari. Adik-adik diminta untuk mengisi
pilihan jawaban yang sesuai dengan hal-hal yang terkait dengan pengetahuan dan
pengalaman sehari-hari. Kuesioner ini tidak akan mempengaruhi nilai adik-adik.
Demikian permintaan saya, atas kerjasama dan bantuan adik-adik, saya ucapkan terima
kasih
Salam,
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini disajikan beberapa pernyataan mengenai hal-hal yang terkait dengan
pengalaman dan pengetahuan. Adik-adik diminta untuk memilih salah satu pilihan jawaban
yang paling sesuai menurut pengetahuan adik-adik, yang meliputi SS, S, TS, STS. Berikut
arti dari pilihan tersebut :
SS → Jika pernyataan sangat setuju
S
→ Jika pernyataan setuju
TS → Jika pernyataan tidak setuju
STS → Jika pernyataan sangat tidak setuju
Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap sesuai
dengan kondisi adik-adik.
Disini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban yang diharapkan adalah
jawaban yang sesuai dengan kondisi adik-adik. Data yang adik-adik isikan bersifat pribadi
sehingga saya akan menjamin kerahasiaannya.
Contoh :
No
1
Pernyataan
Saya selalu berpikir positif
terhadap permasalahan yang
saya hadapi
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
DATA IDENTITAS PRIBADI
Nama
: ...................
Usia
: ......... tahun
Kelas
: ...................
No. Absensi
: ...................
Jenis Kelamin
: Laki-laki/Perempuan (*)
Tinggal bersama
: ...................
(*) coret yang tidak perlu
PERNYATAAN :
No
1
Pernyataan
Indonesia mempunyai banyak tantangan dari
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
berbagai negara.
2
Saya merasa perbedaan budaya menjadi penghambat
persatuan dan kesatuan.
3
Saya bersedia berteman dengan siapa saja.
SS
S
TS
STS
4
Saya menyadari bahwa berteman dengan teman dari
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
daerah lain itu baik.
5
Saya hanya menghargai dan menerima budaya yang
berasal dari daerah saya sendiri.
6
Membantu teman kelas yang tawuran itu baik.
SS
S
TS
STS
7
Pemekaran wilayah (dari beberapa provinsi menjadi
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
banyak provinsi) merupakan tanda pecahnya NKRI.
8
Saya menghargai teman yang sedang beribadah,
meskipun teman itu berbeda agama dengan saya.
9
Saya bersedia membantu, apabila teman saya
berkelahi.
10
Saya menyadari bahwa saya bagian dari Indonesia/
NKRI.
11
Saya mengharap NKRI hanya terdiri dari satu suku
saja agar tercipta persatuan.
12
Saya berkewajiban menghargai pendapat dengan baik
agar tidak terjadi perdebatan yang membuat
kekacauan di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
13
Menurut saya apabila ada teman yang berkelahi maka
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
saya harus ikut membantu.
14
Saya memahami isi lagu“Dari Sabang Sampai
Merauke”.
15
Saya hanya menghargai dan menerima budaya dalam
negeri
16
Saya mengetahui bahwa pada awal kemerdekaan,
NKRI hanya terdiri dari 8 provinsi.
17
Saya perlu memilih teman bergaul yang
menguntungkan di sekolah.
18
Saya mengetahui bahwa negara Indonesia adalah
negara yang memiliki beraneka bahasa.
19
Saya tertarik dengan produk luar negeri yang
kualitasnya lebih bagus dari produk lokal.
20
Saya melakukan upacara bendera dengan khidmad.
SS
S
TS
STS
21
Menurut saya NKRI terbentuk hanya karena jasa
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
pahlawan.
22
Saya memahami arti semboyan “Bhinneka Tunggal
Ika”.
23
Saya melaksanakan upacara bendera sebagai
kebiasaan rutin yang dilaksanakan setiap senin.
24
Saya tertarik mempelajari sejarah terbentuknya
NKRI.
25
Saya berusaha hanya memakai produk dalam negeri.
SS
S
TS
STS
26
Saya merasa memiliki fasilitas umum.
SS
S
TS
STS
27
Sejarah mengarahkan pikiran kita untuk tidak
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
melakukan kerjasama dengan negara yang pernah
menjajah.
28
Saya mengetahui bahwa NKRI hanya menyangkut
wilayah saja.
29
Saya mengetahui bahwa yang menjahit bendera
merah putih di awal kemerdekaan adalah Ibu
Fatmawati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
30
Saya tidak perlu menghormati bendera merah putih,
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
karena itu hanya buatan manusia.
31
Saya mengendalikan diri sedapat mungkin memakai
produk dalam negeri.
32
Saya ingin agar negara yang pernah menjajah NKRI
tidak diberi peluang untuk kerjasama.
33
Saya merasa perlu menghargai jasa para pahlawan.
SS
S
TS
STS
34
Sebagai anggota keluarga kita harus saling
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
menghormati dan menerima.
35
Saya lebih baik membiasakan menggunakan bahasa
daerah saya sendiri.
36
Saya ikut mewujudkan keutuhan NKRI dengan
bergotong-royong.
37
Saya mengetahui arti warna pada bendera Indonesia.
SS
S
TS
STS
38
Saya memiliki pandangan bahwa Negara Kesatuan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Rebublik Indonesia adalah Negara yang memiliki
wilayah tertentu.
39
Saya tidak tertarik belajar budaya Indonesia yang
beraneka ragam.
40
Saya mengetahui di Indonesia mempunyai 34
Provinsi.
41
Saya meyakini bangsa Indonesia tidak dapat
dipisahkan.
42
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bukan
negaraku karena Negara Indonesia mempunyai
banyak wilayah.
43
Saya tidak suka melihat setiap daerah melestarikan
budaya Indonesia karena budaya daerah banyak
budaya yang rendah.
44
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara
yang hanya memeiliki 1 wilayah karena Indonesia
adalah negara kesatuan.
45
Saya tertarik untuk belajar budaya Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
46
Saya tidak mencintai bangsa Indonesia karena bangsa
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Indonesia tidak patut dibanggakan.
47
Saya tidak menghargai agama lain karena agama
saya yang paling benar.
48
Saya merasa bangga ketika menyanyikan lagu
nasional.
49
Saya ikut belajar tentang budaya daerah lain di
Indonesia.
50
Indonesia hanya memiliki 1 provinsi karena
Indonesia hanya terdiri dari 1 wilayah.
51
Saya mencintai bangsa Indonesia.
SS
S
TS
STS
52
Indonesia dapat dipisahkan dengan sangat mudah
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
karena Indonesia tidak mempunyai rasa persatuan.
53
Saya menyadari Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah negaraku.
54
Saya tidak peduli dengan budaya daerah lain di
Indonesia karena budaya daerahku lebih bagus
daripada daerah lain.
55
Saya tidak pernah menggunakan produk Indonesia
karena produknya luar negeri lebih bagus.
56
Saya merasa bangga melihat setiap daerah
melestarikan budaya Indonesia.
57
Saya menghargai agama lain.
SS
S
TS
STS
58
Saya tidak merasa bangga ketika menyanyikan lagu
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
nasional mengingat keadaan negara yang tidak layak
dilagukan.
59
Saya rela memberikan sumbangan untuk PMI
(Palang Merah Indonesia).
60
Saya selalu mengganggu teman saat beribadah.
SS
S
TS
STS
61
Saya lebih suka menggunakan produk-produk dalam
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
negeri.
62
Saya tidak serius saat menyanyikan lagu daerah
karena lagu daerah tidak saya sukai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
63
Saya selalu mengingatkan teman untuk beribadah.
SS
S
TS
STS
64
Saya tidak mau menyumbangkan darah saya untuk
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
PMI karena kalau saya menyumbangkan darah saya,
saya akan mati.
65
Saya meyakini bangsa Indonesia memiliki beraneka
suku bangsa.
66
Saya tidak pernah menghargai Pancasila sebagi dasar
Negara Indonesia karena Pancasila dilambangkan
dengan burung Garuda.
67
Saya senang menggunakan bahasa Indonesia.
SS
S
TS
STS
68
Saya tidak suka belajar lagu-lagu daerah di Indonesia
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
karena sangat sulit dan banyak.
69
Saya membiasakan diri menyanyikan lagu-lagu
daerah.
70
Saya memahami makna Bhineka Tunggal Ika.
SS
S
TS
STS
71
Saya ingin belajar lagu-lagu daerah di Indonesia.
SS
S
TS
STS
72
Saya tidak suka menggunakan bahasa Indonesia,
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
karena bahasa Indonesia tidak bagus.
73
Bangsa Indonesia hanya memiliki satu suku bangsa
karena Indonesia adalah negara kesatuan.
74
Saya menghargai Pancasila sebagai dasar Negara
Indonesia.
75
Saya tidak tahu makna Bhinneka Tunggal Ika karena
tidak perlu diketahui.
(*) coret yang tidak perlu
Periksalah kembali lembar skala,
jangan sampai ada pernyataan yang terlewati
Terima kasih atas kerjasamanya ya, adik-adik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
KUESIONER PENELITIAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Yogyakarta,
Agustus 2015
Salam sejahtera,
Berkaitan dengan penelitian, perkenankanlah saya meminta bantuan adik-adik untuk
mengisi kuesioner.
Skala penelitian ini berisi pernyataan mengenai hal-hal yang terkait dengan pengetahuan
dan pengalaman adik-adik dalam kehidupan sehari-hari. Adik-adik diminta untuk mengisi
pilihan jawaban yang sesuai dengan hal-hal yang terkait dengan pengetahuan dan
pengalaman sehari-hari. Kuesioner ini tidak akan mempengaruhi nilai adik-adik.
Demikian permintaan saya, atas kerjasama dan bantuan adik-adik, saya ucapkan terima
kasih
Salam,
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini disajikan beberapa pernyataan mengenai hal-hal yang terkait dengan
pengalaman dan pengetahuan. Adik-adik diminta untuk memilih salah satu pilihan jawaban
yang paling sesuai menurut pengetahuan adik-adik, yang meliputi SS, S, TS, STS. Berikut
arti dari pilihan tersebut :
SS → Jika pernyataan sangat setuju
S
→ Jika pernyataan setuju
TS → Jika pernyataan tidak setuju
STS → Jika pernyataan sangat tidak setuju
Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap sesuai
dengan kondisi adik-adik.
Disini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban yang diharapkan adalah
jawaban yang sesuai dengan kondisi adik-adik. Data yang adik-adik isikan bersifat pribadi
sehingga saya akan menjamin kerahasiaannya.
Contoh :
No
1
Pernyataan
Saya selalu berpikir positif
terhadap permasalahan yang
saya hadapi
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
DATA IDENTITAS PRIBADI
Nama
: ...................
Usia
: ......... tahun
Kelas
: ...................
No. Absensi
: ...................
Jenis Kelamin
: Laki-laki/Perempuan (*)
Tinggal bersama
: ...................
(*) coret yang tidak perlu
PERNYATAAN :
No
1
Pernyataan
Saya merasa perbedaan budaya menjadi
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
penghambat persatuan dan kesatuan.
2
Saya bersedia berteman dengan siapa saja.
SS
S
TS
STS
3
Saya hanya menghargai dan menerima budaya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
yang berasal dari daerah saya sendiri.
4
Pemekaran wilayah (dari beberapa provinsi
menjadi banyak provinsi) merupakan tanda
pecahnya NKRI.
5
Saya bersedia membantu, apabila teman saya
berkelahi.
6
Saya berkewajiban menghargai pendapat dengan
baik agar tidak terjadi perdebatan yang membuat
kekacauan di kelas.
7
Menurut saya apabila ada teman yang berkelahi
maka saya harus ikut membantu.
8
Saya memahami isi lagu“Dari Sabang Sampai
Merauke”.
9
Saya mengetahui bahwa pada awal
kemerdekaan, NKRI hanya terdiri dari 8
provinsi.
10
Saya perlu memilih teman bergaul yang
menguntungkan di sekolah.
11
Saya tertarik dengan produk luar negeri yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
kualitasnya lebih bagus dari produk lokal.
12
Saya melakukan upacara bendera dengan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
khidmad.
13
Saya memahami arti semboyan “Bhinneka
Tunggal Ika”.
14
Saya tertarik mempelajari sejarah terbentuknya
NKRI.
15
Saya tidak perlu menghormati bendera merah
putih, karena itu hanya buatan manusia.
16
Saya mengendalikan diri sedapat mungkin
memakai produk dalam negeri.
17
Saya ikut mewujudkan keutuhan NKRI dengan
bergotong-royong.
18
Saya mengetahui arti warna pada bendera
Indonesia.
19
Saya mengetahui di Indonesia mempunyai 34
Provinsi.
20
Saya meyakini bangsa Indonesia tidak dapat
dipisahkan.
21
Saya tidak suka melihat setiap daerah
melestarikan budaya Indonesia karena budaya
daerah banyak budaya yang rendah.
22
Saya tertarik untuk belajar budaya Indonesia
SS
S
TS
STS
23
Saya tidak menghargai agama lain karena agama
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
saya yang paling benar.
24
Saya merasa bangga ketika menyanyikan lagu
nasional.
25
Saya ikut belajar tentang budaya daerah lain di
Indonesia.
26
Indonesia dapat dipisahkan dengan sangat
mudah karena Indonesia tidak mempunyai rasa
persatuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
27
Saya tidak peduli dengan budaya daerah lain di
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Indonesia karena budaya daerahku lebih bagus
daripada daerah lain.
28
Saya merasa bangga melihat setiap daerah
melestarikan budaya Indonesia.
29
Saya tidak merasa bangga ketika menyanyikan
lagu nasional mengingat keadaan negara yang
tidak layak dilagukan.
30
Saya selalu mengganggu teman saat beribadah.
SS
S
TS
STS
31
Saya lebih suka menggunakan produk-produk
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
dalam negeri.
32
Saya tidak serius saat menyanyikan lagu daerah
karena lagu daerah tidak saya sukai.
33
Saya selalu mengingatkan teman untuk
beribadah.
34
Saya tidak mau menyumbangkan darah saya
untuk PMI karena kalau saya menyumbangkan
darah saya, saya akan mati.
35
Saya meyakini bangsa Indonesia memiliki
beraneka suku bangsa.
36
Saya tidak pernah menghargai Pancasila sebagi
dasar Negara Indonesia karena Pancasila
dilambangkan dengan burung Garuda.
37
Saya senang menggunakan bahasa Indonesia.
SS
S
TS
STS
38
Saya tidak suka belajar lagu-lagu daerah di
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Indonesia karena sangat sulit dan banyak.
39
Saya membiasakan diri menyanyikan lagu-lagu
daerah.
40
Saya memahami makna Bhineka Tunggal Ika.
SS
S
TS
STS
41
Saya ingin belajar lagu-lagu daerah di Indonesia.
SS
S
TS
STS
42
Saya tidak suka menggunakan bahasa Indonesia,
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
karena bahasa Indonesia tidak bagus.
43
Saya menghargai Pancasila sebagai dasar Negara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Indonesia.
44
Saya tidak tahu makna Bhinneka Tunggal Ika
SS
S
karena tidak perlu diketahui.
(*) coret yang tidak perlu
Periksalah kembali lembar skala,
jangan sampai ada pernyataan yang terlewati
Terima kasih atas kerjasamanya ya, adik-adik.
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
LAMPIRAN 3
HASIL SKALA SIKAP NASIONALISME
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
LAMPIRAN 4
HASIL PEKERJAAN SISWA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
LAMPIRAN 5
HASIL OBSERVASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
LAMPIRAN 6
HASIL PENILAIAN
INSTRUMEN PEMBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
LAMPIRAN 7
HASIL PENILAIAN
INSTRUMEN SKALA SIKAP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
LAMPIRAN 8
SURAT IZIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
LAMPIRAN 9
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN
PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
LAMPIRAN 10
FOTO-FOTO KEGIATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
LAMPIRAN 11
CURRICULUM VITAE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yoseph Bravian Aderika Sinaba merupakan anak pertama
dari pasangan Yacobus Basuki dan Yustina Simpen. Lahir di
Kulon Progo, 27 Maret 1994. Pendidikan awal dimulai di TK
Kanisius Wates pada tahun 1999. Kemudian melanjutkan
pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Plaosan pada tahun 2000 –
2004 dan pindah ke Sekolah Dasar Kanisius Wates tahun 2004 – 2006. Penulis melanjutkan
ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Wates pada tahun 2006 dan
tahun 2009. Tahun 2009 – 2012 melanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Pengasih. Tahun 2012 resmi diterima menjadi mahasiswa Universitas Sanata
Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. Selama menempuh pendidikan sudah banyak menempu pendidikan, antara lain saat
SD, SMP, dan SMA aktif mengikuti kegiatan kepramukaan serta pernah membantu membina
pramuka di SMP N 2 Kokap. Pada saat masuk perguruan tinggi, penulis pernah mengikuti
kegiataan kepanitiaan Parade Gamelan Anak tahun 2014.
Download