PEMEROLEHAN FONOLOGY PADA ANAK USIA DUA TAHUN DUA BULAN (Studi Kualitatif Pemerolehan Fonology Pada Aisyah) HERLINA Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta Email : [email protected] Abstract :The purpose of this research was to determine the development of information acquisition phonology elements (vowels and consonants) in children two years and two months aged. Particular regarding Aisyah phonology development in language development in their family life. This research was conducted on a family has a background of adequate economic life. Based on the results of the research to analyze the data in this research, there are some steps of that; 1) acquisition phonology children two years and two months aged in particular on already mastered all vowel sounds. 2) In the consonant sounds had started well when positioned at the beginning of the word are in the middle of the word and the end of the word. 3) Acquiring phonology of the consonant sounds can be uttered by showing the activities carried out in family activities. 4) In the following the activities of his family, Aishah is very active so she was able to utter the words that fit what she saw with the actual facts, and (5) The acquisition of phonology close related to the acquisition of the lexicon. The data showed that there are sounds that arise because it mimics speechs children and emerge as an activity often done so had never experienced it. Sounds found in this study to be a part of the acquisition phonology received by children from the surrounding neighborhood, although small influence will be seen that the environment plays an important role in the acquisition and the ability neurophysiological phonology children themselves. Keywords: Acquisition phonology, vowels and consonants, family environment. Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi perkembangan pemerolehan unsur-unsur fonologi (vokal dan konsonan) pada anak usia dua tahun dua bulan khususnya menyangkut perkembangan fonologi Aisyah di dalam kehidupan keluarganya. Penelitian ini dilakukan pada satu keluarga yang mempunyai latar belakang kehidupan ekonomi yang memadai. Berdasarkan hasil penelitian, untuk menganalisis data dalam penelitian ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu ; 1) pemerolehan fonologi anak yang berumur dua tahun dua bulan khususnya pada bunyi vokal yang sudah dikuasai semua, 2) pada bunyi-bunyi konsonan sudah mulai baik apabila berada diawal kata, berada pada tengah kata maupun berada pada akhir kata, 3) pemerolehan fonologi pada bunyi konsonan yang dapat diujarkan dengan memperlihatkan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan didalam kegiatan keluarganya, 4) di dalam mengikuti aktivitas keluarganya, Aisyah sangat aktif sehingga dia mampu mengucapkan kata-kata yang sesuai dengan apa yang dilihatnya dengan fakta yang sebenarnya, (5) pemerolehan fonologi berkaitan erat dengan pemerolehan leksikon, sehingga diperoleh data bahwa ada bunyi yang muncul karena meniru ucapan orang dewasa dan muncul karena suatu kegiatan yang sering dilakukan sehingga sudah pernah mengalaminya. Bunyi-bunyi yang ditemukan dalam penelitian ini menjadi bagian dari pemerolehan fonologi yang diterima anak dari lingkungan sekitarnya, meskipun kecil pengaruhnya akan terlihat bahwa lingkungan sangatvberperan penting dalam pemerolehan fonologi dan kemampuan neurofisiologis anak itu sendiri. Kata kunci: Pemerolehan fonologi, bunyi vokal dan konsonan, lingkungan keluarga. 295 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016 Salah satu kajian yang menarik kajian untuk mengetahui bagaimana dalam psikolinguistik adalah proses perkembangan bahasa anak mulai dari pemerolehan bahasa yang terjadi pada umur dua tahuan dua bulan. Menurut anak yang baru mulai belajar bahasa. David Ingram (1998), Fonology shows Pengkajian pemerolehan bahasa dapat a much more varied pattern of disoreder dilakukan with deviant as well as delayed system terhadap pemerolehan perkembangan aspek–aspek bahasa. commonly seen, and some children Pemerolehan bahasa dikaji oleh berbagai develoving phonologies which are quite ahli dari disiplin ilmu yang berbeda- different from the target phology and beda. Tujuan pengkajian ini dilakukan from normally developing phonologies. untuk mana Difficulties are not restricted to single pengetahuan pengembangan teori tata area, but occur in a variety of areas of bahasa dan teori belajar bahasa dalam the phonology. Berdasarkan teori Ingram kaitannya fonologi. bahwa fonologi menunjukkan pola yang Penelitian tentang pemerolehan bahasa jauh lebih bervariasi dengan adanya sudah banyak dilakukan dengan objek sistem bahasa yang berbeda. Tujuan utamanya pemerolehan adalah menemukan prinsip-prinsip yang beberapa memungkinkan memperoleh pemerolehan fonologinya cukup berbeda aturan-aturan bahasa secara bertahap dari target morfologi dan dari biasanya sebelum memperoleh tata bahasa bagi dalam berkembang fonologi. Kesulitan orang dewasa yang sempurna. ujaran tidak dibatasi pada satu bagian mengetahui sejauh pemerolehan anak Langkah-langkah di proses pemerolehan bahasa dalam terhadap yang biasa terlihat fonology anak anak, dalam dan mengembangkan ujaran, tetapi terjadi dalam berbagai bidang fonologi. anak usia dua tahun dua bulan adalah Chomsky sesuatu yang menarik untuk dikaji. bahwa; (1975) Disamping itu mengemukakan Untuk itu para ahli linguistik banyak has yang biologically prepared to acquire bahasa meneliti Saat pemerolehan ini that being penelitian language regardless of setting is pemerolehan bahasa adalah salah satu due to the child's language 296 anak. terkait determined Pemerolehan Fonology . . . Herlina acquisition device (LAD), which Menurut Kuhl (2008); untuk is used as a mechanism for memperoleh bahasa, anak-anak harus working menemukan perbedaan out the rules of fonetik yang language. Chomsky believed that akan digunakan dalam budaya bahasa all mereka human languages share dan melakukannya dengan common principles, such as all diskriminasi antara hampir semua unit languages have verbs and nouns, fonetik bahasa di ketahui. Selama tahun and it was the child's task to pertama kehidupan anak, anak establish how the specific. LAD memahami ujaran dengan membentuk already contains the concept of peta persepsi dari ujaran mereka dari apa verb tense and so by listening to yang didengar di lingkungan mereka. word forms such as "worked" or Penelitian "played". The child will then mekanisme yang mendasari transisi form a hypothesis that the past perkembangan tense of verbs are formed by kapasitas adding the sound /d/,/t/ or /id/ to merupakan diskriminasi fonetik asli. Di the base form. dalam Chomsky percaya Kuhl mulai difokuskan fonologi fonetik anak universal pemerolehan pada bahasa dari yang terkait semua bahasa dengan pemerolehan sintaksis, semantik, manusia secara umum memiliki kata dan pemerolehan fonology. Bagian- kerja dan kata benda yang digunakan bagian bahasa tersebut diperoleh dan untuk mengungkapkan prinsip-prinsip berkembang yang mendasari misalnya Language walaupun Acquisition Device ( LAD) yang berisi bagian-bagian konsep-konsep kata dengan dikerjakan secara terpisah. Di dalam mendengarkan bentuk seperti penelitian kerja kata secara didalam bersamaan, pembahasannya bahasa ini itu dikaji dapat tentang ‘bekerja atau’ dimainkan anak itu perkembangan kemudian akan membentuk hipotesis khususnya perkembangan fonologi anak bahwa bentuk lampau dari kata kerja berusia dua tahun dua bulan yang dibentuk dengan menambahkan suara bernama Aisyah. Banyak hal yang dapat /d/, /t/ atau /id/ ke bentuk dasar. diidentifikasi dalam pemerolehan bahasa pemerolehan bahasa 297 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016 yakni pemerolehan melihat bahasa perkembangan fonologis, semantik perkembangan dengan gramatika, sintaksis pragmatik. bahasa pertamanya (first language) atau pemerolehan (acquisition) serta Dalam Pemerolehan tradisional menurut bahasa secara David Ingram “Bagaimana (1989: h. 7); divide the four stages in pemerolehan bahasa language acquisition is divided into four anak khususnya pemerolehan fonologi periods: First, the development of anak berusia dua tahun dua bulan” ? prelinguistic penelitian ini mengkaji perkembangan which starts from birth Di dalam kajian psikolinguistik until the end of the first year. Second, the menurut Gleason and Ratner (1998), utterance of the words around the age of membahas tiga hal yang sangat penting one year to 1.5 years. Third, the dalam pemerolehan bahasa anak; 1) combination of the words first, example bagaimana orang memahami proses di from about 1.5 years to 2 years. Fourth, dalam berbicara dan menulis dalam simple and complex sentences that began suatu 2) 3 years of age, language acquisition into bagaimana orang menghasilkan bahasa 5 stages namely: First, the preliminary yang mudah untuk dipelajari dari hasil stage (the first year). This stage is ujaran dan dapat menggunakan stimulasi characterized by three types of behavior bahasa imitate bahasa. untuk (comprehension), menganalisis bentuk and a preliminary kesalahan, bagaimana merespon ujaran understanding. Second, the first period yang didengar. Namun lebih sulit untuk (1.0 to 1.6 years). In this period children mendapatkan tentang acquire a sound with special meaning bagaimana konsep yang dibentuk dalam that expresses the idea of a sentence as a bahasa, dalam proses umumya tidak whole, but there is no evidence that nampak dalam observasi, dan bentuk children understand grammar. Third, ekspresi pembicara bahkan dalam the second period (1.6 to 2.0). At this menanggapi respon menimbulkan apa stage the child realizes that everything yang dikendalikan (production), 3) has meaning with successive bursts in bagaimana manusia atau anak belajar acquiring words, the question of the wawasan object's name. Berdasarkan teori Ingram 298 Pemerolehan Fonology . . . Herlina bahwa pemerolehan bahasa anak diikuti Menurut Halliday and Vygotsky oleh perkembangan pralinguistik yang (dalam Soenjono 2000) In the field of dimulai sejak lahir sampai pada usia satu lingistic language acquisition divided tahun. Mulai tahun kedua anak dapat into two, first language acquisition and menuturkan satu dan dua kata sampai second language acquisition. The first pada tahun, language acquisition occurs when the kemudian gabungan kata dapat diujarkan child has never learned any language pada umur satu setengah tahun sampai and acquire language. This acquisition pada umur dua tahun. Ketika anak can be monolingual (first language berumur dua tahun anak semakin acquisitoon) can be two languages menyadari yang simultaneously or diujarkan mempunyai makna dalam (multilingual). First pemerolehan kata dan dapat membuat acquisition is obtained from the child's pertanyaan – pertanyaan tentang nama - interactions with its environment, even if nama benda yang ada disekitarnya. the child has the basic potential or Fletcher and Garman (1985; h.342) devices, that potential will develop mengemukakan dasar-dasar optimally after receiving stimulus from pemerolehan bahasa dari beberapa teori the environment. Bahwa dalam bidang linguistik yang berhubungan dengan linguistik pemerolehan bahasa dibagi bentuk pemerolehan bahasa anak yang dalam dua bagian, yaitu pemerolehan berusia dua tahun dua bulan dengan bahasa pertama dan pemerolehan bahasa bagian bagian yang penting yaitu; 1) kedua. Beberapa sifat dari bahasa manusia. 2) memperolehnya ketika anak belajar Tata bahasa universal dan penguasaan bahasa apapun yang belum pernah bahasa. 3) pemerolehan bahasa serta tata diketahui sebelumnya. Bahasa kedua bahasa yang universal ; 4) pengetahuan bisa diperoleh secara berurutan dengan tata bahasa sejak dini; 5) prinsip bentuk bahasa pertama yang diperolehnya atau struktur kalimat; 6) mengembangkan disebut multingual. umur tata bahasa. satu bahwa setengah kata-kata Bahasa Sedangkan sequentially pertama menurut language anak Monks (2004; h.58), mengemukakan bahwa dari 299 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016 kalimat satu dan dua kata ini lambat laun bayi akan berkembang menjadi kalimat tiga perkembangan dan stimuli pendidikan kata dan seterusnya, dari perkembangan dengan memberikan lingkungan yang inilah kaya pengalaman, rangsangan terhadap kehidupan berbahasa anak akan sangat dibentuk menjadi anak yang memiliki sensorik kecerdasan linguistik yang baik. Dari orangtua merupakan kebutuhan utama kalimat dua kata itu, lambat laun dalam berkembanglah tiga kata yang dalam arti kehidupan anak. Cara perkembangan struktural mula-mula sistem yang kompleks inilah yang dapat masih mirip motorik, membantu rangka dan keteladanan menyiapkan dengan kalimat dua kata, meskipun berpengaruh masih mirip dengan bentuk struktural intelegensi, kepribadian, dan kualitas namun segera terjadi suatu defirensiasi hidup seorang anak. dalam kelompok kecakapan menyebabkan verbal kata-kata, anak banyak pertumbuhan suatu Kemampuan yang dikenal dengan yang kecerdasan selama ini hanya mengukur kata-kata dimasukkan dalam klasifikasi terhadap kualitas kemampuan kognitif semata. baru Kecerdasan ini bersifat menetap seiring sampai anak dapat mengatur kembali dengan bertambahnya usia seseorang kata-kata dalam bahasanya. sampai sembilan belas tahun, kemudian Pembentukan jaringan otak mengalami penurunan terus-menerus terjadi sangat cepat, pada empat tahun dan akhirnya berhenti. Inteligensi adalah pertama kehidupan anak, terutama otak juga kapasitas mental untuk memproses kanan berkembang lebih dahulu melalui informasi pendidikan. Melalui fungsi otak kanan menunjukkan berkembang tepat dalam menanggapi sesuatu yang kemampuan seperti: secara otomatis dan konteks perilaku yang menyanyi, menari, menggambar dan baru. bermain. Kelengahan perawatan dan mengemukakan stimulus yang diberikan orangtua pada dapat masa tersebut tidak dapat dikejar dan bergantung digantikan selamanya. Oleh karena itu, keadaan pengalaman serta pendidikan pemberian nutrisi yang baik pada masa yang relevan yang terjadi pada diri 300 Feldman (1997; bahwa, berkembang kepada h.85), kemampuan atau menurun motivasi dan Pemerolehan Fonology . . . Herlina seseorang. Gregory (2000; h. 78) berhubungan dengan mengemukakan bahwa intelligence is fonologis dan multiple innate abilities which serve as a kemampuan membaca. kesadaran perkembangan range of possibillities; these abilities Gleason dan Ratner (1998: h. develop (or fail to develop, or develop an 420-425) membagi tahap perkembangan later atrophy) upon motivation and membaca anak usia dini dalam dua exposure tahap, yaitu: (1) Tahap protoliterasi. to relevant educational experiences . Pada periode ini kemampuan membaca Penelitian Develping Early yang ditunjukkan anak-anak berakar dari Literacy Report of the National early keterampilan literacy oleh Scarborough (2008: h. 22) keterampilan fonologi dan pengenalan bahwa huruf walaupun tidak seutuhnya, tetapi kemampuan membaca berbicara. semestinya sudah dapat distimulasi sejak lebih seseorang keterampilan. berada pada tahapan sebagai Munculnya sebuah Proses variasi pemerolehan perkembangan usia dini. Hal ini sesuai membaca dengan hasil riset yang dilaporkan oleh sejumlah keterampilan fonologi dan The National Institute for Literacy yang semantik. mengungkapkan membawa awal Berkaitan dengan hasil penelitan perkembangan kognitif dan Linguistik, tersebut, Dardjowidjojo (2000: h.21). memprediksi prestasi kemudian bahkan Dalam jauh dikemudian hari. Selain itu, hasil fonologi, bentuk sifat keabsolutannya riset Ilana Goodman dan Lesly Wade sangat tampak dalam arti bahwa bunyi (2010: h. 1) yang meneliti tentang tidak mungkin dikuasai anak sebelum kepekaan bunyi pada bahwa anak-anak tekanan linguistik, komponen lain pemerolehan dikuasainya, meskipun kesadaran fonologis dan kemampuan kendala seperti ini tidak berlaku untuk membaca awal pada anak-anak pra- seluruh bunyi pada bahasa tersebut. sekolah, melaporkan hasil penelitiannya Dalam didalam Journal of Research in Reading. kecenderungan untuk bersifat absolut Hasil riset ini telah menemukan bahwa tampaknya kurang kuat, sedangkan kepekaan terhadap tekanan linguistik dalam komponen komponen sintaktik semantik 301 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016 kecenderungan untuk bersifat universal menyampaikan arti. Dengan demikian ini sangat tipis. pemerolehan sistem bunyi yang sebenarnya dimulai pada saat anak-anak mengucapkan kata pertama untuk tujuan Pemerolehan Fonologi fonologi komunikasi ketika anak – anak berusia sebagai salah satu aspek yang terdapat kurang lebih 1 tahun. Menurut Ingram didalamnya yang mempelajari tentang (1987; fonem serta bunyi-bunyi yang diucapkan fonologi setiap individu mempunyai anak sejak umur satu tahun yang akan variasi, yaitu: 1) variasi performance dilihat sebagai bagian dari pemerolehan yang timbul berdasarkan keturunan bahasa. dalam bentuk pilihan yang berbeda atau Dalam ilmu linguistik Lyons (1995: h. 110) h.420) dalam pemerolehan mengemukakan definisi umum tentang kemampuan perbedaan fonem yang dikemukakan bahwa ada sehingga dua bunyi yang secara fonetis berbeda diantara anak, 2) variasi lingkungan dalam lingkungan yang sama yang yang disebabkan oleh perbedaan dalam sangat berpengaruh untuk membedakan input pada anak yang berbeda, 3) variasi kata-kata yang berlainan. Misalnya [l] linguistik yang timbul dari sejumlah dan [r] adalah masuk dalam fonem- pilihan yang berbeda pada peranti fonem yang jauh berbeda dalam bahasa pemerolehan bahasa yang menyediakan Inggris karena membedakan pasangan pemerolehan terutama jenis struktur. kata-kata. Misalnya: kata right dan light, Dengan demikian jenis variasi individu lot dan rot. Didalam bahasa Indonesia dalam beberapa hal yang dapat dilihat dalam dipengaruhi berdasarkan ketiga variasi kata-kata seperti: bambu dan rambu, tersebut. tombak dan rombak, buku dan kuku dan sebagainya. menentukan tipe belajar perbedaan pemerolehan fonologi Jacobson dalam Dardjowidjojo (2000; h.21) mengatakan bahwa adanya Perkembangan sistem fonologi keuniversalan dalam bunyi-bunyi bahasa anak-anak dimulai jika anak-anak dapat itu sendiri diperoleh secara berurutan mengucapkan bahasa 302 yang kata benar pertama dalam dalam pemerolehannya. Anak yaitu untuk memperoleh bunyi-bunyi itu melalui Pemerolehan Fonology . . . Herlina suatu cara yang konsisten dan Ada tiga vokal yang sifatnya universal pemerolehan bunyi pun berjalan serasi artinya, ketiga bunyi vokal tersebut dengan kodrat bunyi itu sendiri. Langkah terdapat dalam bahasa manapun. awal yang dikeluarkan oleh anak adalah lawan kata antara konsonan dan vokal. I A Gambar 1. Sistem vokal minimal; Jacobson dalam Soenjono (2000) Menurut inventori Jacobson bunyi-bunyi dapat bahwa lainnya mempunyai [t] –[d] dan [p]-[b]. saja dibedakan dengan bahasa satu dengan bahasa mempunyai [k]–[g], bahasa ini pasti 2. Jika suatu bahasa mempunyai tetapi berhubungan konsonan frikatif, bahasa tersebut sesama bunyi itu sendiri mempunyai pasti mempunyai konsonan hambat, sifat universal. Hukum solidaritas Tak- Contoh: Jika bahasa X mempunyai terbalikkan [f] – [v], bahasa ini pun pasti Laws if Irreversible Solidarity yaitu: mempunyai [p-b], [t-d], [k-g]. 3. 1. Jika suatu bahasa Jika suatu bahasa mempunyai mempunyai konsonan afrikat, bahasa tersebut konsonan hambat velar (velar stops), tentu memiliki konsonan frikatif dan maka tentu konsonan hambat, contoh: Jika mempunyai konsonan hambat dental bahasa X mempunyai [ts] dan [d] dan bilabial. Contoh: jika bahasa X bahasa ini pasti mempunyai [f-v], [t- bahasa tersebut d], [k-g]. 303 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016 Tabel 1. Urutan Pemerolehan Bunyi Konsonan Umur 2 Tahun Dardjowidjojo (2000) Titik/cara Bilabial Alveolar artikulasi Alveolar Velar Glotal ? Palatal Hanbat P t (k) B d (g) Frikatif (s) Afrikat Nasal m n h ( ) Getar Literal I Semovokal w Y Dardjowidjoyo (2000: h. 29) mampu menguasai memvisualisasikan hukum solidaritas frikatif sebelum Tak terbalikkan sebagaimana terlihat menguasai konsonan hambat. Dalam pada tabel 1 di atas. Pemerolehan masing masing kelompok ada pula bunyi berdasarkan urutannya. Dalam urutan bunyi vokal anak mudah memperoleh kontras antara bilabial {b} dengan lebih awal dibanding dengan vokal- dental {d} akan dikuasai lebih awal vokal lainnya, demikian pula halnya daripada antara bilabial [b] dengan dengan konsonan yaitu konsonan velar [g] atau dental [d] dengan velar hambat diperoleh [g]; maka terjadi kontras diantara konsonan bilabial–dental [b-d] akan dikuasai frikatif lalu frikatif diperoleh lebih oleh anak sebelum bunyi alveopalatal awal lebih dibandingkan dahulu dengan dibanding afrikat anak pemerolehannya atau tersebut seperti, dengan afrikat. [ts-pd]. Bunyi likuid dan glaid akan menurut urutan dikuasai oleh anak belakangan dan tersebut bahwadalam pemerolehan bunyi gugus konsonan dikuasai lebih fonologi anak, anak tersebut belum belakangan lagi. Adapun tingkat Implikasi 304 lain Pemerolehan Fonology . . . Herlina kerumitan suatu bunyi diukur METODOLOGI PENELITIAN berdasarkan jumlah fitur-fitur yang Di dikeluarkan bunyi itu dalam satu digunakan sistem. Dengan demikian menurut kualitatif dengan tehnik naturalistik Ingram karena memfokuskan perhatian pada (1989:27) mengemukakan dalam penelitian metode penelitian bahwa bunyi yang diperoleh anak situasi bukan bunyi atau fon secara tersendiri awalnya peneliti mengamati Aisyah tetapi oposisi-oposisi fonemik (fitur- dengan mengamati pola asuh yang fitur berkontras). Sistem fonologi diterapkan anak selalu mempunyai memberikan struktur kehidupan ini, nyata. ibunya di pendidikan Pada dalam yang sendiri dan mempunyai persamaan dilakukannya terhadap anak-anaknya sistematik dengan sistem fonologi dan orang bagaimana Aisyah mengungkapkan dewasa substitusi, dalam dalam bentuk tiap tahap kata-kata membuat di dalam perekaman pemerolehan fonologinya disamping catatan – perkembangannya. Dengan juga demikian catatan ungkapan-ungkapan pemerolehan fonologi anak menurut terjadi pada teori Ingram (1987;420) berdasarkan keluarganya. Adapun yang dicatat ketiga teori tersebut diatas bahwa, adalah pada umumnya anak memperoleh diujarkan sehari-hari selama Aisyah pemerolehan fonologi berdasarkan bermain dengan saudaranya, ibunya, sistem orang dewasa dengan cara dan juga dengan temannya selama menciptakan pengambilan data dalam penelitian atau menirukan strukturnya sendiri dan akan merubah struktur itu apabila pengetahuannya mengenai sistem orang situasi kata-kata di yang yang dalam dapat ini. Data Penelitian dikumpulkan dewasa melalui catatan harian yaitu dengan semakin baik atau dapat diiktuti cara mencatat dan mengamati bunyi- ujarannya. bunyi ujaran yang dikeluarkan oleh Aisyah pada aktifitas dalam seharihari seperti ketika bermain sendirian ataupun bermain dengan kakaknya. 305 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016 Peneliti merekam perkembangan berdasarkan data yang disajikan fonologinya yang menjadi subjek sehingga mengetahui pemerolehan pokok fonologi anak yang diteliti. yang mengamati diteliti dengan kalimat yang Penelitian ini bertujuan untuk diungkapkan kegiatan sehari-hari, hal mengetahui informasi ini berlangsung kurang lebih dua pemerolehan bahasa bulan. perkembangan fonologi anak usia dua Teknik untuk pemeriksaan keabsahan data tentang khususnya tahun dua bulan. Penelitian ini dengan dilaksanakan pada keluarga WH dan triangulasi. AZ. Mereka memiliki dua orang anak Adapun teknik triangulasi ini terdiri yang yaitu AN laki-laki berusia 5 dari empat jenis menurut Moleong tahun, anak kedua AP perempuan (1993:178) yaitu: triangulasi sumber, berusia 2;2 tahun. Mereka memiliki teori, metode dan penyidik. Dalam status sosial ekonomi yang cukup penelitian ini hanya menggunakan baik. triangulasi sumber. Instrumen yang ibunya sedang menempuh pendidikan digunakan yaitu peneliti sendiri dan pascasarjana dibantu oleh ibunya Aisyah Kedokteran Universitas Brawijaya menggunakan memberi teknik beberapa stimulus untuk dan Ayah Malang. mereka (S2) Ibunya Wiraswasta, di Fakultas mendidik anak respon kepada Aisyah sebagai subyek mereka dengan penuh kasih sayang penelitian, sedangkan catatan harian dan juga didukung dengan tinggal dilapangan instrumen dilingkungan kompleks perumahan pelengkap. Ada dua bagian dalam dosen Universitas Brawijaya Malang. sebagai menganalisis data. Pertama, data dianalisis untuk mengetahui unsur- HASIL PENELITIAN DAN unsur fonologi (vokal dan konsonan) PEMBAHASAN yang muncul pada pemerolehan fonologi anak (Aisyah) umur Berdasarkan hasil 2;2 pengamatan, pada umur dua tahun (dua tahun dua bulan). Kedua, setelah dua bulan, Aisyah sudah banyak menganalisis kemudia di diskripsikan menghasilkan 306 serta mengujarkan Pemerolehan Fonology . . . Herlina berbagai macam fonem sehingga bermain, dan tidur. Semua kegiatan Aisyah dapat membedakan arti kata- ini diucapkan secara spontan. kata yang telah Kalimat-kalimat diucapkannya. ini sering diungkapkan di dalam kegiatan apa saja, seperti Aisyah mau makan, Tabel 2. Bunyi Vokal Aisyah Usia 2 Tahun 2 Bulan. [a] [i] Vokal [u] Konsonan Reduplikasi [P] [b] [t] [d] [m] [n] [s] [h] [I] [y] [w] [c] ayu [nama teman] ‘ayu’ [O] bobo anan [nama kakak] ‘annan’ Oto atu ‘satu’ Ombok ail ‘air’ Ongkar ambi ‘ambil’ ama ‘sama’ nni ‘ini’ [] mbuh bica ‘bisa’ ndal inta ‘minta’ peda ttu ‘itu’ ilang ‘hilang’ wang ‘uang’ [] nnak ua ‘dua’ ndong udu ‘duduk’ ndok bulung ‘burung’ nang cucu ‘susu’ mbel papa, pohon ‘papa‘ ‘pohon’ buang ‘buang’ tulang ‘tulang ikan’ udu ‘duduk’ mau, mama ‘mau’ ‘mama’ ndi ‘mandi’ bis ‘habis’ halum ‘harum’ ilang ‘hilang’ ayam ‘ayam’ cawat ‘pesawat’ cucu ‘susu’ [ati-ati] [lali –lali] [ompa-ompa] [udu-udu] ‘bobo’ ‘mobil’ ‘cabe’ ‘bongkar’ ‘sembuh’ ‘sendal’ ‘sepeda’ ‘enak’ ‘gendong’ ‘sendok’ ‘berenang’ ‘ember’ ‘hati-hati ‘lari-lari ‘lompat-lompat’ ‘duduk-duduk’ 307 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016 Pada tabel diatas dalam usia dua tahun dua menguasai bulan Aisyah hampir semua fonem vokal bunyi vokal dikuasainya, Aisyah juga dapat menghasilkan berbagai konsonan seperti pada tabel dibawah ini. meskipun belum sempurna. Di samping Tabel 3. Bunyi Konsonan Aisyah Usia 2 Tahu 2 Bulan Titik cara Bilabial Alveolar artikulasi Alveolar Velar Glotal Palatal Hambat p t b d Frikatif K S Nasal m n O Getar Lateral l Semivokal w Y banyak Deskripsi Data Berdasarkan data yang mengetahui memproduksi bermacam-macam diperoleh dari subjek peneliti bahwa fonem semua bunyi vokal sudah muncul, berbagai macam arti kata-kata yang pada bunyi konsonan belum semua diucapkannya. muncul dan kadang-kadang ada bunyi mengucapkan pemerolehan fonologi konsonan Aisyah di awal kalimat yang dan bisa membedakan Kesanggupan masih sekitar bunyi-bunyi dihilangkan, ada pula bunyi konsonan vokal /m/, p / pada kata /mami/ dan yang /papi/. diganti dengan konsonan Kalimat ini sering lainnya. Data diatas menunjukkan diungkapkan ketika memanggil ibu perkembangan bahwa dengan umur dan ayahnya ketika sedang bermain di dua tahun dua bulan, Aisyah sudah dalam rumah atau dalam situasi 308 Pemerolehan Fonology . . . Herlina dimanapun ketika bersama orang akhir kata seperti kata [ati – ati] tuanya, seperti ketika mau makan, ‘Hati-hati’ ketika melihat kakaknya mau tidur, mau mandi, ketika rewel mewarnai dan semua kata–kata ini diungkapkan krayon dan mengungkapkan kata secara spontan. ‘Ati-ati layonnya patah’. Pada bunyi buku gambar dengan Konsonan hambat bilabial [p] konsonan hambat alveolar [d] sudah sudah muncul pada kata [pohon], muncul walaupun terdengar belum kalimat ini muncul ketika ibunya jelas, pada saat bermain dengan membersihkan temannya di teras rumah, Aisyah halaman sekitar rumah. mengajak temannya, ‘Dudu di cini’ Ibu : “Aisyah, jangan kesini pohon [duduk di sini] sambil menarik tangan jambu banyak semutnya”. temannya untuk melihat gambar yang Aisyah : “Pohonnya, anyak cemut?” sudah di warnai oleh kakaknya. [Pohon jambu banyak semutnya] Aisyah Aisyah meniru kembali kata pohon menghilangkan yang diucapkan ibunya. velar [k] yang berada pada akhir kata Ibu : “Aisyah mandi baru nonton ‘duduk’ yah?” mengucapkannya konsonan dengan hambat Bunyi nasal bilabial [m] sudah Aisyah : “Mmau (tidak mau) sambil kedengaran seperti [mam] ‘makan’, berlari kedalam rumah”. ‘Mama mau mam’ [makan], ‘Mama Ibu Aisya : “Aisyah mau makan apa?” mau makan’. Sedangkan kata [ayam] : “Yam ... goleng, dengan muncul ketika Aisyah ditanya mau makan apa? suara agak keras”. Bunyi hambat bilabial ‘Yam’. Bunyi nasal (b) alveolar [n] sudah kedengaran jika jelas berada di tengah dan akhir kata misalanya kata [buang] ‘Buang’ kata seperti pada kata [alontu] ‘balonku’ ini muncul ketika Aisyah sedang ketika Aisyah menghadiri acara ulang makan pisang dan senang membuang tahun temannya dan menyayikan lagu kulitnya sendiri ke tempat sampah, ‘balonku’ ‘Alontu ada ua, lupa-lupa bunyi hambat alveolar yaitu [t] sudah warnanya’ dst. dapat diujarkan dengan muncul baik pada awal, tengah dan 309 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016 Bunyi nasal velar [] sudah belum muncul maka kata [olong] mulai kedengaran walaupun masih ‘tolong’ [ aksi] ‘taxi’ dia mengganti sedikit dan bila berada di tengah dan bunyi frikatif velar [x] dengan bunyi akhir kata misalnya pada kata [aan] afrikat [s] . Reduplikasi ‘jangan’, [bu:lu] ‘burung’ , [ndo] sudah ‘gendong’. Konsonan frikatif [s] kedengaran sudah muncul walaupun baru pada masih sedikit seperti pada saat akhir kata seperti [pis] ‘pipis’. [abis] peneliti membawa Aisyah ke Jakarta ‘habis’ ketika Aisyah selesai minum dan membawa jalan jalan ke ancol susu, masih melihat pertunjukan lumba-lumba, menggunakan dot sambil berbaring Aisyah menunjuk ke lumba-lumba jika botol susunya sudah kosong dan mengucapkan [ita-ita becal] Aisyah mengucapkan [abis] ‘habis’, ‘ikan-ikan besar’ maksudnya lumba- minum susu Didalam pemerolehan bunyi walaupun mulai jumlahnya lumba, peneliti memberitahu bahwa frikatif glotal [h] baru terdengar pada itu akhir kata seperti [mbuh] ‘sembuh’ mengikuti ucapan peneliti [itang [utih] ‘putih’. Bunyi getar [r] belum lumba-lumba]. muncul dan sering diganti dengan diragukan lateral [l] seperti pada kata [bulung] kinestik, ‘burung’, komprehensi, tetapi kadang-kadang ikan lumba-lumba Hal karena ini Aisyah tidaklah perkembangan perkembangan muncul bunyi getar [r] bila berada d fonologi akhir kata seperti pada kata [ular] berkembang. dan Aisyah perkembangan akan terus ‘ular’. Bunyi semivokal alveopalatal Ditinjau dari segi fonologi [y] sudah mulai kedengaran walaupun fonem-fonem yang dikuasai oleh masih jarang dan jika berada di anak pada awal pemerolehan fonologi tengah seperti pada [ ayam] ‘ayam’. ternyata berhubungan erat dengan Bunyi semivokal bilabial [w] sudah perkembangan neurofisiologi anak, kedengaran walaupun jika berada proses tahap-tahap perkembangan, pada tengah kata seperti pada [ awat] maupun unsur-unsur bahasa yang ‘ pesawat’. Bunyi frikatif velar [x] sedikit demi sedikit dikuasai oleh 310 Pemerolehan Fonology . . . Herlina anak sehingga dapat dikatakan bahwa velar [] sudah mulai kedengaran pemerolehan pada beberapa kata apabila berada di bahasa itu bersifat universal. tengah dan akhir kata. Semivokal Pemerolehan fonologi alveopalatal [y] dan bunyi semivokal khususnya bunyi konsonan hambat bilabial [w] sudah mulai kedengaran bilabial [p] pada posisi awal dan apabila berada di tengah kata dan tengah, bunyi hambat bilabial lainnya jumlahnya masih sedikit. Hal ini yaitu [b] sudah dibunyikan dengan dapat terjadi karena pemerolehan jelas oleh Aisyah. Bunyi hambat leksikon yang mengandung kedua alveolar yaitu [t] sudah muncul, bunyi konsonan tersebut masih sangat sedangkan bunyi hambat alveolar terbatas untuk anak yang baru berusia lainnya [d] sudah dibunyikan dengan dua jelas. Jadi bunyi-bunyi konsonan pemerolehan tersebut diatas sesuai dengan teori berkaitan Jacobson (2000;21) yang mengatakan leksikon. tahun dua bulan karena fonologi sangat dengan pemerolehan bahwa dengan adanya persamaan dalam suatu bunyi-bunyi bahasa KESIMPULAN tertentu itu sesuai dengan bagianbagian pemerolehan bahasanya. Setelah hasil data menganalisis dari diperoleh bahwa bahasa dalam Anak memperoleh bunyi-bunyi itu pemerolehan melalui suatu cara yang konsisten dan pemerolehan fonologi pada anak pemerolehan bunyi pun berjalan umur dua tahun dua bulan khususnya serasi dengan kodrat bunyi itu sendiri. Aisyah sebagai Bunyi-bunyi konsonan tersebut sudah pemerolehan mulai muncul pada anak umur 2,0. berkaitan erat dengan pemerolehan Bunyi nasal bilabial [m] leksikon. muncul subjek penelitian, fonologi Aisyah pada semua posisi baik di awal, Dari data yang diperoleh ada tengah, maupun di akhir kata. Begitu bunyi yang muncul karena meniru pula bunyi nasal alveolar [n] sudah ucapan orang dewasa dan ada juga kedengaran di bunyi yang muncul dari kata yang tengah dan di akhir kata, Bunyi nasal diperoleh setelah melihat bendanya, walaupun berada 311 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016 kemudian ada yang muncul secara Bunyi-bunyi yang spontan sesuai dengan situasi atau diungkapkan ada yang sudah muncul muncul karena kegiatan yang sering dan dilakukan oleh Aisyah di lingkungan pemerolehan fonologi. Bunyi-bunyi sekitarnya sehingga sudah pernah tersebut mengalaminya, atau sekitarnya karena bunyi inilah yang tidaknya suatu bunyi untuk menjadi menentukan bahwa bahasa yang bagian dari fonologi yang diterima sedang dikuasai oleh seorang anak anak oleh datang dari dalam dirinya, artinya dari masukan yang diterima oleh anak itu kemampuan neurofisiologis anak itu sendiri. sendiri. berlanjut memang ditentukan Masukan-masukan inilah juga yang dapat menentukan bahasa mana belum berasal Di muncul dari samping pada lingkungan ujaran-ujaran yang akhirnya diperoleh oleh anak yang telah diperoleh Aisyah didalam tersebut. pemerolehan fonologinya Pada umur dua tahun dua temuan penelitian dalam ini, maka bulan pemerolehan bahasa Aisyah penelitian ini dapat disimpulkan mengalami dari bahwa seorang anak dalam masa memproduksi pertumbuhan yang tidak mengalami perubahan pemerolehan fonologinya, morfologis sintaksisnya yang dan telah dibahas cacat fisik dan mental (normal) anak itu mampu memperoleh bahasa dalam pembahasan. Dalam penelitian pertama pemerolehan jaringan otak anak tersebut tidak fonologi dapat dan juga jika saraf disimpulkan bahwa umur dua tahun mengalami dua bulan, Aisyah yang mengalami pertumbuhannya. masa pertumbuhannya Aisyah sudah lingkungan memaksa anak untuk bisa mengucapkan mengucapkan sesuatu, jika program yang dapat lingkungannya fonem-fonem disesuaikan genetiknya belum dalam Walaupun siap untuk dapat digunakan maka tidaklah mungkin mengucapkan benda-benda disekitar anak dapat melakukannya, walaupun lingkungannya. demikian bunyi-bunyi yang diperoleh 312 dan dengan gangguan dan Pemerolehan Fonology . . . Herlina anak tetap saja berasal dari lingkungannya. Didalam produksi pemerolehan bahasa anak. Meskipun kecil pengaruhnya dalam perkembangan ilmu linguistik, di dalam hasil kejiwaan, peranan gizi yang telah penelitian ini akan terlihat bahwa dikomsumsi serta lingkungan sangat lingkungan berpengaruh dan berperan penting penting dalam pemerolehan fonologi dalam pertumbuhan mental dan fisik bagi anak bersusia dua tahun dua serta motorik serta neurologi anak bulan khususnya Aisyah. itu sangat berperan khususnya di dalam pemerolehan dan DAFTAR PUSTAKA Chomsky, N. 1975. Reflections of Language. New York: Pantheon Books. Dardjowidjoyo, Soenjono, 2000. Echa: Kisah Pemerolehan Bahasa Anak Indonesia. (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Fieldman, R.S. 1997. Essential of understanding Psychology. New York: (McGraw-Hill Companies. Fletcher,P.& Garman,M. Language Acquisition.1985.(Cambridge:Ca mbridge University Press, Gleason, Jean Berco, & Nan Berstein Ratner (eds) 1998. Psycholinguistics, Forth Worth: (Harcourt Brace College Publishers). Goodman. Ilana and Lesly Wade. 2010. America’s Early Childhood (http://www.oregon.gov/osl/LD/y outhsvcs/readinghealthy.families/ Research.AmericasEarlyChildhoo d Literacy Gap.pdf), (diakses 10 Maret 2016). Gregory, R.J. 2000. Psychological Testing: History, Principle and Application.. Boston: Ingram, David 1989 First Language Acquisition Method, Description, and explanation.Cambridge University Press, Ingram, D. and Stern (1989). Phonological disability in children. 2nd Ed. London: Cole and Whurr Ltd. Kuhl, P., Conboy, B., 2008. Phonetic learning as a pathway to language: New data and native language magnet theory expanded (NLMe). Philosophical Transactions B, 363: 979-1000. 313 JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI Volume 10 Edisi 2, November 2016 Lyons John , 1995. Pengantar Teori Linguistik. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Moleong, Lexy,J. 1993. Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Monks,F.J., Knoes,A.M.P, & Haditono, S.R. 2004. Psikologi perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya: Yokyakarta: Gadjah Mada University Press,) 314 Renzulli, J.S.& Reis,S. M. 1985. The Schoolwide enrichment model: A comprehensive Plan for Educational Exellence. (New York: Creative Scarborough , 2008, Developing Early Literacy Report of the National Early Literacy Pane I-A Scientific Synthesis of Early Literacy Development and Implications for Intervention, (http://lincs. ed. gov/ publications/ pdf/ Nelp Report. Pdf).