BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sarana utama dalam berkomunikasi antar sesama manusia. Sebagian besar mengambil bentuk lisan/ tertulis, dan verbal/ ucapan. Tanpa bahasa, manusia akan kesulitan menyampaikan informasi kepada sesamanya. Dalam konteks mempelajari bahasa secara verbal, maka kita perlu mengetahui dasar dari fonologi, yaitu ilmu yang mempelajari penciptaan bunyi dalam suatu bahasa. Menurut Michael Dobrolovsky dan Ewa Czaykowska-Higgins dalam buku Contemporary Linguistics: An Introduction (2001: 15), fonologi adalah ilmu yang mempelajari bagian dari gramatikal bahasa yang menentukan pemilihan bunyi kalimat dan mengatur baik pola suara dan variasi sistematika fonetik dalam suatu bahasa. Dalam fonologi terdapat 2 cabang utama, yaitu fonetik dan fonemik. Fonetik menurut Tjandra dalam bukunya Fonologi Jepang (2004: 1.) diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dan memberi kejelasan tentang bunyi-bunyi bahasa secara objektif. Dalam prakteknya baik menurut Tjandra maupun Yoshio Saito dalam bukunya 言語学の入門 (2013: 23) fonetik kemudian bisa dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditorial. Fonetik artikulatoris merujuk kepada fungsi alat-alat ucap dalam pembentukan bunyi bahasa, fonetik akustik merujuk kepada penelitian ciri akustik khusus dalam bunyi bahasa, sementara fonetik auditorial merujuk kepada bagaimana pendengar bunyi bahasa menangkap dan memahami bunyi bahasa tersebut. Fonemik di lain pihak menurut Tjandra (2004) bisa dibagi menjadi dua unsur, yaitu unsur segmental, yang didalamnya termasuk juga vokal, konsonan, dan penjelasan mengenai bunyi bahasa dan alofon, serta unsur 1 2 suprasegmental, yang didalamnya termasuk juga aksen/ nada, jeda, intonasi dan prominen/ penekanan. Seiring dengan panjangnya sejarah investasi asing di Indonesia, termasuk juga Jepang, perusahaan-perusahaan asing tersebut sudah sejak lama menempatkan karyawan-karyawannya untuk menjalin hubungan bisnis dan menjalankan proyek tender di Indonesia. Dengan demikian pegawai dari perusahaan-perusahaan negara asing mulai berminat untuk mempelajari Bahasa Indonesia untuk berbagai alasan, mulai dari untuk berkoordinasi dalam pekerjaan hingga untuk kehidupan sehari-hari agar lebih membaur dan komunikatif dalam masyarakat. Akan tetapi, sebagai orang yang bukan berbahasa asli Indonesia, mereka tetap mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, terutama secara verbal communication/ komunikasi lewat ucapan, tidak lain karena perbedaan tata bunyi bahasa mereka dengan Bahasa Indonesia. Jepang adalah salah satu dari negara asing yang ikut menanamkan modalnya di Indonesia dan turut memainkan peran dalam menunjang perekonomian Indonesia, dan oleh karena itu jumlah pegawai ekspatriat yang ditempatkan di Indonesia cukup banyak. Sebagian dari mereka turut membawa serta keluarga mereka dan menyekolahkan anak mereka di Indonesia, sehingga tidak jarang seluruh anggota keluarga turut mempelajari sedikit demi sedikit Bahasa Indonesia untuk alasan yang telah disebut diatas. Bahasa Indonesia memiliki beberapa keunikan dibanding dengan Bahasa Jepang, diantaranya dengan adanya fonem /ə/ seperti dalam kata [pəntiŋ], [səlamat], dan [pəraŋ]. Demikian juga dalam kata berimbuhan [pəan], [pər-an], dan [pəm-an]. Di Bahasa Jepang tidak ada fonem /ə/, Bahasa Indonesia juga memiliki konsonan /χ/ seperti yang dipakai dalam kata [χusus] dan [χidmat] yang tidak dimiliki Bahasa Jepang. Di lain pihak, Bahasa Jepang memiliki vokal dan konsonan panjang, serta memiliki palatalisasi konsonan, dimana konsonan bisa memiliki bunyi palatal semi vokal /y/ dan muncul di depan vokal /a/, /u/, dan /o/. Dalam Bahasa Indonesia sebenarnya tidak diakui adanya palatalisasi konsonan. 3 Satu lagi contoh permasalahan yang penulis bisa identifikasikan adalah perbedaan antara fonem /c/ dan /j/ dalam Bahasa Indonesia dibandingkan dengan fonem yang sama dalam Bahasa Jepang, dimana /c/ dan /j/ dalam Bahasa Indonesia bernilai fonetik sebagai konsonan afrikat alveolar-palatal, sedangkan dalam Bahasa Jepang bernilai fonetik sebagai afrikat-palatal. Perbedaan ini berarti bunyi /c/ dan /j/ dalam Bahasa Indonesia berbunyi berbeda dibanding dalam Bahasa Jepang. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan penulis di atas, penulis memilih untuk membandingkan tata bunyi Bahasa Jepang dengan Bahasa Indonesia sehari-hari yang dipakai di BINUS University sebagai tema untuk keperluan penelitian skripsi ini. 1.2 Rumusan Permasalahan Untuk skripsi ini, tema yang akan penulis bahas adalah perbandingan tata bunyi dalam Bahasa Jepang dengan tata bunyi Bahasa Indonesia. Masalahnya terdapat pada perbedaan ucapan, khususnya pada perbedaan vokal dan konsonan Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia yang diketahui dari pengalaman belajar penulis. Penulis juga dalam skripsi ini tidak mempermasalahkan perbedaan konsonan tunggal dengan konsonan rangkap. 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah perbandingan antara tata bunyi Bahasa Jepang standar dan Bahasa Indonesia seperti yang dipakai di BINUS University. Berhubung BINUS University berdomisili di wilayah Jakarta, maka Bahasa Indonesia di daerah Jabodetabek menjadi Bahasa Indonesia yang penulis pakai untuk penelitian skripsi ini. Selain untuk memudahkan pengambilan data sehingga tidak harus mencari orang-orang 4 dari daerah luar Jakarta, Bahasa Indonesia daerah Jabodetabek telah menjadi Bahasa Indonesia yang standar dipakai di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Pada bagian ini juga penulis sekadar mengingatkan, bahwa Bahasa Indonesia wilayah Jabodetabek yang dimaksud penulis adalah bukan sebagai dialek/ logat Betawi, melainkan sebagai Bahasa Indonesia standar yang dipakai di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Proses yang penulis lakukan untuk menyusun skripsi ini adalah mencari buku-buku referensi untuk menunjang analisis data penulis, serta mengumpulkan rekaman pelafalan dari informan-informan yang penulis pilih. Untuk daftar tata bunyi Bahasa Jepang dicari melalui buku-buku, sementara data utama untuk tata bunyi Bahasa Indonesia didapat dari rekaman pelafalan vokal dan konsonan Bahasa Indonesia berhubung minimnya data mengenai tata bunyi Bahasa Indonesia yang bisa didapat lewat buku. Untuk rekaman pelafalan, penulis pertama-tama akan membuat daftar kata yang memuat semua vokal dan konsonan dalam Bahasa Indonesia untuk kemudian diberikan ke informan, yang selanjutnya akan diminta kerjasamanya untuk melafalkan vokal dan konsonan dari daftar kata tersebut sembari penulis rekam data suaranya untuk dijadikan data utama vokal dan konsonan Bahasa Indonesia dalam penelitian ini. Setelah data-data tersebut didapat, maka tahap penelitian selanjutnya adalah dengan membuat perbandingan antara daftar konsonan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang yang telah penulis buat. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mencari tahu apa saja perbedaan tata bunyi Bahasa Jepang dengan Bahasa Indonesia. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memahami perbedaan dalam tata bunyi yang dihadapi orang-orang Jepang dalam belajar tata bunyi bahasa Indonesia, tidak hanya oleh penulis sendiri dan adik-adik kelas penulis, 5 namun juga untuk kepentingan pengetahuan khalayak umum dan orang Jepang yang berminat belajar Bahasa Indonesia sehingga mereka bisa memahami dengan lebih jelas perbedaan tata bunyi yang dialami orang-orang Jepang secara umum dalam belajar pelafalan bahasa Indonesia dan begitu juga sebaliknya. 1.5 Tinjauan Pustaka Di bawah ini adalah daftar jurnal yang penulis baca untuk proses pengumpulan korpus data dan ringkasan bagian yang penulis baca: - Wahyuni, Sri, dan Putra, Reyza Y. dan Usman, Amir Hakim (2010) Fonologi Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang: Analisis Kontrastif. Lembaga Penelitian Universitas Andalas. (Online). Diakses 5 Agustus 2015 dari http://repository.unand.ac.id/5016/; Di jurnal ini juga fonologi Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang diperbandingkan, hanya saja yang diperbandingkan adalah jumlah dan distribusi vokal dan konsonan yang terdapat pada masing-masing bahasa, selain itu fonem vokal dan konsonan asli maupun serapan dari kedua bahasa juga diperhitungkan. - Winingsih, Irma (2010) Analisis Sistem Fonologi Kosa Kata Benda Bahasa Jepang. Universitas Dian Nuswantoro. (Online). Diakses 18 Januari 2016 dari http://dinus.ac.id/wbsc/assets/dokumen/majalah/Analisis_Sistem_Fonologi_ Kosa_Kata_Benda_Bahasa_Jepang.pdf; Jurnal ini membahas analisis fonologi pada kata benda dalam Bahasa Jepang dengan cara separating procedure dan uniting procedure. Dalam analisis ini yang diteliti adalah persebaran fonem dan alofon pada kosa kata benda hanya dalam Bahasa Jepang dan tidak membuat perbandingan dengan fonem dan alofon kosa kata benda Bahasa Indonesia. 6