BROADCAST MESSAGE SEBAGAI MEDIA INTERNAL

advertisement
BROADCAST MESSAGE SEBAGAI MEDIA INTERNAL PERUSAHAAN
(Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Peran Broadcast Message Sebagai
Media Internal Humas di PT Pertamina Drilling Service Indonesia)
Ahmad Syarif Hasan Ridho
(100904076)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Broadcast Message Sebagai Media Internal Perusahaan
(Studi Deskriptif Tentang Peran Broadcast Message Sebagai media internal
Humas di PT Pertamina Drilling Service Indonesia). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui peran broadcast message sebagai media komunikasi
internal dan eksternal, sebagai ajang komunikasi khusus antar karyawan, sebagai
media pelatihan dan pendidikan dalam bidang tulis bagi karyawan, dan sebagai
nilai tambah bagi Humas. Lokasi Penelitian ini adalah di kantor PT Pertamina
Drilling Service Indonesia di Jalan Matraman Raya nomor 87, Jakarta Timur.
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015. Metode dalam
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
karyawan kantor PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) di Jakarta yang
berjumlah 214 orang. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus
Arikunto 15% dan diperoleh sampel sebanyak 32 responden. Penarikan sampel
pada penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui tiga cara, yakni
kuesioner dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian, peran broadcast
message sebagai media komunikasi internal dan eksternal dianggap berhasil.
Selain itu, broadcast message memiliki peran sebagai ajang komunikasi khusus
antar karyawan, dan sebagai nilai tambah bagi Humas PT PDSI.
Kata kunci : Media Internal, Broadcast Message, Public Relation Internal, PT
PDSI.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan teknologi komunikasi sekarang dan munculnya internet
sebagai media baru menyebabkan bentuk-bentuk media internal pun berubah
secara kondisional, salah satunya surat manajemen untuk karyawan yang sekarang
menggunakan web dan email. Metode ini sudah digunakan salah satunya di PT
Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI).
PT PDSI merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina yang khusus
membidangi jasa-jasa pengeboran energi alam, seperti minyak dan gas. PT PDSI
didirikan pada tahun 2008 dan sejak itu pula mereka menggunakan email sebagai
salah satu media internalnya yang mereka sebut dengan Broadcast message. Pada
awalnya kemunculan Broadcast message sebagai media internal di PT PDSI
1
digagas oleh bagian IT yang kemudian diambil alih oleh bagian Sekretaris
perusahaan. Broadcast message dikelola langsung oleh divisi humas yang
merupakan bawahan dari sekretaris perusahaan PT PDSI dan ditujukan langsung
kepada karyawan-karyawan melalui email masing-masing karyawan. Broadcast
message PT PDSI ini bertujuan untuk lebih mempercepat proses penyebaran info
penting yang harus segera diketahui yang ada di internal PT PDSI kepada seluruh
karyawannya, baik yang di pusat maupun yang di daerah, karena akan
membutuhkan waktu lebih lama apabila penyebarannya melalui media cetak yaitu
bulletin PT PDSI yang juga merupakan media internal PDSI yang lain selain
Broadcast message.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut
: “Bagaimanakah peran Broadcast message sebagai media internal di PT
Pertamina Drilling Service Indonesia Jakarta?”
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Broadcast message
sebagai media komunikasi internal dan eksternal.
2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Broadcast message
sebagai ajang komunikasi khusus antar karyawan.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Broadcast message
sebagai sarana media untuk “pelatihan dan pendidikan” dalam bidang tulis
menulis bagi karyawan.
4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Broadcast message
sebagai nilai tambah bagi PR untuk menerbitkan in house journal yang
bermutu
URAIAN TEORITIS
Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari
kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau
communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama
(communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan
akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa
suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi,
definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara
berbagai hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “kita berbagi pikiran”, kita
mendiskusikan makna”, dan “kita mengirimkan pesan” (Mulyana, 2008:46).
Public Relations
Public Relations adalah salah satu bidang ilmu komunikasi praktis, yaitu
penerapan ilmu komunikasi pada suatu organisasi/perusahaan dalam
melaksanakan fungsi manajemen. Public Relations berfungsi menumbuhkan
2
hubungan baik antara segenap komponen pada suatu lembaga/perusahaan dalam
rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan pertisipasi. Semua
ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan goodwill (kemauan baik)
publiknya, serta memperoleh opini publik yang menguntungkan (alat untuk
menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan baik dengan publik) (Soemirat,
2004 : 12).
Istilah Public Relations atau disingkat PR, yang di Indonesia secara umum
diterjemahkan menjadi Hubungan Masyarakat atau disingkat menjadi Humas, kini
tampak semakin berkembang, baik dalam kegiatan operasionalisasinya, di
pemerintahan ataupun lembaga-lembaga dan perusahaan swasta. Sangat boleh jadi
karena terjemahannya itu dirasa kurang tepat, maka penggunaan istilahnya pun
tidak seragam. Ada yang mempertahankan istilah aslinya (Public Relations), ada
juga yang menggunakan terjemahannya (Humas) (Suhandang, 2012:15).
Berbicara mengenai pengertian Public Relations, dilihat dari sudut
etimologi kata, maka peristilahan Public Relations merupakan gabungan dari dua
kata yaitu “public” dan “relations”. Kata “public” yang ada dalam “public”
relations merupakan peminjaman istilah dari ilmu sosiologi. Oleh karenanya
public adalah sekelompok individu yang terikat oleh suatu masalah, kemudian
timbul perbedaan pendapat terhadap masalah tadi dan berusaha untuk
menanggulangi persoalan tadi dengan jalan diskusi sebagai jalan keluarnya.
Terhadap pemakaian istilah “relations”, pada dasarnya mempunyai arti hubungan
atau relasi yang timbal balik antara publik yang berkepentingan. Huruf “s”
dibelakang istilah relations, pada hakekatnya berfungsi untuk menunjukkan
kepada identitas, ciri-ciri karakteristik dari Public Relations (Djaja, 1985 : 9).
PR menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang
bersifat komersial maupun yang non-komersial. Kehadirannya tidak bisa dicegah,
terlepas dari kita menyukainya atau tidak. Dalam kalimat lain, anda tidak bisa
memutuskan untuk secara sengaja menghadirkan atau mengusir kehumasan.
Dengan demikian, Humas itu senantiasa muncul diluar kendali anda. Sebenarnya
apa yang biasa disebut dengan Humas atau PR terdiri dari semua bentuk
komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa
saja yang menjalin kontak dengannya. Setiap orang pada dasarnya juga selalu
mengalami Humas.
Media Internal
Media Internal merupakan salah satu sarana komunikasi, yang dapat
digunakan untuk menyampaikan berbagai informasi dari suatu organisasi kepada
khalayak. Dalam berhubungan dengan stakeholders, berbagai saluran komunikasi
dibutuhkan Humas, termasuk didalamnya adalah penggunaan media internal.
Humas, sebagai sebuah fungsi manajemen, senantiasa berupaya menjalin
komunikasi dengan berbagai pihak terkait, sehingga organisasi itu mendapat
dukungan dari publik atau stakeholdersnya sesuai dengan harapan pimpinan atau
pengelola suatu organisasi (Ruslan, 1999:155).
Prinsip-prinsip pengelolaan media internal dalam beberapa hal sama
dengan media komunikasi pada umumnya. Yang pertama, berkaitan dengan
pemilihan isu atau informasi aktual, yang menarik atau „dekat‟ dengan kehidupan
3
khalayak/pembaca. Disini, prinsip proximity, sebagaimana yang didengungkan
dalam perspektif komunikasi, menjadi acuan dalam penyajian informasi untuk
pembaca. Tak beda dengan sebuah album, pembaca akan tertarik membuka
media itu, manakala potret dirinya atau yang terdekat dengan
kepentingan, terekam/terwakili melalui media itu. Kedua, penggunaan pesan atau
bahasa untuk media internal pun harus jelas, menarik sehingga mudah dipahami
oleh khalayak. Pemakaian ilustrasi seperti gambar, foto dan sebagainya tentu akan
mendukung daya tarik pembaca. Begitupun menyangkut design, termasuk layout,
jenis dan warna huruf yang digunakan, merupakan hal-hal yang mendukung daya
tarik media internal. Ketiga, pengelolaan media internal pun harus mengindahkan
atau mematuhi prinsip-prinsip etika jurnalistik, misalnya dalam pemakaian bahasa
atau gambar yang sopan, yang tidak menyinggung perasaan atau prinsip
kesusilaan. Keempat, yang juga tidak kalah penting adalah konsistensi waktu
penerbitan. Tentu, agar semua itu terwujud, sangat diperlukan dukungan tenaga
pengelola media internal yang profesional.
New Media
New media (media baru) merupakan perkembangan baru dari media-media
yang telah digunakan manusia. Karakternya yang merupakan bentuk digital tentu
memudahkan dalam bertukar informasi dan berbagai kegiatan lainnya. New media
merupakan sarana perantara yang baru. Baru dalam arti disini dilihat dari segi
waktu,manfaat, produksi, dan distribusinya dan terbentuk dari interaksi antara
manusia dengan komputer dan internet secara khusus. New media merupakan
sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi digital yang
terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Contohnya: internet, program
televisi, film, majalah, buku, dan lain-lain.
Internet sendiri telah membuat revolusi dunia komputer dan dunia
komunikasi yang tidak pernah diduga sebelumnya. Penemuan telegram, telepon,
radio, dan komputer merupakan rangkaian kerja ilmiah yang menuntun menuju
terciptanya internet yang lebih terintegrasi dan lebih berkemampuan dari pada
alat-alat tersebut. Internet memiliki kemampuan penyiaran ke seluruh dunia,
memiliki mekanisme diseminasi informasi, dan sebagai media untuk
berkolaborasi dan berinteraksi antara individu dengan komputernya tanpa dibatasi
oleh kondisi geografis.
Kerangka Konsep
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Karakteristik Responden
2. Broadcast message
3. Peran
4
Operasional Variabel
Tabel 2.1
Variabel Penelitian
Variabel Teoritis
Variabel Operasional
Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
b. Usia
c. Lama Bekerja
Broadcast message
a.
b.
c.
d.
Peran
Penggunaan bahasa
Isi berita
Tampilan/desain
Frekuensi pengiriman
a. Sebagai media komunikasi
internal dan eksternal
b. Sebagai ajang komunikasi
khusus antar karyawan
c. Sebagai sarana media untuk
pelatihan dan pendidikan
dalam bidang tulis menulis
bagi karyawan
d. Sebagai nilai tambah Public
Relations untuk menerbitkan
in house journal yang
bermutu
METODOLOGI PENELITIAN
Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah di Kantor Pusat PT Pertamina
Drilling Service Indonesia di Jalan Matraman Raya nomor 87, Jakarta Timur.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dengan studi deskriptif kuantitatif. Dimana peneliti menggambarkan peristiwa
dari objek tertentu. Artinya data harus dikumpulkan, diolah dan dianalisis dalam
bentuk angka-angka dan lebih mencari kebenaran melalui logika matematika dan
statistika. Penelitian kuantitatif ini hanya bertujuan untuk menggambarkan
keadaan gejala sosial apa adanya, tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada.
Sedangkan Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuesioner.
5
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan di Kantor Pusat PT
Pertamina Drilling Service Indonesia di Jalan Matraman Raya nomor 87, Jakarta
Timur yang berjumlah 214 orang.
Sampel
Berhubung peneliti memiliki keterbatasan dalam hal dana, waktu dan
tenaga, maka dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 15% dari total
populasi, yaitu sebagai berikut :
Jumlah Sampel
= 15% x Jumlah populasi
= 15% x 214 orang
= 32 orang
Teknik Penarikan Sampel
Dalam penelitian ini, teknik penarikan sampel yang digunakan adalah Teknik
Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Teknik Pengumpulan Data
1. Metode kuesioner
2. Metode penelitian kepustakaan.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisa dalam satu tahap,
yaitu Analisis Tabel Tunggal
HASIL DAN PEMBAHASAN
Broadcast message
No Intensitas
F
%
1
1 kali
0
0
2
2 kali
0
0
3
3 kali
0
0
4
Lebih dari 3 kali
32
100
32
100
Total
Tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan kantor pusat PT Pertamina
Drilling Service Indonesia sering mendapatkan broadcast message. Hal itu dapat
dilihat dari data diatas yang menunjukkan sebanyak 32 responden atau seluruhnya
yang mendapatkan broadcast message lebih dari 3 kali. Tidak ada responden yang
menjawab menerima broadcast message hanya 1 kali, 2 kali, maupun 3 kali. Hal
ini juga menunjukkan bahwa tingkat penerimaan broadcast message rata-rata
minimal seminggu. Broadcast message memiliki posisi penting sebagai media
internal di kantor pusat PT Pertamina Drilling Service Indonesia.
6
Pendapat Tentang Frekuensi Broadcast message
No
Komentar
F
%
1
Tidak Tepat
0
0
2
Cukup Tepat
2
6,2
3
Tepat
19
59,4
4
Sangat Tepat
11
34,4
Total
32
100
Tabel diatas menunjukkan pendapat responden tentang frekuensi
broadcast message. sebanyak 19 responden atau 59.4% dari total responden
menjawab frekuensi broadcast message sudah tepat dan kemudian ada 34,4%
responden menjawab sangat tepat dan tidak ada responden yang menjawab tidak
tepat. Peneliti menyimpulkan bahwa frekuensi broadcast message yang termasuk
dalam kategori sering, yaitu lebih dari 3 kali dirasakan sudah sesuai oleh seluruh
responden. Hal ini juga berarti broadcast message yang frekuensi pengiriman
dalam seminggu sekali dirasa sudah sesuai oleh para karyawannya.
Peran
Menyampaikan Pesan Ke Karyawan
No Penilaian
F
%
1
Sangat Tidak Setuju
0
0
2
Tidak Setuju
0
0
3
Setuju
28
87,5
4
Sangat Setuju
4
12,5
Total
32
100
Sebagai media internal, broadcast message berfungsi sebagai penyampai
pesan kepada karyawan internal PT PDSI. Info seperti tips pekerjaan, pemindahan
jabatan, pencapaian yang telah diraih PT PDSI, dan event yang diadakan PT PDSI
yang penting untuk diketahui oleh seluruh karyawan kantor pusat PT PDSI
disebarkan oleh broadcast message sehingga para karyawan tetap update tentang
info seputar PT PDSI. Misalnya ketika Karen Agustiawan mengundurkan diri dari
Direktur Utama Pertamina beberapa waktu lalu, info tersebut langsung disebarkan
kepada seluruh karyawan PT PDSI melalui broadcast message. Tabel 4.17
menampilkan peran dari broadcast message untuk menyampaikan pesan ke
karyawan internal PT PDSI. Sebanyak 32 dari total responden atau sebesar 100%
menyatakan bahwa setuju dan sangat setuju broadcast message memiliki peran
untuk menyampaikan pesan kepada karyawan. Data diatas juga menunjukkan
bahwa tidak ada karyawan yang tidak setuju dengan anggapan bahwa broadcast
message tidak memiliki peran sama sekali sebagai media untuk penyaluran
informasi. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa broadcast message
merupakan salah satu media utama sebagai sumber informasi bagi karyawan PT
PDSI.
7
Peran Menyampaikan Pesan Ke Publik Luar
No Penilaian
F
%
1
Sangat Tidak Setuju
0
0
2
Tidak Setuju
2
6,3
3
Setuju
25
78,1
4
Sangat Setuju
5
15,6
Total
32
100
Tabel diatas menampilkan pendapat responden mengenai peran broadcast
message sebagai media untuk menyampaikan pesan ke publik luar. Sebagai salah
satu media internal yang digunakan PT PDSI, penting bagi broadcast message
untuk menyampaikan informasi atau pesan kepada publik luar. Publik luar yang
dimaksud adalah orang-orang yang berada di luar ataupun yang tidak bekerja
kantor pusat PT PDSI di Jakarta. Sebesar 30 responden atau sebesar 93,7% dari
total responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa peran broadcast
message adalah untuk menyampaikan pesan kepada publik luar perusahaan. Hal
ini dapat ditarik kesimpulan bahwa broadcast message merupakan sarana yang
digunakan untuk dapat berkomunikasi dengan publik diluar perusahaan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan, maka dari seluruh hasil
penelitian dapat dikemukakan beberapa kesimpulan antara lain :
1. Peran broadcast sebagai media komunikasi internal dianggap berhasil
dijalankan oleh broadcast message.ini dapat dilihat dari reaksi responden
yang menjawab setuju bahwa broadcast message PT PDSI merupakan
sumber informasi internal bagi karyawan PT PDSI.
2. Peran sebagai ajang komunikasi khusus antar karyawan. Beberapa jenis
informasi yang berhubungan dengan kepentingan karyawan selalu
disebarkan melalui broadcast message. Contohnya adalah ucapan selamat
ulang tahun, informasi mengenai adanya pegawai baru, informasi
mengenai kegiatan olahraga yang dilaksanakan PT PDSI, dan
menyampaikan ucapan duka cita antar karyawan. Broadcast message
dalam peran sebagai ajang komunikasi khusus antar karyawan sangat
diapresiasi oleh karyawan PT PDSI.
3. Peran broadcast message sebagai sarana untuk “ pelatihan dan
pendidikan” dalam bidang tulis bagi karyawan PT PDSI dinilai kurang
tepat. Karyawan PT PDSI menganggap bahwa broadcast message tidak
cocok digunakan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan menulis para karyawan. Hal ini disebabkan karena broadcast
message disusun langsung oleh satu divisi yaitu divisi humas tanpa
mengikutsertakan karyawan di divisi lain dalam pembuatannya.
4. Peran broadcast message sebagai nilai tambah bagi Public Relations
sudah terpenuhi. Ini terlihat dari responden yang secara umum
8
berpendapat bahwa broadcast message sudah dijalankan dengan baik oleh
Humas PT PDSI, sehingga hal tersebut menjadi nilai tambah bagi Humas
PT PDSI dalam menerbitkan in house journal yang bermutu.
Saran
1. Broadcast message sebagai media internal perusahaan agar lebih
memperbanyak jenis informasi yang disampaikan. Jenis-jenis informasi
lain yang dapat dimuat di broadcast message adalah informasi mengenai
perkembangan anak perusahaan PT Pertamina yang lain, artikel-artikel
yang berisi motivasi dalam bekerja, dan lain sebagainya.
2. Broadcast message sebagai salah satu media internal dari beberapa media
internal yang ada di PT PDSI jangan sampai tertutupi oleh media internal
yang lain seperti bulletin PDSI yang juga merupakan sumber informasi
bagi karyawan PT PDSI. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi baru untuk
terus mengembangkan broadcast message agar terus diminati oleh
karyawan-karyawan di perusahaan tersebut.
DAFTAR REFERENSI
Anggoro, M. Linggar. 2000. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
Ardianto, Elvinaro dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa. Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.
Ardianto, Elvinaro dkk. 2010. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.
Arikunto, Suharimi. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Baym, N.K. 2002. The Handbook of New Media. London : Sage
Bungin, Burhan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.
Danaher, P.J, Wilson, I and Davis, R. 2003. A Comparison of Online and Offline
Consumer Brand Loyalty, Marketing Science.
Djaja, Danan. 1985. Peranan Humas dalam Perusahaan. Alumni. Bandung.
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Human Relations dan Public Relations. Bandung:
Mandar Maju
Giddens, A. 1991. Modernity and Self-Identity. Oxford : Polity Press
Jefkins, Frank. 1995. Public Relations. Jakarta : Erlangga
Kriyantono, Rachmat. 2008. Public Relations Writing. Jakarta : Prenada Media
Group
_________________. 2006. Teknik Praktik Riset Komunikasi: Disertai contoh
Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta : Kencana.
Kusumastuti, Frida. 2004. Dasar-Dasar Humas. Bogor : Ghalia Indonesia
Lubis, Suwardi. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Medan : USU Press.
9
McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail. Jakarta : Salemba
Humanika
Moore, Frazier. 2004. Humas Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Morissan, M.A. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
__________________. 2008. Manajemen Public Relations : Strategi Menjadi
Humas Professional. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press
______________. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press.
Nurudin. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajawali Pers.
Rasmussen, T. 2000. Social Theory and Communication Technology. Aldershot:
Ashgate
Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi.
Jakarta : PT. Radja Grafindo Persada.
_____________. 1999. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Jakarta:
PT. Radja Grafindo Persada.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama.
Singarimbun, Masri. 2008. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES.
Soemirat, Soleh. 2004. Dasar – Dasar Public Relations. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suhandang, Kustadi. 2012. Studi dan Penerapan Public Relations. Bandung:
Nuansa Cendekia.
Suriasumantri, Jujun S. 2001. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana
Sumber lain :
https://www.academia.edu/9381936/Media_Internal. Diakses tanggal 11
Desember 2014, pukul 14.30 WIB
10
Download