Presentasi ISHADI

advertisement
"KOMPETISI DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KETERJANGKAUAN
LAYANAN TELEMATIKA BAGI
PEMBANGUNAN MASYARAKAT
Indonesia"
Oleh :ISHADI S.K.
dalam Raker Mastel,
1
Jakarta 1 Maret 2004
.
“ BROADCAST ”
Budaya dan Pengaruh Barat
BROADCAST
CULTURAL INDUSTRY
BISNIS INSTITUTION
2
“ BROADCAST ”
Budaya dan Pengaruh Barat
BROADCAST INDUSTRY
HARDWARE
SOFTWARE
PROMOTION
SYSTEM BROADCAST
3
“ BROADCAST ”
Budaya dan Pengaruh Barat
BROADCAST
as
BUSINESS INSTITUTION
Padat modal
Perkembangan teknologi yang sangat
cepat
Menjadi ajang pemasaran produk
4
“ BROADCAST ”
Budaya dan Pengaruh Barat
BROADCAST
as
BUSINESS DEFINITION
Capital Intensive.
Marketing rules the show.
Ajang pemasaran produk.
5
MEDIA & PERS NASIONAL
Idealisme dan Bisnis
IDEALISM
DEMOCRACY
CONSTITUTION
PROFESSIONALISM
RELIGION
MORAL VALUES
NATIONAL NORM
Code of Ethic
BUSINESS
PROFIT
MARKET DRIVEN
RATINGS
COMPETITIONS
USES & GRATIFICATIONS
6
“ BROADCAST ”
Budaya dan Pengaruh Barat
COMPETITION in
BROADCAST INDUSTRY
Program content
Program lay-out
Program Promotion
Program Montage
Program Structure
Program Quality Audio Video
Program Technology
7
KARAKTER INDUSTRI
AUDIENCE
BROADCASTERS
AC-NIELSEN
WEEKLY RATING
PUBLIC OPINION
IMAGE
PROGRAM
ADVERTISER
8
MEDIA ENVIRONMENT
Power of Influence
AUDIENCE
MEDIA
ADVERTISER
9
INDUSTRI MEDIA/TV.
TV media (in house productions)
Content provider (outside
productions).
Advertisers/Agencies.
Audiences.
10
MASALAH-MASALAH:
Advertisers vs Agencies:
Advertiser membuat lembaga
media planners sendiri karena:
Lebih murah dari sisi biaya.
Agencies tidak focus dalam
merancang strategi marketing
produk tertentu.
Agencies lambat dalam
mengambil keputusan.
11
MASALAH-MASALAH:
Kompetisi antar televisi amat tajam.
Tataran rules and regulation yang
tidak kondusif dan tertinggal.
Socio cultural yang tidak kondusif,
aksi-aksi LSM, Media Watch, Ormas
yang menekan.
Infra structure yang tidak supportif,
AC-Nielsen terbatas pada 8 kota.
Alokasi iklan yang terletak di dua
kota: Jakarta dan Semarang 70%
dari overall iklan.
12
MASALAH-MASALAH:
Mahalnya
infra
structure:
satelit, telpon, listrik, serta izinizin usaha.
Hubungan yang tidak kondusif
antara content provider, PH,
distributor, artis pengisi acara
dengan stasiun televisi.
Tingginya bea masuk untuk
peralatan dan
perangkat
produksi televisi.
13
OPPORTUNITIES :
Ekonomi secara makro membaik. Rupiah
stabil, index meningkat, suku bunga
perlahan menurun. Hal ini didorong oleh
kondisi politik yang membaik.
Advertiser expenditure meningkat sejak 4
tahun terakhir dengan rata-rata 20-30%
per tahun.
Management broadcasting telah berjalan
dengan baik.
Televisi (swasta) telah
menemukan format acara, struktur
program yang bisa menghasilkan aneka
program yang kreatif.
14
OPPORTUNITIES:
Industri televisi didukung oleh
human resources di bidang
advertisment, P.R., computer
graphics yang sangat baik dan
tersedia dalam jumlah besar.
Industri televisi didukung oleh
infra
structure
technology
transmisi yang sangat baik.
Industri televisi didukung oleh
perangkat hardware yang sangat
lengkap.
15
THREAT :
Persaingan sudah head to head.
Acapkali tanpa mengindahkan
etika.
Kecenderungan
perpindahan
/migrasi karyawan antar stasiun
meningkat tajam.
Terjadi peningkatan basic cost
yang tinggi karena persaingan
membeli program (acquisition)
yang ketat baik lokal maupun
internasional.
16
THREAT :
Stasiun tv yang mempunyai dana
besar mampu memenangkan
pertarungan dengan “out put
deal” dan pembelian dalam
jumlah besar.
Biaya program meningkat tajam,
karena belum terbangun
mekanisme pasar yang tertata
baik.
17
TERIMA KASIH atas Perhatian Anda
Ishadi S.K
18
Download