PENGAYAAN PAKAN DENGAN VITAMIN E TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN BUJUK (Channa lucius, Cuvier). Rido Indra Efendi ¹, Yuneidi Basr ², Mas Eriza ² ¹Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan E-mail : [email protected] ²Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta. Abstract The purpose of this study was to determine the enrichment of the feed with vitamin E toward the maturity of the gonads level of to Channa lucius, Cuvier. This study used a randomized complete design (CRD) with 4 treatments and 3 replications, as for treatment A (control feed), treatment B (vitamin E 301.99 mg / kg of feed), treatment C (vitamin E 503.32 mg/kg of feed, treatment D (vitamin E 704.65 mg / kg of feed). The samples of fish used were parent of Channa lucius, Cuvier as much as 12, which was obtained from the waters of Duri Pekanbaru Riau. The parent fish of Channa lucius, Cuvier reared in cement tanks with size 400x250x60 cm, and included warring with size 175x70x50 cm 4 units, at each warring filled the breeding of Cuvier fish. Feeding was administered once a day at 18:00 pm, each parent of fish gets 7 juveniles of Nile Tilapia fish. From the results of this research showed that the maturation speed of gonads on that treatment C with vitamin E 503.32 mg / kg of feed during (63 days), followed by treatment D with a dose of vitamin E 503.32 mg/kg of feed during (65 days), subsequent treatment B with a dose of Vitamin E 30 1,99 mg / kg of feed during (68 days) and treatment A of feed during (72 days). Keywords :, vitamin E, Feed, Channa lucius, cuvier, gonads . PENDAHULUAN (Channa micropeltes), Ikan Jalai (Channa Channa lucius atau ikan Bujuk adalah salah maruliodes), dan ikan Serandang (Channa satu jenis ikan berkepala ular (Snakehead), pleurothalmus). Habitat ikan Bujuk adalah yang termasuk kedalam family Channidae rawa-rawa yang dipenuhi tumbuhan air. dan berukuran sedang, mampu tumbuh Sifat ikan ini agak pendiam memiliki sifat hingga berukuran 50 cm lebih. Distribusi penyerang, menunggu mangsanya hingga ikan Bujuk di Indonesia dapat ditemui di mendekat dalam jarak serangannya. Ikan ini Kalimantan dan Sumatera. Biasanya ikan merupakan Bujuk berbagi habitat yang sama dengan penting ikan air tawar di Indonesia (Said, ikan Gabus (Channa striata), ikan Toman 2012), hal ini dikerenakan salah satu ikan komunitas ikan Bujuk masih hidup bebas daratan dan di perairan umum memiliki nilai permasalahan yang belum terungkapkan, ekonomis Seperti proses pematangan gonad induk dan digemari oleh masyarakat, rasa dagingnya tingginya tingkat kematian larva ikan Bujuk. lezat dan tebal dengan kisaran Rp, 2500 – 4500 /kg (Azrita ,el.al., 2011). Perkembangan populasi ikan ini sering dijumpai di rawa banjiran. Rawa banjiran merupakan zona yang terletak dibagian hulu sungai, yaitu mendekati atau berada pada dearah aliran sungai (DAS) bagian tengah (Subagyo, 2006). Kondisi perairan di zona rawa banjiran dipengaruhi oleh musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Sehingga kondisi perairan tidak tetap mempengaruhi nilai parameter kualitas air seperti kedalaman, pH, suhu, dan oksigen terlarut. Hasil penelitian (Limidi et. al,. 1996 dalam Mokoginta, 2003) terhadap ikan barenong menyatakan bahwa tingkat kematangan gonad tercepat diperoleh dengan menggunakan Vitamin E 30 mg / pakan. (Prijono et. al., 1997) menyatakan bahwa induk ikan bandeng yang diimplan dengan vitamin E dengan dosis 100 ug dalam bentuk pelet memberikan hasil yang terbaik untuk mencapai pematangan gonad. Untuk ikan gurami kematangan gonad dicapai dengan memberikan vitamin E sebesar 302,01 mg/kg pakan (Basri, 2002). Berdasarkan hal di atas maka penulis Untuk melestarikan dan melindungi ikan berkeinginan untuk melakukan penelitian Bujuk (Channa lucius, Cuvier) perlu tentang Pengayaan pakan dengan vitamin E dilakukan upaya domestikasi sehingga ikan terhadap tingkat kematangan gonad ikan ini di harapkan dapat dikembangkan dengan Bujuk (Channa lucius,Cuvier). kegiatan budidaya (Azrita, 2012), karena ikan Bujuk (Channa lucius,Cuvier), Sudah METODE PENELITIAN mulai puna habitat nya di Indonesia Waktu dan Tempat terutama di Sumatera Barat. oleh karna itu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April peneliti ingin melakukan penelitian tentang – Juli 2014, yang dilakukan di Laboratorium penambahan daging lokan dengan vitamin E Terpadu Fakultas Perikanan dan Ilmu untuk melihat kecepatan pencapaian matang Kelautan Universitas Bung Hatta Padang gonad ikan Bujuk.Saat ini Laboratorium Sumatera Barat. Bung Hatta telah memulai kegiatan budidaya ikan Bujuk tapi masih banyak Alat dan bahan dengan Wadah yang digunakan dalam penelitian dicampurkan minyak jagung sebanyak 20 ml adalah 1 kolam bak semen ukuran 400 x 250 untuk pengeceran, dan disuntikan lagi x 60 cm dengan kedalaman air 40 cm, kerongga juvenil ikan Nila sebanyak 0,12 ml kolam tersebut di isi 4 buah petak waring perekor juvenil ikan Nila. Sedangkan untuk dengan ukuran, panjang waring 175 cm, perlakuan A daging lokan 1 ml juvenil ikan lebar waring 70 cm, tinggi waring 60 cm. Nila tampah vitamin E Kemudian dimasukkan masing - masing petak waring diisi lima ekor betina ikan dosis 704,65. Kemudian Perlakuan Penelitian Penelitian Bujuk (Channa lucius, Cuvier). metoda ini eksperimen dilakukan dan dengan menggunakan Ikan Uji Rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 Ikan uji yang digunakan adalah induk ikan perlakuan dan 3 ulangan Bujuk (Channa lucius) yang didapatkan dari hasil penangkapan diperairan Duri Pekanbaru Riau ikan Bujuk. Induk yang dipakai sebanyak 20 ekor dengan berat berkisar 350 - 400 gram dan panjang ikan 26 - 30 cm. Perlakuan A = Kontrol (Pakan Formulasi). Perlakuan B = Pakan + vitamin E dengan dosis 301,99 mg/kg pakan. Perlakuan C = Pakan + vitamin E dengan dosis 503,32 mg/kg pakan. Perlakuan D = Pakan + vitamin E dengan Pakan yang digunakan dosis 704,65 mg/kg pakan. Pakan yang digunakan adalah juvenil ikan Nila dengan bobot ± 5 gram, Lokan yang dihaluskan menggunakan blender sebanyak 200 gram/kg pakan yang telah dicampurkan vitamin mix sebesar 1 %. Kemudiaan disuntikan kerongga juvenil ikan Nila sebesar 1 ml perekor juvenil ikan Nila, selanjutnya vitamin E yang digunakan dengan merek produk natur-E. untuk perlakuan B dengan dosis 301,99, perlakuan C dengan dosis 503,32, dan perlakuan D Peubah Yang Diamati Perkembangan Gonad Perkembangan gonad ikan Bujuk diamati secara berkala, Untuk melihat perkembangan gonad TKG 1 sampai TKG IV ikan bujuk dilakukan 3 minggu sekali, dengan cara melihat ciri-ciri skunder dengan secara langsung. Untuk membuktikan perkembangan gonad ikan Bujuk bisa melihat secara ciri-ciri primer dengan melakukan pembedahan (sexio). Kecepatan Pencapaian Kematangan Gonad (TKG) Tingkat Untuk melihat kecepatan perkembangan gonad ikan Bujuk diukur dengan satuan waktu (hari) yaitu lamanya hari yang dibutuhkan oleh induk mencapai matang gonad. Ikan Bujuk diamati secara berkala setiap 3 minggu sekali setiap perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Matang Gonad Perkembangan Gonad TKG I Hasil pengamatan data primer menunjukkan adanya perbedaan pada keempat macam tingkat kematangan gonad yang dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut : Analisa Data Untuk menganalisis data percepatan lama waktu matang gonad selama penelitian digunakan analisis varian (Sidik ragam). Dari analisis varian menurut rancangan acak lengkap (RAL). Jika Fhitung < Ftabel pada taraf kepercayaan 95% berarti tidak ada pengaruh penambahan pakan formulasi Gambar 1. Ciri-ciri Bentuk Gonad (TKG I) pengayaan vitamin E terhadap pematangan Dari gambar di atas ikan Bujuk diambil satu gonad ikan Bujuk, Ho diterima dan Hi ekor secara acak dan dilakukan pembuktian ditolak bila Fhitung > Ftabel pada taraf dan bisa dilihat bentuk perkembangan gonad kepercayaan 95% berarti ada pengaruh ikan Bujuk TKG I dengan bentuk gonad pemberian berukuran pakan formulasi dengan kecil dan berwarna putih pengayaan vitamin E terhadap tingkat transparan. Ciri-ciri demikian juga terdapat kematangan gonad ikan Bujuk, kematangan pada oosit stadium I pada TKG I ikan Lates gonad ikan Bujuk Ho ditolak dan Hi calcarifer dengan rataan ukuran oosit 73 ± diterima. Untuk melihat adanya pengaruh 16 perlakuan maka dilakukan uji duncan’s vitelogenesi (Guiguein et al,. 1994). Pada (DMRNT). ikan Semah oosit beukuran 30-120 µm. Inti µm yang dinamakan tahap pre- berbentuk bundar dan sedikit oval berukuran 15-40 µm dengan kromatin yang nampak menyatakan bahwa pada oosit stadium II dengan jelas serta adanya beberapa nucleoli tidak terdapat granula kuning telur, Oosit beukuran 3,8 - 5,0 µm, berada pada prifer ikan inti (Hardjamulie et, al,.1999), (Zhang sitoplasmannya berwarna ungu Sedangkan et.al,.2009). yang sudah matang berwarna merah muda. Baung yang belum matang Hal ini diperkuat oleh pernyataan (Yani Perkembangan Gonad TKG II 1994), yang mengemukakan bahwa oosit Untuk melihat perkembangan gonad setelah yang pemeliharaan selama 3 minggu (21 hari) sedangkan yang matang berwarna merah memberikan muda. vitamin E pakan dan dengan ikan Bujuk perlakuan diamati belum (Zhang matang et,al,.2009) berwarna menamakan ungu, oosit perkembangan gonadnya dengan melihat satadium II dengan fase berkembang. Pada ciri-ciri sekunder sebagai berikut: 1) Perut saat masih kecil, 2) Lubang genital ikan masih Granula kuning telur bertambah dalam pucat dan dilakukan (sexio). jumlah dan ukurannya sehingga volume proses vitelogenesis berlangsung. oosit membesar (Yaron, 1995). Selama proses tersebut berlasung sebagaian besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad (Yulfiperius, 2001). Perkembangan Gonad TKG III Untuk melihat perkembangan gonad TKG Gambar 2. Ciri-ciri Bentuk Gonad (TKGII) III ikan Bujuk diamati selama 6 minggu (42 Dari Gambar di atas ikan Bujuk diambil hari). Setelah melihat perkembangan gonad secara acak untuk melihat perkembangan ikan Bujuk bisa dilihat dengan ciri-ciri gonad TKG II, bisa dilihat ciri-ciri bentuk sekunder sebagai berikut: 1) Perut sudah perkembangan gonad Sudah mulai nampak mulai membesar 2) Lubang genital ikan lapaisan vesikula kuning telur. Pada akhir sudah menguning, dan dilakukan (sexio). oosit Stadium II vesikula kuning telur menutup sebagian besar sitoplasma sampai ke daerah inti. (Syandri et,al,. 1999) menjelaskannya TKG IV bisa dilihat bentuk sekunder dengan ciri-ciri perkembangan gonad sebagai berikut: 1) Perut ikan sudah membesar 2) Lubang genital ikan sudah memerah, dan untuk membuktikannya dilakukan pembedahan ikan Bujuk (sexio). Gambar 3 Ciri-ciri Bentuk gonad (TKGIII) Dari hasil penelitian TKG III bisa dilihat pada (Gambar 4) bentuk ciri perkembangan gonad ikan Bujuk dengan ciri-ciri kuning telur sudah mulai membesar dan berwarna Gambar 4 Ciri-ciri Bentuk gonad (TKGIV) kuning. Penelitian ini di amati secara Pada berkala kemudian satu ekor ikan Bujuk perkembangan gonad ikan Bujuk TKG IV diambil secara acak. (Nagahama, 1983), dengan cara mengamati ikan Bujuk secara menyatakan bahwa ada tiga macam kuning berkala. Ikan Bujuk diambil satu ekor secara telur yaitu butir minyak vesikula kuning acak untuk melihat perkembangan gonad telur . Butir minyak kurang jelas terlihat TKG karena telur ikan baung bersifat lengket pada perkembangan gonad, kuning telur sudah substrat. (Zhang et,al,. 2009) menyebutkan banyak atau sempurna. Menurut (Suwarso stadium ini pada ikan llisha elongate dan (teleostei:pristigasteridae) kematangan gonad ikan dapat digunakan awal sebagai perkembangan. tahap Sedangkan Gambar IV di dengan Sadhotomo, untuk atas mengetahui bisa bentuk 1995) dilihat ciri-ciri dari tingkat ikan yang akan belum, dari setiap (Watanabe, 1985) salah satu faktor yang bereproduksi sangat menentukan pematang gonad ikan pengambilan TKG IV maka ikan bujuk siap adalah Penambahan vitamin E. di pijahkan. Menurut (Effendie, 1979) Perkembangan Gonad TKG IV tingkat Pada penelitian ini untuk melihat perkembangan gonad TKG IV ikan Bujuk diamati selama 9 minggu (63 hari) untuk atau kematangan gonad juga bisa digunakan untuk perbandingan ikan yang masak dan yang belum masak gonadnya. Menurut (Hardjamulia, 1987) apabila inti dengan ukuran terkecil pada stadium yang oosit telah bermigrasi ke tepi mendekati sama. mikropil, menandakan ikan telah siap untuk memijah. Di asamping oosit stadium IV terdapat pula oosit stadium I, II dan III. Dari Pencapaian Perkembangan Gonad variasi besar Data Lengkap hasil pengukuran tentang perbedaannya, pemijahan ikan Baung dapat penambahan vitamin E dalam pakan untuk berlansung beberapa kali setiap tahunnya. melihat Pemijahan dimulai pada proses ovulasi oosit perkembangan gonad ikan Bujuk disajikan stadium IV dari ukuran terbesar sampai pada (Tabel 1) dan rataan hari. ukuran yang tidak kecepatan pencapaian Tabel 1 Lama perkembangan gonad ikan Bujuk dengan satuan dalam setiap perlakuan dan ulangan selama penelitian. Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-Rata 1 2 3 A 72 76 72 220 73.33 B 68 69 71 208 69.33 C 63 65 68 196 65.33 D 65 67 67 199 66.33 Keterangan: Perlakuan A pakan (kontrol) Perlakuan B vitamin E 301.99 mg/kg pakan Perlakuan C vitamin E 503.32 mg/kg pakan Perlakuan D vitamin E 704.65 mg/kg pakan Dari Tabel `1 diatas menunjukkan bahwa pada perlakuan C dengan vitamin E sebesar 503.32 mg/kg pakan menghasilkan perkembangan gonad ikan Bujuk yang paling cepat selama 63 hari, Karena perlakuan C dosis vitamin E nya sesuai dengan kebutuhan pakan ikan Bujuk, Diikuti pada perlakuan D dengan kandungan vitamin E 704,65 mg/kg pakan selama 65 hari, Perlakuan B selama 68 hari dengan kandungan vitamin E sebesar 301.99 mg/kg pakan Dan pada perlakuan A yang paling lama selama 72 hari dengan pakan (kontrol) KESIMPULAN Dari hasil penelitian tentang pengayaan pakan dengan vitamin E untuk mempercepat pencapaian matang gonad dari TKG I sampai TKG IV ikan Bujuk dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Penambahan vitamin E dalam pakan formulasi membantu mempercepat pencapaian matang gonad ikan Bujuk (Channa lucius, Cuvier) dari TKG I sampai TKG IV. 2. Perlakuan yang mempercepat terbaik pencapaian untuk matang gonad ikan Bujuk adalah pada perlakuan C yaitu penambahan vitamin E dengan dosis 503,32 mg/kg pakan, dimana waktu kecepatan pencapaian matang gonad ke TKG IV ikan selama 63 hari, diikuti dengan perlakuan D dengan dosis 704,65 mg/kg pakan selama Azrita, H. Syandri, E. Nugroho; Dahelmi; Syaifullah, 2012. Fekunditas, diameter telur dan pola kebiasaan makanan ikan Bujuk (Channa lucius,Cuvier). Pada habitat berbeda . jurnal riset akuakultur edisi april (inpress). Basri, Y. 2002. Penambahan vitamin E pada Pakan buatan indut dalam usaha peningkatan kecepatang kematangan gonad, kondisi telur, fertilitas daya tetas telur ikan gurami (Osphronemus gourami), Fisheries journal Garing, 1 (11) : 56-82. Eriza. M dan H. Syandri. 2001. Penambahan Vitamin E dalam Pakan Buatan Untuk Meningkatkan Potensi Reproduksi Ikan Jambal Siam (Pangasius hypthalmus). Batang Ulakan Sumatera Barat. Fisheries Journal Garing. 2 (10): 57 -73. (65 hari), dan perlakuan B dengan dosis 301,99 mg/kg pakan selama (68 hari), kemudian perlakuan A pakan (kontrol), selama (72 hari). DAFTAR PUSTAKA Azrita, 2005. Studi Pendahuluan Pertumbuhan dan faktor kondisi ikan Kiung (Channa sp) di Perairan Danau Singkarak. Laporan Penelituan LPPM Universitas Bung Hatta. Azrita ,2011. Potensi Ekonomis ikan Bujuk (Channa lucius,Cuvier) Sebagai Peluang Calon induk ikan Budidaya diperairan umum Daratan. Pososiding Seminar Nasional forum Perairan Umum Daratan Indonesia 26-27 September 2011 di Pelembang.325 Halaman. Junaidi S. 2010. Pematangan gonad ikan Motan (Thynnichthys thynnoides). Dengan perlakuan pemberian pakan yang berbeda. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan. Universitas Riau. Lamidi Asmanelli dan Daviah, 1996. Pengaruh Penambahan Vitamin E pada Pakan terhadap Pertumbuhan dan tingkat kemtangan gonad ikan Beronang singnatus canaliculatus Jupen Perikanan II. (4), 23-29. Mokoginta, I. 2000. Kebutuhan Asam lemak esensial, vitamin dan mineral dalam pakan induk ikan Patin (Pangasius sutchii) untuk reproduksi. Laporan Ahkir Hibah Bersaing VII/-2 Pengaruan Tinggi. Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan IPB Bogor. Tahun anggaraan 1998/2000 laporan Akhir 46 hal. Said.A. 2012. Beberapa aspek biologi ikan Bujuk (Channa lucius) di Das musi Sumatera Selatan. Jurnal ilmu-ilmu dan Perikanan Indonesia. Syandri, H, Y Basri dan Maseriza.2008. Pengunaan LHRH dan vitamin E untuk meningkatkan Kualitas telur ikan Kerandang (Channa pleurothalmus) jurnal sigmatek, 2 (1): 131-144. Syandri, H, Y. Basri. 2004. Penambahan vitamin E dalam pakan buatan untuk meningkatkan kualitas telur ikan Garing (Tor douronensis Blkr). Jurnal Dinamika Pertanian, XIX (1) : 141-151. Syandri ,H. Y. Basri dan E Fraira. 1996. Aspak reproduksi ikan Kerandang (Chana pleurophthalmus) di sekitar danau Singkarat. Fisheries jurnal Garing. Syandri ,H. Y, Basri dan Mufita 1999. Perkembangan ovary ikan Kerandang (Chana pleurophthalmus) secara histologist fisheries jurnal Garing. Syahrizal. 1998. Kadar Optimum Vitamin E (α-tokoferol) dalam pakan induk ikan Lele, clarias Batrachus linn. Tesis, . program pascasarjana pertanian bogor. 69 hal. institute Suhendra, N , Rusmaedi, dan H , Atmadja, 2002. Pertumbuhan dan perkembangan gonad.empat stok ikan Baung (Mystus nemurus), generasi pertama, jurnal penelitian perikanan Ind VIII (5): 19-24. Sulistiono,. T. H .1983 Kurniati ,. E. Riani,. Dan S. Watanabe. 2001. Kematangan gonad beberapa jenis ikan Buntal (Tetroadon lumaris, T fluviatils, T. reticularis) di peraian ujung pangkah, jawa timur, jurnal iktiologi Indonesia.1 (2): 25-30. Suwarso . dan B Sadhotomo.1995. Perkembangan kematangan gonad ikan Bentong, selar crumenophthalmus (Carangidea) di laut jawa” jurnal balai penelitian perikanan laut Jakarta. Syahrizal. 1998. Kadar Optimum Vitamin E (α-tokoferol). Dalam pakan induk ikan Lele, Clarias Batrachus linn. Tesis, Program pascasarjana institute pertanian bogor. 69 hal.