KHUTBAH IDUL ADHA 1438 H/2017 M 09 Djulhizzah 1438 H HIKMAH IBADAH QURBAN Kantor Kementerian Agama Kabupaten Maluku Tengah Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Jl. Imam Bonjol – Masohi Email : [email protected] Mahabesaran dan Kemahamuliaan Allah SWT, mengagungkan Kemahakuasaan dan Kemahasucian Nya, Mensyukuri Nikmat KaruniaNya, sambil melaksanakan Sholat dua Rakaat, Kemudian mendengarkan Khutbah, sebagai pelaksanaan Hari Raya kedua dalam Islam, Idul Adha atau Hari Raya Qurban. Jama’ah Ied Rahimakumullah Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu Kaum muslimin dan Muslimat, Jamaah Idhul Adha yang dimuliakan Allah.......... Kurang lebih dua bulan yang lalu tepatnya 68 hari dari sekarang, kita hadir di Masjid ini untuk melaksanakan Sholat Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Pertama dalam Islam, Yang Melambangkan kemenangan Orang-orang Islam dalam perjuangan melawan Hawa Nafsu melalui Ibadah Puasa. Sekarang, dipagi hari yang cerah ini, kita kembali hadir ditempat ini untuk bertafakur, bermunajah kepada Allah, mengumandangkan Takbir dan Tahmid, mengalunkan Tasbih dan Tahlil memuji Ke Pada saat ini, ditanah Haram, Bumi Allah Yang Suci dan dihormati, Mekkah Almukarramah, jutaan ummat Islam dari seluruh penjuru dunia sedang tenggelam dalam alunan Talbiah sambil melaksanakan Rukun Islam Yang kelima, yaitu Ibadah Haji, Hari ini Tanggal 10 Zulhijjah, mereka serentak bergerak dalam barisan besar menuju kota Mina untuk melontar Jumrah setelah mereka melaksanakan Puncak Ibadah Haji Yakni Wukuf tanggal 9 Zulhijjah di Padang Arafah. Sedangkan di tempat-tempat diseluruh pelosok dunia, Umat Islam bersama-sama melaksanakan Sholat Idul Adha seperti yang kita laksanakan di Masjid ini. Semuanya menggambarkan adanya kesatuan ummat Islam Yang kokoh dan Kuat karena di ikat tali Aqidah Tauhid yang suci murni, dibingkai oleh Prinsp-prinsip Syari’ah yang Agung dan diikat oleh Nilai-nilai Moral, akhlak yang universal nan Abadi karena bersumber dari Allah Azza Wajallah, Tuhan yang Maha Agung Lagi Maha Perkasa. Sebagai realisasi dari perintah Allah SWT. Kepada Nabi Ibrahim AS. Bersama Putranya Nabi Ismail AS untuk membangun Ka’bah. Setelah selesai dari pembangunan tersebut maka Allah SWT. Berseru kepada Ibrahim AS : Artinya: “Serulah kepada manusia untuk mengunjungi rumah ini” Tapi karena dilembah itu tidak ada manusia yang lain kecuali keluarganya yang dikelilingi oleh padang pasir yang tandus serta luas tidak bertepi, maka Ibrahim pun menjawab kepada Allah : “Suaraku tidak dapat didengar”. Maka Allah berkata kepada Ibrahim AS: “Serulah kami yang akan menyampaikannya”. Nabi Ibrahim pun menyeru: ”Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kalian untuk berhaji ke baitullah agar kalian ditempatkan di surga dan diselamatkan dari siksa api neraka”. Pada saat itu lah dari balik jurang-jurang, lembahlembah serta padang pasir yang tandus itu terdengar jutaan suara menyahut : “Kami penuhi panggilanMu ya Allah, kami datang ya Allah tidak ada sekutu bagiMu, sesungguhnya segala pujian , nikmat serta kekuasaan hanya milikMu” Suara itulah dari kaum muslimin dan muslimat seluru penjuru dunia hadir untuk menyahut panggilan Nabi Ibrahim AS untuk melaksanakan Rukun Islam yang ke lima yaitu Ibadah Haji . Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail Allaihi Wassalatu Wasallam selama berada di Mekkah tidak luput dari ujian dan cobaan dari Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Ash-Shafat Ayat 102-107 : َ ّ َُ َ َ َ َ ٰ ل ٰ إ ِ ِ ٓ أر ِ ى َ َ َ َ َ َ َ ۡ َ َ ٰ ل ى ذا ِ ۚ َ ِ ُ ُ ٓ إن َ ٓ َء ٱ ِ ِ َ ِ ۡ ُ ۡ َٰ ِ َ َ ۡ ي ٱ ِ ِ ِ َََ ََ ّٓ َ َ َ ۡ ِ ٱ ِم َ َ ُۖ َ ۡ ُ َ ۡ َ ۡ ٱ ِ َ ٰ ٱ ِِ َ ۡ ِ َ َ ٓ أَ ۡ َ َ َو َ ُ ۥ ِ ُ ِ ٰ َ ۡ َ َو َ ٰ َ ۡ َ ٰ ُ أَن ِ َ َٓۡ ۡ َ َۡ َ ِٱ ء ۚ إ َۡ ََُ ٱ ُ َ َ ََُۡ أذ ُ ُ ۡ َ ٰ َ ا َ ُ َ ٱ ۡ َ َ ُاْ ٱ ِ َ ۡ َُٰۡ َ ِ ٍ ِِ ٖ إِن ََ و 102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" 103. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya) 104. Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim 105. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik 106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata 107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.. Kaum muslimin dan Muslimat, Jamaah Idhul Adha yang dimuliakan Allah.......... Dari kejadian yang diabadikan dalam firman Allah tersebut di atas diperingati dan dijadikan syari’at dalam Agama Islam dengan mengadakan penyembelihan hewan Qurban setiap tanggal 10 sampai dengan 13 Dzul Hijjah. Hari Raya Idul Adha disebut juga hari Raya Haji sebagai simbol Umat Islam sedunia yang berdasarkan asas-asas kebersamaan yang hakiki, asas persaudaraan yang sejati, asas kemanusiaan yang universal bahkan asas kemakhlukan yang bernuansa agama. Itulah sebenarnya dalam berhaji, terdapat berbagai macam larangan mulai dari larangan bercekcok dan berbantah - bantahan sampai kepada larangan merusak atau membunuh mahluk hidup baik flora mapun fauna. Ajaran Islam yang intinya adalah menjaga keharmonisan hubungan kemanusiaan dalam bentuk persatuan dan kesatuan yang kokoh dalam wujud persaudaraan yang akrab dan sejati serta menjaga keseimbangan dalam bentuk pelestarian lingkungan hidup yang damai. Inilah makna kerahmatan Muhammad SAW. Sebagaimana Firmannya Q.S. Al- Anbiya Ayat 107 : َ ََٰ ۡ ّ َٗ ۡ َ َ َٰ ۡ َ َۡ ٓ َ َ إِ ر و أر ِ ِ 107. Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” Jamaah Sholat Ied Rahimakumullah Persatuan dan Kesatuan, Persaudaraan dan Kebersamaan selalu di Idamkan kehadirannya, selalu didambakan perwujudannya diantara sesama Ummat Manusia dan Ummat beragama terutama sekali bagi ummat Islam, Haruslah menjadi pelopor yang pertama dan utama. Ibadah Haji dan Qurban penuh dengan simbol-simbol yang mengandung makna yang dalam. Ikhram dengan mengenakan dua helai kain putih tanpa jahit antara lain melambangkan kembalinya fitrah kita keposisi semula dari diri kita yang lahir suci dan tidak memiliki apa-apa. Dengan berihram, kita menanamkan dalam diri kita Nilai-nilai kesucian, Nilai kesederhanaan, nilai kebersamaan dan kesetaraan dengan setiap manusia dari manapun asalnya dan apapun status sosialnya. Dengan berihram, kita menghindarkan sifat-sifat yang mengotori jiwa kita. Menjauhkan sifat-sifat kesombongan dan keangkuhan, Membuang jauh rasa menganggap diri lebih hebat, lebih pintar, lebih kaya, lebih mulia dan lebih dalam segala-galanya dibandingkan orang lain. Tawaf di Ka’bah melambangkan spiritualisme yang tinggi, menyimbolkan bahwa sungguh dari roda kehidupan yang kita lakoni di dunia ini hanyalah untuk pemilik Ka’bah, Allah SWT. Disitulah kita berputar dalam seluruh aktifitas kehidupan kita, sehingga tidak sedikitpun dari waktu dan kesempatan hidup yang dianugrahkan kepada kita yang boleh kita lewatkan tanpa mengingatNYA. Sa’i yang secara harfiah berarti berusaha dan bekerja, jelas sekali menimbulkan etos kerja yang tinggi untuk mencari kehidupan menggapai kesejahteraan dan kemakmuran dunia ini. Ibunda Ismail Siti Hajar mendampingi anaknya yang masi bayi ditengah lembah yang panas dan tandus, tidak berpenghuni siap untuk mendidik dan membesarkan anaknya, namun dalam kenyataanya telah kehabisan bekal air minum, maka Siti Hajar berusaha mencari air buat anaknya Ismail, setelah berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwah yang jaraknya 405 meter. hingga 7 x pulang pergi untuk mencari air buat anaknya Ismail yang masih bayi. Setelah tidak mendapatkan air dan dia kembali ketempat Ismail maka disana dia menjumpai ada air yang keluar dari tanah pada ujung jari kaki Ismail. Dengan rasa heran bercampur gembira dipeluknya air tersebut seraya berkata Zam zam itulah kemudian menjadi sumur zam zam . itulah figur seorang wanita Siti Hajar yang seyogyanya menjadi teladan bagi wanita zaman sekarang, kenyataan wanita zaman sekarang yang kita baca disurat kabar kita saksikan di layar kaca mereka tega membuang bayi mereka ditempat sampah, di sawah, di ladang, di sungai, di laut. Perbuatan tersebut adalah suatu perbuatan yang lebih jahat dari binatang berkaki empat, Naudzu billahi min dzalik. Melestarikan tradisi dalam bentuk Sa’i sebagai symbol dari kerja keras yang ditampilkan oleh Siti Hajar dalam mempertahankan dan mendidik anaknya Ismail AS sehingga menjadi putra pilihan yang menjadi kebanggaan kedua orang tua, figur yang ditampil oleh Ismail AS sebagaimana yang telah diabadikan dalam Surat As-Sofat ayat 102-107, inilah yang harus dijadikan suri teladan untuk anak-anak kita pada zaman sekarang. Al-Qur’an memberikan warning bagi kita orang tua agar tidak meninggalkan generasi yang lemah, tidak punya daya saing sebagaimana firman Allah dalam surat An-nisa ayat 9 : ٗ ّ ُ ۡ ۡ َ ۡ ْ ُ ََ َۡ َ َ ۡ ََۡ ِ ا و ِ ٱ ِ ِ ِ ذر َٗۡ ْ ُ ََُۡ َ ْ ُ ََۡ ۡ َۡ َ ْ ُ َ ً َ ٰ ِ اٱ و ا ا ِ َ ِ ًا “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka, yang mereka khawatir kesejahteraan-nya hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar. ( QS. An-Nisa :9 ). Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu Jama’ah Ied Rahimakumullah Kenyataan sekarang banyak anak yang tidak lagi menghormati orang tua, kemuliaan dan keluhuran seorang ibu makin nampak pudar dan kurang diperdulikan, yang demikian dapat kita lihat dalam kehidupan kita sehari hari. banyak anak yang tidak lagi menghormati ibunya, seorang ibu yang dimasa lampau amat disegani putra putrinya kini banyak anak yang tidak lagi segan dianggap remeh keberadaanya. Marilah kita renung dan kenang sejenak, peristiwa anak durhaka kepada ibunya, yaitu kisah Al-Qamah di zaman Nabi Muhammad SAW. Al-Qamah adalah sahabat Nabi SAW, Tampil di medan perang bersama para Sahabat. Suatu ketika Al-Qamah diserang penyakit, dan dalam keadaan sakratul maut dia sangat menderita, ketika diajarkan mengucapkan dua kalimat syahadat “Laillaha illallah“, matanya terbelalak melihat keatas, badan-nya kejang-kejang dan lidahnya kelu tak bisa berucap, peristiwa Al-Qamah dilaporkan kepada Nabi Muhammad SAW. Maka Rasulullah SAW Bertanya apakah Bapaknya masih hidup, dijawab oleh istri Al-Qamah bapaknya sudah meninggal, tetapi Ibunya ada dikampung, Kata Nabi Muhammad SAW Kepada sahabatnya pergilah menjumpai Ibu Al-Qomah, katakan kepadanya kalau Ibu Al-Qomah bisa datang dan berjalan kaki, datanglah menjumpai Rasulullah SAW. Dan jika dia tidak kuat berjalan karena tuanya, maka Rasulullah yang datang kerumah Ibu Al-Qomah, pesan Nabi Muhammad SAW disampaikan kepada Ibu Al-Qomah, kata Ibu Al-Qomah aku lebih layak menemui Nabi Muhammad SAW. Setelah bertemu dengan Nabi, Nabi langsung bertanya benarkah ibu adalah Ibu AlQomah? jawab Ibu Al-Qomah “ Bukan wahai Rasulullah’ aku bukan ibu Al-Qomah, kata Nabi “ kenapa Ibu berdusta terhadap sesuatu yang nyata? Bukankah Al-Qomah adalah anak kandung yang lahir dari Rahim ibu?, Tanya Nabi, maka kata Ibu Al-Qomah “ betul saya adalah Ibu Al-Qomah, sayalah yang mengandung Sembilan bulan, melahirkan serta menyusuinya, akulah yang mengasuh dan membesarkanya, Tetapi wahai Rasulullah, setelah dia dewasa, dia bertunangan dengan seorang gadis cantik pilihan hatinya sendiri, diapun segera menikah, tetapi gadis cantik itu memberi syarat, bersedia dinikahi dan setelah menikah segala ikatan dan hubungan Al-Qomah dengan aku harus diputuskan dan aku harus ditinggalkan seorang diri. Mendengar penjelasan ibu Al-Qomah Rasulullah SAW pun tertunduk ,kemudian Rasululllah SAW. Berkata “ wahai Ibu, Al-Qomah sekarang dalam keadaan Sakratul maut, dia sukar menghembuskan nafas yang terakhir. Apakah Ibu ikhlas memaafkan kedurhakaan AlQomah?, ridhokah Ibu kepada Al-Qomah?, demikian bujukan Rasulullah SAW. “Tidak ya Rasulullah,” kata ibu Al-Qomah. Rasulullah SAW kembali berkata, murka Ibu itulah yang mengunci dan menutup mulut sehingga dia tidak dapat mengucapkan kalimat Laaillaha illalloh, kalau Ibu tetap tidak berubah sikap maka Al-Qomah akan disiksa Allah dan menempatkan kedalam neraka, apakah Ibu tidak kasihan kepadanya, kata Ibu Al-Qomah “Tidak ya Rasulullah, terserah Engkau apakah Rasul akan menghukumnya dengan cambuk atau membakar terserah, dia bukan anakku lagi”, tidak menunjukan nada sedih. Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu. Jamaah Kaum Muslimin dan Muslimah Yang Di Rahmati Allah... Menghadapi sikap Ibu Al-Qomah yang teguh dan keras itu, maka Nabi Muhammad SAW menyuruh Bilal dan Sahabat-sahabatnya mengumpulkan kayu bakar ditumpukkan ditengah lapangan. Api di nyalakan, kemudian Rasulullah menyuruh untuk membakar tubuh Al-Qomah. Dan Rasulullah SAW. “ Berkata “ Wahai Ibu Al-Qomah, siksaan Allah lebih dahsyat dan kekal dari pada nyala api ini, jika kamu ingin Allah memberi ampun atas dosa Al-Qomah Engkau harus ridho kepadanya. Demi Allah, yang jiwaku berada di tangannya, tidak akan bermanfaat sholat, puasa, shodaqoh bahkan jihadnya selama Engkau murkah kepadanya. Ibu Al-Qomah setelah menyaksikan nyalah api semakin membesar ditiup angin kencang, tiba tiba ia berkata “ Ya Rasulullah, anakku adalah buah hatiku akan engkau bakar anakku didepanku, bagaimana hati nuraniku akan dapat menerima dan menyaksikan pemandangan yang nyata ini. Ya Rasulullah, Al-Qomah jangan dibakar, Al-Qomah Anakku engkau Ibu maafkan, Sembilan bulan engkau Aku kandung, Aku lahirkan Engkau dari rahimku bersama darahku, dua tahun Engkau Aku susukan, Ibu rela memaafkan engkau. Ibu Al-Qomah mengangkat kedua tangannya dan berseru, Ya Rasulullah Aku bersaksi kepada Allah yang dilangit dan sesungguhnya engkau wahai Muhammad adalah Rasulullah dan siapa saja yang hadir di tempat ini, saya nyatakan saya ikhlas, saya ridho dan saya maafkan anakku Al-Qomah, maka Rasulullah menyuru Bilal untuk melihat Al-Qomah di rumahnya bersama Ibu Al-Qomah, ketika Bilal sampai dirumah Al-Qomah terdengar suara Al-Qomah mengucapkan kalimat Laaillahaillalloh. Setelah kejadian itu Rasulullah SAW. Memerintahkan agar Al-Qomah segra dimandikan dan dikafani dan Rasulullah sendirin yang menjadi Imam sholat Jenazah atas sahabatnya itu. Sesudah dikuburkan, bersabda : Artinya: maka Rasulullah berdiri dan Wahai sahabat Muhajirin dan Anshor, siapa saja yang mengutamakan istri daripada Ibunya, maka ia terlaknat oleh Allah, kutukan Malaikat dan menusia semuanya menyingkir, bahkan Allah tidak menerima daripanya, ibadah amal ( sharfan) dan sikap adilnya (terhadap istri) kecuali jika bertobat kepada Allah dan berbuat baik terhadap ibunya . Kemudian Rasulullah berpesan dalam Sabdanya : “Jagalah baik-baik Ibumu, karena surga itu berada dibawa telapak kaki Ibumu” ( HR. Ibnu Majah). Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu Wukuf di Arafah sebagai Puncak Ibadah Haji mensyari’atkan kefanaan dan kesementaraan hidup didunia, Wukuf secara harfiah berarti Stop atau berhenti sebentar memberi kesadaran yang dalam kepada kita bahwa hidup didunia benar-benar hanya sementara dan temporer. Itulah sebabnya kita tidak santai dan menyia-nyiakan waktu dan kesempatan, berhenti yang hanya sebentar ini adalah untuk mempersiapkan bekal guna menuju akhirat yang akan dijalani dalam rentang waktu yang amat panjang sehingga bisa diandaikan sebagai keabadian, kendatipun yang benar-benar abadi hanyalah Allah SWT. Wukuf di Arafah juga mensyariatkan kepada kita bahwa kita harus berusaha mengenal Jati diri kita masing-masing untuk memperteguh Ma’rifat kepada sang Khaliq, Allah SWT. Dalam kaitan inilah, Al-Qur’an senantiasa memberikan motivasi agar setiap mukmin selalu memandang ke masa depan dengan penuh optimis sambil bekerja keras. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Hasyr ayat 18: ٞ ۡ َ ۡ ُ َ ۡ َ ٱ ِ َ َءا َ ُ ا ْ ٱ ُ ا ْ ٱ َ َو َ ۢ ُ َ َ ۡ ِ َ َوٱ ُ ا ْ ٱ َ إن ٱ ٖ ِ ۚ ِ ِ َ ُ ن َ َ َ َ ََۡ Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu kepada Allah dan hendaklah setiap orang memikirkan apa yang diperbuat untuk hari esok (masa depan) dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah sangat mengetahui apa yang kamu perbuat ( Al Hasyr 18). Allahu Akbar 3 x Walillahilham, Jamaah Ied yang berbahagia. Sesuai dengan Firman Allah SWT tersebut diatas, kita dianjurkan oleh Allah SWT Untuk memikirkan masa depan kita Yang masih jauh, kiranya mari kita luruskan barisan dan rapatkan syaff untuk meningkatkan amal ma’aruf dan mencegah dari yang mungkar , agar supaya Allah SWT memberikan Rahmat dan Karunia kepada Bangsa Indonesia khususnya kabupaten Maluku Tengah yang sementara giat membangun dalam berbagai bidang pembangunan, Dan terhindar dari musibah dan malahpetaka, Apalagi tahun 2018 mendatang kita di Propinsi Maluku menghadapi pemilihan Gubernur dan wakil Gubernu untuk memimpin Maluku 5 tahun kedepan, mereka adalah orang orang yang sangat menentukan maju dan mundurnya perkembangan pembangunan di Propinsi Maluku. Maka yang diharapkan dari kita semua adalah dapat menjaga keamanan dan ketentraman dalam lingkungan masyarakat kita masing-masing agar terhindar dari musibah bencana yang dapat menghancurkan persatuan dan kerukunan yang terbina selama ini. Jama’ah Ied Rahimakumullah. Ibadah Qurban yang juga diwarisi dari Nabi Ibrahim AS mengandung nilai-nilai moral dan sosial yang tinggi maka selaku seorang muslim yang memiliki kemampuan materi sangat dianjurkan untuk menyembeli hewan qurban sebagai wujud pengabdian dan rasa syukur yang dalam kepada Allah SWT. Sekaligus wujud dari rasa persaudaraan, kebersamaan dan kepedulian sosial terhadap umat islam yang kebetulan kurang beruntung dalam kehidupan sehari hari. Amaliyah haji yang juga mempunyai makna yang mendalam adalah melontar Jumrah di Mina yaitu Jumratul Ula, Jumratul Wusto dan Jumratul Akobah yang menjadi objek lemparan para Jama’ah Haji tidak lain adalah simbol dari iblis Syaiton yaitu setiap kejahatan yang dapat menjerumuskan manusia kepada kesengsaraan duniawi dan uhrawi. Termasuk dalam hal ini adalah dorongan-dorongan nafsu jahat yang ada dalam diri setiap manusia, harus berjihad dengan penuh semangat dengan mengarahkan segala kekuatan untuk memeranginya, sebab dengan berjihad terhadap diri sendiri terhadap syaiton dan iblis dan kejahatan-kejahatan lain-nya yang begitu sulit dan keras, seperti sulitnya bagi Jama’ah Haji yang melontar. Jama’ah Ied Rahimakumullah. Demikian beberapa hikmah yang dapat diambil dari Ibadah Haji dan Qurban semuanya itu menggambarkan betapa tingginya nilai-nilai dari setiap ajaran islam yang tercinta ini. Sebagai umat yang beriman kita semua sangat mengharapkan kiranya nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran agama islam dapat kita raih, dapat kita hayati, dan lebih penting lagi dapat kita terapakan dalam kehidupan kita. Perlu kita sadari bahwa pejuangan dan pengorbanan umat Islam dewasa ini perlu dijadikan sebagai suatu perinsip yang harus ditumbuh kembangkan dalam rangka membangaun peradaban baru yang lebih Islami menuju masyarakat Madani, yaitu masyarakat yang maju aman damai nyaman indah sesuai cita-cita pembangunan bangsa kita saat ini . Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu. Jama’ah Ied Rahimakumullah Akhirnya marilah kita mengangkat tangan sambil berdoa semoga doa kita di ijabah oleh Allah SWT. Allahummah ya Allah, pelindung dari semua bencana, pada saat kami hadir di hadapanMU, memohon kiranya diberikan kekuatan dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan hidup yang senantiasa setiap saat dapat menjerumuskan kami dari hal-hal yang menyalahi ketentuanMu. Ya Allah hanya dengan kebesaran kasih dan sayangMu, yang dapat menyelamatkan kami dari siksaan dunia dan derita akhirat. Maka tanpa campur tangan kekuasaanMu, kemana lagi kami mengadu dan memohon pertolongan. Ya Allah yang maha pelindung, kami sadar sepenuh jiwa raga. Kami bisa jadi manusia seperti ini melalui penderitaan kedua Orang tua kami, sebagian mereka telah tua dan sebagian mereka telah tiada mendahului kami, untuk itu kami mohon agar engkau memberi kesehatan kepada mereka yang masih hidup, dan memberikan tempat yang layak, kepada mereka yang telah menghadapMu. Ya Allah yang maha pelindung , lindungilah Bapak Ibu kami, sahabat kami, yang telah pergi memenuhi panggilanMu untuk menunaikan Rukun Islam yang kelima dikota para Nabi Makkah Allmukarramah. Semoga mereka kembali bersama kami dengan menyandang Haji Mabrur. Ya Allah yang Maha Kuasa, lindungilah kami, jauhkan kami dari semua bencana yang tidak sanggup kami hadapi, tanamkanlah kekuatan iman di hati kami, sinarilah kami dengan pancaran iman kepadaMu agar dunia dapat kami raih dan akhirat bisa kami peroleh. KHUTBAH KEDUA IDUL ADHA KELUARGA BESAR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN MALUKU TENGAH Mengucapkan : Selamat Melaksanakan Ibadah Qurban 1438 H/2017 M