Pembelajaran diartikan sebagai proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan perilaku tertentu, sebagai respons terhadap situasi tertentu pula Mengajar merupakan kata yang menyatakan "pekerjaan" (Brown, 1991t 5), yang harus dilakukan secara professional Pengajar merupakan sosok yang digugu dan ditiru Secara etimologi atau dalam arti sempit pengajar yang berkewajiban mewujudkan suatu program kelas adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pembelajaran di kelas Mengajar dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh pengajar dengan materi, metode, serta media pembelajaran yang bertujuan untuk mengubah perilaku peserta latih, mencakup dimensi pengetahuan (kognitif), afektif maupun keterampilan (psikomotorik). 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Menyusun scenario pembelajaran Membuka dan Menutup Menjelaskan Bertanya Dasar dan Lanjut Memberi Penguatan Mengadakan Variasi Membuka dan Menutup Pelajaran Memimpin Diskusi Kelompok Kecil Mengelola Kelas Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan GURU MENGAJAR, MURID BELAJAR GURU TAHU SEGALANYA, MURID TIDAK TAHU APA-APA GURU BERFIKIR, MURID DIFIKIRKAN GURU BICARA, MURID MENDENGARKAN GURU MENGATUR, MURID DIATUR GURU MEMILIH DAN MEMAKSAKAN PILIHANNYA, MURID MENURUTI GURU BERTINDAK, MURID MEMBAYANGKAN BAGAIMANA BERTINDAK SESUAI DENGAN TINDAKAN GURU GURU ADALAH SUBYEK PROSES BELAJAR, MURID HANYA SEBAGAI OBYEK Bagaimana tanggapan saudara, masih relevankah dengan konsep pendidikan orang dewasa ? 6 Itu sich begitu …. begitu juga tak ada yang baru ? Itukan teorinya, bagaimana prakteknya dalam kenyataan ? Katanya pelayanan prima, mana primanya ? Katakan bagaimana mestinya, anda khan ahlinya ? Semuanya tidak ada yang cocok untuk keadaan diriku ? Katanya reformasi, apa yang direformasi dari dulu begitubegitu saja ? Hebat sekali, bermanfaat sekali untuk kita ? Kebiasaan kita khan sudah baik, mengapa harus dirubah ? 7 PAEDAGOGY (Paid – Anak, Agogos – membimbing) Suatu ilmu dan seni mengajar anak-anak PENDIDIKAN ANDRAGOGY (Aner – dewasa, agogos – membimbing) Suatu ilmu dan seni mengajar orang dewasa 8 Pedagogi : secara literal berarti: seni dan ilmu pengetahuan tentang mendidik anak-anak dan sering digunakan sebagai sebuah sinonim untuk suatu pengajaran. Secara lebih tepatnya, pedagogi mewujudkan pendidikan yang berfokuskan guru. Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin. Perdefinisi andragogi kemudian dirumuskan sebagau "Suatu seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar". Suatu proses dimana orang (orang-orang) yang sebagian besar peran sosialnya dapat digolongkan dalam status orang dewasa, melakukan kegiatan-kegiatan belajar dengan sengaja dan dengan mengadakan perubahan kemajuan ke arah pengetahuan, sikap dan nilainilai maupun keterampilan yang telah mereka miliki Dr. Nies Siwi Ultima Kadarmo 11 Segi fisik, sudah cukup berumur Segi status, sudah menyandang: Pegawai Karyawan Purnawirawan Segi kebutuhan pendidikan, telah memiliki: Sikap Kemampuan Keterampilan 12 PERBEDAAN PAEDAGOGY DENGAN ANDRAGOGY FAKTOR PEMBEDA 01. Tingkat kemandirian PAEDAGOGY ANDRAGOGY Dependen pada orang lain Independen 02. Peran pengalaman hidup Tak banyak berperan dalam proses belajar Sangat penting sbg sumber dan acuan belajar 03. Kesiapan untuk belajar Tergantung pada guru dan kurikulum Tergantung pd kebutuhan riil pekerjaan sehari-hari 04. Orientasi bel- Pada materi ajar belajar (masa depan) Pada skill yg hrs dikuasai (saat ini) 13 FAKTOR PEMBEDA PAEDAGOGY ANDRAGOGY 05. Pemanfaatan hasil belajar Kelak mungkin berguna/tidak Hrs segera dpt dimanfaatkan dalam pekerjaan 06. Motivasi belajar Ditimbulkan faktor Timbul dari diri luar sendiri 07. Iklim belajar Cenderung kaku dan formal Cenderung santai tetapi saling menghormati 08. Proses perenca Dilakukan oleh naan program guru saja belajar Dilakukan user dg unit diklat dan WI 09. Perumusan tujuan belajar Seringkali ditentukan bersama WI & peserta Diklat Selalu dilakukan oleh guru 14 FAKTOR PEMBEDA 10. Analisis kebutuhan belajar PAEDAGOGY Selalu dilakukan oleh guru Peserta diklat aktif menganalisis kebutuhan belajar nya sendiri 11. Sifat materi pelajaran Teoritis dan disusun secara linier Teoritis praktis dan disusun secara fleksibel sesuai kebutuhan 12. Evaluasi belajar Dilakukan oleh guru ANDRAGOGY Dilakukan oleh WI dan peserta Diklat 15 KONSEP DIRI ORANG DEWASA PERANAN PENGALAMAN KESIAPAN BELAJAR ORIENTASI WAKTU DAN ARAH BELAJAR Malcolm Knowles 16 DEWASA SELF DETERMINATION MAMPU MENENTUKAN DIRINYA SENDIRI SELF DIRECTION MAMPU MENGARAHKAN DIRINYA SENDIRI Konsep diri adalah keyakinan diri atau anutan diri, atau persepsi tentang dirinya yang berhubungan dengan perasaan, keyakinan, nilai diri yang mencakup kemampuan, kelebihan dan kekurangan yang merupakan titik sentral dari kesadaran perilaku seseorang 17 No. ASUMSI 01. Konsep Diri IMPLIKASI DALAM PENYELENGGARAAN Dilibatkan sepenuhnya dalam proses pembelajaran; Ciptakan situasi dan kondisi yg menyenangkan seperti penataan kelas; Meja dan kursi yang nyaman dan sesuai dengan ukuran orang dewasa; Penempatan meja dan kursi tidak perlu diatur secara formal, mudah diubah; Ada kebebasan untuk mengemukakan pendapat tanpa rasa takut dicemooh; Sikap pengajar yang demokratis 18 INDIVIDU PERJALANAN HIDUP MENGUMPULKAN PENGALAMAN DISKUSI KEL CURAH PENDAPAT PENUGASAN PRAKTEK TUMBUH KEMBANG PENGALAMAN SBG SUMBER BELAJAR EXPERIENTIAL LEARNING CYCLE 19 No. ASUMSI 02. Pengalaman IMPLIKASI DALAM PENYELENGGARAAN Dilibatkan dalam merancang materi dan proses pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta; Dapat memberikan kontribusi thd proses pembelajaran sebagai nara sumber bagi peserta lain; Dapat menghubungkan antara pengalaman pribadi dengan pengalaman yang baru diperoleh; Pengalaman lama yg sudah menetap membentuk paradigma, sulit untuk diubah perlu waktu; Penggalian pengalaman dalam proses pembelajaran memerlukan metoda yang dapat melibatkan peserta. 20 INDIVIDU PERJALANAN HIDUP MENJADI MATANG MATERI DISESUAIKAN BERORIENTASI PADA TUGAS DAN PEKERJAAN KESIAPAN BELAJAR TAPI DITENTUKAN BUKAN HANYA KEBUTUHAN PENGETAHUAN SAJA 21 No. ASUMSI 03. Kesiapan belajar wisnu hidayat IMPLIKASI DALAM PENYELENGGARAAN Materi diklat disusun berdasar tuntutan dalam tugas serta disesuaikan dengan perkembangan usia peserta; Metode pembelajaran dirancang dengan pendekatan mengalami mengacu pd konsep belajar berdasar pengalaman peserta dpt mengaplikasikan dlm peker- jaannya. 22 PAEDAGOGY SUBJECT MATTER CENTERED ORIENTATION PENDIDIKAN ANDRAGOGY PROBLEM CENTERED OREINTATION Arah pencapaiannya, penemuan suatu suatu situasi yang lebih baik, Suatu pengalaman kolektif atau suatu kemungkinan pengembangan berdasarkan kenyataan yang ada saat ini 23 No. ASUMSI 04. Orientasi waktu dan arah belajar IMPLIKASI DALAM PENYELENGGARAAN 1. Berorientasi pada pemecahan masalah daripada pemberian materi pembelajaran, ( SK tentang TUPOKSI ) 2. Penemuan pada situasi yang lebih baik berdasarkan pengalaman kolektif. What I hear, I forget. What I hear and see, I remember a little. What I hear, see, and ask questions about or discuss with someone else, I begin to understand. What I hear, see, discuss, and do, allows me to acquire knowledge and skill. What I teach to another, I master. Source: Lawson, K. The Trainer’s Handbook, 1998 KEMAMPUAN MENGINGAT DAN METODE PEMBELAJARAN Metode pembelajaran ° ° ° ° Verbal satu arah Membaca Visual dan verbal Berperan aktif Kemampuan mengingat Setelah 3 jam Setelah 3 hari 25% 72% 80% 90% 15% 20% 65% 70% What’s that mean? (Rick Sulivan, 2001 hal. 1 – 6) 28