BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sepak bola adalah salah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Sepak bola adalah salah satu olahraga yang digemari hampir 80% warga
penduduk dunia, termasuk indonesia. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang
sangat banyak dan memiliki masyarakat dengan minat yang sangat tinggi
terhadap olahraga sepak bola, menjadikan sepak bola olahraga terpopuler di
Indonesia.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Tabel I.1.1. Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Lapangan dan
Memiliki Kelompok Kegiatan Sepakbola Menurut Provinsi, 2008
Provinsi
Jumlah
Presentase desa
Persentase desa yang
desa/kelurahan
yang memiliki
memiliki kelompok
lapangan sepak bola
kegiatan sepakbola
Nanggroe Aceh
6.424
37.06
60.26
Sumatra Utara
5.767
34.33
44.29
Sumatra Barat
924
69.05
76.95
Riau
1.604
85.72
87.59
Jambi
1.303
76.21
87.72
Sumatra Selatan
3.079
50.80
59.92
Bengkulu
1.351
41.08
66.25
Lampung
2.339
73.96
82.43
Kep. Bangka Belitung
344
93.02
96.22
Kep. Riau
326
83.44
88.65
DKI Jakarta
267
54.31
69.29
Jawa Barat
5.871
72.10
91.23
Jawa Tengah
8.574
72.68
78.68
DI Yogyakarta
438
82.65
88.58
Jawa Timur
8.505
57.04
65.66
Banten
1.504
62.70
89.69
Bali
712
35.81
48.46
Nusa Tenggara Barat
913
54.65
83.13
Nusa Tenggara Timur
2.803
49.66
63.61
Kalimantan Barat
1.791
83.75
87.49
Kalimantan Tengah
1.448
59.19
59.94
Kalimantan Selatan
1.974
41.13
68.79
Kalimantan Timur
1.417
72.27
73.96
Sulawesi Utara
1.494
39.09
62.85
Sulawesi Tengah
1.686
61.74
83.39
Sulawesi Selatan
2.946
55.70
70.67
Sulawesi Tenggara
2.028
52.17
66.47
Gorontalo
584
51.71
63.53
Sulawesi Barat
536
57.65
61.19
Maluku
906
58.83
66.00
Maluku Utara
1.036
60.42
83.20
Papua Barat
1.205
31.70
36.60
Papua
3.276
27.56
32.51
Indonesia
75.375
56.11
68.65
Sumber: Diolah dari PODES (BPS) 2008
1
Sepak bola Indonesia perlu pembenahan dalam banyak hal. Salah satu
faktor penyebab ketidakberhasilan tersebut adalah fasilitas yang kurang
mendukung kemajuan olahraga sepak bola di Indonesia. Seperti kurangnya
regenerasi pemain muda, dan
dominasi pemain asing. Pemanduan dan
pembinaan atlet usia dini dalam lingkup perencanaan untuk mencapai prestasi
puncak, memerlukan latihan jangka panjang kurang lebih berkisar antara 8-10
tahun, secara bertahap, kontinyu, meningkat dan berkesinambungan (Garuda
Emas, 2000:11).
Perbaikan sarana dan prasarana sampai kepada pembentukan pemain yang
berkualitas adalah pekerjaan rumah yang maha berat bagi sepakbola Indonesia.
Sepak bola professional juga menuntut setiap klub agar memiliki pengembangan
berjenjang sebagai bagian dari mendidik dan mencetak pemain agar berkualitas
dan professional, dengan kata lain setiap klub harus memiliki tim junior yang
mereka bina sejak usia dini. Bukan hanya teknik sepak bola yang di didik tapi
juga pendidikan formal lainnya, dan semua ini ditanggung oleh klub. Dengan
begitu setiap anak kecil akan memiliki pendidikan dasar yang optimal dan skill
sepak bola yang tak kalah baiknya.
Gambar I.1.1. Sekolah Sepak Bola Arsenal
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Salah satu sekolah sepak bola yang namanya mulai berkibar di Jakarta
adalah Sekolah Sepak Bola Arsenal. Sekolah Sepak Bola Arsenal merupakan
sekolah sepak bola resmi Arsenal yang berafiliasi dengan Arsenal di Inggris.
Arsenal secara konsisten telah menunjukkan keberhasilan proses kaderisasi di
Jakarta, SSB Arsenal mengedepankan pendidikan dan teknik sepakbola yang
diajarkan tim asuhan Arsene Wenger, mulai dari teknik di lapangan hingga
pengajaran mental bermain. Selain melibatkan pelatih lokal, Sekolah Sepak Bola
2
Arsenal juga didukung oleh pelatih asing berkualitas bersertifikat dengan lisensi
C Nasional.
Maraknya sekolah sepak bola di berbagai daerah di Indonesia termasuk di
Daerah Bogor membuktikan bahwa masyarakat memiliki perhatian yang tinggi
terhadap pembinaan sepak bola usia dini. Saat ini SSB seluruk pelosok mencapai
ribuan, sedangkan di Bogor mencapai ± 21 SSB dan beberapa klub telah
merintis pembinaan usia dini yang tidak terhitung. Berdasarkan hal tersebut,
potensi untuk mendirikan sekolah sepak bola di kota Bogor merupakan pilihan
yang tepat, dilihat dari banyaknya kegiatan sepakbola yang ada pada kota
tersebut.
Lingkungan adalah tempat dimana manusia tinggal dan melakukan
aktivitas sehari-hari. Segala sesuatu yang berada dalam lingkungan tersebut
mempengaruhi setiap kegiatan dan perilaku manusia karena terjadinya interaksi
antara manusia dengan lingkungan. Karena pengaruh lingkungan amat besar
bagi kelangsungan hidup masyarakat disekitarnya, maka terciptanya suatu
lingkungan yang sehat dan kondusif merupakan suatu keharusan. Kesehatan
lingkungan dapat berakibat positif terhadap kondisi elemen-elemen hayati dan
non hayati dalam ekosistem itu sendiri. Salah satu karakteristik bagi lingkungan
yang sehat adalah tersedianya air bersih bagi kehidupan sehari-hari masyarakat.
Menurut UU No 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, air adalah semua
air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk
dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada
didarat. Pengelolaan sumberdaya air didefinisikan sebagai aplikasi dari cara
sturktural dan non-struktural untuk mengendalikan sistem sumberdaya air alam
dan buatan manusia untuk kepentingan/manfaat manusia dan tujuan-tujuan
lingkungan (Kodoatie Robert J dkk, 2002).
Secara geografis Kota Bogor terletak di hulu Kota Jakarta dan merupakan
salah satu komponen dari program penertiban wilayah JABOPUNJUR (Jakarta,
Bogor, Puncak, Cianjur). Konsekuensinya, jalur ini mengalami perkembangan
yang sangat cepat sehingga perwujudan pemanfaatan ruang telah berada di luar
jangkauan tindak penataan ruang serta pengendalian pembangunan yang ada dan
semakin jauh dari tujuan pemanfaatan ruang wilayah (Hardjasoemantri, 2002).
3
Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kelestarian sumber daya air baik
kuantitas maupun kualitasnya bagi masyarakat kota Bogor. Sering kita dengar
bahwa terjadi banjir waktu musim hujan di kota Bogor dan terus ke Jakarta yang
disebabkan oleh ketelodaran Pemerintah Daerah Tingkat II Bogor ataupun
sebaliknya kekeringan dimusim kemarau. Hal ini sesuai dengan prediksi yang
dilaporkan oleh Douglass (1992) dimana jumlah penduduk perkotaan di
Indonesia meningkat menjadi dua kali lipat setiap 15 tahunnya. Polusi badanbadan air meningkat secara drastis yang berasal dari limbah industri, rumah
tangga, pasar, rumah sakit, dan usaha pertanian.
Pada kasus Kota Bogor, pembangunan ekonomi telah menimbulkan
beberapa permasalahan lingkungan antara lain:
• Degradasi kualitas lahan akibat konversi menjadi kawasan pemukiman dan
industri.
• Penumpukan limbah padat yang berupa sampah kota yang berasal dari
kegiatan pemukiman, pasar, pertokoan, restoran, dan kawasan industri.
• Kemacetan
lalulintas
akibat
“over
capacity”
jumlah
kendaraan
dibandingkan dengan ruas jalan yang tersedia.
• Pencemaran badan sungai oleh limbah cair industri, pasar, rumah sakit,
bengkel, rumah makan serta limbah domestik.
• Pencemaran udara oleh limbah gas transportasi dan industri.
• Penataan kawasan pedagang kaki lima (PKL)
Walaupun secara kuantitas Kota Bogor bisa mencukupi air yang ditunjang
oleh tingginya curah hujan, tetapi secara kualitas terjadi permasalahan
sumberdaya air permukaan (air sungai) dan air tanah (sumur).
Untuk menghindari penurunan daya dukung sumberdaya alam yang lebih
parah, Pemerintah Kota Madya Bogor telah menyusun strategi pengelolaan
sumberdaya alam berwawasan lingkungan. Strategi ini tertuang dalam pokoppoko kebijaksanaan terhadap pembangunan secara berkelanjutan sesuai dengan
motto kota bogor yaitu BERIMAN (Bersih, Indah, nyaman). Salah satu butir
yang termuat pada paket kebijaksanaan tersebut adalah penanggulangan
pencemaran air, Ini memang layak karena air yang bersih dan memenuhi standar
kebersihan merupakan kebutuhan yang vital tidak saja bagi kelangsungan hidup
4
manusia itu sendiri, tetapi juga kelangsungan hidup semua makhluk di muka
bumi ini.
Dalam
menanggapi
permasalahan
tersebut,
diperlukan
strategi
pengendalian air secara terpadu melibatkan semua aspek. Dalam perancangan
sepak bola ini diharapkan bangunan yang akan didesain tidak merugikan dan
merusak alam dan lingkungan sekitar yang akan membahayakan generasi yang
akan mendatang. Berdasarkan hal-hal diatas, maka penyusun memilih sekolah
sepak bola Arsenal dengan memperhatikan aspek pengolahan air sebagai
proyek Tugas Akhir.
I.2.
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan perencanaan dan perancangan sekolah sepak bola di Jl.
Karanggan Raya no. 151 Bogor adalah:
1. Memberikan sebuah sarana pendidikan bagi para pemain sepak bola muda
berbakat yang dimiliki oleh Indonesia untuk dikembangkan menjadi pemain
sepak bola yang unggul dan dapat berlaga dikejuaraan nasional dan
internasional.
2. Selain pendidikan sepak bola, diberikan pendidikan formal untuk menunjang
wawasan para siswa.
3. Menciptakan bangunan dengan konsep sustainable sehingga bangunan
menjadi ramah lingkungan dan tidak merusak alam sekitarnya, dengan cara
menerapkan sistem pengendalian air.
I.3.
Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan dalam sekolah sepak bola ini mencakup tentang
penerapan konsep sustainable design dengan tema pengendalian air sebagai
dasar dalam perancangan sebuah sarana untuk menunjang pemain sepak bola di
Indonesia sejak usia dini. Persyaratan dan ketentuan pembangunan di Karanggan
Bogor, kebutuhan ruang dan fasilitas, organisasi ruang, sirkulasi dalam
bangunan, struktur dan utilitas serta tampilan fisik bangunan yang akan
digunakan, akan dibahas sebagai satu kesatuan dalam proses perancangan
arsitektur.
5
I.4.
Metodologi
Metodologi Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam studi ini adalah pengambilan dan
pengumpulan data, perhitungan kebutuhan air, dan pengolahan data curah hujan.
1. Pengambilan Data
• Studi literatur
Studi literatur dimaksudkan untuk memperkuat data-data yang diperoleh,
berdasarkan teori-teori yang diperoleh dari beberapa referensi yang
digunakan. Literatur berupa teori mengenai pengolahan air hujan dan teoriteori yang berhubungan dengan proses desain nantinya.
• Observasi
Penulis mengadakan observasi langsung di lapangan yaitu Kranggan
Bogor dengan mendapatkan data-data site. Mengumpulkan data mengenai
data curah hujan selama 4 tahun dan mengumpulkan data mengenai debit
sungai cikeas.
• Studi Banding
Penulis melakukan studi banding terhadap obyek sejenis untuk
mendapatkan
referensi
dan
penalaran/gambaran
terhadap
desain
peancangan. Studi banding, didapat dengan cara mencari bangunan dengan
fungsi serupa untuk dijadikan acuan dalam mendesain, dapat dilakukan
dengan cara primer (survey pada bangunan yang sudah ada secara
langsung) dan sekunder (mencari lewat buku dan internet bangunan
dengan fungsi serupa).
2. Analisis
Yaitu dengan cara menganalisis data fisik dan non fisik untuk disajikan
dalam pertimbangan mendesain sesuai standar dan literatur yang sudah ada.
3. Sintesis
Yaitu dengan melakukan review pokok pembahasan masalah kemudian
disimpulkan menjadi suatu satu rangkuman konsep yang telah terpilih, diteliti
dan dipelajari.
6
Metodologi Perancangan
G. Broadbent dalam "Design In Architecture" (1990), yaitu teori
pendekatan perancangan arsitektur yang menyatakan bahwa perancangan
arsitektur dapat disarikan menjadi suatu proses penggabungan dari 3 sistem
yaitu:
1.
uman System : merupakan pertimbangan terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan aktivitas dari manusia sebagai pelaku kegiatan. Pertimbangan segi
humansis tersebut meliputi: gaya hidup sosial dan budaya (pola aktivitas
dalam rumah, kebiasaan hobby yang ada, nilai agama yang dianut), standardstandard kenyamanan (dimensi tempat duduk, dimensi ruang, dimensi
furniture).
2.
nvironmental System: Pertimbangan terhadap hal-hal yang menyangkut
kondisi lingkungan perkotaan sampai pada tapak yang direncanakan.
Pertimbangan dalam segi lingkungan meliputi segi utilitas dalam bangunan
(penempatan pipa-pipa air kotor dan limbah yang diperhitungkan tidak
mencemari lingkungan fisik sekitar bangunan), pertimbangan energi (energi
yang diperlukan dalam operasional bangunan diusahakan sehemat mungkin),
pertimbangan lingkungan sosial budaya (bangunan diharapkan dapat
beradaptasi secara sosial dan budaya pada lingkungan sekitar tapak).
3.
uilding System : Merupakan pertimbangan terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan sistem bangunan. Pertimbangan segi bangunan meliputi penggunaan
material, metode pembangunan struktur dan konstruksi bangunan.
Hasil dari sistem approach tersebut digunakan sebagai alat pemandu
(guideline) dalam membuat skematik desain, yaiu tahap awal dari fase problem
solving.
7
I.5.
Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman dalam membaca
laporan ini, maka berikut adalah gambaran singkat berupa sistematika dalam
penulisan Karya Ilmiah Tugas Akhir, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup
pembahasan, serta sistematika penulisan laporan.
BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan tentang Tinjauan umum, tinjauan khusus topik, dan
kelengkapan data dan relevansi pustaka pendukung.
BAB III PERMASALAHAN
Bab ini berisikan tentang indentifikasi permasalahan arsitektural yang
digali dan dikaji dari hasil tinjauan referensi dan landasan teori.
BAB IV ANALISIS
Bab ini berisikan tentang pendekatan perancangan arsitektural sesuai
dengan topik, dan juga penerapan ketajaman dan ketepatan teori arsitektural
yang dipadukan dengan pendekatan khusus (topik) yang meliputi kondisi dan
potensi lingkungan, kegiatan dan system ruang, dan system bangunan.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Bab ini berisikan tentang dasar perencanaan dan perancangan, konsep
perencanaan dan perancangan, penekanan khusus, dan tuntutan rancangan
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan daftar-daftar referensi yang telah diambil untuk dijadikan
landasan
teori
dalam
Karya
Ilmiah
Tugas
Akhir
ini.
8
I.6.
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar I.7.1. Skema Kerangka Berpikir
Latar Belakang
Kurangnya sarana dan prasarana
pendidikan sepak bola.
Maksud dan Tujuan
Memberikan sebuah sarana
pendidikan bagi para pemain sepak
bola muda berbakat yang dimiliki
oleh Indonesia
F
E
E
Tinjauan Umum
Judul dan Topik
• Definisi sepak bola
• Sepak bola Arsenal
• Sustainable
Tinjauan Khusus
Studi Banding
Tema
Green Architecture
(Pengendalian air)
• Bangunan sekolah sepak bola
• Bangunan
dengan
system
pengendalian air
D
Permasalahan
B
• Environment
• Human
• Building
A
C
K
Analisa
• Environment
• Human
• Building
Konsep Perancangan
• Environment
• Human
• Building
Skematik Desain
Perancangan
9
Download