Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

advertisement
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perusahaan PT X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa
kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait Bandar udara di wilayah Tangerang.
Penulis berkesempatan untuk melakukan praktik magang di perusahaan untuk
memenuhi syarat perkuliahan untuk mata kuliah magang. Dan selama menjalani praktik
magang di perusahaan, penulis melihat bahwa para karyawan PT X sangat santai dalam
bekerja. Meskipun begitu mereka tampak puas dengan hasil kerja mereka. Contoh yang
terjadi di perusahaan adalah setelah para karyawan perusahaan PT X selesai melakukan
pekerjaannya, kinerja mereka akan dinilai oleh atasannya. Para karyawan yang merasa
telah melakukan pekerjaannya dengan baik merasa yakin akan mendapat nilai 4 atau
sangat baik. Tetapi pada kenyataanya mereka hanya mendapatkan nilai 3 atau baik. Hal
tersebut dapat menyebabkan timbulnya rasa kurang puas dalam diri karyawan tersebut
sehingga menyebabkan mereka mengurangi tingkat usahanya dalam menyelesaikan
tugas selanjutnya.
Berdasarkan contoh yang terjadi di perusahaan, penulis menyimpulkan bahwa
dalam bekerja dibutuhkan motivasi agar para karyawan dapat mengerjakan
pekerjaannya dengan baik, sehingga akan memperoleh hasil kerja yang diharapkan
secara maksimal, serta dapat memunculkan perasaan puas dalam diri terhadap
kinerjanya. Karena karyawan merasa bahwa dirinya dapat bertanggung jawab atas
pekerjaannya, karyawan merasa bahwa dirinya telah mengalami kemajuan dalam
bekerja, dan memungkinkan dirinya untuk mendapatkan pengakuan dari atasan serta
rekan kerja lainnya, Seperti yang dikatakan oleh Herzberg (dalam Munandar, 2006)
sebagai faktor motivator dalam kepuasan kerja. Selain dari faktor motivasi yang
dikemukakan oleh Herzberg (dalam Munandar, 2006) terdapat hal-hal lain yang dapat
meningkatkan kepuasan kerja karyawan, seperti gaji, pekerjaan itu sendiri, lingkungan
kerja, dan sebagainya.
Menurut Munandar (2006) Motivasi adalah sebuah proses dimana kebutuhankebutuhan akan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan agar
tujuannya dapat tercapai. Menurut Herzberg (dalam Robbins, 1996) motivasi kerja
1
2
adalah sikap seseorang terhadap pekerjaannya dan memunculkan rasa kepuasan kerja.
Motivasi kerja adalah dorongan dan keinginan yang ada di dalam diri manusia untuk
melaksanakan tugas-tugas dari pekerjaannya dengan baik (Umar, 2003). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang ada di dalam
maupun di luar diri seseorang untuk melakukan tugasnya dengan baik agar tujuannya
dapat tercapai.
Menurut Saydam (1996) motivasi merupakan sebuah proses psikologis dalam
diri seseorang yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi kerja tersebut dapat dibedakan atas
a) Faktor eksternal yang merupakan dorongan yang berasal dari luar diri
karyawan. Seperti lingkungan kerja yang menyenagkan, kompensasi
yang memadai, supervisi yang baik, adanya penghargaan atas prestasi,
status dan tanggung jawab.
b) Faktor internal yang merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri
karyawan. Seperti kematangan pribadi, tingkat pendidikan, keinginan
dan harapan pribadi, kebutuhan, kepuasan kerja.
Ketika seseorang termotivasi secara intrinsik, maka mereka akan berusaha untuk
melakukan kinerja dengan baik. Hal ini disebabkan karena mereka menyukai
pekerjaannya atau mereka menikmati tantangan untuk menyelesaikan suatu tugas.
Sedangkan ketika seseorang termotivasi secara ekstrinsik, meskipun mereka sangat
tidak menyukai tugas yang diberikan tetapi tetap berusaha melakukan yang terbaik agar
dapat menerima beberapa jenis reward atau untuk menghindari konsekuensi negatif
(Deci & Ryan dalam Aamodt, 2007)
Menurut Munandar (2006) terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan motivasi
kerja, yaitu
1. Peran Pemimpin / Atasan
2. Peran Diri Sendiri
3. Peran Organisasi
Jika hasil pekerjaan mereka maksimal, maka karyawan akan merasa puas
terhadap pekerjaannya. Menurut Munandar (2006) tidak ada batasan yang jelas
mengenai kepuasan kerja yang dirasa paling sesuai oleh para penulis dan peneliti. Siegel
3
dan Lane, 1982 (dalam Munandar, 2006) menerima batasan yang diberikan oleh Locke,
yaitu bahwa kepuasan kerja adalah
“the appraisal of one’s job as attaining or allowing the attainment of one’s important
job values, providing these values are congruent with or help fulfill one’s basic
needs.”(dalam Munandar, 2006, hal 350)
Secara singkat, Munandar (2006) mengatakan bahwa tenaga kerja yang puas
dengan pekerjaannya pasti merasa senang dengan pekerjaannya. Howell dan
Dipboye,1986 (dalam Munandar, 2006) memandang kepuasan kerja sebagai rasa suka
atau tidak sukanya karyawan terhadap pekerjaannya berdasarkan aspek dari pekerjaan
tersebut. Menurut Robbins (2008) kepuasan kerja adalah perasaan positif seseorang
mengenai pekerjaannya yang merupakan evaluasi dari karakteristik pekerjaan tersebut.
Umar (2003) memberikan pengertian lain mengenai kepuasan kerja, yaitu perasaan dan
penilaian seorang terhadap pekerjaannya, terutama kondisi kerjanya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan positif seseorang mengenai
kinerja mereka.
Menurut Hariandja (2002) terdapat faktor–faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja yang berkaitan dengan beberapa aspek, yaitu:
1. Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai imbalan dari
usahanya dalam bekerja dan harus sesuai dengan kebutuhan dan
dirasakan adil.
2. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang
apakah memiliki elemen yang memuaskan.
3. Rekan kerja, yaitu orang-orang di dalam lingkungan kerja yang
senantiasa berinteraksi satu sama lain.
4. Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau petunjuk
dalam pelaksanaan kerja. cara-cara atasan dapat tidak menyenangkan
atau menyenangkan bagi seseorang dan hal ini dapat mempengaruhi
kepuasan kerja.
5. Promosi, yaitu kemungkinan seseorang untuk berkembang melalui
kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan yang
besar untuk naik jabatan atau tidak, proses kenaikan jabatan kuaran
terbuka atau terbuka. Ini juga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan
kerja seeorang.
4
6. Lingkungan kerja, yaitu lingkungan fisik dan psikologis.
Terdapat banyak penelitian sebelumnya yang telah membahas tentang motivasi
kerja dan kepuasan kerja. Salah satunya dilakukan oleh Awang Mada Kurnia, dkk
(2013) dan Endo Wijaya Kartika dan Thomas S. Kaihatu (2010), dari hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan kerja. Hezberg (dalam Munandar, 2006) dalam penelitiannya
menemukan adanya sekelompok aspek atau ciri pekerjaan yang berhubungan dengan
kepuasan kerja, yang ia namakan sebagai faktor-faktor motivasi kerja (Munandar,
2006). Walaupun telah terdapat banyak penelitian yang mengatakan bahwa motivasi
kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja, penulis tetap ingin
mencari tahu apakah motivasi kerja karyawan perusahaan PT X dapat mempengaruhi
kepuasan kerja mereka. Karena pada saat observasi singkat yang dilakukan saat praktik
magang, peneliti melihat bahwa para karyawan di perusahaan tetap merasa puas
terhadap hasil kerja mereka walaupun pada saat mengerjakan pekerjaannya mereka
sangat santai.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Secara garis besar permasalahan yang dapat dirangkumkan dari uraian latar
belakang di atas adalah:
1. Apakah ada hubungan antara motivasi kerja dengan kepuasan kerja karyawan di
perusahaan PT. X
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan antara
motivasi kerja dengan kepuasan kerja karyawan pada perusahaan PT X. Dan untuk
melihat aspek motivasi kerja apa saja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja
seorang karyawan, dan juga melihat aspek kepuasan kerja apa saja yang
mempengaruhi variabel motivasi kerja karyawan.
Download