bab iv landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis

advertisement
Bab IV -1 NASKAH AKADEMIK Pembentukan RSUD Kota Tangerang
BAB IV
LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS
4.1.Landasan Filosofis
Adalah ahli ilmu negara, Downie yang membagi tiga tugas besar negara
kesejahteraan, yaitu (Suseno, 1988: 316-317): (a) memberikan perlindungan kepada
masyarakatnya; (b) negara mendukung atau langsung menyediakan berbagai layanan
kehidupan masyarakat dalam bidang sosial, ekonomi dan kebudayaan; (c) negara menjai
wasit yang tidak memihak antara pihak pihak yang berselisih yang menjamin keadilan
dasar bagi seluruh masyarakat.
Terkait dengan hal tersebut, Indonesia sendiri telah menabihkan diri sebagai salah
satu penganut paham negara kesejahteraan (welvarestaat). Bukti bahwa founding fathers
Indonesia menginginkan format negara kesejahteraan dapat dilihat dari kata kata yang
termaktub dalam pembukaan UUD 1945 khususnya pada alinea keempat.
Konsekuensinya, negara mempunyai tanggung jawab melindungi rakyatnya bukan
hanya sebagai negara penjaga malam (nachtwakerstraat) yang hanya mengurusi urusan
pertahanan keamanan semata (Muchsan, 2007:7) Namun secara umum mengikuti doktrin
Downie diatas dan secara khusus mengikuti pembukaan UUD 1945, yang apabila
melaksanakan tugas kesejahteraan; (c) tugas kependidikan; (d) mewujudkan ketertiban
dan kesejahteraan dunia.
Apabila konsep-konsep diatas disarikan dan dicari relevaninya dengan naskah
akademik ini, maka akan bertemu suatu konsep dimana negara –atas nama mewujudkan
kesejahteraan bagi masyarakatnya- memiliki kewajiban untuk menyediakan berbagai
NASKAH AKADEMIK
disarikan maka negara memiliki empat poin besar yaitu: (a) fungsi keamanan, (b)
Bab IV -2 NASKAH AKADEMIK Pembentukan RSUD Kota Tangerang
fasilitas pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakatnya. Bukti
konkrit bahwa kewajiban ini melekat pada tugas Negara adalah di Indonesia kewajiban ini
termaktub dalam Undang–Undang 1945 Pasal 28 H:“...hidup sejahtera lahir batin,
bertempat tinggal, mendapat lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan“.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif,
partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia
Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan
nasional. Setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat
Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara, dan setiap upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi pembangunan
negara. Setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan kesehatan dalam
arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat dan merupakan
tanggung jawab semua pihak baik Pemerintah maupun masyarakat.
tanggung jawab pemerintah daerah. Hal ini sesuai dengan UU Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit. Tanggung jawab pemerintah daerah ini terdiri atas:

penyediakan rumah sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat;

menjamin pembiayaan pelayanan kesehatan di rumah sakit bagi fakir miskin,
atau orang tidak mampu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
NASKAH AKADEMIK
Berdirinya sebuah rumah sakit umum daerah merupakan salah satu bentuk
Bab IV -3 NASKAH AKADEMIK Pembentukan RSUD Kota Tangerang

membina dan mengawasi penyelenggaraan rumah sakit;

memberikan perlindungan kepada rumah sakit agar dapat memberikan
pelayanan kesehatan secara profesional dan bertanggung jawab;

memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna jasa pelayanan
Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

menggerakkan peran serta masyarakat dalam pendirian rumah sakit sesuai
dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat;

menyediakan informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat;

menjamin pembiayaan pelayanan kegawatdaruratan di rumah sakit akibat
bencana dan kejadian luar biasa;

menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan; dan

mengatur pendistribusian dan penyebaran alat kesehatan berteknologi tinggi
dan bernilai tinggi.
Masyarakat Indonesia apapun kelasnya dan dimanapun berada seharusnya
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan oleh Pemerintah. Memang selama ini
pelayanan kesehatan di Kota Tangerang sudah banyak disediakan oleh Pihak Swasta.
Namun mahalnya biaya pelayanan (karena RS swasta bersifat profit oriented) menjadikan
pelayanannya tidak dapat dijangkau oleh masyarakat kalangan bawah (miskin). Disinilah
mengakses layanan Rumah Sakit Swasta untuk menjamin hak-hak dasar mereka sebagai
warga Negara.
Berdasarkan realita tersebut, baik yang termaktub di dalam UUD 45 dan pada
doktrin hukum yang ada, maka masyarakat Indonesia berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh Negara. Kondisi ini merupakan salah satu segmen
NASKAH AKADEMIK
pemerintah harus turun tangan melayani masyarakat marginal yang tidak mampu
Bab IV -4 NASKAH AKADEMIK Pembentukan RSUD Kota Tangerang
pasar yang sangat penting bagi RSUD Kota Tangerang nantinya dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan. Berdirinya RSUD Kota
Tangerang merupakan salah satu solusi meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan
agar dapat mencakup kalangan masyarakat berkebutuhan sosial khusus.
4.2.Landasan Sosiologis
Secara sosiologis, ada sejarah penting sebagai tonggak perubahan dalam
pengelolaan rumah sakit dan persepsi masyarakat terhadap rumah sakit di Indonesia,
yaitu sejak adanya Permenkes 920/86 mengenai pemilik rumah sakit swasta. Menurut
Permenkes 920/86, pemilik rumah sakit swasta adalah perorangan, kelompok atau
yayasan. Permenkes baru Nomor 84/Menkes/Per/II/1990 menambahkan satu kunci yaitu
badan hukum lainnya. Kondisi ini membuat sejarah rumah sakit mulai bergeser ke badan
hukum, termasuk perusahaan terbatas yang profit making dapat mempunyai rumah sakit.
Pola perubahan aturan kebijakan pemerintah inilah yang menjadi suatu pergeseran nilai
sosial rumah sakit di mata masyarakat secara umum. Sentuhan pelayanan rumah sakit
yang berlandaskan rasa sosial sangat minim bahkan menghilang dan lebih ke arah
orientasi profit bisnis.
Kondisi inilah yang membuat sebagian masyarakat terutama
masyarakat ekonomi lemah secara sosial kemudian memandang miring dengan suatu
di berbagai tempat karena pelayanan kesehatan di rumah sakit cenderung memberatkan
dan mahal serta banyak golongan masyarakat yang tidak tersentuh pelayanan kesehatan
ini. Pelayanan kesehatan yang masih memperhatikan persoalan masyarakat golongan
miskin ini terutama rumah sakit-rumah sakit yang dikelola pemerintah yang ditopang
adanya jaminan pembiayaan kesehatan oleh pemerintah pusat dan daerah.
NASKAH AKADEMIK
bentuk pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kondisi demikian ini cukup banyak dirasakan
Bab IV -5 NASKAH AKADEMIK Pembentukan RSUD Kota Tangerang
Kota Tangerang, yang berpenduduk 1.798.601 jiwa pada tahun 2010 dengan
kepadatan mencapai 10.930 jiwa/kilometer. Kota yang merupakan penopang wilayah DKI
Jakarta ini sangat rentan dengan berbagai permasalahan sosial yang selalu mengancam
kota-kota relatif besar. Masalah-masalah sosial tersebut diantaranya adalah masalah
komunitas yang tinggal di wilayah rawan banjir, permukiman kumuh, penyandang cacat,
mantan narapidana, waria, Korban Napza, pengemis, pemulung, gelandangan, lansia
terlantar dan korban tindak kekerasan serta tuna susila.
Jumlah penduduk yang semakin meningkat dan rata-ratanya cenderung naik, juga
merupakan potensi masalah yang menghadang. Karena populasi penduduk yang cepat
dan padat memiliki potensi untuk menimbulkan masalah kesehatan. Sebab penduduk yang
padat sangat rentan untuk menderita penyakit. Belum lagi masalah kesejahteraan yang
belum merata. Penduduk Kota Tangerang yang 6,88 persennya adalah penduduk miskin
sangat rentan terhadap kesejahteraan dalam bidang kesehatan. Mereka kurang
memperhatikan kebutuhan gizi dan tingkat kesadaran kesehatan yang relatif masih
rendah, sedikit melek huruf atau buta huruf sama sekali. Tak jarang mereka kurang
terwakili secara politis dan bekerja dengan memperoleh penghasilan yang minim.
Sehingga akan kesulitan dalam mengakses fasilitas kesehatan yang berbayar mahal
(swasta).
Penduduk Kota Tangerang adalah pengguna layanan jaminan kesehatan. Bahkan tercatat
alokasi anggaran untuk pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat miskin di Kota
Tangerang pada tahun 2010 sebesar Rp. 10.000.000.000,- dimanfaatkan sepenuhnya
sebesar Rp. 9.999.989.348,- (99,99%). Tingginya pemanfaatan alokasi pembiayaan
layanan kesehatan untuk masyarakat miskin ini menunjukkan masih banyaknya
NASKAH AKADEMIK
Dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan menyebutkan bahwa 25.4%
Bab IV -6 NASKAH AKADEMIK Pembentukan RSUD Kota Tangerang
masyarakat miskin yang tidak dapat mengakses layanan kesehatan swasta yang relative
lebih mahal.
Berdasarkan aspek sosiologis di atas berdirinya rumah sakit daerah (RSUD) di
Kota Tangerang sangat diharapkan oleh masyarakat dan merupakan kebijakan yang
cukup strategis dalam mengupayakan kualitas masyarakat di bidang kesehatan, sebab
RSUD Kota Tangerang didirikan atas dasar tujuan untuk pencapaian pemerataan
kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan.
4.3.Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan
bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, guna menjamin
kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat. Landasan yuridis menyangkut persoalan
hukum yang berkaitan dengan substansi atau materi yang diatur sehingga perlu dibentuk
Peraturan Perundang-Undangan yang baru. Beberapa persoalan hukum itu, antara lain,
peraturan yang sudah ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih,
jenis peraturan yang lebih rendah dari Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah,
peraturannya sudah ada tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang sama sekali
Dalam konteks pembentukan lembaga Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Tangerang, persoalan hukum yang mengemuka adalah belum adanya Peraturan Daerah
yang mengatur mengenai pembentukan RSUD.
Mengacu pada ketentuan Pasal 128 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa: Susunan organisasi perangkat daerah
NASKAH AKADEMIK
belum ada.
Bab IV -7 NASKAH AKADEMIK Pembentukan RSUD Kota Tangerang
sebagaimana dimaksud dalam ditetapkan dalam Perda dengan memperhatikan faktorfaktor tertentu dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Pemerintah kemudian telah
menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah. Dalam bab II pasal 2 dinyatakan bahwa: Pembentukan Organisasi Perangkat
Daerah ditetapkan dengan peraturan daerah dengan berpedoman pada peraturan
pemerintah ini. Peraturan daerah mengatur mengenai susunan, kedudukan, tugas pokok
organisasi perangkat daerah. Rincian tugas, fungsi, dan tata kerja diatur lebih lanjut
dengan peraturan gubernur/bupati/walikota. PP Nomor 41 Tahun 2007 kemudian
ditindaklanjuti dengan penerbitan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
Sebagaimana telah dibahas pada Bab III, bahwa selain mengacu pada teknis
pembentukan organisasi perangkat daerah, pengelolaan kesehatan di negara secara
langsung diatur dalam konstitusi Republik Indonesia, yaitu UUD 1945. Kemudian
dijabarkan dalam peraturan perundang-undangan yang lebih rendah, antara lain UU
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
Secara lebih kompregensif, landasan yuridis Pembentukan Rumah Sakit Umum
daerah Kota Tangerang, antara lain sebagai berikut:
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
2) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah
NASKAH AKADEMIK
1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
Bab IV -8 NASKAH AKADEMIK Pembentukan RSUD Kota Tangerang
3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan
Antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi
dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
6) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah
7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
8) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan
Rumah Sakit.
9) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi
Rumah Sakit
10) Kepmenkes 922/Menkes/SK/X/2008 tentang Pedoman Teknis Pembagian Urusan
Pemerintahan Bidang Kesehatan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi
dan Pemerirntah daerah Kab/Kota
Pencantuman peraturan perundang-undangan yang terkait dengan rencana
mengetahui kaitan antara norma- norma yang akan diatur didalam Ranperda dengan
berbagai ketentuan undang-undang lain yang mengatur hal yang sama atau berkaitan,
agar tercipta
sinkronisasi dan harmonisasi berbagai aturan sehingga tidak terjadi
benturan (tumpang tindih) dalam pengaturannya.
NASKAH AKADEMIK
pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang dimaksudkan untuk
Bab IV -9 NASKAH AKADEMIK Pembentukan RSUD Kota Tangerang
Mengacu pada landasan yuridis, Pemerintah Kota Tangerang berhak mendirikan
Rumah Sakit Umum Daerah dalam upaya pemenuhan penyelenggaraan pelayanan
publik sebagai bagian kewajiban Pemerintah Daerah sekaligus sebagai upaya untuk
NASKAH AKADEMIK
meingkatkan kesejahteraan warganya.
Download