View/Open - Repository Unhas

advertisement
MENJADI GURU CERDAS DAN KREATIF *
Oleh:
Dr. Eddyman W. Ferial **
Orang sering mengira bahwa tugas seorang guru hanyalah mengeja huruf
dan menghitung angka. Kelihatannya sederhana, namun pada praktiknya tidak
sesederhana itu. Sebagai lapis kedua setelah keluarga dalam perannya mendidik
anak, guru memiliki peran yang sangat besar dalam tumbuh kembang seorang anak.
Keberhasilan seorang anak saat dewasa apakah dia akan menjadi orang yang baik
atau jahat, pintar atau bodoh, sukses atau gagal, dipengaruhi oleh didikan guru
mereka, selain didikan keluarga dan pengaruh lingkungannya. Guru merupakan
salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai posisi
strategis maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan
perhatian besar kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya.
Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang
peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah
dunia pendidikan figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama yang
menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Pendidik atau guru merupakan
tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi. Hal tersebut tidak dapat disangkal kerana lembaga
pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. sebagai besar waktu guru ada di
sekolah, sisanya ada di rumah dan di masyarakat.
Kita adalah Guru
Secara formal, menurut undang-undang No. 14/2005, pasal 1, butir 1 tentang
guru dan dosen:
“yang disebut dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah”
Guru merupakan ujung tombak pendidikan sebab secara langsung berupaya
mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik, sebagai ujung
tombak, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai
* Disampaikan pada Seminar “Menjadi Guru Kreatif dan Cerdas”, Guru-guru SMP dan SMA seKotamadya Pare-pare, Aula Dinas Pendidikan Kotamadya Pare-pare.
** Dosen Biologi, Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.
pendidik, pembimbing dan pengajar dan kemampuan tersebut tercermin pada
kompetensi guru
Guru pada prinsipnya memiliki potensi yang cukup tinggi untuk berkreasi guna
meningkatkan kinerjanya. Namun potensi yang dimiliki guru untuk berkreasi sebagai
upaya meningkatkan kinerjanya tidak selalu berkembang secara wajar dan lancar
disebabkan adanya pengaruh dari berbagai faktor baik yang muncul dalam pribadi
guru itu sendiri maupun yang terdapat diluar pribadi guru. Lalu bagamana yang
disebut dengan guru kreatif dan profesional itu:
1. Fleksibel
Dibutuhkan guru yang tidak kaku, luwes, dan dapat memahami kondisi anak
didik, memahami kondisi anak didik, memahami cara belajar mereka serta
mampu mendekati anak didik melalui berbagai cara seseuai kecerdasan dan
potensi masing-masing anak
2. Optimistis
Keyakinan yang tinggi akan kemampuan probadi dan keyakinan akan
perubahan anak didik ke arah yang lebih baik melalui proses interaksi muridmurid yang fun akan menumbuhkan karakter yang sama terhadap anak
tersebut.
3. Respek
Rasa hormat yang senantiasa ditumbuhkan di depan anak didik akan dapat
memicu dan memacu mereka untuk lebih cepat tdak sekedar memahami
pelajaran, namun juga pemahaman yang menyeluruh tentang berbagai hal
yang dipelajarinya.
4. Cekatan
Anak-anak berkarakter dinamis, aktif, eksploratif, ekspresif, kreatif dan penuh
inisiatif. Kondisi ini perlu diimbangi oleh Anda sebagai pengajarnya sehingga
Anda mmpu bertindak sesuai dengan kondisi yang ada.
5. Humoris
Menjadi guru killer? Anak-anak malah takut kepada Anda dan tidak mau
belajar.
Meskipun tidak semua orang mempunyai sifat humoris, sifat ini
dituntut untuk dimiliki seorang pengajar. Karena pada umumnya, anak-anak
suka sekali dengan proses belajar yang menyenangkan.
* Disampaikan pada Seminar “Menjadi Guru Kreatif dan Cerdas”, Guru-guru SMP dan SMA seKotamadya Pare-pare, Aula Dinas Pendidikan Kotamadya Pare-pare.
** Dosen Biologi, Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.
6. Inspiratif
Meskipun ada panduan kurikulum yang mengharuskan semua peserta didik
mengikutinya, guru harus menemukan banyak ide dari hal-hal baru yang
positif di luar kurikulum.
7. Lembut
Di mana pun, guru yang bersikap kasar, kaku atau emosional, biasanya
mengakibatkan dampak buruk bagi peserta didiknya, dan sering tidak berhasil
dalam proses mengajar kepada anak didik.
8. Disiplin
Disiplin di sini tidak hanya soal ketepatan waktu, tapi mencakup berbagai hal
lain. Sehingga guru mampu menjad teladan kedisiplinan tanpa harus saling
mengatakan tentang pentingnya disiplin.
9. Responsif
Siri guru yang profesional, antara lain cepat tanggap terhadap perubahanperubahan yang terjadi, baik pada anak didik, budaya, sosial, ilmu
pengetahuan maupun teknologi dan lain-lain.
10. Empatik
Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda. Cara belajar dan
proses penerimaan serta pemahaman terhadap pelajaran pun berbeda-beda.
Oleh karena itu, seorang guru dituntut mempunyai kesabaran lebih dalam
memahami keberagaman tersebut sehingga bisa lebih memahami kebutuhankebutuhan belajar mereka.
11. Nge-friend
Jangan membuat jarak yang lebar dengan anak didik hanya karena posisi
Anda sebagai guru.
Jika kita dapat menjadi teman mereka akan
menghasilkan emosi yang lebih kuat daripada sekedar hubungan guru-murid.
Sehingga anak-anak akan lebih mudah beradaptasi dalam menerima
pelajaran dan bersosiaisasi dengan lingkungannya.
Kendala yang Dihadapi untuk Menjadi Guru Yang Cerdas dan Kreatif
”Pemain yang hebat tidak pernah memandang dirinya di kaca dan berpikir,
’Saya pemain hebat,’” kata Jordan. ”Sebaliknya, dia akan bertanya kepada dirinya,
”Benarkah saya pemain hebat?” Michael Jordan, sosok pahlawan bagi para
penggemarnya, sosok pemimpin bagi seluruh rekan setimnya di Chicago Bulls, dan
sosok teladan di mata istri dan anak-anaknya. Glamor dunia basket di Amerika
* Disampaikan pada Seminar “Menjadi Guru Kreatif dan Cerdas”, Guru-guru SMP dan SMA seKotamadya Pare-pare, Aula Dinas Pendidikan Kotamadya Pare-pare.
** Dosen Biologi, Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.
Serikat maupun dunia merupakan saksi kehebatan seorang anak manusia yang
berhasil menorehkan tinta emas sejarah yang tak tergantikan. Dua resep sukses
hidup dari Michael Jordan, komitmen terhadap kualitas prestasi hidup dankomitmen
untuk melakukan perbaikan secara kontinu.
Bagaimana pula dengan sosok sang pahlawan tanpa tanda jasa, apakah
mereka juga sering mempertanyakan kualitas kapasitas diri mereka? Bertanya,
berefleksi,
dan
beraksi
memperbaiki
kualitas
personal
dan
kualitas
profesionalismenya adalah syarat perlu hadirnya profil guru masa depan di dunia
pendidikan kita.
Tantangan dunia pendidikan di masa depan semakin berat. Guru sebagai
salah satu bagian penting dari pendidikan, harus mampu menjadi manusia
pembelajar yang cerdas dan kreatif. Guru akan menjadi cerdas jika mereka mampu
mengakses seluruh sumber ilmu pengetahuan dari buku, lingkungan sekitar,
internet, media masa, dan puspa ragam sumber ilmu pengetahuan lainnya.
Kemudian, berpikir terbuka dalam merespon perubahan yang terjadi,
beradaptasi
dengan
perkembangan
pendidikan
yang
terjadi,
dan
mampu
mengoptimalkan sumber daya yang ada menjadi sebuah inovasi baru di dunia
pendidikan adalah beberapa ciri penting guru kreatif.
Kabar buruknya, tidak mudah bagi seorang guru dapat menjadi cerdas dan
kreatif. B.S. Mariatmadja (2004) menyatakan bahwa dalam konteks persekolahan
sekarang, guru diminta untuk masih memegang peran sebagai orang bijak dan
cerdas. Namun, lingkungan tidak selalu mengizinkan guru untuk menjadi cerdas dan
kreatif.
Ada 5 problem untuk menjadi guru cerdas dan kreatif, yaitu:
1. Guru
kerap
harus
mengerjakan
tugas-tugas
administratif
yang
memustahilkan ia membaca untuk menjadi lebih cerdas.
2. Guru kerap harus mengikuti banyak acara pemerintahan sehingga tidak
sempat dan menjadi cukup waktu mendampingi murid untuk menolong
proses pencerdasan mereka.
3. Guru sering tidak dapat mengembangkan kecerdasan karena pegangan dari
’departemen’ sedemikian kaku, sehingga waktu termakan habis untuk
menghidangkan bahan kurikulum.
* Disampaikan pada Seminar “Menjadi Guru Kreatif dan Cerdas”, Guru-guru SMP dan SMA seKotamadya Pare-pare, Aula Dinas Pendidikan Kotamadya Pare-pare.
** Dosen Biologi, Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.
4. Guru kadang kala sulit mengembangkan kreativitasnya dalam konteks
profesinya karena kehabisan waktu untuk mencari nafkah lewat jalur di luar
keguruan.
Guru sulit menjadi kreatif karena kita telah melewati suatu masa yang cukup
panjang, dimana guru berasal dari lapisan kedua dari murid yang cerdas. Banyak
murid cerdas 10 – 25 tahun yang lalu tidak mau menjadi guru. Sekarang kita malah
tidak memiliki pendidikan yang secara khusus dan tepat guna mendidik guru dalam
arti kebijakan. Implikasinya, guru menjadi jalur karir, bukan panggilan hidup. Padahal
guru tidak semata-mata suatu pekerjaan yang membutuhkan ijazah, tetapi hati.
Pekerjaan guru membutuhkan relasi hati.
Kiat yang Perlu Dilakukan untuk Menjadi Guru yang Cerdas dan Kreatif
Profesi guru, akhir-akhir ini, begitu menjamur. Selain karena mendapatkan
apresiasi pemerintah lewat program sertifikasi, pekerjaan menjadi guru sangat laris
manis. Tak jarang jika ada lowongan pekerjaan, pos guru selalu banyak dicari oleh
para lulusan-lulusan muda. Begitu banyaknya lapangan kerja untuk guru, sehingga
proses perekrutan terkesan asal-asalan. Yang penting punya ijazah mengajar.
Menjadi guru professional, cerdas, dan kreatif merupakan cita-cita semua
pendidik. Tapi, tidak semua guru mau menjalani proses menuju ke tingkatan tertinggi
ini. Kriteria profesional dan idaman dapat dicapai dengan menjadi sosok guru yang
sabar, cerdas, humoris, perhatian, dan kreatif. Profesional dalam bidangnya dan
idaman karena kepribadiannya yang menginspirasi.
1. Sabar
Menjadi guru yang sabar adalah tahapan pertama yang harus dilalui. Sabar
adalah refleksi dari jiwa menahan dari apa yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan dan sekaligus menguatkan diri untuk terus berusaha meraih apa
yang diinginkan (Shively, 2006 yang dikutip dalam Oktaberlina, 2010). Dalam
hal ini, guru harus bisa menjadi pribadi yang realistis dengan memahami
bahwa kondisi setiap siswanya berbeda antara satu dengan yang lain.
2. Cerdas
Membawa guru menjadi pribadi yang mempunyai kapasiltas keilmuan yang
lebih daripada siswa. Meski tidak jarang, sekarang, banyak siswa yang
kecerdasannya melebihi guru. “You are what you say.” Kapasitas seseorang
sangatlah ditentukan dari cara dia berbicara.
* Disampaikan pada Seminar “Menjadi Guru Kreatif dan Cerdas”, Guru-guru SMP dan SMA seKotamadya Pare-pare, Aula Dinas Pendidikan Kotamadya Pare-pare.
** Dosen Biologi, Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.
Pada tingkatan kedua ini guru harus memperkaya khazanah keilmuannya
dengan selalu belajar melalui sumber-sumber keilmuan yang sesuai dengan
perkembangan zaman dan perkembangan ilmu itu sendiri. Karena semakin
tinggi tingkat kecerdasan seseorang, maka semakin tinggilah kualitas
mengajarnya berdasarkan pertimbangannya dalam memilih materi yang
disampaikan dengan menampilkan logika berbicara yang mudah untuk
dipahami.
Dengan demikian, melalui kerangka berpikir guru yang ditampilkan saat
proses belajar mengajar, kerangka berpikir para siswa dapat terbentuk yang
nantinya sangat berperan pada pemahaman mereka terhadap materi yang
diberikan. Tapi, perlu dijadikan catatan bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu
yang datang dengan tiba-tiba, melainkan sesuatu yang harus diupayakan.
Dengan kata lain, menjadi guru yang cerdas atau menjadikan siswa cerdas
membutuhkan proses yang tidak singkat.
3. Humoris
Guru yang humoris harus bisa membuat suasana belajar menjadi nyaman
dan menyenangkan. Guru yang memiliki nilai humor dapat menjadikan
lingkungan sekitar bebas dari rasa takut. Menurut Lowman (1990) yang
dikutip dalam Oktaberlina (2010), penciptaan lingkungan yang bebas dari
rasa takut (stress free environment) sangatlah mendukung proses belajar
siswa.
Dengan demikian, peserta didik yang tidak takut dan tertekan akan berani
mengambil resiko untuk terus belajar, meski kadang melakukan kesalahan.
Hal ini (melakukan kesalahan) menjadikan siswa tahu mana yang benar dan
mana yang bisa dikembangkan. Pada akhirnya, siswa akan selalu
termotivasi dan memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi dalam proses
pembelajaran.
4. Kreatif
Saat guru yang humoris dapat menciptakan suasana pengajaran yang
menyenangkan melalui lingkungan yang bebas rasa takut, guru yang kreatif
bisa menciptakan suasana pengajaran yang menyenangkan melalui sistem
pengajaran
yang
bervariasi.
Guru
yang
kreatif
harus
bisa
mengimplementasikan metode pengajaran yang berbeda-beda, misalnya
* Disampaikan pada Seminar “Menjadi Guru Kreatif dan Cerdas”, Guru-guru SMP dan SMA seKotamadya Pare-pare, Aula Dinas Pendidikan Kotamadya Pare-pare.
** Dosen Biologi, Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.
metode klasikal, diskusi, class project, excursion, dan lain-lain; yang
disesuaikan dengan kondisi siswa dan apa yang disampaikan.
Dengan demikian, kehadiran pendidik yang kreatif akan benar-benar ditunggu
oleh anak didiknya. Semakin bersemangat siswa belajar, semakin tertantang pula
mereka untuk membuat gurunya bangga.
* Disampaikan pada Seminar “Menjadi Guru Kreatif dan Cerdas”, Guru-guru SMP dan SMA seKotamadya Pare-pare, Aula Dinas Pendidikan Kotamadya Pare-pare.
** Dosen Biologi, Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar.
Download