PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GRUP INVESTIGASI Finny Khaeriyah Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Jakarta [email protected] Abstract: This study aimed to describe the process and learning outcomes of social science through cooperative methods with techniques Group Investigation. The research model used is a model Kemmis and Taggart to the study subjects were 27 students of State Elementary School. The study was conducted from January 2016 to March 2016. The study was conducted over 6 meeting is divided into three cycles. Data collected through the test data and non-test. Data analysis techniques used in this research is the analysis of qualitative data. Qualitative analysis is used to explain the study results. The results showed an increase in student learning outcomes in children after learning followed by using the method of investigation group. precycle, the first, and cycle increased as a result of studying social science achievement of students in the second cycle is also not meet the criteria of success of the action then followed the third cycle increased to 81.38 %. The results showed an increase learning outcomes of social science in grade 3 elementary school conducted through cooperative methods with techniques Group Investigation. Keywords: learning outcomes of social studies, engineering Group Investigation, research actions Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses dan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial melalui metode kooperatif dengan teknik Group Investigation. Model penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Taggart dengan subyek penelitian adalah 27 siswa kelas 3 Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan dari Januari 2016 sampai Maret 2016. Penelitian ini dilakukan selama 6 pertemuan yang terbagi dalam tiga siklus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data tes dan non tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif . Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada anak-anak setelah pembelajaran diikuti dengan menggunakan metode grup investigasi. Pada pra siklus, siklus I dan II mengalami peningkatan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial pada siswa kelas 3 sekolah dasar yang dilakukan melalui metode kooperatif dengan teknik Group Investigation. Kata kunci: hasil belajar ilmu pengetahuan sosial, teknik Group Investigation, penelitian tindakan 209 JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016 Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan pengalaman manusia dalam kehidupan mata bermasyarakat pelajaran yang memadukan pada masa lalu, konsep-konsep dasar dari berbagai sekarang dan masa akan datang dan ilmu sosial yang disusun melalui menolong pendekatan pendidikan dan psikologis mengembangkan keterampilan (skill) serta kelayakan dan kebermaknaannya untuk bagi siswa dalam kehidupannya. Ilmu informasi. Pengetahuan Sosial adalah salah satu siswa mencari Berdasarkan untuk dan mengolah hasil observasi bidang yang rumit karena luasnya dan wawancara pendahuluan terhadap ruang merupakan guru di Sekolah Dasar Negeri pada gabungan dari sejumlah disiplin ilmu semester genap, hasil belajar masih seperti sejarah, sangat memprihatinkan untuk mata antropologi,dan apa saja yang disebut pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. sipil perlu ditekankan. Nilai Ilmu Pengetahuan Sosial siswa lingkup dan ekonomi, Kurikulum Satuan menunjukkan dari 27 siswa hanya 5 mencantumkan siswa yang nilainya ≥ 7,0 sedangkan bahwa tujuan Ilmu Pendidikan Sosial sisanya 22 siswa belum mencapai nilai adalah mengenal konsep-konsep yang 7,0. Jika dilihat dari kriteria ketuntasan berkaitan belajar menurut Kurikulum Tingkat Pendidikan Tingkat 2006 dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya serta Satuan memilki untuk dikatakan belum memenuhi standar berpikir logis dan kritis, rasa ingin ketuntasan yakni proses pembelajaran tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dikatakan tuntas apabila 70% siswa di dan keterampilan dalam kehidupan kelas memperoleh nilai ≥ 7,0 dan sosial. proses pembelajaran dikatakan tuntas kemampuan Sedangkan dasar tujuan khusus Pendidikan pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di secara sekolah yaitu memberikan kepada memperoleh nilai ≥ 7,0. siswa pengetahuan tentang 210 individual maka apabila dapat siswa Peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial melalui metode cooperative learning teknik grup investigasi Finny Khaeriyah Berdasarkan hasil pengamatan sangat rekan sejawat guru dan supervisi abstrak dan pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi siswa. Kepala Sekolah, ditengarai beberapa Berdasarkan indikasi penyebab rendahnya minat belajar permasalahan pembelajaran tersebut di siswa Ilmu atas, maka perlu dikembangkan suatu Pengetahuan Sosial, antara lain: (1) metode pembelajaran yang mampu pola masih membawa dan melibatkan peran serta menggunakan pola konvensional yang siswa secara menyeluruh, sehingga terpusat pada guru dimana guru lebih kegiatan belajar mengajar tidak hanya suka menerangkan dengan metode didominasi ceramah tertentu pada mata pelajaran pembelajarannya murni, pemanfaatan (2) saja. beberapa Diharapkan siswa melalui pembelajaran pemilihan metode pembelajaran yang sehingga pembelajaran menjadi kurang tepat akan membawa siswa lebih menarik dan kurang realistik bagi tertantang untuk menggali sumber- siswa Sekolah Dasar.; (3) dalam proses sumber informasi yang harus diperoleh pembelajaran sering dari pokok bahasan yang siswa pelajari menugaskan siswa untuk mengerjakan dari berbagai sumber; dan tidak hanya soal-soal sehingga terbatas pada informasi yang diterima pembelajaran hanya menekankan pada siswa dari guru saja. Pemilihan metode produk dan hanya menilai dari segi pembelajaran yang tepat diharapkan kognitif saja, sementara prosesnya akan meningkatkan peran serta dan kurang keaktifan di media kurangnya oleh guru buku diperhatikan; lebih saja, (4) sistem seluruh siswa dalam pembelajaran yang dilakukan kurang mempelajari dan menelaah ilmu yang kontekstual ada terutama mata pelajaran ilmu yaitu guru kurang mengaitkan konsep-konsep dasar yang pengetahuan sosial. dipelajari dengan kehidupan sehari- Pembelajaran kooperatif adalah hari sehingga konsep tersebut terasa bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam 211 JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016 kelompok-kelompok kecil secara nilai, kolaboratif yang anggotanya terdiri pengertian-pengertian, sikap- sikap, apresiasi dan keterampilan. dari empat sampai enam siswa dengan Merujuk pemikiran Gagne struktur kelompok heterogen. Salah (Suprijono, 2010: 6), hasil belajar satu teknik yang dapat digunakan yaitu berupa Group investigation merupakan salah kapabilitas satu model pembelajaran kooperatif. pengetahuan dalam bentuk bahasa, Model pembelajaran kooperatif tipe baik lisan maupun tertulis. group investigation merupakan model pembelajaran kooperatif informasi verbal, yaitu mengungkapkan Menurut Bloom (Susanto, yang 2014: 6), hasil belajar merupakan kompleks karena memadukan antara kemampuan untuk menyerap arti dan prinsip dengan materi yang akan dipelajari. Dalam berbasis tahap ini siswa mampu menerima, prinsip menyerap, dan memahami pelajaran belajar pembelajaran kooperatif yang konstruktivisme dan pembelajaran demokrasi. yang diberikan oleh guru atau sejauh Berdasarkan uraian tersebut mana siswa dapat memahami serta peneliti tertarik untuk mengerti apa yang mereka baca, yang diatas, melakukan penelitian tindakan kelas dilihat, (Classroom Action Research) dengan dirasakan. judul Peningkatan hasil belajar Ilmu yang dialami Zainul atau (1996: yang 28) Pengetahuan Sosial melalui metode mengemukakan bahwa hasil belajar kooperatif merupakan dengan teknik Group perolehan dari proses Investigation di Sekolah Dasar Jakarta belajar siswa sesuai dengan tujuan Timur. pengajaran (ends are being attained). Dalam kegiatan belajar Tujuan pengajaran menjadi hasil mengajar setelah mengalami belajar belajar potensial yang akan dicapai siswa berubah perilakunya dibanding oleh anak melalui kegiatan belajarnya. sebelumnya. belajar Oleh karenanya, tes hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai- sebagai alat untuk mengukur hasil Konsep hasil 212 Peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial melalui metode cooperative learning teknik grup investigasi Finny Khaeriyah belajar dalam proses belajar mengajar diolah secara didaktis pedagogis sesuai harus sesuai instruksional dengan tujuan dengan tingkat perkembangan siswa. tercantum dalam Sedangkan menurut Soemantri (1980: kurikulum yang berlaku. 101), istilah Ilmu Pengetahuan Sosial Dalam kurikulum ditegaskan merupakan sub program pada tingkat bahwa penerapan pendekatan dalam pendidikan dasar dan menengah, maka proses belajaran mengajar diarahkan lahirlah untuk mengembangkan kemampuan- Pengetahuan Sosial (dan Pendidikan kemampuan dasar dalam diri siswa Ilmu Pengetahuan Alam). supaya mampu menemukan dan mengelola Pendapat perolehannya. Pendekatannya ini nama pendidikan yang lebih Ilmu tegas dikemukakan oleh Sumatmadja (1980: disebut 11), bahwa pengertian studi sosial “pendekatan keterampilan proses”. dengan Ilmu Pengetahuan Sosial tidak Berdasarkan paparan di atas, ada bedanya. Jika kita katakan Ilmu maka dapat disimpulkan bahwa hasil Pengetahuan Sosial merupakan mata belajar pelajaran yang diajarkan di lingkungan adalah kemampuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti pendidikan proses pembelajaran sesuai dengan artinya sama dengan studi social yang tujuan dikaji yang dicapai menggunakan dengan dasar mulai dari dan menengah, Sekolah Dasar pendidikan sampai dengan perguruan tinggi. Oleh keterampilan proses meliputi indikator sebab itu, apabila pada kutipan bahasa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Inggris kita temukan istilah social Dalam Ilmu studies itu berarti sama dengan Ilmu dan Pengetahuan Sosial. Sedangkan Jhon Ma’mun (1978: 2) berpendapat bahwa Michaelis (1980: 3), mengemukakan Ilmu konsep- bahwa isi dan metode studi IImu konsepnya merupakan konsep pilihan Pengetahuan Sosial sebaiknya diambil dari berbagai ilmu lalu dipadukan dan dari ilmu-ilmu sosial sehingga warga Pengetahuan pandangan Sosial, Pengetahuan Djahiri Sosial 213 JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016 yang efektif mengetahui konsep dasar menganggap tahun yang akan sebagai dapat menggunakan metode-metode waktu yang masih jauh. Pada saat ini yang bersumber dari ilmu-ilmu social yang untuk sekarang (kongkrit) dan bukan masa mengendalikan isu-isu dan problem. pedulikan adalah depan yang belum merekapahami Pendidikan IImu Pengetahuan Sosial mereka di Sekolah Dasar (abstrak). pada Berdasarkan beberapa prinsipnya tidak mengajarkan ilmu- pernyataan di atas disimpulkan bahwa ilmu sosial seperti dalam disiplin Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial keilmuannya. Melainkan mengajarkan adalah hasil belajar yang dicapai konsep-konsep sosial menekankan unsur menjadi pengetahuan (knowledge) untuk esensi membentuk ilmu siswa pengetahuantentang warga negara yang baik. Program aspek-aspek dalam kemasyarakatan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial berupa pada kelas-kelas rendah dengan cara terkandung di dalamnya, keterampilan mengintegrasikan disiplin (skill) untuk mempraktekan (action) yang bertolak dari tema tertentu dalam realita kehidupan sehari-harinya dengan melibatkan disiplin sejarah, sebagai bekal dalam kehidupan sosial sains, dan bahasa. di masa depan dengan menggunakan Pelajaran Sosial di beberapa Ilmu Sekolah Pengetahuan Dasar nilai-nilai indikator: (value) mengidentifikasi yang jenis harus kebutuhan manusia beserta contohnya; memperhatikan kebutuhan anak yang mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam di sekitar kita; mengidentifikasi hal-hal kelompok usia 7-11 tahun menurut yang diperlukan dalam wirausaha; dan Piaget berada dalam perkembangan mengidentifikasi pentingnya semangat kemampuan kerja. intelektual kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang keseluruhan yang Sanjaya (2007: 239) dunia dalam menggemukakan Cooperative learning utuh dan merupakan kegiatan belajar siswa yang 214 Peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial melalui metode cooperative learning teknik grup investigasi Finny Khaeriyah dilakukan dengan cara berkelompok. Metode pembelajaran Dari kelompok pendapat-pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan adalah rangkaian kegiatan belajar yang bahwa dilakukan oleh siswa dalam kelompok- mengandung arti bekerja bersama kelompok tertentu untuk mencapai dalam mencapai tujuan Dalam kegiatan pembelajaran yang telah dirumuskan. pembelajaran kooperatif tujuan bersama. kooperatif, siswa mencapai hasil yang menguntungkan Jhonson dan Anderson bagi seluruh anggota kelompok. (slavin,2010:138), menyatakan bahwa Belajar kooperatif adalah pemanfaatan apabila para siswa terlibat dalam kelompok kecil untuk memaksimalkan kegiatan belajar bersama maka mereka belajar akan kooperatif membuat pilihan-pilihan mereka dan pembelajaran didesain untuk altruistik yang lebih banyak tugas yang mengaktifkan siswa melalui diskusi serupa dalam kelompok kecil beranggotakan dengan dibandingkan para siswa yang bekerja secara kompetitif empat sampai enam orang. atau secara individualistik. Teknik dari kooperatif pada Anita Lie (slavin, 2010:16), penelitian ini adalah menyebutkan belajar koperatif dengan investigation. istilah pembelajaran gotong-royong, memiliki akar filosofis, etis, psikologi yaitu yang penelitian sejak awal tahun abad ini. member kesempatan kepada peserta Pandangan John Dewey (Slavin, 2010: didik untuk bekerjasama dengan siswa 214) terhadap group investigation lainnya dalam tugas yang terstruktur. merupakan pembelajaran kelompok Slavin yang sistem (2010: Incooperative pembelajaran 15) mengemukakan learning methods, berguna Group group untuk investigation mendorong keterlibatan siswa dalam meneliti. student work together infour member Sholmo dan Sharan (Rusman, teams to master material initially 2011: 220) memberikan pembaruan presented by theteacher". dalam pengertian group investigation 215 JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016 yaitu perencanaan kelas menggunakan perorganisasaian teknik kegiatan studi proyek integrasi. Oleh group karena itu kesuksesan implementasi investigation yang dibentuk oleh siswa teknik dalam yang tergantung dari pelatihan awal dalam tiap penguasaan keterampilan komunikasi kelompok beranggotakan kecil 2-6 orang group investigation kelompok dengan memilih topik dari sosial. keseluruhan unit materi dari semua kooperatif di antara sesama teman yang kemudian sekelas akan mencapai hasil terbaik membuat laporan, selanjutnya setiap apabila dilakukan dalam kelompok kelompok mempresentasikan hasil dari kecil, di mana pertukaran antara teman laporan tersebut dengan siswa saling sekelas dan sikap-sikap kooperatif bias berkomunikasi dan bertukar pikiran. terus bertahan. Aspek rasa sosial dari di ajarkan Sebuah dan metode Komunikasi dan sangat interaksi investigasi kelompok, pertukaran intelektualnya kooperatif dari pembelajaran di kelas dan maksud dari subjek yang berkaitan diperoleh dari premis bahwa baik dengannya dapat bertindak sebagai domain sosial maupun intelektualnya sumber-sumber proses tersebut bagi usaha para siswa untuk pembelajaran melibatkan didukungnya. sekolah nilai-nilai Group yang penting maksud belajar. investigation Menurut Shlomo Sharan tidak akan dapat di implementasikan (Rusman, 2011: 220) metode group dalam lingkungan pendidikan yang investigation tidak mendukung dialog interpersonal tahapan yaitu: membentuk kelompok atau tidak memperhatikan dimensi antara 2 sampai dengan 6 orang tiap sosial dari pembelajaran di dalam kelompok bebas memilih sub topik kelas. dari keseluruhan unit materi yang Menurut Slavin (2010: 215) Belajar kooperatif group investigation untuk bidang dibentuk oleh enam diajarkan, siswa mulai meneliti dan dengan teknik mengumpulakan informasi, membuat sangat cocok laporan, yang memerlukan setiap kelompok mempresentasikan hasil laporannya 216 Peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial melalui metode cooperative learning teknik grup investigasi Finny Khaeriyah kepada semua teman dikelas, setiap investigasi siswa saling bertukar informasi, dan mengumpulkan mengadakan evaluasi. menganalisis Pada pembelajaran dalam bentuk informasi, topik tersebut, metode mengklarifikasi, dan memsintesiskan kooperatif teknik group investigation, dalam bentuk laporan kegiatan. Pada Guru memberikan gambaran mengenai tahap akhir dilakukan presentasi dan materi yang akan di pelajari misalnya diskusi kelompok. materi kelas tiga tema yang sudah ditentukan siswa preferend having their instruductor mencari present a complete out line of course informasi sendiri (seperti apa jenis content on power point slider rather pekerjaan apa saja yang menghasilkan than trought traditional lectures and barang dan jasa, dimanakah kegiatan examination to be dririved directly jual beli dilaksanakan. Siswa membuat from laporan mengenai materi tersebut dan stadeted they no longger purchased secara lalu anytor to synthezide important content mempresentasikannya di depan kelas, during c;ass, which would eliminated setelah presentasi diadakan evaluasi the need for purchaching a text book. berbentuk terhadap Student tended to evaluate instrutors anggota kelompok, dan setiap siswa whose examinations did not closely saling bertukar pikiran. match the content of lecture and menelitinya yang kemudian Me Glyn, 2005, Our studens dengan cara berkelompok tanya jawab power point.Some student Berdasarkan teori-teori diatas prepared materials as unorganized. dimaksud METODE dengan metode kooperatif dengan teknik investigation Metode penelitian yang digunakan adalah suatu metode pembelajaran dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan secara berkelompok tindakan (actionresearch). Penelitian ini dengan cara siswa memilih tema yang bermaksud untuk melakukan perbaikan akan dipelajari. Siswa terhadap melakukan proses pembelajaran IImu Pengetahuan Sosial khususnya untuk 217 JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016 meningkatkan tentang hasil materi belajar Ilmu siswa classroom. Pengetahuan Keberhasilan pencapaian Sekolah kelas III semester 2 mengenai tujuan dapat dilihat dari keberhasilan jenis-jenis pekerjaan dan kegiatan jual guru mengajar secara tuntas yaitu 10% beli. dan keberhasilan siswa yaitu 80 % dari Penelitian tindakan Kemmis & Mc Taggart Paizaluddin, mendapatkan nilai di atas Kriteria 2014: 30) ini meliputi empat tahap Ketuntasan Minimal yaitu 70. Jika yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pembelajaran sudah mencapai hasil tindakan (action), (3) pengamatan yang (observation), (4) refleksi (reflection). penelitian dikatakan selesai dan tidak Pada model Kemmis dilanjutkan ke siklus berikutnya. tindakan (dalam siswa yang berada di dalam kelas yang (acting) & Taggart dan observasi sudah ditargetkan. Teknik pengumpulan Maka, data (observing) dijadikan sebagai satu dalam penelitian ini adalah data pantau kesatuan karena mereka menganggap tindakan (non tes) dan data hasil bahwa tersebut tindakan (tes). Data pantau tindakan merupakan dua kegiatan yang tidak diambil menggunakan non tes untuk bisa dipisahkan. menjaring kedua Cross defined komponen and Steadman classroom 1998 reseach data penelitian berupa pengamatan terhadap guru dan siswa as yang dilakukan ketika proses cumulative and onogoing inquiri about pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial what affects student learning in the berlangsung classroom metode action reseach called dengan kooperatif menggunakan teknik group classroom. Avarition of classroom investigation. Jenis penelitian non tes reseach action yang digunakan dalam penelitian ini resech (CAR) involoves inquiry and adalah observasi, wawancara, dan discussion of what promotes effective dokumentasi. called learning.Focusing classroom on systematic Teknik analisis data dilakukan inquiry by teacher in their own selama pengumpulan data di lapangan 218 Peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial melalui metode cooperative learning teknik grup investigasi Finny Khaeriyah dan setelah semuanya selesai dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan teknik Sosial Siklus Pertama analisis Analisis data metode interaktif. berlangsing secara Pada kondisi awal sebelum simultan yang dilakukan bersamaan tindakan pembelajaran dengan metode dengan data kooperatif grup investigasi, dilakukan dengan alur tahapan: pengumpulan tes awal yang menghasilkan nilai Ilmu data (data collection), reduksi data Pengetahuan Sosial siswa menunjukan (data reduction), penyajian data (data dari 27 siswa hanya 5 siswa yang display), atau nilainya ≥ 7,0 sedangkan sisanya 22 verifikasi (conclution drawing dan siswa belum mencapai nilai 7,0. Rata- verifying). rata nilai hasil belajar pada saat itu proses dan pengumpulan kesimpulan adalah 48.0 dengan ketuntasan nilai siswa sebesar 18.52%. HASIL PENELITIAN Kriteria keberhasilan tindakan Kemudian atau keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran penelitian investigasi dapat dilihat dari siklus kooperatif dijalankan pertama grup melalui keberhasilan guru mengajar secara perencanaan, dan pelaksanaan tiga kali tuntas yaitu 10% dan keberhasilan pertemuan siswa yaitu 80 % dari siswa yang siklus pertama berakhir, dilakukan berada yang evaluasi dengan mengadakan tes hasil mendapatkan nilai di atas Kriteria belajar yang menghasilkan nilai IPS Ketuntasan Minimal yaitu 70. Jika siswa sebagai berikut: dari 27 siswa pembelajaran sudah mencapai hasil terdapat 11 siswa yang nilainya ≥ 7,0 yang Maka, sedangkan sisanya 16 siswa belum penelitian dikatakan selesai dan tidak mencapai nilai 7,0. Rata-rata nilai hasil dilanjutkan ke siklus berikutnya. belajar di sudah dalam kelas ditargetkan. pembelajaran. meningkat menjadi Setelah 62.59 dengan ketuntasan nilai siswa sebesar 40.74%. Karena ketuntasan nilai siswa 219 JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016 belum mencapai minimal 80%, maka dijawab dengan “ya”; sehinga secara diputuskan keseluruhan proses pembelajaran guru untuk melanjutkan tindakan ke siklus kedua. Tahapan mencapai 80% dari yang seharusnya. evaluasi dan refleksi terhadap proses pembelajaran mengacu dilakukan pada pembelajaran hasil Hasil pengamatan keaktifan dengan siswa pada pembelajaran siklus-1; dari kuesioner 10 butir pernyataan observasi, terdapat kooperatif grup 3 pernyataan yang memperoleh investigasi, kuesioner pembelajaran jawaban “tidak”. Hal ini berarti bahwa guru, dan kuesioner keaktifan siswa. keaktifan siswa baru mencapai 70% Hasil pengumpulan jawaban kuesioner proses kooperatif dari yang seharusnya. pembelajaran grup Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan investigasi Sosial Siklus Kedua menunjukkan bahwa dari jumlah skor Karena hasil pencapaian teoritis sebesar 26 X 4 = 104 yang belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa seharusnya dicapai jika seluruh butir pada siklus pertama belum memuaskan pembelajaran investigasi (baru mencapai ketuntasan 40.74%); dilakukan; pada siklus pertama dari 26 maka setelah tahapan evaluasi dan proses pembelajaran, baru 12 proses refleksi pada siklus pertama, proses pembelajaran pelaksanakan predikat grup yang baik, keseluruhan memperoleh sehingga jumlah skor secara proses dilanjutkan dengan proses pembelajaran kooperatif baru grup investigasi siklus kedua. mencapai 90 atau baru mencapai 86.54% tindakan Pada siklus kedua, hasil belajar pembelajaran Ilmu kooperatif grup investigasi. Pengetahuan Sosial siswa menunjukkan kemajuan yang lebih Hasil pengumpulan jawaban baik dengan nilai rata-rata 77.30 kuesioner pengamatan pembelajaran dimana 22 siswa mendapat nilai ≥ 70, guru pada siklus-1 menunjukkan hal- sehingga hal pernyataan pembelajaran adalah 81.38%. Karena observasi, baru 12 pernyataan yang ketuntasan nilai siswa sudah mencapai berikut: dari 15 220 pencapaian ketuntasan Peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial melalui metode cooperative learning teknik grup investigasi Finny Khaeriyah minimal 80%, maka diputuskan untuk bahwa sesuai dengan hasil skor pada menghentikan tindakan pembelajaran siklus kedua, dari 15 pernyataan kooperatif grup investigasi. Tahapan observasi, evaluasi dan refleksi terhadap proses dijawab dengan “ya”; sehinga secara pembelajaran pada siklus ketiga juga keseluruhan proses pembelajaran guru dilakukan dengan mengacu pada hasil sudah mencapai 100% dari yang kuesioner seharusnya. pembelajaran grup investigasi, kooperatif kuesioner 15 Hasil pernyataan pengamatan sudah keaktifan pembelajaran guru, dan kuesioner siswa pada pembelajaran siklus kedua; keaktifan siswa. dari 10 butir pernyataan observasi, Hasil pengumpulan jawaban kuesioner proses keseluruhan butir pernyataan sudah pembelajaran memperoleh jawaban “ya”. Hal ini kooperatif grup investigasi pada siklus berarti bahwa keaktifan siswa ketiga ini menunjukkan bahwa dari mencapai 100% dari yang seharusnya. jumlah skor teoritis sebesar 26 X 4 = 104 yang seharusnya dicapai jika seluruh butir investigasi pembelajaran dilakukan; PEMBAHASAN grup Kemajuan pada siklus menggunakan hasil model belajar pembelajaran ketiga dari 26 proses pembelajaran, kooperatif grup investigasi untuk mata seluruh proses pembelajaran sudah pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memperoleh predikat baik, sehingga kelas 3 pada semester 2 tersebut diatas secara skor menyiratkan bahwa untuk mencapai mencapai 104 atau mencapai 100% ketuntasan diatas 80% dibutuhkan proses pembelajaran kooperatif grup proses investigasi. Keberhasilan keseluruhan jumlah Hasil pengumpulan jawaban yang cukup tersebut panjang. tidak dapat segera dicapai dengan satu siklus kuesioner pengamatan pembelajaran pelaksanaan guru pada siklus kedua menunjukkan memerlukan proses bersamaan dengan 221 tindakan saja, tetapi JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016 keberhasilan penggunaan metode grup kooperatif. Siswa diharapkan dapat investigasi, keberhasilan pembelajaran memberikan respon positif terhadap guru dan keberhasilan keaktifan siswa arahan dan petunjuk guru sesuai dalam mengikuti pembelajaran. dengan langkah metode grup investigasi agar dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial SIMPULAN Penerapan teknik pembelajaran kooperatif grup meningkatkn investigasi hasil yang ingin dicapai. Siswa hendaknya untuk belajar menyadari Ilmu bahwa pembelajaran, dalam siswa proses merupakan Pengetahuan Sosial siswa kelas 3 subyek belajar utama yang dapat semester 2 adalah sebagai berikut: menentukan Metode kooperatif dengan teknik grup belajar mengajar, dan ditentukan oleh investigasi dapat meningkatkan hasil siswa sendiri. Bagi pendidik, Guru belajar IPS kelas 3 semester 2. Hal ini hendaknya dibuktikan dengan adanya peningkatan dan pengalaman yang cukup dalam ketuntasan hasil belajar dari awal keberhasilan mempunyai proses kompetensi proses pembelajaran kooperatif penelitian sebesar 18.52% meningkat grup menjadi 40.74% pada siklus pertama, menunjang meningkat lagi menjadi 81.48% pada meningkatkan siklus kedua yang sudah melampaui belajarnya.Jika diperlukan guru dapat kriteria juga meningkatkan konsultasi dengan ketuntasan keberhasilan penelitian sebesar 80%. Berdasarkan hasil investigasi pihak lain sehingga keberhasilan nilai yang akan siswa hasil terkait dengan analisis, informasi kondisi siswa, sehingga guru kesimpulan dan implikasi penelitian, sudah mempunyai pengetahuan awal dapat diidentifikasi beberapa saran tentang penelitian antara lain: Bagi siswa, berpartisipasi Siswa diharapkan dapat lebih aktif belajar dari aspek kognitif, afektif menyampaikan maupun gagasan atau pendapatnya pada proses pembelajarn siswa akan diajak meningkatkan hasil motorik.Pada pembelajaran, 222 yang guru pelaksanaan hendaknya Peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial melalui metode cooperative learning teknik grup investigasi Finny Khaeriyah memanfaatkan metode, alat bantu dan Jakarta: Kencana media pembantu lain yang dapat Media Group. Prenada meningkatkan minat, perhatian dan Sharan, Shlomo. 1980. “Cooperative memotivasi siswa untuk memahami Learning in Small Groups: materi yang disajikan. Recent Methods and Effects on DAFTAR RUJUKAN Achievement, Attitudes, and Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar Ethnic Relations“, Review of dan Pembelajaran. Jakarta: Educational Research, Vol. 50, PT. Rineka Cipta. No. 2 Summer. Djahiri, K dan Ma’mun, F. 1980. Slavin Robert E. Cooperatif Learning: Pengajaran Studi Sosial (IPS) Teori, SD. Bandung: Bandung: Remaja Rosdakarya. Paizaluddin. Nusa Praktik. Media, Kelas. Penelitian Slavin, Robert E. 2009. Cooperatif Jakarta: Learning: Teori, Riset dan Alfabeta. Rusman. dan 2010. 2014. Tindakan Riset, Praktik. Bandung: Nusa Media. Metode-Metode Soemantri. Numan. 2001. Menggagas Pembelajaran. Jakarta: Raja Pembaharuan Pendidikan IPS. Grafindo Persada. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rusman. 2011. 2010. Model-Model Summaatmadja, Nursid. 1980. Pembelajaran: Metodologi Pengajaran Ilmu- Mengembangkan Ilmu Profesionalisme Guru. Jakarta: Bandung: Alumni. Rajawali Pers. Sanjaya, Wina. Pembelajaran Pengetahuan Sosial. Suprijono Agus. 2010. Cooperative 2007. Strategi Learning, Teori dan Aplikasi Berorientasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Sfandar Proses Pendidikan. Pelajar. 223 JURNAL PENDIDIKAN DASAR Volume 7 Edisi 2 Desember 2016 Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di du/cgiin/pttext) diakses 11 Januari Sekolah 2016 Dasar. Jakarta: Kencana, 2014. Zainul, Asmawi dan Nasution. 1996. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas Ebscho Host (http://www.ebsco.login.perseu s.tufs.edu/cgiin/pttext) diakses 11 Januari 2016 Ebscho Host (http://www.ebsco.login.perseus.tufs.e 224