PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

advertisement
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
MELALUI METODE COOPERATIVE LEARNING TEKNIK GRUP
INVESTIGASI
Finny Khaeriyah
Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Jakarta
[email protected]
Abstract: This study aimed to describe the process and learning outcomes of social
science through cooperative methods with techniques Group Investigation. The
research model used is a model Kemmis and Taggart to the study subjects were 27
students of State Elementary School. The study was conducted from January 2016 to
March 2016. The study was conducted over 6 meeting is divided into three cycles.
Data collected through the test data and non-test. Data analysis techniques used in
this research is the analysis of qualitative data. Qualitative analysis is used to explain
the study results. The results showed an increase in student learning outcomes in
children after learning followed by using the method of investigation group. precycle, the first, and cycle increased as a result of studying social science achievement
of students in the second cycle is also not meet the criteria of success of the action
then followed the third cycle increased to 81.38 %. The results showed an increase
learning outcomes of social science in grade 3 elementary school conducted through
cooperative methods with techniques Group Investigation.
Keywords: learning outcomes of social studies, engineering Group Investigation,
research actions
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses dan hasil belajar
ilmu pengetahuan sosial melalui metode kooperatif dengan teknik Group
Investigation. Model penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Taggart
dengan subyek penelitian adalah 27 siswa kelas 3 Sekolah Dasar. Penelitian ini
dilakukan dari Januari 2016 sampai Maret 2016. Penelitian ini dilakukan selama 6
pertemuan yang terbagi dalam tiga siklus. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui data tes dan non tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis data kualitatif . Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan
hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada
anak-anak setelah pembelajaran diikuti dengan menggunakan metode grup
investigasi. Pada pra siklus, siklus I dan II mengalami peningkatan. Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial pada siswa
kelas 3 sekolah dasar yang dilakukan melalui metode kooperatif dengan teknik
Group Investigation.
Kata kunci: hasil belajar ilmu pengetahuan sosial, teknik Group Investigation,
penelitian tindakan
209
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan
pengalaman manusia dalam kehidupan
mata
bermasyarakat
pelajaran
yang
memadukan
pada
masa
lalu,
konsep-konsep dasar dari berbagai
sekarang dan masa akan datang dan
ilmu sosial yang disusun melalui
menolong
pendekatan pendidikan dan psikologis
mengembangkan keterampilan (skill)
serta kelayakan dan kebermaknaannya
untuk
bagi siswa dalam kehidupannya. Ilmu
informasi.
Pengetahuan Sosial adalah salah satu
siswa
mencari
Berdasarkan
untuk
dan
mengolah
hasil
observasi
bidang yang rumit karena luasnya
dan wawancara pendahuluan terhadap
ruang
merupakan
guru di Sekolah Dasar Negeri pada
gabungan dari sejumlah disiplin ilmu
semester genap, hasil belajar masih
seperti
sejarah,
sangat memprihatinkan untuk mata
antropologi,dan apa saja yang disebut
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
sipil perlu ditekankan.
Nilai Ilmu Pengetahuan Sosial siswa
lingkup
dan
ekonomi,
Kurikulum
Satuan
menunjukkan dari 27 siswa hanya 5
mencantumkan
siswa yang nilainya ≥ 7,0 sedangkan
bahwa tujuan Ilmu Pendidikan Sosial
sisanya 22 siswa belum mencapai nilai
adalah mengenal konsep-konsep yang
7,0. Jika dilihat dari kriteria ketuntasan
berkaitan
belajar menurut Kurikulum Tingkat
Pendidikan
Tingkat
2006
dengan
kehidupan
masyarakat dan lingkungannya serta
Satuan
memilki
untuk
dikatakan belum memenuhi standar
berpikir logis dan kritis, rasa ingin
ketuntasan yakni proses pembelajaran
tahu, inkuiri, memecahkan masalah,
dikatakan tuntas apabila 70% siswa di
dan keterampilan dalam kehidupan
kelas memperoleh nilai ≥ 7,0 dan
sosial.
proses pembelajaran dikatakan tuntas
kemampuan
Sedangkan
dasar
tujuan
khusus
Pendidikan
pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di
secara
sekolah yaitu memberikan kepada
memperoleh nilai ≥ 7,0.
siswa
pengetahuan
tentang
210
individual
maka
apabila
dapat
siswa
Peningkatan hasil belajar ilmu
pengetahuan sosial melalui metode
cooperative learning teknik grup
investigasi
Finny Khaeriyah
Berdasarkan hasil pengamatan
sangat
rekan sejawat guru dan supervisi
abstrak
dan
pembelajaran
menjadi kurang bermakna bagi siswa.
Kepala Sekolah, ditengarai beberapa
Berdasarkan
indikasi
penyebab rendahnya minat belajar
permasalahan pembelajaran tersebut di
siswa
Ilmu
atas, maka perlu dikembangkan suatu
Pengetahuan Sosial, antara lain: (1)
metode pembelajaran yang mampu
pola
masih
membawa dan melibatkan peran serta
menggunakan pola konvensional yang
siswa secara menyeluruh, sehingga
terpusat pada guru dimana guru lebih
kegiatan belajar mengajar tidak hanya
suka menerangkan dengan metode
didominasi
ceramah
tertentu
pada
mata
pelajaran
pembelajarannya
murni,
pemanfaatan
(2)
saja.
beberapa
Diharapkan
siswa
melalui
pembelajaran
pemilihan metode pembelajaran yang
sehingga pembelajaran menjadi kurang
tepat akan membawa siswa lebih
menarik dan kurang realistik bagi
tertantang untuk menggali sumber-
siswa Sekolah Dasar.; (3) dalam proses
sumber informasi yang harus diperoleh
pembelajaran
sering
dari pokok bahasan yang siswa pelajari
menugaskan siswa untuk mengerjakan
dari berbagai sumber; dan tidak hanya
soal-soal
sehingga
terbatas pada informasi yang diterima
pembelajaran hanya menekankan pada
siswa dari guru saja. Pemilihan metode
produk dan hanya menilai dari segi
pembelajaran yang tepat diharapkan
kognitif saja, sementara prosesnya
akan meningkatkan peran serta dan
kurang
keaktifan
di
media
kurangnya
oleh
guru
buku
diperhatikan;
lebih
saja,
(4)
sistem
seluruh
siswa
dalam
pembelajaran yang dilakukan kurang
mempelajari dan menelaah ilmu yang
kontekstual
ada terutama mata pelajaran ilmu
yaitu
guru
kurang
mengaitkan konsep-konsep dasar yang
pengetahuan sosial.
dipelajari dengan kehidupan sehari-
Pembelajaran kooperatif adalah
hari sehingga konsep tersebut terasa
bentuk
pembelajaran
dengan
cara
siswa belajar dan bekerja dalam
211
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
kelompok-kelompok
kecil
secara
nilai,
kolaboratif yang anggotanya terdiri
pengertian-pengertian,
sikap-
sikap, apresiasi dan keterampilan.
dari empat sampai enam siswa dengan
Merujuk
pemikiran
Gagne
struktur kelompok heterogen. Salah
(Suprijono, 2010: 6), hasil belajar
satu teknik yang dapat digunakan yaitu
berupa
Group investigation merupakan salah
kapabilitas
satu model pembelajaran kooperatif.
pengetahuan dalam bentuk bahasa,
Model pembelajaran kooperatif tipe
baik lisan maupun tertulis.
group investigation merupakan model
pembelajaran
kooperatif
informasi
verbal,
yaitu
mengungkapkan
Menurut
Bloom
(Susanto,
yang
2014: 6), hasil belajar merupakan
kompleks karena memadukan antara
kemampuan untuk menyerap arti dan
prinsip
dengan
materi yang akan dipelajari. Dalam
berbasis
tahap ini siswa mampu menerima,
prinsip
menyerap, dan memahami pelajaran
belajar
pembelajaran
kooperatif
yang
konstruktivisme
dan
pembelajaran demokrasi.
yang diberikan oleh guru atau sejauh
Berdasarkan
uraian
tersebut
mana siswa dapat memahami serta
peneliti
tertarik
untuk
mengerti apa yang mereka baca, yang
diatas,
melakukan penelitian tindakan kelas
dilihat,
(Classroom Action Research) dengan
dirasakan.
judul Peningkatan hasil belajar Ilmu
yang
dialami
Zainul
atau
(1996:
yang
28)
Pengetahuan Sosial melalui metode
mengemukakan bahwa hasil belajar
kooperatif
merupakan
dengan
teknik
Group
perolehan
dari
proses
Investigation di Sekolah Dasar Jakarta
belajar siswa sesuai dengan tujuan
Timur.
pengajaran (ends are being attained).
Dalam
kegiatan
belajar
Tujuan
pengajaran
menjadi
hasil
mengajar setelah mengalami belajar
belajar potensial yang akan dicapai
siswa berubah perilakunya dibanding
oleh anak melalui kegiatan belajarnya.
sebelumnya.
belajar
Oleh karenanya, tes hasil belajar
merupakan pola-pola perbuatan, nilai-
sebagai alat untuk mengukur hasil
Konsep
hasil
212
Peningkatan hasil belajar ilmu
pengetahuan sosial melalui metode
cooperative learning teknik grup
investigasi
Finny Khaeriyah
belajar dalam proses belajar mengajar
diolah secara didaktis pedagogis sesuai
harus
sesuai
instruksional
dengan
tujuan
dengan tingkat perkembangan siswa.
tercantum
dalam
Sedangkan menurut Soemantri (1980:
kurikulum yang berlaku.
101), istilah Ilmu Pengetahuan Sosial
Dalam kurikulum ditegaskan
merupakan sub program pada tingkat
bahwa penerapan pendekatan dalam
pendidikan dasar dan menengah, maka
proses belajaran mengajar diarahkan
lahirlah
untuk mengembangkan kemampuan-
Pengetahuan Sosial (dan Pendidikan
kemampuan dasar dalam diri siswa
Ilmu Pengetahuan Alam).
supaya mampu menemukan dan
mengelola
Pendapat
perolehannya.
Pendekatannya
ini
nama
pendidikan
yang
lebih
Ilmu
tegas
dikemukakan oleh Sumatmadja (1980:
disebut
11), bahwa pengertian studi sosial
“pendekatan keterampilan proses”.
dengan Ilmu Pengetahuan Sosial tidak
Berdasarkan paparan di atas,
ada bedanya. Jika kita katakan Ilmu
maka dapat disimpulkan bahwa hasil
Pengetahuan Sosial merupakan mata
belajar
pelajaran yang diajarkan di lingkungan
adalah
kemampuan
yang
dicapai oleh siswa dalam mengikuti
pendidikan
proses pembelajaran sesuai dengan
artinya sama dengan studi social yang
tujuan
dikaji
yang
dicapai
menggunakan
dengan
dasar
mulai
dari
dan
menengah,
Sekolah
Dasar
pendidikan
sampai dengan perguruan tinggi. Oleh
keterampilan proses meliputi indikator
sebab itu, apabila pada kutipan bahasa
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Inggris kita temukan istilah social
Dalam
Ilmu
studies itu berarti sama dengan Ilmu
dan
Pengetahuan Sosial. Sedangkan Jhon
Ma’mun (1978: 2) berpendapat bahwa
Michaelis (1980: 3), mengemukakan
Ilmu
konsep-
bahwa isi dan metode studi IImu
konsepnya merupakan konsep pilihan
Pengetahuan Sosial sebaiknya diambil
dari berbagai ilmu lalu dipadukan dan
dari ilmu-ilmu sosial sehingga warga
Pengetahuan
pandangan
Sosial,
Pengetahuan
Djahiri
Sosial
213
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
yang efektif mengetahui konsep dasar
menganggap tahun yang akan sebagai
dapat menggunakan metode-metode
waktu yang masih jauh. Pada saat ini
yang bersumber dari ilmu-ilmu social
yang
untuk
sekarang (kongkrit) dan bukan masa
mengendalikan
isu-isu
dan
problem.
pedulikan
adalah
depan yang belum merekapahami
Pendidikan IImu Pengetahuan
Sosial
mereka
di
Sekolah
Dasar
(abstrak).
pada
Berdasarkan
beberapa
prinsipnya tidak mengajarkan ilmu-
pernyataan di atas disimpulkan bahwa
ilmu sosial seperti dalam disiplin
Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
keilmuannya. Melainkan mengajarkan
adalah hasil belajar yang dicapai
konsep-konsep
sosial
menekankan
unsur
menjadi
pengetahuan
(knowledge)
untuk
esensi
membentuk
ilmu
siswa
pengetahuantentang
warga negara yang baik. Program
aspek-aspek dalam kemasyarakatan
pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
berupa
pada kelas-kelas rendah dengan cara
terkandung di dalamnya, keterampilan
mengintegrasikan
disiplin
(skill) untuk mempraktekan (action)
yang bertolak dari tema tertentu
dalam realita kehidupan sehari-harinya
dengan melibatkan disiplin sejarah,
sebagai bekal dalam kehidupan sosial
sains, dan bahasa.
di masa depan dengan menggunakan
Pelajaran
Sosial
di
beberapa
Ilmu
Sekolah
Pengetahuan
Dasar
nilai-nilai
indikator:
(value)
mengidentifikasi
yang
jenis
harus
kebutuhan manusia beserta contohnya;
memperhatikan kebutuhan anak yang
mengidentifikasi jenis-jenis pekerjaan
berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam
di sekitar kita; mengidentifikasi hal-hal
kelompok usia 7-11 tahun menurut
yang diperlukan dalam wirausaha; dan
Piaget berada dalam perkembangan
mengidentifikasi pentingnya semangat
kemampuan
kerja.
intelektual
kognitifnya
pada tingkatan kongkrit operasional.
Mereka
memandang
keseluruhan
yang
Sanjaya
(2007:
239)
dunia
dalam
menggemukakan Cooperative learning
utuh
dan
merupakan kegiatan belajar siswa yang
214
Peningkatan hasil belajar ilmu
pengetahuan sosial melalui metode
cooperative learning teknik grup
investigasi
Finny Khaeriyah
dilakukan dengan cara berkelompok.
Metode
pembelajaran
Dari
kelompok
pendapat-pendapat
tersebut diatas dapat disimpulkan
adalah rangkaian kegiatan belajar yang
bahwa
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-
mengandung arti bekerja bersama
kelompok tertentu untuk mencapai
dalam
mencapai
tujuan
Dalam
kegiatan
pembelajaran
yang
telah
dirumuskan.
pembelajaran
kooperatif
tujuan
bersama.
kooperatif,
siswa
mencapai hasil yang menguntungkan
Jhonson
dan
Anderson
bagi
seluruh
anggota
kelompok.
(slavin,2010:138), menyatakan bahwa
Belajar kooperatif adalah pemanfaatan
apabila para siswa terlibat dalam
kelompok kecil untuk memaksimalkan
kegiatan belajar bersama maka mereka
belajar
akan
kooperatif
membuat
pilihan-pilihan
mereka
dan
pembelajaran
didesain
untuk
altruistik yang lebih banyak tugas yang
mengaktifkan siswa melalui diskusi
serupa
dalam kelompok kecil beranggotakan
dengan
dibandingkan
para
siswa yang bekerja secara kompetitif
empat sampai enam orang.
atau secara individualistik.
Teknik dari kooperatif pada
Anita Lie (slavin, 2010:16),
penelitian
ini
adalah
menyebutkan belajar koperatif dengan
investigation.
istilah pembelajaran gotong-royong,
memiliki akar filosofis, etis, psikologi
yaitu
yang
penelitian sejak awal tahun abad ini.
member kesempatan kepada peserta
Pandangan John Dewey (Slavin, 2010:
didik untuk bekerjasama dengan siswa
214) terhadap group investigation
lainnya dalam tugas yang terstruktur.
merupakan pembelajaran kelompok
Slavin
yang
sistem
(2010:
Incooperative
pembelajaran
15)
mengemukakan
learning
methods,
berguna
Group
group
untuk
investigation
mendorong
keterlibatan siswa dalam meneliti.
student work together infour member
Sholmo dan Sharan (Rusman,
teams to master material initially
2011: 220) memberikan pembaruan
presented by theteacher".
dalam pengertian group investigation
215
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
yaitu
perencanaan
kelas
menggunakan
perorganisasaian
teknik
kegiatan studi proyek integrasi. Oleh
group
karena itu kesuksesan implementasi
investigation yang dibentuk oleh siswa
teknik
dalam
yang
tergantung dari pelatihan awal dalam
tiap
penguasaan keterampilan komunikasi
kelompok
beranggotakan
kecil
2-6
orang
group
investigation
kelompok dengan memilih topik dari
sosial.
keseluruhan unit materi dari semua
kooperatif di antara sesama teman
yang
kemudian
sekelas akan mencapai hasil terbaik
membuat laporan, selanjutnya setiap
apabila dilakukan dalam kelompok
kelompok mempresentasikan hasil dari
kecil, di mana pertukaran antara teman
laporan tersebut dengan siswa saling
sekelas dan sikap-sikap kooperatif bias
berkomunikasi dan bertukar pikiran.
terus bertahan. Aspek rasa sosial dari
di
ajarkan
Sebuah
dan
metode
Komunikasi
dan
sangat
interaksi
investigasi
kelompok, pertukaran intelektualnya
kooperatif dari pembelajaran di kelas
dan maksud dari subjek yang berkaitan
diperoleh dari premis bahwa baik
dengannya dapat bertindak sebagai
domain sosial maupun intelektualnya
sumber-sumber
proses
tersebut bagi usaha para siswa untuk
pembelajaran
melibatkan
didukungnya.
sekolah
nilai-nilai
Group
yang
penting
maksud
belajar.
investigation
Menurut
Shlomo
Sharan
tidak akan dapat di implementasikan
(Rusman, 2011: 220) metode group
dalam lingkungan pendidikan yang
investigation
tidak mendukung dialog interpersonal
tahapan yaitu: membentuk kelompok
atau tidak memperhatikan dimensi
antara 2 sampai dengan 6 orang tiap
sosial dari pembelajaran di dalam
kelompok bebas memilih sub topik
kelas.
dari keseluruhan unit materi yang
Menurut Slavin (2010: 215)
Belajar
kooperatif
group
investigation
untuk
bidang
dibentuk
oleh
enam
diajarkan, siswa mulai meneliti dan
dengan
teknik
mengumpulakan informasi, membuat
sangat
cocok
laporan,
yang
memerlukan
setiap
kelompok
mempresentasikan hasil laporannya
216
Peningkatan hasil belajar ilmu
pengetahuan sosial melalui metode
cooperative learning teknik grup
investigasi
Finny Khaeriyah
kepada semua teman dikelas, setiap
investigasi
siswa saling bertukar informasi, dan
mengumpulkan
mengadakan evaluasi.
menganalisis
Pada
pembelajaran
dalam
bentuk
informasi,
topik
tersebut,
metode
mengklarifikasi, dan memsintesiskan
kooperatif teknik group investigation,
dalam bentuk laporan kegiatan. Pada
Guru memberikan gambaran mengenai
tahap akhir dilakukan presentasi dan
materi yang akan di pelajari misalnya
diskusi kelompok.
materi kelas tiga tema yang sudah
ditentukan
siswa
preferend having their instruductor
mencari
present a complete out line of course
informasi sendiri (seperti apa jenis
content on power point slider rather
pekerjaan apa saja yang menghasilkan
than trought traditional lectures and
barang dan jasa, dimanakah kegiatan
examination to be dririved directly
jual beli dilaksanakan. Siswa membuat
from
laporan mengenai materi tersebut dan
stadeted they no longger purchased
secara
lalu
anytor to synthezide important content
mempresentasikannya di depan kelas,
during c;ass, which would eliminated
setelah presentasi diadakan evaluasi
the need for purchaching a text book.
berbentuk
terhadap
Student tended to evaluate instrutors
anggota kelompok, dan setiap siswa
whose examinations did not closely
saling bertukar pikiran.
match the content of lecture and
menelitinya
yang
kemudian
Me Glyn, 2005, Our studens
dengan
cara
berkelompok
tanya
jawab
power
point.Some
student
Berdasarkan teori-teori diatas
prepared materials as unorganized.
dimaksud
METODE
dengan
metode
kooperatif dengan teknik investigation
Metode penelitian yang digunakan
adalah suatu metode pembelajaran
dalam penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan secara berkelompok
tindakan (actionresearch). Penelitian ini
dengan cara siswa memilih tema yang
bermaksud untuk melakukan perbaikan
akan
dipelajari.
Siswa
terhadap
melakukan
proses
pembelajaran
IImu
Pengetahuan Sosial khususnya untuk
217
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
meningkatkan
tentang
hasil
materi
belajar
Ilmu
siswa
classroom.
Pengetahuan
Keberhasilan
pencapaian
Sekolah kelas III semester 2 mengenai
tujuan dapat dilihat dari keberhasilan
jenis-jenis pekerjaan dan kegiatan jual
guru mengajar secara tuntas yaitu 10%
beli.
dan keberhasilan siswa yaitu 80 % dari
Penelitian tindakan Kemmis &
Mc
Taggart
Paizaluddin,
mendapatkan nilai di atas Kriteria
2014: 30) ini meliputi empat tahap
Ketuntasan Minimal yaitu 70. Jika
yaitu (1) perencanaan (planning), (2)
pembelajaran sudah mencapai hasil
tindakan (action), (3) pengamatan
yang
(observation), (4) refleksi (reflection).
penelitian dikatakan selesai dan tidak
Pada model Kemmis
dilanjutkan ke siklus berikutnya.
tindakan
(dalam
siswa yang berada di dalam kelas yang
(acting)
& Taggart
dan
observasi
sudah
ditargetkan.
Teknik
pengumpulan
Maka,
data
(observing) dijadikan sebagai satu
dalam penelitian ini adalah data pantau
kesatuan karena mereka menganggap
tindakan (non tes) dan data hasil
bahwa
tersebut
tindakan (tes). Data pantau tindakan
merupakan dua kegiatan yang tidak
diambil menggunakan non tes untuk
bisa dipisahkan.
menjaring
kedua
Cross
defined
komponen
and
Steadman
classroom
1998
reseach
data
penelitian
berupa
pengamatan terhadap guru dan siswa
as
yang
dilakukan
ketika
proses
cumulative and onogoing inquiri about
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
what affects student learning in the
berlangsung
classroom
metode
action
reseach
called
dengan
kooperatif
menggunakan
teknik
group
classroom. Avarition of classroom
investigation. Jenis penelitian non tes
reseach
action
yang digunakan dalam penelitian ini
resech (CAR) involoves inquiry and
adalah observasi, wawancara, dan
discussion of what promotes effective
dokumentasi.
called
learning.Focusing
classroom
on
systematic
Teknik analisis data dilakukan
inquiry by teacher in their own
selama pengumpulan data di lapangan
218
Peningkatan hasil belajar ilmu
pengetahuan sosial melalui metode
cooperative learning teknik grup
investigasi
Finny Khaeriyah
dan setelah semuanya selesai dengan
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
teknik
Sosial Siklus Pertama
analisis
Analisis
data
metode
interaktif.
berlangsing
secara
Pada kondisi awal sebelum
simultan yang dilakukan bersamaan
tindakan pembelajaran dengan metode
dengan
data
kooperatif grup investigasi, dilakukan
dengan alur tahapan: pengumpulan
tes awal yang menghasilkan nilai Ilmu
data (data collection), reduksi data
Pengetahuan Sosial siswa menunjukan
(data reduction), penyajian data (data
dari 27 siswa hanya 5 siswa yang
display),
atau
nilainya ≥ 7,0 sedangkan sisanya 22
verifikasi (conclution drawing dan
siswa belum mencapai nilai 7,0. Rata-
verifying).
rata nilai hasil belajar pada saat itu
proses
dan
pengumpulan
kesimpulan
adalah 48.0 dengan ketuntasan nilai
siswa sebesar 18.52%.
HASIL PENELITIAN
Kriteria keberhasilan tindakan
Kemudian
atau keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran
penelitian
investigasi
dapat
dilihat
dari
siklus
kooperatif
dijalankan
pertama
grup
melalui
keberhasilan guru mengajar secara
perencanaan, dan pelaksanaan tiga kali
tuntas yaitu 10% dan keberhasilan
pertemuan
siswa yaitu 80 % dari siswa yang
siklus pertama berakhir, dilakukan
berada
yang
evaluasi dengan mengadakan tes hasil
mendapatkan nilai di atas Kriteria
belajar yang menghasilkan nilai IPS
Ketuntasan Minimal yaitu 70. Jika
siswa sebagai berikut: dari 27 siswa
pembelajaran sudah mencapai hasil
terdapat 11 siswa yang nilainya ≥ 7,0
yang
Maka,
sedangkan sisanya 16 siswa belum
penelitian dikatakan selesai dan tidak
mencapai nilai 7,0. Rata-rata nilai hasil
dilanjutkan ke siklus berikutnya.
belajar
di
sudah
dalam
kelas
ditargetkan.
pembelajaran.
meningkat
menjadi
Setelah
62.59
dengan ketuntasan nilai siswa sebesar
40.74%. Karena ketuntasan nilai siswa
219
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
belum mencapai minimal 80%, maka
dijawab dengan “ya”; sehinga secara
diputuskan
keseluruhan proses pembelajaran guru
untuk
melanjutkan
tindakan ke siklus kedua. Tahapan
mencapai 80% dari yang seharusnya.
evaluasi dan refleksi terhadap proses
pembelajaran
mengacu
dilakukan
pada
pembelajaran
hasil
Hasil
pengamatan
keaktifan
dengan
siswa pada pembelajaran siklus-1; dari
kuesioner
10 butir pernyataan observasi, terdapat
kooperatif
grup
3
pernyataan
yang
memperoleh
investigasi, kuesioner pembelajaran
jawaban “tidak”. Hal ini berarti bahwa
guru, dan kuesioner keaktifan siswa.
keaktifan siswa baru mencapai 70%
Hasil pengumpulan jawaban
kuesioner
proses
kooperatif
dari yang seharusnya.
pembelajaran
grup
Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
investigasi
Sosial Siklus Kedua
menunjukkan bahwa dari jumlah skor
Karena
hasil
pencapaian
teoritis sebesar 26 X 4 = 104 yang
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa
seharusnya dicapai jika seluruh butir
pada siklus pertama belum memuaskan
pembelajaran
investigasi
(baru mencapai ketuntasan 40.74%);
dilakukan; pada siklus pertama dari 26
maka setelah tahapan evaluasi dan
proses pembelajaran, baru 12 proses
refleksi pada siklus pertama, proses
pembelajaran
pelaksanakan
predikat
grup
yang
baik,
keseluruhan
memperoleh
sehingga
jumlah
skor
secara
proses
dilanjutkan
dengan proses pembelajaran kooperatif
baru
grup investigasi siklus kedua.
mencapai 90 atau baru mencapai
86.54%
tindakan
Pada siklus kedua, hasil belajar
pembelajaran
Ilmu
kooperatif grup investigasi.
Pengetahuan
Sosial
siswa
menunjukkan kemajuan yang lebih
Hasil pengumpulan jawaban
baik dengan nilai rata-rata 77.30
kuesioner pengamatan pembelajaran
dimana 22 siswa mendapat nilai ≥ 70,
guru pada siklus-1 menunjukkan hal-
sehingga
hal
pernyataan
pembelajaran adalah 81.38%. Karena
observasi, baru 12 pernyataan yang
ketuntasan nilai siswa sudah mencapai
berikut:
dari
15
220
pencapaian
ketuntasan
Peningkatan hasil belajar ilmu
pengetahuan sosial melalui metode
cooperative learning teknik grup
investigasi
Finny Khaeriyah
minimal 80%, maka diputuskan untuk
bahwa sesuai dengan hasil skor pada
menghentikan tindakan pembelajaran
siklus kedua, dari 15 pernyataan
kooperatif grup investigasi. Tahapan
observasi,
evaluasi dan refleksi terhadap proses
dijawab dengan “ya”; sehinga secara
pembelajaran pada siklus ketiga juga
keseluruhan proses pembelajaran guru
dilakukan dengan mengacu pada hasil
sudah mencapai 100% dari yang
kuesioner
seharusnya.
pembelajaran
grup
investigasi,
kooperatif
kuesioner
15
Hasil
pernyataan
pengamatan
sudah
keaktifan
pembelajaran guru, dan kuesioner
siswa pada pembelajaran siklus kedua;
keaktifan siswa.
dari 10 butir pernyataan observasi,
Hasil pengumpulan jawaban
kuesioner
proses
keseluruhan butir pernyataan sudah
pembelajaran
memperoleh jawaban “ya”. Hal ini
kooperatif grup investigasi pada siklus
berarti
bahwa
keaktifan
siswa
ketiga ini menunjukkan bahwa dari
mencapai 100% dari yang seharusnya.
jumlah skor teoritis sebesar 26 X 4 =
104 yang seharusnya dicapai jika
seluruh
butir
investigasi
pembelajaran
dilakukan;
PEMBAHASAN
grup
Kemajuan
pada siklus
menggunakan
hasil
model
belajar
pembelajaran
ketiga dari 26 proses pembelajaran,
kooperatif grup investigasi untuk mata
seluruh proses pembelajaran sudah
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
memperoleh predikat baik, sehingga
kelas 3 pada semester 2 tersebut diatas
secara
skor
menyiratkan bahwa untuk mencapai
mencapai 104 atau mencapai 100%
ketuntasan diatas 80% dibutuhkan
proses pembelajaran kooperatif grup
proses
investigasi.
Keberhasilan
keseluruhan
jumlah
Hasil pengumpulan jawaban
yang
cukup
tersebut
panjang.
tidak
dapat
segera dicapai dengan satu siklus
kuesioner pengamatan pembelajaran
pelaksanaan
guru pada siklus kedua menunjukkan
memerlukan proses bersamaan dengan
221
tindakan
saja,
tetapi
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
keberhasilan penggunaan metode grup
kooperatif. Siswa diharapkan dapat
investigasi, keberhasilan pembelajaran
memberikan respon positif terhadap
guru dan keberhasilan keaktifan siswa
arahan dan petunjuk guru sesuai
dalam mengikuti pembelajaran.
dengan
langkah
metode
grup
investigasi agar dapat meningkatkan
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
SIMPULAN
Penerapan teknik pembelajaran
kooperatif
grup
meningkatkn
investigasi
hasil
yang ingin dicapai. Siswa hendaknya
untuk
belajar
menyadari
Ilmu
bahwa
pembelajaran,
dalam
siswa
proses
merupakan
Pengetahuan Sosial siswa kelas 3
subyek belajar utama yang dapat
semester 2 adalah sebagai berikut:
menentukan
Metode kooperatif dengan teknik grup
belajar mengajar, dan ditentukan oleh
investigasi dapat meningkatkan hasil
siswa sendiri. Bagi pendidik, Guru
belajar IPS kelas 3 semester 2. Hal ini
hendaknya
dibuktikan dengan adanya peningkatan
dan pengalaman yang cukup dalam
ketuntasan hasil belajar dari awal
keberhasilan
mempunyai
proses
kompetensi
proses pembelajaran kooperatif
penelitian sebesar 18.52% meningkat
grup
menjadi 40.74% pada siklus pertama,
menunjang
meningkat lagi menjadi 81.48% pada
meningkatkan
siklus kedua yang sudah melampaui
belajarnya.Jika diperlukan guru dapat
kriteria
juga meningkatkan konsultasi dengan
ketuntasan
keberhasilan
penelitian sebesar 80%.
Berdasarkan
hasil
investigasi
pihak
lain
sehingga
keberhasilan
nilai
yang
akan
siswa
hasil
terkait
dengan
analisis,
informasi kondisi siswa, sehingga guru
kesimpulan dan implikasi penelitian,
sudah mempunyai pengetahuan awal
dapat diidentifikasi beberapa saran
tentang
penelitian antara lain: Bagi siswa,
berpartisipasi
Siswa diharapkan dapat lebih aktif
belajar dari aspek kognitif, afektif
menyampaikan
maupun
gagasan
atau
pendapatnya pada proses pembelajarn
siswa
akan
diajak
meningkatkan
hasil
motorik.Pada
pembelajaran,
222
yang
guru
pelaksanaan
hendaknya
Peningkatan hasil belajar ilmu
pengetahuan sosial melalui metode
cooperative learning teknik grup
investigasi
Finny Khaeriyah
memanfaatkan metode, alat bantu dan
Jakarta:
Kencana
media pembantu lain yang dapat
Media Group.
Prenada
meningkatkan minat, perhatian dan
Sharan, Shlomo. 1980. “Cooperative
memotivasi siswa untuk memahami
Learning in Small Groups:
materi yang disajikan.
Recent Methods and Effects on
DAFTAR RUJUKAN
Achievement, Attitudes, and
Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar
Ethnic Relations“, Review of
dan
Pembelajaran.
Jakarta:
Educational Research, Vol. 50,
PT. Rineka Cipta.
No. 2 Summer.
Djahiri, K dan Ma’mun, F. 1980.
Slavin Robert E. Cooperatif Learning:
Pengajaran Studi Sosial (IPS)
Teori,
SD.
Bandung:
Bandung:
Remaja
Rosdakarya.
Paizaluddin.
Nusa
Praktik.
Media,
Kelas.
Penelitian
Slavin, Robert E. 2009. Cooperatif
Jakarta:
Learning: Teori, Riset dan
Alfabeta.
Rusman.
dan
2010.
2014.
Tindakan
Riset,
Praktik. Bandung: Nusa Media.
Metode-Metode
Soemantri. Numan. 2001. Menggagas
Pembelajaran. Jakarta: Raja
Pembaharuan Pendidikan IPS.
Grafindo Persada.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rusman.
2011.
2010.
Model-Model
Summaatmadja,
Nursid.
1980.
Pembelajaran:
Metodologi Pengajaran Ilmu-
Mengembangkan
Ilmu
Profesionalisme Guru. Jakarta:
Bandung: Alumni.
Rajawali Pers.
Sanjaya,
Wina.
Pembelajaran
Pengetahuan
Sosial.
Suprijono Agus. 2010. Cooperative
2007.
Strategi
Learning, Teori dan Aplikasi
Berorientasi
Paikem. Yogyakarta: Pustaka
Sfandar Proses Pendidikan.
Pelajar.
223
JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 2 Desember 2016
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan
Pembelajaran
di
du/cgiin/pttext) diakses 11 Januari
Sekolah
2016
Dasar. Jakarta: Kencana, 2014.
Zainul, Asmawi dan Nasution. 1996.
Penilaian
Hasil
Belajar.
Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas
Ebscho
Host
(http://www.ebsco.login.perseu
s.tufs.edu/cgiin/pttext) diakses
11 Januari 2016
Ebscho
Host
(http://www.ebsco.login.perseus.tufs.e
224
Download