Studi komparasi metode investigasi kelompok dengan metode ceramah dalam pembelajaran akuntansi perusahaan dagang kelas II semester I SMK Batik 2 Surakarta tahun 2006/2007 UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Hendrawan Yulianto Nugroho NIM : K 7402084 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan yang harus dicapai suatu bangsa, karena pendidikan merupakan proses untuk membangun manusia dalam mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala perubahan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan pembelajaran, suasana belajar, dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam dunia pendidikan, salah satu masalah adalah rendahnya prestasi belajar siswa. Hasil belajar yang rendah ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil prestasi belajar adalah kualitas pembelajaran. Dengan membenahi kualitas pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan peningkatan pendidikan akan terlihat dalam hasil prestasi dan kompetensi yang diperoleh siswa. Kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar. Proses pembelajaran di kelas akan bermutu bila pengajar dapat memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi, tujuan, dan karakteristik materi yang akan diajarkan. 2 Sebagai seseorang yang profesional, maka guru seharusnya mampu menerapkan suatu pendekatan atau strategi yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan dan tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran dengan maksud mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Guru hendaknya mengetahui bermacam-macam metode sehingga guru mempunyai pegangan dalam memilih metode mengajar yang akan digunakan dengan memperhatikan tujuan pengajaran, materi, kemampuan guru, waktu, besar kecilnya kelompok dan fasilitas yang ada. Model pembelajaran yang digunakan di Sekolah Menengah Atas maupun di Sekolah Menengah Kejuruan umumnya adalah menggunakan metode ceramah. Model pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan mata pelajaran akuntansi, umumnya masih menggunakan metode ceramah. Dalam penggunaan metode ceramah ini terlihat bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran akuntansi, siswa kurang menampakan aktivitas yang positif selama proses pembelajaran. Hal ini ditunjukan dengan kurang terlihatnya interaksi baik antara siswa dengan guru, maupun siswa dengan siswa. Kebanyakan siswa hanya mengandalkan informasi dari guru dan mencatat seluruh informasi yang diberikan guru tanpa adanya tanggapan baik dari siswa. Sangat sedikit siswa yang mempunyai usaha untuk mencoba mendalami dan melengkapi materi pelajaran yang sudah diperolehnya. Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, beberapa orang siswa sering mengantuk, bahkan melamun selama kegiatan proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi. Dalam pembelajaran ceramah memiliki kelemahan-kelemahan yaitu: 1. Perbedaan-perbedaan setiap siswa terabaikan 2. Siswa umumnya bersifat pasif, hanya bersifat menerima informasi dari guru. 3. Kurang tumbuhnya kreatifitas siswa dalam memahami dan mendalami materi 4. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Kurang tumbuhnya kreativitas siswa dalam memahami dan mendalami materi pelajaran akuntansi ini, serta kurangnya interaksi baik antara siswa dengan 3 guru, maupun antara siwa dengan siswa, mungkin disebabkan karena guru sering menggunakan model pembelajaran langsung, yakni suatu model pembelajaran dengan cara guru mentransfer informasi secara langsung kepada siswa. Pada model pembelajaran ini, pengajaran terpusat kepada guru, sehingga siswa hanya menerima dan mencatat informasi dari guru. Siswa cenderung beranggapan dalam mempelajari akuntansi hanya semata-mata menghafal, bukan memahmi konsep dan prinsip. Dengan demikian siswa cenderung menghafal informasi yang diterimanya tanpa mengkonstruksi kembali pengetahuan yang telah diterima tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu mengubah model pembelajaran langsung menjadi model pembelajaran yang terpusat kepada siswa, salah satu model yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif menekankan kepada aktivitas siswa dalam kelompokkelompok kecil. Pada model ini guru berperan sebagai motivator dan fasilitator. Terdapat beberapa beberapa metode dalam model pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah Investigasi Kelompok (Group Investigation). Dalam metode Investigasi Kelompok peserta didik ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 5-6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun keterampilan proses kelompok (group process skills). Penyajian materi pelajaran melalui model pembelajaran kooperatif metode Investigasi Kelompok mampu memberikan suasana yang menarik bagi siswa. Siswa dituntut untuk bekerjasama dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Siswa merasa tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan demikian siswa akan termotivasi dan menjadikan siswa aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan aktifnya siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, akan terjalin komunikasi yang baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Dengan kondisi yang demikian, siswa akan mampu memahami setiap materi yang diberikan oleh guru, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dan mampu meningkatkan hasil prestasi belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. 4 Rendahnya prestasi belajar akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta disebabkan karena kebanyakan siswa yang diterima memiliki nilai rata-rata yang cukup dan berasal dari daerah pinggiran, kebanyakan siswa berasal dari golongan sosial ekonomi yang rendah, kurangnya sarana dan prasarana yang memadai di sekolah sehingga siswa mengalami kesulitan belajar. Dalam mengajarkan mata diklat akuntansi guru masih menggunakan metode ceramah disertai dengan latihan. Dalam proses belajar mengajar ini siswa terlihat pasif, tidak adanya interaksi antara siwa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Kondisi ini juga membuat siswa kurang termotivasi dalam mengikuti proses belajar mengajar. Bertolak dari pemaparan masalah di atas, penulis ingin melakukan penelitian untuk menguji efektif tidaknya pencapaian hasil prestasi belajar siswa menggunakan metode Investigasi Kelompok dibandingkan menggunakan metode ceramah yang digunakan dalam mengajarkan mata pelajaran akuntansi sebagai alternatif penggunaan metode pembelajaran. Penelitian dilakukan di SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2006/2007 dengan judul : Studi Komparasi Metode Investigasi Kelompok Dengan Metode Ceramah Dalam Pembelajaran Akuntansi Perusahaan Dagang Kelas II Semester I SMK Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007. B. Identifikasi Masalah Di SMK Batik 2 Surakarta, dalam mengajarkan mata diklat akuntansi menggunakan metode ceramah. Dalam proses belajar mengajar siswa bersifat pasif, tidak adanya interaksi antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru. Kebanyakan siswa kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sehingga hal ini menyebabkan rendahnyan prestasi belajar akuntansi siswa. Dari indikasi-indikasi diatas maka masalah-masalah yang ada di SMK Batik 2 Surakarta dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Berdasarkan laporan bidang kurikulum bahwa rata-rata siswa yang diterima di SMK Batik 2 Surakarta memiliki nilai yang cukup, tetapi ternyata prestasi belajar akuntasi siswa rendah? 2. Kebanyakan siswa berasal dari daerah pinggiran dan dari golongan sosial ekonomi yang rendah sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti 5 proses belajar mengajar. Apakah rendahnya prestasi belajar akuntansi siswa mungkin dikarenakan kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar? 3. Siswa yang memiliki tingkat pemahaman pengetahuan yang tinggi cenderung berprestasi baik. Namun tidak semua siswa memiliki tingkat pemahaman pengetahuan yang tinggi. Apakah rendahnya prestasi belajar akuntansi siswa mungkin dikarenakan siswa mengalami kesulitan belajar? 4. Lingkungan belajar siswa berpengaruh pada kualitas belajar siswa. Apakah rendahnya prestasi belajar akuntansi siswa mungkin dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana?. 5. Dalam mengajarkan materi pelajaran guru menggunakan metode ceramah disertai dengan latihan. Namun tidak semua siswa memiliki prestasi belajar yang baik. Apakah rendahnya prestasi belajar akuntansi siswa mungkin dikarenakan pemilihan metode mengajar guru yang kurang tepat? C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah yang ada diatas, maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah yaitu metode mengajar, motivasi, dan prestasi belajar akuntansi.. Adapun penjelasan masalah yang diberikan adalah sebagai berikut : 1. Metode mengajar Metode mengajar adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kegiatan belajar mengajar dan tercapainya prestasi belajar yang memuaskan. Dalam hal ini adalah perbandingan antara metode ceramah bervariasi dan metode investigasi kelompok. a. Metode investigasi kelompok adalah penyajian pelajaran oleh guru dimana peserta didik ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan 5-6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. 6 b. Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara lisan disertai dengan latihan kepada peserta didik. 2. Prestasi belajar Prestasi belajar yang diukur adalah prestasi belajar akuntansi mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang ditunjukkan dalam nilai. D. Perumusan Masalah Setelah dilaksanakan identifikasi masalah dan pembatasan masalah dapat dirumuskan permasalahan “Apakah metode investigasi kelompok lebih baik daripada metode ceramah dalam pembelajaran akuntansi perusahaan dagang ditinjau dari prestasi belajar siswa pada SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2006/2007?”. E. Tujuan Penelitian Tujuan pokok yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah “untuk mengetahui apakah metode investigasi kelompok lebih baik daripada metode ceramah dalam pembelajaran akuntansi perusahaan dagang ditinjau dari prestasi belajar siswa pada SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2006/2007”. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan. 1. Manfaat teoritis Untuk memberikan sumbangan teori dibidang pendidikan khususnya mengenai metode mengajar investigasi kelompok. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 7 Untuk memberikan alternatif metode mengajar, sehingga guru dapat memilih metode mengajar yang tepat untuk siswanya. b. Bagi Siswa Untuk memberikan variasi pembelajaran kepada siswa selaku peserta belajar, dengan memberikan kesempatan siswa untuk berpikir kritis dan lebih aktif dalam kedgiatan belajar mengajar. c. Bagi Penulis Untuk membekali penulis sebagai calon guru mengenai metode-metode mengajar khususnya mengenai metode mengajar investigasi kelompok.