Child Psychiatry Jumat, 19 november 2010 Dr. Warih Andan, Sp.Kj CHILD PSCHIATRY Assalamualaikum…………………… Sebenernya masalah psikiatri pada anak-anak itu banyak kawand, Cuma berhubung kita dapat jatah kuliahnya 2 jam aja jadi diambil materi yang paling banyak ditemuin di tempat-tempat pelayanan kesehatan kayak AUTIS n ADHD. Paling ngga kita ini sebagai calon dokter umum harus bisa mengindentifikasi kedua macam gangguan tersebut supaya cepat mendapat intervensi dan prognosisnya baik. AUTIS (DETEKSI DINI GANGGUAN AUTISME) yang paling penting buat dokter umum adalah deteksi dini karena deteksi dini lah yang akan memperbaiki prognosis secara keseluruhan. Latar belakang Autism merupakan gangguan perkembangan pada anak yang seharusnya pada usia kurang dari 3 tahun sudah bisa terdeteksi. Karena sebenernya sejak lahir kelainannya sudah muncul, bukan di dapat saat anak sudah besar. Namun biasanya baru terdeteksi setelah usianya 3 tahun. Karena pada usia 3 tahun kelainannya sudah tampak jelas. Misalnya usia segitu harusnya udah bisa komunikasi sama orang tua, teman-teman, tapi kok dia gak bisa Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 20 Child Psychiatry ngomong. Atau harusnya dia bisa bersosialisasi dengan orang lain, tapi kok dia gak bisa. Adanya keterlambatan-keterlambatan kayak gitu biasanya yang kemudian menimbulkan kekhawatiran orang tua sehingga orang tua baru memeriksakan anaknya. Padahal sebenernya ada tanda-tanda yang harus dicurigai bahwa anak mengalami autis. Dari bagan sudah jelas dong ya kalo autism itu ditandai dengan symptom yang paling nyata yaitu: a. Gangguan Interaksi social b. Gangguan komunikasi c. Gangguan perilaku Prevalensinya pada tahun 1966-2000 meningkat 10x lipat, sehingga perlu penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah ini. Peningkatan tersebut dapat disebabkan oleh: a. prevalensinya memang meningkat b. Deteksi terhadap autis sudah sangan jeli sehingga kasusnya banyak ditemukan Keterlambatan diagnosis mengakibatkan intervensi yang terlambat juga sehingga prognosisnya buruk. Makin cepat deteksi → makin cepat mendapat intervensi→diharapkan dapat mempengaruhi prognosis pasien. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 21 Child Psychiatry Gejala klinis gangguan autism 1. Gangguan kualitatif interaksi social Gagal dalam: a. Mengembangkan empati Anak-anak tu biasanya kalo temennya diserang maka dia akan membantu temennya itu, ngebelain temennya lah istilahnya mah. Nah itu tu cikal bakal rasa empati pada anak-anak. Jadi kalo liat anak yang beramtem buat ngebelain temennya tu jangan di marahin, tapi harus diarahkan karena kadang-kadang si anak membela yang gak bener. Tapi prinsipnya yang kayak gitu tu anak sedang belajar mengembangkan rasa empatinya. Anak-anak yang autis itu cuek, cenderung berperilaku stereotipik. Dia gak akan peduli walopun di sampingnya ada temennya yang disakiti. b. Interaksi social dengan lingkungannya Keakraban dengan orang tua, orang lain (guru dan saudara) Anak gak akan nangis kalo ditinggal ibunya pergi. Nah, kita sebagai calon ibu ntar kalo udah punya anak jangan bangga atau seneng kalo anak anteng-anteng aja pas ditinggal pergi karena jangan-jangan anak mengalami autis. Secara perkembangan normal anak itu pasti ada rasa kecewa dan sedih kalo ditinggal orang yang dicintai dia walopun reaksi masing-masing anak itu berbeda tegantung rasa keamannya dia. Misalnya walopun ditinggal pergi ibunya, tapi dirumahnya ada nenek atau pengasuhnya yang dia cintai biasanya anak jadi gak rewel tapi tetep aja sebenernya dia meresa sedih. Kalo anak jadi rewel karena ditinggal ibunya, maka harus dicari penyebab kerewelannya itu. Mungkin aja karena anak mengkhawatirkan ibunya atau dia merasa tidak nyaman dengan lingkungannya. Jadi kerewelan anak itu jangan dianggap sebagai hal sepele karena kalo gak ditanganni bisa-bisa anak mengalami gangguan pada psikologisnya. Anak autis itu seperti gak butuh orang lain. Mainpun dia lebih seneng sendirian. Hanya aktif dalam kesendirian dan fikirannya sendiri. berbagi kesenangan dengan orang lain. Misalnya punya mainan baru untuk dimainkan dengan orang lain, dia malah tidak merasa senang. menjalin persahabatan Senang beraktivitas seorang diri. Hidup dalam dunianya sendiri Jadi anak autis itu cenderung anteng, tenang, cuek dan gak butuh orang lain. Kalo ada bayi pada usia awal-awal itu gak rewel harus dicari penyebabnya, kalo gak rewelnya karena dia nyaman ya gak masalah. Tapi kalo gak rewelnya karena emang karena gak membutuhkan orang lain berarti kemungkinan bayi mengalami autis. Dari usia 1 bulan pun sebenernya udah bisa diliat gangguan interaksi sosialnya, jadi jangan nunggu sampe usia sekolah baru diperiksain karena udah terlambat dan prognosisnya pun jadi buruk. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 22 Child Psychiatry 2. Gangguan kualitatif komunikasi Terlambat dalam kualitas bicara, tidak bisa bicara, dan tidak bisa megungkapkan apa yang ingin diungkapkannya. Gangguan bahasa verbal (berkata-kata) dan nonverbal (ekspresi, senyuman) Keluhan utama yang diungkapkan orang tua biasanya keterlambatan bicara pada anak. Sedangkan masalah interaksi social biasanya kurang terperhatikan oleh orang tua. Gangguan bahasa verbal itu seperti: Ekolalia adalah mengulang kata-kata yang sama. Misalnya ibu nanya: udah makan de?, anak menjawab: makan, makan, makan. Karena komunikasinya yang emang gak bagus, jadi kata-kata yang diucapkannya itu asal aja, gak ada maknanya. Biasanya juga anak mengulang kata terakhir yang dia ucapkan. Gangguan artikulasi. Ngomongnya gak jelas. Gangguan kualitas suara dan irama. Terbatas dalam menceritakan atau mengungkapkan sesuatu. Kalo anak marah, yang muncul itu perilakunya misalnya ngebanting barang-barang, mukul-mukul, karena dia gak bisa mengekspresikan kemarahannya dengan kata-kata. Di dalam perkembangan anak, penting untuk diajarkan ekspresi perasaan. Sehingga ketika anak menagis, tugas orang tua atau yang lainnya bukan Cuma menyuruh anak untuk berhenti menangis tapi juga harus sambil mengenalkan emosinya. Misalnya anak nangis karena mainannya diambil kakaknya, maka si ibu bilang “ ade jengkel ya mainannya diambil kakak?”. Dengan begitu anak jadi tau emosinya, perasaan kayak gitu tu namanya jengkel. Setelah anaknya berhenti menangis atau udah tenang, ajarkan anak untuk mengekspresikan Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 23 Child Psychiatry perasaannya. Misalnya suruh menceritakan tadi dia nangisnya itu kenapa. Kalo dari kecilnya udah diajarkan cara mengidentifikasi emosi dan mengungkapkan perasaannya maka sampe anak dewasa dia akan terbiasa sehingga gak “makan hati” dan kondisi mentalnya lebiih baik. Kalo “makan hati” lama-lama dipendem bisa jadi penyakit kayak depresi. Nah lho? Maka penting bagi orang tua untuk mengajarkan anaknya mengekspresikan apa yang dia rasakan supaya kesehatan mentalnya lebih baik. Anak autis tidak bisa mengekspresikan perasaan nya karewna memang dia punya gangguan dalam berkomunikasi. 3. Gangguan perilaku Perilaku, minat dan aktivitas streotipik (itu-itu aja, monoton) serta terbatas, tidak banyak yang disukai. lebih suka benda yang berputar. Gerakan aneh, monoton, dan berulang. Mobil-mobilan dan sepeda bukan dimainin tapi malah dibalik dan diputar-putar rodanya. Anak autis bisa memandangi roda yang berputar selama berjam-jam. Konsistensi Tidak menyukai perubahan. Kalo di dalam ruangan letak benda-benda yang dia suka diubah, dia akan marah. Anak normal mempunyai keterampilan yang bervariasi sedangkan anak autis perilakunya saja sangat terbatas. 4. Gejala lain Hiperaktif Impulsive. Empati rendah → impulsif tinggi Destruktif (merusak) Respon sensorik abnormal Dulu ada teori social yang mengatakan bahwa autis itu diakibatkan oleh gaya pengasuhan ternyata terbatahkan dengan adanya gangguan sensori dan pemeriksaan penunjang yang abnormal. Dengan demikian ternyata autis itu ada factor herediternya sehingga seharusnya sudah bisa terdeteksi sejak bayi. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 24 Child Psychiatry 5. Gejala penyerta 75%-80% mengalami retardasi mental. Untuk mengetahui seseorang mengalami retardasi mental itu tesnya memerlukan kemampuan kognitif. Nah, anak autis itu apa mungkin emang kemampuan kognitifnya rendah dengan IQ di bawah 70 atau IQnya normal tapi tidak kooperatif saat tes karena gak bisa berkomunikasi, perilakunya terbatas dan tidak memenuhi intruksi saat tes sehingga hasil IQnya rendah. Sebagian ahli ada yang berpendapat seperti itu karena memang retardasi mental itu acuannya IQ. 10%-35% mengalami bangkitan kejang Factor-faktor yang mempengaruhi deteksi dini gangguan autism a. Factor gejala yang tidak konsisten. Jadi gejala-gejala yang muncul pada tiap anak autis itu kadang-kadang tidak sama persis. maka kemudian ada yang namanya spectrum autism. Spectrum autisme ini gejalanya mirip anak autis tapi tidak sesuai dengan pedoman diagnostic yang ada di PPDGJ. b. Perjalanan penyakit gangguan autism Sejak lahir sudah autis tapi progresivitasnya berbeda-beda. Ada yang dari bayi emang udah langsung memburuk. Tapi ada juga memburuknya tuh waktu udah gede. c. Factor orang tua Kesibukan orang tua sehingga anaknya gak diperhatiin. Atau mengira bahwa anaknya mengalami keterlambatan karena emang di keluarganya ada riwayat yang sama. Atau bahkan menganggap anaknya gak rewel karena mengerti kesibukan orang tua. Nah, kekurangtanggapan orang tua ini lah yang mengakibatkan anak terlambat terdiagnosis. d. Factor klinisi Dokter umum diharapkan bisa mengatasi masalah yang muncul karena factor klinisi. Kalo kita punya pasien anak, jangan hanya memperhatikan kesehatan fisiknya saja tapi juga harus mengidentifikasi kesehatan mentalnya. Harus memeriksa secara holistik gitu deh. Orang tua cenderung lebih memilih membawa anaknya ke dokter umum daripada ke psikiater atau tenaga-tenaga menthal health yang lain sehingga dokter umum harus bisa mendiagnosis. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 25 Child Psychiatry Mengenal gejala-gejala dini gengguan autism Gejala dini autis itu sebenarnya udah ada sejak si anak lahir. Tapi kebanyakan orang tua baru menyadari ada kelainan pada anaknya setelah anaknya itu seharusnya mempunyai kemampuan yang lebih, misalnya ketika berusia lebih dari 18 bulan. Karena sebelum 18 bulan sulit melihat gangguan komunikasi anak. Karena komunikasi itu menurut kebanyakan orang tua hanya komunikasi verbal aja padahal kalo lebih jeli dari bahasa nonverbalnya juga udah bisa dideteksi. Seharusnya, anak usia 3 bulan tu udah bisa kontak dengan pengasuhnya dan udah mulai ngoceh. 5-6 bulan udah mengenal objek lekatnya, biasanya maunya pada ibunya. Lebih besar lagi usia anaknya, maka dia akan mulai punya rasa takut pada orang lain yang gak dikenalnya. Melihat gejala perusia Dibawah ini gejala-gejala lebih detail yang terjadi pada anak autis berdasarkan usianya. Kelainan-kelainan ini juga bisa digunakan untuk edukasi kepada orang tua supaya orang tua bisa mendeteksi sendiri kalo-kalo anaknya mengalami kelainan dan segera memeriksakan anaknya. Sehingga intervensinya tidak terlambat. Jadi dokter itu seharusnya menggiatkan promotif dan preventif sehingga tidak hanya menunggu pasien yang sudah terlanjur sakit. 1. Usia 1 bulan Sensitive Misalnya menjerit-jerit sendiri kalo mendengar suara yang keras. Masalah dalam geraka oral Anak usia 1 bulan kalo diamati pada waktu subuh itu bisanya mulutnya kayak yang komat-kamit atau ngoceh. Tapi anak yang autis dia cenderung diam, gak bisa menggerakan oral/mulutnya. Terlihat tidak aktif Bayi kalo dibuka bedongnya, tangan+kakinya itu bergerak-gerak gak bisa diam kecuali kalo tidur. Anak autis lebih banyak diamnya. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 26 Child Psychiatry 2. Usia 4 bulan Mudah terstimulasi Tidak dapat memegang suatu benda dengan baik Tidak dapat tenang atau susah ditenangkan 3. Usia 6 bulan Gangguan regulasi Hipersensitifitas terhadap rangsangan taktil karena adanya gangguan sensori Hipertonia atau hipotonia Gangguan gerak motorik 4. Usia 9 bulan Gangguan emosi timbal balik Anak-anak yang interaksi sosialnya baik itu ditandai pertama kali dengan merespon kalo di “liling”. Selalu ada interaksi antara ibu dan anak. Tapi anak yang autis, dia tidak suka di”liling” atau kalopun dilililng, dia gak mau lihat yang melilingnya dan cuek. Raut wajah tidak berekspresi Kontak mata kurang Tidak ada permainan imitative Tidak tertarik dengan mainan Tidak ada celotehan imitative (omongan yang belum jelas) Cuek mendengar suara keras 5. Usia 12 bulan Semakin besar, gangguannnya akan tampak semakin nyata. Gangguan interaksi social Gangguan komunikasi Gangguan perhatian bersama Gagal orientasi nama Tidak ada kontak mata Tidak dapat menunjuk atau mempertunjukkan Tidak dapat merasakan kesenangan bersama Gangguan berbahasa reseptif sehingga tidak bisa memahami bahasa yang dikatakan orang lain. 6. Usia 18 bulan Keterlambatan berbahasa kenapa biasanya baru terdeteksi setelah usianya 18 bulan? Karena pada usia ini sudah mulai keliatan keterlambatan berbahasanya. :p Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 27 Child Psychiatry 7. Usia 2 tahun Gangguan interaksi social mengakibatkan anak sulit membentuk suatu hubungan dengan orang lain Gangguan komunikasi sehingga si anak sulit memulai dan mempertahankan percakapan dan sulit menggunakan atau merangkai kata-kata. 8. Usia 4-5 tahun Perilaku repetitive Preokupasi dan kompulsif Ritual Semakin tampak bahwa anak tidak bisa bersosialisasi Harusnya sudah bisa bersosialisasi dan masuk TK/playgrup Checklist untuk membantu orang tua dalam mendeteksi gangguan dini gejala spektum autism Checklist ini digunakan sebagai acuan untuk menanyakan kepada orang tua mengenai keadaan anaknya. Atau sebagai self assessment untuk orang tua sehingga dokter hanya tinggal memeriksa ulang untuk memastikan. 1. Bayi lahir sampai usia 6 bulan Anak terlalu tenang Irritable, banyak menangis pada malam hari dan sulit ditenangkan Jarang menyodorkan kedua tangan untuk minta digendong Jarang mengoceh Jarang menunjukkan senyum social Jarang menunjukkan kontak mata Perkembangan gerakan kasar tampak normal 2. Usia 6 bulan sampai 2 tahun Tidak mau dipeluk Tidak peduli pada kedua orang tuanya Tidak mau ikut permainan sederhana seperti “ci luk ba” Tidak berupaya menggunakan kata-kata Seperti tidak tertarik pada boneka atau mainan lainnya Bisa sangat tertarik keterampilannya pada kedua tangannya sendiri kaena keterbatasan Mungkin menolak makanan keras atau tidak mau mengunyah, berhubungan dengan system neurologisnya. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 28 Child Psychiatry 3. Usia 2-3 tahun Tidak tertarik atau terbatas dalam mununjukkan perhatian khusus Menganggap orang lain sebagai alat atau benda Menunjukkan kontak mata yang terbatas Mencium atau menjilati benda Menolak untuk dipeluk dan menjadi tegang atau sebaliknya, tubuhnya mejadi lemas Relative tidak peduli dalam menghadapi kedua orang tuanya 4. Usia 4-5 tahun Ekolali Suaranya aneh: nada tinggi dan monoton Sangat terganggu dengan perubahan rutin pada kegiatan sehari-hari Kontak mata sangat terbatas, walaupun bisa terjadi perbaikan Tantrum dan agresi Ada usia-usia normal anak mengalami temper tantrum. Temper tantrum adalah perilaku yang cepat marah/ ngamuk. Malukai diri sendiri Merangsang diri sendiri Diagnosis banding gangguan autism Gangguan perkembangan pervasif lainnya Gangguan perkembangan lainnya (misal:Retardasi mental) Gangguan sensorik, terutama ketulian Untuk mengetahui diagnosis bandingnya lebih jelas lagi, temen-temen bisa baca buku PPDGJ ya. 1. Gangguan Rett Gangguan ini termasuk Gangguan pervasive, sama kayak autis tapi tetep ada perbedaannya. • Jenis kelamin: perempuan • Dari bayi sampai usia 5 bulan anak masih normal, keterampilan motorik, interaksi sosial, pertumbuhan baik. Tetapi setelah usianya lebih dari 5 bulan, terjadi penurunan yang progresif dari perkembangannya. Usia 6 bulan-2 tahun terjadi: ensefalopati progresif dengan ciri: - gerak stereotipik - hilangnya kemampuan bicara - retardasi psikomotor - mikrosefali ok pertumbuhan lingkar kepala terhambat. - kemampuan bahasa reseptif & ekspresif menghilang Bahasa reseptif adalah kemampuan untuk memahami bahasa yang diutarakan orang lain. Bahasa ekspresif adalah bagaimana di mengekspresikan/mengungkapkan bahasanya sendiri. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 29 Child Psychiatry • Gejala penyerta: - 75% kejang - gangguan respirasi: hiperventilasi, apnea, menahan nafas Gangguan rett ini secara klinis lebih berat dari pada autis dan munculnya tidak sejak bayi. 5 bulan pertama anak masih normal, kemudian mengalami penurunan yang progresif. Gangguan Rett Vs Autisme Anak autis tidak terlalu terganggu atau bahkan tidak terganggu fungsi motoriknya. Dia masih bisa mein sepeda sendiri. Tapi kalo udah bosen, dia langsung ninggalin sepedanya dimana aja. 2. Gangguan Asperger Termasuk gangguan pervasif Gambaran awal: IQ normal yg menunjukkan gangguan kualitatif dalam interaksi sosial timbal balik & keanehan perilaku TANPA keterlambatan perkembangan bahasa Secara internasional diagnosisnya berdasarkan ICD-10: ditandai oleh gangguan kualitatif interaksi sosial, tidak adanya keterlambatan bahasa & kognitif yg bermakna, dan adanya perilaku & minat yg terbatas Perbedaan dengan autisme: pada autisme terhadap keterlambatan berbahasa 3. Gangguan disintegratif masa kanak Perburukan selama beberapa bulan pada fase intelektual, sosial, & bahasa yang terjadi pada anak dengan usia 3-4 tahun dengan fase yang sebelumnya normal. Setelah perburukan, anak menjadi seperti autisme. Onset:3-4 thn, onset minimal: 2 thn. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 30 Child Psychiatry Ciri inti: hilangnya keterampilan komunikasi, regresi yg jelas pd interaksi timbal balik, timbulnya gerak stereotipik & kompulsif (diulang-ulang). Regresi dlm menolong diri sendiri spt pengendalian usus & kandung kemih. Anak jadi suka ngompol dan BAB sembarangan. Gangguan disintegratif anak Vs Autisme Pada gangguan disintegrative Perkembangan sebelumnya telah tercapai, sedangkan pada autis tidak Bahasa sebelumnya telah berkembang sampai pembentukan kalimat.pada autisme, bahasa tidak melebihi 1 kata. Diagnosis Banding Autisme dan Ggn Perkembangan Pervasif Nonautistik Skizofrenia dengan onset masa kanak menjadi DD ( different diagnose)dari autis Skizofrenia itu gangguan jiwa yang berat. Sering kan kita liat ada orang yang menggelandang di jalan, gak pake baju. Orang yang daya realitasnya jelek, gak realistis. Punya waham sendiri dan berhalusinasi, sering juga ngomong sendiri karena dia menganggap ada yang ngajak ngomong. Nah, mereka-mereka itu rata-rata menderita skozofrenia. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 31 Child Psychiatry Definisi Skizofrenia: sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas proses pikir, kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham yang kadang-kadang aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yg tak terpadu dgn situasi nyata/sebenarnya, dan autisme Terdapat kesadaran yang jernih Fungsi intelektual biasanya tidak terganggu Orang skizofren tidak mengalami retardasi mental. Coba aja dicek pas udah sembuhnya, mereka bisa pinter kayak orang normal. :p Definisi menurut DSM IV TR: suatu gangguan paling tidak 6 bulan, termasuk paling tidak 1 bulan menunjukkan gejala fase aktif seperti: waham, halusinasi, disorganisasi pembicaraan, disorganisasi perilaku yg jelas atau katatonik, negatif simptom Halusinasi:komentar/ kritik, perintah Waham: somatik, penyiksaan, kebesaran, keagamaan Kriteria: waham, halusinasi, disorganisasi pembicaraan, negatif symptom Skizofrenia masa kanak Vs Autisme Skizofrenia Sama2 ggn afek, bhs, interaksi interpersonal. Onset remaja & dws muda, > 5 thn Prev org tua: 8% P:L=1,67:1 Rwyt kel dgn skizofrenia tinggi IQ: 70% < 70 Perilaku khas: gagal membentuk relasi, ekolali, dorongan stereotipik Autisme Onset < 3 thn Tertawa atau menangis inappropiate pd autisme berhub dgn ktdkmampuan menyatukan makna peristiwa disebut afek inapropiate Dpt tertawa bila org lain tdk mengerti Rwyt keluarga skizo tdk tinggi IQ: 15% < 70 Halusinasi & waham Biasanya skizofren terjadi pada masa remaja. Jarang sekali muncul pada masa kanak-kanak. Retardasi mental Vs Autisme Penderita Retasdasi mental tidak mengalami gangguan dalam interaksi social. Dia masih bisa mengobrol, makanya sering disalahgunakan oleh orang-orang yang gak bertanggung jawab misalnya menjadi korban pelecehan seksual. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 32 Child Psychiatry Autisme jarang melihat orang lain & kurang bereaksi bila namanya dipanggil dibanding dengan retardasi mental Anak RM biasanya mempunyai relasi dengan orang dewasa & anak lainnya sesuai dengan usia mentalnya Tuli kongenital Vs Autisme Kok tuli menjadi DD autis? Ya Karena kalo dilihat dari komunikasinya anak mengalami keterbatasan. Jadi untuk menentukan diagnosisnya itu harus benar-benar jeli mencari tahu penyebab keterbatasan dalam komunikasinya tersebut. Tuli riwayat mengoceh normal, berhenti sekitar usia 6 bln-1 tn Hanya akan bereaksi thd suara keras Autisme Jarang mengoceh Mengabaikan suara keras & normal, ttp tertarik dg suara lembut & rendah Audiogram : (+) Relasi dgn ortu, mengharap kasih sayang, senang digendong Segera bereaksi bila diberi alat bantu dengar Penggunaan bhs isyarat Ganguan berbahasa Vs Autisme Gangguan bahasa Sering tuli Komunikasi nonverbal (+) Abnormalitas berbhs tdk ada Perilaku autistik tidak ada Imaginatif play: (+) Pola test IQ: lebih rata, walaupun verbal lebih rendah drpd performance Autisme Tidak tuli Tidak bisa komunikasi nonverbal Abnormalitas dalam berbahasa Perilaku autistic Imaginatif play: (-) Iq verbal & comprehension lebih rendah Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 33 Child Psychiatry Perbedaan ADHD – Autisme ADHD Autisme Stimulasi Mudah. Dikagetin sedikit aja anak itu bisa lari-lari. sulit Mainan ingin terus ganti. Selalu merasa bosan dengan mainannya. Kalo lagi main terus denger “sesuatu”, dia pasti langsung tertarik ma “sesuatu”nya itu. sulit untuk ganti. Dia lebih menyukai mainan yang itu-itu aja. Sosialisasi Ada Keinginan untuk bermain dengan teman-temannya, tetapi sering ditolak karena sering merusak dan menyakiti temannya. Jadi kan teman-temannya pada takut. Tidak ada keinginan untuk bersosialisasi. Dia lebih seneng main sendiri. Persepsi sensorik Kadang terganggu terganggu Emosi Bila marah diredakan Bayi Lebih rewel Lebih bnyk tenang Prognosis Baik Buruk Onset usia < 7 thn < 3 thn kadang-kadang sulit Sangat sulit diredakan Nah, di bawah ini neh ringkasan dari buku synopsis psikiatri tentang panduan perilaku normal anak dari setiap usia. Sehingga kalo ini tersosialisasikan kepada ibu-ibu kelainannya bisa terdeteksi sedini mungkin. Mudah-mudahan bisa kebaca jelas. Tapi lebih baik baca bukunya langsung aja, cari di perpus. hehehe Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 34 Child Psychiatry Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 35 Child Psychiatry Criteria diagnosisnya secara internasional mengacu pada DSM IV Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 36 Child Psychiatry Checklist ini bisa diberikan kepada orang tua. Kata ibunya, beliau belum menemukan checklist dalam bahasa Indonesia yang sudah tervalidasi. Jadi checklistnya yang biasa dipake ya yang pake bahasa inggris ini. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 37 Child Psychiatry Dari ckecklist ini kita bisa tahu anak mengalami resiko tinggi, resiko sedang, resiko rendah atau juga normal. Jadi checklist ini berfungsi sebagai alat screening. Misalnya setelah dilakukan screening dengan checklist ini ditemukan kelompok anakanak yang ibunya bekerja dan anak diasuh oleh orang lain skornya lebih tinggi. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa gangguan pada anak disebabkan oleh pengasuhan walaupun gangguan tersebut merupakan herediter juga. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 38 Child Psychiatry Kalo yang di bawah ini criteria diagnostiknya berdasarkan PPDGJ (pedoman diagnostic gangguan jiwa). Kuncinya tetep 3 buat mendiagnosis autis, yaitu gangguan interaksi social, komunikasi dan perilaku yang munculnya sebelum usia 3 tahun. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 39 Child Psychiatry Masih banyak pendapat tentang etiologi autis ini, karena multifaktorial. Dulu katanya muncul karena adanya masalah psikologi. Kemudian ada lagi pendapat lain yang menemukakan tentang teori biologis. Tapi ternyata muncul juga kondisi medis yang lain. Factor-faktor prenatal, perinatal dan neonatal juga mempengaruhi. Berikut ini bukti-bukti yang membantah kalo autis itu hanya masalah psikososial saja. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 40 Child Psychiatry Terapi psikofarmakologi hanya diberikan kalo anak bener-bener dalam keadaan yang kacau misalnya sering agitasi, tantrum, menyakiti diri sendiri. Kalo gak ada masalah dengan hal-hal tadi, maka terapinya cukup dengan terapi perilaku saja. Bentuk Keterangan Tipe Progresif 3 bln • Sering lambat terdeteksi • Perjalanan progresif • Menunjukkan ggn mood sejak awal: tdpt ketdk acuhan, apatis, & mood depresi • Pd awalnya tdk bermasalah dlm kemampuan sosial • Kurang vitalitas & pertukaran interaktif • Hub emosional gagal berkembang, terdpty peningkatan penarikan diri Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 41 Child Psychiatry Tipe Regresif 18 bln • Ditandai periode bebas sbl onset tanda pertama dr ggn perkembangan pervasif • Perubahan umumnya pd usia 18 bln, terdpt perubahan tdk terduga,ti dgn jarak waktu yg singkat ( 3 bln ), beralih dr berkembangnya kontak sosial mjd suatu penarikan diri & isolasi Tipe Fluktuatif • Bln I kehidupan keterlambatan maturitas postural ringan & sedikit inisiatif motorik bersamaan dgn hiporeaktivitas thd stimulasi lingk. • 6 bln ke II & 6 bln pertama pd thn ke 2 perbaikan ringan dlm interest ,keikutsertaan lingk sekitar & kemampuan komunikatif • Selanjutnya hilangnya kontak akan terlihat kembali Instrumen pemeriksaan CHATc Checklist for Autism in Toddlers 18 bln-3 thn CARS Childhood Autism Rating Scale ≥2thn ADIRADOS Autism Diagnostic Interview Observation Schedule STAT Screening Test for Autism in Toddlers 2-3 thn ESA Early Screening for Autism Questionnaire 14 bln PDDST Pervasive Development Disorders Screening Test 26 bln ASQ Autism Screening Questionnaire ≥ 48 bln GARS Gillian Autism Rating Scale > 3 thn Revised-Autism Diagnostic 2-3 thn ATTENTION DIFICIT HYPERCTIVITY DISORDES (ADHD) Gangguan Aktivitas dan Perhatian ADHD→ gangguan dalam hala atensi (perhatian) dan hiperaktif. Banyak ditemui Kalo dilakukan screening pada anak TK dan SD ternyata prevalensinya lumayan tinggi. Sering menjadi masalah ketika di dalam kelas karena anak ADHD sangat sulit tenang. Belum banyak dipahami Banyak menimbulkan masalah Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 42 Child Psychiatry Keluarga Masyarakat Proses belajar mengajar Ketidakmampuan yang menetap dalam memusatkan perhatian dan atau disertai hiperaktivitas. Timbul sebelum usia 7 tahun (bisa mulai usia tiga tahun). Onsetnya masa anak-anak, jadio sudah jelas akan datangnya ke dokyter umum bukan ke RSJ. Sehingga kita sebagai calon dokter umum harus bisa cara mendeteksinya. Diognosa sesudah gejalanya sangat nyata beberapa tahun Saudara kandung anak ADHD mempunyai resiko tinggi untuk menderita a. ADHD b. Gangguan tingkah laku c. Kecemasan d. Depresi e. Prestasi belajar menurun f. Gagal di sekolah (kesulitan bersosialisasi) Orang tua anak ADHD; insiden tinggi: a. Hiperkinetik b. Sosiopatik c. Peminum alcohol d. Gangguan konversi Penyebab ADHD Hampir semua gangguan jiwa yang terjadi pada anak, remaja maupun dewasa penyebabnya itu multifaktorial, tidak pernah ada yang diakibatkan oleh penyebab tunggal. Sehingga pendekatannya pun harus secara mutifaktorial. ADHD penyebabnya multifaktorial: Kebanyakan anak ADHD mengalami kerusakan nyata pada Ѳ di dalam otaknya. Anak dengan gangguan neurologis akibat trauma otak → ADHD Ѳ Penyebab ADHD → heterogen: Factor bioligik. Dengan menggunakan pembacaan gelombang EEG terdapat perbedaan nyata disbanding dengan anak yang normal Factor psikologik Faktor kondisi social Penyebab ADHD yang diperkirakan Keracunan sewaktu dalam kandungan Prematuritas Proses kelahiran yang mempengaruhi SSP misalnya asfiksia Factor genetic Factor perkembangan Factor kerusakan otak Factor zat-zat kimia di otak Factor fisiologo persarafan → pembentukan neuron saat dalam kandungan Factor psikososial Kontaminasi bumbu masak, pewarna, pengawet dan gula tapi belum ada bukti ilmiah yang mendukung hal ini. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 43 Child Psychiatry Factor psikososial Stress maternal saat kehamilan Kesiapan ibu ketika hamil berpengaruh besar pada kondisi janin yang dikandungnya. Kurang sentuhan atau perawatan (dipenitipan, perceraian) Apakah anak tersebut dirawat sesuai kebutuhannya atau malah terterlantarkan. ADHD sering ditemukan pada anak: a. Ibu dengan riwayat psikiatri b. Ayah dengan penyalahgunaan alcohol c. Sosioekonomi rendah d. Kekacauan dalam keluarga e. Komunikasi yang buruk dalam keluarga 5 hal di atas sangat mempengaruhi pola pengasuhan anak. Bayangkan kalo kondisi sosioekonominya rendah, maka orang tua biasanya terlau sibuk sendiri mencari nafkah untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari sehingga anaknya gak keurus (kasian ya……). Jadi maksudnya disini bukan orang miskin nanti anakanya pasti jelek perkembangannya tapi karena keadaan sosioekonomi yang rendah mengakibatkan focus orang tua tidak samapi kepada anaknya. Kalo kebutuhan biologisnya sendiri belum tercapai, maka otomatis kebutuhan yang lainnya pun tidak bisa tercapai. Begitu juga dengan kondisi keluarga yang kacau. Bagaimana orang tua menstimulasi anaknya kalo mereka aja malah sibuk berantem. Hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pola asuh anak, dan pola asuh sangat mempengaruhi perkembangan anak. Gejala inti 1) Kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian 2) Hiperaktivitas + Impulsivitas. 1. Kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian a. Sering tidak dapat memusatkan perhatian pada suatu hal secara rinci dan sering membuat kesalahan karena ceroboh Contohnya kalo membawa makanan malah tumpah, disuruh ngerjain sesuatu juga sering salah. b. Sulit mempertahankan perhatian pada tugas-tugas atau aktivitas bermain Jadi di sekolah keluhan yang sering diutarakan guru adalah anak sering tidak menyelesaikan tugasnya dan malah muter-muter di kelas dan menggangu temannya. Waktu bermain pun sama aja, belum selesai main yang “ini” udah langsung mainin yang “itu”. c. Seperti tidak mendengarkan sewaktu diajak bicara Karena pergerakannya sangat cepat, untuk memperhatikan sesuatu berlama-lama itu dia gak bisa. d. Sering tidak mengikuti perintah,cenderung menentang dan tidak memahami perintah Hal ini terjadi karena perhatiannya rendah. Makanya guru sering pusing sendiri kalo punya murid yang ADHD. e. Sering tidak dapat mengorganisir tugas-tugas atau aktivitasnya f. Sering menolak dan tidak menyenangi untuk terikat pada tugas-tugas yang menuntut ketahanan mental g. Sering kehilangan barang h. Perhatiannya mudah beralih Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 44 Child Psychiatry i. Pelupa Tugas-tugas sekolah anak ADHD sering terganggu. ADHD ini bukan retardasi mental sehingga anaknya itu tetap bisa disekolahkan di sekolah biasa. Kalo autis, karena sebegian dari mereka komorbiditasnya dengan retardasi tinggi mereka sekolahnya di SLB. 2. Hiperaktivitas a. Kaki dan tangannya tidak dapat tenang. Berteriak-teriak di tempat duduknya b. Sering meninggalkan tempat duduknya sewaktu di kelas c. Berlari kesana kemari, manjat-manjat d. Sulit melakukan aktivitas ataun bermain dengan tenang e. Ada saja yang dilakukan (~mesin). Gak bisa diam dan usil. f. Sering bicara keras-keras 3. Impulsive a. Sering menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan b. Sulit untuk dapat menunggu giliran. Simplenya mah gak bisa antri (Indonesia banget ya. Hehehe) c. Sering menginterupsi/menyela orang lain Kalo pinter antri, memperhatikan orang bicara dan tidak memotongnya, berarti terhindar dari impulsivitas. Tapi kalo sebaliknya, gak bisa antri atau suka memotong pembicaraan orang, janganjangan itu sisa-sisa ADHD waktu kecil. Hayo, ada yang suka kayak gitu gak????? Tipe ADHD Tipe gangguan pemusatan perhatian (GPP) Tipe hiperaktivitas dan impulsive (HI) Tipe campuran (GPP dan HI) Prognosisnya lebih baik dari autis. Tidak semua anak yang aktif itu hiperaktif lho. Justru kalo anak kecil anteng-anteng aja malah membahayakan. Diagnose banding Kurang bisa memusatkan perhatian dan aktivitas yang tinggi tapi masih dalam batas normal sehingga pada usia kurang darti 3 tahun sulit dibedakan. Gak jarang orang tua datang memeriksakan anaknya dan menanyakan apakah anaknya itu termasuk hiperaktif atau nggak. Jadi kita harus bisa mengidentifikasi apakah keaktifan anak tersebut sesuai dengan usianya atau malah mengarah ke diagnosis ADHD. Kecemasan Anak-anak kan masih belum bisa mengungkapkan perasaannya sehingga kalo dia merasa cemas maka akan diekspresikan dengan prilakunya. Kesulitan belajar. Perjalanan penyakit dan prognosa Bervariasi Menetap sampai dewasa atau remaja (15-29%) Membaik pada masa pubertas Hiperaktivitas menghilang tetapi gangguan pemusatan perhatian dan impulsivitas tetap ada Tipe HI → selanjutnya banyak menjadi tipe campuran Bila disertai agresivitas→sering→dilinquent (kenakalan) + GTL (gangguan tingkah laku) agresif Tipe GPP sering mempunyai IQ rendah dan keterlambatan perkembangan bahasa Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 45 Child Psychiatry Perbaikan jarang terjadi sebelum usia 12 tahun Biasanya terjadi pada usia 12-20 tahun Sebagian besar mengalami perbaikan partial dan resiko untuk terjadinya GTL antisocial, pengguanaan zat, dan gangguan emosi. Diramalkan ADHD akan menetap bila: Ada riwayat ADHD dalam keluarga Adanya kejadian-kejadian negative dalam kehidupan Kehidupannya penuh dengan stressor Disertai gangguan tingkah laku, depresi dan kecemasan Terapi Terapinya dilakukan secra terpadu, antara lain: Penatalaksanaan psikososial (terapi perilaku/modifikasi perilaku) Obat-obatan stimulansia (methylphenidate) Antidepresan trisiklik dan agonis α2-noradrenergik (clonidin), diberikan bila obat stimilansia tidak memberikan hasil Farmakoterapi itu untuk mengandalikan hiperktivitasnya. Yang umum dipakai adalah retalin (methylphenidate). Sedangkan untuk gangguan agitasinya biasa diberikan respiredone. Terapi perilaku: Terapi perilaku harus melibatkan orang-orang terdekatnya, gak bisa hanya menterapi anak ADHDnya saja. Dokter umum harus menberikan edukasi kepada orang tua, guru sehingga bisa memberikan pendampingan sesuai dengan kebutuhan anak ADHD. Semakin anak hiperaktif, maka akan semakin sering juga membuat konflik di rumah. Sehingga kalo orang-orang terdekat tidak memahami kondisi anak, si anak malah akan sering dimarahi, dicubit, dipukul dan akhirnya si anak merasa dibenci oleh orang-orang sekitarnya. Kalo udah ngerasa dibenci, perilakunya malah akan semakin hiperaktif. a. Pelatihan orang tua Mengurangi konflik anak dan orang tua Diajarkan pola asuh yang sesuai (reward and punishment) b. Intervensi di sekolah Edukasi guru dan petugas sekolah agar dapat membimbing di bidang akademik, mengatasi masalah social, dan meningkatkan harga diri anak. c. Intervensi pada anak Kerjasama antara konselor dan anak untuk membantu menurunkan perilaku agresif dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan harga diri anak. Pada umumnya dengan memperbaiki fungsi keluarga, fungsi social penderita, mengurangi agresivitasnya sedini mungkin diharapkan dapat menyembuhkan ADHD dengan optimal. ATTENTION DIFICIT HYPERCTIVITY DISORDES (gangguan pemusatan perhatian/hiperaktif) Criteria diagnostic ADHD pada anak, DSM-IV TR: A. Dua-duanya, (1) atau (2) : 1. Enam atau lebih dari gejala-gejala gangguan pemusatan perhatian di bawah ini, menetap selama 6 bulan secara terus-menerus, dibandingkan dengan sebaya normal. Kesulitan memusatka perhatian: Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 46 Child Psychiatry Sering gagal dalam memusatkan perhatian pada hal-hal kecil atau ceroboh dalam pekerjaan sekolah atau kegiatan lainnya Sering sulit mempertahankan perhatian pada waktu melaksanakan tugas atau kegiatan bermain Sering seperti tidak mendengarkan pada waktu diajak bicara Sering tidak mengikuti petunjuk atau gagal menyelesaikan pekerjaan sekolah dan tugas (tidak disebabkan oleh perilaku menentang atau kegagalan memahami petunjuk) Sering sulit mengatur tugas dan kegiatan Sering menghindar, tidak suka atau enggan melibatkan diri dalam tugas yang memerlukan ketekunan yang berkesinambungan seperti melakukan kegiatan sekolah atau pekerjaan rumah Sering menghilangkan benda yang diperlukan untuk melaksanakan tugas atau kegiatan Perhatiaanya sering mudah dialihkan oleh rangsangan dari luar Sering lupa dalam kegiatan sehari-hari 2. Enam atau lebih gejala hiperaktivitas, menetap selama eman bulan secara terus menerus disbanding dengan sebayanya. Hiperaktivitas: Sering tangan dan kakinya tidak bisa diam atau tidak bisa duduk diam Sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas atau di situasi lain di mana diharapakan untuk tetap diam Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak sesuai untuk hal tersebut Sering mengalami kesulitan untuk bermain dan mengikuti kegiatan pada waktu senggang dengan tenang Sering dalam keadaan siap gerak ( bertindak seperti digerakan oleh mesin) Sering berbicara berlebihan Impulsive Sering melontarkan jawaban terhadap pertanyaan sebelum pertanyaan yang ditanyakan selesai (menjawab pertanyaan tanpa dipikir terlebih dahulu) Sering sulit menunggu giliran. Sering atau memaksakan diri terhadap orang lain. Misalnya memotong percakapan atau menggangu permainan B. Hiperaktif-impulsif atau gangguan pemusatan perhatian dimulai sebelum usia 7 tahun C. Gejala-gejala tersebut terjadi baik di rumah ataupun di sekolah Summary ADHD pada anak: Tampak pada usia kurang dari 7 tahun. (3-7 tahun) Kesulitan memusatkan perhatian Hiperaktif Impulsive D. Mengakibatkan gangguan dalam fungsi social, akademik dan pekerjaan E. Symptom tersebut diatas bukan disebabkan karena PPD, skizofrenia, gangguan psikotik lain seperti gangguan mood, gangguan cemas, gangguan disosiatif, gangguan kepribadian Tipe ADHD Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 47 Child Psychiatry 1. ADHD kombinasi Criteria A1 dan A2 telah ditemukan selama 6 bulan 2. ADHD inattentive Criteria A1 telah ditemukan, A2 tidak, selama 6 bulan 3. ADHD hiperaktive-impulsive Criteria A2 telah ditemukan, A1 tidak, selama 6 bulan ADHD not otherwise specified (NOS) Conduct disorder (CD) Oppositional defiant disorder (ODD) Disruptive behavior disorder (BDB) Catatan: ADHD pada remaja dan dewasa, symptom ditemukan tidak lengkap khususnya pada keadaan remisi Conduct disorder (CD) a. Perilaku melanggar norma-norma masyarakan b. Onset muda, 10-11 tahun (gejala awal) c. Early onset, biasanya pada anak laki-laki dengan ADHD d. 92% ADHD→ CD (serangan pada awal usia 12 tahun) e. Delinquency → conduct disorder → AS disorder ? f. 90% usia 15 tahun dengan 3 atau lebih symptom CD → melapor sendiri g. 50% pada anak-anak dengan CD → menetap 3 tahun kemudian h. 88% CD pada anak laki-laki → menetap 3 tahun kemudian i. CD yang samar-samar j. ODD adalah CD yang agresif k. Comorbid dengan ADHD Oppositional defiant disorder (ODD) a. Perilaku menyimpang, tidak patuh tatasusila Oppositional defiant disorder (ODD) b. Comorbid dengan : ADHD (14%), anxiety a. Wanita <laki-laki (14%), depresi (9%), CD+hiperaktif (29%), b. DBD yang jelas: konfrontatif dan berkelahi CD tanpa hiperaktif (8%) c. DBD samar-samar: sembunyi-sembunyi, c. Dilaporkan oleh guru, orang tua, anak mencuri d. Prevalensi ODD berdasar usia, tidak jelas Antisocial personality disorder Mulai usia > 18 th. DBD CD APD ( comorbid ) Behavior Problem ADHD ODD CD AS. Penegakan diagnosis ADHD kelainannya tidak boleh hanya terjdi di satu tempat saja. Jadi gangguan perhatian, hiperaktif dan impulsifnya bisa terjadi di mana saja, di tempat yang membuat dia nyaman ataupun tidak Nah, jadi dokter umum itu setidaknya harus bisa mengidentifikasi kedua gangguan psikologi anak di atas supaya bisa mendeteksi dini sehingga cepat memberikan intervensi/penatalaksanaan yang mampu dilakukan atau segera mengkonsultasikan pada ahlinya sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam penanganan dan prognosisnya juga baik. Block 8 Growth, Development, Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 48 Child Pschiatry Alhamdulillaah………………… Mudah-mudahan editannya gampang dimengerti. Block 8 Growth, Development & Geriatric | 3rd Chapter | Editor : Venny 14