HUKUM KEUANGAN NEGARA PERTEMUAN KE-1 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST Content Perkenalan Kontrak Belajar Pengenalan Silabus Materi Pertemuan I Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST Kontrak Belajar Porsi Nilai UTS UAS Aktivitas 40% 40% 20% Aktivitas Tugas/PR Kehadiran: Mahasiswa datang paling lambat 5 menit setelah jam kuliah dimulai. Aktivitas di kelas Kuis Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST Silabus Tengah Semester I No Pertemuan 1 I 2 II 3 III 4 IV Topik Pengertian Dan Ruang Lingkup Keuangan Negara Pendekatan Keuangan Negara Siklus Anggaran Pengertian dan istilah hukum keuangan negara dalam Undang-undang. Kronologi peraturan perundangan di bidang Keuangan Negara Dasar Hukum berlakunya Hukum Keuangan Negara Undang-undang di bidang Keuangan Negara. Pengertian Keuangan Negara Pengertian Perusahaan Milik Negara/Daerah Pengertian APBN Pengertian Penerimaan, Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan. Pengertian Tahun Anggaran. Pengertian surplus penerimaan. Fungsi Presiden sebagai pemegang kekuasaan atas Pengelolaan keuangan Negara Pengertian kekuasaan atas pengelolaan keuangan Negara Pengertian kekuasaan atas pengelolaan keuangan daerah Hukum kekuasaan atas pengelolaan keuangan dan tujuan bernegara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST No Pertemuan Topik 5 V Pengertian Kebijakan Anggaran/ Kebijakan Fiskal Fungsi, asas-asas, Prinsip-prinsip dan Klasifikasi Anggaran Penyusunan, perencanaan dan penetapan APBN (Sispena, RKP, RKA-KL) Kebijakan APBN (Unifed Budget) dan Pilar2 lainnya 6 VI Pengertian Pengelolaan Keuangan Daerah Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah/Undang-undang perimbangan keuangan pusat dan daerah Macam-macam sumber dana APBD. Pengertian pemberian Pinjaman dan / hibah serta Penerusan Pinjaman. 7 VII Pengertian Perbendaharaan Negara, Kas Negara, Rekening Kas Negara/Rekening KUN atau Daerah, Piutang/ Utang Negara atau Daerah. Ruang Lingkup Perbendaharaan Negara. Asas-asas Umum Perbendaharaan Negara. Pengertian Pejabat Perbendaharaan. Pengertian Bendahara Umum Negara (BUN)/Bendahara Umum Pengertian Bendahara Penerimaan/ Pengeluaran. 8 VII Pengertian dan dasar hukum Pelaksanaan Anggaran. Pengertian dan aspek hukum Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pengertian dan dasar hukum Pengelolaan Uang. Pengertian Pengelolaan Piutang dan Utang. Pengertian Pengelolaan Investasi. Pengertian Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. Pengertian Penatausahaan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara dan Pertanggungjawaban APBN/APBD. Dani Sugiri, SE, SST PERTEMUAN I Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Negara Pendekatan Keuangan Negara Siklus Anggaran Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST PERATURAN YANG PERLU DIBACA UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST Sekilas Kronologis UU Keuangan Negara Kolonial. Indische Comptabiliteitswet (ICW ) ditetapkan UU 17/03 pada tahun 1864 dan mulai berlaku tahun 1867, selain itu diundangkan ada Indische Bedrijvenwet (IBW) Stbl. 1927 No. 419 jo. tanpa Stbl. 1936 No. 445 dan Reglement voor het Administratief pengesahan Beheer (RAB) Stbl. 1933 No. 381, serta Insctructie en oleh Presiden verdere bapelingen voor Algemeene Rekenkamer (IAR) Megawati stbl. 1933 No.320. (kurang Saat era kemerdekaan, 1945, ICW, IBW, dan RAB tetap berkenan krn digunakan, s.d. tahun 2003. ICW terakhir ditetapkan protes Ketua sebagai UUPI/Undang-undang Perbendaharaan Indonesia Bappenas dan dengan UU No 9 Tahun 1968. Menteri BUMN, Reformasi Keuangan. Lahirnya UU Paket Keuangan keduanya dari Negara tahun 2003 dan 2004 diharapkan “dapat PDIP). mengakomodasikan berbagai perkembangan yang terjadi (Hekinus dalam sistem kelembagaan negara dan pengelolaan Manao) keuangan pemerintahan negara Republik Indonesia”. A1. KEUANGAN NEGARA? Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut – (Pasal 1, UU No. 17 Tahun 2003) Studi keuangan negara membatasi hanya pada penerimaan dan pengeluaran yang ada pada anggaran pemerintah (pusat dan daerah) dan pengaruh-pengaruhnya. Aspek-aspek lain yang juga merupakan bidang studi keuangan negara adalah regulasi ekonomi oleh cabang pemerintahan yudikatif, pengelolaan perusahaan negara, dan pengaturan kebijakan moneter - (Musgrave (1989)). Keuangan Negara merupakan studi tentang pengaruh-pengaruh dari anggaran penerimaan dan belanja negara terhadap perekonomian, terutama pengaruh-pengaruhnya terhadap pencapaian tujuantujuan kegiatan ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas hargaharga, distribusi penghasilan yang lebih merata dan juga peningkatan efisiensi serta penciptaan kesempatan kerja – (Suparmoko, 1992). Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST A2. RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA Pasal 2 UU 17/2003 1. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman; 2. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga; layanan umum 3. Penerimaan Negara; 4. Pengeluaran Negara; 5. Penerimaan Daerah; 6. Pengeluaran Daerah; 7. kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/ perusahaan daerah; 8. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum; rangka 9. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST B1. PENDEKATAN KEUANGAN NEGARA 1. Pendekatan Obyek. KN meliputi semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut, yang meliputi subbidang pengelolaan fiskal, subbidang pengelolaan moneter, dan subbidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan. 2. Pendekatan Subyek/Pelaku. KN meliputi seluruh subyek/pelaku yang mengelola obyek sebagaimana yang tersebut di atas (pada poin 1) yang dimiliki oleh negara, dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/Daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara. 3. Pendekatan Proses. KN mencakup seluruh rangkaian kegiatan pengelolaan obyek sebagaimana tersebut di atas (pada poin 1.) mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggungjawaban. 4. Pendekatan Tujuan. KN meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan obyek sebagaimana tersebut di atas (pada poin 1.) dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST B2. BIDANG PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA BIDANG PENGELOLAAN FISKAL Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi BIDANG PENGELOLAAN MONETER pengelolaan kebijakan ekonomi makro dan fiskal penganggaran administrasi perpajakan Administrasi Kepabeanan Perbendaharaan Pengawasan Keuangan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara BIDANG PENGELOLAAN KEKAYAAN NEGARA YANG DIPISAHKAN DILAKUKAN OLEH BANK SENTRAL Dani Sugiri, SE, SST B3. KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA Presiden memegang kekuasaan umum keuangan negara. Pengelolaan fiskal dan wakil wakil pemerintah dlm pengelolaan kekayaan negara yg dipisahkan, dikuasakan kpd Menteri Keuangan; Penggunaan anggaran/barang dikuasakan kpd menteri/pimpinan lembaga; Pengelolaan keuangan daerah, termasuk kekayaan daerah yg dipisahkan diserahkan kpd Kepala Daerah; Kekuasaan umum presiden tdk termasuk bidang moneter, yang diatur dalam UU tersendiri. Pasal 6 s.d. 10 UU 17/2003 13 Copyrights @ Hekinus Manao PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN Presiden (sebagai CEO) Menteri Teknis (sebagai COO) Menteri Keuangan (sebagai CFO) Kepala Kantor (selaku Kuasa COO) Kepala KPPN Tujuan Pemisahan: 1. membuat kejelasan dan kepastian dalam pembagian wewenang dan tanggung jawab 2. Menegaskan terlaksananya mekanisme checks and balances 3. dapat meningkatkan profesionalisme di dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah (selaku Kuasa CFO) Pendelegasian kewenangan pelaksanaan program Pendelegasian kewenangan perbendaharaan UU Keuangan Negara menciptakan lingkungan pendukung dengan menciptakan landasan bagi tatanan kontraktual kinerja antara lembaga-lembaga pusat (central agency) yaitu Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dengan K/L teknis. Central agency (Kemenkeu dan KemenPPN) mengkoordinasikan penyusunan prioritas pembangunan dan prioritas anggaran, menelaah rencana kerja dan anggaran sesuai dengan kewenangan masing-masing, dan menetapkan prosedur perencanaan dan penganggaran. CFO memberikan kepastian pendanaan dalam kerangka keberlanjutan fiskal, dan menetapkan aturan main dan praktek-praktek yang mendukung dan menuntut pemanfaatan sumberdaya secara efisien. COO sebagai pengguna anggaran mendapatkan kewenangan yang memadai dalam penyediaan layanan umum sebagai imbalan dari penerapan kerangka penganggaran yang disiplin. Tanggung-jawab COO meliputi: merumuskan strategi kementerian negara/lembaga yang jelas, menyusun rencana kerja dan anggaran, menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif, melaporkan kinerja dan penggunaan sumber daya yang tersedia, serta melakukan evaluasi atas hasil kinerja. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST SIKLUS ANGGARAN Budget cyclus ialah masa atau jangka waktu mulai saat anggaran disusun sampai dengan saat perhitungan anggaran disahkan dengan undang-undang. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan anggaran oleh Pemerintah 2. Pengolahan anggaran di DPR yang berakhir dengan pengesahan anggaran dengan undang-undang 3. Pelaksanaan anggaran oleh Pemerintah 4. Pengawasan atas pelaksanaan anggaran 5. Pengesahan perhitungan anggaran dengan undangundang. (Harjono Sumosudirdjo, Siklus anggaran negara Republik Indonesia, 1976) Source: Information and Communication Technology (ICT) for Public Financial Management (PFM), www.freebalance.com Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST Siklus Anggaran di Indonesia Siklus ANGGARAN (APBN) terdiri dari: 1. Perencanaan dan Penganggaran 2. Penetapan Anggaran 3. Pelaksanaan Anggaran 4. Pemeriksaan Anggaran 5. Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 1. Perencanaan dan Penganggaran Perencanaan dan penganggaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terintegrasi. Rencana Kerja terdiri dari RPJP untuk masa 20 tahun, RPJM untuk masa 5 tahun, dan RKP untuk masa 1 tahun. Di tingkat K/L untuk rencana jangka menengah disebut Renstra Kementerian/Lembaga dan untuk rencana kerja tahunan disebut RKA-KL. Anggaran berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara (pasal 12 ayat 2 UU 17/2003). RKA disusun berdasarkan prestasi kerja dan prakiraan maju anggaran tahun berikutnya. RKA-KL disampaikan ke Menkeu untuk dihimpun menjadi RAPBN. RAPBN disampaikan ke DPR disertai Nota Keuangan pada bulan Agustus. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 2. Penetapan Anggaran Pembahasan RAPBN di DPR dilaksanakan Agustus s.d. Oktober. DPR mempunyai hak budget yaitu hak untuk menyetujui (atau menolak) anggaran. Dalam hal DPR tidak setuju dengan RAPBN yang diajukan oleh pemerintah, DPR dapat mengajukan usulan perubahan atau menolaknya. DPR tidak berwenang untuk mengubah dan mengajukan usulan RAPBN. Apabila DPR tetap tidak menyetujuinya maka yang berlaku adalah APBN tahun sebelumnya. APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai dengan organisasi, fungsi, program/kegiatan dan jenis belanja. APBN yang telah disetujui oleh DPR dan disahkan Presiden menjadi UU APBN dan selanjutnya dimuat dalam Lembaran Negara. UU APBN dilengkapi dengan rincian APBN yang dituangkan dalam “Peraturan Presiden tentang Rincian APBN”. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 3. Pelaksanaan Anggaran APBN dilaksanakan oleh Pemerintah selama periode anggaran yang meliputi masa satu tahun, dari tanggal 1 Januari s.d. tanggal 31 Desember (Pasal 4 UU 17/2003). Berdasarkan UU APBN dan Perpres Rincian APBN disiapkan dokumen pelaksanaan anggaran untuk setiap K/L Setiap tengah tahun berjalan dilakukan APBN-Perubahan (APBN-P) sebagai wujud azas fleksibilitas. Dalam keadaan darurat, pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang tidak tersedia anggarannya. Setiap K/L sebagai PA/B menyampaikan Laporan Keuangan Menteri Keuangan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan Keuangan disampaikan Presiden kepada Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir (pasal 55 UU 1/2004) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 4. Pemeriksaan Anggaran Pemeriksaan pengelolaan pertanggungjawaban KN dilaksanakan oleh BPK. Pemeriksaan ini dilaksanakan selambat-lambatnya 2 bulan setelah laporan keuangan disampaikan oleh pemerintah. (UU 15/2004) Disamping itu terdapat pemeriksaan dan pengelolaan keuangan yang dapat dilaksanakan sepanjang tahun. Pemeriksanaan ini dapat dilaksanakan oleh BPK ataupun APIP 5. Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran Presiden menyampaikan RUU tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR berupa LK Audited yang telah diperiksa oleh BPK, selambat-lambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir. (Pasal 30 UU 17/2003) Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA Perencanaan Jk Panjang & Menengah Perencanaan Jk Pendek/ Kebijakan Fiskal Bappenas Penetapan Anggaran Kemenkeu Pelaksanaan & Pertang.jawaban Anggaran Kemenkeu Pemeriksaan Keuangan BPK Perencanaan Jangka Panjang dan Menengah Perencanaan Jangka Pendek Penyusunan dan Pengesahan APBN/APBD Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban APBN/APBD RPJP dan RPJM -Renja K/L -RKP Nasional -APBN - Rincian APBN -Dok. Pelaks. APBN -- LK Pusat Laporan Hasil Pemeriksaan RPJP-D dan RPJM-D -Renja SKPD -RKP-D -APBD - Penjabaran APBD -Dok. Pelaks. APBD -- LK Daerah Laporan Hasil Pemeriksaan Pemeriksaan Laporan Keuangan UU No.25/2004 UU No.17/2003 UU No.1/2004 Antara Lain : UU No. 32/2004 dan UU No. 33/2004 UU No.15/2004 [email protected] Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST