AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume2, No 1,Maret 2014 PENYAKIT KUSTA DI BANGKALAN TAHUN 1934-1939 SUCI RACHMAWATI Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya E-mail: [email protected] AGUS TRILAKSANA Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya Abstrak Masa Kolonial Belanda sudah banyak terjadi berbagai macam penyakit di wilayah HindiaBelanda, salah satunya penyakit Kusta..Penyakit Kusta banyak ditemukan di wilayah Bangkalan. Bangkalan merupakan wilayah yang memilki penderita Kusta terbanyak sepanjang tahun 19341939. Hal ini tentunya ada faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya wabah Kusta di bangkalan tahun 1934-1939 sehingga diperlukan penanganan dalam menangani wabah Kusta ini. Kata Kunci: Penyakit Kusta, Kabupaten Bangkalan Abstract Dutch colonial period has been a lot going on various diseases in the region of the Dutch East Indies , one of them .. Leprosy leprosy found in Bangkalan region . Bangkalan is a region that has the highest leprosy patients throughout the years from 1934 to 1939 . This is of course there are the factors that led to the outbreak of leprosy in the year 1934-1939 Bangkalan so necessary in dealing with the handling of the outbreak of leprosy Keywords: Leprosy, Bangkalan sebuah populasi mempunyai kekebalan alamiah terhadap A. Pendahuluan penyakit Kusta sehingga tidak dapat tertular, 3% dari Kusta merupakan penyakit wabah atau epidemi populasi bisa tertular tetapi bisa sembuh sendiri dengan yang mampu menyerang penduduk secara luas. 1 Gejala menjaga kebersihan dan kesehatan badan maupun awal penyakit Kusta ditandai dengan adanya bercak lingkungan, dan hanya 2% saja yang tertular dan putih, seperti panu atau bercak merah dan kadas pada memerlukan pengobatan. Terdapat dua macam penyakit kulit yang tidak gatal, tidak mengeluarkan keringat, tidak Kusta ditumbuhi bulu, dan mati rasa atau kurang berasa bila Kering (Multybasiler).3 Dua jenis ini disebabkan oleh disentuh. Kusta menyerang susunan saraf tepi yang bakteri yang sama. Tinggi rendanya kekebalan tubuh kemudian dapat menyerang kulit, saluran pernafasan manusia yang menentukan seseorang tersebut terserang bagian atas, mata, dan otot tulang. 2 Kusta merupakan Kusta kedua jenis tersebut. Seseorang yang terkena Kusta penyakit yang tidak mudah menular karena 95% dari kering bisa meningkat menjadi Kusta basah apabila daya yaitu Kusta Basah (Pausibasiler) dan Kusta tahan tubuhnya semakin melemah dan tidak segera 1 M.N.Bustan, Pengantar Epidemiologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 2. 2 Ali Yusron, Evaluasi Sistem Surveilans di kabupaten Bangkalan, (Surabaya: Thesis Unair, 2009), hlm. 2. dilakukan pengobatan. 3 83 Ibid, hlm. 3. AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Epidemi bakteri Hindia Belanda ditemukan pada saat terjadi peningkatan Mycobacterium leprae. Mycobacterium leprae adalah penderita Kusta di Batavia pada paruh kedua abad ke-17.8 bakteri yang tahan asam, gram positif, tidak membentuk Penyakit Kusta sudah menjadi permasalahan bagi Hindia- spora, Belanda sejak paruh kedua abad ke-17 terutama tidak Kusta Volume2, No 1,Maret 2014 bergerak disebabkan dan oleh bersifat pleomorfik 4 Bakteri ini (mempunyai berbagai macam bentuk). mencapai puncaknya pada tahun 1939. cenderung menyukai temperature kurang dari 37◦C. Madura merupakan peringkat kedua wilayah Bagian tubuh yang dingin seperti saluran pernapasan, yang memiliki penderita Kusta terbanyak setelah Jawa testis, ruang anterior mata dan kulit terutama cuping Timur.9. Pada tahun ini angka kematian yang disebabkan telinga dan jari merupakan tempat yang bisa diserang. 5 oleh penyakit Kusta meningkat tajam, salah satunya terjadi di wilayah regentschap10 Bangkalan. Penyakit Kusta lebih diakibatkan pada perilaku Pola hidup yang tidak sehat yang tumbuh di wilayah kumuh penyebaran penyakit ini tidak terlepas dari kondisi dan padat penduduk. Indonesia adalah salah satu negara geografis dan demografi wilayah tersebut. yang tinggi, . Wabah penyakit Kusta di Hindia-Belanda mencapai peringkat keempat dunia setelah India. Kepadatan angka tertinggi pada tahun 1939-1940. Kabupaten penduduk ini menjadi salah satu masalah tersendiri bagi Bangkalan merupakan daerah yang paling banyak Indonesia karena tidak diimbangi dengan pemerataan penduduk yang terjangkit penyakit Kusta. Hal ini penduduk di berbagai tempat di Indonesia. Masalah lain dipengaruhi keadaan geografis dan demografi wilayah yang berkaitan dengan epidemi Kusta adalah masalah kabupaten Bangkalan yang sebagian besar merupakan tempat tinggal. Kepadatan penduduk di suatu tempat daerah kumuh. Pada akhirnya penyebaran penyakit kusta yang tidak diimbangi dengan tingkat kebersihan yang di daerah Bangkalan tidak hanya mempengaruhi kondisi baik dapat mempercepat penyebaran penyakit Kusta. kesehatan namun juga mempengaruhi keadaan sosial dan memiliki Kusta kepadatan penduduk dan ekonomi. Hal inilah yang menjadi ketertarikan penulis menyerang berbagai kalangan masyarakat dengan segala untuk mengangkat tema penelitian “Penyakit Kusta tingkatan Tahun 1934-1939 di Bangkalan”. usia menyebar baik pria ke yang seluruh maupun dunia wanita tanpa memandang berbagai jenis ras. Penyebaran Kusta pada B. 6 umumnya terjadi pada umur 15-29 tahun. Namun dapat Metode Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan menggunakan dijumpai juga pada umur yang sangat muda dan usia tua metode penelitian sejarah yang terdiri dari Heuristik, di atas 70 tahun. pada tahap ini merupakan proses mengumpulkan sumber Kusta masuk di Hindia-Belanda diidentifikasi yang relevan, baik sumber primer maupun sumber melalui aliran besar tahanan yang dibawa sipir dari sekunder. Sumber primer dapat ditelusuri melalui Verslag 7 daerah yang dikuasai oleh Portugis ke Batavia. Selain Omtrent De Leprabestrijding in 1939 yang memuat itu, kedatangan bangsa Cina ke Hindia-Belanda turut tentang Madura merupakan peringkat kedua penderita serta mempengaruhi penyebaran penyakit Kusta. Bangsa Kusta terbanyak setelah JawaTimur, dan overzicht Cina sudah dikenal telah lama terjangkit penyakit Kusta aangande de leprabestridjing sebelum masuk ke Hindia-Belanda. Penyakit Kusta di Bangkalan yang berisi tentang penanganan penyakit in Kusta di Bangkalan yang dilakukan het regentschap oleh pemerintah 4 Soedarto, Penyakit-penyakit infeksi di Indonesia, (Jakarta: Widya Medika, 1990), hlm. 94. 5 Ali Yusron, op.cit, hlm. 21. 6 Marwali Harahap, Ilmu Penyakit Kulit, (Jakarta: Hipokrates, 1998), hlm. 261. 7 Encyclopaedie Van Nederlandsch Indie, ttweede, 1918. Deel H-M, hlm. 570. 8 Ibid. J.B.Sitanala dkk, Verslag omtrent de leprabestrijding in 1939 10 Regentschap adalah kabupaten dalam bahasa Belanda 9 84 AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume2, No 1,Maret 2014 Kolonial Belanda secara serius dengan mendirikan Istilah Kusta berasal dari bahasa sansekerta yaitu Kustha sejumlah titik pengobatan di Bangkalan Sumber yang berarti kumpulan gejala-gejala kulit secara umum. sekunder diperoleh dari tesis Evaluasi Sistem Surveilans Kusta untuk pertama kalinya ditemukan oleh Armauer Penyakit Kabupaten Hansen pada tahun 1871 yang dinamai dengan istilah Bangkalan yang memuat pelaksanaan sistem surveilans Bacillus Lepra kemudian dipelajari oleh A. Neisser pada di tahun 1879.12 Kusta Bangkalan pelaporan di dalam yang Dinas Kesehatan kelengkapan dikirimkan ke dan Dinas ketepatan Kesehatan Kusta dalam istilah kedokteran dikenal dengan Kabupaten Bangkalan.. Sedangkan sumber sekunder istilah Lepra, Leprosy dan juga bisa disebut dengan lainnya berupa buku-buku refrensi yang membahas istilah Morbus Hansen sesuai nama penemunya yakni tentang penyakit kusta Armauer Hansen. Penyakit Kusta memiliki berbagai Langkah kedua yaitu kritik, tahap pengujian terhadap nama dan sebagian besar dinamai sesuai dengan tempat sumber-sumber yang telah dikumpulkan. Tahap kritik asalnya yakni: di Ambon Kusta dinamai dengan Besar terdiri dari kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern Sakit, Kapoei, Koesta, Badam, Kedal, didalam bahasa adalah pengujian terhadap oentitas, asli, turunan, palsu Jawa dikenal dengan Boedoeg Basoe, dan di Cina dikenal serta relevan tidaknya suatu sumber, sedangkan kritik dengan nama Taij-ko atau Hongtai.13 intern adalah pengujian terhadap isi atau kandungan Penyakit Kusta adalah penyakit kronik yang sumber. Tujuan tahap kritik untuk menyeleksi data disebabkan oleh kuman Mycobacterium Leprae dan menjadi fakta. 11 Dalam tahap kritik, penulis melakukan pertama kali menyerang susunan saraf tepi, selanjutnya pengkategorian terhadap sumber yang telah didapat, dapat apakah sumber merupakan sumber asli atau turunan serta pernapasan bagian atas, sistem retikulo endothelial, mata isi dari sumber tersebut relevan atau tidak dengan otot, tulang dan testis. 14 Kusta yang merupakan penyakit masalah yang diangkat dalam penulisan. menahun ini dalam jangka panjang dapat menyebabkan Langkah ketiga yaitu intepretasi atau penafsiran. menyerang anggota tubuh kulit, penderita mukosa tidak (mulut), dapat saluran berfungsi Pada tahap ini penulis melakukan analisis terhadap fakta- sebagaimana mestinya. Mycobacterium Leprae adalah fakta yang telah ditemukan. Penulis mencari hubungan bakteri tahan asam, gram positif, tidak membentuk spora, antara fakta yang ada pada pokok permasalahan yang tidak bergerak dan bersifat pleomorfik (mempunyai ditulis. Setelah itu melakukan penafsiran terhadap fakta- berbagai macam bentuk). Kusta dapat ditularkan melalui fakta tersebut agar dapat memberikan analisis intepretasi saluran pernafasan dan melalui kulit Kusta dapat untuk mendukung penulisan ilmiah ini kemudian ditarik ditularkan dari saluran pernafasan melalui selaput lendir kesimpulan. hidung penderita sedangkan dari kulit dalam jangka Langkah keempat yaitu Historiografi merupakan psoses waktu yang panjang dan kontak serumah. Masa inkubasi penyajian berupa penulisan dalam bentuk naratif merupakan tenggang waktu antara masuknya bibit deskriptif. Dalam tahapan ini merupakan tahap akhir dari penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap penyebab semua prosedur penelitian sejarah. penyakit, sampai timbulnya gejala penyakit. Sebagai penyakit C. 1. Hasil dan Pembahasan menular, penyakit Kusta memiliki masa inkubasi 2-3 minggu. Wabah penyakit Kusta di Bangkalan tahun 193412 Encyclopaedie van nederlandsch indie, tweede, 1918, Deel H-M, hlm. 577. 13 Ibid, hlm. 567. 14 Marwali Harahap, Ilmu Penyakit Kulit, (Jakarta: Hipokrates, 1998), hlm. 260. 1939 11 Ibid, Hal. 8 85 AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume2, No 1,Maret 2014 Pada umumnya penyakit Kusta yang dikenal oleh masyarakat ada dua Basah tetapi enggan atau bahkan tidak mau berobat. Kesadaran (Pausibasiler) PB dan Kusta Kering (Multybasiler) MB. yang sangat rendah akan pentingnya untuk berobat bagi Dua jenis ini disebabkan oleh bakteri yang sama dan penderita Kusta di Bangkalan tersebut disebabkan oleh tinggi rendahnya kekebalan tubuh manusialah yang adanya pandangan bahwa penyakit Kusta adalah penyakit menentukan seseorang tersebut terserang kusta jenis apa. Kutukan Tuhan. Pandangan masyarakat akan penyakit Seseorang yang terkena Kusta kering bisa meningkat Kusta sebagai penyakit kutukan tersebut tidak hanya menjadi Kusta basah apabila daya tahan tubuhnya terjadi di masyarakat Madura saja, tetapi hampir semua semakin masyarakat di berbagai daerah pada awalnya juga melemah macam dan tidak yaitu Kusta Banyak masyarakat yang terkena penyakit Kusta segera dilakukan pengobatan. menganggap bahwa penyakit Kusta adalah penyakit kutukan. Pemikiran yang tidak logis ini menyebabkan 2. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya banyak pasien Kusta yang dikucilkan, sehingga pada Wabah Kusta di Bangkalan. akhirnya tidak mendapat pengobatan yang memadai. Pada tahun 1897 diadakannya konferensi Kusta di Kondisi inilah yang akan menyebabkan wabah penyakit Berlin yang dipelopori oleh T. Broes Dort Rotterdam. Di Kusta akan semakin menyebar, karena tidak segera dalam konferensi tersebut dikatakan bahwa Bangkalan mendapatkan pengobatan yang benar. merupakan jumlah terbesar penderita Kusta dibandingkan c. dengan kabupaten-kabupaten lain di Madura yakni Terjadinya kontak serumah dengan penderita Pamekasan, Sampang dan Sumenep. Hal tersebut Kusta merupakan faktor fisik dengan faktor tentunya tidak dapat dilepaskan dari kondisi Kabupaten fisik. Bangkalan pada saat itu, yang menyebabkan terjadinya Faktor lain yang menyebabkan terjadinya wabah penyakit wabah Kusta di Bangkalan. kusta di Bangkalan adalah karena adanya kontak dengan pasien Kusta yang serumah melalui udara. a. Kepadatan penduduk dan daerah yang kumuh Kondisi tersebut juga sangat dipengaruhi oleh tingkat Kondisi lingkungan yang tidak sehat akan dapat kekebalan tubuh atau antibodi tubuh anggota keluarga mempermudah seseorang akan terjangkit penyakit Kusta. yang lain. Apabila tingkat kekebalan tubuh anggota Hal tersebut juga terjadi pada lingkungan hidup keluarga rendah ditunjang dengan kondisi lingkungan masyarakat Kabupaten Bangkalan pada saat itu yang yang kumuh, maka penyakit Kusta akan mudah menular dapat dikatakan kumuh dan tidak sehat, seperti yang ke anggota keluarga yang lain. Penyebaran penyakit dikemukakan oleh R.M Djoehana dalam tulisannya Kusta juga dapat terjadi apabila di dalam suatu rumah ada mengenai penyakit Kusta di Kabupaten Bangkalan. Pada orang yang mengidap penyakit Kusta menular ke anggota saat itu digambarkan bahwa Kabupaten Bangkalan keluarga yang lainnya. Hal ini jika ditinjau dari ilmu merupakan daerah yang kumuh dan pendudukanya padat geografi merupakan prinsip interaksi. Prinsip interaksi dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat, sehingga adalah suatu hubungan yang saling terkait antara suatu menyebabkan bakteri mycobacterium leprae dengan gejala dengan gejala lainnya atau antara suatu faktor mudah berkembang dan menular yang akan mempercepat dengan faktor lainnya yang terjadi pada suatu ruang menyebarnya Penyakit Kusta. tertentu. Dalam hal ini dapat berupa hubungan antara faktor sosial dengan sosial, sosial dengan fisik, dan fisik b. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Bangkalan dalam mengatasi penyakit Kusta untuk segera berobat. 86 AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume2, No 1,Maret 2014 dengan fisik15. Penyebaran Penyakit Kusta melalui lingkungan dan diri. Secara umum masyarakat Madura, kontak serumah dalam prinsip interaksi merupakan termasuk Kabupaten Bangkalan apabila musim kemarau hubungan antara faktor fisik dengan faktor fisik. sangat Kabupaten persediaan air itu maka dapat dikatakan masyarakat Bangkalan merupakan daerah yang kekurangan kekurangan air, air dengan untuk sangat sarana minimnya penduduknya sangat padat dengan lingkungan yang Madura kebersihan kumuh juga berperan dalam penyebaran penyakit Kusta khususnya untuk sarana MCK. Apabila melihat data dan dalam hal ini jika ditinjau dari prinsip interaksi curah hujan pada bab sebelumnya, Kabupaten Bangkalan merupakan hubungan sosial dengan fisik. tergolong mempunyai curah hujan rata-rata yang sangat rendah yaitu sebesar 10,5 mm per tahun. Menurut Kesalahan diagnose dalam mengobati penyakit klasifikasi Koppen, suatu daerah dikatakan daerah kering Kusta. apabila curah hujan rata-ratanya di bawah 60 mm per Faktor lain yang menyebabkan data penderita Kusta tahun. Kondisi tersebut akan menyebabkan bakteri meningkat di daerah Bangkalan adalah karena kesalahan penyebab penyakit Kusta akan mudah berkembang d. 16 diagnose yang terjadi. Kesalahan diagnosis dalam karena tingkat kebersihan masyarakat sangat rendah yang mengobati penyakit Kusta terjadi karena ada anggapan disebabkan kekurangan air untuk sarana kebersihan. bahwa penyakit Kusta adalah penyakit yang mudah menular dengan cara bersentuhan langsung dengan 3. Penanggulangan wabah KUSTA penderita Kusta. Padahal kalau kesadaran masyarakat Nenek moyang kita sejak dulu menggunakan untuk selalu menjaga kebersihan diri sangat baik, tanaman obat untuk menjaga kesehatan maupun untuk penyakit Kusta tidak akan mudah menular meskipun pengobatan suatu penyakit yang disebut jamu atau sering terjadi sentuhan langsung dengan penderita. ramuan tradisional. Ramuan tradisional tersebut sangat Kesalahan diagnosis tentang penyakit Kusta yang bermanfaat dan berguna bagi kehidupan manusia apabila dianggap dapat menular dengan sentuhan tersebut akan digunakan sesuai anjuran. Bagi masyarakat Indonesia menyebabkan anggota ramuan tradisional merupakan bagian dari budaya bangsa keluarganya sendiri mau membantu untuk mengobati yang diwariskan turun-temurun dari leluhur. Ramuan penderita penyakit Kusta. Dengan kondisi yang demikian Madura banyak di kenal dan dimanfaatkan untuk itu, maka penderita penyakit Kusta tidak akan mendapat menjaga kesehatan dan mengobati penyakit. Pengetahuan pengobatan yang memadai dan akhirnya akan menjadi tentang pembuatan ramuan Madura diwarisi secara turun sumber menyebarnya wabah penyakit Kusta dalam temurun dalam suatu keluarga. masyarakat atau bahkan masyarakat. Kebiasaan masyarakat Madura mengkonsumsi ramuan dalam tradisi masyarakat Madura minum ramuan e. Kondisi geografis sebagai faktor penunjang atau jamu telah menjadi kebiasaan turun-temurun dalam terjadinya wabah Kusta di Bangkalan. keluarga, terutama keluarga kerajaan dan keturunannya Secara umum kondisi geografis Madura sangat meminum ramuan sudah diperkenalkan pada anak atau panas, tergolong sebagai daerah kering dan kekurangan keturunannya sejak dini dan lebih ditekankan kepada air sebagai sarana utama untuk menjaga kebersihan kaum perempuan untuk merawat tubuh dan memelihara kesehatan. Jamu atau ramuan Madura terutama dikenal 15 Nursid Sumaatmadja, Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisis Ruang, (Bandung: Penerbit Alumni, 1981), hlm. 20. 16 Ali Yusron, Evaluasi sistem Surveilans di Kabupaten Bangkalan, (Surabaya: Thesis Unair, 2009), hlm. 30. sebagai ramuan untuk merawat tubuh atau menjaga serta memelihara kesehatan dan sebagian kecil sebagai pertolongan pertama pada pengobatan suatu penyakit. 87 AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume2, No 1,Maret 2014 Bila dirasa belum sembuh maka mereka akan berobat ke kolonial yang serius dalam memberantas penyakit Kusta ahli medis meskipun sebagai alternatif terakhir. akhirnya diterima oleh masyarakat pribumi.Bangkalan. Penyakit Kusta merupakan salah satu penyakit yang bisa ditangani tradisional. tradisional yang telah dilakukan oleh masyarakat pribumi Pengobatan tradisional untuk mengobati penyakit Kusta yang belum menunjukkan hasilnya. Akhirnya kehadiran telah dilakukan oleh masyarakat Bangkalan dengan pasien Kusta ke klinik pengobatan itu menunjukan hasil menggunakan umbi bidara upas. bahwa rata-rata 70% pasien kusta berobat ke klinik.18 Dari melalui pengobatan pengobatan Hal ini tentunya juga di dorong oleh pengobatan telah Kesadaran diri untuk datang berobat ke klinik merupakan dilakukan oleh masyarakat Bangkalan dalam mengobati bentuk antusiasme penderita Kusta dalam memerangi penyakit Kusta pada akhirnya mengharuskan memilih penyakit ini. Dalam hal ini untuk menunjang pengobatan alternatif lain yakni pengobatan medis. maka didirikanlah 5 klinik rawat jalan dan sekitar 35 Wabah penyakit tradisional di pusat kasual. Pada setiap kali kunjungan ada sekitar 9 Bangkalan semakin lama semakin meresahkan. Oleh pembantu perawat Kusta dari 18 kecamatan yang datang karena itu perlu segera dilakukan tindakan cepat untuk untuk mengunjungi berbagai klinik. Jadi tiap-tiap klinik menanggulangi rawat dan pusat kasual mendatangkan 4 pembantu Kusta wabah Kusta yang Kusta yang tersebut. terjadi Pemerintah melakukan penambahan dokter spesialis Kusta dan untuk menangani pasien Kusta beberapa staf pendukung. Untuk mengontrol penyakit Pengobatan Kusta pemerintah juga menambah empat mantri lulusan perawat dan enam pembantu Kusta. dilakukan 17 secara dengan Chaulmoogra.Dausse Pengobatan tersebut meliputi pengobatan 294 Chaulmograpils yang cara medis penyakit diberikan Collobiasse dan diminum tiga Kusta suntikan Obat kali Oral sehari. pasien hidup penderita Kusta yang dirawat selama tahun Chaulmoogra merupakan minyak murni yang disterilkan 1939 di seluruh kabupaten. Pengobatan tersebut tidak sendiri dan disuntikkan kepada pasien seminggu sekali. merata di semua tempat sehingga hanya ditempatkan Minyak Chaulmoogra disuntikkan ke kulit dengan pada 40 titik pengobatan di seluruh Kabupaten campuran chaulmoogra 60 cc dan Resorcin 4 gram 19 Bangkalan. Pertimbangan penentuan tempat yang Pengobatan secara medis ini tentu membutuhkan digunakan sebagai titik pengobatan tersebut adalah biaya yang tidak sedikit, terutama untuk membeli obat- berdasarkan letak lokasinya yang mudah terjangkau oleh obatan injeksi tersebut. Pendanaan berkaitan dengan masyarakat dan berdasarkan jumlah penderita Kustanya pemberantasan penyakit Kusta di Madura khususnya di cukup banyak. Kabupaten Bangkalan dibebankan pada anggaran dana Upaya persuasif pada masyarakat Bangkalan yang ditanggung oleh pemerintah Kolonial Belanda. dalam menangani penyakit Kusta yakni memberikan Biaya-biaya pengobatan ini dibebankan pada anggaran penyuluhan dan mengajak para penderita Kusta kepada dana yang disebut “Fund Kesejahteraan Madura”. 20 Fund pasien Kusta untuk secara rutin berobat ke klinik. kesejahteraan Madura merupakan dana yang dibentuk Tentunya hal ini mendapat tanggapan dan reaksi oleh pemerintah Hindia-Belanda yang diprakarsai oleh masyarakat pribumi setempat. Masyarakat pribumi Ratu Wilhelmina pada tahun 1937. Hal ini tercantum Bangkalan tentunya tidak serta merta percaya untuk pada Staatblad Van Nederlandsch Indie 1937 no 692. mengikuti ajakan pemerintah colonial dalam mengobati penyakit Kusta. Namun atas kegigihan pemerintah 18 Ibid, hlm. 5. Medeedelingen Van Den Burgerlijken Geneeskundigen Dienst In Nederlandsch Indie Anno 1922 deel II, hlm. 102. 20 R.Md.Djoehana, op.cit., hlm. 2. 19 17 R.M.Djoehana, Overzicht Aangande De Leprabestrijding In Het Regentschap Bangkalan, hlm. 2. 88 AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume2, No 1,Maret 2014 Di dalam Staatsblad Van Nederlandsch indie untuk 90% dari pasien. Pemantauan terhadap rumah lazar 1937 No 692 dikatakan bahwa pada tanggal 1937 dipercayakan kepada pembantu Kusta. dibentuklah Dana Kesejahteraan Madura oleh Ratu Adapun bentuk pengucilan yang dibentuk oleh Wilhelmina yang mana pembiayaan ini dimaksudkan penderita Kusta yang disebut dengan “kusta-desa”. untuk kemajuan kesejahteraan masyarakat di Madura. Kusta-desa merupakan salah satu metode isolasi diri dan Pada kenyataannya, Dana Kesejahteraan Madura perlindungan diri yang berbasis pada masyarakat pribumi hanya berjalan lima tahun saja, hal ini disebabkan karena itu sendiri. 25 Metode ini ditujukan bagi para penderita adanya invasi Jepang yang sudah diambang mata Kusta untuk mendiami suatu kompleks terpencil. namun sehingga aktivitas-aktivitas dana ini terhenti pada akhir hal ini terkadang sulit terlaksana. Di dalam desa tersebut tahun 1941. 21 para penderita Kusta menikmati kebebasan penuh, Dampak Kusta terhadap masyarakat pribumi mengatur urusan masyarakat mereka sendiri, memiliki merupakan dampak tersendiri bagi penderita Kusta. kepala desa sendiri dan keperluan itu disediakan sebagian Masyarakat yang terkena penyakit Kusta akan di isolasi oleh orang Kusta sendiri. dan secara tidak langsung mereka akan dikucilkan oleh D. masyarakat sekitarnya. Isolasi adalah usaha untuk Kesimpulan mengasingkan dan memencilkan manusia dari pergaulan Wabah penyakit Kusta dapat disebabkan oleh sosial. 22 Isolasi dilakukan dengan cara pendirian rumah kondisi lingkungan yang ada. Wabah penyakit Kusta di penampungan bagi penderita Kusta atau yang biasa Kabupaten Bangkalan juga disebabkan oleh kondisi disebut “Leprozerieen”. 23 ditempatkan masyarakat di Para leprozerieen sekitar. Hal ini penderita yang terpisah dimaksudkan lingkungan Kusta masyarakat yang tidak baik. Kondisi dari lingkungan masyarakat Bangkalan yang padat penduduk untuk dan kumuh dapat mempercepat penyebaran bakteri membatasi diri kontak antara yang sakit dengan yang Mycobacterium Leprae yang mudah berkembang. sehat sehingga di harapkan mengurangi resiko penyebar Kepadatan penduduk yang disertai dengan kondisi infeksi. lingkungan kumuh dapat dengan mudah menularkan Tindakan isolasi ini tak lepas dari adanya “Dana penyakit Kusta pada orang lain. Pola hidup yang tidak Kesejahteraan Madura”. Oleh karena itu dengan adanya sehat masyarakat Bangkalan membuat penyakit Kusta Dana Kesejahteraan Madura maka didirikanlah 496 menyebar luas. Pola hidup yang tidak sehat yakni dalam leprozerieen di Bangkalan untuk dipakai penderita Kusta menjaga kebersihan lingkungan sekitar kurang begitu dalam pengobatan. Setiap leprozerieen dikenakan biaya diperhatikan oleh masyarakat sebesar 5 gulden.untuk penderita Kusta24 Dalam hal ini disebabkan pola pemukiman masyarakat Bangkalan yang Dana Kesejahteraan Madura telah mengeluarkan biaya terjadi di dalam satu rumah dimana pola pemukiman ini sebesar 200 gulden yang setara dengan pendirian disebut Taneyang Lanjang. Selain itu, kurangnya leprozerieen yang dibangun oleh pejabat pemerintah kesadaran dari penduduk sekitar dalam membantu sebanyak 400 leprozerieen. Isolasi ini sudah dilaksanakan penyembuhan penyakit Kusta, karena adanya spekulasi Bangkalan. Hal ini masyarakat yang berkembang bahwa Kusta dapat menular melalui sentuhan yang padahal jelas sekali 21 Huub De Jonge, Garam Kekerasan Dan Aduan Sapi.LKiS, hlm. 175. 22 Drs.Bambang Marhijanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Populer, (Surabaya: Bintang Timur Surabaya, 1995), hlm.272. 23 Leprozerieen merupakan rumah lazar yang dikhususkan bagi penderita kusta. 24 R.Md.Djoehana., op.cit hlm. 2. bahwa spekulasi tersebut salah besar.karena penyakit Kusta tidak mudah menular. 25 Jaarverslag Van Den Burgerlijken Geneeskundigen Dienst In Nederlandsch Indie Over 1920, hlm. 2. 89 AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume2, No 1,Maret 2014 Jamu atau ramuan Madura terutama dikenal sebagai Chaulmoogra merupakan minyak murni yang disterilkan ramuan untuk merawat tubuh atau menjaga serta sendiri dan disuntikkan kepada pasien seminggu sekali. memelihara kesehatan dan sebagian kecil sebagai Biaya-biaya pengobatan ini dibebankan pada pertolongan pertama pada pengobatan suatu penyakit. anggaran dana yang disebut “Fund Kesejahteraan Penyakit Kusta juga bisa diobati dengan pengobatan Madura. Fund kesejahteraan Madura merupakan dana tradisional.Pengobatan yang tradisional untuk mengobati dibentuk oleh pemerintah. Tindakan untuk penyakit Kusta menggunakan umbi bidara upas. Selain menannggulangi penyakit Kusta tidak hanya berupa itu juga bisa menggunakan daun ekor kucing, biji jarak pengobatan medis dan pengobatan tradisional melainkan wulung, daun jarak pagar. Namun, pengobatan tradisional juga dilakukan dengan cara isolasi. Para penderita kusta yang tak kunjung menunjukkan hasil dikarenakan ditempatkan reaksinya yang lambat maka masyarakat Bangkalan masyarakat memilih pengobatan medis. membatasi diri kontak antara yang sakit dengan yang di leprozerieen sekitar. Hal ini yang terpisah dimaksudkan dari untuk Pengobatan medis untuk menangani wabah penyakit sehat sehingga di harapkan mengurangi resiko penyebar Kusta di Kabupaten Bangkalan tahun 1934-1939 infeksi. Adanya Dana Kesejahteraan Madura dapat mengambil langkah yang tepat. Pemerintah melakukan mendirikannya 496 leprozerieen di Bangkalan untuk penambahan dokter spesialis Kusta dan beberapa staf dipakai penderita Kusta dalam pengobatan. Isolasi ini pendukung. sudah dilaksanakan untuk 90% dari pasien.. Untuk mengontrol penyakit Kusta pemerintah juga menambah empat mantri lulusan perawat dan enam pembantu Kusta. Pengobatan tersebut SARAN meliputi pengobatan 294 pasien hidup tahun 1939 di Penulisan pengetahuan ini diharapkan seluruh kabupaten, karena tidak merata di semua tempat memperkaya sehingga hanya ditempatkan pada 40 titik pengobatan di pendidikan tentang Penyakit Kusta di Bangkalan, seluruh Kabupaten Bangkalan 40 titik tersebar di wilayah bagaimana cara pengobatan penyakit Blega, Kamal, Aroesbaja, Geger, Kokop Bangkalan, pendanaan Sotjah, Boeloekagoeng, Kwanjar, Tanah Merah, Tragah, Bangkalan. Bagi pembaca kritik dan saran diharapkan Boerneh, Spoelo TandjoengBoemi, dan Labang, Galis, penulis demi perbaikan karya-karya atau penelitian- Konang, dan Modoeng. Selanjutnya pengobatan bagi penelitian selanjutnya. Semoga penelitan ini bisa berguna orang yang terkena penyakit Kusta adalah dengan dan bermanfaat,khususnya bagi jurusan pendidikan mengharuskan pasien secara rutin berobat ke klinik. sejarah dan bagi Universitas Negeri Surabaya pada Kehadiran pasien Kusta ke klinik pengobatan itu rata-rata umumnya. bagi terutama masyarakat dalam dapat penderita dunia Kusta serta Kusta di 70% dari jumlah total yang sakit yaitu 732 penderita Ketika melakukan pembelajaran kepada Kusta. Dalam hal ini untuk menunjang pengobatan yang siswa terutama siswa SMA, maka penjelasan mengenai ada maka didirikannya 5 klinik rawat jalan dan sekitar 35 Penyakit Kusta di Bangkalan dapat diterangkan dalam pusat kasual. Pada setiap kali kunjungan ada sekitar 9 kompetensi dasar untuk kelas XI IPA semester 2. Di pembantu perawat Kusta dari 18 kecamatan yang datang dalam kurikulum 2013 dijelaskan mengenai pengaruh mengunjungi berbagai klinik. Jadi tiap-tiap klinik rawat Imperialisme dan Kolonialisme Barat di Indonesia dalam dan pusat kasual mendatangkan 4 pembantu Kusta untuk bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, pendidikan dan menangani pasien Kusta. Pengobatan secara medis agama dalam bentuk tulisan dan media lain. Penulisan ini penyakit Kusta dilakukan dengan cara diberikan suntikan bisa menyampaikan kepada siswa bahwa pengobatan Chaulmoogra.Dausse Oral Kusta yang kita nikmati sekarang mampu berkembang sehari. dengan baik, dasar awalnya dimulai ketika masa kolonial. Chaulmograpils yang Collobiasse dan diminum tiga Obat kali 90 AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah Volume2, No 1,Maret 2014 Pengobatan Kusta merupakan salah satu sisi yang diwariskan oleh pemerintah kolonial Belanda. Kuntowijoyo. 2002. Perubahan Social Dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-1940. Jakarta: Matabangsa Daftar Pustaka Louis Gotschak.1986. Mengerti Sejarah,edisi terjemahan. Jakarta: UI Sumber Arsip Encyclopaedie Van Nederlandsch Indie, Tweede, 1918, Deel A-G Marwali Harahap. 2002. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates M. N. Bustan. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta Encyclopaedie Van Nederlandsch Indie, Tweede, 1918, Deel H-M Indisch verslag 1941 Slamet Riyadi. 1982. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Surabaya: Usaha Nasional Jaarverslag Van Den Burgerlijken Geneeskundigen Dienst in Nederlandsch over 1920 Sulaiman Sadik. 2005.Mengenal Selintas Budaya Madura.Jakarta: Penebar Swadaya Jaarverslag Van Den Burgerlijken Geneeskundigen Dienst in Nederlandsch over 1923 Soedarto. 1990. Penyakit-penyakit Infeksi di Indonesia. Jakarta: Widya Medika J.B.Sitanala.Verslag Omtrent de Leprabestrijding in 1939 Sofyan Tsauri. 2005. Ramuan Tradisional Madura. Jakarta: Penebar swadaya Mededeelingen Van den Burgerlijken Geneeskundigen Dienst in Nederlandsch-Indie Anno 1922 Deel II C. Sumber Koran Bataviaasch Nieuwsblad, Volksgezondheid 10-04-1941 R.M.Djoehana.Overzicht aangande de leprabestrijding in het regentschap Bangkalan De Indisch Courant, BESTRIJDING VOLKSZIEKTEN. En Madoera-Welvaartfonds 01-12-1938 Staatblad Van Nederlandsch-Indie 1937 no 692 Verslag Van De Algemeene Rekenkamer Nederlandsch-Indie over het jaar 1937 Tentang Soerabaijasch Handelsblad, Leprabestrijding, De leprapolikliniek 09-10-1940 in B. Sumber Buku Het Nieuws van den dag voor nederlandsch-indie, De Leprabestrijding 17-07-1937 Aminuddin Kasdi. 2005. Memahami sejarah.Surabaya: Unesa University Press Soerabaijasch Handelsblad, Leprabestrijding 01-041940 Ali Yusron. 2009. Evaluasi Sistem Surveilans Penyakit Kusta di Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan. Surabaya: UNAIR D. Nara Sumber Nama : Daniel Christian Sudanawijaya Pekerjaan : Dokter umun Umur : 41 Tahun Alamat : Kebalen wetan no 113 Surabaya Budi Fathony. 2009.Pola Pemukiman Masyarakat Madura di Pegunungan Buring. Intimedia: malang. Nama Pekerjaan Umur Alamat Departemen Kesehatan RI. 1978. Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia Jilid I. Jakarta: Balai Pustaka Huub de Jonge 1989. Madura Dalam Empat Zaman. Jakarta: Gramedia 91 : Rumiyati : Juru masak : 45 Tahun :Teluk Nibung Timur 7/10 Surabaya