PERBEDAAN PERTAMBAHAN PANJANG BADAN BAYI USIA 4

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PERTAMBAHAN PANJANG BADAN BAYI USIA 4 - 6
BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN SUSU FORMULA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Endika Rachmawati
G0008092
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Perbedaan Pertambahan Panjang Badan Bayi
Usia 4 - 6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula
Endika Rachmawati, NIM : G0008092, Tahun : 2011
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada hari Kamis, Tanggal 29 Desember 2011
Pembimbing Utama
Nama
: H. Rustam Siregar, dr., Sp.A
NIP
: 19490116 198012 1 001
(...................................)
Pembimbing Pendamping
Nama
: Wachid Putranto, dr., Sp.PD
NIP
: 19720226 200501 1 001
(..................................)
Penguji Utama
Nama
: Ganung Harsono, dr., Sp.A (K)
NIP
: 19510217 197801 1 001
(..................................)
Anggota Penguji
Nama
: Tri Yuli Pramana, dr., Sp.PD-KGEH
NIP
: 19620723 198911 1 001
(..................................)
Surakarta,
Ketua Tim Skripsi
Muthmainah, dr., M.Kes
NIP. 19660702 199802 2 001
Dekan FK UNS
Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM
NIP. 19510601 197903 1 002
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,
Desember 2011
Endika Rachmawati
NIM. G0008092
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Endika Rachmawati, G0008092, 2011. Perbedaan Pertambahan Panjang Badan
Bayi Usia 4 - 6 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Susu Formula. Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
pertambahan panjang badan bayi usia 4 - 6 bulan yang diberi ASI Ekslusif dan
susu formula.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik
dengan pendekatan cross sectional, menggunakan teknik purposive sampling,
dengan jumlah sampel 30 bayi berusia 4 - 6 bulan dari beberapa Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo
pada bulan Mei - Juli 2011. Data pertambahan panjang badan diperoleh dari
pengukuran selisih panjang badan sekarang dengan panjang badan saat lahir
kemudian dibagi dengan umur bayi, sedangkan jenis asupan diperoleh dari
wawancara yang mengacu pada lembar kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis
dengan program Statistic Products and Service Solution (SPSS) for Windows
Release 17.0 menggunakan uji statistik Independent t-test.
Hasil Penelitian: Dari total 30 jumlah sampel, 15 bayi mendapat ASI eksklusif
dan 15 bayi mendapat susu formula. Hasil pengujian data untuk pertambahan
panjang badan bayi usia 4 - 6 bulan antara yang di beri ASI eksklusif dan susu
formula menggunakan uji statistik Independent t-test menunjukkan nilai p = 0.355
(p > 0.05), dengan mean difference -0.168 dan IK 95% adalah antara -0.534
sampai 0.198.
Simpulan Penelitian: Tidak terdapat perbedaan pertambahan panjang badan bayi
usia 4 - 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.
Kata kunci : Pertambahan panjang badan bayi, ASI eksklusif, Susu formula
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Endika Rachmawati, G0008092, 2011. The Difference of Length Gain in Infants
Aged 4 - 6 Months who were Given Exclusive Breastfeeding and Infant Formula.
Medical Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta.
Objectives : The purpose of the research was to know the differences of length
gain in infants aged 4 - 6 months who was given exclusive breastfeeding and
infant formula.
Methods: This was an analytic observational study with cross sectional approach,
using purposive sampling technique, a sample of 30 infants aged 4 - 6 months
from some Posyandu in the region of Kartasura and Gatak Health Center,
Sukoharjo in May - July 2011. Length gain data obtained from measuring the
difference between current length to birth length then divided by infants age,
while the type of intake derived from the interviews refer to a questionnaire. Data
were analyzed with the program Statistics Products and Service Solution (SPSS)
for Windows Release 17.0 statistical test Independent t-test.
Results: Of the total 30 number of samples, 15 exclusively breast-fed infants and
15 formula-fed infants. The test result data for length gain among infant aged 4 - 6
months who was given exclusive breastfeeding and infant formula using a
statistical test of the Independent t-test showed the value of p = 0.355 (p > 0.05),
with a mean difference -0.168 and 95% CI is between -0.534 to 0.198.
Conclusions: There were not significant different of length gain in infants aged 46 months who was given exclusive breastfeeding and infant formula.
Keywords: Infant length gain, Exclusive breast-fed, Infant formula
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Alhamdulillaah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah
memberikan kemudahan, kesabaran dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul
“Perbedaan Pertambahan Panjang Badan Bayi Usia 4 - 6 Bulan yang Diberi ASI
Eksklusif dan Susu Formula”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam
penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui
bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi beserta Tim Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. H. Rustam Siregar, dr., Sp.A, selaku pembimbing utama yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.
4. Wachid Putranto, dr., Sp.PD, selaku pembimbing pendamping yang telah
banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.
5. Ganung Harsono, dr., Sp.A (K), selaku penguji utama yang telah
memberikan bimbingan dan nasihat.
6. Tri Yuli Pramana, dr., Sp. PD-KGEH., selaku anggota penguji yang telah
memberikan bimbingan dan nasihat.
7. Prof. Dr. Bhisma Murti, dr., MPH yang telah membantu penulis dalam hal
statistik penelitian ini.
8. Pihak Puskesmas Kartasura dan Gatak yang telah memberikan ijin dan
membimbing penulis selama di lapangan.
9. Ibu, bapak, dek Fika, dek Daus, dan seluruh keluarga yang telah memberi
dukungan moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk
terselesaikannya skripsi ini.
10. Ikvin, Vita, Dinar, Titis, Dessy Tri, dan teman-teman lain yang telah
membantu, memberikan pengertian, menemani dan menyemangati
penulis.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran di masa mendatang untuk peningkatan karya ini. Semoga karya
sederhana ini bermanfaat bagi semua.
Surakarta, Desember 2011
commit to user
vi
Endika Rachmawati
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................
vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
x
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Perumusan Masalah ........................................................................
2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................
3
BAB II. LANDASAN TEORI .............................................................................
4
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................
4
1. ASI Eksklusif ...............................................................................
4
2. Susu Formula ............................................................................... 10
3. Panjang Badan ............................................................................. 13
4. Hubungan Jenis Asupan (ASI Eksklusif dan Susu Formula dengan
Pertambahan Panjang Badan Bayi ............................................... 15
B. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 17
C. Hipotesis ......................................................................................... 17
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 18
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 18
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 18
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Subjek Penelitian ............................................................................. 18
D. Teknik Sampling ............................................................................. 19
E. Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................... 19
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................ 20
G. Instrumen Penelitian ........................................................................ 21
H. Rancangan Penelitian....................................................................... 21
I. Cara Kerja ....................................................................................... 21
J. Teknik Analisis Data ....................................................................... 22
BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................... 23
A. Karakteristik Sampel ........................................................................ 23
B. Analisis Statistika............................................................................. 25
BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................... 27
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 30
A. Simpulan .......................................................................................... 30
B. Saran ................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perbandingan Komposisi Nutrisi pada ASI dan Susu Sapi .................... 12
Tabel 2. Perkiraan Pertumbuhan Panjang Badan Bayi ........................................ 15
Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Gizi ......................................... 23
Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................... 24
Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu ....................... 24
Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendapatan Orangtua….. ..................... 25
Tabel 7. Hasil Analisis dengan Uji Independent t-test ......................................... 26
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian
Lampiran 5. Data Sampel
Lampiran 6. Hasil Uji Statistik
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
1
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
ASI merupakan makanan yang ideal untuk mencukupi kebutuhan bayi
akan nutrisi pada bulan-bulan pertama kehidupannya. ASI mengandung semua
zat gizi untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang
diperlukan, serta tidak membebani fungsi sistem pencernaan dan ginjal
sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan yang optimal (Mansjoer et al.,
2000). Sedangkan susu formula adalah makanan pengganti ASI yang
mengandung nutrisi untuk bayi dan kandungan gizinya tidak melebihi wajar
maksimum (Hassan, 2007; Heird, 2007).
ASI tetap tidak tergantikan, walaupun saat ini telah tersedia berbagai
macam susu formula yang juga mengandung berbagai macam zat gizi
(Puslitbang Gizi dan Makanan, 2009a). Karena begitu pentingnya ASI bagi
bayi, maka WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan. Dalam Undang-Undang Kesehatan juga disebutkan bahwa
setiap bayi berhak mendapat ASI secara eksklusif sejak dilahirkan selama
enam bulan, kecuali atas indikasi medis (Puslitbang Gizi dan Makanan,
2009b).
Sebagai akibat dari beragam perkembangan sosial ekonomi dan
perubahan budaya, muncul kecenderungan menurunnya pemberian ASI secara
eksklusif, seperti yang terlihat pada hasil Survey Demografi Kesehatan
commit to user
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Indonesia tahun 1997 dan 2003. Pada tahun 1997 angka pemberian ASI
eksklusif masih 49 persen sedangkan pada tahun 2003 menjadi 39 persen.
Sebaliknya, pemberian susu formula untuk bayi meningkat dari 10 persen
pada tahun 1997 menjadi 30 persen pada tahun 2003 (Puslitbang Gizi dan
Makanan, 2009b).
Karena bayi memerlukan zat gizi untuk pertumbuhannya, maka
kebutuhannya akan zat gizi melampaui kebutuhan orang dewasa (Arisman,
2004). Pemilihan jenis makanan dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi.
Menurut Roesli (2002), terdapat perbedaan pertumbuhan antara bayi yang
diberi ASI dan bayi yang diberi susu formula. Berdasarkan penelitian
Agostoni et al. (1999), pada usia 1-3 bulan, pertumbuhan panjang badan bayi
yang diberi ASI lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi yang diberi susu
formula. Akan tetapi, pada usia 4-6 bulan, bayi yang diberi susu formula
mengalami pertumbuhan panjang badan yang lebih cepat dibanding bayi yang
mendapat ASI.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti
perbedaan pertambahan panjang badan usia 4-6 bulan yang diberi ASI
eksklusif dan susu formula.
B. Perumusan Masalah
Adakah perbedaan pertambahan panjang badan bayi usia 4 - 6 bulan
yang diberi ASI ekslusif dan susu formula?
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan pertambahan panjang badan bayi usia 4 – 6
bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memperkaya pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan Anak khususnya
tentang ASI eksklusif dan susu formula.
2. Manfaat Praktis
a. Menambah informasi masyarakat mengenai perbedaan ASI eksklusif dan
susu formula serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan bayi
b. Menjadi pertimbangan masyarakat untuk memberikan ASI secara
eksklusif karena manfaatnya yang besar bagi bayi.
c. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian
selanjutnya.
commit to user
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. ASI Eksklusif
a. Definisi ASI Eksklusif
Air susu ibu (ASI) sebagai makanan alamiah adalah makanan
terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang baru
dilahirkannya (Suradi, 2008). Pemberian ASI yang dianjurkan adalah
ASI eksklusif, yaitu pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal, serta tidak diberi tambahan makanan lain, baik
berupa cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, maupun
makanan padat seperti pepaya, pisang, bubur, biskuit, dan tim
(Purwanti, 2004; Roesli, 2005).
Pemberian ASI eksklusif dilakukan selama 6 bulan pertama
karena pada masa tersebut ASI dapat memenuhi 100% kebutuhan bayi.
Pada usia 6-12 bulan ASI masih merupakan makanan utama yang
dapat memenuhi 60-70% kebutuhan bayi dan perlu ditambahkan
makanan pendamping ASI berupa makanan lumat atau lunak. Bagi
bayi yang berusia diatas 12 bulan, ASI hanya dapat memenuhi 30%
kebutuhannya dan makanan padat sudah menjadi makanan utama.
Namun, pemberian ASI tetap dianjurkan sampai usia 2 tahun (Suradi,
2008).
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Manfaat ASI
ASI mengandung semua zat gizi untuk membangun dan
menyediakan energi dalam susunan yang diperlukan, tidak membebani
fungsi sistem pencernaan dan ginjal, menghasilkan pertumbuhan yang
optimal, serta memiliki berbagai zat anti infeksi. Selain itu, kondisi
susu yang selalu segar dan bebas dari kontaminasi bakteri dapat
mengurangi peluang terjadinya gangguan gastrointestinal. Alergi dan
intoleransi yang menciptakan gangguan dan kesukaran makan juga
tidak ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Pemberian ASI juga
dapat mempengaruhi hubungan batin antara ibu dan bayi serta
perkembangan jiwa bayi (Mansjoer et al., 2000; Heird, 2007; Suradi,
2008).
Pemberian ASI juga memberikan pengaruh yang positif di masa
anak-anak dan dewasa. Berdasarkan penelitian Martin et al. (2002),
anak-anak dan orang dewasa yang mendapat ASI pada masa bayinya
secara bermakna lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang
mendapat susu formula. Selain itu, insidensi beberapa penyakit,
misalnya diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2, limfoma, leukemia,
penyakit Hodgkin, obesitas, hiperkolesterolemia, serta asma pada
anak-anak dan dewasa yang dulunya mendapat ASI lebih rendah
dibandingkan dengan yang tidak mendapat ASI (Gartner et al., 2005).
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Komposisi ASI
Air susu setiap makhluk menyusui itu berbeda dan bersifat
spesifik untuk setiap spesies. Komposisi air susu tersebut berbeda-beda
dan disesuaikan dengan kebutuhan serta laju pertumbuhan masingmasing spesies (Roesli, 2005). Demikian juga ASI yang komposisinya
sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI yang dihasilkan oleh ibu yang
melahirkan prematur komposisinya berbeda dengan ASI yang
dihasilkan oleh ibu yang melahirkan cukup bulan. Komposisi ASI juga
berubah setiap saat sesuai dengan kebutuhan bayi, yaitu kolostrum
pada hari pertama sampai 4-7 hari, kemudian ASI peralihan sampai 3-4
minggu, selanjutnya ASI matur (Suradi, 2008). Unsur nutrisi yang
terkandung dalam ASI, antara lain :
1) Karbohidrat
ASI mengandung karbohidrat dalam bentuk laktosa. Rasio
jumlah laktosa dalam ASI dan PASI (pengganti ASI) adalah 7:4
yang berarti ASI terasa lebih manis bila dibandingkan dengan
PASI. Laktosa berperan dalam meningkatkan penyerapan
kalsium, fosfor, dan magnesium yang sangat penting untuk
pertumbuhan tulang. Selain itu, laktosa juga berperan dalam
pertumbuhan jaringan otak dan pembentukan mielin.
2) Protein
Protein merupakan bahan baku untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Protein dalam ASI jumlahnya lebih rendah
commit to user
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dibanding protein dalam susu sapi. Namun, protein ASI sangat
cocok untuk bayi karena unsur di dalamnya hampir seluruhnya
terserap oleh sistem pencernaan bayi. Hal ini dikarenakan
mayoritas unsur protein ASI merupakan kelompok protein whey
yang sangat halus, lembut, dan mudah dicerna, sedangkan
komposisi protein susu sapi adalah kasein yang kasar, bergumpal,
dan sukar dicerna oleh usus bayi.
3) Lemak
Lemak berfungsi untuk mencukupi kebutuhan energi, serta
memudahkan penyerapan vitamin larut lemak, kalsium, dan
mineral lain. Kadar lemak ASI pada mulanya rendah kemudian
meningkat jumlahnya. Lemak ASI merupakan lemak rantai
panjang yang mudah dicerna serta dibutuhkan pada pembentukan
mielin bayi. Lemak ASI mudah dicerna dan diserap oleh bayi
karena ASI juga mengandung enzim lipase yang mencerna lemak
trigliserida menjadi digliserida, sehingga sedikit sekali lemak
yang tidak diserap oleh sistem pencernaan bayi.
4) Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap. Zat besi dan
kalsium dalam ASI merupakan mineral yang stabil dan tidak
dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun kadarnya relatif rendah jika
dibandingkan dengan susu sapi, tetapi mineral ASI dapat diserap
secara keseluruhan oleh usus bayi. Sebaliknya, mineral susu sapi
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebagian besar tidak diserap oleh usus bayi dan harus dibuang
melalui ginjal.
5) Vitamin
Kadar vitamin ASI bervariasi sesuai dengan masukan
makanan ibu. ASI biasanya berisi vitamin A, C, dan D dalam
jumlah cukup. Golongan vitamin B, kecuali riboflavin dan
patotenik sangat kurang, tetapi tidak perlu ditambahkan karena
kebutuhan bayi akan dicukupi oleh menu yang dikonsumsi oleh
ibu. Sedangkan vitamin K pada ASI tersedia dalam jumlah yang
lebih sedikit dibandingkan pada susu sapi.
(Arisman, 2004; Purwanti, 2004)
Selain mengandung berbagai unsur nutrisi, ASI juga berisi
berbagai faktor kekebalan, antara lain :
1) Faktor pertumbuhan Lactobacillus bifidus
Lactobacillus bifidus cepat tumbuh dan berkembang biak
dalam saluran perncernaan bayi yang mendapat ASI karena ASI
mengandung polisakarida yang berikatan dengan nitrogen, yang
tidak terdapat dalam susu formula. Kuman ini akan mengubah
laktosa yang banyak terdapat dalam ASI menjadi asam laktat dan
asam asetat sehingga membuat suasana usus menjadi lebih asam.
Suasana usus yang asam tersebut selanjutnya dapat menghambat
pertumbuhan
E.coli,
jenis
menyebabkan diare pada bayi.
commit to user
kuman
yang
paling
sering
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Laktoferin
Laktoferin adalah protein yang terikat dengan zat besi.
Laktoferin dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur
dengan cara mengikat zat besi sehingga bakteri dan jamur tersebut
tidak mendapatkan zat besi yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhannya. Kadar laktoferin dalam ASI adalah 6 mg/ml,
sedangkan dalam susu sapi 5 mg/ml.
3) Lisozim
Lisozim merupakan substrat antiinfeksi yang berguna untuk
mata dan kadarnya 2mg/100ml. Kadar ini 5.000 kali lebih banyak
daripada susu sapi. Lisozim dapat memecah dinding sel kuman
enterobakteri dan kuman gram positif.
4) Komplemen
Komplemen dalam ASI tersedia dalam jumlah yang sedikit
dan akan menjadi aktif bila diaktifkan oleh kompleks antigenantibodi yang terjadi karena adanya reaksi IgA dan IgG dengan
bakteri gram negatif.
5) Imunoglobulin
Imunoglobulin pada ASI berupa IgG dan IgA. IgG dapat
memberikan perlindungan terhadap penyakit difteri, tetanus,
salmonella, dan stafilokokus. IgA dalam ASI tersedia dalam kadar
yang sangat tinggi dan berfungsi mencegah melekatnya kuman
dan virus pada dinding mukosa usus bayi.
(Heird, 2007; Lubis, 2003; Purwanti, 2004)
commit to user
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Susu Formula
a. Definisi
Susu formula adalah modifikasi dari susu sapi yang diubah
komposisinya hingga dapat digunakan sebagai pengganti ASI (Heird,
2007). Susu formula dapat diberikan bila oleh suatu sebab bayi tidak
dapat memperoleh ASI, antara lain :
1) produksi ASI tidak cukup atau sama sekali tidak keluar
2) terdapat penyakit pada ibu, misalnya penyakit gagal jantung
3) bayi dengan kelainan metabolik bawaan, seperti intoleransi
laktosa
4) ibu sedang dirawat di rumah sakit dan dipisahkan dari bayinya
5) ibu bekerja yang letaknya jauh dari tempat tinggal.
(Mansjoer et al., 2000)
b. Macam-macam Susu Formula
Berdasarkan umur bayi, formula dapat dibagi menjadi dua
golongan :
1) Formula awal (starting formula)
Formula ini dibagi lagi menjadi dua golongan yaitu :
a) Formula awal adaptasi (adapted formula) adalah formula
yang susunan gizinya disesuaikan dengan fisiologis bayi baru
lahir. Susunan formula adaptasi sangat mendekati ASI dan
dapat diberikan untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan.
Beberapa formula awal adaptasi yang beredar di Indonesia,
commit to user
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diantaranya : Bebelac 1, Bimbi, Dumex db, Enfamil,
Morinaga BMT, Nan, Nutrilon Primer, S26, dan Vitalac.
b) Formula awal lengkap (complete formula) adalah formula
yang susunan gizinya lengkap dan pemberiannya dapat
dimulai setelah bayi dilahirkan. Dibandingkan dengan
formula awal adaptasi, formula ini memiliki kadar protein
dan mineral yang lebih tinggi. Selain itu, harganya juga lebih
murah karena proses pembuatannya yang tidak rumit.
Beberapa contoh formula awal lengkap, diantaranya :
Lactogen 1, Nestogen, New camelpo, dan SGM.
2) Formula tindak-lanjut (follow-on formula)
Formula tindak lanjut adalah formula yang diberikan setelah
bayi berusia 6 bulan dan telah mendapat makanan pelengkap.
Beberapa formula tindak lanjut yang ada di Indonesia,
diantaranya : Bebelac 2, Benamil, Chilmil, Dumex sl, Enfapro,
Lactogen 2, Nestlac, Nutrima, Promil, SGM 2, dan Vitalac 2.
(Mansjoer et al.,2000)
commit to user
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1. Perbandingan Komposisi Nutrisi pada ASI dan Susu Sapi
Unsur Gizi
ASI
Susu Sapi
Air (g)
88
88
Laktosa (g)
6,8
3
Protein (g)
1,2
3,3
Lemak (g)
3,8
3
Laktobulin
1,2
3,1
Asam linoleat (g)
8,3
1,6
Natrium (mg)
15
1,6
Kalium (g)
55
138
Klorida (g)
43
103
Kalsium (g)
33
125
Magnesium (g)
4
12
Fosfor (g)
15
100
Zat besi (g)
0,15
0,1
Vitamin A
53
34
Vitamin D
0,03
0,06
Tiamin
16
42
Riboflavin
43
157
Asam nikotinat
172
85
Asam askorbat
4,3
1,6
(Purwanti, 2004).
commit to user
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Panjang Badan
a. Konsep Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar,
jumlah, dan ukuran tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur
dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,
meter), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (Soetjiningsih,
1995). Pada dasarnya pertumbuhan dibagi menjadi dua jenis, yaitu
pertumbuhan linier dan pertumbuhan massa jaringan. Pertumbuhan
linier menggambarkan status gizi pada masa lampau sedangkan
pertumbuhan massa jaringan menggambarkan status gizi pada saat
pengukuran (Supariasa et al., 2002).
Dalam Soetjiningsih (1995) disebutkan bahwa pertumbuhan
dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
1) Faktor internal (genetik)
Faktor genetik merupakan modal dasar untuk mencapai
hasil proses pertumbuhan. Yang termasuk faktor internal, antara
lain : faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin,
obstetrik, dan ras. Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi
dalam
lingkungan
yang
baik
dan
optimal,
maka
akan
menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula.
2) Faktor eksternal (lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi
commit toApabila
user
genetik yang optimal.
kondisi lingkungan kurang
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendukung, maka potensi genetik yang optimal tidak akan
tercapai.
Lingkungan
ini
meliputi
lingkungan
bio-fisiko-
psikososial yang akan mempengaruhi setiap individu mulai dari
masa konsepsi sampai akhir hayatnya. Secara garis besar, faktor
lingkungan dapat dibagi dua, yaitu :
a) Faktor lingkungan prenatal adalah faktor lingkungan yang
mempengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan,
meliputi gizi ibu saat hamil, mekanis, toksin, endokrin,
radiasi, infeksi, stress, dan anoksia embrio.
b) Faktor lingkungan pascanatal adalah faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan anak setelah lahir, meliputi
lingkungan biologis (ras, umur, jenis kelamin, gizi, perawatan
kesehatan, dan kepekaan terhadap penyakit), lingkungan fisik
(cuaca, keadaan geografis, sanitasi lingkungan, keadaan
rumah, dan radiasi), serta faktor keluarga dan adat istiadat
(pendidikan, pekerjaan, teknologi, budaya, dan pendapatan
keluarga).
b. Panjang Badan
Panjang
badan
dan
tinggi
badan
merupakan
ukuran
pertumbuhan linear yang paling sering digunakan. Pengukuran panjang
badan dilakukan pada bayi atau anak yang belum dapat berdiri,
sedangkan pengukuran tinggi badan dilakukan pada balita yang sudah
dapat berdiri. Kedua ukuran tersebut menggambarkan keadaan
commit to user
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pertumbuhan skeletal. Pertumbuhan panjang badan relatif
kurang
sensitif terhadap kekurangan gizi dalam waktu yang pendek apabila
dibandingkan dengan berat badan (Supariasa et al., 2002).
Pada keadaan normal, panjang (tinggi) badan tumbuh seiring
dengan pertambahan umur.
Tabel 2. Perkiraan Pertumbuhan Panjang Badan Bayi
Umur
Pertumbuhan panjang (cm/bulan)
0-3 bulan
3,5
3-6 bulan
2,0
6-9 bulan
1,5
9-12 bulan
1,2
1-3 tahun
1,0
4-5 tahun
3 cm/tahun
(Keane, 2007)
4. Hubungan Jenis Asupan (ASI Eksklusif dan Susu Formula) dengan
Pertambahan Panjang Badan Bayi
ASI dan susu formula mengandung berbagai zat gizi dengan
jumlah yang berbeda. Beberapa zat gizi dalam ASI yang berguna untuk
pertumbuhan tulang, misalnya protein, mineral, dan vitamin tersedia dalam
jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dalam susu formula. Akan tetapi,
jumlah yang sedikit tersebut dapat diserap secara optimal oleh organ
pencernaan bayi. Sebaliknya,
zat togizi
pada susu formula tersedia dalam
commit
user
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jumlah yang lebih banyak, tetapi tidak dapat diserap secara optimal
(Purwanti, 2004). Akibatnya, masukan zat gizi yang didapat oleh bayi
yang diberi ASI eksklusif juga akan berbeda dengan bayi yang mendapat
susu
formula.
Hal
tersebut
pada
akhirnya
akan
mempengaruhi
pertambahan panjang badan bayi.
Di dalam ASI juga terkandung faktor kekebalan dan anti alergi
yang dapat melindungi bayi dari infeksi dan penyakit lainnya, misalnya
diare, batuk, pilek, perdarahan intestinal, dan sebagainya. Karena itu, bayi
yang mendapat ASI eksklusif akan lebih sehat dan lebih jarang sakit
dibandingkan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif (Heird, 2007;
Roesli, 2005). Bayi yang sehat dapat tumbuh dengan optimal, sedangkan
bayi yang sering sakit pertumbuhannya pasti terganggu (Soetjiningsih,
1995).
commit to user
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Tingkat pendidikan ibu
Tingkat pendidikan ayah
Pekerjaan orang tua
Pendapatan orang tua
Budaya
Pemilihan jenis asupan
Susu formula
ASI Eksklusif
Penyakit / infeksi
Masukan zat gizi
Genetik
Pertambahan
panjang badan bayi
Ras
Jenis kelamin
Lingkungan fisik
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak teliti
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Terdapat perbedaan pertambahan panjang badan bayi usia 4-6 bulan
yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.
commit to user
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian observasional
analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu dengan
mengobservasi variabel bebas dan variabel terikat hanya sekali pada saat
yang sama (Taufiqurahman, 2008).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di dua Puskesmas di Kabupaten Sukoharjo, yaitu
Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Gatak, dari Mei-Juli 2011.
C. Subjek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh bayi usia 4-6 bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Kartasura dan Puskesmas Gatak. Sedangkan sampel
penelitian ini adalah seluruh subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi.
1.
Kriteria Inklusi
a.
Semua bayi berusia 4 – 6 bulan yang diberi ASI eksklusif atau susu
formula dengan riwayat berat badan bayi normal dan kelahiran
cukup bulan.
commit to user
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
2.
Mendapat persetujuan dari orang tua.
Kriteria Eksklusi
a.
Bayi lahir prematur (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)
b.
Berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg)
c.
Menderita kelainan bawaan
d.
Bayi dengan infeksi kronis
D. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling,
yaitu pemilihan subjek sampel berdasarkan ciri-ciri atau sifat tertentu yang
berkaitan dengan karakteristik populasi (Taufiqurahman, 2008). Besar sampel
yang dipakai pada penelitian ini adalah sebanyak 30 sampel (rule of thumb),
yaitu 15 bayi yang diberi ASI Eksklusif dan 15 bayi yang diberi susu formula
(Murti, 2010).
E. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
: ASI Eksklusif dan susu formula
2. Variabel terikat
: Pertambahan panjang badan bayi
3. Variabel luar tak terkendali
: Faktor genetik, lingkungan, jenis
kelamin
commit to user
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. ASI Eksklusif dan susu formula
a.
Definisi
: ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini
mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa
jadwal, dan tidak diberi makanan lain, baik
berupa
cairan
maupun
makanan
padat
(Purwanti, 2004; Roesli, 2005). Sedangkan
pemberian susu formula adalah pemberian
modifikasi
dari
susu
sapi
yang
diubah
komposisinya sebagai pengganti ASI (Heird,
2007).
b.
Kategori
: 1) Pemberian ASI Eksklusif
2) Pemberian susu formula
c.
Skala Pengukuran : Nominal
2. Pertambahan Panjang Badan Bayi
a.
Definisi
: Pertambahan panjang badan bayi didapatkan
dari hasil pengukuran panjang badan bayi saat
penelitian dikurangi panjang badan bayi saat
lahir kemudian dibagi dengan umur bayi.
b.
Skala Pengukuran
: Rasio
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1.
Kuesioner penelitian yang berisi data keadaan bayi dan ibu
2.
Papan pengukur panjang badan bayi atau metline
3.
KMS untuk mengetahui panjang badan bayi saat lahir
H. Rancangan Penelitian
Bayi usia 4-6 bulan
Kuesioner
Pemberian susu formula
Pemberian ASI Eksklusif
Pengukuran panjang badan bayi
Analisis Statistik
Gambar 2. Skema Penelitian
I.
Cara Kerja
1.
Sebelum dilakukan penelitian, peneliti meminta surat ijin penelitian pada
Tim Skripsi. Selanjutnya, peneliti meminta ijin kepada kepala
Kesbanglinmas kota Sukoharjo diteruskan ke Dinas Kesehatan kota
Sukoharjo dan sebagai tembusan ke puskesmas tempat pengambilan data
berlangsung.
commit to user
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Ketika jadwal posyandu dilaksanakan, peneliti bersama petugas
puskesmas mendatangi masing-masing posyandu diwilayah kerja
puskesmas yang bersangkutan.
3.
Peneliti melakukan wawancara terhadap ibu yang memiliki bayi usia 4-6
bulan berdasarkan kuesioner yang telah ada untuk menentukan bayi yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, serta untuk mengetahui jenis
asupan yang diberikan pada bayi dan keadaan ibu dan bayi
4.
Bayi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi selanjutnya diukur
panjang badannya. Peneliti juga mencatat panjang badan bayi saat lahir.
Selanjutnya, menghitung selisih panjang badan bayi saat pengambilan
data dan saat lahir kemudian dibagi dengan umur bayi.
5.
J.
Melakukan analisis data.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji statistik
Independent t test untuk melihat ada tidaknya perbedaan pertambahan
panjang badan antara kelompok pemberian ASI eksklusif dengan kelompok
pemberian susu formula. Data akan diolah dengan menggunakan program
Statistical Product and Service Sollution (SPSS) 17.
commit to user
23
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian diperoleh dari proses pengumpulan data yang dilakukan
pada bayi usia 4-6 bulan di beberapa Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Kartasura dan Gatak Kabupaten Sukoharjo pada bulan Mei – Juli 2011. Data
penelitian didapat secara primer dengan mengukur panjang badan bayi,
sedangkan data mengenai jenis asupan dan panjang badan bayi saat lahir
diperoleh dengan pengisian kuesioner.
A. Karakteristik Sampel
1. Jenis Asupan Gizi Sampel
Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Asupan Gizi
Asupan Gizi
Frekuensi
Persentase (%)
ASI eksklusif
15
50 %
Susu Formula
15
50 %
Jumlah
30
100
Sumber : Data primer 2011
Tabel 3 menjelaskan, dari 30 sampel, dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok bayi yang diberi ASI eksklusif dan kelompok
bayi yang diberi susu formula. Tiap kelompok mempunyai distribusi yang
sama yaitu sebanyak 15 sampel (50 %).
commit to user
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Jenis Kelamin Sampel
Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Asupan Gizi
Jenis Kelamin
Total
ASI Eksklusif
Susu Formula
Laki-laki
7 ( 23,3 %)
9 ( 30 %)
16 ( 53,3 %)
Perempuan
8 ( 26,7 %)
6 (20 %)
14 ( 46,7 %)
Sumber : Data Primer 2011
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 30 sampel,
terdapat 16 bayi laki-laki (53,3 %) dan 14 bayi perempuan (46,7 %).
3. Tingkat Pendidikan Ibu
Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu
Jenis Asupan Gizi
Pendidikan Ibu
Total
ASI Eksklusif
Susu Formula
Dasar
3 (10 %)
6 (20 %)
9 (30 %)
Menengah
10 (33,3 %)
6 (20 %)
16 (53,3 %)
Tinggi
2 (6,7 %)
3 (10 %)
5 (16,7 %)
Sumber : Data Primer 2011
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa terdapat 9 sampel
(30%) yang memiliki ibu dengan tingkat pendidikan dasar, 16 sampel
(53,3 %) dengan tingkat pendidikan menengah, dan 5 sampel (16,7 %)
dengan tingkat pendidikan tinggi.
commit to user
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Pendapatan Orangtua
Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendapatan Orangtua
Pendapatan
Jenis Asupan Gizi
Total
Orangtua
Rp 250.000-Rp
ASI Eksklusif
Susu Formula
5 (16,7 %)
2 (6,7 %)
7 (23,3%)
4 (13,3 %)
6 (20 %)
10 (33,3 %)
6 (20 %)
7 (23,3 %)
13 (43,3 %)
500.000
Rp 500.000-Rp
1.000.000
>Rp 1.000.000
Sumber : Data Primer 2011
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa terdapat 7 sampel
(23,33%) dengan pendapatan orangtua antara Rp 250.000 – Rp 500.000,
10 sampel (33,33 %) dengan pendapatan orangtua antara Rp 500.000 – Rp
1.000.000, dan 13 sampel (43,33 %) dengan pendapatan orangtua lebih
dari Rp 1.000.000.
B. Analisis Statistika
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji statistik
Independent t test untuk melihat ada tidaknya perbedaan pertambahan
panjang badan antara kelompok bayi yang diberi ASI eksklusif dengan
kelompok bayi yang diberi susu formula. Sebelum melakukan uji statistik
Independent t-test, peneliti melakukan uji normalitas data pertambahan
panjang badan terlebih dahulu
karenatouji
normalitas merupakan syarat utama
commit
user
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk Independent t-test. Peneliti menggunakan uji Shapiro-Wilk karena
jumlah sampel yang digunakan adalah 30 (<50 sampel). Nilai yang diperoleh
dari uji Shapiro-Wilk adalah p = 0.626 (p > 0.05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa data mempunyai distribusi normal. Oleh karena itu, Independent t-test
dapat dipakai sebagai uji statistik.
Hasil pengujian data untuk pertambahan panjang badan kelompok ASI
Eksklusif dan kelompok susu formula menggunakan uji statistik Independent
t-test menunjukkan nilai p = 0.355 (p > 0.05), dengan mean difference -0.168
dan IK 95% adalah antara -0.534 sampai 0.198. Dapat diambil kesimpulan
bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata
pertambahan panjang badan antara kelompok bayi yang diberi ASI Eksklusif
dan kelompok bayi yang diberi susu formula.
Tabel 7. Hasil Analisis dengan Uji Independent t-test
Kelompok
F
t
df
p
0.342
-0.941
28
0.355
Pertambahan panjang badan per
bulan dengan asupan
Sumber : Data Primer 2011
commit to user
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
Pemilihan jenis makanan bayi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya pendidikan ibu dan pendapatan orangtua. Pendidikan ibu dapat
menggambarkan pengetahuan umum dan pengetahuan kesehatan ibu, yang
akhirnya akan mempengaruhi perilaku hidup sehat (Rossem et al.,2009). Seorang
ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta
kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi mengenai cara pengasuhan
anak yang baik, cara menjaga kesehatan anak, termasuk cara pemilihan makanan
yang tepat untuk bayi. Kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan
menyusui menyebabkan ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu formula
(Siregar, 2004; Soetjiningsih, 1995). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu
dengan tingkat pendidikan dasar lebih banyak memberikan susu formula kepada
bayinya sedangkan ibu dengan pendidikan sedang lebih banyak memberikan ASI
eksklusif. Akan tetapi, ibu dengan pendidikan tinggi justru lebih banyak
memberikan susu formula kepada bayinya. Hal tersebut bisa dikarenakan ibu yang
berpendidikan tinggi biasanya mempunyai banyak kegiatan di luar rumah
sehingga cenderung sering meninggalkan bayinya dan tidak mempunyai
kesempatan untuk menyusui (Alam, 2007).
Pendapatan orangtua dapat mempengaruhi daya beli dan pemilihan asupan
makanan bayi (Aritonang, 1994). Hasil penelitian Anggrita (2009) menunjukkan
bahwa ibu yang memiliki pendapatan tinggi mempunyai praktek pemberian ASI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
28
digilib.uns.ac.id
eksklusif yang kurang baik sedangkan ibu yang memiliki pendapatan rendah
mempunyai praktek pemberian ASI eksklusif yang baik. Hal ini dikarenakan
tingkat ekonomi yang baik mendorong kepercayaan ibu untuk memberikan
makanan pengganti ASI. Sebaliknya, ibu dengan tingkat ekonomi rendah harus
mengubah pengeluarannya apabila ingin membeli makanan pengganti ASI. Hasil
persentase pada penelitian ini sesuai dengan teori tersebut, yaitu ibu dengan
pendapatan rendah lebih banyak memberikan ASI eksklusif sedangkan ibu dengan
pendapatan sedang dan tinggi lebih memilih memberikan susu formula.
Jenis asupan dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi. Salah satu cara
untuk mengetahui pertumbuhan bayi adalah dengan mengukur pertambahan
panjang badan bayi. Penelitian ini membandingkan pertambahan panjang badan
antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan susu formula. Uji statistik Independent t
test menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada pertambahan
panjang badan antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan susu formula (p =
0.355). Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Dewey et al. (1992) yang
menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pertambahan
panjang badan bayi yang diberi ASI eksklusif dan susu formula. Tidak
terdapatnya perbedaan pertambahan panjang antara bayi yang diberi ASI eksklusif
dan susu formula dapat dijelaskan oleh beberapa faktor, yaitu:
1.
Panjang badan merupakan salah satu ukuran pertumbuhan linear. Ukuran
tersebut menyatakan status gizi pada masa lampau. Pertumbuhan panjang
badan relatif kurang sensitif terhadap kekurangan gizi dalam waktu yang
pendek apabila dibandingkan dengan berat badan (Supariasa et al., 2002).
commit to user
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Perbedaan tinggi badan antara bayi yang mendapat ASI eksklusif dan susu
formula dapat terlihat pada masa anak-anak. Berdasarkan penelitian Martin et
al. (2002), anak yang pada saat bayinya mendapat ASI secara signifikan lebih
tinggi daripada anak yang pada saat bayinya mendapat susu formula.
2.
Panjang badan pada masa bayi lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan
prenatal yang dicerminkan oleh panjang badan lahir (Schmidt et al., 2002).
Faktor lain yang juga mencerminkan kondisi lingkungan prenatal adalah
tinggi badan dan berat badan ibu pada masa kehamilan. Status antropometri
yang baik pada ibu menunjukkan nutrisi yang cukup untuk masa kehamilan
sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan panjang badan bayi (Fawzi et al.,
1997).
3.
Pertambahan panjang badan bayi juga dipengaruhi oleh tinggi badan
orangtuanya. Hal tersebut menunjukkan adanya pengaruh faktor genetik
terhadap pertambahan panjang badan bayi (Botton et al., 2010).
Kelemahan penelitian ini yaitu pengambilan data dilakukan pada waktu
yang sama sehingga tidak dapat menjelaskan mekanisme sebab akibat antara
pemilihan jenis asupan dan pertambahan panjang badan bayi.
commit to user
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat perbedaan pertambahan panjang badan bayi usia 4 - 6
bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula (p = 0.355).
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka saran-saran penulis
adalah sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan pertambahan
panjang bayi yang diberi ASI eksklusif dan susu formula dengan
mengendalikan faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi, seperti tinggi
badan orang tua, jenis kelamin, dan faktor lingkungan. Hal ini diharapkan
semakin memperkuat simpulan dan semakin memperkecil bias.
2. Perlu dilakukan penelitian menggunakan pendekatan kohort sejak bayi lahir
sampai usia 6 bulan untuk mendapatkan hasil yang lebih menunjukkan
mekanisme sebab akibat.
commit to user
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Agostoni C., Grandi F., Gianni M.L., Silano M., Torcoletti M., Giovannini
M., Riva E. 1999. Growth Patterns of Breast Fed and Formula Fed
Infants in the First 12 Months of Life: an Italian Study. Arch Dis Child
1999;81:395–399
Alam T.N. 2003. Analisa Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Praktek
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Usia 5-12 Bulan di Kecamatan
Cimahi Tengah Kota Cimahi. Depok : Universitas Indonesia. Tesis
Anggrita K. 2009. Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas
Tahun 2009. Medan : Universitas Sumatera Utara. Karya Tulis Ilmiah
Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC. p:41
Aritonang I. 1994. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Yogyakarta : Kanisius
Botton J., Heude B., Maccario J., Borys J., Lommez A., Ducimetière P.,
Charles M.A., the FLVS Study Group. 2010. Parental Body Size and
Early Weight and Height Growth Velocities in Their Offspring. Early
Hum Dev 2010;86(7):445-503
Dewey K.G., Heinig M.J., Nommsen L.A., Peerson J.M., Lonnerdal B.
1992. Growth of Breast-Fed and Formula-Fed Infants From 0-18
Months : The DARLING Study. Pediatrics 1992;89:1035-1041
Fawzi W.W., Forman M.R., Levy A., Graubard B.I., Naggan L., Berendes
H.W. 1997. Maternal Anthropometry and Infant Feeding Practices in
Israel in Relation to Growth in Infancy : The North African Infant
Feeding Study. Am J Clin Nutr 1997;65:1731-1737
Gartner L.M., Morton J., Lawrence R.A., Naylor A.J., O’Hare D., Schanler
R.J. 2005. Breastfeeding and the Use of Human Milk. Pediatrics
2005;115; 496-506
Heird W.C. 2007. The Feeding of Infants and Children. In : Kliegman R.M.
et al. (eds). Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Philadelphia :
Saunders Elsevier
Keane V. 2007. Assessment of Growth. In : Kliegman R.M. et al. (eds).
Nelson Textbook of Pediatrics, 18th ed. Philadelphia : Saunders Elsevier
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32
digilib.uns.ac.id
Lubis C.P. 2003. Peranan Air Susu Ibu dalam Mencegah Diare dan
Penyakit
Usus
Lainnya.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2022/1/anakchairuddin2.pdf (3 Maret 2011)
Mansjoer A., Suprohaita, Wardhani W.I., Setiowulan W. 2000. Gizi Anak.
Dalam: Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius. pp:
568-569
Martin R.M., Smith G.D., Mangtani P., Frankel S., Gunnell D. 2002.
Association Between Breastfeeding and Growth : the Boyd-Orr Cohort
Study. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed 2002;87:F193-F201
Murti B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press. p : 119
Purwanti H.S. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta : EGC.
pp:3,6-21, 30
Puslitbang Gizi dan Makanan. 2009a. Susu Formula Bisa Mirip ASI?.
http://www.p3gizi.litbang.depkes.go.id/index.php?option=com_content
&task=view&id=93&Itemid=2 (1 Februari 2011)
Puslitbang Gizi dan Makanan. 2009b. Bayi Berhak ASI Eksklusif.
http://www.p3gizi.litbang.depkes.go.id/index.php?option=com_content
&task=view&id=85&Itemid=2 (1 Februari 2011)
Roesli U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Agriwidya
Roesli, U. 2002. Kiat Sukses Menyusui. Jakarta: Aspirasi Muda, pp:20;22.
Rossen L., Oenema A., Streeger E.A.P., Moll H.A., Jaddoe V.W.V.,
Hofman A.,Mackenbach J.P. et al. 2009. Are Starting and Continuining
Breastfeeding Related to Educational Background? The Generation R
Study. Pediatrics 2009;123;e1017-e1027
Schmidt M.K., Muslimatun S., West C.E., Schultink W., Gross R., Hautvast
J.G.A.J. 2002. Nutritional Status and Linear Growth of Indonesian
Infants in West Java Are Determined More by Prenatal Environment
than by Postnatal Factor. J. Nutr. 2002;132:2202-2207
Siregar A. 2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya.
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkmarifin4.pdf (15 Februari 2011)
commit to user
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. pp: 1-11
Supariasa I.D.N, Bakri B., Fajar I. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta :
EGC. pp: 27, 34, 43, 57
Suradi R. 2008. Penggunaan Air Susu dan Rawat Gabung. Dalam :
Saifuddin A. B. (ed). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. pp: 375-376
Taufiqurahman M.A. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu
Kesehatan. Surakarta : UNS Press. pp:63, 71
commit to user
Download