Gambaran Sikap Seksualitas Remaja Di Daerah Pariwisata Labuan Bajo Gambaran Sikap Seksualitas Remaja Di Daerah Pariwisata Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat (Studi Pada SMKN 1 Labuan Bajo) Tahun 2012 Siti Aisya1 , Mariana Dinah Charlota Lerik2, Christina Rony Nayoan3 Abstract: Nowadays, adolescent sexual attitudes are concerned. Recent data indicate that the majority of teenagers today have premaritial sex that can lead to unintended pregnancy, abortion and the increase in cases of sexually transmitted infections. The purpuse of this research was to describe the attitude toward sexuality among teenager in tourist destination area of Labuan Bajo, district of west Manggarai (case study at SMKN 1 Labuan Bajo) 2012. This was a descriptive study. Sample of this research was 91 respondents which derived from population using propotional random sampling. Data was collected using quistionnaires that have been tried out before. Results show that 54 (59,35%) of respondents have a positive attitude towards sexuality. Positive attitude means that the respondents have a tendency to reject or not willing to perform sexual acts. Positive attitude toward sexuality is divide into five sections: (1) 21,9% positive attitude towards reproductive organ; (2) 10,2% positive towards the sexual act; (3) 8.9% of the pregnancies in adolescent; (4) 7.6% positive attitude towards contraception and (5) 9.7% positive about the impact of the sexual act. However, there as many as 37 (40.65%) respondents have a tendency to accept and willing to perform sexual acts. Keywords: Attitude,sexuality, adolescent PENDAHULUAN Remaja merupakan populasi terbesar, satu diantara enam orang di bumi ini adalah remaja, dan 85% di antaranya hidup di negara berkembang. Remaja pada umumnya merupakan masa transisi, dimana pada masa ini merupakan fase kehidupan manusia yang spesifik dan rumit. Perubahan yang selalu mencolok dan terjadi pada remaja pada masa ini ditandai dengan meningkatnya hormon seksual. Secara fisik akan muncul seperti haid pada perempuan yang disertai dengan tanda-tanda seks sekunder seperti perubahan fisik lainnya dan mimpi basah pada laki-laki. Perubahan-perubahan sikap dan perilaku remaja ini pada gilirannya akan mengakibatkan terjadinya peningkatan masalah-masalah seksual seperti meningkatnya perilaku seks sebelum menikah, penyakit kelamin, tingkat mortalitas ibu dan bayinya, aborsi, pernikahan dibawah umur dan masalah kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy). Remaja yang dahulu terjaga secara kuat oleh sistem keluarga, adat budaya serta nilai tradisional, telah mengalami pengikisan yang disebabkan oleh urbanisasi dan industriali1) 2) 3) Alumni Jurusan PKIP FKM Undana Staf pengajar Jurusan PKIP FKM Undana Staf pengajar Jurusan PKIP FKM Undana sasi yang cepat. Hal ini diikuti pula oleh adanya revolusi media yang terbuka bagi keragaman gaya hidup remaja. Berbagai hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku remaja yang akan mengakibatkan kerentanan remaja terhadap berbagai macam masalah seksual seperti terjadi kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, dan masalah penyakit menular seksual. Penelitian-penelitian mengenai kaum remaja di indonesia pada umumnya menyimpulkan bahwa nilai-nilai hidup kaum remaja sedang dalam proses perubahan. Remaja indonesia saat ini khusunya remaja di daerah pariwisata dewasa ini nampak lebih bertoleransi terhadap gaya hidup seksual pranikah.misalnya penelitian yang dilakukan oleh berbagai institusi di indonesia dalam kurun waktu tahun 1993-2012 menemukan bahwa lima sampai sepuluh persen dan delapan belas sampai sampai tiga puluh delapan persen pria berusia 15-20 tahun telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Penelitian-penelitian lain di indonesia mendapatkan bahwa terjadi peningkatan aktifitas seksual di kalangan remaja, dan tidak diiringi dengan peningkatan pengetahuan mereka tentang kesehatan reproduksi, dan dampak-dampak MKM Vol. 07 No. 02 Juni 2013 yang akan ditimbulkan dari perilaku seksul tersebut seperti terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, peningkatan kasus aborsih dan peningkatan penyakit menular seksual. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Karakteristik siswa SMKN 1 Labuan Bajo tahun ajaran 2012/2013 di tunjukan pada Tabel 1. Artikel ini membahas tentang temuan yang di lakukan pada remaja di daerah pariwisata Tabel 1 Jumlah Seluruh siswa SMKN 1 khusunya di SMKN 1 Labuan Bajo. Tujuan Labuan Bajo Tahun 2012 Berdasarkan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kelas dan Jenis Kelamin. gambaran sikap seksualitas remaja di daerah pariwisata tentang seksualitas. Subjek No Kelas Laki-Laki Perempuan Total penelitian ini adalah remaja SMKN 1 Labuan 1. X 205 193 398 Bajo. Hal ini dilakukan karena pada sekolah tersebut sering terjadi kasus kehamilan pada 2. XI 202 181 383 siswa setelah melakukan praktikum di luar 3. XII 119 136 255 sekolah. Total 526 510 1036 Sumber: Data primer (2012) METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriftif yang mana dilakukan Distribusi responden berdasarkan jenis terhadap suatu objek, yang biasanya kelamin di SMKN 1 Labuan Bajo dapat dilihat bertujuan untuk melihat gambaran fenomena pada Tabel 2. yang terjadi didalam suatu populasi 4. 2. Karakteristik responden Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Tabel Labuan Bajo. Kabupaten Manggarai Barat berdasarkan jenis kelamin di SMKN 1 dengan waktu penelitian dilaksanakan sejak Labuan Bajo Tahun 2012 bulan Oktober 2011 hingga Desember 2012, No Jenis Jumlah Persentase dengan waktu penggumpulan data dimulai kelamin (%) dari tanggal 23 Juni - 23 Juli 2012. Sampel 1. Laki-laki 51 56,40 penelitian terdiri dari subset yang dicuplik dari populasi yang akan diamati dan diukur 2. Perempuan 40 43,60 peneliti. Total 91 100 Sumber: Data primer (2012) Teknik yang dipakai dalam menentukan sampel adalah proportional random sampling Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa karena banyaknya subjek yang terdapat responden paling banyak dalam penelitian ini pada setiap kelas tidak sama. Subjek dalam adalah responden yang berjenis kelamin lakipenelitian ini berjumlah 91 orang yang laki, dengan jumlah sebanyak 51 (56,40%) berasal dari kelas X, XI, dan XII di SMKN 1 dan responden berjenis kelamin perempuan Labuan Bajo. Subjek terdiri atas 51 subjek sebanyak 40 (43,60%) responden berjenis kelamin laki-laki dan 40 subjek berjenis kelamin perempuan. Variabel Penelitian Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yang telah di Sikap terhadap seksualitas pada responden lakukan try out sebelumnya pada sekolah diukur berdasarkan jawaban yang diberikan yang memiliki jumlah kasus kehamilan yang responden pada kuesioner yang dibagikan. sama. Kuesioner di susun berdasarkan Distribusi sikap responden berdasarkan aspek sikap seksualitas yang terdiri dari sikap responden terhadap seksualitas di aspek tentang organ reproduksi, tindakan dearah pariwisata Labuan Bajo Kabupaten seksual, kehamilan pada remaj, kontrasepsi Manggarai Barat dapat dilihat pada Tabel 4. dan dampak tindakan seksual. 136 Gambaran Sikap Seksualitas Remaja Di Daerah Pariwisata Labuan Bajo Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan sikap responden terhadap seksualitas di daerah pariwisata labuan bajo kabupaten manggarai barat tahun 2012 No Jumlah 1. Kategori sikap Positif 54 Persetase (%) 59,35 2. Negatif 37 40,65 Total 91 Sumber: Data primer (2012) 100 Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa sebanyak 54 (59,35%) responden bersikap positif terhadap seksualitas yang berarti bahwa responden tidak menerima atau menolak tindakan seksual, dan sebanyak 37 (40,65%) responden bersikap negatif terhadap seksualitas yang berarti bahwa responden memiliki kecenderungan untuk menerima atau bersedia melakukan tindakan seksual. terhadap tindakan seksual dan 10 (10,2%) responden yang bersikap positif terhadap tindakan seksual. Responden yang bersikap positif terhadap kehamilan sebanyak delapan (8,9 %) responden dan empat (4,3%) yang bersikap negatif terhadap kehamilan. Kategori sikap terhadap kontrasepsi sebanyak tujuh (7,6%) bersikap positif terhadap kontrasepsi dan empat (4,3%) responden bersikap negatif terhadap kontrasepsi. Kategori sikap terhadap dampak tindakan seksual sebanyak sembilan (9,7%) responden yang bersikap positif terhadap dampak tindakan seksual dan delapan (8,9%) responden yang mempunyai sikap yang negatif terhadap dampak tindakan seksual. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54 (59,35%) responden bersikap positif terhadap seksualitas yang berarti bahwa responden memiliki kecenderungan untuk tidak menerima dan tidak bersedia melakukan tindakan seksual. Sebagaimana 3 Sikap responden berdasarkan Skala Sikap yang menyatakan bahwa sikap merupakan dapat dilihat pada Tabel 4 kecenderungan untuk merespon secara Tabel 4. Distribusi Sikap Responden positif maupun negatif terhadap orang atau objek tertentu. Penelitian ini selanjutnya Berdasarkan Kategori Skala Sikap dibahas berdasarkan indikator-indikator dari Jumlah responden sikap remaja SMKN 1 Labuan Bajo Sikap tentang terhadap seksualitas yang terdiri dari: organ seksualitas Positif % Negatif % reproduksi, tindakan seksual, kehamilan, Organ kontrasepsi, dan dampak tindakan seksual. 20 21,9 8 8,9 reproduksi Tindakan 10 10,2 13 13,5 Gambaran Sikap Remaja SMKN 1 Labuan seksual Bajo terhadap Organ Reproduksi Kehamilan 8 8,9 4 4,3 Kontrasepsi 7 7,6 4 4,3 Sikap seksualitas remaja SMKN 1 Labuan Dampak Bajo terhadap organ reproduksi sebanyak Tindakan 9 9,7 8 8,9 21,9% responden bersikap positif terhadap seksual pernyataan yang berkaitan dengan organ Total 54 58,3 37 41,7 reproduksi dan 8,9% responden yang Sumber: Data primer (2012) bersikap negatif terhadap pernyataan yang berkaitan dengan organ reproduksi. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa 20 (21,9%) responden bersikap positif Sikap positif responden yang berarti bahwa terhadap organ reproduksi atau alat kelamin responden memiliki pengetahuan yang baik dan 8 (8,9%) responden yang bersikap terhadap organ reproduksi dengan cara negatif terhadap pernyataan yang berkaitan menjaga kesehatan reproduksinya dengan dengan organ reproduksi. Kategori sikap tidak melakukan tindakan seksual. Hal ini mengenai tindakan seksual terdapat 13 dilihat pada jawaban kuesioner yang (13,5%) responden yang bersikap negatif diberikan responden yang sebagian besar 137 MKM Vol. 07 No. 02 Juni 2013 responden memilih sangat setuju dengan pernyataan tentang menjaga kesehatan reproduksinya dengan tidak melakukan tindakan seksual sebelum menikah. Sikap positif responden pada penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain seperti yang dikemukan yang menyatakan bahwa sikap mempunyai komponen kognitif atau pengetahuan. Hal ini diperoleh peneliti saat ditanya oleh beberapa responden berkaitan dengan halhal terkait dengan organ reproduksi. Menurut keluarga dan budaya dapat mempengaruhi sikap seseorang. Orang tua diharapkan memberikan perhatian dan pendidikan mengenai masalah seksual yang berkaitan dengan organ reproduksi kepada anak ketika anaknya memasuki usia remaja. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang menyatakan bahwa sebagian orang tua masih beranggapan bahwa membicarakan masalah seksual yang berkaitan dengan organ reproduksi adalah sesuatu yang tabu. Anggapan sepertilah yang menghambat penyampaian pengetahuan seks yang seharusnya sudah diberikan saat seseorang memasuki masa remaja. Sikap responden sangat erat kaitanya dengan pengetahaun yang mereka miliki. Sikap seseorang terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap objek. Responden yang bersikap positif terhadap pernyataan yang berkaitan dengan organ reproduksi dikarenakan secara umum responden sudah mendapatkan pendidikan tentang kesehatan reproduksi didalam pembelajaran kesehatan reproduksi Gambaran Sikap Remaja SMKN 1 Labuan Bajo terhadap Tindakan Seksual. di SMKN 1 Labuan Bajo. Penelitian ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengetahuan seksual dapat diperoleh remaja dari dua sumber yaitu: formal dan nonformal. Segi formal remaja memperoleh pengetahuan tentang organ reproduksi melalui program-program pendidikan mengenai seksualitas seperti mengikuti seminar, penyuluhan dan lain-lain. Pada segi non formal remaja memperleh pengetahuan tentang organ reproduksi dari teman-teman, orang tua, media massa. Berkaitan dengan tindakan seksual sebanyak 13,3% responden bersikap negatif terhadap tindakan seksual. Responden yang bersikap negatif terhadap tindakan seksual mempunyai kenderungan lebih besar untuk melakukan tindakan seksual dibandingkan dengan responden yang bersikap positif. Responden yang bersikap negatif terhadap pernyataan tentang tindakan seksual dikarenakan remaja sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar bagi responden merupakan suatu bentuk gengsi yang membangggakan, yang mana apabila responden tidak mempunyai seorang teman dekat atau pacar maka dia akan mendapat ocehan dari teman-teman bergaulnya, akibatnya terjadi persaingan antara remaja untuk mendapatkan pacar. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa remaja yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang organ reproduksi akan cenderung mempunyai sikap yang positif. Sebaliknya remaja yang pengetahuannya kurang tentang organ reproduksi cenderung untuk menerima atau bersikap negatif terhadap pernyataan yang berkaitan dengan organ reproduksi. Informasi ini didapat dari beberapa reponden yang berdiskusi dengan peneliti setelah Penelitian ini juga mendapatkan bahwa 8,9% selesai mengisi kuesioner, informasilah yang responden yang bersikap negatif terhadap mendukung bahwa responden yang bersikap pernyataan yang berkaitan dengan organ negatif dikarenakan responden takut kalah reproduksi. Responden yang bersikap negatif dalam persaingan untuk mendapatkan pacar terhadap pernyataan yang berkaitan dengan dan ada sebagian responden yang takut organ reproduksi dikarenakan responden pasangan atau pacar mereka berpaling menganggap hal tersebut tabu untuk kepada orang lain sehingga mereka diketahui. cenderung melakukan tindakan seksual. 138 Gambaran Sikap Seksualitas Remaja Di Daerah Pariwisata Labuan Bajo Penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan yang menyimpulkan bahwa pacar juga mempengaruhi sikap remaja terhadap tindakan seksual, karena perilaku pacaran yang tidak terkontrol akan mendorong kearah perilaku seks. Apabila pasangan dalam pacaran itu sama-sama memiliki dorongan ke arah perilaku seks, maka kemungkinan terjadinya hubungan seks sebelum nikah akan mudah terjadi. Menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang yakni faktor lingkungan sosial, sekolah, pergaulan, sumber informasi, dan perubahan tata nilai. Faktor-faktor inilah yang dapat merubah cara pandang seseorang terhadap objek tertentu. Perubahan budaya secara langsung akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek. Perubahan pada kehidupan masyarakat dalam hal ini pada kehidupan remaja. Selain itu perkembangan psikososial juga dapat mempengaruhi remaja dimana pada perkembangan ini remaja memiliki keingin tahuan yang besar untuk mengetahui hal-hal yang ada diluar dirinya sehingga dimulailah pada pengukuhan kemampuan yang sering diungkapkan dalam bentuk kemauan yang tidak dapat dikompromikan sehingga remaja lebih suka berbuat sesuatu yang berlawanan dengan orang lain, hal ini biasa terjadi pada remaja laki-laki. Dapat disimpulkan bahwa remaja memberikan toleransi yang lebih besar kepada laki-laki untuk melakukan tindakan seksual sebelum menikah dibandingkan dengan perempuan. dilakukan ketika seseorang diikat oleh suatu tali perkawinan. Selain itu responden juga setuju jika melakukan hubungan seks sekali saja tidak akan menyebabkan terjadi kehamilan. Hal ini ditunjukan oleh responden dengan nomor 10 dan 13 pada kuesioner nomor 12 yang mana responden sangat setuju jika melakukan hubungan seks saat pacaran adalah hal yang wajar asalkan tidak sampai hamil. Penelitian ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa sikap seseorang dipengaruhi oleh faktor intern yang meliputi selektifitas, minat, dan pengalaman pribadi. Individu juga memberikan penilaian berdasarkan informasi yang diperoleh sehingga terbentuklah sikap terhadap tindakan seksual baik itu positif maupun negatif. Pengalaman pribadi individu tentang tindakan seksual juga akan mempengaruhi sikapnya. Individu yang mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan akan bersikap positif terhadap tindakan seksual. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukan bahwa sikap dapat terbentuk melalui trauma dimana pengalaman tersebut meninggalkan rasa mendalam pada orang yang bersangkutan. Gambaran Sikap Remaja SMKN 1 Labuan Bajo terhadap Kehamilan. Berkaitan dengan kehamilan sebanyak 8,9% responden bersikap positif terhadap kehamilan yang berarti bahwa responden Sikap toleransi remaja terhadap tindakan tidak bersedia atau sudah mengetahui seksual sebelum menikah ini akan menurun dengan baik tentang kehamilan yang terjadi seiring dengan meningkatnya pengetahuan pada remaja. mereka tentang tindakan seksual sebelum menikah. Responden yang bersikap positif terhadap kehamilan yang terjadi pada remaja sudah Responden yang bersikap positif terhadap mampu menggambarkan secara baik tindakan seksual sebanyak 10,2% mengenai dampak kehamilan yang terjadi responden. Responden yang bersikap positif pada remaja. Sehingga responden bersikap terhadap pernyataan tentang tindakan positif terhadap kehamilan yang terjadi pada seksual dikarenakan responden mengesam- remaja. Ini dapat diihat pada responden pingkan pasangan mereka karena responden dengan nomor 87 dan 60 pada jawaban beranggapan bahwa tindakan seksual dapat kuesioner nomor 11 yang mana hamil 139 MKM Vol. 07 No. 02 Juni 2013 sebelum menikah membuat remaja akan di sekali saja setelah terjadi menstruasi. Selain kucilkan dalam kehidupan masyarakat. itu adapula lingkungan sosial yang memberikan toleransi atau bersikap wajar Sikap positif responden dipengaruhi oleh jika terjadi kehamilan pada seorang remaja beberapa faktor seperti yang dikemukan perempuan sehingga hal tersebut dapat adalah faktor pengetahuan. Sikap seseorang berpengaruh pada sikap remaja terhadap sangat erat kaitannya dengan pengetahuan. kehamilan yang terjadi pada remaja. Karena sikap seseorang terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan orang Gambaran Sikap Remaja SMKN 1 Labuan tersebut terhadap objek yang bersangkutan Bajo terhadap Kontrasepsi dalam hal ini pengetahuan responden terhadap kehamilan yang terjadi pada Berkaitan dengan kontrasepsi sebanyak remaja. 7,6% responden yang bersikap positif terhadap pernyataan mengenai alat Selain faktor pengetahuan faktor lingkungan kontrasepsi. Sikap positif responden sosial juga mempengaruhi sikap remaja dikarenakan responden merasa kurang terhadap kehamilan. Penelitian ini sejalan nyaman atau kurang suka ketika mendengar dengan yang dikatakan yang menyatakan temannya berbicara hal-hal tentang alat bahwa di Indonesia remaja yang sudah kontrasepsi (kondom). Selain itu adapula terlanjur hamil di luar nikah umumnya akan responden yang menyatakan bahwa dikucilkan oleh masyarakat dan lingkungan responden tidak akan menyalahgunakan alat sekitarnya. kontrasepsi karena tidak sesuai dengan yang diajarkan oleh agama. Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan yang menyatakan bahwa Sikap positif terhadap alat kontrasepsi ini remaja putri yang hamil diluar nikah akan di ditunjukan oleh responden nomor 18 dan 27 pojokan dari pergaulan dan lingkungan atas jawaban kuesioner nomor 21 yang sekitarnya dibandingkan dengan remaja mana responden merasa geli dan jijik ketika putra. teman-temannya berbicara tentang alat kontrasepsi (kondom). Sikap positif Responden yang bersikap negatif terhadap responden juga dipengaruhi oleh bebepa kehamilan pada remaja sebanyak 4,3% faktor seperti faktor pendidikan (sekolah) responden. Responden yang bersikap dan lembaga agama. negatif terhadap kehamilan pada remaja dikarenakan responden belum bisa Hal ini sesuai dengan pendapat yang menggambarkan secara baik dan belum menyatakan bahwa lembaga pendidikan dan mengetahui secara baik tentang dampak agama merupakan sistem yang mempunyai yang akan ditimbulkan dari kehamilan yang pengaruh dalam membentuk sikap terjadi pada remaja. seseorang terhadap objek dalam hal ini kaitannya dengan pengunaan alat Penelitian ini didukung oleh penelitian yang kontrasepsi. menunjukkan bahwa kurangnya pengertian remaja tentang seksualitas dapat terlihat Lembaga-lembaga tersebut meletakan dasar pada pengetahuan remaja tentang resiko pengertian dan pemahaman baik buruk serta kehamilan. membuat garis pemisah antara yang boleh dan tidak boleh dilakukan, termasuk dalam Sebanyak 19,2% remaja menyatakan bahwa sikap seseorang terhadap penggunaan alat perempuan yang melakukan hubungan kontrasepsi. seksual sebelum mengalami menstruasi bisa hamil, dan sebanyak 8,8% remaja yang Selain itu sebanyak 4,3% responden mendengar istilah seksualitas menyatakan bersikap negatif tehadap pernyataan tentang bahwa remaja perempuan tidak bisa hamil alat kontrasepsi yang mana responden bila melakukan hubungan seksual hanya sangat setuju untuk menganjurkan kepada 140 Gambaran Sikap Seksualitas Remaja Di Daerah Pariwisata Labuan Bajo teman-temanya menggunakan kondom Gambaran Sikap Remaja SMKN 1 Labuan ketika melakukan hubungan kelamin dengan Bajo tentang Dampak Tindakan Seksual pasangan atau pacar mereka. Berkaitan dengan dampak tindakan seksual Responden yang bersikap positif terhadap pada remaja sebanyak 9,7% responden pernyataan tentang alat kontrasepsi berarti bersikap positif terhadap pernyataan memiliki kecenderungan untuk menyukai mengenai dampak dari tindakan seksual. atau bersedia menggunakan dan Responden yang bersikap positif terhadap menyalahgunakan alat kontrasepsi. dampak yang ditimbulkan dari praktik seksual sudah bisa menggambarkan secara Responden yang bersikap negatif terhadap jelas dan mengetahui dengan benar tentang alat kontrasepsi dikarenakan alat kontrasepsi informasi mengenai dampak dari perilaku sangat mudah didapatkan oleh responden di seksual. apotik secara bebas. Hal ini ditunjukan oleh responden dengan nomor 1,2, 5,7,dan 8 Responden yang bersikap positif terhadap pada jawaban kuesioner nomor 20 yang pernyataan yang berkaitan dengan dampak mana responden akan menyarankan atau tindakan seksual pada remaja dikarenakan menganjurkan kepada teman-temannya responden beranggapan bahwa seseorang untuk menggunakan alat kontrasepsi bila tidak akan terkena dampak dari tindakan melakukan hubungan kelamin dengan seksual seperti penyakit menular seksual jika pasangan atau pacarnya. dia tidak melakukan tindakan seksual. Ini dapat dilihat pada responden dengan nomor Alat kontrasepsi (kondom) membantu untuk 38,70, dan 89 atas jawaban kuesioner nomor mencegah terjadinya kehamilan dan 19 yang mana responden sangat tidak setuju penularan penyakit seksual. Di Labuan Bajo jika seseorang melakukan hubungan seksual alat kontrasepsi (kondom) dengan mudah yang berganti-ganti pasangan tidak akan remaja dapatkan di apotik-apotik setempat. mendatangkan penyakit kelamin. Hal ini akan mempengaruhi remaja melakukan hubungan seksual secara bebas Penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dengan didukung oleh penjualan alat manyatakan bahwa sikap mempunyai kontrasepsi yang semakin bebas. komponen yang terdiri dari komponen kognitif yang berkaitan dengan pengetahuan, Penelitian ini sesuai dengan yang dikatakan keyakinan dan pandangan yang yang mengungkapkan bahwa kondisi berhubungan dengan bagaimana lingkungan sosial yang berkembang sangat mempersepsikan suatu objek dalam hal ini pesat di masyarakat mengakibatkan sikap responden mempersepsikan tentang terjadinya perubahan pola hidup masyarakat dampak tindakan seksual. yaitu berkembang luasnya pergaulan remaja sehingga memudahkan remaja memperoleh Responden yang bersikap negatif terhadap apa yang mereka inginkan dalam hal ini pernyataan yang berkaitan dengan dampak mendapatkan alat kontrasepsi (kondom). tindakan seksual sebanyak (8,9%) responden. Delapan responden diketahui Menyatakan bahwa media elektronik melalui bahwa sebanyak lima responden berjenis iklan KBnya telah disalah artikan oleh kelamin laki-laki dan tiga responden berjenis sebagian remaja sehingga membantu kelamin perempuan. memberikan informasi kepada remaja dalam hal ini informasi mengenai penggunaan alat- Sikap negatif responden pada penelitian alat kontrasepsi. dikarenakan responden kurang mengetahui dan mendapatkan informasi tentang jenisjenis penyakit menular seksual, gejalagejala atau tanda terinfeksi dan cara penularan penyakit seksual. 141 MKM Vol. 07 No. 02 Juni 2013 Penelitian ini juga mendapatkan bahwa sebagian responden belum mengerti secara kongkrit pengertian dan cara penularan penyakit seksual. Responden hanya mempunyai pengetahuan mengenai pengertian infeksi menular seksual secara etimologis yaitu pengertian bahwa infeksi penyakit menular hanya bisa ditularkan melalui hubungan seksual. padahal sebenarnya infeksi menular seksual bisa ditularkan melalui cara lain selain melalui hubungan seksual. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan yang menyatakan bahwa pengetahuan remaja mengenai dampak tindakan seksual dalam hal ini mengenai penyakit menular seksual masih sangat rendah. Penelitian ini juga mendapatkan bahwa remaja siswa SMKN 1 Labuan Bajo sangat tidak setuju atau bersikap positif dengan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan kehamilan yang terjadi pada remaja, kontrasepsi dan dampak yang ditimbulkan dari tindakan seksual. sikap bukanlah gambaran perilaku, sikap hanyalah kecenderungan untuk bereaksi terhadap orang, institusi, kejadian ataupun sesuatu yang lainnya baik secara positif maupun negatif artinya, orang yang mempunyai sikap positif terhadap seksualitas belum tentu tidak melakukan praktik seksual, akan tetapi meskipun begitu, menurut meskipun sikap belum pasti menimbulkan praktik, akan tetapi sikap bisa mempengaruhi perilaku seseorang. Oleh karena itu, kewaspadaan dan upaya preventif tetap dilakukan. KESIMPULAN Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan gambaran yang jelas dari sikap remaja SMKN 1 Labuan Bajo terhadap seksualitas remaja di daerah pariwisata Labuan Bajo yang mana dapat di simpulkan bahwa 54 (59,35%) remaja SMKN 1 Labuan Bajo memiliki sikap yang positif terhadap seksualitas, yang berarti bahwa remaja SKMN 1 Labuan Bajo memiliki kecenderungan untuk tidak menerima atau tidak bersedia melakukan tindakan seksual. Dan sebanyak 47 (41,7%) bersikap negatif terhadap seksualitas yang berarti bahwa remaja SMKN 1 Labuan Bajo memiliki kecenderungan untuk menyukai atau bersedia melakukan tindakan seksual. Responden yang bersikap positif umumnya mereka setuju dengan pernyataan melakukan hubungan seks dapat mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan, tetapi mereka juga sangat setuju apabila hubungan seks sekali saja tidak mengakibatkan terjadinya kehamilan. Penelitian belum bisa menjelaskan secara pasti sikap remaja SMKN 1 Labuan Bajo Responden yang bersikap positif terhadap dengan jenis pengumpulan data dengan pernyataan tindakan seksual sangat tidak menggunakan kuesioner. Mengingat setuju bahwa melakukan tindakan seksual keterbatasan seperti ini maka pada adalah bukti cinta kepada pasanganya. kesempatan ini juga disarankan kepada Tetapi mereka juga bersedia melakukan pihak yang tertarik meneliti masalah ini untuk tindakan seksual jika atas dasar suka sama memperluas cakupan, terutama tentang suka. Responden yang bersikap positif hubungan dan pengaruh jenis kelamin dengan pernyataan tentang kehamilan pada terhadap sikap ataupun perilaku seksual. remaja sangat setuju jika terjadi kehamilan pada remaja dapat menganggu kesehatan KEPUSTAKAAN reproduksinya, tetapi mereka juga sangat setuju untuk mencegah kehamilan mereka Adikusuma, I. W. R., Mariyah, E., dengan menggunakan alat kontrasepsi Pangkahila, A., dan Sirtha, I. N., 2006. (kondom) dan mereka juga akan melakukan Sikap Remaja terhadap Seks Bebas di aborsi secara diam-diam apabila terjadi Kota Negara: Perspektif Kajian kehamilan. Budaya.Laporan Penelitian] Denpasar: Program Pendidikan Doktor Pengetahuan yang baik akan membentuk UniversitasUdayana Bali sikap yang baik. Namun perlu diingat bahwa 142 Gambaran Sikap Seksualitas Remaja Di Daerah Pariwisata Labuan Bajo Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chalpin. 2004. Perkembangan Remaja dan Seksualitas Remaja. Surabaya : PT Grafindo Chiuman, Linda. 2009. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja SMA Wyata Darma Medan terhadap Penyakit Menular Seksual di Kota Medan tahun 2009. Skripsi. Medan: Universitas Sumatra Utara. Faturochman, 1992. Sikap dan Perilaku Seksual Remaja di Bali. Jurnal Psikologi.Vol. No.1, 12-17 Husdarta, JS.,dan Kusmaedi, Nurlan.2010.Pertumbuhan danPerkembangan Peserta Didik (Olahraga dan Kesehatan ), Bandung: Alfabeta. Notoadmodjo, Soekidjo. 2003.Promosi Kesehatan. Teori dan Aplikasi, Jakarta: Rineka Cipta. Panuju, Panut dkk. 1999.Psikologi Remaja, Yogyakarta: Tiara Wacana . PKBI. 2008. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia Minim. Diakses 15 november 2011.www. sinarharapan.Co.id/iptek/kesehatan/2004/ 1224/kes4.htm Prihyugiarto, T. Y., dan Iswarati, 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikapterhadap Perilaku Seksual Pra Nikah pada Remaja di Indonesia. Jurnal Ilmiah Keluarga berencana dan Kesehatan Reproduksi, Tahun II, No. 2, Puslitbang KB dan Kesehatan Reproduksi BKKBN. Prihyugiarto, T.Y, 2010. Sistem Ilmu Keperilakuan. Yogyakarta: Andi Obbset. Soetjiningsih. 2007. TumbuhKembang Remaja dan Permasalahanya. Jakarta : Sagung Seto. 143