GENDER DAN KESEHATAN Analisis Gender dalam Kesehatan 1. Situasi aktual wanita dan pria meliputi peranan, tingkat kesejahteraan, kebutuhan, dan permasalahan yang dihadapi dalam berbagai unit sosial, budaya dan ekonomi 2. Pembagian beban kerja wanita dan pria yang meliputi tanggungjawab, curahan tenaga, dan curahan waktu 3. Saling berkaitan, saling ketergantungan dan saling mengisi antara peranan wanita dan pria khususnya dalam keluarga 4. Tingkat akses dan kekuatan kontrol wanita dan pria terhadap sumber produktif maupun sumber daya manusia dalam keluarga Masalah – masalah Perempuan a. Menurut estimasi PBB di tahun 2025 atau 2050, baik di Indonesia maupun di Asia Tenggara kelompok penduduk usia tua akan lebih banyak dialami oleh kalangan perempuan b. Dua dari tiga wanita di dunia saat ini menderita suatu penyakit yang sangat melemahkan manusia c. Wanita juga menghadapi ancaman kesehatan reproduktif yang unik d. Di lain pihak, peran reproduktif wanita hanya mendapat perhatian apabila angka fertilitas cukup tinggi e. Dalam praktik layanan kesehatan, masih ada pandangan bahwa ada pekerjaan perempuan dan pekerjaan laki-laki f. Kemudian dalam penanganan kasus HIV / AIDS merupakan satu misteri kesehatan yang belum terpecahkan g. Pola kesehatan dan penyakit pada laki-laki dan perempuan menunjukkan adanya perbedaan Gender dan Seksualitas Setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, mengembangkan kapasitas seksualnya menurut aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat dan kebudayaannya. Ada larangan dan keharusan yang telah ditetapkan dalam masyarakat yang mempengaruhi perilaku seksual mereka Pada umumnya masyarakat mengembangkan double standard dalam seksualitas, yang berarti bahwa laki-laki sebagai pihak yang dominan secara seksual maupun sosial mempunyai hak atas kepuasan seksual dari wanita Hak Reproduksi Hak reproduksi merupakan hak yang paling esensial dalam diri wanita. Walaupun secara anatomis wanita memiliki rahim yang berfungsi hanya apabila ada campur tangan unsur biologis pria, fungsi reproduksi baru dapat terlaksana apabila wanita menginginkannya Hak-hak reproduki didasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi semua pasangan dan pribadi untuk menentukan secara bebas dan bertanggungjawab mengenai jumlah anak, penjarakan anak (birth spacing), dan menentukan waktu kelahiran anak-anak mereka dan mempunyai informasi dan cara untuk memperoleh, serta hak untuk mencapai standar tertinggi kesehatan seksual dan reproduksi Seksualitas adalah kehidupan pasangan suami istri yang paling sakral dengan model hubungan ‘suami memberi, istri menerima’ Pelayanan Berkualitas yang Berorientasi pada Wanita Rahim yang merupakan pemilikan yang paling natural pada wanita sekaligus memberinya hak paling natural yang hanya dimiliki oleh wanita Wanita dan Seks Hal itu belum cukup karena Yudhi juga kemudian ringan tangan, memukuli istrinya yang mendatangkan uang itu (lihat Gatra, 4 Maret 1995) Wanita Sebagai Objek Pertukaran Sosial Perempuan harus perawan, laki-laki dianjurkan untuk mencari pengalaman; laki-laki dianggap lebih dominan dorongan seksualnya, wanita lebih pasif dan reseptif. Karenanya, dalam perkawinan pun, kelazimannya laki-laki yang meminang, bukan perempuan. Laki-laki yang dianggap poligam, jadi lumrah kalau menyeleweng, perempuan dianggap monogam, jadi kalau ia menyeleweng dianggap aib karena ia berusaha meniru kecenderungan poligamis laki-laki, dan kemudian dipandang terlalu mengancam (Suryakusuma, 1991:6) Seks dan Reproduksi Kekuasaan Lelaki Seks merupakan sarana reproduksi, sekaligus sumber kesenangan, dan sesungguhnya juga merupakan pusat keberadaan manusia (Suryakusuma, 1991:8) karena seks menegaskan hubungan-hubungan kekuasaan si pelakunya Masri Singarimbun mengatakan bahwa “ kehidupan seks yang pada dasarnya dimaksudkan untuk melanjutkan keturunan, lalu dimanipulasi manusia” Seks, Go Public Perluasan seks dari dunia domestik de dunia publik menunjukkan bahwa seks merupakan simbol kekuasaan yang memiliki implikasi yang sangat luas Terimakasih