RIngkasan karya tulis (2) lomba karya tulis KRR 2010

advertisement
Pentingnya Memasukkan Pendidikan Seks Dalam Kurikulum Pelajaran
Siswa Sebagai Upaya Prefentif Terhadap Penyimpangan Perilaku
Seksual Dikalangan Remaja
Pendidikan seks adalah usaha mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
mengenai ciri yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Pendidikan seks
mengarahkan seks pada sudut pandang yang tepat dan mengubah anggapan negatif
tentang seks bahwa seks merupakan salah satu bentuk pornografi. Sementara itu,
kurikulum merupakan seperangkat rencana atau pengaturan tentang kompetensi yang
dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan
daerah. Tujuan pendidikan seks adalah memberi tahu remaja bahwa seks adalah
sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada semua orang serta berbagai perilaku
seksual berisiko sehingga mereka menghindarinya sehingga menjadikan remaja lebih
bertanggung jawab terhadap kehidupan mereka khususnya mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan seks dan mampu menghantarkan remaja agar selamat menjalani
masa remajanya.
Sebenarnya masalah seksualitas remaja adalah masalah yang tak hentihentinya diperdebatkan. Oleh karena itu, pendidikan seks perlu dimasukkan kedalam
kurikulum pembelajaran. Beberapa alasan yang melatarbelakangi pernyataan ini
adalah :
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai seks
2. Pendidikan seks merupakan bagian dari pendidikan biologis yang dipelajari
dalam pendidikan kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi, dan anatomi.
Sehingga pendidikan seks terasa kurang mengena karena kurangnya intensitas
pemberian materi serta terbentur dengan kurikulum yang ada.
1
3. Pendidikan seks yang sudah dimasukkan kurikulum akan lebih terencana
dalam penyampaian materi, mempunyai tujuan yang jelas, dan pemahaman
yang tepat
4. Dalam beberapa kajian menunjukkan, remaja haus akan informasi mengenai
masalah seksualitas dan kesehatan reproduksi.
5. WHO menyebutkan ada dua keuntungan yang dapat diperoleh dari pendidikan
seksualiatas. Pertama, mengurangi jumlah remaja yang melakukan hubungan
seks sebelum menikah. Kedua, bagi remaja yang sudah melakukan hubungan
seksual, mereka akan melindungi dirinya dari penularan penyakit menular
seksual dan HIV/AIDS.
6. Hasil penelitian Iip Wijayanto yang menyimpulkan bahwa 97% mahasiswi di
sebuah kota pendidikan tidak perawan. Sekalipun kita meragukan validitas
atau tepatnya angka prosentase yang dihasilkan, tetapi hal ini cukup
membuktikan
bahwa
seks
telah
disalahgunakan
justru
oleh
orang
berpendidikan.
7. Kasus KTD (kehamilan tak diinginkan) yang terjadi sampai 30% pada remaja,
70% pada PUS (Pasangan Usia Subur) yang mengalami kegagalan
kontrasepsi. Masalah pergaulan bebas yang menjerumuskan kearah seks perlu
di antisipasi dunia pendidikan.
Pernyataan mengenai perlunya pendidikan seks dimasukkan dalam kurikulum
juga didukung oleh pernyataan salah satu anggota Komisi X DPR RI, Angelina
Sondakh. Meskipun banyak yang mendukung pendidikan seks dimasukkan dalam
kurikulum, kenyataannya di lingkungan masyarakat pendidikan seks sulit
diimplementasikan secara formal karena masalah budaya dan agama. Sehingga peran
pemerintah dan instansi lainnya sangat diperlukan. Selain itu, pendidikan seks yang
mempertimbangkan kesetaraan jender, penghormatan hak reproduksi, serta
keterlibatan remaja dalam proses perencanaa, pelaksanaan, dan evaluasi akan
mempermudah dalam mewujudkan tujuan pendidikan seks.
2
Download