KPERAWATAN DASAR II KEBUTUHAN SEKSUALITAS Susanti, S.Kep.Ns., M.Kep Koor Keperawatan Dasar Akper Adi Husada Tujuan Pembelajaran Pengertian kebutuhan seksual •Tinjauan seksual dari beberapa aspek •Perkembangan seksual •Penyimpangan seksual pada orang dewasa •Bentuk abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal •Siklus respon seksual •Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah seksual •Asuhan keperawatan pada masalah seksual Definisi Seksualitas dan seks merupakan hal yang berbeda Seksualitas --- bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi. Seks --- menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan perempuan --hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital). Identitas gender merupakan perasaan seseorang tentang jenis kelaminnya. Perilaku peran gender adalah bagaimana seseorang berperan sesuai gendernya --- nilainilai yang dianut individu dan lingkungannya. Orientasi seksual (identitas seksual) adalah bagaimana seseorang mempunyai kesukaan berhubungan intim dengan orang lain, dengan lawan jenis atau sejenis. Kesehatan Seksual Kesehatan seksual didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO, 1975). Definisi ini mencakup dimensi biologi, psikologi dan sosiokultural. Aspek Biologi Anatomi dan Fisiologi Organ sek Hormon Sistem saraf pusat Review Anatomi & fisiologi sistem reproduksi pria & wanita Organ seks wanita Organ seks internal : vagina, uterus, tubulus falopii dan ovarium. Organ seks eksternal secara kolektif disebut vulva yang terdiri dari mons pubis (mons veneris), labia mayora, labia minora, klitoris dan ostium vaginalis (introitus). Organ seks pria Organ seks eksternal pria adalah penis dan skrotum. Organ seks internal pria yaitu testis, epididimis dan duktus deferen, kelenjar prostat, vesikula seminalis dan kelenjar Cowper. Aspek Psikologi Gender Identity (indentitas jenis kelamin) perasaan internal seseorang tentang laki-laki atau perempuan : kesadaran apakah saya seorang laki-laki atau perempuan Sexual Self Image, konsep diri Aspek Sosio - Kultural Gender Role (peran jenis kelamin) Perilaku seseorang yang dipelajari: perasaan maskulin dan feminim Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan seksualitas Perkembangan Kebiasaan hidup sehat Kondisi kesehatan Peran dan hubungan Konsep diri Budaya, nilai Agama Etika Perkembangan Seksualitas Dimulai sejak konsepsi dan dipengaruhi secara terus menerus oleh berbagai faktor sepanjang kehidupan a) Masa Prenatal dan Bayi Komponen biologis → Kromosom xx xy Laki-laki/ perempuan Lanjutan bayi (0-12 bulan) Genital eksternal sensitif terhadap sentuhan Bayi laki-laki mengalami ereksi penis; bayi perempuan mangalami lubrikasi vagina Bayi laki-laki mengalami ereksi nokturnal spontan Stimulasi taktil (sentuhan, menyusu, memeluk, membuai) senang & nyaman berinteraksi dengan manusia Lanjutan bayi (0-12 bulan) Komponen Psikososial Berfokus kebutuhan rasa aman, nyaman, kesenangan dan nutrisi Berkembang rasa percaya Respon terhadap interaksi figur orang tua/ orang lain Mulai belajar jenis kelamin b) Masa Kanak-kanak Komponen Biologis : Secara struktur anatomi dan fisiologi mulai berkembang Komponen Psikososial : Mulai 3 tahun anak dapat mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki atau perempuan. Belajar perasaan diri melalui interaksi dengan figur orang tua Lanjutan... Untuk membangun Gender Identity interaksi dengan orang tua yang memberikan feedback tentang perilaku yang sesuai dengan jenis kelamin Pengembangan Gender Role pengembangan tugas sesuai dengan jenis kelamin. Perilaku-perilaku yang dikuatkan melalui respon positif dengan orang tua 1) Pra sekolah (3-5 tahun ) Kesadaran terhadap diri sendiri meningkat Mengeksplorasi anggota tubuh sendiri dan teman bermain Mempelajari nama anggota tubuh dengan benar Belajar mengendalikan perasaan dan tingkah laku Menyukai orang tua yang berbeda jenis Mempertanyakan mengenai bagaimana seorang bayi bisa ada 2) Usia sekolah (6-12 tahun ) Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orang tua yang berjenis kelamin sama (misalnya anak perempuan dengan ibu) Senang berteman dengan sesama jenis Kesadaran diri meningkat Mempelajari konsep dan peran jender Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis Sekitar usia 8-9 tahun mulai memikirkan tentang perilaku seksual, menstruasi, reproduksi, seksualitas c) Masa Pubertas dan Remaja Komponen Biologis : Pubertas : maturasi fisik Remaja : maturasi psikososial Komponen Psikososial Perubahan body image Perhatian besar terhadap perubahan fungsi tubuh Belajar perilaku pada kondisi sosial baru Konflik emosi (mudah tersinggung, malu, ingin dimengerti) Perubahan Lain Laki-laki: TB, BB, perkembangan otot, bulu di tubuh, ukuran penis Perempuan : TB, BB, bentuk tubuh, ukuran payudara, menstruasi Remaja.... Remaja berespon terhadap sensasi yang menyenangkan Permainan erotik: Fantasi , masturbasi pengaruh yang komplek terhadap perkembangan psikososial dari seksual : GENDER IDENTITY GENDER ROLE STRESS FAKTA & PENGETAHUAN SEKSUALITAS d) Dewasa awal (18-30 tahun ) Terjadi aktivitas seksual Gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut telah kuat Beberapa pasangan berbagi tugas : keuangan, pekerjaan rumah tangga Mengalami ancaman terhadap body image akibat penuaan Dewasa tengah (40-65 tahun ) Penurunan produksi hormon Wanita mengalami menopause (umumnya usia 40-55 tahun) Laki-laki mengalami klimakterik secara bertahap Mulai memperkokoh stándar moral dan etik Dewasa akhir (65 tahun keatas ) Aktivitas seksual lebih berkurang Sekresi vagina berkurang, payudara mengalami atrofi Laki-laki menghasilkan sperma lebih sedikit dan memerlukan waktu lebih lama untuk dapat ereksi dan ejakulasi Masalah-maslah Seksualitas Transeksualisme Pedofilia Eksibisionisme Sadisme sexual Masokisme sexual Voyeurisme Fetisisme Frotterurisme Gangguan identitas gender Pengkajian Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Perawat menguhubungkan riwayat seksual dengan kategori berikut: klien yang menerima pelayanan kesehatan untuk kehamilan, infertilitas, kontrasepsi , atau klien yang mengalami PMS (penyakit menular seksual) klien yang sakit atau yang sedang mendapat terapi yang kemungkinan dapat mempengaruhi fungsi seksualnya (misalnya klien dengan penyakit jantung, DM, dll) klien yang secara jelas mempunyai masalah seksual Pengkajian seksual mencakup : Riwayat Kesehatan seksual pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan seksual secara langsung – pertanyaan isyarat pengkajian.. Pengkajian fisik inspeksi dan palpasi Beberapa riwayat kesehatan yang memerlukan pengkajian fisik misalnya riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tidak normal dari genital, perubahan warna pada genital, gangguan fungsi urinaria, dll. Identifikasi klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya : adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, abnormalitas anatomi genital riwayat penganiayaan seksual kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar (masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh terapi medikasi spesifik yang menyebabkan masalah seksual kurangnya pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual gangguan aktifitas fisik kehilangan pasangan konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi Diagnosa keperawatan 1. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d ) ketakutan tentang kehamilan efek antihipertensi depresi terhadap kematian atau perpisahan dengan pasangan 2. Disfungsi seksual b.d cedera medulla spinalis penyakit kronis nyeri ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti diagnosa.. 3. Gangguan citra tubuh b.d efek masektomi atau kolostomi yang baru dilakukan disfungsi seksual perubahan pasca persalinan 4. Gangguan harga diri b.d kerentanan yang dirasakan setelah mengalami serangan infark miokardium pola penganiayaan ketika masih kecil Masalah seksual juga dapat menjadi etiologi diagnosa keperawatan yang lain misalnya : Kurang pengetahuan (mengenai konsepsi, kontrasepsi, perubahan seksual normal) b.d salah informasi dan mitos-mitos seksual Nyeri b.s tidak adekuatnya lubikasi vagina atau efek pembedahan genital cemas b.d kehilangan fungsi seksual Perencanaan keperawatan Tujuan yang akan dicapai terhadap masalah seksual yang dialami klien, mencakup : mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan kesehatan seksual meningkatkan pengetahuan seksualitas dan kesehatan seksual mencegah terjadinya atau menyebarnya PMS mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual memperbaiki konsep seksual diri Implementasi promosi kesehatan seksual -- penyuluhan / pendidikan kesehatan. Perawat : ketrampilan komunikasi yang baik, lingkungan dan waktu yang mendukung privasi dan kenyamanan klien. Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik dan faktor yang berhubungan --- pendidikan tentang perkembangan normal pada anak usia todler, kontrasepsi pada klien usia subur, serta pendidikan tentang PMS pada klien yang memiliki pasangan seks lebih dari satu. Rujukan mungkin diperlukan Evaluasi Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan. Jika tidak tercapai, perawat seharusnya mengeksplorasi alasan-alasan tujuan tersebut tidak tercapai Terima Kasih Wassalam...