LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN MANAJEMEN RESIKO LINGKUNGAN DALAM PENYEGARAN DAN PEMAHAMAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) 3-5 AGUSTUS 2010 HOTEL TAKASHIMAYA, LEMBANG-BANDUNG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 2010 Kata Pengantar Dalam upaya menggairahkan kembali pengelolaan lingkungan bidang kePU-an dalam kaitannya dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Sekretariat Balitbang PU selaku yang ditunjuk sebagai Sekretariat Pengelolaan Lingkungan PU mencoba menginisiasi kegiatan penyegaran dan pemahaman sistem manajemen Lingkungan (SML) melalui pelatihan manajemen resiko lingkungan yang diadakan tanggal 3 – 5 Agustus 2010 di Hotel Takashimaya Lembang, Bandung. Pelatihan ini diikuti sebanyak 25 peserta, yang terdiri dari utusan atau perwakilan dari 1) Direktorat Jenderal SDA, 2). Direktorat Jenderal Bina Marga, 3). Direktorat Jenderal Cipta Karya, 4). Direktorat Jenderal Pentaan Ruang, 5). Badan Pengelola Jalan Tol, 6). Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, 7). Badan Konstruksi,8). Badan Litbang PU (Set Balitbang, Puslitbang SDA, Puslitbang Sebranmas. Puslitbang Jatan, Puslitbang Permukiman). Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Seperti yang tertulis dalam sambutan Sekretaris Badan Litbang PU pada acara pembukaan Penyegaran dan Pemahaman Sistem Manajemen Lingkungan (SML), beberapa permasalahan yang melatarbelakangi kegiatan penyegaran dan pemahaman sistem manajemen lingkungan (SML) adalah 1). Adanya perubahan iklim global, secara nyata telah berpengaruh terhadap aspek dan perilaku kehidupan terutama kesehatan manusia akibat terganggunya ekosistem dan kelestarian alam. Salah satu penyebab terjadinya pemanasan global adalah tingkat pencemaran udara yang sangat tinggi khususnya emisi gas CO2, serta eksploitasi sumberdaya alam dan lingkungan, sehingga kesimbangan lingkungan alam dan lingkungan binaannya menjadi tidak berfungsi. Kondisi demikian, sudah seharusnya menyadarkan kita untuk mulai memperhatikan dan peduli terhadap kesimbangan lingkungan. 2). Kegiatan pembangunan infrastruksut ke-PU-an yang dilaksanakan telah kemajuan yang pesat, baik di bidang social, ekonomi, politik, hokum dan pertahanan keamanan. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan infrastruktur ke-PU-an adalah salah satu kegiatan yang paling banyak mengusik kemapanan lingkungan. Untuk itu paradigma dalam penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan harus disesuaikan, sehingga didapati keselarasan dan sinergi dengan arah kebijakan pengelolaan lingkungan. 3). Salah satu program dan kegiatan pekerjaan umum dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim adalah penegakan peraturan, di antaranya penataan peraturan lingkungan melalui penerapan prinsipprinsip Good Governance yang berlaku pada setiap kegiatan, baik kegiatan pelaksanaan pembangunan infrastruktur PU mulai tahap perencanaan, pra-konstruksi, konstruksi, dan tahap pasaca-konstruksi yang meliputi operasional dan pemeliharaan maupun kegiatan pendukung lainnya. 4). Pasca sentralisasi penilaian AMDAL dari masing-masing sektor Kementerian Lingkungan Hidup, kegiatan terkait dengan lingkungan hidup di Kementerian PU Nampak kurang bersemangat, walaupun telah dibentuk Tim Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum. Sekretariat Balitbang PU selaku yang ditunjuk sebagai Sekretariat Pengelolaan Lingkungan PU mencoba menginisiasi penyegaran dan pemahaman SML bagi Tim Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan. 1.2. Tujuan untuk menggairahkan kembali pengelolaan lingkungan bidang ke-PU-an dalam kaitannya dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 1.3. Peserta Jumlah peserta sebanyak 25 orang, yang terdiri dari utusan atau perwakilan dari 1) Direktorat Jenderal SDA, 2). Direktorat Jenderal Bina Marga, 3). Direktorat Jenderal Cipta Karya, 4). Direktorat Jenderal Pentaan Ruang, 5). Badan Pengelola Jalan Tol, 6). Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, 7). Badan Konstruksi,8). Badan Litbang PU (Set Balitbang, Puslitbang SDA, Puslitbang Sebranmas. Puslitbang Jatan, Puslitbang Permukiman). 1.4. Waktu dan Lokasi Kegiatan Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 3 hingga 5 Agustus 2010 di Hotel Takasimaya, Jl. Grand Hotel No. 35 Lembang, Bandung. Bab II Materi Pelatihan Manajemen Resiko Lingkungan Elemen Manajemen Risiko Lingkungan Standar ISO 14001:2004 ISO 14001:2004 Elemen 4.3.1. Perencanaan Identifikasi Aspek Lingkungan, dan Evaluasi Dampak o Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk: a) mengidentifikasi aspek lingkungan kegiatan, produk dan jasa dalam lingkup sistem manajemen lingkungan, yang dapat dikendalikan dan yang dapat dipengaruhi dengan memperhitungkan pembangunan yang direncanakan atau baru; kegiatan, produk dan jasa yang baru atau yang diubah; dan b) menentukan aspek yang mempunyai atau dapat mempunyai dampak penting terhadap lingkungan (yaitu aspek lingkungan penting). o Organisasi harus mendokumentasikan informasiini dan memelihara kemutakhirannya o Organisasi harus memastikan bahwa aspek lingkungan penting diperhitungkan dalam penetapan, penerapan dan pemeliharaan sistem manajemen lingkungannya Risk Management Role o Risk Management adalah inti atau bagian dalam proses manajemen lingkungan(SML) o Risk Management berfungsi menggerakkan aktivitas manajemen lingkungandan memberikan arah dalam menentukan sasaran dan target penerapan manajemen lingkungan. Dampak Lingkungan didefinisikan sebagai hasil kombinasi dari peluang terjadinya paparan aspek lingkungan dan tingkat keparahan yang dihasilkan. Dampak dapat dikomposisikan menjadi dua komponen: *Probabilitas : peluang terjadinya dampak *Severity : tingkat keparahan Manajemen Risiko: Adalah suatu proses atau perencanaan untuk menghindarkan terjadinya gangguan terhadap bisnis perusahaan. Prinsipfilosofi: Rencanakan yang terbaik, tetapi bersiap menghadapi kondisi terburuk Bagaimana Mengelola Resiko o Risiko dapat dihindarkan atau dikelola dengan menerapkan Manajemen Risiko dan program keselamatan dan kesehatan kerja yang baik o Manajemen Lingkunganbertujuan untuk mencegah dan mengurangi pencemaran dari setiap kegiatan operasi perusahaan Mengapa Harus Manajemen Resiko o Manajemen Risiko Lingkungan merupakan inti atau sasaran utama dari setiap program Lingkungandalam perusahaan. o Risk Management merupakan persyaratan dalam sistem manajemen Lingkungan 1. Proper Lingkungan 2. ISO 14001 3. EPE 4. ASTM's environmental assessment and risk management standards 5. E2365-05 Standard Guide for Environmental Compliance Performance Assessment Manfaat Risk Management o Pemenuhan perundangan o Mencegah kerugian finansial o Meningkatkan nilai saham o Menekan gangguan bisnis o Memelihara kelangsungan usaha Calculated Risk Teori Kecelakaan Lingkungan Aspek Lingkungan mengandung dampak yang dapat memapar melalui sebuah atau lebihinsiden terhadap manusia, lingkungan atau harta benda Aspek Lingkungan unsur kegiatan atau produk atau jasa organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkunganya “IMPACT”setiap perubahan pada lingkungan, baik yang merugikan atau bermanfaat, yang keseluruhannya ataupun sebagian disebabkan oleh aspek lingkungan organisasi. Pengertian Identifikasi Aspek Lingkungan adalah suatu proses kajian kualitatif untuk mengetahui adanya potensi pencemaran dari suatu operasi peralatan, proses, material, atau kegiatan kerja. Identifikasi Aspek Lingkungan merupakan landasan dari langkah pencegahan pencemaran lingkungan yang disebabkan adanya tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman Merupakan bagian dari Proses Manajemen Lingkungan· Menentukan prioritas dalam penanganan dampak lingkungan. Worker-equipment-environment system Konsep Pencegahan Pencemaran o RE-USE o REDUCE o RECYCLE o RECOVERY Konsep Pencemaran Konsep Pencemaran 1 Konsep Pencemaran 2 o Jika pembatas rusak atau hilang polutanakan mengenai penerima (recepient) –manusia, benda, lingkungan o Gangguan kesehatan / pencemaranterjadi jika exposure Polutanmelampaui ketahananpenerima (ambang batas) Konsep Pencemaran 3 Strategi Manajemen Resiko Proses Manajemen Risiko Lingkungan Menurut Australian Standard / New Zealand Standard (AS/NZS 4360). Aplikasi untuk K3, berlaku juga untuk Lingkungan Proses Manajemen Dampak 1. Tentukan Kontek o Tentukan kontek strategisnyaHubungan antara organisasi dengan lingkungannya 1. Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan 2. Keuangan, Operasional, Kompetitif, Politik 3. Pihak terkait internal dan eksternal o Tentukan konteks organisasionalnya o Tentukan konteks manajemen dampaknya o Tetapkan kriteria-kriteria dampak o Tentukan strukturnya 2. Identifikasi Aspek Lingkungan o Identifikasi sumber-sumber dampak (aspek lingkungan)yang akan dikelola o Darimana pencemaran dapat terjadi? o Kondisi apa pencemar tersebut ada (normal, abnormal, darurat) 3. Identifikasi Dampak Lingkungan o Identifikasi dampak dari aspek lingkungan yang akan dikelola o Bagaimana dampak lingkungan dapat terjadi 1. Peluang terjadi 2. Cara terjadi 3. Akibat kalau terjadi 4. Evaluasi/Penilaian Dampak o Untuk memisahkan dampak yang tidak penting daridampak penting o Pertimbangkan Peluang dan keparahannya o Tentukan pengendalian yang sudah ada o Hitung peluang dan tingkat keparahannya o Jenis analisa 1. Analisa kuantitatif 2. Analisa semi kuantitatif 3. Analisa kualitatif o Bandingkan tingkat dampak dengan kriteria dampak yang telah ditetapkan o Hasilnya adalah daftar dampak lingkunganyang diprioritaskan untuk tindakan lebih lanjut 1. Insignificant impact – dapat diterima/ tidak penting 2. Significant Impact – pengendaliandampak 5. Pengendalian Dampak Pengendalian dampak melibatkan identifikasi jangkauan pilihan pengendalian dampak, penilaian pilihan-pilihan tersebut, persiapan pengendalian dampak, perencanaan dan penerapan. o Identifikasi pilihan pengendalian dampak 1. Menghindari dampak 2. Menurunkan peluang terjadi 3. Menurunkan tingkat keparahan 4. Transfer dampak (asuransi, outsourcing, pemindahan dampak dari lokasi) 5. Menahan dampak o Penilaian pilihan pengendalian dampak o Persiapan rencana pengendalian o Penerapan rencana pengendalian 6. Pemantauan Tinjauan o Untuk memantau efektifitas rencana pengendalian dampak, strategi dan sistem manajemen yang ditentukan untuk mengendalikan penerapan o Untuk memastikan perubahan lingkungan yang tidak mengubah prioritas dampak o Untuk memastikan bahwa rencana manajemen masih relevan o Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesesuaian atau biaya berbagai pilihan pengendalian 7. Komunikasi Konsultansi Komunikasi dan konsultasi adalah sangat penting o Dengan pihak luar dan internal o Untuk memastikan bahwa penanggung jawab dan yang terkait dengan penerapan manajemen dampak mengerti dasar pengambilan keputusan. ELEMEN RISK MANAGEMENT IDENTIFIKASI ASPEK LINGKUNGAN Kata kunci untuk identifikasi aspek lingkungan o Apa yang dapat terjadi? o Bagaimana dapat terjadi? o Apa yang akan terjadi jika terjadi kondisi dari kelebihan kapasitas/kualitas/kegagalan pengendalian/emisi udara/pembuangan/pemantauan tidak dilakukan? Evaluasi / Penilaian dampak Pertanyaan Kunci o Peluang terjadi dan frekuensinya o Tingkat keparahan kerugian, kerusakan, turunnya daya dukung lingkungan, dll. 1. Keparahan terantisipasi 2. Keparahan mungkin maksimal 3. Dapat diperkirakan maksimal o Kriteria : Tinggi, Sedang, Rendah, Penting, tidak penting Teknik Identifikasi Aspek Lingkungan o Tradisional –Tunggu sampai pencemaranterjadi Menunggu sampai ada pencemaran baru melakukan penyelidikan mencari faktor penyebab. Bersifat pasif Kerugian telah terjadi baru ada tindakan o Belajar dari pengalaman orang lain Belajar dari pengalaman yang menimpa orang lain baru mengambil tindakan pencegahan. Tidak efektif, karena tidak semua kejadian dan kondisi ada referensinya. Terlambat karena pencemarantelah terjadi walaupun menimpa orang lain. o Prediksi pencemaransebelum ada kejadian Mencari penyebab pencemaransebelum terjadi Lebih efektif karena pencemarandapat dicegah sebelum kejadian. Bersifat proaktif dan lebih murah Bersifat terencana dan terarah menuju perbaikan berkesinambungan Reactive Approach to Incident Proactive Approach to Incident Teknik Proaktif: Checklist, What If, Fault tree Analysis, Hazops The Unplanned path to improvement Preliminary Impact Analysis Definisi PIA adalah suatu alat untuk menganalisa potensi pencemaran secara dini yang sesuaidigunakan untuk tahap konsep, pengembangan awal dan penentuan lokasi suatu proyek. Tujuan Merupakan review awal yang hasilnya merupakan rekomendasi bagi perancang atau desainer untuk mengantisipasi dan mengurangi pencemaran yang timbul pada tahap berikutnya. PIA memfokuskan pada dampak-dampak lingkungan utama, karena informasi dari proses masih minim/belum rinci. PenggunaanPIA • Digunakan untuk menganalisa dampak pada tahap awal suatu proyek. • Merupakan tahap“saringan” untuk menentukan analisa lebih detail. Kelebihan: • Bersifat analisa “Dini” dan memberikan peringatan adanya dampak (Early Warning). • Sebagai “Guide Line” untuk langkah lebih lanjut. • Menyederhanakan system/Proses operasi yang rumit. • Dapat dikembangkan sebagai skenario dampak yang mencakup frekuensi dan keparahannya. Analisis bahaya dapat difokuskan pada berbagai aspek seperti: • Bahanmentah,intermediateataufinalproduct • Peralatanpabrik/Unit/Instalasi • Interfaceantarperalatan/system • Lingkungankerja/masyarakat • Operation(test,pemeliharaan,dsb) • Fasilitas Impact Assessment Mengevaluasi dan menentukan tingkat dampak berdasarkan hasil identifikasi aspek yang telah dilakukan Dampak Setiap perubahan pada lingkungan, baik yang merugikan atau bermanfaat, yang keseluruhannya ataupun sebagian disebabkan oleh aspek lingkungan organisasi kombinasi antara tingkat kemungkinandan tingkatkeparahansuatu kejadiandari aspek-aspekyang spesfik (Risk = Frequency X Consequence) Severity (Keparahan) Akibat dari suatu pencemaranyang menimpa manusiadanlingkungan Likelihood (kecenderungan) Seberapa kerap terjadinya pencemaran Frekuensi dan kemungkinan terjadinyapencemaran Qualitative Impact Analysis Digunakanuntukmengidentifikasiaspekdanskenariodampaksertamemperhitungka ntingkatkecenderungansertakonsekuensinyadeganmenggunakanetodaranking (peringkat) Quantitative Impact Analysis Digunakan untuk menghitung secara rinci tingkat kemungkinan dan konsekwensi dari suatu skenario dampak PROBABILITY (KEMUNGKINAN TERJADI) CONSEQUENCE SEBARAN DAMPAK BIAYA PEMULIHAN DAMPAK WAKTU PEMULIHAN DAMPAK CITRA ORGANISASI Impact Level Matrix Impact Matrix – Level of Impact Pengendalian Dampak Setelah dilakukan identifikasi, penilaian selanjutnya dampakdikelola dengan baik. Pengelolaan atau pengendalian dampakberdasarkan berbagai pertimbangan yang telah dilakukan dalam tahap penilaian dampak Penurunan Tingkat Peluang Audit and compliance programs Contract condition Safety review, specification, design, engineering and operation Inspection and process controls Preventive maintenance Quality assurance, management and standards Research and development Training and competences Supervision Organinzasional arrangement Engineering control Penurunan Keparahan Contingency plan Contractual arrangement Contract condition Design features Disaster recovery plans Engineering and structureal barrier Minimizing exposure Separation or relocation of an activity and resources Public relation etc Pemindahan Dampak Dampak dapat dialihkan kepada pihak lain, misalnya melalui asuransi Tidak semua bagian dampak dapat dialihkan (100%), tetapi masih ada sebagian (residual) yang tetap harus ditanggung oleh perusahaan. Asuransi menerapkan sistim penilaian resiko lingkungan yang dikaitkan dengan nilai pertanggungannya. Outsourcing Risk Treatment Resiko lingkungan dapat dikelola sendiri oleh perusahaan dengan melakukan usaha pencegahan dan pengendalian aspek (environment management system) yang baik. Resiko lingkungan dapat dikelola dengan melakukan berbagai teknik dan pilihan teknologi yang tersedia, biaya, efektivitas dan efesiensi terhadap operasi menyeluruh. HIRARKI PENGENDALIAN DAMPAK Elimination, removing the environmental aspect from the workplace. This is the most effective control measure. Substitution, substituting or replacing the aspect of environment with a friendly aspectone. Engineering control, if the aspetcannot be eliminated, substituted or isolated, engineering control is the next preferred measure to control the impact. It may include modifications to tools or equipment, using enclosures, guarding, mechanical ventilation or automating processes. Administrative control, introducing policies, and changes in work practice and procedures that reduce the impact. Elimination Menghilangkan aspek lingkungan secara keseluruhan sehingga dampak bisa dihilangkan Contoh :Menghilangkan penggunaan bahan berbahaya dan beracun Menggunakan intermediate product Substitution Sumber pencemardiganti (substitusi) dengan bahan/sistem/alat lain yang sifat pencemarannyalebih rendah. Pencemaran masih ada tetapi intensitasnya berkurang High impact → Low Impact Engineering Control Dampak dikelola secara teknis misalnya: Pengolahan limbah Daur Ulang Proses tertutup Administrative Control Dampak dikelola melalui pendekatan administratif misalnya: Prosedur kerja ramah lingkungan Instruksi kerja penghematan energi, kertas Pemilihan pekerja Pengawasan pekerja Prosedur pembuangan limbah Dsb Protection Divided into two classifications: Physical Protection – Loss Control Emergency Shut Down Systems Fixed/Automatic Pollutant Detection Systems Manual polutionProtection Equipment Management – Loss Prevention Operations Maintenance Security Step in developing and implementing an Env.management program Kebijakan Manajemen Lingkungan Pimpinan Perusahaan harus menetapkan dan menuliskan kebijakan untuk manajemen lingkungannya yang relevan dengan kontek strategi perusahaan dan sasarannya serta sifat bisnisnya. Manajemenharus menjamin kebijakannya di mengerti, dijalankan dan dijaga pada semua tingkatan. Planning and Resourcing Komitmen Manajemen Sistem Manajemen lngkungan ditetapkan, dijalankan dan dijaga sesuai standard. Kinerja SML dilaporkan kepada manajemen perusahaan untuk tinjauan dan sebagai dasar peningkatan Responsibilty and authority Commitment A risk management system is established, implemented and maintained in accordance with the standards The performance of the risk management system is reported to the organization;s management for review and as a basis for improvement Responsibility and authority The responsibility, authority and the interrelationship of personnel who perform and verify work affecting risk management shall`be defined and documented, Resources The organization shall identify resource, requirements and provide adequate resources, including the assignment of trained personnel for management, performance of work, and verification activities including internal review. Implementation Program Responsibility and authority The responsibility, authority and the interrelationship of personnel who perform and verify work affecting risk management shall`be defined and documented, Resources The organization shall identify resource, requirements and provide adequate resources, including the assignment of trained personnel for management, performance of work, and verification activities including internal review. Penutup Balitbang mencoba mengaktifkan kembali tim pengelolaan dan pemantauan lingkungan di Kementerian PU yang sebelumnya sudah terbentuk pra sentralisasi AMDAL ke KLH.