Kementan akui daging Bulog mengandung hormon pertumbuhan

advertisement
Kementan akui daging Bulog mengandung
hormon pertumbuhan
Reporter : Ardyan Mohamad
Senin, 29 Juli 2013 11:32:25
http://www.merdeka.com/uang/kementan-akui-daging-bulog-mengandung-hormonpertumbuhan.html
Kementerian Pertanian sudah melakukan pemeriksaan daging beku Badan Urusan Logistik
(Bulog) yang diimpor dari Australia sesuai standar. Hasilnya, daging tersebut diyakini tidak
mengandung hormon pemacu pertumbuhan di luar standar.
Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menyatakan, pengawasan dan pengujian mutu
produk hewan, termasuk untuk produk impor Bulog, dijalankan tanpa pembedaan.
"Pemeriksaan Badan Karantina untuk daging ketat sekali. Sama yang kita lakukan kepada
Bulog yang diimpor, sama seperti impor pelaku usaha swasta selama ini," ujar Rusman di
kantornya, Senin (29/7).
Dia lantas mencontohkan daging di hotel restoran, dan katering. Sebetulnya, daging tersebut
sama saja sifatnya dengan produk Bulog. Namun, hanya berbeda kualitasnya. Itu sebabnya,
wamentan bingung mengapa pernyataan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
seakan terkejut dengan kedatangan daging beku BUMN.
"Kita makan di hotel, pesta prasmanan, itu juga daging beku. Kita tak pernah mempersoalkan
itu dagingnya sama, kok sekarang menjadi persoalan," cetusnya.
Kepala Badan Karantina Kementan Banun Harpini menegaskan, sebelum dan sesudah
pemotongan, pihaknya sudah menghubungi otoritas Australia untuk menghentikan vaksinasi
dan pemberian hormon.
Dari pemeriksaan, daging Bulog sebagian memang mengandung hormon pertumbuhan.
Namun, sesuai acuan lembaga internasional Codex, residu hormon di daging impor Bulog
masih dalam batas aman.
"Dari data terakhir Juni 2013, di tempat pemasukan karantina 375 sample, di pasaran 1.306
sample, hasilnya terhadap kandungan residu hormon, belum ditemukan residu hormon yg
melebihi batas oleh codex 2,2," kata Banun.
Banun membenarkan bahwa penggunaan hormon pemacu pertumbuhan memang harus
diawasi karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Namun, Karantina menjamin,
pengawasan dilakukan dua kali, sehingga keamanannya terjamin.
"Pengujian residu hormon trembolon astat dan silanol, itu hormon-hormon yang dilakukan
monitoring. Sample diambil dalam periode setiap Juni-Juli, sehingga sudah kami melakukan
pemeriksaan berlapis, hasilnya tidak ditemukan hormon di luar batas aman," tandasnya.
Sebelumnya, YLKI mengkritik proses importasi 3.000 ton daging dari Australia yang
disinyalir terburu-buru. Pemerintah juga tak memberi jaminan tegas bahwa daging dari
Negeri Kanguru itu aman dikonsumsi.
Sebab, Australia masih melegalkan penggunaan hormon pemacu pertumbuhan ternak, yang
dilarang di Eropa karena diduga memicu kanker.
Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menilai, selama belum ada jaminan bahwa daging itu
aman dari residu hormon yang batasnya dua bulan, konsumen diharap tak membeli produk
Bulog.
"Nah, apakah daging sapi beku yang diimpor dari Australia sudah diendapkan selama
minimal dua bulan? Jika belum, berarti daging sapi impor itu mengandung hormon, dan
pemerintah melanggar aturannya sendiri," kata Tulus.
[noe]
Download