Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTEGRASI REGIONAL: Studi Perbandingan Uni Eropa dan ASEAN1 Oleh: Ali Martin dan Sugiarto Pramono2 Abstrak Fenomena Integrasi merupakan upaya umat manusia untuk mewujudkan dunia damai. Sejarah dunia yang didominasi oleh perang tak ayal menanamkan traumatis di setiap benak manusia di seantero planet ini. Perang dunia I dan II, yang memorak-porandakan Eropa dan tempat-tempat di luar region itu, kontan menanamkan kengerian yang teramat dalam tidak hanya bagi bangsa Eropa namun juga bangsa-bangsa lain di luar Eropa. Ketakutan akan terjadinya perang dunia III, tak pelak membuat segala upaya dilakukan oleh umat manusia guna menciptakan dunia yang damai sejahtera. Tak terkecuali usahanya melalui gagasan integrasi. Sebagaimana gagasan-gagasan lainnya, integrasi bukan tanpa rintangan. Selalu ada kesulitan-kesulitan di sana-sini, Lebih jauh dari itu, integrasi memiliki karakter yang berbeda-beda antara satu kawasan dengan yang lain, apa yang terjadi di Eropa dengan Uni Eropa misalnya, sangat berbeda dengan apa yang terjadi di Asia dengan ASEAN. Perbedaan itu muncul dalam banyak hal, di berbagai lini dengan berbagai kadar kesulitan yang berbeda-beda. Sehingga membandingkan antara satu regional dengan yang lain akan sangat membantu guna mengtahui kelemahan-kelemahan masing-masing. Yang pada gilirannya nanti akan menjadi referensi bagi perbaikan di masa depan. Inti studi ini adalah membandingkan Uni Eropa dengan ASEAN. Perbadingan dilakukan sedikitnya dalam empat hal, yang diasumsikan berperan dalam menyuburkan integrasi. Empat hal itu adalah: Intensitas perang; Derajat keterikatan anggota; efektifitas institusi serta di level mana kerjasama dilakukan. Kata kunci: Integrasi, Regionalisme, Fungsionalisme 1 Makalah ini pernah dipresentasikan dalam 1st Convention of European Studies in Indonesia, Yogyakarta, Indonesia, March 16th-18th 2009. 2 Dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Wahid Hasyim Semarang SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 25 Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional organisasi I. Pendahuluan Pembentukan internasional organisasi sebelumnya yang kebanyakan di regional ekonomi atau regionalisme, dorong oleh motif keamanan – terutama pasca runtuhnya tembok militer. berlin (1989) belakangan ini telah CENTO maupun Pakta Warsawa menjadi trend3. Uni Eropa misalnya, misalnya merupakan organisasi kendati embrionaya sudah muncul internasional yang didorong oleh sejak motif militer tersebut. dibentuknya OEEC (Organization for Economic European NATO, Kendati SEATO, demikian Cooperation) pada tahun 1948 dan munculnya fenomena OECD (Organization for Economic regionalisme Cooperation Development) kemudian bukanlah ECSE (European Coal and Steel Berbagai kendala dan kesulitan- Community) pada tahun 1952, namun kesulitan di berbagai lini dengan Eropa baru terintegrasi secara ekonomi kadar kesulitan yang berbeda- dan politik setelah pertemuan The beda ikut menyertai prosesnya. Treaty of Maastrich ditandatangani Sehingga membandingkan satu dan diberlakukan pada tahun 1992. region dengan region yang lain sebagai tanpa trend tantangan. Fenomena serupa juga terjadi akan sangat bermanfaat untuk pada AFTA (Asean Free Trade Area), menganalisa berbagai hambatan NAFTA (Nort Atlantic Free Trade yang ada, mengetahui faktor- Area) Pasific faktornya serta pada akhirnya Cooperation). meramu berbagai alternatif guna dan APEC Economic Kecenderungan menggantikan (Asia ini seolah menjadi “obat penawar” bagi kecenderungan tercapainya integrasi regional. Uni 3 Siti Muti’ah Setiawati dan Illien Halina, Laporan Penelitian; Problem Ekonomi Politik Uni Eropa, Jurusan Ilmu HI FISIP – UGM, Yogyakarta, 2000, hal 4. SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 25 Eropa merupakan dan dua ASEAN organisasi regional yang memiliki prospek menggembirakan di masa depan. Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Inti penelitian membandingkan regional Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional ini kedua tersebut (Uni adalah kemudian ME masih unggul organisasi dibanding ASEAN, sementara Eropa ASEAN 18%, sedangkan ME – ASEAN). 56%. Pola yang sama juga berlaku II. Uni Eropa dan ASEAN: Suatu Perbandingan kemudian satu dekade (1990) dengan perbandingan 51% untuk ME Salah satu cara yang dapat digunakan guna mengetahui seberapa kuat untuk negara-negara dalam suatu dan 19% untuk ASEAN. lihat berikut. Tabel 1: kawasan terintegrasi adalah dengan Intra-regional Exports melihat prosentase nilai eksport intra regional terhadap total eksport regional tersebut. Semakin tinggi nilai eksportnya maka semakin kuat interdepedensi antar negara dalam region itu, demikian pula sebaliknya semakin kecil prosentasi nilai Actual/ proposed arrangements EC ASEAN suatu regional, 1980 1990 50 21 56 18 51 19 as percent of All Exports (all figure in percent)4 Sources: IMF, Direction of Trade Year Book, Various Years; Council of Ecconomic Planning, Taiwan Statistical Data Book, various years eksport intra regional terhadap total eksport 1970 maka semakin lemah tingkat keterikatan antara negara-negara Tabel tersebut menunjukkan betapa dalam kawasan itu. Pada tahun 1970, Masyarakat interdepedensi antar negara Eropa (ME) memiliki angka 50 untuk dalam region Eropa lebih kuat prosentase nilai eksport intra regional jika terhadap total eksport regional Eropa, di tahun yang sama ASEAN hanya memiliki angka 21%. Sepuluh tahun SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 26 dibanding dengan 4 E. D. Mansfield & H. V. Milner, The Political Economy of Regionalism, Columbia University Press, New York 1997, hal: 172 Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional interdepedensi di antara negara-negara organisasi negara-negara Asia ASEAN. Data itu juga menunjukkan Tenggara itu. betapa ASEAN kurang berperan dalam Kuatnya integrasi meningkatkan aktivitas perdagangan di diantara antara anggotanya. yang digerakkan oleh Uni Eropa ASEAN inilah yang menjadi salah satu melakukan faktor mengapa GDP Uni Eropa aktivitas kerjasama bilateral antara cukup tinggi jika dibandingkan mereka. Akhirnya dengan anggota ASEAN negara-negara Negara-negara cenderung anggota lebih suka negara-negara belum negara-negara Eropa ASEAN, yaitu banyak 11.064.752 US $, sementara memperoleh manfaat dari organisasi ASEAN hanya 2.172.000 US $, regional itu, sehingga pada akhirnya lihat table berikut. menjalin hubungan dagang dengan mitra di luar region Asia Tenggara dianggap Tabel 2 Tabel Perbandingan GDP Uni Eropa dengan ASEAN6: lebih menguntungkan. Blok Luas km² Penduduk GDP ( GDP Sementara di sisi lain tingkat perdagangan intra Uni Eropa pada tahun 2005 mencapai 67,3% 5 dari total perdagangan organisasi regional itu. Di tahun yang sama tingkat 4,422,773 456.285.839 11.064.752 24.249 Uni Eropa ASEAN 4.400.000 553.900.000 2.172.000 4.044 Sumber: CIA World Factbook 2004, IMF Tulisan ini hendak menjawab perdagangan intra ASEAN masih saja pertanyaan: di bawah Eropa (Uni Eropa) dengan yang mendorong integrasi di hanya 22,1% dari total perdagangan kawasan Eropa (Uni Eropa) faktor-faktor apa berproses lebih cepat daripada 5 CPF. Luhulima, et all, Masyarakat Asia Tenggara Menuju Komunitas Asean 2015, Pustaka Pelajar dan P2P-LIPI, Yogyakarta 2008, hal 122 SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 27 ASEAN di Asia Tenggara? 6 http://id.wikipedia.org/UE Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional komunitas politik betulbetuk mampu menghapuskan perang dan harapan akan terjadinya perang di wilayah itu… karena itu, komunitas-komunitas (security community) adalah suatu kominitas politik yang di dalamnya terdapat jaminan nyata bahwa angota-angota komunitas itu tidak akan saling berperang, tetapi akan menyelesaikan pertikaian mereka dengan cara-cara lain”7 III. Kerangka Teori Fenomena integrasi regional merupakan objek studi yang menarik. Perhatian terhadapnya telah berlangsung cukup lama, namun demikian minat perhatian terhadapnya menjadi kian membumbung tinggi terutama setelah dua perang dunia memorak-porandakan daratan Eropa dan banyak tempat lain di luar kawasan itu. Tak heran jika integrasi di kawasan Eropa berlangsung dengan relatif cepat dengan segala pencapaian yang telah diperoleh bila dibandingkan dengan kawasan lain, hal itu bisa dipahami, betapa traumatis dua perang dunia sangat kuat pengaruhnya terhadap kekhawatiran bangsa Eropa akan munculnya perang dunia III di kemudian hari. Para ilmuwan tidak sepakat tentang konsep Deutsch, integrasi, misalnya Karl dalam menggambarkan tentang pengertian Deutsch, memahami integrasi sebagai security disisi lain, community, berbeda dengan Deutsch, Ernst B. Haas (1971) menulis tentang integrasi sebagai berikut: “a process for the creation of political communities defined institutional or attitudinal terms” ( proses dengan mana aktor-aktor politik di beberapa wilayah nasional yang berbeda terdorong untuk memindahkan kesetiaan, Integrasi ia menulis: “suatu komunitas politik memang tidak mesti mampu mencegah terjadinya perang di wilayahnya…tetapi, beberapa SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 28 Mochtar Mso’ed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, LP3ES, Jakarta 1990, hal 153. 7 Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional harapan, dan kegiatan politik mereka ke suatu pusat baru yang lembaga-lembaganya memiliki atau menuntut jurisdiksi atas negara-negara nasional yang ada sebelumnya 8 ) Hass, lebih menyorot integrasi sebagai tumpuan kesetiaan, pada sisi dalam kawasan; dan ketiga saling kepercayaan antar negara kawasan10. dalam Secara sederhana seberapa kuat ketiga faktor tersebut dalam suatu region akan sangat menentukan memindahkan mengapa harapan berkembang dari pada region dan kegiatan politik pada lembaga baru suatu region lebih yang lain. yang bersifat supranasional, namun Berbeda dengan Hettne, tidak demikian dengan Joseph Nye. Walter S. Jones, menyebutkan Nye, secara lebih rinci guna mengukur sedikitnya ada 7 kondisi yang derajat mendorong terciptanya integrasi suatu integrasi integrasi, menjadi memecah sedikitnya tiga suatu region, yaitu: (1) asimilasi 9 sosial; (2) kesamaan nilai; (3) dimensi: ekonomi; sosial; dan politik . Dalam menjawab pertanyaan, keuntungan bersama; (4) faktor apa yang mendorong integrasi ?, kedekatan hubungan di masa para ilmuan memiliki argumentasi lampau; (5) pentingnya integrasi yang misalnya, itu sendiri; (6) biaya relative meyakini bahwa perkembangan suatu yang rendah; serta (7) pengaruh- regionalisme, pengaruh beragam, menuju Hettne dalam perjalanannya integrasi, sedikitnya ditentukan oleh tiga factor: pertama, dukungan dari kekuatan besar di dalam kawasan (regional great power); kedua, tingkat interaksi antar negara Masih 10 Hettne,B. The New Regionalism : A Prologue. In Hettne,B. (ed), The New Regionalism and the Future of Security Development, Vol.4.2000. London : Macmillan (http://skiasyik.wordpress.com/2008/0 3/25/teori-regionalisme/#_ftn6) 11 8 Walter S. Jones, Logika ibid 9 Opcit, hal 154 SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional eksternal11. Hubungan Internasional: Kekuasaan, 29 Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional menurut W. S. Jones, integrasi tidak berpengaruh terjadi secara otomatis, melainkan di harapan umat proses dan di bentuk dengan sengaja perdamaian, oleh para anggotanya. Kondisi-kondisi tingkat intensitas perang semakin itu merupakan pra kondisi bagi tujuan kuat pula harapan perdamaian; yang yang hendak dicapai melalui (2) Derajat keterikatan anggota proses integrasi, dalam konteks ini, terhadap perjanjian, diasumsikan integrasi dipahami sebagai tujuan yang semakin disadari. W. S. Jones menyebutkan memiliki daya ikat, semakin tujuan-tujuan itu antara lain: (1) efektif maksimalisasi potensi ekonomi; (2) demikian sebaliknya; (3) Tingkat maksimalisasi potensi politik; dan (3) keefektifan Institusi-institusinya penyelesaian konflik regional12 dalam kebijakan-kebijakan yang Dalam tulisan ini, sedikitnya ada empat faktor yang dianggap pada tingginya manusia pada semakin suatu kerjasama kerjasama dikeluarkan; kerjasama, tinggi tersebut (4) Level yaitu apakah memiliki relevansi guna memahami kerjasamanaya termasuk dalam realitas betapa integrasi Uni Eropa kategori supranasional ataukah lebih maju dari ASEAN. Empat faktor inter-state cooperation. ini juga dianggap sangat menentukan 1. Intensitas Perang di mengapa integrasi di Eropa (Uni Eropa) lebih maju dari integrasi di Asia Tenggara (ASEAN). integrasi; asumsinya perang dianggap intensitas Perang Empat faktor itu adalah: (1) Intensitas Perang sebelum Eropa dan Asia Tenggara dipungkiri tidak dapat merupakan alasan utama yang menanamkan rasa rindu mendalam pada benak umat manusia akan terciptanya Ekonomi Politik dan Tata Dunia, Gramedia, dunia damai. Integrasi sebagai 1993, hal 442-444 salah satu alternatif yang terbukti dapat 12 Opcit, hal 438-439 SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 30 menekan kemungkinan Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional perang tak ayal menjadi jalan yang merupakan kerajaan yang maju harus dilalui untuk mencapai dunia perekonomian dan perdagangan damai diidamkan. sehingga tak heran kerajaan- Membandingkan sejarah perang di kerajaan besar seperti China kedua tertarik untuk menjalin hubungan yang region, Tenggara, jelas Eropa dan berbeda. Asia Kendati dengannya. Setelah kedua perang juga terjadi di Asia Tenggara kerajaan itu surut muncullah dengan intensitas yang tidak kecil, kerajaan Malaka yang juga perang di Eropa jauh lebih mematikan memiliki perekonomian yang di lihat dari sisi negara yang terlibat, kuat. cakupan area dan kerugian baik korban meninggal maupun materi. hubungan Prancis dan internasional di daratan, Khmer dengan kemakmuran dan Di Asia Tenggara, sebelum kehadiran Sementara Inggris, diperankan wilayahnya yang luas serta aksesnya ke laut membuat dua kerajaan ekspansionis yang oleh kerajaan-kerajaan. Di daratan mengapit dari barat dan timur, Asia tenggara, misalnya, ada kerajaan Siem Vietnam, Siem (Thailand), Laos dan semakin agresif. Dari barat Siem Khmer (Kamboja). Dua yang pertama berupaya merupakan kerajaan yang progresif Khmer sementara Vietnam alih- dan ekspansionis sedang dua yang alih membantu Khmer justru akhir merupakan kerajaan yang lemah malah menusuk dari arah timur. dalam Kesempurnaan daratan Khmer militer, walupun demikian dan Vietnam merebut menjadi daratan Khmer (Kamboja) memiliki wilayah ternyata belum cukup yang luas dan berpenduduk paling memuaskan Siem, sehingga makmur. Sementara di daerah maritim Shiem ada kerajaan Sriwijaya yang bertempat meluaskan ekspansinya ke barat di Sumatra Selatan dan Majapahit di dengan Jawa Timur. Sriwijaya SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional masih menggempur berupaya Burma bahkan 31 Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional (Myanmar) dan ke selatan dengan menginvasi Malaka. Intensitas perang Selanjutnya perang yang sedikit lebih kecil, perang dunia di Asia I (1914-1918) melibatkan Tenggara mereda setelah Prancis dan Austria, Jerman, Turki, Bulgaria, Inggris mendarat ke Asia Tenggara, Rusia, Perancis, Inggris, Kanada, namun setelah perang Vietnam usai Italia, Amerika Serikat. Dengan (1975) Vietnam kembali meneruskan kerusakan parah yang tersebar di invasinya ke Kamboja. Kalau perang Eropa, Afrika, Timur Tengah, Vietnam (1975) merupakan wujud Kepulauan Pasifik dan Cina. perpanjangan kepentingan Amerika Sementara dan Uni Soviet maka invasi Vietnam manusia tidak kurang dari angka ke 40 juta. Kamboja muncul dari sifat agresifitas Vietnam13. korban Selain Sementara di sisi lain, Eropa nyawa dua perang mematikan itu, perang Napoleon merupakan kawasan yang ”kenyang” (1799-1815) dengan perang. Dua perang dunia di mengerikannya. Daratan Eropa abad dua puluh yang memiliki efek menjadi ajang pertumpahan global berporos di Eropa. Dengan darah yang memilukan. melibatkan Inggris, US, AS, Cina, 3.250.000 Jerman, Itali, Jepang serta memporak menjadi porandakan tidak hanya Eropa namun sedikitnya tiga negara terlibat, juga Asia Tenggara, Timur Tengah, yakni Prancis, Inggris, Rusia. Mediteriana serta Afrika tak - kalah 6.500.000 korban jiwa perang ini perang ini Fenomena perang di Asia memakan korban hingga sedikitnya 50 Tenggara tidak sebanding kadar juta jiwa. destruktifnya bila dibandingkan dengan perang di Eropa, daratan 13 Disadur dari Bambang Cipto, Hubungan Internasional di Asia Tenggara: teropong Terhadap Dinamika, Realitas dan Masa Depan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hal 9 SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 32 Eropa menjadi ajang perang dunia I dan II yang merupakan perang terbesar sepanjang Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional sejarah umat manusia. Sehingga tak Universitas Fujen Liang, Chong ayal jika pengaruh psikologis yang Min mengatakan, sasaran utama dimunculkan perang Eropa terhadap didirikannya Uni Eropa adalah semangat integrasi bangsa Eropa jauh berharap lebih kuat jika dibandingkan dengan dan pengaruh perkembangan demokrasi. 15 psikologis perang Asia menghindari perang mengukuhkan Tenggara terhadap semangat integrasi di Asia. Semangat integrasi Eropa bisa di lihat dari jumlah organisasi regional yang ada di Eropa. Hingga, setidaknya, 2. Derajat Keterikatan (Kohesifitas) Anggota tahun 1989 saja misalnya di Eropa ada Karakteristik unik yang sedikitnya 17 organisasi internasional dimiliki organisasi regional UE, yang melibatkan 14 23 negara , yaitu memiliki kebiasaan sementara di Asia Tenggara pada mengikat tenggang waktu yang sama hanya ada perjanjian (Treaty). The Treaty sedikitnya 4 yaitu SEATO, ASA, of Maastrich (1992), misalnya, MAPHILINDO dan ASEAN pada yang menghasilkan Uni Eropa, tahun 1967, itu saja SEATO didirikan merupakan untuk mengikat mendukung kepentingan anggotanya perjanjian anggotanya dengan yang dengan Amerika dalam mencegah pengaruh sebuah perjanjian (Treaty) yang komunisme kuat, di Asia ASA dan traktat-traktat lain seperti Traktat MAPHILINDO hanya melibatkan 4 Roma, Maastricht, Amsterdam negara. Sejalan dengan argumentasi dan Niece. Tenggara. Uni Soviet Kemudian ini, Dosen Holistic Education Center sebagaimana Namun ASEAN, tidak halnya dengan kesepakatan- 14 Mochtar Mso’ed, Studi Hubungan Internasional: Tingkat Analisa dan Teorisasi, Pusat antar Universitas, Studi Sosial Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 1989, hal 175 SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 33 15 http://indonesian.rti.org.tw/indonesian /special/Perspektif/Perspektif_17.htm Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional kesepakatan ASEAN tidak memiliki daya kohesifitas yang kuat, karena masih bersifat assosiasi (kerjasama multilateral)—berbeda dengan Uni Eropa yang supranasional—sehingga sebagai konsekuensinya, pertemuanpertemuan ASEAN tidak mampu menghasilkan lembaga-lembaga yang terlegitimasi dengan kuat seperti CPSF-nya Uni Eropa. Selain itu dalam “Perbedaan ASEAN dan Uni Eropa terletak pada proses perundingan, selama ini ASEAN umumnya diskusi dengan cara perundingan tak pernah voting, karena jika dilakukan voting ada pihak yang kalah, terkadang perundingan berakhir tanpa hasil bahkan terkadang keputusan yang diambil justru berasal dari pendapat minoritas, ini berarti kepiawean retorika sangat diperitungkan”. Derajat keterikatan proses perundingan dan pengambilan anggota terhadap keputusan di forum ASEAN juga menjadi faktor berkecenderungan integrasi, konsensus melakukan pendorong dengan asumsi, menghindari semakin kuat derajat keterikatan seringkali anggota, semakin solid sebuah minoritas organisasi regional, salah satu dengan kepiawaian retorikanya justru indikator yang dapat ditunjuk lebih dikedepankan daripada pendapat adalah “sanksi” yang diberikan mayoritas. ujungnya kepada pelanggar, semakin berat keputusannyapun kurang mempunyai sanksinya semakin tinggi tingkat konsekuensi keterikatannya. The Traty of voting. terkesan institusi Hal menyebabkan ini pendapat Pada dan daya kohesifitas secara utuh terhadap negara-negara Amsterdam (1997) anggota ASEAN. Hal ini sejalan memberi dengan pendapat Donald Emmerson Menteri (Direktur Forum Asia Tenggara di hukuman pada negara anggota Pusat Riset Asia Pasifik Shorenstein di (dengan wewenang untuk misalnya, Dewan menjatuhkan mencabut hak Stanford), Ia mengatakan16: 16 Dikutip dari tulisan John Feffer, SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 34 Bersiap untuk Integrasi Ekonomi, dipublikasikan Yayasan Pantau dan IPS. Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional mereka, 200519 sementara di tahun yang termasuk hak voting) jika negara sama ASEAN hanya 22,1%. tersebut Rendahnya angka tersebut pada sementara, beberapa melakukan hak pelanggaran HAM17. prosentase ASEAN Sementara di Asia Tenggara, menunjukkan bahwa partisipasi ASEAN telah menyatakan tidak akan masyarakat terhadap kerjasama menjatuhkan hukuman atau mencabut regional ini rendah. Rendahnya keanggotaan Myanmar di ASEAN, angka prosentase tersebut pada kaitannya dengan pelanggaran HAM ASEAN juga menunjukan betapa Militer 18, Junta terakhir ini fenomena merupakan yang indikator terdapat gap yang tinggi antara ASEAN dengan Masyarakat, bahwa Dewan HAM ASEAN tidak Asean lebih sering diidentikan efektif. Lemahnya sanksi membuat dengan kerjasama antar pejabat, anggota merasa tidak memiliki beban, negara, dan mengabaikan ikatan kerjasama. antar warga negara, atau dengan 3. Derajat Efektifitas satu indikator daripada kata lain, ASEAN kurang efektif karena Institusinya Salah pemerintah, kerjasama untuk berlangsung mengetahui derajat kuatnya integrasi pemerintah. Uni Eropa adalah tingkat prosentase hanya pada level Berbanding eksport intra Uni Eropa terhadap total dengan eksport organisasi regional itu. Uni Eropa, Eropa memiliki angka 67,3% di tahun eksport terbalik ASEAN adalah tingginya intra Uni proporsi regional yang melebihi porposi eksport ke luar region itu. Menunjukkan 17 http://www.indonesianmissioneu.org/website/page9434186642003100959585 55.asp 18 http://xinwen.metrotvnews.com/main.php?me tro=berita&id=49293 SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 35 19 CPF. Luhulima, Masyarakat Asia Tenggara menuju Komunts ASEAN 2015 P2P-LIPI& Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008, hal 122 Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional kerjasama ini sangat efektif. Tidak bergabung namun kesenjangan hanya di antara mereka (Negara lama ikatan-ikatan di tingkat pemerintahan, berbagai aktivitas aksi dan baru) tidak signifikan. reaksi di antara masyarakat Eropa juga terwujud. ini menunjukkan betapa 4. Tingkat Kerjasama kerjasama pada tingkat Negara tidak Organisasi memiliki banyak manfaat jika tidak Uni Eropa dapat ditindak lanjuti oleh berbagai aktivitas dikategorikan pada organisasi kerjasama lainnya oleh sector suwasta supranasional, ini artinya Uni dan warga Negara. Karena memang Eropa tujuan pemegang otoritas. Bentuknya awal didirikannya Negara memiliki institusi demokrasi adalah untuk mengabdi menyerupai kepada warga Negara maka kerjasama ekskutif (Komisi Eropa) dan yang tidak membawa keuntungan bagi legislatif (Dewan Uni Eropa) warga Negara menjadi inikator tidak sementara di sisi lain ASEAN efektifnya kerjasama. Dan ini terjadi masih pada ASEAN. kerjasama antar negara (Inter- Contoh lain yang menunjukkan negara, berada memiliki pada tingkat state cooperation) dan tidak betapa efektivitas institusi ASEAN memiliki sangat lemah adalah ASEAN belum otoritas yang berwenang untuk mampu mengikis kesenjangan membuat kebijakan. Inilah yang ekonomi di anggotanya, membuat ASEAN tidak sebaik misalnnya Uni Eropa dalam perumusan Singgapur dan antara Brunai termaksuk Negara kaya di dunia semantera di sisi lain Laos masih institusi pemegang kebijakan dan implementasinya. Dengan model organisasi merupakan Negara miskin. Ini berbeda supranasional dengan Uni Eropa yang kendati ada hierarkis-vertikal, kesenjangan ekonomi terutama setelah lebih mungkin mengendalikan Negara-negara keadaan Eropa SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional Timur 36 yang (sosial, Uni bersifat Eropa ekonomi Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional maupun politik dan keamanan) dari Sudah saatnya ASEAN pada ASEAN yang masih pada tahap berani Inter-stae cooperation yang bersifat langkah horizontal. meningkatkan Struktur supranasional organisasi inilah mengambil langkah- fundamental dengan kerjasama yang ASEAN, kearah pembentukan memungkinkan Uni Eropa lebih cepat integrasi regional yang lebih berkembang selain juga lebih mampu matang. Bahwa kasusu ASEAN meredam konflik dari pada ASEAN di berbeda dengan Uni Eropa harus Asia Tenggara. Logikanya semakin diakui, Eropa memiliki setting tinggi jenjang birokrasi akan semakin geografis, mampu meredam konflik demikian sosiokultur yang berbeda dengan sebaliknya. Selain juga, Uni Eropa, Asia Tenggara, namun bukan mampu sosialisasi berarti tidak ada pelajaran yang kebijakan-kebijakannya secara massif, bisa di ambil dari fenomena Uni milsalnya Eropa. melakukan tingginya intensitas sejarah Kuatnya serta semangat sosialisasi ide integrasi yang dengan integrasi Eropa setidaknya patut cepat diterima oleh warga Eropa, baik dicontoh. elit, NGO, kelompok-kelompok transsasional di tingkat regional secara 20 formal maupun informal . Beberapa point yang dapat di ambil sebagai tauladan dari perbandingan tersebut adalah: Penutup 20 Hal ini terjadi pada kasus proses pemilihan Jacques Chirac sebagai presiden baru Prancis, rakyat Prancis tidak mendukung Jean Marie Le Pen karena arah kebijakannya cenderung Xenophobic yang pasti tidak sejalan terhadap solidaritas Uni Eropa, sebaliknya Chirac mendukung identitas Eropa tunggal. Ini merupakan bukti keberhasilan sosialisasi ide integrasi oleh Uni Eropa. SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 37 ASEAN harus People Oriented, tidak hanya kerjasama pada tingkat pemerintah oriented) harus (Government namun juga memberdayakan aktor-aktor non Negara Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono dan masyarakat Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional luas; serta Konsekuensinya ASEAN memberi fasilitas bagi warga harus Negara yang jelas dan memiliki ASEAN untuk memiliki otoritas menjalankan aktivitas kerjasama wewenang dalam mekanisme kontrol yang berbagai (pendidikan, budaya, bidang ekonomi, sosial perdagangan dan dengan demokratis. sebagainya); Penegakan hukum harus ditegakkan, prinsip tidak ikut campur terhadap urusan dalam negeri harus dirombak menjadi prinsip kepedulian bertanggungjawab yang berdasarkan azas musyawarah dan mufakat dengan mengutamakan kepentingan warga Negara ASEAN; FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTEGRASI REGIONAL STUDI PERBANDINGAN UNI EROPA DAN ASEAN SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 38 Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono No 1 Faktor Integrasi Sebagai Pembanding Intensitas konflik sebelum dan/ atau selama integrasi 2 Drajat keterikatan Negara anggota 3 Efektifitas Institusiinstitusinya Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional Asumsi Uni Eropa ASEAN Analisis semakin tinggi tingkat intensitas perang (dari sisi jumlah korban baik jiwa maupun materi; Negara yang terlibat; dan luas area) semakin kuat pula harapan terciptanya perdamaian Semakin kuat drajat keterikatan anggota, semakin solid sebuah organisasi regional, Indikatornya sanksi yang diberikan kepada pelanggar, semakin berat sangsinya semakin tinggi tingkat keterikatannya Tinggi (a) Lihat: Perang 30 tahun di Eropa; PD I & II, memiliki intensitas tinggi Rendah Konflik PhilipinaMalaysia; sipadanligitan (Ina-Malay.); Thailand-Myanmar; Malysia-Singapura 21 Tinginya intensitas perang di Uni Eropa yang melebihi Asia Tenggara, menumbuhkan kuatnya harapan damai di benak masyarakat eropa lebih kuat dari pada warga Asia Tenggara Kuat Contoh kasus Salah satu hasil dari The Traty of Amsterdam (1997) misalnya, memberi wewenang Dewan Menteri untuk menjatuhkan hukuman pada negara anggota (dengan mencabut hak sementara, beberapa hak mereka, termasuk hak voting) jika negara tersebut melakukan pelanggaran HAM22 Kuat Tinggi Prosentasi eksport intra regional terhadap total eksport tinggi (67,3%*) menunjukkan: 1. partisipasi swasta/ Masyarakat tinggi; 2. Tingginya partisipasi masyarakat merupakan indikator bahwa Uni Eropa cukup efektif dalam memberdayakan potensi masyarakat Lemah Contoh kasus: *) ASEAN sendiri telah menyatakan tidak akan menjatuhkan hukuman atau mencabut keanggotaan Myanmar di ASEAN, kaitannya dengan pelanggaran HAM Junta Militer 23 *) Dewan HAM yang tidak efektif Lemahnya sanksi membuat angota merasa tidak memiliki beban, dan mengabaikan ikatan kerjasama Implementasi Program Lemah Rendah Di tahun yang sama ASEAN hanya 22,1%*, ini menunjukkan: 1. partisipasi masyarakat rendah; 2. Adanya gap yang tinggi antara ASEAN dengan Masyarakat, Asean lebih sering diidentikan dengan kerjasama antar pejabat, negara, pemerintah, daripada antar warga negara, ini bermakna, ASEAN kurang efektif karena 21 Lihat Bambang Cipto, Hubungan Internasional di Asia Tenggara: teropong Terhadap Dinamika, Realitas dan Masa Depan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hal 196-224 22 http://www.indonesianmissioneu.org/website/page943418664200310095958555.asp 23 http://xinwen.metrotvnews.com/main.php?metro=berita&id=49293 SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 39 Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional kerjasama hanya berlangsung pada level pemerintah Jenis/ tingkat kerjasama internasional 4 Supranational atau interstatecooperation Uni Eropa memilki Legislatif dan Ekskutif (supranational organization) Uni Eropa menyerupai supra national state, artinya kadar kesolidannya lebih kuat disbanding ASEAN yang baru tahap inter-state coopertation/ Assosiasi Inter-state organization Keterangan : a. Intensitas perang di Eropa Indikator PD II (1939-45) PD I (1914-18) Perang Napoleon (1799-1815) (*) Jumlah Korban 50.000.000 (*) 40.000.000 (*) 3.250.000 - 6.500.000 juta jiwa Area Eropa, Pasifik, Asia Tenggara, Timur Tengah, Mediterania dan Afrika. (**) Eropa, Timur Eropa Negara terlibat yang Sekutu: Britania Raya Uni Soviet Amerika Serikat Repoblik Cina Axis: Nazi Jerman talia Jepang (**) Afrika, dan Tengah (secara singkat di Cina dan Kepulauan Pasifik)(**) blok sentral Prancis, Inggris, Rusia (Austria, Jerman, Turki, Bulgaria) dengan blok sekutu (Rusia, Perancis, Inggris, Kanada, Italia, Amerika Serikat) (*) Keterangan: (*)http://cesarzc.wordpress.com/2009/02/01/daftar-perang-paling-dahsyat-sepanjang-sejarah/ (**)http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dunia_I Ringkasan Faktor-Faktor Integrasi Yang Mendorong Dengan Cepat SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 40 Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional Integrasi Eropa (Uni Eropa) dibanding integrasi di Asia (ASEAN) No 1 Pembanding Intensitas Perang sebelum integrasi Uni Eropa Tinggi, PD I dan II 2 Kadar keterikatan anggota terhadap perjanjian Kuat, lihat: Traktat Roma, Maastricht, Amsterdam dan Niece 3 Tingkat keefektifan Institusi-institusi 4 Level kerjasama Kuat, misalnya Dewan UE; Komisi Eropa/ KE, Parlemen Eropa, ataupun Pengadilan UE; dan komunitas bersama Masyarakat Eropa Institusi supranasional (bertingkat) Lemah Institusi interstate cooperation (setara)/ multilateral cooperation Indikator aktor yang terlibat dan kerugian materi dan korban jiwa obligasi (sanksi yang dimunculkan terhadap pelangaran kesepakatan); presesi; delegasi kekuatan ke kebijakannya kedudukannya; sederajat ataukah berada di atas level negara anggota E. D. Mansfield & H. V. Milner, The Political Economy of Regionalism, Columbia University Press, New York 1997 Daftar Pustaka SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional ASEAN Rendah, perang VietnamKamboja; MalaysiaIndonesia (masa sukarno); MalaysiaThailand Lemah 41 Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional CPF. Luhulima, et all, Masyarakat Asia Tenggara Menuju Komunitas Asean 2015, Pustaka Pelajar dan P2P-LIPI, Yogyakarta 2008 Hettne,B. The New Regionalism : A Prologue. In Hettne,B. (ed), The New Regionalism and the Future of Security Development, Vol.4.2000. London : Macmillan Mochtar Mas’oed, Studi Hubungan Internasional: Tingkat Analisa dan Teorisasi, Pusat antar Universitas, Studi Sosial Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 1989 Mochtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, LP3ES, Jakarta 1990 Tri Cahyo Utomo, Antisipasi Strategi Polugri Ertengtim paska Bergabungnya dalam Uni Eropa, dipresentasikan dalam Seminar, Prospek Hubungan Indonesia dengan negara-negara Eropa Tengah dan Timur Paska Perluasan Uni Eropa, DEPLU-RI, Semarang, 22-23 September 2004 Bambang Cipto, Hubungan Internasional di Asia Tenggara: teropong Terhadap Dinamika, Realitas dan Masa Depan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003 SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 42 Walter S. Jones, Logika Hubungan: Kekuasaan, Ekonomi Politik dan Tata Dunia, Gramedia, 1993 International Organization, Volume 54, No. 3, Legalization and World Politics, Summer 2000 http://www2.kompas.com/kompascetak/0706/07/1n/3584604.ht m http://id.wikipedia.org/wiki/Uni_Er opa http://id.wikipedia.org/UE http://chebonk.blogspot.com/2007/1 1/uni-eropa.html#_ftnref6 http://indonesian.rti.org.tw/indonesi an/special/Perspektif/Perspekt if_17.htm http://www.indonesianmissioneu.org/website/page94341866 4200310095958555.asp http://arishu.blogspot.com/2007/03/ uni-eropa-dan-modelintegrasi-kawasan.html http://xinwen.metrotvnews.com/mai n.php?metro=berita&id=4929 3 Vol. 8, No. 1, Januari 2011 Ali Martin dan Sugiarto Pramono Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional http://skiasyik.wordpress.com/2008/03/25/ teori-regionalisme/#_ftn6 SPEKTRUM Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional 43 Vol. 8, No. 1, Januari 2011