FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTEGRASI

advertisement
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTEGRASI REGIONAL:
Studi Perbandingan Uni Eropa dan ASEAN1
Oleh:
Ali Martin dan Sugiarto Pramono2
Abstrak
Fenomena Integrasi merupakan upaya umat manusia untuk mewujudkan dunia
damai. Sejarah dunia yang didominasi oleh perang tak ayal menanamkan
traumatis di setiap benak manusia di seantero planet ini. Perang dunia I dan II,
yang memorak-porandakan Eropa dan tempat-tempat di luar region itu, kontan
menanamkan kengerian yang teramat dalam tidak hanya bagi bangsa Eropa
namun juga bangsa-bangsa lain di luar Eropa. Ketakutan akan terjadinya perang
dunia III, tak pelak membuat segala upaya dilakukan oleh umat manusia guna
menciptakan dunia yang damai sejahtera. Tak terkecuali usahanya melalui
gagasan integrasi. Sebagaimana gagasan-gagasan lainnya, integrasi bukan
tanpa rintangan. Selalu ada kesulitan-kesulitan di sana-sini, Lebih jauh dari itu,
integrasi memiliki karakter yang berbeda-beda antara satu kawasan dengan yang
lain, apa yang terjadi di Eropa dengan Uni Eropa misalnya, sangat berbeda
dengan apa yang terjadi di Asia dengan ASEAN. Perbedaan itu muncul dalam
banyak hal, di berbagai lini dengan berbagai kadar kesulitan yang berbeda-beda.
Sehingga membandingkan antara satu regional dengan yang lain akan sangat
membantu guna mengtahui kelemahan-kelemahan masing-masing. Yang pada
gilirannya nanti akan menjadi referensi bagi perbaikan di masa depan. Inti studi
ini adalah membandingkan Uni Eropa dengan ASEAN. Perbadingan dilakukan
sedikitnya dalam empat hal, yang diasumsikan berperan dalam menyuburkan
integrasi. Empat hal itu adalah: Intensitas perang; Derajat keterikatan anggota;
efektifitas institusi serta di level mana kerjasama dilakukan.
Kata kunci: Integrasi, Regionalisme, Fungsionalisme
1
Makalah ini pernah dipresentasikan dalam 1st Convention of European Studies in Indonesia,
Yogyakarta, Indonesia, March 16th-18th 2009.
2
Dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Wahid Hasyim Semarang
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
25
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
organisasi
I. Pendahuluan
Pembentukan
internasional
organisasi
sebelumnya yang kebanyakan di
regional ekonomi atau regionalisme,
dorong oleh motif keamanan –
terutama pasca runtuhnya tembok
militer.
berlin (1989) belakangan ini telah
CENTO maupun Pakta Warsawa
menjadi trend3. Uni Eropa misalnya,
misalnya merupakan organisasi
kendati embrionaya sudah muncul
internasional yang didorong oleh
sejak
motif militer tersebut.
dibentuknya
OEEC
(Organization for Economic European
NATO,
Kendati
SEATO,
demikian
Cooperation) pada tahun 1948 dan
munculnya
fenomena
OECD (Organization for Economic
regionalisme
Cooperation Development) kemudian
bukanlah
ECSE (European Coal and Steel
Berbagai kendala dan kesulitan-
Community) pada tahun 1952, namun
kesulitan di berbagai lini dengan
Eropa baru terintegrasi secara ekonomi
kadar kesulitan yang berbeda-
dan politik setelah pertemuan The
beda ikut menyertai prosesnya.
Treaty of Maastrich ditandatangani
Sehingga membandingkan satu
dan diberlakukan pada tahun 1992.
region dengan region yang lain
sebagai
tanpa
trend
tantangan.
Fenomena serupa juga terjadi
akan sangat bermanfaat untuk
pada AFTA (Asean Free Trade Area),
menganalisa berbagai hambatan
NAFTA (Nort Atlantic Free Trade
yang ada, mengetahui faktor-
Area)
Pasific
faktornya serta pada akhirnya
Cooperation).
meramu berbagai alternatif guna
dan
APEC
Economic
Kecenderungan
menggantikan
(Asia
ini
seolah
menjadi “obat penawar” bagi
kecenderungan
tercapainya integrasi regional.
Uni
3
Siti Muti’ah Setiawati dan Illien
Halina, Laporan Penelitian; Problem Ekonomi
Politik Uni Eropa, Jurusan Ilmu HI FISIP –
UGM, Yogyakarta, 2000, hal 4.
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
25
Eropa
merupakan
dan
dua
ASEAN
organisasi
regional yang memiliki prospek
menggembirakan di masa depan.
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Inti
penelitian
membandingkan
regional
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
ini
kedua
tersebut
(Uni
adalah
kemudian ME masih unggul
organisasi
dibanding ASEAN, sementara
Eropa
ASEAN 18%, sedangkan ME
–
ASEAN).
56%. Pola yang sama juga
berlaku
II. Uni Eropa dan ASEAN: Suatu
Perbandingan
kemudian
satu
dekade
(1990)
dengan
perbandingan 51% untuk ME
Salah satu cara yang dapat
digunakan guna mengetahui seberapa
kuat
untuk
negara-negara
dalam
suatu
dan 19% untuk ASEAN.
lihat
berikut.
Tabel 1:
kawasan terintegrasi adalah dengan
Intra-regional Exports
melihat prosentase nilai eksport
intra regional terhadap total eksport
regional tersebut. Semakin tinggi
nilai eksportnya maka semakin kuat
interdepedensi antar negara dalam
region itu, demikian pula sebaliknya
semakin
kecil
prosentasi
nilai
Actual/
proposed
arrangements
EC
ASEAN
suatu
regional,
1980
1990
50
21
56
18
51
19
as percent of All Exports (all
figure in percent)4
Sources: IMF, Direction of Trade
Year Book, Various Years; Council of
Ecconomic
Planning,
Taiwan
Statistical Data Book, various years
eksport intra regional terhadap total
eksport
1970
maka
semakin lemah tingkat keterikatan
antara
negara-negara
Tabel
tersebut
menunjukkan
betapa
dalam
kawasan itu.
Pada tahun 1970, Masyarakat
interdepedensi
antar
negara
Eropa (ME) memiliki angka 50 untuk
dalam region Eropa lebih kuat
prosentase nilai eksport intra regional
jika
terhadap total eksport regional Eropa,
di tahun yang sama ASEAN hanya
memiliki angka 21%. Sepuluh tahun
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
26
dibanding
dengan
4
E. D. Mansfield & H. V.
Milner, The Political Economy of
Regionalism, Columbia University Press,
New York 1997, hal: 172
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
interdepedensi di antara negara-negara
organisasi negara-negara Asia
ASEAN. Data itu juga menunjukkan
Tenggara itu.
betapa ASEAN kurang berperan dalam
Kuatnya
integrasi
meningkatkan aktivitas perdagangan di
diantara
antara
anggotanya.
yang digerakkan oleh Uni Eropa
ASEAN
inilah yang menjadi salah satu
melakukan
faktor mengapa GDP Uni Eropa
aktivitas kerjasama bilateral antara
cukup tinggi jika dibandingkan
mereka.
Akhirnya
dengan
anggota
ASEAN
negara-negara
Negara-negara
cenderung
anggota
lebih
suka
negara-negara
belum
negara-negara
Eropa
ASEAN,
yaitu
banyak
11.064.752 US $, sementara
memperoleh manfaat dari organisasi
ASEAN hanya 2.172.000 US $,
regional itu, sehingga pada akhirnya
lihat table berikut.
menjalin hubungan dagang
dengan mitra di luar region
Asia
Tenggara
dianggap
Tabel 2 Tabel Perbandingan
GDP Uni Eropa dengan
ASEAN6:
lebih
menguntungkan.
Blok
Luas
km²
Penduduk GDP (
GDP
Sementara di sisi lain tingkat
perdagangan intra Uni Eropa pada
tahun 2005 mencapai 67,3% 5 dari total
perdagangan organisasi regional itu.
Di
tahun
yang
sama
tingkat
4,422,773 456.285.839 11.064.752 24.249
Uni
Eropa
ASEAN 4.400.000 553.900.000 2.172.000 4.044
Sumber: CIA World Factbook 2004,
IMF
Tulisan ini hendak menjawab
perdagangan intra ASEAN masih saja
pertanyaan:
di bawah Eropa (Uni Eropa) dengan
yang mendorong integrasi di
hanya 22,1% dari total perdagangan
kawasan Eropa (Uni Eropa)
faktor-faktor
apa
berproses lebih cepat daripada
5
CPF. Luhulima, et all, Masyarakat Asia
Tenggara Menuju Komunitas Asean 2015, Pustaka
Pelajar dan P2P-LIPI, Yogyakarta 2008, hal 122
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
27
ASEAN di Asia Tenggara?
6
http://id.wikipedia.org/UE
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
komunitas politik betulbetuk
mampu
menghapuskan
perang
dan
harapan
akan
terjadinya perang di
wilayah itu… karena itu,
komunitas-komunitas
(security
community)
adalah suatu kominitas
politik yang di dalamnya
terdapat jaminan nyata
bahwa
angota-angota
komunitas itu tidak akan
saling berperang, tetapi
akan
menyelesaikan
pertikaian
mereka
dengan cara-cara lain”7
III. Kerangka Teori
Fenomena
integrasi
regional merupakan objek studi yang
menarik. Perhatian terhadapnya telah
berlangsung
cukup
lama,
namun
demikian minat perhatian terhadapnya
menjadi kian membumbung tinggi
terutama setelah dua perang dunia
memorak-porandakan daratan Eropa
dan banyak tempat
lain di luar
kawasan itu. Tak heran jika integrasi
di kawasan Eropa berlangsung dengan
relatif cepat dengan segala pencapaian
yang telah diperoleh bila dibandingkan
dengan kawasan lain, hal itu bisa
dipahami, betapa traumatis dua perang
dunia
sangat
kuat
pengaruhnya
terhadap kekhawatiran bangsa Eropa
akan munculnya perang dunia III di
kemudian hari.
Para ilmuwan tidak sepakat
tentang
konsep
Deutsch,
integrasi,
misalnya
Karl
dalam
menggambarkan tentang pengertian
Deutsch,
memahami integrasi
sebagai
security
disisi
lain,
community,
berbeda
dengan
Deutsch, Ernst B. Haas (1971)
menulis tentang integrasi sebagai
berikut:
“a process for the
creation of political
communities
defined
institutional
or
attitudinal
terms”
(
proses dengan mana
aktor-aktor politik di
beberapa
wilayah
nasional yang berbeda
terdorong
untuk
memindahkan kesetiaan,
Integrasi ia menulis:
“suatu
komunitas
politik
memang tidak mesti mampu
mencegah terjadinya perang di
wilayahnya…tetapi, beberapa
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
28
Mochtar Mso’ed, Ilmu
Hubungan Internasional: Disiplin
dan Metodologi, LP3ES, Jakarta
1990, hal 153.
7
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
harapan, dan kegiatan politik
mereka ke suatu pusat baru
yang
lembaga-lembaganya
memiliki
atau
menuntut
jurisdiksi atas negara-negara
nasional yang ada sebelumnya
8
)
Hass,
lebih
menyorot
integrasi
sebagai
tumpuan
kesetiaan,
pada
sisi
dalam
kawasan;
dan
ketiga
saling kepercayaan antar negara
kawasan10.
dalam
Secara
sederhana seberapa kuat ketiga
faktor
tersebut
dalam
suatu
region akan sangat menentukan
memindahkan
mengapa
harapan
berkembang dari pada region
dan
kegiatan politik pada lembaga baru
suatu
region
lebih
yang lain.
yang bersifat supranasional, namun
Berbeda dengan Hettne,
tidak demikian dengan Joseph Nye.
Walter S. Jones, menyebutkan
Nye, secara lebih rinci guna mengukur
sedikitnya ada 7 kondisi yang
derajat
mendorong terciptanya integrasi
suatu
integrasi
integrasi,
menjadi
memecah
sedikitnya
tiga
suatu region, yaitu: (1) asimilasi
9
sosial; (2) kesamaan nilai; (3)
dimensi: ekonomi; sosial; dan politik .
Dalam menjawab pertanyaan,
keuntungan
bersama;
(4)
faktor apa yang mendorong integrasi ?,
kedekatan hubungan di masa
para ilmuan memiliki argumentasi
lampau; (5) pentingnya integrasi
yang
misalnya,
itu sendiri; (6) biaya relative
meyakini bahwa perkembangan suatu
yang rendah; serta (7) pengaruh-
regionalisme,
pengaruh
beragam,
menuju
Hettne
dalam
perjalanannya
integrasi,
sedikitnya
ditentukan oleh tiga factor: pertama,
dukungan dari kekuatan besar di dalam
kawasan
(regional
great
power);
kedua, tingkat interaksi antar negara
Masih
10
Hettne,B. The New Regionalism
: A Prologue. In Hettne,B. (ed), The New
Regionalism and the Future of Security
Development, Vol.4.2000. London :
Macmillan
(http://skiasyik.wordpress.com/2008/0
3/25/teori-regionalisme/#_ftn6)
11
8
Walter S. Jones, Logika
ibid
9
Opcit, hal 154
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
eksternal11.
Hubungan Internasional: Kekuasaan,
29
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
menurut W. S. Jones, integrasi tidak
berpengaruh
terjadi secara otomatis, melainkan di
harapan umat
proses dan di bentuk dengan sengaja
perdamaian,
oleh para anggotanya. Kondisi-kondisi
tingkat intensitas perang semakin
itu merupakan pra kondisi bagi tujuan
kuat pula harapan perdamaian;
yang yang hendak dicapai melalui
(2) Derajat keterikatan anggota
proses integrasi, dalam konteks ini,
terhadap perjanjian, diasumsikan
integrasi dipahami sebagai tujuan yang
semakin
disadari. W. S. Jones menyebutkan
memiliki daya ikat, semakin
tujuan-tujuan itu antara lain: (1)
efektif
maksimalisasi potensi ekonomi; (2)
demikian sebaliknya; (3) Tingkat
maksimalisasi potensi politik; dan (3)
keefektifan Institusi-institusinya
penyelesaian konflik regional12
dalam kebijakan-kebijakan yang
Dalam tulisan ini, sedikitnya
ada empat
faktor yang dianggap
pada
tingginya
manusia pada
semakin
suatu
kerjasama
kerjasama
dikeluarkan;
kerjasama,
tinggi
tersebut
(4)
Level
yaitu
apakah
memiliki relevansi guna memahami
kerjasamanaya termasuk dalam
realitas betapa integrasi Uni Eropa
kategori supranasional ataukah
lebih maju dari ASEAN. Empat faktor
inter-state cooperation.
ini juga dianggap sangat menentukan
1. Intensitas Perang di
mengapa integrasi di Eropa (Uni
Eropa) lebih maju dari integrasi di
Asia
Tenggara
(ASEAN).
integrasi;
asumsinya
perang
dianggap
intensitas
Perang
Empat
faktor itu adalah: (1) Intensitas Perang
sebelum
Eropa dan Asia Tenggara
dipungkiri
tidak
dapat
merupakan
alasan
utama yang menanamkan rasa
rindu mendalam pada benak
umat manusia akan terciptanya
Ekonomi Politik dan Tata Dunia, Gramedia,
dunia damai. Integrasi sebagai
1993, hal 442-444
salah satu alternatif yang terbukti
dapat
12
Opcit, hal 438-439
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
30
menekan
kemungkinan
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
perang tak ayal menjadi jalan yang
merupakan kerajaan yang maju
harus dilalui untuk mencapai dunia
perekonomian dan perdagangan
damai
diidamkan.
sehingga tak heran kerajaan-
Membandingkan sejarah perang di
kerajaan besar seperti China
kedua
tertarik untuk menjalin hubungan
yang
region,
Tenggara,
jelas
Eropa
dan
berbeda.
Asia
Kendati
dengannya.
Setelah
kedua
perang juga terjadi di Asia Tenggara
kerajaan itu surut muncullah
dengan intensitas yang tidak kecil,
kerajaan
Malaka
yang
juga
perang di Eropa jauh lebih mematikan
memiliki
perekonomian
yang
di lihat dari sisi negara yang terlibat,
kuat.
cakupan area dan kerugian baik korban
meninggal maupun materi.
hubungan
Prancis
dan
internasional
di
daratan,
Khmer dengan kemakmuran dan
Di Asia Tenggara, sebelum
kehadiran
Sementara
Inggris,
diperankan
wilayahnya
yang
luas
serta
aksesnya ke laut membuat dua
kerajaan ekspansionis
yang
oleh kerajaan-kerajaan. Di daratan
mengapit dari barat dan timur,
Asia tenggara, misalnya, ada kerajaan
Siem
Vietnam, Siem (Thailand), Laos dan
semakin agresif. Dari barat Siem
Khmer (Kamboja). Dua yang pertama
berupaya
merupakan kerajaan yang progresif
Khmer sementara Vietnam alih-
dan ekspansionis sedang dua yang
alih membantu Khmer justru
akhir merupakan kerajaan yang lemah
malah menusuk dari arah timur.
dalam
Kesempurnaan daratan Khmer
militer,
walupun
demikian
dan
Vietnam
merebut
menjadi
daratan
Khmer (Kamboja) memiliki wilayah
ternyata
belum
cukup
yang luas dan berpenduduk paling
memuaskan
Siem,
sehingga
makmur. Sementara di daerah maritim
Shiem
ada kerajaan Sriwijaya yang bertempat
meluaskan ekspansinya ke barat
di Sumatra Selatan dan Majapahit di
dengan
Jawa
Timur.
Sriwijaya
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
masih
menggempur
berupaya
Burma
bahkan
31
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
(Myanmar) dan ke selatan dengan
menginvasi Malaka.
Intensitas
perang
Selanjutnya perang yang
sedikit lebih kecil, perang dunia
di
Asia
I
(1914-1918)
melibatkan
Tenggara mereda setelah Prancis dan
Austria, Jerman, Turki, Bulgaria,
Inggris mendarat ke Asia Tenggara,
Rusia, Perancis, Inggris, Kanada,
namun setelah perang Vietnam usai
Italia, Amerika Serikat. Dengan
(1975) Vietnam kembali meneruskan
kerusakan parah yang tersebar di
invasinya ke Kamboja. Kalau perang
Eropa, Afrika, Timur Tengah,
Vietnam (1975) merupakan wujud
Kepulauan Pasifik dan Cina.
perpanjangan kepentingan Amerika
Sementara
dan Uni Soviet maka invasi Vietnam
manusia tidak kurang dari angka
ke
40 juta.
Kamboja
muncul
dari
sifat
agresifitas Vietnam13.
korban
Selain
Sementara di sisi lain, Eropa
nyawa
dua
perang
mematikan itu, perang Napoleon
merupakan kawasan yang ”kenyang”
(1799-1815)
dengan perang. Dua perang dunia di
mengerikannya. Daratan Eropa
abad dua puluh yang memiliki efek
menjadi
ajang
pertumpahan
global berporos di Eropa. Dengan
darah
yang
memilukan.
melibatkan Inggris, US, AS, Cina,
3.250.000
Jerman, Itali, Jepang serta memporak
menjadi
porandakan tidak hanya Eropa namun
sedikitnya tiga negara terlibat,
juga Asia Tenggara, Timur Tengah,
yakni Prancis, Inggris, Rusia.
Mediteriana serta Afrika
tak
-
kalah
6.500.000
korban
jiwa
perang
ini
perang ini
Fenomena perang di Asia
memakan korban hingga sedikitnya 50
Tenggara tidak sebanding kadar
juta jiwa.
destruktifnya bila dibandingkan
dengan perang di Eropa, daratan
13
Disadur dari Bambang Cipto,
Hubungan Internasional di Asia Tenggara: teropong
Terhadap Dinamika, Realitas dan Masa Depan,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hal 9
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
32
Eropa menjadi ajang perang
dunia I dan II yang merupakan
perang
terbesar
sepanjang
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
sejarah umat manusia. Sehingga tak
Universitas Fujen Liang, Chong
ayal jika pengaruh psikologis yang
Min mengatakan, sasaran utama
dimunculkan perang Eropa terhadap
didirikannya Uni Eropa adalah
semangat integrasi bangsa Eropa jauh
berharap
lebih kuat jika dibandingkan dengan
dan
pengaruh
perkembangan demokrasi. 15
psikologis
perang
Asia
menghindari
perang
mengukuhkan
Tenggara terhadap semangat integrasi
di Asia. Semangat integrasi Eropa bisa
di lihat dari jumlah organisasi regional
yang ada di Eropa. Hingga, setidaknya,
2. Derajat Keterikatan
(Kohesifitas) Anggota
tahun 1989 saja misalnya di Eropa ada
Karakteristik unik yang
sedikitnya 17 organisasi internasional
dimiliki organisasi regional UE,
yang
melibatkan
14
23
negara ,
yaitu
memiliki
kebiasaan
sementara di Asia Tenggara pada
mengikat
tenggang waktu yang sama hanya ada
perjanjian (Treaty). The Treaty
sedikitnya 4 yaitu SEATO, ASA,
of Maastrich (1992), misalnya,
MAPHILINDO dan ASEAN pada
yang menghasilkan Uni Eropa,
tahun 1967, itu saja SEATO didirikan
merupakan
untuk
mengikat
mendukung
kepentingan
anggotanya
perjanjian
anggotanya
dengan
yang
dengan
Amerika dalam mencegah pengaruh
sebuah perjanjian (Treaty) yang
komunisme
kuat,
di
Asia
ASA
dan
traktat-traktat lain seperti Traktat
MAPHILINDO hanya melibatkan 4
Roma, Maastricht, Amsterdam
negara. Sejalan dengan argumentasi
dan Niece.
Tenggara.
Uni
Soviet
Kemudian
ini, Dosen Holistic Education Center
sebagaimana
Namun
ASEAN,
tidak
halnya
dengan
kesepakatan-
14
Mochtar Mso’ed, Studi Hubungan
Internasional: Tingkat Analisa dan Teorisasi,
Pusat antar Universitas, Studi Sosial
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 1989, hal
175
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
33
15
http://indonesian.rti.org.tw/indonesian
/special/Perspektif/Perspektif_17.htm
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
kesepakatan ASEAN tidak memiliki
daya kohesifitas yang kuat, karena
masih bersifat assosiasi (kerjasama
multilateral)—berbeda
dengan
Uni
Eropa yang supranasional—sehingga
sebagai konsekuensinya, pertemuanpertemuan
ASEAN
tidak
mampu
menghasilkan lembaga-lembaga yang
terlegitimasi
dengan
kuat
seperti
CPSF-nya Uni Eropa. Selain itu dalam
“Perbedaan ASEAN dan Uni
Eropa terletak pada proses
perundingan,
selama
ini
ASEAN umumnya diskusi
dengan cara perundingan tak
pernah voting, karena jika
dilakukan voting ada pihak
yang
kalah,
terkadang
perundingan berakhir tanpa
hasil
bahkan
terkadang
keputusan yang diambil justru
berasal
dari
pendapat
minoritas,
ini
berarti
kepiawean retorika sangat
diperitungkan”.
Derajat
keterikatan
proses perundingan dan pengambilan
anggota
terhadap
keputusan di forum ASEAN juga
menjadi
faktor
berkecenderungan
integrasi,
konsensus
melakukan
pendorong
dengan
asumsi,
menghindari
semakin kuat derajat keterikatan
seringkali
anggota, semakin solid sebuah
minoritas
organisasi regional, salah satu
dengan kepiawaian retorikanya justru
indikator yang dapat ditunjuk
lebih dikedepankan daripada pendapat
adalah “sanksi” yang diberikan
mayoritas.
ujungnya
kepada pelanggar, semakin berat
keputusannyapun kurang mempunyai
sanksinya semakin tinggi tingkat
konsekuensi
keterikatannya. The Traty of
voting.
terkesan
institusi
Hal
menyebabkan
ini
pendapat
Pada
dan
daya
kohesifitas
secara utuh terhadap negara-negara
Amsterdam
(1997)
anggota ASEAN. Hal ini sejalan
memberi
dengan pendapat Donald Emmerson
Menteri
(Direktur Forum Asia Tenggara di
hukuman pada negara anggota
Pusat Riset Asia Pasifik Shorenstein di
(dengan
wewenang
untuk
misalnya,
Dewan
menjatuhkan
mencabut
hak
Stanford), Ia mengatakan16:
16
Dikutip dari tulisan John Feffer,
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
34
Bersiap
untuk
Integrasi
Ekonomi,
dipublikasikan Yayasan Pantau dan
IPS.
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
mereka,
200519 sementara di tahun yang
termasuk hak voting) jika negara
sama ASEAN hanya 22,1%.
tersebut
Rendahnya
angka
tersebut
pada
sementara,
beberapa
melakukan
hak
pelanggaran
HAM17.
prosentase
ASEAN
Sementara di Asia Tenggara,
menunjukkan bahwa partisipasi
ASEAN telah menyatakan tidak akan
masyarakat terhadap kerjasama
menjatuhkan hukuman atau mencabut
regional ini rendah. Rendahnya
keanggotaan Myanmar di ASEAN,
angka prosentase tersebut pada
kaitannya dengan pelanggaran HAM
ASEAN juga menunjukan betapa
Militer 18,
Junta
terakhir
ini
fenomena
merupakan
yang
indikator
terdapat gap yang tinggi antara
ASEAN
dengan
Masyarakat,
bahwa Dewan HAM ASEAN tidak
Asean lebih sering diidentikan
efektif. Lemahnya sanksi membuat
dengan kerjasama antar pejabat,
anggota merasa tidak memiliki beban,
negara,
dan mengabaikan ikatan kerjasama.
antar warga negara, atau dengan
3.
Derajat
Efektifitas
satu
indikator
daripada
kata lain, ASEAN kurang efektif
karena
Institusinya
Salah
pemerintah,
kerjasama
untuk
berlangsung
mengetahui derajat kuatnya integrasi
pemerintah.
Uni Eropa adalah tingkat prosentase
hanya
pada
level
Berbanding
eksport intra Uni Eropa terhadap total
dengan
eksport organisasi regional itu. Uni
Eropa,
Eropa memiliki angka 67,3% di tahun
eksport
terbalik
ASEAN
adalah
tingginya
intra
Uni
proporsi
regional
yang
melebihi porposi eksport ke luar
region
itu.
Menunjukkan
17
http://www.indonesianmissioneu.org/website/page9434186642003100959585
55.asp
18
http://xinwen.metrotvnews.com/main.php?me
tro=berita&id=49293
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
35
19
CPF. Luhulima, Masyarakat
Asia Tenggara menuju
Komunts
ASEAN 2015 P2P-LIPI& Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 2008, hal 122
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
kerjasama ini sangat efektif. Tidak
bergabung namun kesenjangan
hanya
di antara mereka (Negara lama
ikatan-ikatan
di
tingkat
pemerintahan, berbagai aktivitas aksi
dan baru) tidak signifikan.
reaksi di antara masyarakat Eropa juga
terwujud. ini menunjukkan betapa
4. Tingkat Kerjasama
kerjasama pada tingkat Negara tidak
Organisasi
memiliki banyak manfaat jika tidak
Uni
Eropa
dapat
ditindak lanjuti oleh berbagai aktivitas
dikategorikan pada organisasi
kerjasama lainnya oleh sector suwasta
supranasional, ini artinya Uni
dan warga Negara. Karena memang
Eropa
tujuan
pemegang otoritas. Bentuknya
awal
didirikannya
Negara
memiliki
institusi
demokrasi adalah untuk mengabdi
menyerupai
kepada warga Negara maka kerjasama
ekskutif (Komisi Eropa) dan
yang tidak membawa keuntungan bagi
legislatif (Dewan Uni Eropa)
warga Negara menjadi inikator tidak
sementara di sisi lain ASEAN
efektifnya kerjasama. Dan ini terjadi
masih
pada ASEAN.
kerjasama antar negara (Inter-
Contoh lain yang menunjukkan
negara,
berada
memiliki
pada
tingkat
state cooperation) dan tidak
betapa efektivitas institusi ASEAN
memiliki
sangat lemah adalah ASEAN belum
otoritas yang berwenang untuk
mampu
mengikis
kesenjangan
membuat kebijakan. Inilah yang
ekonomi
di
anggotanya,
membuat ASEAN tidak sebaik
misalnnya
Uni Eropa dalam perumusan
Singgapur
dan
antara
Brunai
termaksuk Negara kaya di dunia
semantera di sisi lain Laos masih
institusi
pemegang
kebijakan dan implementasinya.
Dengan model organisasi
merupakan Negara miskin. Ini berbeda
supranasional
dengan Uni Eropa yang kendati ada
hierarkis-vertikal,
kesenjangan ekonomi terutama setelah
lebih mungkin mengendalikan
Negara-negara
keadaan
Eropa
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
Timur
36
yang
(sosial,
Uni
bersifat
Eropa
ekonomi
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
maupun politik dan keamanan) dari
Sudah saatnya ASEAN
pada ASEAN yang masih pada tahap
berani
Inter-stae cooperation yang bersifat
langkah
horizontal.
meningkatkan
Struktur
supranasional
organisasi
inilah
mengambil
langkah-
fundamental
dengan
kerjasama
yang
ASEAN, kearah pembentukan
memungkinkan Uni Eropa lebih cepat
integrasi regional yang lebih
berkembang selain juga lebih mampu
matang. Bahwa kasusu ASEAN
meredam konflik dari pada ASEAN di
berbeda dengan Uni Eropa harus
Asia Tenggara. Logikanya semakin
diakui, Eropa memiliki setting
tinggi jenjang birokrasi akan semakin
geografis,
mampu meredam konflik
demikian
sosiokultur yang berbeda dengan
sebaliknya. Selain juga, Uni Eropa,
Asia Tenggara, namun bukan
mampu
sosialisasi
berarti tidak ada pelajaran yang
kebijakan-kebijakannya secara massif,
bisa di ambil dari fenomena Uni
milsalnya
Eropa.
melakukan
tingginya
intensitas
sejarah
Kuatnya
serta
semangat
sosialisasi ide integrasi yang dengan
integrasi Eropa setidaknya patut
cepat diterima oleh warga Eropa, baik
dicontoh.
elit,
NGO,
kelompok-kelompok
transsasional di tingkat regional secara
20
formal maupun informal .
Beberapa
point
yang
dapat di ambil sebagai tauladan
dari
perbandingan
tersebut
adalah:
Penutup

20
Hal ini terjadi pada kasus proses
pemilihan Jacques Chirac sebagai presiden
baru Prancis, rakyat Prancis tidak mendukung
Jean Marie Le Pen karena arah kebijakannya
cenderung Xenophobic yang pasti tidak sejalan
terhadap solidaritas Uni Eropa, sebaliknya
Chirac mendukung identitas Eropa tunggal.
Ini merupakan bukti keberhasilan sosialisasi
ide integrasi oleh Uni Eropa.
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
37
ASEAN
harus
People
Oriented,
tidak
hanya
kerjasama
pada
tingkat
pemerintah
oriented)
harus
(Government
namun
juga
memberdayakan
aktor-aktor
non
Negara
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
dan
masyarakat
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
luas;
serta

Konsekuensinya
ASEAN
memberi fasilitas bagi warga
harus
Negara
yang jelas dan memiliki
ASEAN
untuk
memiliki
otoritas
menjalankan aktivitas kerjasama
wewenang
dalam
mekanisme kontrol yang
berbagai
(pendidikan,
budaya,
bidang
ekonomi,
sosial
perdagangan
dan
dengan
demokratis.
sebagainya);

Penegakan
hukum
harus
ditegakkan, prinsip tidak ikut
campur terhadap urusan dalam
negeri harus dirombak menjadi
prinsip
kepedulian
bertanggungjawab
yang
berdasarkan
azas musyawarah dan mufakat
dengan
mengutamakan
kepentingan
warga
Negara
ASEAN;
FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTEGRASI REGIONAL
STUDI PERBANDINGAN UNI EROPA DAN ASEAN
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
38
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
No
1
Faktor Integrasi
Sebagai
Pembanding
Intensitas konflik
sebelum dan/ atau
selama integrasi
2
Drajat keterikatan
Negara anggota
3
Efektifitas
Institusiinstitusinya
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
Asumsi
Uni Eropa
ASEAN
Analisis
semakin tinggi
tingkat intensitas
perang (dari sisi
jumlah korban
baik jiwa
maupun materi;
Negara yang
terlibat; dan luas
area) semakin
kuat pula
harapan
terciptanya
perdamaian
Semakin kuat
drajat keterikatan
anggota, semakin
solid sebuah
organisasi
regional,
Indikatornya
sanksi yang
diberikan kepada
pelanggar,
semakin berat
sangsinya
semakin tinggi
tingkat
keterikatannya
Tinggi (a)
Lihat: Perang 30
tahun di Eropa; PD
I & II, memiliki
intensitas tinggi
Rendah
Konflik PhilipinaMalaysia; sipadanligitan (Ina-Malay.);
Thailand-Myanmar;
Malysia-Singapura 21
Tinginya intensitas
perang di Uni
Eropa yang
melebihi Asia
Tenggara,
menumbuhkan
kuatnya harapan
damai di benak
masyarakat eropa
lebih kuat dari pada
warga Asia
Tenggara
Kuat
Contoh kasus
Salah satu hasil dari
The Traty of
Amsterdam (1997)
misalnya, memberi
wewenang Dewan
Menteri untuk
menjatuhkan
hukuman pada
negara anggota
(dengan mencabut
hak sementara,
beberapa hak
mereka, termasuk
hak voting) jika
negara tersebut
melakukan
pelanggaran HAM22
Kuat
Tinggi
Prosentasi eksport
intra regional
terhadap total
eksport tinggi
(67,3%*)
menunjukkan:
1. partisipasi
swasta/ Masyarakat
tinggi;
2. Tingginya
partisipasi
masyarakat
merupakan
indikator bahwa Uni
Eropa cukup efektif
dalam
memberdayakan
potensi masyarakat
Lemah
Contoh kasus:
*) ASEAN sendiri
telah menyatakan
tidak akan
menjatuhkan
hukuman atau
mencabut
keanggotaan
Myanmar di
ASEAN, kaitannya
dengan pelanggaran
HAM Junta Militer 23
*) Dewan HAM yang
tidak efektif
Lemahnya sanksi
membuat angota
merasa tidak
memiliki beban,
dan mengabaikan
ikatan kerjasama
Implementasi
Program
Lemah
Rendah
Di tahun yang sama
ASEAN hanya
22,1%*, ini
menunjukkan:
1. partisipasi
masyarakat rendah;
2. Adanya gap yang
tinggi antara ASEAN
dengan Masyarakat,
Asean lebih sering
diidentikan dengan
kerjasama antar
pejabat, negara,
pemerintah, daripada
antar warga negara,
ini bermakna,
ASEAN kurang
efektif karena
21
Lihat Bambang Cipto, Hubungan Internasional di Asia Tenggara: teropong Terhadap
Dinamika, Realitas dan Masa Depan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hal 196-224
22
http://www.indonesianmissioneu.org/website/page943418664200310095958555.asp
23
http://xinwen.metrotvnews.com/main.php?metro=berita&id=49293
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
39
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
kerjasama hanya
berlangsung pada
level pemerintah
Jenis/ tingkat
kerjasama
internasional
4
Supranational
atau interstatecooperation
Uni Eropa memilki
Legislatif dan
Ekskutif
(supranational
organization)
Uni Eropa
menyerupai supra
national state,
artinya kadar
kesolidannya lebih
kuat disbanding
ASEAN yang baru
tahap inter-state
coopertation/
Assosiasi
Inter-state
organization
Keterangan :
a. Intensitas perang di Eropa
Indikator
PD II (1939-45)
PD I (1914-18)
Perang Napoleon
(1799-1815) (*)
Jumlah Korban
50.000.000 (*)
40.000.000 (*)
3.250.000 - 6.500.000
juta jiwa
Area
Eropa, Pasifik, Asia
Tenggara,
Timur
Tengah,
Mediterania
dan Afrika. (**)
Eropa,
Timur
Eropa
Negara
terlibat
yang Sekutu:
Britania Raya
Uni Soviet
Amerika Serikat
Repoblik Cina
Axis:
Nazi Jerman
talia
Jepang (**)
Afrika, dan
Tengah
(secara singkat di
Cina dan Kepulauan
Pasifik)(**)
blok
sentral Prancis, Inggris, Rusia
(Austria, Jerman,
Turki,
Bulgaria)
dengan blok sekutu
(Rusia, Perancis,
Inggris, Kanada,
Italia,
Amerika
Serikat) (*)
Keterangan:
(*)http://cesarzc.wordpress.com/2009/02/01/daftar-perang-paling-dahsyat-sepanjang-sejarah/
(**)http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Dunia_I
Ringkasan Faktor-Faktor Integrasi Yang Mendorong Dengan Cepat
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
40
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
Integrasi Eropa (Uni Eropa) dibanding integrasi di Asia (ASEAN)
No
1
Pembanding
Intensitas Perang sebelum
integrasi
Uni Eropa
Tinggi, PD I dan
II
2
Kadar keterikatan anggota
terhadap perjanjian
Kuat,
lihat:
Traktat
Roma,
Maastricht,
Amsterdam dan
Niece
3
Tingkat
keefektifan
Institusi-institusi
4
Level kerjasama
Kuat, misalnya
Dewan
UE;
Komisi Eropa/
KE,
Parlemen
Eropa, ataupun
Pengadilan UE;
dan komunitas
bersama
Masyarakat
Eropa
Institusi
supranasional
(bertingkat)
Lemah
Institusi interstate
cooperation
(setara)/
multilateral
cooperation
Indikator
aktor
yang
terlibat
dan
kerugian materi
dan korban jiwa
obligasi (sanksi
yang
dimunculkan
terhadap
pelangaran
kesepakatan);
presesi; delegasi
kekuatan
ke
kebijakannya
kedudukannya;
sederajat ataukah
berada di atas
level
negara
anggota
E. D. Mansfield & H. V. Milner,
The Political Economy of
Regionalism,
Columbia
University Press, New York
1997
Daftar Pustaka
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
ASEAN
Rendah, perang
VietnamKamboja;
MalaysiaIndonesia (masa
sukarno);
MalaysiaThailand
Lemah
41
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
CPF. Luhulima, et all, Masyarakat Asia
Tenggara Menuju Komunitas Asean
2015, Pustaka Pelajar dan P2P-LIPI,
Yogyakarta 2008
Hettne,B. The New Regionalism : A
Prologue. In Hettne,B. (ed), The
New Regionalism and the Future of
Security Development, Vol.4.2000.
London : Macmillan
Mochtar Mas’oed, Studi Hubungan
Internasional: Tingkat Analisa
dan
Teorisasi,
Pusat
antar
Universitas,
Studi
Sosial
Universitas
Gajah
Mada,
Yogyakarta 1989
Mochtar Mas’oed, Ilmu Hubungan
Internasional:
Disiplin
dan
Metodologi, LP3ES, Jakarta 1990
Tri Cahyo Utomo, Antisipasi Strategi
Polugri
Ertengtim
paska
Bergabungnya dalam Uni Eropa,
dipresentasikan dalam Seminar,
Prospek
Hubungan
Indonesia
dengan
negara-negara
Eropa
Tengah dan Timur Paska Perluasan
Uni Eropa, DEPLU-RI, Semarang,
22-23 September 2004
Bambang Cipto, Hubungan Internasional
di Asia Tenggara: teropong
Terhadap Dinamika, Realitas dan
Masa Depan, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2003
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
42
Walter S. Jones, Logika Hubungan:
Kekuasaan, Ekonomi Politik
dan Tata Dunia, Gramedia,
1993
International
Organization,
Volume
54,
No.
3,
Legalization
and
World
Politics, Summer 2000
http://www2.kompas.com/kompascetak/0706/07/1n/3584604.ht
m
http://id.wikipedia.org/wiki/Uni_Er
opa
http://id.wikipedia.org/UE
http://chebonk.blogspot.com/2007/1
1/uni-eropa.html#_ftnref6
http://indonesian.rti.org.tw/indonesi
an/special/Perspektif/Perspekt
if_17.htm
http://www.indonesianmissioneu.org/website/page94341866
4200310095958555.asp
http://arishu.blogspot.com/2007/03/
uni-eropa-dan-modelintegrasi-kawasan.html
http://xinwen.metrotvnews.com/mai
n.php?metro=berita&id=4929
3
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Ali Martin dan Sugiarto Pramono
Faktor- faktor Pendorong Integrasi Regional
http://skiasyik.wordpress.com/2008/03/25/
teori-regionalisme/#_ftn6
SPEKTRUM
Jurnal Ilmu Politik Hubungan Internasional
43
Vol. 8, No. 1, Januari 2011
Download