Market Brief

advertisement
Beras Organik
MARKET BRIEF
ITPC Osaka, 2015
EXECUTIVE SUMMARY
Beras organik merupakan beras yang tidak menggunakan bahan kimia yang menyebabkan
terakumulasinya senyawa arsenik didalam beras. Tak hanya bahan kimia, pestisida pun tidak
digunakan dalam beras organik. Pada ITPC market brief bulan januari menjelaskan tentang
kebijakan impor Negara Jepang terhadap beberapa produk yang akan diterima Negara Jepang.
Beberapa kebijakan menjelaskan tentang impor beras diantaranya meliputi pengujian beras
organik dari beberapa bahan kimia, penyakit endemik dan sanitasi beras menjadi perhatian
khusus Negara Jepang. Beberapa jalur untuk perdagangan beras organik di Jepang dijelaskan
dalam market brief bulan Januari ini.
Beberapa hambatan yang akan dihadapi para pengekspor dari Indonesia diantaranya adalah
adanya minimum impor yang akan diterima oleh pemerintah Jepang dan pembayaran pajak
yang
cukup
besar
yang
harus
dibayarkan
oleh
pihak
peng-ekspor
dari
Indonesia. Market brief ini juga menjelaskan tentang ketertarikan masyarakat Jepang
mengenai beras Organik. Masyarakat Jepang berusia lanjut lebih menyukai produk yang
berlabelkan organik meskipun dengan harga yang relatif mahal. Berdasarkan ketertarikan ini,
beras organik produksi dalam negeri akan memiliki pasar tersendiri dalam penjualan di dalam
Jepang.
Market brief mengenai beras organik diharapkan menjadi materi yang informatif dan dapat
digunakan oleh produsen dan pelaku usaha di Indonesia yang tertarik untuk mengekspor
beras organik ke negeri sakura, Jepang.
i
DAFTAR ISI
EXECUTIVE SUMMARY ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ iv
BAB I ......................................................................................................................................... 1
POTENSI PASAR JEPANG ..................................................................................................... 1
1.1. Tren yang sedang berkembang .................................................................................... 1
1.2. Jenis beras di Jepang .................................................................................................... 2
1.3. Ekspor-impor beras organik Jepang-Dunia ................................................................. 4
1.4. Potensi pasar ekspor beras organik di Jepang .............................................................. 6
BAB II........................................................................................................................................ 9
KEBIJAKAN IMPOR DAN DISTRIBUSI ............................................................................... 9
2.1. Kebijakan impor beras organik di Jepang .................................................................... 9
2.2. Saluran distribusi beras .............................................................................................. 11
2.3. Hambatan lainnya ...................................................................................................... 12
2.4. Solusi.......................................................................................................................... 13
BAB III .................................................................................................................................... 15
PELUANG DAN STRATEGI ................................................................................................. 15
3.1. Peluang....................................................................................................................... 15
3.2. Strategi ....................................................................................................................... 16
BAB IV .................................................................................................................................... 17
ii
INFORMASI PENTING ......................................................................................................... 17
3.3. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia ................................................ 17
3.4. Kamar Dagang Jepang ............................................................................................... 17
3.5. Asosisasi Terkait Beras Organik di Jepang ............................................................... 19
3.6. Daftar pameran terkait Beras Organik di Jepang ....................................................... 20
3.7. Perwakilan Indonesia di Jepang ................................................................................. 20
3.8. Daftar Importir Beras Organik di Jepang................................................................... 21
Referensi .................................................................................................................................. 22
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Penyajian Makanan Jepang pada umumnya ................................................... 1
Gambar 2. Jenis Beras yang ada di Jepang (white rice dan brown rice) ........................... 2
Gambar 3. Penjualan beberapa jenis beras Jepang ............................................................ 3
Gambar 4. Produksi beras jepang ...................................................................................... 4
Gambar 5. Jumlah Ekspor-Impor komoditas beras............................................................ 4
Gambar 6. Negara eksportir beras ke Jepang..................................................................... 5
Gambar 7. Daftar negara pengekspor beras ke Jepang ...................................................... 5
Gambar 8. Beras merah...................................................................................................... 7
Gambar 9. Statistik populasi masyarakat Jepang berdasarkan pembagian umur .............. 7
Gambar 10. Diagram alir proses impor di Jepang ........................................................... 10
Gambar 11. Logo Japan Agriculture Standard dan Japan Agriculture Standard untuk
produk organik ......................................................................................................... 11
Gambar 12. Saluran distribusi beras di Jepang ................................................................ 12
Gambar 13. Long Grain Rice dan Short Grain Rice........................................................ 15
iv
BAB I
POTENSI PASAR JEPANG
1.1.Tren yang sedang berkembang
Beras merupakan salah satu produk pertanian yang paling penting dan sudah
dibudidayakan ke seluruh Negara Jepang selama 2000 tahun. Beras juga merupakan
salah satu kebutuhan primer dan salah satu bagian dalam kebudayaan mayarakat
Jepang .
Penggunaan beras pada beberapa makanan di Jepang diantaranya untuk pembuatan
rice wine (nihonshu atau sake), tepung beras, sushi, donburi dan beberapa makanan
Jepang lainnya. Seperti Indonesia, beras yang akan dikonsumi akan diolah menjadi
nasi. Nasi merupakan makanan pokok masyarakat Jepang. Karena setiap makanan
Jepang yang dihidangkan selalu disajikan bersama dengan nasi. Nasi merupakan
komponen penting dan selalu ada di setiap makanan Jepang. Nasi Jepang merupakan
salah satu spesies japonica yang terkenal lengket sehingga ketika dimasak, nasi
Jepang memiliki rasa yang unik dengan sedikit rasa manis.
Pada umumnya, makanan Jepang mempunyai empat komponen seperti nasi, sup
miso, makanan utama dan acar (Gambar 1). Pola makan yang seperti ini merupakan
ciri khas dari makanan Jepang yang selalu disajikan di rumah. Makanan Jepang
lebih umum dikonsumsi dengan menggunakan sumpit dibandingkan dengan
menggunakan sendok dan garpu. Makanan Jepang juga didesain untuk dimakan
menggunakan sumpit oleh masyarakat Jepang dikarenakan sumpit. Sehingga dalam
penyajiannya, masyarakat Jepang memotong makanan yang berukuran besar
menjadi kecil sehingga mudah dikonsumsi dengan menggunakan sumpit.
Gambar 1. Penyajian Makanan Jepang pada umumnya
1
1.2.Jenis beras di Jepang
Beberapa jenis beras di Jepang yang dikonsumsi oleh masyarakat Jepang terbagi
menjadi beras glutinous dan non-glutinous. Perbedaan tersebut berdasarkan tingkat
kelengketan dari beras tersebut. Warga Indonesia biasa menyebut jenis beras
glutionous dengan sebutan ketan. Beras jenis ini biasa digunakan untuk pembuatan
mochi pada saat perayaan tahun baru di Jepang. Sedangkan beras non-glutinous
adalah beras biasa yang akan dikonsumsi setiap hari oleh warga Jepang.
Pembagian beras non-glutinous dan glutinous terbagi dua yaitu brown rice dan white
rice. Pembagian tersebut berdasarkan proses yang dilakukan kepada beras yang akan
dipasarkan. White rice merupakan beras yang sebelumnya melalui proses
pengelupasan kulit ari sehingga ukuran beras jauh lebih kecil dan lebih bersih atau
biasa dikenal dengan beras putih. Sebaliknya, brown rice tidak melalui proses
pengelupasan kulit ari. Perbedaan beras putih dan brown rice terdeskripsi pada
gambar 2
Gambar 2. Jenis Beras yang ada di Jepang (white rice dan brown rice)
Hasil uji statistik yang dilakukan oleh Kementrian Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan Jepang, menunjukan bahwa masing-masing jenis beras baik yang sudah
dipoles dan tidak dipoles mempunyai pasar masing-masing di mata masyarakat
Jepang (Gambar 3).
2
Harga Produsen
(dalam yen)
Gambar 3. Penjualan beberapa jenis beras Jepang
(sumber : Japan Ministry of Agriculture, Forestry, and Fishery, 2015)
800
600
400
200
0
2011
Non-glutinous
brown rice
Glutinous
brown rice
Non-glutinous
polished rice
Glutinous
polished rice
60 kg
10 kg
Jumlah total penjualan beras Jepang berdasarkan jenisnya
2012
2013
2014
Gambar 3 menunjukan pasar untuk masing-masing beras yang ada di Jepang.
Preferensi masyarakat Jepang terhadap konsumsi beras yang dikonsumsi setiap hari
menunjukan adanya pasar baik untuk brown rice dan white rice. Beberapa orang
lebih memilih mengkonsumsi beras brown rice dengan alasan beras ini lebih sehat,
dan berguna untuk melakukan diet. Konsumen yang memilih beras white rice
beralasan bahwa rasa dari beras ini lebih manis dan lebih enak jika dibandingkan
dengan brown rice.
Preferensi ini dibuktikan dengan penelitian ilmiah yang sudah dilakukan oleh
peneliti-peneliti yang ada di dunia terhadap brown rice dan white rice. Brown rice
memiliki mikronutrien yang lebih banyak jika dibandingkan dengan white rice.
Lapisan terluar dari brown rice mengandung berbagai macam mikronutrien yang
tidak ditemukan pada white rice.
Produsen beras di Jepang tersebar dari Hokkaido sampai Kagoshima. Gambar 4
menunjukan adanya peningkatan produksi beras di Jepang dari tahun 2011 ke 2014
berdasarkan hasil statistik yang dilakukan oleh kementrian pertanian, kehutanan dan
perikanan Jepang.
3
Indeks Produksi
Beras Jepang
Gambar 4. Produksi beras jepang
(sumber : Japan Ministry of Agriculture, Forestry, and Fishery, 2015)
150.0
100.0
50.0
0.0
2011
2012
2013
2014
Tahun
Beras yang akan dipasarkan biasanya akan dijual di beberapa tempat seperti
supermarket, groceries, atau pasar. Beras yang diperjualbelikan di pasar Jepang tak
hanya beras yang sudah dibudidayakan di dalam Jepang, tetapi juga beras-beras
impor seperti dari Pakistan, dan Thailand. Perbedaan kedua beras tersebut terlihat
dari ukurannya. Perbedaan tersebut terlihat untuk beras pakistan, ukuran beras yang
diperjualbelikan berukuran lebih panjang jika dibandingkan dengan beras-beras yang
dijual pada umumnya. Sedangkan untuk beras Thailand berukuran relatif sama
dengan ukuran beras-beras yang sudah dibudidayakan di Jepang.
1.3.Ekspor-impor beras organik Jepang-Dunia
Jumlah ekspor dan impor komoditas beras Jepang semakin tahun semakin meningkat
seperti yang digambarkan pada gambar 5.
Gambar 5. Jumlah Ekspor-Impor komoditas beras
(sumber : Japan Ministry of Agriculture, Forestry, and Fishery, 2015)
Nilai Ekspor-Impor
(x 1.000.000 yen)
1,000,000
800,000
600,000
Value of
exports
400,000
Value of
imports
200,000
0
2011
2012
2013
2014
Tahun
Kebijakan ekspor dan impor di Jepang dikelola oleh suatu badan perdagangan Jepang
yang biasa disebut dengan JETRO (Japan External Trade Organization). Regulasi
pun sudah ditetapkan oleh pemerintah Jepang mengenai bahan makanan pokok seperti
4
beras, dan gandum. Tak hanya dari sisi perdagangan, beberapa institusi yang peduli
terhadap keselamatan konsumen dalam hal ini masyarakat Jepang menjadi salah satu
penentu suatu produk dapat diterima untuk diperjualbelikan di dalam Jepang.
Gambar 6. Negara eksportir beras ke Jepang
(sumber : ITC)
Negara eksportir yang sudah melakukan pemasaran produk beras di Jepang
diantaranya China, Amerika, Australia, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Pakistan.
Gambar 6 menjelaskan bahwa pengekspor beras terbesar ke Jepang adalah Amerika
dan diikuti oleh Thailand. Data negara pengekspor beras yang sudah dilakukan oleh
ITC terlihat adanya trend penurunan untuk negara-negara yang terhitung cukup
terlibat dalam transaksi ekspor-impor beras bersama Jepang.
Gambar 7. Imported value negara pengekspor beras ke Jepang
(Sumber : ITC (dalam US$ x 1000))
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00
-200.00
2010
2011
2012
2013
2014
World
United States of America
Thailand
Australia
Myanmar
Viet Nam
5
Jumlah beras yang diekspor oleh Amerika menuju Jepang mengalami penurunan
seperti yang terlihat pada gambar 7 diatas. Beberapa artikel dapat ditemukan di
beberapa media online yang menyatakan adanya kandungan arsenik pada beras yang
dibudidayakan dan diimpor ke Jepang dari Amerika. Studi lanjutan mengenai
informasi tersebut masih harus dilakukan untuk mengkonfirmasi kebenaran dari berita
tersebut. Kementrian pertanian Jepang sudah menetapkan standar minimum jumlah
kandungan arsenik pada produk pertanian yang akan diimpor oleh Jepang.
1.4.Potensi pasar ekspor beras organik di Jepang
Potensi ekspor beras organik di Jepang lebih besar jika dibandingkan dengan produk
beras yang dibudidayakan dengan metode biasa. Hal tersebut dikarenakan salah satu
persyaratan seperti bebas penggunaan bahan-bahan organik yang ditetapkan oleh
pemerintah Jepang perihal kebijakan impor untuk barang-barang pertanian seperti
beras, gandum, dan sayur-sayuran lainnya sudah memenuhi kriteria yang sudah
ditetapkan.
Salah satu jenis beras organik yang bisa dijual di pasar Jepang adalah beras merah.
Beras merah yang merupakan produk unggulan Indonesia memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan beras yang biasanya dijual di pasar Jepang.
Keunggulan tersebut adalah :
a. Kaya akan serat
b. Dapat mengontrol kadar gula darah
c. Membuat lebih cepat kenyang
d. Mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas
e. Mengandung vitamin B6 (baik untuk menjaga keseimbangan pembentukan
hormon serotonin, sel darah merah)
f. Menurunkan kadar kolesterol jahat
Pemasaran beras merah organik dapat dilakukan dengan menyertakan informasi
mengenai keunggulan yang ada pada beras merah organik. Hal ini dipastikan akan
mendapatkan tempat dihati masyarakat Jepang yang peduli akan kesehatannya. Hanya
saja apabila ingin mengekspor beras merah organik ke pasar Jepang, perlu dipastikan
bahwa produk beras merah organik bukan hasil dari GMO (Genetically modified
organism).
6
Gambar 8. Beras merah
Masyarakat Jepang yang peduli akan kesehatannya akan lebih mengapresiasi apabila
terdapat sertifikat penggunaan bahan-bahan organik selama proses pembudidayaan
beras organik yang akan dipasarkan. Hal tersebut terlihat dari pemberian label organik
yang diberikan oleh JAS (Japan Agriculture Standard) yang merupakan bagian dari
Kementrian Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Jepang.
Masyarakat Jepang yang berusia lanjut lebih cenderung mengkonsumsi beras organik
meskipun harga yang ditawarkan relatif mahal. Sementara untuk masyarakat Jepang
kalangan muda tidak memperhatikan apakah produk yang mereka konsumsi berlabel
organik atau tidak. Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan sebelumnya,
pemberian label organik yang sudah diberikan oleh JAS (Japan Agriculture Standard)
organik terhadap produk beras yang akan diimpor akan membantu penjualan di
Jepang.
Gambar 9. Statistik populasi masyarakat Jepang berdasarkan pembagian umur
Sumber : Japan Bureau Center
7
Umur
100歳以上
90~94
80~84
70~74
60~64
50~54
40~44
30~34
20~24
10~14
0~ 4
Female
Male
0
100
200
300
400
500
600
Jumlah Populasi (x1000)
Pendapat mengenai banyaknya masyarakat Jepang yang berusia lanjut yang tertarik
dengan produk yang berlabelkan organik, didukung oleh data statistik populasi
masyarakat Jepang berdasarkan umur yang digambarkan pada gambar 8. Banyaknya
masyarakat Jepang yang berusia lanjut (>40 tahun) membuat pasar beras merah
organik lebih besar jika dibandingkan dengan beras yang biasa dipasarkan di dalam
Jepang. Penjualan beras merah organik dengan kisaran harga 3000-6000 JPY / 5 kg
akan mempunyai daya tarik tersendiri dan mencakup dua kalangan diantaranya
kalangan muda dan kalangan berusia lanjut. Kisaran harga beras yang biasa dijual
dibeberapa
supermarket
di
Jepang
8
antara
2000-4000
JPY/5
kg.
BAB II
KEBIJAKAN IMPOR DAN DISTRIBUSI
2.1.Kebijakan impor beras organik di Jepang
Beras yang akan diekspor ke Jepang harus melalui beberapa tahap (gambar 7). Tahap
pertama yang dilakukan adalah persiapan dokumen mengenai beras yang akan
diekspor. Dokumen-dokumen yang harus disiapkan harus mencantumkan jumlah
beras yang akan diekspor dan sertifikat yang menjelaskan bahwa beras tersebut aman
dari penyakit dan hama endemik. Sertifikat ini bisa dibuat oleh Kementrian Pertanian
Pertanian Indonesia dan isinya menjelaskan bahwa beras yang akan dieskpor
merupakan beras yang sudah terproteksi dan disahkan oleh Kementrian Pertanian
Republik Indonesia Apabila eksportir beras organik baru pertama kali mengirimkan
berasnya ke Jepang, ada dokumen yang menunjukan bahan-bahan yang digunakan
selama proses kultivasi dan produksi beras yang akan diekspor. Keseluruhan dokumen
tersebut harus dilampirkan dan dikirimkan ke Kementrian Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan Jepang (MAFF, Japan).
Dokumen yang dikirimkan ke MAFF kemudian melalui beberapa proses sehingga
akhirnya beras yang diekspor ke Jepang tiba ke Jepang. Tak hanya dokumen yang
harus dipenuhi oleh eksportir beras, biaya seperti beacukai dan pajak harus dibayarkan
ke MAFF. Pada tahun 1995, terdapat kebijakan minimum impor yang ditetapkan oleh
Pemerintah Jepang. Kebijakan tersebut menjelaskan beberapa negara selain Israel,
Republik Korea, dan Filipin bebas mengekspor barang ke Jepang tanpa mengeluarkan
biaya seperti pajak. Sedangkan untuk negara selain yang sudah disebutkan, terdapat
pajak yang harus dibayarkan sebesar 341 yen per kilogram. Harga tersebut mencakup
customs duty (¥49/kg (based on fiscal 2012)), consumption taxes, dan pajak
(¥ 292/kg). .
9
Gambar 10. Diagram alir proses impor di Jepang
Sumber : Japan Ministry of Health, Labour and welfare
Setelah beras yang akan dipasarkan sampai ke Jepang, beberapa pengujian akan
dilakukan oleh MAFF, diantaranya adalah plant protection act dan plant import
inspection application. Kedua pengujian tersebut dilakukan oleh MAFF. Dokumen
yang sudah diserahkan ke MAFF juga akan melalui serangkaian pengujian secara
administratif. Apabila kedua pengujian tersebut dinyatakan lulus dan aman oleh
MAFF, proses selanjutnya adalah eksportir akan diperbolehkan untuk memasarkan
produknya di Jepang. Namun, apabila salah satu dari proses tersebut dinyatakan gagal,
maka akan dilakukan karantina produk seperti fumigasi, destruction dan
pengembalian kepada eksportir.
Pada saat mengimpor beras ke Jepang, kandungan kadmium pada beras yang akan
diimpor harus kurang dari 1 ppm. Apabila dalam pembudidayaan, penyimpanan dan
10
pengiriman beras menggunakan pestisida, ada standar residu yang harus dipenuhi dan
dikonfirmasi oleh badan sanitasi makanan. Semua produk makanan harus diberi label
JAS (Japan agriculture standard) (gambar 8) dimana untuk mendapatkan label
tersebut, produk yang diimpor harus memenuhi standar JAS. Informasi mengenai
standar yang ditetapkan oleh JAS Organik dijelaskan lebih lanjut pada
(http://www.maff.go.jp/e/jas/specific/pdf/1830_2012.pdf).
Gambar 11. Logo Japan Agriculture Standard dan Japan Agriculture Standard untuk produk organik
2.2.Saluran distribusi beras
Pada November 1995, hukum yang mengatur stabilitas permintaan, penyediaan dan
harga bahan pokok menyatakan jumlah beras yang diatur oleh pemerintah Jepang.
Hukum tersebut memudahkan kontrol produksi beras sehingga membuat distribusi
beras secara lokal lebih mudah. Hukum tersebut tidak hanya menjelaskan berapa
banyak produksi beras yang harus dihasilkan tetapi juga jumlah beras yang akan
disimpan, didistribusikan dan dijual. Hal tersebut dikarenakan beras dapat disimpan
dalam waktu yang cukup lama.
Distribusi beras di Jepang diatur dalam food control law dan semua produk beras yang
akan masuk ke Jepang, harus melalui proses pendaftaran. Apabila seseorang ingin
menjadi pemasok dari beras ada beberapa proses yang harus dilalui. Secara umum,
saluran distribusi beras yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Jepang, dijelaskan
pada skema di bawah ini.
11
Gambar 12. Saluran distribusi beras di Jepang
Sumber : Fuji Keizai research data
2.3.Hambatan lainnya
Beberapa tahun yang lalu, terdapat beberapa kebijakan impor beras di Jepang yang
disebut dengan kebijakan akses minimum impor (minimum access import regime)
yang mengijinkan beberapa barang untuk diimpor dalam jumlah tertentu ke Jepang.
Kebijakan ini juga menjelaskan biaya pajak yang mendekati 0 (nol) atau gratis untuk
beberapa negara seperti Israel, Republik Korea, dan Filipina. Akan tetapi, dengan
akses yang minimum ini, impor beras ke Jepang tergolong masih murah dengan tarif
yang diperbolehkan sekitar 341 yen per kilogram jika dibandingkan dengan impor
produk ke beberapa negara lain.
Kebijakan minimum inilah yang menyebabkan harga beras impor di Jepang lebih
mahal jika dibandingkan dengan beras yang diproduksi di dalam negeri. Oleh karena
itu, diperlukan beberapa solusi untuk masalah ini.
Selain harga yang lebih mahal, proses karantina yang diperlukan apabila produk
beras tersebut tidak memenuhi persyaratan yang diajukan pemerintah Jepang, beras
yang akan masuk ke dalam Jepang akan lebih lama dan membuat proses pemasaran
beras organik terhambat.
12
Selain itu, beberapa kebijakan untuk menyertakan proses produksi dan bahan-bahan
yang dipakai selama proses produksi akan menjadi kendala sendiri untuk para
eksportir beras organik ke Jepang. Hal tersebut dikarenakan kurangnya teknologi
dan kesadaran para petani beras di Indonesia untuk mencatat zat kimia atau pupuk
apa saja yang digunakan selama proses pembudidayaan beras organik di Indonesia.
Hal ini yang menjadi kendala dikarenakan petani di Indonesia tidak terbiasa
mencatat tentang penggunaan bahan-bahan baik organik maupun inorganik pada saat
kultivasi beras yang akan di ekspor.
2.4.Solusi
Solusi untuk mengatasi beberapa hambatan yang terlah disebutkan dalam bagian
sebelumnya adalah sebagai berikut. Permasalahan seperti meningkatnya harga beras
organik yang akan di ekspor ke Jepang akan menurunkan pasar pembelian beras
Jepang diantara masyarakat Jepang. Hal tersebut bisa ditangani dengan meng-ekspor
beberapa beras organik tetapi dibawah harga atau di bawah nominal jumlah overquota ekspor beras yang sudah ditetapkan oleh pemerintah Jepang. Sehingga para
eksportir tidak perlu membayar tarif lebih untuk mengirim beras organiknya ke
Jepang.
Cara lain yang bisa dilakukan oleh eksportir beras organik adalah dengan
menghubungi Ordinary Market Association. Perhimpunan ini akan memberikan
memberikan rekomendasi importir beras kepada badan pemeriksa makanan di
Jepang. Cara lain selain kedua cara yang sudah disebutkan tadi, bisa diselesaikan
dengan metode simultaneously buy-sell systems (SBS). Cara ini lebih sulit jika
dibandingkan dengan kedua cara sebelumnya. Hanya saja beberapa persyaratan
apabila eksportir ingin menggunakan metode SBS, antara lain :
a. Mempunyai rekam jejak setidaknya sebanyak 10.000 ton beras yang diimpor dan
diekspor selama 3 tahun terakhir
b. Bisa bekerjasama dengan baik dengan Pemerintah Jepang
c. Memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan oleh badan pemeriksa makanan Jepang.
13
Berdasarkan kriteria yang terakhir disebutkan untuk sistem SBS, maka hambatan
yang disebutkan terakhir mengenai rekam jejak pembudidayaan beras di Indonesia
harus tercatat dengan baik dan teranalisis dengan benar. Sehingga ketika pemerintah
Jepang menanyakan persyaratan seperti proses pembudidayaan dan bahan-bahan
yang digunakan dalam proses pembudidayaan, eksprotir tidak perlu bersusah payah
dan menunggu waktu yang cukup lama untuk memasuki pasar beras di Jepang.
14
BAB III
PELUANG DAN STRATEGI
3.1.Peluang
Regulasi yang sudah ditetapkan pemerintah Jepang terhadap kebijakan ekspor-impor
beberapa produk seperti beras sebenarnya tidak begitu mempersulit proses eksporimpor. Selama memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan pemerintah setempat,
peluang beras organik masuk ke pasar Jepang lebih besar jika dibandingkan dengan
produk beras lainnya. Hal ini dikarenakan salah satu persyaratan yang ditetapkan
pemerintah Jepang mengenai pelarangan penggunaan zat kimia pengendali hama
(pestisida) dalam proses pembudidayaan beras organik.
Selain itu, kerjasama perdagangan antara Indonesia dan Jepang sudah terjalin lama
sehingga akan mempermudah proses pemasaran dan pemasokan beras organik yang
akan diimpor ke Jepang. Tidak hanya kerjasama perdagangan Indonesia dan Jepang
yang sudah berlangsung lama, preferensi masyarakat jepang lebih memilih beras
yang berukuran pendek daripada beras dengan ukuran yang lebih panjang seperti
pada beras-beras yang berasal dari Asia Barat (Pakistan, Arab, dll) (Gambar 10).
Gambar 13. Long Grain Rice dan Short Grain Rice
Preferensi tersebut memudahkan insersi beras organik asli Indonesia untuk masuk ke
dalam pasar Jepang. Hal tersebut dikarenakan beras yang diproduksi di Indonesia
merupakan beras yang berukuran pendek.
15
3.2.Strategi
Strategi penjualan beras organik berdasarkan informasi yang sudah diberitahu
sebelumnya bisa diawali dengan pencatatan dan pendaftaran beras organik yang
akan dikirim ke badan otoritas terkait di Indonesia yang menyatakan beras organik
tersebut aman dari bahan kimia dan penyakit endemik yang berbahaya.
Setelah diberikan sertifikat dari badan otoritas terkait, pendaftaran dilanjutkan ke
MAFF Jepang. Apabila akan dilakukan penjualan secara berkala, bisa dilakukan
pendaftaran
ke
badan
jual-beli
seperti
JFC
Inc.
(https://www.jfcjapan.co.jp/english/tojapan.html). Sehingga ketika pada transaksi
ekspor-impor selanjutnya, tidak memerlukan prosedur seperti pada saat pertama kali
karena sudah tercatat baik oleh badan jual-beli tersebut.
Setelah dilakukan pendaftaran produk yang akan dipasarkan di Jepang, pemberian
label organik diperlukan untuk menarik konsumen seperti masyarakat Jepang
sehingga mereka tertarik untuk membeli beras yang berlabel organik.
Strategi yang harus dilakukan tidak hanya dengan pemberian label organik kepada
setiap produk beras yang akan dijual ke Jepang, tetapi juga proses ekspor-impor
yang dilakukan melalui badan jual beli seperti JFC. Hal tersebut dikarenakan melalui
badan jual beli tersebut, kita bisa melakukan proses SBS sehingga harga beras
organik yang akan sampai dan diperjualbelikan di Jepang jauh lebih murah jika
dibandingkan dengan cara ekspor-impor cara konvensional. Metode yang
direferensikan akan menurunkan harga beras organik Indonesia sehingga akan
menarik pasar kalangan anak muda yang ada di Jepang.
Beberapa tahapan penting yang harus dilakukan apabila ingin melakukan ekspor
beras ke Jepang
1. Pastikan beras organik yang akan diekspor memiliki :
a. Laporan penggunaan alat dan bahan selama proses pembudidayaan beras
b. Sertifikat bebas penyakit endemik dan hama (dikeluarkan oleh Kementrian
Pertanian RI)
2. Mengisi dokumen yang disediakan oleh kementrian pertanian Jepang (pastikan
jumlah beras organik yang akan dikirim ke Jepang)
3. Siapkan biaya untuk beacukai dan pajak yang akan diminta pada saat proses
pendaftaran beras organik yang akan diekspor ke Jepang
16
BAB IV
INFORMASI PENTING
3.3.TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia
Kedutaan Besar Jepang Jakarta
Konsulat Jenderal Jepang – Medan
Duta Besar: Yoshinori KATORI
Konsul Jenderal: Hiroshi HASHI
Jl. M.H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat
Wisma BII, Lantai 5, Jl. Diponegoro
10350, Indonesia
No. 18, Medan, Sumatera Utara,
Telepon: (62-21) 3192-4308
Indonesia
Fax: (62-21) 3192-5460
Telepon: (62-61) 457-5193
Website: www.id.emb-jepang.go.jp
Fax: (62-61) 457-4560
Konsulat Jenderal Jepang – Jakarta
Konsulat Jenderal Jepang –
Konsul Jenderal: Yoshihiro
Makassar
TAKESHITA
Konsul Jenderal: Noboru NOMURA
Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat
Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makassar,
10350, Indonesia
Sulawesi Selatan, Indonesia
Telepon: (62-21) 3192-4308
Telepon: (62-411) 871-030, 872-323
Fax: (62-21) 315-7156
Fax: (62-411) 853-946
Konsulat Jenderal Jepang – Surabaya
Konsulat Jenderal Jepang –
Konsul Jenderal: Masaaki TAKANO
Denpasar
Jl. Sumatera No. 93, Surabaya, Jawa
Konsul Jenderal: Minoru SHIROTA
Timur, Indonesia
Jl. Raya Puputan No. 170, Renon,
Telepon: (62-31) 503-0008
Denpasar, Bali, Indonesia
Fax: (62-31) 503-0037
Telepon: (62-361) 227-628
Fax: (62-361) 265-066
3.4.Kamar Dagang Jepang
Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ)
3-2-2 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-0005, Japan
Telepon: (813) 3283-7523
17
Fax: (813) 3216-6497
Website: www.tokyo-cci.or.jp
Email: [email protected]
Fukuyama Chamber of Commerce & Industry
2-10-1 Nishimachi, Fukuyama City, Hiroshima 720-0067, Japan
Telepon: (818) 4921-2345
Fax: (818) 4922-0100
Website: www.fukuyama.or.jp/e
Email: [email protected]
Hiroshima Chamber of Commerce & Industry
44 Matomachi-5-chome, Naka-ku, Hiroshima 730, Japan
Telepon: (818) 2222-6610
Fax: (818) 2211-0108
Website: www.hiroshimacci.or.jp
Kawasaki Chamber of Commerce & Industry
11-2 Ekimae Honcho, Kawasaki-ku, Kawasaki 210, Japan
Telepon: (814) 4211-4111
Fax: (814) 4211-4118
Website: www.kawasaki-cci.or.jp
Kyoto Chamber of Commerce & Industry
240 Shoshoicho Ebisugawa-agaru Karasumadori, Nakakyo-ku 604, Japan
Telepon: (817) 5212-6450
Fax: (817) 5255-0428
Website: www.kyo.or.jp/kyoto/e
Email: [email protected]
Osaka Chamber of Commerce & Industry
2-8 Honmachi-bashi, Chuo-ku, Osaka 540-0029, Japan
Telepon: (816) 6944-6400
Fax: (816) 6944-6293
Website: www.osaka.cci.or.jp/e
Okinawa Chamber of Commerce & Industry
15-20 Chuo-4-chome, Okinawa-shi 904, Japan
18
Telepon: (819) 8938-8022
Fax: (819) 8938-2755
Website: www.okinawacci.or.jp
Email: [email protected]
Nagahama Chamber of Commerce & Industry
10-1 Takada-cho, Nagahama, Shiga 526-0037, Japan
Telepon: (817) 4962-2500
Fax: (817) 4962-8001
Website: www.nagahama.or.jp
Email: [email protected]
3.5.Asosisasi Terkait Beras Organik di Jepang
Food Sanitation Law
Office of Imported Food Safety, Inspection and Safety Division,
Department of Food Safety, Pharmaceutical and Food Safety Bureau,
Ministry of Health, Labor and Welfare
Tel: 03-5253-1111 FAX: 03-3503-7964 (Direct) http://www.mhlw.go.jp
JAS (Japan Agricultural Standard) Law
Labeling and Standards Division, Food Safety and Consumer Affairs Bureau,
Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries
Tel: 03-3502-8111 FAX: 03-3502-0594 (Direct) http://www.maff.go.jp
Food Industry Environment Policy Office, Food Industry Policy Division,
General Food Policy Bureau, Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries
Tel: 03-3502-8111 FAX: 03-3508-2417 (Direct) http://www.maff.go.jp
Plant Protection Act
Plant Protection Division, Food Safety and Consumer Affairs Bureau,
Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries http://www.maff.go.jp/e/index.html
Plant Protection Station http://www.pps.go.jp/english/index.html
Japan Plant Quarantine Association http://www.zenshoku-kyo.or.jp/ (Berbahasa
Jepang)
19
Japan external Trade Organization (JETRO)
Alamat: Summitmas 1, Lantai 6
Jl.Jend Sudirman Kav 61-62 Jakarta 12190
Tel:
62-21-5200264 (Hunting)
Fax:
62-21-5200261
E-mail: [email protected]
Hari dan Jam Kerja: Senin - Jumat, 08:30 - 16:30 WIB
Hari Libur: Sabtu, Minggu, hari besar, dan 29 Des. – 3 Jan. tutup.*
Website : http://www.jetro.go.jp/ (Berbahasa Inggris);
http://www.jetro.go.jp/indonesia/ (Berbahasa Indonesia)
Customs Law / Customs Tariff Law / Temporary Tariff Measures Law Japan
Customs http://www.customs.go.jp/english/index.htm
3.6.Daftar pameran terkait Beras Organik di Jepang
FOODEX
http://www3.jma.or.jp/foodex/ja
TEL: +81-3-3434-3453
IFIA JAPAN
Annual International Food Ingredients & Additives
Exhibition and Conference
http://www.ifiajapan.com
3.7.Perwakilan Indonesia di Jepang
KBRI Tokyo
Duta Besar : H.E Yusron Ihza Mahendra
Atase Perdagangan : Julia Silalahi
2-9 Highashi Gotanda, 5-chome, Shinagawa-ku,
Tokyo-to, 141-0022, Japan
Phone : (+81-3) 3441-4201
Fax : (+81-3) 3447-1697
Email : [email protected]
Website : www.indonesianembassy.jp
20
KJRI Osaka
Konsul Jenderal : Wisnu Edi Pratignyo
Resona Semba Building 6th Floor,
4-4-21 Minami Semba, Chuo-ku,
Osaka 542-0081,Japan
Phone : (81-6) 6252-9826
Fax : (81-6) 6252-9872
Email : [email protected]
Website : www.indonesia-osaka.org
ITPC Osaka
Kepala : Hotmida Purba
Wakil : Adhi K.Y. Halim
ITM4 J-8 Asia and Pacific Trade Center
2-1-10 Nanko Kita, Suminoe-ku,
Osaka 559-0034, Japan
Tel : 06-66155350
Fax : 06-6615-5351
Email : [email protected]
Website : http://www.itpc.or.jp
3.8.Daftar Importir Beras Organik di Jepang
JFC Japan Inc.
President : Takashi Ozawa
Nihonbashi SOYIC bldg.,3-11,
Nihonbashi Koamicho Chuo-ku,Tokyo 103-0016
TEL.+81-3-5847-0581 FAX.+81-3-5847-0591
Website : https://www.jfcjapan.co.jp/english/tojapan.html
21
Referensi
1. Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries, www.maff.go.jp
2. Japan Custom www.customs.go.jp
3. JETRO, http://www.jetro.go.jp/
4. Labelling http://www.mint.go.jp
5. Statistics Bureau of Japan http://www.stat.go.jp
6. Food Safety and inspection service,
http://www.fsis.usda.gov/regulations/Japan_requirements/index.asp
22
Download