konsolidasi-perbankan-indonesia-1

advertisement
KONSOLIDASI PERBANKAN
NASIONAL MENUJU BEST PRACTICE
1
RINGKASAN EKSEKUTIF
KONSOLIDASI PERBANKAN NASIONAL SEBAGAI SUATU KENISCAYAAN
Proses konsolidasi
perbankan berjalan
lamban
ARSITEKTUR PERBANKAN
INDONESIA
KONSOLIDASI PERBANKAN
(MERGER & AKUISISI)
Terdapat beberapa
kendala konsolidasi
Muncul kasus-kasus
fraud perbankan
Cetak biru Arsitektur
Perbankan Indonesia
PENINGKATAN NILAI BAGI
SEGENAP STAKEHOLDERS
• SOUND BANKS
• SOUND BANKING SYSTEM
• FINANCIAL STABILITY
PENYEMPURNAAN REGULASI
DAN SUPERVISI
Pelajaran dari krisis
perbankan
2
LATAR BELAKANG
…krisis perbankan…
 Krisis perbankan 1997-2000 telah menyadarkan
perbankan nasional untuk konsolodasi
 Proses konsolidasi berjalan lamban
… konsolidasi lamban…
… belum ada sistem
insentif…
 Beberapa penyebab sulitnya konsolidasi perbankan:
Belum adanya sistem insentif
Masih kuatnya ego pemilik
Sulitnya menyatukan budaya kerja
Core business yang terdeferensiasi
…jumlah bank
berkurang…
 Penurunan jumlah bank dari 240 bank menjadi
130 bank di tahun 2001-2007 karena
ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan bisnis
3
LATAR BELAKANG (Lanj)
…sulitnya pengawasan
perbankan…
…adanya benturan
kepentingan…
…lemahnya kontrol
internal dan moralitas
bankir…
 Jumlah bank yang banyak (130 bank) dengan ribuan
kantor cabang di DN dan LN menyulitkan
pengawasan secara intensif oleh bank sentral
 Konsentrasi atau dominasi kepemilikan bank oleh
individu-individu sekaligus sebagai pengurus bank
(langsung atau tidak langsung) berpotensi
menimbulkan benturan kepentingan dan moral
hazard dalam pengelolaan bank
 Kasus fraud di industri perbankan nasional dalam
beberapa tahun terakhir mengindikasikan lemahnya
kualitas kontrol internal dan kurang terpujinya
moralitas sebagian pengurus bank serta kurang
optimalnya pengawasan bank oleh bank sentral
karena ketidakseimbangan jumlah bank dengan
jumlah aparat pengawas bank
4
LATAR BELAKANG (Lanj)
…rekomendasi BI…
…cetak biru API…
 Bank Indonesia mengeluarkan rekomendasi untuk
percepatan penyehatan perbankan dalam kurun waktu 5
– 10 tahun ke depan
 Bank Indonesia telah menyusun cetak biru Arsitektur
Perbankan Indonesia (API) beserta visi, misi, dan arah
yang ingin dicapai
 Visi API adalah mencapai suatu sistem perbankan yang
sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan
sistem keuangan dalam rangka mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional
 6 Pilar dalam API:
1.
2.
…6 Pilar API…
3.
4.
5.
6.
Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat dan kokoh
Menciptakan sistem pengaturan & pengawasan bank yang efektif
sesuai standar internasional
Menciptakan industri perbankan yang kuat dan berdaya saing tinggi
Menciptakan good corporate governance untuk memperkuat kondisi
internal perbankan nasional
Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk terwujudnya industri
perbankan yang sehat
Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa
perbankan
5
KONDISI SAAT INI
…muncul kesaran
untuk konsolidasi…
…konsolidasi didorong
oleh kesadaran…
…konsolidasi antara
bank konvensional
versus bank syariah…
a.
b.
 Bank Indonesia mendorong munculnya kesadaran kalangan
perbankan untuk melakukan konsolidasi melalui merger dan
akuisisi (M&A)
 Kalangan perbankan merespon positif himbauan atau
desakan BI agar perbankan segera melakukan konsolidasi
 Konsolidasi melalui M&A seyogyanya dilakukan atas dasar
inisiatif bank-bank dengan persetujuan pemegang saham
pengendali (PSP) dan ijin dari BI
 Konsolidasi atau merger dapat dilakukan antara bank
konvensional dengan bank syariah apabila bank hasil
konsolodasiatau merger menjadi bank berdasarkan prinsip
syariah atau bank konvensional namun memiliki unit atau
kantor cabang syariah
 Akuisisi dapat dilakukan oleh perorangan atau badan
hukum baik melalui pembelian saham bank secara langsung
maupun melalui bursa yang mengakibatkan beralihnya
pengendalian bank, yaitu bila kepemilikan saham:
Menjadi sebesar 25% atau lebih dari modal disetor bank; atau
Kurang dari 25% dari modal disetor bank namun menentukan baik secara langsung maupun tidak langsung
pengelolaan dan/atau kebijaksanaan bank
6
KEBIJAKAN BANK INDONESIA
Arsitektur Perbankan Indonesia (API)
Sistem perbankan yang sehat, kuat, dan
efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan
dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional
Sistem
Pengawasan yang
Independen dan
Efektif
Struktur
Perbankan
yang Sehat
Sistem
Pengaturan
yang Efektif
Pilar 1
Pilar 2
Infrastruktur
Pendukung yang
Mencukupi
Industri Perbankan
yang Kuat
Pilar 3
Pilar 4
Perlindungan
Konsumen
Pilar 5
Pilar 6
7
KEBIJAKAN BANK INDONESIA (Lanj)
Permodalan
Jml bank
Rp triliun
…terdapat stratifikasi bank
sesuai API…
…struktur bank didominasi
bank skala nasional (bank
fokus)…
Bank
Internasional
Internasiona
2-3
l
50
3- 5
Bank Nasional
10
…konsolidasi ditujukan
bagi semua bank dalam
setiap strata…
Daerah
Korporasi
Ritel
Lainnya
30 - 50
0.1
BPR
Bank dengan
kegiatan usaha
terbatas
8
URGENSI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API)
…struktur perbankan
sehat & kuat…
…peran pembangunan
ekonomi nasional…
…mendorong good
corporate governance…
…best international
practises…
 Menciptakan struktur perbankan nasional yang sehat
dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
 Mendorong pembangunan ekonomi nasional yang
berkesinambungan
 Menciptakan industri perbankan yang kuat dan berdaya
saing tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi
berbagai risiko
 Menciptakan good corporate governance dalam rangka
memperkuat kondisi internal perbankan nasional
 Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank
yang efektif dan mengacu pada standar internasional
(B.I.S)
 Menciptakan infrastruktur perbankan yang lengkap
untuk mendukung terciptanya industri perbankan yang
sehat dan kuat (sound banking industry )
 Menciptakan pemberdayaan dan perlindungan
konsumen pengguna jasa perbankan
*) Berdasarkan 6 Pilar API dan lebih ditujukan bagi perbankan nasional secara umum
9
SINGLE PRESENCE POLICY (SPP)

Rencana penerapan kebijakan Single Presence Policy (SPP) pada 2008

Setiap pihak hanya dapat menjadi pemegang saham pengendali (PSP) pada
hanya 1 bank umum.

Sasaran SPP
Mempercepat konsolidasi perbankan sesuai Aristektur Perbankan
Indonesia (API).
 Meningkatkan efektivitas pengawasan perbankan oleh BI.
 Memudahkan pelaksanaan proses pemeliharaan Stabilitas Sistem
Keuangan (SSK).
 Meningkatkan level supervisory review dan risk management dalam rangka
Basel II compliance.


Pengecualian penerapan kebijakan ini berlaku pada pemegang saham
pengendali yang mempunyai prinsip kegiatan usaha yang berbeda yaitu
konvensional dan syariah
10
PEMEGANG SAHAM PENGENDALI
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No 5/25/2003
tentang penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and
proper test) disebutkan :


Pemegang saham pengendali adalah badan hukum perseorangan
dan atau kelompok usaha yang memiliki saham bank minimal 25%,
mempunyai hak suara atau opsi, menjalankan manajemen, dan
mempengaruhi kebijakan bank.
Pihak yang memiliki saham bank kurang dari 25% dapat juga
dikategorikan sebagai pemegang saham pengendali jika yang
bersangkutan dapat dibuktikan telah melakukan pengendalian bank
secara langsung maupun tidak langsung.
11
3 OPSI SINGLE PRESENCE POLICY
Pemegang Saham Pengendali (PSP) yang telah
mengendalikan lebih dari 1 bank di Indonesia diberikan 3
opsi sebagai berikut :



Mengurangi porsi kepemilikannya pada bank lain
sehingga hanya menjadi pemegang saham pengendali
pada satu bank.
Melakukan merger atau konsolidasi terhadap bankbank yang dikendalikan.
Membentuk perusahaan induk atau holding company.
12
PRO & KONTRA
No.
1.
Opsi
Mengurangi
porsi
kepemilikan
pada bank lain
Pros
-
Lebih mudah dari segi
pengawasan oleh BI
-
Dominasi asing atas perbankan di Indonesia
dapat dikurangi
Cons
-
Pemerintah tidak mempunyai kontrol lagi atas bank
BUMN
-
Berkurangnya pendapatan
pemerintah dari dividen bank
BUMN
- Dapat mengurangi minat
investor asing masuk ke
Indonesia
2.
Merger
-
Lebih mudah dari segi
pengawasan oleh BI
-
Muncul bank yang kuat
berskala internasional
-
Pemerintah masih tetap
mendapat dividen
- Perlunya usaha yang keras dan
terarah untuk menyatukan
bank-bank dgn segala
perbedaan-nya
-
Menambah beban pemerin-tah
dari sisi penambahan
13
pengangguran
PRO & KONTRA (Lanj)
No.
3.
Opsi
Membentuk
bank holding
company
Opsi
-
Pros
Pros
Lebih mudah dari
segi pengawasan
oleh BI
Cons
Cons
-
Pemerintah tidak bisa secara
langsung mengontrol
-
Berpengaruh thd harga saham bagi
bank yang telah go-public
-
Pemerintah harus menyediakan
dana yang cukup besar untuk
proses “akuisisi” saham bank yang
dikuasai karena harus melalui
proses tender offer di pasar modal.
Semakin besar dana yg harus
disiapkan oleh pemerintah dgn
naiknya harga saham akibat proses
tender offer tersebut.
14
BANK BERKINERJA BAIK (BKB)
Bank berkinerja baik (BKB) –mulai 2007 ini-- sebagai salah satu
tahapan menuju Anchor Bank untuk akselerasi konsolidasi
perbankan:
KRITERIA BANK KINERJA BAIK (2007)
Selama 3 (tiga) tahun terakhir:
•Modal inti di atas Rp. 100 miliar
•Sehat, dengan faktor manajemen tergolong baik
•Rasio Kecukupan modal minimal 10%
•Peringkat tata kelola yang baik
15
ANCHOR BANK
Anchor Bank (bank jangkar) –mulai 2010-- sebagai salah
satu strategi konsolidasi perbankan:
KRITERIA BANK JANGKAR
• Rasio kecukupan modal (CAR) minimal 12% dan rasio modal inti (Tier 1)
minimum 6%
• Ratio Return On Asset (ROA) minimal 1,5%
• Pertumbuhan kredit riil minimum 22%, atau LDR minimal 50%
• Rasio Kredit bermasalah (NPL) net dibawah 5%
• Memiliki kemampuan menjadi konsolidator
16
KESIAPAN PERBANKAN NASIONAL
 Sebagian besar kalangan perbankan nasional merespon positif Single
Presence Policy (SPP) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam
kerangka mengakselerasi konsolidasi perbankan nasional.
 Secara umum para pemilik dan/atau pemegang saham pengendali pada
lebih dari satu bank (baik bank swasta nasional maupun bank persero)
beserta para pengurus bank tengah mempertimbangkan secara serius
opsi-opsi yang tersedia dengan segala implikasinya.
 Beberapa pemilik dan/atau pemegang saham pengendali sudah
melakukan penjajagan satu sama lain untuk kemungkinan terjadinya
konsolidasi atau integrasi kepemilikan bank hanya pada satu bank.
17
KESIAPAN PERBANKAN NASIONAL (Lanj)
 Namun demikian mereka masih mengharapkan kejelasan terkait
dengan hal-hal berikut ini:
 Adakah sistem insentif atau sweetener (misalnya kelonggaran pajak dan
kemudahan lainnya) bagi bank-bank yang melakukan konsolidasi
melalui salah satu opsi yang tersedia?
 Adakah sistem dis-insentif bagi bank-bank yang tidak mampu
memenuhi ketentuan Bank Indonesia terkait dengan proses konsolidasi
sesuai dengan cetak biru API sesuai tenggat waktu yang ada? (Menjadi
Bank Berkinerja Baik di 2070 dan Bank Jangkar di 2010?)
 Adakah mekanisme exit policy yang elegan bagi bank-bank yang sama
sekali tidak mampu memenuhi kriteria API berdasarkan opsi-opsi yang
tersedia?
 Bagaimana konsistensi implementasi berbagai kebijakan terkait dengan
konsolidasi perbankan nasional?
18
MODEL KONSOLIDASI PERBANKAN
TERDAPAT 2 (DUA) STRATEGI KONSOLIDASI BANK MELALUI KONSEP
PERTUMBUHAN
…pertumbuhan organik
…
…pertumbuhan non
organik…
 Bertumpu pada perkembangan kinerja bank
secara natural dengan konsekuensi dibutuhkan
waktu yang lama untuk merilis konsolidasi
sesuai API.
 Tidak hanya bertumpu pada perkembangan
kinerja bank secara natural, melainkan
bertumpu pada langkah-langkah strategis
seperti merger, akuisisi dan aliansi strategis.
 Konsep bank jangkar hanya merupakan salah
model untuk mengakselerasi konsolidasi
perbankan nasional
19
MODEL KONSOLIDASI PERBANKAN (Lanj)
…merger …
…akuisisi…
..bank jangkar..
 Merger adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri
dengan perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya
perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar
(definisi merger menurut peraturan pemerintah)
 Akuisisi yaitu suatu penggabungan usaha dimana salah
satu perusahaan pengakuisisi memperoleh kendali atas
aktiva netto dan operasi perusahaan yang diakuisisi
dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu
kewajiban atau mengeluarkan saham
 Bank jangkar akan mengakuisisi bank-bank lainnya
baik dalam stratanya maupun di luar stratanya
20
TEKNIS KONSOLIDASI PERBANKAN (Common
Practice)
 Secara teknis konsolidasi perbankan dapat dilakukan melalui 2 (dua) pola, yaitu:
1.
MERGER
2. AKUISISI
SINERGI
1+1>2
 Apapun pola yang diambil, konsolidasi bank harus memberikan value, benefits dan
keuntungan maksimal bagi seluruh stakeholders:
1.
2.
3.
4.
5.
Bagi perbankan nasional:
Menciptakan profil perbankan nasional dengan portofolio yang optimal serta kondisi keuangan yang sehat
& stabil sehingga memiliki risk taking capacity lebih besar dengan daya saing makin kuat di pasar domestik &
internasional
Bagi nasabah:
Memberikan value proposition terbaik dengan menawarkan produk/jasa perankan lebih lengkap, efisien &
kompetitif
Bagi Manajemen & karyawan:
Menawarkan peluang/kesempatan kerja yang lebih baik
Bagi Pemegang saham:
Menciptakan nilai secara berkesinambungan dari sinergi yang tercipta
Bagi Pemerintah & Bank Indonesia:
Terciptanya sistem perbankan yang sehat & kuat untuk memberi kontribusi optimal bagi pembangunan 21
nasional
MANFAAT KONSOLIDASI PERBANKAN
1. Peningkatan future earnings, karena:





Perluasan pangsa pasar
Peningkatan profit margin
Peningkatan rasio price to book value (PBV)
Mendorong terjadinya cross selling
Akulturasi budaya kerja yang lebih pro pasar dan profesional
2. Penurunan biaya, karena:



Economic of scale
Peningkatan efisiensi operasional
Perbaikan rasio cost to income ratio (CIR)
3. Penurunan tingkat risiko, karena:


Penyempurnaan risk management system
Peningkatan risk awareness & risk culture
Bank yang kuat & berkinerja baik karena memiliki
kemampuan mengantisipasi risiko dan daya saing yang tinggi
*) Dari perspekktif pelaku industri perbankan
22
IMPLIKASI KONSOLIDASI PERBANKAN
 Terhadap peta perbankan nasional:
 Akan terjadi konsolidasi (melalui merger atau akuisisi) yang sifatnya




alamiah (market driven), semi paksaan (semi-heavy handed), dan
paksaan (high regulated driven atau fully heavy-handed driven).
Jumlah bank akan berkurang, paling tidak jumlahnya mendekati
cetak biru sesuai dengan skala banknya.
Bank-bank akan melakukan revisit business strategy dengan lebih fokus
kepada satu bisnis (core business) andalan.
Persaingan antarbank menjadi lebih terbuka dan sehat dimana proses
merger atau akuisisi menjadi peristiwa yang biasa di industri
perbankan nasional.
Peran teknologi informasi akan semakin dominan menggantikan
peran sumber daya manusia yang low skill sehingga terjadi
pengurangan jumlah tenaga kerja di industri perbankan secara
alamiah melalui migrasi profesi maupun turunnya permintaan.
23
IMPLIKASI KONSOLIDASI PERBANKAN (Lanj)
 Terhadap fungsi intermediasi bagi sektor riil:
 Fungsi intermediasi perbankan akan berjalan lebih optimal.
 Sektor riil lebih mudah melakukan akses kepada bank-bank
karena terjadi spesialisasi pengelolaan bisnis bank sesuai
dengan skala bank maupun core business-nya
 Kegairahan sektor riil akan mendorong pertumbuhan ekonomi
lebih tinggi dengan segala dampak penggandanya (multiplier
effects).
24
PENGALAMAN EMPIRIS
A. CONTOH KASUS MERGER YANG SINERGIS DI MALAYSIA
BANK MALAYSIA BERHAD
(BMB)
BANK OF COMMERCE
Bank Milik Pemerintah
(BOC)
Bank Milik Swasta
BANK BUMIPUTRA
COMMERCE
Bank untuk Semua orang Malaysia
Merger dua budaya kerja yg
berbeda:
• Bank pemerintah dgn bank
swasta
• Pasar memberikan reaksi
positif
Bank gabungan (BCB) kini menjadi
bank terkemuka:
• Bank kedua terbesar dari sisi aset
• Bank dengan model operasi back-office
yang inovatif==
• Autonomous business units yang sangat
fokus pada pelayanan setiap segmen
Melanjutkan strategi
pertumbuhan yang
cepat, termasuk
akuisisi regional (Bank
Niaga dari Indonesia)
25
PENGALAMAN EMPIRIS (Lanj)
B. CONTOH KASUS MERGER DI KANADA
ROYAL BANK OF CANADA
BANK OF MONTREAL
Peringkat 3
Peringkat 1
CANADIAN IMPERIAL
BANK OF COMMERCIAL
Peringkat 2
TORONTO DOMINION
BANK
Peringkat 5
MERGER ANTARBANK DI ATAS DITOLAK OLEH OTORITAS MONETER
KANADA KARENA BERPOTENSI TERCIPTANYA
OLIGOPOLISTIS
YANG TIDAK KONDUSIF BAGI TERCIPTANYA PERSAINGAN SEHAT DI
INDUSTRI PERBANKAN KANADA
Dua bank pascamerger di atas bersama dengan Bank Scotia (peringkat 5) akan
menjadi 3 bank terbesar yang mengontrol 70% aset perbankan di Kanada 
PASAR OLIGOPOLISTIS
26
KEMUNGKINAN KONSOLIDASI PERBANKAN INDONESIA
Wacana M&A di bank-bank BUMN yang menghasilkan bank pasca M&A
dengan penguasaan pangsa pasar dari sisi aset melebihi 50% perlu
dipikirkan, karena:
 Boleh jadi M&A antarbank BUMN berpotensi menciptakan pasar
oligopolistis.
 Boleh jadi M&A antarbank BUMN justru akan membahayakan posisi
bank pasca M&A dari sisi risiko sistemik.
 Merger antarbank BUMN atau antara Bank BUMN dengan bank swasta
skala besar yang menghasilkan bank pascamerger dengan penguasaan
pangsa aset di bawah 20% secara nasional, akan menciptakan sinergi
bisnis & tidak ada risiko sistemik: merupakan merger ideal yang perlu
didorong.
27
BEBERAPA KENDALA MERGER
KONTROVERSI MERGER ANTARBANK BUMN
Banyak pemilik
Banyak pihak (pemangku kepentingan) merasa memiliki
bank BUMN
Penuh curiga & prasangka
Pengelolaan bank BUMN di masa lalu dipandang dengan
penuh kecurigaan
Tidak transparan
Proses perbaikan/restrukturisasi bank BUMN dinilai tidak
transparan
Keputusan tidak jelas
Proses pengambilan keputusan yang dinilai tidak jelas dan
dipandang dengan penuh kecurigaan
Resistensi yang naif
Konsolidasi melalui M&A secara alamiah baru merupakan
wacana dan akan dimulai sehingga banyak menimbulkan
resistensi (penolakan, penentangan, protes)
Problem budaya kerja
Duplikasi sumber daya
Pemahaman tentang proses percampuran budaya kerja yang sul
disatukan
Pemahaman akan terjadi duplikasi atau redundansi sumber
daya sehingga terjadi inefisiensi operasional, organisasi
menjadi tidak efektif dan kemungkinan kanibalisme 28
produk/jasa perbankan
UPAYA MENDORONG KONSOLIDASI
…perlu sistem insentif…
…tercipta distribusi
kepemilikan yang luas…
…good corporate
governance, market
discipline & fair
competition…
 Diperlukan sistem insentif untuk mendorong
konsolidasi perbankan
 Sistem insentif harus dibicarakan antara perbankan, BI,
dan pemerintah (Depkeu)  misalnya dalam hal
perlakuan pajak & pemenuhan rasio-rasio tingkat
kesehatan bank (CAR, NPL, LDR, BOPO, ROA, ROI,
ROE)
 Konsolidasi perbankan hendaknya mempertimbangkan
batas kepemilikan asing sehingga tercipta distribusi
kepemilikan untuk memperkuat implementasi prinsip
good corporate governance, market discipline& fair
competition  sekaligus untuk keperluan penciptaan
stabilitas moneter & finansial (nilai tukar rupiah, suku
bunga, laju inflasi)
29
UPAYA MENDORONG KONSOLIDASI (Lanj)
…dilanjutkan dengan
privatisasi…
…bergantung pada
goal setting…
…tren ke depan
adalah mengakuisisi
atau diakuisisi…
…tetap waspada
dengan potensi pasar
oligopolistis…
 Konsolidasi perbankan nasional harus diikuti dengan
privatisasi (IPO dan IPO Lanjutan)
 Konsolidasi perbankan dikembalikan kepada visi, misi dan
arah yang ingin dicapai (goal setting) bank dalam jangka
panjang agar tercipta stratifikasi bank secara alamiah/natural
 Sejalan dengan konsolodasi perbankan, diperlukan
sertifikasi bankir Indonesia untuk mendorong terciptanya
bank-bank sehat dan sistem perbankan yang sehat pula
 The name of the game in the future is banking consolidation
(M &A)  intinya: mengakuisisi atau diakuisisi
 Konsolidasi perbankan akan menciptakan sustainable value
creation bagi seluruh stakeholders
 Konsolidasi perbankan perlu didorong dengan tetap
mempertimbangkan kemungkinan terjadinya pasar
oligopolistis di kemudian hari yang justru bertolak belakang
dengan tujuan dari cetak biru API.
30
KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS (1)

Kontroversi merger antarbank nasional, khususnya
antarbank BUMN, tidak akan terjadi apabila
mempertimbangkan aspek-aspek berikut ini:

…kontroversi harus
dikendalikan dengan
berbagai pertimbangan
yang rasional…



Menciptakan nilai bagi seluruh stakeholders melalui
sinergi yang seluas-luasnya (1 + 1 > 2) sehingga tidak
timbul resistensi
Meningkatkan kualitas bank pascamerger (SDM,
teknologi, jaringan, budaya kerja, produk/jasa
perbankan,
Proses konsolidasi (M&A) didorong oleh inisiatif &
kesadaran pemilik dan pemegang saham serta
memperoleh sambutan/ respon positif dari jajaran
manajemen & karyawan
Tidak mengarah pada terjadinya pasar oligopolistis &
penguasaan pangsa pasar dari sisi aset sehingga
membahayakan posisi bank pascamerger apabila
terjadi risiko sistemik (untuk masalah ini masih perlu
didiskusikan lebih lanjut oleh pihak-pihak terkait)
31
KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS (2)

Seluruh pihak yang berkepentingan harus memberikan
dukungan nyata kepada inisiatif strategis bank-bank
untuk melakukan konsolidasi, karena:

…perlu dukungan
nyata dari semua
stakeholders …


Konsolidasi perbankan bertujuan untuk menciptakan
sistem perbankan yang sehat & sistem keuangan yang
kuat dengan dukungan bank-bank yang sehat.
Konsolidasi perbankan akan memperkuat posisi daya
saing perbankan Indonesia di pasar keuangan
internasional.
Pada akhirnya konsolidasi perbankan akan
memberikan manfaat yang luas kepada seluruh
stakeholders: otoritas moneter dan regulator,
pemerintah, dan masyarakat luas.
32
KESIMPULAN: BEBERAPA CATATAN KRITIS (3)
…problematik dan
kompleksitas proses
konsolidasi …

Melalui SPP, Bank Indonesia berharap proses
konsolidasi perbankan dapat dipercepat untuk
mendukung cetak biru API.

Hingga saat ini kalangan pemilik dan/atau PSP pada
lebih dari satu bank beserta para pengurus bank
tengah mempertimbangkan opsi-opsi yang bakal
diambil dengan segala konsekuensinya.

Khusus untuk Bank BUMN, disamping faktor timing,
maka apapun opsi yang akan dipilih tampaknya
prosesnya tidak semudah pada bank-bank non
persero mengingat ada “proses politik” yang harus
ditempuh yang sifatnya mutlak.

Opsi pembentukan holding company merupakan opsi
paling rumit antara lain karena pemerintah harus
menyediakan dana besar untuk “mengakuisisi”
sahamnya di bank-bank BUMN serta harus dilihat
segi hukum mengenai status holding company.
33
PENUTUP
34
Download