PENGARUH TEKNIK PEMECAHAN DORMANSI

advertisement
Pengaruh Teknik Pemecahan Dormansi…
PENGARUH TEKNIK PEMECAHAN DORMANSI
SECARA FISIKA DAN KIMIA TERHADAP KEMAMPUAN BERKECAMBAH BIJI
KELENGKENG (Dimocarpus longan)
Firda Ama Zulfia
Prodi S1 Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang
[email protected]
ABSTRAK
Dormansi benih pada sebagian besar jenis disebabkan oleh struktur yang menyelimuti embrio yang disebut
kulit benih. Dormansi dikendalikan oleh suatu keseimbangan antara hormon perangsang pertumbuhan dan
hormon penginduksi dormansi yang ada didalam organ yang sama. Percobaan pemecahan dormansi ini dapat
dilakukan dengan cara fisika dan kimia yang akan mengurangi produksi hormon asam absisat dan membantu
perkecambahan pada biji yang akan bermanfaat pada bidang biologi maupun pertanian. Cara fisika dapat
dilakukan dengan menggunakan sumber daya alat atau bahan mekanis yang ada seperti amplas, jarum, pisau,
alat penggoncang dan sebagainya sedangkan cara kimia dapat dilakukan dengan penambahan hormon.
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan percobaan pemecahan dormansi biji kelengkeng dengan cara
fisika dan kimia serta mengetahui cara yang paling berpengaruh untuk memecahkan dormansi biji
kelengkeng. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan duabelas
biji kelengkeng. Tiap tiga biji digunakan untuk satu perlakuan, ada empat perlakuan yang dilakukan yaitu biji
kelengkeng dengan saliva, biji kelengkeng diampelas, biji kelengkeng dicuci air, dan biji kelengkeng
langsung dikupas. Hasil percobaan membuktikan bahwa pemecahan dormansi dapat dilakukan dengan empat
perlakuan tersebut dan selisih pertumbuhan kecambah tidak terlalu mencolok, tetapi cara yang paling
mempengaruhi perkecambahan adalah pemecahan dormansi dengan cara fisika yaitu biji kelengkeng
diampelas. Selama delapan minggu pertumbuhan batang paling tinggi adalah 20,8 cm dengan delapan daun
dan empat cabang yang sudah tumbuh. Pemecahan dormansi yang paling lambat adalah dengan cara biji
kelengkeng dicuci air. Jadi pemecahan dormansi ini sebenarnya dapat dilakukan untuk membantu
perkecambahan pada biji kelengkeng.
Kata kunci: biji kelengkeng, cara fisika, cara kimia, pemecahan dormansi.
PENDAHULUAN
Dormansi ditunjukkan oleh suatu rentang besar organ
tanaman dari berbagai morfologi, salah satunya
disebabkan oleh struktur yang menyelimuti embrio yang
disebut kulit benih (termasuk struktur yang mengelilingi
benih seperti glumme, lemma, palea, perikarp, dan testa)
(Loveless, 1989). Dormansi dikendalikan oleh suatu
keseimbangan antara hormon perangsang pertumbuhan
dan hormon penginduksi dormansi yang ada didalam
organ yang sama. Wareing (1992) mengemukakan
hipotesis keseimbangan promotor dan inhibitor dalam
pengendalian perkecambahan benih yaitu: (1) hormon
gibrelin harus ada dalam semua kondisi tetapi
aktivitasnya dapat dihambat oleh inhibitor, (2) hormon
sitokinin dapat menutup peran inhibitor dan (3) jika tidak
ada inhibitor sitokinin tidak berperan.
Untuk mengatasi masalah dormansi diperlukan metode
pematahan dormansi yang efektif yang dapat
meningkatkan
validitas
hasil
pengujian
daya
berkecambah, dan mengatasi masalah dormansi pada saat
benih diperlukan untuk segera ditanam. Pematahan
dormansi dikatakan efektif jika menghasilkan daya
berkecambah
85%
atau
lebih (Ilyas
2007).
Ketidakmampuan biji untuk berkecambah bergantung
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
pada kondisi fisik dan fisiologis pada biji yang mencegah
perkecambahan pada waktu yang tidak tepat/ sesuai.
Dormansi bertujuan untuk mempertahankan diri terhadap
kondisi yang tidak sesuai (panas, dingin, kekeringan, dan
lain-lain).
Mekanisme biologis untuk menjamin perkecambahan biji
berlangsung pada kondisi dan waktu yang tepat untuk
mendukung pertumbuhan dan kesintasan yang tepat.
Telah diketahui bahwa dormansi pada benih dapat
disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit, keadaan
fisiologis dari embrio, atau kombinasi dari kedua keadaan
tersebut. Namun demikian, dormansi bukan berarti benih
tersebut mati atau tidak dapat tumbuh kembali, disini
hanya terjadi masa istirahat dari pada benih itu sendiri.
Masa ini dapat dipecahkan dengan berbagai cara, seperti
cara fisika atau kimia.
Salah satu biji yang dapat dipecahkan masa dormansinya
adalah biji kelengkeng. Biji kelengkeng berbentuk bulat,
terdiri dari dua keping dan dilapisi kulit biji yang
berwarna hitam. Daging bijinya sendiri berwarna putih,
mengandung karbohidrat, sedikit minyak, dan saponin.
Kelengkeng juga termasuk salah satu buah yang digemari
oleh masyarakat Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan
245
Pengaruh Teknik Pemecahan Dormansi…
konsumen atas kelengkeng, maka dapat ditanam
kelengkeng secara generatif dengan menggunakan biji.
Tetapi penanaman biji kelengkeng secara langsung belum
tentu mendapatkan hasil yang maksimal dalam
pertumbuhan kecambahnya. Maka dari itu diperlukan
teknik pemecahan dormansi secara fisika dan kimia yang
dapat diketahui pengaruhnya terhadap perkecambahan
biji kelengkeng. Tujuan dalam penelitian ini adalah
melakukan percobaan pemecahan dormansi biji
kelengkeng dengan cara fisika dan kimia serta
mengetahui cara yang paling berpengaruh untuk
memecahkan dormansi biji kelengkeng.
METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah
eksperimental dengan menggunakan duabelas biji
kelengkeng. Keduabelas biji kelengkeng ini akan
mendapatkan empat perlakuan yang berbeda baik secara
kimia maupun fisika yaitu saliva, ampelas, cuci air, dan
langsung kupas yang setiap perlakuannya menggunakan
tiga biji kelengkeng. Hasil dari metode penelitian ini
dapat diketahui teknik pemecahan dormansi yang paling
berpengaruh terhadap perkecambahan biji kelengkeng.
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilakukan dari Bulan Februari hingga
Bulan April 2015. Yang bertempat di laboratorium O5
205 biologi FMIPA Universitas Negeri Malang dan
Hutan Biologi Universitas Negeri Malang.
Tumbuhan
kelengkeng
Ke-7
Ke-14
N1
Ke-21
N2
N3
N1
N2
Ke-28
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik Pemecahan Dormansi
Hari
KeSaliva
N1
N2
N3
N1
N2
N3
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah ampelas, pupuk, tanah, sekop, saliva, biji
kelengkeng, air, polybag, kertas label, kamera, alat tulis
dan nampan.
Prosedur Penelitan
Tumbuh akar
Tetap
Hipokotil
(4 cn) dan sudah mulai
tumbuh daun
Hipokotil
(1 cm) tumbuh daun
kecil
Batang (5 cm) tumbuh 4
daun hijau
Hipokotil menjadi 3,7
cm
Ampelas
Cuci dengan Air
Langsung Kupas
-
-
Hipokotil
(1 cm)
-
Hipokotil
(1 cm)
-
Hipokotil (0,8 cm)
Batang (7 cm)
tumbuh 4 daun kecil
Batang (6,8 cm)
tumbuh 4 daun kecil
Hipokotil
(2,5 cm)
Hipokotil
(1 cm)
Batang (7,5 cm) tumbuh
4 daun coklat
Batang (4,5 cm) tumbuh
4 daun kecil
-
-
-
Tumbuh akar
Hipokotil (1 cm)
Hipokotil
(4 cn) dan sudah mulai
tumbuh daun 2
N3
-
N1
Batang (6,7 cm) tumbuh
4 daun hijau memiliki
dua cabang
Batang (7 cm)
tumbuh 4 daun hijau
Batang (2,2 cm)
tumbuh 4 daun kecil
Batang (4,8 cm) tumbuh
4 daun hijau
Batang (5,7 cm) tumbuh
4 daun hijau
Batang (6,8 cm)
tumbuh 4 daun hijau
dengan batang
coklat
-
Batang (6,5 cm) tumbuh
4 daun hijau
Ke-35
N2
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
246
Pengaruh Teknik Pemecahan Dormansi…
Tumbuhan
kelengkeng
Teknik Pemecahan Dormansi
Hari
KeSaliva
Ampelas
N3
Batang (3 cm) tumbuh 4
daun kecil
Batang (5,5 cm)
tumbuh 4 daun kecil
-
-
N1
Batang (12 cm) tumbuh
4 daun hijau, tiap daun
panjangnya 4 cm
Batang (12,9 cm)
tumbuh 4 daun
hijau, tiap daun
panjangnya 4 cm
Batang (9 cm)
tumbuh 4 daun
hijau, tiap daun
panjangnya
3 cm
Batang (15 cm) tumbuh
4 daun hijau, tiap daun
panjangnya 5 cm
N2
Batang (10,6 cm)
tumbuh 4 daun hijau,
tiap daun panjangnya
4 cm
-
Batang (15 cm) tumbuh
4 daun hijau, tiap daun
panjangnya 5 cm
-
Batang (5,5 cm) tumbuh
4 daun hijau, tiap daun
panjangnya
0,8 cm
Batang
(10,2 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap
daun panjangnya
4 cm
Batang
(18 cm) tumbuh 4 daun
hijau, tiap daun
panjangnya
5 cm, ada 4 daun kecil
Batang
(5 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap
daun panjangnya
3 cm
Batang
(17,2 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap daun
panjangnya
5 cm
Batang
(8,2 cm) tumbuh 4 daun
hijau, tiap daun
panjangnya
4 cm
Batang
(20,8 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap daun
panjangnya
5 cm, ada 4 daun kecil
panjang daun 1 cm
Batang
(19,5 cm) tumbuh 5
daun hijau, tiap daun
panjangnya
4 cm, ada 4 daun
panjang 3 cm
Ke-42
N3
Batang (9 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap daun
panjangnya
4 cm
N1
Batang
(14,5 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap daun
panjangnya
4 cm, ada 4 daun kecil
N2
Ke-49
N3
N1
N2
N3
Ke-56
Batang
(12 cm) tumbuh 4 daun
hijau, tiap daun
panjangnya
4 cm
Batang
(10,2 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap daun
panjangnya
4 cm
Batang
(19 cm) tumbuh 4 daun
hijau, tiap daun
panjangnya
4 cm, ada 4 daun kecil
panjang daun 1,2 cm
Batang
(14,9 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap daun
panjangnya
4 cm, ada 4 daun kecil
Batang
(13,5 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap daun
panjangnya
4 cm, ada 4 daun kecil
Cuci dengan Air
Batang (14 cm)
tumbuh 4 daun
hijau, tiap daun
panjangnya
5 cm
Batang (11,9 cm)
tumbuh 4 daun
hijau, tiap daun
panjangnya 4 cm
Batang
(18,6 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap
daun panjangnya
5 cm, ada 4 daun
kecil
Batang
(14 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap
daun panjangnya
4 cm
Batang
(14,5 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap
daun panjangnya
4 cm
Batang
(20,5 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap
daun panjangnya
4 cm, ada 4 daun
kecil
Batang
(17 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap
daun panjangnya
4 cm, ada 4 daun
kecil
Batang
(17,5 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap
daun panjangnya
4 cm, ada 4 daun
(panjang 1,2 cm)
Pematahan Dormansi Biji Kelengkeng dengan
Ampelas
Dalam praktikum ini digunakan biji kelengkeng
(Dimocarpus Longan) yang berkulit keras. Kulit biji
kelengkeng yang keras menyebabkan air sulit masuk
kedalam biji, padahal air merupakan faktor yang sangat
penting untuk mendukung perkecambahan. Untuk
mengatasi dormansi biji yang diakibatkan oleh kulit
biji yang keras, bisa digunakan tiga cara. Salah satunya
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
-
Batang
(14,5 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap
daun panjangnya
4 cm, ada 4 daun
kecil
Batang
(10 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap
daun panjangnya
4 cm, ada 4 daun
panjang 1 cm
-
Langsung Kupas
Batang
(12,5 cm) tumbuh 4
daun hijau, tiap daun
panjangnya
4 cm, muncul daun baru
adalah mekanis/skarifikasi yaitu dengan pengikiran,
pengupasan, pemecahan dan pemotongan.
Dilihat dari hasil akhir yaitu pada hari ke-56
pada tanaman kelengkeng N1, perlakuan ampelas,
batang bertambah panjang menjadi 20,5 cm, tumbuh 4
daun hijau, tiap daun panjangnya 4 cm, dan ada 4 daun
kecil. Tanaman dengan perlakuan ampelas lebih cepat
memecahkan dormansi dibandingkan dengan perlakuan
247
Pengaruh Teknik Pemecahan Dormansi…
lainnya yaitu di tanam dengan adanya saliva yang
tanaman N1nya batangnya bertambah panjang namun
hanya 19 cm, tumbuh 4 daun hijau, tiap daun
panjangnya 4 cm, ada 4 daun kecil panjang daun 1,2
cm, atau tanaman N1 yang ditanam dengan perlakuan
dicuci dengan air yang batangnya bertambah panjang
namun hanya 14,5 cm, tumbuh 4 daun hijau, tiap daun
panjangnya 4 cm, ada 4 daun kecil, ataupun tanaman
N1 yang ditanam langsung tanpa ada perlakuan batang
bertambah panjang menjadi 20,1 cm, tumbuh 4 daun
hijau, tiap daun panjangnya 5 cm, ada 4 daun kecil
panjang daun 1 cm.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
perlakuan skarifikasi mekanik lebih baik dalam
menghasilkan
perkecambahan
biji
kelengkeng
(Dimocarpus Longan) yang ditunjukkan oleh setiap
perubahan yang diamati yaitu daya berkecambah,
kecepatan
berkecambah,
serta
keserempakan
berkecambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
skarifikasi mekanik menggunakan amplas memberikan
pengaruh yang nyata pada semua perubahan yang
diamati.
Hal ini disebabkan kulit benih yang permeabel
memungkinkan air dan gas dapat masuk ke dalam
benih sehingga proses imbibisi dapat terjadi. Benih
yang diskarifikasi akan menghasilkan proses imbibisi
yang semakin baik. Air dan gas akan lebih cepat masuk
ke dalam benih karena kulit benih yang permeabel. Air
yang masuk ke dalam benih menyebabkan proses
metabolisme dalam benih berjalan lebih cepat
akibatnya perkecambahan yang dihasilkan akan
semakin baik (Justice & Bass, 1990) Apabila air telah
masuk kedalam benih air tersebut dapat merangsang
pertumbuhan embrio yang terdapat dalam benih setelah
air masuk maka embrio akan membengkak, dengan
membengkaknya embrio maka dapat menghancurkan
dormancy dari dalam (Bewley & Black, 2006).
Pematahan Dormansi Biji Kelengkeng dengan
Saliva
Dari pengamatan 3 biji yang dilakukan selama
56 hari, diperoleh data pematahan rata-rata biji
dormansi dengan cara biji tercampur oleh saliva adalah
pada hari ke-7 mulai tumbuh akar. Pada hari ke-21
hipokotil (4 cm) dan sudah mulai tumbuh daun, pada
hari ke-28 Batang (5 cm) tumbuh 4 daun hijau, pada
hari ke-35 batang (6,7 cm) tumbuh 4 daun hijau
memiliki dua cabang, pada hari ke-42 Batang (12 cm)
tumbuh 4 daun hijau, tiap daun panjangnya 4 cm, pada
hari ke-49 Batang (14,5 cm) tumbuh 4 daun hijau, tiap
daun panjangnya 4 cm, ada 4 daun kecil; pada hari ke56 Batang (19 cm) tumbuh 4 daun hijau, tiap daun
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
panjangnya 4 cm, ada 4 daun kecil panjang daun 1,2
cm.
Dari data tersebut, pengaruh pemberian saliva
hampir sama dengan biji kelengkeng yang bijinya
langsung dikupas. Pertumbuhan dari tumb uhan dengan
kedua perlakuan tersebut hanya mempunyai selisih
yang sedikit. Faktor penyebab dormansi diantaranya
adalah faktor fisik seperti dan yang direndam oleh air
penyerapan air yang terganggu karena kulit biji,
nucellus, pericarp, endocarp, dan membran biji yang
impermeable. Impermeabilitas dapat disebabkan oleh
cutin, suberin, lignin pada membrane biji (Salisbury &
Ross, 1995).
Pada biji kelengkeng, memiliki kulit biji yang
keras dan impermeable. Jadi, faktor tersebut dapat
menyebabkan terjadinya dormansi. Biji yang keras dan
impermeable, dapat diaptahkan dormansinya dengan
cara perlakuan mekanis. Tujuan dari perlakuan
mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang
keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas
(Abdi, 2008). Menurut Annisa (2014), saliva terdiri
dari 94%-99,5% air, bahan organik, dan anorganik.
Komponen anorganik dari saliva antara lain Na+, K+,
Ca2+, Mg2+, Cl-, SO42-, H+, PO4, dan HPO42-.
Sebagian besar saliva terdiri atas air sehingga hal ini
menyebabkan hasil dari saliva tidak berbeda jauh
dengan perlakuan perendaman air. Namun, perlakuan
dengan saliva masih lebih bagus daripada perlakuan
yang langsung. Hal ini disebabkan karena kandungan
Cl-, SO42-, yang dapat menyebabkan kulit biji menjadi
lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh airdengan
mudah.
Fungsi saliva antara lain, saliva memulai
pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase
saliva yang merupakan suatu enzim yang memecah
polisakarida menjadi disakarida; saliva mempermudah
proses menelan dengan membasahi partikel-partikel
makanan sehingga saling menyatu serta dengan
menghasilkan mukus yang kental dan licin sebagai
pelumas; memiliki efek antibakteri, pertama oleh
lisozim yaitu enzim yang melisiskan atau
menghancurkan bakteri tertentu dan kedua dengan
membilas bahan yang mungkin digunakan bakteri
sebagai sumber makanan; berfungsi sebagai pelarut
untuk molekul-molekul yang merangsang papil
pengecap; membantu mastikasi dan berbicara karena
adanya lubrikasi oral. Saliva berperan penting dalam
membantu menjaga kesehatan mukosa mulut dengan
adanya growth factor untuk membantu dalam proses
penyembuhan luka. Aliran saliva yang terus menerus
membantu membilas residu makanan, melepaskan sel
epitel, dan benda asing. Penyangga bikarbonat di saliva
menetralkan asam di makanan serta asam yang
248
Pengaruh Teknik Pemecahan Dormansi…
dihasilkan oleh bakteri di mulut, sehingga membantu
mencegah karies gigi (Annisa, 2014).
Pematahan Dormansi Biji Kelengkeng Kupas
Langsung
Pada pengamatan yang dilakukan selama
beberapa minggu, percobaan dormansi biji ini
menggunakan biji kelengkeng yang diberi berbagai
perlakuan salah satunya adalah langsung ditanam
setelah dikupas tanpa diberi hormon atau direndam
larutan apapun. Untuk hari ke 56, tumbuhan N1
panjang batang mencapai 20,1 cm dengan 4 daun hijau
yang panjang tiap daunnya 4 cm, dan 4 daun kecil yang
panjang tiap daunnya 1cm, untuk tumbuhan N2
panjang batang menjadi 19,5 cm dengan 5 daun hijau
yang panjang tiap daunnya 4 cm dan juga 4 daun yang
panjang daunnya 3 cm. Untuk N3 panjang batang
menjadi 12,5 cm dengan 4 daun hijau yang tiap dau
panjangnya 4cm dan muncul daun baru. Dormansi
adalah suatu keadaan biji tidur atau tidak dapat
berkecambah dikarenakan banyak faktor antara lain
keadaan fisik biji, lingkungan biji, dan faktor fisiologis
biji itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Schmidt (2001) yang menyatakan bahwa salah satu
faktor penghambat perkecambahan adalah dormansi
benih. Dormansi benih dapat disebabkan oleh kulit
benih yang keras dan keadaan fisiologis embrio. Benih
yang dorman dan benih yang mati dapat diketahui
melalui uji perkecambahan. Biji kelengkeng termasuk
memiliki kulit biji yang keras oleh karena itu
perkecambahan tidak terjadi dengan cepat, karena
semua biji tidak langsung tumbuh dalam waktu yang
sama dan tanpa diberi perlakuan apapun namun
langsung ditanam setelah dikupas.
Pertumbuhan biji kelengkeng yang tanpa
perlakuan apapun langsung diataman setelah dikupas
adalah pertumbuhannya yang lebih banyak terjadi pada
kelima biji yang ditanam sama halnya dengan yang
diberi perlakuan yaitu dengan saliva. Namun panjang
pertumbuhan batang lebih panjang yang diberi
perlakuan saliva daripada yang tidak diberi perlakuan.
Sedangkan untuk yang perlakuan di cuci dengan air
pertumbuhan bijinya paling lambat dan paling sedikit
yang tumbuh hal ini tentunya berbeda dengan teori
yang menyebutkan bahwa pada benih dorman karena
kehadiran senyawa penghambat dalam benih, masa
dormansinya dapat dihilangkan dengan cara merendam
dan mencuci air (Tim Pengampu, 2011). Mungkin hal
ini terjadi karena biji kelengkeng yang teah dikupas itu
terdpat hormon yang membantu pertumbuhan namun
karena dibilas oleh air maka hormon tersebut hilang.
Oleh karena itu dengan perlakuan langsung tanam lebih
efektif daripada yang di bilas dengan air.
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
Pematahan Dormansi Biji Kelengkeng Cuci dengan
Air
Menurut Schmidt (2000) perlakuan skarifikasi
dicuci dengan akuadest, dan biji dikecambahkan dalam
polybag liter yang sudah terisi media tanam dari
campuran pasir dan tanah dengan perbandingan 1:1.
Media tanah dan pasir berfungsi sebagai sumber
asupan nutrisi bagi biji yang siap dikecambahkan.
Perbandingan pasir dan tanah yang digunakan sebesar
1:1. Perlakuan fisik ketiga yaitu dengan mencuci
dengan akuades. Lalu biji kelengkeng dikecambahkan
pada polybag yang berisi media tanam. Pencucian
akuades bertujuan perpindahan secara osmotik.
Perpindahan osmotik ini terjadi akibat adanya
perbedaan potensial air, yaitu dari potensial air yang
tinggi ke potensial air yang rendah.
Perlakuan mencuci biji di dengan air yaitu untuk
mengkondisikan daerah di luar biji potensial airnya
yang tinggi, sedangkan potensial air di dalam biji
sendiri rendah. Maka akan terjadi perpindahan osmosis
dari potensial air tinggi ke potensial rendah.
Perpindahan ini akan mengakibatkan lapisan kulit biji
yang bersifat keras menjadi lembek, sehingga yang
semula biji tidak bisa berkecambah akibat terhalang
lapisan kulit biji yang keras akan bisa melakukan fase
diferensiasi dan fase tumbuh. Hasil dari praktikum
dengan perlakuan merendam biji ke dalam air, biji
kelengkeng mengalami pertumbuhan yang paling susah
dan paling lambat.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh masa
dormansi dari biji kelengkeng lama, campuran tanah
dan pasir tidak mampu memberikan nutrisi yang cukup
untuk pertumbuhan, embrio pada biji belum matang,
intensitas cahaya, keadaan anatomi biji yang kurang
baik atau waktu pencucian yang kurang lama karena
bentuk fisik biji kelengkeng yang besar, kelembaban
media tanam, pencucian yang kurang lama sehingga
proses imbibisi belum sempurna, kualitas biji yang
tidak baik. Perkecambahan biji tergantung pada
imbibisi, penyerapan air akibat potensial air yang
rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi
menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit
pembungkusnya dan juga memicu perubahan
metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut
melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai
mencerna bahan-bahan yang disimpan pada
endosperma atau kotiledon, dan nutrien-nutriennya
dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh.
SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil setelah
melakukan praktikum dormansi biji kelengkeng adalah:
249
Pengaruh Teknik Pemecahan Dormansi…
(1) Cara mematahkan dormansi biji kelengkeng
dengan cara kimia yaitu adanya saliva pada biji
sedangkan cara mematahkan dormansi biji
kelengkeng dengan cara fisika yaitu dengan
ampelas biji, dikupas langsung, dan dibilas
dengan air.
(2) Hasil perkecambahan dari teknik pematahan
dormansi biji kelengkeng paling cepat terjadi
dengan langsung dikupas memiliki batang paling
tinggi yaitu 20,1 cm dan kelima biji tumbuh pada
biji kelengkeng dengan metode pematahan
dormansi adanya saliva dan langsung dikupas
bijinya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdi. 2008. Dormansi Pada Benih Tanaman Pangan
Dan Cara Praktis Membangkitkannya. (online).
http://www.tanindo.com/abdi5/hal0401.htm,
diakses pada 5 desember 2015.
Annisa.
2014.
Kandungan
Saliva.
(online).
http://eprints.undip.ac.id/43727/4/Annisa_Rizqi_
G2A009172_Bab2.pdf., diakses pada 5 desember
2015.
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
Bewley, J.D. & Black, M.. 2006. Seeds, Physiology of
Development and Germination. New York:
Plenum Press.
Ilyas, S. dan Diarni, W.T.. 2007. Persistensi dan
pematahan dormansi benih pada beberapa varietas
padi gogo. Jurnal Agrista. 11 (2): 92-101.
Justice, O. L. & Bass, L.N.. 1990. Prinsip dan Praktek
Penyimpanan Benih. Jakarta: Rajawali Press.
Loveless, A. R. 1989. Prinsip-Prinsip Biologi
Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta:
Gramedia.
Salisburry, F. B. dan Ross,W. C.. 1995. Fisiologi
Tumbuhan Jilid 2. Bandung: ITB Press.
Schmidt, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih
Tanaman Hutan Tropis dan Subtropis.
Diterjemahkan
oleh
Direktorat
Jendral
Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial
Departemen Kehutanan. Jakarta: PT Gramedia.
Wareing, D. F. and Phillips, I. D. J.. 1992. The Control
of Growth and Differentation in Plants. New
York: Pergamon Press.
250
Download