Nama : Ari Wahyudi Kelas : Pagi A NPM : 1241173300043

advertisement




Nama : Ari Wahyudi
Kelas : Pagi A
NPM : 1241173300043
Semester : II (Dua)
• Hukum Pidana Obyektif
yaitu peraturan yang memuat perintah dan atau larangan dengan disertai ancaman hukuman bagi para
pelanggarnya. Dibagi menjadi dua:
1. Hukum Pidana Materil yaitu semua peraturan yang merumuskan tentang perbuatan-perbuatan apa
yang dapat dihukum, siapa yang dapat dihukum dan hukuman apa yang diterapkan.
2. Hukum Pidana Formil adalah peraturan hukum pidana yang mengatur bagaimana cara
mempertahankan berlakunya hukum pidana materiil. Hukum Pidana Formil memproses bagaimana
menghukum atau tidak menghukum seseorang yang dituduh melakukan tindak pidana (makanya disebut
sebagai Hukum Acara Pidana).
• Hukum Pidana Subyektif
adalah hak negara untuk menghukum seseorang berdasarkan
hukum obyektif, karena tidak dibenarkan setiap orang bertindak sendiri, menghukum seseorang
yang telah melakukan tindak pidana.
ALIRAN DALAM HUKUM PIDANA

Aliran hukum pidana klasik
Aliran ini mengkehendaki hukum pidana yg disusun secara sistematis dan menitikberatkan kepastian
hukum. Berdasarkan pandangan indeterministis mengenai kebebasan berkehendak manusia, aliran klasik
menitikberatkan kepada perbuatan. Tidak kepada orang yang melakukan tindak pidana. Hukum pidana
yang dikehendaki adalah hukum pidana perbuatan (daadstrafrecht). pada prinsipnya hanya menganut
single track system berupa sanksi tunggal, yaitu sanksi PIDANA.
Aliran klasik ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Definisi hukum dari kejahatan
2. Pidana harus sesuai dengan kejahatannya
3. Doktrin kebebasan berkehendak
4. Pidana mati untuk beberapa tindak pidana
5. Tidak ada riset empiris; dan
6. Pidana yang ditentukan secara pasti.

Aliran hukum pidana modern / aliran positif
Muncul pada abad ke-19. Pusat perhatian : Pembuat. Aliran ini disebut juga aliran positif karena
dalam mencari sebab kejahatan menggunakan metode ilmu alam dan mempengaruhi penjahat secara
positif sejauh dia masih dapat diperbaiki.
Inti ajaran : Perbuatan seseorang itu harus dilihar secara konkrit bahwa perbuatan itu dipengaruhi
oleh factor watak, biologis dan lingkungan kemasyarakatan. Aliran ini bertitik tolak pada pandangan
determinisme karena manusia tidak mempunyai kebebasan kehendak, tetapi dipengruhi oleh watak dan
lingkungannya.

Aliran Pemikiran Hukum: Sosiologis
Aliran sosiologis memandang hukum sebagai “kenyataan sosial”, bukan sebagai kaidah.
Oleh karena itu, jika dibandingkan dengan postivisme mengenai persamaan dan
perbedaan kedua aliran tersebut, dapat dilihat sebagai berikut:[1]






Positivisme memandang hukum tidak lain adalah kaidah-kaidah yang tercantum dalam
perundang-undanganm sedangkan sosiologisme memandang hukum sebagai kenyataan
sosial dengan mempelajari tentang bagaimana dan mengapa dari tingkah laku sosial yang
berhubungan hukum dan pranata-pranata hukum.
Kaum positivis melihat “law in books”, sedangkan kaum sosiologis memandang “law in
action”.
Positivisme memandang hukum sebagai sesuatu yang otonom dan mandiri, sedangkan
sosiologisme hukum memandang hukum bukan sesuatu yang yang otonom melainkan
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non-hukum yang ada dalam masyarakat, seperti
faktor ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Positivisme hanya mempersoalkan hukum sebagai das sollen, sedangkan sosiologisme
memandang hukum sebagai das sein.
Positivisme cenderung berpandangan yuridis-dogmatik, sedangkan sosiologisme hukum
berpadangan empiris. Mereka ingin melakukan pemahaman secara sosiologis terhadap
fenomena hukum. Jadi, interpretative under standing of social conduct (suatu usaha untuk
memahami objeknya dari segi tingkah laku sosial).
Metode yang digunakan kaum positivis adalah preskriptif yaitu menerima hukum positif
dan penerapannya, sedangkan metode yang digunakan oleh penganut sosiologisme
hukum adalah deskriptif.
Metode deskriptif oleh kaum sosiologis mengkaji hukum dengan menggunakan teknik-teknik;
survei lapangan; observasi perbandingan; analisis statistik, dan eksperimen.
Para penganut aliran sosiologis di bidang ilmu hukum dapat dibedakan antara yang
menggunakan sociology of law sebagai kajiannya dan yang menggunakan sociological
jurisprudence sebagai kajiannya.
Sociology of law lahir dan berkembang di Italia dan pertama kali diperkenalkan oleh Anzilotti,
sehingga berkonotasi Eropa Daratan. Sedangkan, sociological jurispredence lahir dan
berkembang di Amerika Serikat, sehingga berkonotasi Anglo Saxon. Sociology of law
merupakan sosiologi tentang hukum, karena itu ia merupakan cabang sosiologi. Di sisi lain,
socilogical jurispredence adalah ilmu hukum sosiologi karena itu merupakan cabang ilmu
hukum
Download