DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii PENDAHULUAN 1

advertisement
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
I : MEMAHAMI HAKEKAT DISIPLIN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
E.
Disiplin merupakan nilai ketaatan. dan kepatuhan .........................................
Disiplin mencerminkan sikap malu berbuat yang menyimpang ......................
Disiplin berarti loyal terhadap norma dan aturan ............................................
Disiplin artinya cinta terhadap keteraturan dan ketertiban ..........................
Disiplin berarti bisa membedakan mana yang boleh dan tidak boleh ..............
Disiplin merupakan kemampuan mengendalikan diri ...................................
Disiplin berarti tahu standar perilaku yang baik ............................................
D isiplin akan tumbuh dengan latihan dan kebiasaan .....................................
4
6
8
9
11
13
14
16
II : NIAT UNTUK BERSIKAP DISIPLIN
A. Meyakini bahwa disiplin adalah sesuatu yang positif ....................................
B. Meyakini disiplin merupakan bagian dari ajaran Ibadah ................................
C. Menggerakkan hati untuk bersikap disiplin ....................................................
D. Niat merupakan pemicu untuk berbuat disiplin ..............................................
E. Yakin bahwa disiplin akan membuahkan kesuksesan .....................................
F. Menjadikan disiplin sebagai kebutuhan ..........................................................
G. Merasakan disiplin sebagai sesuatu yang membahagiakan ............................
H. Bersikap disiplin dengan hati ikhlas ...............................................................
19
22
24
27
29
31
32
34
III : TAHU PENGAWAS YANG SESUNGGUHNYA
A. Tuhan Pengawas yang utama ..........................................................................
B. Berbuat disiplin bukan karena pamrih ............................................................
C. Malu pada diri sendiri ....................................................................................
D. Manusia bisa dikelabui ....................................................................................
E. Manusia tidak pernah lepas dari pengawasan Tuhan ......................................
37
40
42
45
47
IV : MEMAHAMI UNSUR POKOK PEMBENTUK DISIPLIN
A. Kebiasaan dan budaya lingkungan ..................................................................
B. Pendidikan agama ..........................................................................................
Benny Kogoya
49
51
C. Pendidikan informal dalam keluarga ..............................................................
D. Pendidikan formal di sekolah ..........................................................................
E. Kemampuan menguasai diri ...........................................................................
F. Adanya panutan dan keteladanan ....................................................................
G. Kesadaran dalam mempersepsikan disiplin ....................................................
H. Kejelasan penegakan hukum ............................................................................
54
55
57
58
59
61
V : MEMAHAMI HAMBATAN DALAM BERSIKAP DISIPLIN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
H.
Menganggap disiplin sebagai siksaan ...........................................................
Merasa tidak ada yang mengawasi ..................................................................
Menuruti hawa nafsunya .................................................................................
Sikap egois dan mencari enaknya sendiri ......................................................
Contoh yang tidak baik ...................................................................................
Kesempatan berbuat menyimpang ...................................................................
Tidak merasa berdosa ......................................................................................
63
65
67
69
71
73
75
VI : RUANG CAKUPAN DISIPLIN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Disiplin terhadap kewajiban beragama ...........................................................
Disiplin terhadap aturan dan undang-undang ...................................................
Disiplin waktu .......................................................................................................
Disiplin perencanaan ........................................................................................
Disiplin anggaran dan biaya .............................................................................
Disiplin hierarki kepangkatan ..........................................................................
Disiplin terhadap hasil kesepakatan ................................................................
Disiplin terhadap hubungan antar manusia .....................................................
78
80
82
83
85
87
88
90
VII : MEMAHAMI MANFAAT DISIPLIN
A. Hidup menjadi lebih teratur
.............................................................................
93
B. Tingkat kesuksesan relatif tinggi .......................................................................
94
C. Kerja bisa lebih efektif dan efisien .....................................................................
95
D. Dapat mengeliminir konflik ................................................................................
96
E. Kepuasan kerja relatif lebih tinggi .....................................................................
97
F. Hubungan vertikal dan horisontal menjadi lebih baik ..................................................
98
VIII : MENGGUNAKAN DISIPLIN WAKTU
A. Metode perhitungan waktu ...............................................................................
Benny Kogoya
101
B. Proses penggunaan waktu ................................................................................
C. Proses pengaturan waktu .................................................................................
D. Cara cerdas menggunakan waktu ....................................................................
105
107
109
IX : MEMOTIVASI DIRI MELALUI KESADARAN ROHANI
DAN KESABARAN EMOSIONAL
A. Keberadaan Tuhan
......................................................................................................
119
...................................................................................................
122
C. Memotivasi diri melalui Ayat- ayat kalimat bijak ..........................................................
126
B. Keberadaan Manusia
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 162
MEMBANGUN DISIPLIN DIRI MELALUI
KESADARAN ROHANI DAN KESABARAN EMOSIONAL
Benny Kogoya
O
L
E
H
BENNY KOGOYA, SP.MMA
DISIPLIN TUMBUH DARI HATI NURANI
PENDAHULUAN
Benny Kogoya
Ada tiga hal yang harus kita pahami terlebih dahulu sebelum memaparkan lebih lanjut
isi buku ini ke dalam baris-baris halaman, yaitu disiplin, kesabaran emosional dan kesadaran
rohani.
Lantas setelah ketiga-tiganya menjadi jelas kita akan mencari benang merahnya,
sehingga apa yang kita bicarakan ini memfokus pada suatu titik.
Disiplin agaknya kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Disiplin secara
sederhana dapat kita maknai sebagai kepatuhan pada peraturan baik lisan maupun tulisan. Ada
bermacam-macam bentuk disiplin yang kita kenal selama ini, baik di lingkungan keluarga,
lingkungan gereja, lingkungan masyarakat, maupun kantor tempat kita kerja.
Kesabaran emosional merupakan sikap mental (Attitude) setiap manusia terhadap
sesuatu yang dapat diinginkan dalam hidupnya untuk mewujudkan suatu kebutuhan. Kesabaran
rmosional hubungan dengan lamanya waktu menunggu terhadap sesuatu yang dapat
diharapkan. Sesuatu yang dapat diproses dalam waktu singkat hasilnya tidak pernah dipuaskan,
seperti karbitan pisang yang kehihatannya masak, tetapi didalamnya belum masak dan rasanya
tidak enak dan sebaliknya sesuatu yang dapat diproses dengan waktu yang lama membosankan
untuk menuggu, namun hasilnya sangat dipuaskan.
Sedangkan kesadaran rohani menunjuk pada suatu interaksi dan komunikasi secara
vertikal. Aktivitas batiniah manusia yang didasarkan pada yang di atas (kepada Allah). Sebuah
kesadaran tertinggi manusia tentang sebuah hakekat diri dan penciptanya. Bahwa dirinya tidak
sendirian, bahwa ia adalah makhluk yang memiliki hak dan kewajiban atas kemakhlukannya.
Ketiga unsur pokok tersebut di atas adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan antara
satu dengan yang lainnya dalam setiap kehidupan manusia, namun ternyata dalam setiap
kehidupan tidak selalu berjalan bersama-sama antara satu unsur dengan lainnya, karena tidak
melatih diri membuat manusia sulit menggunakan ketiga unsur pokok tersebut, sehingga setiap
manusia memiliki satu unsur pokok dalam kehidupan yaitu memiliki disiplin kesabaran
menjalankan usaha untuk mempertahankan hidupnya tetapi tidak memiliki disiplin kesadaran
rohani.
Disiplin merupakan pelengkap dari unsur pokok yaitu kesabaran dan kesadaran
manusia. Manusia yang sadar pada hal rohani memiliki panjang kesabaran. Panjang sabar
adalah bagian dari sifat Allah yang telah dimiliki manusia yang tercatat dalam Alkitab seperti
Abraham, Ayub dan lain-lain. Tidak banyak manusia yang bisa dapat memiliki kualitas hidup
seperti meraka. Manusia memiliki kesabaran pada sesuatu yang dapat diharapkan, setelah apa
Benny Kogoya
yang diharapkan telah tercapai lenyaplah sudah disiplin yang dibangun dengan susah paya itu,
tetapi disiplin yang dapat dibangun melalui kesadaran rohani selalu membekas bahkan menjadi
suatu tradisi ajaran keyakinan tertentu.
Disiplin, kesabaran dan kesadaran tidak seperti pada kata-kata manis saja, tetapi sebuah
fakta dalam setiap kehidupan manusia. Manusia itu baik kelakuannya atau buruk tergantung
pada tiga hal ini. Sebanarnya manusia bisa latihan diri menjadi yang terbaik dan sebaliknya
menjadi tidak memiliki moral, apabila membiarkan diri sendirinya dan menjalankan kehidupan
menurut dagingnya yang dapat memerintahkan melakukan sesuatu tanpa sabar dan sadar
dianggap benar.
Penulis mengutip pendapat Mario Teguh untuk mendefinisikan kalimat bijak. Mario
Teguh selalu tampil di metro TV setiap minggu malam , ia memberikan memotivasi diri
melalui kalimat bijak. Segabai kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan orang lain,
kemampuan memotivasi diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain.
Adakah keterkaitan antara ketiganya? Kita tahu bahwa membangun disiplin itu bukan
perkara yang mudah. Jarang sekali orang memiliki disiplin tinggi dalam hidupnya, kebanyakan
putus di tengah jalan. Hanya orang-orang tertentu yang sanggup bertahan sampai mati seperti
tokoh Alkitab yang disebutkan di atas dan mereka meninggalkan warisan berharga berupa
kedisiplinan, kesabaran dan kesadaran rohani kepada anak cucunya.
Orang-orang tertentu itu adalah mereka yang memiliki keimanan yang tinggi dan
mampu mengendalikan dirinya. Iman yang kuat membuat hidupnya memiliki pegangan
sehingga tidak mudah goyah oleh godaan-godaan setan. Orang yang beriman akan menyesal
jika tidak berdoa terlewatkan sekali saja. Ada yang kurang rasanya jika biasanya berdoa waktu
makan orang lain yang pimpin berdoa, setelah isi nasi rasanya mau berdoa sendiri.
Tetapi kesadaran rohani saja tidak cukup untuk membangun sebuah karakter disiplin
tinggi. Ada orang yang rajin berdoa tetapi jiwanya labil, mudah dipengaruh orang lain kerena
tidak biasa mengendalikan dirinya.
Kasus tentang pemerkosaan dilakukan oleh seorang
pendeta kedapa jumaatnya atau pembantunya merupakan contoh tentang manusia yang hanya
memiliki kesabaran, namun tidak diimbangi dengan kesadaran rohani. Kesadaran rohani lebih
dari daya tahan terhadap serangan setan.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa disiplin tidak bisa berdiri sendiri. Disiplin
membutuhkan titik tolak atau pijakan yang kokoh dan kuat dan tentunya dengan sebuah tujuan
Benny Kogoya
yang jelas. Disiplin dapat berjalan dengan optimal manakala dibangun di atas semangat
(spirit) religiusitas dan pengendalian emosi yang tinggi.
Tanpa itu rasanya akan sia-sia belaka membangun disiplin kerena tidak dibangun di
atas pemahaman yang benar dan semangat yang juga sembarang dan membabi buta. Orangorang yang semacam itu hanya melaksanakan disiplin dengan pola panas-panas tahi ayam,
disiplin hanya kalau ada maunya. Begitu keinginannya tercapai, hilang sudah kedisiplinannya.
Disiplin itu sendiri membutuhkan kometmen yang kuat dan semangat yang tinggi
dengan kesadaran rohani yang betul-betul prima. Dengan kata lain disiplin itu membutuhkan
sebuah “payung” dan payung bernama kesadaran rohani dan kesabaran emosinal. Tanpa
kesadaran rohani (iman) tidak mungkin kita bangun disiplin yang kuat.
I.
MEMAHAMI HAKEKAT DISIPLIN
Benny Kogoya
Di dalam buku karangan Soegeng priyodarminto, yang berjudul : "Disiplin Kiat Menuju
sukses” disiplin didefinisikan sebagai suatu. kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nirai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan
atau ketertiban. Disiplin itu mempunyai tiga aspek :
1. Sikap mental (mental attitud) yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau
pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak,
2. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, etika dan standar yang
sedemikian rupa, sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang
mendalam bahwa Ketaatan akan aturan tadi merupakan syarat mutlak mencapai sukses,
3. Sikap kelakuan yang wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk mentaati segala hal
secara cermat dan tertib,
Disiplin itu lahir, tumbuh' dan berkembang dari sikap seseorang dalam sistem nilai
budaya yang telah ada di dalam masyarakat. Terdapat unsur pokok yang membentuk disiplin
yakni sikap yang telah ada pada diri manusia dan sistem nilai budaya yang ada di dalam
masyarakat.
Sikap atau Attitude merupakan unsur yang hidup di dalam jiwa manusia yang harus
mampu bereaksi terhadap lingkungannya, dapat berupa tingkah laku atau pemikiran.
Sedangkan sistem budaya nilai (cultural value system) merupakan bagian dari budaya yang
berfungsi sebagai pedoman bagi kelakuan manusia.
A.
Disiplin Merupakan Nilai Ketaatan dan Kepatuhan
Kedisiplinan mencerminkan perilaku yang taat dan patuh pada aturan, norma, atau etika
yang berlaku.
Seorang siswa dikatakan berdisiplin jika ia masuk kelas pada waktunya,
memakai seragam yang berlaku, mengerjakan PR di rumah bukan di sekolah dan sebagainya.
la putuh dan
taat pada peraturan terlepas apakah karena takut kena sanksi atau atas
kesadarannya sendiri.
Tak berbeda jauh dengan di sekolah, di kantor pun demikian. Karyawan dikatakan
berdisiplin jika patuh dan taat pada aturan dan prosedur yang berlaku di kantornya, Misalnya
datang tepat waktu, memakai seragam kerja yang sesuai, mematuhi job discription, selalu
memenuhi target, menghormati atasan dan sebagainya. Sama seperti siswa sekolah, karyawan
pun berdisiplin atas kesadarannya sendiri atau takut kena saksi dari perusahaan.
Benny Kogoya
Disiplin disini diartikan sebagai sikap dan perilaku yang memenuhi unsur ketaatan dan
kepatuhan. Sebaliknya, apabila kedua unsur tadi diabaikan atau dilanggar, maka siswa atau
karyawan tersebut bisa dikategorikan bersikap dan berperilaku yang indisipliner, perilaku yang
demikian mengundang munculnya sanksi atau hukuman baik dari sekolah maupun perusahaan.
Begitulah batasan secara esensial suatu bentuk kedisiplinan, ada nilai kepatuhan dan
ketaatan di dalamnya. Keduanya menjadi syarat mutlaknya terbentuknya kedisiplinan. Dengan
kata lain tidak ada disiplin tanpa ketaatan dan kepatuhan. Kiranya hal ini sangat mudah
dipahami bahkan bagi siswa sekolah dasar. Disiplin sejak awal dipahami sebagai ketaatan dan
patuhan selanjutnya percaya bahwa anak akan lebih disiplin.
Istilah nilai-nilai dasar tentang kedisiplinan. Begitu bicara tentang disiplin biasanya
langsung terkoneksi dengan kepatuhan dan ketaatan. Tak heran jika disiplin kerap diartikan
secara negatif, yakni suatu bentuk pemaksaan peraturan. Padahal sebenarnya tidak demikian,
hanya saja orang cenderung bersikap bisa terhadap kedisiplinan itu sendiri.
Dengan perluasan arti di atas maka keragaman disiplin tidak hanya menyangkut soal
waktu dan seragam tapi bisa melebar ke soal kebersihan, janji, kebiasaan dan lain-lain yang
lebih konvensional sifatnya artinya bukan merupakan peraturan tertulis. Seseorang dikatakan
berdisiplin jika ia selalu berdoa setiap hari dua jam, mandi pagi dan berangkat kerja 06:30
tepat pada waktunya.
Seorang siswa dikatakan berdisiplin jika ia membiasakan diri membaca buku selama
dua jam setiap malam. Seorang karyawan dikatakan berdisiplin jika selalu memegang teguh
janjinya. meskipun tidak diatur secara tertulis. Nampaklah disini bahwa disiplin lahir dari
kebiasaan pribadi yang berusaha mematuhi aturan yang dibuatnya sendiri.
Dari sini kemudian bisa disimpulkan bahwa disiplin memegang peranan penting dalam
menegakkan aturan baik tertulis maupun tidak tertulis. Sedangkan tegaknya peraturan
merupakan syarat mutlak keberlangsungan suatu aktivitas. Jika peraturan tersebut cenderung
dinomorduakan akan mudah melahirkan kondisi yang kisruh (chaos) yang berakibat terganggu
atau terputusnya aktivitas tersebut.
Kita ambil contoh tentang ketidakdisiplinan di dunia hukum. Kita semua sudah
merasakan bahwa gara-gara hukum tidak tegas maka muncullah berbagai bentuk pelanggaran.
Orang tidak lagi percaya pada hukum, tetapi mereka hanya percaya pada hukum yang mereka
buat sendiri. Akibatnya, setiap bentuk kejahatan menyulut lahirnya sikap korupsi, hal ini tidak
Benny Kogoya
perlu saya jelaskan karena anak kecilpun tahu tentang kondisi di Indonesia namanya hukum.
Saat ini seperti apa yang terjadi hukum di Negara ini tidak mampu menyelesaikan masalah,
hanya bisa membuat masalah baru mengalihkan perhatian masyarakat terhadap masalah terius.
Seorang pencuri kambuhan ketika tertangkap basah, langsung dibakar sadis. Karena
masyarakat tidak percaya lagi pada aparat hukum, kejahatan makin marak semua bidang
kehidupan karena aparat pemegang hukum tidak sungguh-sungguh bekerja.
B.
Disiplin Mencerminkan Sikap Malu Berbuat yang Menyimpang
Disiplin terbaik lahir dari kesadaran sendiri, bukan karena paksaan atau kepentingan-
kepentingan tertentu. Disiplin yang lahir atas kesadaran sendiri biasanya lebih bertahan lama
daripada disiplin karena paksaan seseorang atau kondisi tertentu. Kesadaran sifatnya tumbuh
dari dalam, karena yang menggerakkan adalah hati nurani. Ada nuansa fanatisme yang tidak
gampang pudar oleh hasutan atau godaan yang datangnya dari luar.
Disiplin yang lahir dari kesadaran diri sendiri bukan sekedar mencerminkan nilai
ketaatan dan kepatuhan, melainkan rasa malu. Malu mengalahkan segalanya, orang yang sudah
terlanjur malu biasanya berperilaku secara emosional. Karena itu ada ungkapan lebih baik mati
daripada menanggung malu. Ada beberapa etnis tertentu yang begitu tegas menerapkan rasa
malu sehingga kematian merupakan jalan terbaik untuk mengatasi rasa malunya tersebut.
Namun malu sebagai bentuk pengetahuan disiplin termasuk kategori positif. Bahkan harus
ditumbuhkembangkan karena terbukti membawa perubahan yang signifikan terhadap budaya
dan tata nilai yang bedaku di masyarakat. Konon sebagian pakar mengatakan bahwa
kemerosotan moral yang melanda di negeri ini disebabkan oleh semakin memudarnya budaya
malu.
Karena itu budaya malu harus diangkat kembali sehingga wujud asli manusia Indonesia
kembali ke sedia kala. Sebuah masyarakat yang patuh dan taat pada hukum, baik tertulis
maupun tidak tertuiis. Tidak seperti saat ini, ketika semua orang berlomba-lomba untuk
menanggalkan rasa malunya.
Ada banyak budaya bangsa yang hilang seolah-olah tertiup angin lalu. Dulu, adis-gadis
remaja merasa malu jika berbusana ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya. Kini mereka
Benny Kogoya
malah berlomba-lomba berbusana ketat dengan resiko mengundang tangan-tangan jahil
singgah di tubuhnya.
Peradaban yang semakin longgar menempatkan rasa malu. pada titik yang paling
rendah. paradigmanya sudah jauh berubah, apa yang dulu dianggap tabu kini malah diumbah
selebar-lebarnya. Semakin
memudarnya budaya malu
semakin rapuhlah nilai-nirai
kedisiplinan. Disiplin dan malu merupakan satu kesatuan yang saling mendukung, ketika yang
satu hilang maka yang lain ikut-ikutan hilang.
Disiplin akan tumbuh dan berkembang jika rasa malu masih mewarnai kehidupan
manusia. Seseorang yang merasa malu untuk melakukan penyimpangan, maka ia berusaha
untuk berdisiplin dalam setiap aktivitasnya. Ia taat pada aturan dan prosedur, dan tidak tergoda
untuk melakukan penyimpangan karena merasa malu pada dirinya sendiri dan orang lain.
Kenapa ada korupsi, karena koruptor tidak punya rasa malu. Andai ia punya perasaan
malu tentulah ia tidak akan berani melakukan korupsi meskipun perbuatannya tersebut tidak
diketahui siapapun. Orang yang masih punya rasa malu masih pikir-pikir untuk melakukannya.
Mungkin saja perbuatannya tersebut benar-benar aman, namun ia merasa malu pada hati
nuraninya sendiri.
Dan yang namanya kejahatan lama kelamaan pasti akan terbongkar juga. Ibarat bangkai
disimpan di manapun pasti akan menyengat juga baunya meskipun disemprot berliter-liter
parfum misalnya. Jika hal itu terjadi maka bukan dirinya saja yang akan menanggung malu,
tetapi juga keluarga dan teman-teman dekatnya. Contoh di negeri ini tidak perlu cari-cari anak
kecilpun tahu matinya hukum di negeri ini.
Sikap malunya itu membentuk karakter pribadinya sehingga memiliki kedisiplinan
tinggi. Ia berusaha menampilkan dirinya sebagai manusia yang berdisiplin karena tak ingin
membuat malu keluarganya.
C.
Disiplin Berarti Loyal Terhadap Norma dan Aturan
Seseorang dikatakan berdisiplin apabila ia menunjukkan kesetiaannya (loyalitas)
terhadap norma dan aturan yang berlaku. la meletakkan norma dan aturan tersebut di atas
segalanya, dan ia merasa berkewajiban untuk loyal terhadapnya. Kesetiaan dirinya merupakan
Benny Kogoya
harga mutlak dan tak bisa diganggu gugat. Itulah nilai tertinggi bagi eksistensinya baik sebagai
siswa individu di tengah masyarakat maupun karyawan di sebuah kantor,
Tiada disiplin tanpa loyalitas, disiplin akan dapat ditegakkan jika semua orang
menunjukkan loyalitasnya. Tanpa loyalitas, disiplin agaknya hanya akan menjadi omong
kosong belaka. Hanya indah di bibir, namun menjadi duri ketika diimplementasikan ke dalam
praktik nyata. Loyalitas membutuhkan konsekuensi antara ucapan dan perbuatan.
Seseorang dikatakan berdisiplin berwarga negara jika ia menunjukkan loyalitasnya
pada negaranya. la setia pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1 945, bendera merah putih.
Negara Kesatuan Repubrik Indonesia, dan lain-lain satu saja perangkat Negara tersebut tidak
diakui sudah cukup menyatuhkan padanya predikat sebagai pengkhianat banqsa, tetapi yang
sebenarnya penghianat bangsa ini adalah mereka-mereka yang mengurus lembaga-lembaga
dari atas sampai bawah bangsa ini.
Mengaku warga negara Indonesia, namun tidak mengakui Pancasila, atau tidak mau
menghormati bendera merah putih itu artinya tidak setia, maka ini yang disoroti masyarakat
sebagai penghianat, sedangkan koruptor sebagai penghianat bangsa yang setia melakukan
korupsi tidak disoroti sebagai penghianat dan warga Negara yang tidak setia. Tidak setia
identik dengan pengkhianatan antara hati dan ucapan tidak konsekuen, artinya tidak disiplin
dalam berkata-kata. Ketidaksetiaan mengakibatkan salah satu sendi kedisiplinan roboh.
Memang sulit menumbuhkan loyalitas, apalagi terhadap kedisiplinan yang selama ini
cenderung diartikan sebagai bentuk pemaksaan. Kadang memang susah dibedakan mana yang
terlebih dulu ada, disiplin atau loyalitas. Meskipun banyak orang bilang bahwa loyalitas
merupakan salah satu unsur pembentuk kedisiplinan. Tetapi tidak semua kasus demikian.
Seseorang yang memegang teguh aturan dan sejenisnya itu bisakah dikategorikan
sebagai bentuk kedisiplinan dan loyalitas? Haruskah seseorang itu loyal dulu baru dikatakan
disiplin atau sebaliknya? Apakah seseorang yang disiplin itu bisa dikatakan memiliki loyalitas?
Persoalan ini memang masih perlu diperdebatkan kembali.
Tetapi kiranya semua orang mengakui bahwa loyalitas sudah menjadi petunjuk adanya
suatu kedisiplinan. Seorang pramusaji yang selalu menyediakan kopi bagi atasannya bisa
dikatakan telah memiliki loyalitas pada atasannya, meskipun loyalitasnya tersebut sebatas
menyediakan kopi. Namun perbuatannya yang dilakukan secara rutin tersebut mencerminkan
perilaku yang berdisiplin.
Benny Kogoya
Seorang warga negara dikatakan loyal pada negaranya jika ia membela mati-matian
tanah airnya dari invasi musu, jika ia konsisten dengan perbuatannya tersebut maka ia
dianggap punya disiplin tinggi terhadap negaranya. Namun jika perbuatannya tersebut hanya
sekali saja dilakukan, ia belum layak dikatakan berdisiplin berwarganegara.
Seorang karyawan yang selalu masuk dan pulang kantor tepat waktu berarti telah
memiliki disiplin waktu, ia telah memegang teguh salah satu norma dan aturan yang berlaku
di kantornya. Namun apakah ia sudah pantas dikatakan loyal pada perusahaan? Agaknya
belum, ia baru bisa dikatakan loyal jika selalu berdisiplin pada seluruh aturun dan norma yang
berlaku bukan hanya sebagai atau sepotong-potong. Nampaknya ini bahwa kesetiaan
membutuhkan kedisiplinan penuh, bukan sebagian-sebagian.
D.
Disiplin Artinya Cinta Terhadap Keteraturan dan Ketertiban
Singapura adalah sebuah negara kecil yang terkenal karena kebersihannya. Tekadnya
untuk menjadikan negaranya sebagai negara terbersih di dunia menimbulkan decak kagum di
mana-mana. Banyak negara yang berusaha menirunya, ada yang sukses tetapi lebih banyak
lagi yang gagal. Di antara yang gagal tersebut adalah negara kita sendiri, lndonesia.
Media masa sering membuat laporan tentang negara di pucuk Malaysia tersebut.
Mungkin tak banyak warga kita yang berkesempatan ke sana, namun hampir seluruh penduduk
negeri ini tahu tentang negeri makmur tersebut baik melalui media masa maupun dari cerita
sanak keluarganya yang baru pulang dari menjadi TKW di sana. Singapura adalah negara
impian baik, menyangkut kebersihan maupun kemakmurannya.
Kenapa semua itu bisa terwujud seolah-olah demikian mudahnya? Kenapa seluruh
penduduk negeri se-ia sekata dalam satu persepsi yang sama untuk menjaga kebersihan
negaranya?
Pertama, jelas disiplin yang tinggi. Warga negara di sana terkenal akan
kedisiplinannya, dan pernerintah sendiri memberlakukan sanksi yang tegas terhadap setiap
bentuk pelanggaran.
Membuang sampah atau puntung rokok secara sembarangan dendanya bisa ratusan
dolar. Di negeri ini mungkin di ibu kota, Jakarta saja yang memberi sanksi terhadap warganya
yang kedapatan membuang sampah secara sembarangan. Itupun sanksi bisa dikompromikan.
Disiplin belum membumi masih sebatas retorika yang hanya terdengar ketika kampanye saja.
Benny Kogoya
Kedua, cinta warga negara Singapura sangat mencintai kebersihan. Mereka menyadari
sepenuhnya tentang jati dirinya sebagai negara kecil di antara Negara-negara besar lainnya.
Karena itu mereka berusaha menampilkan dirinya secantik mungkin dengan tampil bersih dan
indah. Hanya itu satu-satunya cara untuk mengundang orang lain menaruh simpati pada
negaranya.
Cinta adalah segalanya, kata orang demikian, tidak ada kekuatan apapun yang
mengalahkan cinta. Bila cinta sudah bicara, situasi sulit bagaimanapun menjadi bisa. cinta
lebih tinggi nilainya daripada disiplin, karena cinta itu sendiri sudah mencakup disiplin. Orang
yang mencintai sesuatu berarti telah berbuat disiplin dan akan timbul penyesalan apa lagi
melanggarnya.
Contohnya, seorang cowok yang mencintai seorang cewek kekasihnya. Kemanapun
ceweknya minta diantar ia akan bersedia walau ke ujung langit sekalipun. la tidak merasa
keberatan meskipun harus mengeluarkan uang dan waktunya. Sekali saja menolak walau
alasannya tepat akan membuatnya menyesal setengah mati. Semua itu dilakukan karena ia
betul-betul mencintai kekasihnya tersebut.
Begitu pula jika seseorang sudah merasa cinta pada keteraturan dan ketertiban, ia akan
berusaha semaksimal mungkin untuk tunduk dan patuh terhadapnya. Ia akan melakukannya
dengan senang hati, bahkan akan rela berkorban apa saja untuk itu. Saking cintanya pada
kebersihan misalnya, maka bila sekali saja lupa menyapu halaman hatinya merasa menyesal.
Penampakan rasa cintanya tersebut diwujudkan dalam bentuk kedisiplinannya yang
tinggi. Orang yang mencintai kebersihan, tak mau lihat barang kotor selalu tergugah untuk
membersihkannya. Meskipun tidak ada orang yang menyuruhnya.
Demikianlah, cintai besar pengaruhnya terhadap kedisiplinan. Cintai unsur yang
tertinggi nilainya dalam pembentukan mental disiplin. Bila cinta sudah bicara, apapun terasa
mudah. Disiplin akan menjadi menu sehari-hari yang akan dinikmati dengan senang hati.
Ishak adalah orang yang setia kepada janji pernikahannya. Alkitab mencatat bahwa ia
hanya menikah dengan Ribka. Ia mengasihi Ribka sampai maut memisahkan mereka. Ia tidak
pernah tergoda kepada perempuan lain. Ia mencurahkan kasih dan perhatiannya hanya kepada
istrinya. Ini merupakan peragaan kasih yang hidup dan dinamis dalam rumah tangganya.
Boleh dikatakan, rumah tangga Ishak dan Ribka terpelihara dengan baik. Keduanya
saling saling menjaga keharmonisan pernikahan mereka. Keduanya saling terbuka dan setia
Benny Kogoya
dalam kasih. sepantasnyalah kehidupan pernikahan Ishak menjadi teladan bagi keluargakeluarga kristen masa kini.
E.
Disiplin Berarti Bisa Membedakan Mana Yang Boleh dan Tidak Boleh
Disiplin lebih mudahnya diartikan sebagai batasan antara boleh dan tidak boleh. Boleh
dilakukan selama aktivitas tersebut sesuai atau tidak menyimpang dari aturan yang ada. Tidak
boleh dilakukan jika aktivitas tersebut tidak sesuai atau cenderung menyimpang dari aturan
yang ada, perbedaan antara boleh dan tidak boleh sangat jelas, sejelas perbedaan antara disiplin
dan tidak disiplin itu sendiri. Seseorang dikatakan disiplin jika mengetahui aturan dan mau
melaksanakan aturan tersebut. Ia memahami aturan tersebut dengan sebaik-baiknya, termasuk
sanksi-sanksinya. Suatu aturan biasanya memuat apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak
boleh dilakukan, atau hanya memuat apa yang boleh saja, tetapi tersirat di dalamnya apa saja
yang tidak boleh.
Seseorang bisa dikatakan disiplin membayar rekening listrik atau telepon jika ia
membayar tagihan sebelum tanggal 20 setiap bulannya. Jika ia terlambat sehari saja dari
tanggal 20 maka ia bisa dikatakan sebagai pelanggan yang tidak disiplin dan berhak dikenai
denda. Di sini jelas bahwa setiap bentuk pelanggaran ada sanksinya.
Siswa yang terlambat masuk kelas akan kena hukuman berupa tidak boleh mengikuti
pelajaran atau lari keliling lapangan sebanyak sepuluh kali, siswa tersebut harus mau menerima
konsekuensi atas keterlambatannya tersebut karena sudah ada seperangkat aturan sebagai tata
tertibnya. Ia dihukum karena ia sudah tahu tata tertibnya tetapi tidak melaksanakannya dengan
benar.
Seseorang dikatakan disiplin jika ia membuang sampah di tempat sampah dan tidak
membuang puntung rokok di sembarang tempat. Ia tahu mana yang boleh dan tidak boleh
dilakukan. Membuang sampah pada tempatnya jelas diperbolehkan, malah keharusan.
Sedangkan membuang puntung rokok di sembarang tempat jelas tidak diperbolehkan.
Bagi karyawan kantor meninggalkan pekerjaan selama jam kantor tidak diperbolehkan
karena tata tertib mengaturnya demikian. Kecuali jika ada alasan yang kuat atau untuk
menunaikan sholat dhuhur misalnya' Artinya peraturan itu boleh dilanggar dengan seijin atasan
atau jika ada tugas luar yang harus dilakukan.
Benny Kogoya
Seorang istri dikatakan disiplin jika ia selalu menyediakan keperluan suaminya setiap
hari. Memang tidak ada aturan tertulisnya, namun itulah yang wajib dilakukan jika ia ingin
dianggap sebagai seorang istri yang tahu etika dan norma hidup dalam berumah tangga.
Sebagai seorang istri ia dianggap sudah tahu perangkat aturan yang berlaku secara umum di
masyarakat.
la dianggap telah melanggar etika dan norma-norma kesopanan dan kesusilaan jika ia
menerima tahu laki-laki yang lain tanpa sepengetahuan suaminya. Ia bisa dicap sebagai istri
yang tidak bertanggungjawab jika meninggalkan anaknya menangis di rumah sementara ia
ngobrol di warung bersama tetangganya.
Seorang warga negara boleh melakukan apa saja asal tidak bertentangan dengan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tetapi ia tidak boleh mengganti bendera merah
putih dengan bendera yang lain sebagai bendera negara karena itu termasuk perbuatan
merongrong kewibawaan negara atau subyektif.
Di atas kertas kelihatan betapa mudahnya membedakan antara keduanya. Namun ketika
diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari terasa begitu susahnya. Lidah saja bisa
salah bicara, apalagi jika diperbuat dengan hati. Karena itu sebelum berdisiplin yang lain,
terlebih dulu adalah mendisiplinkan ucapan agar selalu konsisten dan tidak mencla-mencle,
Daniel adalah seorang yang hidupnya benar membedakan yang mana boleh dan patut
dapat disembah dan yang mana tidak boleh disembah. Ia selalu berdoa teratur tiga kali sehari
berlutut seperti biasanya (Daniel 6: 11). Inilah yang menyebabkan dibenarkan di hadapan
Allah. Dan tentang Daniel penulis tidak menguraikannya tepi tentu saja pelajaran sekolah telah
diajarkan kita tentang Daniel sebagai gambar seorang yang kedisiplinan tinggi dan sikap
hatinya hanya menyembah Allah yang benar.
F.
Disiplin Merupakan Kemampuan Mengendalikan Diri
Di awal sudah dijelaskan bahwa disiplin artinya memegang teguh aturan, etika, atau
norma yang sedang berlaku. Tersirat di dalamnya semacam pengekangan atau lebih tepat
pengendalian diri. Seseorang akan mampu memegang teguh aturan dan sejenisnya itu
manakala ia sudah dapat menguasai dirinya. Ia menjadi pemenang bagi dirinya sendiri.
Benny Kogoya
Dari fenomena di atas tak terlalu jauh rasanya jika mengidentikkan disiplin dengan
pengendalian diri. Hanya orang-orang yang bisa mengendalikan dirinya yang akan mampu
bersikap dan berperilaku dengan penuh kedisiplinan. Tanpa kemampuan mengendalikan diri,
kiranya bukan perkara gampang mendisiplinkan diri sendiri. Mengingat betapa biasnya
pengertian disiplin itu sendiri.
Korupsi mungkin contoh yang paling gamblang untuk menggambarkan bahwa disiplin
merupakan kemampuan mengendalikan diri. Bukan sesuatu yang mudah bagi pejabat untuk
melewatkan kesempatan di dalam kesempitan. Apalagi jika kesempatan tersebut menari-nari
di pelupuk matanya. Setiap detik kesempatan untuk bermain-main dengar anggaran terbuka
lebar, tumpukan rupiah di atas meja pasti membuatnya ngiler. Kiranya hanya sedikit sekali
yang mau melewatkan kesempatan emas tersebut berlalu begitu saja. Dan yang sedikit itu
adalah mereka yang benar-benar mampu mengendalikan dirinya.
Mungkin bisa saja ia memanipulasi data, namun hati nuraninya menolak. Memang
tidak ada yang tahu, namun ia merasa bertanggungjawab secara moral baik kepada dirinya
sendiri maupun kepada institusi tempatnya bekerja. Tanggungjawab itu mincegah dirinya
berbuat yang tidak benar secara moral.
Orang yang mampu mengendalikan diri adalah orang yang memiliki kedewasaan
emosi. Hal ini akan menuntunnya untuk memiliki sikap mementingkan kepentingan orang lain
di atas kepentingan dirinya sendiri. Orang yang mampu mengendalikan dirinya selalu
mengedepankan kewajiban daripada hak. Dan ia tidak mau menerima sesuatu yang bukan
haknya.
Kenapa koruptor merajalela? Merujuk pada uraian di atas, maka jawabnya karena
mereka tidak melandasi setiap perbuatannya dengan moralitas. Mereka adalah orang-orang
yang tidak mau peduli pada masalah moral, karena itu mereka cenderung bersikap pragmatis
bahkan oportunis.
Kita pasti ngeri jika mendengar orang mengatakan, cari yang haram saja susah, apalagi
yang halal. Karena itu mereka segera memberikan cap kepada orang-orang yang setia pada
hati nuraninya sebagai sok suci, sok moralis dan sebagainya. Mereka mencibir orang-orang
yang menegakkan disiplin hidupnya dengan mencari nafkah di jalan yang benar.
Pengendalian diri nampaknya merupakan pondasi utama untuk membangun disiplin
diri. Dan untuk mampu mengendalikan dirinya, tiada lain kecuali dengan meningkatkan
Benny Kogoya
keyakinan pada hati nurani. Ia harus belajar meredalam ego (bukan menghilangkan), menjauhi
sikap adigang, adigung dan adiguna, pemurah, rendah hati dan sebagainya.
Mustahil seseorang akan bisa mendisiplinkan dirinya jika di dalam hatinya masih
tersimpan nafsu keserakahan. Tidak mungkin seseorang punya disiplin tinggi jika masih
senang berfoya-foya, mengedapankan hak dari pada kewajiban dan lain-lain. Jelaslah bahwa
disiplin bukan perkara yang main-main, dan tidak bisa dibuat main-main.
Ketulusan hati Abraham teruji ketika ia hendak disuap. Ia menolak untuk menerima apa
pun dari raja Sodom. Ia berkata, "Aku tidak akan mengambil apa-apa dan kepunyaanmu itu,
sepotong benang atau tali kasut pun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah
membuat Abram menjadi kaya." Inilah sikap mental yang dewasa yang ditunjukkan oleh
Abraham kepada orang-orang sezamannya.
Abraham berusaha menghindari upaya-upaya yang dapat merusak ketulusan hatinya. Ia
tidak mudah tergiur dengan harta yang diperoleh tanpa bekerja keras, atau tanpa diberkati
Tuhan. Ia berusaha menjaga agar hubungannya dengan orang lain tidak terganggu di kemudian
hari karena ia menerima pemberian tersebut.
G.
Disiplin Berarti Tahu Standar Perilaku Yang Baik
Disiplin bisa pula diartikan sebagai mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.
Seorang dikatakan berdisiplin berlalulintas jika selalu menjalankan kendaraannya di sebelah
kiri. Sebaliknya, jika kendaraannya dijalankan dengan tidak teratur, kadang di kiri kadang di
kanan berarti ia sudah melanggar disiplin berlalulintas.
Datang ke beridadah tepat pada waktunya adalah perilaku seseorang yang memiliki
disiplin tinggi. Ia tahu bahwa datang tepat pada waktunya merupakan keutamaan bagi seorang.
Nilainya lebih tinggi daripada datang di akhir waktu. Dan itu adalah perintah kebenaran yang
apabila dilanggar dalam arti tidak dapat melakukan secara sungguh-sungguh untuk
mendengarkan ajaran kebenaran dari dalam hati, maka akan ada sanksinya. Sanksinya semakin
berat di neraka jika seseorang tidak menjalankan perintah ajaran kebenaran yang diyakini
tersebut, jika orang datang karena rasa takut masuk dalam neraka tanpa memahami ajaran
kebenaran sekalipun rajin belum tentu tidak dapat sanksi.
Dari sini terlihat bahwa disiplin itu tumbuh dari kesadaran dalam hati atau pengertian
tentang sesuatu. Seorang pengendara mobil akan berdisiplin jika ia memahami standar
Benny Kogoya
berperilaku terbaik dalam berlalulintas. Tidak cukup sekedar namun memahami pula apa
resikonya jika pengetahuannya tersebut tidak diimplementasikan. Seorang pengendara mobil
akan berusaha disiplin berlalulintas karena takut kena tilang atau tidak mau ribut dengan polisi.
Seseorang selalu sholat tepat waktu untuk mendapatkan pahala atau takut memperoleh dosa.
Seorang karyawan berusaha keras untuk memenuhi target demi karir atau takut kena sanksi
dari perusanaan.
Kedisiplinan akan semakin meningkat intensitasnya seiring dengan semakin cerdasnya
seseorang dalam memahami sesuatu. Seseorang akan semakin mendekatkan diri kepada Allah
seiring dengan meningkatnya kesadaran tentang diri dan Penciptanya. Ia makin meningkatkan
ketaqwaannya untuk mewujudkan rasa syukurnya kepada Allah yang telah memberinya
kehidupan.
Karena itu bisa dikatakan bahwa kuat lemahnya disiplin sangat tergantung pada
seberapa jauh ia memahami sesuatu. Jika ia menetapkan standar terbaik dalam kehidupannya,
sudah tentu ia akan berusaha menjadi orang yang paling disiplin di dunia. Tak ubahnya seperti
sebuah cita-cita, semakin tinggi cita-citanya semakin kuatlah seseorang tersebut untuk
berdisiplin.
Kenapa? Karena hanya dengan disiplin yang kuat cita-cita tersebut akan tercapai.
Seseorang yang ingin meraih gelar insinyur tentunya lebih berdisiplin daripada sekedar
berkeinginan untuk menjadi tukang las atau tukang kayu. Standar disiplinnya jelas jauh
berbeda, baik disiplin waktu, disiplin belajar, disiplin anggaran dan sebagainya.
Untuk menjadi insinyur dibutuhkan disiplin belajar yang tinggi dan membutuhkan
waktu lebih lama dibanding untuk menjadi tukang las atau tukang kayu. Begitu juga biaya
yang dikeluarkan tentunya jauh lebih besar. Tentu saja karena seorang insinyur lebih bergengsi
daripada sekedar tukang las atau tukang kayu.
Mungkin bisa disimpulkan bahwa untuk memiliki disiplin yang tinggi seseorang harus
menerapkan standar terbaik di dalam hidupnya. Artinya, ia harus punya cita-cita atau obsesi
yang tinggi karena obsesi atau cita-cita tersebut akan membuatnya semakin bersemangat di
dalam bekerja. Dan semangat tersebut akan mendorong dirinya untuk bersikukuh dengan
kedisiplinannya. Menjadi yang terbaik merupakan anjuran agama. Karena semakin baik
(cerdas) akan semakin bermanfaat bagi sesamanya. Dan Tuhan menyukai hamba-Nya yang
suka menebarkan kebaikan di muka bumi ini.
Benny Kogoya
Abraham adalah satu-satunya tokoh Alkitab yang mengabdikan diri (secara aktif)
selama 100 tahun kepada Allah. Selama berpindah-pindah tempat itu, ia sama sekali tidak
tergoda untuk mengikuti allah-allah bangsa lain. Sejak ia membuka hatinya untuk memenuhi
panggilan Allah di Ur-Kasdim, sampai ia pindah ke Haran, Tanah Negeb, Kanaan, Mesir,
Betel, Hebron, Mamre, dan tempat-tempat lain, ia bertemu dengan banyak corak keagamaan.
Ia mendapat kesempatan menyaksikan cara beribadah agama-agama lain. Ia melihat praktek
politeisme di berbagai tempat. Ia juga menjumpai keanekaragaman agama-agama di
sekitarnya. Namun kesetiaannya kepada Allah tidak terganggu oleh beragamnya agama yang
dilihatnya.
Abraham juga tidak terpengaruh oleh kebiasaan agama dari bangsa lain, meskipun ia
menyaksikannya sendiri. Abraham tetap membuat mezbah bagi Tuhan yang telah menyatakan
diri kepadanya, yang telah menyertai dia selama ia berada di tengah-tengah bangsa tersebut. Ia
tetap berpegang teguh pada imannya, pada komitmen atau motivasinya untuk memenuhi
panggilan Allah.
Sejak pertemuan Abraham yang pertama dengan Allah di Mesopotamia itu, sampai
akhir hidupnya, ia tetap setia melayani Allah. Ia adalah contoh tokoh yang memperagakan
kesetiaan yang paling agung sepanjang sejarah penyelamatan manusia. Bagi Abraham, hanya
ada satu Allah, yaitu Allah yang telah menampakkan diri kepadanya di tempat kelahirannya
itulah Pribadi yang disembahnya sepanjang hidupnya.
H.
Disiplin Akan Tumbuh Dengan Latihan dan Kebiasaan
Faktanya memang demikian. Ala bisa karena biasa, kata pepatah. Kebiasaan membuat
segalanya nampak lebih mudah. Seseorang akan merasa ringan bangun pagi jika sudah
terbiasa, sebaliknya bagi orang yang tidak terbiasa akan membuatnya tersiksa. Kebiasaan besar
pengaruhnya dalam membangun karakter yang berdisiplin.
Disiplin tidak tumbuh dengan sendirinya, tapi melalui kebiasaan dan latihan. Disiplin
membutuhkan suatu proses yang rutin dan tak kenal lelah. Sebatang pohon tidak mungkin
langsung menjadi besar, namun melalui proses setahap demi setahap sebelum mencapai
puncak ketinggiannya.
Disiplin tidak begitu saja jatuh dari langit seperti perkiraan sebagian orang. Mereka
yang ngotot dengan anggapannya tersebut hanya akan menuai penyesalan di kemudian hari.
Benny Kogoya
Bahkan hujan yang kata orang jatuh dari langit sebenarnya mengalami proses berkali-kali
sebelum menjadi titik hujan dan akhirnya jatuh ke bumi.
Soegeng Priyodarminto, mengatakan bahwa disiplin akan tumbuh dan dapat dibina
melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan. Baik di lingkungan
keluarga, kantor maupun masyarakat luas. Kebiasaan tersebut harus sudah ditanamkan sejak
masih kanak-kanak. Disiplin sebenarnya adalah sikap mental seseorang. Dan sikap mental itu
dapat dikembangkan dengan berbagai cara, antara lain :
1. Pendidikan informal di dalam keluarga, pendidikan formal di sekolah dan pendidikan
non formal di tengah masyarakat.
2. Latihan-latihan yang terutama menekankan pada pembentukan kebiasaan untuk
bersikap patuh dan taat serta mampu mengendalikan. Penanaman pengaruh dalam
bentuk pemberian keteladanan atau panutan, koreksi, ganjaran, pujian serta hukuman.
Seorang anak yang sejak kecil sudah dibiasakan menggosok gigi, lama kelamaan akan
menjadi kebiasaan yang positif. Sebaliknya, seorang anak yang sejak kecil sudah bergaul
dengan lingkungan yang jorok dan kasar, maka lingkungan tersebut akan membentuk dirinya
sebagai pribadi yang jorok dan kasar.
Kebiasaan atau keteladanan merupakan faktor dominan dalam membangun disiplin
diri. Hal ini kerap diabaikan karena adanya anggapan yang salah tentang disiplin itu sendiri.
Ada orang tua yang enggan membiasakan anaknya untuk bangun mandi dengan asumsi bahwa
anaknya akan memiliki kebiasaan itu dengan sendirinya.
Nyatanya setelah anaknya beranjak dewasa apa yang dikatakannya dulu menyimpang
jauh dari kenyataan. Begitu pula dengan sikap orang tua yang cenderung membiarkan anaknya
belajar sesuka hatinya, semakin lama semakin malaslah si anak untuk belajar. Karena ia diajari
untuk terbiasa belajar dan tidak ada ganjaran atau sanksi jika ia rajin atau malas belajar.
Cobalah kita saksikan apa aktivitas rutin di sekolah. Latihan, bukan? Guru melatih
murid-muridnya untuk disiplin menulis, membaca, menghitung, menganalisa, menggambar
dan sebagainya. Aktivitas keseharian tersebut tanpa disadari akan menjadi kebiasaan bagi
murid-muridnya. Awalnya mungkin untuk susah melatih murid-muridnya disiplin membaca.
Akhirnya tanpa diminta pun mereka akan disiplin membaca, menulis atau menggambar.
Seorang prajurit dilatih dengan keras sebelum menghadapi medang pertempuran.
Latihan fisik merupakan bagian dari pekerjaan utama dalam dunia kerja kemiliteran. Sebagai
Benny Kogoya
anggota prajurit sabar dan sadar pada tugas tanggungjawabnya sebagai anggota
selalu taat
kepada komandannya, sekalipun dipukul diterima dengan respon siap komandan. Waktu tidur
bangun, mandi, makan dan kerja diatur sedemikian rupa, sehingga mereka selalu siap sedia
kapan saja waktu baik atau buruk, dimana saja menunjukkan kualitas dunia kerja kemiliteran
kedisiplinan tinggi.
Seorang olahragawan melatih diri dengan keras sebelum menghadapi arena pertarungan
lawannya. Latihan tubuh tanpa lelah merupakan awal keberhasilan dari seorang olaragawan.
Kita tidak pernah mendengar seseorang olahragawan menang dalam pertarungan dengan
walannya tanpa latihan. Latihan mental dan fisik merupakan unsur pokok bagi seorang
olahragawan, agar waktu bermain tidak membuang tenaga tanpa sasaran tujuan goalnya.
Abraham mendidik iman kepada anaknya. Integritas Abraham yang lain, yang tidak
kalah pentingnya adalah keberhasilannya dalam mendidik Ishak, anaknya, secara rohani. Ia
mengajar Ishak supaya mengikuti perintah Tuhan "Sebab Aku telah memilih dia supaya
diperintahkannya kepada anak-anaknya dan keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan
yang ditunjukkan Tuhan, dengan melakukan kebenaran keadilan dan supaya Tuhan memenuhi
kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya” (Kej. 18 :19).
Ayat-ayat selanjutnya menjelaskan bahwa Abraham berhasil melaksanakan tugas itu
dengan baik.Keturunan berikutnya mewarisi pola pendidikan iman Abraham. Pola inilah yang
kemudian hari dikembangkan menjadi pola pendidikan Yahudi yang baku, yakni pendidikan
syema di Israel (Ul. 6: 4-9).
Dunia mengenal Abraham sebagai bapa orang beriman, namun janganlah kita
memegang Abraham hanya karena sebutannya tersebut. Jauh lebih indah kalau kita mau
meneladani kehidupan imannya dan belajar sebagaimana cara dia menghadapi tantangan dan
cobaan sehingga ia disebut bapa orang beriman.
II. NIAT UNTUK BERSIKAP DISIPLIN
Sesungguhnya segala sesuatu tergantung pada niatnya kalau niatnya baik hasilnya akan
baik pula. Kata Marcus Aurelius, hidup ini ditentukan oleh diri kita sendiri. Bukan oleh orang
lain. Kalau kita memandang kehidupan ini dari sisi positifnya, maka kita akan memperoleh
kebaikan. Dan jika kita menganggap hidup ini suram, maka keburukan yang akan kita
dapatkan seperti anak kecil makan ikan dengan tulangnya ia akan mengatakan ikan jelek dan
sebaliknya ia makan dagingnya akan mengatakan ikan enak atau baik.
Benny Kogoya
Pola pikir demikian akan mempengaruhi cara pandang kita terhadap kedisiplinan. Bagi
orang yang selalu berpikir positif disiplin menjadi kemutlakan. Kedisiplinan itu akan tumbuh
dan berkembang di dalam hatinya dengan sejumlah alasan yang masuk akal. Hampir tidak ada
sisi gelap sedikitpun tentang disiplin bagi orang-orang yang menyadari betapa disiplin akan
menentukan masa depannya.
Marilah kita merenung sejenak, bukalah mata dan mata hati lebar-lebar. Mari kita kaji
dan analisa bersama-sama, adakah sisi negatif dari kedisiplinan? Pernahkah kita mendapatkan
pengalaman buruk dari praktik kedisiplinan kita? Cobalah untuk berpikir seobyektif mungkin
agar kita dapat memperoleh gambaran yang adil tentang disiplin itu sendiri.
Kiranya tidak ada seorang pun yang menginginkan masa depannya membentang redup
seperti lampu yang kehabisan minyak. Setiap orang mendambakan hidup bahagia baik lahir
maupun batin, dunia dan akherat. Namun tidak setiap orang mampu melihat kenyataan bahwa
masa depan adalah kerja keras. Masa depan artinya disiplin.
Persoalannya kembali berpulang pada kesadaran manusia dari dalam hati sendiri.
sejauh mana ia menyadari eksistensi dirinya dan sebesar apa cita-citanya untuk meraih masa
depan yang lebih baik. Semakin tinggi kesadarannya, semakin besar keyakinannya tentang
buah kedisiplinan antara lain adalah :
A. Meyakini Bahwa Disiplin Adalah Sesuatu Yang Positif
Dengan sedikit perenungan saja kita akan mengakui bahwa disiplin adalah sesuatu yang
positif. Tidak sutit untuk menjelaskan kenapa demikian, karena kita bisa dengan mudah
menemukan bukti-buktinya secara kongkret. Bukti-bulti tersebut dapat kita jumpai di manamana semudah mencari pasir di laut.
Seorang anak yang terbiasa berdisiplin akan mendapatkan buah dari kedisiprinannya di
kemudian hari. Jika ia berdisiplin menabung setiap hari, maka ia akan tumbuh menjadi orang
yang hemat dan bisa menghargai uang. Dan jika ia berdisiplin belajar, maka ia tumbuh menjadi
murid yang cerdas. Disiplin akan membantu menggapai cita-citanya.
Di kantor demikian pula. Seorang karyawan yang berdisiplin melaksanakan proyek
secara tertib dan sesuai target, maka karirnya akan cepat naik. perusahaan membutuhkan
orang-orang yang punya disiplin tinggi, karena itu mencerminkan seorang pekerja keras.
Benny Kogoya
pandai saja tidak cukup pada jaman ini, sebab tanpa kedisiplinan kepandaiannya tersebut tidak
akan bisa dioptimalkan.
Di tengah masyarakat pun disiplin membuahkan dampak positif. Apabila seruruh desa
masyarakatnya sudah berdisiplin menjaga kebersihan, hasilnya adalah sebuah desa yang bersih
dan indah. Citranya sebagai desa yang bersih menyebar ke mana-mana, dan mungkin saja
suatu saat akan mendapatkan penghargaan atas kebersihannya itu.
Seseorang yang terbiasa untuk datang tepat waktu dan pada ibadah kelurga tempat
orang lain, bukan saja ia akan mendapatkan nilai plus di mata Allah tetapi juga akan
berdampak positif bagi dirinya sendiri. Ia akan tumbuh sebagai pribadi yang mampu
menghargai waktu, tidak mau menunda-nunda pekerjaan dan tidak suka mengulur-ngulur
waktu. Hal ini akan berpengaruh pada kehidupannya secara luas, ia bisa mengelola waktunya
dengan baik.
Adakah sisi negatif dari ilustrasi di atas? Rasanya tidak ada. Disiplin membuat
segalanya berjalan lebih mudah, bukan malah sebaliknya. Ilustrasi di bawah ini mungkin akan
memperjelas kita dalam melihat disiplin sebagai sesuatu yang positif. Nampaklah bahwa
sesuatu yang sepertinya tidak mungkin menjadi sangat mungkin.
Ada seorang karyawan yang bergaji pas-pasan namun punya niat untuk kuliah lagi.
Padahal ia sudah punya istri dan seorang anak yang masih balita. Gajinya hanya cukup untuk
makan sehari-hari dan sedikit sisanya untuk ditabung. Rasanya mustahil ia bisa kuliah jika
tidak ada orang yang mau membantunya. Kuliah sama artinya dengan beristri lagi.
Tetapi ternyata ia bisa. Bagaimana caranya? Ia menerapkan disiplin anggaran secara
ketat. Ia mampu membedakan mana kebutuhan dan keinginan, kebutuhan menjadi prioritas
utamanya. Tetapi ia tidak mau bermain-main dengan keinginan, karena itu ia menahan diri
untuk bersabar ketika istrinya minta dibelikan DVD.
Menurutnya, kuliah adalah kebutuhan sedangkan DVD adalah keinginan. Orang bisa
hidup tanpa DVD, namun karir akan susah meningkat jika ia tidak kuliah lagi. Ia memilih
karir, karena bila karirnya meningkat bukan saja DVD yang bisa dibeli bahka mobil pun bukan
sesuatu yang mustahil.
Walaupun tertatih-tatih akhirnya ia berhasil menyelesaikan kuliahnya. Dengan
sarjananya itu ia bisa nyambil kerja dimana-mana dan karirnya sedikit demi sedikit meningkat.
Hidupnya mulai bersinar, namanya mulai diperhitung. Ia tidak akan menyesal walaupun ia
Benny Kogoya
baru bisa membelikan istrinya DVD lima tahun kemudian. Tetapi andai DVD itu dibeli lima
tahun lalu, mungkin ia tidak bisa kuliah.
Contoh pemeliharaan Tuhan pada masa kering adalah Elia. Elia dipanggil Allah untuk
melayani di Kerajaan Utara selama pemerintahan dinasti Omri. Pada suatu hari Tuhan
berfirman kepadanya supaya ia pergi ke tepi Sungai Kerit untuk mengasingkan diri dari
masyarakat sekitarnya. Sungai Kerit adalah sungai kecil yang terletak di sebelah timur sungai
Yordan di wilayah Gilead. Di sinilah Elia menyembunyikan diri dari Raja Ahab.
Selama dalam pengasingan itu, Elia mengalami pemeliharaan Allah yang luar biasa.
Allah menyuruh burung gagak membawa roti bakar dan daging kepadanya pada waktu pagi
dan petang. Allah juga menyuruh Malaikat membawa roti kepadanya ketika ia berada di dalam
gua. Tuhan memberikan pemeliharaan ilahi ini karena hujan tidak akan turun selama tiga tahun
lebih, sehingga menimbulkan kelaparan dan kesusahan di antara penduduk Israel (1 Raj. 17:1).
Selang beberapa waktu, sungai itu menjadi kering. Lalu Tuhan menyuruh Elia pergi ke
rumah seorang janda di Sarfat. Janda miskin ini tidak memiliki cukup persediaan makanan. Ia
hanya mempunyai segenggam tepung dalam tempayan, dan sedikit minyak dalam buli-buli.
Janda dan anaknya ini mungkin hanya akan bertahan hidup selama beberapa jam, setelah itu
mereka akan berhadapan dengan maut. Ia berkata kepada Elia, “Setelah kami memakannya,
maka kami akan mati" (1 Raj. 77 I2).
Dalam keadaan krisis seperti inilah Elia datang untuk memberi pengharapan kepada
janda tersebut. Ia berkata, "Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam
buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktuTuhan memberikan hujan ke atas
muka bumi" (ayat 14). Perkataan Elia ini memang terbukti selama masa kering itu
berlangsung. Selama janda di Sarfat itu menaati firman Tuhan yang diucapkan melalui
perantaraan Elia, kelaparan tidak akan menimpa mereka.
B. Meyakini Disiplin Merupakan Bagian Dari Ibadah
Disiplin mencerminkan ketaatan kepada Tuhan dan pada kehidupan. Orang yang taat
kepada Tuhan akan selalu berusaha berbuat baik dan yang terbaik dalam hidupnya. Selalu
berarti tidak pernah putus, hanya orang-orang yang punya komitmen tinggi yang selalu berbuat
baik.
Komitmen diperlukan untuk membangun disiplin, tanpa komitmen seseorang akan
kehilangan gairah untuk berdisiplin. Karena itu disiplin itu sebenarnya beribadah juga, sebab
Benny Kogoya
dengan disiplin maka akan menjadi sempurnalah keyakinan kepada Allah dalam kehidupan di
bumi ini.
Saya sangat terkesan ketika saya pertama kali tiba di Jayapura dan melihat laut jarak
lebih dekat dan bertanya dalam hati setiap hari ada sungai-sungai besar yang mengalir ke arah
laut lalu mengapa air laut tidak pernah bertambah volume di lautannya dan batas-batas lautnya
pun tidak pernah berubah hari demi hari tetap saja pada batas-batasnya, ini membuat saya
bertanya kepada penduduk yang telah menetap di pantai dan mereka memberikan jawaban
pada saya hanya perbedaan pada adanya ombak dan laut tidak pernah melanggar perintah
Allah dari kejadian sampai hari ini.
Disiplin adalah kondisi dimana seseorang melakukan sesuatu secara teratur dalam
kehidupan sehari-hari sebelum keberja, sebelum tidur, setelah bangun pagi mendahului berdoa,
pagi dan malam sebelum tidur selalu sikat gigi. Hal-hal ini mencerminkan kepada orang-orang
yang rajin.
Manusia diciptakan Tuhan sebagai puncak kejadian, maka ia diperlengkapi potensi
yang melebihi makhluk lainnya. Tuhan menciptakan rnanusia dengan mandat untuk
memuliakan-Nya melalui hidup manusia itu sendiri. Dengan bahasa yang sedikit berbeda tetapi
singkat, dapat dikatakan demikian: Tuhan berkehendak agar manusia memuliakan Tuhan,
dengan hidup di dalam kehidupan manusia harus rnenruliakan Tuhan.
Mandat seperti itu, sebenarnya mengandung makna terdalam agar manusia di dalam
hidupnya senantiasa mengingat Tuhan dan apa yang dimandatkan-Nya. Justru dengan
mengingat Tuhan sebagai pencipta, dan mengingat perintah-perintah-Nya, maka manusia
secara tak langsung mengadakan hubungan dengan Tuhan. Manusia dikehendaki Tuhan
sebagai makhluk yang mampu berhubungan dengan-Nya, dan dengan berhubungan itulah
manusia dikendalikan hidupnya oleh norma-norma religius.
Melalui hubungan dengan Tuhan dan dengan mengingat perintah-perintah-Nya,
hubungan itu membawa akibat manusia terikat pada gaya hidup alamiah. Hal itu bisa
dijelaskan demikian: siapa pun yang memiliki hubungan erat dengan sesuatu atau seseorang,
maka ia terikat pikiran dan perasaannya serta tindakannya, agar dengan begitu ia tidak
mengecewakan pihak lain. Katakanlah apabila manusia berhubungan erat dengan Tuhan, maka
manusia juga terikat pikiran, perasaan dan tindakannya kepada apa yang Tuhan kehendaki.
Paling sedikit, manusia akan senantiasa mempertimbangkan apakah perbuatannya itu tidak
Benny Kogoya
bertentangan dengan suruhan-suruhan Tuhan? Dan kalau ia kebetulan dalam posisi
bertentangan dengan suruhan-Nya, ada rasa salah dan rasa dosa di dalam dirinya.
Justru keadaan seperti inilah yang sebenamya diharapkan terjadi di dalam kehidupan
manusia. Hidup rnanusia seharusnya senantiasa bergema suara Tuhan dan kehendak Tuhan
sebagai pedoman pikiran, perasaan dan tindakannya. Dengan demikian, maka manusia
memiliki nilai-nilai tertentu yang pada dasarnya berdasar pada ketaatan akan perintah Tuhan.
Apabila seseorang di dalam hidupnya mendasarkan diri pada perintah-perintah Tuhan, atau
memiliki nilai-nilai yang asalnya dari Tuhan, niscaya orang itu akan menjadi bergaya hidup
religius.
Kehidupan seperti ini mengharuskan seseorang untuk senantiasa mempertanyakan
pikiran, perasaan dan tindakannya atas dasar ketaatan pada Tuhan. Inilah hidup manusia yang
sebenarnya dikehendaki Tuhan, Sang Pencipta. Tuhan tidak menuntut banyak dari manusia.
Tuhan cuma meminta agar Ia senantiasa diingat sebagai yang mencipta dan yang memerintah
manusia dan alam semesta ini. Tuhan sudah cukup puas dengan hubungan seperti itu, yakni
manusia menganggap hidupnya itu sesuai dengan yang Tuhan kehendaki.
Memuliakan Pencipta melalui hidupnya. Demikianlah tugas manusia. Tugas itu kini
menjadi cukup jelas bagi kita yaitu agar melalui kehidupan kita, apa pun dan bagairnana pun
yang kita pikirkan, kita rasakan dan kita lakukan ada di dalam kaitan ketaatan kepada Tuhan.
Dengan begitu, maka tugas kita tak lain mentaati Tuhan dan perintah-Nya. Justru inilah
sebenarnya yang dimaksud dengan memuliakan Tuhan. Melalui cara hidup atau gaya hidup
yang demikian itulah, manusia memuliakan pencipta.
Ketaatan manusia kepada Tuhan dan perintah-Nya, tidak boleh digambarkan sebagai
ketaatan buta. Kita tidak dituntut untuk tidak bisa lain. Kita tidak dipaksa untuk tak bisa lain.
Ketaatan kita kepada Tuhan dan perintah-Nya selalu di dalam kebebasan cara mentaatinya.
Kebebasan cara mentaati, berarti ada ruang gerak bagi manusia untuk membentuk ketaatannya
itu sesuai dengan pilihan dan selera kita pribadi. Jadi, yang penting manusia mengakhiri
keterikatannya dengan Tuhan dan mengingatnya selalu di dalam hidupnya sebagai prinsip
hidupnya.
Mengakui Tuhan dan mengingat perintah-Nya sebagai prinsip hidup, berarti
menempatkan Tuhan dan perintah-Nya di atas segala sesuatu. Pikiran dan perasaan kita,
rencana dan tindakan kita, cita-cita dan realita yang kita terima, semua itu diserahkan dan
Benny Kogoya
dipasrahkan kepada prinsip tersebut. Itu berarti, seluruh usaha dan daya serta buahnya diawali
dengan menundukkan diri kepada kehendak Tuhan dan diserahkan kepada Tuhan pula
akhirnya.
Sebagai manusia, berpindah tempat atau meninggalkan tanah leluhur merupakan
keputusan sosiorogis yang berat. Kalau dikatakan Abraham melakukannya karena faktor
teologis atau karena menaati panggilan Allah, pasti. ini juga membingungkan masyaarakat
setempat. Tetapi bagi Abraham yang saleh ini, kesungguhan untuk menaati panggilan Allah
adalah suatu keputusan yang penting.
Dengan menaati panggilan Allah, jelaslah bahwa Abraham adalah seorang yang
sungguh-sungguh ingin melakukan kehendak Allah, seorang yang ingin menyaksikan bahwa
Allah itu hadir dan berkuasa. Memang keputusan untuk berpindah tempat bukanlah keputusan
yang mudah, namun sebagai orang yang beriman, Abraham taat kepada Allah yang
memanggilnya.
Keputusan Abraham ini menunjukkan bahwa ia bukanlah seorang yang mementingkan
diri sendiri. Ia adalah seorang yang murah hati dan memikirkan kepentingan orang lain. Inilah
wujud kasih yang terbesar yang diajarkan Tuhan Yesus beberapa abad kemudian.
C. Menggerakkan Hati Untuk Bersikap Disiplin
Where is a while, there is a way. Di mana ada kemauan di situ ada jalan. Dimana ada
niat disitu pasti ada semanqat. Orang yang tidak punya kemauan, maka jalan hidupnyu,
seakan-akan buntu. Kemauan akan melahirkan kreativitas, semakin kuat kemauannya semakin
besar kreativitasnya. Tanpa niat kehidupan seakan-akan berhenti sebelum waktunya.
Di dunia ini tidak ada yang gratis, semuanya harus diperjuangkan. Untuk bisa makan,
seorang harus bekerja keras membanting tulang. Untuk meraih cita-cita seseorang harus berani
berkorban. Ada tiga aspek bagi seorang yang ingin mencerahkan masa depannya yakni
disiplin, kerja keras dan banyak belajar. Ketigatan-kegiatan menjadi syarat mutlak yang tak
dapat ditawar-tawar lagi.
Memang bukan perkara mudah membangun disiplin, karena itu kita harus membangun
sejumlah alasan positif agar kedisiplinan itu tumbuh dan berkembang di hati kita. Pertama kali
yang kita lakukan adalah menggerakkan hati agar memberi tempat di salah satu biliknya untuk
Benny Kogoya
disiplin. Disiplin itu harus bersemayam di hati, barulah kemudian bisa diaplikasikan ke dalam
perbuatan.
Hati adalah motor penggerak kehidupan, kita menunggu sinyal dari hati untuk
beraktivitas. Hati adalah cermin kehidupan, konon katanya demikian. Dan cermin itu akan
berfungsi maksimal jika belum terkotori oleh noda. Jika cermin sudah kotor, maka yang baik
akan kelihatan buruk, apalagi yang buruk pasti tambah buruk lagi. Hati yang bersih akan
memudahkan kita untuk mengenali mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan hati yang
bening kita akan memperoleh gambaran yang jelas tentang disiplin sehingga kita akan memilih
kesan positif terhadapnya. Kita akan bisa melihat sejumlah manfaat di balik sebuah
kedisiplinan.
Karena itu tidaklah terlalu salah jika membangun disiplin diri itu hakekatnya sama
dengan membangun kesucian hati. Sebab, semakin suci dan bersih hati seseorang maka
semakin nampaklah kebesaran Tuhan. Dan semakin bersemangatlah dirinya untuk mencapai
kerinduannya dengan selalu melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya.
Semakin bening hati seseorang semakin besarlah semangatnya untuk membangun
disiplin. Sebab, bila hati masih kotor, maka sulit beribadah, karena rasanya malas. Hati yang
kotor akan menutupi iman seseorang sehingga menghambat upayanya mengenal Tuhannya
semakin dalam. Orang yang hatinya kotor tidak akan mengetahui manfaat doanya bagi dirinya
sendiri.
Plato mengatakan bahwa sukses yang paling besar adalah sukses menaklukkan dirinya
sendiri (hawa nafsu). Dan tiada kekalahan yang paling memalukan kecuali kalah melawan
dirinya sendiri (hawa nafsu). Jika hati sudah dikuasai hawa nafsu, kehidupan akan kehilangan
sisi positifnya.
Seseorang akan gagal dalam upayanya membangun disiplin jika ia melupakan hati
sebagai aktor utamanya. Niatnya berdisiplin akan sia-sia jika ia tidak mau berkompromi atau
minta ijin terlebih dulu kepada hatinya. Dan disiplin yang dibangun tanpa dilandasi dengan
kebeningan hati akan seperti buih di laut. Mudah terombang-ambingkan oleh ombak atau
seperti panas-panas tahi ayam, karena tidak ada komitmen di hatinya. Kadang disiplin kadang
tidak lihat saja gereja-gereja masa kita dalam kebaktian selalu membangkit-bangkitkan emosi
manusia dianggap bertobat lalu bagaimana dalam kehidupan sehari-hari hanya biasa-biasa saja
tidak ada perubahan. Mungkin ini rahasia terbesar bagi kita agar sukses membangun disiplin
Benny Kogoya
diri. Komitmen harus kita bangun terlebih dulu di hati kita, sehingga kita memiliki landasan
yang kuat untuk membangun disiplin diri. Sebab, disiplin itu mudah diucapkan, namun susah
direalisasikan.
Kemudian Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi. Ia berfirman agar
Salomo memohonkan apa yang diinginkannya. Hanya satu hal yang dimintanya waktu itu,
yakni "hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan
dapat
membedakan antara yang baik dan yang jahat. Tuhan mengabulkan permintaannya ini.
Hal yang paling mengesankan dalam hidup Salomo adalah pada saat ia menabiskan
Bait Allah. Ia memuji dan mengagungkan Tuhan karena akhimya pembangunan Bait Allah itu
berhasil dilaksanakan. Ia mempersembahkan korban bakaran bagi nama Tuhan. Ketulusan hati
Salomo ini ditanggapi Tuhan dengan mengaruniakan kepadanya kepandaian untuk memerintah
dan hikmat untuk mengambil keputusan. Kebesaran Salomo pada masa itu benar-benar
melebihi semua raja Israel dan bangsa-bangsa lain.
Dan karena ia memiliki kemampuan khusus, yaitu hati yang penuh hikmat dan
pengertian, ia sangat disegani oleh para pemimpin (kolega-koleganya) dari negeri-negeri lain.
Ia dilimpahi banyak kekayaan, sumber daya manusia, dan rakyatnya pun setia kepadanya.
Penghasilannya setahun meliputi emas seberat 666 talenta, belum termasuk upeti dari berbagai
negeri. Ia juga memiliki 200 perisai dari emas; ia membuat takhta besar dari gading yang
disalut dengan emas tua (Amsal 10:14-20). Kekayaannya yang lain dicatat dalam pasal 10:2129.
D. Niat Merupakan Pemicu Untuk Berbuat Disiplin
Di pengantar bab ini penulis sudah menyinggung sedikit tentang niat sebagai pemicu
kedisiplinan. Segala sesuatu tergantung pada niatnya. Tidak ada aktivitas tanpa niat. Niatlah
yang menggerakkan manusia untuk berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu. Niat ibarat
motor bagi kendaraan, secanggih apapun kendaraannya tetapi jika tidak dilengkapi dengan busi
tidak akan berfungsi.
Begitu dalam kehidupan ini, semuanya dilator belakangi oleh niat. Kita berbuat atau
tidak berbuat sesuatu karena kita punya niat. Kenapa kita mendukung Calon Presiden A dan
tidak mendukung Calon Presiden B misalnya karena kita punya niat. Kita rajin berolahraga
Benny Kogoya
setiap pagi dan sore karena ada niat. Jika niat itu tidak tumbuh di hati kita, dibayar pun belum
tentu mau.
Seorang anak berdisiplin menabung setiap hari karena ingin membeli sepeda mini baru.
Baginya tiada hari tanpa menabung karena di pelupuk matanya sudah terbayang betapa
gagahnya dirinya berada di atas sepeda baru. Karena itu ketika suatu hari uangnya habis untuk
jajan ia menangis menyesali diri. Ia merasa impiannya untuk membeli sepeda baru akan
semakin lama.
Ada kisah menarik yang membuktikan bahwa niat memang menjadi pemicu berbuat
disiplin. Ada seorang karyawan sebuah perusahaan yang malas sekali. Padahal ia punya
potensi yang tinggi dan tenaganya sangat dibutuhkan perusahaan. Pimpinan menyayangkan
sikapnya, namun tidak tahu harus berbuat apa. Sedangkan untuk memecatnya ia merasa sayang
sekali.
Tiba-tiba muncul gagasan di dalam benaknya, cepat-cepat karyawan tersebut dipanggil.
Entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas karyawan tersebut berubah total. Ia menjadi
karyawan yang paling rajin dan memang benar potensinya sungguh luar biasa. perubahan
sikapnya tersebut mampu meningkatkan kinerja perusahaan.
Seluruh pekerjaan yang diserahkan kepadanya mencapai sukses. Perusahaan merasa
diuntungkan, tak heran jika tak lama kemudian ia diserahi tanggungjawab yang lebih besar.
Hal ini membuat semangatnya menjadi-jadi, disiplinnya luar biasa. Datang ke kantor tepat
waktu dan pulangnya pasti paling akhir. Kadang lembur sendirian walaupun karyawan lain
sudah pada pulang.
Apa rahasianya? Selidik punya selidik ternyata pimpinannya ketika memanggilnya dulu
menjanjikan apabila dirinya mampu memenuhi target yang telah ditetapkan ia akan diangkat
menjadi wakilnya. Itulah yang memotivasi dirinya untuk memompa semangatnya sehingga
memiliki disiplin baja dalam bekerja.
Pimpinannya kemudian menepati janjinya setelah ia bekerja keras dan berdisiplin
tinggi selama lima tahun lamanya. Suatu ,prestasi yang spektakuler karena biasanya uniuk
menduduki jabatan tersebut seorang karyawan membutuhkan waktu puluhan tahun lamanya.
ltu adalah keputusan yang tepat karena ia memang karyawan yang selama ini dibutuhkan
perusahaan.
Benny Kogoya
Bayangkan jika pimpinannya tidak pernah menjanjikan apa-apa kepadanya tentu
ceritanya akan lain. Mungkin saja ia tetap menjadi karyawan biasa yang pemalas dan tidak
naik-naik pangkatnya. Janji tersebut telah mengubah hidupnya sehingga ia punya niat yang
kuat untuk memenuhi harapan pimpinannya. Niat tersebut membuatnya menjadi pribadi yang
berdisiplin tinggi.
Pelajaran yang kita ambil dari cerita di atas adalah hendaknya kita selalu memiliki niat
dalam hidup ini. Niat itu harus kita miliki dan jika kita belum punya juga kita harus cepat-cepat
mencarinya. Karena tidak akan ada yang dapat diubah tanpa niat. Hidup ini akan kehilangan
warnanya jika kita tidak memiliki niat bahkan untuk hidup itu sendiri.
Ketika Elia memanggil Elisa untuk menggantikan dia, Elisa sedang membajak di
ladang. Sebagai seorang petani, Elisa mengolah tanahnya dengan dua belas pasang lembu.
Jelaslah kepada kita bahwa Elisa memang seorang pekerja keras dan mempunyai fisik yang
kuat. Ia memiliki etos kerja yang baik dan juga mempergunakan waktu yang ada dengan baik.
Mental Elisa yang kuat inilah yang telah membentuknya menjadi pribadi yang tangguh.
Sekalipun ia seorang petani, namun ia telah dipakai Allah secara luar biasa.
Ketika Elisa dipanggil Elia untuk menggantikan dia, ia tidak mengucapkan sepatah kata
pun. Untuk meyakinkannya, Elia hanya melemparkan jubahnya kepadanya. Elisa mengerti
maksud pelemaran jubah tersebut. Mungkin cara seperti ini telah lazim pada waktu itu, bahkan
lebih bermakna dari seribu kata yang diucapkan. Bagi Elisa sendiri hal itu merupakan tanda
bahwa Allah berkenan dia menggantikan tugas kenabian Elia. Dengan spontan ia menyerahkan
dirinya untuk menjalankan tugasnya sebagai nabi yang dipilih Allah.
Sebelum Elia naik ke surga dan menyerahkan tongkat kepemimpinannya, ia berkata
kepada Elisa, "Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dan
padamu? Jawab Elisa,"Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu” (2 Raj 2: 9)
E. Yakin Bahwa Disiplin Akan Membuahkan Kesuksesan
Sukses artinya disiplin secara ketat, Terdapat perbedaan yang amat mencolok antara
orang yang terbiasa berdisiplin dengan yang terbiasa hidup semaunya sendiri. Kendatipun
hampir setiap orang memahami bahwa sukses harus diperjuangkan, namun biasanya
Benny Kogoya
pemahaman tersebut hanya sebatas di bibir saja. Tidak sampai mengendap ke dalam hati dan
diaplikasikan ke dalam perbuatan.
Sukses di mana-mana butuh pengorbanan, kerja keras dan keberanian menghadapi
resiko. Di negeri manapun kita berada, sukses hanya satu kuncinya yakni kerja keras. Sekarang
ada pertanyaan maha besar yang hinggap di otak kepala kita kenapa jumlah orang sukses di
negara lain jauh lebih banyak daripada di negeri ini? Apa rahasianya? Tanpa harus memeras
otak, kita segera tahu jawabnya disiplin.
Keterpurukan negeri ini banyak faktor penyebabnya, namun semuanya memiliki
keterkaitan. Disiplin rendah, malas, kurang berani menghadapi resiko dan ujung-ujungnya
berdampak pada etos kerja yang rendah. Sampai sekarang kita belum dapat menghindari
tudingan sebagai bangsa yang pemalas. Kecuali malas, kita merupakan bangsa yang paling
rajin melakukan korupsi. Kita korupsi waktu terus-menerus.
Jangan menengok ke Jepang atau Korea, dibanding dengan negeri jiran Malaysia
tingkat kedisiplinan para pekerja kita masih kalah jauh. Disiplin menjadi persoalan krusial,
anehnya kebanyakan dari kita menikmatinya. Ketidakdisiplinan menjadi fenomena umum di
mana-mana dan kita seakan akan tak berdaya. Kita seolah-olah merasa semua itu sudah
menjadi kebiasaan yang berurat akar sehingga susah untuk diatasi.
lnilah alasan pembenar yang sering kita kemukakan, sekedar sebagai jawaban normatif
atas ketidakberdayaan kita. Ahlih-ahlih untuk mencoba mencari kiat mengatasi kebiasaan tidak
berdisiplin, kita sendiri merasa malu karena diri kita sendiri sebenarnya belum berdisiplin.
Sebagai manusia kita belum memenuhi kriteria sukses, bahkan untuk soal disiplin sekalipun.
Tak heran kita belum pernah merasakan bagaimana nikmatnya menjadi orang yang benarbenar sukses.
Setelah kita memahami dan menghayati bahwa disiplin bukan sebuah siksaan,
melainkan kebutuhan, toh belum dapat menjawab kenapa kita harus disiplin. lawabnya
berpulang kembali kepada diri kita sendiri yang senantiasa mendambakan sukses. Sukses
selalu merupakan bayang-bayang semu yang hadir di pelupuk mata kita. Sebagian besar dari
kita, sukses merupakan persoalan yang teramat berat. Kita butuh kiat, taktik, dan strategi untuk
mendulang sukses.
Karyawan memang tidak mudah diubah pola pikirnya. Tetapi dengan selalu
mengedepankan sukses sebagai sebuah kebutuhan alami yang selalu mengusik hidupnya,
Benny Kogoya
disiplin akan lebih mudah ditanamkan. Sebab, semakin tinggi tingkat disiplin seorang
karyawan semakin besar kemungkinannya untuk meraih sukses. Tak seorang pun karyawan
yang memimpikan dirinya akan menemukan kegagalan, Jika disiplin diibaratkan koridor, maka
sukses berada di ujungnya.
Disiplin telah memberi ancer-ancer di mana sukses itu berada, tetapi ketidaksiplinan
akan membuat keberadaan sukses itu menjadi kabur. Tanpa kedisiplinan kita sukar untuk
menentukan arah sebenarnya kita mau ke mana. Kalau arah saja kita masih bingung, apalagi
untuk menentukan sukses. Singkatnya, disiplin adalah kebutuhan sekaligus syarat mutlak
menuju sukses. Sukses adalah nilai lebih yang dimiliki seorang karyawan paling tidak bagi
dirinya sendiri dan atasannya.
Tantangan hidup yang dihadapi Yakub di rumah mertuanya tidaklah mudah. Namun ia
tetap setia melakukan pekerjaannya yang dapat menunjukkan betapa seriusnya Yakub bekerja,
''Aku dimakan panas hari waktu siang dan kedinginan di waktu malam, dan mataku jauh dari
pada tertidur" (Kej. 31:40). Tidaklah heran kalau Yakub mendapat upah berupa keberhasilan
dan kekayaan karena ia memang seorang pekerja yang tekun dan setia.. Bagi Yakub, waktu
adalah pemberian Allah. Oleh karena itu, harus digunakan untuk tujuan yang benar.
Yakub bukan tipe orang yang mau melarikan diri dari tanggung jawab. Ia juga bukan
tipe orang yang suka membantah atau mengeluh. Bekerja keras merupakan pengabdiannya
kepada Tuhan. etos kerjanya patut dicontoh oleh siapa pun ingin sukses.
F. Menjadikan Disiplin Sebagai Kebutuhan
Disiplin merupakan kebutuhan. Tak mudah memang
menanamkan disiplin dalam
kehidupan sehari-hari. Jangankan kepada orang lain, kepada diri sendiri pun susahnya minta
ampun. Kita semua harus memaksakan diri secara terus menerus dan tak kenal menyerah
sebelum ,merasakan nikmatnya disiplin. Setiap orang berbeda caranya untuk belajar
mendisiplinkan dirinya. Dan prosesnya pun berbeda, ada yang butuh waktu bertahun-tahun
tetapi ada juga yang hanya berbilang hari.
Banyak orang (baca :cara cerdas menggunakan waktu) yang belum dapat menjadikan
disiplin sebagai kebutuhan. Karyawan yang demikian bencinya setengah mati terhadap segala
bentuk kedisiplinan. Baginya lebih mudah melanggar aturan yang artinya tidak disiplin
Benny Kogoya
daripada mematuhinya. la cenderung membuat aturan sendiri yang sebenarnya tidak beraturan
karena tidak pernah mengikuti dengan kedisiplinan. Kedisiplinan itu baginya adalah
ketidakdisiplinan.
Memang susah mengatur karyawan yang membandel seperti itu. Peraturan saja
dilanggar, apalagi yang tanpa aturan malah lebih tidak karu-karuan lagi. Sudah jelas karyawan
yang enggan berdisiplin etos kerjanya rendah. Sebagai akibat rendahnya disiplin, semangatnya
pun gampang loyo. Tidak memiliki gairah untuk meraih prestasi dan fokusnya semata-mata
kerja adalah untuk mencari uang. Sudah menjadi kelemahan manusia yang cenderung memilih,
gampang saja meskipun disadari bahwa yang gampang itu tidak selalu baik. Jalan pintas
selalu menjadi rebutan, tak heran banyak orang yang menjadi korban penipuan dengan sms
raih hadiah. Banyak orang doyan dengan makanan-makanan instant yang sebenarnya amat
rentan terhadap kesehatan manusia.
Banyak orang terburu nafsu menjadi kaya dengan
mencandu togel.
Kita harus memiliki paradigma baru tentang disiplin, yakni sebagai kebutuhan.
Alasannya banyak, salah satunya erat kaitannya dengan kinerja. Hal ini akan mengubah pola
pikir kita yang selama ini kurang sehat. Kita harus memandang disiplin dengan adil dan
obyektif, jangan dipandang dari sisi negatifnya saja. Memahami disiplin secara benar akan
membantu kita menemukan alasan kenapa selama ini kita jarang berhasil.
Kebutuhan kita tentang disiplin sama besarnya dengan kebutuhan kita akan kehidupan
ini. Seyogyanya kita memiliki rencana yang matang dalam hidup ini, sehingga kita menjadi
manusia seperti yang kita idam-idamkan. Kita menjadi apa yang kita inginkan, bukan manusia
yang ditentukan oleh keadaan. Misalnya, bila kita sukses rasanya dunia serasa milik kita
sendiri.
Dan rencana akan berjalan dengan baik kalau kita melakukannya dengan penuh
kedisiplinan. Rencana yang bagus tidak menjamin akan sukses jika tidak dilaksanakan dengan
disiplin. Disiplin membuat rencana berjalan dengan baik dan dengan disiplin pula hidup ini
akan bisa kita atur menurut apa yang kita inginkan.
Disiplin adalah kebutuhan. Kebutuhan bagi semuanya. Bukan hanya bagi atasan dan
manajemen tetapi lebih penting lagi adalah bagi karyawan yang bersangkutan. Dengan disiplin
yang tinggi semua persoalan akan lebih mudah diatasi. Ada ungkapan “trisna jalaran saka
Benny Kogoya
kulina”, artinya rasa cinta itu akan tumbuh dari kebiasaan. Dari kebiasaan menjadi kebutuhan
dan dari kebutuhan kemudian berlanjut menjadi rasa cinta.
Kiranya tidak ada cara lain untuk menjadi diri kita sendiri, kecuali dengan menjadikan
disiplin sebagai kebutuhan. Kita harus bisa membangkitkan rasa disiplin itu di dalam hati agar
kita betul-betul merasakan betapa butuhnya kita terhadap disiplin. Kalau kita lapar kita butuh
makan, begitulah hendaknya pandangan kita terhadap disiplin. Kita harus selalu merasa lapar
terhadap hal-hal yang berkait dengan kedisiplinan.
G. Merasakan Disiplin Sebagai Sesuatu Yang Membahagiakan
Mahatma Gandhi punya cara ampuh untuk menghilangkan penderitaan, yakni dengan
tidak memikirkannya. Kembali ke pola pikir bahwa hidup ini apa katanya kita, Kalau kita
menganggapnya penuh kebahagiaan, maka kita akan bahagia. Sebaliknya kita menjalaninya
dengan kesusahan, maka selamanya yang kita dapatkan adalah kesusahan.
Begitu juga pola pikir kita terhadap disiplin, jika kita menganggapnya sebagai sesuatu
yang membahagiakan, maka kita akan bisa melakukannya dengan bahagia, Tetapi jika kita
sudah terlanjur berpikir bahwa disiplin merupakan siksaan jelas kita akan merasa tersiksa.
Bahagia dan derita bukan disebabkan oleh disiplin, melainkan oleh pola pikir kita sendiri.
Karena itu alangkah bodohnya jika kita tetap berpikiran fisik tentang disiplin dengan
memandangnya sebagai suatu siksaan. Bukan disiplin itu yang menyiksa diri kita, tetapi diri
kita sendiri. Hanya saja kebiasaan kita sebagai manusia suka menyalahkan orang atau pihak
lain atas kesusahan atau kegagalan yang kita alami.
Ada satu cara sederhana agar kita bisa merasa bahagia dengan berdisiplin. Jangan
membayangkan disiplin itu sendiri, melainkan membayangkan sukses dibaliknya. Menabung
itu memang tidak enak karena berarti mengurangi jatah untuk uang jajan. Tetapi jika anak kecil
diajari untuk membayangkan bahwa dengan menabung ia bisa membeli sepeda baru, tentu ia
akan rajin menabung. Displin belajar setiap hari memang berat, namun jika kita
membayangkan diri kita sebagai seorang insinyur, maka yang berat itu akan menjadi ringan,
ini bukan teori belaka tentunya pengalaman penulis membagikan kepada siapa saja mau baca
buku ini.
Duduk di gereja mendengarkan Firman Allah hanya 5 jam juga bukan perkara
gampang, namun jika kita membayangkan bahwa betapa pedihnya siksa neraka maka kita pasti
Benny Kogoya
akan merasakan bahagia karena masih diberi kesempatan untuk 5 jam atau 10 jam pun tidak
akan terasa sepertinya waktu cepat berjalan rasanya 1-2 menit saja, hal ini setiap mahasiswa
atau pernah jadi mahasiswa telah rasakan pada waktu kuliah perasaannya lama sekali duduk di
ruang kuliah tepi pada waktu ujian waktu yang sama perasaannya tepat sekali habisnya waktu.
Kebiasaan kita adalah cenderung mendramatisir suatu persoalan. Sikap apriori
seringkali muncul tanpa diundang sehingga mengaburkan obyektivitas terhadap persoalan yang
terjadi. Ditambah lagi dengan prasangka buruk, maka semakin buruklah pandangan kita
terhadap disiplin. Akibatnya, kita memandang disiplin sebagai sesuatu yang maha berat.
Bangun pagi berat, belajar berat, semuanya nampak berat, Bukan persoalan itu yang
memberati kita, tetapi kita sendirilah yang menganggapnya berat. Padahal kalau kita jalani
sebenarnya amat mudah, semuanya bisa melakukan dengan santai dan menyenangkan. Orang
yang terbiasa bangun dan mandi pagi akan merasakan kebahagiaan atas kebiasaannya tersebut.
Kalau kita pikir lebih jernih benarlah jika dikatakan disiplin merupakan persoalan yang
membahagiakan. Kebiasaan mandi pagi akan membuat badan menjadi segar dan pikiran
menjadi jernih. Badan yang segar dan pikiran yang jernih akan membantu mempermudah diri
kita menyelesaikan tugas.
Cobalah sekali saja berangkat ke kantor/kuliah tanpa mandi terlebih dulu. Kita akan
merasakan badan lesu, mengantuk dan pikiran tidak bekerja dengan optimal. Arona muka kita
akan nampak seperti orang yang sedang memanggul beban berat karena tidak nampak sinar
kesegaran sama sekali. Akibatnya pekerjaan kantor/kuliah menjadi ambur adul karena kita
kehilangan fokus.
Disiplin artinya adalah kesempatan yang harus kita pergunakan sebaik mungkin. Kita
harus bersyukur karena masih diberi waktu untuk berdisiplin, sehingga ada harapan bagi kita
untuk meraih apa yang diinginkan. Banyak orang yang tidak punya kesempatan berdisiplin
sehingga untuk sukses hanya omong kosong.
H. Bersikap Disiplin Dengan Hati Ikhlas
Bedanya jauh antara orang yang ikhlas dan tidak ikhlas. Ikhlas artinya menerima
apapun yang ditakdirkan Tuhan atas dirinya. Yang terjadi itulah yang terbaik baginya. Ikhlas
Benny Kogoya
artinya meyakini bahwa rencana Tuhan jauh lebih canggih daripada rencana manusia. Apa
yang baik di mata manusia belum tentu baik di mata Tuhan. Begitu pula sebaliknya.
Orang yang ikhlas selalu bisa mengambil hikmah di balik peristiwa yang menimpa
dirinya. Tuhan pasti punya rencana lain di balik musibah yang diterimanya, sehingga tidak ada
jalan kecuali menerimanya dengan sabar dan ikhlas. Ketika segalanya nampak buntu, jalan
terbaik adalah menyerahkan kembali segala urusan kepada-Nya.
Segala sesuatu akan nampak indah dan menyenangkan jika dilakukan dengan ikhlas.
Kita akan merasa senang belajar jika melakukannya dengan ikhlas, menganggap belajar jauh
lebih baik daripada bermain. Kita akan merasa ringan bangun dan mandi pagi kalau kita
melakukannya dengan ikhlas.
Agar menyenangkan dan ringan, hendaknya kita mendisiplinkan diri dengan ikhlas.
Berpandangan bahwa disiplin adalah cara terbaik untuk meraih sukses, cita-cita dan segala
impian kita. Kita ikhlas berdisiplin karena kita sudah merasakan manfaatnya di kemudian hari.
Ikhlas membuat segalanya lebih mudah.
Sekarang mari kita kaji bersama jika kita berdisiplin tanpa hati yang ikhlas. Pasti berat
sekali rasanya dan menjadi siksaan terus-menerus. Bangun saja harus dipaksa dulu atau
menunggu disiram baru mau bangun. Belajar dengan pamrih, jika dikasih uang baru belajar.
Hal ini disamping menjadi kebiasaan buruk juga merugikan diri sendiri.
Terbiasa belajar dengan pamrih, maka jika pamrih tersebut tidak terpenuhi belajar akan
terasa berat sekali. Karena fokusnya bukan mata pelajaran, melainkan karena janji dikasih uang
oleh orang tuanya, Akibatnya, belajarnya menjadi setengah hati sehingga tak sepenuhnya
meresap ke dalam otaknya. Aduh kasihan sekali orang tua mendidik anak seperti itu, anak
tidak akan jadi baik dan orang tua akan terus berusaha dengan sokong masuk kuliah sampaisampai membelikan ijazah dan mau melamar pekerjaan juga dengan uang akibatnya anak itu
akan jadi koruptor di kantor dan yang terakhir adalah masuk penjara, bukan karena kemauan
anak melainkan didikan dari orang tua yang salah.
Ikhlas adalah totalitas. Bekerja secara ikhlas artinya bekerja dengan sungguh-sungguh
dan sepenuh hati. Pekerjaan tersebut dikerjakan semata-mata untuk mencari kerelaan Tuhan,
bukan untuk kepentingan atau pamrih yang lain. Ia melakukan pekerjaannya sebagai bentuk
tanggungjawab dan kewajibannya sebagai makhluk-Nya Tuhan.
Benny Kogoya
Seringkali orang mengeluh atas pekerjaan atau musibah yang menimpanya.
Mengeluhkan gajinya yang kecil dan dianggap tidak sesuai dengan beratnya pekerjaan. Kali
yang lain mengeluh karena setiap hari harus berangkat pagi karena kantornya di pindah ke
tempat yang lebih jauh. Padahal jika disikapi dengan ikhlas, ada banyak hikmah yang dapat
dipetik. Dengan dipindahnya kantornya ke tempat yang lebih jauh, maka ia menjadi terbiasa
bangun pagi, sesuatu yang sebelumnya jarang bisa ia lakukan. Dengan bangun pagi maka ia
bisa mengambil waktu saat teduh pagi lebih baik dan sebagainya.
Tidak ada yang berat bagi orang-orang memiliki keikhlasan di hatinya. Karena dengan
ikhlas maka sama artinya dengan menyerahkan segala urusan kepada Tuhan. Dan Tuhan
adalah tempat segala urusan, di tangan-Nya tidak ada urusan yang terasa berat. Kalau kita
ikhlas itu artinya kita sedang minta pertolongan kekuatan Tuhan untuk mengatasi persoalan
kita.
Tentunya kita akan mendapatkan kekuatan baru yang kita butuhkan. Berat bagi kita tapi
pasti ringan bagi Tuhan. Begitulah kiranya langkah kita dalam membangun disiplin diri,
menikhlaskan diri sehingga yang awalnya berat akan berubah menjadi ringan seringan kapas.
Percaya hal ini asal membuang ego kita dan ikhlas serahkan kepada Tuhan tidak ada yang sulit
dan berat, dari siapa saja semua bisa dilakukan dalam mendisiplin diri, artinya kita taat dan
patuh kepada kehendak Allah.
Contoh ketaatan Ishak kepada ayahnya Abraham ketika Ishak masih berusia muda,
Allah meminta Abraham mempersembahkannya sebagai korban bakaran bagi-Nya di Gunung
Moria. Saat itu usia Ishak kira-kira 25 tahun. Kerelaan lshak mengikuti ayahnya ke Gunung
Moria menunjukkan ketaatannya. Di sinilah ia mulai belajar mengikuti teladan atau iman
ayahnya. Sedikit pun ia tidak memperlihatkan keragu-raguan atau mendua hati. Ia tahu bahwa
ia sedang melakukan kehendak Allah sekalipun ia tidak mengerti maksud perjalanan itu.
Sementara berjalan itu, mungkin timbul rasa ingin tahunya itulah sebabnya ia menanyakan di
mana anak domba untuk korban bakaran itu kepada ayahnya.
Dengan penuh keyakinan Abraham menjawab, "Allah yang akan menyediakan anak
domba untuk korban bakaran bagi-Nya" (Kej. 22:8). Ketika mereka tiba di Gunung Moria itu
Abraham segera mempersiapkan korban yang akan dipersembahkannya kepada Allah. Saat
yang paling menegangkan akhimya tiba. Kayu disusun, Ishak diikat, kemudian diletakkan di
atas kayu itu. Ishak sama sekali tidak membantah. Ia menuruti saja apa yang dilakukan
Benny Kogoya
ayahnya. Akhirnya Allah sendiri yang bertindak dan memberi jalan keluar. Ishak tidak jadi
dipersembahkan, melainkan seekor domba jantan disediakan Allah sebagai gantinya.
Peristiwa ini membuktikan bahwa Abraham memang seorang hamba Allah yang taat.
Ia tidak segan-segan mengorbankan anaknya sebagai bukti ketaatannya kepada Allah.
Akhimya "Allah mendahului Abraham dengan menyediakan seekor domba jantan untuk
korban persembahan.
III. TAHU PENGAWAS YANG SESUNGGUHNYA
Kebiasaan berdisiplin mencerminkan sikap mental seorang manusia yang sudah teruji
kedewasaannya. Sebab, tak mudah membiasakan diri untuk berdisiplin atau tunduk dan patuh
pada aturan, norma dan etika bagi manusia yang bersikap kekanak-kanakan. Hanya orangorang yang bisa berpikir dewasa sajalah yang mau berdisiplin yang bagi orang lain terasa
sebagai suatu siksaan.
Bagi orang yang terbiasa berdisiplin, kebiasaannya tersebut tidak ada kaitannya dengan
pengawasan. Diawasi atau tidak disiplin tetap ditegakkan. Sebab ia menyadari bahwa setiap
Benny Kogoya
manusia tidak sendirian di muka bumi ini. Ada yang mengawasi segala tingkah lakunya,
meskipun ia tidak tahu atau bahkan tidak merasa bahwa dirinya sedang diawasi.
Penciptaan manusia itu menjadi bukti bahwa manusia tidak lahir begitu saja tetapi
dilahirkan. Ia lahir dengan kesengajaan dan direncanakan dengan matang, kelahirannya bukan
sebuah proses dadakan. Oleh sebab itu mustahil rasanya penciptaan atas diri manusia
kemudian dibiarkan begitu saja tanpa ada pengawasan. Kalau sudah direncanakan berarti ada
pengawasan.
Manusia harus selalu merasa dirinya diawasi untuk menjaga dirinya tidak tergelincir ke
rel yang salah. Dengan merasa diawasi maka akan tumbuh rasa tanggungjawab terhadap
dirinya sendiri. Tanggungjawab itu kemudian menuntunnya untuk selalu beraktivitas sesuai
dengan norma, etika dan aturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis.
Bagi orang yang berpikir dewasa hidup dalam pengawasan akan membantunya
menemukan jati dirinya sebagai manusia. Pengawasan itu membimbing dirinya untuk tidak
bermain-main dengan kehidupan, karena hidup ini tidak bisa dibuat main-main antara lain:
A. Berbuat Disiplin Bukan Karena Pamrih
Optimalisasi kedisiplinan akan muncul dari kesadaran tertinggi manusia. Seseorang
akan merasakan disiplinnya pada puncak tertinggi manakala hatinya benar-benar sadar bahwa
disiplin adalah kemutlakan. Disiplin adalah kehidupan itu sendiri, sehingga ada yang kurang
jika hidup ini tidak dijalani dengan berbuat disiplin.
Apabila kesadaran menjadi motivasinya, maka segala kepentingan akan nampak kecil
di matanya. Kesadaran mengalahkan pamrih, sanjung puji, kehormatan, karir dan sebagainya.
Disiplin yang lahir dari kesadaran pribadi akan lebih langgeng dan terjamin ketulusannya.
Disiplin bukan pelengkap penderita. Ketika disiplin sudah berbaur dengan pamrih, maka
kualitasnya meragukan. Disiplin semacam itu akan cepat pudar begitu pamrihnya terkabul.
Seorang karyawan yang berdisiplin lembur dengan pamrih agar cepat naik pangkat, maka
begitu pangkatnya naik ia agar segera menghentikan kebiasannya tersebut. Tetapi apabila
kebiasaannya tersebut lahir dari kesadaran pribadi, maka kebiasaannya tersebut akan tetap
dipertahankan meskipun pangkatnya sudah naik.
Benny Kogoya
Pamrih menghalangi manusia dalam mendapatkan kualitas tertinggi kedisiplinannya.
Disiplin yang dibangun atas dasar pamrih mencerminkan sosok pribadi yang kurang yakin
bahwa hidup ini sebenarnya ada yang mengawasi. Mungkin ia tergolong manusia yang
pragmatis atau bahkan oportunis sehingga tidak mempercayai hal-hal yang bersifat non materi.
Disiplin adalah sesuatu yang netral, namun ketika dibalut dengan pamrih muncullah
keberpihakan atau subyektivitas. Disiplin akan meluntur nilainya tak ubahnya komoditas yang
bisa diperjualbelikan. Ada tawar menawar di sana, seseorang mau berdisiplin jika dijanjikan
sejumlah imbalan. Karena itu mungkin bisa dikatakan bahwa disiplin bertolak belakang
dengan pamrih. Keduanya ibarat dua kutub magnet yang saling tolak-menolak. Di mana ada
disiplin, di sana pamrih susah mendapatkan tempat. Begitu pula sebaliknya, pamrih merupakan
duri dalam daging dalam upaya manusia membangun disiplin diri.
Bagi kita yang sudah mampu berpikir dewasa dan mampu memilah-milah persoalan
secara jernih tak ada cara lain untuk membangun disiplin diri kecuali dengan menyingkirkan
jauh-jauh sikap pamrih dari lubuk hati. Pamrih semestinya kita tolak kehadirannya karena
terbukti menjadi batu sandungan bagi kita untuk menjadi pribadi yang berdisiplin tinggi.
Sebagai upaya antisipasi adalah dengan semakin meningkatkan kesadaran di dalam hati
serta memperkuat keyakinan bahwa kehidupan ini sebetulnya ada yang mengawasi. Tidak ada
celah sedikitpun bagi manusia untuk lari dari pengawasan meskipun manusia sudah lari ke
dalam lubang semut misalnya. Kalaupun sikap pamrih tersebut tidak bisa dihilangkan, ada cara
lain yang mungkin lebih efektif agar disiplin tersebut benar-benar bersemayam di dalam lubuk
hati kita. Kita tumbuhkan pamrih, namun hendaknya pamrih tersebut bukan kepada sesama
manusia melainkan kepada Tuhan. Itulah pamrih yang sempurna dan memiliki daya dukung
untuk membentuk mental disiplin yang tinggi.
Diakui atau tidak kita sebetulnya merasakan bahwa kehidupan ini ada yang mengawasi.
Setidaknya ada sesuatu yang lain yang lebih perkasa, sehingga kita sering menjadi takut atau
kuatir pada sesuatu tanpa disadari. Membangun kesadaran berdisiplin itu penting, namun
sebelumnya kita harus memiliki kesadaran untuk membangun dalam membangun kesadaran
berdisiplin itu sendiri, Bagaimana kita akan memiliki kesadaran berdisiplin jika kita tidak
pernah mau membangun kesadarannya?
Contoh
Abraham adalah bapa segala orang beriman, Alkitab khususnya kejadian
menjelaskan Abraham tinggal di tanah kelahirannya (di rumah orang tuanya) di Ur-Kasdim
Benny Kogoya
sampai ia berusia 75 tahun. Kemudian ia dan keluarganya dengan seisi rumahnya mengajak
meninggalkan tanah dan rumah mereka dan pergi ke tempat yang mereka tidak mengetahui.
Apa yang menjadi motivasi Abraham pindah. Abraham pindah karena Allah yang memanggil
dia untuk pergi dari Ur-Kasdim ke negeri yang akan ditunjukkan Allah sendiri kepadanya (Kej.
12: 1). Meninggalkan Ur-Kasdim berarti meninggalkan segala ikatan keangkuhan yang dapat
menghambat dalam kehidupannya.
Motivasi utama Abraham pindah bukan karena faktor politik dan ekonomi, melainkan
karena pemeliharaan Allah. Jadi keberangkatan Abraham meninggalkan negeri leluhurnya
semata-mata karena responsnya terhadap panggilan Allah. Abraham tidak pernah membuat
pertanyaan kepada Allah seperti ini “ Saya mau pergi tapi tidak ada uang untuk beli tanah
disana? Bagaimana keadaan masyarakat disana? Saya memiliki banyak ternak dan budakbudakku bagaimana mungkin saya bawah mereka semua ini kesana? inilah alasan manusiawi
yang bisa Abraham dapat kemukakan tetapi sama sekali Abraham tidak kemukakan kepada
Allah hal-hal ini mengapa? Abraham memiliki kesadaran yang tinggi akan adanya seisi alam
semesta ini merupakan pelajaran yang penting yang harus dapat kita petik dari kehidupan
Abraham.
Apa yang dapat dilakukan Abraham adalah atas dasar imannya bahwa dia tidak
mempunyai apa-apa terhadap apa yang dapat dia miliki semua di dunia ini adalah milik Allah,
sehingga ia benar-benar menjadi hamba Allah, yang mau melayani apa yang diperintahkanNya kepadanya dengan tulus hati melakukannya. Apa yang dilakukan Abraham berasal dari
dalam hatinya bukan karena perasaanya, buktinya dia mau mempersembahkan Ishak satusatunya sebagai anak yang diharapkan untuk mewarisi keluarganya, namun Abraham tahu
keputusan Allah lebih baik daripada keputusanya.
B. Tuhan Pengawas Yang Utama
Beriman artinya percaya adanya Tuhan Yang Maha Kuasa. Orang beriman meyakini
bahwa Tuhan bukan saja menciptakan, tetapi juga memelihara hidupnya. Tuhan selalu hadir di
manapun ia berada, Tuhan bersemayam di hatinya. Keyakinan tersebut membuatnya menjaga
sikap dan perilakunya agar selalu berada di jalan-Nya.
Benny Kogoya
Disiplin berkaitan erat dengan keimanan. Kuat lemahnya iman seseorang besar
pengaruhnya terhadap disiplin manusia. Semakin kuat iman seseorang semakin kuat tingkat
disiplinnya. Karena keimanan (aktivitas spiritual) memiliki metode-metode yang membuat
manusia mau tidak mau harus melaksanakannya.
Inilah salah satu keuntungan bagi orang beriman dalam membangun disiplin dirinya.
Tanya disadari keyakinannya tersebut membuatnya menjadi orang yang paling berdisiplin.
Dalam satu hari minimal ia melaksanakan ibadah doanya kurang lebih tiga kali (bukan waktu
jam makan), hati akan membentuk disiplin dirinya dengan sendirinya.
Bagi orang yang tidak pernah berdoa mungkin bukan perkara mudah mendisiplinkan
dirinya karena ia harus mencari metode yang pas untuk membangunnya. Hidupnya menjadi
tidak teratur karena ia tidak punya tanggungjawab keimanan kepada Tuhan. Bahkan mandi saja
mungkin jarang sekali.
Berbeda dengan orang taat beragama misalnya muslim, mandinya teratur karena mandi
berkaitan erat dengan sholat lima waktu. Sebelum sholat mereka dianjurkan untuk
membersihkan diri dan sebaik-baiknya membersihkan diri adalah mandi. Dari disiplin sholat
merambah ke disiplin mandi. Meluas lagi ke disiplin bangun pagi, kemudian disiplin tidur dan
sebagainya. Dan mereka selalu menjaga tidurnya agar tidak sampai kesiangan agar bisa sholat
subuh tepat waktu. Karena itu mereka selalu tidur tepat waktu dan tidak terlalu malam agar
begitu bangun tubuh benar-benar segar dan tidak lagi merasa mengantuk karena kurang tidur.
Jelaslah keimanan menumbuhkan lingkaran kebaikan. Satu disiplin yang dibangun
akan menumbuhkan disiplin yang lain, sambung menyambung sehingga menciptakan siklus
disiplin yang saling menguntungkan. Orang yang benar-benar taat kepada Tuhan akan menjadi
manusia yang selalu berdisiplin waktu.
Salah satu unsur keimanan adalah percaya bahwa Tuhanlah yang mengawasi setiap
gerak-geriknya di dunia ini. Orang yang beriman akan merasa bersyukur karena Tuhan
berkenan mengawasi hidupnya. Dengan begitu ia bisa mengendalikan hidupnya sehingga
selalu menanamkan kebaikan.
Andai Tuhan hanya diciptakan namun tidak diawasi mungkin ceritanya akan lain.
Inilah salah satu bukti kasih sayang Tuhan kepada manusia. Saking cintanya kepada manusia,
Tuhan tidak sekedar menciptakan namun juga memberikan pengawasan. .Tuhan tidak
Benny Kogoya
.menghendaki hamba-hamba-Nya terjerumus ke dalam jurang kesesatan karena resikonya
sungguh pedih.
Sebaliknya, bagi orang yang tidak beriman pengawasan Tuhan ditanggapi dengan
negatif tentu saja dimana-mana. Pengawasan Tuhan menurut logika merupakan bentuk
pengekangan atas kebebasannya sebagai manusia. Pengawasan tersebut membuatnya tidak
berbuat.sesuka hatinya sehingga mengurangi kesenangannya.
Di balik penciptaan langit dan bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Tuhan bagi orangorang yang beriman. Salah satu hikmah yang dapat kita ambil adalah bahwa alam semesta
beserta isinya ini mustahil akan seperti wujudnya sekarang tanpa kedisiplinan yang tinggi.
Tuhan dengan pola pengawasan dan penciptaan-Nya mengajari manusia untuk membangun
disiplin dirinya.
Misalnya pengawasan Tuhan yang dapat kita lihat di bumi ini, mata hari selalu terbit
dari timur dan terbenam arah barat, mata hari terbit di arah timur pada pukul 5 (pagi) dan
terbenam 5 (sore) arah barat, hari demi hari sampai tahun tidak pernah melanggar atau mata
hari tidak pernah terbit pada malam hari. Ini merupakan pengawasan Tuhan yang bisa dapat
dilihat secara langsung dan bebas oleh manusia. Namun sejarah dunia membuktikan tidak
banyak manusia yang dapat mengetahui secara pasti hal ini kecuali Abraham yang berhasil
imannya sebagai bapa orang beriman yang di yakini tiga agama besar di dunia yaitu Nasrani,
Muslim dan Yahudi.
C. Malu Pada Diri Sendiri
Pengawas yang paling efektif selain Allah adalah diri sendiri. Hendaklah kita
membangun disiplin diri semata-mata karena kesadaran pribadi, bukan untuk kepentingan
tertentu, pamrih atau hal-hal lain yang sifatnya pamer diri. Sebaiknya kita berdisiplin karena
kita merasa bahwa hati kita selalu mengawasi apa yang kita lakukan.
Di dalam diri manusia ada segumpal daging yang kita kenal sebagai hati. Hati adalah
cermin tempat segala pahala dan dosa bersatu, kata Bimbo. Hati menentukan baik buruknya
manusia di dunia. Karena itu kita harus senantiasa menjaga kebersihannya agar kita dapat
bercermin kepadanya. Sebab, bila hati kotor, maka yang kelihatan hanya kegelapan semata.
Benny Kogoya
Disiplin hendaknya disikapi sebagai rasa malu kepada diri sendiri. Kenapa malu?
Karena hati nurani tidak pernah bohong, hati nurani selalu berpihak kepada kebenaran. Hati
nurani selalu menolak setiap bentuk penyelewengan yang dilakukan manusia, namun kadang
karena dikalahkan nafsu hati nurani tidak bisa berbuat apa-apa.
Yang bisa dilakukan hanya menahan malu. sebagai orang beriman kita wajib menjaga
hati nurani kita sehingga tidak menjadi malu atas perbuatan yang kita lakukan. Untuk itu kita
harus selalu berbuat kebaikan di muka bumi ini yang salah satunya adalah berbuat disiplin.
Ingatlah bahwa disiplin artinya memegang teguh aturan, norma dan etika yang berlaku.
Budaya malu itulah prioritas utama kita saat ini. Bangsa Indonesia dikenal sebagai
bangsa yang memiliki budaya malu, namun sayang sekali budaya tersebut semakin
ditinggalkan. Yang kita lihat sekarang bukan lagi budaya malu, melainkan budaya malumaluin. Budaya yang sungguh memalukan.
Manusia yang masih mempunyai rasa malu dalam dirinya pasti tidak akan coba-coba
untuk berbuat yang memalukan, semisal korupsi dan sejenisnya. Perbuatan tersebut amat
bertentangan dengan budaya malu yang dimiliki bangsa ini. Main perempuan dibawah umur
adalah pelanggaran susila yang punya sanksi berat bagi pelakunya namun pejabat yang dapat
tidur dengan anak SMP dan SMA tidaak papa karena tidak ada pihak keluarga gadis yang
dapat dilihat, pihak hotel diperolehkan karena dapat uang.
Karyawan yang masih punya rasa malu di dalam hatinya tentu tidak akan berani
melakukan korupsi meskipun kesempatan tersebut terbuka lebar di depan matanya. Ahli-ahli
korupsi malah ia akan berusaha menasehati teman-temannya untuk menghentikan aksinya
yang tidak terpuji tersebut.
Disiplin diri sangat tidak bisa dipisahkan dengan budaya malu. Karena merasa malu
pada dirinya sendiri, maka meskipun tubuh rasanya kurang sehat dipaksakan juga untuk
pimpin berdoa di keluarga. Ia merasa malu, masa segitu saja tidak mau pimpin berdoa dengan
keluarga untuk makan misalnya. Rasanya kok cengeng banget menjadi manusia. Jika anak
kecil terbiasa berdoa waktu makan, maka kalau orang lain yang berdoa diwaktu makan dia
rasanya tidak puas dengan doa orang lain mesti dia mau berdoa sendiri menunjukkan disiplin
anak tersebut.
Karena hawanya dingin maka malas rasanya untuk mandi pagi. Tetapi karena malu
maka rasa dingin itu tak dihiraukannya. Hatinya menolak, masa manusia kalah dengan hawa
Benny Kogoya
dingin. Kalau pada hawa dingin saja kalah, apalagi menghadapi musuh yang lebih berat. Itulah
pertanyaan yang membuatnya malu untuk tidak mandi pagi.
Malu adalah sebagian dari iman, orang yang masih mempunyai rasa malu berarti masih
memiliki iman di dalam hatinya. Orang yang tidak beriman, maka sikap dan perilakunya
cenderung tidak terkontrol' alias tidak disiplin. Apapun dilakukan karena hati nuraninya sudah
tertutup rapat sehingga tidak lagi bisa menjadi cermin bagi kehidupannya. Inilah yang
disinyalir oleh Alkitab bahwa percuma saja diberi nasehat mereka tidak akan mengubris karena
Allah telah mengunci rapat-rapat pintu hatinya.
Hati adalah salah satu bagian organ tubuh manusia keberadaannya yang paling dalam
sebagai pusat kehidupan manusia, yang merupakan di mana tempat keberadaan Allah dalam
kehidupan manusia. Allah selalu menegur manusia melalui kata hati nurani manusia sendiri
menawarkan dengan pilihan-pilihannya ini boleh melakuakan dan itu tidak boleh melakukan
segala sesuatu yang tidak dikehendaki Allah, namun tetap saja manusia selalu berusaha keras
dengan perasaan dan logika sendiri melawan Allah tidak berbeda jauh dengan sedia kalah pada
masa jaman Adam sampai hari ini manusia selalu menggunakan logika dan perasaan.
Pola berpikir manusia beranggapan bahwa keberadaan Allah berada jauh sekali di
surga, sehingga pintar-pintar bagi waktu senin sampai sabtu waktu untuk manusia bisa
melakukan apa saja dipikirannya tanpa kontrol Allah dan minggu baru mungkin ada kehadiran
Allah. Dan dikira Allah hadir di tempat tertentu melalui hamba-hamba-Nya yang tertentu juga,
sehingga hari minggu baru pegang Alkitab dan mencari Allah melalui orang-orang yang bisa
dapat menyenangkan perasaan manusia di tempat-tempat yang menyenangkan (Gereja)
memiliki tempat parkir yang nyaman, alat-alat musik yang lengkap dan pengkohbahnya
ternama dengan nama tambahan lebih besar dan tertinggi dalam jenjang pendidikannya,
sehingga manusia merasa Allah hadir melalui hamba Tuhan tertentu pandangan seperti itu.
Sampai hari ini Alkitab tersirat bahwa Allah menciptakan manusia dan menempatkan
mereka di taman edan lalu memberi perintah apa saja yang ada di dalam taman ini boleh kamu
mengambil dan makan, tetapi tentang pengetahuan yang baik dan yang jahat itu tidak boleh
kamu merabah apalagi kalau kamu ambil makan lalu seketika itu Allah pergi kemana ? Tetapi
Alkitab terutama kejadian menjelaskan bahwa Allah tahu manusia jatuh dalam dosa Ia sendiri
memanggil mereka Hei dimanakah engkau Adam? Sahut mereka kami ada disini dan jawab
Benny Kogoya
mereka, karena kami telanjang maka kami sembunyi. Hal ini menunjukkan bahwa ada rasa
malu pada diri manusia setelah jatuh ke dalam dosa.
Menjadi pertanyaan bagi kita adalah pada waktu Hawa memetik buah itu apakah ada
rasa malu pada dirinya? Tahukah ia dimana keberadaan Allah pada waktu itu? Inilah
kelemahan kita sebagai manusia bahwa sebenarnya pada waktu itu Allah telah ada di dalam
hati manusia, namun tidak dipungkiri bahwa Iblis juga pandai mencari kelemahan manusia
dengan cara menghilangkan keberadaan Allah dalam diri manusia itu lewat menghilangkan
rasa takut dan malu kepada Allah.
Hawa tahu ada rasa malu pada dirinya pada waktu itu dan menjawab Allah telah
melarang kami tidak boleh makan buah itu, tetapi Iblis mampu menghilangkan perasaan malu
yang dimiliki Hawa dengan cara membujuk atau merayu rayuan gombalnya meningkatkan
perasaan Hawa lebih tinggi dan Iblis tahu di mana tingkat perasaan Hawa lebih itu, Hawa tidak
bisa dapat mengendalikan hati nuraninya lalu pada saat itulah Iblis mulai ditunjukkan buahnya
kepada Hama itulah namanya kejatuhan manusia dalam dosa.
Kemudian Iblis pergi dari
manusia baru muncullah namanya rasa malu Adam dan Hawa kepada Allah.
Allah tidak pernah meninggalkan manusia mulai dari menciptakan sampai hari ini tetap
berada dalam hati manusia. Hati manusia adalah surga Allah yang ada di bumi dan hati selalu
menunjukkan kepada manusia mana yang baik dan yang jahat. Dan Iblis tidak akan mampu
merubah fungsi hati manusia sebagai alat pengontrol yang salah dalam kehidupan manusia,
karena Allah ada disitu. Allah ada disitu bukan karena manusia memilih dan percaya kepadaNya tinggal di dalam melainkan sejak menciptakan manusia Allah memilih sendiri mau tinggal
di dalam hati manusia. Dan menjadi masalah dalam kehidupan manusia adalah manusia tidak
mau mengakui kebaradaan Allah dalam hatinya namun dengan perasaan dikira-kirakan Allah
ada di surga dan mengambarkan seperti ini dan seperti itulah yang dapat menyebabkan
munculnya banyak ajaran aliran agama di bumi dan ini mengakibatkan keberadaan Allah
sesungguhnya tidak diakui oleh manusia.
D. Manusia Bisa Dikelabui
Kejadian dimana-mana yang mengisahkan seorang pendeta atau kiai yang merasa
bersyukur karena ditawari main perempuan? Kita semua pasti tidak pernah mendengarnya
atau ada yang pernah mendengarnya. Ceritanya ada seorang pendata atau kiai (terlihat dari
Benny Kogoya
penampilannya) berjalan di depan kompleks wanita nakal. Tiba-tiba dari dalam kompleks ada
orang yang memanggilnya. Dengan cara panggil seperti ini "Mampir, Pak Pendeta atau Pak
Kiai, "Wah, maaf. itu haram, Dik " jawab pak pendeta atau pak Kiai. Namun orang yang di
dalam kompleks tidak kehabisan akal. Pendeta/Kiai tersebut dipanggilnya kembali,"Gratis, Pak
Pendeta atau Pak Kiai," Tiba-tiba Pak Pendeta Pak Kiai tersebut berbalik arah sambil
mengucap," Bersyukurlah atau Alhamdulillah."
Memang ini hanya khayalan namun bukan berarti kisah di atas hanya khayalan
belaka. Betapa banyak saat ini kita disilaukan oleh penampilan. Penampilan membuat manusia
menjadi tertipu mentah-mentah. Hanya dengan berpenampilan pak seorang pendeta atau kiai.
seorang penjahat bisa berubah dalam sekejab menjadi pendeta atau kiai.
Mungkin inilah kelemahan manusia terbesar, selalu tertipu oleh penampilan fisik.
Padahal saat ini yang namanya pelaku kriminal sadis itu tidak lagi bertampang garang dan
menyeramkan, melainkan berpenampilan trendi namun tak segan-segan menghabisi nyawa
korbannya dengan dingin.
Dengan latar belakang di atas bisa kita katakan bahwa manusia sebagai pengawas
sangat tidak efektif. Karena manusia mudah dikelabui, mudah dibujuk rayu, mudah tergiur
oleh wanita, harta dan tahta. Manusia mudah diajak kompromi dengan iming-iming duniawi.
Manusia bukan pengawas sesungguhnya.
Di kantor yang namanya kongkalikong itu sudah biasa. Pimpinan berkongkalikong
dengan bendahara untuk membuat proyek fiktif. Seorang kepala dinas main mata dengan
rekanan untuk melakukan mark up proyek' Eksekutif main belakang dengan legislatif untuk
menyusun anggaran. Hal semacam ini bukan rahasia lagi, seorang yang sebenarnya bertugas
sebagai pengawas malah melakukan kerja sama terselubung dengan pihak yang diawasi.
Walaupun sistemnya dibuat secanggih mungkin, tetapi jika manusianya tidak lagi
memiliki sistem pengawasan pribadi yang kuat, maka apapun bisa dilakukan. Mudah sekali
untuk melakukan hal-hal yang melanggar tata tertib, aturan dan prosedur karena itu semua
bikinan manusia sendiri.
Dengan alasan kebijaksanaan, apa yang tidak boleh menjadi sangat boleh. Apa yang
dilarang menjadi dianjurkan karena prosedur atau tata tertib bisa disetel sedemikian rupa oleh
manusia yang membuatnya. Konon, peraturan dibuat bukan untuk ditaati tetapi agar menjadi
tidak teratur.
Benny Kogoya
Penampilan tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya. Seorang yang ke manamana membawa Alkitab di tangannya tidak otomatis dirinya seorang yang beriman, sebaliknya
Seorang yang berpenampilan biasa-biasa saja jangan dikira sholatnya tidak rutin setiap malam
atau jarang masuk gereja. Seorang guru tidak selalu bisa dijadikan tuntunan, malah banyak
yang menjadi tontonan masyarakat karena perilakunya yang tercemar.
Seorang atasan bisa terkecoh dengan penampilan bawahannya yang nampak rajin
bekerja di matanya. Padahal tanpa sepengetahuannya, bawahannya tersebut hanya bekerja jika
sedang diawasi. Begitu atasannya beranjak pergi segera meneruskan main caturnya.
Inilah fenomena yang kita saksikan sehari-hari, banyak bentuk-bentuk pengelabuan
yang menyesatkan. Namanya wakil rakyat, tapi begitu duduk kursi dewan kepentingan rakyat
seringkali diingkarkan. Mereka seperti raja Salomo. Salomo, raja yang memiliki hikmat yang
amat besar dan banyak keunggulan ini, memiliki kelemahan. Ia telah terjebak ke dalam
poligami. Ia mempunyai kurang lebih 700 istri dari kalangan bangsawan dan 360 gundik. Ia
mendirikan bagi mereka tempat khusus atau balai di pelataran istana. Kebanyakan dari istriistri ini merupakan "upetit' dari para pejabat negeri lain.
Salomo pernah ditegur oleh Tuhan karena hatinya telah condong kepada berhala. Ia
tidak taat kepada firman Tuhan. Ia lebih memilih sinkretisme ketimbang mempertahankan
ibadah. Akhirya ia sendiri menyembah berhala, dan ini kemudian berpengaruh buruk kepada
bangsanya. Pengaruh politeisme (poli artinya banyak dan teisme artinya ajaran) di Israel tidak
dapat dihindari. Rupanya inilah cara iblis mengalihkan perhatian Salomo karena pada awal
pemerintahannya ia adalah seorang
yang mengandalkan Tuhan.
Mungkin
karena
kesombongannya, ia jatuh ke dalam genggaman Iblis dengan mengambil banyak istri dan
gundik. Sungguh disayangkan, kehidupan Salomo berakhir dengan sangat menyedihkan seperti
bangsa ini hampir sama bangsa Israel pada jamannya Salomo.
E. Manusia Tidak Pernah Lepas Dari Pengawasan Tuhan
Di jaman Rasul Petrus ada seorang pemuda bernama Antonius yang menaruh hati
kepada Dina, gadis paling cantik di sukunya. Namun ia sangat kecewa ketika Dina
menjatuhkan pilihannya kepada seorang laki-laki duda beranak delapan. Kendati demikian,
cintanya tetap menyala-nyala.
Benny Kogoya
Suatu malam ia berpapasan dengan gadis pujaannya tersebut sedang berjalan seorang
diri. Pucuk dicinta ulam tiba, pikirnya. Gadis itu dicegat dan dipaksanya untuk melayani
nafsunya. Tetapi Dina adalah gadis yang cerdas, ia terus mengulur-ulur waktu sambil mencari
jalan terbaik keluar dari kesulitannya.
"Saya mau tapi jangan di sini. Saya punya gubuk di pinggir kampung, ada ranjangnya,
kepunyaan nenek saya yang tuli dan buta. Lebih baik kita ke sana saja, karena di sini banyak
orang lewat, kilahnya manja. Kampung sudah sepi. Maklum kampung kecil yang terpencil.
Mereka berdua masuk ke dalam gubuk dan duduk di atas ranjang yang terletak di kamar
belakang.
Bang, supaya kenikmatan kita nanti tidak terganggu oleh kekuatiran kepergok orang
lain, tolong Abang intip dulu seluruh rumah di kampung ini. Apakah seluruhnya sudah tidur
atau belum. Kalau seluruh kampung ini telah tertidur, barulah saya dengan sukarela akan
menyerahkan kehormatan saya kepada Abang.
Antonius segera bergegas pergi untuk memeriksa seluruh isi kampung. Setelah yakin
semuanya tidur ia kembali."Sudah kuintip dengan teliti. Aku yakin semuanya sudah tidur."
"Semuanya?" tanya Dina kurang percaya. "Semuanya!" sahut Antonius menegaskan.
'Ah, belum semuanya. Masih ada yang ketinggalan. Ada satu lagi yang belum Abang
tengok, apakah sudah tidur atau belum."
'Siapa?" tanya Antonius tidak paham.
Dina menjawab tegas,"Allah. Abang belum mengintip Dia, apakah Allah tidur atau
tidak. Sebab, meskipun seisi alam ini tidak melihat perbuatan kita, Allah selalu mengawasi
tindak tanduk kita. Bang, lebih baik kita urungkan niat buruk ini, karena Abang beriman.
Bukankah Allah tidak pernah tidur? Bukankah Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui?"
Dengan ucapan Dina terakhir ini, Antonius bagaikan terjatuh ke dalam jurang. Ia
merasa sakit dan berjanji kepada dirinya sendiri tidak akan menjamah Dina atau perempuan
lain mana pun yang bukan haknya.
Kisah di atas memberi pelajaran kepada kita semua bahwa Tuhan tidak pernah
sekalipun melepaskan pengawasannya kepada hamba-hamba-Nya. seluruh alam semesta ini
berada di bawah pengawasannya karena Allah tidak pernah tidur. Allah tidak mengenal kantuk,
lelah atau bosan menjaga seluruh ciptaan-Nya.
Benny Kogoya
Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui baik yang nampak maupun yang
tersembunyi. Tidak ada yang rahasia di hadapan-Nya karena tidak ada celah sedikitpun di
semesta ini yang luput dari perhatian-Nya. Inilah bentuk pengawasan yang paling efektif bagi
manusia dalam upayanya membangun disiplin diri.
Hendaknya kita meneladani Antonius agar harkat dan martabat kita tetap terjaga di
mata Allah. Kisah di atas merupakan pengalaman berharga yang harus menjadi cambuk bagi
kita semua untuk menjadi orang yang selalu meningkatkan keiman kita kepada Allah. Tetapi
betapa banyak dari kita memilih untuk tergelincir meskipun tahu bahwa perbuatannya tersebut
sangat tidak disukai Allah. Komitmen spiritual ternyata memang tidak mudah.
Tokoh Alkitab yang satu ini mempraktekkan iman yang teguh dalam kehidupannya
sehari-hari. Hal ini terbukti dari peristiwa-peristiwa yang tertulis dalam Kejadian 34 sampai 41
: 36. Di sini kita dapat menyaksikan iman Yusuf yang bertumbuh.
Yusuf adalah. seorang yang memiliki komitmen yang teguh. Ketika ia berada di rumah
Potifar ia dipercayakan untuk mengatur segala miliknya. Karena yusuf, Allh berkati rumah
potifar. Tetapi istrinya terpikat pada Yusuf. Dari waktu ke waktu ia berusaha membujuk Yusuf
agar mau tidur dengannya. Namun Yusuf tahu batas wewenangnya. Ia sama sekali tidak
tergoda dengan bujuk rayu sang istri. Ia berusaha melarikan diri ketika istri Potifar dengan
merayunya. Yusuf akhirnya dimasukkan ke dalam penjara, tempat para tahanan raja, namun
Tuhan tetap memberkati dia. Tuhanlah yang menolong dia mempertahankan komitmennya
yang teguh.
IV.
MEMAHAMI UNSUR POKOK PEMBENTUK DISIPLIN
Soejitno dalam bukunya yang berjudul :"Mengatasi Krisis Manusia di Perusahaan", FX
0erip S Poerwopoespito menegaskan bahwa disiplin merupakan salah satu parameter sikap
mental positif yang paling mudah dilihat. Tidak perlu malu-malu mengakui katanya bahwa
soal disiplin bangsa ini masih terpuruk di rangking bawah.
la memberikan contoh disiplin dalam lingkungan rumah tangga. Berapa banyak
keluarga yang mau menetapkan jam makan dan jam belajar dengan teratur setiap hari. Atau
Benny Kogoya
berapa banyak ayah yang mau menaati anjuran agar tidak merokok di dalam rumah, atau di
depan anak-anaknya. Berapa banyak anak yang patuh terhadap orang tuan Ya?
Di tengah-tengah masyarakat apalagi. Lihat di jalanan belum sepenuhnya bebas dari
sampah. Padahal tempat sampah ada di mana-mana. Di mana-mana ada sampah, bahkan di
Instansi yang mengurusi sampah pun banyak sampah berceceran Di mana-mana ada
Penyimpangan.
Itu semua mencerminkan tingkat ketidaksiplinan yang sudah menjarah ke seluruh aspek
kehidupan. Tidak ada satu instansi atau perusahaan pun yang penghuninya benar-benar
berdisiplin. Dari ketidaksiplinan itu akhirnya menciptakan bentuk-bentuk penyimpangan di
segala bidang. Dari perkara yang sederhana itu imbasnya ternyata tidak sederhana.
Disiplin kata penulis buku ini artinya mematuhi aturan baik tertulis maupun tidak
tertulis. Ruang lingkupnya amat luas sehingga bukan hanya soal waktu saja seperti yang
selama ini dipahami banyak orang. Ada disiplin sosial, disiplin hukum dan sebagainya.
Kesadaran masyarakat kita tentang disiplin menunjukkan ketidakdewasaan sebagai sebuah
bangsa yang besar antara lain :
A. Kebiasaan Dan Budaya Lingkungan
Disiplin akan menjadi ringan jika tahu caranya, Mulailah dengan membiasakan diri
mengerjakan pekerjaan yang ringan-ringan. Tidak perlu yang berat-berat dulu. Misalnya
membiasakan ke luar rumah dengan kaki kiri dulu, atau meludah usahakan selalu ke sebelah
kiri. Memulai makan dengan ucapkan kata terima kasi Tuhan dan sebagainya.
Kalau sama sekali belum pernah pake celana dengan kaki kiri dulu coba melakukan
mulai sekarang, atau buka pintu kamar dengan tangan kiri. Asal bisa dilakukan setiap hari,
kerjakan sampai benar-benar menjadi kebutuhan. Setelah itu ditingkatkan bebepaka kali
hingga bisa menjadi kebiasaan anda dan akan menjadi milik anda jika itu orang lain belum bisa
dilakukan berarti itu milik anda. Kalau bolong-bolong dalam satu hari tidak lakukan hari
berikutnya coba lakukan lagi besoknya lagi dan seterusnya lakukan lamah-kelamahan menjadi
kebiasaan milik anda juga.
Kata AA' Gym semua itu harus dimulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan dari
sekarang. Artinya, semua itu akan menjadi mudah, jika dimulai dari hal-hal yang kecil dan
Benny Kogoya
tidak menunda-nunda. Dari diri sendiri itu paling penting, apapun itu namanya. Disiplin itu
kiatnya ada tiga yakni, mulai dari diri sendiri, mulai dari yang paling kecil dan mulai dari
sekarang.
Kebiasaan dan budaya lingkungan berpengaruh besar bagi seseorang dalam
membangun disiplin dirinya. Kebiasaan yang berlaku di tengah keluarga, kantor atau
masyarakat merupakan unsur pokok pembentuk disiplin. Kebiasaan beruluk salam di sebuah
keluarga yang harmonis akan terbawa oleh anak-anaknya sampai mereka kemudian berpisah
dan menikah sendiri-sendiri.
Kebiasaan bertengkar yang diperlihatkan orang tua di depan anak-anaknya akan
mempengaruhi karakter mereka di kemudian hari. Mereka akan cenderung untuk berperilaku
meniru apa yang dilakukan orang tuanya seperti apa yang pernah dilihatnya sewaktu kecil.
Mereka akan mudah menentukan pilihan untuk mencari penyelesaian secara bertengkar
daripada secara baik-baik untuk memutuskan setiap persoalannya.
Kebiasaan di lingkungan kantor akan mendorong karyawan lain yang tidak pernah
untuk ikut-ikutan.
Namun sebaliknya jika seorang pimpinan memperlihatkan kualitasnya
sebagai figur yang jujur dan bersih, maka anak buahnya lambat laun akan mengikuti jejaknya.
Seorang anak yang dilahirkan di lingkungan dekat gereja maka akan tumbuhlah
kebiasaan akan membiasakan ke sekolah minggu. Melihat ada orang ke gereja ikut-ikutan ke
gereja, melihat ada teman sebayanya pakai baju bergambar salib, ia merengek-engek ke ibunya
minta dibelikan baju bergambar salib. Ada pendeta dari mimbar bilang amin ikut-ikutan bilang
amin.
Konon, siapa yang bergaul dengan hamba Allah, maka ia akan menjadi hamba Allah
atau minimal akan kecipratan kependetaannya. Sebaliknya, siapa yang bergaul dengan
pemabuk maka ia akan menjadi pemabuk. Kebiasaan dan budaya lingkungan tidak bisa
dipandang sebelah mata. Karena itu di manapun kita berada hal yang paling penting kita
perhatikan adalah kebiasaan dan budaya lingkungan setempat.
Langkah kita yang utama baik sebagai kepala keluarga, pimpinan kantor maupun tokoh
masyarakat adalah membangun kebiasaan dan budaya lingkungan yang positif. Kebiasaan dan
budaya lingkungan yang negatif lekas kita buang jauh-jauh agar tidak menjadi racun bagi
anak-anak, karyawan dan masyarakat semua. Sebab, sekali terpeleset susah untuk
menormalkannya kembali.
Benny Kogoya
Kebiasaan yang sudah tertanam sejak kecil susah untuk dieliminir. Sama halnya dengan
budaya korupsi yang sudah berurat akar selama puluhan tahun di negeri ini. Untuk
memberantasnya tidak segampang menepuk nyamuk di tangan. Mungkin kita butuh puluhan
tahun untuk memberantasnya sampai ke akar-akarnya.
Dalam bab sebelumnya telah menjelaskan bagaimana keberhasil Abraham dalam
pendidikan iman anaknya Ishak, mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan Ishak.
Penulis surat Ibrani mencantumkan nama Ishak sebagai seorang pahlawan. Di situ dikatakan
bahwa sambil memandang jauh ke masa yang akan datang, Ishak memberkati anak-anaknya
Yakub dan Esau. Karena imannya, ia yakin bahwa Tuhan akan mengenapi janji-janji-Nya
kepada keturunannya. Ia berharap bahwa perkara-perkara yang besar akan menyertai
kehidupan generesi yang berikutnya, sejauh mereka taat kepada Allah. Dan hal ini memang
terbukti, sebab keturunan Ishak menjadi berkat bagi banyak bangsa di dunia ini.
B. Pendidikan Agama
Tak dapat dipungkiri pendidikan agama di sekolah minggu memegang peranan penting
dalam membangun disiplin diri pada anak. Agama mengajarkan banyak hal tentang
kedisiplinan. Penulis sudah menyinggung tentang peranan agama di bagian lain buku ini
terutama pendidikan iman Abraham kepada Ishak anaknya bagian awal. Semua aturan agama
jika dilaksanakan dengan baik akan membentuk pribadi manusia yang berdisiplin tinggi.
Di dalam pendidikan agama melalui sekolah minggu, di sana diatur bahwa sejak usia
bayi dalam kandungan ibu kedua orang tua harus dibawah anaknya ke sekolah minggu untuk
mendengar ajaran kebenaran Allah. Dan ketika bayi itu sudah lahir kedua orang tua terus
dibawah ke sekolah minggu sampai anak itu bisa ikut sendiri ke sekolah minggu. Jika, orang
tua boleh memukulnya (dengan maksud mendidik) bila anaknya tidak mau ke sekolah minggu.
Setiap Agama di dunia ini juga mengajarkan kebersihan dan keindahan. Di dalam
kejadian manusia pertama, Tuhan Allah menempatkan manusia dalam tanam yang
menggambarkan ada nilai kebersihan dan keindahan bahwa diri-Nya itu indah dan menyukai
keindahan. Tuhan Allah sudah menanamkan kebersihan dan keindahan kepada manusia sejak
penciptaan. Oleh karena itu pendidikan Agama melalui sekolah minggu adalah salah satu
Benny Kogoya
aspek penting dalam kehidupan manusia. Manusia mulai didik dari dalam kandungan ibu
sampai dewasa tentang ajaran kebenaran.
Kebersihan menyangkut segala aspek kehidupan manusia karena kebersihan
merupakan bagian dari iman. Seseorang belum dikatakan beriman jika ia tidak mau
melepaskan pada dirinya dari segala ikatan dengan dunia. Kebenaran Allah sangat menjunjung
tinggi kebersihan dalam segala hal. baik kebersihan secara lahir maupun secara batin.
Semua ajaran agama tersebut mengandung kedisiplinan yang tinggi yang bermanfaat
bagi manusia sendiri. Apabila anak sudah dibiasakan berdisiplin berdoa waktu makan, waktu
tidur dan waktu bangun tidur, maka bila sudah dewasa orang tua tidak perlu lagi
memerintahnya untuk berdoa. Jika sejak kecil sudah terbiasa menggosok gigi, kebiasaan
tersebut akan dilakukannya sampai dewasa.
Pendidikan sekolah minggu membimbing manusia menemukan jati dirinya apabila
dihayati dan diamalkan dengan sebenar-benarnya. Karena itu pendidikan agama di sekolah
minggu sangat penting diajarkan sejak dini bahkan ketika masih bayi dalam kandungan ibu.
Pendidikan agama di sekolah minggu itu bisa dilakukan dengan cara mengajari kebiasaan yang
positif.
Kalau sejak balita seorang anak sudah dikenalkan dengan nilai-nilai agama, kelak jika
sudah dewasa kebiasaannya tersebut akan membentuknya menjadi pribadi yang berkarakter
seorang beriman. Cobalah biasakan makan dengan tangan kanan atau mengambil makanan dari
yang paling dekat.
Kalau terbiasa makan dengan tangan kanan, maka ketika melihat turis seringkali makan
dengan tangan kiri rasanya risih. Sejak kecil kita sudah dibiasakan makan dengan tangan kanan
untuk membedakan membersihkan dubur dengan tangan kiri. Kanan adalah lambang kebaikan
dan kiri adalah lambang keburukan.
Bila sejak kecil diajarkan untuk bersikap lemah lembut dan sopan santun pada sesama,
jika sudah besar ia akan menjadi orang yang menjunjung tinggi kesopanan dan kelemahlembutan. Jika sejak kecil diajari untuk bersikap hormat pada Allah dan orang tua, kelak jika
sudah besar akan menjadi manusia yang berbakti pada Allah dan orang tua.
Pendidikan agama di sekolah minggu yang ditanamkan sejak kecil akan membekas
dalam otaknya, sehingga akan mewarnai hidup selanjutnya. Para ahli Psikologi mengatakan
bahwa manusia mencapai puncak daya ingatnya sewaktu masih bayi dalam kandungan ibunya.
Benny Kogoya
Karena itu pendidikan agama di sekolah minggu pada usia bayi dalam kandungan ibu itu
sangat dianjurkan baik oleh penulis maupun oleh para ahli psikologi pertumbuhan manusia.
Penulis sering melihat banyak orang tua yang menyesal melihat anak-anaknya tumbuh
liar dan tidak dapat dikendalikan lagi. Penulis setelah diteliti ternyata kebanyak orang tua
keluarga kristen lupa menanamkan pendidikan agama melalui sekolah minggu ketika anaknya
masih bayi dalam kandungan ibunya tidak pernah bawah ke sekolah minggu.
Orang tua yang berharap anaknya jadi baik setelah besar, justru akan merepotkan orang
tua, karena itu dianjurkan bawahlah anaknya ke sekolah minggu pada usia masih bayi dalam
kandungan ibunya dan mudah diatur karena anaknya tidak bisa macam-macam, sehingga anak
akan terbina dengan karakter yang baik. Jika anak sudah besar baru mendidik akan merasa
disiksa oleh orang tua dan anak akan melawan pada orang tua dengan berbagai alasan.
Contoh tokoh Alkitab, Yohanes pembaptis mengenal Allah masih bayi dalam
kandungan ibunya, ketika Maria berkunjung ke rumah zakaria ketika Elisabet sedang
mengandung bayi (Yohanes Pembaptis). Sampailah Maria di depan pintu rumah dan
memberikan salam, ketika Elisabet mendengar salam dari Maria, bayi yang ada dalam
kandungan Elisabet melonjak, terbukti bahwa Yohanes Pembaptis mengenal Allah dari
kandungan ibunya sampai mati.
C. Pendidikan Informal Dalam Keluarga
Disamping pendidikan agama, pendidikan informal lainnya di dalam keluarga juga
berpengaruh besar dalam membangun disiplin diri. Sebagaimana kita ketahui bahwa
pendidikan di dalam keluarga bukan hanya agama, tetapi akal budi, ketranipilan dan
sebagainya. Apapun namanya jika bisa disinergikan akan menjadi kekuatan besar dalam
membangun disiplin.
Ada sejumlah aturan tak tertulis dan informal yang berlaku di dalam keluarga yang erat
kaitannya dengan kedisiplinan. Penulis mengutip pendapat Dr, Charles Schaefer di dalam
bukunya :"Cara Efektif Mendidik Dan Mendisiplinkan Anak" tentang bagaimana membangun
kerutinan dan kebiasaan berdisiplin bagi anak.
Benny Kogoya
Anak-anak akan berkembang dan tumbuh paling baik dalam ketertiban dan keteraturan.
Mereka akan lebih bahagia kalau mereka mengetahui apa yang diharapkan. Dengan membuat
prosedur yang teratur dan tidak berubah-ubah untuk kelakuan dan tugas sehari-hari, para orang
tua menyediakan suatu lingkungan yang dapat diandalkan.
Kerutinan sehari-hari haruslah disusun dengan teliti dan dilaksanakan secara konsisten
untuk kejadian-kejadian kehidupan yang biasa, seperti waktu tidur, waktu bangun pagi, waktu
makan, waktu mandi, waktu melaksanakan tugas, waktu bermain dan sebagainya.
Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan si anak dari peraturan tersebut jangan ditolerir.
Schaefer mencoba memberikan pedoman bagi kita bagaimana menanamkan
kedisiplinan bagi anak-anak, Tentunya kita bisa mencoba dengan cara lain yang menurut diri
kita lebih baik dan efektif. Satu hal yang harus kita perhatikan adalah bawah kedisiplinan itu
perkenalkan sejak dini.
Baik kita memiliki pola-pola kedisiplinan baik menyangkut waktu belajar, waktu
bermain, waktu makan, waktu tidur dan sebagainya. Seperti disebut di atas pedoman tersebut
harus dilaksanakan secara konsisten dan tegas sehingga si anak merasakan bahwa aturan
tersebut tidak main-main. Ketidakkonsistenan akan membuat si anak akan kehilangan
kepercayaannya.
Sejak kecil si anak harus diajari untuk mengenal hak dan kewajiban. Cobalah ingat
kembali lagu yang pernah kita dengangkan sewaktu kita masih belajar di taman kanak-kanak
dulu. Bangun tidur kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi, habis mandi kutolong ibu
membersihkan tempat tidurku.
Begitu mudah kita hapal syairnya dan begitu dalam makna yang dikandungnya. Luga di
atas sebenarnya mengandung pelajaran kedisiplinan tentang hak dan kewajiban. Begitu bangun
tidur si anak sudah paham apa tugas selanjutnya, yakni mandi, menggosok gigi, kemudian
membantu ibunya membersihkan tempat tidurnya sendiri.
Mulailah menanamkan disiplin untuk hal-hal ringan yang bisa dilakukan dengan mudah
oleh si anak. Disiplin itu harus kita sesuaikan dengan perkembangan usia dan biologis dan
psikologis anak, jangan sampai terlalu ketat sehingga bukan lagi disiplin namanya melainkan
pengkarbitan.
Dulu ada seorang profesor yang sangat mendisiplinkan anaknya agar menjadi manusia
paling pintar di dunia. Usahanya berhasil, usia tujuh belas tahun anaknya sudah menjadi
Benny Kogoya
profesor. Profesor itu kalau tidak salah namanya Boris Sidis, dan profesor (bapaknya) tersebut
bernama William Sidis.
D. Pendidikan Formal di Sekolah
Pendidikan informal di dalam keluarga memang penting, namun belumlah lengkap jika
tidak diimbangi dengan pendidikan formal di sekolah. Sebaiknya, keduanya berjalan seiring
sejalan agar si anak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan .dari berbagai arah. Pendidikan
formal yang diperoleh si anak di sekolah akan memberikan keteladanan baru.
Kita semua memaklumi ada bedanya antara pendidikan informal di dalam keluarga
dengan pendidikan formal di sekolah. Bukan saja menyangkut materi pembelajaran, namun
ada hal yang lebih mendasar yakni obyektivitas. Seorang guru kiranya lebih obyektif
memandang murid-muridnya ketimbang orang tua kepada anak-anaknya.
Kasih sayang orang tua berlaku sepanjang masa, tetapi kasih sayang seorang guru
berlaku hanya sepanjang seorang anak belajar di sekolah. Betapapun nakalnya seorang anak di
mata orang tua tetaplah anak. Namun beda ceritanya seorang murid di mata guru. Jika sudah
tidak dapat diatur daripada .merepotkan lebih baik dikeluarkan saja dari sekolah.
Membangun kedisiplinan di dalam keluarga bukannya tidak efektif, ada orang tua yang
streng sehingga anak-anaknya tidak berani membantah sama sekali. Tetapi pembelajaran
kedisiplinan di sekolah jauh lebih efektif, salah satunya karena faktor obyektivitas tadi.
Seorang murid harus berpikir sepuluh kali untuk berani membantah perintah gurunya.
Seorang anak mungkin berani membantah orang tuanya ketika disuruh menyapu
halaman, tetapi seorang murid pasti deg-_degan ketika lupa mengerjakan pe-ernya. Dalam
membangun kedisiplinan, ketegasan itu penting. Dan itu biasanya lebih mudah diperoleh di
sekolah daripada di rumah.
Sanksi yang berlaku di sekolah jauh lebih tegas dan memaksa daripada sanksi yang
diberlakukan di rumah. Seorang ibu tidak mungkin tega membiarkan anaknya kelaparan
meskipun anaknya nakalnya minta ampun. Tetapi seorang guru tidak akan segan-segan
menghukum muridnya dengan berlari keliling lapangan sepuluh kali jika menampakkan
perilaku yang susah diatur.
Benny Kogoya
Bagaimanapun harus diakui bahwa pendidikan formal di sekolah jauh lebih efektif
daripada pendidikan informal di rumah. Tetapi harus diakui pula bahwa pendidikan informal
itu amat mendukung pendidikan formal di sekolah. Karena itu bukan solusi yang tepat untuk
mengabaikan pendidikan informal dengan alasan anak akan memperoleh pendidikan di
sekolah.
Keduanya saling mempengaruhi. Seorang anak yang dibiasakan untuk bersikap hormat
pada orang tua, ia pun akan bersikap hormat pada gurunya. Seorang murid yang mendapatkan
pelajaran olah raga di sekolah, maka ia akan mengembangkan pengetahuannya tersebut di
rumah. Membaca, menulis, menghitung adalah pengetahuan yang didapatnya di sekolah,
namun akan mendukung aktivitasnya di rumah.
Namanya saja pendidikan formal, maka semuanya berjalan secara formalitas. Di
sekolah tidak dikenal basa-basi, karena guru merasa memiliki beban tanggungjawab besar
sehingga ia tidak berani main-main dengan obyek
yang diajari. Guru tidak akan mau
disalahkan jika murid-muridnya menunjukkan kualitas yang rendah gara-gara metode
mengajarnya yang santai dan sebagainya.
Tugas orang tualah untuk menanamkan disiplin sejak dini dengan menyekolahkan
anak-anaknya setinggi mungkin. Sebaik-baik bekal adalah ilmu, dan ilmu akan diperoleh
dengan kedisiplinan.
E. Kemampuan Menguasai Diri
Daniel Goleman dalam bukunya terkenal :"Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak
Prestasi" bercerita tentang seorang temannya yang seorang dokter. Temannya tadi ditawari
kesempatan usaha asal ia mau meninggalkan praktek dokternya. Seseorang menawarinya
menjadi direktur medis sebuah kawasan kondominium yang berorientasi kesehatan dan
menginvestasikan 100.000 dolar untuk memiliki usaha tersebut.
Keuntungan yang akan .di peroleh adalah 4 juta dolar sesudah. tiga tahun. Temannya
tadi langsung tertarik dengan gambaran tentang kawasan hunian tempat orang dapat
meningkatkan kesehatan sambil berlibur itu, ditambah dengan fantastisnya penghasilan yang
akan ia peroleh. Namun masih di tahun pertama, ia menemukan belum ada program kesehatan
Benny Kogoya
yang dapat membuatnya sibuk, maka pada dasarnya sehari-hari ia hanya menjadi penjual, yang
ke sana ke mari membujuk orang agar membeli kondominium mereka.
Pada suatu hari, sewaktu berkendaraan menuju tempat kerjanya yang baru, ia entah
bagaimana tanpa sadar memukul-mukul dasbor sambil berteriak,"Aku tidak bisa! Aku tidak
bisa!" Begitu sadar temannya tadi langsung menepikan mobilnya untuk menenangkan diri.
Setahun kemudian proyek kawasan peristirahatan itu bangkrut begitu pula dirinya.
Penyesalan selalu datang terlambat. Itulah intisari yang dapat kita pelajari dari kasus di
atas. Tidak ada gunanya menyesal, karena semuanya sudah terjadi dan tidak mungkin
diperbaiki lagi. Apakah kisah di atas hanya dialami oleh orang tadi? Tidak, di lingkungan kita
sendiri yang kecil dan di huni oleh orang-orang biasa kasus serupa seringkali terjadi.
Kita sendiri sering merasa tertipu mentah- mentah tawaran menggiurkan sehingga tak
dapat mengendalikan diri. praktik ketik reg sms kirim ke nomor … sekian-sekian, meskipun
jelas-jelas penipuan, toh selalu memakan korban. Masih banyak orang yang percaya bahwa
penggandaan sms itu benar-benar nyata.
Andai dokter yang diceritakan di atas tidak kepincut dengan tawaran yang menggiurkan
tersebut, pasti ia tidak akan mengalami kebangkrutan yang fatal. Ia
masih tetap dapat
berpraktek sebagai dokter dan tentunya pasiennya akan berkembang lebih banyak lagi.
Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kasus di atas? pengendalian diri. Di sinilah
pentingnya kehidupan ini dijalani dengan berbekal kemampuan emosional yang mumpuni.
Dalam kasus-kasus semacam itu, kemampuan emosional-kemampuan pengendalian diri akan
menjadi benteng yang kuat sehingga kita tidak gampang terbujuk rayu oleh tawaran-tawaran
menggiurkan tetapi semu.
Apabila dikaitkan dengan kedisiplinan, maka pengendalian diri merupakan salah satu
unsurnya. Disiplin gampang memudar jika pelakunya mudah sekali diombang-_ambingkan
oleh pengaruh yang datang dari luar. Kalau kita bicara tentang pengendalian diri, mau tidak
mau kita harus berbicara pula tentang komitmen, konsistensi dan konsekuensi.
Orang yang tidak memiliki kendali diri yang kuat, bisa dikatakan orang tersebut tidak
konsisten dan tidak komitmen serta tidak mempunyai komitmen. Singkatnya, tanpa
kemampuan mengendalikan diri, seseorang akan kehilangan integritasnya.
Benny Kogoya
Karena itu untuk membangun disiplin diri, maka yang harus kita lakukan adalah
meningkatkan integritas dengan cara mengoptimalkan kemampuan kita dalam mengendalikan
diri sendiri. Dengan kendali diri yang kuat, kita pun akan memiliki disiplin diri yang kuat pula.
F. Adanya Panutan Dan Keteladanan
Disiplin adalah istilah yang mudah diucapkan, tapi sukar dilaksanakan. Disiplin yang
utama adalah disiplin kepada diri sendiri. Mendisiplinkan orang lain memerlukan beberapa
persyaratan, salah satunya adalah dirinya sendiri sudah berdisiplin. Jika syarat ini tak terpenuhi
jangan berharap orang lain mau berdisiplin.
Disiplin kerap dipahami sebagai pengekang kebebasan, berdisiplin artinya membatasi
kebebasannya sendiri. Ini pendapat yang tidak dapat dibenarkan. Tidak ada kaitannya antara
disiplin dengan kebebasan. Justru dengan disiplin kebebasan tersebut akan memberikan arah
yang benar sehingga sebuah kebebasan tetap dalam koridornya.
Disiplin pada diri sendiri akan memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan,
baik hidupnya sendiri maupun orang lain. Lebih mudah mempengaruhi orang lain apabila diri
sendiri sudah berhasil menampilkan pribadi yang penuh kedisiplinan. Dengan disiplin, akan
lebih banyak persoalan yang bisa ditangani.
Mendisiplinkan orang lain tanpa mau mendisiplinkan diri sendiri bukan hanya salah
tetapi sangat tidak efektif. Memang mudah mengajak orang lain berdisiplin, siapapun bisa.
Persoalannya adalah apakah efektif? Apakah mereka mau? Seperti bagaimana mungkin
mengajak orang lain untuk konsisten, tetapi perilakunya sendiri cenderung tidak konsisten.
Disiplin akan menjadi ringan jika tahu caranya. Mulailah dengan membiasakan, diri
mengerjakan pekerjaan yang ringan_-ringan dulu. Tidak perlu yang berat-berat. Misalnya
membiasakan ke luar rumah dengan kaki kiri dulu, atau meludah usahakan selalu ke sebelah
kiri. Memulai makan dengan terima kasih Tuhan, kepada orang yang dapat makanan dan
sebagainya.
Kata AA' Gym semua itu harus dimulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan dari
sekarang. Artinya, semua itu akan menjadi mudah, jika dimulai dari hal-hal yang kecil dan
tidak menunda-nunda. Dari diri sendiri itu paling penting, apapun itu namanya.
Benny Kogoya
Mulailah dari rumah dulu. Setelah berhasil mendisiplinkan diri sendiri, cobalah untuk
mendisiplinkan istri dan anak. Pakailah metode persuasif, jangan main perintah saja. Bujuklah
mereka agar mau mematuhi peraturan yang kita buat. Jangan yang berat-berat dulu, tapi seperti
kata AA' Gym mulailah dari yang paling ringan.
Misalnya menyapu halaman. Si anak jangan disuruh menyapu tapi berilah dia sapu
ketika kita sendiri sedang menyapu. Begitulah tabiat anak kecil suka meniru-niru apa. yang
dilakukan oleh orang tuanya. Ketika melihat kita menyapu ia akan berusaha merebut sapu yang
kita pegang. Karena itu belikan dia sapu yang lebih kecil agar bisa bersama-sama menyapu
bersama kita.
Lain kali ajaklah ia mencabuti rumput di halaman. Beri ia contoh dengan membuang
rumput yang sudah dicabut ke tempat sampah. Belikan ia Alkitab kecil dan biarkan ia
membuka-_bukanya ketika kita sendiri sedang membaca Alkitab ia akan membuka Alkitab
kecilnya. Banyak metode pendisiplinan dengan keteladanan yang bisa kita lakukan.
Dan yang perlu kita jaga adalah konsistensi sikap kita sendiri. Kalau kita melarang
anak kita merokok, kita sendiri seharusnya tidak merokok. Begitu ia tahu kita merokok diamdiam, ia akan merasa ditipu dari orang sendiri, selamanya ia tidak akan percaya lagi kepada
kita. Sakali langsung ujian, selamanya orang tidak akan lagi percaya.
G. Kesadaran Dalam Mempersiapkan Disiplin
Idealnya, sebelum mengajak diri sendiri atau orang lain membangun disiplin diri,
langkah awal yang kita lakukan adalah memiliki persepsi yang betul-betul pas tentang disiplin
itu sendiri. Kita harus tahu apa pandangan atau persepsi kita tentang disiplin. Dengan persepsi
yang benar maka kita akan memperoleh pemahaman yang jelas tentang disiplin.
Banyak orang mengatakan disiplin merupakan siksaan. Tetapi pandangan ini dibantah
oleh orang dari kelompok lain yang beranggapan bahwa disiplin merupakan kebutuhan. Ada
tarik ulur yang sama-sama kuat sehingga gambaran kita tentang disiplin menjadi amat kabur.
Ditambah lagi dengan kesadaran kita yang memang harus kita akui masih rendah untuk
membangun kedisiplinan.
Kita masih belum bisa membebaskan diri kita dari mitos bahwa kita adalah bangsa
pemalas. Biarpun mitos tersebut dibantah banyak orang, toh diam-diam kita mengakui bahwa
Benny Kogoya
kita memang belum bisa sepenuhnya terbebas dari kemalasan. Minat kita untuk belajar, untuk
berkreasi, mengembangkan inovasi amatlah rendah. Inilah buktinya bahwa kita masih menjadi
pribadi pemalas.
Entah ini ada kaitannya atau tidak, mitos tersebut membuat kita nampak raga-raga
untuk berdisiplin. Karena kita sudah terlanjur percaya bahwa ayam pun tanpa disiplin bisa
makan. Jadi buat apa kita disiplin, jika tidak disiplin kita masih bisa hidup. Jelas, ini adalah
paradigma yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Tetapi bisakah kita membantah realitas yang kita saksikan sehari-hari? Semua itu
akhirnya mengarah ke sikap yang ambisius terhadap bentuk-bentuk kedisiplinan. Dan kita pun
terjebak ke dalam kebiasaan lama, cenderung mengikuti ajakan negatif daripada positif.
Disiplin akhirnya kita persepsikan sebagai sesuatu yang lebih banyak negatif daripada
positif. Bukan karena kita percaya pada adagium tersebut, melainkan semata-mata lantaran kita
sudah terbiasa tidak berpikir kritis terhadap sesuatu. Awal mulanya bersumber dari kemalasan
yang tidak kita akui tadi.
.Karena itu perlu kiranya mencari sisik melik sebanyak-banyaknya tentang disiplin agar
kita bisa mempersepsikan disiplin dengan seadil-adilnya. Kita perlu menimba pengalaman dari
orang-orang lain baik yang sukses dengan berdisiplin maupun yang mengalami kegagalan
karena mempraktekkan kedisiplinan.
Sepintas lalu nampaknya kita akan sulit menemukan orang yang gagal karena disiplin.
Tetapi kita akan banyak menemui orang yang keliru memaknai disiplin secara benar. Dalam
beberapa kasus disiplin seolah-olah identik dengan hukuman. Misalnya, ada istilah disiplin
organisasi. Seorang karyawan kena sanksi administratif karena melanggar disiplin organisasi.
Di bagian buku ini penulis mengatakan bahwa disiplin akan mencapai puncaknya jika
dilakukan dengan penuh kesadaran oleh diri sendiri. Bukan demi kepentingan tertentu, bujukan
orang lain, pamrih atau faktor-faktor yang datang dari luar. Disiplin tertinggi adanya di puncak
kesadaran manusia.
Inilah pegangan kita yang utama yang harus kita ingat sebelum kita memutuskan untuk
meninggalkan disiplin. Setiapkah kita merasa berat melakukan disiplin, ingatlah bahwa bila
ada berat pasti ada ringan. Di balik yang nampaknya berat itu akan muncul sesuatu yang
ringan. Seperti ada bukit pasti ada lembah, ada gunung ada ngarai.
Benny Kogoya
Persoalannya, sudahkah kita memiliki keteguhan hati dan semangat tinggi untuk
merealisasikan disiplin dari hasil persepsi kita tentangnya sehingga menghasilkan pola
kehidupan yang kita inginkan.
H. Kejelasan Penegakan Hukum
Setiap kali bicara tentang penegakan hukum, tak terelakkan lagi pasti akan merembet
ke persoalan maha besar yang dialami negeri ini. Apalagi jika bukan korupsi. Anak kecil pun
tahu bahwa penegakan hukum erat kaitannya dengan maraknya korupsi yang puluhan tahun
belum mampu diberantas habis sampai ke akar-akarnya.
Percuma kita punya Undang-Undang anti korupsi, sia-sia rasanya dibentuk lembaga
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau lembaga lain sejenisnya, toh hasilnya boleh
dikatakan nol. Sejumlah koruptor kelas kakap menari-nari ke luar masuk dengan membawa
semua hasil korupsinya. Korupsi terjadi di mana-mana, bahkan di lembaga pengadilan yang
semestinya menegakkan keadilan hukum.
Aparat penegak hukum bukan orang yang bebas dari korupsi, kenyataan yang kita baca
di media cetak membuktikan bahwa korupsi sudah menggerogoti lembaga pengadilan. Tikus_tikus kantor bebas berkeliaran di laci-laci aparat penegak hukum. Jual beli perkara bukan hal
yang tabu dibicarakan dan diungkap di koran.
Seolah-olah sejauh mata memandang yang nampak di pelupuk mata kita adalah
hamparan korupsi yang membentang luas tak habis-habisnya. Saat ini kesulitan kita bukan
mencari koruptor, melainkan mencari mereka yang tidak pernah korupsi. Bagi koruptor tidak
ada istilah 'basah' atau 'kering' kalau perlu meja kantor pun dikorupsi.
Orang berduyun-duyun mencari celah-celah untuk melakukan korupsi, jika sudah
kepepet maka mereka berani untuk menciptakan kesempatan. Pikirnya, jika menunggu
kesempatan belum tentu setiap hari bisa, korupsi. Alangkah baiknya jika kesempatan itu
diciptakan sendiri sehingga dirinya bebas melakukan korupsi kapan saja.
Memang jamannya sudah edan, Sudah kebliger. Apa yang dulu menjadi tuntunan kini
menjadi tontonan dan sebaliknya. Orang Jawa mengatakan ini jamannya kebo nyusu gudel
yang salah dibenarkan dan yang benar disalahkan. Yang salah tertawa dan yang benar masuk
penjara. Apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasi musibah ini?
Benny Kogoya
Sekali lagi unsur terpenting disiplin adalah ketegasan. Kalau mendambakan semuanya
berjalan dengan teratur dan tertib, satu-satunya cara adalah penegakan hukum. Setiap bentuk
pelanggaran harus dihukum secara adil dan proporsional. Hukum harus menjadi panglima,
setiap orang punya kedudukan yang sama di depan hukum.
Hukum harus dipraktikkan tanpa pandang bulu. Tidak ada istilah anak pejabat, anak
jenderal, anak pengusaha, anak orang kere, semuanya sama. Tidak ada. kompromi di dalam
hukum, semuanya dilakukan menurut undang-undang dan aturan yang berlaku. Mungkin inilah
yang dinamakan disiplin hukum.
Untuk maksud tersebut tidak cukup hanya dengan membuat peraturan atau sistem yang
canggih. Sistem itu penting tetapi ada hal yang tak kalah pentingnya, yakni orang di balik
sistem tersebut. The man behind the law. Sistem yang canggih tanpa dibarengi dengan
militansi yang tinggi di kalangan penegak hukum akan percuma saja.
Kita memiliki perangkat hukum yang canggih, tetapi kita kekurangan aparat penegak
hukum yang betul-betul jujur dan adil. Kita tidak mengenal tokoh penegak hukum yang jujur
dan adil. Kita membutuhkan orang-orang jujur tapi di negeri ini sulit didapatnya. Keadialan
dan disiplin benar-benar berbeda di titik nol. Mungkinkah akan lahir tokoh-tokoh seperti itu
mudah-mudahan saja?
V. MEMAHAMI HAMBATAN DALAM BERSIKAP DISIPLIN
Manusia adalah makhluk dengan sejuta karakter. Keberagaman adalah menu seharihari, sama-sama lahir dari ibu yang sama namun karakternya bisa bertolak belakang. Untuk
persoalan yang sama, masing-masing orang memiliki pandangan yang berbeda-beda. Dari
kacamata positif, perbedaan itu kita pandang sebagai rahmat.
Tetapi ada yang harus kita benahi dalam benak kita terkait dengan kedisiplinan.
Bolehlah berbeda karakter, tetapi baiknya kita memiliki persepsi yang sama mengenai disiplin.
Benny Kogoya
Siapapun diri kita sebaiknya memiliki pemahaman yang positif tentang disiplin. Itulah modal
dasar kita untuk membangun disiplin diri.
Kalau sebaliknya yang terjadi, maka hal itu kita pandang sebagai kendala atau
hambatan dalam pembentukan karakter berdisiplin. Sikap demikian harus kita buang jauhjauh. Hanya saja kita perlu mengetahuinya sebagai referensi kita untuk memahami kenapa
masih banyak orang yang enggan untuk berdisiplin.
Minimal pemahaman tersebut akan membantu kita menemukan titik-titik kelemahan
untuk mementahkan argumentasi mereka yang ngotot berpandangan bahwa disiplin adalah
sesuatu yang negatif. Kita cari tahu alasan mereka kemudian kita berikan argumentasi yang
berbeda sebagai umpan baliknya.
Dengan demikian kita bisa membujuk mereka untuk mengaminya pendapat kita
sehingga memiliki persepsi yang sama tentang disiplin. Semakin banyak orang yang
berdisiplin, semakin teratur dan tertiblah dunia ini.
Kedisiplinan yang tinggi kata saudara seberang kita Insya Allah akan memutuskan
mata rantai bentuk-bentuk penyelewengan yang selama ini selalu menghantui keberadaan kita
di bawah ini ada sejumlah pandangan yang keliru mengenai disiplin antara lain adalah :
A. Menganggap Disiplin Sebagai Siksaan
Sudah menjadi kelemahan manusia yang cenderung memilih gampang saja meskipun
disadari bahwa yang gampang itu tidak selalu baik. Jalan pintas menjadi rebutan, tak heran
banyak orang yang menjadi korban karena ingin cepat kaya dengan cara tidak halal. Banyak
orang doyan makanan-makanan instant yang sebenarnya amat rentan terhadap kesehatan.
Banyak orang terburu nafsu menjadi kaya dengan mencandu togel.
Ada kelemahan mendasar manusia lainnya, yakni apriori. Belum tahu seluk-beluk
persoalannya, sudah keburu curiga dan berprasangka buruk. Hanya karena mendengar dari
orang lain bahwa disiplin itu merupakan penyiksaan, sudah ikut-ikutan berpikiran sama.
Manusia cenderung memakai emosi ketimbang rasionya ketika memecahkan persoalan.
Disiplin dalam pandangan orang yang berpikir negatif adalah sebuah kamar berjeruji
besi yang mengurung manusia sehingga tak bisa lari ke mana-mana. Suatu kondisi yang benar-
Benny Kogoya
_benar menakutkan, sehingga siapapun penghuninya ingin cepat_-cepat keluar dari kamar
tersebut. Disiplin merupakan penjara yang mengkungkung eksistensi manusia.
Menurut mereka betapa tidak enaknya jika semuanya serba diatur. Tidur diatur, makan
diatur, belajar diatur, bahkan cita-cita pun diatur. Serba susah. Hidup kok rasanya dipenjara
oleh aturan, mana yang namanya kebebasan? Apa tidak bisa hidup tanpa aturan, yang penting
kan tidak merugikan orang lain. Beres, kan?
Mungkin iya, mungkin juga tidak. Bayangkan jika dunia ini berjalan dengan tanpa
keteraturan, apa jadinya? Matahari yang biasanya terbit jam lima pagi di ufuk timur, tiba-tiba
baru muncul dua jam kemudian. Bumi tiba-tiba istirahat berputar dan bulan menjauhi bumi.
Kita tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi.
Sepintas lalu seolah-olah pandangan tersebut bisa dibenarkan. Memang menjengkelkan
jika sedang asyik-asyiknya bermain tiba-tiba disuruh belajar. Lagi enak-enaknya bermimpi
tiba-tiba dibangunkan dan disuruh kerjakan sesuatu. Dua contoh di atas memang kental nuansa
penyiksaannya.
Tetapi marilah kita berpikir sebaliknya. Andai orang tua tidak memaksa kita untuk
belajar, bisakah kita menjadi manusia seperti sekarang ini? Andai dulu kita dibiarkan tidur
sampai siang, bisakah kita mengenal Tuhan dengan baik?
Karena itu paradigma yang menganggap disiplin sebagai sebuah siksaan sudah saatnya
dibuang jauh-jauh. Alasannya banyak, salah satunya erat kaitannya dengan kinerja. Hal ini
akan menjadi lingkaran setan tak berujung. Disiplin rendah mengakibatkan kinerja rendah.
Kinerja rendah pada gilirannya akan berdampak pada kualitas dan kuantitas pekerjaan. Artinya
tiada lain adalah target yang ambur-adul.
Target yang amburadul kemana lagi larinya kalau tidak menyangkut nama baik
perusahaan. Intinya, karyawan yang memiliki disiplin rendah akan merugikan perusahaan dan
dirinya sendiri. Ketika nama baik perusahaan terancam alamat akan banyak PHK, dan PHK
akan mengancam kelangsungan rumah tangga. Semuanya akan menjadi buruk gara-gara
disiplin yang tak ditegakkan dengan baik.
Disiplin memang siksaan, tetapi hanya pada awal-awalnya saja. Tetapi lama kelamaan
akan menjadi kenikmatan tersendiri. Bangun pagi tepat pada waktunya memang merupakan
siksaan berat bagi orang yang tak terbiasa bangun pagi. Tetapi kalau sudah menjadi kebiasaan,
justru sebaliknya. Merasa menyesal jika terlambat bangun pagi.
Benny Kogoya
Sinai adalah tempat di mana iman orang Israel diuji. Allah tetap kasih-Nya kepada
umat Israel dengan mengirimkan makanan yang mereka perlukan. Allah menyediakan laukpauk untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. Allah mencukupkan air bagi mereka. Allah
memberi perlindungan kepada mereka atas panas terik pada siang hari dan kehangatan atas
udara dingin pada malam hari. Tetapi Bangsa Israel merasa Allah menyiksa mereka di pandang
gurun. Mereka bersungut dan ingin kembali ke Mesir.
Inilah manusia tidak mau menerima kenyataan hidup. Masalah adalah bagian dari
kehidupan manusia yang sedang bernafas tidak akan berpisah dengan masalah, jika ada
kehidupan masalah tetap berada di dalamnya. Masalah bukannya menyiksa kita melainkan
mendidik kehidupan menjadi lebih baik.
B. Merasa Tidak ada yang Mengawasi
Komunis adalah ajaran yang salah satu doktrinnya, mengatakan bahwa Tuhan adalah
isapan jempol belaka. Tuhan itu, ada karena manusia yang mengada-adakan. Tetapi ketika
ditanya apa bentuknya Tuhan, tak seorang pun yang akan bisa menggambarkannya dengan
jelas. Orang komunis beralasan mereka akan percaya adanya Tuhan jika memang ada buktinya
secara kongkret.
Inilah konsep sekularistik yang dikembangkan oleh ajara komunis. Dampak dari
pandangan yang sekuler tersebut orang komunis hanya merasa bertanggungjawab kepada
dirinya sendiri Bukan kepada Tuhan, karena dalam pandangan mereka Tuhan tak ubahnya
seperti hantu. Manusia takut kepada hantu tetapi sebenarnya mereka takut kepada bayangannya
sendiri.
Penulis membuka wacana tentang komunis sebagai pembuka karena ada sedikit
kesamaan antara orang komunis dengan manusia yang merasa hidupnya tidak ada yang
mengawasi. Bukan berarti orang komunis tidak berdisiplin, bahka mereka menunjukkan
disiplin yang tinggi di dalam hidupnya. Banyak tokoh-tokoh komunis seperti Karl Mark yang
terkenal karena kedisiplinan dan ketekunannya.
Walaupun kita semua tahu bahwa mereka tidak pernah memiliki disiplin ketuhanan.
Disiplin spiritual mereka kosong karena mereka hanya percaya pada apa yang nampak (materi
Benny Kogoya
tidak pada yang tidak nampak/non materi/spritual). Tetapi disiplin dalam bentuknya yang lain
mereka adalah jagoannya.
Disiplin memerlukan pengawasan. Tanya pengawas disiplin banyak tidak efektifnya.
Di dalam hidup ini kita mendengar tiga macam pengawasan yaitu pengawasan yang bersumber
dari orang lain, diri sendiri dan Tuhan. Pengawasan dari orang lain bisa atasan, undangundang, masyarakat umum dan lain-lain.
Pengawasan yang bersumber dari diri sendiri adalah hati nurani. Tingkatannya lebih
tinggi dari pengawasan yang bersumber dari orang lain. Dan pengawas yang sesungguhnya
adalah pengawasan Tuhan. Untuk mencapai tingkat pemahaman tentang pengawasan Tuhan,
manusia memerlukan media yaitu iman.
Manusia bisa lolos dari pengawasan sesama manusia, tetapi ia tidak mungkin lolos dari
pengawasan dari hati nuraninya sendiri. Manusia mudah dikelabui, namun hati nurani tidak
mungkin bisa dibohongi. Tetapi ada tipe manusia yang sudah tahu salah toh dilakukan juga.
Itulah tipe manusia yang suka pura-pura.
Pengawasan yang paling ketat dan berlangsung selama dua puluh empat jam adalah
pengawasan Tuhan. Manusia tak akan mampu menyembunyikan diri dari pengamatan Tuhan.
Ke manapun dan di manapun Tuhan pasti mengawasi setiap gerak-geriknya. Akan sia-sia
sajalah jika manusia mencoba mengelabui Tuhan, karena Tuhan tidak mungkin dikelabui.
Lantas, kenapa masih ada orang yang merasa tidak diawasi? Jelas sekali bahwa dia
adalah manusia yang tidak memiliki kecerdasan spiritual. Ia tidak pernah menyambung tali
silaturahmi dengan Tuhan, karena mata hatinya tertutup pada kebenaran. Manusia seperti itu
tidak memiliki pemahaman tentang mana yang salah dan mana yang benar.
Gerak hidupnya dilandasi oleh senang dan tidak senang, bukan salah dan benar. asal
dirinya senang apapun dilakukan meskipun perbuatannya tersebut melanggar norma-norma
yang ada. Sebaliknya, jika merasa tidak senang ia akan menolaknya walaupun perbuatan itu
namanya disiplin.
Karena itu untuk menghadirkan Tuhan di dalam hatinya atau dengan kata lain merasa
bahwa dirinya selalu ada yang mengawasi. Cara terbaik adalah meningkatkan kecerdasan
spiritualnya. Ketika orang Israel dipandang gurun, mereka mesara Musa tidak bersama dengan
mereka. Musa berada di gunung Sinai untuk menerima Sepuluh hukum Tuhan. Orang Israel
Benny Kogoya
mulai membelok hati mereka dengan membuat lembuh dari emas sesuai dengan keinginan
mereka.
Allah memberitahukan masalah itu kepada musa. Ia berfirman “ Pergilah, turunlah
sebab bangsamu kau pimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya. Segera juga mereka
menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu
tuangan dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil
berkata: Hai Isreal, inilah Allahmu yang telah menurunkan engkau keluar dari tanah Mesir
(Kel. 32 : 7-8).
Mata Tuhan ada di segala tempat mengawasi orang benar dan orang jahat tidak aka ada
yang luput dari pengawasan Tuhan. Alkitab mencatat ada buku kehidupan. Buku kehidupan itu
mencatat apa yang kita lakukan di dunia ini akan diabsen pada akhir jaman. Kita tahu
hukumannya ada neraka dan surgu itu pasti tidak aka ada yang luput.
C. Menuruti Hawa Hafsunya
Disiplin bertolak belakang dengan hawa nafsu. Disiplin hanya bisa direalisasikan
dengan kebeningan hati dan kejernihan akal pikiran. Hawa nafsu adalah penghambat utama
mental disiplin. Manusia yang selalu menuruti hawa nafsunya mustahil akan bisa merasakan
lezatnya buah disiplin. Karena hawa nafsu pola pikirnya adalah senang dan tidak senang.
Kita tahu disiplin secara umum dipandang sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan.
Sebagian orang mengatakan disiplin adalah sesuatu yang merepotkan kalau tidak dibilang
menyiksa. Banyak orang yang tidak mau dekat-dekat dengan disiplin karena merasa begitu ia
berdisiplin maka hidupnya akan terkekang.
Bangun pagi memang susah, apalagi bagi orang yang biasa melekan di malam hari.
Biasa bangun jam Sembilan, tentu menjengkelkan jika dibangunkan jam lima pagi. Persoalan
sepele ini bisa menyulut pertengkaran bahkan menyebabkan keretakan komunikasi. Jika tidak
terima, maka orang yang membangunkan tadi bisa balik dimarahi.
Ada seorang pemuda kemalaman di jalan. Karena repot mencari penginapan ia
memberanikan diri tidur di sebuah musholla disamping kost penulis. Waktu adzan sholat subuh
ia dibangunkan, maksud orang yang membangunkan tadi agar ia bisa sholat subuh berjamaah.
Namun rupanya si pemuda tadi tidak biasa sholat.
Benny Kogoya
Karena masih mengantuk ditambah dengan kebiasaannya tidak sholat tadi, bukannya
merasa berterima kasih malah marah-marah. Keributan pun segera terjadi dan penulis turun
dari kamar lantai atas banyak warga kerumun pemuda tadi ditanya dan menjawabnya orang
lagi asyik tidur datang dibangunkan dan mengundang kemarahan para jamaah. Ada seorang
pemuda yang sebaya dengannya yang merasa sakit hati atas tingkah lakunya.
Andai tidak segera maka pemuda yang kemalaman tadi sudah pasti babak belur dihajar
si pemuda setempat. Sebelum persoalan menjadi berlarut-larut si pemuda tadi disuruh pergi,
biarpun mereka tahu pemuda tersebut masih mengantuk.
Kita tahu bahwa hawa nafsu selalu mengajak manusia untuk menebar keburukan. Setan
bersemayam di dalam hawa nafsu dan setan
menggoda manusia untuk menuruti hawa
nafsunya. Setan selalu punya cara untuk menjerumuskan manusia tanpa pernah pandang bulu.
Bahkan ulama/pendeta sekalipun.
Karyawan yang baik-baik bisa berubah menjadi koruptor dalam sekejab karena bujukan
hawa nafsunya. Melihat tumpukan uang di atas meja kerjanya, hawa nafsunya menggelitik
hatinya, Mulailah ia berandai-andai. Andai uang itu miliknya pasti keinginannya beli mobil
baru kesampaian.
Andai uang itu miliknya pasti ia tidak akan susah memperbaiki rumahnya yang sudah
bolong-bolong atapnya. Andai uang itu miliknya pasti ia tidak akan kerepotan mencari biaya
sekolah bagi anak-anaknya. Pikirannya mulai membayangkan yang bukan-bukan. Maka
berlakulah hukum kesempatan di dalam kesempitan.
Tetapi jika ia kuat menahan hawa nafsunya maka ia tidak mungkin berani berbuat
seperti itu. Ia
harus berpikir sepuluh kali sebelum memutuskan uang kantor itu sebagai
miliknya. Rasionya masih berjalan sehingga bisa memperkirakan apa yang akan terjadi jika
perbuatan itu dilakukan.
Kesimpulannya, kita tidak boleh menuruti hawa nafsu jika menginginkan hidup kita
berjalan teratur dan tertib tanpa ketakutan menerima resiko atas perbuatan buruk kita.
Semestinya kita berusaha meningkatkan kemampuan kita berdisiplin untuk mengimbangi atau
melawan hawa nafsu kita sendiri. Agar kita bisa berdisiplin tinggi maka setiap kali ada hawa
nafsu harus di lawan dengan hati nurani (akal sehat).
Benny Kogoya
D. Sikap Egois Dan Mencari Enaknya Sendiri
Sebut saja namanya Martinus bukan nama benaran alias tamaran. Anaknya luar biasa
nakalnya sehingga kuliahnya berantakan. Pamitnya kuliah tetapi keluyuran ke mana-mana.
Setiap pulang pasti minta uang pada orang tuanya dengan alasan macam-macam. Menginjak
tahun ketiga kuliahnya ia memutuskan berhenti karena tidak betah dengan aturan perkuliahan.
Di kalangan teman-teman kosnya Martinus dikenal sebagai mahasiswa yang egois dan
selalu mencari enaknya sendiri. Martinus bersama ketiga temannya mengontrak rumah di
dekat kampusnya. Sebulan dua bulan masih kelihatan sifat baiknya. Tetapi memasuki bulan
keempat kenakalannya tidak dapat ditutup-tutupi lagi.
Berempat mereka memutuskan untuk memasak sendiri, karena itu mereka mencari cara
terbaik dan termurah agar bisa makan kenyang setiap hari. Mereka bergiliran memasak, setiap
orang dapat giliran selama seminggu. Minggu pertama sampai minggu keempat disesuaikan
dengan jumlah mereka.
Mula-mula semuanya berjalan lancar, mereka bisa makan enak dengan murah, Namun
lama-kelamaan Martinus semakin kelihatan belangnya. Bila tiba gilirannya tiba-tiba ia
menghilang, biasanya menginap di rumah temannya yang lain. Dua atau tiga hari kemudian
baru pulang dan ketika ditagih beralasan tidak makan di rumah. "Gimana, saya sudah
membayar di warung sebelah selama seminggu. Sorry, Ya," ujarnya tanpa merasa bersalah.
Seminggu dua minggu teman-temannya masih berusaha menahan sabar. Berikutnya
mereka sudah tidak peduli padanya. Mereka tetap masak sendiri tetapi tidak mengikut
Martinus. Martinus pernah kelaparan karena kiriman dari orang tuanya terlambat. Tapi ketiga
temannya bersikap cuek, pada hal nasi dan lauk-pauknya tersedia di atas meja. Martinus tidak
berani macam-macam karena ketiga temannya sudah mengancam akan mengeroyoknya jika ia
berani berbuat macam-macam lagi.
Martinus adalah contoh mahasiswa yang tidak berdisiplin karena wataknya yang egois
dan suka mencari enaknya sendiri. Ia harus menanggung akibatnya karena perbuatannya
sendiri yang tidak disiplin. Andai ia mau mengubah perilakunya mungkin teman-temannya
akan kembali berbaik hati kepadanya.
Ada contoh lagi tentang sikap egois yang menghalan seseorang untuk berbuat disiplin.
Kali ini menimpa seorang wartawan. Dua orang wartawan yang sudah akrab datang, sebuah
Benny Kogoya
acara kenegaraan. Ketika acara hampir usai salah seorang minta tolong untuk menunggunya
karena ada keperlua kecil katanya.
Sebagai teman akrab wartawan tadi bersedia menunggu. Tetapi ditunggu beberapa lama
temannya tadi tidak muncul karena takut terjadi apa-apa ia bergegas mencari. Tapi alangkah
kagetnya ketika tahu temannya tadi sedang mewancarai seorang pejabat yang sejak tadi sedang
diburunya.
Betapa marahnya ia, untungnya ia masih bisa menguasai diri. Tanya permisi ia
beranjak pergi, sebenarnya ia ingin mendampraknya habis-habisan. Namun, ia merasa tidak
ada gunanya, lebih baik ia mengalah. Tapi sejak itu ia sudah tidak mau lagi berkawan dengan
temannya tadi.
Soalnya peristiwa tadi bukan untuk pertama kalinya, sebelumnya ia sudah berulang
dibegitukan. Dulu-dulunya setiap kali terjadi ia pasti marah dan temannya tali segera meminta
maaf. Tetapi ketika ia merasa bahwa begitulah karakternya, ia merasa tidak ada gunanya
bertengkar.
Egois bukan saja menghambat manusia dalam membangun disiplin dirinya, tetapi bisa
merusak nilai-nilai persahabatan yang sudah dibangun dengan susah-payah. Karena itu marilah
kita buang jauh-jauh egoisme kita.
Individualitas adalah lapisan keras yang menyelubungi kehidupan rohani seseorang.
Individualitas mendesak, semua yang lain keluar memisahkan dan mengasingkan manusia.
Kita melihat sebagai karakter utama dalam seseorang anak, dan begitulah sebenarnya. Ketika
kita mencampurkan individualitas dengan kehidupan rohani, kita tetap terasing. Sangkar
individualitas adalah sifat kondrati karya Allah yang diciptakan untuk melindungi kehidupan
rohani kita dapat membawa ke dalam persekutuan dengan Dia. Individualitas memalsukan
kerohanian, sama seperti nafsu memalsukan kasih. Allah menciptakan sifat manusia bagi Dia,
namun individualitas merusak sifat manusia bagi tujuannya sendiri.
Karakter individualitas ialah kebebasan berdasarkan kehendak sendiri. Kita akan sangat
merintangi pertumbuhan rohani kita dengan terus memaksakan sifat individualitas kita. Jika
kita berkata “ saya tidak dapat percaya” itu karena individualitas kita yang menghalangi,
individualitas tidak pernah percaya. Namun roh kita tidak dapat menahan diri untuk percaya.
Perhatikanlah diri kita sendiri seksama ketika Roh Allah sedang bekerja di dalam kita. Dia
mendorong kita sampai pada batas individualitas kita di mana satu pilihan harus dibuat. Pilihan
Benny Kogoya
itu adalah antara “saya tidak mau berserah” atau berserah, memecahkan sangkar individualitas
yang keras, yang mengizinkan munculnya kehidupan rohani. Roh Kudus membatasi pada satu
hal (lihat Matius 5 : 23-24). Apa yang ada kita yang menolak untuk berdamai dahulu dengan
saudaramu, adalah individualitas kita. Allah ingin membawa kita bersekutu dengan-Nya tetapi
bila kita mau berserah, Dia tidak dapat melakukannya “ … ia harus menyangkal dirinya…”
menyangkal hak kebebatasnya atas dirinya sendiri. Kemudian hidup yang sejati hidup rohani
mendapat peluang untuk bertumbuh.
E. Contoh Yang Tidak Baik
Disiplin akan sulit berkembang di dalam keluarga yang ambur-adul (broken home).
Perceraian akan membawa dampak buruk bagi anak-anak, bukan semata soal materi tetapi
lebih pada efek negatif psikologis. Rata-rata anak yang tumbuh dari keluarga yang berantakan
akan mengalami ketidakseimbangan hidup. Jiwanya mudah labil, nervous dan mudah putus
asa.
Soni adalah seorang pemuda yang merasa lebih baik ia tidak dilahirkan ke dunia ini.
Orang tuanya bercerai ketika usianya masih kelas empat sekolah dasar. Sebagai anak sulung
dari dua bersaudara ia mengetahui persis proses perceraian tersebut yang diwarnai dengan
pertengkaran setiap hari. Hampir setiap hari ibunya menangis karena dipukuli ayahnya yang
memang kejam.
Setelah bercerai ibunya lari ke luar kota untuk bekerja. Ia tidak tahu ibunya bekerja apa,
namun isu yang berkembang ibunya menjadi pelacur di sebuah kompleks wanita nakal.
Bapaknya kemudian kawin lagi dengan wanita simpanannya. Soni dan adiknya memilih
tinggal bersama nenek dan budenya di desa.
Sejak itu Soni merasa dirinya berubah total. Pertengkaran demi pertengkaran kedua
orang tuanya yang berlangsung di depan matanya membuatnya trauma. Apalagi banyak
tetangganya yang mencibirnya karena katanya ibunya seorang pelacur. Padahal ia adalah anak
yang cerdas, namun perceraian memporak-porandakan masa depannya.
Hingga lulus SMU Soni merasakan rasa minder yang amat kuat. Ia tidak banyak
bergaul, hari-harinya dihabiskan di rumah dengan membaca buku-buku yang ia pinjam dari
perpustakaan. Semenjak perceraian itu bapaknya hampir tidak pernah menengoknya,
Benny Kogoya
sedangkan ibunya sudah lama kembali dan bekerja apa adanya di desa. Untungnya mereka
masih punya sepetak sawah yang cukup untuk makan setiap hari.
Dampak terberat dari perceraian tersebut adalah Soni kehilangan pegangan. Tanya
sepengetahuan orang lain ia kerap minum sampai mabuk di gubuk sawahnya. Kalau sudah
mabuk ia bisa menginap di gubuknya berhari-hari lamanya. Ia tidak berani pulang karena takut
ketahuan ibunya ia mabuk. Ia tidak mau semakin membebani penderitaan ibunya yang sudah
bersusah payah menyekolahkan dirinya hingga lulus SMU.
Dan ketika ia sudah bekerja di sebuah percetakan ia mulai berani main perempuan.
Bukannya tidak ada gadis yang tertarik padanya, namun ia merasa dirinya sudah kotor
sehingga tidak pantas bergaul dengan gadis baik-baik. Laki-laki kotor jodohnya juga
perempuan kotor, begitu alur pikirnya.
Tetapi Tuhan rupanya tidak membiarkan dirinya semakin jauh tersesat ke dalam
kemaksiatan. Lewat tangan seorang penginjil yang dikenalnya sambil lalu di warung lesehan ia
kemudian berubah. penginjil tersebut membimbingnya untuk mendengar firman Allah dan
mengajarinya main musik di gereja.
Di kemudian hari ia dinikahkan dengan adiknya penginjil yang telah mengeluarkan
dirinya dari jurang kegelapan itu. Kini mereka dikarunia dua anak yang masih balita. Mereka
nampak bahagia. Satu hal yang membahagiakan hatinya adalah ia sudah mampu menjadi
dirinya sendiri. Soni sudah berhasil mengatasi traumanya sehingga ia bisa melihat kehidupan
ini dengan pandangan yang lebih indah.
Penulis tahu betul riwayat hidupnya lewat penuturan Soni sendiri yang ditulisnya
sebagai diajari. Katanya siapa tahu kisah hidupnya itu bermanfaat bagi orang lain. Dan
sepenggal kisahnya itulah yang penulis sajikan kepada pembaca dan bukan nama benaran Soni.
Soni menjadi korban dari seorang ayah yang tidak mampu memberi teladan yang baik kepada
anak-anaknya.
Bukankah ada tertulis bahwa : Abraham mempunyai dua orang anak seorang dari
perempuan yang menjadi hambanya dan seorang dari perempuan yang merdeka (Gal 4: 22).
Dalam ayat tersebut Paulus tidak sedang membicarakan tentang dosa tetapi hubungan
kehidupan kondrati dengan kehidupan rohani. Kehidupan kondrati hanya dapat diubahkan
menjadi kehidupan rohani melalui pengorbanan.
Tanpa hal ini seseorang hanya akan
menjalani hidup yang terpecah. Mengapa Allah meminta kehidupan kondrati untuk
Benny Kogoya
dipersembahkan? Allah tidak memintanya. Dalam hal ini. Ia memberi kebebasan kepada kita,
namun kehendak Allah yang sempurna adalah agar kehidupan kondrati diubahkan menjadi
rohani melalui ketaatan. Dosalah yang membuat mengapa kehidupan perlu dipersembahkan.
F. Kesempatan Berbuat Menyimpang
Anda senang menonton tayangan Sergap di RCTI? Acara yang mengambil jam tayang
pukul 12.30 itu di penghujung acaranya menampilkan Bang Napi. Sosok Seorang narapidana
yang menyesali perbuatannya dan suka menasehati orang lain agar tidak menjadi tersesat
seperti dirinya. Kata-katanya yang populer adalah : “Ingat, kejahatan bukan hanya karena ada
niat dari pelaku melainkan karena ada kesempatan!”
Kesempatan tidak selalu berpengaruh positif, bagi orang yang lemah iman kesempatan
merupakan pintu masuk ke jalur penyimpangan. Kesempatan bisa mengubah orang baik-baik
menjadi orang tersadis di dunia. Seorang pemuda yang dikenal alim tiba-tiba dituduh telah
menghamili pacarnya sendiri di luar pernikahan.
Ceritanya begini, suatu sore ia apel ke rumah gadisnya tersebut. Menjelang magirib ia
bermaksud pamit pulang, namun orang tua si gadis memintanya untuk tinggal beberapa waktu
lagi karena hendak pergi ada undangan. Jadilah hanya mereka berdua yang ada di rumah.
Kendati demikian mereka tetap menjaga tata susila.
Sekitar pukul tujuh malam hujan turun dengan deras. Terpaksa mereka pindah ke ruang
dalam sambil menunggu orang tua mereka. Sejam kemudian tidak ada tanda-tanda hujan akan
reda, malahan nampaknya semakin lebat. Di situlah setan kemudian tanpa permisi hadir
sebagai pihak ketiga.
Dimulai dari pegang-pegangan hingga cubitan kecil, mereka pun kemudian semakin
larut ke buaian asmara. Apalagi hujan yang semakin lebat membuat tubuh mereka merasa
kedinginan. Terjadilah apa yang seharusnya tidak boleh terjadi. Setelah sadar mereka hanya
mampu menyesali diri. Hanya sekali perbuatan itu mereka lakukan, namun sudah cukup
membuahkan janin di kandungan gadis yang belum lulus SMU itu.
Cerita di atas adalah contoh betapa kesempatan kerap menggiring manusia ke kancah
kemaksiatan. Kesempatan sering membuat iman seseorang tercerabut dari hatinya dalam
sekejap. Karena kesempatan adalah barang mewah sehingga jarang sekali orang yang
Benny Kogoya
membuangnya dengan sia-sia. Tidak semua orang dapat kesempatan, maka alangkah bodohnya
jika tidak dipergunakan dengan sebaik-baiknya kata dunia.
Orang beriman tidak begitu saja mau menerima kesempatan, ia akan memilah-milahnya
dengan selektif. Jika kesempatan itu bernilai positif, ia tidak akan ragu-ragu memanfaatkannya.
Tetapi jika kesempatan tersebut bernilai negatif, ia akan membuangnya jauh-jauh. Ciri-ciri
kesempatan bernilai negatif adalah permukannya saja yang nikmat, tapi isinya adalah racun.
Seorang pimpinan kantor yang dikenal bersih bisa berubah pikiran ketika ada
kesempatan untuk berbuat korupsi. Apalagi jika ia pas sedang butuh uang untuk biaya ini dan
itu, maka biasanya tidak menunggu lama sudah disambarnya dengan cepat. Resiko dipikir
belakangan saja. Itu tidak ada yang tahu.
Ajaran kebenaran mengajarkan agar umatnya tidak mendekati zina. Mendekati saja
tidak boleh, apalagi berbuat zina. Ini menunjukkan bahwa kesempatan seringkali menjadi tak
terkontrol di tangan manusia. Rupanya Tuhan mengetahui persis kelemahan manusianya,
sehingga memberikan peringatan sejak dini agar tidak melewati zona yang berbahaya tersebut.
Sekali lagi terbukti, bahwa motivasi spiritual menjadi benteng bagi manusia dari
ancaman dan serangan mematikan virus-virus penyimpangan yang sebenarnya tidak
diinginkan. Intinya, tidak semua kesempatan itu bagus, kalau tidak hati-hati malah berakibat
buruk.
Kita harus memerangi suasana hati, perasaan dan emosi kita untuk masuk dalam
penyerahan sempurna kepada Allah. Kita harus keluar dari pengalaman dunia kita yang sempit
untuk masuk dalam penyerahan kepada-Nya. Kita berpikir bahwa Allah memberikan hadiah
bagi kita atas iman kita. Namun sesungguhnya kita tidak mendapatkan apa-apa melalui iman
membawa kita kepada hubungan yang baik dengan Allah dan memberi-Nya kesempatan untuk
bekerja. Sering kali Allah membiarkan kita mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan
bagi kita sebagai umat-Nya agar kita dapat langsung berhubungan dengan Dia.
Allah ingin kita mengerti bahwa kita harus menjalani kehidupan iman, dan bukan
sekendar kehidupan yang hanya menikmati berkat-berkatnya. Awal dari kehidupan iman kita
sangat sempit dan penuh ketengangan, serta hanya berpusat pada sedikit pengalaman yang
melibatkan emosi maupun iman. Iman dari sifat hakiki haruslah diuji dan dicoba.
Dan
pencobaan yang sesungguhnya atas iman itu bukanlah bahwa kita sulit mempercayai Allah,
namun bahwa karakter Allah harus terbukti dapat dipercaya menurut pikiran kita.
Benny Kogoya
Iman yang direalisasikan harus mengalami masa-masa yang sulit. Janganlah
menyamakan pencobaan atas iman kita dengan usaha mendisiplikan hidup yang biasa, karena
bagian yang terbesar dari apa yang kita sebut sebagai pencobaan atas iman adalah bagian dari
kehidupan yang tak dapat dielakkan. Iman sebagaimana yang diajarkan dalam Alkitab adalah
iman kepada Allah walaupun banyak hal-hal lain bertentangan dengan Dia. Sebuah iman yang
berkata. “ Aku akan tetap setia pada karakter Allah apa pun yang ia lakukan terhadapku.”
Ekspresi iman yang tertinggi dan terbaik dalam seluruh Alkitab adalah sekalipun Allah akan
mencabut nyawaku, aku akan tetap mempercayakan diriku kepada-Nya (Ayub 13 : 15).
G. Tidak Merasa Berdosa
Bangsa Jepang konon dianggap sebagai bangsa yang tidak memiliki konsep tentang
dosa. Benarkah demikian? Apakah dengan tidak adanya konsep tersebut bangsa Jepang
kemudian menjadi bangsa yang biadab dan barbar? Semuanya masih butuh peneiitian, dan
kabar tersebut belum tentu kebenarannya. Mungkin memang tidak punya konsep dosa, namun
punya konsep lain yang hampir sama.
Dosa itu apa? Bagaimana lahirnya dosa? Ada yang mengatakan bahwa orang yang
menyesali perbuatannya berarti ia telah berbuat dosa. Seperti dulu ada orang Wang bahwa
semua makanan itu halal asal tidak muntah saja. semua itu argumentasi yang sangat tidak
bertanggungjawab. Kalau ukurannya menyesal, sekarang ini banyak pelaku dosa yang tidak
menyesali perbuatannya.
Dalam konteks agama berdosa artinya melakukan sesuatu yang dilarang oleh Tuhan.
Seperti menceritakan Mob itu jelas berdosa, walaupun diceritakan pelakunya sambil tertawatawa. Betapa enaknya jika hanya mengkaitkan dosa dengan penyesalan seperti haram dengan
muntah. Makan babi itu menurut hukum Islam haram walaupun rasanya konon lezat sekali.
Bagaimana rasanya hidup jika tidak pernah merasa berdosa? Mungkin, apapun bisa
dilakukan. Tanpa konsep dosa berarti tak ada bedanya halal dan haram. Tanpa konsep dosa
berarti tidak ada norma, etika, status susila, budaya malu dan sebagainya. Orang yang tidak
merasa berdosa berarti dirinya tidak mengenal Tuhan.
Bagi orang semacam itu disiplin jelas bukan .konsep yang bagus. Ia jelas tidak akan
mau dipusingkan dengan disiplin, wong dosa saja tidak dipedulikan apalagi disiplin. Tidak
merasa berdosa menunjukkan pribadi yang secara spiritual berada di titik paling bawah.
Benny Kogoya
Keberadaannya di titik nadir kehidupan dan kalau mati tempatnya mungkin di keraknya neraka
munurut pikiran kita, tetapi rencana Allah bagi setiap orang berbeda waktunya.
Banyak orang seperti ini di lingkungan kita sendiri. Mereka bersikap cuek terhadap
sekitarnya, egonya terlalu tinggi sehingga jiwa sosialnya tidak nampak sama sekali. Waktunya
hari minggu untuk beribadah, malah asyik tidur karena malam minggu merasa hari panjang
dan bangun kesiangan main-main kartu tinggal di rumah. Malam-malam kedapatan mabuk
sambil mulutnya mencerabau.
Ia melakukan semua itu dengan tenang dan mungkin profesional. Buktinya ia
melakukannya seolah tak merasa berdosa. Istrinya minta uang belanja malah ditanggapi
dengan senyum-senyum menjengkelkan. Tidak merasa berdosa berarti tidak merasa memiliki
tanggungjawab baik kepada dirinya sendiri, orang lain maupun kepada Tuhan.
Manusia yang modelnya demikian memang susah diajak berdisiplin. Mungkin ketika
masih kecil orang tuanya lupa mengajari bagaimana caranya berterima kasih kepada Tuhan.
Mungkin keluarganya berantakan sehingga ia menjadi anak jalanan yang tidak tahu apa itu
etika, norma, susila atau apapun dilakukan asal perutnya kenyang dan pikirannya senang.
Tapi bukan berarti tidak bisa. Modalnya hanya ketelatenan dan kesabaran. Jangan
langsung mengajarkan kedisiplinan, tapi carilah bahasa yang lebih persuasif. Tunjukkan apa
akibat baik dan buruknya dari perilaku berdisplin. Mulailah dari hal-hal yang paling kecil dan
ringan seperti diajarkan oleh KH Abdullah Gym mulai dari sederhana sampai lebih sulit
rasanya ringan kalau sudah terbiasa dilakukannya.
Katakan kepadanya mabuk itu tidak baik bagi kesehatan. Orang yang suka mabuk
mudah diserang penyakit sehingga tidak bisa bekerja dengan baik. Jika tidak bisa bekerja
berarti tidak nemperoleh uang. Jika tidak ada uang berarti tidak dapat makan siapa yang masih
mau memberi makan orang yang suka mabuk? begitu seterusnya sampai si pelaku menyadiri
bahwa apa yang dilakukannya selama ini salah.
Hal seperti di atas ini sudah terbiasa ditemukan di mana-mana yang disebut penyakit
masyarakat. Umumnya disembuhkan lebih mudah melalui orang lain, tetapi namanya penyakit
manusia yang berikut ini sulit disembuhkan oleh siapapun kecuali kita serahkan kepada Roh
Allah yang mampu menyembuhkan manusia yaitu namanya penyakit Perasaan, pikiran,
kehendak dan perbuatan yang ada di dalam manusia. Manusia memiliki jenis penyakit ini tidak
Benny Kogoya
pernah rasa dosa kalau perasaan, pikiran, kehendak dalam diri manusia. Kita tahu bahwa
bagaimana manusia pertama, Iblis menguasa perasaan, pikiran dan kehendak manusia.
Selama ini orang tahu hanya perbuatan manusia pertama memetik buah tetapi sebelum
perbuatan itu ada perasaan, pikiran dan kehendak manusia itu memberi peluang untuk
melakukannya, jika tidak mendasari perasaan, pikiran dan kehendak lain ceritanya. Tetapi
setelah itu baru manusia tahu bahwa jauh ke dalam dosa, sama halnya dengan kehidupan kita
sekarang perasaan mendorong emosi kita, pikiran mampu berimagenasi hal-hal yang tidak
dapat dilihat orang lain, kehendak selalu mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dengan
lingkungan sekitarnya.
Kita merasa tidak pernah berbuat dosa seperti pencurian, pembunuhan, persinahan dan
kejahatan sejenis lainnya tetapi dosa yang ada di dalam kita melalui perasaan, pikiran,
kehendak itu selalu melekat pada manusia tanpa terkecuali, tetapi anehnya kita sulit mengakui
dosa ini. Dosa ini telah berakar dalam manusia, sehingga sudah menjadi darah daging dalam
manusia dan tidak bisa merasa berdosa jika perasaan, pikiran dan kehendak terus bertumbuh
dalam manusia.
VI. RUANG CAKUPAN DISIPLIN
Dsiplin bukan hanya sebatas soal tertib waktu seperti yang kita pahami selama ini.
Disiplin mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar.
Mulai dari yang paling ringan sampai yang paling besar. Setiap persoalan selalu terkandung di
dalamnya aspek kedisiplinan.
Di bawah ini ada sejumlah aspek kedisiplinan yang berhasil dihimpun penulis. Ini
hanya sebagian contoh saja, namun kiranya dapat merepresentasikan pemahaman kita tentang
Benny Kogoya
aspek-aspek kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari kita belajar sendiri dan yang berikut ini
hanya ada beberapa saja penulis sajikan sebagai berikut :
A. Disiplin Terhadap Kewajiban Agama
Menurut penulis disiplin yang utama adalah disiplin terhadap kewajiban beragama.
Sebagai orang beriman kita diwajibkan untuk mendisiplinkan diri dengan cara melaksanakan
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangannya. Contohnya yang paling sederhana
adalah disiplin dalam melaksanakan berdoa setiap hari bukan karena waktu makan dalam
sehari tiga kali makan tetapi atas kesadaran kita kepada Allah dinamapun kita berada ada,
karena ini sebagai kewajiban kita kepada Allah seperti anak kecil baru belajar sesuatu yang
terus bertanya kepada orang yang terdekat dengannya.
Kita tahu bahwa di dalam agama persyaratan wajib bersyukur kepada Allah pencipta
merupakan kesadaran manusia yang makhluk yang namanya mulia di hadapan penciptanya,
karena memiliki akal budi yang tinggi dibanding penciptaan makhluk lainnya di bumi. Artinya
ada hubungan yang paling dekat keberadaan manusia dengan Allah dalam berkomunikasi
setiap hari, sebab bumi dan segala isinya adalah kepunyaan Allah, karena Allah telah
mengijikan kepada manusia boleh melakukan segala aktivitas yang ada di atas bumi asal
manusia harus tahu tentang hak dan kewajibannya sebagai makhluk ciptaan Allah.
Ibadah adalah dimensi religius yang membentuk pribadi yang penuh disiplin. Dengan
sholat lima waktu, seorang muslim bukan saja bisa memiliki disiplin waktu tetapi juga mampu
mendisiplinkan diri dalam berkomunikasi dengan Tuhannya. Bukankah sholat adalah media
komunikasi antara manusia dengan Allah?
Dari aspek sholat pula umat Islam kemudian memperoleh disiplin yang lain seperti
disiplin mandi, bangun pagi, berdoa, dan sebagainya. Kesemuanya itu merupakan aspek
keagamaan yang saling berkait. Islam menjunjung tinggi kebersihan baik kebersihan lahir
maupun batin. Dan mandi adalah salah satu pendukung kebersihan tersebut.
Berdoa juga merupakan anjuran karena Allah aka memberi cap pada umat-Nya sebagai
manusia yang sombong, jika tidak mau berdoa kepada-Nya. Bermohonlah kepada-Ku kata
Allah niscaya akan Aku kabulkan. Syarat terkabulnya doa adalal menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada-Nya.
Benny Kogoya
Agama mengajarkan manusia berbagai aspek kedisiplinan yang akan berguna bagi
manusia itu sendiri. Agama itu sendiri artinya teratur dan Tuhan menyukai segala sesuatu yang
serba teratur. Dunia ini diciptakan Allah dengan keteraturar karena Allah adalah Dzat Yang
Maha Disiplin.
Manusia mempunyai kewajiban untuk bertekun kepada Allah. Ketekunan berarti lebih
daripada daya tahan. Hidup seorang percaya ada di tangan Allah, seperti busur dan anak panah
di tangan seorang pemanah. Allah membidik sasaran tertentu yang tidak dilihat oleh orang
tersebut, Ia harus merentangkan dan menegangkan, dan sebentar-sebentar orang percaya itu
mengeluh. “ Aku tidak sanggup lagi menanggungnya.” Namun Allah tidak menghiraukannya.
Dia terus merentangkan sampai sasaran-Nya terlihat lalu dilepaskan-Nya anak panah itu.
Percaya diri kita di tangan Allah. Adakah sesuatu dalam hidup kita yang membutuhkan
ketekunan sekarang? pertahankan hubungan yang akrab dengan Allah melalui ketekunan iman.
Berserulah seperti Ayub, walaupun dia membutuhkan, namun aku akan percaya kepada-Nya
(Ayub 13 : 5).
Iman bukanlah perasaan lemah dan ibah diri, melainkan keyakinan yang kuat dan
bersemangat yang dibangun berdasarkan kenyataan bahwa Allah itu kasih yang suci. Dan
walaupun kita tidak dapat melihat-Nya sekarang dan tidak dapat memahami hal yang sedang
dilakukan-Nya, tetapi kita mengenal Dia. Bencana terjadi dalam hidup kita bila kita tidak
meyakini bahwa Allah itu kasih yang suci. Iman adalah menyerahkan diri dengan penuh
keyakinan kepada Allah.
Allah memberikan semua milik-Nya dalam Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita,
dan sekarang Dia ingin kita memberikan semua yang kita miliki dengan yakin sepenuhnya
kepada-Nya. Ada segi-segi dalam hidup kita yang di dalamnya iman belum bekerja segi-segi
yang belum disentuh oleh kehidupan Allah. Dalam kehidupan Yesus Kristus tidak ada segisegi seperti itu, dan seharusnya demikian pula dalam hidup kita. Yesus berdoa “Inilah hidup
yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau… “ (Yohanes 17 : 3). Arti sesungguhnya
dari hidup kekal ialah hidup yang mampu menghadapi apa pun yang harus di hadapi tanpa
bimbang. Jika kita mau menerima pandangan ini, hidup kita menjadi luar biasa. Allah sedang
mendisiplinkan kita untuk mengantar kita memasuki pusat kuasa ini.
Benny Kogoya
B. Disiplin Terhadap Aturan dan Undang-undang
Sebagai warga negara yang baik kita diwajibkan untuk disiplin terhadap aturan dan
Undang-undang negara kita. Kita wajib taat dan patuh kepada aturan dan Undang-undang
karena duanya dibuat untuk memberikan aspek keteraturar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Negara akan tertib dan teratur jika seluruh warga negara tunduk dan patuh pada
undang-_undang negara ini.
Ada banyak aturan dan undang-undang yang dibentuk negara yang kita kenal selama
ini. Ada Undang-undang Dasar 1945, Peraturan Pemerintah, Peraturan Pemerintah Pengganti
Udang-undang, Tap MPR, Keputusan Presiden, Peraturan daerah, KUHP dan lain-lain. Sudah
menjadi kewajiban kita semua tak tunduk dan patuh terhadapnya.
Masing-masing memiliki fungsi sendiri-sendiri, tetapi semuanya bertemu di satu muara
yakni kedisiplinan. semua jenis Undang-undang tersebut dibuat agar warga negara bisa hidup
teratur dan tertib, adil dan sejahtera. Karena hanya dengan keteraturan dan ketertiban
pembangunan negara bisa berlangsung dengan aman dan lancar.
Untuk membuat efek jera dan memberi hukuman yang setimpal disusunlah Kitab
Undang-undang Hukum Pidana dan perdata (KUHP +KUH Perdata). Ada aparat penegak
hukum yang terdiri dari polisi, jaksa dan hakim. Warga negara yang melakukan pelanggaran
terhadap pasal-pasal yang terdapat di dalamnya akan terancam dengan hukuman yang
disesuaikan dengan kadar kesalahannya.
Pernahkah kita membayangkan sebuah negara tanpa polisi, jaksa dan hakim? Mungkin
saja ada tapi adanya mungkin sana nun jauh di negeri antah berantah. Undang-undang dibuat,
karena kelemahan manusia sendiri yang tidak selalu bisa menahan dirinya untuk berbuat
kejahatan.
Koruptor bebas berkeliaran, pencuri leluasa menjalan aksinya, tindak kriminalitas
menjamah seluruh aspek kehidupan Negara akan menjadi neraka terbesar di dunia karena para
pelaku aksi kejahatan bisa lenggang kangkung disebabkan ketiada aparat penegak hukum dan
aturan hukum yang mengayomi warga negaranya. Semua orang akan berlomba-lomba menjadi
penjebat karena tidak ada hukum yang bisa menyentuhnya.
Inikah negara yang kita impikan? Ketidakdisiplinan sama artinya dengan membiarkan
kebiadaban dan kebarbaran mencapai puncak kekejamanannya. Karena itu seluruh warga
Benny Kogoya
negena wajib dipaksa berdisiplin dengan cara patuh dan tunduk pada aturan dan undangundang.
Undang-undang penghakiman yang tidak berubah. “ Karena dengan penghakiman yang
kamu pakai untuk menghakimi kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk
mengukur, akan diukurkan kepadamu” (Matius 7 : 2). Pernyataan ini bukanlah sekedar teori,
melainkan hukuman Allah yang kekal. Penilaian apa pun yang kita berikan akan dipakai untuk
menilai kita kembali, dan tidak seperti Undang-undang atau pun ukuran hukum lain di dipakai
dunia.
Ada perbedaan antara balas dendam dan jasa. Yesus berkata bahwa dasar kehidupan
adalah balas jasa, ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukur kepadamu. Cara kita
membayar merupakan cara yang digunakan kehidupan untuk membayar kembali kepada kita.
Hukum abadi ini berlaku dari takhta Allah turun kepada kita (lihat mazmur 18 : 26-27).
Roma 2 : 1 menerapkannya bahkan dalam cara yang lebih tegas dengan menyatakan
bahwa orang yang mengecam orang lain, dia justru bersalah dalam hal yang dikencamnya.
Allah tidak hanya memandang pada tindakan itu sendiri, tetapi juga pada kemungkinan
melakukannya, yang dilihat-Nya dengan memeriksa hati kita. Sebagai awal, kita tidak
mempercayai pernyataan-pernyataan Alkitab.
Misalnya sungguhkah kita mempercayai
pernyataan yang menyebutkan bahwa kita mengecam orang lain, mengenai hal-hal yang kita
sendiri juga bersalah di dalamnya? Kita melihat kekurangan orang lain karena itu ada di dalam
hati kita sendiri. Sifat khas terbesar dari seorang kudus ialah kerendahan hati, seperti
dibuktikan oleh kesanggupan untuk berkata dengan jujur dan rendah hati.
Yesus bersabda “ jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi” (Matius 7 :
1). Jika kamu menghakimi, maka kamu akan dihakimi tepat dengan cara yang sama, siapakah
di antara kita yang berani berdiri di hadapan Allah dan berkata “ Allahku, akimilah aku seperti
aku telah menghakimi orang lain? Kita telah menghakimi orang lain sebagai para
pemberontak, maka Allah akan menghakimi kita dengan cara yang sama, kita akan di hukum
ke neraka. Undang-undang Allah di langgar siapapun tidak ada tawar-menawar atau main
sokong untuk lepas dari hukuman-Nya seperti hukum yang ada di Indonesia. Kecuali atas
dasar penebusan yang ajaib oleh salib Kristus.
C. Disiplin Waktu
Benny Kogoya
Setiap kali kita bicara tentang disiplin, selalu terbayang di pelupuk mata kita tentang
waktu. Disiplin sering kita identikkan dengan ketepatan waktu, pada hal itu tidak benar. Tapi
bicara tentang disiplin tidak enak rasanya jika tidak menyangkut-pautkannya dengan waktu.
sebab, pada hakekatnya, seluruh aspek kehidupan tidak lepas dari masalah waktu.
Kehidupan adalah waktu juga sejatinya. Masa lalu, masa kini dan masa depan adalah
perjalanan waktu yang mengiringi langkah kaki manusia menapaki hidupnya. Orang semakin
gandrung pada waktu, sehingga penulis sendiri merasa tertantang untuk mendalami masalah
waktu. Waktu begitu menggoda manusia.
Waktu bisa membuat manusia bahagia dan waktu pula yang menyebabkan manusia
sengsara. Seseorang bisa sukses jika ia memberikan apresiasi yang tinggi terhadap waktunya.
Setiap detik diperhitungkan dengan seksama sehingga tidak ada waktu yang terbuang dalam
hidupnya. Disiplin waktu akan mengantarkan manusia meraih impiannya.
Betapa pentingnya disiplin waktu sehingga banyak istilah populer tentangnya. Ada
istilah waktu adalah uang, waktu ibarat mata pedang dan ada pula yang mengatakan bahwa
waktu adalah dimensi ketiga kehidupan. Saat ini waktu sudah menjadi komoditas yang mahal
harganya, tak kalah mahalnya dengan emas dan berlian.
Tentang mahalnya waktu bisa kita lihat di bursa saham. Dalam hitungan menit bahkan
detik, sebuah saham bisa naik atau turun dengan drastis. Di bursa saham itu para pialang saham
bisa kaya dalam sekejab mata atau mati mendadak gara-gara sahamnya anjlok serendahrendahnya dalam hitungan menit.
Seorang prajurit harus benar-benar mampu memperhitungkan waktunya dengan tepat,
kapan harus menyerang dan kapan harus mundur. Sedetik saja kalah cepat membidik nyawa
bisa melayang ke alam kubur. Seorang nelayan harus hapal benar kapan waktunya harus
melaut dan kapan harus minggir ke pantai.
Ada seorang mahasiswa yang gagal menjadi wartawan gara-gara terlambat lima belas
menit dari waktu yang ditentukan untuk mengikuti tes terakhir di sebuah penerbitan terkenal.
Sambil merengek-rengek ia minta diberi kesempatan sekali, namun petugas tetap menolak
permintannya. "Bagaimana mungkin Anda akan menjadi wartawan profesional jika Anda tidak
punya apresiasi yang tinggi terhadap waktu," ujar petugas tersebut.
Benny Kogoya
Contoh yang lain adalah masa pemilihan Presiden. Pendaftaran pemilih ditetapkan
sejak pukul tujuh pagi, hingga pukul satu siang. Di luar waktu itu dianggap tidak mendaftarkan
diri dan ditolak. Seorang pemilih yang ngotot minta diperbolehkan memilih ketika jam dinding
menunjukkan angka siang terpaksa harus berurusan dengan bagian keamanan.
Hidup ini sangat berharga. Waktu manusia untuk hidup di dunia ini terbatas maksimal
usia manusia mencapai 70 tahun, jika lebih kuat bisa mencapai 80 tahun (Mazmur 90 : 10).
Dengan demikian kita bisa hitung detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun dikalikan
dengan pencapaian usia seseorang akan bisa kita ketemu angka pencapaian usia seseorang di
dunia dibanding setelah meninggal dunia tinggal
berapa lama seseorang di dunia sulit
diprediksi, kecuali tunggu waktu untuk pengandilan akhirat tidak ada manusia yang tahu
kecuali Allah sendiri mengetahui akhir jaman dunia ini. Semua ajaran agama di dunia ini
mengakui hal ini kecuali mereka yang tidak memeluk agama, mereka merasa dunia ini abadi
dogtrinnya.
D. Disiplin Perencanaan
Bukan hanya waktu, untuk meraih sukses kita harus memiliki disiplin perencanaan.
Perencanaan yang baik akan memberikan efek positif terhadap pekerjaan yang kita tekuni.
Perencanaan menjadi salah satu unsur terpenting di dalam perusahaan. Sukses tidaknya
seseorang atau perusahaan biasanya ditentukan oleh perencanaan.
Hidup bukan hanya soal waktu, tetapi tentang bagaimana upaya kita merencanakan
kehidupan itu sendiri. Hidup seperti apa yang kita inginkan, apa yang menjadi cita-cita kita.
Cita-cita itu sendiri berarti suatu perencanaan. Kita punya cita-cita artinya kita sedang
merencanakan sesuatu. Bukan cita-cita namanya jika belum direncanakan.
Semestinya sejak kecil kita sudah terbiasa untuk memiliki disiplin perencanaan. Sernua
aspek kehidupan hendaknya kita rencanakan dengan baik. Perencanaan itu ibaratnya koridor,
jalan yang seharusnya kita lalui. Mungkin saja kehidupan kita selanjutnya tidak sesuai dengan
rencana tapi setidaknya kita sudah punya arah. Andai ada penyimpangan agaknya tidak akan
terlalu jauh dibanding bila tanpa perencanaan sama sekali.
Setiap orang harus punya rencana. Seorang penulis harus punya rencana sebulan atau
setahun ke depan tentang tema tulisannya. Bulan-bulan Juni dan Juli sudah direncanakan
menulis tentang dunia pendidikan karena pada bulan itu diadakan pendaftaran siswa baru.
Benny Kogoya
Bulan Agustus menulis tentang semangat kepahlawan karena pada bulan Agustus ada perayaan
ulang tahun kemerdekaan.
Seorang wartawan tidak boleh melupakan notes untuk mencatat rencana apa saja yang
akan dilakukan hari itu. Misalnya, jam 8 makan bersama Bupati, jam 12 siang mengikuti
sidang paripurna ke dewan. Jam 13:30 meluncur ke kantor polisi siapa tahu ada berita criminal
siang itu. Jam 5 sore semua tulisan harus dikirim ke redaksi. Dan jam 8 malam asyik bermain
dengan kawan-kawannya di warung lesehan seperti biasanya.
Hidup ini dengan rencana jauh lebih efektif dibandingkan sebaliknya. Andai seorang
penulis tidak punya rencana apa yang seharusnya ditulis, pasti mengalami kesulitan hanya
untuk mencari tema yang tepat. Ketika sudah ketemu temanya ternyata momentnya sudah tidak
tepat. Menulis dunia pendidikan di saat orang lagi asyik dengan coblos, pasti kurang memiliki
daya tarik.
Seorang wartawan yang hanya mengandalkan insting dan apa peristiwa hari itu bisa
dipastikan ia akan mengalami kekeringan berita. Karena tugas wartawan bukan saja menajikan
peristiwa hari itu, melainkan juga memasukkan unsur kedalaman pada beritanya, artinya
direncanakan.
Perencanaan adalah rahasia untuk melihat segala sesuatu dengan jelas. Seorang
pemercaya tidak hanya berpikir dengan jelas, tetapi juga harus melihat dengan jelas tanpa suatu
kesulitan. Kita tidak dapat berpikir melalui kebingungan rohani untuk membuat segala
sesuatunya jadi jelas; untuk membuat segala sesuatunya jelas, kita harus patuh. Dalam hal akal
kita dapat berpikir untuk memperoleh pemecahannya, tetapi dalam hal rohani, dengan berpikir
kita hanya akan semakin melantur dan semakin bingung. Jika ada sesuatu dalam hidup kita
yang atasnya Allah telah meletakan tekanan-Nya, hendaklah kita mematuhi Dia dalam hal itu.
Bawalah semua perdebatan dan… setiap pikiran untuk ditawan menuju kepatuhan
kepada kristus dan segala sesuatu akan menjadi jelas bagi kita
( lihat 2 Konrintus 10 : 5).
Kemampuan nalar kita akan datang kemudian, tetapi penalaran bukanlah cara untuk melihat.
Kita melihat seperti anak kecil, dan bila kita mencoba menjadi bijaksana maka kita tidak
melihat apa-apa (lihat Matius 11: 25).
Bahkan hal terkecil dalam hidup kita yang kita biarkan tanpa pengendalian Roh Kudus
cukup ampuh untuk menyebabkan kebingungan rohani, dan menghabiskan waktu untuk
memikirkannya tetap tidak akan membuatnya jelas. Kebingungan rohani hanya dapat
Benny Kogoya
ditaklukan melalui kepatuhan. Begitu kita patuh, kita mempunyai pengertian. Ini memang
memalukan, karena bila kita bingung maka kita tahu alasannya terletak dalam keadaan pikiran
kita. Akan tetapi bila daya penglihatan lahiriah kita diabdikan dan ditundukkan dalam
kepatuhan kepada Roh Kudus, itu menjadi daya untuk memahami kehendak Allah, dan seluruh
hidup kita dipelihara dalam kesederhanaan.
E. Disiplin Anggaran dan Biaya
Dalam menyusun target biasanya ada tiga aspek penting yang paling berkaitan, yakni
waktu, rencana dan biaya anggaran. Suatu target dikatakan berhasil jika tepat waktu, tepat
rencana dan tepat anggaran. Apabila salah satunya mengalami ketidaktepatan, maka hasil
akhirnya biasanya tidak sesuai dengan rencana.
Ketiganya merupakan faktor penting yang tidak boleh dilupakan. Bisa saja target
selesai tepat waktu, tetapi ternyata tidak tepat rencana karena tidak tepat anggaran. Waktunya
memang tepat namun anggaran yang dikeluarkan dua kali lipat dari yang direncanakan,
sehingga keuntungan yang diperoleh perusahaan berkurang lima hampir separuhnya.
Ada seorang pengusaha pengekspor selai pisang ke Jerman. Ia sudah menandatangani
MOU yang salah satu butirnya tertulis bahwa setiap satu bulan sekali eksportir harus mengirim
satu ton selai pisang ke pihak importir. Perjanjian itu berlaku mulai bulan ketiga sejak
penandantangan tersebut. Apabila permintaan tersebut tidak terpenuhi, maka MOU akan dikaji
ulang.
Kesempatan emas tersebut tentunya tidak akan disia-_siakan begitu saja. Pengusaha
tadi berusaha mati-matian memenuhi permintaan mitra kerjanya. Namun sayang karena belum
berpengalaman biaya yang dikeluarkan ternyata jauh melebihi plafon yang tersedia. Demi
memenuhi target, maka ia terpaksa hutang ke sana ke mari untuk biaya-biaya yang tak tercover
sebelumnya.
Ia memang berhasil mengekspor pisang selainya tepat waktu, tetapi pada ekspor
perdana itu ia malah menderita kerugian cukup banyak. Barulah pada pengiriman yang ketiga
kalinya ia meraup keuntungan setelah ia dengan susah payah membenahi manajemen anggaran
dan membuat perencanaan yang lebih baik.
Benny Kogoya
Dulu sebelum krisis moneter kita mengenal istilah tight money polecy (kebijakan uang
ketat). Intinya adalah penghematan terhadap sejumlah mata anggaran yang dipandang masih
bisa disederhanakan lagi. Untuk model yang sama berlaku pula di dalam urusan rumah tangga.
Sekali lagi prinsipnya adalah kemampuan untuk memilah-_milah mana kebutuhan dan
keinginan. Kebutuhan tingkatannya berada di atas keinginan. Contohnya makan, biaya sekolah
adalah kebutuhan, sedangkan televisi, DVD adalah keinginan. Seseorang bisa dikatakan
memiliki disiplin anggaran jika ia mendahulukan kebutuhan daripada keinginan.
Dalam situasi anggaran yang pas-pasan seorang pimpinan harus mampu melakukan
penghematan sehingga kebutuhan perusahaan bisa tertangani dengan baik, sehingga tidak
mengakibatkan kegoncangan yang berarti. Yang harus ada adalah anggaran untuk gaji
karyawan, sehingga yang lain bisa menyusul atau dihapus jika anggarannya memang tidak ada.
Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah (lihat Mazmur 46 : 11). Ketekunan itu
lebih daripada daya tahan. Ketekunan adalah daya tahan yang digabungkan dengan keyakinan
mutlak dan kepastian bahwa hal yang kita cari itu akan terjadi. Ketekunan berarti lebih
daripada sekedar bertahan terus yang mungkin hanya menunjukkan ketahanan kita akan
kehilangan pandangan jauh. Ketekunan adalah usaha kita yang gigih untuk tidak percaya
bahwa pahlawan kita akan ditaklukan. Ketakutan kita yang terbesar bukanlah bahwa kita akan
dihukum, melainkan bahwa entah bagaimana Yesus Kristus akan dikalahkan. Juga kita takut
bahwa hal-hal yang dilakukan oleh Tuhan kita, kasih keadilan, pengampunan dan kebaikan di
antara umat manusia takkan menang pada akhirnya dan mengambarkan sasaran kita yang tidak
tercapai.
Jika harapan kita agaknya mengalami kekecewaan sekarang ini, itu berarti bahwa
harapan kita itu sedang dimurnikan. Setiap harapan atau impian manusia akan digenapi jika itu
mulia dan berasal dari Allah. Akan tetapi salah satu ketengangan terbesar dalam kehidupan
adalah ketegangan mematikan Allah. Dia membawa penggenapan “ karena engkau menuruti
firman-Ku untuk tekun… (Wahyu 3 : 10)
F. Disiplin Hierarki Kepangkatan
Profesionalisme pada intinya adalah disiplin dalam tataran hierarki kepangkatan.
Profesionalisme didasarkan pada kualitas kinerja, dan prosedur kepangkatan yang berlaku.
Benny Kogoya
Profesionalisme tidak mengenal suka atau tidak suka (like or dislike). Profesionalisme juga
tidak mengenal hubungan kekerabatan, perkoncoan, hutang budi atau sejenisnya.
Mungkin ada sedikit beda pandangan jika profesionalisme itu diterapkan di dunia
kemiliteran. Karena di sana ada yang namanya senioritas, namun di era reformasi ini rupanya
sudah tidak berlaku lagi. Untuk menduduki suatu jabatan tidak berlaku senioritas, tetapi figur
yang paling layak meskipun masih yunior.
Namun apabila ada dua calon yang sama-sama kuat tetapi yang satu senior dan yang
lain yunior, baik di kalangan sipil maupun militer tradisi senioritas itu masih berlaku. Mungkin
alasannya semata-mata sebagai penghormatan, sebab bagaimanapun yang lebih dulu bekerja
berhak untuk mendapatkan kesempatan pertama.
Baru-baru ini ada seorang kepala kelurahan yang diangkat menjadi seorang kepala
kecamatan. Kasus ini menimbulkan iri hati di kalangan pejabat karena menurut mereka
disamping masih yunior prestasinya juga biasa-biasa saja. Masih menurut mereka yang iri hati
itu masih banyak orang lain yang lebih senior dan berprestasi yang lebih layak atas jabatan
tersebut.
Sejumlah Surat kaleng jatuh di tangan Baperjakat. Namun Baperjakat tidak goyah pada
keputusannya meskipun surat-surat tersebut lebih banyak benarnya daripada salahnya. Lantas
apa yang sebenarnya terjadi? Usut punya usut ternyata pengangkatan tersebut atas instruksi
langsung dari Big Bos.
Lurah tadi diangkat lantaran memiliki kedekatan pribadi dengan Big Bos. Apakah
kasus semacam ini hanya terjadi sekali dua kali? Kalau kita mau jujur, hampir setiap kali ada
proses mutasi, promosi, demosi terselip di dalamnya unsur suka dan tidak suka. Tidak murni
profesionalisme.
Akibat dari ketidakdisiplinan hierarki kepangkatan ini maka berlaku budaya 'ngathok'
dan upeti. Merasa dianakemaskan, sebagai balas budinya dirinya setor upeti kepada atasannya.
Dan untuk menjadi seorang pejabat tidak perlu harus pintar dan berprestasi, cukup dengan
'ngathok' atau menyuruh istrinya aktif di PKK dan Dharma Wanita. Inilah cara lebih efektif
daripada susah payah bekerja. Doktrin Republik ini punya cara demikian.
Musa adalah seorang pemimpin yang andal. Kemampuannya memimpin telah memberi
inspirasi bagi banyak orang, terutama dalam hal mempersiapkan pemimpin yang akan
mengantikannya. Pada saat itu Musa sedang mengemban segudang tugas dan tanggungjawab.
Benny Kogoya
Kesadaraan akan pentingnya mempersiakan pemimpin penerus, telah mendorong Musa
menggumuli kebutuhan yang sangat mendesak dan kritis ini. Salah satu mata rantai dalam
lingkaran kepemimpinan ialah adanya generasi berikutnya. Pada masa penantian itu, muncul
seorang muda bernama Yosua. Bagi Musa, Yosua adalah jawaban atas doanya. Langkah yang
diambil Musa untuk mempersiapkan Yosua adalah dengan memberikan seluruh wewenangnya
kepada Yosua ( lihat Bil 27 : 15-20). Dengan diserahkannya tongkat kepemimpinan Musa
kepada Yosua berarti bangsa Isreal tetap memiliki pemimpin yang sama kualitasnya dengan
musa. Hal di atas ini yang menarik dan perlu kita pelajari adalah bagaimana Musa angkat
Yosua bukan karena hubungan dekat atau suap melainkan kualitas hidup yang sama
dengannya.
G. Disiplin Terhadap Hasil Kesepatan
Salah satu tanda orang beriman adalah kata-katanya selalu dapat dipercaya. Janjinya
selalu ditepati. Sedangkan tanda_-tanda orang munafik adalah suka bohong dan suka tidak
menepati janjinya. Orang beriman merujuk pada orang yang memegang teguh disiplin,
sedangkan orang munafik mencerminkan perilaku yang tidak disiplin.
Ada seorang karyawan yang luar biasa cerdasnya. Ia terikat kontrak selama beberapa
tahun dengan sebuah perusahaan. Sebenarnya ia berniat pindah karena gajinya semakin tidak
mencukupi kebutuhan hidupnya. Apalagi kini ia sudah punya anak dan istri. Ia sudah
mengajukan usul kenaikan gaji beberapa kali, namun selalu ditolak pihak manajemen.
Rupanya ada perusahaan lain yang tertarik kepadanya. Perusahaan tersebut mau
membereskan kontraknya asal ia mau pindah kerja. Ia ditawari gaji tiga kali lipat dari gajinya
sekarang. Tentu saja ia senang bukan main, namun ia teringat kontraknya yang belum habis.
Memang ia senang mendengar tawaran tersebut, tetapi rasanya kurang etis jika menerimanya
karena ia statusnya yang masih terikat pada kontrak.
Dengan terpaksa ia menolak tawaran tersebut sambil berpesan jika memang berminat
tunggu setelah ia terbebas dari kontrak. Ia jelas merasa kecewa, tetapi mau apa lagi.
Idealismenya menghalangi dirinya untuk menerima tawaran yang membuatnya terbang
tersebut. Padahal andai ia mau mungkin ia sudah terbebas dari kesulitannya.
Benny Kogoya
Ingat perjanjian Hudaibiyah antara umat Kristen dengan kaum non Kristen di Mekkah?
Di dalam satu pasal perjanjian tersebut disepakati bahwa umat Kristen tidak boleh melakukan
ibadah selama sepuluh tahun lamanya semenjak perjanjian tersebut berlaku. Kendati
memberatkan umat Kristen, maka umat kristen tunduk dan patuh kepadanya.
Di atas adalah contoh-contoh tentang disiplin terhadap hasil kesepakatan. Diceritakan
pula dulu ada seorang penginjil yang hendak dihukum gantung. Khalifah yang berkuasa
memberi kesempatan kepada penginjil tersebut sebuah permintaan terakhir. Si penginjil hanya
minta segelas air putih sambil bertanya kepada khalifah:
"Wahai khalifah apakah janjimu bisa kupegang?" "Maksudmu?"
"Apakah sebelum meminum air putih ini aku tidak akan digantung?"
"Ya," jawab khalifah dengan mantap.
Serta merta air putih di dalam gelas di tangannya itu dibuang ke tanah. "Nah, air putih
ini tidak sempat kuminum berarti aku tidak akan digantung. Sekarang aku minta janjimu."
Khalifah yang sudah merasa berjanji pantang untuk mengingkari janjinya meskipun ia
merasa dipecundangi. Khalifah akhirnya memaafkan kesalahannya sambil mengingatkan agar
yang bersangkutan tidak mengulangi lagi perbuatannya.
Kisah di atas mengingatkan kita antara Daud dengan Yonatan. Yonatan berjanji kepada
Daud bahwa saya akan jadi dirimu Daud, karena Yonatan lebih suka sama Daud. Ketika Daud
tinggal di istana Raja Saul, yang berfungsi sebagai pelayan Raja bermain kecapi, ketika
mendatangi roh-roh jahat pada Raja Saul dan Daud telah menyalin hubungan baik dengan
Yonatan. Yonatan melihat Daud seperti dirinya sendiri, ia berjanji pada Daud tidak akan
melupakan.
Semakin hari Daud semakin menonjol di kalangan bangsa Israel. Daud mengalahkan
Goliad orang Filistin itu, menyebabkan nama Daud semakin di junjung tinggi di kalangan
bangsa Israel, membuat Raja Saul marah dan direncanakan membunuh Daud, tetapi Yonatan
tetap teguh pada janjinya dan mengagalkan semua rencana ayahnya. Bahwa Yonatan menjadi
sumber informasi yang penting bagi Daud untuk menghidari semua rencana jahat dari ayahnya.
Mengapa Raja Saul ingin membunuh Daud ? Raja Saul tidak ingin kerajaannya jatuh di tangan
keluarga orang lain. Harapan Raja Saul mengantikan dirinya harus dari anak-anaknya, dan
berusaha sampai kemana-mana Daud bergerak, namun Tuhan tidak menginnginkan hal itu
terjadi.
Benny Kogoya
Raja Saul menginginkan Yonatan akan mengantikan dirinya, namun Yonatan melihat
Tuhan telah memilih Daud akan mengantikan ayahnya dan hal ini disimpan dalam hatinya dan
meminta kedapa Daud bahwa jika suatu saat memperhatikan keluarganya. Yonatan tetap teguh
pada janjinya dan sebaliknya Daud pun demikian setelah menjadi Raja memperhatikan
keluarga Yonatan. Hal ini menjadi pelajaran penting bagi kita. Kita harus mengakui pilihan
Tuhan yang terbaik baik bagi kita. Janji Tuhan tidak pernah berubah, dari masa ke masa terus
tergenapi sampai pada nubuatan Yesaya akan kelahiran Yesus Kristus. Yesus Kristus janjikan
akhir jaman kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan pergi menyediakan tempat bagi orang
yang percaya kepada-Nya di mana tempat Bapa (Allah), berada dan yang juga Yesus Kristus
akan datang kembali kedua kali-Nya di bumi ini untuk menjemput bagi orang-orang percaya
kepada-Nya.
H.
Disiplin Terhadap Hubungan Antar Manusia
Manusia adalah makhluk sosial yang ditandai dengan kebutuhan untuk saling mengenal
dan beriteraksi. Hanya Tarzan yang mungkin bisa hidup berteman dengan binatang hutan,
manusia normal memerlukan komunikasi dengan sesamanya. Tidak ada manusia yang bisa
hidup sendirian, meskipun ia punya istana yang megah dan harta yang berlimpah ruah.
Egoisme pribadi harus dikalahkan demi egoisme sosial. Kepentingan umum lebih
penting daripada kepentingan pribadi. Kewajiban harus didahulukan daripada hak. Inilah
contoh-contoh bentuk silaturahmi yang bermuatan disiplin dalam konsensus hubungan antar
manusia. Manusia harus memiliki kedewasaan berpikir, beremosi dan berspiritual untuk
mampu mencitrakan dirinya sebagai makhluk yang berbudaya tinggi.
Di dalam interaksi antar sesama kita diikat oleh etika, norma, tata susila dan sejumlah
aturan lain yang berlaku di masyarakat. Peraturan tersebut menyiratkan kebutuhan akan seuatu
kondisi yang teratur dan tertib. Peraturan itu memang tidak tertulis dan sanksinya pun tidak
tertulis. Tetapi biasanya jarang sekali dilanggar karena biarpun tidak tertulis sanksinya cukup
tegas.
Di dalam wilayah 'hukum; seperti itulah kita hidup dan melangsungkan kehidupan.
seluruh kebutuhan dan cita-cita kita dibangun di salah satu pojoknya, kita harus merasa
berhutang budi pada masyarakat tempat kita bisa eksis dan survive. Kita harus berusaha
Benny Kogoya
memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Karena semua itu akan kembali kepada diri kita
sendiri.
Caranya adalah dengan mendisiplinkan diri untuk hidup secara teratur dan tertib
dengan mematuhi seluruh peraturan yang ada. Hal ini merupakan kewajiban sebagai anggota
masyarakat yang mendambakan ketentraman dan keamanan sebagai syarat membangun
kehidupan yang lebih baik. Sekali saja aturan tersebut tidak dipatuhi maka akan menimbulkan
riak_-riuk sosial yang berakibat negatif.
Perilaku positif harus tetap kita jaga, sedangkan perilaku negatif yang membuat jarak
pertemanan kita menjadi renggang sedikit demi sedikit harus kita buang jauh-jauh. Sikap dan
perilaku yang adigang,adigung, dan adiguna sangat kontradiktif dengan nilai-nilai tata
kemasyarakatan sehingga harus kita kubur dalam-_dalam. Kita harus bisa menampilkan
pribadi yang punya kepedulian, sopan, tata krama, tepa selira,' andap asor dan sebagainya.
Siapa yang menanam kebaikan akan memanen.
Alkitab mencatat Rut adalah seorang perempuan Moab yang menikahi dengan Mahlon,
anak Elimelekh. Rut bukanlah tipe perempuan yang menuntut status atau kedudukan. Ia juga
bukanlah tipe perempuan yang mempertimbangkan lebih dahulu untung ruginya hidup di
Betlehem. Fakta bahwa keluarga Naomi pindah ke Moab karena telah terjadi kelaparan di
betlehem tidak mempengaruhi keputusannya.
Orang yang mengambil keputusan dari hatinya yang terdalam baginya akan mudah
menyesuaikan diri di tempat dan lingkarannya yang baru. Kesulitan hidup dianggapnya
sebagai sesuatu yang wajar. Dari sikapnya ini tampak bahwa Rut memiliki kemauan untuk
menyesuaikan diri dengan kehidupan mertuanya di Betlehem. Apapun yang terjadi akan
dihadapinya dengan senang hati. Dan apapun dipercayakan kepadanya dikerjakannya dengan
sebaik-baiknya. Rut berhasil menyesuaikan dirinya, baik dengan Naomi maupun dengan
situasinya yang baru di Betlehem.
Tidak ada gambaran lain yang lebih tepat untuk diberikan kepada Rut kecuali orang
yang hidup berserah sepenuhnya. Rut menyadari bahwa tidak ada yang dapat diandalkan dari
Naomi. Ia tahu bahwa Naomi tidak memiliki sumber penghasilan yang cukup karena baik
anak-anaknya maupun suaminya telah tiada. Apalagi kekayaan, ia tidak punya.
Karena Rut menyaksikan secara langsung keadaan Naomi di Betlehem, maka satu hal
yang dapat dilakukan adalah menyerahkan seluruh keberadaannya kepada mertuanya untuk
Benny Kogoya
menegakkan status mereka berdua. Ia sedikit pun tidak meragukan keberadaan ibu mertuanya
yang menurut dunia tidak berdaya lagi. Rut adalah contoh perempuan yang mengasihi dengan
tulus hati, sehingga ia mau tinggal bersama mertuanya yang telah menjanda tanpa
mempertimbangkan untung ruginya.
Pernyataan Rut sebagai berikut : Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang
dengan tidak mengikuti engku, sebab kenama engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di
mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam; bangsamulah bangsaku dan Allahmulah
Allahku; di mana engkau mati, akupun mati disana, dan disanalah aku dikuburkan” (lihat Rut 1
: 16-17).
VII.
MEMAHAMI MANFAAT DISIPLIN
Marilah kita berpikir sedikit lebih jernih, hilangkan prasangka-prasangka buruk dan
ambil sisi positif dari suatu peristiwa. Cobalah untuk bersikap adil dan jujur serta obyektif
dalam memahami sesuatu. Pastilah akan kita temukan kebaikan dan hikmah di dalamnya.
Tidak ada aspek kehidupan di dunia ini yang tidak menawarkan jalan keluar. Setelah lebih
memahami disiplin secara jujur, akhirnya kita akan memperoleh sejumlah manfaat. Banyak
sekali manfaat disiplin, sebagian penulis paparkan di bawah ini :
A. Hidup Menjadi Lebih Teratur.
Benny Kogoya
Sebenarnya untuk apa kita berdisiplin? Jawabannya sederhana sekalai, tetapi banyak
yang belum mengerti. Tujuan disiplin hanya satu yakni menciptakan keteraturan. Dunia akan
berjalan dengan tertib dan aman jika semua aspek berjalan dengan teratur, artinya disiplin.
Tuhan Maha teratur dan menyukai keteraturan.
Tuhan menciptakan dunia ini dengan keteraturan. Semua ada macamnya sendiri, tidak
mungkin yang satu akan mendahului yang lain. Tidak mungkin malam mendahului siang, tidak
mungkin mata hari akan menyerobot masuk ke dalam malam hari. Fenomena alam yang kita
saksikan setiap hari adalah peristiwa yang penuh disiplin. Semuanya serba teratur, sehingga
kehidupan ini berjalan sampai sekarang ini.
Bayangkan seandainya tidak ada keteraturan di dunia ini. Apa yang akan terjadi? Tidak
dapat dibayangkan, seperti bencana alam yang terjadi tidak pernah kita bayangkan. Tanpa
keteraturan artinya hanya satu kiamat. Dan tak seorang pun dapat membayangkan kedahsyatan
kiamat, tidak mampu otak untuk menjangkaunya. Ketidakteraturan mengisyaratkan jaman
yang akan segera berakhir. Jika manusia hidup tanpa keteraturan berarti ia sedang menyemput
kiamatnya sendiri.
Apabila kita tidak membiasakan diri hidup teratur, maka kita akan menjemput ‘kiamat’
kita sendiri. Kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan, tidak punya cita-cita dan masa depan.
Otomatis tidak punya harapan, hidup seolah berjalan easy going saja. Kalau sudah begitu tidak
ada bedanya diri kita sendiri.
Dengan disiplin semua aktivitas dapat kita lakukan dengan sebaik-baiknya. Setiap
kegiatan dijadwal, sehingga tidak saling mengganggu karena masing-masing ada waktunya
sendiri (lihat Pengkhotbah 3: 1-15). Kita tidak akan pernah merasa kekurangan waktu
meskipun aktivitas semakin padat. Malahan jika kita terbiasa mendisiplikan diri, bukan
waktunya yang kurang melainkan aktivitasnya yang kurang.
Keteraturan akhirnya menjadikan diri kita sebagai pribadi yang teratur dalam segala
hal. Teratur bekerja, belajar, berinteraksi dengan masyarakat, berkomunikasi dengan Tuhan
dan sebagainya. Keteraturan akan meningkatkan kualitas kehidupan. Hidup rasanya lebih
punya makna dengan disiplin.
B. Tingkat Kesuksesan Relatif Tinggi
Benny Kogoya
Kalau masih ada orang yang beranggapan bisa sukses tanpa disiplin hanya satu
jawaban orang tersebut sedang melamun. Ada tiga komponen utama pendukung kesuksesan;
disiplin, bekerja keras dan banyak belajar. Khususnya disiplin, ia adalah unsur dominan yang
menjadi syarat mutlak.
Untuk bisa kaya seseorang harus bekerja keras dan berdisiplin menabung dan untuk
bisa pandai, seorang anak harus berdisplin belajar. Sukses tidak pernah semudah membalik
telapak tangan atau menepuk lalat di dahi. Sukses membutuhkan kedisiplinan tinggi, karena itu
bila ada orang yang ingin kaya, namun tidak mau disiplin bekerja dan menabung berarti ia
tidak rasional.
Hidup ini semestinya kita jalani dengan mengedepankan kedisiplinan kalau kita
memimpikan menjadi orang yang sukses. Buang segala impian-impian semu yang hanya akan
membuat ciut nyali kita dalam menghadapi masa depan. Disiplin itu artinya membumikan
khayalan atau angan-angan yang ada di awang-awang sehingga menjadi kenyataan.
Ada dua remaja yang baru saja lulus sekolah menengah atas. Keduanya bingung
mencari kerja, keduanya sama-sama berasal dari keluarga berekonomi pas-pasan. Suatu hari
datang kepada mereka seseorang dan menanyakan apa program mereka setahun ke depan.
Mereka tidak bisa menjawab. Kalau begitu lakukanlah apa yang kamu bias lakukan, kata orang
itu.
seorang dari keduanya merasa mendapat ide segar sehingga langsung mempraktikkan
nasehat tersebut. Ia senang utak-atik mesin, maka ia segera magang di sebuah bengkel dekat
rumahnya. Setahun kemudian pengetahuannya tentang permesinan meningkat pesat. Bengkel
tempat magang memberinya gaji kerana ia dipandang sudah mampu berdiri sendiri.
Tetapi pemuda satunya menganggap nasehat tersebut tidak memecahkan problemnya,
sehingga ia tetap tidak mau mengubah gaya hidupnya. Ia menjalani hidupnya tanpa rencana, ia
membiarkan hidupnya berjalan apa adanya. Setahun kemudian ia masih tidak berubah seperti
setahun sebelumnya.
Usianya bertambah, kegelisahannya bertambah namun pengetahuannya tidak
bertambah. Padahal ia punya keahlian melukis, namun ia merasa malas untuk melukis secara
teratur. Ia mengabaikan bakatnya yang luar biasa itu sehingga ia tidak pernah merasakan apa
artinya sukses.
Benny Kogoya
C. Kerja Bisa Lebih Efektif dan Efisien
Suatu hari seorang redaktur sebuah penerbitan mengundang penulis untuk datang ke
kantornya. Ada beberapa persoalan yang ingin dibicarakan dengan penulis, karena itu ia ingin
bercakap-cakap empat mata dengan penulis. Sekitar pukul 10 pagi penulis sudah tiba di
kantornya. Penulis menunggu di ruang tamu karena menurut sekretarisnya ia sedang menerima
banyak tamu.
Empat puluh menit kemudian pintu dibuka dan ia menyalami penulis sambil tersenyum
ceria. Sebentar saja penulis bercakap-cakap dengannya di ruang kerjanya yang sejuk dan asri.
Selama itu telpon di atas mejanya hampir tidak pernah berhenti berdering, namun rupanya
sudah dihandle oleh sekretarisnya.
Ia bertanya apakah penulis punya banyak waktu untuk menemaninya karena ia punya
banyak urusan yang harus diselesaikan hari itu. Di satu sisi ia ingin mengajak penulis ngobrol
yang lama. Karena memang tidak ada urusan penulis menyanggupi. Maka pagi itupun bertiga
dengan sopir Wiling untuk menyelesaikan urusan demi urusan. Obrolan berlangsung akrab di
atas mobil.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Penulis merasa sedikit capek,
namun nampaknya ia menikmati betul aktivitasnya hari itu. Padahal kalau tidak salah hitung,
ada sekitar sebelas persoalan yang menurut penulis cukup berat yang sudah diselesaikannya.
Mulai dari urusan kantor, urusan rumah tangga, hingga urusan bisnis pribadinya yang
memforsir pikirannya.
Penulis merasa tidak akan sanggup menyelesaikan tiga saja dari persoalannya dengan
cukup baik. Memikirkannya saja sudah cukup membuat pikiran puyeng dan stres. Tetapi ia
dengan santainya mampu survive, padahal menurut sopirnya seperti itulah irama kerjanya
setiap hari.
Ketika pamit pulang sekitar pukul delapan malam, penulis tidak kuat menahan diri lagi
untuk bertanya kepadanya. Apa kiatnya sehingga ia bisa eksis dan survive seperti itu. Dengan
tersenyum ia menjawab bahwa kiatnya hanya tiga, yakni disiplin, kerja keras dan ulet. Kalau
ingin sukses biasakanlah untuk selalu mengingat ketiganya.
Benny Kogoya
Ada bedanya antara orang yang disiplin dengan yang tidak disiplin. Orang yang
berdisiplin merasa selalu kurang dengan aktivitasnya, sedangkan orang yang tidak disiplin
merasa selalu kurang dengan waktu yang dimilikinya.
Sebenarnya bukan karena kurang
waktu, hanya saja tidak bisa mengatur waktunya dengan baik.
D. Dapat Mengeliminir Konflik
Disamping akan membuat hidup lebih teratur dan efektif, disiplin akan mampu
mengeliminir konflik yang bakal terjadi. Bila segala sesuatunya berjalan dengan teratur dan
tertib, maka kehidupan akan dapat dinikmati dengan aman dan penuh ketentraman. Sebab,
setiap orang tahu hak dan kewajibannya sehingga selalu menempatkan keduanya dengan
sebaik-baiknya.
Marilah kita ambil contoh yang ringan-ringan saja. Misalnya disiplin yang terkait
dengan hierarki kepangkatan. Apabila semuanya berjalan menurut aturan dan prosedur maka
tidak akan timbul konflik di antara karyawan. Karyawan akan menerimanya dengan legowo
karena setiap persoalan dilakukan secara profesionalisme.
Tetapi jika aturan tersebut dilanggar, maka konflik pun tidak akan bisa ditangkal lagi.
Seorang kepala bagian hampir saja bentrok dengan Baperjakat karena merasa dirinya tidak
diperlakukan dengan adil. Hanya karena korupsi dua puluh juta rupiah, pangkatnya dilorot dua
tingkat.
Yang membuatnya tidak terima karena ada kepala bagian lain yang melakukan korupsi
seratus juta lebih, namun hanya ditunda kenaikan pangkatnya saja. Bahkan tidak lama
kemudian diangkat kembali di tempat lain tetapi jabatannya setara dengan jabatannya yang
dulu. Aturan yang yang mana yang dipakainya?
Kita bisa mengambil contoh sebanyak-banyaknya, bukan saja di kalangan kantor,
bahkan di lingkup yang lebih sederhana di dalam rumah tangga kita sendiri. Banyak sekali
konflik yang terjadi gara-gara ketidaksiplinan. Kalau kita selalu bergaul dengan memegang
teguh etika, maka pergaulan kita akan bertahan lebih lama. Tetapi jika sekali saja kita merusak
tata susila, konflik dengan masyarakat pun tak akan bisa dielakkan lagi.
E. Kepuasan Kerja Relatif Lebih Tinggi
Benny Kogoya
Puas? Tentu saja. Siapa orangnya yang tidak merasa puas jika hidupnya berjalan
dengan teratur dan tertib. Siapa yang tidak puas jika aktivitasnya bisa berjalan secara efektif
dan efisien. Siapa yang tidak puas jika komunikasi dan interaksinya dengan sesama manusia
berjalan dengan baik dan akrab. Siapa juga yang tidak puas jika bisnisnya meraih sukses?
Muara kedisiplinan adalah kepuasan. Puas sebagai kepala rumah tangga, anggota
masyarakat, karyawan kantor, pimpinan perusahaan, kepala sekolah, hamba Tuhan, petani dan
sebagainya. Orang-orang yang melakukan disiplin secara ketat pada akhirnya akan nemperoleh
kepuasan di dalam hidupnya. Ia merasa puas karena, setelah bekerja keras dan membanting
tulang, mengatur waktunya dengan ketat bahkan dengan pengorbanan akhirnya meraih apa
yang diinginkannya.
Buah dari kedisiplinannya selama ini ternyata tidak sia-sia meskipun ia harus menahan
diri dari keinginan-keinginan dan godaan yang bisa mengusik konsentrasi kerjanya. Disiplin
telah membuatnya sebagai pribadi yang mempunyai nilai lebih dibanding pribadi-pribadi yang
lain. Dengan disiplin ia mampu neraih sukses yang lebih baik dibanding orang lain. Maka tiada
lain yang dirasakan kecuali kepuasan semata.
Bandingkan dengan orang lain yang bekerja secara sembarangan dan tidak disiplin.
Karena tidak berdisplin waktu, maka banyak aktivitas yang tidak dapat dilakukan dengan baik.
Akibatnya kerjanya kurang bisa maksimal, hal ini akan mengurangi respek atasan kepadanya.
Karena itu ia tidak bisa mengantrol, karirnya seperti harapannya.
Ujung-ujungnya adalah ketidakpuasan. Karena kurang bisa optimal bekerja ia merasa
tidak puas dan merasa dirinya kurang bisa beradaptasi dengan pekerjaan. Karena karirnya tidak
juga meningkat, ia juga merasa tidak puas. Ketika orang lain sudah menduduki jabatan yang
lebih tinggi, dirinya tetap saja menjadi karyawan biasa. Kesimpulannya, ketidakdisiplinan akan
mengakibatkan ketidakpuasan.
F.
Hubungan Vertikal dan Horizontal Menjadi Lebih Baik
Terakhir, buah dari kedisiplinan adalah membaiknya hubungan kita secara vertikal dan
horizontal. Horizontal dalam arti sesama pendeta, sesama karyawan, sesama anggota
masyarakat, sesama guru dan sebagainya. Sedangkan hubungan secara vertikal bisa diartikan
Benny Kogoya
hubungan dengan Tuhan. Kedisiplinan akan membuat kita merasa nyaman berkomunikasi
karena kita merasa tidak pernah melanggar aturan yang berlaku.
Kalau sikap dan perilaku kita senantiasa menghormati sesama karyawan dan pimpinan,
mereka akan memberikan penilaian positif kepada kita. Mereka akan bergaul dengan kita lebih
baik lagi, sehingga hubungan kita menjadi lebih harmonis dan mesra.
Kita akan menerima respek yang lebih besar dari orang-orang di sekitar kita. Sesama
karyawan akan menaruh perhatian lebih kepada kita dan pimpinan pun akan memberikan
pujian kepada kita sebagai karyawan yang berdisiplin tinggi. Mereka akan meneladani apa
yang kita lakukan, sehingga kita akan menjadi figur yang diperhitungkan.
Begitu pula hubungan kita dengan Tuhan. Tuhan sudah menegaskan bahwa jika
manusia berusaha mendekati-Nya, maka Ia pun akan mendekati hamba-Nya. Jika hamba-Nya
mendekati sambil berjalan, maka Ia akan mendekati dengan setengah berlari. Jika hamba-Nya
mendekati dengan berlari maka Ia akan mendekati hamba-Nya dengan berlari cepat, jika
hamba-Nya dengan berlari cepat, maka Ia tunjukkan tempat keberadaan-Nya.
Kalau kita senantiasa melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala laranganNya, maka Tuhan akan mengabulkan segala permohonan kita. Kita akan semakin dekat kepada
Tuhan, dan sebaliknya Tuhan pun akan semakin dekat kepada kita. Kalau kita berdisiplin
melaksanakan kewajiban kita (kepada-Nya, maka Tuhan pun akan berdisplin pula
mengabulkan) permohonan kita.
Disiplin membuat segalanya lebih mudah. Kerja menjadi lebih mudah, target bisa
tercapai dengan lebih mudah, pergaulan kita akan berjalan dengan lebih mudah, semuanya
akan berjalan lebih mudah. Bukan malah sebaliknya seperti diduga sebagian orang sesama kita
disiplin merasa disiksa. Sebab, sekali lagi disiplin bukan jeruji besi.
Disiplin adalah koridor yang memberi arah bagi kita untuk melangkah dengan benar.
Mungkin saja nampak di permukaan sebagai suatu siksaan, tetapi sebenarnya disiplin ialah
buah yang manis rasanya. Hanya saja orang terlanjur memandang disiplin dari kulit luarnya
saja, tidak mau mengupas isinya.
Benny Kogoya
VIII.
MENGGUNAKAN DISIPLIN WAKTU
Tanpa kita sadari, waktu adalah hal yang seringkali kita remehkan, padahal saat ini,
waktu terasa berjalan begitu cepat. Sedikit saja kita lengah, maka lewat sudah waktu yang
cepat. Seperti ketika kita bekerja dengan terkonsentrasikan penuh pada suatu pekerjaan
tersebut, maka waktu terasa lebih singkat dari hasil kerja kita. Hasil kerja kita terasa belum
sempurna dan ingin menambah waktu lebih lama 2-3 jam sekalipun, kita tidak merasakan
lama, tetapi sebaliknya ketika kita menunggu waktu belum satu jam saja rasa lama lebih dari
dua jam mengapa? Ini adalah sifat kita yang perlu diberubah secara pribadi maupun kelompok.
Karena waktu jugalah yang membedakan antara orang sukses dan orang gagal.
Bukankah Tuhan sama-sama memberikan manusia waktu 24 jam sehari? Namun mengapa ada
Benny Kogoya
manusia yang sukses dan ada manusia yang gagal? Jawabannya terletak bagaimana mereka
memanfaatkan setiap waktu yang ada.
Waktu menjadi komoditi unggulan di era informasi yang juga menjadi sedemikian
pentingnya. Bahkan lebih penting dari uang itu sendiri. Uang yang hilang bisa saja kembali,
namun waktu yang telah lewat tidak akan pernah kembali. Apabila kecepatan harus informasi
yang datang dan pergi menuntut kita untuk selalu siaga di setiap waktu. Sayangnya meskipun
waktu begitu penting, tidak banyak rekan-rekan yang bisa mengatur waktunya dengan baik.
Bukannya mendapatkan efisiensi dan produktifitas tinggi, yang ada justru membuang setiap
kesempatan dan waktu yang ada dengan percuma.
Jika kita mau menilik sedikit saja, sebenarnya pengelolaan waktu begitu sederhana dan
simple. Kita saja yang sering membuatnya rumit. Apalagi dengan kultur masyarakat kita yang
cenderung suka menunda dan tidak on time. Oleh karena itu bagian ini penulis memberikan
rumus perhitungan waktu dan tips untuk benar-benar menerapkan, dengan harapan ke depan
hidup kita akan lebih teratur dan lebih baik lagi. Tidak percaya salah dicoba, karena saya sudah
mencobanya. Hasil-hasil yang saya peroleh akan saya menuliskan dalam buku berikitnya.
A. Metode Perhitungan Waktu
Masa hidup kami tujuh tuluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun (Mazmur 90 :
10 a)
Waktu yang tersedia berhubungan langsung dengan aktivitas manusia. Waktu tidak
pernah bertambah atau pun berkurang. Total waktu yang ada bisa dihitung mulai dari detik ke
menit….., dan seterusnya sampai tahun. Bagaimana manusia memanfaatkan waktu yang
tersedia itu secara maksimal untuk tujuan meningkatkan kesejahteraan dalam kehidupannya.
Manusia yang dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan maksimal dalam
kehidupan di dunia ini tentu saja kesejahteraan lebih meningkat dibandingkan dengan mereka
yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik dalam kehidupan mereka, baik secara lahiriah.
Karena itu, perlu dicari jawaban yang tepat untuk meningkatkan penggunaan waktu yang tepat
Benny Kogoya
bagi setiap kehidupan manusia melalui model menghitung waktu secara matematis sebagai
berikut :
Yj = h + s + b
Dimana :
Yj = Respon jam terhadap hari, minggu dan bulan dalam tahun
t
= hari dalam tahun
s
= minggu dalam tahun
b
= bulan dalam tahun
Maka untuk mempermudah menghitung waktu dalam satu tahun berdasarkan model tersebut di
atas, maka terlebih dahulu menghitung waktu yang tersedia dalam satu hari lebih mengawali
perhitungan selanjutnya.
Model perhitungan dalam hari
Jika : t = d x m x j
Dimana :
Maka :
t
= Times (hari)
d
= Detik/menit
m
= menit/jam
j
= Jam/hari
t = 1 hari
d
= 3600 detik/jam
m = 60 menit/ jam
j = 24 per hari
jadi : t = 1 d = 86400/t m = 1440/t j = 24/t
Jadi caranya : Untuk mengetahui berapa waktu yang tersedia dalam satu hari tinggal
kalikan detik dan menit terhadap jam berdasarkan model di atas. Sedangkan menghitung
rumus minggu dan bulan sama dengan model perhitungan hari.
Benny Kogoya
Model perhitungan tahun
Rumusnya : Y = d
Dimana :
x
m x
j x
h x
s x b
Y = Year (Tahun)
d = Detik/tahun
m = Menit/tahun
j = Jam/tahun
h = Hari/tahun
s = Minggu/tahun
b = Bulan/tahun
maka, Y
= 1 tahun
d
= 756.864.000 detik
m = 12.614.400 menit
j
= 8760 jam
h
= 365 hari
s
= 48 minggu
b = 12 bulan
Jadi.’ Y = 756.864.000 detik/Y, 12.614.400 menit/Y 8760 jam/Y, 365 hari/Y 48 minggu/Y
12 bulan/Y
Dengan menggunakan rumus di atas mempermudahkan untuk menghitung waktu.
Berapakah sebenarnya waktu yang tersedia?
misalnya merencanakan sesuatu
yang anda
ingin kerjakan dengan cara yang cepat menghitung waktu model berikut ini untuk dalam satu
hari : t = d - m / j . maka, 1 = 86400 d/t + 1440 m/t : 24 j/t, maka waktu yang tersedia dalam
satu hari mutlak, sekalipun secanggaih teknologi dunia tidak bisa dapat dikurangi atau
ditambahkan waktu dalam satu hari terus berjalan sesuai arah jarum jam. Dan waktu tidak
seperti perkembangan teknologi dunia tetapi jumlah waktu yang dapat tersedia selalu tetap ada
untuk siapa pun hadir di dunia ini untuk menikmatinya.
Jika t = d – m / j = 3.540 d/t, maka waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan
sebagai kewajiaban yang secara legal telah anda kerjakan secara efektif yang di atur oleh
kesepakatan bersama, sedangkan 82.860 d/t, maka waktu yang tersedia untuk mengatur diri
sendiri. Orang yang sukses adalah mereka yang mengatur 82.860 d/t itu dengan baik. Tanpa
mengatur waktu yang tersedia itu, anda jangan bermimpi kalau menjadi ini dan itu, seperti
Benny Kogoya
jawaban anak kecil setelah ditanya merupakan khayalan belaka yang ada dalam pikiran anda
yang tidak dapat direalisasikan.
Orang yang gagal dalam hidupnya adalah orang yang dapat berkerja efektif dalam satu
hari hanya 3.540 d/t sama dengan satu jam kerja. Sedangkan 23 jam yang dikerjakan adalah
waktu yang tidak efektif baginya . Tipe orang gagal adalah membuang waktu lebih banyak
tetapi tidak pernah merasa rugi malah senang, penulis tidak menguraikan satu per satu, karena
waktu yang tersedia untuk setiap manusia sama, namun menghadapai lingkungan yang
berbeda, maka anda menilai sendiri bagaimana kehidupan anda setiap hari membuang 23 jam
yang paling lama, dan sebaliknya satu jam bekerja merasa 24 jam kerja dan rasa cepat lelah.
Kalau anda sudah tahu caranya lebih mudah melakukan apa saja yang dikehendakinya,
tetapi jika belum tahu caranya lebih sulit melakukannya. Sekarang anda sudah tahu bagaimana
menghitung waktu yang tersedia dalam satu hari anda kerja? Anda bekerja dalam satu jam
secara efektif dan bagaimana hasilnya? kalau begitu coba meningkatkan satu jam menjadi dua
jam anda kerja efektif dan bandingkan hasilnya jauh lebih baik pendapatan anda sampai dalam
satu tahun hidup anda akan berbeda dengan waktu sebelumnya.
Jika, 1 = 31.536.000 + 525.600 - 8.760 + 365 + 48 / 12, maka 26.711.044 detik/tahun.
Artinya anda bekerja dalam satu tahun yang paling efektif adalah sebesar 26.711. 044 d/Y
sama dengan 365 jam/Y efektif kerja, sedangkan 48.249.560 detik/Y tidak efektif
memanfaatkannya, sehingga wajar hidup melarat tanpa berubah kehidupan tahun sebelumnya
sama dengan kehidupan tahun berikutnya, sehingga keadaan sosial ekonomi tidak signifikan.
Hal ini bermakna bahwa ditanam singkong makan singkang, ditanam jagung dimakan jagung.
Padahal hal orang lain sudah berubah di tanam singkong makan kue, di tanam jagung makan
roti.
Usia terus tertambah dan pendapatan tidak bertambah mengapa? Kita ketahui proses
kehidupan ini adalah lahir, susah dan mati. Berarti usia kita hidup di dunia ini bisa kita hitung
sendiri. Karena kita sudah ketahui bagaimana model perhitungan di atas. Kita tidak
menambahkan variable lain dan tetap menggunakan variable yang ada.
Jika anda mau mencoba menghitung usia anda sendiri tinggal menghitungnya. Saat ini
usia anda berapa? misalnya 20 tahun adalah nilai konstan tinggal anda kalikan dengan variabel
seperti d x m j x h x s x b, maka anda akan ketahui waktu yang telah terbuang dalam hidup
anda. Lebih baik menghitung waktu usia masih muda dari pada setelah tua tinggal penyesalan.
Benny Kogoya
Dan yang lupa bahwa yang bisa dapat menghitung adalah waktu yang telah dilewati dan masa
depan anda akan mempunyai hak merencanakan berapa usia yang harus dicapai tetapi yang
menentukan adalah kewenangan Tuhan.
Untuk memperediksi usia tergantung setiap individu. individu tidak diatur dari orang
lain, memang sekalipun ada ternyata menurut perhitungan waktu di atas jumlahnya lebih
banyak di atur oleh diri sendiri, dibandingkan dengan mengatur secara bersama-sama dengan
individu lain. Karena itu bisa dapat disimpulkan bahwa menurut perhitungan waktu dalam
kehidupan keputusan ada di setiap pribadi, tetapi kebanyakan entah bagaimana menyalahkan
orang lain atas kondisi yang dihadapinya. Tuhan menentukan atas pilihan kita sendiri bukan
Tuhan yang memilih atas kehendak kita.
Kita sering menyalahkan Tuhan. Dipikiran kita ada sesuatu yang tidak menyenangkan
terjadi atas hidup kita. Kita sering menyatakan bahwa Tuhanlah yang memberi hukuman atas
kehidupan kita, sebenarnya Tuhan memberi kebebasan untuk kita, semua pilihan ada pada kita,
dari kitalah yang kurang disiplin, sabar dan sadar terhadap waktu. Orang kurang disiplin
meninggalkan dunia ini lebih cepat, karena kurang berdisiplin misalnya kasus terjadi dimanamana kecelakaan berlalulintas jumlah dalam setiap tahun paling banyak pada pelajar dan
mahasiswa dibanding orang dewasa, atau kasus penyakit sosial seperti AIDS, narkoba dan
miras merupakan ancaman terbesar terhadap generasi muda di suatu bangsa.
B. Proses Penggunaan Waktu
Di dunia ini tak terhitung lagi banyaknya manusia yang meraih sukses dengan bekal
disiplin, sabar dan sadar pada sesuatu obyek yang ditekuni. Sebut saja tokoh yang anda kenal
pasti ia sukses karena ia menerapkan metode disiplin, sabar dan sadar terhadap sepanjang
waktu dalam karir hidupnya. Anda jangan melihat berapa banyak harta kekayaan yang
dimiliki seseorang tetapi coba dilihat cara bagaimana ia menerapkan metode disiplin waktu
untuk mendatangkan kekayaan dalam hidupnya. Kehidupan ini memberi penghargaan yang
tinggi kepada manusia yang menjalani hidupnya dengan disiplin. Dengan kata lain disiplin
waktu adalah segala-galanya.
Benny Kogoya
Suksus adalah disiplin waktu secara ketat. Tiada sukses tanpa disiplin waktu. Adagium
tersebut terbukti kebenarannya karena sejak manusia menghuni dunia ini disiplin telah
menjadikan bagian hidupnya. Kita kenal orang Cina di negeri ini, bagaimana mereka
menerapkan disiplin dalam kehidupan mereka. Mereka memiliki tempat usaha rata-rata
dipingir jalan. Tidak ada cerita orang cina pengemis jalanan di negeri ini. Melihat hal ini tidak
perlu membahas, waktu yang mereka miliki dengan anda sama 24 jam sehari. Waktu yang
telah menyediakan dari pencipta kepada makhluk hidup di bumi ini ada batasnya, tidak sama
dengan benda lain. Oleh karena itu marilah kita menghitung waktu yang telah menyediakan
oleh Pencipta kepada setiap manusia untuk berkarya dalam hidupnya di bumi ini berdasarkan
peristiwa perubahan bumi dari perubahan detik…., sampai tahun.
Waktu berhubungan dengan usia, manusia hidup di bumi ini ada batasnya seperti
fenomena waktu bergerak, usia manusia pun demikian mulai dari sperma beretemu sel telur
membuahkan individu manusia, jika antara sperma berpisah dengan sel telur, maka tidak
disebut individu manusia. Proses sperma dan sel telur sempurna membentuk organ manusia.
Selama proses dalam kandungan kurang lebih sekitar 9 bulan 265 hari 6,600 jam 950400 menit
dan 570,240,000 detik.
Setelah manusia lahir bertumbuh mulai dari bayi, balita, kanak-kanak, remaja sampai
dewasa menjadi lansia, dari tingkatan ini bagi manusia yang paling efektif untuk produktivitas
tinggi adalah pada usia remaja menuju ke dewasa, antara usia 60-16 sekitar 44 tahun yang
paling maksimal untuk berkarya di bumi ini selain itu tidak efektif menjadi beban keluarga,
masyarakat dan bangsa. Misalnya dalam proses pertumbuhan umumnya menjadi beban
keluarga dan lanjut usia (Lansia) menjadi beban Negara, khususnya Negara maju dalam
program panti jombo.
Manusia umumnya menunggu dua tahap. Pada tahap pertama dalam proses menunggu
kerja dan pada tahan kedua menunggu istrahat panjag. Jadi tentu saja segala sesuatu ada
waktunya. Selama ini dunia mengenal pentingnya sumber daya manusia, tetapi tidak tahu
berapa ketersediaan waktu yang optimal untuk seseorang individu itu sendiri dengan tenaga
yang prima.
Usia sangat berpengaruh terhadap pembentukan mental seseorang, memiliki semakin
banyak pengalaman semakin baiknya pembentukan mental individu, tetapi kita ingat semakin
tua tenaga tidak optimal lagi, sehingga banyak berbicara sedikit kerja menyebabkan tidak
Benny Kogoya
nampak karyanya di dunia ini, dan sebaliknya semakin muda emosi untuk bekerjanya tinggi
namun tidak dapat mempertimbangkan hasil akhinya apa yang terjadi, karyanya bisa nyata dan
dipuaskan semua kalangan dan atau sebaliknya.
Karena waktu yang tersedia untuk setiap individu di dunia ini untuk berkarya yang
optimal kita hitung saja berdasarkan rumus yang ada yaitu : 44 tahun, 528 bulan ,2.112 munggi
16060 hari, 385.400 jam, 554.976.000 menit dan 33.298.560.000 detik. Jumlah waktu yang
tersedia begitu demikian untuk setiap individu yang bisa dapat berkarya optimal di dunia ini
sesuai dengan tujuan pencipta bahwa dalam kehidupan manusia memuliakan Tuhan melalui
dalam proses mengatur, memelihara dan mengambil sumber daya alam yang telah disediakan
Tuhan.
Sumber daya alam yang tersedia di dunia ini ada yang bisa dapat diperbaharuhi dan ada
yang tidak dapat diperbaharuhi. Yang tidak dapat diperbaharuhi seperti mineral yang ada
dalam tanah, ketika Tuhan menyediakan dengan kemasan secara khusus sehingga untuk
mengetahui dan memproses pengambilannya tidak mudah seperti sumber daya alam yang
dapat diperbaharuhi di bidang pertanian umumnya tanpa dengan pengetahuan khusus siapa saja
bisa mengatur, memelihara dan mengambil untuk pemenuhan hidup tetapi untuk yang berada
dibawah tanah harus memerlukan orang-orang khusus untuk mengambilnya.
Sebagai alat pengambilan utama adalah ilmu pengetahuan, karena melalui ilmu
pengetahuan menciptakan teknologi pengambilan. Jumlah sumber daya alam yang ada
dibawah tanah jumlahnya tidak pernah berubah dari pencitaan sampai hari ini dan seterusnya.
Saat ini ramainya di Timur tengah karena bangsa-bangsa di Barat tahu timbunan minyak luar
biasa di sana, sehingga untuk mengambil itu mereka sedang ramai disana. Setelah habis
minyak disana tidak akan datang lagi dikunjungi percayalah hal ini.
C. Pengaturan Waktu
Dunia diciptakan secara teratur dengan pembagian waktu yang ada siang dan ada yang
malam secara adil oleh Tuhan sebagai pemilik seisi alam semesta ini. Siang untuk manusia
bekerja dan malam untuk manusia istirahat. Mata hari terbit mulai jam 5 pagi di ufuk timur
terbenam di bagian barat. Bulan purnama di malam hari ketika manusia tidur. Dan perubahan
Benny Kogoya
peristiwa alam semesta ini selalu berganti memulai dari detik, menit, jam, hari, minggu, bulan
dan tahun selalu silih berganti.
Andai kata suatu benda seperti mata hari atau bulan hanya tunggal dan di tempatkan di
antara bulan dan bumi, maka bagaimana kita membayangkan kondisi bumi ini seperti apa?
Manusai belum bisa membayangkannya. Kemungkinan kehidupan bumi bukan seperti yang
ada sekarang ini. Jika ada makhluk lain yang memiliki kemampuan yang sama dengan
manusia, maka bagaimana persaingan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di bumi ini,
tentu saja persaingannya pun lebih ketat antara manusia dengan makhluk lain dalam bidang
rantai konsumsi yang sama.
Karena manusia merasa menguasai sumber daya alam ini, tanpa adanya persaingan
dalam bidang rantai konsumsi, sehingga dimanja oleh kondisi sumber daya alam yang
mengatur manusia. Pengaruh sumber daya alam lebih kuat daripada manusia. Adam dan Hawa
adalah manusia pertama mengisi kehidupan di bumi, mereka menjalani hidup dengan bebas ,
kecuali pengetahuan jahat yang harus mereka hindari, namun mereka pun tidak mematuhi
perintah Allh, sehingga mereka keluar dari rencana Allah dan menghadapi tantangan hidup
yang sulit menyebabkan mereka tunduk pada
kehidupan alam semesta. Pengaruh
alam
semesta ini lebih kuat dan mampu mempengaruhi perubahan warna kulit, karakter dan budaya
manusia sesuai dengan kondisi alam, dimana manusia itu hidup.
Selain itu lingkungan alam lebih kuat mempengaruhi dalam kehidupan manusia.
Kehidupan manusia selalu bergantung pada ketersedaiaan sumber daya alam. Ketersediaan
sumber daya alam melimpah, membuat
manusia semakin terlena alias pemalas berpikir
sesuatu tentang kehidupan yang akan datang, sehingga malas berpikir menjadi budaya
manusia. Manusia membiarkan akal budi yang di berikan oleh Tuhan itu dan selalu menunggu
dan menunggu sesuatu yang menyediakan dari sumber daya alam. Sampai saat ini teknologi
semakin maju pun pengaruh kondisi alam masih kuat, semua harga bahan pokok naik karena
pengaruh kondisi alam yang tidak memungkinkan dalam hal produksi pangan.
Sumber daya alam semakin berkurang manusia mulai mengaktifkan akal budi yang
diberikan oleh Tuhan lebih dari makhluk lain itu di aktifkan. Contoh bangsa-bangsa di dunia
bagian barat lebih dulu bangkit melawan pengaruh kondisi alam, karena setelah habis
ketersediaan sumber daya alam mereka, oleh karena itu mereka selalu berpikir bagaimana
mengelola sumber daya alam yang terbatas untuk kebutuhan mereka. Sedangkan negara
Benny Kogoya
berkembang masih melimpah ketersediaan sumber daya alam, sehingga tidak berpikir
pengelolaan sumber daya alam melainkan bagaimana menjual sumber daya alam demi
kepentingan pribadi atau kelompok tertentu mengakibatkan kemajuan secara nasional lebih
lambat dibandingkan pribadi/individu. Oleh karena itu, saat ini negara maju membangun
simpati kepada negara sedang berkembang dengan cara memberikan bantuan melalui hak asasi
manusia di kemas berbagai aturan untuk kepentingan mereka.
Tujuan mereka sebenarnya bukan membantu hak asasi manusia hanya sebagai kemasan
luarnya, isi sebenarnya adalah mencari bahan mentah dengan cara membuat aturan mereka
titipkan kepada setiap kepala negara sedang berkembang dan negara-negara kecil yang
memiliki sumber daya alam melimpah. Lihat contoh saat ini di Timur tengah mau menguasai
sumber minyak dari negara maju demi kepentingan mereka mengambil bahan mentah dan di
produksi sedangkan negara berkembang menjadi sasaran pasar mereka yang subur untuk
menjual produknya demi pertumbuhan ekonomi mereka.
Negara maju pada umumnya lebih menghargai waktu daripada negara berkembang.
Negara maju mereka lebih menghargai waktu daripada uang, karena uang bisa dapat diciptakan
dan dicetak tergantung kebutuhannya melalui bank sentralnya kapan saja dibutuhkannya,
dibandingkan dengan waktu siapan pun tidak dapat ditarik kembali, sekali ditayang di dalam
kehidupan ini terus lewat disertai dengan bertambahnya usia setiap manusia, karena itu waktu
lebih menghargai untuk kehidupan setiap manusia . Waktu ibaratnya ketika mobil Ambulance
lewat di pertigaan lampu merah sedang aktif, namun siapa pun polisi tidak dapat dicegahnya.
D. 46 Cara Cerdas Menggunakan Waktu
1. Waktu adalah penyeimbang yang luar biasa. Tidak peduli siapa anda, berapa uang yang
anda punya, atau dimana anda hidup di muka bumi ini, kita semua memiliki waktu 24
jam yang sama dengan satu hari. Waktu anda adalah sumber yang sangat berharga.
Jangan pernah sia-siakan waktu.
2. Benda-benda yang berserakan di rumah dapat memperlambat langkah anda dengan cara
mengalihkan perhatian dari apa yang sebenarnnya ingin anda lakukan. Untuk
mengontrolnya, bersihkan dan tata rapi semua benda-benda setiap kali anda selesai
melakukan suatu pekerjaan.
Benny Kogoya
3. Apakah anda seringkali merasa khawatir dengan apa yang belum anda lakukan? Jangan
membuang-buang waktu dengan selalu merasa gelisah memikirkan berapa banyak
waktu yang akan anda habiskan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Merasa
gelisah akan membuat anda merasa tidak nyaman menghabiskan energi saja. Pilih satu
pekerjaan yang membutuhkan banyak pergerakan, selesaikan dan beri penghargaan atas
usaha anda. Penyelesaian sesuatu dan kemudian mendapat penghargaan, akan membuat
anda merasa lebih baik.
4. Apakah anda selalu tiba di kantor setiap pagi dengan merasa lelah karena harus banyak
melakukan persiapan sebelum meninggalkan rumah? Siapkan keberangkan anda pada
malam hari sebelumnya. Tarulah jaket, kopor, kunci mobil/sepeda motor dekat pintu
dengan posisi siap dibawa. Aktifkan alaram anda 15 menit lebih awal. Dengan
demikian, anda akan memulai hari anda dengan lebih baik.
5. Jika anda tidak ingin melupan tugas-tugas yang harus anda lakukan dibeberapa hari
mendatang, maka tulislah di dalam buku catatan/agenda. Jangan hanya mengingatnya,
anda bisa melupakannya. Sekarang anda bisa konsentrasi untuk pekerjaan lain yang
lebih penting.
6. Apa pemandangan yang terlihat dari meja kerja anda? Tembok kosong? Halaman luar?
Ataukah orang-orang yang sedang mondar-mandir? Pemandangan dalam ruang kerja
anda adalah penting. Pemandangan tersebut haruslah kondusif untuk bekerja dan bukan
yang dapat mengganggu kinerja anda. Jika anda harus memandang tembok yang
kosong dan merasa kering, tidakkah lebih baik menggantinya dengan foto yang lebih
besar atau memandang yang menyejukkan? Selalu usahakan untuk mencari
pemandangan yang selalu dengan ruang kerja anda.
7. Berapa harga dari satu hari anda kerja? Jika anda memiliki gaji tahunan, pernahkah
anda menghitung upah per jam kerja anda? Pernahkah terpikir untuk membayar orang
dengan lebih murah dibandingkan dengan upah anda untuk pekerjaan yang kurang anda
sukai? Dengan cara ini anda akan memiliki banyak waktu untuk mengerjakan
perkerjaan-pekerjaan yang memberi bayaran lebih kepada anda.
8. Jika anda menghabiskan 10 menit setiap hari hanya untuk mencari barang-barang yang
lupa dimana menaruhnya, maka anda membuang waktu lebih dari 60 jam setiap tahun.
Mulai sekarang rapikan barang-barang anda di tempat yang mudah terjangkau.
Benny Kogoya
9. Agar selalu merasa lebih segar dan mencegah stres, anda perlu melakukan senam setiap
hari. Jika anda melakukan dengan teman, maka itu akan lebih baik. Stres dan badan
yang tidak segar hanya akan menghambat pekerjaan dan membuang banyak waktu
anda.
10. Catat daftar reward (penghargaan/hadiah) yang anda inginkan dalam buku catatan.
Tuliskan semua. Jadi ketika suatu saat anda menginginkan memberi suatu penghargaan
untuk diri sendiri, anda hanya perlu membuka buku catatan untuk melihat daftar reward
yang anda inginkan.
11. Apakah anda pernah berpikir untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk mengisi
waktu yang tercuri dari anda? Jika anda mengetahui bahwa anda akan menunggu ketika
janjian dengan seseorang, atau makan siang anda ditunda setengah jam lagi, atau teman
yang menjemput anda terlambat karena macet dan sebagainya, maka anda perlu
menggunakan waktu tersebut untuk membaca buku, menulis rencana dalam buku kecil
anda, atau pekerjaan kecil lainnya yang bermanfaat. Selalu siapkan di kopor anda
sesuatu yang bisa dikerjakan untuk mengisi waktu-waktu yang tercuri tersebut.
12. Suatu ketika anda merasa sangat lelah dan tertekan, cobalah teknik relaksasi ini
“sisihkan waktu untuk melihat dan mengamati suatu benda (batang pohon, bentuk awan
dan lain-lain).” Tarik nafas dalam-dalam dengan perlahan dan melepaskan. Teruskan
sambil mengamati obyek tersebut. Setelah 15-20 menit, anda akan merasa sedikit lebih
nyaman.
13. Pernahkah anda mengalami apa yang dinamakan sebagai “Penghalang penulis?”
penghalang kreaktivitas adalah penyia-nyiaan waktu yang luar biasa, dan bahkan sangat
melelahkan secara emosional. Suatu saat ketika anda mengalami kemacetan dalam
menulis, cobalah teknik pembuka jalan ini. Tulislah sebuah surat kepada seseorang
teman. “Hallo john…,” anda mungkin bisa memulai dengan kata-kata ini. Kemudian
teruskan menulis pidato, “saya harus menulis suatu naskah pidato untuk pertemuan
saham tahunan dan saya tidak memiliki ide yang jelas untuk mulai dari nama. Kami
mengalami di tahun ini berat…,” teruskan menulis kepada John dan pidato anda akan
selesai dengan sendirinya.
14. Jika anda tidak memiliki seseorang yang diberi mandat (atau seseorang yang bisa
dipercaya), atau anda adalah orang yang diberi mandat oleh seseorang untuk melakukan
Benny Kogoya
tugas-tugasnya, maka anda harus menjaga jalur komunikasi agar tetap terbuka.
Tanyakan kepada atasan anda, maka tugas yang harus dikerjakan lebih dahulu.
Meskipun anda memiliki banyak pekerjaan untuk dikerjakan, anda akan memenangkan
hati atasan jika anda fokus pada apa yang dia prioritaskan.
15. Apakah anda memiliki kesulitan berkomunikasi? Atau anda membutuhkan waktu 2 jam
untuk mengerjakan pekerjaan/tugas yang sebenarnya bisa dikerjakan dalam waktu 45
menit hanya karena tidak bisa berkomunikasi? Kemampuan berkomunikasi bisa
dipelajari dan ditingkatkan dengan banyak latihan. Misalnya, membaca dan memahami
data statistik dalam laporan teknis yang rumit selama 30 menit. Berhentilah selama 10
menit, lalu fokuskanlah kembali pada apa yang anda baca. Lakukan ini secara rutin
niscaya kemampuan konsentrasi anda akan meningkat.
16. Jika anda mengalokasikan waktu untuk melakukan pekerjaan untuk diri sendiri, buatlah
prioritas dalam pekerjaan anda. Jangan sampai perhatian anda teralihkan kepada
sesuatu yang lain. Teman saya yang terus bekerja sambil mengasuh anak-anaknya yang
masih kecil mengatakan bahwa ia selalu mendahulukan pekerjaan yang menjadi
“prioritas utama” pada setiap harinya. Dia merasa bisa bekerja dengan maksimal, ketika
anak-anaknya tidur siang dan ketika dia menghindari dari pekerjaan-pekerjaan lain
yang prioritasnya lebih rendah pada hari itu.
17. Ketika seorang teman meminta anda membantunya, sementara anda merasa tidak
memiliki waktu untuk membantunya, sebaiknya jangan mengatakan “ Ya” kemudia
melupakannya. Tetapi katakana,”saya perlu waktu 24 jam untuk memikirkannya, nanti
saya hubungi.” Katakan anda menghubungi dia untuk mengatakan “Tidak” usahakan
memberitahukan teman lain yang mungkin bisa membantunya. Usahakan menolak
dengan sopan supaya dia tidak sakit hati.
18. Anda harus bisa memaksimalkan kerugian anda dengan cara memotong waktu
pengerjaan tugas-tugas yang tidak produktif/menguntungkan. Ketika anda merasa telah
bekerja sangat keras, membangun hubungan, menyakinkan pelanggan dan sebagainya.
Namun hasilnya terlihat tidak menguntungkan, maka berhentilah. Ini saatnya
mengubah arah. Akan lebih bijaksama, jika anda menggunakan energi dan waktu untuk
melakukan tugas atau pekerjaan lain yang lebih besar. Jangan lupa menentukan batas
waktu penyelesaian tugas atau pekerjaan tersebut.
Benny Kogoya
19. Jika anda merasa selalu sibuk setiap harinya, maka rencanakan untuk memberi diri
anda waktu 2 hari penuh untuk berlibur sebagai reward atas usaha anda selama ini.
Lihat kalender dan masukan hari libur yang sangat longgar bagi anda. Lingkari
tanggalnya, sehingga kalender menjadi pengingat visual anda. Pada 2 hari libur itu,
bangunlah dipagi hari dan lakukan apapun untuk menyenangkan anda.
20. Ini cara untuk merencanakan hari anda baik itu di pagi hari atau di malam hari
sebelumnya. (1). Di selembar kertas tuliskan jadwal pertemuan yang sudah ditulis di
kalender saku anda. (2). Lihat daftar di buku catatan anda, dan daftar tugas penting
yang harus dikerjakan hari ini. (3). Tambahkan + 15 menit untuk istirahat demi
menyeimbangkan hidup anda.
21. Belajarlah berbicara dan menulis secara jelas dan padat. Baca buku, ikut kursus, dan
sampaikan pendapat anda sesederhana mungkin. Jika seseorang meminta kepada anda
1000 kata, jangan memberi 1200 kata. Jika anda meminta untuk bicara 30 menit jangan
berbica 40 menit. Terlalu banyak kata dapat membuang waktu anda dan orang lain siasia.
22. Apakah daftar “ List to do” harian anda dipenuhi dengan banyak sekali pekerjaan yang
harus diselesaikan? Jangan ragu untuk menentukan prioritasnya. Pilih maksimal 3 tugas
penting yang memungkinkan untuk anda kerjakan setiap harinya. Ingat seorang
manajer yang sangat efektif hanya memilih 3 tugas yang menjadi prioritas utama setiap
harinya. Ketika mereka selalu bisa menyelesaikan setiap tugas yang ada dalam daftar
“List to do” harian mereka, semangat mereka akan semakin bertambah.
23. Apakah anda pernah berpikir untuk menulis daftar pekerjaan yang tidak harus
dilakukan? Daftar ini meliputi pekerjaan yang dapat anda delegasikan kepada orang
lain, tugas/pekerjaan yang dilakukan hanya untuk menyenangkan orang lain, dan
pekerjaan yang hasilnya sangat sedikit atau tidak berarti. Untuk mengetahui apakah
suatu tugas/pekerjaan itu penting atau tidak tanyakan pada diri sendiri, “Apa akibat
terburuk jika saya tidak melakukan pekerjaan itu? Jika jawabannya tidak ada atau tidak
banyak, maka jangan lakukan pekerjaan itu.
24. Ketika berbicara dengan seorang teman atau kolega, apakah anda pernah berpikir, “Apa
lagi Ya” yang perlu saya bicarakan dengan dia? Jika memang anda berencana
mengontak orang secara berkala, buanglah daftar topic bahasan yang perlu dibicarakan
Benny Kogoya
dengan orang tersebut dalam buku catatan. Ketika saat ini anda memilikirkan sesuatu
yang perlu dibicarakan dengan diam tuliskanlah dalam buku catatan anda, jangan hanya
manyimpannya di kepala.
25. Apakah anda merasa memiliki terlalu banyak tugas untuk dikerjakan? Setiap tugas
kelihatan seperti sangat mendesak untuk dilakukan? Dan anda tidak tahu darimana
memulainya? Untuk mengatasinya, pilih pekerjaan yang memberi banyak kepuasan
bagi diri anda. Pertimbangkan antara tugas satu dengan tugas lain dan tanyakan pada
diri sendiri, “Apa yang saya rasakan di penghujung hari setelah menyelesaikan tugas
ini?
26. Apakah anda pernah mencoba sesuatu yang baru (hobi, olahraga atau pelajaran) tetapi
kemudian segera mengabaikannya karena anda tidak punya banyak waktu lagi?
Sebelum memulai suatu hobi atau sesuatu yang lama, mungkin sesuatu yang anda tidak
sukai. Akan lebih baik jika anda dapat mengurangi 2 macam hobi.
27. Jika anda membeli perlengkapan rumah dan kantor secara borongan atau dalam jumlah
yang banyak, maka anda akan dapat menghemat uang dan waktu belanja. Bahkan tidak
jarang jika anda membeli dalam jumlah tertentu, anda akan mendapat hadiah atau
diskon.
28. Hal terburuk dari menunda-nunda pekerjaan adalah pekerjaan tersebut akan terus
membesar dan semakin menumpuk, apabila jika anda terus-menerus malas
mengerjakannya. Oleh karena itu, banyak orang akan berkata pada anda, mengapa
lambat sekali, ini bukan pekerjaan yang membutuhkan banyak waktu untuk
menyelesaikannya. Karena itu hindari menunda-nunda pekerjaan, sekalipun pekerjaan
itu kelihatannya kecil dan remah.
29. Jangan berkeringat hanya karena anda melakukan hal-hal kecil. Jika anda
menggunakan waktu hanya untuk melakukan hal-hal remah, anda tidak akan pernah
menyelesaikan apa pun. Pilih tugas atau pekerjaan besar dengan hasil besar. Simpan
energi dan waktu anda untuk melakukan sesuatu yang penting.
30. Rasa bersalah adalah musuh besar dalam menghambat waktu. Jangan menyia-nyia
waktu dengan terus menerus menyalahkan diri sendiri. Apa yang telah terjadi biarlah
terjadi. Camkan bahwa yang penting bukan pada kesalahan anda tetapi bagaimana anda
bisa belajar dari kesalahan tersebut dan bagaimana anda bisa bangkit dari keterpurukan.
Benny Kogoya
31. Apakah anda meluangkan cukup waktu untuk mempelajari kesalahan-kesalahan anda?
Setelah melakukan beberapa aktivitas penting, buatlah berapa catatan. Pertama daftar
apa saja yang telah anda lakukan dengan baik. Kedua catat bagian mana yang harus
anda lakukan secara berbeda lain waktu. Jangan hanya memfokuskan diri pada
kesalahan-kesalahan anda.
32. Ketika anda meninggalkan pesan telepon untuk seseorang, ingat untuk menyertakan
informasi tentang : siapa anda, mengapa anda menelepon/mencarinya, apa yang anda
ingin bicarakan, dan kapan dia bisa menghubungi anda. Dengan meninggalkan
informasi seperti ini, kesempatan anda untuk segera dihubungi oleh orang yang anda
cari menjadi lebih besar. Anda juga dapat meminta orang yang mencari/meninggalkan
pesan telepon untuk anda. Dengan demikian anda dapat menelepon balik dengan cepat.
33. Apakah anda membenci menghabiskan waktu hanya untuk berbelanja? Dalam buku
catatan anda, tuliskan daftar dari kurang baju atau barang-barang kesukaan teman atau
orang-orang yang anda cintai? Suatu saat ketika anda menemui diskon belanja yang
besar, anda bisa menggunakan referensi dalam buku catatan tersebut untuk membeli
sesuatu dan menyimpannya. Suatu saat, ketika anda harus memberi mereka sebuah
hadiah. Anda bisa memberi barang tersebut sebagai hadiah. Ada dua keuntungan disini,
selain bisa menghemat waktu, anda juga bisa menghemat uang.
34. Apakah rak buku anda sudah sangat penuh? Berikan pada teman-teman dan orangorang yang anda cintai beberapa buku yang anda sukai tetapi tidak akan anda baca lagi.
Atau pikirkan untuk mendominasikan beberapa buku untuk keperluaan amal atau
sekolah. Meskipun demikian ada beberapa buku yang harus tetapi dijaga dan disimpan
seperti teman lama.
35. Jika anda hanya memfokuskan pada pekerjaan yang menjadi prioritas utama pada
setiap harinya, maka pekerjaan anda akan berakhir lebih baik dan waktu anda tidak
akan terbuang percuma (biarkan pekerjaan kecil lain berlalu).
36. Berhentilah ketika anda sedang panas-panasnya, begitu nasehat Earnest Hemming way.
Kapanpun anda bekerja, berhentilah pada posisi poin ketika anda dalam posisi
keberhasilan atau ketika bagian pekerjaan anda telah selesai. Jangan berhenti di tengahtengah pekerjaan anda. Tentunya meninggalkan suatu tugas, ketika tugas tersebut
Benny Kogoya
selesai dilaksanakan akan membuat anda lebih rileks di keesokan hari dibandingkan
dengan meninggalkan tugas yang setelah selesai.
37. Ketika anda berkonsentrasi pada suatu pekerjaan, sementara anda harus berhenti karena
ada janji bertemu dengan seseorang atau karena suatu pekerjaan penting lain atau
karena harus pulang, maka tuliskanlah untuk diri sendiri catatan tugas yang harus anda
lakukan. Jangan membuang waktu sia-sia dengan memikirkan apa yang harus saya
lakukan, ketika anda kembali melakukan tugas/pekerjaan anda.
38. Jika anda tidak punya banyak waktu untuk membaca surat kabar dari halaman satu ke
halaman lain, maka baca saja judul-judul berita dan kalau memungkinkan paragraf
pertama untuk berita yang menarik perhatian anda. Jika anda menerima laporan, cukup
kalimat pertama disetiap paragraf. Dengan demikian, setidaknya anda mendapatkan
point-point dari laporan tersebut.
39. Anda seharusnya dapat memilih kapan harus meminta bantuan dan kapan dirasa tidak
perlu. Anda tidak selamanya selalu bisa menyelesaikan masalah dan menemukan
jawabannya sendiri. Jika anda merasa tidak mampu menyelesaikan kesulitan, hematlah
waktu dengan memanggil seorang ahli.
40. Banyak orang membuang-buang waktu dengan terlalu banyak berbasa-basi. Teman
saya, seorang dengan penghasilan besar berkata anda dapat menghemat waktu jika anda
memulai sesuatu pembicaraan dengan langsung mengatakan tentang apa yang anda
inginkan dari mitra bicara anda.
41. Apakah anda memahami permasalahan dalam membuat suatu keputusan? Ingat keraguraguan hanya membuang-buang waktu anda. Ada beberapa trik untuk mengatasi hal ini.
Pertama dan yang paling bagus adalah membatasi pilihan-pilihan anda, tentunya akan
lebih mudah dan tidak banyak membuang waktu untuk memilih, katakanlah merah, dan
biru, dibandingkan dengan harus memilih antara merah, biru, hijau, kuning, ungu dan
coklat. Kedua daftar antara pro dan kontra untuk setiap pilihan. Pilih yang lebih banyak
mengarah pada klasifikasi pro. Terakhir, tentukan jangka waktu dan pilih pilihan yang
membutuhkan waktu paling efektif untuk mengerjakannya.
42. Apakah anda memiliki setumpuk kartu nama teman/kolega bisnis di meja kerja anda
dan anda seringkali kesulitan mengingat situasi ketika anda bertemu dengan orang yang
namanya ada dalam kartu nama? Inilah strategi yang lebih baik untuk digunakan.
Benny Kogoya
Ketika ada seseorang yang memberi anda kartu nama, segera setelah menerimanya
tuliskan dibelakang kartu dimana dan kapan anda bertemu dengan orang itu dan apa
yang didiskusikan. Dengan demikian anda akan dengan cepat mengingat situasi dimana
anda bertemu dengan orang tersebut.
43. Jebakan waktu yang sering dialami oleh pemilik perusahaan kecil adalah terlanjur
mengatakan “Ya” untuk melakukan bisnis tertentu, sementara dia tidak punya cukup
waktu untuk melakukannya. Tentunya akan lebih bijak jika anda mengambil nasi tidak
melebihi kapasitas piring. Jika memang anda tahu bahwa anda tidak akan mampu
menyelesaikan pekerjaan tersebut, jangan ragu untuk mengatakan “tidak” yakinlah
dengan fokus pada suatu pekerjaan tertentu dan memuaskan pelanggan, anda akan
mendapatkan reputasi dan pekerjaan yang lebih baik.
44. Jika anda terlebit dalam suatu kecelakakan apakah dokumen-dokumen penting seperti
surat asuransi, nomor polisi, atau surat-surat kedaraan ada bersama anda? Pastikan
surat-surat tersebut ada dalam dompet anda setiap kali anda berkendaraan.
45. Menggunakan waktu untuk berlatih adalah penggunaan waktu yang tepat. Mempelajari
untuk bermain piano, berpidato atau program computer baru adalah hal yang sangat
positif. Anda perlu mendisiplinkan diri dengan berlatih dan terus berlatih untuk
mendapatkan kemahiran. Ingat, perlombaan lari tidak dimenangkan oleh pelari yang
dapat berlari dengan cepat, tetapi oleh mereka yang terus gigih melatih dan berlari.
Karena itu teruslah berusaha latihan dan latihan.
46. Terkadang waktu melamun adalah waktu yang berkualitas. Teman saya sering
melamun ketika berjalan-jalan dengan anjingnya, saya melamun ketika duduk dalam
mobil sedang berputar rodanya. Kadang kita membiarkan pikiran kita mengembara ke
jalan-jalan yang sudah kita mengembara, kita seringkali menemukan jawaban dari
suatu permasalahan yang sedang kita hadapi, menemukan ide-ide baru, atau konsepkonsep spiritualitas.
Benny Kogoya
IX. MEMOTIVASI DIRI MELALUI KESADARAN ROHANI DAN
KESABARAN EMOSIONAL
Melihat dan mendengar peristiwa kehidupan yang sulit diterima akal sehat, seperti
pemerkosaan anak kandung, anak membunuh orang tua, atau pembunuhan multilasi maupun
pengoroyokan yang mematikan, polisi dan hakim menjadi aktor kejahatan penculikan atau
menjelamatkan koruptor serta perbuatan keji lainnya, menggambarkan bagian manusia di
muka bumi yang mengaku beragama tetapi tidak mencerminkan agamanya.
Demikian juga konflik yang menyangkut suku, agama, ras dan politik, serta peristiwa
lainnya di muka bumi tidak pantas, dilakukan kecuali oleh manusia biadab atau tanpa moral,
yang mampu membunuh kapan dan di mana saja, tanpa penduli hukum negara, hukum
masyarakat atau ajaran keyakinan masing-masing agama.
Benny Kogoya
Apakah mereka dapat disebut bermoral yang ber Tuhan atau saya yang memikirkannya
tidak mengerti dan memahami agama, atau pikiranku dikuasai iblis dan telah sakit jiwa?
Karena menurutku andaikata Tuhan mengatur dan menentukan kehidupan manusia setiap saat,
Tuhan tidak akan memberikan manusia berbuat jahat.
Pemikiranku yang memahami agama yang beragam serta berorientasi memperjuangkan
kebenaran yang diyakini, tidak mampu mempersatukan manusia, karena agama yang tadinya
dianggap pembawa kedamaian perlu dikaji secara mendalam, agar agama tidak sekendar
menjadi symbol, status atau alat meraih kekuasaan.
Andaikata Tuhan yang pencipta alam semesta dan juga merencanakan terjadinya
bencana alam yang menciptakan penderitaan untuk menghukum atau mencoba manusia atas
perilakunya, maka Tuhan tidak adil, karena bencana alam tidak membedakan manusia yang
berperilaku baik atau berperilaku jahat dan si kaya atau si miskin.
Andaikata Tuhan yang mengatur kehidupan setiap saat, serta penentu kebahagiaan atau
penderitaan dan kesejahteraan atau kemalaratan, dengan pertimbangan patuh atau tidak
patuhnya manusia menjalankan ajaran keyakinan, maka Tuhan mencipta agar berkuasa dan
berhak mengatur ciptaan-Nya.
Dengan demikian pemahaman manusia beragama yang memuja maupun memuji
Tuhan, serta bersyukur kepada Tuhan atas perolehan kehidupan yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan adalah perilaku yang sama seperti kepada raja, sehingga kewajiban Tuhan sama
dengan kewajiban raja, serta berkuasa atas dukungan.
Apabila Tuhan memberi kedamaian, keadilan dan yang menghapuskan dosa, maka
manusia tidak takut meraih kekayaan, jabatan maupun kekuatan dengan kejahatan, karena
perbuatan kejahatan dapat dimaafkan melalui ritual yang dianggap kehendak Tuhan, dengan
demikian kejahatan akan subur dan meningkat kualitasnya.
A. Keberadaan Tuhan
Tuhan adalah kekuatan pencipta alam semesta yang tidak tercipta, dimana pencipta
yang disebut Tuhan tidak berwujud maupun berkomunikasi dengan ciptaan, akan tetapi
keberadaan-Nya dapat dirasakan dan diyakini melalui ciptaan-Nya.
Benny Kogoya
Tuhan milik semua makhluk yang berada di muka bumi dan alam semesta. Tuhan
hanya menginginkan, umat-Nya penuh kasih untuk menciptakan suasana bumi yang adil dan
makmur. Tuhan tidak menciptakan Agama dan keinginan memecah belah kelompok manusia
di bumi.
Agama tercipta dan diciptakan manusia dalam upaya persaingan mendekatkan diri pada
Tuhan. Upacara ritual yang bermuatan puji-pujian pada Tuhan, diciptakan menarik perhatian
Tuhan pada yang melaksanakan ritual pemujaan. Perhatian dan pemberian yang di sebut
anugrah dari Tuhan tidak dapat dinilai dari materi, karya dan sarana penghidupan lainnya.
Anugerah yang diterima dari Tuhan hanya dirasakan orang perorang dan merupakan
kenikmatan yang sulit digambarkan pihak lain. Imbalan anugerah yang diinginkan Tuhan
adalah perbuatan yang dapat bermanfaat pada tujuan dan keinginan Tuhan di bumi. Surga di
bumi akan dinikmati apabila kita memberikan kebahagiaan pada orang tanpa merugikan pihak
lain.
Semua agama dan keyakinan di bumi mengakui kebenaran Sang Pencipta yang
menginginkan kasih dan perdamaian sesama makhluknya, dengan demikian perbedaan agama
dan keyakinan hanya proses kehidupan dalam mendekatkan diri pada Tuhan yang tidak perlu
dipersalahkan.
Ketentuan atau pedoman kehidupan yang diyakini sebagai perintah pencipta oleh kaum
religius maupun aliran spiritual, yang menyakini bahwa pencipta mengatur setiap saat
kehidupan di alam semesta. Keyakinan yang membebaskan memahami bahwa Tuhan telah
mencipta kesempurnaan alam semesta, yang di lengkapi hukum proses alam, serta memberikan
kebebasan dan kemandirian kepada ciptaan khususnya manusia untuk merencanakan dan
mengatur kehidupannya, menjadikan kehidupan adalah pengenapan Tuhan.
Dengan demikian, keadaan kehidupan dapat disebut anugerah penciptaan yang
diperoleh secara alamiah, yang menjadikan ciptaan wajib mengutarakan kehendak
dan
menjelaskan perilaku maupun memohon keinginan kepada Tuhan, karena Tuhan pencipta yang
mengenai hukum proses alam dan pemberi mukjizat.
TUHAN
KEBERADAAN
Benny Kogoya
TIDAK
MEMER
LUKAN
Tidak
Tidak
Bukan
Bukan
Bukan
Berawal
Berakhir
Roh
Wujud
Pribadi
DISEB
UT
Maha
Maha
Maha
Maha
Maha
Maha
Identitas
Penjelasan
Puji dan Puja
Dukungan
Perantara
Pencipta
Kuasa
Mengetahui
Mulia
Adil
Pengasih
Gbr 1 : Skema Keberadaan Tuhan
Ada karena dicipta dan tercipta karena keberadaan pencipta, menjadikan alam semesta
yang tercipta sangat sempurna, hanya mampu dicipta oleh kekuatan pencipta yang tidak
berawal dan tidak berakhir, dimana penciptaan alam semesta beserta seisi alam yang tidak
dijelaskan pencipta-Nya, diyakini dicipta kekuatan yang Maha Besar di dalam tulisan disebut
Tuhan.
Meyakini Tuhan pencipta alam semesta yang tidak pernah menjelaskan hakekat
kehendak maupun cara penciptaan alam semesta, menjadikan penciptaan dan akhir alam
semesta tidak akan pernah diketahui ciptaan-Nya, dimana keberadaan Tuhan yang tidak
teridentifikasi waktu dan ruang, memberikan keyakinan bahwa Tuhan ada karena keberadaan
ciptaan-Nya.
Tuhan yang tidak mampu teridentifikasi akal manusia, memberikan keyakinan bahwa
Tuhan bukan wujud maupun roh yang dapat dirasakan, walaupun dapat diyakini berdasarkan
Benny Kogoya
penciptaan alam semesta yang memiliki kesempurnaan, sehingga mempersaingkan Tuhan
dengan kekuatan pencipta lainnya, menjadikan Tuhan tercipta dari kekuatan.
Menyakini bahwa alam semesta dicipta oleh kekuatan yang dapat diidentifikasi, terjadi
sejak peradaban manusia butuh perlindungan atau pertolongan dari kekuatan yang melebihi
kekuatan manusia, dimana kekuatan yang ditafsirkan berdasarkan fungsi atau wujud, disebut
sebagai pencipta alam semesta yang memiliki keragaman sesuai keyakinan dan kepercayaan
manusia.
Timbulnya keyakinan atas wahyu yang menjelaskan tentang keberadaan Tuhan sebagai
pencipta alam semesta yang memiliki wujud berupa roh, zat atau material yang mampu
diidentifikasi, menjadikan Tuhan satu dalam tiga wujud serta memiliki ciri pencipta,
penjelamat dan penghibur umat manusia.
Peralihan peradaban kebudayaan yang berkembang ke peradabaan agama, menjadikan
penyebutan nama pencipta mengalami perubahan, sehingga Kristen menyebut Allah Bapa,
Islam menyebut Allah, Hindu menyebut Hyang Widi Wasa maupun nama lain yang
dimuliakan sesuai keinginan dari yang menyebut. Penyebutkan nama dalam memfokuskan
objek yang dipuja, memiliki makna dan pengertian menyangkut wujud, fungsi dan siapa
maupun bagaimana serta di nama Tuhan, mendorong keinginan setiap ajaran keyakinan
mengklaim bahwa Tuhan yang diyakininya adalah Tuhan dalam kebenaran dan hakiki.
B. Keberadaan Manusia
Surga dan neraka tidak pernah diciptakan Tuhan, karena surga akan tercipta di dalam
diri sendiri apabila berperilaku baik dan neraka akan dirasakan apabila berperilaku jahat,
Tuhan menciptakan alam semesta dan menjadikan manusia makhluk tercerdas, yang
berperilaku budibaik dalam mewujudkan cinta, damai, adil dan toleransi mencapai sejahtera.
Obyek akan menjadi suci apabila hati nurani mampu menghayati sebagai yang tersuci dan
sesuatu menjadi indah, apabila matahati merasakan keindahan disebut manusia religius antara
lain :
1. Manusia religius, menghargai orang lain untuk memilih dan menentukan sendiri jalan
hidupnya, sebab dianya sadar betapa indah dan berharga kemerdekaan manusia.
Benny Kogoya
2. Manusia religius, tidak berhenti mencari kebenaran dan mengajak kawan menikmati
kebenaran yang dia temukan secara yakin dan jujur.
3. Manusia religius, selalu berupaya mencari untuk menemukan kepribadiannya sendiri,
agar dia mampu berdiri di atas keyakinan pribadinya.
4. Manusia religius, tidak munafik karena dianya sadar atas keterbatasan manusia dan
mengetahui hanya Tuhanlah satu-satuNya yang benar dan terbesar.
5. Manusia religius, bahagia bila pematuh perintah Tuhan bertambah banyak dan ikut
prihatin bila jumlah umat yang setia dan taqwa pada Tuhan mengecil.
6. Manusia religius, menghayati, mangamalkan dan melaksanakan agamanya, demi
kebahagiaan yang dia cintai dan seluruh makhluk Tuhan.
7. Manusia religius, kesatria yang jujur, sanggup mencintai, memiliki rasa solidaritas iba
dan bela atas penderitaan serta memiliki keiklasan atas duka dan kegembiraan.
Kerukunan dan saling menghargai sesame umat Tuhan atas agama, kepercayaan dan
keyakinan, merupakan keinginan Tuhan yang hanya dapat dihayati dan dimengerti.
8. Manusia religious, dinamika yang menghidupkan dan kreaktivitas yang menyegarkan,
hanya datang dari manusia yang berkehidupan kualitas tinggi dan memiliki sikap
religius, penghayatan religious, memurnikan citra tentang Tuhan.
Kodrat
Penciptaan
Manusia saat penciptaan
Perkawinan
Pertemuan sperma
dan sel telur
Raga
Jiwa
Kodrat
Kelahiran
Kehidupan
Darah
Daging
Organ
Fisik
Tidak
Seimbang
Benny Kogoya
Sakit
Roh
Matahati
Nurani
Pshsikis
Kodrat
Gbr 2. Skema keberadaan manusia.
Keadaan kehidupan dari setiap pribadi tidak sama, karena manusia memiliki
kemampuan kodrat berbeda saat dilahirkan maupun dalam kehidupan selanjutnya, menjadikan
keterkaitan penataan kehidupan berperan menentukan tingkat kemampuan daya saing dalam
memanfaatkan potensi dan fungsi sumber daya alam untuk mempertahankan kehidupan.
Keadaan kehidupan adalah proses dari input perilaku sebelum maupun saat ini,
menjadikan sebab dan akibat proses kehidupan belum mampu dirumuskan oleh pikiran yang
rasional, sehingga hasil proses kehidupan yang sulit diperhitungkan dengan pasti, dapat
dirasakan maupun diperkirakan sendiri dengan evaluasi perilaku sebelum dan saat ini.
Dengan demikian perbuatan kejahatan tidak otomatis memperoleh sanksi berdasarkan
kualitas kejahatan atau kebaikan otomatis memperoleh imbalan sesuai kualitas kebaikan,
seperti pengertian dari hukum karma yang mungkin meyakini bahwa kejahatan atau kebaikan
otomatis menerima sanksi atau imbalan sesuai perilaku atau perbuatan yang dilakukan
sebelumnya.
Apabila menyakini anugerah Tuhan saat penciptaan adalah kesempurnaan alam
semesta yang dilengkapi hukum proses alam dan keberadaan manusia sebagai makhluk
tercerdas yang bebas dan mandiri berbuat baik atau jahat, maka keadaan kehidupan sebagai
hasil proses kehidupan, diartikan anugerah Tuhan setiap saat.
Benny Kogoya
Mengingat keberadaan seisi alam dapat dikuasai dengan perencanaan dan penataan
kehidupan yang terkait dengan sebab dan akibat melalui upaya maksimal tanpa perlu
melaksanakan ritual sesuai ketentuan ajaran keyakinan tertentu, akan memberikan pemahaman
bahwa kehidupan adalah kemandirian yang memerlukan mekanisme. Menjadikan keberhasilan
atau ketidakberhasilan kehidupan didasarkan atas interaksi kehidupan bukan keterkaitan
kualitas pendekatan diri kepada Tuhan, sehingga derita, nikmat, umur panjang, kematian atau
keadaan kehidupan lainnya tidak terkait rencana maupun ketentuan Tuhan.
Penataan kehidupan dalam upaya meningkatkan kualitas kodrat, dapat dilakukan
dengan pengendalian ambisi, emosi, dendam, nafsu maupun perilaku lainnya yang mampu
memperkecil resiko interaksi kehidupan, dimana pengendalian dimaksud menjadi input
kebaikan yang terproses, untuk memperbesar peluang meraih keinginan.
Pemanfaatan sumber daya dan interaksi alam dalam kehidupan dipengaruhi lingkungan
maupun kebiasaan, sehingga kebahagiaan dan kehidupan sejahtera yang berdeda di kutub,
berbeda dengan kebahagiaan dan kehidupan sejahtera yang berada di daerah tropis, karena
adanya perbedaan sarana dan prasarana yang terdapat di daerah masing-masing.
Daerah tropis yang memiliki keragaman sumber daya alam berpotensi dijadikan sarana
dan prasarana kehidupan meraih kenikmatan maksimal, dimana mekanisme kehidupan lebih
bervariasi dibandingkan kehidupan di daerah kutub yang sederhana, karena memiliki sumber
daya alam yang terbatas.
Sumber daya alam yang beragam dapat dimanfaatkan meningkatkan kehidupan melalui
ilmu pengetahuan menciptakan daya saing, dimana ilmu pengetahuan yang mendorong ambisi,
keserakahan dan egoisme menguasai tanpa mempedulikan kebersamaan dan keterkaitan seisi
alam, akan merusak kehidupan.
Pemanfaatan keragaman sumber daya alam, memiliki perbedaan sesuai kondisi maupun
situasi, menjadikan manusia sebelum maupun setelah peradaban memiliki kebutuhan yang
berbeda, dengan demikian tingkat ilmu pengetahuan menimbulkan perbedaan kebutuhan, yang
mengakibatkan kesenjangan supply dan demand di tempat tertentu.
Peningkatan kebutuhan tidak terbatas hanya pada perkembangan ilmu pengetahuan,
tetapi juga akibat meningkatnya populasi manusia, menjadikan sumber daya alam setempat
tidak mencukupi kebutuhan, sehingga terjadi benturan kepentingan yang dapat diatasi dengan
pendistribusian kebutuhan yang seimbang.
Benny Kogoya
Penguasaan sumber daya alam yang dilakukan dengan keserakahan, akan menciptakan
ketidakadilan dan kerusakan keterkaitan dalam kebersamaan, akibat nikmat pribadi egois yang
merusak kelestarian alam, menjadikan persaingan memperebutkan kebutuhan dan keinginan
dapat membawa kesengsaraan, karena kepentingan pribadi atau kelompok tanpa kepedulian
atas kelestarian alam, terlihat dari perilaku oknum, kelompok atau negara yang membabat
hutan maupun penambangan mineral yang merusak struktur alam atau terjadi pemusnahan
flora dan fauna langka serta tindakan lainnya.
Demikian juga pembuatan senjata kimia atau senjata pembunuh massal lainnya untuk
penindasan, yang mengakibatkan penderitaan seisi alam, merupakan tindakan memperalat
kesempurnaan penciptaan alam semesta untuk menghancurkan hakekat penciptaan yang
seharusnya tidak terjadi di masa peradaban.
C. Memotivasi Diri Dalam Disiplin Kesadaran Rohani Melalui Kalimat Bijak
Meningkatkan kualitas disiplin diri bisa dengan banyak cara. Salah satunya adalah
melalui pemahaman dan penghayatan kalimat-kalimat bijak. Merenungkan makna yang
terkandung dalam kalimat bijak dan mencermati praktek kehidupan sehari-hari, akan
memberikan dorongan dalam diri untuk berbuat yang lebih baik.
Bagian ini memuat beberapa kaliamat bijak yang dipilih dan diberikan ulasan secara
singkat sehingga pembaca bisa menangkap maknanya secara cepat. Berbagai sumber
digunakan dalam penulisan bagian ini, sementara nilai-nilai ajaran kebenaran terutama kitab
Mazmur banyak dimasukkan dengan harapan akan lebih memantapkan dalam menghayatinya.
Dan kalimat-kalimat bijak berikut ini:
Tuhan Tidak menjelaskan keberadaannya kepada manusia, karena kekuatan dan akal dari
Tuhan mampu meyakini keberadaannya.
BK 9 : 1
Kecerdasaan atau akal sehat manusia yang berasal dari anugerah Tuhan, mampu
mengungkap hukum proses alam dan memperkirakan interaksi alam serta meyakini bahwa ada
karena dicipta, menjadikan keberadaan pencipta yang bukan wujud atau roh yang tidak dapat
Benny Kogoya
dilihat maupun dirasakan secara fisik, dapat diyakini berdasarkan kesempurnaan penciptaanNya.
Keyakinan manusia pada keberadaan Tuhan, dapat dirasakan melalui penciptaan alam
semesta yang sempurna maupun keberadaan interaksi kehidupan yang terkedali dengan
keberadaan hukum proses alam, sehingga Tuhan tidak perlu berkomunikasi dengan manusia
untuk menjelaskan keberadaan-Nya maupun menjelaskan cara dan masa penciptaan alam
semesta.
Adanya pengakuan oknum yang menyatakan bahwa keberadaan Tuhan serta penjelasan
atas penciptaan alam semesta dilakukan berdasarkan wahyu yang diterima dari Tuhan,
merupakan pengakuan yang juga dapat dilakukan oleh pribadi setiap jaman, karena manusia
yang terdiri dari jiwa dan raga memiliki kemampuan yang sama ketika diciptakan.
Tuhan menganugerahkan Manusia kebebasan dan kemandirian serta kecerdasaan
mengelola seisi alam untuk kebaikan atau kejahatan.
BK 9 : 2
Manusia saat penciptaan alam semesta telah dianugerahkan kesempurnaan, kebebasan
dan kemandirian maupun kecerdasan yang lebih baik dibanding ciptaan lainnya, tetapi saat
dilahirkan pasca penciptaan, manusia memiliki bentuk, sifat, kemampuan, karakter maupun
tingkat kecerdasan yang berbeda akibat pengaruh kondisi dan situasi maupun gen orang tua.
Kebebasan mendayagunakan sumber daya
alam serta kemampuan manusia
mengungkap sebagian hukum proses alam menjadi ilmu pengetahuan, terbukti dari ilmu
pengetahuan yang mampu menangkal maupun menyembuhkan penyakit atau pengetahuan lain
yang tidak dikuasai ciptaan lainnya, membuktikan manusia lebih cerdas dibanding makhluk
lainnya.
Ilmu pengetahuan yang mampu mendayagunakan serta mengantisipasi akibat pengaruh
interksi alam, berupa ilmu pengetahuan ekonomi dan teknologi atau pengetahuan lainnya,
dapat memberikan kemakmuran atau kerusakan bagi seisi alam, yang mempengaruhi
kehidupan sosial budaya maupun kehidupan spiritual dan kehidupan lainnya dari manusia.
Tingkat
kecerdasaan
manusia
yang
mampu
menguasai,
mengarahkan
dan
memperhitungkan sebagian dari interaksi seisi alam, akan memberikan kesempatan kepada
manusia untuk mengelola serta memanfaatkan seisi alam, dengan wajib memelihara
pertumbuhan seisi alam menciptakan keseimbangan dan keselarasan.
Benny Kogoya
Kecerdasan manusia menguasai ciptaan lainnya atau saling menguasai di antara
manusia, menumbuhkan dinamisme mempertahankan eksistensi, dimana keragaman keinginan
memperoleh nikmat dan bahagia, akan menimbulkan persaingan yang dilakukan dengan cara
kebaikan atau kejahatan.
Menyedari
adanya
persaingan
dalam
kebebasan
yang
berjalan
alamiah
mempertahankan kehidupan, akan memperbesar keyakinan, bahwa Tuhan tidak mengatur
kehidupan setiap saat, dimana meyakina bahwa Tuhan mengatur keadaan alam semesta
khususnya manusia, akan menimbulkan kepasrahan terhadap keadaan.
Kepasrahan terhadap keadaan atau meyakini keadaan yang dialami merukapan
pemberian Tuhan berdasarkan menimbulkan pemahaman bahwa Tuhan adalah juri sekaligus
hakim yang menentukan sanksi atau imbalan, dimana keadaan yang disebut nasib akan
berubah apabila dimohon kepada Tuhan.
Kebebasan manusia untuk menguasai, memanfaatkan maupun mengelola seisi alam,
tanpa petunjuk atau perlindungan Tuhan, disebabkan alam semesta telah dicipta sempurna dan
memiliki keterkaitan di antara ciptaan, yang dapat berfungsi sebagai sarana dan prasana dalam
pengelolaan dan perlindungan alam.
Perbuatan berdasarkan ilmu pengetahuan apabila menciptakan kabaikan adalah wujud
anugerah kecerdasan manusia.
BK 9 : 3
Penciptaan manusia kemungkinan memiliki persamaan bentuk, warna kulit dan
kecerdasan atau kesempurnaan lainnya kecuali perbedaan jenis kelamin, dimana
saat
dilahirkan maupun dalam proses kehidupan mengalami perubahan bentuk tubuh, kecerdasan,
karakter maupun sifat atau kemampuan lain, akibat gen yang melahirkan maupun kondisi dan
situasi lingkungan.
Kecerdasan atau penguasaan ilmu pengetahuan yang dipengaruhi faktor gen yang
melahirkan, pendidikan, pembinaan, pergaulan, ajaran keyakinan dan faktor lainnya
menjadikan kecerdasan memiliki perbedaan, dimana kecerdasan dapat diraih diri sendiri
melalui kemauan, tekad, tekun dan atas penggenapan Tuhan.
Penggenapan Tuhan atas kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dalam interaksi
kehidupan, akan dipahami sebagai kebenaran apabila bermanfaat mempertahankan kehidupan
Benny Kogoya
yang tidak merugikan pihak lain, dimana memperalat ilmu pengetahuan meraih kekuasaan
materi atau spiritual adalah penyalahgunaan anugerah Tuhan.
Menguasai ilmu pengetahuan tanpa memberikan manfaat bagi kehidupan atau tanpa
berupaya mengajarkan pada pihak lain, merupakan keserakahan yang meniadakan keterkaitan
seisi alam, demikian juga menyalahgunakkan keterkaitan untuk merugikan pihak lain dan seisi
alam adalah pengingkaran atas anugerah kecerdasan.
Mengerjakan ilmu pengetahuan yang dikuasai maupun menerapkan kebenaran yang
diyakini adalah pengakuan atas anugerah kecerdasan yang diperoleh dari Tuhan, karena ilmu
pengetahuan yang berdaya guna mengelola seisi alam serta kebenaran menciptakan kebaikan
dalam kebersamaan adalah perwujudan hakekat penciptaan.
Menguasai atas kehendak yang dikuasai akan menciptakan kedamain, dimana berkuasa di
atas ajaran keyakinan menciptakan diskriminasi.
BK 9 : 4
Kekuasaan Tuhan atas alam semesta bersumber dari penciptaan, berbeda dengan
kekuasaan manusia yang diperoleh atas interaksi atau dukungan sesama ciptaan, menjadikan
kekuasaan manusia memerlukan musyawarah, kekerasaan, kekuatan, keberanian maupun
kemampuan membentuk hubungan penguasa dan yang dikuasai.
Kekuasaan tanpa dukungan dari mayoritas yang dikuasai dan diraih melalui kekerasan,
akan menciptakan pemimpin otorier yang merempas hak asasi dari yang dikuasai, berbeda
dengan kekuasaan yang dimiliki berdasarkan dukungan mayoritas dan diraih melalui
musyawarah, akan menjadikan pemimpin dicintai dan dipercaya mampu menciptakan
keadilan.
Berkuasa tanpa persetujuan dari yang dikuasai, akan menciptakan konflik, dendam
kebencian atau kejelekan lainnya, karena pemaksaan dengan kekerasan akan mengorbankan
yang dikuasai berupa materi atau non materi, menjadikan pemimpin otoriter memiliki rasa
khawatir dan takut, karena dibenci oleh yang dikuasai dan adanya upaya pihak lain merebut
kekuasaannya.
Menganggap keberhasilan adalah imbalan atas ketaatan pada agama, akan menyebut
perilakunya sesuai kehendak Tuhan.
Benny Kogoya
BK 9 : 5
Meyakini keadaan kehidupan adalah kehendak maupun rencana Tuhan, akan
memberikan pengertian bahwa keadaan terkait dengan imbalan maupun sanksi atas ketaatan
menjalankan ketentuan Tuhan, sehingga sukses yang diraih diyakini sebagai imbalan atas
perbuatan baik yang dikehendaki Tuhan, yang walaupun mungkin merugikan atau merusak
keberadaan seisi alam.
Meyakini keberhasilan yang diraih sesuai pengharapan atas pelaksanaan ritual ajaran
keyakinan tertentu, akan menciptakan kesombongan rohani yang menempatkan keberadaannya
berbeda dengan keberadaan pihak lain yang dianggap tidak dekat dengan Tuhan, sehingga
menyebut kehidupannya diberkati oleh Tuhan serta tindakannya sesuai kehendak Tuhan.
Kedekatan kepada Tuhan berdasarkan pendekatan ritual agama tertentu tidak dapat
memberikan nilai tambah atas perolehan keinginan dari Tuhan, karena seperti yang telah
diutarakan sebelumnya bahwa Tuhan tidak memerlukan ritual maupun mengintervensi
kegiatan seisi alam, kecuali penggenapan hukum proses alam maupun pemberian mukjizat.
Pengharapan yang berbeda dengan kenyataan kehidupan, akan menimbulkan kekecewaan
yang dapat mengeser keyakinan.
BK 9 : 6
Penghadapan yang menjadi idaman dari setiap ajaran keyakinan memiliki variasi yang
menjadi daya tarik meyakini ajaran keyakinan tertentu, dimana ketaatan terhadap ketentuan
ajaran yang dimotivasi atau berorientasi pada imbalan kenikmatan dunia atau pengharapan
surga, memberikan pemahaman bahwa meyakini ajaran adalah upaya meningkatkan
kehidupan.
Terjadinya perbedaan perolehan dalam kenyataan kehidupan yang tidak sesuai
pengharapan yang dijanjikan berdasarkan ketentuan ajaran keyakinan, akan menimbulkan
kekecewaan yang menyelahkan Tuhan, tanpa menyadari bahwa Tuhan tidak pernah berbicara
kepada ciptaan-Nya serta memberikan ketentuan atas pemberian sanksi atau imbalan dalam
kehidupan.
Perolehan kehidupan nyata yang berbeda dengan pengharapan, mengurangi
kepercayaan terhadap ajaran keyakinan yang diatur, sehingga terjadi pergeseran keyakinan
yang adakalanya mampu diperalat kelompok tertentu untuk menghimpun pengikut dari
Benny Kogoya
pengikut ajaran lainnya, dengan memberikan kebutuhkan kehidupan bagi masyarakat miskin di
luar pengikutnya.
Agamaku adalah keyakinanku dan agamamu adalah hak asasimu yang tidak perlu didebat,
karena Tuhan tidak memerlukan agama.
BK 9 : 7
Agama adalah kebenaran yang diyakini tanpa perlu pembuktian, dimana kebenaran dari
kebaikan agama memiliki versi berbeda sesuai yang diyakini, menjadikan kebaikan yang
dirasakan belum tentu kebaikan bagi pihak lain, dengan demikian beragama merupakan
pengakuan atas ajaran tertentu yang dianggap kebenaran, walaupun belum tentu kebenaran
bagi pihak lain.
Pengakuan terhadap kebenaran agama yang dirasakan tanpa menciptakan kerugiatan
atau merusak seisi alam adalah pengakuan berdasarkan hak asasi yang tidak dapat dinganggu
gugat, dengan demikian agama merupakan keyakinan yang tidak perlu diperdebatkan,
dipertentangkan atau dipersaingkan, karena keyakinan tidak memiliki ujung pangkal yang
dapat disatukan tanpa meyakini.
Memperdebatkan kebenaran dari agama tertentu sama dengan mempertentangkan asal
usul keberadaan Tuhan, karena agama berbicara tentang keberadaan Tuhan atau mengajarkan
ketentuan kehidupan yang berkembangan mengikuti kondisi dan situasi jaman maupun ilmu
pengetahuan, tanpa menyadari Tuhan tidak beragama dan tidak memerlukan agama atau
pengikut.
Jangan salahkan Tuhan apabila mengalami penderitaan maupun kekesalan, karena
Tuhan tidak berkendak atas kehidupan.
BK 9 : 8
Meyakini Tuhan telah mencipta sistem dan mekanisme kehidupan atas penciptaan alam
semesta, menjadikan manusia bebas mengatur kehidupannya untuk menjadi baik atau jahat
maupun menjadi kaya atau miskin dan keadaan lain berdasarkan keinginan, walaupun hasil
yang diperoleh tidak sepenuhnya seperti yang direncanakan, karena keadaan merupakan proses
kehidupan.
Berbeda dengan keyakinan sebagian besar manusia yang meyakini bahwa musibah
bencana alam, kecelakaan dan kemiskinan serta kegagalan meupun penderitaan lainnya,
merupakan kehendak Tuhan yang tidak dapat diganggu gugat, menimbulkan pengertian dari
Benny Kogoya
sebagian yang dimiliki kualitas keyakinan yang kurang mantap, akan menyalahkan Tuhan atas
keadaan yang dialami.
Berdasarkan pemikiran rasional, bahwa peristiwa alam dan peristiwa kehidupan
sepenuhnya adalah akibat proses alam, dengan demikian malatapekan, penderitaan atau
peristiwa lainnya termasuk kegagalan meraih keinginan tidak perlu menyelahkan Tuhan,
karena Tuhan hanya sebagai pencipta alam semesta dan menggenap hukum proses alam yang
tidak mengantur kehidupan ciptaan-Nya.
Masalah akan dapat diatasi tanpa khawatir apabila meyakini tindakan yang dilakukan,
memberikan nikmat dalam kebersamaan.
BK 9 : 9
Kehidupan tanpa masalah adalah suatu hal yang tidak mungkin, karena masalah
maupun tantangan adalah konsekuensi logis dari interaksi kehidupan, dimana tantangan atau
masalah dapat diselesaikan tanpa khawatir, apabila menyadari interaksi kehidupan yang
menciptakan dinamika kehidupan, memerlukan adanya evaluasi dalam penataan kehidupan.
Menata kehidupan untuk memperbesar kemampuan kodrat yang berdaya guna
menyelesaikan masalah atau tantangan akan terwujud, apabila meyakini tindakan mengarah
pada kebaikan yang sejalan dengan rencana kehidupan dan menjadikan masalah sebagai
dinamika kehidupan yang harus diatasi, untuk meraih keinginan kehidupan.
Dinamika kehidupan yang harus dilalui maupun diatasi merupakan upaya
mempertahankan kehidupan, dimana masalah akan dapat diatasi tanpa kekhawatiran serta akan
memberikan nikmat dalam kebersamaan kehidupan, apabila masalah diselesaikan dengan
kesepakatan yang saling memberi dan saling menerima.
Meyakini tindakan adalah kebenaran untuk kebaikan bersama, belum tentu memiliki
keterkaitan, tetapi meyakini atas kebenaran dari tindakan yang dilakukan serta keinginan
meredam masalah lanjutan, menjadikan penyelesaian masalah merupakan kebijakasaan dari
hati nurani.
Menyelesaikan masalah tanpa menyadari kesalahan berpeluang memperbesar dan
memperpanjang masalah yang menimbilkan perasaan khawatir dan takut, dimana
menyelesaikan masalah dengan menyadari tindakan yang dilakukan, akan mempermudah
penyelesaian masalah dan memperkecil kerugian dari yang bermasalah.
Benny Kogoya
Kehidupan yang saling memberi dan saling menerima, menciptakan nikmat yang sejahtera
dalam keterkaitan dan kebersamaan.
BK 9 : 10
Kebersamaan di antara pribadi atau komunitas etnis, organisasi dan kelompok ajaran
keyakin serta kebersamaan lainnya berdasarkan kesempatan untuk mencapai tujuan tertentu,
tidak perlu menghilangkan dan menganggu kepentingan pribadi meraih kenikmatan,
kebahagiaan dan kesejahteraan maupun kepentingan lain yang menyangkut kehidupan pribadi.
Mengorbankan sebagian milik maupun keberadaan pribadi untuk kepentingan
kebersamaan, merupakan perilaku yang saling memberi dan menerima, karena memberikan
kebahagiaan pada pihak lain merupakan nikmat tersendiri dari yang memberikan, tetapi
mengorbankan pihak lain untuk kepentingan sendiri dan tidak bersedia berkorban untuk pihak
lain adalah kejahatan.
Mengambil yang bukan miliknya dapat terjadi pada setiap pribadi yang umumnya
memiliki sifat ambisius, egois, cemburu, angkuh atau perilaku lain yang tidak peduli
kepentingan bersama, yang menimbulkan keinginan berbuat jahat yang bertentangan dengan
perilaku budibaik, karena perilaku budibaik menciptakan keadilan dalam kesejahteraan yang
saling terkait.
Menuduh dan memfitnah tanpa pembuktian, menimbulkan penyakit fisik atau phsikis dari
yang dituduh yang juga dianggap pembunuhan.
BK 9 : 11
Menyatakan pihak lain melakukan tindakan kejahatan tanpa pembuktian adalah
tindakan menuduh, dimana tuduhan dengan merekayasa tindakan kejahatan untuk keuntungan
bagi yang merekayasa tuduhan adalah fitnah yang berdampak multi efek dari kehidupan yang
fitnah, antara lain menurunkannya kemampuan kodrat dibidang sosial ekonomi yang
menimbulkan penderitaan.
Penurunan kemampuan kodrat sosial ekonomi, terjadi karena hilangnya kepercayaan
pihak lain terhadap keberadaan diri, maupun menurunkan kepercayaan terhadap diri sendiri,
yang mempengaruhi kredibilitas dan mempersempit ruang gerak kegiatan sosial ekonomi,
sehingga memperkecil kemampuan kodrat dalam peluang meraih keinginan.
Benny Kogoya
Beban ekonomi dan beban moral yang mengakibatkan penyakit phsikis maupun
penyakit fisik bagi yang fitnah atau keluarga serta pihak yang terkait dengan fitnah,
menjadikan fitnah disebut pembunuhan secara tidak langsung, karena fitnah mampu merusak
kebersamaan kehidupan serta keterkaitan dalam kehidupan yang tentram, nyaman dan
harmonis.
Mengajarkan kebenaran maupun menaklukkan pihak lain, hendaknya mencerminkan
teladan dari kebenaran yang diyakini.
BK 9 : 12
Menaklukkan merupakan kemampuan atau kemenangan mempengaruhi dan
memaksakan kehendak kepada pihak lain yang terkait dengan perilaku kehidupan di bidang
sosial ekonomi, ajaran keyakinan, kekuasaan politik dan pengaruh lain yang akan
menimbulkan dampak negatif atau positif pada pihak lain yang ditaklukkan maupun pihak
yang menaklukkan.
Kemampuan dalam menaklukkan atau mempengaruhi pihak lain untuk meyakini ajaran
keyakinan tertentu, akan efektif apabila mampu mempengaruhi dengan keteladanan kebenaran
yang diyakini, sehingga pihak yang dipengaruh dapat melihat serta merasakan manfaat ajaran
keyakinan yang didengar untuk dapat diyakini maupun untuk tidak diyakini.
Mempengaruhi pihak lain agar berbuat baik sesuai kebenaran yang diinginkan, akan
lebih mudah apabila memiliki tekerbukaan yang berkemampuan memahami serta menghayati
kehendak pihak yang dipengaruhi, dimana kebenaran tanpa membuktikan manfaat kebenaran,
akan memperkecil keraguan atas kebenaran.
Hak dan kewajiban akan berjalan dengan baik, apabila mengacu pada kebersamaan yang
adil dan peduli kepentingan pihak lain.
BK 9: 13
Hak yang menyatu dalam keberadaan kehidupan dan dan kewajiban yang merupakan
konsekuensi keragaman keinginan dalam interaksi kehidupan, menjadikan hak dan kewajiban
sebagai kehendak penciptaan perlu ditegakkan berdasarkan kebebasan yang mandiri dan
bertanggung jawab, agar tercipta keserasian dan keselarasan kehidupan yang harmonis.
Menegakkan hak dan kewajiban dapat mengalami benturan yang diakibatkan egoisme,
keserakahan dan ketidakpedulian yang menuntut hak tanpa kesediaan menjalankan kewajiban,
dimana hak dan kewajiban akan dapat berjalan sebagaimana mestinya, apabila keinginan
Benny Kogoya
mengacu pada keterkaitan dalam kebersamaan yang memperbesar kepedulian dari sesama
ciptaan.
Mewujudkan hak dalam kehidupan yang meliputi hak hidup, hak berkembangbiak, hak
mengakui dan diakui, hak meyakini, hak mencintai, dan dicintai serta hak lainnya, akan
menciptakan kesejahteraan dalam keadilan dan kedamaian dalam kebersamaan, yang dapat
mencerminkan surga dalam kehidupan nyata.
Kesepakatan dapat menegakkan hak dan kewajiban, dimana pemaksaan ketentuan akan
menciptakan kekuasaan Absolut.
BK 9 : 14
Hak asasi manusia tidak terukur, akan tetapi dibatasi dengan ketentuan yang disepakati
atau dipaksakan, dimana ketentuan yang dipaksakan tidak akan mampu menciptakan yang
berinteraksi kepada hak asasi, akan tetapi damai dan adil, yang akan menjadikan kehidupan
serasi, selaras dan seimbang.
Perundang-undangan mengatur serta mengarahkan perikalu kehidupan masyarakat dan
negara dengan ketentuan sanksi atau imbalan dalam menegakkan disiplin kehidupan, dimana
undang-undang yang bertujuan sama akan dirasakan memiliki perbedaan apabila dibentuk
berdasarkan musyarawah atau kekuasaan absolut, demikian juga dogma ajaran keyakinan yang
dianggap perintah dari Tuhan.
Ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan kekuasaan absolut atau dogma akan
menciptakan pemimpin otoriter, yang merusak dan mencekal demokrasi serta berpotensi
menindas pihak tertentu, karena adanya keinginan menguasai tanpa kepedulian atas hak asasi
untuk menegakkan keadilan dalam hak dan kewajiban.
Masalah dapat diselesaikan dengan adil, apabila menghidari kebencian dan mampu
mengarahkan hati nurani berbijaksana.
BK 9: 15
Keadilan adalah pemenuhan hak dan kewajiban yang tidak tertukar materi maupun non
materi, sehingga penyelesaian masalah disebut adil apabila mampu menciptakan kepuasan
yang tulus bagi kedua bela pihak, dimana masalah tidak terselesaikan dengan baik, apabila
tidak mampu merendam emosi, benci dan dendam yang mempersulit komunikasi.
Benny Kogoya
Kebencian, dendam
dan emosi
dapat
mempersempit
peluang kesepahaman
menyelesaikan masalah, dimana masalah yang tidak terselesaikan dengan baik dapat
memperbesar dendam dari pihak yang bermsalah, menjadikan masalah berkembang menjadi
konflik yang akan membawa kerugian bagi kedua belah pihak atau pihak lain yang terkait.
Menyelesaikan masalah dengan bijak dan ketulusan hati untuk menghindari keinginan
merugikan pihak lain, tidak harus berpendoman pada ketentuan ajaran keyakinan dan
berorientasi surga atau neraka, karena penyelesaian masalah dengan orientasi kasih akan
memperkecil penderitaan yang berdaya guna memperbaiki kehidupan.
Konflik dapat diselesaikan dengan cepat, apabila tercipta suasana saling percaya dan
mengerti keadaan lawan.
BK 9 : 16
Pertikaian saling mempertahankan pendapat maupun kepentingan dan menguasai
bukan miliknya, akan menciptakan konflik atau peperangan, dimana konflik yang
memperebutkan materi atau non materi terjadi karena adanya kebebasan yang sama menguasai
seisi alam, menjadikan pertikaian menyangkut materi dapat diselesaikan dengan saling
memberi dan menerima.
Konflik dapat diselesaikan dengan hasil maksimal, apabila tercipta saunasa
keterbukaan yang saling mempercayai dalam keakraban, serta berusaha peduli dan mengerti
keadaan lawan, dimana penyelesaian konflik akan menjadi sulit apabila emosi dan kebencian
berorientasi pada kepentingan pribadi atau kelompok.
Demikian juga pertikaian yang terkait non materi dapat diselesaikan dengan
musyawarah mufakat yang saling memaafkan, dimana pertikaian antara kelompok ajaran
keyakinan, dapat diselesaikan dengan kesepakatan yang saling mengharga serta menyadari
perbedaan keyakinan merupakan wujud kebebasan dari hak asasi.
Konflik maupun pertikaian akan dapat diselesaikan dengan musyawarah dan mufakat
apabila menciptakan suasana kekeluargaan yang memperlancar komunikasi dalam keakraban,
dengan demikian tercipta keadilan yang memberikan kemenangan bagi kedua belah pihak yang
bertika dan juga mempengaruhi kodrat.
Keadilan yang memberikan kemenangan pada pihak yang bertikai yang bertitik tolak
kepada kesamaan hak dan kewajiban, mendorong terciptanya cinta dan kasih sayang yang
Benny Kogoya
tidak membendung perbuatan kejahatan, sehingga tercipta kenikmatan dan kebahagiaan dalam
kebaikan mencapai tujuan kehidupan.
Kalau kita mengucap syukur atas apa yang kita miliki, kita akan memiliki lebih banyak
untuk kita syukuri.
BK 9 : 17
Orang pandai mensyukuri nikmat, berarti dia bisa melihat secara jeli apa-apa yang
dianugerahkan Tuhan kepadanya. Dia tahu persis segala sesuatu itu merupakan pemberian
Tuhan. Baik dalam diri maupun di luar dirinya. Baik yang tampak (materi) maupun yang tidak
tampak (inmateri).
Orang yang teliti melihat segala sesuatu, dirinya merasa "tidak berkutik". ia sadar apa
yang dimiliki tidak satupun berasal dari dirinya. Semuanya berasal dari Tuhan sehingga
selayaknya mengucapkan terima kasih.
Orang yang kufur nikmat, tidak menyadari bahwa Tuhan telah memberi nikmat yang
begitu banyak. Dia baru sadar setelah sebagian nikmat ditarik kembali. Misalnya, nikmat bisa
memandang. Kalau Tuhan "menariknya" baru terasa bahwa memandang merupakan anugerah
yang sungguh luar biasa mahalnya. Begitu juga dengan nikmat yang lain, misalnya nikmat
mendengar, menikmati rasa, nikmat tidur, nikmat kecerdasan, nikmat harta, dan sebagainya.
Allah berfirman, "Barang siapa mensyukuri nikmat-Ku, akan Ku tambah nikmat yang
lain. Tetapi kalau engkau kufuri nikmat itu, siksa-Ku amat pedih." Intinya, ayat ini, kalau kita
mensyukuri nikmat Allah, akan lebih banyak lagi nikmat yang Allah curahkan kepada kita.
Maka, kita hendaknya mensyukuri apa-apa yang kita miliki. Dari sana kita muncul
pengakuan bahwa begitu banyak nikmat Allah yang seharusnya kita syukuri. Bahkan, lebih
banyak lagi.
Permasalahannya bukan soal dimana kita berdiri dalam kehidupan, tetapi kearah mana
kita bergerak.
BK 9 : 18
Ibarat jarum jam, bukan keberadaan jam itu yang dilihat orang. Yang menjadi perhatian
adalah jarum jamnya menunjukkan angka berapa. Begitu pula kehidupan, bukan hidup itu yang
menarik perhatian, tetapi bagaimana memberi arti bagi hidup. Disini letak kandungan terdalam
memberi hidup untuk orang lain, "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfat bagi orang
lain."
Benny Kogoya
Agar kita bisa memberi arti bagi kehidupan, munculkan pertanyaan. Dari mana kita
berasal dan mau ke mana kita kembali. Terhadap hal ini, kita sering sadar saat berpapasan
dengan jenazah yang sedang dipikul menuju makam. Kalimat tegas yang kita ucapkan-bagi
yang beragama (Islam)"Innaa lillahi wainnaa ilaihi roji'un ". Sesungguhnya kami datang dari
Allah dan kesana nanti kami kembali. Sedangkan kita (Kristen) manusia berasal dari debu
tanah dan kembali kepada tanah tetapi roh dari Allah, maka kembali kepada Allah.
Ke sana menuju kepada Tuhan kita bergerak dalam hidup kita. Dengan menyadari hal
itu, kita akan membuat persiapan menghadapi kepastian tersebut. Tidak ada kepastian di dunia
ini kecuali kematian. Hidup di dunia hanya sementara, kita sedang melangkah menuju
`kehidupan' abadi. Kata Waljinah penyanyi keroncong hidup hanya mampir ngombe. For
while.
Yang abadi hidup di akhirat. Di sana, memetik apa yang kita kerjakan di dunia. Jika
melakukan kebaikan, buahnya berupa pahala. Jika melakukan dosa neraka balasannya.
Apakah di sorga atau di neraka kita kelak? Tergantung perbuatan kita sekarang. Mari kita giat
melakukan sesuatu menuju kebaikan.
Orang yang benar-benar hidup tahu untuk apa dia harus hidup.
BK 9 : 19
Orang yang baik, tahu untuk apa dia hidup. Salah satunya, mengemban amanah agar
menjadi pemimpin di muka bumi. Alam semesta berserta isinya diletakkan di pundak kita agar
dikelola dengan baik. Tanggung jawab kita begitu besar dan berat.
Tugas kedua, hidup ini untuk ibadah. Puncak dari ibadah yang kita lakukan adalah
tunduknya hati kepada Tuhan. Orang tunduk tidak akan pikir-pikir lagi dalam melaksanakan
perintah Tuhan.
Ibadah yang dilakukan sebagai buah tunduknya hati ada beberapa tanda. Pertama,
ibadahnya dilakukan secara ikhlas, semata mencari kehendak Tuhan, bukan mencari pujian,
sensasi, dan status sosial. Kedua, ibadahnya dilakukan secara maksimal. Tidak setengahsetengah. Orang yang ibadah setengah-setengah tidak menyadari hendak ke mana pasca hidup
di dunia.
Ketiga, ibadah yang dikerjakan ada bekasnya dalam kehidupan sehari-hari. Agama
dipahami dari dua dimensi: ilmu dan amaliah. Keduanya tidak dipisah. Kalau hanya ilmunya
Benny Kogoya
yang didalami, maka agama hanya ada dalam konsep. Sebaliknya, jika agama hanya diamalkan
tanpa dikuasi ilmunya, maka sama halnya berjalan di kegelapan tanpa lenterna.
Dengan mengetahui tujuan hidup kita bisa menikmati hidup. Dengan mengetahui
tujuan hidup, menjadi produktif. Mereka bekerja bukan hanya untuk bekerja, tetapi mencari
kebahagiaan.
Mencari kebahagiaan adalah menyikapi positif setiap terjadi perubahan.
BK 9 : 20
Setiap perubahan baik dan buruk yang pasti ada hikmahnya. Perubahan bukan untuk
disesali. Perubahan perlu direnungkan agar mengetahui rahasia apa di balik semua itu. Hanya
orang bijak yang mencari kenikmatan di balik setiap perubahan.
Tidak ada yang abadi dalam hidup ini, Yang abadi adalah perubahan itu sendiri.
Dengan menyadari hal ini, maka kita hendaknya selalu siap menghadapi perubahan. Ada orang
yang post power sindrom dengan perubahan. Setelah usianya memasuki masa pensiun, mereka
tidak siap dan merasa hidupnya dicampakkan.
Patut diingat, hidup adalah sebuah perubahan. Mulai dari janin, balita, remaja, pemuda,
tua dan akhirnya sampai pada batas akhir kehidupan. Ini semua dilalui makhluk bernama
manusia. Perubahan bukan untuk dihindari melainkan diupayakan mengisinya sebaik-baiknya.
Orang yang bisa mengambil hikmah dari perubahan yang terjadi, akan mendapatkan
kebahagiaan. Dia dapat mengisi hidupnya sesuai tuntutan zaman.
Menghadapi peruhanan, perlu disikapi secara positif. Hanya dengan cara itu, perubahan
akan memberi kebahagiaan. Sebaliknya, orang yang melihat perubahan dengan sikap, negatif,
selalu cemas, apalagi takut, akan merasa terancam dan kehilangan momen baik. Orang seperti
ini mudah stres, tertekan hidupnya, dan menganggap perubahan merugikan dirinya.
Kebiasaan jelek banyak orang adalah kecenderungannya mencari-cari kesalahan orang
lain seolah-olah mereka akan mendapat imbalan.
BK 9 : 21
Kalau kita mau jujur, kita sama-sama punya kebiasaan mencari kesalahan orang lain.
Kalimat ini hiperbolis alias melebih-lebihkan keadaan yang sebenarnya. Tetapi jujur kita
katakan, mencari kejelekan orang lain telah menjadi bagian dari kehidupan kita.
Benny Kogoya
Maka, budaya ngrumpi, rasan-rasan, dan ngoreksi kekurangan orang lain menjadi
'pekerjaan' yang digemari banyak pihak. Bahkan, belakangan menjadi ajang formal dalam
berbagai kemasan di media massa baik cetak maupun elektronik. Ada rubrik khusus untuk itu.
Saking asyiknya melakukan pekerjaan itu, sampai-sampai begitu bersemangat, kalau
tidak melakukan mencari teman, setelah didapat baru acara dimulai. Pekerjaan ini seolah
mendapat imbalan rutin, atau bahkan terkena kondite kalau tidak dilakukan.
Padahal, apa yang dilakuan itu sama artinya dengan menghilangkan kesempatan emas
untuk menggunakan waktu agar lebih produktif. Coba sekali-kali kita lakukan secara sadar
sehari saja kita tidak membicarakan kejelekan orang lain, maka jiwa kita akan bersih, hati akan
tenang, dan pikiran bisa jernih.
Kalau kebiasaan seperti ini bisa kita paksakan maka kita menjadi sehat, lebih produktif,
dan yang terpenting tidak melakukan kesalahan yang jelas-jelas melanggar ketentuan Tuhan.
Maka tinggal pilih, apakah kita akan menyalurkan bakat mencari kesalahan orang lain, atau
meninggalkan kebiasaan itu karena dilarang Tuhan.
Jika Anda mampu mengatakan "tidak" kepada yang baik, maka Anda akan mendapatkan
yang terbaik.
BK 9 : 22
Ini yang sering tidak kuasa kita lakukan. Berkata 'tidak' terhadap yang baik. Misalnya,
diberi peluang untuk bekerja di sebuah perusahaan, itu kan baik. Tetapi lazimnya harus TST
(tahu sama tahu) di balik itu. Ada uang pelicinnya. Maka katakan tidak, Anda akan
mendapatkan yang lebih baik lagi. Paling tidak harga diri Anda naik.
Bangsa Indonesia, menduduki rangking ke 1 di dunia dalam hal korupsi. Sumbernya
karena banyak yang tidak bisa berkata tidak. Mengatakan iya kepada yang dianggap baik
apalagi , oleh khalayak luas, akan menyenangkan. Tetapi dalam kontek ini, kesenangan yang
didapat sifatnya semu, sementara dan hanya di hadapan orang lain. Tetapi di hadapan Tuhan
tidak.
Abdul Karim Amrullah salah seorang yang berani berkata `tidak' terhadap pemerintah
Jepang ketika semua tokoh mengatakan 'iya'. Yaitu, setiap pagi harus membungkuk hormat
kepada matahari. Sebagai seorang yang mengerti akidah, membungkuk kepada matahari, bisa
berarti tunduk. Hal seperti ini bisa menyebabkan syirik, Dengan beliau mengatakan tidak,
Benny Kogoya
pemerintah Jepang justru lebih hormat kepadanya karena dianggap sebagai orang yang
memiliki prinsip hidup yang kuat. Demikian Daniel tidak mau tunduk kepada raja tetapi
kepada Allah.
Dalam setiap situasi, diperlukan orang yang bisa berkata `tidak'. Bangsa ini sedang
membutuhkan orang yang mampu berkata tidak. Reformasi akan berjalan dengan baik jika
banyak orang mampu berkata tidak ditengah menjamunya aksi suap menyuap.
D Memotivasi Diri Dalam Disiplin Kesabaran Emosional Melalui Kalimat Bijak
Tidaklah seseorang dikatakan mampu memimpin orang sebelum memimpin diri sendiri.
BK 9 : 23
Pernah memperhatiakan jari-jari tangan ketika menunjuk seseuatu? di sana ada pesan
tersembuyi. Saat menunjuk sesuatu, satu jari (telunjuk) menuju pada obyek, empat jari lainnya
menghadap pada si penunjuk. Artinya menunjuk orang lain sama dengan menujuk diri sendiri.
Makna, sebaiknya sebelum menunjuk mengoreksi, dan mengeritik orang lain, tunjuk, koreksi
dan kritik diri sendiri. Pimpin diri sendiri sebelum memimpin orang lain.
Memimpin diri sendiri jauh lebih sulit, itu sebabnya sepulang dari perang badar perang
tahu “ kita pulang dari perang kecil menuju perang besar” Perang apa Ya? perang melawan
hawa nafsu. Mengurangi diri sendiri jauh lebih berat ketimbang memerangi orang lain.
Memimpin diri sendiri diperlukan motivasi yang kuat, kesadaran tinggi, dan kemauan keras.
Tanpa syarat itu mustahil seseorang dapat mengendalikan diri.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering memakai topeng kalau di depan orang lain
baik lakunya, tetepi di rumah muncul watak aslinya. Orang seperti ini tidak selaras antara
kata-kata dengan perbuatan, penampilan dengan wataknya sehingga tidak layak menjadi
pemimpin. Sifat hipokrit alias munafik seperti itu merupakan indikasi kuat bahwa jiwanya
masih labil. Terhadap diri sendiri saja belum jujur apalagi terhadap orang lain.
Hanya orang yang kaya ilmu dan semangat, yang berani menghadapi tantangan dan resiko.
BK 9 : 24
Kekayaan yang paling berharga adalah ilmu. Orang kaya harta sibuk menjaga hartanya.
Orang kaya ilmu, ilmunya yang menjaga dirinya, demikian kata Ali Tholib. Ilmu saja belum
cukup, harus ada perlengkapan yang bernama semangat. Keduanya tidak bisa dipisahkan.
Benny Kogoya
Orang berilmu memiliki semangat menghadapi tugas, pekerjaan, tantangan dan resiko. Orang
seperti itu memiliki pertimbangan matang. Mereka tahu cara mengatasi tantangan secara tepat.
Dia mengetahui resiko dari setiap langkahnya. Dia paham, “tidak ada tindakan yang tanpa
resiko.
Semakin besar tindakan seseorang semakin besar pula resikonya. Dia paham, semakin
tinggi pohon kian kencang terpaan angin, maka menghadap wajar ada tantangan. Itilah yang
selalu jadi pedoman pejuang kebenaran. Plato, Aristoteles, dan orang besar selalu menghadapi
resiko. Ini juaga dirasakan Sigmund Freud. Buku the Interpretation of Dream hanya terjual
600 eksemplar dan hanya mendatangkan $ 250 royalti dalam delapan tahun pertama tetapi
akibat dari tantangan seretnya penjualan buku itu dia menjadi bapak dalam bidang psikologi.
Tantangan memicu semganta. BJ Habibie ketika banyak warga demo, berkomentar,
“saya senang rakyat bangkit setelah lama tidak berani bersuara” BJ Habibie paham resiko
menghadapi vokalnya rakyat. Itulah semangat ilmuwan yang kebetulan menjadi Presiden.
Tidak pernah orang berhasil memanjat tebing dengan kedua tangan di dalam saku
BK 9 : 25
Ada yang luar biasa dalam proses pemberangkatan Apollo 11 pada 1967 yaitu
melibatkan 30.000 pekerja NASA dari 40.000 pekerja. Ada 200 sekolah tinggi, 16 perusahaan
industri utama dan 20.000 subkontraktor. Misi Apollo harus sukses. Ternyata belum berhasil, 3
astronotnya terbunuh sengat api Apollo. Baru dua tahun kemudian, pada 20 Juli 1969, Neil
Alden Amstrong berhasil menginjak kaki di bulan.
Ada rahasia di balik sukses tadi? Kerja keras. Pekerjaan berat tidak mungkin ditempuh
dengan santai, apabila tanpa konsep. Melewati jalan terjal dan mendaki diperlukan keringat,
terkadang nyawa. Begitu juga jika hendak naik “tebing kehidupan” diperlukan stamina tinggi,
persiapan matang, dan upaya maksimal. Mustahil memanjat tebing bisa dilakukan dengan
hanya kedua tangan di dalam saku.
Sir Edmund Hillary orang pertama menaklukkan Mount Evesert. Ketika ditanya apa
rahasia di balik suksesnya? ia mengatakan “Bukan gunungnya yang kita takhlukkan melainkan
diri sendiri.” Artinya, sebelum menakhlukkan gunung atau pekerjaan lain, kita menakhlukkan
dulu diri ini.
Benny Kogoya
Diri ini sering dililiti rasa malas, ingin cepat menikmati hasil, dan enggan menghadapi
resiko. Dalam praktek lihat orang suka main potong kompas. Yang diagungkan prinsip ilmu
ekonomi, “Sedikit modal meraih untung sebanyak-banyaknya” mereka lupa. “hidup ini adalah
kerja keras.”
Dunia adalah sebuah ruang kelas dan kehidupan adalah guru yang mengesankan bagi
mereka yang bersiap-siap untuk belajar
BK 9 : 26
Dalam kelas dunia, `siswa' manusia belajar banyak tentang `rahasia' hidup ini. Perdana
Menteri Zamire, pernah mengumpulkan intelektual di negeranya. Kepada mereka diminta
untuk merumuskan arti hidup ini. Dia ingin belajar.
Tiga tahun kemudian, datanglah inteletual tadi dengan membawa buku yang diangkut
tiga ekor keledai. "Ini tuan, buku yang berisi rumusan arti hidup." PM Zamire geleng kepala.
"Jika buku sebanyak ini, saya tidak sanggup membacanya. Tolong diringkas saja."
Satu tahun berikutnya intelektual tadi datang, membawa buku diangkut seekor keledai.
"Saya masih belum sanggup membaca, terlalu tebal," kata PM Zamire. "Tolong diringkaskan
lagi," pintanya. Selang beberapa waktu, inteletual tadi datang dengan tangan kosong. Semetara
Si Tuan-nya sedang berbaring di atas ranjang, sakit. Tuan, saya sudah meringkas makna hidup,
katanya. Apa? Tanya PM Zamire. "Hidup itu hanya terdiri tiga kata: lahir, susah payah, mati.
Itulah yang kita pelajari di ruang kelas dunia ini. yaitu, dilahirkan. Lalu susah payah
mengerjakan "PR" kehidupan yang tidak pernah berakhir, lalu mati. Itulah pelajarannya. Bagi
setiap `siswa' hanya ada dua kemungkinan: naik kelas ke sorga, atau tinggal kelas di neraka.
Naik tidaknya seorang pelajar tergantung belajarnya di dunia. Kalau malas apalagi sering
melanggar tata tertib, pasti dicampakkan pada hukuman yang menyakitkan.
Bahkan kambing dan lembu pun harus menyesuaikan langkah mereka kalau menarik bajak
bersama-sama.
BK 9 : 27
Lidi, disebut `sapu' kalau jumlahnya banyak. Kalau cuma satu disebut 'lidi' saja. Bisa
kita lihat, sapu lidi mendatangkan manfaat besar bagi pihak lain karena bersatunya tiap lidi.
Setelah diikat, bisa bekerja bersama, dan tidak ada yang menonjolkan diri.
Itulah nilai kebersamaan, kekompakan, dan keharmonisan. Dalam kehidupan
bermasyarakat juga demikian. Jika ingin sukses, perlu ada kesamaan, kekompakan dan
Benny Kogoya
harmonis hidup. Terlebih dalam sebuah bangsa yang pluralis, syarat tadi tidak bisa ditawar
lagi.
Dalam mewujudkan hal ini, diperlukan pengorbanan agar ada kesamaan langkah.
Tanpa kebersamaan, kekompakan dan harmoni, maka akan kesulitan menarik `bajak' negeri
ini. Apalagi jika anak negeri saling ingin menonjolkan diri, main sikut, berebut benar, dan
mengaku paling hebat, paling berjasa, dan paling berkuasa.
Apa yang digambarkan dengan kambing dan lembu yang langkahnya sama ketika
menarik bajak, merupakan gambaran pentingnya kebersamaan, kekompakan dan harmoni
dalam mencapi tujuan. Bisa dibayangkan carut marutnya negeri ini kalau setiap elemen anak
bangsa melangkah sendiri-sendiri.
Para pendiri negeri ini mengetahui bahwa negeri kita memiliki sejumlah titik rawan di
balik besarnya jumlah penduduk dan luasnya wilayah. Itu sebabnya, semboyan Bhinneka
Tunggal Ika dijadikan sebagai nafas kehidupan.
Burung yang lebih awal bangunnya akan mendapatkan cacing lebih banyak
BK 9 : 28
Dengan bangun lebih awal, burung akan lebih awal pula mendapat rezeki. Di pagi yang
masih sepi, peluang mendapat rezeki besar, sebab belum berebut dengan burung lain. Rezeki
acap kali berpihak pada kesungguhan, ketekunan, dan kedisiplinan.
Tanda orang tekun, sungguh-sungguh dan disiplin bisa dilihat dari bangun tidurnya.
Kata bijak, cepat bangun, cepat kerja, harta akan berpihak kepadanya. Sebaliknya, rezeki akan
lari dari orang yang hidupnya malas. Di negara maju, orang sangat menghormati waktu.
Mereka membaginya secara cermat kapan harus bekerja, dan kapan istirahat. Maka, di RRC,
warung selalu penuh disaat jam makan, setelah itu sepi saat jam kerja. Ini pertanda warga di
saat menghormati waktu. Tuhan juga bersumpah dengan waktu. Kata Dia, manusia merugi.
Yang tidak merugi di antaranya orang beriman dan aural saleh (bekerja dengan baik).
Orang disiplin akan tahu kapan waktu bangun dan mulai bekerja. Dengan cara itu,
seperti burung tadi, dia akan lebih cepat dan lebih banyak mendapatkan cacing (rezeki). Orang
yang tidak disiplin, terbiasa dengan mengolor waktu sehingga sering kehilangan, kesempatan
dan peluang.
Benny Kogoya
Sudah waktunya kita membuang kebiasaan menganggap enteng terhadap perputaran
jarum jam. Hilangkan bermalas-malasan dan ini merupakan penyakit akut pada setiap orang.
Hai pemalas belajarlah pada semut “ Amsal Salomo.”
Gerak seorang pemalas sangat berbeda dengan gerak lidahnya
BK 9 : 29
Pemalas, acap kali pandai berkata-kata tetapi lemah dalam bekerja. Dia pandai
memberi koreksi, tetapi dia sendiri tidak mampu melakukan. Kata Wietman, "Orang yang suka
ngritik, ibarat seekor cacing. Dia menyuruh orang lain lari cepat sementara dia sendiri tidak
bisa melakukannya."
Tipe orang yang suka ngoreksi sebaiknya dijadikan saja sebagai 'pengawas'. Dengan
posisinya itu potensi dirinya untuk menyalahkan orang lain tersalur. Tidak ada hal yang lebih
disukai oleh pemalas kecuali mencemooh sana-sini, atau mencari kekurangan karya orang lain.
Biasanya orang yang demikian jumlahnya cukup banyak di tengah masyarakat.
Biar saja mereka berada di tengah kita, tak perlu, ditentang. Sebab, kalau dilayani, dia
akan merasa mendapatkan garapan lebih besar lagi. Berbeda dengan orang yang rajin bekerja,
baginya berkomentar dianggap tidak terlalu perlu. Yang penting adalah bukti, bukan ulasan.
Bagi orang rajin, kalau ada kritik, saran, atau koreksi diam-diam dicamkan, kemudian
dicari di mana letak kekurangan dari karyanya. Dari kritik tadi karyanya disempurnakan.
Dengan cara tersebut dia bisa melakukan perbaikan. Orang malas biasanya sibuk mencari
kesalahan orang lain, diri sendiri tidak suka dikritik orang. Sementara orang rajin selalu sibuk
menyempurnakan kekurangan dirinya dari kritik yang disampaikan orang lain.
kita habiskan sumber-sumber daya alam dengan menggunakannya, kita habiskan sumber
daya manusia dengan tidak menggunakannya.
BK 9 : 30
Sumber daya alam jika terus menerus digunakan, lama atau cepat akan habis. Ini bisa
dilihat di negeri ini. Hutan misalnya, setelah dibiarkan terjadi aksi penebangan baik yang
dilakukan secara besar-besaran maupun dilakukan secara sporadis oleh masyarakat, hutan
terasa kian habis. Maka bencana banjir, tanah longsor, dan lain-lain menimpa.
Untuk menumbuhkan kembali, kini tengah dilakukan rehabilitasi dan reboisasi
terhadap lahan dan hutan seluas 3 juta hekatare dengan biaya Rp 3,3 triliun. Ini gambaran satu
Benny Kogoya
segi saja hutan yang habis jika digunakan. Begitu juga kekayaan alam lain, seperti batu bara,
Emas, Tembaga, minyak, air, dan sebagainya. Maka perlu hemat agar sumber daya alam itu
bisa lestari.
Sebaliknya, untuk sumber daya manusia akan habis kalau tidak digunakan. Tenaga
mereka menjadi tidak produktif, tidak menghasilkan sesuatu, dan bahkan bisa menjadi beban
dalam kehidupan. Terlebih bagi bangsa Indonesia yang jumlah penduduknya sungguh luar
biasa besarnya: 237 juta jiwa. Jika hal ini tidak dipikirkan, maka akan menjadi sumber daya
yang mubazir. Bagaimana memanfaatkannya? Tugas ini ada di puncak para pemimpin negeri
ini.
Dengan memanfaatkan sumber daya manusia, menghasilkan sesuatu yang berharga,dan
bermakna. Tinggi rendahnya tingkat produktivitas sebuah bangsa tergantung pada dimanfaat
atau tidaknya sumber daya manusianya.
Jika kita sibuk menghambat karir orang lain, kita tidak mempunyai kesempatan untuk maju
BK 9 : 31
Sibuk menghambat karir orang lain, sama halnya dengan menggali lubang kubur
sendiri. Ia selalu sibuk menguras energi, kalau perlu mengorbankan dana untuk mencapai
targetnya. Tanpa disadari dia telah menguras waktu, membuang kesempatan dirinya maju.
Sering kita lihat ada persengkongkolan di tempat kerja atau di dunia politik. Tujuannya
menjatuhkan orang yang tidak disukai. Berbagai cara dilakukan dan banyak yang harus
dikorbankan. Mereka puas menghancurkan orang lain dengan cara licik.
Setiap bertemu `gengnya' mereka membicarakan pihak yang dianggap sebagai rival.
Maka, disusun strategi menjegal karir orang tadi. Tanpa disadari apa yang dilakukan telah
menguras staminanya sehingga tidak terasa dia sendiri menjadi korban. Paling tidak korban
waktu, peluang, dan korban hati nurani. Dia menggores jiwanya sendiri.
Dia lupa berbuat yang terbaik. Yang ada dalam benaknya hanya ingin menjatuhkan
orang lain. Sementara karirnya sendiri terbengkal. Tidak pernah kita jumpai, orang yang
menjegal karir orang lain dapat hidup tenang. Yang banyak terjadi, orang seperti itu karirnya
justru terjungkal. Atau kalau toh sukses, rumah tangganya selalu `panas', ada saja
gangguannya. Dengan kebiasaan jelek tersebut, keinginan untuk maju tidak akan bisa tercapai.
Orang tersebut akan kandas di tengah jalan.
Benny Kogoya
Yang merasakan kebahagiaan sejati adalah mereka yang merasakan bahagia melihat orang
lain bahagia.
BK 9 : 32
Di dunia, ada tiga macam `neraka'. Pertama, bernama iri. Yaitu, orang yang selalu tidak
senang melihat orang lain sukses. Sepanjang perasaan iri berkecamuk di hatinya, selama itu
pula dia tersiksa.
Kedua, dengki. Ini di atas iri. Selain tidak suka orang lain sukses, dia ingin
keberhasilan orang lain pindah ke tangannya. Untuk mencapai hal itu, berupaya agar orang lain
jatuh dengan harapan kesenangan yang dialami orang lain pindah pada dirinya. Selama belum
tercapai maka jiwanya tersiksa.
Ketiga, bernarna dendam. Setelah gagal mengupayakan jatuhnya orang lain, dan
menikmati kesenangan, maka dia menaruh kebencian dan rasa dendam. Dalam kultur tertentu
dendam sampai tujuh turunan. Ini merupakan siksa dunia yang berkepanjangan.
Mereka lupa kebahagiaan sejati adalah adanya rasa bahagia saat melihat orang lain
bahagia. Artinya, ikut merasakan kesenangan orang lain. Dia mengambil manfaat dari
kebahagiaan orang lain. Misalnya, belajar mengapa sukses.
Orang bisa bersikap demikian adalah orang yang jiwanya sudah matang atau dewasa.
Dia bisa memahami dibalik yang tersurat dalam hidup ini. Ia tidak melihat dari yang tampak
saja, tetapi berupaya menyelami makna kehidupan dan apa sebenamya rahasia di dalamnya.
Dengan demikian, dia akan merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Marilah belajar pada
guru.
Orang yang benar-benar kalah adalah orang yang tidak mau belajar dari kekalahannya.
BK 9 : 33
Kekalahan jika didengar dia membisikkan kalimat pendek: " Coba lagi" Tentu bukan
sekedar mencoba tetapi belajar lebih teliti lagi mengapa langkah sebelumnya kalah. Di mana
letak kelemahan, apa yang kurang, dan bagaimana menyempurnakannya. Setelah semua
pertanyaan terjawab, maka lakukan sekali lagi. Coba lagi!
Ini langkah orang kalah yang tidak mau berlama-lama dalam kekalahannya. Dia mau
menerima kekalahan sebagai kata akhir. ia menjadikan kekalahan sebagai pelajaran. Dari
Benny Kogoya
pengalaman pahit itu dicari apa 'pesan' terdalam. Dengan kejernihan hati mau mengoreksi diri
sendiri lambat atau cepat akan dtemukan jawaban atas kekalahannya.
Dan itu yang ditemukan Gamal Abdul Naser ketika dia nasibnya 'jatuh' secara strata
sosial. Maklum, dia bukan orang yang langsung duduk manis sebagai Perdana Menteri Mesir.
Karirnya dirintis dari bawah. Kekalahan demi kekalahan dijalani penuh sabar sambil
membenahi diri. Akhirnya karir puncak di negaranya dapat direngkuhnya.
Tetapi, dalam hidup ini banyak juga orang yang tidak mau bangkit dari kekalahan. Dia
menganggap kekalahan yang dialami merupakan `kiamat', tidak bisa diperbaiki. Dia
menganggap semuanya sudah berakhir. Karena anggapan itu, dia tidak beranjak dari posisinya
di bawah sehingga akhrinya menjadi tontonan sejarah.
Pekerjaan yang sulit dilakukan banyak orang adalah memulai
BK 9 : 34
Nelayan itu masih 'magang'. Ketika moncong perahu menghadap ke laut, mereka
gemetaran. Gelombang ombak yang mendebur keras mengecilkan nyalinya. Perasaannya maju
mundur, antara berani dan takut. Akhirnya nekat juga, mencoba menembus gulungan ombak.
Ternyata mereka bisa.
Ilustrasi ini terjadi pada semua jenis pekerjaan baru. Seorang calon guru
membayangkan susahnya menyusun Satuan Pelajaran, merumuskan Tujuan Instraksional
Umum, Tujuan Instraksional Khusus, mengajar, dan melakukan evaluasi. Guru baru acap kali
stres menghadapi tugas ini. Tetapi, akhimya finis juga.
Memasuki gerbang rumah tangga juga sama. Sejumah gambaran buram menggelantung
di depan, seolah akan jatuh menimpanya. Begitu mahligai rumah tangga dimasuki, yang
dirasakan sebuah ketenangan. Kalau ada benturan tidak lebih dari sekedar rona-rona rumah
tangga. Jadi, memulai sesuatu merupakan pekerjaan sulit. Karena belum berpengalaman.
Kesulitan bisa ditembus jika memiliki rasa percaya tinggi.
Saat Orde Baru berkuasa, seolah tidak ada orang mampu menjadi pemimpin. Tetapi
kini bermunculan calon presiders. Negeri ini harus memberi kesempatan pada putra terbaiknya
Benny Kogoya
menjadi pemimpin. Malcol Neil mengatakan, Satu-satunya kegagalan yang tidak terhormat
adalah kegagalan mencoba.
Orang yang paling sering dikeluhkan adalah orang yang sering mengeluh
BK 9 : 35
Dalam pergaulan sering kita jumpai, seseorang suka mengeluh. Sedikit-sedikit
mengeluh. Tidak ada liar, tanpa keluhan. Setiap kali bertemu orang selalu ada saja yang
dikeluhkan. Mulai persoalan "klasik" yaitu kasus tidak punya uang, ada problem pribadi,
persoalan rumah tangga, problem di tempat kerja, ketidakcocokan dengan tetangga, dan
sebagainya.
Tiap kali bertemu orang lain, dia selalu mengutarakan sesuatu yang tidak enak.
Sementara kalau ada yang enak dia diam saja. Dia menganggap orang lain sebagai `kotak
sampah' tempat membuang keluhan. Setelah puas menumpahkan keluhannya dia
meninggalkan begitu saja tanpa mau peduli lagi; terhadap perasaan orang lain. Padahal orang
yang mendengar keluh kesah juga memiliki perasaan yang sama.
Maka, jika bertemu orang seperti ini, sadarkan dia agar menghentikan kebiasaannya itu.
Apa yang diutarakan hanya layak diketahui oleh orang itu sendiri bukan untuk dipublikasikan
kepada orang lain. Beritahu keluhan yang diungkapkan tidak akan menyelesaikan masalah.
Keluhan tinggal keluhan.
Dalam pergaulan, orang yang sering mengeluh seperti ini lama-lama tidak dihiraukan
orang, sebab orang lain sudah hafal 'lagunya'. Orang yang sering mengeluh biasanya tidak
dibantu mencari jalan keluarnya, tetapi kebiasannya itu dikeluhkan orang lain.
Hanya pekerjaan layak yang dikerjakan yang wajib dikerjakan secara benar
BK 9 : 36
Sukses itu tidak memerlukan penjelasan. Begitu Napoleon Hill. Maksudnya, sukses
bukan untuk diuraikan, tetapi bukti nyata, dengan karya. Orang yang bekerja dengan baik, akan
mencapai sukses. Tetapi, dalam praktek setiap orang akan selalu berhadapan dengan pilihanpilihan. Ada pekerjaan yang tidak layak dikerjakan karena hanya mendatangkan mudhorot
(kejelekan). Ada pekerjaan yang layak sebab mendatangkan manfaat.
Benny Kogoya
Hanya pekerjaan yang layak harus dikerjakan secara baik dan benar. Untuk menuju ke
sana perlu perencanaan yang baik dan benar pula . Jika pekerjaan melibatkan orang lain, harus
ada pembagian tugas yang jelas.
Banyak orang mengerjakan sesuatu yang seharusnya tidak harus dikerjakan. Yaitu
pekerjaan yang sia-sia, tidak ada manfaat. Ada orang juga melakukan kewajibannya. Padahal
sebelum mendapat pekerjaan, orang tersebut bingung mencarinya, melamar ke sana kemari.
Tetapi, setelah pekerjaan didapat, bedanya ogah-ogahan. Ada saja alasannya.
Kata Napoleon Hill, "Kegagalan tidak memberi ruang untuk orang berdalih-dalih."
Sebanyak apapun argumentasi kalau tidak mengerjakan tugas maka kegagalan mengintipnya
sewaktu-waktu bisa menerkamnya.
Hidup ini ibarat bermain catur, orang yang memiliki strategi yang lebih baik yang akan
menang.
BK 9 : 37
Dunia ini, kata Ahmad Albar, adalah panggung sandiwara. Di dalamnya ada akting,
memerankan lakon kehidupan yang bukan sebenarnya. Ada kepura-puraan. Sikap aslinya akan
tampak ketika melepas semua atribut kehidupan, terutama disaat tidur, baik tidur sementara
maupun tidur abadi. Saat itu seseorang menjadi dirinya sendiri.
Dunia juga ibarat bermain catur. Orang yang memiliki strategi yang baik bakal
menguasai dan menang. Bagaimana strategi yang baik? Yaitu strategi yang ditetapkan
perancang catur kehidupan itu. Agar bisa menang, maka pelajari strategi yang ditetapkan agar
kemenangan bisa diraih.
Agar seseorang menguasai strategi dengan baik syaratnya, pertama, memiliki ilmu
cukup, luas, dan dalam. Ilmu merupakan kunci dunia. Dengan ilmu, alam semesta bisa
ditakhlukkan. Orang yang minim ilmu seperti katak dalam tempurung, cepat puas, dan merasa
besar. Ia lengah menghadapi dunia sehingga akhirnya tergilas oleh kehidupan.
Syarat kedua, barani mencoba. Ilmu terasa hampa jika tidak dipraktekkan. Dengan
praktek akan menguasai dan ahli di bidangnya. Ketiga, tidak takut salah. Orang yang selalu
takut salah berarti telah melakukan kesalahan. Dengan modal itu, seseorang akan bisa
memainkan anak catur di atas badiknya. Berbekal teori yang matang, pengalaman yang cukup,
Benny Kogoya
akan bisa mengantarkan seseorang menjadi pemain yang baik dan akan membawa kemenangan
dalam hidupnya.
Tidak ada orang yang menghargai keberhasilan sebelum ia merasakan kegagalan.
BK 9 : 38
Isi dunia ini selalu berpasang-pasangan. Di balik kata sukses ada gagal. Di balik cerdas,
tersimpan kata bodoh. Ada pendek, ada panjang. Ada kata gelap karena ada terang. Ada kata
gemuk ada kurus. Ada kata laki-laki dan perempuan. Ada kata jantang ada betina. Ada kata
serbuk sari dan benang sari. Semua kata sifat dunia nyata yang dapat mengalami makhluk
hidup di alam semesta.
Orang tidak bisa merasakan arti sukses sebelum pernah gagal. Orang tidak akan tabu
maksudnya. cerdas, jika tidak paham arti bodoh. Begitu seterusnya. Kedua sifat tadi
merupakan khasanah kehidupan. Keberhasilan bagi seseorang lebih punya nilai jika pernah
gagal. Sebaliknya, orang akan menganggap gagal meraih harapan merupakan giliran menuju
sukses.
Ada baiknya kita tidak membusungkan dada disaat meraih sukses. Bisa jadi dalam
waktu sekejab keberhasilan itu berubah menjadi kegagalan yang menyakitkan. Jika Anda gagal
jangan larut dalam kesedihan. Bukan tidak mungkin kegagalan berubah menjadi sukses.
Stanlu Jude memberi pesan moral. Kata dia, "Tidak masalah gagal, sebab jika Anda
tidak gagal, Anda tidak akan tumbuh." Senafas dengan itu, Abraham Lincol mengatakan,
"Hidup ini hanya terpeleset, bukan jatuh." Artinya, kalau merasakan gagal, sifatnya sementara,
tak lama lagi bangkit menuju sukses sejati. Maka, kegagalan itu ada hikmahnya. Yaitu
mengambil pelajaran untuk bangkit. Dengan pengalaman gagal, akan lebih hati-hati melangkah
sehingga tidak terulang kembali melakukan kesalahan serupa.
Pemimpin bijak tidak menunjukkan kelebihannya pada bawahannya, tetapi membantu
mereka mengeluarkan kelebihannya.
BK 9 : 39
Seorang pemimpin, jelas memiliki kelebihan dibanding bawahannya. Tanpa harus
memamerkan kelebihannya kepada anak buahnya, mereka sudah mengakui akan hal itu.
Karenanya, tidak perlu seorang pemimpin membeberkan alias menjalentrehkan kehebatan
dirinya kepada anak buahnya.
Benny Kogoya
Sebab semakin sering memamerkan kehebatan dirinya, akan semakin tampak bahwa
'hanya' sebatas itu kelebihan pemimpin tersebut. Orang lain akan bosan mendengarkan paparan
prestasi yang disampaikan. Sebaliknya, semakin disimpan kelebihan dirinya, maka bawahan
semakin penasaran sehingga lebih banyak ingin tabu tentang sosok pemimpinnya.
Di antara kewajiban pemimpin adalah mengetahui kelebihan dan kekurangan
bawahannya. Dengan mengetahui kelebihan, dia bisa memberi reward atau pujian. Langkah ini
dapat mendorong semangat anak buahnya sehingga lebih produktif lagi. Mereka akan lebih
bersemangat. Pemimpin tidak boleh pelit pujian terhadap anak buahnya jika memang
dipandang perlu untuk itu.
Pemimpin juga perlu membaca kekurangan anak buahnya. Tujuannya bukan untuk
menjatuhkan mereka, tetapi dalam rangka mencari langkah tepat mengatasi kelemahan
tersebut. Ada kalanya, bawahan tidak bisa mengangkat potensi dirinya sehingga kinerjanya
tidak maksimal. Tugas pemimpin mengangkat kelebihan bawahannya agar potensinya
berkembang, kinerjanya meningkat, dan lebih produktif.
Kalau kita mencintai pekerjaan kita, pekerjaan itu akan menjadi kehidupan kita.
KB 9 : 40
Cintai pekerjaan, dia akan mencintaimu, tekuni pekerjaan dia akan memberimu
pendapatan. Dan jadikan pekerjaan sebagai sahabat, dia akan beramal padamu. Kalimat manis
ini layak menjadi renungan. Kecintaan kepada pekerjaan memberikan pantulan kejiwaan
sebanding besar kecilnya rasa cinta itu. Orang yang setengah hati terhadap pekerjaan, tidak
akan memberi makna kecuali sedikit. Lihat negara-negara maju, warganya mencitai pekerjaan,
dari sana ada keuntungan.
Kalimat manis kedua, tekuni pekerjaan, dia akan memberimu pendapatan. Bangsa yang
pemalas, rakyatnya pasti miskin. Kesejahteraan suatu bangsa seiring tingginya etos kerja
bangsa itu “Ini dunia nyata.” Dengan kata lain, pendapatan "yang kita terima "disesuaikan"
dengan tingkat ketekunan terhadap pekerjaan itu.
Nah, kalimat manis selanjutnya, jika kita menjadikan pekerjaan sebagai sahabat, dia
banyak memberi aural kepada kita. Rezeki, itu memang dari Tuhan. Tetapi, Tuhan akan
memberi rezeki itu kalau kita memperlakukan pekerjaan sebagai sahabat dalam hidup ini. Di
Benny Kogoya
sini letak esensi kalimat yang menyatakan, "Kalau kita mencintai pekerjaan, pekerjaan itu akan
menjadi bagian kehidupan kita."
Dari tingkat kecintaan pada pekerjaan dapat diukur suka duka seseorang. Dari sana
naik-turunnya rezeki. Dari kecintaan itu ditakar sedikit banyaknya perolehannya. Sayang
sebagian bangsa bergelimang dengan rendahnya etos kerja, dan enggan bangkit dari
keterpurukan.
Keunggulan seringkali tidak diberikan atas dasar syarat-syarat yang mudah.
BK 9 : 41
Si Neles dan Danus, lahir di desa yang sama dan dari keluarga tidak mampu. Karena
lahir pada tahun yang sama, sekolahnya pun selalu satu kelas. Tetapi, setelah menjadi orang,
berbeda. Neles cukup sukses, sedang Danus menjadi beban masyarakat. Terhadap keduanya,
orang mengatakan, Neles dan Danus punya nasib (asal keturunan, Red) yang sama, Yaitu, dari
keluarga kurang mampu. Tetapi, keduanya punya nasib yang beda. Yang satu kaya, sementara
yang lain papa. Mengapa hal itu terjadi? Orang berspekulasi, Neles dikenal rajin bekerja.
Sedangkan Denus selalu bermalas-malasan. Agaknya, prestasi, hasil, dan keunggulan selalu
berpihak pada orang yang mau bekerja keras. Lika-liku keunggulan melalui proses dan
perjalanan panjang dan melelahkan.
Jangan bermimpi mendapat keunggulan dalam hidup ini jika tanpa ihtiar dan kerja
keras. Jangan pernah berobsesi menjadi orang kaya, kalau telapak tangannya tidak pernah
kotor karena kena `debu'.
Ada baiknya kita renungkan ucapan Liv Ulman. Kata dia, "Hal paling baik yang datang
bersama sukses ialah pengetahuan bahwa kesuksesan itu tidak perlu ditunggu." Kita harus
proaktif menjemput sukses hidup. Proaktif dengan ihtiar, dan kerja keras. Orang yang
pekerjaannya menunggu datangnya sukses tanpa ihtiar, sama halnya dengan orang ingin
perutnya kenyang tetapi tidak mau mengunyah nasi dalam mulutnya.
Tidak ada yang tahu manisnya madu sebelum mereka mencicipinya.
BK 9 : 42
Benny Kogoya
Teori sering kali tidak sejalan dengan praktek. Dalam banyak hal, teori tidak dijumpai
dalam alam realita. Maka, jangan selalu mengandalkan teori. Orang yang terlalu bergantung
pada teori, menjadikan dia mengedepankan "katanya" bukan pengalaman yang "sebenarnya.
Pengalaman adalah guru yang paling baik. Dengan pengalaman, seseorang tidak
terperosok dalam lubang yang sama, dua kali. Ketika berjalan, dia tidak mendongak ke atas
agar kakinya tidak terperosok kedalam jebakan kehidupan yang mematikan.
Coba dulu sebelum membeli. Prinsip ini ada baiknya juga. Mengetahui apa dan
bagaimana yang sebenarnya menyebabkan seseorang lebih hati-hati dalam menentukan pilihan
dan sikap hidup. Begitu pilihan jatuh pada yang terbaik, dia tanpa ragu melaksanakannya.
Pengalaman seperti ini "guru" yang baik.
Oliver Goldmith mengingatkan, kemenangan terbesar bukan karena kita tidak pernah
jatuh namun karena bangkit setiap kali kita jatuh. Dengan pengalaman itu, maka lezatnya
kehidupan bisa dinikmati. Pahit getirnya hidup merupakan 'bumbu' penyedap bagi seseorang.
Itu yang mendorong Thomas Edison terus mencoba setelah kegagalan demi kegagalan
dialaminya. "Kegagalan hanya menekan saya maju dengan pemecahan lebih banyak." Bill
Clinton mengatakan, "Tidak ada jaminan kesuksesan, namun bagi yang tidak mencobanya
adalah jaminan kegagalan.
Kesulitan-kesulitan dapat menjadi batu loncatan atau batu penghalang, tergantung
bagaimana kita memandangnya.
BK 9 : 43
Air sungai, tidak menganggap bendungan sebagai penghalang, justru sebagai batu
loncatan untuk mengalir lebih jauh lagi. Dengan bendungan, air istirahat sejenak, menyusun
kekuatan, baru mengalir deras, dan lebih deras lagi.
Hidup juga demikian. Tidak bisa lepas dari kesulitan, hambatan, dan `bendungan' lain.
Orang yang memiliki daya juang tinggi tidak pernah surut. Dia menganggap semua itu
merupakan resiko hidup. Berani hidup harus berani menanggung resiko. Hidup takut resiko
lebih baik mati saja. Dengan memahami hidup selalu bersanding resiko, maka setiap kali ada
kendala, tidak putus asa. Dikumpulkan energi selanjutnya melangkah lebih jauh lagi.
Acap kali terjadi teori dengan realitas tidak selalu sejalan. Sering kita jumpai, orang
sukses di mimbar, tetapi gagal di rumah. Pandai menasehati orang, tetapi gagal membina
Benny Kogoya
rumah tangganya. Ada orang membaca dalil tetapi sebatas di bibirnya, dia sendiri tidak mampu
mempraktekannya. Ada yang punya sederet gelar kesarjanaan, tetapi ilmunya tidak diamalkan.
Orang yang pandai memotivasi diri, menjadikan kegagalan sebagai nasehat. Dia,
bertanya, pada dirinya mengapa kesulitan terjadi. Setelah mengetahui jawabannya, segera
bangkit agar tidak selalu berada dalam `kubangan' kesedihan. Dia tinggalkan kesulitan dan
dijadikan sebagai batu loncatan menuju hari esok cerah.
Orang yang mendapatkan kesempatan baik, belum tentu seberuntung orang yang mampu
memanfaatkan kesempatan
BK 9 : 44
Tidak semua orang mendapat kesempatan. Dan tidak semua orang yang mendapat
kesempatan dapat memanfaatkannya. Sebaik-baik orang adalah yang mendapat kesempatan
serta mau memanfaatkannya dengan baik, maka begitu ada peluang, tidak perlu pikir panjang.
Segera ambil dan manfaatkan. Inilah yang dilakukan sejumlah generasi muda ketika penjajah
di Indonesia mengalami vakum. Para pemuda mendesak Bung Hatta dan Bung Karno segera
memanfaatkan kesempatan itu untuk melepaskan diri dari tangan penjajah Jepang yang dua
kotanya Hirosima dan Nagasaki terkena ledakan bom Atom. Pemuda meminta kedua tokoh
segera merebut peluang itu.
Dan, kesempatan tersebut akhirnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Hanya dalam
hitungan menit saja, bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya kepada dunia. Peristiwa
pembacaan teks proklamasi di jalan Pegangsaan Timur Jakarta, akhimya mengundang
dukungan dunia internasional.
Sayangnya, dalam praktek tidak setiap kesempatan dimanfaatkan secara tepat dan baik,
sehingga banyak orang yang digilas oleh peluang itu karena tidak mau memanfaatkannya.
Sebaliknya, ada orang yang "mencuri" kesempatan untuk tujuan yang salah. Bobolnya BRI,
BNI, dan instansi lain sehingga negara mengalami kerugian puluhan triliun rupiah telah
menyeret korop' para elit di negeri ini menjadi tertawaan sejarah.
Untuk mencapai kesempurnaan modalnya adalah tekun dan berlatih secara terus menerus.
BK 9 : 45
Benny Kogoya
Setelah jatuh beberapa kali dari kursi, balita itu biasanya lebih hati-hati. Mengapa? Dia
memetik pengalaman. Pelajaran langsung seperti ini lebih mengena dan kesannya mendalam
bagi si anak daripada diberitahu, atau diceramahi terus menerus.
Benar adagium yang menyatakan, "Pengalaman adalah guru yang paling baik. Dan,
kebiasaan adalah `pintu' masuk' datangnya pengalaman baru bagi seseorang. Jangan takut
melakukan uji coba. Salah berarti melakukan sesuatu. Orang yang tidak pernah salah dia tidak
akan merasakan bagaimana berbuat benar.
Kata kuncinya adalah `tekun' mencoba sesuatu. Keberhasilan tidak jatuh dari langit
kepada orang malas. Rezeki sering kali 'datang di rumah orang yang suka mandi keringat.
Tetes air yang jatuh terus menerus bisa melubangi batu keras. Hati yang membatu berubah
lunak di tangan orang yang rajin menasehati. Suatu bangsa bisa merdeka berkat jasa tangantangan tekun, dan terpuruk jika warganya hidup bermalas-malasan.
Tetapi, tekun saja tidak cukup, perlu latihan terus menerus. Kerja keras yang hanya
sekali kalah efektif dari kerja `apa adanya' yang dilakukan terus menerus. Tidak mengapa
melakukan trial and error yang demikian memberi, pelajaran berharga bagi seseorang untuk
menemukan kunci sukses.
Tidak satupun orang yang sukses tanpa kedisiplinan yang tinggi.
BK 9 : 46
Salah satu kunci keberhasilan adalah "disiplin diri” yang tinggi. Yang dimaksud
disiplin diri adalah kontrol dari diri sendiri untuk menghindari dari sikap negatif. Menguasai
diri merupakan modal penting sebelum berhubungan dengan orang lain.
Menguasai diri merupakan pekerjaan yang berat. Sering terjadi, orang bisa menguasai
orang lain, tetapi dia tidak mampu menguasai diri sendiri. Akibatnya selain menjadi tertawaan,
dia tidak bisa berhasil. Prestasi yang diraih setengah-setengah.
Agama memberi pelajaran berharga pada umatnya selalu disiplin. Tetapi, ajaran agama
sering kali diambil dari segi ritualnya, tidak dikaitkan dengan konteks kehidupan sosial.
Akibatnya, ajaran agama tidak membekas. Disiplin salah satu inti pesan agama yang harus
dikembangkan.
Benny Kogoya
Bisa kita lihat bangsa yang mementingkan hidup disiplin lebih maju dibanding bangsa
yang santai. Inggris dengan semboyannya "Time is money' selalu berupaya bagaimana
memanfaatkan waktu agar produktif. Sementara orang Arab mengatakan waktu adalah pedang,
memberi arti bahwa orang yang tidak disiplin terbunuh oleh waktu.
Begitu seterusnya bangsa-bangsa di dunia. Sedang bangsa Indonesia, khususnya
memiliki falsafah, "Alon-alon pokoke klakon " (Pelan-pelan asal terlaksana) telah memberi
warna tersendiri terhadap bangsa ini. Bisa kita lihat bagaimana tingkat produktivitas dan
keberhasilannya. Orang jawa menjalankan pembangunan sesuai dengan falsafihnya sendiri,
orang lain ikut falsafahnya membuat bigung.
Orang yang tidak pernah membuat kesalahan adalah orang yang tak pernah berbuat
sesuatu.
BK 9 : 47
Ada orang yang selalu takut salah. Jika Anda memiliki perasaan demikian, maka
sebaiknya jangan lakukan sesuatu. Tetapi patut dicatat, orang yang tidak pernah melakukan
sesuatu tidak akan pernah dihitung oleh sejarah; Waktu akan menguji siapa yang sukses dan
gagal setelah berbuat.
Banyak disebut dalam sejarah, orang berprestasi setelah melakukan sesuatu. Bangsa
Indonesia bisa menjadi kuat karena sekian lama di dera penjajah. Kita bisa bangkit setelah
lama terpuruk. Pengalaman pahit terasa manis jika tahu hikmah di balik itu.
Yakinlah, ada orang sukses itu karena lama salah melangkah. Dari sana belajar banyak
sehingga menjadi sukses. Ulysses Grant gagal sebagai petani, 'agen real estat, pegawai negeri
dan penjaga toko. Tetapi akhirnya terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke 18.
Laksamana Peary pernah tujuh kali gagal mencapai Kutub Utara. Ia berhasil pada usahanya
yang ke delapan.
Yang dilupakan, rezeki oleh Tuhan diukur dengan seberapa besar semangat. Rezeki
akan ditimbang dengan keringat dan pengorbanan. Emas tidak akan jatuh dari langit terhadap
orang malas. Doa itu baik jika disertai ihtiar alias melakukan sesuatu. Dan hanya orang yang
suka bekerja keraslah yang bisa mendulang kejayaan dalam hidupnya. Bola bulat. ia bisa
bergerak ke sana ke mari menuju gol. Bola tunduk kepada kaki yang melakukan sesuatu.
Benny Kogoya
Uang adalah pelayan yang baik tetapi majikan yang buruk.
BK 9 : 48
H. Rhoma Irama lewat lagunya menyatakan, "Siapa orang yang tak kenal pada yang
namanya rupiah. Semua orang mencarinya. Di mana rupiah berada..." Sebutan rupiah, bisa saja
dolar, real, ringgit, dan sebagainya, Intinya: uang.
Uang, bisa menjadi pelayan yang baik. Dengan uang kita bisa mendapatkan apa saja
yang kita suka. Semua benda berharga dapat kita kumpulkan. Almari bisa penuh, perabot
rumah tangga yang mahal-mahal dapat kita beli jika punya pelayan bernama uang. Ia bisa kita
perintah kapan saja, dan mendapatkan apa saja bisa. Dan sebaliknya, uang juga bisa menjadi
majikan yang jelek. Dia bisa memerintah kita seenaknya sendiri. Tidak peduli siapa dan apa
pekerjaanya, kalau dia mau memerintah, langsung saja dilakukannya.
Orang sering kali tunduk pada majikan yang namanya “uang.” Sebenamya kita bekerja
keras, membanting tulang karena 'perintah' uang. Agar tidak hanya berdimensi duniawi, dalam
bekerja jangan hanya karena diperintah uang, tetapi untuk ibadah.
Uang begitu berkuasa. Dunia bisa diatur olehnya. bahkan, dunia juga bisa hancur
karenanya. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Kalau kita mau berpikir rasional bahwa
uang jangan sampai menjadi majikan, maka kita akan bisa mengendalikan hidup ini. Tetapi
kalau kita sudah dikendakalikan, alamat hancur.
Kata positif dan negatif sama-sama bermanfaat untuk kemajuan kita.
BK 9 : 49
Kenali orang lain, maka engkau akan mengenali dirimu. Atau kenali dirimu engkau
akan kenal orang lain. Saat kita mengenal orang lain, kita melihat ada kelebihan dan
kekurangan. Keduanya melekat pada setiap orang. Ternyata hal serupa juga ada pada diri kita,
karena apa yang mereka memiliki tidak lebih dari apa yang kita miliki yang bernama “
perasaan, pikiran, kehendak dan perbuatan.” Di dalam kehidupan manusia.
Jadi kelebihan dan kekurangan memang sudah menjadi kekayaan manusia. Maka disaat
merasakan ada kelebihan, hendaknya disyukuri. Jika perlu dikembangkan agar lebih maksimal.
Banyak orang kurang memperhatikan hal ini, Kelebihan diri dibiarkan. Akibatnya, potensi
dirinya tidak berkembang dengan baik bahkan bisa terkubur begitu dalam, dan memang ada
yang dari kita perlu dikuburkan dalam malah kita kembangkan menjadi pontensi diri kita dan
Benny Kogoya
yang perlu kita kembangkan menjadi potensi diri kita dikuburkan
sedalam-dalamnya.
Memang yang harus kita akui adalah hal yang positif dilihat sulit melakukan dinbanding
negatif. Tidak usah menilai kekayaan orang lain yang dapat mereka miliki tetapi hitunglah
kekayaan diri kita. Orang sulit menilai kekayaan diri.
Misalnya belajar di sekolah, tetapi hanya sebagai pendengar setia yang tidak ada
kreativitas merubah diri sendiri. Padahal kata peribahasa Cina, "Guru adalah pintu, Anda
sendiri yang harus masuk." Artinya, setelah mengetahui potensi diri hendaknya dikembangkan
sendiri agar lebih luas lagi.
Begitu juga disaat melihat kekurangan diri, tidak perlu disesali. Karena penyesalan
kekurangan sama artinya dengan menambah kekurangan itu sendiri. Menyesali akan
kekurangan diri bukan jawaban. Orang yang selalu menyesali atas kekurangan dirinya, dia
tidak akan ada jalan keluar kecuali bertambah-tambah penyesalan lainnya.. Idealnya, dengan
mengetahui kekurangan diri segera memperbaikinya, dan mengembangkannya agar muncul
potensi yang lain. Jadi, plus dan minus itu ada manfaatnya bagi kehidupan. Tuhan memberi
kesempatan untuk memilih potensi diri dan Tuhan menentukan potensi kita. Hidup bukan
tanpa potensi semua ada tinggal memilih potensi itu, potensi itu ada di dalam manusia dan
harus memilih diri sendiri.
Atasan Yang baik berasal dari bawahan yang baik pula.
BK 9 : 50
Sejarah adalah guru. Ini bisa berarti pengalaman masa silam bisa memberi pelajaran.
Maka orang yang telah banyak makan garam kehidupan, dia akan bisa membaca situasi, bisa
memberlakukan orang lain dengan benar, dan kinerjanya akan lebih baik karena tidak
canggung.
Banyak pemimpin yang baru, yang gagap dalam melaksanakan tugasnya, ia butuh lama
beradaptasi dengan lingkungan kerja. Orang seperti ini akan menjadi pesanan anak buahnya.
Berbeda dengan pemimpin yang sudah mengalami dari bawah, maka langkahnya akan terus
enjoi.
Banyak kita lihat, orang yang sukses karena telah melalui perjalanan sejarah begitu
panjang. Kalau orang tersebut menjadi pemimpin, maka akan bisa melaksanakan tugasnya
dengan baik. Maka berlakulah kalimat atasan yang baik berasal dari bawahan yang baik pula.
Benny Kogoya
Mengapa demikan? Karena dengan pengalaman menjadi bawahan yang baik, dia bisa
melanjutkan pengalamannya itu disaat menjadi pemimpin. Bahkan banyak hal yang
ditingkatkan sebagai buah dari pengalamannya saat menjadi bawahan. Sering kita jumpai,
orang yang ketika menjadi bawahan asal-asalan, maka' setelah menjadi atasan tindakannya
sewenang-wenang, atau tidak ada motivasi. Untuk menyiapkan atasan yang baik,. jadilah
bawahan yang baik pula. Anggap saja ini sebagai persiapan memasuki masa datang agar jadi
atasan yang baik.
Orang kreaktif akan mencoba melihat dengan telinganya dan mendengar dengan matanya.
BK 9 : 51
Dalam hidup sehari-hari, orang melihat dengan mata dan mendengar dengan telinga.
Setiap orang melakukan hal itu. Tetapi, bagi orang kreatif, tidak puas dengan kebiasaan
tersebut. Ia melihat dengan telinga, dan mendengar dengan mata.
Mereka melakukan hal-hal yang tidak lazim. Tujuannya agar ada pembaharuan. Ada
kreasi baru, ada inovasi. Upaya tersebut sebagai terobosan dalam meningkatkan kualitas,
maupun produktivitas kerja.
Seorang kuli tinta, kalau hanya percaya pada satu nara sumber, biasanya sering terjebak
kepada kebenaran sepihak. Apalagi, belum melakukan chek dan krochek lapangan sudah
ditulis. Hal seperti itu bisa membuat blunder. Wartawan yang baik, tidak mudah percaya pada
orang lain. Ia berupaya melihat dengan telinga dan mendengar menggunakan mata. Setelah
lengkap baru percaya dan disampaikan kepada khalayak pembaca.
Seorang pemimpin, juga perlu membudayakan kebiasaan ini. Jika hanya mengandalkan
informasi dari pembisik yang tak lain adalah orang dekatnya, maka akan mudah tersandung
langkahnya. Melatih kepekaan, menambah ketajaman analisa, dan mencari informasi yang
akurat dengan cara tadi melengkapi dan menyempurnakan informasi yang diterimanya.
Pemimpin seperti ini tidak akan mudah ketipu. Tidak banyak orang yang melihat dengan
telinga, dan mendengar dengan mata. Informasi yang diterima sepihak. Langkahnya sering
keliru.
Apabila mau tahu kebaikan seseorang tanyakanlah pada teman dekatnya.
BK 9 : 52
Benny Kogoya
Ingat tertangkapnya Presider Iraq, Saddam Husen? Kuncinya ada pada orang paling
dekat dengannya. Yaitu Istri kedua Saddam, Sumira. Sang isteri membuka semua rahasia di
mana Saddam berada kepada tentara AS dengan janji mendapat imbalan. Dari informasi itulah
penguasa Iraq ditangkap di sebuah lubang kecil dekat kandang ternak di Tikrit, daerah
kelahirannya.
Apa arti semua ini? Orang dekat adalah 'tipe hidup'. ia merekam segala sesuatu. Jika
disetel bisa mendatangkan kebaikan atau malapetaka. Saddam adalah contoh seseorang harus
menerima sanksi hukum internasional akibat ulah orang paling dekat dengan dirinya.
Di sini letak kebenaran ucapan Mario tenguh. "Jika engkau ingin mengetahui
kekurangan seseorang, tanyakan pada musuhnya." Di `saku' musuh kekurangan seseorang
tersimpan. Sebaliknya, dari teman dekat ada kebaikan seseorang.
Banyak orang ternama di negeri ini mengawali karirnya dengan cara menjadi teman
dekat tokoh besar. Sebut misalnya Bung Kamo, menjadi `teman dekat' HOS Cokroaminoto. Ia
banyak membaca pikiran, kiprah, dan sepak terjang `gurunya'. Bung Kamo pun jadi orang
besar.
Hal serupa dilakukan Hamka. Ia menjadi `teman dekat' Mas Mansur, ulama besar.
Hamka akhimya menjadi ulama disegani. Teman dekat adalah rekaman kebaikan seseorang.
Dari mereka diketahui kebaikan seseorang.
Keadilan yang mendekati sempurna adalah perbedaan.
BK 9 : 53
Adil, sebuah kata yang sering kita dengar. Tetapi, dalam praktek tidak semudah
ucapannya. Orang yang bisa berbuat adil, mendapat tempat terhormat di depan sesama, begitu
juga di hadapan Tuhan. Suatu bangsa akan hidup tenang dan sejahtera kalau di dalamnya
terdapat keadilan. Sebaliknya, suatu bangsa berantakan jika tidak ada keadilan.
Kata adil, ada yang mengartikan memperlakukan sesuatu secara proporsional. Adil
bukan berarti harus sama, baik jumlah, perlakuan, dan perhatian. Seorang ayah tidak adil
meskipun dia memberi uang saku yang sama Rp 100 ribu kepada anaknya yang duduk di TK
dan duduk di SMA.
Perlakukan seperti ini bisa disebut dholim. Sebab, anak TK belum mengerti untuk apa
uang Rp 100 ribu. Sementara bagi yang SMA sudah tergambar jelas bagaimana
membelanjakan uang tersebut.
Benny Kogoya
Begitu juga dalam kontek lebih luas. Di sebuah perusahaan misalnya. Kesejahteraan
karyawan akan dinilai adil kalau ada perbedaan perlakuan atas dasar masa kerja, prestasi,
loyalitas, dan sebagainya. Jika semua disamakan, maka perlakuan tersebut justru tidak adil.
Yang terpenting, kita diperintahkan oleh agama untuk berbuat adil, Firman Allah,
"Berbuat adillah, karena hal yang demikian itu pertanda dekat dengan tagwa." Dengan kata
lain, orang yang dholim jauh dari tagwa.
DAFTAR PUSTAKA
Arroisi Abdurahman, 2003. 30 Kasih teladan. PT Remaja Rosdakarya Bandung.
Charles Scaefer, 1996. Cara efektif mendidik dan mendisiplinkan anak. Mitra Utama Jakarta.
Daniel Goleman, 2003. Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak prestasi. PT Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.
Darwin dan Chaniago, 1997. Kata-kata mutiara. Pustaka Setia Bandung.
Erwin Pardede, 2006. Keyakinan yang membebaskan. PT. Naga Saco, Jakarta Timur
Maulana Arief, 2008. Cara menggunakan waktu. Trainer Latihan Keterampilan Manajemen
Mahasiswa. FTK ITS. Surabaya.
Nggebu Soestenis, 2007. Dari Ur-kasdim sampai ke Babel. Karakter 30 Tokoh Perjanjian
Lama
Oswald Chambers, 2007. Pengabdianku kemuliaannya. Imanuel publishing house, Jakarta.
Soejitno Irmin dan Abdul Rochim, 2004.
Membangun disiplin diri melalui kecerdasan
Spiritual dan Emosional. Batavia Press.
Soegeng Priyodarminto, 1992. Disiplin kiat menu sukses. Pradnya Paramita jakarka.
Benny Kogoya
Poerwopoespito dan Tatag Utomo, 2000.
Mengatasi Krisis Manusia di Perusahaan. PT.
Gramedia. Jakarta.
Zig Ziglar, 2003. Anda Bisa mencapai puncak sukses. Interaksara. Batom
Benny Kogoya
Download