ORIENTASI SEKSUAL Yuda,Yulia Rakosa, 105.3 FM, 6 Juli 2011 DEFINISI Orientasi seksual atau kecenderungan seksual adalah pola ketertarikan emosional, romantis, dan/atau seksual terhadap laki-laki, perempuan, keduanya, tak satupun, atau jenis kelamin lain. American Psychological Association menyebutkan bahwa istilah ini juga merujuk pada perasaan seseorang terhadap "identitas pribadi dan sosial berdasarkan ketertarikan itu, perilaku pengungkapannya, dan keanggotaan pada komunitas yang sama." Orientasi seksual berbeda dengan identitas gender. Identitas gender menyangkut tilikan diri terhadap seksualitas dirinya. Mudahnya, gay/lesbian berbeda dengan waria/transgender. Seorang gay/lesbian mengidentifikasikan dirinya tetap sebagai individu dengan jenis kelamin yang dimiliki, yang memiliki ketertarikan terhadap individu dengan jenis kelamin yang sama. Seorang transgender/waria, mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang individu yang merasa terperangkap dalam bentuk fisik yang keliru (misal: seorang waria adalah seorang laki-laki yang merasa jiwanya adalah perempuan yang terjebak dalam fisik laki-laki). Hermafrodit adalah kondisi yang berbeda lagi. Hermafrodit menyangkut keadaan genital/seks/alat kelamin ganda, terdapat dua macam : genitalia pria dan wanita. Seks/Alat Kelamin Orientasi Gender KLASIFIKASI Orientasi seksual biasanya dikelompokkan menurut gender atau jenis kelamin yang dianggap menarik oleh seseorang, yaitu heteroseksual, homoseksual, dan biseksual. Di antara heteroseksual eksklusif dan homoseksual eksklusif terdapat kelompok-kelompok orientasi seksual antara, termasuk berbagai bentuk biseksualitas. Pembagian ini kadang dianggap tidak pula mencukupi karena ada kelompok orang yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai aseksual. Para seksolog pun menganggap skala linear antara heteroseksual dan homoseksual ini merupakan penyederhanaan yang berlebihan terhadap konsep identitas seksual yang lebih luas. Orang yang pertama kali menemukan konsep kontinum ini adalah Alfred Kinsey. Dia membuatnya ke dalam skala Kinsey, dimana angka 0 artinya exclusive heterosexual dan 6 adalah exclusive homosexual dan 3 adalah equally homosexual and heterosexual alias biseksual. Orientasi seksual berbeda dengan perilaku seksual, karena orientasi seksual adalah perasaan dan konsep diri, bukan perbuatan. Seseorang mungkin saja tidak melakukan kegiatan seksual yang sesuai dengan orientasi seksualnya (atau sama sekali tidak melakukan hubungan seks). Seorang homoseksual secara dinamika kejiwaan dan penerimaan dirinya dapat ditinjau menjadi : • • Homoseksual egodistonik o Homoseksual yang dapat memahami keadaan dirinya, memiliki dinamika kejiwaan yang baik, dapat beraktualisasi diri dan tidak terhambat dalam hubungan personal-sosial, pekerjaan, dll Homoseksual egosintonik o Homoseksual yang dapat sulit memahami keadaan dirinya, tidak mau menerima keadaan diri, menyesali dan penuh rasa bersalah, biasanya memiliki dinamika kejiwaan yang kurang baik (dengan kecemasan, depresi, dll), terhambat dalam hubungan personal-sosial, pekerjaan, dll PERKEMBANGAN ORIENTASI SEKSUAL Orientasi seksual seseorang dipengaruhi oleh : • • Faktor biologis/nature o teori genetik (gen “homoseksual” pada kromosom Xq28), o teori hormonal (pengaruh imbalans hormon reproduksi, estrogenandrogen), o teori struktur otak Faktor lingkungan/nurture o Pengalaman seksual, trauma seksual, perkosaan, dll o Urutan dalam keluarga (anak pertama, anak terakhir, satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga di antara anak-anak perempuan atau sebaliknya, dll) o Situasi lingkungan dan pergaulan (lingkungan tempat tinggal, misal : asrama, penjara, dll) o Situasi pekerjaan (pelaut, tentara, salon, dll Dapatnya seseorang memiliki orientasi seksual tertentu dilatarbelakangi oleh berbagai faktor tersebut. Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi orientasi seksual seseorang, APA (American Psychological Association) menyimpulkan bahwa manusia TIDAK BISA MEMILIH orientasi seksual mereka (apakah mereka straight alias heteroseksual, gay alias homoseksual, atau biseksual). BAGAIMANA KITA MEMAHAMI ORIENTASI SEKSUAL KITA MASING-MASING? • • • Intinya pada ketertarikan, bukan semata perilaku seksual Seorang yangberorinteasi homoseksual kemudian bisa melakukan perilaku seksual dengan sesama jenisnya Seorang yang berorientasi homoseksual kemudian dapat memiliki hubungan romantik dengan seorang homoseksual lain. PANDANGAN AGAMA, SOSIAL, HUKUM? • • • Perbedaan pandangan dalam agama, beberapa pandangan sbb: o Menganggap dosa karena tidak wajar o Ketertarikannya bukan dosa, perilakunya yang dianggap dosa o Keadaan yang sudah digariskan, sehingga bukan dosa Pandangan sosial : o Homoseksual sering dianggap budaya barat, padahal sebenarnya banyak budaya di berbagai belahan dunia yang juga mengenali. Perilaku homoseksual ditemukan pada beberapa budaya di Indonesia (misal : Reog ponorogo, Bisu di Toraja, dll) o Homoseksual dianggap akibat perkembangan jaman, padahal homoseksual sudah dikenal sejak waktu yang lama (sejak ratusan, bahkan ribuan tahun lalu). o Saat ini, secara umum masyarakat kurang bisa menerima homoseksualitas, hanya masyarakat tertentu dan situasi keluarga tertentu yang bisa cukup terbuka (open-mind), misal : Belanda, Australia, dan beberapa negara barat. Pandangan hukum, beberapa pandangan hukum : o Tidak mengatur, tidak menganggap ada o Benar-benar melarang dan memberikan ancaman sanksi o Memperbolehkan, dan menjamin hak-haknya dengan latar belakang HAM konsep “Pernikahan” atau “partnership” PANDANGAN MEDIS? • • • • Homoseksual bukan suatu penyait, orientasi seks adalah bagian dari konsep seksualitas seseorang Homoseksual tidak menular, tetapi memang aspek lingkungan dan pergaulan dapat berpengaruh Homoseksual bukan penyakit jiwa, tetapi penyerta kondisi homoseksual yang dapat dilihat sebagai masalah kesehatan jiwa (depresi, kecemasan, dll) Hubungan seksual yang berisiko tidak meninjau homoseksual ataupun heteroseksual, tetapi lebih ke bentuk dan pola perilaku (berganti pasangan, penggunaan kondom/tidak, dll) APAKAH AKIBAT NEGATIF HOMOSEKSUALITAS? Aspek negatif homoseksualitas muncul pada kondisi tertentu yang menyertai : • Aspek medis Infeksi menular seksual pada homoseksual dengan perilaku seksual yang kurang baik • Aspek psikologis Permasalahan psikologis kecemasan, kurang percaya diri,permasalahan kepribadian • Aspek sosial terkait Beban mental-psikologis, contoh : beberapa berpurapura sebagai heteroseksual, menikah dan mempunyai keluarga hanya untuk memenuhi kehendak masyarakat. MENGAPA HOMOSEKSUAL SERING DIKAITKAN DENGAN HIV-AIDS : • • • • HIV-AIDS pertama-tama/awalnya dijumpai pada kelompok homoseksual Penularan melalui hubungan genital-anal dikatakan lebih berisiko Fakta saat ini, mode transmisi paling umum adalah hubungan heteroseks dan injeksi (IDU) Homoseksual tidak seharusnya diidentikkan dengan HIV-AIDS karena hal-hal seperti ini cenderung memunculkan diskriminasi BAGAIMANA BERSIKAP TERHADAP HOMOSEKSUAL (JIKA ANDA BUKAN SEORANG HOMOSEKSUAL) • • • • Anda perlu lebih sensitif apabila mungkin ada rekan sebaya anda/teman sedang menghadapi konflik dengan orientasi seksual mereka. Sentiasa sensitif terhadap perasaan mereka Seorang homoseksual juga mempunyai perasaan seperti orang lain. Karena itu, mereka berhak diberi layanan dan diperlakukan yang sama seperti orang lain. Jangan mendiskriminasikan rekan sebaya anda dengan dasar orientasi seksual mereka. Hindarkan menggunakan panggilan seperti “banci”, “wandu”, “homo”, atau menganggap mereka “sakit”. Jika anda memang concern tentang keadaannya, yang diperlukan justru teman-teman dan situasi sosial yang bisa memberikan back-up/dukungan, bukan situasi sosial yang diskriminatif. Cara membantu pun tidak dengan judging/menghakimi, tetapi memberi pemahaman dan alternatif secara bertahap. BAGAIMANA BERSIKAP JIKA ANDA MENYADARI ANDA SEORANG HOMOSEKSUAL • • • • • • Pahami diri anda dan apa yang terjadi pada anda. Anda bisa datang ke ahli (psikolog atau dokter ) untuk membantu anda memahami apa yang terjadi dan mendapatkan informasi yang benar tentang homoseksualitas. Temukan dukungan sosial. Dukungan bisa berasal dari keluarga, teman, atau bahkan pasangan yang bisa menjaga anda. Dukungan yang dimaksud bukan semata-mata dalam wujud penerimaan, tetapi adalah situasi yang membuat anda leluasa menceritakan keluh-kesah, perasaan, kesenangan,termasuk kesulitan yang anda rasakan dengan situasi orientasi seksual anda. Menjaga perilaku seksual dengan pedoman A-B-C (Abstinence-Be FaithfulCondom) Apabila seorang mengalami permasalahan psikososial terkait keadaan orientasi seksualnya, keadaan egodistonik/penolakan diri-lah yang perlu dibantu dengan berbagai pendekatan terapi (psikoterapi, farmakoterapi, dll). Apabila seorang homoseksual (terutama yang egodistonik) menganggap homoseksual sebagai dosa maka dibantu untuk tidak perlu sampai melakukan hubungan seksual sesama jenis. Hasrat seksual bisa disalurkan alternatidnya dengan masturbasi, berdoa, atau mengalihkan perhatian kepada hal yang lain. Peer-group bisa jadi membantu untuk support dan sharing. Tetapi efek negatif peer-group juga dapat berdampak pada risiko berganti-ganti pasangan karena kemungkinan dapat bertemu dengan orang yang menarik bagi dirinya.