FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) DI RSU Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO Heni Purwati*, Kartika Maharani** STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto Abstrak Babies with low birth weight is one of the main causes of infant mortality in the world. Impact low birth weight baby greater than in normal infants at the same gestational age. This study aims to determine the factors that affect mothers low birth weight babywith descriptively based on age, parity, education level, job, Haemoglobin Estimated and Disease/complications. This study used a non Random Sampling (Non probality) type of purposive sampling. The population was all mothers who gave birth to low birth weight mothers gained 97 and obtained samples of 44 mothers. Data taken from medical records, inserted into the data tabulation table. After collected entered data processing andincluded in the frequency distribution table. The final conclusion is low birth weight baby found in the age group 20-35 years by 25 mothers (56.8%). Multipara maternal parity on as many as 23 mothers (52.3%). Mother’s education level at the high school by 20 mothers (45.5%). Mother’sjob as a Housewife of 37 mothers (84.1%). Mother’s have Haemoglobin Estimate ≥11gr/dL by 26 mothers (59,1%).Mothers don’t have complications there were 28 mothers (63.6%). In this study found no dominant factors affecting the incidence of low birth weight baby. To decrease the incidence of low birth weight babies by providing information about nutrition during pregnancy because it is so related to the health of the fetus. Keywords: Age, Parity, Education Level, Job, Haemoglobin Diseases/Complications, Low Birth Weight Babies Estimated, semua bayi baru lahir dengan berat lahir Pendahuluan lebih dari 2500 gram lahir adalah aterm Data dari SKRT menunjukkan bahwa Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor terpenting kematian neonatal. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir dikatakan normal jika berat badan lahir bayi antara 2500 – 4000 gram. (Sondakh, 2013). Tidak semua bayi baru lahir yang memiliki berat lahir kurang dari 2500 gram lahir BKB (Bayi Kurang Bulan). Demikian pula tidak atau Bayi Cukup Bulan (Kosim dkk, 2010) Angka Kematian Bayi berhasil diturunkan secara tajam dari 68 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Penurunan kematian neonatal berlangsung lambat yaitu dari 32 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 19 per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007), dimana 55,8% dari kematian bayi terjadi pada periode neonatal, sekitar 78,5%-nya terjadi pada umur 0-6 hari (Riskesdas dari 35 tahun, multi gravida dengan jarak 2007). (Kementrian Kesehatan RI, 2010) persalinan terlalu dekat. Keadaan sosial Menurut Data Riskesdas 2013 (10,2%) yang masih terdapat kejadian Bayi dengan Berat BBLR, antara lain sosial ekonomi rendah, Badan Lahir Rendah (BBLR). Presentase perkawinan tidak sah. Sebab lain yang ini menurun dari Riskesdas 2010 (11,1%). dapat menyebabkan BBLR, yaitu ibu (Badan Penelitian dan Pengembangan perokok, peminum alkohol serta pecandu Kesehatan, 2013). narkotika. (Muslihatun, 2010). dapat menyebabkan terjadinya Berdasarkan hasil statistik oleh Dinas Penyebab terbanyak terjadinya bayi Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun BBLR adalah kelahiran prematur. Semakin 2012, 3,32% muda usia kehamilan semakin besar risiko (19.712/594.461 kelahiran hidup) dengan jangka pendek dan jangka panjang dapat penyebab kematian terbesar adalah BBLR. terjadi. Faktor dari usia ibu <20 tahun atau (DinKes Provinsi Jawa Timur, 2012) lebih dari 35 tahun. Faktor jarak kelahiran prevalensi bayi BBLR Dari hasil Studi Pendahuluan di RSU yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto 1 tahun). Faktor sosial ekonomi ibu pada tahun 2014 terdapat 93 kejadian terdapat pada golongan sosial ekonomi BBLR. Tingginya angka kejadian BBLR rendah. (Proverawati, 2010). (Bayi Berat Lahir Rendah) ini dipengaruhi banyak faktor. Hal memerlukan ibu hamil dilakukan minimal sekali pada perhatian khusus sehingga angka kejadian trimester pertama dan sekali pada trimester BBLR setiap tahunnya dapat diturunkan. ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk Berdasarkan peneliti mengetahui ibu hamil tersebut menderita bermaksud untuk melakukan pengkajian anemia atau tidak selama kehamilannya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi karena kejadian BBLR (Bayi Berat Lahir Renah) mempengaruhi proses tumbuh kembang pada RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo janin Mojokerto tahun 2014. Kesehatan, 2010). uraian ini Pemeriksaan kadar hemoglobin darah di atas, kondisi dalam anemia kandungan. dapat (Kementrian Hal ini menunjukkan faktor dari ibu Upaya menurunkan terjadinya kasus yang menyebabkan kejadian BBLR, yakni Bayi BBLR, yaitu dengan melakukan penyakit, usia ibu, keadaan sosial dan beberapa sebab lainnya. Faktor usia ibu yang dapat mengusahakan menyebabkan terjadinya BBLR, antara lain mendapatkan perawatan antenatal yang usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih komprehensif; ibu hamil yang diduga upaya sebagai semua berikut ibu : hamil berisiko, terutama faktor risiko yang dalam penelitian ini didapatkan sampel mengarah melahirkan bayi BBLR harus sebanyak 44 orang. cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu; hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun). (Proverawati, 2010) Metode Penelitian Desain atau rancangan penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif yaitu suatu ditujukan bentuk untuk penelitian yang menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup, (pola hidup, dan lain-lain). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin dengan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto pada bulan Januari 2014 – Juni 2015 yaitu sebanyak 97 orang. Hasil Penelitian 1. Distribusi Frekuensi Kadar Hb Ibu yang melahirkan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto No Kadar Frekuensi Prosentase Hb (f) (%) 1 <11 18 40,9 gr/dL 2 ≥11 26 59,1 gr/dL Total 44 100 2. Distribusi Frekuensi Penyakit/Komplikasi Ibu yang melahirkan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto No 1 2 3 4 5 Penyakit/ Komplikasi PER PEB HT KEK Tidak memiliki penyakit/kom plikasi Total Frekuensi (f) 6 7 2 1 28 Prosentase (%) 13,6 15,9 4,5 2,3 63,7 44 100 Penelitian ini menggunakan non Random Samppling (Non Probability) tipe Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti sendiri. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di RSU Dr. Wahidin memenuhi Sudiro kriteria Husodo penelitian. yang Setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi Pembahasan Dari hasil penelitian terdapat 44 ibu bersalin yang melahirkan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) dapat digambarkan kejadian BBLR masih terjadi di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto pada bulan Januari 2014 – Juni 2015. Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa dari 44 ibu bersalin yang melahirkan BBLR usia Ibu 20 – 35 tahun Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 25 orang (56,8%). Usia 20 tahun paritas sangat beresiko tetapi kehamilan diatas kejadian BBLR. Hal ini tidak sejalan usia 35 tahun juga tidak dianjurkan karena dengan penelitian Sistriani (2008) yang sangat berbahaya. Mulai usia ini sering mengatakan muncul penyakit hipertensi, tumor jinak dengan kejadian BBLR (Bayi Berat Lahir peranakan, organ kandungan sudah menua Rendah). dan jalan lahir telah kaku. Kesulitan dan tidak dominan paritas mempengaruhi ada hubungannya Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahaya yang akan terjadi pada kehamilan bahwa diatas usia 35 tahun ini adalah pre- melahirkan eklamsia, ketuban pecah dini, perdarahan, mempunyai pendidikan SMA 20 orang persalinan tidak lancar dan berat bayi lahir (45,5%). rendah. (Rochjati, 2008). memyebabkan Pada ibu yang berumur kurang dari dari 44 ibu BBLR Keadaan bersalin sebagian sosial juga terjadinya yang besar dapat BBLR (Muslihatun, 2010). 20 tahun dan usia lebih dari 35 tahun Semakin tinggi tingkat pendidikan merupakan usia yang berisiko melahirkan seseorang, BBLR, namun apabila didukung oleh informasi sehingga semakin banyak pula status gizi yang baik pada ibu hamil dan pengetahuan dilakukan pemeriksaan kehamilan dengan tingginya tingkat pendidikan, belum tentu teratur serta perkembangan janin dapat pengetahuan tentang kehamilan dan risiko dipantau, maka bayi lahir dengan berat terjadinya badan lahir rendah dapat dicegah. Rendah) juga tinggi, karena pada tingkat Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa dari melahirkan 44 BBLR ibu bersalin sebagian semakin yang BBLR mudah menerima dimiliki. (Bayi Berat Dengan Lahir pendidikan SMA, ilmu yang diperoleh di yang sekolah cenderung ilmu yang bersifat besar umum. Multipara sebanyak 23 orang (52,3%). Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan Paritas yang berisiko melahirkan BBLR bahwa adalah dan melahirkan BBLR sebagian besar menjadi grandemultipara yaitu bila ibu pertama kali Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 37 ibu hamil dan mempengaruhi kondisi kejiwaan (84,1%). Golongan sosial ekonomi yang serta janin yang dikandungnya, dan paritas rendah merupakan kejadian tertinggi pada lebih dari 4 dapat berpengaruh pada kasus kehamilan berikutnya kondisi ibu belum (Proverawati, 2010). paritas primipara pulih jika hamil kembali. (Sistriani, 2008). dari ibu 44 yang ibu bersalin melahirkan yang BBLR Ibu yang mempunyai status ekonomi kembang bayi didalam kandungan dapat rendah menyebabkan asupan nutrisi selama optimal hingga kedepan nantinya. kehamilan kurang. Kurangnya istirahat Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa bisa menyebabjan bayi yang dilahirkan dari 44 ibu bersalin yang melahirkan BBLR. Sebagian besar ibu hanya menjadi BBLR sebagian besar tidak memiliki Ibu Rumah Tangga (IRT). Walaupun ibu penyakit/komplikasi tidak bekerja, akan tetapi ibu rumah tangga (63,6%). Menurut Proverawati (2010) pekerjaannya Faktor-faktor lebih berat misalnya sebanyak yang 28 ibu mempengaruhi menyapu, pengepel, mencucui, memasak, kejadian BBLR salah satunya karena dan mengurus rumah. Pekerjaan ibu yang faktor ibu yang mengalami komplikasi berat tidak sebanding dengan asupan kehamilan, seperti: anemia sel berat, nutrisi dapat menyeabkan berat badan bayi perdarahan yang dilahirkan kurang. preeklampsia berat, eklampsia, infeksi Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa dari ibu selama kehamilan (infeksi kandung kemil dan ginjal). Pada kasus eklampsia dapat melahirkan BBLR dengan Kadar Hb mempengaruhi plasenta dan uterus karena ≥11gr/dL sebanyak 26 orang (59,1%). aliran darah ke plasenta menurun sehingga Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi gangguan fungsi plasenta. Pada terdapat kekurangan sel darah merah atau penelitian ini kasus penyakit/komplikasi hemoglobin. Seorang ibu hamil dikatan tidak anemia mempengaruhi kejadian BBLR. kadar bersalin hipertensi, yang jika 44 antepartum, Hb < 11 gr/dl menjadi faktor yang dominan (Kemenkes, 2013). Hal ini disebabkan karena kurangnya Simpulan suplai darah nutrisi akan oksigen pada Berdasarkan hasil penelitian yang plasenta yang akan berpengaruh pada berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi plasenta terhadap janin. Hasil kejadian BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) penelitian ini menunjukkan faktor dari di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kadar Hb tidak mendominasi kejadian Mojokerto data bahwa ibu bersalin yang BBLR melahirkan (Bayi Berat Lahir Rendah). BBLR memenuhi kriteria Seharusnya bidan/kader kesehatan harus sebanyak 44 data responden didapatkan meningkatkan kesimpulan motivasi ibu untuk memenuhi kebutuhan gizi, istirahat cukup, 1. Ibu bersalin yang melahirkan BBLR supaya proses kehamilan berjalan dengan umur Ibu 20 – 35 tahun sebanyak 25 baik, dimana ibu sehat serta tumbuh orang (56,8%). 2. 3. Ibu bersalin yang melahirkan BBLR Sebaiknya sebagian besar Multipara sebanyak observasi riwayat kehamilan sehingga 23 orang (52,3%). dapat mengetahui faktor akurat yang Ibu bersalin yang melahirkan BBLR mempengaruhi kejadian BBLR. sebagian besar Ibu bersalin yang melahirkan BBLR sebagian besar menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 37 ibu (84,1%). 5. Ibu bersalin yang melahirkan BBLR dengan Kadar ≥11gr/dL Hb sebanyak 26 orang (59,1%). 6. Ibu bersalin yang melahirkan BBLR sebagian besar tidak memiliki penyakit/komplikasi sebanyak 28 ibu (63,6%). Pada penelitian ini diperoleh faktor umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, kadar Hb dan Penyakit/Komplikasi. Untuk faktor dominan dari juga melakukan mempunyai pendidikan SMA 20 orang (45,5%). 4. peneliti kejadian ibu yang melahirkan BBLR pada penelitian ini tidak diperoleh, akan tetapi kejadian BBLR masih terjadi dan merupakan salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia. Untuk menurunkan kejadian BBLR dengan cara memberikan informasi tentang gizi pada masa kehamilan karena hal tersebut sangat berkaitan dengan kesehatan janin yang dikandung oleh ibu hamil. Saran Hendaknya peneliti selanjutnya membuat rancangan kerja saat melakukan penelitian. Daftar Pustaka Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. Kemenkes RI. Benson, Ralph. 2009. Handbook of Obstetrics & Gynecology. Jakarta: EGC. Depkes RI, 2009. Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta. Kemenkes RI. Dinkes Provinsi Jawa Timur. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Surabaya: Dinkes Provinsi Jawa Timur. Hidayat, A.A, 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, Alimul. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Kementrian Kesehatan Nasional RI. 2013. Pelayanan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementrian Kesehataan RI Kosim, Sholeh, dkk. 2009. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Bagian Pernerbitan IDAI. Muslihatun. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta: Citramaya. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. Proverawati. 2010. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha Medika. Rochjati, P. 2008. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya: AirlanggaUniversity Press. Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Setiawan, Ari. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2. Yogyakarta: Nuha Medika. Sistriani, C. 2008. Faktor Maternal dan Kualitas Pelayanan Antenatal yang Berisiko terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Studi pada Ibu yang Periksa Hamil Ke Tenaga Kesehatan dan Melahirkan di RSUD Banyumas. Tesis FKM. Universitas Diponegoro. Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Malang: Erlangga. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suyanto, 2008. Riset Kebidanan. Jogjakarta.: Mitra Cendikia. Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.